BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM
BAGIAN I
URAIAN UMUM
1
h. Algemenee Voorwarden (AV).
2
yang timbul pada penyelesaian permasalahan tersebut menjadi tanggung
1.4. ASURANSI
Asuransi Tenaga Kerja
Kontraktor/Penyedia Jasa diwajibkan mengasuransikan seluruh tenaga kerja yang
dilibatkan pada perusahaan asuransi tenaga kerja sesuai dengan yang dikehendaki
dan memenuhi persyaratan.
3
BAGIAN II
LINGKUP PEKERJAAN
4
pekerja/karyawannya.
5
Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa
6
- Foto kopi Ijazah;
2.4. PERALATAN
Dalam melaksanakan Pekerjaan Review Perencanaan Pembangunan Gedung FISIP
Universitas Jenderal Soedirman, Kontraktor/Penyedia Jasa harus menggunakan alat-
alat yang bersifat khusus antara lain sebagai berikut :
.1 Beton molen 1 unit
.2 Concrete Vibrator 2 unit
.3 Dump Truck 12 ton 2 unit
.4 Stamper 2 unit
.5 Pompa air 2 unit
.6 Schafolding 1.000 unit
.7 Alat ukur Waterpas dan Teodolith masing-masing 1 unit
.8 Mobile crane 1 unit
.9 Vibrator 4 buah
Catatan : Jika tidak memiliki peralatan yang disyaratkan dapat melampirkan surat
perjanjian/bukti dukungan dari perusahaan persewaan alat.
7
a. Kontraktor/Penyedia Jasa berkewajiban menyusun dan membuat jadwal
pelaksanaan dalam bentuk bar chart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang
direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan
penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh
Kontraktor/Penyedia Jasa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dimulainya
pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus
dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai,
Kontraktor/Penyedia Jasa belum menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan,
maka Kontraktor/Penyedia Jasa harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan
sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor/Penyedia
Jasa harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana
pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal
pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Kontraktor/Penyedia Jasa bersama Konsultan Pengawas harus
menyelenggarakan rapat koordinasi persiapan pelaksanaan (kick of meeting)
menjelaskan jadwal, metoda dan sistem laporan serta evaluasi pekerjaan.
8
pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor/Penyedia Jasa tidak diizinkan untuk
9
BAGIAN III
SITUASI DAN PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. SITUASI/LOKASI
3.1.1. Lokasi proyek adalah Komplek Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jenderal Soedirman. Proyek dan lahannya akan diserahkan
kepada Kontraktor/Penyedia Jasa sebagaimana keadaannya waktu Rapat
Penjelasan. Kontraktor/Penyedia Jasa hendaknya mengadakan penelitian
dengan seksama mengenai keadaan lahan dari proyek tersebut.
3.1.2. Kekurangtelitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Jasa dan tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.
10
Kontraktor/Penyedia Jasa harus pula menyediakan penangkal petir sementara
untuk keselamatan.
3.5. KANTOR KONTRAKTOR, LOS BAHAN, HALAMAN KERJA, DAN FASILITAS LAIN
3.5.1. Kontraktor/Penyedia Jasa harus membangun kantor dan perlengkapannya, los
kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor/Penyedia
Jasa harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya, fasilitas sementara
(tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air kecil
dan besar agar tidak mencemari lingkungan.
3.5.2. Kontraktor/Penyedia Jasa harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan
rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor/Penyedia Jasa harus
menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
3.6. GUDANG
Kontraktor/Penyedia Jasa harus menyediakan gudang di tempat pekerjaan. Kualitas
yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
a. Konstruksi : rangka kayu ex Borneo, lantai plesteran, dinding plywood, dengan
memperhatikan keamanan dan kenyamanan bekerja. Tidak perlu dicat, atap asbes
gelombang.
b. Fasilitas : penerangan listrik
4. SISTEM MANAJEMEN K3
11
kecelakaankerja dan perlindungankesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan
12
a. Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh
13
terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam PertolonganPertama Pada
Kecelakaan.
4.2.5. Penerangan
Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di
ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dangang. Semua penerangan
harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau
menggunakannya. Penerangan tambahan harus disediakan untuk
pekerjaan detail, proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin.
Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan.
4.2.7. Ventilasi
Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih. Pada
kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan
beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada
kondisi lainnya, menyediakan alat pelindung nafas seperti respirator dan
pelindung mata.
14
4.2.9. Jaring Pengaman
4.2.11. Tangga
1. Jika tangga akan digunakan,harus memilih jenis tangga yang sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Menyediakan pelatihan penggunaan tangga.
3. Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan
akibat bergesernya tangga.
4. Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan.
5. Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa
tangga berada sekurang-kurangnya 1 m di atas lantai kerja.
4.2.12. Perancah
1. Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat
dibangun oleh orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder.
2. Seluruh perancah harus diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada
saat sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat
digunakan, setelah cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat
mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan
dalam jangka waktu lama.
3. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat
inspeksi.
4. Catatan tersebut harus ditandatangani oleh orang yang melakukan
inspeksi.
5. Orang yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa :
a. Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
15
b. Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan
dilengkapi dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara
lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
c. Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat
sehingga dapat mencegah perancah roboh.
d. Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin
stabilitas. Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum
diindahkan.
6. Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih
dari cacat dan telah tersusun dengan baik.
7. Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi
pergeseran.
8. Tersedia pagar pengaman dan toe board di setiap sisi dimana suatu
saat orang dapat jatuh.
9. Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material,
pastikan bahwa bebannya disebarkan secara merata.
10. Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang
menggunakan perancah yang tidak lengkap.
4.3. ELEKTRIKAL
4.3.1. Pasokan Listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat
yang memenuhi syarat :
a. Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar
konduktor tidak lebih dari 230 volt.
b. Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada
alat akan secara otomatis terputus jikaterjadi kerusakan pada earth.
c. Alat mempunyai insulasi ganda.
d. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian
rupa sehingga voltase ke earth tidak akan melebihi 55volt AC atau
e. Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual).
16
4.3.3. Inspeksi Peralatan
17
Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses
pemeraman beton dimana debu mulai terbentuk.
4.3.5.4. Asbestos
Seluruh pekerja yang terlibat harus menggunakan pakaian
overall sekali pakai atau overall yang dapat dicuci ulang.
Perlengkapan pernapasan harus selalu digunakan.
Gunakan jaring dengan lembar yang tidak lulus udara.Lakukan
uji udara sebelummenggunakan daerah kerja.
4.3.5.7. Penyimpanan
Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika
pekerjaan selesai dan disimpan jauh dari tabung.
Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah
terbakar dan sumber api.
18
4.3.5.8. Peralatan
Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan.
Selang harus diperiksa setiap hari untuk memeriksatanda
kerusakan.
Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang
harus disambung akibat adanya bagian yang rusak, gunakan
hose coupler dan hose clamps.
Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus
dipindahkan ke tempat amandan dalam udara tebuka dan
segera kontak suppliernya.
19
2. Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap
20
SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
STRUKTUR DAN ARSITEKTUR
PENJELASAN UMUM
21
h. Pekerjaan sumur dangkal;
TEMPAT PROYEK
Pekerjaan ini dilaksanakan/dilakukan di kompleks kampus Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto. Selanjutnya akan ditunjukkan pada waktu aanwijzing.
22
SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.1. Kontraktor harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berupa Kantor Administrasi Lapangan, Los Kerja
dan Gudang.
1.2. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa mengganggu
pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap
sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang lain.
1.3. Sebagai ukuran dasar + 0,00 (peil lantai dasar/lantai 1 (satu) atau dari peil (data)).
1.4. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar pelaksanaan
(bouwplank) yang harus dibuat dari bahan kayu Meranti/tahun, tebal minimum 3 cm
dengan permukaan atasnya diserut sipat dasar (Waterpass).
1.5. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut
ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk
mengadakan pengukuran ulang.
23
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan Gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
3.2. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus mengadakan
pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar konstruksi dan
harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan.
b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada perbedaan
Gambar-gambar dari Konstruksi dengan Gambar-gambar Arsitektur atau bila ada
hal-hal yang kurang jelas.
3.3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis pasir
(sesuai gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka
perlu konsultasi dengan Perencana dan Pengawas untuk mendapatkan pengarahan
lebih lanjut.
c. Lebar penggalian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm.
d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan
pengarahan "Hindarkan Kelongsoran".
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro roller hingga
mencapai kepadatan 90% Standar Proctor.
f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang
baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam
tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan
90% atas beban Pemborong.
24
buku spesifikasi ini dan gambar pondasi.
c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang
bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
d. Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali, dengan
catatan:
1) Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
2) Batu kali disusun satu per satu dengan penyangga mortar.
e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Arsitektur dan Mekanikal
Elektrikal. Jika ada kelainan/ketidakcocokan harus dikonsultasikan dengan
Perencana.
b. Syarat Pelaksanaan
1) Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
2) Adukan mempunyai komposisi minimal 1 Pc:5 Pasir dan di-beraben dengan
aduk yang sama.
4.1. UMUM
4.1.1. Ruang Lingkup
Kontraktor harus menyiapkan semua bahan, tenaga kerja, peralatan dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan tanah,
seperti tertera dalam gambar perencanaan dan spesifikasi ini, termasuk:
Semua pekerjaan pembersihan, penebasan/pembabatan
belukar/tanaman/pohon.
Semua pekerjaan galian dan urugan untuk bangunan, galian dan urugan
untuk acces road, galian dan urugan untuk pekerjaan pilecap dan sistem
perkuatan atau pengamanan galian, serta lainnya yang ditentukan oleh
Direksi Pengawas.
Verivikasi data dan lokasi, perlindungan dan pemindahan jalur utilitas yang
ada dalam lokasi proyek dengan arahan dari Direksi Pengawas.
25
4.2. BAHAN
Material yang digunakan untuk urugan kembali harus tanah merah yang bersih dari
sampah, akar-akar pohon, tanaman, kayu, lempung, material organik, logam atau
bahan-bahan yang dapat lapuk (decompose) dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi Pengawas sebelum dipergunakan.
4.3. PELAKSANAAN
4.3.1. Galian
Galian harus dilakukan sesuai dengan kedalaman dan kemiringan sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan. Tanah hasil galian yang
tidak dipakai untuk beban urugan harus segera dibuang ke luar dari lokasi
proyek.
Dasar galian harus rata, bebas dari akar pohon, tanah yang gembur dan
bebas dari genangan air. Untuk stabilitas lereng, Kontraktor harus membuat
rencana sistem saluran drainage untuk air permukaan dan di bawah
permukaan disertai dengan data-data pendukung dan perhitungan teknis dan
diajukan kepada Direksi Pengawas untuk mendapat persetujuan sebelum
pekerjaan dimulai.
26
berlapis, sehingga dicapai suatu lapisan setebal 30 cm dalam keadaan padat.
Khusus untuk celah antara talud batu kali dan dinding basement, material
urugan harus menggunakan pasir.
Daerah urugan yang terganggu harus dipadatkan dengan alat pemadat atau
compactor yang disetujui Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan sampai
mencapai hasil kepadatan lapisan 30 cm di bawah elevasi rencana tidak
kurang dari 85% dari kepadatan maksimum hasil laboratorium untuk daerah
jalan orang dari taman dan 95% untuk daerah pavement (perkerasan).
Penelitian kepadatan lapangan dilakukan sesuai prosedur ASTM D1556-70
atau prosedur ain yang disetujui Direksi Pengawas.
5.1. UMUM
a. Pekerjaan pondasi harus dilaksanakan oleh Pelaksana yang berpengalaman dalam
pembuatan pondasi footplat, agar supaya syarat daya dukung terhadap beban
tertentu pada keadaan tanah tertentu dapat dipenuhi.
b. Kontraktor harus menyerahkan bukti tertulis bahwa tenaga-tenaga pelaksanaan
yang bersangkutan mempunyai pengalaman yang memenuhi syarat.
c. Kontraktor bertanggung jawab untuk pembuatan pondasi footplat sedemikian rupa
sehingga ukuran, jumlah dan lokasi sesuai dengan gambar rencana yang telah
disetujui oleh Perencana.
27
d. Sumuran harus ditempatkan sampai kepada lapisan tanah keras pada kedalaman
5.2. PENGGALIAN
a. Penggalian harus dilaksanakan sampai ke lapisan dan kedalaman sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam gambar rencana pondasi dan harus mendapat
persetujuan dari Pengawas.
b. Laporan penggalian mencakup pelaksanaan setiap lubang pondasi sumuran
mengenai semua ukuran, dimensi, kedalaman penggalian, klasifikasi tanah yang
dikeluarkan dari lubang penggalian, dan semua data-data penting selama pekerjaan
penggalian.
c. Setiap bahan-bahan yang terlepas dan yang mengendap pada dasar lubang
footplat, yang akan mempengaruhi penempatan pondasi footplat harus dibuang
(cleaning) sesuai dengan petunjuk Pengawas.
28
dianggap memenuhi syarat apabila dipenuhi semua kriteria yang disyaratkan dalam
5.6. LAPORAN
a. Kontraktor harus mempersiapkan laporan lengkap tentang setiap pondasi footplat
yang dicor dan harus menyerahkan 3 (tiga) copy laporan pelaksanaan pondasi
footplat yang telah ditanda-tangani oleh Pengawas setiap hari.
b. Laporan pembuatan pondasi footplat harus mencakup kedalaman galian, ukuran
pondasi footplat, permukaan air di dalam lubang footplat terhadap muka tanah,
lapisan tanah yang digali dan lapisan tanah pada saat penggalian dihentikan, hasil
pengujian terhadap tanah yang bersangkutan (bila dilakukan) dan hal-hal lain yang
diperlukan oleh Pengawas. Usulan formulir laporan pondasi harus diajukan untuk
disetujui oleh Pengawas sebelum pekerjaan penggalian dimulai.
6.1. UMUM
29
6.1.1. Ruang Lingkup
Kontraktor harus menyiapkan semua bahan dan tenaga kerja yang diperlukan
untuk perencanaan, pelaksanaan dan pembongkaran semua cetakan dan
perancah beton cor yang diperlukan.
6.1.2. Gambar Kerja
Kontraktor yang membuat dan mengajukan perhitungan perencanaan struktur
dan gambar kerja pekerjaan cetakan dan perancah kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
6.1.3. Standard
Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus, harus
memenuhi standar yang umum dipakai di Indonesia; PBI 1971 NI-2, SNI 03-
2847-2002 (Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung).
Jika persyaratan yang tersebut di atas tidak cukup memadahi, maka
konstruksi harus disesuaikan dengan standar Internasional yang diakui dan
dapat diterima oleh Direksi Pengawas.
6.2. BAHAN
Cetakan dapat dibuat dari balok kayu, waterproofed plywood atau pelat baja dengan
pengaku atau bahan lain yang dapat menghasilkan permukaan beton yang diinginkan.
Perancah dapat dibuat dari pipa baja, baja profil atau konstruksi lainnya yang mampu
mendukung berat cetakan, beton basah, besi tulangan, beban pelaksanaan, beban
angin, dan bahan-bahan lainnya yang mungkin terjadi selama pelaksanaan.
Bila tidak ditentukan lain dalam gambar, cetakan balok dan pelat dibuat dengan
“camber” (anti lendut) sebagai berikut:
Balok dan pelat = 0.2 % dari bentang pada tengah bentang
Cantilever (balok dan pelat) = 0.4 % dari bentang pada ujung bebas kantilever
Cetakan harus diberi pengaku dan ikatan yang cukup sehingga tidak berubah
kedudukan dan bentuknya selama pengecoran beton. Khusus untuk cetakan kolom,
dinding dan balok tinggi harus disiapkan “lubang/bukaan” sementara pada sisi bawah
cetakan untuk menyingkirkan kotoran (serbuk gergaji, potongan kayu, kawat pengikat
30
dan lainnya) sebelum pengecoran beton dimulai. Pekerjaan pengecoran beton boleh
dilaksanakan hanya setelah diinspeksi dan disetujui oleh Direksi Pengawas. Namun
demikian bila ada cetakan dan perancah/bekisting yang menurut Direksi Pengawas
membahayakan atau tidak memadai selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung,
maka Direksi Pengawas dapat menginstruksikan kepada Kontraktor untuk
memperkuat/memperbaiki atau membongkar dan mengulangi pekerjaan beton yang
sudah dilaksanakan tersebut. Semua biaya yang timbul merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
Perancah harus diinspeksi secara rutin selama pengecoran beton berlangsung untuk
mengetahui lebih dini jika terjadi perlemahan pada sistem cetakan dan perancah yang
dapat menyebabkan terjadinya perubahan kedudukan, ketidakstabilan dan perubahan
bentuk. Jika hal ini terjadi, pekerjaan pengecoran harus segera dihentikan dan
Kontraktor diwajibkan untuk memperkuat, memperbaiki atau membongkar dan
mengulangi pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan tersebut jika kerusakan tidak
dapat diperbaiki. Semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Cetakan harus kokoh dan cukup kedap air, sehingga adukan atau air semen tidak keluar
dari beton (tidak bocor) dan tidak timbul sirip. Cetakan harus terbuat dari bahan-bahan
yang tidak mudah menyerap air dan harus dapat dilepaskan dengan mudah tanpa
menyebabkan kerusakan pada beton pada saat pembongkaran dan tanpa harus
memindahkan penunjang utama yang masih diperlukan selama waktu perawatan. Bila
digunakan bahan untuk pelepas cetakan (form release agent), pelaksanaannya harus
sebelum pemasangan besi tulangan dan tidak boleh berlebihan. Bilamana besi tulangan
dan/atau permukaan beton lama pada sambungan cor terkontaminasi oleh release
agent ini, maka harus dibersihkan dengan baik untuk menghindari hilangnya rekatan
beton dengan besi tulangan atau beton lama akibat bahan tersebut.
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan ukuran, bentuk dan kedudukan vertikal
maupun kedudukan horizontal, dan harus dilengkapi dengan block-out untuk lubang-
lubang atau opening, chamfer dan detail-detail lainnya yang ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana arsitektur, struktur, Mekanikal dan Elektrikal. Kecuali bila ditentukan lain
dalam gambar arsitektur, sudut balon yang terekspos harus di-chamfer 20 mm.
Toleransi dari permukaan cetakan untuk struktur beton bertulang adalah sebagai
berikut:
Terhadap kelurusan vertikal (plumbness) untuk kolom dan dinding:
Untuk setiap 3 meter ............................................................................. 5 mm
Untuk panjang keseluruhan (maksimal) ................................................. 25 mm
Terhadap ketinggian/level untuk sisi bawah pelat, balok, kolom dan dinding:
Untuk setiap 3 meter .............................................................................. 5 mm
Untuk setiap bentang atau 6 meter ........................................................ 10 mm
Untuk panjang keseluruhan (maksimal).................................................. 20 mm
31
Terhadap ukuran penampang kolom, balok, ketebalan dinding dan pelat:
Plus ........................................................................................................ 12 mm
Minus ..................................................................................................... 5 mm
Terhadap ukuran dan pondasi bukaan atau sleeve di balok, pelat dan dinding:
Plus/minus ............................................................................................. 5 mm
Terhadap kelurusan garis bangunan dari posisi rencana pada denah, posisi kolom,
dinding dan partisi:
Untuk setiap bentang ............................................................................. 12 mm
Untuk setiap 6 meter .............................................................................. 12 mm
Untuk keseluruhan.................................................................................. 25 mm
Pipa, saluran listrik (conduit), angkur, gantungan, sisipan dan lain-lainnya yang akan
ditanam dalam beton dan perlengkapan untuk membuat lubang sleeve harus dipasang
pada posisi yang benar dan kokoh agar tidak bergerak selama pelaksanaan
pengecoran beton. Penempatan pipa dan saluran listrik harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dan tidak menyebabkan
pemindahan atau pembengkokan besi tulangan. Pembengkokan dan pemindahan besi
tulangan untuk memudahkan pemasangan pipa atau saluran harus dengan izin Direksi
Pengawas. Pipa-pipa dan bagian-bagiannya yang terbuat dari alumunium tidak boleh
ditanam dalam beton, kecuali apabila ditutup dengan lapisan yang efektif dapat
mencegah terjadinya reaksi kimia antara alumunium dengan beton dan/atau dapat
mencegah proses elektrolisa antara alumunium dengan baja. Pelaksanaan pekerjaan
pemasangan benda-benda yang tertanam dalam beton harus sesuai dengan ketentuan
dalam Bab 8.3 dari SNI 03-2847-2002.
6.6. PEMBONGKARAN
Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus dilepas dengan tenaga
statis, tanpa goncangan atau getaran yang dapat menyebabkan kerusakan pada
beton. Bekisting/cetakan kolom, dinding dan sisi balok yang tidak memikul berat beton
dilepas segera setelah beton cukup keras dan tidak rusak akibat pembongkaran
cetakan minimal 24 jam setelah pengecoran.
Bekisting/cetakan dan perancah yang memikul berat beton balok, pelat dan elemen
struktur lainnya hanya boleh dibongkar setelah beton mencapai minimal 75% kekuatan
yang disyaratkan, Direksi Pengawas akan memberikan persetujuan pembongkaran
cetakan dan perancah berdasarkan hasil pemeriksaaan benda uji dan perhitungan
kekuatan.
Segera setelah pembongkaran cetakan, pelat dan balok harus segera ditunjang penuh
(reshore) dan pada saat pemasangan reshore tidak diizinkan ada beban hidup yang
bekerja pada area tersebut. Reshore harus tetap di tempat sampai beton mencapai
kriteria kekuatan umur 28 hari dan sampai seluruh pekerjaan pengecoran beton 2
lantai atau lebih di atas lantai tersebut selesai dilaksanakan. Reshoring harus
32
direncanakan dengan baik sehingga tidak menyebabkan terlampauinya beban izin
yang dapat dipikul oleh beton pada saat itu dan beban hidup rencana lantai-lantai di
bawahnya akibat distribusi berat beton basah, bekisting, dan beban konstruksi.
Dianjurkan agar minimal 1 lantai “shored” dan 2 lantai “reshored”. Perencanaan
pekerjaan reshoring harus diarahkan dan disetujui oleh Direksi Pengawas sebelum
dilaksanakan.
Apabila penumpu untuk pelat dan balok dibongkar setelah hari ke-14, panel pelat dan
balok harus tetap ditunjang setempat yang posisinya harus direncanakan dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
Pemakaian ulang cetakan hanya diizinkan bilamana material cetakan masih dalam
kondisi bersih, permukaan tidak cacat dan tidak ada tambalan, masih dapat dibuat
kedap air dan disimpan dengan baik.
6.8. WATERSTOP
Swellable waterstop tipe hydrophilic butyl rubber waterstop, harus digunakan pada
setiap sambungan pengecoran (construction joint) element struktur yang berada di
bawah tanah dan yang berhubungan dengan air. Pemasangan swellable waterstop
tersebut harus dengan adhessive atau mekanis agar tidak lepas selama pengecoran
beton dan harus pada posisi sesuai dengan rekomendasi dari pihak manufaktur.
Internal PVC waterstop tidak diizinkan.
7.1. UMUM
7.1.1. Ruang Lingkup
Kontraktor harus menyiapkan semua bahan dan tenaga kerja yang diperlukan
untuk membengkokkan dan memasang pembesian sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar rencana dan dijelaskan di dalam spesifikasi.
Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki
ayam untuk penyanggah tulangan agar didapat ketebalan penutup atau
selimut beton yang akurat, penyediaan dan pemasangan batang-batang
“dowel” atau angkur-angkur yang ditanam dalam beton seperti yang
disyaratkan dalam gambar dan segala hal lainnya yang perlu untuk
menghasilkan pekerjaan beton yang baik.
33
detail, catatan-catatan gambar dan peraturan atau standar yang berlaku
7.2. BAHAN
Besi beton yang dipakai adalah besi beton ulir (deformed bar) dengan tegangan leleh
400 MPa (BJTS-40) yang memenuhi ketentuan SNI 07-2052-1997 seperti yang tertera
di dalam gambar dengan ukuran diamter dalam metrik
Semua besi beton harus berasal dari pabrik yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas
dan setiap pengiriman baja tulangan harus disertai sertifikat hasil uji tarik, lengkung
dan komposisi kimia dari pabrik (mill certificate).
Untuk setiap pengiriman atau maksimal 100 ton harus diambil secara acak 3 benda uji
untuk setiap jenis ukuran dimana 2 benda uji untuk pengujian tarik dan satu benda uji
untuk pengujian lengkung di laboratorium independen yang ditunjuk oleh Pengawas.
Bilamana dianggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk menembah jumlah
benda uji tersebut.
7.4.1. Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari kotoran, minyak, dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang dapat merusak atau mengurangi daya
ikat. Bila pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan
dibersihkan.
34
7.4.2. Pemasangan
Pembesian harus dipasang dan dirangkai (di-stel) dengan cermat sesuai
dengan gambar dan diikat dengan kawat atau jepitan yang sesuai pada
persilangan, dan harus ditunjang oleh penumpu logam dan/atau penggantung
logam, sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
Jepitan atau penumpu logam tidak boleh diletakkan menempel pada bekisting
dan kawat beton harus dibengkokkan ke arah dalam bekisting, sehingga
diperoleh selimut beton yang telah ditentukan.
35
Pelat dan Dinding ................... 2,0 cm
7.4.4. Sambungan
Bilamana tidak ditentukan lain, sambungan pembesian harus dibuat
dengan”overlap” sesuai dengan tabel panjang lewatan yang tercantum dalam
gambar Standar Detail. Panjang overlap penyambungan untuk diameter yang
berbeda, harus didasarkan pada diameter yang besar.
36
- Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan
ikatan-ikatan ....................................................................... ± 0,6 cm
8.1. UMUM
8.1.1. Ruang Lingkup
Kontraktor harus menyiapkan semua gambar kerja, bahan dan tenaga kerja
yang diperlukan.
37
Kontraktor harus memperbaiki gambar-gambar kerja sesuai dengan semua
8.1.3. Standar
Semua bahan dan konstruksi harus memenuhi standar (edisi terbaru) yang
umum dipakai di Indonesia : SNI 03-2847-2013 (Tata Cara Perhitungan
Struktur Umum Bahan Bangunan), NI-8 (Peraturan Semen Portland
Indonesia), SII (Standar Industri Indonesia), ACI-318 (Building Code
Requirement for Reinforced Concrete), ACI-301 (Specification for Structural
Concrete for Buildings), ACI 304 (Recomended practice for measuring, mixing
and transporting and placing concrete) dan ASTM (American Society for
Testing and Materials).
8.2. BAHAN
8.2.1. Portland Cement (PC)
Semua PC yang digunakan harus sement portland tipe 1 yang memenuhi
persyaratan Portland Cement yang ditentukan dalam Bab 3.2, SNI 03-2847-
2013.
PC harus disimpan dengan baik, dihindarkan dari kelembaban, tidak
berhubungan langsung dengan tanah dan terlindung dari pengaruh cuaca
sampai tiba saatnya untuk dipakai. Semen curah harus disimpan dalam
konstruksi silo. PC yang telah mulai menggumpal atau yang telah disimpan
lebih dari 60 hari tidal boleh digunakan.
Kontraktor harus menggunakan jenis dan merk semen yang sama dengan
yang digunakan dalam menentukan campuran beton dan telah diuji pada saat
pembuatan campuran beton percobaan (trial design mix).
8.2.2. Agregat
Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil disintergrasi alami dari batuan-batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Ukuran
maksimum agregat tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi
cetakan, 1/3 ketebalan pelat lantai, atau ¾ jarak bersih antara tulangan atau
tendon prestress. Agregat kasar harus keras, bersih dan tidak berpori, jumlah
butir-butir pipih tidak lebih dari 20%, bersifat kekal (tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh cuaca) dan tidak mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap
berat kering) dan bahan lain yang merusak beton, seperti zat-zat reaktif alkali.
Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari
batuan-batuan atau berupa pasir batuan yang dihasil oleh alat-alat pemecah
batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, tahan lama dan
bersih serta tidak mengandung lumpur (yang dapat melalui ayakan 0.063 mm)
lebih dari 5% (terhadap berat kering). Kalau lebih maka agregat halur harus
dicuci. Distribusi ukuran partikel agregat halus harus seperti yang tercantum
dalam Bab 3.3, PBI 1971 (NI-2). Pasir laut tidak boleh digunakan dalam
38
campuran beton.
Agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi syarat yang terdapat pada
Bab 3.3, SNI 03-2847-2013 dan Bab 3.3, 3.3 dan 3.5, PBI 1971 (NI-2).
8.2.3. Air
Air yang digunakan pada campuran beton harus memnuhi syarat-syarat yang
terdapat pada Bab 3.4 SNI 03-2847-2013. Air harus bersih, tidak mengandung
minyak dan bebas dari bahan organik, asam, alkali, garam dan kotoran lain
dalam jumlah yang cukup besar yang dapat merusak beton dan besi tulangan.
Apabila terdapat keraguan mengenai kualitas air, harus dilakukan tes
laboratorium untuk mendapatkan kepastian tentang kelayakan air.
Atas pilihan Kontraktor dan persetujuan dari Direksi Pengawas suatu bahan
pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur
pengerasan beton (akselerator/retander) atau efek pengurangan air (water
reducing admixture).
Mutu beton yang dipergunakan seperti yang tercantum dalam gambar perencanaan
struktur, yaitu:
Pondasi Footplat................................................... fc’ = 20.75 Mpa (K-250)
Struktur Atas ........................................................ fc’ = 20,75 Mpa (K-250)
39
8.3.2. Perbandingan air-semen (W/C)
Untuk setiap pengiriman harian beton ready-mixed dari satu batch yang dipilih
secara acak harus diambil benda uji silinder:
40
Setiap nilai rata-rata dari 3 (tiga) uji kuat tekan yang berurutan mempunyai
nilai yang sama atau lebih besar dari nilai fc’ yang disyaratkan.
Tidak ada nilai uji kuat tekan mempunyai nilai di bawah fc’ lebih dari 3.50
Mpa jika fc’ 35 Mpa atau kurang; atau lebih dari 0,1 fc’ jika fc’ lebih dari 35
Mpa.
Bilamana unutk keperluan penentuan pembongkaran bekisting atau keperluan
lainnya dibutuhkan hasil tes beton umur 3 hari, maka harus dibuat benda uji
tambahan untuk keperluan tersebut di luar jumlah yang ditentukan di atas.
Khusus untuk beton kolom dan dinding geser (elemen vertikal) harus
dilakukan tambahan tes tekan beton umur 3 hari. Oleh karena itu setiap set uji
untuk beton kolom dan dinding geser (core wall) harus terdiri dari 5 silinder,
satu benda uji digunakan untuk percobaan kekuatan beton umur 3 hari, satu
benda uji digunakan untuk percobaan kekuatan beton umur 7 hari dan 2
benda uji untuk umur 28 hari, dan benda uji ke lima harus disimpan sebagai
cadangan.
Setiap kali, jika kekuatan beton umur 7 hari kekuatannya kurang dari 70% dari
kekuatan beton umur 28 hari, maka Kontraktor harus segera memerintahkan
mengecek ulang campuran yang dipakai dan, jika perlu, membuat design mix
beton yang baru dan menyerahkannya ke Direksi Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
Campuran yang dipakai (mix design) dapat diubah bilamana menurut
pendapat Direksi Pengawas perubahan tersebut memang perlu atau patut
untuk mendapatkan pekerjaan yang memenuhi syarat kepadatan, kekedapan,
penyelesaian permukaan dan kekuatannya.
Core test dengan diameter 4” (10 cm) dengan metode sesuai dengan SNI
03 – 2492 – 2002 – Metode pengambilan dan pengujian beton inti, dan SNI
03 – 3403 – 1994 – Metode pengujian kuat tekan beton inti pengeboran
atau ASTM C42. Beton di daerah yang diwakili oleh uji beton inti akan
dianggap memenuhi syarat jika kuat tekan rata-rata dari tiga beton inti
adalah minimal sama dengan 85% fc’ rencana dan tidak ada satupun beton
inti yang kuat tekannya kurang dari 75% fc’ rencana.
8.4. KEKENTALAN
41
Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup dan tidak boleh
melebihi yang disyaratkan. Waktu pengadukan beton harus diambil tetap dan normal,
sehingga menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan-bahan yang
terpisah satu sama lain.
Kekentalan adukan beton harus ditetapkan menurut percobaan “Standard Test Method
for Slump of Portland Cement concrete” (ASTM C143) atau “Percobaan slump Portland
Cement Beton” (PBI-NI-2-1971) dengan sampel yang diambil dari corong pengecoran
atau pipa concrete pump.
42
Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan sebelum semua air yang masuk
8.7.2. Pengecoran
Kontraktor harus memberikan pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pengawas
24 (dua puluh empat) jam sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.
Seluruh pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian, pemasangan benda-benda
yang tertanam dalam beton harus sudah selesai dan sudah disetujui oleh
Pengawas sebelum pengecoran.
Dalam cuaca normal adukan beton harus sudah dituang/dicor tidak lebih dari 90
menit sejak ditambahkannya air dalam campuran semen dan agregat, tetapi
dalam cuaca yang sangat panas (di atas 350C) tidak boleh lebih dari 60 menit,
kecuali digunakan retarder.
Batas temperatur beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui
380 C, kecuali untuk beton massa (raft/pilecap dinding geser/core wall dengan
ketebalan lebih dari 2500 mm) batas temperature maksimum adalah 340C.
Beton harus dicor sedekat mungkin ke posisi akhir untuk menghindari segresi
akibat pengaliran. Beton tidak boleh didorong atau dialirkan lebih dari 2 (dua)
meter dalam arah mendatar.
Tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter di bawah ujung
corong, saluran atau kereta dorong pengecoran.
Beton di dalam bekisting harus dicor berupa lapisan horizontal yang merata
tidak lebih dari 300-500 mm dalamnya dan harus diperhatikan agar terhindar
terjadinya lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang miring,
kecuali diperlukan untuk bagian konstruksi miring. tiap lapisan harus dicor pada
waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak (belum set).
43
Beton yang telah mengeras sebagian, beton yang terkontaminasi oleh bahan
lain dan beton yang ditambah air di lapangan tanpa persetujuan Direksi
Pengawas tidak boleh digunakan.
Pengecoran harus dilakukan secara menerus hingga mengisi secara penuh
sampai batas panel atau penampang yang direncanakan.
Jika metode pelaksanaan pengecoran tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2013, maka Kontraktor harus mengajukan
usulan tersebut 14 hari sebelum pelaksanaan dimulai untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas.
44
Apabila tempat sambungan pelaksanaan pada pelat dan balok tidak ditunjukkan dalam
45
patching mortar atau dibongkar dan diganti. Perbaikan baru boleh dikerjakan
setelah ada persetujuan dari Direksi Pengawas atas usulan metode perbaikan
yang diajukan Kontraktor. Lubang bekas batang pengikat cetakan (from ties)
harus diisi (di-grouting). Permukaan beton yang mengalami perbaikan
tersebut harus dirawat sebagaimana disyaratkan atau diperlukan untuk beton.
8.12.2. Bahan
Seluruh pelat lantai basement terendah dan dinding basement harus
digunakan campuran kedap air dalam beton tipe krystalin setara dengan
kualitas TamSeal Adimix ex-TAM atau Penetron Adimix ex Penetron yang
memenuhi persyaratan DIN 1045, atau tipe hydropobic dengan batasan water
absorption tidak boleh lebih dari 1.05% (BS 1881 Part 122), setara dengan
kualitas TamSeal Hydroproof Ex-TAM atau 3 CC ex Cement Aid.
Untuk pelat lantai daerah basah harus digunakan tipe surface applied
crystalline cementitious waterproofing setara dengan kualitas TamSeal 20 atau
Penetron Slurry Ex-Penetron.
Untuk area non-moving construction joint daerah basement harus digunakan
tipe controlled expansion hydrophilic sealant waterstop setara dengan kualitas
TamSeal BR atau penebar SW 55 ex-Penetron.
Untuk area non-moving construction joint daerah pelat lantai external (ground
floor) dan pelat lantai atap harus digunakan tipe rapid expansion hydrophilic
butyl sealant waterstop setara dengan kualitas Tamseal BR atau Penebar SW
45 ex-Penetron.
Untuk pelat lantai eksternal (Lantai 1) dan pelat lantai atap harus digunakan
tipe spray applied liquid sub-surface concrete sealer waterproofing setara
dengan kualitas TamSeal 23E atau Peneseal Pro Ex Penetron.
Kontraktor harus mengajukan contoh dari bahan yang akan dipakai untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.
8.12.3.Pelaksanaan
Pencampuran bahan kedap air integral harus dilakukan di batching plant
berdasarkan prosedur dan petunjuk serta pengawasan dari pabrik pembuat
bahan tersebut.
46
Pemasangan bahan kedap air harus didasarkan pada prosedur dan petunjuk
47
boleh disingkirkan setelah perbedaan temperatur antara dalam beton,
Gambar kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan semua detil
termasuk tipe dan ukuran dari komponen baja struktur, lokasi dan detail
sambungan, dan mengajukannya kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
48
Semua bahan dan kontruksi harus memenuhi standar yang umum dipakai
di Indonesia : PPBI-1984 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia), JIS, AISC, ASTM, dan ASW.
9.3. BAHAN
Semua profil baja, pelat baja dan baja struktur lainnya, harus baru dan semua bermutu
BJ37 (atau SS41) dimana tegangan putus (fu) = 3700 kg/cm 2, tegangan leleh (fy) =
2400 kg/cm2 dan tegangan tarik izin = 1600 kg/cm2.
Baut yang dipergunakan adalah jenis HTB-A 325 dimana tensile stress minimum (fu) =
8437 kg/cm2 (120 000 psi), yield stress minimum (fy) = 6468 kg/cm2 (92 000 psi).
Elektroda atau kawat las untuk konstruksi baja harus memenuhi ketentuan dalam AWS
D 1.1 dan hanya elektroda seri E-70 xx yang boleh dipakai.
Bahan harus disimpan dan disusun dengan rapi sehingga dapat dengan mudah untuk
dilihat bentuk dan ukurannya.
9.4. PABRIKASI
9.4.1. Sedapat mungkin semua baja struktur dibuat di pabrik/workshop dan tidak
boleh cacat atau karat. Kontraktor harus menjamin ketepatan pengukuran
dilapangan, fabrikasi dan pemasangan
9.4.2. Sambungan las hanya diperbolehkan jika dinyatakan pada gambar kerja yang
telah disetujui. Semua las harus terdiri dari komposisi yang merata, halus,
rapih, berkekuatan penuh serta cukup kenyal, harus bebas dari “porosity” dan
harus dibuat dengan teknik kerja yang menjamin pembebanan muatan yang
merata pada seluruh potongan las disertai pencegahan kemungkinan
terjadinya eksentrisitas pada las logam sekelilingnya. Pengelasan harus
dilaksanakan secara menerus sepanjang garis singgung, kecuali jika
disyaratkan untuk pelaksanaan dengan “intermitten weld” atau “track weld”
pada spesifikasi.
9.4.3. Semua pengelasan harus dilaksanakan oleh tukang las yang kompeten,
berpengalaman dan telah mempunyai sertifikat kualifikasi.
9.4.4. Pengelasan yang dilakukan dengan urutan yang tidak menyebabkan
timbulnya peregangan yang berlebihan dan tegangan sisa, serta dapat
menghasilkan hasil pengelasan yang sempurna. Uji ultrasonik harus dilakukan
untuk penerimaan pekerjaan las untuk hasil pengelasan di lapangan dan
pengelasan di workshop.
9.4.5. Lubang-lubang baut dan lubang-lubang angkur pada pelat dasar dan pelat
bearing harus dibuat di pabrik/workshop dengan menggunakan mesin bor.
Ukuran lubang baut HTB yang berdiameter 20 mm atau lebih kecil adalah
diameter baut ditambah 1.0 mm dan yang berdiameter lebih besar dari 20 mm
adalah diameter baut ditambah 1.5 mm.mesin pons boleh dipergunakan untuk
pelat dengan ketebalan maksimum 10 mm. Kontraktor tidak boleh berubah
atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seizin Pengawas. Membuat
lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
9.4.6. Permukaan tumpuan (bearing surface) harus betul-betul rata dan memiliki
kontak penuh.
9.4.7. Toleransi untuk fabrikasi material harus sesuai dengan AISC “code of standard
49
practice”.
9.4.8. Pemotongan setiap bahan harus tegak lurus sumbu, kecuali ditentukan lain
dalam gambar. Semua bekas pemotongan besi harus bersih, rapi dan rata.
Pemotongan dengan gas harus menggunakan alat potong gas otomatis.
Penyusutan dan deformasi harus dipertimbangkan dalam menentukan ukuran
pemotongan.
9.4.9. Semua baja sruktur harus diberi cat dasar di pabrik/workshop dengan cat
dasar yang disetujui oleh Direksi Pengawas sebelum dikirim ke lapangan,
kecuali pada bagian sambungan dan sisi atap top flange yang akan menyatu
dengan pelat beton. Sebelum di cat, semua baja harus kering dan dibersihkan
dari kotoran, minyak, debu dan karat dengan sikat kawat atau cara lain yang
disetujui oleh Direksi Pengawas. Pengecatan lapis akhir hanya dilakukan
bilamana disyaratkan oleh Perencana Arsitektur.
9.4.10. Penyimpanan baja konstruksi harus berada di atas penunjang, tidak boleh
langsung berada di atas tanah, dan harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-
kerusakan, abrasi atau korosi.
9.4.11. Semua struktur baja harus diberi lapisan tahan api dengan ketahanan 2 jam
kebakaran.
9.5. PEMASANGAN/ERECTION
9.5.1. Kontraktor harus memberitahu Pengawas rencana pengiriman konstruksi
baja dan menjamin bahwa setelah di lapangan, konstruksi baja tersebut
dapat disimpan dengan baik dan tetap terjaga, tidak rusak dan kotor.
Bilamana ternyata yang dikirim menjadi cacat, rusak dan bengkok,
Kontraktor harus mengganti dengan yang baru. Penempatan konstruksi baja
di lapangan harus diatur demikian hingga dapat memudahkan pekerjaan
erection.
9.5.2. Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan
angkur-angkur kolom baja dan memberitahu kepada Direksi Pengawas
metode dan urutan pelaksanaan erection untuk mendapat persetujuan.
Pemasangan angkur-angkur kolom harus diberi perhatian khusus dimana
jarak-jarak/kedudukan angkur-angkur harus tepat dan akurat untuk
mencegah ketidakcocokan dalam erection. Untuk itu harus dijaga agar
selama pengecoran, angkur-angkur tersebut tidak geser.
9.5.3. Semua peralatan, termasuk penunjang sementara dan perancah, yang
diperlukan untuk pemasangan konstruksi baja harus disediakan oleh
Kontraktor dalam keadaan cukup dan baik di lapangan.
9.5.4. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di
lapangan. Untuk ini Kontraktor harus menyediakan pelindung kepala/helm,
ikat pinggang pengaman/safety belt, sarung tangan, safety shoe dan
pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuang-ketentuan dari instansi
yang berwenang.
9.5.5. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga
ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan
bertanggung jawab atas pekerjaan erection. Tenaga ahli untuk mengawasi
pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
50
9.5.6. Penempatan konstruksi baja di lapangan harus diatur sedemikian hingga
51
PASAL 10. PEKERJAAN PASANGAN
Bilamana terdapat bahan yang tidak dapat sesuai standar tersebut di atas
maka Direksi dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada di pasaran lokal
dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan.
Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air yang
rendah.
52
Seluruh permukaan datar/rata tidak melengkung, tanpa cacat/berlubang
ataupun mengandung kotoran, sudut-sudutnya tidak tumpul.
Ukuran seragam dengan standar nominal.
Mutu setaraf produksi/lokal dengan persetujuan Direksi.
10.4.3. Bahan untuk adukan, plesteran dan acian
Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunakan untuk adukan harus
memenuhi ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku RKS
ini ataupun dalam SKSNI T-15-1991-03.
53
benar-benar verikal, datar, rata, tidak melengkung atau bergelombang.
54
12.1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerja yang
55
Pemborong.
12.2.11. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
12.2.12. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban
selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari
pekerjaan lain.
12.2.13. Plint keramik terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan
siar-siarnya bertemu dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang
sama pula.
56
12.4. Pekerjaan Pelapis Lantai Vynil
57
(EN 15052), dan material 100% daur ulang.
58
Vinyl harus disimpan dalam posisi tegak lurus terhadap lantai (vertikal), dan
o
temperatur minimal 10 Celsius.
Bersih. Jika dasar lantai ini terkontaminasi dengan zat yang akan
mencegah perekat untuk menempel ke dasar lantai, maka kontaminan
harus dibersihkan. Permukaan harus benar benar bersih dari debu-debu
halus, lemak, minyak, dan kotoran lainnya.
Halus. Lantai harus halus, tidak ada sisa-sisa beton, kepala mortar, paku
ataupun sekrup. Semua celah, pori-pori, keretakan dan lubang harus diisi,
sehingga lantai menjadi halus.
Rata. Selain halus, dasar lantai harus rata, tidak bergelombang. Rigid.
Dasar lantai harus rigid/kaku, tidak lentur/bergerak, tidak gembur, tidak
retak-retak.
Screeding
Setelah selesai pekerjaan screeding dan pekerjaan lainnya sesuai
dengan persyaratan pada pasal 3, tahapan pemasangan vinyl dapat
dilakukan.
Leveling
Leveling dilaksanakan sebanyak 3 s/d 4 lapis. Antara tahap 1 dan tahap
berikutnya dilakukan dengan arah yang menyilang dan biarkan sampai
kering. Bahan leveling terdiri dari Polymer dan semen.
Pengamplasan
Pengamplasan dilakukan setelah lapisan terakhir kering, kemudian
dibersihkan dari debu, pasir dan komponen debu bangunan.
59
Vinyl dipasang dengan menggunakan bahan lem yang direkomendasikan
oleh pabrik.
12.4.7. Sambungan (welding)
Untuk menjaga higienitas, setiap ada celah/sambungan vinyl harus dilas
dengan bahan dari PVC yang sama. Sambungan harus dilaksanakan paling
tidak 24 jam setelah pemasangan vinyl.
Proses pengelasan dilakukan dengan cara memotong pinggiran pada
kedua sisi vinyl yang akan disambung dengan pisau khusus (berbentuk
lingkaran atau hasil irisan pisaunya berbentuk setengah lingkaran) dengan
kedalaman 2/3 dari tebal wearlayer.
Setelah itu, tali welding (welding rod) dipanaskan dengan mesin welding
dan setelah mencapai tingkat kepanasan tertentu, welding rod
dipasangkan pada alur vinyl yang sudah diiris sehingga dengan
sendirinya welding rod akan merekat dan merekatkan kedua sisi vinyl.
Setelah welding rod merekat, kemudian biarkan welding rod kembali dingin
(sampai suhu kamar), lalu tonjolan welding rod dipotong dengan spatula
(pisau khusus) sampai permukaannya sama (rata) dengan vinyl.
12.4.8. Pemolesan
Setelah vinyl benar-benar bersih dari semua kotoran langkah terakhir adalah
pembersihan dan pemolesan. Bahan poles adalah yang telah
direkomendasikan oleh pabrik.
60
Warna : Harus sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan atau Pemilik
Proyek.
Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak maupun
cacat.
Pekerjaan pemasangan lantai keramik bisa dimulai dan dilaksanakan apabila
Pemborong telah membawa contoh-contoh keramik dan telah disetujui.
Sebelum pemasangan keramik tile lantai, terlebih dahulu dipasang pasir urug,
minimal setebal 10 cm, selanjutnya dibuat lantai kerja minimal tebal 5 cm campuran
1:3:5.
Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong. Bekas
potongan harus di-gerinda dan di-ampelas sampai halus dan rata. Perlu dihindari
pemotongan keramik yang < 1/2 x lebar/panjang ukuran standar.
Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1Pc:3Ps dan ditambah
bahan perekat.
Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna keramik
yang digunakan.
Apabila hasil pemasangan keramik tile tidak rapi, tidak membentuk garis lurus,
retak dan hasil bergelombang, Pemborong harus mengganti/mengulangi pekerjaan
dengan biaya ditanggung sendiri oleh Pemborong.
Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x
24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
Plint keramik terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya
bertemu dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
61
diisi/dikolot.
62
13.4.4. Pemasang
63
bahwa dinding yang akan dipasangi wallpaper dinding ini bebas dari
rembesan air saat hujan, karena kelembaban yang tinggi bisa membuat
wallpaper dinding cepat mengelupas.
Baca petunjuk pemotongan dan pemasangannya
Sebelum mulai memotong, terlebih dahulu harus paham betul cara
memotongnya. Pahami cara memasang dengan benar. Ikuti instruksi yang
ada. Perhatikan juga cara menyerasikan motif antar sambungan Wallpaper
dinding, apakah perlu ditumpuk atau tidak.
Lakukan pengukuran
Lembar wallpaper dinding yang harus dipasang. perlu, buat garis acuan
dengan pensil tipis agar lebih percaya diri saat memasangnya dan tidak
khawatir terjadi kesalahan atau pemasangan yang miring. Atau gunakan
benang yang diberi pemberat untuk memastikan bahwa garis petunjuk
pemasangan wallpaper dinding sudah lurus
Memotong wallpaper dinding
Potong gulungan wallpaper dinding sesuai dengan lebar dan tinggi dinding
ruangan. Untuk bagian samping paling terakhir, berikan kelebihan
beberapa cm untuk bagian sambungan. Hal ini perlu dilakukan jika
sambungan wallpaper dinding perlu ditumpuk agar bisa serasi. Bila perlu,
beri nomor wallpaper dinding di bagian belakang kertas agar tidak salah
dalam memasang sesuai urutannya. Sambil memotong wallpaper dinding,
periksa juga apakah ada bagian yang cacat atau sobek.
Potongan kedua tidak bisa digunting begitu saja, harus memperhatikan
polanya terlebih dahulu. Jangan sampai nanti polanya tidak bisa
tersambung dengan benar. Untuk mengetahui apakah pola antara
potongan yang satu dengan lainnya sudah tersambung dengan baik, Anda
perlu menyejajarkan antara bagian pertama yang sudah dipotong dengan
gulungan yang belum dipotong. Posisikan sampai terbentuk motif pola
yang benar, lalu tandai wallpaper dinding sebelum dipotong. Barulah
kemudian bisa memotongnya, disesuaikan dengan tinggi dinding yang
diinginkan. Lakukan hal ini sampai jumlah potongan dirasa cukup untuk
melapisi semua permukaan.
Siapkan lemnya
Dalam memasang wallpaper dinding, setidaknya ada 2 adonan lem yang
dibutuhkan, yaitu lem untuk meratakan permukaan wallpaper dinding, dan
lem untuk sambungan antar wallpaper dinding. Lem sambungan ini
biasanya lebih kental, jadi tidak perlu banyak tambahan air. Lem yang lebih
kental juga digunakan pada bagian tepi dinding agar pemasangan
wallpaper dinding nantinya lebih rekat dan awet. Larutkan lem pada wadah
yang sudah disediakan. Lalu diamkan selama beberapa saat.
Sapukan lemnya
Siapkan wallpaper dinding yang sudah dipotong-potong di atas meja
panjang atau di atas lantai yang sudah dilapisi plastik bersih tadi. Sapukan
lem yang sudah Anda siapkan pada wallpaper dinding pertama. Jangan
sampai terlalu basah, karena akan mengakibatkan gelembung atau
permukaan tidak rata. Sapukan lem dengan hati-hati. Di bagian tepi yang
64
berbatasan dengan sudut dinding, sapukan adonan lem yang lebih kental
tadi. Lakukan pemulasan lem ini dengan menggunakan roller. agar lem
benar-benar merata.
Tempelkan wallpaper dinding ke dinding
Ikuti petunjuk atau tanda pensil yang tadi sudah dibuat. Tempelkan
perlahan-lahan sambil diratakan dan direkatkan dengan penggaris mika.
Menyambung wallpaper dinding selanjutnya
Setelah wallpaper dinding pertama, sapukan lem ke potongan wallpaper
dinding berikutnya. Ingat, lem pada bagian sambungan adalah lem yang
lebih kental. Kembali tempelkan wallpaper dinding ke dinding dengan hati-
hati, lalu ratakan dengan penggaris mika.
65
Gypsum ceilling panel dan aksesori harus disimpan di tempat terlindung,
lepas dari muka tanah, di atas permukaan yang rata dan dihindarkan dari
pengaruh cuaca.
Kontraktor/Penyedia Jasa wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada
terhadap kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi,
jumlah maupun pemasangan dan lainnya. Perlu dicek elevasi ketinggian
plafond antara sambungan dengan kondisi lapangan.
Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang
atau tidak sesuai dengan yang telah disetujui, maka akan ditolak dan
Kontraktor/Penyedia Jasa wajib menggantinya dengan yang sesuai.
Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab
Kontraktor/Penyedia Jasa sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
66
Rangka langit-langit dengan perletakan exposed lay-in harus terbuat dari
bahan baja lapis galvanis dengan cat bakar warna putih, dan terdiri sebagai
berikut :
- Rangka utama (main tee) berukuran lebar 24 mm dengan tinggi sesuai
standar pabrik pembuat.
- Rangka pembagi (cross tee) berukuran lebar 24 mm dengan tinggi
sesuai standar pabrik pembuat.
- Rangka siku (side angle) berukuran lebar 22 mm, tinggi 22 mm.
Adjustable rod harus terbuat dari kawat baja lapis galvanis diameter 4 mm
seperti direkomendasikan pabrik pembuat rangka langit-langit atau terbuat
dari kawat baja lapis galvanis diameter minimal 2 mm yang dipilin
sedemikian rupa seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, digunakan untuk
menggantung rangka langit langit.
Batang penggantung untuk menahan/menggantung rangka langit-langit,
armatur penerangan dan lainnya, harus terbuat dari metal furing dengan
dimensi dan bentuk sesuai Gambar Kerja.
67
Untuk langit-langit bagian dalam bangunan dipergunakan bahan Gypsum
68
ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat
melekat dengan baik dan kuat, tidak dapat berubah-ubah bentuknya lagi.
Setelah seluruh langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus
rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-
batang rangka harus saling tegak lurus. Rangka pokok digantung terhadap
pelat beton dengan penggantung besi beton diameter 6 mm yang dipaku
(fastening system) dengan paku angker ramset, ukuran diameter 1/2" atau
dinabolt 12 mm setiap maksimum 1 m2 bidang langit-langit.
Semua bahan pada saat akan dipasang harus dalam keadaan bersih dan
tanpa cacat, kerusakan akibat pengangkutan/penyisipan sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor.
Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik
oleh struktur atap (kuda-kuda) dan dinding, sesuai ukuran dalam gambar
rencana.
Lembaran-lembaran gypsum, kalsiboard harus dipasang pada kerangka
metal dengan jarak diperhitungkan agar bidang-bidang plafond tidak
melendut (lihat gambar rencana). Sambungan antar lembaran harus rapi,
rata dan tidak bergelombang.
Sisi Gypsum, kalsiboard untuk plafon harus rata/halus (diamplas).
Detail finishing sambungan antara plafond dengan dinding menggunakan
shadow line.
Kerusakan langit-langit akibat penyambungan ruangan/bangunan,
dilakukan penggantian sesuai dengan gambar.
69
- Kran dapur/pantry : TX 606 KES
15.3. Pemasangan
Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh pada tempat-tempat
yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan mur baut yang sesuai.
Untuk pemasangan perlengkapan sanitair harus mengikuti metode pelaksanaan
yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar kerja.
Pada saat pemasangan, hendaknya semua fixture harus dihindari dari
benturan-benturan, serta dalam keadaan terpasang harus benar-benar bersih dari
goresan-goresan maupun kotoran-kotoran.
Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finishing plesteran dan tiles
dilaksanakan.
70
PASAL 16. PEKERJAAN PENGECATAN
71
Setelah kontrak ditandatangani, Pemborong harus secepatnya, tapi tidak kurang
dari 1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari
semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan dekorasi
kepada Pemberi Tugas. Semua bahan-bahan harus disetujui oleh Pemberi Tugas.
72
yang sangat rendah, dikombinasikan dengan pigmen warna pilihan.
DECORCRYL Premium Acrylic Emulsion Paint dapat diaplikasikan pada ruangan yang
sedang digunakan tanpa adanya gangguan polusi udara yang timbul dibanding dengan
menggunakan cat konvensional pada umumnya
a. Persiapan
Permukaan substrat yang akan dicat harus kering dan bersih serta bebas dari jamur,
lumut, debu, minyak atau kotoran-kotoran lainnya. Gunakan FUNGICIDAL WASH
untuk membersihkan permukaan yang berlumut dan berjamur.
b. Pelaksanaan
Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik
pembuat.
Lapisan Dasar
Dinding plesteran / dinding beton DECOR Alkali Resisting Primer AR - 300
(Waterbased), 1 lapis (1 x 20 micron, tanpa pengenceran) atau gunakan DECOR
Alkali Resisting Primer AS - 310 (Solvent based), 1 lapis (1 x 20 micron, tanpa
pengenceran) untuk permukaan dengan kadar alkali yang sangat tinggi.
Dinding dan plafon gypsum DECOR Wall Sealer DWS - 320 (Waterbased), 1 lapis
(1 x 15 micron tanpa pengenceran).
Lapisan Akhir
DECORCRYL Premium Acrylic Emulsion Paint, 2-3 lapis (2-3 x 30 micron, encerkan
dengan air bersih 10 - 20% sesuai kebutuhan aplikasi).
16.8. Keahlian
16.8.1. Pekerjaan mengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang
sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang ini.
16.8.2. Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi di tempat
tersebut selama pekerjaan dilaksanakan.
16.8.3. Pemborong utama bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan
harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan
yang tepat mulai dari pengerjaan dasar (undercoats) sampai dengan
pengecatan akhir (finishing coats).
16.8.4. Pekerjaan pengecatan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga-tenaga dari
mana cat tersebut diproduksi atau ke painting khusus.
16.8.5. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Pengawas dan
pabrik pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan Pengawas.
73
PASAL 17. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN LAIN-LAIN
74
oksidasi dengan kekerasan 60-80
durometer.
- Sealant : Silicon sealant
- Angker : Bagian yang berhubungan dengan
aluminium dilapis galvanis 25 micron.
Bagian lain dilapis zinc chromate.
4. Contoh
Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan contoh
extrusion tidak kurang dari 30x30 cm2, dengan ketebalan seperti yang
ditentukan untuk proyek tersebut. Contoh (mock up) harus dengan ukuran
1:1.
5. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)
a. Gambar pelaksanaan menunjukkan ukuran, besaran-besaran
ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, finish, detail-detail pertemuan
dan hubungannya dengan konstruksi secara keseluruhan.
b. Semua pekerjaan yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai
dengan desain perencanaan dan gambar kerja yang disetujui
Perencana.
6. Pekerjaan Persiapan
a. Periksa semua ukuran di gambar kerja dan disesuaikan dengan
kondisi di lapangan sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat
perbedaan segera diberitahukan kepada Direksi Lapangan akan
memberikan keputusan tentang perbaikannya.
b. Tanda-tanda cacat akibat proses anodizing seperti "rock" atau
"gripper" pada permukaan aluminium harus diganti atas biaya
Pemborong.
7. Pekerjaan Pelaksanaan
a. Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kosen aluminium
beserta kaca harus dilaksanakan oleh Pemborong aluminium yang
ahli dalam bidangnya dan disetujui Direksi Lapangan.
b. Untuk mendapat ukuran yang tepat, Pemborong aluminium harus
datang ke lapangan dan melakukan pengukuran.
c. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen
75
aluminium harus dilakukan di pabrik secara masinal dan di lapangan
tinggal pasang.
d. Antara tembok/kolom/beton dan kosen aluminium harus diisi dengan
"sealant" yang elastis.
e. Pemasangan kaca pada kosen aluminium harus diisi dengan
"sealant" dan karet gasket.
f. Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan
serta cacat yang mempengaruhi permukaan aluminium.
g. Sambungan-sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan
sudut maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil dari
bahan stainless steel.
h. Kaca tidak boleh bergetar dan beri tanda setelah terpasang.
i. Pemasangan rangka aluminium dan kaca harus memperhatikan
faktor-faktor akustik ruang, sehingga tidak ada kebocoran suara.
8. Hubungan dengan Material Lain
Apabila aluminium berhubungan dengan besi, maka besi harus dilapis
dengan zinc chromate + bitumen.
9. Perlindungan Bahan
Perlindungan terhadap aluminium seluruhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong. Oleh karenanya Pemborong wajib memberikan perhatian
mengenai cara-cara pengangkutan, penyimpanan dan lain-lain dengan
cara terbaik.
10. Garansi (Jaminan)
a. Pemborong wajib memberikan garansi bahan selama 5 (lima) tahun
dan garansi pemasangan terhitung sejak selesainya masa perawatan.
b. Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya cacat
pewarnaan akibat dari proses powder coating yang tidak sempurna
dan lain-lain, sedang garansi pemasangan sebagai perlindungan
kemungkinan terjadinya kebocoran udara atau air akibat dari aplikasi
yang tidak sempurna.
76
Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12%-14%.
Untuk kayu yang dipakai adalah kayu Meranti batu dengan mutu baik dan
atau setara, keawetan kelas I dan kelas kuat I – II dan sudah di-vacuum
anti rayap. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar adalah ukuran
jadi.
Daun pintu dengan konstruksi kayu LVL Meranti dan lapisan PVC sheet di
kedua sisi pintu dan sudah waterproof. Ukuran disesuaikan dengan
gambar-gambar detail (kecuali ditentukan lain dalam gambar).
Bahan Perekat
Untuk perekat digunakan lem kayu (waterbase) yang bermutu baik
menggunakan merk Henkel atau sekualitas, dengan kandungan minimum
formalin di angka 0.3%.
Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan plywood menggunakan lapisan PVC Dolphin,
laminated sheet emboss DX, ketebalan 0,15 mm, mutu terbaik.
Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan di tempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak,
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu
sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
Untuk bahan door stopper, harus ditambahkan rubber satu sisi untuk
menghindari benturan pintu dan door stopper sehingga pintu tidak mudah
rusak.
77
Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Daun Pintu
Laminated PVC Sheet yang dipasang pada permukaan plywood, adalah
dengan cara di-press di workshop, tanpa pemakuan. Jika diperlukan,
harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Pengawas tanpa
meninggalkan bekas cacat permukaan yang tampak.
Lembaran plywood harus dipasang rata, tidak bergelombang dan merekat
dengan sempurna.
Permukaan plywood boleh di-dempul.
17.4.2. Bahan-bahan
Rangka aluminium powder coating.
Kaca bening ex Asahimas.
Stiker kaca sandblast.
17.4.3. Pelaksanaan
Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan pintu kaca rangka tepi
aluminium harus dilaksanakan oleh Pemborong aluminium yang ahli dalam
bidangnya dan disetujui Direksi Lapangan.
Untuk mendapat ukuran yang tepat, Pemborong aluminium dan kaca harus
dating ke lapangan dan melakukan pengukuran. Hasil ukur tersebut
ditunjukkan dan disetujui oleh Pengawas/Direksi lapangan/Perancang
sebelum memulai pekerjaan.
Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kusen aluminium
harus dilakukan di pabrik secara maksimal dan di lapangan tinggal pasang.
Pemasangan kaca pada rangka tepi aluminium harus diisi dengan "sealant"
dan karet gasket.
Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta
cacat yang mempengaruhi permukaan aluminium.
Sambungan-sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut
maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil dari bahan
stainless steel.
Kaca tidak boleh bergetar dan beri tanda setelah terpasang.
Pemasangan rangka aluminium dan kaca harus memperhatikan
78
faktor-faktor akustik ruang, sehingga tidak ada kebocoran suara.
79
Pemborong wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak sesuai dengan standar spesifikasi pabrik.
Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan
Pengawas/Perencana.
17.5.4. Contoh-contoh
Setelah pekerjaan diberikan, Pemborong harus menyerahkan daftar alat
penggantung dan kunci untuk meminta persetujuan Direksi Lapangan
seperti daftar perlengkapan pintu terlampir.
Daftar tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut : No. Referensi,
Nama Barang, Nama Produsen dan No. Katalog dari yang diusulkan
berikut data mengenai kekuatan engsel, kekuatan ayun dan lain-lain.
Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.
17.5.5. Pekerjaan Engsel
Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel produk Dekson,
warna Bronze, dipasang sekurang-kurangnya 4 (empat) buah untuk setiap
daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama
dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan
menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
17.5.6. Contoh-contoh
Setelah pekerjaan diberikan, Pemborong harus menyerahkan daftar alat
penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan
Direksi Lapangan seperti daftar perlengkapan pintu terlampir.
Daftar tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut : No. referensi, Nama
barang, Nama Produsen dan No. katalog dari yang diusulkan berikut data
mengenai kekuatan engsel, kekuatan ayun dan lain-lain.
Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.
17.5.7. Persyaratan Pelaksanaan
Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari
permukaan pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.
Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.
80
Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi,
lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas,
apabila hal tersebut tidak tercapai, Pemborong wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
81
0,5 mm. Rangka pengikat panel dan pengaku mengunakan rangka metal ex Kencana
atau setara, disetujui oleh Perencana atau Pengawas dengan ukuran MS-64 dan MU-
64 dengan tebal minimal 0,5 mm.
Screw dan Join Nat dari produk : Nusascrew, Cornice Compound dan
Papertape produksi PT. NBI.
Screw/sekrup panel, menggunakan screw khusus kalsium silikat board ex Nusascrew,
disetujui oleh Perencana/Pengawas dengan ukuran 3,5 mm x 30 mm dan dengan
diameter kepala screw 8 mm.
Pengisi nat, menggunakan kompon khusus kalsium silikat board Cornice compound
atau setara, disetujui oleh Perencana/Pengawas dengan campuran air dan perekat lem
putih.
Penutup nat, menggunakan penutup khusus kalsium silikat board berjenis kertas/paper
tape.
17.10.1. Bahan partisi Kalsium Silikat board ex Nusaboard sangat presisi dan lebih
ringan dari papan semen dan kalsium silikat board lainnya. Partisi harus
dipasang oleh tenaga yang ahli di bidang itu, khususnya pemasangan
kalsium silikat board dan seluruh pemasangan harus mengikuti prosedur dari
pabrik pembuat.
82
17.10.2. Pastikan rangka terpasang dalam keadaan kaku dan kuat kombinasi rangka
17.10.6. Pengecatan, lapisan pengecatan pertama, dilakukan pada panel yang tidak
terkompon 1 lapisan, tunggu sampai dengan kering, lakukan 2 lapisan
hingga memperoleh hasil yang sempurna. Pengecatan dengan jenis cat
dinding sekualitas baik.
83
yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai dengan desain Perencana
dan gambar.
17.12.4. Surat jaminan
Pemborong harus memberikan surat pernyataan jaminan dari supplier (sub
Kontraktor) kosen aluminium harus yang disuplai benar-benar produk
sesuai dengan yang diminta, tebal 1,2 mm. Apabila ternyata di belakang
hari terbukti bahwa aluminium tersebut bukan dari jenis yang diminta,
Pemborong wajib menggantinya atas beban biaya Pemborong sendiri.
17.12.5. Pelaksanaan
Pemborong harus mengadakan pengukuran-pengukuran seteliti
mungkin di tempat pemasangan. Hindari sedapat mungkin toleransi
sambungan-sambungan pada rangka.
Rangka atas partisi yang berhubungan dengan langit-langit harus
diperkuat dengan besi L, H, T atau yang sesuai dengan petunjuk
Pengawas Lapangan.
Penggunaan las hanya dibenarkan setelah mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan.
Setelah terpasang, dinding partisi harus cukup kaku dalam 2 (dua)
arah.
84
17.14. Bahan Panel Penutup Partisi
Double panel Kalsium Silikat, tebal 6 mm masing-masing pada sisi luar dan dalam.
Fire rating : 1 jam
85
Bersihkan media pemasangan dan sisi belakang Flexi Wall dari debu dan partikel
sebelum pemasangan, agar perekatan flexi wall dapat merekat sempurna.
Pada sisi belakang Flexi Wall, aplikasikan perekat yang direkomendasikan dengan
memperhatikan jarak dan saran penggunaan perekat yang anda pilih.
Karena masing-masing merek perekat memiliki cara pengaplikasian yang berbeda,
pastikan perekat memiliki jarak sesuai dengan petunjuk pemasangan yang ada di
merek perekat yang anda pilih.
Rekatkan Flexi Wall ke media yang akan dipasang, perlahan tapi pasti agar tidak
banyak merubah posisi untuk menyesuaikan tata letaknya.
Gunakan roller untuk meratakannya atau tekan-tekan di setiap bagian agar tidak
ada udara atau rongga menggembung sehingga perekatan memiliki kesempurnaan
proses pemasangan dan bertahan lama.
86
Setelah dibersihkan dari kotoran maupun perdu, tanah/lokasi yang akan dibentuk
harus dicangkul/digemburkan dahulu sebelum ditutup dengan tanah permukaan
yang subur (tanah merah)
Pembentukan tanah permukaan (top soil land forming) harus tidak borongan dan
cukup padat penimbunannya.
Tanah penimbunan permukaan harus tanah subur (merah) dan tidak boleh
mengandung pupuk buatan, bersih dan tidak mengandung rayap (thermit).
Penimbunan tanah yng akan ditanami rumput baru minimal ketebalannya adalah
30 cm padat dan diairi.
Galian untuk penanaman pohon, penimbunan harus sekali tanah baru yang sudah
dicampur dengan pupuk kandang.
Galian tersebut tidak boleh langsung ditanami, dibiarkan paling sedikit 2 hari agar
susut/hilang derajat keasamannya.
Pemadatan tanah dilakukan secara berlapis-lapis (3x10cm) serta disiram dahulu
sebelum dilakukan pelapisan berikutnya.
Tanah yang digunakan untuk menimbun tidak diperkenankan mengambil dari
kebun atau sawah, diutamakan tanah dari galian pondasi atau semacamnya (tanah
dalam) dan tidak mengandung biji rumput.
Tanah yang digunakan untuk menimbun harus mendapat persetujuan Pengawas
sebelum disebarkan.
87
19.6.2. Penyiraman rumput, ground cover dan schrubs dilakukan 2 hari sehari (pagi
dan sore), sedangkan pohon pada siang hari dengan debet air yang cukup
banyak. Penyiraman mempergunakan air bersih (air sungai boleh asal jernih).
Catatan:
1. Apabila di lapangan terdapat pekerjaan yang belum diatur dalam pasal RKS ini,
Kontraktor/Sub Kontraktor diwajibkan segera menghubungi Pengawas/Direksi lapangan
untuk koordinasi lebih lanjut.
2. Apabila di lapangan terdapat kendala dalam pelaksanaan dan atau terjadi
kekurangpahaman terhadap pasal-pasal yang dicantumkan di dalam RKS ini,
Kontraktor/Sub Kontraktor diwajibkan segera menghubungi Pengawas/Direksi lapangan
untuk koordinasi lebih lanjut.
88
BAB III
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PASAL 01
KETENTUAN UMUM
89
b. Pemborong atau sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan Instalasi
90
- Standar NFPA, di mana sudah diakui penggunaannya di Indonesia.
91
- Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum di
PASAL 02
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK
92
dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan
pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan
baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi
tenaga maupun instalasi penerangan.Pasokan listrik bangunan disuplai dari PLN
dengan daya langganan sesuai denah perencanaanmenuju panel utama
Bangunan. Kemudian didistribusikan menuju panel sub tiap bangunan. Unit
panel meliputi :
- Panel Utama kawasan (LVMDP/ MDP)
- PKG (panel Kontrol Genset)dan Panel ATS (Automatic Transfer Switch)
- Panel sub-sub unit bangunan
- Kabel utama dari papan pembagi utama Genset.
- Kabel pembagi dari LVMDP/MDP ke SDP/PP tiap-tiap lantai
- Kabel power elektrikal pembagi tiap lantai
- Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.
- Lampu-lampu (lighting fixtures, exit lighting dan emergency lighting).
- Pentanahan.
93
b. Kabel
- Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Sistem Jenis kabel
* LVMDP/MDP NYY
* Sub Panel tiap lantai NYY
* Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
* Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
* Kabel lampu luar bangunan NYY
* Kabeltahan apiFRC (Fire Resistance Cable)
- Kabel produksi dalam negeri (Supreme, Kabel Metal) yang sudah mendapat
sertifikat dari LMK/SPLN.
- Penarikan kabel NYM dalam pipa conduit high impact ex Ega, Clipsal, Boss,
Lesso,diatas cable tray.
b. Kabel
Kabel Utama
94
- Semua penyambungan kabel ke terminal busbar dipanel harus menggunakan
c. Lampu-lampu
Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah dibuka.
Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah
vertikal maupun horizontal.
95
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
PASAL 03
INSTALASI PENANGKAL PETIR
3.4. Pemasangan :
a. Lighting Electrode :
- Electrode dipasang pada ketinggian sebagai tercantum pada gambar.
- Pemasangan tiang dipasang kuat pada rangka/atap bangunan
b. Earthing Conductor :
- Dipakai BC1 x 50 mm2
- Primary lightning over voltage.
- Mampu menerima tegangan sambaran hingga 250 KV.
- Tekukan pemasangan 0,6 m.
- Insulation special flame retardant composition.
- Penyambungan ke Rod Electrode dengan mempergunakan kopling kabel atau
penyambungan pada rel tembaga ukuran 40 x 40 cm.
- Tempat penyambungan diatas Rod Electrode dan dibuatkan bak kontrol ukuran
40 x 40cm sedalam 30 cm.
c. Pengukuran Tahanan Sistem
Pengukuran tahanan sistem dilakukan pada sambungan dalam bak kontrol
dengan megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali
96
pengukuran).Tahanan maksimum 2 (dua) Ohm.
PASAL 04
PEKERJAAN INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER
5.2. Persyaratan
- Pada umumnya berlantai tiga yang luas lantainya lebih dari 200 m2 harus
ditempatkan alat pemadam. Pemadam kimia Dry Powder dengan ukuran minimal 6
kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat pada setiap luas lantai 200 m2
dengan ketentuan minimal 3-4 buah untuk setiap lantai.
- Alat pemadam portable harus ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat dan
berjarak maksimum 20 meter dari setiap tempat.
PASAL 05
PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING
97
6.1.2. Sistem Air Bersih
98
Daya Motor : 750KW
99
b.Pemipaan air bersih
- Pipa
Pipa air bersih dipergunakan PPRN-PN 10 untuk air dingin,merk Rucika
green.
- Fitting
Untuk fitting pipa menggunakan standar pipa PPRN.
- Valve
Untuk valve sampai dengan diameter 2 1/2" dipergunakan bronze 150
spi, screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron
150 spi, flanged and ex Kitazawa.
100
e. Talang air hujan
Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :
- Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas merk Rucika Kelas AW.
- Untuk fitting digunakan PVC AW.
6.4. P e n g u j i a n
- Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian
kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik,
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tekanan uji Waktu Penurunanbahan
te.max. uji
a. Instalasi air bersih 8 kg/ cm2 24 jam 5 % air
b. Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm2 2 jam 5 % air
6.5. Disinpeksi
- Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinpeksi dari seluruh instalasi
air bersih sebelum diserahkan kepada Pemilik.
- Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada sistem pipa
dengan metode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine ialah 50 ppm.
101
- Setelah 16 jam sistem tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar
6.6. Pembersihan
- Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari
kotorankotoran. Bagian yang dilapis chlorine plated harus digosok sehingga bersih
dan mengkilap.
- Semua pipa yang tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat dengan
warna berlainan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya. Untuk ini
Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemilik.
6.7. Dokumentasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi Tugas,
Pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi - dokumentasi berikut :
4 (empat) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (As-Built Drawing) yang
telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
2 (dua) set :Buku Instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk peralatan-
peralatan.
2 (dua) set : Brosur-brosur (1 asli + 1 foto copy).
2 (dua) set :Berita Acara hasil testing pipa-pipa air.
PASAL 7
PEKERJAAN AIR CONDITIONING DAN EXHAUST FAN
102
peralatan-peralatan, saluran-saluran (ducts) pipa-pipa dan lain-lainsehingga dapat
103
7.4. Lingkup Pekerjaan
a. Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan dan memasang mesin-mesin pendingin AC
Central VRF beserta peralatan lainnya sesuai gambar dan spesifikasi teknis
penambahan serta persyaratan-persyaratan pabrik, sehingga sistem dapat
berfungsi dengan baik dan sempurna.
b. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC Central System VRF 3
lantai dimana unit indoor yang terpasang adalah jenis split wall dan cassette.
c. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol yang dibutuhkan oleh sistem
tata udara yang diinginkan.
d. Starting, testing, servising dan maintenance.
e. Melengkapi pekerjaan dan aksesoris tambahan yang diperlukan oleh seluruh sistem
sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan dalam spesifikasi ini.
f. Diutamakan sistem mengikuti instalasi yang sudah terpasang.
g. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah
berpengalaman dibidang ini dan memiliki TDR bidang elektrikal khusus tata udara.
h. Pengadaan dan pemasangan VRF Air Cooled System dengan menggunakan
inverter DC yang terdiri dari 1 outdoor unit dan beberapa indoor unit lengkap
dengan control panel lengkap dengan electronic expansion valve di indoor dan
outdoor unit dan peralatan standar pabrik lainnya.
i. Pengadaan dan pemasangan unit-unit indoor unit lengkap dengan filter sementara,
filter permanen, fan, cooling coil, casing box drain pain, hanger lengkap, bolt spring
mounting dan perlengkapan standar pabrik.
j. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan refrigerant lengkap dengan isolasi,
lengkap peralatan pemipaan dan penggantung pipa.
k. Pengadaan dan pemasangan unit-unit AC split, dengan kapasitas, jumlah dan tipe
indoor unit sesuai dengan schedule peralatan lengkap dengan control panel dan
peralatan standar pabrik.
l. AC yang digunakan merk LG Multi V.
b. Bahan
104
Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Polyvinyl - Choida)
b. Syarat-syarat
- Semua pekerjaan listrik yang ada harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan-peraturan PUIL 2015, persyaratan PLN, peraturan-peraturan
Pemerintah setempat dan dari jawatan keselamatan kerja.Selain dari pada itu
harus pula memenuhi persyaratan standar negara dan pabrik pembuatnya.
- Bila ada perbedaan, hendaknya dipilih mana yang lebih besar. Hendaknya
semua izin, pemeriksaan pada pengujian beserta keterangan resmi yang
mungkin diperlukan dilaksanakan oleh Pemborong.
c. Bahan
Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik, buatan Koreaatau
yang sejenis kecuali dinyatakan lain serta secara tersendiri.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh mungkin
dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk yang sama untuk seluruh
proyek ini.
d. Peralatan
- Hendaknya pada masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang
terpisah.
- Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator (indicator
lamp) atau alat-alat ukur lainya.
- Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
- Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukuran dan lain-lain yang ada harus
diberi papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
- Semua alat-alat ukuran yang terpasang harus dari daerah kerja yang paling
sesuai dengan ketelitian 2 %.
e. Zekering cadangan
Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus disediakan
zekering sebanyak yang ada dan disimpan dalam tempat khusus dan diberi tanda
pengenal.
105
f. Penyambungan kabel
g. Tarikan Kabel
Tarikan kabel yang berada diatas plafond harus terletak didalam suatu "cable duct"
sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.Tarikan kabel dengan posisi vertikal
supaya di-klem pada dinding secara rapi dengan jarak klem 1.5 m.
Kompresor
Jumlah kompresordigital : 1 buah (minimal), dilengkapi dengan oli akumulator
dan thermal overload protection.
Sirkuit Refrigerasi
Refrigerant : R410
Kelengkapan sirkuit : Suction & discharge service valve, filter drier, oil
separator, akumulator,liquid receiver, charging port.
Pengaman/safety : High Pressure Switch, pressure sensor high, pressure
sensor low
Hubungan dengan Indoor: Minimal 1 outdoor unit melayani 10 indoor unit
(atau standar seleksi pabrikan)
Sistem Kontrol
Seluruh unit kontrol, baik casing, komponen maupun pengkabelannya harus
rakitan dan dipasang oleh pabrik pembuatnya serta harus dapat dikontrol dan
dioperasikan menggunakan remote control.
106
Diagnostic
107
- Daftar ini harus diserahkan pada saat proses permintaan persetujuan
unit.
INDOOR UNIT
b. Bahan
Semua kipas angin dan exhaust fan yang dipasang telah di-balans, dan diuji oleh
pabriknya dan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Merk yang digunakan
Nasional, KDK atau setara.
- Exhaust Fan : KDK, National, minimal 50-100 CFM untuk setiap kamar mandi.
c. Peralatan
- Semua kipas angin (fan) harus diberi peralatan damper otomatis yang akan
membuka bila fan bekerja dan penutup bila fan berhenti.
- Semua kipas angin (fan) bila berhubungan langsung dengan udara luar harus
diberi pelindung "brid screen" dari rangka alumunium atau "galvanized iron
1/2" mesh".
108
mesinnya sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar.
7.11. Pengujian
a. Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian (run test) dan "balancing"
peralatan instalasi sistem air conditioning dengan disaksikan oleh Pengawas yang
berkepentingan. Direksi/Konsultan serta pihak-pihak lain yang diperlukan
kehadirannya. Semua kejadian tersebut dicatat dan dibuat Berita Acara-nya.
b. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis
besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
- Pipa
1. Pengujian terhadap kebocoran pada semua sambungan pipa.
2. Pengujian terhadap sistem isolasi dengan pengamatan terhadap
pengembunan luar pipa.
3. Pengujian terhadap kebocoran pada pipa.
4. Pengukuran "balancing" dan "adjusting" jumlah aliran suhu dan lain-lain
dari sistem dengan flow meter,pressure gauge, dan alat-alat lainnya yang
diperlukan.
- Listrik
1. Pengukuran dan pengujian kuat arus dan tegangan, RPM setiap phase
unit-unit kompressor, motor dan sistem pengaturan listrik yang ada.
2. Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari pabriknya.
- Temperatur
1. Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada setiap
ruangan, diffuser, griller, register, fresh air intake "exhaust" "on" dan "off"
koil pendingin, udara luar dan sistem pengaturan yang ada.
2. Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang masuk
dan keluar setiap alat.
c. Syarat
- Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara
kontinyu selama 9 jam.
- Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu luar 32.2 deg C
(90 deg F).
- Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem "balance"
sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
- Semua peralatan penguji dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum dan
setelah dipergunakan.
109
PASAL 8
110
9. Sistem Starting Elektrikal
10. Sistem pendinginan Air dalam radiator yang ditutup kipas dan sirkulasi
dengan pompa
11. Bore/stroke …….
12. Compression ratio ……
13. fuel konsumpion …..liter/jam
b. Generator :
1. Daya Generator 250 KVA
2. Putaran 1.500 rpm
3. Voltage 220/380 Volt
- Mesin adalah full compression ignitian, 4langkah vertical V type in line vertical direct
injection.
Secara intergrated mesin dilengkapi dengan :
. Sistem suplai/pengisapan bahan bakar (fuel)
. Sistem pelumasan dan pendinginannya
. Sistem penyaringan suplai udara
. Sistem pendinginan mesin termasuk pompa, fan dan radiator
. Sistem Pembuangan (exhaust) dan peredam suara (silinder)
b. Sistem Bahan Bakar :
- Sistem bahan bakar adalah intergrated dalam mesin kecuali tangki harian.
- Tangki harian dilengkapi dengan level indikator katup-katup pemipaan yang
menghubungkan ke mesin lengkap dengan pompa manual untuk pengisian, seperti
teratas dalam gambar.
- Filter dan pengatur bahan bakar terpasang dimesin.
- Dilengkapi dengan pompa pengisi harian.
c. Sistem suplai udara dan pembuangan :
Sistem suplai udara intergrated dalam mesin dan dilengkapi dengan filter. Sistem exhaust
yang sudah intergrated harus dihubungkanke silinder dengan pemipaan dan expantion
joint. Silinder harus mempunyai karakteristik sebagai noise level tetap rendah (tipe
residential/kritikal).
Noise level tidak boleh lebih dari 70 db pada jarak 5 m.
d. Pelumasan mesin :
Sistem pelumasan adalah intergrated didalam mesin dengan sistem full pressure
lubricatin. Sistem dilengkapi dengan drain, pemipaan, katup pompa pelumas dengan
strainer, filter.
e. Sistem pengaturan putaran mesin
Pengaturan putaran mesin harus bisa dijaga tidak lebih dari 3 % (1,8 Hz) dari keadaan
tanpa beban sampai beban penuh, menggeser turunnya beban dapat diatur dari 0 s/d 30
%.
f. Starting: Starting secara elektrik dengan menggunakan battery men-drive built-in electric
motor starter.
g. Pendinginan:
Sistem pendinginan air dilengkapi dengan jacket water cooling system, intergrated dalam
mesin yang dilengkapi dengan pemipaan fitting-fitting, katup, pompa sirkulasi, fan radiator
111
dan kontrol.
h. Protection
Mesin harus dilengkapi dengan proteksi yang diperlukan atau sudah terpasang secara
intergrated, alat-alat tersebut harus berfungsi sebagai berikut :
- Bila putaran mesin 10 % melebihi putaran sinkronnya.
- Bila temperatur mesin melebihi seharusnya.
- Bila tekanan minyak pelumas hilang.
Selain mematikan mesin, maka alat-alat tersebut juga harus men-trip circuit breaker
pengaman.
i. Generating Kontrol Panel
Panel kontrol ini diperlukan untuk proteksi dan kontrol terhadap mesin dan output-nya.
Generator panel harus dilengkapi dengan :
- Circuit breaker: pemutus beban otomatis lengkap, proteksi dengan over current dan
thermal over current dengan thermain dan magnetis tripping.
Minimum rating arus : 400 A
Minimum breaking cap : 50 KA
Tegangan : 380 Volt
- Meter-meter ampere 3 buah lengkap dengan trafo arusnya voltmeter dengan selector
swicth dan pengaman, lampu indikator frequensi meter cos diameter meter.
j. Sistem pengaturan tegangan
Pengaturan tegangan harus + 2 % dari keadaan tanpa beban penuh.Daerah pengaturan
adalah + tegangan nominal.Modul pengaturan adalah solid state.
k. Kontrol Unit :
Mesin harus dilengkapi dengan unit kontrol yang terdiri dari metric tachometer, oil
pression meter, water temperature meter, hour counter, di mana alat-alat kontrol ini harus
sudah terhubung dengan bagian-bagian mesin sesuai dengan keperluannya dan
terpasang di generator panel.
l. Peralatan :
1. Radiator, expantion tank
2. Battery rock + battery + battery changer lengkap denganmeter pengaman.
Battery tipe 135 AH 28 Volt, lead acid battery.
m. Panel Automatic Transfer Switch
Panel ini difungsikan untuk pemindahan sistem secara otomatis bilamana pasokan listrik
PLN padam. Maka panel ATS akan secara otomatis memindahkan switch aliran listrik dari
PLN ke sistem genset dan menghidupkan secara otomatis power genset.
PASAL 09
PEKERJAAN INSTALASI TELEPON
112
sehingga seluruh sistem dapat berfungsi dengan memuaskan.
c. Pemasangan istem PABX ini hanya difungsikan untuk komunikasi dalam kawasan
saja, mengingat jaringan Telkom belum terbangun untuk area tersebut.
b. Instalasi
- Instalasi pada dasarnya dilakukan menurut ketentuan yang dikeluarkan oleh PT.
TELKOM.
- Pada prinsipnya seluruh instalasi dilakukan secara inbouw.
- Semua kabel, baik kabel pokok maupun seluruh penanggal, harus ditarik
didalam pipa.
- Penyambungan pipa harus dengan soch atau T Doos.
- Penyambungan pipa harus dilem, T Doos harus ditutup.
- Didalam satu pipa hanya boleh ditarik sebanyak-banyaknya tiga kabel.
- Kabel pokok dari terminal box pada setiap lantai yang menuju ke MDF, dan
kabel yang dari terminal box sampai ke outlet telepon tidak diperbolehkan
adanya sambungan.
c. Kotak Pembagi
- Kotak dibuat dari plat besi (tebal minimum 0,5 mm).
- Kotak harus dapat ditutup dengan rapat dan diberi kunci.
Untuk Instalasi Inbouw
- Dilengkapi dengan Terminal (sekrup solder) yang sesuai dengan ukuran kabel.
Terminal untuk kabel masuk dan kabel keluar harus terpisah, sedangkan
penyambungannya dilakukan dengan jumperring.
- Kotak harus dicat disesuaikan dengan warna dinding.
- Contoh barang harus dimintakan persetujuan dahulu dari Direksi Pekerjaan.
d. Kabel (buatan dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat PT. TELKOM) :
- Isolasi dan selubung luar dari PVC.
- Tiap pasang harus dipuntir (twisted) dan mempunyai kode warna yang jelas
untuk membedakan dari pasangan yang lain.
- Screen dari lembar aluminium atau timah putih.
113
- Kawat tembaga dengan ukuran 0,6 mm atau lebih.
f. Pengukuran
- Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengukuran tahanan isolasi dan
tahana loop untuk semua pair yang telah dipasang.
- Pengukuran dilakukan dari out-put MDF sampai ke rozet pesawat telepon.
- Dalam hal pair tersebut tidak sampai rozet, maka pengukuran dilakukan sampai
ke ujung yang terjauh.
114
komunikasi suara maupun untuk komunikasi data (data switching), dan
Fasilitas-fasilitas :
- Kemampuan Utama dari Sistem
Sistem STLO mempunyai kemampuan utama sebagai berikut :
1. Administrative Procedure
Perubahan-perubahan data/parameter untuk penggunaan operasional
ataupun maintenance digunakan prosedur-prosedur yang mudah
melalui operator console atau peralatan maintenance.
2. Console Less Operation
STLO dapat beroperasi meskipun operator console tidak efektif.
115
3. Customer Programming Control
116
biasa bila kita langsung memutar nomer yang diinginkan. Tapi bila
117
Battery 48 V DC.
118
PASAL 10
1. CCTV
Spesifikasi teknik adalah :
HD Bullet Camera minimum 2 Mega Pixel Out door
Video compresiobn format : H.264/MPEG-4/JPEG
Multi streaming compability : Multistream H.264/MPEG-4/JPEG
Computer display format : full HD
Maximum resolute on : HD 1980x1080 P
Min Illumination : 0.01 lux (in colour mode), 0 lux IR on
(monocrom mode)
Wide Dynmic range : minimum 100 dB
Network : Management Bandwidth dan Integrated IR
Lens : minimum 3 – 9 mm
119
Power requirement :100 v to 127 V AC /200 v to 240 V (50
Hz)
Power consumption : max 100 W (100-240 v 3.5 -1.5 A)
Play back Rate : 100 MB/s
Switch Control : Manage Swicht with web – based UI
Camera network uplink : 10/100/1000 Mbps
OS : Microsoft Window 10 LoT Enterprise
3. Monitor
Spesifikasi teknik adalah :
Screen Size : LSD 32”
Resolution : Full HD
Power Source : 12VDC, 50-75 Hz
Built-in Speaker
Power Consumption : Max 90 W
Video input : 2 BNC, HDMI,
Video output : 2BNC
4. Kabel Instalasi
Kabel instalasi yang digunakan adalah CAT 6, isyarat video dan untuk
keperluan kontrol menggunakan awg 18 pair yang semuanya dalam
pelaksanaannya harus dimasukkan dalam pipa conduit High Impact 20 mm
serta klem sesuai dengan kebutuhan.
PASAL 11
FIRE ALARM SYSTEM
1. UMUM
1.1. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan instalasi Fire Alarm System, yang meliputi pekerjaan secara lengkap
dan sempurna mulai dari penyediaan peralatan dan bahan sampai di site,
pemasangan, pengujian, supervisi, pemeliharaan dan jaminan untuk proyek.
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan Instalasi Fire
Alarm ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm sistem semi addressable yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCPFA lengkap
dengan Annunciator tipe addressable.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detektor, Manual Push
ButtonAddressable, Indicator Lamp, Horn Strobe.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box disetiap gedung.
120
4. Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Fire Alarm dari instansi
yang berwenang.
5. Melakukan training dan memberikan 3 (tiga) set buku instruction manual.
1.2. Kontraktor harus mengikuti ketentuan Pemda setempat mengenai sistem pemadam
kebakaran (DPK), NFPA, FOC, sertifikat spesifikasi dan lain-lain.
1.3. Kontraktor untuk pekerjaan ini harus mengikuti dan terikat pada persyaratan yang
tercantum dalam :
Penjelasan umum
Persyaratan lelang
Persyaratan administrative
Spesifikasi teknis
Gambar rencana
Berita acara aanwijzing
1.4. Kontraktor harus bisa menunjukkan surat Keagenan yang dimililkinya dari sistem
yang ditawarkannya atau Surat Dukungan dari Authorized Distributor Agent.
1.5. Semua peralatan yang memerlukan pentanahan harus diberi pentanahan dengan
baik dan memenuhi persyaratan.
1.6. Untuk kesempurnaan sistem, Kontraktor wajib memperbaiki atau menambah
peralatan, bila diperlukan di dalam kelengkapan sistem walaupun tidak tergambar
atau disebutkan.
1.7. Semua pipa harus dicat dengan warna yang akan diatur/ditentukan kemudian untuk
dapat dibedakan dari instalasi lain.
1.8. Semua pipa dari bahan metal yang tertanam dalam tanah harus dilindungi dengan
lapisan anti karat.
2.1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCFA lengkap dengan
Announciator dan Sirine.
2.2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detektor, Manual Station,
Stobe Light, Alarm Bell, serta Sirine.
2.3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box disetiap lantai.
2.4. Melakukan training dan memberikan 3 (tiga) set buku instruction manual.
121
3.4. Semua kabel menuju detektor harus menggunakan fleksibel conduit.
a. Kabel Kontrol :
-
Inti kabel tembaga
-
Kelas tegangan 1000 Volt dan 600/1000 Volt
-
Jenis kabel Fire Resistance Cable (FRC)
-
Ukuran 2 x 2,5 mm2
b. Kabel Deteksi :
- Inti kabel tembaga
- Kelas tegangan 600 Volt
- Ukuran min NYA 3 X 1,5 mm.²
c. Pipa conduit :
- PVC Conduit High Impact
- Fitting-fitting-nya
122
h. Detektor Asap Tipe Photoelectric
Photo Electric Tipe Smoke Detektor dilengkapi dengan Alarm Response Lamp
untuk conventional detector dengan merk Secutron, Nittan, Nohmi.
Dilengkapi dengan Alarm Response Lamp dan untuk addressable detector dan
dapat memberikan informasi ke MCFA mengenai keadaan suhu ruangan yang
terproteksi
k. Alarm Bell
Type : Surface mounting, diameter 6 inch dan anti karat.
Operating voltage : 20 - 24 Vdc
Current consumption : 80 mA max
Power consumption : 2 VA max
Sound level : 87 dB/1 m min
Temperature Range : 32° - 120° C
l. Panel Kontrol [MCFA]
Panel Kontrol ini dapat digunakan untuk system addressable yang terdiri dari
Power Module, dilengkapi dengan Alarm Monitor dan Control Module Panel
Kontrol harus mempunyai pintu dengan jendela penyekat.dengan Merk Protector.
a) Lampu - lampu
- Printer.
- Lampu alarm (merah) dan lampu trouble (kuning)
- Lampu ac Power- ON yang menyatakan sistem bekerja atau
tidak.
- Lampu ac Power failure yang menyatakan sistem mendapat
supply ac (alternating current) atau tidak.
- Lampu low voltage battery yang menyatakan bahwa tegangan
battery sudah dibawah normal.
123
- Lampu bell circuit trouble yang menyatakan adanya
b) Tombol-tombol/Switch
- Reset Switch yang berfungsi untuk menormalkan sistem setelah
terjadi trouble atau alarm.
- Silence/Acknowledge Switch yang berfungsi untuk mematikan
Buzzer dan Bell bila berbunyi.
- Alarm Lamp Test, berupa Switch yang berfungsi untuk
mengadakan pengecekan apakah lampu-lampu alarm masih berfungsi baik
atau sebaliknya.
124
Mencatu daya dengan tegangan 24 VDC untuk bell dan lampu alarm pada
5. SPESIFIKASI PEMASANGAN
Catatan :
Semua sistem yang akan dipasang, harus dibuatkan gambar kerja terlebih
dahulu untuk disetujui oleh Pengawas yang ditunjuk.
Peralatan yang akan dipasang, harus baru dalam hal ini tidak boleh cacat dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas yang ditunjuk.
6. TESTING
- Kontraktor harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan
125
baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga diperoleh hasil dan
bekerja sempurna sesuai persyaratan pabrik dan spesifikasi yang diminta.Bilamana
diperlukan bahan-bahan instalasi atau peralatan diminta oleh Konsultan Pengawas
yang ditunjuk untuk diuji ke laboratorium atas tanggungan biaya Kontraktor.
PASAL 12
TATA SUARA
1. Umum
Yang dimaksud dengan sistem tata suara disini meliputi mikrofon, mixer, amplifier,
dan loudspeaker.Sistem tata suara yang dirancang untuk proyek ini mengintegrasi
beberapa fungsi sekaligus yakni untuk alarm, pemutar CD, dan fungsi pengumuman.
Pekerjaan sistem tata suara meliputi pengadaan semua peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pengujian, dan perbaikan selama masa pemeliharaan sehingga
seluruh sistem tata suara dapat beroperasi dengan baik dan benar.
2. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan pemasangan :
2. Pengadaan dan pemasangan Master Control Tata Suara (Mic, Player,
Mixer,Equalizer, Power Amplifier, Zone Switch).
3. Pengadaan dan pemasangan instalasi tata suara lengkap dengan ceiling
speaker.
126
4. Pengadaan dan pemasangan rack peralatan tata suara.
5. Master Control
Setiap item pada master control harus dapat mengakomodasi beban tata suara 3
lantai.
Setiap lantai memiliki dua buah terminal box terletak di sekitar tangga kiri dan
kanan sesuai desain.
CD player terpasang harus dapat mendukung fungsi CD player, pemutar MP3,
perekam suara, dan memiliki port USB.
Alert signal module adalah yang kompatibel dan dapat diintegrasi dengan fire
alarm.
127
Seluruh peralatan master control dipasang pada rak peralatan tata suara.
6. Speaker
Ceiling speaker memiliki jangkauan minimal radius 10 m.
8. Ceiling Speaker
Ceiling speaker yang diadakan minimum dapat memenuhi spesifikasi teknis sebagai
berikut:
9. Persyaratan Pengujian
Sebelum melakukan pengujian sistem tata suara, Kontraktor wajib
memberitahu Pengawas/Direksi terlebih dahulu. Setiap pengujian yang
dilakukan tanpa disaksikan oleh Pengawas/Direksi, akan dinyatakan tidak
sah dan harus diulang kembali.
Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor harus melaporkan kesiapan
alat uji/alat ukur yang akan digunakan.
128
Semua biaya yang diperlukan untuk melakukan pengujian, baik untuk
daya listrik dan perlatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya manjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Apabila terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian,
maka Kontraktor wajib memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor.
Pengujian terutama juga dilakukan terhadap jaringan
listrik/pengkabelannya, dengan persyaratan yang sesuai untuk instalasi
perangkat sistem tata suara. Pengujian terhadap grounding juga harus
dilakukan (bisa koordinasi dengan Kontraktor ME).
Hasil pengujian dibuat dalam bentuk soft copy (diunduh dalam
disket/CDROM) dan juga hard copy harus diserahkan bersamaan pada
saat setelah pengetesan.
Semua peralatan jaringan komputer ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh
Pengawas/Direksi.
Pengujian meliputi:
o Integrasi seluruh peralatan sistem tata suara
o Uji terminal box
o Uji fungsi setiap speaker terpasang
o Uji fungsi mikrofon pada master control
o Uji penguatan suara pada setiap amplifier
o Uji pengalihan zona dengan zone selector
o Uji fungsi peringatan darurat dan pemutar CD
129
Setelah penyerahan tahap I, Kontraktor wajib melakukan masa pemeliharaan
secara cuma-cuma selama 90 hari kalender bahwa peralatan dan semua sistem
bekerja dengan baik dan sempurna.
Kerusakan-kerusakan yang timbul dalam masa pemeliharaan harus diperbaiki
dan bilamana perlu harus diganti baru atas biaya tanggungan Kontraktor, kecuali
kerusakan karena kesalahan pemakaian. Jika hal ini terjadi maka perbaikan atau
penggantian baru menjadi tanggungan pemilik bangunan.
Kontraktor wajib melatih operator pemilik bangunan dan
menjalankan/mendampingi operator.
Setelah penyerahan tahap I,Kontraktor wajib memberikan garansi selama 90 hari
kalender bahwa instalasi dan seluruh peralatan bekerja baik dan sempurna.
Kewajiban Pemborong telah selesai.
PASAL 13
SISTEM TRANSPORTASI VERTIKAL
A. KETENTUAN UMUM
Ketentuan-ketentuan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Ketentuan Pemborong.
Pemborong atau Sub Pemborong untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal
harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku :
Izin dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk pekerjaan lift.
Penunjukan sebagai distributor/Sole Agent.
130
3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan
Ketetuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
3.1. Lingkup Pekerjaan
Pembongkaran lift lama, pengadaan dan pemasangan peralatan dan instalasi,
Peremajaan 1 unit Lift lama.
Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang diperlukan kepada
badan/jawatan yang berwenang untuk pekerjaan lift.
Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang terpasang.
Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugashingga mengenai
betul seluruh instalasi lift dan peralatan-peralatannya.
3.2. Penjelasan Umum Pekerjaan
Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi lift yang berlaku umum di
mana tidak ditentukan lain, adalah tetap mengikat. Pemborong dianggap
mengetahui ketentuan-ketentuan ini.
Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang sukar/tidak
dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera dibicarakan dengan
KonsultanPengawas.
Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan,
Pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan dari apa
yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada Konsultan Pengawas.
3.3. Syarat Mengenai Bahan
Semua bahan disediakan oleh pihak Pemborong.
Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi syarat dan
diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
Apabila peralatan tersebut menurut pendapat Konsultan Pengawas tidak
memenuhi syarat, maka Pihak Pemborong harus segera menyingkirkan
bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan yang baik.
3.4. Syarat Keselamatan Kerja
Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja yang
memenuhi syarat-syarat/peraturan perburuhan, disamping syarat-syarat indikator
yang dapat mengukur/menunjukkan adanya tegangan/arus listrik.
3.5. Serah terima pekerjaan.
Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam penyerahan
tersebut telah dilakukan tes dan telah dinyatakan baik oleh Konsultan Pengawas.
Pada waktu serah terima pekerjaan Pemborong harus menghadiri dan
memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan penerimaan oleh
pihak Pemberi Tugas.
3.6. Gambar Revisi
Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi yang
dipasang/as built drawing untuk :
a. Arsip Pemberi Tugas (3 set)
b. Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.
131
Lingkup pekerjaan lift meliputi :
132
button type HBM.
5. Sistem Pengaturan
5.1. Sistem pengaturan harus direncanakan terhadap :
Kecepatan, percepatan switch dan pembebanan secara otomatis dan memberikan
133
hasil operasi yang lembut, tidak terjadi hentakan pada gerak mula, percepatan
6. Spesifikasi Teknis
6.1. Kereta Lift.
a. Rangka
Rangka kereta harus dari baja kuat, dengan sambungan las, kuat dan rigit,
sehingga tidak akan melentur (distorsi) dalam pembebanan yang
bagaimanapun serta pada waktu bekerjanya gigi pengaman.
b. Dinding
- Dinding kereta sebelah belakang dan kiri/kanan terbuat dari panel-panel
berlapis plastik yang masing-masing diapit oleh lift baja anti karat.
- Kosen-kosen pintu kereta terbuat dari baja anti karat, demikian juga
lempeng-lempeng tempat tombol dan indikator serta perlengkapan-
perlengkapan kerja lainnya.
- Indikator posisi lantai berupa indikator lampu sebagimana lazimnya
terdapat pada lift pada umumnya.
- Tidak diperkenankan adanya panel terbuka selain ventilasi.
- Kereta lift harus diletakkan diporos sehingga bila berhenti disuatu lantai,
dengan pintu terbuka tidak akan ada kemungkinan suatu benda terjebak
antara lantai dan kereta.
c. Lantai
- Plat form kereta lift terbuat dari rangka struktur baja yang lantainya dibuat
dengan standar lift dan kemudian dilapisi dengan granit, kereta setebal 3
mm.
- Plat form ini didudukkan pada bantalan-bantalan karet peredam suara
pada rangka penggantung melalui batang-batang kaitan yang kuat dan
dilengkapi tuegoard dari baja dan plat pembatas dari logam pada sisi
entrance-nya.
Dibawah platform terdapat penyensor berat beban yang secara elektris
dihubungkan dengan alat controller untuk setiap saat memonitor beban
didalam kereta.
d. Langit-langit
Langit-langit kereta lift berupa langit-langit tergantung yang terbuat dari jalusi
aluminium sehingga baik kipas penghisap udara maupun lampu-lampu
penerangan akan tersembunyi didalamnya.
e. Penerangan
Untuk penerangan didalam kereta lift dipasang diatas ceilling gantung, lampu
134
harus tetap menyala bila aliran listrik terputus, mendapat daya dari listrik/accu
f. Ventilasi
Exhaust fan dipasang diatas dengan daya dari listrik/accu (AC/DC) untuk tetap
bekerja bila aliran listrik terputus.
i. Penggerak Pintu
Penggerak pintu harus terdiri dari motor arus searah, mekanis, switch untuk
memberikan pelayanan yang lunak, kecepatan buka/tutup yang optimum. Bila
kereta mencapai lantai yang tertentu, pintu kereta dan pintu tiap lantai harus
bekerja secara simultan tombol ditekan atau ada panggilan dilantai lain
selewatnya interval waktu tertentu.
135
- Baris vertikal penunjuk yang menyatakan di mana kereta akan
berhenti/memenuhi panggilan.
- "Door open" bila ditekan menyebabkan tertutupnya pintu dan akan
menyingkap waktu terbukanya pinya.
- Bell tunggal yang haya sekali berbunyi untuk isyarat mulai tertutupnya
pintu dan berangkatnya kereta.
- Switch ventilasi, mematikan/menyalakan exhaust fan.
m. Tombol Pemanggil
Tiap lantai dipasang tombol-tombol sebagai berikut :
Untuk lift penumpang :
Lantai 1 : Tombol permintaan naik
Lantai 2 : Tombol permintaan naik dan turun
Lantai 3 : Tombol permintaan turun
136
pembagian beban pada semua tali. Tali-tali baja Governor haruslah pula memenuhi
e. Katrol - katrol
Jika dari besi cor atau baja, dengan 4 alur "V" yang diproses secara teliti untuk
menghindari gesekan pada waktu pembebanan yang mengurangi keausan.
Fully ini dilengkapi dengan alur U yang cukup dalam menjamin tali baja tidak
keluar dan kelonggaran untuk tidak terjadi effek penjepitan. Bantalan luncur
seluruhnya dilengkapi pelumas otomatis.
137
Untuk mengatur bekerjanya lift secara baik sebagaimana mestinya maka suatu
pusat pengatur harus ditempatkan di kamar mesin. Pusat pengatur ini harus
diatur sedemikian rupa agar terbentuk unit yang lengkap, teratur dan
sistematis. Pusat pengatur ini harus berfungsi dengan baik menjalankan,
memberhentikan dan menukar kecepatan lift. Selain dari pada itu harus juga
mengatur kerja dari pada kereta lift. Dalam formasi kerja yang efisien dan
dalam hal ini secara simplex Full Collective. Ini juga harus dapat berfungsi
sebagai pengawas keamanan dengan alat-alat pengawas/pengaman yang
cukup baik.
b. Selector
Suatu pusat untuk memonitor posisi setiap saat dari kereta, sekaligus
mencatat panggilan-panggilan kereta ataupun lantai haruslah ditempatkan di
kamar mesin. Selector tersebut harus juga berfungsi sebagai pusat informasi
kepada lantai-lantai dan kereta tentang dalam arah mana perjalanan sedang
dilakukan.
Begitu juga pada lantai ke berapa ia sedang berada dan lain-lain.
138
Kebakaran).
6.11. Pengujian
a. Apakah instalasi telah selesai maka pengujian harus dilakukan oleh Pemborong
dalam jangka waktu yang dianggap memenuhi syarat pengujian dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Pemberi Tugas, hingga seluruh sistem
dinyatakan bekerja dengan baik dan sempurna.
b. Selama pengujian maka harus dilaksanakan pengawasan yang teliti terhadap
setiap setiap bagian sistem sampai dinyatakan bahwa keadaan instalasi benar-
benar baik dan normal.
6.12. Jaminan
Perwakilan/Distrubutor/Sole Agent sebagai Pemborong Pembantu diwajibkan
memberikan jaminan selama 1 (satu) tahun terhitung dari saat penyerahan
pertama. Selama masa jaminan perwakilan/ Distributor/Sole Agent sebagai
Pemborong Pembantu wajib melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan service dan memelihara serta memberikan kepada pemilik
buku mengenai "Operation Maintenance" dari seluruh sistem.
b. Melakukan perbaikan-perbaikan peralatan yang disebabkan karena
kesalahan pemasangan atau cacat pembuatan, atas beban Pemborong
Pembantu. Untuk pekerjaan perbaikan kerusakan yang bukan kesalahan
pemasangan atau cacat pembuatan, biaya tidak dibebankan Pemborong
Pembantu, yaitu untuk kerusakan selama 9 (sembilan) bulan setelah
masa pemeliharaan selesai/dilampaui.
c. Penyediaan operator terdidik untuk memberikan penjelasan serta
pendidikan kepada petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemilik,
139
penjagaan dan melakukan pekerjaan perbaikan, penyetelan-
PASAL 14
PEKERJAAN SISTEM MATV
B. Sistem MATV
Siaran MATV yang dikehendaki adalah siaran – siaran sebagai berikut :
140
1. Antenna UHF
Element : 44 Element
Channel : 21 – 69
Frekuensi : 470 – 862 Mhz
Gain : 10 – 14 Db
2. Splitter
Frekuensi Range : 5 – 2400 Mhz
Available Port : 2W,3W, 4W, 6W, 8W
Through Loss : 3,6 – 10dB
Ref : KS series
3. Directional Coupler
Frekuensi Range : 5 – 2400 Mhz
Frekuensi : 2W, 4W, 6W
Through Loss : 0,5 – 3 dB
Ref : KT series
4. Booster Amplifier
Frekuensi Range : 47 – 862 Mhz
Gain : 50 dB
Output Level : 120 dbyv
Voltage : 230 VAC
Ref : FA – 50
5. TV Outlet
Model : Single
Losses : 0,4 dB – 1,2 dB
6. Kabel Distribusi
Ukuran : 5C/RG-6
Losses : Min 20 dB/100m
Jacket : PVC
Braid : Min – 90%, Bonded Foam
7. Kabel Feeder
Ukuran : 7C/RG-11
Losses : Min 15 dB/100m
Jacket : PVC
Braid : Min – 60%, Bonded Foam
141
Merk pembuat sbb :
MATV : KOOVIK
Coaxial Cable : Feeder
PASAL 15
DATA DAN WIFI
A. UMUM
Sistem data (Wifi) terdiri dari main switch hub, Distribution Swicth, Rouler dan
Firewall control unit yang dihubungkan ke server.
Standard dan Peraturan
Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara
nasional.
Peraturan Daerah yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang
berpengaruh terhadap perngoperasian jenis instalasi yang dirancang.
Standar Nasional Indonesia, pedoman jenis teknis dan rekomendasi dan instansi
yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.
Standar dan peraturan Dirjen Telkom edisi terakhir.
142
g. Stabilizer :
h. Instalasi Pengkabelan
i. Software yang digunakan harus ada lisensi dari pabrik
j. Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan (grounding) pada pekerjaan telepon yaitu kabel grounding
dari peralatan security intercom yang di-grounding sampai ke busbar grounding
elektronik di ruang kontrol.
k. Sistem Surge Arrester
Surge Arrester, tipe valve atau metal oxide yang dirancang usntuk memproteksi
peralatan elektronik terhadap over voltage yang diesebabkan oleh petir maupun
oleh switching surge. Dipasang sedekat mungkin dengan peralatan yang
diproteksi dan dihubungkan ke konduktor yang tidak di-grounding dipasang
sehingga baik pembuangan gas maupun diskonektor arrester diarahkan ke
perlengkapan yang dioperasikan di sekitarnya. Konduktor grounding arrester
harus diletakkan sedekat mungkin antara arrester dan ground, mempunyai
impedansi rendah dan kapasitas pembawa muatannya besar. Spesifikasi Surge
Arrester :
Class ii
Nominal Voltage (UN) : 220 V
Maximum continous operating voltage/50 Hz : 275 V
Maximum discharge current (8/20) (l max) : 40 kA
Nominal discharged current (8/20) (ln) : 20 kA
Voltage protection level at ln (Up) : < 1,3 kV
Respon time (tA) : 0,25 nS
Short circuit with stand capability (lp) : 60 kArms at maximum back up fuse
Operating temperature range : -40° C to + 80° C
Cross section of the connected conductor : 6 mm² - 25 mm²
Protection type : IP20
Housing material : DIN rail 35 mm
Life time : 100000 hours
l. Fire Protection : FM 200 gas
D. Kemampuan Sistem
Sistem instalasi pengkabelan sesederhana mungkin sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik untuk memudahkan pemasangan dan pemeliharaan.
Konsumsi daya listrik serendah/sehemat mungkin dan di-back-up batere selama
10 menit.
143
Pemborong diwajibkan memberikan garansi komputer/peralatan yang rusak untuk diganti
yang baik selama 365 hari sejak serah terima pertama pekerjaan, sepanjang kerusakan
tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan operator.
PASAL 16
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada
bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Pemborong.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail maka
segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan
itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak
dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan.
5. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam pasal-pasal RKS ini akan
dijelaskan dalam Aanwijzing.
144