Anda di halaman 1dari 122

PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


JLN.P. NYAK MAKAM NO. 23 KUTA BARU Tlp. (0652) 7555136-7555137
E-Mail : disdikporabna@gmail.com, Website : disdikporabna.com, Kode Pos 23125

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN LABORATORIUM SMPN 14
KOTA BANDA ACEH

LOKASI :
PANTE RIEK – KOTA BANDA ACEH

TAHUN ANGGARAN :
2017

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KOTA BANDA ACEH
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAGIAN I
DATA PROYEK

Pasal 1 : Nama proyek ditentukan oleh Owner seperti berikut ini :


Pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh

Pasal 2 : Nama pekerjaan dari proyek ditentukan oleh Owner seperti berikut ini :
Pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh

Pasal 3 : Tempat dan lokasi pekerjaan ditentukan oleh Owner seperti berikut ini : Komplek
Perumahan Budha Suchi – Kota Banda Aceh

Pasal 4 : Item-Item Pekerjaan yang harus dikerjakan dan diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
ditentukan oleh Owner dalam :
Kontrak Kerja Dan Bill of Quantity

1
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAGIAN II
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN

Pasal 1 : Penanggung Jawab Pelaksanaan ( Kontraktor Pelaksana )

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa
Pelaksana Konstruksi, maka Kontraktor Pelaksana untuk proyek seperti yang
disebutkan dalam Bag I diatas adalah Perusahaan seperti yang disebutkan dalam
Kontrak Kerja Fisik.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan secara seluruhnya sesuai


dengan ketentuan-ketentuan di dalam Dokumen Kontrak.

3. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang disebutkan dalam
Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor :
332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pelaksana
Konstruksi atau menurut perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh
Owner dalam Kontrak Kerja Fisik.

4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan struktur organisasi pelaksana lapangan


proyek kepada Owner yang didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Kontraktor
Pelaksana dengan posisi minimal seperti berikut atau sesuai yang diajukan:
1. Project manager;
2. Site Manager;
3. Quality Engineer;
4. Arsitek;
5. Supervisor Lapangan;
6. Surveyor;
7. Drafman;
8. Administrasi Proyek; dan
9. Operator Computer.

5. Jumlah personil atau tenaga ahli yang ditempatkan harus sesuai dengan bobot
pekerjaan yang ditangani dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Owner.

6. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi lapangan
proyek yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan
minimal selama jam kerja.

7. Pengantian tenaga ahli oleh Kontraktor Pelaksana selama proses pelaksanaan


pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

8. Project Manager harus mengajukan ijin tertulis kepada Owner dan diketahui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi serta Konsultan Supervisi jika hendak
meninggalkan lokasi pekerjaan dalam jangka waktu lebih dari 3 hari.

9. Konsultan Supervisi berhak mengajukan kepada Owner dan Konsultan


Manajemen Konstruksi untuk pengantian tenaga ahli Kontraktor Pelaksana yang
berada dilokasi pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan
dan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
2

10. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana harus
Page

mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis dan administratif di lokasi


pekerjaan.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 2 : Sub Pelaksana Pekerjaan / Sub Kontraktor

1. Penunjukan Sub Pelaksana pekerjaan / Sub Kontraktor hanyalah dapat dilakukan


dengan sepengatahuan dan rekomendasi tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi serta mendapat persetujuan dari Owner.

2. Apabila hasil pekerjaan Sub Pelaksana tidak memenuhi semua persyaratan di dalam
kontrak Kerja ataupun tidak memenuhi target prestasi yang harus dicapai pada
suatu tahap pekerjaan, maka Konsultan Supervisi berhak menginstruksikan kepada
Kontraktor Pelaksana untuk menganti Sub Pelaksana pekerjaan tersebut dengan
yang lain, dan yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Kontraktor Pelaksana harus menjalankan instruksi tersebut.

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan untuk meninggalkan kewajibannya dengan


cara menyerahkan Kontrak Kerja sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain (Sub
Pelaksana Pekerjaan) tanpa seijin atau persetujuan Owner.

4. Apabila tidak disebutkan dalam Kontrak Kerja, maka Kontraktor Pelaksana tidak
dibenarkan untuk men-sub-kan sebagian pekerjaan yang menjadi kewajibanya
tanpa persetujuan Owner dan Konsultan Manajemen Konstruksi.

5. Dalam hal sudah mendapat persetujuan Owner dan Konsultan Manajemen


Konstruksi, maka Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab penuh atas segala
kelalaian dan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh Sub Kontraktor, sehingga
kesalahan dan kelalaian tersebut merupakan kesalahan dan kelalaian Kontraktor
Pelaksana sendiri.

6. Sub Kontraktor adalah pihak-pihak yang mempunyai Kontrak Kerja langsung


dengan Kontraktor Pelaksana, yaitu dalam menyediakan dan mengerjakan bagian-
bagian pekerjaan khusus sesuai dengan keahliannya.

7. Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil pekerjaan


Sub Kontraktor.

Pasal 3 : Gambar Pelaksanaan ( Shop Drawing )

1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Pelaksanaan (Shop


Drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya, terutama untuk
pekerjaan-pekerjaan yang Gambar Detailnya tidak dijelaskan dalam Gambar
Bestek.

2. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan Shop Drawing ditentukan oleh Konsultan


Supervisi dalam masa konstruksi.

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan sebelum Shop


Drawing yang menjadi kewajibannya di setujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Shop Drawing tidak boleh merubah/merevisi Gambar Bestek kecuali atas


persetujuan Konsultan Perencana.

5. Shop Drawing tidak boleh merubah, memperbesar dan memperkecil kuantitas


maupun kualitas pekerjaan.
3
Page

Pasal 4 : Gambar Lapangan Dan Dokumen Lapangan

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set Gambar Bestek /Gambar Revisi
dalam format kertas A2, kertas A3 (sementara), satu set Shop Drawing, satu set
Spesifikasi Teknis dan satu set Bill of Quantity dilokasi pekerjaan pada setiap
kantor lapangan.

2. Gambar Bestek, Gambar Revisi, Shop Drawing, Spesifikasi Teknis, dan Bill of
Quantity ditempatkan pada tempat yang baik dan dalam kedaan yang rapi.

Pasal 5 : Buku Instruksi Dan Buku Tamu

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu buah Buku Instruksi dan Buku
Tamu dilokasi pekerjaan pada setiap kantor lapangan dan ditempatkan pada tempat
yang baik.

2. Buku Instruksi berisikan instruksi-instruksi dilokasi pekerjaan yang dikeluarkan


oleh Konsultan Supervisi dan Owner untuk dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

3. Buku Instruksi harus mencantumkan tanggal instruksi, waktu instruksi, nama dan
jabatan yang memberi instruksi, dan tanda tangan yang memberi instruksi.

4. Instruksi Konsultan Supervisi dan Owner yang berada dalam Buku Instruksi harus
diketahui dan ditanda tangani oleh Kontraktor Pelaksana minimal Supervisor
Lapangan untuk dilaksanakan.

5. Kontraktor Pelaksana juga harus menyediakan buku tamu di kantor lapangan yang
diletakan pada tempat yang baik. Semua tamu yang berkunjung ke lokasi pekerjaan
harus terdata dan mengisi buku tamu ang telah disediakan oleh Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 4 : Gambar Hasil Pelaksanaan ( Asbuilt Drawing )

1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Hasil Pelaksanaan


(Asbuilt Drawing) yang sesuai dengan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan
sebelum serah terima tahap pertama dilakukan.

2. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan As Built Drawing adalah pekerjaan yang


berhubungan dengan instalasi berikut ini dan pekerjaan –pekerjaan lain yang
ditentukan oleh Konsultan Supervisi.
2.1 Instalasi Listrik;
2.2 Instalasi Air Bersih dan Air Kotor;

3. As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner.

4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set As Built Drawing yang telah


disetujui kepada Konsultan Supervisi, Owner dan Konsultan Perencana kepada
Owner.

5. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat yang baik
pada bangunan oleh Owner atau pengguna bangunan.
4
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 5 : Rencana Waktu Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan


(time schedule) keseluruhan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dan Owner
sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam Kontrak
Kerja.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaiankan pekerjaan sesuai dengan rencana


waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi dan Owner kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

3. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan rencana waktu penyelesaian pekerjaan


keseluruhan yang telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Owner kepada Konsultan Supervisi.

4. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan rencana waktu penyelesaian


pekerjaan mingguan pada tahap pelaksanaan pekerjaan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi dan diketahui oleh Konsultan Supervisi.

5. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak untuk tidak menyetujui rencana


penyelesaian pekerjaan mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan
memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.

6. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena


kesalahan dalam menyusun waktu pemnyelesaian pekerjaan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

7. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena factor


cuaca seperti hujan yang lebih dari 1 hari kerja dan dibuktikan dengan catatan cuaca
dalam Laporan Harian yang disetujui oleh Konsultan Supervisi harus
diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan.

8. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena


factor-factor non teknis yang lebih dari 3 hari kerja dan diketahui oleh Konsultan
Supervisi seperti permasalahan dengan tanah/lahan pekerjaan sehingga Kontraktor
pelaksanan tidak bisa memasuki dan memulai pekerjaan, ganguan keamanan dari
masyarakat setempat harus diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan
pekerjaan.

9. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena


permasalahan yang berhubungan dengan Spesifikasi Teknis, Gambar Disain, Bill of
Quantity dan Kontrak Kerja dimana tidak ada keputusan yang pasti dari Konsultan
Manajemen Konstruksi, Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner
lebih dari 3 hari kerja harus diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan
pekerjaan.

10. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan yang


disebabkan oleh hal-hal selain seperti yang disebutkan dalam point 6, point 7 dan
point 8 tidak boleh diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan kecuali
ditentukan lain dalam Kontrak Kerja dengan persetujuan Konsultan Manajemen
dan Owner.

11. Lamanya penambahan waktu atau jumlah hari kerja tambahan yang diberikan
kepada Kontraktor Pelaksana karena alasan-alasan seperti yang disebutkan pada
5

point 6, point 7 dan point 8 adalah menurut keputusan Konsultan Manajemen


Page

Konstruksi dan Owner.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 6 : Request Material Dan Request Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan semua material


bangunan (request material) sebelum material bangunan tersebut dipakai dan
dimasukan kelokasi pekerjaan.

2. Request Material yang diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai dengan contoh
material dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.

3. Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dianggap


sah dan diakui apabila disetujui minimal oleh Konsultan Supervisi.

4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set contoh


material yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi.

5. Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan


Perencana, dan Owner tidak boleh dipakai sebagai material bangunan dan harus
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

6. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request pekerjaan)


untuk pekerjaan yang akan dikerjakan.

7. Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

8. Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan tanpa Request


Material atau jika Request Pekerjaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

9. Item-item pekerjaan yang memerlukan Request Pekerjaan ditentukan oleh


Konsultan Supervisi.

Pasal 7 : Metode Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Metode Pelaksanaan terhadap pekerjaan


Pembesian Plat Lantai, Pengecoran Plat Lantai, Eriction Konstruksi Baja dan
Eriction Konstruksi Kuda-Kuda baja ringan serta pekerjaan-pekerjaan lain yang
memerlukanya.

2. Metode Pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika Metode


Pelaksanaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Item-item pekerjaan yang memerlukan Metode Pelaksanaan ditentukan oleh


Konsultan Supervisi.

Pasal 8 : Rencana Material Dan Peralatan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana material dan peralatan mingguan


yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada
6

Konsultan Supervisi.
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

2. Semua material dan peralatan sesuai dengan rencana material dan peralatan
mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi
pekerjaan.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana material dan peralatan
mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-
alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.

Pasal 9 : Rencana Tenaga Kerja

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana pengunaan tenaga kerja


mingguan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada
Konsultan Supervisi.

2. Semua tenaga kerja sesuai dengan rencana tenaga kerja mingguan yang diajukan
oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana penggunaan tenaga


kerja mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan
alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.

Pasal 10 : Pekerjaan Diluar Jam Kerja

1. Pekerjaan-pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor


Pelaksana dengan alasan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan harus
diketahui oleh Konsultan Supervisi.

2. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Supervisi untuk


pengawasan pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas pekerjaan yang


dilakukan diluar jam kerja normal atau pada malam hari.

Pasal 11 : Laporan Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan mingguan, dan


laporan bulanan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dan diketahui serta
diperiksa oleh Konsultan Supervisi tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

2. Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh
Kontraktor pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung kelapangan


akan kebenaran data yang ada dalam laporan harian, laporan minnguan, dan
laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.

4. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat dalam rangkap 4
(empat). Salah satu tembusan laporan harian, laporan mingguan, dan laporan
bulanan harus berada pada lokasi pekerjaan. Masing-masing Laporan harian,
7

laporan mingguan dan bulanan harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen


Page

Konstruksi, Konsultan Supervisi dan Owner.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 12 : Surat Menyurat Dan Komunikasi

1. Segala surat-menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana yang


berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya administratif harus
melalui dan ditujukan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi juga diketahui
oleh Konsultan Supervisi serta Owner.

2. Segala surat-menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana yang


berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya teknis harus melalui dan
ditujukan kepada Konsultan Supervisi juga diketahui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi serta Owner.

3. Surat menyurat atau perizinan yang berhubungan dengan Instansi lain di luar
proyek tidak perlu melalui dan diketahui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Kontraktor Pelaksana tetap wajib memberikan informasi tentang hal tersebut
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.

Pasal 13 : Rapat Koordinasi Dan Rapat Lapangan (Site Meeting)

1. Rapat koordinasi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap minggu,


dipimpin oleh Owner atau Konsultan supervisi.

2. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat koordinasi dengan diwakili minimal
oleh Site Manager atau Supervisor Lapangan.

3. Kosumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana kecuali


ditentukan lain oleh Owner.

4. Rapat lapangan (site meeting) diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali


setiap minggu, dipimpin oleh Owner atau Konsultan supervisi.

5. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat lapangan dengan diwakili minimal
oleh Supervisor lapangan.

6. Kosumsi rapat lapangan tersebut disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana kecuali


ditentukan lain oleh Owner.

Pasal 14 : Wewenang Owner (Pemberi Tugas) Memasuki Lokasi Pekerjaan

1. Owner (Pemberi Tugas) dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk


memasuki lokasi pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat-tempat lain dimana
Kontraktor Pelaksana melaksanakan pekerjaan untuk Kontrak.

2. Jika pekerjaan dilakukan pada tempat-tempat lain yang dilakukan oleh Sub
Kontraktor Pelaksana menurut ketentuan dalam Sub Pelaksanaan, maka
Kontraktor Pelaksana harus memberikan jaminan agar supaya Owner dan para
wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel kerja dan tempat-tempat
lain kepunyaan Sub Pelaksana pekerjaan.

3. Owner atau Staf Ahli ( Engineer ) berhak memberikan instruksi langsung


dilapangan kepada Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Supervisi untuk suatu
8

perbaikan atau perubahan jika dalam proses pelaksanaan pekerjaan ditemukan hal-
Page

hal yang tidak sesuai dengan Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, Bill of Quantity
dan Kontrak Kerja.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

4. Owner atau Staf Ahli ( Enggineer ) berhak memerintahkan Konsultan Supervisi


secara tertulis untuk menghentikan proses pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh Kontraktor Pelaksana sementara waktu jika ditemukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, Bill of Quantity dan Kontrak
Kerja.

5. Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bertangung jawab penuh akan


keselamatan Owner dan para wakilnya selama berada dilokasi pekerjaan.

Pasal 15 : Progress Payment

1. Jika tidak ditentukan lain dalam Kontrak Kerja maka Hasil Pekerjaan Kontraktor
Pelaksana di bayar berdasarkan metode Progress Payment. Artinya Tagihan
Kontraktor Pelaksana dibayar berdasarkan Progress Realisasi Pekerjaan yang telah
diselesaikan dilapangan.

2. Progress Payment Kontraktor Pelaksana diajukan kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi dan diperiksa kebenaran realisasi pekerjaan dilapangannya oleh
Konsultan Supervisi.

3. Konsultan Manajemen Konstruksi dapat menunda atau membatalkan Progress


Payment Kontraktor Pelaksana jika berdasarkan pengamatan sendiri atau
laporan/rekomendasi Konsultan Supervisi tentang adanya pekerjaan-pekerjaan
yang tidak sesuai Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity.

4. Progress Payment Kontraktor Pelaksana baru dapat dibayar oleh Owner jika telah
disetujui secara tertulis oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

Pasal 16 : Pekerjaan 100%

Jika tidak ditentukan lain dalam Kontrak Kerja maka Pekerjaan yang dinyatakan telah
selesai 100% harus memenuhi beberapa persyaratan berikut ini :

1. Item Pekerjaan 100% adalah item pekerjaan yang telah diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

2. Konsultan Supervisi tidak boleh menyetujui dan menandatangani suatu item


pekerjaan yang diklaim telah 100% oleh Kontraktor Pelaksana jika item pekerjaan
tersebut :
a. Tidak Sesuai Dengan Gambar Bestek atau Gambar Revisi;
b. Kuantitas (volume) pekerjaan tidak sesuai dengan Bill of Quantity dan Kontrak
Addendum; dan
c. Tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis Dan Perubahannya;

3. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan klaim kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi bahwa semua pekerjaan telah selesai 100% dengan memenuhi beberapa
persyaratan seperti berikut ini :
a. Memberitahukan dan Meminta secara tertulis kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi agar Konsultan Supervisi melakukan ispeksi atau memeriksa hasil
pekerjaan yang diklaim telah 100%.
9

b. Menyerahkan Laporan Harian minggu terakhir pekerjaan konstruksi;


Page

c. Menyerahkan Laporan Mingguan terakhir pekerjaan konstruksi;


d. Menyerahkan Laporan Bulanan terakhir pekerjaan konstruksi;

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

e. Menyerahkan Dokumentasi Pekerjaan Konstruksi dalam kondisi 0%, 50% dan


100%.

4. Konsultan Manajemen Konstruksi harus segera memberitahukan dan meminta


Konsultan Supervisi untuk melakukan Inspeksi dan Pemeriksaan Lapangan (
Opname ) tentang kebenaran Klaim Kontraktor Pelaksana bahwa pekerjaan telah
selesai 100%.

5. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menolak Klaim 100% Kontraktor


Pelaksana bila Laporan hasil Inspeksi/Pemeriksaan Lapangan oleh Konsultan
Supervisi menyatakan bahwa pekerjaan belum 100%.

Pasal 17 : Kesalahan Pekerjaan Dan Pekerjaan Cacat

1. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri semua kesalahan


pekerjaan dan cacat pekerjaan baik pada tahap pelaksanaan maupun pada saat
sebelum Serah Terima Tahap Pertama (PHO) dan pekerjaan dinyatakan selesai
100%.

2. Kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan adalah hasil pemeriksaan bersama antara
Kontraktor Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner sebelum Serah Terima
Tahap Pertama (PHO) dan pekerjaan dinyatakan selesai 100%.

3. Kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan dari hasil pemeriksaan oleh Pelaksana,
Konsultan Supervisi dan Owner dicantumkan dalam sebuah Daftar Pekerjaan
Cacat yang ditandatangani oleh ketiga pihak tersebut.

4. Konsultan Manajemen atau Owner harus membuat Berita Acara Hasil


Pemeriksaan Pekerjaan untuk ditandatangani oleh Kontraktor Pelaksana,
Konsultan Supervisi dan Owner.

5. Semua kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan yang ada dalam Daftar Pekerjaan
Cacat menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana memperbaikinya dengan
biaya sendiri.

6. Kesalahan-kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor


Pelaksana dikarenakan kurang memahami Gambar dan kurangnya kontrol terhadap
pekerja sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk
memperbaiki dengan biaya sendiri.

7. Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana karena
lemahnya pengawasan dan kontrol oleh Konsultan Supervisi dan bukan atas dasar
perintah tertulis dari Konsultan Supervisi tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya.

8. Kerusakan dan cacat pada bangunan akibat pemakaian atau sebab-sebab lain tanpa
ada unsur-unsur kesengajaan yang dapat dibuktikan dalam masa pemeliharaan
bangunan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk
memperbaikinya dengan biaya sendiri kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

9. Konsultan Supervisi berhak setiap saat memerintahkan Kontraktor Pelaksana


untuk memperbaiki kesalahan pekerjaan atau pekerjaan cacat pada masa
10

pelaksanaan.
Page

10. Hasil perbaikan terhadap kesalahan pekerjaan dan pekerjaan cacat harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 18 : Buku Petunjuk Penggunaan Bangunan ( Operation Hand-Book )

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan Konsultan Perencana


harus membuat Buku Petunjuk Penggunaan atau system operasi (Operation Hand-
Biook) sebelum masa Serah Terima Pertama untuk semua peralatan dan instalasi
yang ada dalam bangunan seperti :
a. Instalasi Listrik;
b. Instalasi Air Bersih dan Air Kotor;

2. Operation Hand-Book harus diserahkan kepada Owner dan pengguna bangunan


dengan memberikan penjelasan yang diperlukan.

3. Operation Hand-Book harus disimpan dengan baik dalam bangunan pada tempat
yang ditentukan oleh Owner atau pengguna bangunan.

Pasal 19 : Petunjuk Bangunan Dan Nama Ruangan

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan Konsultan Perencana,


Konsultan Supervisi, Owner dan Pemilik Bangunan/Pengguna Bangunan harus
membuat petunjuk dan Nama semua ruangan berdasarkan fungsinya masing-
masing sebelum masa Serah Terima Pertama (PHO).

2. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan Konsultan Perencana,


Konsultan Supervisi dan Owner juga harus membuat Petunjuk Pintu Masuk Utama
dan Pintu Keluar Utama untuk semua bangunan dari material yang dapat dilihat
dengan mudah pada siang hari maupun malam hari.

3. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan Konsultan Perencana,


Konsultan Supervisi dan Owner harus membuat Duplikat Denah Bangunan
ukuran 100 x 60 cm untuk masing-masing lantai dan ditempatkan pada daerah
sekitar tangga atau ruang tunggu.

Pasal 20 : Penyelesaian Dan Serah Terima Pekerjaan

1. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100% berdasarkan Progress 100% yang


diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dan telah disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi, Konsultan Supervisi dan Owner , maka pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi, Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana dan Owner bersama-sama
menandatangani Berita Acara Serah Terima Pertama ( PHO ) kecuali ditentukan
lain oleh Owner.

2. Sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani berdasarkan klaim


progress 100% yang diajukan Kontraktor Pelaksana, maka Konsultan Supervisi,
Kontraktor Pelaksana dan Owner bersama-sama melakukan Pemeriksaan
Lapangan.

3. Pekerjaan-pekerjaan cacat, tidak sempurna dan tidak sesuai kualitas maupun


kuantitas terutama dari segi fungsi bangunan yang ditemukan dalam Pemeriksaan
Lapangan adalah menjadi kewajiban Kontraktor Pelaksana memperbaikinya
sebelum Serah Terima Pertama ditandatangani dan hal ini harus dituangkan dalam
11

Berita Acara Pemeriksaan dalam bentuk Daftar Pekerjaan Cacat.


Page

4. Kontraktor pelaksana juga harus menyerahkan Asbuilt Drawing dan Buku


Petunjuk Penggunaan Bangunan (Hand Book) yang telah disetujui oleh Konsultan

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner sebelum Berita Acara Serah Terima
Pertama ditandatangani.

5. Konsultan Supervisi akan mengeluarkan rekomendasi tertulis akan realisasi


perbaikan dari semua item dalam Daftar Pekerjaan Cacat dan Asbuilt Drawing
yang telah selesai dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana untuk keperluan
penandatanganan Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO).

6. Setelah masa pemeliharaan dilampaui dan sesudah semua perbaikan-perbaikan


dilaksanakan dengan baik, Konsultan Supervisi akan mengeluarkan rekomendasi
tertulis mengenai selesainya pekerjaan dan perbaikan yang berarti Serah Terima
Kedua ( FHO ) kedua dari pihak Kontraktor Pelaksana kepada Owner.

Pasal 21 : Pemamfaatan Bangunan Oleh Pemilik/Pengguna Bangunan

1. Pemamfaatan dan penggunaan bangunan oleh Pemilik Bangunan hanya boleh


dilakukan setelah Berita Acara Serah Terima antara Owner (Pemberi Tugas)
dengan Pemilik/Bangunan ditanda tangani kecuali ditentukan lain oleh Owner
dengan kesepakatan tertulis bersama Kontraktor Pelaksana.

2. Pemilik Bangunan tidak boleh menempati, menggunakan bangunan dan


memamfaatkan semua fasilitas yang ada dalam bangunan selama bangunan masih
dalam proses Serah Terima antara Kontraktor Pelaksana dengan Owner kecuali
ditentukan lain oleh Owner dengan kesepakatan tertulis bersama Kontraktor
Pelaksana.

3. Pemamfaatan bangunan oleh siapapun sebelum Serah Terima antara Owner dan
Pemilik Bangunan ditandatangani harus dengan persetujuan Owner dan
Kontraktor Pelaksana.

4. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap perbaikan dengan biaya


sendiri semua cacat dan kerusakan yang timbul akibat penggunaan bangunan oleh
Pemilik Bangunan yang telah disetujuinya bersama dengan Owner.

Pasal 22 : Penanggung Jawab Pengawasan

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa
Konsultasi, maka Konsultan Supervisi untuk proyek seperti yang disebutkan dalam
BAB I diatas adalah Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak Kerja
Konsultan Supervisi.

2. Tugas dan kegiatan Konsultan Supervisi adalah seperti yang disebutkan dalam
Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor :
332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pengawas
Konstruksi atau menurut perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh
Owner dalam Kontrak Kerja konsultan Supervisi.

3. Konsultan Supervisi harus mengajukan struktur organisasi pengawasan lapangan


proyek kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dan Owner dimana didalamnya
tercantum beberapa tenaga ahli Konsultan Supervisi dengan posisi minimal seperti
berikut atau seperti yang diajukan :
12

1. Site Engineer/Team Leader;


2. Chief Inspector;
Page

3. Inspector;
4. Quantity Surveyor;

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

5. Quality Engineer;
6. Tenaga Administrasi; dan
7. Operator Computer.

4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi pengawasan
lapangan proyek yang diajukan oleh Konsultan Supervisi harus berada dilokasi
pekerjaan minimal selama jam kerja.

5. Konsultan Supervisi harus menyerahkan Struktur Organisasi pengawasan lapangan


proyek yang telah disetujui oleh KOnsultan Manajemen Konstruksi dan Owner
kepada Kontraktor Pelaksana.

6. Pengantian tenaga ahli oleh Konsultan Supervisi selama proses pelaksanaan


pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Owner.

7. Leader harus mengajukan ijin tertulis kepada Owner dan diketahui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi jika hendak meninggalkan lokasi pekerjaan dalam jangka
waktu lebih dari 3 hari.

8. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi dan Owner untuk pengantian tenaga ahli Konsultan Supervisi yang
berada dilokasi pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan
dan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

9. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Konsultan Supervisi harus
mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis di lokasi pekerjaan.

10. Konsultan Supervisi harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dan diketahui oleh Owner atas segala
hal yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor pelaksana.

11. Bentuk, format, dan isi laporan Konsultan Supervisi adalah berdasarkan hasil
diskusi dan konsultasi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi dan Owner.

Pasal 23 : Instruksi Konsultan Supervisi

1. Kontraktor Pelaksana harus mematuhi dan melaksanakan semua instruksi atau


perintah yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.

2. Semua instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi harus dalam bentuk
tulisan.
3. Instruksi Konsultan Supervisi dalam bentuk lisan dibenarkan dan harus diikuti oleh
Kontraktor Pelaksana selama disertai oleh alasan-alasan yang jelas dan sesuai
dengan Spesifikasi Teknis.

4. Instruksi dari Konsultan Supervisi dapat berupa hal-hal seperti disebutkan dibawah
ini :

5. Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga membahayakan bagi
13

konstruksi, atau pekerjaan finishing yang kurang baik atau hal-hal lain yang
menyimpang dari Spesifikasi Teknis dan Gambar Bestek.
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

6. Perintah untuk menyingkirkan material/bahan bangunan yang tidak sesuai dengan


Spesifikasi Teknis.

7. Perintah untuk mengantikan Pelaksana lapangan dari Kontraktor Pelaksana yang


dianggap kurang mampu.

8. Perintah untuk melakukan penambahan tenaga kerja dengan alasan untuk


mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan.

9. Perintah untuk melakukan perubahan-perubahan pada metode pelaksanaan


Kontraktor Pelaksana yang dianggap tidak tepat sehingga dapat mengurangi
kualitas dan memperlambat proses penyelesaian pekerjaan.

Pasal 24 : Perubahan-Perubahan Disain Dan Perbedaan-Perbedaan

1. Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan


Manajemen Konstruksi serta Owner berhak mengadakan perubahan-perubahan
pada Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity yang wajib
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.

2. Kontraktor Pelaksana dengan alasan apapun tidak boleh melakukan perubahan


pada Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity tanpa persetujuan
Konsultan Supervisi atau Konsultan Perencana.

3. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang dilakukan


oleh Konsultan Perencana, Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan
Supervisi Dan Owner harus disampaikan secara tertulis kepada Kontraktor
Pelaksana untuk dilaksanakan.

4. Perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang dilakukan


oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan Supervisi, Konsultan
Perencana, dan Owner secara lisan atau tidak tertulis tidak wajib untuk
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan Instruksi
tidak tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

5. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis tidak boleh


menambah biaya pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dari biaya pelaksanaan
yang ada dalam Kontrak Kerja kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau
oleh Owner.

5. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan Gambar


Bestek dan Spesifikasi Teknis yang diusulkan oleh Konsultan Perencana, Owner
dan Konsultan Manajemen Konstruksi dilakukan oleh Konsultan Perencana
diketahui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan disetujui oleh Owner.

6. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan Gambar


Bestek dan Spesifikasi Teknis yang diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana dilakukan
oleh Kontraktor Pelaksana diketahui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi,
diperiksa oleh Konsultan Supervisi dan disetujui oleh Owner.

7. Kontraktor berhak memeriksa hasil perhitungan akan kuantitas/volume pekerjaan


14

dan biaya yang dilakukan oleh Konsultan Perencana.


Page

8. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidak sesuaian antara Gambar


Bestek, Spesifikasi Teknis, dan Bill of Quantity Konsultan Supervisi tidak

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

dibenarkan mengambil keputusan secara sepihak tetapi harus melaporkannya


kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk tindakan selanjutnya.

9. Konsultan Manajemen Konstruksi dengan persetujuan Konsultan Perencana dan


Owner berhak menentukan acuan mana yang harus dipegang bila terjadi perbedaan
antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan bill of Quantity kecuali ditentukan
lain dalam Kontrak Kerja.

10. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi, jika terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan
Bill of Quantity maka urutan acuan yang harus dipegang ditentukan seperti berikut
:
1. Kontrak Kerja;
2. Bill of Quantity;
3. Gambar Bestek serta Gambar Revisi; dan
4. Spesifikasi Teknis.

Pasal 25 : Struktur Organisasi Proyek

1. Struktur Organisasi Proyek dibuat oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dengan


persetujuan Owner.

2. Struktur Organisasi Proyek harus dapat menjelaskan secara umum hubungan


antara semua pihak yang terlibat dalam proyek.

3. Struktur Organisasi Proyek adalah pedoman administratif yang harus diikuti oleh
semua pihak yang terlibat dalam proyek.

4. Perubahan-perubahan pada Struktur Organisasi Proyek harus segera diberitahukan


secara tertulis kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek.

5. Struktur Organisai Proyek dibuat dalam format kertas A3 dan diletakan pada posisi
yang mudah dilihat dan dibaca pada Direksi Keet ( Kantor Konsultan Supervisi )
dan Kantor Kontraktor Pelaksana.

Pasal 26 : Ketentuan Lain

1. Spesifikasi Teknis ini adalah ketentuan yang mengikat bagi Kontraktor Pelaksana
dan merupakan bagian dari Kontrak Kerja yang harus dipatuhi dan dilaksanakan.

2. Semua aturan dan persyaratan yang terdapat dalam Spesifikasi Teknis harus
dipatuhi dan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana walaupun hal tersebut tidak
disebutkan dalam Gambar Bestek dan Bill of Quantity kecuali ditentukan lain
dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dengan
Persetujuan Owner.

3. Jika terjadi perbedaan antara aturan yang terdapat dalam Spesifikasi Teknis dan
aturan dalam Kontrak Kerja maka aturan yang menjadi acuan adalah aturan yang
terdapat dalam Kontrak Kerja.

4. Hal-hal yang belum ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini akan ditentukan
15

kemudian oleh Konsultan Manajemen Konstruksi bersama dengan Konsultan


Perencana dengan persetujuan Owner dalam proses pelaksanaan pekerjaan dan
Page

menjadi satu ketentuan yang mengikat serta wajib diikuti oleh Kontraktor
Pelaksana.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

5. Hal-hal yang ditentukan kemudian oleh Konsultan Manajemen Konstruksi tersebut


harus tetap mengacu pada Kontrak Kerja yang telah ada.

6. Konsultan Manajemen Konstruksi bersama Konsultan Perencana dengan


persetujuan Owner dapat mengubah sebagian besar atau sebagian kecil aturan yang
terdapat dalam Spesifikasi Teknis dan Kontraktor Pelaksana wajib mengikuti
aturan perubahan tersebut.

16
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAGIAN III
PEKERJAAN MOBILISASI & DEMOBILISASI

Pasal 1 : Uraian Mobilisasi

Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada
jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di
bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi
ketentuan berikut :

1. Penyewaan dan pembelian sebidang tanah yang diperlukan untuk Base Camp
Kontraktor Pelaksana.

2. Mobilisasi semua Staf / Personil Kontraktor Pelaksana dan Pekerja yang


diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.

3. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan Daftar Peralatan yang


tercantum dalam Penawaran.

4. Penyedian dan Pemeliharaan Base Camp Kontraktor Pelaksana, jika diperlukan


Kantor Lapangan , Tempat Tinggal Staf, Barak Pekerja, Bengkel Kerja, Gudang
dan sebagainya.

Pasal 2 : Periode Mobilisasi

1. Jika tidak ditentukan dalam Kontrak Kerja Pekerjaan Mobilisasi harus sudah selesai
dalam jangka waktu 30 hari terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan Jadwal / Program Detail Mobilisasi


kepada Konsultan Supervisi, Konsultan manajemen dan Owner maksimal 7 hari
terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.

Pasal 3 : Demobilisasi

1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pembongkaran Tempat Kerja termasuk
pemindahan semua Instalasi, Peralatan dan Perlengkapan Kontraktor Pelaksana
dari Tanah Milik Pemerintah serta pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
17
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAB IV
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 1 : Papan Nama Proyek

1. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang memuat
tentang identitas proyek.

2. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 60 cm x 150 cm kecuali


ditentukan lain oleh Owner.

3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan kualitas terbaik
sehingga sanggup bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan proyek. Latar
papan nama dapat berupa papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan
tebal minimal 12 mm. Penggunaan bahan dan material lain harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi.

5. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali
untuk logo atau simbul dapat dipakai warna yang bervariasi.

6. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang Dana, Instansi


Pemilik Bangunan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana dan Konsultan
Supervisi.

7. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai
proyek, dan waktu penyelesaian proyek.

Pasal 2 : Kantor Lapangan Konsultan Supervisi ( Direksi Keet )

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat kantor konsultan


Supervisi (Direksi Keet) untuk keperluan operasional supervisi.

2. Pemamfaatan bangunan lama untuk keperluan Kantor Konsultan Supervisi


(Direksi Keet) harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

3. Direksi Keet mempunyai ukuran minimal 24 m2.

4. Direksi Keet tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.

7. Direksi Keet minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu dengan
penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.

8. Lantai Direksi Keet minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps :


3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.

9. Jika Direksi Keet harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai
Direksi Keet harus dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok
lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.

10. Dinding Direksi Keet minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding
18

kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari bahan
multiplek tebal 6 mm.
Page

11. Atap Direksi Keet dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

12. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas
harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

13. Direksi Keet harus dilengkapi minimal dengan :


a. Meja Kerja : 3 Buah
b. Kursi Kerja : 6 buah
c. Papan Tulis : 1 Buah
d. Rak Arsip : 1 Buah
e. Meja Rapat : 1 Buah
f. Kursi Rapat : 6 Buah
g. Air Minum

14. Posisi dan letak Direksi Keet ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana
dengan Konsultan Supervisi. Letak Direksi Keet tidak boleh berada terlalu dengan
dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan.

Pasal 3 : Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Kantor Lapangan


untuk keperluan operasional pelaksanaan pekerjaan.

2. Pemamfaatan bangunan lama untuk keperluan Kantor Lapangan harus dengan


persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner.

3. Kantor Lapangan mempunyai ukuran minimal 24 m2.

4. Kantor Lapangan tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.

5. Kantor Lapangan minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu
dengan penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.

6. Lantai Kantor Lapangan minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2


Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.

8. Jika Kantor Lapangan harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai
Kantor Lapangan harus dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-
balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.

9. Dinding Kantor Lapangan minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka


dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.

10. Atap Kantor Lapangan dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

11. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas
harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

12. Kantor Lapangan harus dilengkapi minimal dengan :


a. Meja Kerja : 3 Buah
b. Kursi Kerja : 6 buah
c. Papan Tulis : 1 Buah
d. Rak Arsip : 1 Buah
e. Meja Rapat : 1 Buah
f. Kursi Rapat : 6 Buah
19

g. Air Minum
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

13. Posisi dan letak Kantor Lapangan ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana
dengan Konsultan Supervisi. Letak Kantor Lapangan tidak boleh berada terlalu
dengan dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan.

Pasal 4 : Toilet / WC Dan Kamar Mandi Lapangan

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Kamar Mandi dan WC
untuk keperluan Staf Kontraktor Pelaksana, Staf Konsultan Supervisi, dan para
pekerjan dan buruh.

2. Pemamfaatan Bangunan Lama atau Kamar Mandi dan WC lama yang telah ada
dilokasi pekerjaan harus disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.

3. Kamar Mandi dan WC mempunyai ukuran minimal 12 m2.

4. Toilet/WC staf Kontraktor Pelaksana dan staf Konsultan Supervisi harus dibuat
terpisah dengan Toilet/WC serta Kamar Mandi pekerja.

5. Kamar Mandi dan WC tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan
lama.

6. Lantai Kamar Mandi dan WC minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1
Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.

15. Dinding Kamar Mandi dan WC 1 meter dari lantai dibuat dari pasangan batu bata
dan diplaster sedangkan bagian atasnya boleh dibuat dari dinding papan ukuran
2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.

16. Atap Kamar Mandi dan WC dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

17. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas
harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

18. Kamar Mandi dan WC harus dilengkapi dengan Kloset jongkok, kran air, bak
tampungan air, dan saluran pembuangan air kotor. Kamar Mandi dan WC juga
harus dilengkapi dengan Septictank dan saluran resapan.

19. Posisi dan letak Kamar Mandi dan WC ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Kantor Lapangan tidak boleh berada
terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan.

Pasal 5 : Gudang Penyimpanan Material

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Gudang penyimpanan


material untuk melindungi material yang tidak segera dipakai.

2. Pemamfaatan bangunan lama dilokasi pekerjaan untuk keperluan Gudang


Penyimpanan Material harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner.

3. Gudang Penyimpanan Material mempunyai ukuran minimal 50 m2.


20

4. Gudang Penyimpanan Material tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran
bangunan lama.
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

5. Lantai Gudang Penyimpanan Material minimal dari perkerasan beton dengan


campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan
acian beton.
6. Untuk tempat penyimpanan material semen lantainya harus dibuat benar-benar
terlindung dari rembesan air.

7. Jika Gudang Penyimpanan Material harus dibuat dalam bentuk bangunan


panggung maka lantai Gudang Penyimpanan Material dibuat dari papan ukuran
2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari
kayu dengan kelas II.

8. Dinding Gudang Penyimpanan Material minimal papan ukuran 2/20 cm dengan


rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat
dari bahan multiplek tebal 6 mm.

9. Atap Gudang Penyimpanan Material dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

10. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas
harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

11. Posisi dan letak Gudang Penyimpanan Material ditentukan bersama antara
Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Gudang Penyimpanan
Material tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang
sedang dikerjakan.

12. Gudang Penyimpanan Material sebaiknya tidak diletakkan didalam lokasi pekerjaan
kecuali dalam keadaan memaksa dan sulit mencari lokasi lain.

Pasal 6 : Barak Pekerja

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Barak Pekerja untuk
keperluan pekerja yang menginap dilokasi pekerjaan.

2. Pemamfaatan bangunan lama yang ada dilokasi pekerjaan untuk keperluan Barak
Kerja harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner.

3. Barak Pekerja harus sanggup menampung semua pekerja yang menginap dilokasi
pekerjaan atau minimal berukuran 50 m2.

4. Pada Barak Pekerja harus disediakan juga dapur untuk keperluan kosumsi sehari-
hari para pekerja.

5. Barak Pekerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.

6. Lantai Barak Pekerja minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps :


3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.
7. Jika Barak Pekerja harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai
Gudang Penyimpanan Material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak
balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.

8. Dinding Barak Pekerja minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding
kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari bahan
21

multiplek tebal 6 mm.


Page

9. Atap Barak Pekerja dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

10. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas
harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

11. Posisi dan letak Barak Pekerja ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana
dengan Konsultan Supervisi.

12. Barak Pekerja tidak boleh diletakkan didalam lokasi pekerjaan.

Pasal 7 : Bengkel Kerja / Pabrikasi

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Bengkel Kerja atau
tempat Pabrikasi terutama untuk pekerjaan yang berhubungan dengan kayu dan
baja profil dan baja tulangan.

2. Pemamfaatan bangunan lama yang telah ada dilokasi pekerjaan untuk keperluan
Bengkel Kerja harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner.

3. Ukuran minimal Bengkel Kerja pekerjaan untuk masing-masing pekerjaan pabrikasi


adalah 50 m2.

4. Bengkel Kerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.

5. Bangunan Bengkel Kerja dapat dibuat dari konstruksi kayu.

6. Atap Bengkel Kerja dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

7. Bengkel Kerja tidak boleh ditempatkan dalam lokasi pekerjaan kecuali ditentukan
lain oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 8 : Mushalla Dan Tempat Whuduk Lapangan

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Mushalla dan Tempat Whuduk untuk


keperluan Staf Kontraktor Pelaksana, Staf Konsultan Supervisi, dan para pekerjan
dan buruh.

2. Mushalla dan Tempat Whuduk mempunyai ukuran minimal 16 m2.

3. Mushalla dan Tempat Whuduk tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran
bangunan lama.

4. Mushalla harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung dengan lantai papan
ukuran 2,5/25 cm yang diperkuat dengan balok lantai kayu ukuran 5/10 dengan
jarak minimal 50 cm dari kayu kelas II.

5. Dinding Mushalla dari papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu
ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.

6. Lantai Mushalla dan Tempat Whuduk dari perkerasan beton dengan campuran 1
Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.

7. Atap Mushalla dan Tempat Whuduk dari bahan seng BJLS 0,20 mm.
22

8. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas
Page

harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

9. Tempat Wudhuk harus dilengkapi dengan kran air minimal 3 unit dan 1 unit
saluran pembuangan air kotor.

10. Posisi dan letak Mushalla dan Tempat Whuduk ditentukan bersama antara
Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Kantor Lapangan tidak
boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan.

Pasal 9 : Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik Sementara

1. Kontraktor Pelaksana atas biaya sendiri harus menyediakan Instalasi air bersih dan
Instalasi listrik sementara selama berlangsungnya masa pelaksanaan pekerjaan
untuk keperluan operasional dan keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi.
2. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan Instalsi Listrik dan Instalsi Air Bersih
dan Sumber Air Bersih yang telah ada dilokasi pekerjaan tanpa persetujuan
Konsultan Supervisi dan Owner.

Pasal 10 : Perlengkapan Keamanan Kerja Dan P3K


1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan perlengkapan keamanan kerja untuk
semua pekerja yang berada dalam lokasi pekerjaan dan tamu yang berkunjung
kelokasi pekerjaan.

2. Perlengkapan keamanan kerja dapat berupa alat-alat seperti berikut ini :


1. Helm Pelindung Kepala;
2. Sepatu untuk melindungi kaki;
3. Pemadam Kebakaran; dan
4. Kotak P3K untuk pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.

3. Jika terjadi kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan pekerjaan maka Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengambil segala
tindakan guna kepentingan si korban.

4. Semua biaya yang diperlukan untuk perawatan dan pengobatan korban kecelakaan
dilokasi pekerjaan menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.

5. Yang dimaksud dengan korban dilokasi pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
Kontraktor pelaksana adalah :
a. Personil atau semua tenaga kerja Kontraktor Pelaksana;
b. Personil Konsultan Manajemen Konstruksi;
c. Personil Konsultan Perencana;
d. Personil Konsultan Supervisi.;
e. Owner dan para wakilnya;
f. Tamu yang berkunjung kelokasi pekerjaan; dan
g. Orang yang berada dalam lokasi pekerjaan dengan ijin dan sepengetahuan
Kontraktor Pelaksana.

Pasal 11 : Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus menyediakan tempat/pos penjaga


keamanan lokasi pekerjaan beserta minimal 2 orang penjaga keamanan yang
bekerja selama 24 jam.
2. Bangunan Pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan bentuk dan dimensinya
23

ditentukan oleh Kontraktor Pelaksana.


Page

3. Bangunan Pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan tidak boleh berada di dalam
lokasi pekerjaan. Pos penjaga harus berada diluar pagar pengaman lokasi pekerjaan.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAGIAN V
PEKERJAAN AWAL

Pasal 1 : Pembersihan Lapangan

1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi pekerjaan dari segala sesuatu


yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan seperti bangunan lama, hasil
bongkaran bangunan lama, pepohonan, semak belukar, dan tanah humus.

2. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengupasan terhadap tanah humus setebal


minimal 30 cm sebelum dilakukan pekerjaan konstruksi terutama pekerjaan
timbunan tanah.

3. Yang dimaksud dengan Muka Tanah Dasar pada Gambar Bestek adalah muka
tanah yang telah bersih dari pepohonan, semak belukar, dan lapisan tanah humus
atau muka tanah timbun yang telah dipadatkan kecuali diitentukan lain dalam
Gambar Bestek.

4. Hasil bongkaran bangunan lama dan pengupasan tanah humus tidak boleh dipakai
sebagai material timbunan atau diolah kembali untuk dipakai sebagai material
bangunan.

5. Material yang dihasilkan dari bongkaran bangunan lama dan pengupasan lapisan
humus harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang sejauh mungkin dari
lokasi pekerjaan atau ketempat yang tidak menggangu lingkungan hidup.

6. Hasil bongkaran bangunan lama dan pengelupasan lapisan humus tidak boleh
berada dilokasi pekerjaan lebih dari 3 (tiga) hari.

Pasal 2 : Pembongkaran Konstruksi Bangunan Lama

1. Kontraktor Pelaksana harus membongkar Konstruksi Bangunan Lama atau sisa


bangunan lama sesuai dengan Gambar Bestek atau Bill of Quantity seperti dinding
, lantai, atap, plafond, perkerasan lama dan pondasi yang ada didalam lokasi
pekerjaan.

2. Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran Kontraktor Pelaksana harus


membuat permohonan tertulis kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dan
diketahui Konsultan Supervisi serta Owner.

3. Dalam melakukan pembongkran bangunan lama Kontraktor Pelaksana harus


menjamin untuk tidak merusak bangunan disekitar lokasi pekerjaan dan bangunan-
bangunan yang oleh Owner tidak diijinkan untuk dibongkar.

4. Kerusakan-kerusakan bangunan lama dan bangunan disekitar lokasi pekerjaan


akibat aktifitas pembongkaran bangunan oleh Kontraktor Pelaksana menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana apabila ada tuntutan ganti rugi oleh pemilik
bangunan.
24
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

5. Hasil Bongkaran bangunan lama adalah milik Owner atau pemilik bangunan.
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap keamanan, kehilangan
dan pemamfaatan hasil bongkaran bangunan lama oleh pihak-pihak ketiga tanpa
seizin Owner atau pemilik bangunan.

6. Hasil bongkaran bangunan lama tidak boleh dimamfaatkan kembali oleh


Kontraktor Pelaksana untuk material bangunan didalam lokasi maupun diluar
lokasi proyek tanpa seizin Konsultan Supervisi dan Owner.

Pasal 3 : Penentuan Letak Bangunan ( Setting Out )

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan Seetting Out atau pengukuran kembali


akan kebenaran posisi bangunan yang akan dibangun seperti yang telah ada dalam
Lay Out bangunan pada Gambar Bestek.

2. Pekerjaan Setting Out yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana harus diketahui
dan didampinggi oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, Owner dan
Pemilik Bangunan.

3. Pekerjaan Setting Out tidak boleh dilakukan secara manual tetapi harus
menggunakan alat ukur seperti Theodolit dan Waterpas.

4. Hasil pekerjaan Setting Out harus menghasilkan satu ketetapan bersama yang pasti
akan elevasi tanah, elevasi bangunan, posisi penempatan bangunan dan batas-batas
lahan kerja. Ketetapan akan elevasi dan posisi bangunan harus direalisasikan
dilapangan dengan memasang patok-patok sementara dari kayu ukuran 5/7 cm
yang ditanam minimal 30 cm dalam tanah dan ujungnya ditandai dengan cat
minyak.

5. Hasil pekerjaan Seetting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out bangunan yang
ada dalam Gambar Bestek kecuali dengan alasan-alasan kondisi lahan existing yang
berubah dan alasan-alasan teknis yang disetujui oleh Konsultan Perencana atau
Konsultan Supervisi.

7. Perubahan-perubahan posisi bangunan karena alasan keterbatasan lahan atau


berubahanya kondisi existing lahan harus disetujui oleh Konsultan Perencana,
Konsultan Supervisi dan Owner.

8. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar hasil pekerjaan Seeting Out dan
disetujui oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner.

Pasal 4 : Pagar Pelindungan Lokasi Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana harus melindungi lokasi pekerjaan selama berlangsungnya


pekerjaan konstruksi dari ganguan luar.

2. Bentuk perlindungan tersebut dapat berupa Pagar Seng BJLS 0,20 mm dengan
rangka kayu setinggi 2 meter dari muka tanah dan dicat dengan rapi.

3. Pagar Pelindung lokasi pekerjaan harus segera dibuat setelah hasil pekerjaan Setting
Out disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner.
25
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 5 : Pemasangan Bouwplank

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplank sebagai acuan


tetap pada semua bangunan yang akan dikerjakan termasuk septictank dan Ground
Resevoir.

2. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur terluar bangunan yang akan dibangun
minimal 1 m dan maksimal 2 m.

3. Bouwplank dibuat dari tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm yang ditanam dalam tanah
minimal 40 cm dan dengan jarak maksimal setiap tiang adalah 2 meter. Untuk
keperluan acuan elevasi dipakai papan kayu 2,5/25 cm atau kayu ukuran 2,5/7 cm
yang dipaku pada tiang-tiang kayu 5/7 cm.

4. Bouwplank harus mempunyai posisi dan elevasi yang tetap terhadap bangunan
yang akan dibangun dan tidak boleh berubah posisi dan elevasinya sebelum
struktur bangunan yang paling rendah seperti pondasi dan sloof selesai dikerjakan.

5. Posisi penempatan bouwplank harus sesuai dengan hasil pekerjaan Seeting Out.

6. Hasil pekerjaan pemasangan bouwplank harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 6 : Pembersihan Akhir

1. Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik.

2. Kontraktor Pelaksana juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja


yang tidak diperuntukan dalam Dokumen Kontrak kr kondisi semula.

26
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAB VI
ISU – ISU LINGKUNGAN

Pasal 1 : Sanitasi

1. Kontraktor Pelaksana Wajib menyediakan toilet sementara untuk para pekerjanya


di lapangan.

2. Kontraktor Pelaksana bertangung jawab terhadap pengosongan dan pembersihan


toilet dan lumpurnya yang diindetifikasikan dan diusulkan oleh Dinas Kebersihan
Dan Pertamanan Kota/Kabupaten.

3. Kontraktor Pelaksana harus membongkar toilet sementara tersebut setelah proses


pembangunan dan konstruksi selesai dan membersihkan lahannya sesuai
kebutuhan.

Pasal 2 : Limbah Cair

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan lokasi yang aman untuk menyimpan


limbah padat (solid waste).

2. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi kerja dan sekitarnya dari bahan
buangan yang ditinggalkan selama proses konstruksi, termasuk membersihkan
kertas plastic, kertas bekas semen, plastic pengikat dan kayu bekas pelindung
barang, minimal sekali dalam 2 minggu dan sebelum serah terima ke pemilik rumah
ke lokasi pembuangan resmi yang terdekat.

3. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi kerja dan sekitarnya dari bahan
buangan lain yang ditinggalkan oleh staf Kontraktor selama proses konstruksi.

4. Kontraktor Pelaksana harus bertangung jawab dalam mengatur pengangkutan dan


buangan akhir dari limbah padat tidak beracun pada tempat pembuangan akhir
yang sudah ditunjuk oleh pemerintah kota/kabupaten.

5. Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab untuk menyimpan limbah


berbahaya pada tempat yang aman, pada lokasi kerja.

6. Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab terhadap pembuangan akhir


limbah berbahaya, terutama berhubungan dengan pemerintah kota/kabupaten,
Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

7. Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab atas pemisahan benda-benda tak


berguna dari lokasi kerja, setelah pekerjaan selesai.

Pasal 3 : Air Bersih


27

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan kebutuhan air bersih untuk proses


Page

konstruksi.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

2. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa penyedian air untuk kebutuhan


sanitasi tersedia dalam jumlah yang mencukupi dalam gedung kerja.

3. Kontraktor Pelaksana harus bertangung jawab untuk menjamin bahwa aliran air
dari lokasi pekerjaan konstruksi tidak mencemari lingkungan sekitar.

Pasal 4 : Polusi Udara

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan langkah pengukuran yang memadai, seperti


penyemprotan air ke lokasi kerja dan jalan, minimasi pencemaran dari debu.

2. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa kenderaan dan peralatan proyek


dipelihara dengan baik, mengikuti standard emisi.

Pasal 5 : Polusi Suara

1. Kontraktor Pelaksana harus mengatur jam kerja sehingga kemungkinan bising yang
ditimbulkan tidak menggangu masyarakat setempat, antara jam 5 sore s/d 8 pagi.

2. Kontraktor Pelaksana harus melakukan koordinasi dengan Geuchik setempat


bilamana ada perubahan waktu kerja.

28
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAGIAN VII
PEKERJAAN QUALITY KONTROL

Pasal 1 : Ruang Lingkup

1. Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas meliputi semua percobaan-


percobaan dan pengujian-pengujian terhadap material bangunan serta pemeriksaan-
pemeriksaan terhadap hasil kerja Kontraktor Pelaksana.

2. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas


dalam Proyek ini adalah beberapa hal yang telah ditentukan dalam Bill Of Quantity
dan harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana atau seperti yang disebutkan
dibawah ini :

2.1 Pemeriksaan Beton & Beton Bertulang


a. Pemeriksaan Kualitas Material Beton Diantaranya :
- Pemeriksaan Kualitas Aggregat Halus & Kasar
- Pemeriksaan Kualitas Batu Pecah / Split
- Pemeriksaan Kuat Tarik Baja Tulangan Semua Diameter
- Pemeriksaan Kualitas Air
- Pemeriksaan Standar Lainnya Sesuai Peraturan Beton Indonesia (PBI)
atau Peraturan Beton Lain Yang Berlaku Di Indonesia

b. Pemeriksaan Kualitas Campuran Beton Diantaranya :


- Uji Job Mix Disain Dilaboratorium Beton Untuk Beton Mutu K-250
dan K-300
- Uji Job Mix Formula dilokasi Pekerjaan Untuk Beton Mutu K-250 dan
K-300
- Pemeriksaan Kekentalan Campuran Metode Slump Test Dilokasi
Pekerjaa
- Pemeriksaan Standar Lainnya Sesuai Peraturan Beton Indonesia (PBI)
atau Peraturan Beton Lain Yang Berlaku Di Indonesia

c. Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Beton Diantaranya :


- Uji Tekan Benda Uji Beton Untuk Beton K-250 dan K-300
- Pengujian Standar Lainnya Sesuai Peraturan Beton Indonesia (PBI) atau
Peraturan Beton Lain Yang Berlaku Di Indonesia

2.1 Pemeriksaan Kuat Tekan Batu Bata


2.2 Pemeriksaan Kualitas Material Timbunan Diantaranya :
- Pemeriksaan CBR Laboratorium
- Pemeriksaan CBR Lapangan
2.3 Pemeriksaan Kuat Tekan Material Paving Block
2.4 Pemeriksaan Kualitas Perkerasan Aspal Diantaranya :
- Pemeriksaan Agregat Kelas A CBR 80%
- Pemeriksaan Agregat Kelas B CBR 35%

2.5 Pemeriksaan Dan Pengujian Kuat Tarik Material Kayu Kelas I Dan Kayu Kelas
II
29

2.6 Pemeriksaan Dan Pengujian Material Serta Hasil Pekerjaan Electrikal


Page

2.7 Pemeriksaan Dan Pengujian Material Serta Hasil Pekerjaan Mekanikal

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

2.8 Pemeriksaan Pemeriksaan Lain Terhadap Material Dan Hasil Pekerjaan Yang
Diminta Oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Manajemen Konstruksi,
Konsultan Perencana Dan Owner

3 Semua material bangunan harus diperiksa dan dibuktikan kualitasnya dengan biaya
sendiri oleh Kontarktor Pelaksana dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

4 Semua material atau barang jadi yang diproduksi oleh pabrik, Kontraktor Pelaksana
harus memberikan/menyerahkan Garansi Resmi Pabrik dimana jangka
waktu/masa garansi ditentukan oleh pabrik.

5. Semua pekerjaan Quality Kontrol yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana harus
diketahui, dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana
serta Owner.

6. Komponen-Komponen bangunan/struktur yang gagal dalam pemeriksaan kualitas


bedasarkan laporan Laboratorium dan Konsultan Supervisi, maka komponen-
komponen bangunan/struktur tersebut dengan biaya sendiri harus dibongkar oleh
Kontraktor Pelaksana dan digantikan dengan yang baru.

Pasal 2 : Biaya Quality Kontrol

1. Semua biaya yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan Quality Kontrol seperti yang
disebutkan dalam Pasal 1 adalah menjadi tanggungan dan dibebankan kepada
Kontraktor Pelaksana walaupun tidak disebutkan dalam Bill of Quantity.

2. Biaya Penginapan, Transportasi dan Kosumsi Konsultan Supervisi, Konsultan


Perencana dan Owner yang turut hadir dalam Pekerjaan Quality Kontrol menjadi
tanggungan dan dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.

30
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi UMUM
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAB VIII
KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 1 : Semua hal yang tidak ditentukan dalam Spesifikasi Teknis akan ditentukan kemudian
oleh Konsultan Perencana bersama Konsultan Manajemen Konstruksi dalam masa
pelaksanaan konstruksi dengan persetujuan Owner dan menjadi suatu ketentuan yang
mengikat serta harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Hal-hal yang ditentukan
kemudian tersebut harus tetap didasarkan pada Kontrak Kerja.

Pasal 2 : Jika ada item-item pekerjaan dimana tidak ada penjelasan dalam Gambar Bestek, Bill of
Quantity dan Spesifikasi Teknis maka penjelasan teknis terhadap item pekerjaan
tersebut adalah berdasarkan keputusan Konsultan Manajemen Konstruksi dengan
persetujuan Konsultan Perencana dan Owner.

Pasal 3 : Item – Item pekerjaan pada bangunan yang berbeda tetapi item pekerjaannya sama dan
konstruksinya sama dan tidak lagi dijelaskan khusus dalam Spesifikasi Teknis tersendiri
maka Spesifikasi Teknis yang berlaku pada item pekerjaan tersebut adalah Spesifikasi
Teknis pada bangunan yang sama dengannya dimana penjelasan secara khususnya
diberikan oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 4 : Spesifikasi Teknis Arsitektur, Spesifikasi Teknis Struktur, Spesifikasi Teknis Mekanikal
& Spesifikasi Teknis Electrikal ini tidak hanya berlaku pada Bangunan Gedung Utama
saja, melainkan juga berlaku pada semua Bangunan Lain yang disebutkan dalam Bill of
Quantity, Gambar Bestek dan Kontrak Kerja Proyek ini.

Pasal 6 : Jika tidak ditentukan lain dalam Kontrak Kerja Penggantian Material dan Komponen
Bangunan dari yang telah disyaratkan dalam Bill of Quantity, Gambar Bestek dan
Spesifikasi Teknis harus melalui Perhitungkan Pengurangan Biaya Pelaksanaan
(Kontrak Addendum).

Pasal 7 : Maksud dan tujuan setiap aturan dalam Spesifikasi Teknis adalah menurut penjelasan
Konsultan Supervisi, Konsultan Manajemen Konstruksi dengan persetujuan Konsultan
Perencana dan Owner.

Pasal 8 : Aturan Tambahan ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Spesifikasi Teknis
secara keseluruhan, berlaku dan mengikat untuk semua Spesifikasi Teknis yang ada
dalam Proyek ini.
31
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

BAGIAN I
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
Pasal 1 : Tanah Timbun

1. Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan tanah atau perbaikan tanah Kontraktor


Pelaksana harus memastikan pekerjaan galian tanah pondasi telah selesai 100% dan
disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2. Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur tidak berbungkah-bungkah,


bukan tanah liat, bukan tanah sawah, bukan hasil bongkaran bangunan lama, bukan
pasir laut, bukan pasir urug dan bukan pasir beton.

3. Material timbunan adalah tanah yang mudah dipadatkan.

4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Request Material timbunan tanah kepada


Konsultan Supervisi sebelum material tersebut didatangkan ke lokasi pekerjaan.

5. Material timbunan yang akan dipakai harus melalui proses pemeriksaan dan
penelitian di Laboratorium Mekanika Tanah.

6. Tanah timbun harus mempunyai sifat-sifat fisik dan daya dukung yang minimal
sama atau lebih baik dari lapisan tanah dibawahnya setelah dipadatkan.

7. Tanah timbun sekurang-kuranganya harus mempunyai angka CBR Laboratorium


minimal 10% dan angka CBR setelah pemadatan minimal 10%.

8. Material timbunan tanah harus dipadatkan lapisan demi lapisan dengan Alat
Stamper. Tebal minimal tiap lapisan adalah 30 cm.

9. Hasil pemadatan tanah harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

10. Tidak dibenarkan mengerjakan pekerjaan lain diatas permukaan tanah timbunan
sebelum pekerjaan timbunan dan pemadatan tanah selesai 100% serta disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

Pasal 2 : Pasir Urug

1. Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan bawah lantai bangunan, pasir alas
pondasi dan alas pekerjaan lantai kerja beton Pondasi Tapak.

2. Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan beton non
struktural.

3. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.

4. Pasir urug harus berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut.

5. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % dari berat keringnya.

6. Pasir urug harus dipadatkan dengan alat pemadat Stemper hingga mencapai
kepadatan yang disetujui oleh Konsultan Supervisi atau jenuh air sebelum dilakukan
1

pekerjaan lain diatasnya.


Page

7. Hasil pemadatan tanah harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

Pasal 3 : Galian Pondasi Tapak/Sumuran

1. Pekerjaan Galian harus dimulai dari elevasi paling atas atau elevasi akhir dari
timbunan tanah yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan bangunan menurut
hasil Setting Out atau Lay Out daerah galian pondasi yang ada dalam Gambar
Bestek.

3. Pekerjaan galian tidak boleh merusak struktur tanah di sekitar galian pondasi.

4. Bentuk galian dan kedalaman galian harus sesuai dengan Gambar Bestek.

5. Pengalian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun
memindahkan rangka/beskiting yang diperlukan dan juga untuk mengadakan
pembersihan.

6. Jika diperlukan oleh Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana harus membuat


Shop Drawing untuk pekerjaan galian untuk kemudahan pekerjaan dilapangan.

7. Pengalian pondasi dapat dilakukan dengan alat berat atau secara manual oleh para
pekerja.

8. Kesalahan pengalian sehingga kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang


diperlukan, maka kelebihi kedalaman tersebut harus diurug dan dipadatkan kembali
dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.

9. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali dengan alat pemadat
sehingga mencapai kepadatan yang cukup menurut Konsultan Supervisi.

10. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau puing-puing
bangunan lama maka akar dan puing-puing tersebut harus diangkat serta diurug
kembali denga pasir urug hingga mencapai elevasi kedalaman yang diperlukan.

11. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi harus
ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam lubang
galian dan tidak menggangu pekerjaan konstruksi pondasi.

12. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak berubah sebelum
pekerjaan konstruksi pondasi plat lantai selesai dikerjakan.

13. Kontraktor Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah sementara jika tanah
disekitar galian adalah tanah agresif, labil, dan mudah runtuh sehingga
membahayakan pekerjaan pengalian.

14. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 4 : Galian Pondasi Batu Gunung

1. Pekerjaan Galian harus dimulai dari elevasi paling atas atau elevasi akhir dari
timbunan tanah yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

1. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan bangunan menurut
2

hasil Setting Out atau Lay Out daerah galian pondasi yang ada dalam Gambar
Page

Bestek.

2. Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar Bestek.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

3. Pengalian pondasi dilakukan secara manual oleh para pekerja.

4. Kesalahan pengalian sehingga kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang


diperlukan, maka kelebihi kedalaman tersebut harus diurug kembali dengan biaya
sendiri dari Kontraktor Pelaksana.

5. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali dengan alat pemadat
sehingga mencapai kepadatan yang cukup menurut Konsultan Supervisi.

6. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau puing-puing
bangunan lama maka akar dan puing tersebut harus diangkat serta diurug kembali
dengan pasir urug hingga mencapai elevasi kedalaman yang diperlukan.

8. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi harus
ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam lubang
galian dan tidak menggangu pekerjaan konstruksi pondasi.

9. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak berubah sebelum
pekerjaan konstruksi pondasi plat lantai selesai dikerjakan.

10. Kontraktor Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah sementara jika tanah
disekitar galian adalah tanah agresif, labil, dan mudah runtuh sehingga
membahayakan pekerjaan pengalian.

11. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 5 : Urugan Galian Pondasi

1. Urugan galian pondasi dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi selesai


dikerjakan 100%.

2. Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi atau material lain
yang disetujui oleh Konsultan supervisi.

3. Jika untuk urugan pondasi dipakai tanah lain dan bukan tanah hasil galian pondasi
maka tanah tersebut harus melalui proses pemeriksaan di Laboratorium Tanah
sebelum dipakai sebagai material urugan pondasi dan hal ini harus diketahui serta
disetujui oleh Konsultan Supervisi. Semua biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan
material tanah dan proses pemeriksaan di Laboratorium Tanah dibebankan kepada
Kontraktor Pelaksana.

4. Tanah Humus atau tanah hasil pembersihan lapangan setebal 30 cm dari muka
tanah dasar tidak boleh digunakan sebagai urugan pondasi.

5. Tanah urugan pondasi harus dipadatkan dengan alat pemadat Stemper atau alat lain
yang disetujui oleh Konsultan supervisi.

6. Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan minimal setiap lapisanya


adalah 30 cm.

7. Hasil pekerjaan urugan pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.


3
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

BAGIAN II
PEKERJAAN PONDASI

Pasal 1 : Pasir Pasang / Pasir Halus

1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus dan tidak lagi
memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak digunakan.

2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah apsir yang dipakai untuk keperluan Pasangan Batu
Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik, dan Plasteran Dinding.

3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering,
apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5% maka pasir
tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.

4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan keras.

5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari

6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan bukan Pasir
yang berasal dari laut.

Pasal 2 : Pondasi Batu Gunung / Batu Kali

1. Batu Gunung/Batu Kali yang dipergunakan harus berkualitas baik dari jenis yang
keras, tidak berlubang.

2. Batu Gunung/Batu Kali harus bersih dan tidak boleh mengadung atau menempel
tanah dan lumut pada permukaannya.

3. Tidak dibenarkan mengunakan batu karang sebagai pasangan batu kosong,


pasangan pondasi dan pasangan dinding saluran air kotor.

4. Untuk keperluan pondasi ukuran maksimal batu gunung/batu kali adalah 25 cm.

5. Untuk keperluan pasangan Aanstamping/Batu Kosong ukuran maksimal batu


gunung/batu kali adalah 10 cm.

6. Untuk keperluan pasangan dinding saluran air kotor ukuran maksimal Batu
Gunung/Batu kali adalah 10 cm.

7. Penggunaan material lain selain batu gunung untuk keperluan pondasi, pasangan
batu kosong dan saluran air kotor harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

8. Pondasi batu gunung dipasang dengan cara diprofilkan sesuai Gambar Bestek
dengan perekat spesi campuran 1 pc : 4 Ps.

9. pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

10. Pasangan Pondasi dilakukan lapis demi lapis, Antara batu dengan batu harus diberi
4

spesi (antara batu dengan batu tidak boleh bersentuhan langsung tanpa spesi), dan
Page

rongga-rongga diisi dengan batu yang sesuai dengan besarnya serta spesi
secukupnya.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

11. Permukaan bagian atas Pondasi Batu Kali/Batu Gunung harus rata (Water Pass),
diberi spesi dan dikasarkan (digaris-garis silang). Pada tempat-tempat yang akan
dipasang kolom praktis harus diberi stick besi beton.

Pasal 3 : Lantai Kerja

1. Semua komponen struktur dari beton dan beton bertulang yang berhubungan
langsung dengan tanah harus dikerjakan diatas lantai kerja.

2. Lantai kerja dibuat dari beton dengan mutu K-125 atau sesuai Gambar Bestek.

3. Tebal lantai kerja minimal 7 cm atau sesuai Gambar Bestek.

4. Pekerjaan pengecoran lantai kerja tidak boleh dilakukan dalam kondisi tergenang
air.

5. Hasil pekerjaan lantai kerja harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 4 : Pondasi Tapak/Sumuran

1. Sebelum pekerjaan pondasi tapak dilakukan Kontraktor Pelaksana harus


memastikan dan disetujui oleh Konsultan Supervisi bawah pekerjaan galian tanah
sudah selesai 100%.

2. Pondasi Tapak/Sumuran dibuat dari mutu beton K-250.

3. Dimensi dan ukuran pondasi tapak adalah sesuai dengan Gambar Bestek.

4. Kedalaman galian pondasi tapak dihitung dari elevasi akhir muka tanah timbun atau
sesuai Gambar Bestek.

5. Pekerjaan pengecoran plat pondasi dengan alasan apapun tidak boleh dilakukan
dalam kondisi galian pondasi tergenang air.

6. Elevasi lantai kerja K-125 harus sama untuk semua luas penempatan tapak pondasi.

7. Tidak boleh ada perbedaan elevasi lantai kerja mutu K-125 untuk dudukan tapak
pondasi yang melebihi 1 cm.

8. Hasil pekerjaan pengecoran tapak pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
5
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

BAGIAN III
PEKERJAAN BETON

Pasal 1 : Pasir Beton

1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam.

1. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila lebih dari
5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.

3. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan dengan penelitian di
Laboratorium Beton.

4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.

5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran
material beton.

6. Ukuran maksimal pasir beton adalah 6 mm dan ukuran minimal pasir beton adalah
butiran yang tertahan pada saringan nomor 100.

7. Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang dapat merusak beton.

8. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui proses penyelidikan
di Laboratorium Beton.

9. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton dalam Peraturan
Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.

Pasal 2 : Kerikil Beton

1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal.

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila lebih dari
1% maka kerikil tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.

3. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan dengan penelitian di
Laboratorium Beton.

4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.

5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran
material beton.

6. Ukuran maksimal kerikil beton adalah 30 mm dan ukuran minimal adalah 6 mm.

7. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton.

8. Kerikil yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui proses
penyelidikan di Laboratorium Beton.

9. Kerikil Beton hanya dipakai pada pekerjaan-pekerjaan beton Non Struktural ( K-


6

125 & K-175 ) atau beton dengan mutu dibawah K-250.


Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

10. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.

Pasal 3 : Batu Pecah

1. Batu pecah adalah hasil produksi mesin pemecah batu (Stone Cruser) dan bukan
hasil pekerjaan manual (manusia).

2. Batu pecah berasal dari batuan kali.

3. Terdiri dari butiran yang keras dan bersifat kekal.

4. Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%.

5. Jumlah butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%.

6. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang dapat merusak `beton seperti zat
alkali.

7. Ukuran butiran terkecil minimal 1 cm dan ukuran butiran terbesar maksimal 3 cm.

8. Butiran batu pecah dalam setiap meter kubiknya tidak boleh seragam tetapi
merupakan campuran antara butiran 1 cm sampai butiran 3 cm.

9. Batu pecah yang akan dipakai untuk material campuran beton harus melalui proses
pemeriksaan di Laboratorium beton.

10. Batu pecah hanya dan harus dipakai pada campuran beton struktural atau beton
dengan mutu K-250 sampai mutu K-300.

Pasal 4 : Semen Portland

1. Terdaftar dalam merk dagang.

2. Merk Semen Portland yang dipakai harus seragam untuk semua pekerjaan beton
structural maupun beton non struktural.

3. Mempunyai butiran yang halus dan seragam.

4. Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras.

5. Semen yang dipakai untuk semua pekerjaan struktur beton adalah Semen Portland
Type I.

6. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia untuk bangunan


gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

Pasal 5 : Air

1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa.
7

2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang dapat merusak
Page

beton.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan dari
tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi
sebelum digunakan.

Pasal 6 : Zat Additive

1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan yang
berhubungan kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi.

2. Penggunaan zat additive dalam campuran beton harus melalui proses penelitian dan
percobaan dilaboratorium beton dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.

3. Kontraktor Pelaksana harus menunjukan standar, aturan, dan syarat yang berlaku
secara umum mengenai zat additive yang akan dipakai.

4. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive yang dapat
dibuktikan secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 7 : Tulangan Beton

1. Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan ditentukan oleh
Konsultan Supervisi.

2. Baja tulangan diatas diameter 12 mm adalah Baja Ulir.

3. Baja tulangan sengkang/begel atau dibawah diameter 10 mm adalah baja polos.

4. Semua baja tulangan mempunyai tegangan tarik/luluh baja minimal 4000 kg/cm2
atau 400 MPa.

5. Kebenaran akan tegangan tarik/luluh baja tulangan harus dibuktikan dengan


percobaan/uji tarik pada Laboratorium Beton minimal untuk 3 benda uji.

6. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan yang
dibutuhkan atau sesuai Gambar Bestek.

7. Baja ulir yang telah sekali dibengkokkan tidak boleh dibengkokkan lagi dalam arah
yang berlawanan.

8. Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari hubungan
langsung dengan tanah dan terlindung dari air hujan.

9. Semua peraturan tentang baja tulangan di Indonesia untuk bangunan gedung


berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

10. Baja tulangan harus mempunyai tanda standard SII dengan ukuran sesuai dengan
dokumen lelang.

11. Kontraktor harus memberikan copy sertifikat dan pabrik mengenai kekuatan dan
ukuran baja tulangan.
8
Page

12. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium
baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum masing-mosing 2

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

(dua) contoh percobaan (stress strain) dan pelengkung untuk setiap 20 ton besi.
Pengetesan dilakukon pada laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh direksi
teknik.

13. Sebelum baja tulangan dipasang, Kontraktor harus menunjukan hasil-hasil


pengujian yang memperlihatkan mutu baja tulangan tersebut sesuai dengan Gambar
Rencana kepada Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan terlebih dahulu.

14. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada (Gambar Rencana).

15. Semua baja tulangan yang didesain sebagai tulangan praktis dan tidak termasuk pada
gambar rencana tetapi diperlukan/dibutuhkan untuk memlengkapi pekerjaan harus
diadakan pelaksanaannya.

16. Pemasangan dan pengikatan dari baja yang tertanam dalam beton dilakukan pada
keadaan normal, tidak diselesaikan pada saat pengecoran berlangsung. Pada
tulangan harus ditempatkan pada posisinya seakurat mungkin sesuai dengan
Gambar Rencana dan diikat kuat agar tidak bergeser saat pengecoran.

17. Kontraktor harus membuat detail shop drawing dengan skala, untuk disetujui oleh
Direksi Teknik dalam pelaksanaanya.

18. Semua baja pada pekerjaan ini permukaannya harus bersih dari larutan-larutan,
bahan-bahan atau material yang dapat memberi akibat pengurangan lekatan antara
beton dan baja.

19. Semua baja tulangan harus dipasang sesuai dengan panjang maksimumnya. Tidak
diperbolehkan adanya sambungan splice pada baja tulangan, kecuali tertera pada
Gambar Rencana atau disetujui dari Direksi Teknik.

20. Jarak antara dua buah sambungan spilce harus dibuat sejauh mungkin, dengan jarak
minimum sejauh 40 kali diameter baja tulangan yang disambungkan.

21. Panjang penyaluran baja tulangan pada sambungan splice, kecuali tertera pada
Gambar Rencana, harus dipasang sepanjang minimum seperti tertera pada sandard.

22. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada.

23. Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dalam gambar.

24. Secepatnyn hal ini diberitahukan pada perencana konstruksi untuk sekedar
informasi.
a. Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh kontraktor sebagai pekerjaan lebih,
maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan Direksi
dan Perencana konstruksi.
b. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut
hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.
c. Mengajukan usul dalam rangka tersebut di atas adalah merupakan juga keharusan
dari Kontraktor.

25. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
9

ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
Page

diameter yang terdekat dengan catatan


a. Harus ada persetujuan dari Direksi.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

b. Jumah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
jumlah luas).
c. Penggantian tersebut tidak boeh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar

Pasal 8 : Selimut Beton

1. Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dalam Bill of Quantiti dan
Gambar Bestek maka aturan ketebalan selimut beton adalah seperti berikut ini :

Beton yang Tidak Langsung


Komponen Beton yang Berhubungan
Berhubungan Dengan Tanah
Struktur Dengan Tanah Atau Cuaca
Atau Cuaca

Lantai ØD 36 Dan Lebih Kecil : 20 mm ØD 16 Dan Lebih Kecil : 40 mm

Lantai > ØD 36 : 40 mm > ØD 36 : 50

Dinding ØD 36 Dan Lebih Kecil : 20 mm ØD 16 Dan Lebih Kecil : 40 mm

Dinding > ØD 36 : 40 mm > ØD 36 : 50

Balok Seluruh Diameter : 40 mm ØD 16 Dan Lebih Kecil : 40 mm

Balok > ØD 16 : 50 mm

Kolom Seluruh Diameter : 40 mm ØD 16 Dan Lebih Kecil : 40 mm

Kolom > ØD 16 : 50 mm

2. Untuk konstruksi beton yang dituangkan langsung pada tanah dan selalu
berhubungan dengan tanah berlaku suatu tebal penutup beton minimal yang umum
sebesar 70 mm.

Pasal 9 : Rancangan Campuran Beton (Job Mix Disain)

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton struktural dengan mutu K-250


sampai mutu K-300 Kontraktor Pelaksana harus membuat Rancangan Campuran
Beton (Job Mix Disain).

2. Yang dimaksud dengan Mutu Beton adalah Kuat Tekan Karakteristik yang
diperoleh dari pengujian benda uji kubus umur 28 hari minimal 20 benda uji.

3. Mutu beton untuk masing-masing komponen struktur adalah seperti yang dijelaskan
dalam Gambar Bestek dan Bill of Quantity.
10

4. Job Mix Disain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium Beton yang
Page

diakui oleh Pemerintah.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

5. Material Pasir dan Batu Pecah yang dipakai untuk Job Mix Disain haruslah material
yang akan dipakai nantinya pada pelaksanaan dilapangan dan material tersebut
tersedia dalam jumlah yang cukup dilokasi pekerjaan sampai volume pekerjaan
beton selesai dikerjakan.
6. Pengantian material dengan material selain material dalam Laporan Job Mix Disain
pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton tidak dibenarkan.

7. Pengantian material dengan material selain material dalam Laporan Job Mix Disain
pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton mengharuskan Kontraktor Pelaksana
untuk membuat Job Mix Disain baru.

8. Laporan Job Mix Disain untuk masing-masing mutu beton minimal harus
mencantumkan :
1. Laporan hasil penelitian Pasir Beton;
2. Laporan hasil penelitian Batu Pecah;
3. Komposisi Pasir Beton;
4. Komposisi Batu Pecah;.
5. Komposisi Air Beton;
6. Komposisi Zat Additive jika digunakan;
7. Nilai Slump Rencana; dan
8. Nilai Faktor Air semen.

9. Job Mix Disain yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi sebelum dilaksanakan.

10. Semua aturan yang disyaratkan dalam Job Mix Disain dan telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi harus diikuti dan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.

Pasal 10 : Rencana Campuran Lapangan (Job Mix Formula)

1. Berdasarkan Job Mix Disain yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi,
Kontraktor Pelaksana harus membuat Rencana Campuran Lapangan (Job Mix
Formula) beton struktural dengan mutu K-250 sampai mutu K-300.

2. Job Mix Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain terutama dari segi
komposisi material beton.

3. Hasil perhitungan Job Mix Formula harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Kontraktor Pelaksana harus membuat media standar berupa bak-bak dari kayu atau
timba-timba plastik yang dipakai untuk mentakar komposisi material berdasarkan
perhitungan Job Mix Formula.

11. Pentakaran komposisi material campuran beton dengan bak-bak standar dilokasi
pekerjaan tidak boleh mengurangi dan berbeda dengan komposisi material beton
yang ada dalam Job Mix Disain.

12. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengujian hasil perhitungan Job Mix
Formula dengan media benda uji kubus beton ukuran 20x20x20 cm minimal 10
benda uji.

13. Hasil pengujian Job Mix Formula di Laboratorium Beton yang menghasilkan mutu
11

beton yang tidak sesuai dengan mutu beton pada Job Mix Disain mengharuskan
Kontraktor Pelaksana melakukan perhitungan ulang akan Job Mix formula atau
Page

merubah Job Mix Disain.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

14. Tidak tercapainya mutu beton seperti yang diinginkan karena kesalahan dalam
perhitungan Job Mix Formula sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 11: Perakitan Tulangan

1. Perakitan tulangan balok dan kolom dapat dilakukan di bengkel kerja oleh
Kontraktor Pelaksana atau langsung pada lokasi konstruksi.

2. Khusus untuk Pondasi Plat Lantai Beton perakitan tulangan harus dilakukan
langsung lokasi konstruksi atau Bekisting.

3. Dimensi, model, bengkokan, jarak dan panjang penyaluran tulangan harus sesuai
dengan Gambar Bestek dan Shop Drawing, standar Peraturan Beton Indonesia
(PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.

4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan Shop Drawing dan daftar bengkokan,


dimensi, model, dan panjang penyaluran tulangan pada bengkel kerja untuk
menghidari kesalahan dalam pekerjaan perakitan tulangan.

5. Tulangan balok dan kolom yang telah selesai dirakit jika tidak langsung dipasang
harus diletakan ditempat yang terlindungi dari hujan dan tidak boleh besentuhan
langsung dengan tanah.

6. Untuk tulangan plat lantai dan plat dack dirakit langsung diatas bekisting yang
telebih dahulu telah selesai dikerjakan.

7. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik oleh sengkang
dengan alat ikat kawat beton.

8. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain dengan alat ikat
kawat beton.

9. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan lebih dari 3 hari dalam
bekisting.

Pasal 12 : Sambungan Antar Tulangan

1. Sambungan antar tulangan, penjangkaran tulangan dan panjang penyaluran tulangan


pada kondisi pembeban lentur, beban tarik, beban tekan, jika tidak ditentukan lain
dalam Gambar Bestek maka harus sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan
dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.

2. Sambungan antara tulangan harus sesuai dengan detail prinsip penyambungan yang
diberikan dalam Gambar Bestek.

3. Titik-titik sambungan tulangan lewatan pada plat lantai tidak boleh dibuat pada
posisi satu garis lurus. Sambungan harus dibuat selang-seling atau zig-zag antara
batang yang disambung dengan batang yang tidak disambung.

4. Panjang sambungan lewatan jika tidak ditentukan lain dalam Gambar Bestek,
12

Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03 harus diambil minimal
40 kali diameter batang yang disambung.
Page

5. Sambungan-sambungan harus dibuat antara sesama tulangan utama. Tidak


dibenarkan dengan alasan apapun menggunakan tulangan extra (tulangan

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

tambahan) untuk menyambung tulangan utama dengan tulangan utama lain kecuali
ditentukan lain dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.

6. Penjangkaran tulangan atau kait-kait pada posisi pemutusan tulangan jika tidak
ditentukan lain dalam Gambar Bestek maka harus sesuai dengan syarat-syarat yang
ditentukan dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.

7. Sambungan-sambungan pada kondisi pembeban tarik dan lentur pada komponen


balok, plat lantai dan plat dack ujung-ujung sambungan harus dibuat kait (hook)
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-
1991-03.

8. Sambungan tulangan kolom harus dilakukan pada posisi permukaan sloof dan plat
lantai atau pada posisi tengah bentang kolom. Penyambungan pada posisi selain
pada posisi tersebut dengan alasan apapun tidak dibenarkan.

Pasal 13 : Support Dan Beton Dacking

a. Support

3. Untuk keperluan dan menjaga dan mempertahankan jarak selimut beton sesuai
dengan disyaratkan maka pada setiap 1 m2 luas plat lantai dan plat dack harus
diberikan support/dukungan dari besi tulangan ulir dengan diameter lebih besar
dari diameter tulangan plat lantai atau 13 mm.

4. Jumlah support/dukungan dalam 1 m2 luas plat lantai, plat dack dan plat pondasi
adalah minimal 5 buah.

5. Bentuk support/dukungan harus sesuai dengan Gambar Bestek atau Shop Drawing
yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

6. Bentuk support/dukungan harus sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan


jarak vertikal antara lapis tulangan ketika dibebani oleh beban pekerja perakitan
tulangan atau pekerja pengecoran.

b. Beton Dacking

1. Untuk menjaga dan mempertahankan jarak selimut beton agar sesuai dengan yang
disyaratkan maka pada permukaan besi tulangan balok dan kolom harus diberi
penyangga dari beton atau Beton Tahu sehingga mempunyai jarak yang tetap
dengan bekisting.

2. Ketebalan beton tahu harus disesuaikan dengan jarak atau ketebalan selimut beton
pada masing-masing komponen struktur.

3. Mutu beton tahu mnimal sebesar mutu beton konstruksi utama.

4. Untuk Komponen kolom dan balok ukuran beton tahu adalah 4 x 4 x 4 cm dan
dipasang minimal 2 buah setiap jarak 50 cm panjang balok dan tinggi kolom.

5. Untuk Komponen plat lantai dan plat dack ukuran beton tahu adalah 2 x 4 x 5 cm
13

dan dipasang minimal 5 buah setiap 1 m2 plat lantai, plat dack dan plat pondasi.
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

Pasal 14 : Acuan / Bekisting

1. Bahan utama bekisting adalah multiplek 9 mm yang diperkuat oleh balok-balok


kayu 5/7 cm atau 5/10 cm dari kayu kelas III.

2. Penggunaan papan kayu sebagai bekisting dengan alasan apapun tidak


diperbolehkan.

3. Pengantian material bekisting dengan material selain yang disebutkan pada point 1
harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

4. Kontraktor pelaksana harus mengajukan Shop Drawing untuk bentuk konstruksi


bekisting balok, kolom, plat lantai, dan plat atap serta konstruksi lain yang dianggap
perlu oleh Konsultan supervisi.

5. Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

6. Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan Residu atau
cairan Ter supaya hasil campuran beton tidak menempel pada bekisting waktu akan
dibuka sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang rapi.

7. Bentuk bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir sesuai rencana.

8. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan campuran beton
tidak bocor atau berubah bentuknya.

9. Hasil pekerjaan bekisting harus diperiksa kembali kebenaran elevasi ,kelurusannya


terhadap arah vertikal oleh Kontraktor Pelaksana dengan alat Theodolit dan
Waterpass. Pemeriksaan secara manual tidak dibenarkan.

10. Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh Konsultan Supervisi sebelum
dilakukan pekerjaan pengecoran beton.

11. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari terhitung
sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi karena
alasan penggunaan zat additive yang dapat mempercepat proses pengerasan beton
atau alasan-alasan teknis yang dapat dipertanggung jawabkan .

12. Pekerjaan membuka bekisting tidak boleh merusak permukaan beton jika hal ini
terjadi Kontraktor Pelaksana harus memperbaikinya dengan pekerjaan acian beton.

13. Perbaikan permukaan beton yang rusak akibat kesalahan pembukaan bekisting atau
sebab lain harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 15 : Lantai Kerja Beton

1. Untuk komponen struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau
pasir urug, pada lapisan dasarnya harus memakai Lantai Kerja Beton ( Line
Concrete ) dengan tebal minimal 5 cm atau sesuai Gambar Bestek.

2. Lantai Kerja Beton dibuat dari beton mutu K-125.


14

3. Hasil pekerjaan Lantai Kerja Beton harus benar-benar elevasi , hal ini harus
Page

dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

Pasal 16 : Pengecoran Beton ( Casting Concrete )

1. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran Kontraktor Pelaksana harus memastikan


Acuan/bekisting telah selesai 100% dan telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2. Pengecoran beton structural mutu K-250 sampai K-300 hanya boleh dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana jika Job Mix Disain, Job Mix Formula, Perakitan Tulangan,
Bekisting, Request Pekerjaan dan hal-hal lain yang diperlukan dan berhubungan
dengan pekerjaan pengecoran sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

3. Sedapat mungkin untuk melakukan sekali pengecoran untuk setiap bagian


konstruksi sehingga dapat menghindari sambungan-sambungan beton.

4. Pengecoran dalam kondisi cuaca hujan tidak dibenarkan kecuali Kontraktor


Pelaksana menjamin bahwa bekisting dan hasil pengecoran tidak berhubungan
langsung dengan air hujan.

5. Pengecoran beton harus dilakukan dengan Concrete Mixer (molen) dan tidak
diperbolehkan melakukan pengecoran dengan cara pengadukan manual kecuali
untuk beton-beton dengan mutu dibawah K-125 atau nonstruktural.

6. Urutan pemasukan material beton dimulai dengan Batu Pecah Beton, Pasir Beton,
Semen, Air, dan Zat Additive (jika ada). Urutan ini bisa dirubah dengan persetujuan
Konsultan Supervisi.

7. Lama pengadukan material beton dalam Concrete Mixer minimal 1,5 menit kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

8. Hasil pengadukan beton dalam Concrete Mixer apabila diputusan oleh Konsultan
supervise sudah cukup langsung dituang dalam wadah yang sebelumnya telah
disiapkan oleh Kontrator Pelaksana.

9. Beton segar hasil pengadukan molen dapat diangkut dengan kereta dorong oleh
pekerja kelokasi bekisting untuk dituang.

10. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan tidak boleh dibiarkan lebih
dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau bak tampungan beton.
Penggunaan zat additive seperti Super Plasticizer juga tidak membolehkan beton
segar terlalu lama dalam wadah tampungan kecuali disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

11. Beton segar yang telah dituangkan harus dipadatkan dengan Concrete Vibrator
sampai mencapai kepadatan optimum.

12. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5 meter.

13. Penuangan beton dalam balok, plat lantai, plat atap, dan kolom tidak boleh
menciptakam sangkar kerikil atau penumpukan kerikil pada posisi tententu pada
saat bekisting dibuka.

14. Jika terjadi sangkar kerikil Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki bagian itu
dengan mempergunakan beton campuran zat kimia khusu untuk sambungan (joint)
seperti Produk SIKA dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
15

15. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah Kontraktor
Page

Pelaksana harus membuat lantai kerja dari campuran 1 Sm : 3 Ps : 6 Kr sehingga air


semen tidak meresap dalam tanah dan bentuk penampang beton sesuai dengan yang
direncanakan.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

16. Antara pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk konstruksi yang sama
tidak boleh lebih dari 1 hari.

Pasal 17 : Beton Ready Mix

1. Penggunaan beton Ready Mix oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

2. Kontraktor Pelaksana tetap diwajibkan untuk menyerahkan Job Mix Disain kepada
Konsultan Supervisi terhadap semua mutu beton structural yang menggunakan
Beton Ready Mix.

3. Job Mix Disain harus disetujui oleh Konsultan Supervisi sebelum digunakan.

4. Kualitas beton yang dihasilkan oleh Batching Plant tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.

Pasal 18 : Pembongkaran Bekisting/Mal Beton

1. Bekisting tidak boleh dibuka/dibongkar dan dibebani jika beton dalam bekisting
belum berumur 28 hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

2. Walaupun ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi bekisting beton tetap tidak
boleh dibuka dan dibebani sebelum berumur minimal 21 hari.

2. Pembukaan dan pembebanan Bekisting beton kurang dari 21 hari karena alasan
adanya pemakaian Zat Additive yang dapat mempercepat pengerasan beton harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 19 : Perawatan Beton ( Curing )

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap


beton yang telah selesai dituang dalam bekisting.

2. Perawatan dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung goni kemudian
menyiram air secara rutin kepermukaan beton sampai beton berumur 28 hari.
Penggunaan metode lain untuk perawatan beton harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

3. Perawatan harus terus menerus dilakukan minimal sampai beton berumur 28 hari
atau sampai beton siap untuk dibebani menurut keputusan Konsultan Supervisi.

Pasal 20 : Quality Control

a. Slump Test
1. Pemeriksaan kekentalan beton (kosistensi) harus dilakukan setiap beton dituangkan
dari Concrete Mixer atau minimal setiap 3 m3 pekerjaan beton pada setiap mutu
beton.
16

2. Pemeriksaan kekentalan beton dilakukan dengan metode Slump Test dimana nilai
Page

slump yang diperoleh harus sesuai dengan nilai slump rencana yang ada pada Job
Mix Disain.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

b. Benda Uji Beton


1. Kontraktor Pelaksana harus mengambil benda uji beton dalam bentuk kubus dan
slinder standar. Ukuran kubus adalah 20x 20x20 cm dan ukuran silinder tinggi 30
cm dan diameter 15 cm.

2. Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap mutu beton yang
berbeda atau minimal satu benda uji setiap 3 m3 beton dalam satu kali pengecoran.

3. Pengambilan benda uji harus dilakukan secara acak dan selang seling antara satu
campuran dengan campuran yang lain untuk mutu beton yang sama.

4. Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air sampai berumur
28 hari.

5. Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda uji ,dan tanggal
pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang dan luntur.

c. Pemeriksaan Kuat Tekan Beton


1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemeriksaan terhadap kuat tekan beton
yang telah selesai mereka kerjakan minimal sebelum pekerjaan pengecoran melebihi
50% dari total pekerjaan pengecoran.

2. Tujuan pemeriksaan kuat tekan beton adalah untuk mendapatkan Mutu Beton hasil
pelaksanaan pekerjaan pengecoran lapangan.

3. Yang dimaksud dengan Mutu Beton adalah Kuat Tekan Karakteristik yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan kuat tekan benda uji kubus ukuran 20 x 20 x 20 cm
umur 28 hari dengan minimal 20 benda uji.

4. Pemeriksaan kuat tekan beton dilakukan di Laboratorium Beton dengan minimal 20


benda uji kubus atau silinder untuk setiap mutu beton.

5. Pemeriksaan kuat tekan beton pada Laboratorium Beton oleh Kontraktor Pelaksana
harus didampingi oleh Konsultan Supervisi. Pemeriksaan kuat tekan beton tanpa
didampingi oleh Konsultan Supervisi hasilnya dianggap tidak sah.

6. Semua biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pemeriksaan kuat tekan beton ini
dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.

7. Mutu Beton hasil pemeriksaan kuat tekan benda uji kubus yang kurang dari 95%
dari Mutu Beton Rencana dianggap gagal dan beton yang telah selesai dikerjakan
dilapangan harus dibongkar kecuali diputuskan lain oleh Konsultan Perencana
dengan disertakan Rekomendasi Ahli beton.

8. Kontraktor Pelaksana tidak diperbolehkan melanjutkan pekerjaan pengecoran


beton jika hasil pemeriksaan kuat tekan beton menghasilkan kuat tekan yang
berbeda dengan kuat tekan beton rencana.

9. Perencanaan ulang untuk Job Mix Disain harus dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana untuk beton yang gagal dalam uji kuat tekan jika dalam pemeriksaan oleh
Konsultan Supervisi bersama dengan Kontraktor Pelaksana kegagalan kuat tekan
disebabkan oleh kesalahan dalam perencanaan campuran dan bukan karena
17

kesalahan pada tahap pelaksanaan.


Page

10. Pemeriksaan kuat tekan beton selain dengan uji tekan pada laboratorium beton
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

11. Laporan hasil pemeriksaan Mutu Beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

d. Pemeriksaan Kuat Tekan Beton Dengan Cara Lain

1. Jika pemeriksaan Kuat Tekan Beton dengan cara Uji Tekan Kubus Beton hasilnya
meragukan dan tidak disetujui oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi atau
Owner, maka cara pemeriksaan mutu beton dengan uji langsung pada konstruksi
beton harus dilakukan.

2. Pemeriksaan mutu beton dengan uji langsung ke konstruksi beton jika tidak
ditentukan khusus oleh Konsultan Perencana maka harus dilakukan dengan salah
satu metode seperti dibawah ini :
a. Metode Core Drill.
b. Metode Hammer Test.

3. Konsultan Perencana berhak menentukan metode mana yang akan dipakai untuk
pemeriksaan kuat tekan beton langsung ke konstruksi beton.

4. Posisi dan lokasi pengujian untuk masing-masing komponen struktur ditentukan


oleh Konsultan Perencana atau Konsultan Supervisi.
5. Jumlah titik pengujian jika tidak ditentukan oleh Konsultan Perencana, maka harus
diambil minimal 10 titk untuk masing-masing komponen struktur dan masing-
masing mutu beton.

6. Data Kuat Tekan yang diperoleh dari hasil uji langsung kuat tekan pada konstruksi
beton harus dikalkulasi kembali oleh Kontarktor Pelaksana untk memperoleh Kuat
Tekan karakteristik Beton (mutu beton).

7. Kuat Tekan Beton Karakteristik yang diperoleh dari uji langsung ke konstruksi beto
adalah hasil final yang harus diakui oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi,
Kontraktor Pelaksana dan Owner.

Pasal 20 : Instalasi Dalam Konstruksi Beton

1. Instalsi air bersih, instalasi air kotor, dan instalsi listrik sebaiknya tidak ditanam atau
diletakan dalam konstruksi beton kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek atau
oleh Konsultan Supervisi.

2. Pipa-pipa instalasi dari bahan aluminium tidak boleh ditanam dalam konstruksi
beton untuk alasan apapun.

3. Pipa-pipa PVC atau besi yang ditanam dalam kolom beton diameternya tidak boleh
melebihi 1/3 (sepertiga) dari dimensi terkecil kolom.

4. Pipa-pipa PVC atau besi dengan diameter berapapun tidak boleh ditanam dalam
komponen balok beton.

5. Pembongkaran sebagian kecil atau sebagian besar konstruksi beton untuk


keperluan instalasi air bersih, instalasi air kotor, dan instalasi listrik harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi.
18

6. Pembongkaran konstruksi beton pada daerah joint balok dan kolom serta pada
posisi tumpuan balok untuk keperluan instalasi air dan instalasi listrik tidak
Page

diperbolehkan untuk alasan apapun kecuali ditentukan lain oleh Konsultan


Perencana dan Konsultan Supervisi dengan disertakan Rekomendasi Ahli Beton.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

Pasal 21 : Sambungan Antar Beton

1. Penyambungan-penyambungan antara beton lama dengan beton baru sebaiknya


dihindari pada konstruksi beton kecuali sambungan antar kolom tiap lantai.

2. Jika penyambungan terpasak dilakukan permukaan beton lama harus dibersihkan


dan dikasarkan sebelum disambung dengan beton baru.

3. Penyambungan pada posisi tengah kolom dan tengah bentang balok tidak
diperbolehkan.
4. Untuk sambungan pada balok dan plat lantai harus dilakukan pada posisi 80 cm dari
tumpuan sedangkan untuk kolom harus disambung pada posisi tumpuan kedua
(lantai 2).

5. Bentuk akhir dari konstruksi beton lama (plat lantai dan balok) harus dibuat
sedemikian rupa sehingga ketika disambung beton baru akan menumpu pada beton
lama.

6. Penyambungan pada kondisi beton lama yang sudah berumur lebih dari 3 hari harus
dilakukan dengan perkuatan kimia ( Epoxy ) dan hal ini harus dengan persetujuan
Konsultan supervisi.

7. Penggunaan zat-zat kimia untuk memperkuat sambungan harus dengan persetujuan


Konsultan Supervisi.

Pasal 22 : Lain - Lain

1. Persyaratan pekerjaan beton dari Pasal 1 sampai dengan Pasal 22 berlaku untuk
semua item pekerjaan beton structural dan nonstructural yang ada dalam Proyek ini.

1. Hal-hal yang belum ditentukan dan diperlukan penjelasannya dalam proses


pelaksanaan pekerjaan ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana bersama
dengan Konsultan Supervisi dalam proses pelaksanaan pekerjaan dengan
persetujuan Owner.

2. Semua pekerjaan beton untuk proyek ini sekurang-kurangnya harus sesuai dan
mengikuti semua aturan yang ditentukan oleh Peraturan Beton Indonesi ( PBI ).

3. Hal-hal yang ditentukan kemudian tersebut menjadi satu ketentuan yang mengikat
dan wajib untuk dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.
4. Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan dan perancah kepada
Direksi Teknik untuk memperoleh persetujuannya. Pelaksanaan pembuatan
Bangunan acuan dan perancah tidak diperkenankan sebelum gambar rencana
bangunan pembentuk disetujui Direksi Teknik.

5. Acuan adalah konstruksi cetakan yang dilapisi tegofilm dan hanya boleh digunakan
2 kali yang digunakan untuk membentuk beton muda yaitu sebelum beton
mencapai kekuatan yang disyaratkan dan sebelum mendapat bentuknya yang
permanen, agar apabila telah mengeras struktur beton mencapai dimensi dan
kedudukan seperti yang tercantum pada gambar perencanaan. Sedangkan perencah
adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton muda yang digunakan sampai
19

beton mencapai kekuatan yang disyaratkan. Segala biaya yang diperlukan


sehubungan dengan perencanaan bangunan acuan dan perancah dan pelaksanaanya
Page

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

6. Konstruksi acuan harus cukup kuat untuk menahan beban mati dan beban hidup
yang bekerja, tekanan beton dalam keadaan basah dan getaran-getaran, tanpa
mengalami distorsi. Perancah harus direncanakan dan dibuat dari material padat
seperti kayu terentang, baja atau beton cetak yang bermutu baik dan tidak mudah
lapuk yang ditopang dan diberi pengaku dan ikatan secukupnya agar posisi dan
bentuknya tidak mengolami perubahan baik sebelum maupun setelah pengecoran.
Spesiflkasi kayu acuan harus sesuai dengan Standar Konstruksi Bangunan Indonesia
(SKBI) 1.4.53.1989-UDC: 693.5.

7. Pemakaian bahan bambu tidak diperbolehkan. Perancah harus dibuat diatas pondasi
yang kuat dan kokoh sehingga terhindar dari bahaya penggerusan dan penurunan.

8. Cetakan dari Multyplex 9 - 12 mm harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak
bergetar, bocor, harus kokoh, sehingga kedudukan dan bentuknya tetap tidak
bergetanr maupun bergeser pada waktu beton dicor dan setelah selesai pengecoran
tidak mudah dibongkar. Sebelum pengecoran dilaksanakan, semua cetakan beton
harus bersih dari segala material yang bisa mengurangi mutu dan kekuatan beton.
Cetakan yang sudah pernah dipakai harus dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu.
Sebelum dicor harus dilapisi dengan Form Oil”. Pekerjaan ini harus dilaksanakan
setiap kali sebelum pengecoran dilakukan.

9. Semua sambungan pada acuan harus rapat untuk mencegah kebocoran adukan dan
terbentuknya bekas sambungan dan sarang-sarang agregat pada permukaan beton.
6. Pekerjaan pengecoran tidak dapat dimulai sebelum rencana tahap-tahap, cara-cara
dan persiapan pengecoran mendapat persetujuan Direksi Teknik .

10. Perbandingan adukan harus sesuai hasil percobaan dan persyaratan yang diminta
dan angka perbandingan adukan tersebut harus menyatakan takaran dalam satuan
isi yang dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa digetarkan. Alat penakar harus
dibuat dengan baik, kuat dan harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknik
terlebih dahulu.

11. Pengadukan bahan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk sekurang-
kurangnya 1,5 menit setelah semua bahan beton sesuai persyaratan mulai diaduk.

12. Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai.

13. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik, jangka waktu tersebut bisa diperpanjang
satu jam. Adukan beton tersebut harus dcorkan sedekat-dekatnya ke tujuan secara
kontinyu sampai mencapai syarat-syart pelaksanaan yang disetujui Direksi Teknik.
14. Supaya dalam beton tidak terjadi rongga kosong/udara masuk selama pengecoran
harus digunakan concrete vibrator. Concrete vibrator harus ditanam tegak Iuns,
tidak boleh lebih dari 30 detik setiap penanaman untuk tebal lapisan 8 cm dan tidak
boleh kena langsung baik pada baja tulangan maupun cetakan.

15. Harus dihindari terjadinya pemisahan material (segregation) pada saat pengecoran
dan perubahan letak tulangan.

16. Alat-alat penuangan seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih
dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh
dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1.00 meter.
20

17. Pengacoran harus diakukan secaa teliti dan harus selalu diperiksa sehingga bisa
menghasikan bentuk permukaan, ketinggian yang dibutuhkan sesuai dengan
Page

Gambar Rencana kerja.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

18. Pangecoran yang Terhenti, Apabila pengecoran beton terhenti pada daerah yang
tidak direncanakan sebagai pemberhentian pengecoran, misalkan akibat terjadinya
kerusakan pada peralatan pengecoran. Maka pengecoran selanjutnya hanya dapat
dilakukan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
- Pengecoran selanjutnya dapat langsung dilakukan jika tidak melebihi 2 jam dari
saat penghentian pengecoran.
- Apabila pengecoran selanjutnya ternyata dilaksanakan pada waktu melebihi 2 jam
dan saat penghentian pengecoran, maka daerah pengecoran yang terhenti tersebut
harus diperlakukan sebagai siar dilatasi. Permukaan beton pada daerah pengecoran
yang terhenti harus dibobok minima 5 cm sehingga membentuk bidang yang kasar.
Permukaan beton tersebut kemudian diberi bahan bonding agent seperti EMAGG
atau yang setara dan yang dapat menjamin kontinuitas adukan Beton lama dengan
beton baru.

19. Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan peralatan pemadat
(vibrators) mekanis. Kontraktor harus menyediakan peralatan yang cukup untuk
mengangkut dan menuangkan beton dengan konsistensi yang cukup sehingga dapat
diperoleh beton padat tanpa perlu menggetarkan/memadatkan secara berlebihan.
Ketelitian dalam proses pemadatan harus benar-benar diperhatikan agar tidak
terjadi rongga-rongga dan pengantongan udara pada beton yang sedang dipadatkan
dan jangan sampai terjadi perubahan posisi tulangan baja selama pemadatan.
Pemadatan/penggetaran dilakukan dalam waktu tidak terlalu lama sehingga tidak
terjadi pemisahan bahan (segregation) beton. Pelaksanaan pemadatan/penggetaran
ini harus dilaksanakan oleh pekerja-pekerja yang telah berpengalaman dan
dilaksanakan sesuai dengan pengarahan dan petunjuk Direksi Teknik.

20. Pemadatan dilakukan dengan internal vibrator yang harus dapat memberikan 6000
getaran/menit bila dimasukkan kedalam adukan beton dengan slump 6 cm dan
akan memberikan daerah yang kelihatan bergetar dalam radius tidak kurang dari 46
cm. Alat penggetar harus dimasukkan searah dengan as memanjangnya. Tidak
diperkenankan untuk menggetarkan beton yang telah mengalami initial set dan
jangan sampai alat penggetar menumpu pada tulangan baja Tidak diperkenankan
pula melakukan penggetaran untuk maksud mengalirkan adukan beton.

21. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus, tidak tampak bagian-
bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian yang membekas pada
permukaannya. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.

Pasal 23 : Lain - Lain

1. Pekerjaan dan Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/ dokumentasi


Proyek, Biaya Keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K, papan nama proyek, dan
Direksi keet lengkap.
2. Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-
masing pasal diatas, kecuali :
3. Administrasi/dokumen Proyek dimaksudkan kegiatan kontraktor untuk menyusun
segala administrasi proyek, yaitu membuat buku laporan kegiatan harian, mingguan,
bulanan, as built drawing, foto-foto proyek dan lain-lain yang dibutuhkan untuk
kelancaran pertanggung jawaban proyek.
21

4. Obat-obatan/P3K minimum disediakan dilapangan untuk keperluan 20 orang


pekerja.
Page

5. Kontraktor diwajibkan membuat foto kemajuan pekerjaan dari 0 % sampai 100%


yang dapat dilihat dari semua arah bangunan. Pengulangan foto harus dilakukan

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi STRUKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT

pada sisi yang sama secara berurutan hingga terlihat jelas sisi tersebut dari
permulaan sampai akhir pekerjaan.
6. Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran
Kontraktor. Harga taksiran ini sudah termasuk semua kebutuhan kontraktor
sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna.
7. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata
pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor atas perintah tertulis
Pengendali Kegiatan.
8. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
kontraktor dan Pengendali Kegiatan dalam melaksanakan pekerjaan ini.

22
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAGIAN I
PEKERJAAN LANTAI

Pasal 1 : Pasir Urug Bawah Lantai.

1. Sebelum pekerjaan lantai dilakukan pekerjaan timbunan tanah dalam ruangan harus
sudah selesai 100%.

2. Diatas timbunan tanah dilakukan pekerjaan lapisan pasir urug setebal minimal 10
cm atau sesuai Gambar Bestek.

3. Pasir urug yang dipakai harus benar-benar mempunyai susunan butiran yang
seragam.

4. Lapisan pasir urug harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang diinginkan
dengan alat Stemper atau alat pemadat mekanik lain. Tidak dibenarkan melakukan
pemadatan secara manual.

5. Hasil pekerjaan lapisan pasir urug harus benar-benar rata dan elevasi hal ini harus
dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

Pasal 2 : Pasir Pasang / Pasir Halus

1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus dan tidak lagi
memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak digunakan.

2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah apsir yang dipakai untuk keperluan Pasangan Batu
Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik, dan Plasteran Dinding.

3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering,
apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5% maka pasir
tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.

4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan keras.

5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari

6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan bukan Pasir
yang berasal dari laut.

Pasal 3 : Plat Beton Bawah Lantai

1. Beton cor bawah lantai dibuat dari beton mutu K-175 dengan ketebalan minimal 7
cm atau sesuai dengan Gambar Bestek.

2. Toleransi perbedaan elevasi muka plat beton hasil pengecoraan adalah ± 5 mm.

5. Hasil pekerjaan pengecoran beton cor bawah lantai harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
1
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 4 : Keramik Lantai

1. Semua Keramik yang dipakai pada lantai adalah setara Garuda/ Roman.

2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif, ukuran dan
Brosur Keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan
Supervisi untuk disetujui.

3. Ukuran Keramik, Bentuk Permukaan ( Polished / Unpolished ) Keramik harus


sesuai dengan Gambar Pola Lantai/Gambar Bestek dan Bill of Quantity.

4. Untuk Lantai 1 Keramik dipasang langsung diatas beton cor bawah lantai dengan
memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 2 cm.

5. Untuk lantai 2 dan lantai yang dibawanya ada komponen plat beton bertulang
lantai Granit dipasang langsung diatas plat beton bertulang dengan spesi beton 2
cm.

6. Pasir yang dipakai untuk pasangan Keramik adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

7. Pemasangan Keramik harus sesuai dan mengikuti Gambar Pola Lantai yang ada
dalam Gambar Bestek.

8. Warna dan Motif Keramik dapat diganti dan dirubah pada masa pelaksanaan
konstruksi oleh Konsultan Perencana dan Owner.

9. Keramik harus mempunyai tebal minimal 5 mm.

10.Bentuk dan dimensi Keramik harus benar-benar siku serta standar untuk semua
ukuran yang sama.

11. Potongan-potongan Keramik yang terpaksa dilakukan karena mengikuti pola lantai
harus sama dimensinya sepanjang bidang lantai yang memerlukan potongan.
Potongan-potongan tersebut harus sama dengan dimensi pada gambar pola lantai.

12.Celah-celah/Nat yang terbentuk antar Keramik akibat pemasangan dan sebagai


tempat isian perekat antar Keramik dalam bidang tebalnya adalah maksimal 3 mm.

13.Hasil pemasangan Keramik harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan tidak
melengkung ke atas. Elevasi lantai hasil pemasangan harus diperiksa kedatarannya
dengan pekerjaan waterpassing. 2
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAGIAN II
PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN

Pasal 1 : Batu Bata

1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai Peraturan
Bahan Bangunan yang berlaku.

2. Batu bata mempunyai dimensi seperti berikut : lebar 10 cm, panjang 20 cm, dan
tebal 5 cm kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Bahan Bangunan.

3. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik batu bata
dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur ketika diangkut dan
diturunkan pada lokasi pekerjaan.

4. Batu bata bentuknya harus sempurna tidak melengkung dan permukaanya benar-
benar rata untuk semua sisinya.

5. Batu bata mempunyai Kuat Tekan minimal 30 kg/cm2.

6. Perubahan-perubahan pada dimensi dan ukuran batu bata karena mengikuti


dimensi dan ukuran yang berlaku pada daerah tertentu harus disetujui oleh
Konsultan supervisi.

7. Toleransi hanya diperbolehkan untuk dimensi dan bukan untuk kualitas.

Pasal 3 : Pasir Pasang / Pasir Halus

1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus dan tidak lagi
memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak digunakan.

2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah apsir yang dipakai untuk keperluan Pasangan Batu
Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik, dan Plasteran Dinding.

3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering,
apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5% maka pasir
tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.

4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan keras.

5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari

6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan bukan Pasir
yang berasal dari laut.

Pasal 4 : Dinding Keramik/Meja Keramik

1. Keramik yang dipakai untuk semua lapisan dinding adalah setara Garuda / Roman.

2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif, ukuran dan
3

Brosur Keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan
Page

Supervisi untuk disetujui.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

3. Ukuran Keramik dinding adalah sesuai dengan Gambar Bestek dan Bill of
Quantity.

4. Keramik dinding dipasang langsung pada permukaan dinding batu bata dengan
memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 1,5 cm.

5. Pasir yang dipakai untuk pasangan Keramik adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

6. Warna dan Motif Keramik dinding dapat diganti dan diubah pada masa
pelaksanaan konstruksi oleh Konsultan Perencana dan Owner.

7. Permukaan Keramik dinding untuk semua lokasi pemasangan adalah polished


(permukaan halus) kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek.
8. Tebal Keramik dinding minimal 5 mm.

9. Celah-celah antar Keramik yang timbul akibat pemasangan dan untuk keperluan
perekat dalam arah tebal maksimal 2 mm.

10. Untuk pemasangan Keramik pada bak air bersih sudut-sudut harus ditumpulkan
dengan memakai potongan-potongan Keramik yang dibentuk sedemikian rupa
hingga membentuk sudut 30 – 45 derajat.

11. Hasil pemasangan Keramik harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan tidak
melengkung keatas. Kedataran pemasangan Keramik harus diperiksa dengan
pekerjaan waterpassing.

Pasal 5 : Plint Motif Keramik Dinding Toilet

1. Plint Keramik setara Garuda / Roman

2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif, ukuran dan
Brosur Keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan
Supervisi untuk disetujui.

3. Ukuran Plint Keramik sesuai dengan Gambar Bestek dan Bill of Quantity.

4. Plint Keramik dipasang di atas atau di tengah-tengah pasangan dinding Keramik


Toilet atau sesuai Gambar Bestek dengan memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps
setebal minimal 1,5 cm.

5. Pasir yang dipakai untuk pasangan Plint Keramik adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

6. Warna dan Motif Plint Keramik dapat diganti dan diubah pada masa pelaksanaan
konstruksi oleh Konsultan Perencana dan Owner.

7. Permukaan Plint Keramik untuk semua lokasi pemasangan adalah motif ukiran
sesuai Gambar Bestek atau sesuai dengan dua motif yang dipilih oleh Konsultan
Supervisi.

8. Tebal Plint Keramik minimal 5 mm.

9. Celah-celah antar Plint Keramik atau Nat yang timbul akibat pemasangan dan
untuk keperluan perekat dalam arah tebal maksimal 2 mm.
4
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

10. Hasil pemasangan Plint Keramik harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan
tidak melengkung ke atas. Kedataran pemasangan Plint Keramik harus diperiksa
dengan pekerjaan waterpassing.

Pasal : Pasangan Dinding Batu Bata 1 Bata Campuran 1 Pc : 2 Ps

1. Pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc : 2 Ps dikerjakan hanya pada dinding-


dinding Septictank, Bak Tampungan Air bawah Tanah dan Bak Tampungan
Limbah Kimia atau sesuai Gambar Bestek.

2. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 2 Ps dengan ketebalan
maksimal 1,5 cm dan minimal 1 cm.

3. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

4. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum dipasang.

5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan dan tidak
satu garis sambungan.

6. Pasangan batu bata 1 bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps harus kedap air (trasram).

7. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam arah
horizontal.

8. Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-benang untuk


ketepatan elevasi dan kedataran permukaan.

9. Hasil pemasangan batu bata 1 bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps harus disetujui


oleh Konsultan supervisi.

Pasal 7: Pasangan Dinding Batu Bata 1 Bata Campuran 1 Pc : 4 Ps

1. Pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc : 4 Ps dikerjakan pada bagian – bagian


bangunan yang ditentukan dalam Gambar Bestek.

2. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 4 Ps dengan ketebalan
maksimal 1,5 cm dan minimal 1 cm.

3. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

5. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum dipasang.

5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan dan tidak
satu garis sambungan.

6. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam arah
horizontal.

7. Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-benang untuk


ketepatan elevasi dan kedataran permukaan.
5

8. Hasil pemasangan batu bata 1 bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps harus disetujui


Page

oleh Konsultan supervisi.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 8: Plesteran Campuran 1 Pc : 2 Ps

1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil pemasangan bata


harus disiram dengan air dengan merata.

2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 2 Ps .

3. Pasir yang dipakai adalah pasir Pasang/Pasir Halus.

4. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm.

5. Plesteran campuran 1 Pc : 2 Ps dilakukan pada pasangan Hollow block atau


dinding bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.
6. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang dinding
yang diplester.

7. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran lama


dengan plesteran baru yang tidak rata.

8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih dari satu hari
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

9. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga ketika


dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas.

10. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan supervisi.

Pasal 9: Plesteran Campuran 1 Pc : 4 Ps

1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil pemasangan bata


harus disiram dengan air dengan merata.

2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 4 Ps .

3. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

4. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm.

5. Plesteran campuran 1 Pc : 4 Ps dilakukan pada pasangan dinding bata dengan


campuran 1 Pc : 4 Ps.

6. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang dinding
yang diplester.

7. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran lama


dengan plesteran baru yang tidak rata.

8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih dari satu hari
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
9. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga ketika
dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas.
6

10. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.


Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 10 : Acian Beton

1. Acian Beton adalah dari campuran 1 SM : 2 PS dengan ketebalan minimal 10 mm.

2. Sebelum pekerjaan acian dilakukan terlebih dahulu permukaan beton harus


dikasarkan agar lapisan acian dapat melekat dengan baik.

3. Hasil acian kualitas permukaannya harus dapat melekatnya lapisan Plamur tembok
dan lapisan cat dinding.

4. Hasil pekerjaan acian harus menghasilkan permukaan yang halus dan rata.

5. Hasil pekerjaan acian lantai harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

7
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAGIAN III
PEKERJAAN KOZEN, PINTU, JENDELA DAN
VENTILASI

Pasal 1 : Referensi

1. Seluruh pekerjaan Kozen, Pintu , Jendela dan Ventilasi kayu harus sesuai dengan
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) atau NI-5.

Pasal 2 : Persyaratan Material

1. Semua Material Kayu yang dipakai pada semua pekerjaan yang memerlukan
material kayu adalah kayu Legal menurut Hukum Setempat yang dibuktikan dengan
Surat Keterangan dari Instansi Yang Berwenang dan bukan kayu yang Ilegal.

2. Jika tidak ditentukan lain dalam Gambar Bestek dan Bill of Quantity maka kayu
yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi ini ditentukan kelas kuatnya seperti
berikut ini :

- Kayu Kozen : Kayu kelas I (Seumantok, Ulin,dll)


- Kayu Frame Pintu : Kayu kelas II (Meuranti, Kruing,dll)
- Kayu Frame Jendela : Kayu kelas II (Meuranti, Kruing,dll)
- Kayu Jalusi/Krepeak : Kayu kelas II (Meuranti, Kruing,dll)

3. Khusus untuk kayu kelas kuat I dan kelas kuat II harus melalui proses uji kekuatan
tarik di Laboratorium Kayu.

4. Kayu tidak boleh dimeni, diresidu dan didempul terlebih dahulu sebelum diperiksa
dan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

5. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan dan menyediakan contoh material


kayu minimal 2 (dua) jenis kayu dari kuat kelas yang sama untuk disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

6. Material kayu yang didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh berbeda dengan
material kayu yang contohnya telah diajukan pada Konsultan Supervisi, telah
diperiksa kekuatan tariknya diLaboratorium Kayu dan telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

7. Kayu-kayu yang akan dipakai harus tanpa cacat dan mata kayu.

8. Semua kayu untuk pekerjaan konstruksi ini harus mempunyai dimensi dan ukuran
yang sesuai dengan Gambar Bestek setelah diketam.

9. Kayu yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi harus segera dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan dan tidak boleh lebih dari 2 hari berada dilokasi pekerjaan.

Pasal 3 : Kozen Kayu


8

1. Kayu yang dipergunakan untuk kozen pintu, jendela dan ventilasi haruslah kayu
Page

yang permukaannya telah diketam sehingga tidak terdapat serat-serat kasar lagi,
adapun ukuran bersih penampang kozen setelah diketam adalah 6 x 13 cm, kecuali
ditentukan lain dalam Gambar Bestek.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

2. Kayu kozen adalah dari kayu kelas I dari jenis Seumantok, Ulin dan jenis lain
dengan kelas kuat yang sama.

3. Kozen yang didatangkan ke lokasi pekerjaan harus sudah dicat menie kayu dan
sudah dilakukan pekerjaan anti rayap sebelum dipasang pada konstruksi.

4. Kozen yang didatangkan kelapangan harus dalam kondisi yang baik tidak cacat,
tidak melengkung, tidak bermata kayu, tidak retak permukaan, tidak bercelah
permukaan lebih dari 0,5 mm dan tidak dalam kondisi basah.

5. Kozen ketika dipasang pada konstruksi harus dalam kondisi kering udara dan tidak
basah.

6. Hubungan sudut perkayuan kozen haruslah benar-benar siku dan sambungan-


sambungan pen diperkuat dengan pasak kayu yang sama kelas kuat dengan kayu
kozen.
7. Pada bidang-bidang kozen yang bersatu dengan dinding harus dibuat alur/sponeng
juga dipasang angker dari baja diameter 12 mm, hubungan kozen dengan dinding
adalah rata. Penggunaan angkur dari paku tidak diperkenankan.

8. Kedudukan kozen-kozen haruslah water pass, baik ke arah horizontal maupun


vertical.

9. Khusus untuk kozen pintu pada bagian bawah harus diberi tumpuan exstra
sehingga kozen tidak langsung berhubungan dengan permukaan lantai. Tumpuan
exstra ini berupa beton cor dengan ukuran tebal 10 cm dan tinggi 10 cm dari
permukaan lantai.

10. Penggunaan perancah kerja atau perkuatan dengan alasan untuk memperkuat
kedudukan hasil pemasangan kozen yang dijangkarkan dengan cara dipaku
langsung pada kayu kozen harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

11. Hasil pekerjaan kozen harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 4 Kusen Alumunium

1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan aluminium adalah :


a. Kosen Pintu dan Jendela
b. Pintu Kaca dan Jendela Kaca

2 Bahan-bahan dan Peralatan

Bahan yang dipergunakan adalah :

No Bahan Jenis
1. Kosen Aluminium Type I Finish Coating Tebal = 2,8 mm.
Arodized 2 miccron Tinggi = 8 Cm
2. Kaca Riben 5 mm
9
Page

a. Peraturan dan Syarat-syarat

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

1. Peraturan yang dipedomani adalah standard pabrik dan peraturan umum yang
berlaku.

2. Bahan-bahan tersebut diatas dipesan pada tempat penjualan khusus aluminium


dengan bentuk sesuai gambar.

3. Pemasangan kosen, pintu harus baik tegak lurus, siku-siku diambil ukuran atas
dan bawah sama, setelah dipasang pintu dapat dibuka dan ditutup dengan
mudah.

4. Kosen aluminium dipasang pada pasangan batu bata dengan menggunakan


Moor/Fiser.

5. Agar kaca tidak longgar antara panel aluminium dan kaca harus dipasang karet.

6. Penyambungan kosen aluminium harus cukup rapi.

b. Tata Cara kerja dan Pelaksanaan

1. Kosen dan pintu aluminium semua yang dirakit sedemikian rupa sesuai gambar
rencana dan tata letak dengan ukuran disesuaikan pada posisi yang akan di
pasangi.

2. Setelah seluruhnya selesai baru dipasang dilapangan sesuai dengan tempat dan
model menurut gambar rencana.

3. Setelah kosen siap dipasang seluruhnya baru diadakan pemasangan kaca dan
pintu serta alat penggantung lainnya.

Pasal 5 : Kaca Pintu & Jendela

1. Kaca adalah dari product ASAHIMA atau product lain yang setara dengannya baik
dari segi kualitas dan harga.

2. Ketebalan terkecil lembaran kaca adalah minimal 5 mm atau sesuai Gambar Bestek.

3. Warna dan type kaca adalah seperti yang ditentukan dalam Gambar Bestek.

Pasal 6 : Daun Pintu Kayu

1. Frame dan Daun Pintu dibuat dari kayu kelas II dari jenis Meuranti, Kruing dan
jenis lain dengan kelas kuat yang sama.

2. Ukuran, dimensi dan model harus sesuai dengan Gambar Bestek.

3. Ukuran ketebalan frame dan daun pintu minimal 40 mm atau sesuai Gambar
Bestek.

4. Alat sambung yang dipakai adalah pasak kayu dengan bantuan paku.
10

5. Daun pintu yang didatangkan ke lokasi pekerjaan harus sudah dicat menie kayu dan
sudah dilakukan pekerjaan anti rayap sebelum dipasang pada konstruksi.
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

6. Daun pintu yang didatangkan kelapangan harus dalam kondisi yang baik tidak
cacat, tidak melengkung, tidak bermata kayu, tidak retak permukaan, tidak bercelah
permukaan lebih dari 0,5 mm dan tidak dalam kondisi basah.

7. Pemasangan daun pintu harus benar-benar vertical dan horizontal hal ini harus
dibuktikan bahwa ketika pintu dibuka benar-benar rapat dengan sponing kusen
dengan tetap mempertimbangkan factor kembang susut ( pemuaian ) dan tidak
menimbulkan bunyi ketika ditutup dan dibuka baik pada saat cuaca panas maupun
dingin.

8. Daun Pintu ketika dipasang pada konstruksi harus dalam kondisi kering udara dan
tidak basah.

9. Daun pintu dijangkarkan ke kozen dengan mamakai minimal 3 unit engsel pintu
ukuran 4”.

10.Pada Daun Pintu juga harus diberikan satu buah Kunci Pintu 2 Slaag (dua kali
putar).

11. Daun pintu juga harus dilengkapi dengan pegangan pintu ( handle ).

12.Khusus untuk daun pintu Kamar Mandi / Toilet bagian dalamnya harus dilapisi
dengan lembaran Aluminium Tebal 0,30 mm untuk keperluan kedap air dan
keawetan.

13.Hasil pemasangan daun pintu harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

11
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAGIAN IV
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGANTUNG

Pasal 1 : Ruang Lingkup

Pekerjaan Kunci dan Pengantung ini meliputi semua pekerjaan pintu, jendela dan
ventilasi yang dapat dibuka dan ditutup.

Pasal 2 : Kunci Dan Pengantung

1. Kunci, Engsel, Pegangan, Grendel dan Hak Angin adalah dari Material setara
CISSA berbahan STAINLESS STEEL.

2. Jika tidak ditentukan dalam Gambar Bestek maka Kunci, Engsel, Pegangan,
Grendel dan Hak Angin adalah dari material sekurang-kurangnya seperti
disebutkan dibawah ini :

a. Kunci Pintu : Stainless Steel


b. Grendel Pintu : Stainless Steel
c. Grendel Jendela : Stainless Steel
d. Engsel Pintu : Stainless Steel
e. Engsel Jendela : Stainless Steel
f. Hak Angin Jendela : Stainless Steel
g. Hak Angin Pintu : Stainless Steel
h. Pegangan Pintu : Stainless Steel
i. Pegangan Jendela : Stainless Steel

2. Material atau bahan Stainless Steel adalah material atau bahan yang tidak berkarat
serta tidak bisa berinteraksi dengan Medan Magnet.

3. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan brosur dan cara pemasangan kepada


Konsultan Supervisi untuk disetujui.

4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk menyerahkan GARANSI produk yang


dikeluarkan oleh pabrik kepada Konsultan Supervisi.

5. Kunci dan pegantung pintu dan jendela harus dipasang menurut aturan
pemasangan yang diajurkan oleh pabrik pembuat yang tercantum pada brosur yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana.

6. Kunci 1 X putar dan 2 x putar untuk pintu aluminium dan panel kayu dipasang
dengan ketinggian 100 cm dari permukaan lantai atau sesuai Gambar Bestek.

7. Pegangan pintu dipasang dengan ketinggian 110 cm dari permukaan lantai atau 10
cm diatas posisi pemasangan kunci.

8. Engsel pintu harus dipasang minimal 3 engsel untuk satu daun pintu dengan jarak
pemasangan engsel pertama setinggi 40 cm dari muka lantai dan jarak pemasangan
engsel ke tiga sejarak 40 cm turun dari permukaan kozen teratas sedangkan engsel
12

kedua adalah pada posisi pertengahan antara engsel pertama dan ketiga.
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

9. Grendel jendela harus dipasang minimal 2 grendel untuk satu daun jendela serta
ventilasi. Grendel dipasang pada rangka jendela dan ventilasi bagian bawah.

10.Pengangan jendela dipasang pada posisi tengah dari rangka daun jendela yaitu di
rangka bagian bawah jendela diantara dua grendel.

13
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAB V
PEKERJAAN PLAFOND

Pasal 1 : Material Plafond

1. Material utama plafond adalah Triplek 3.6 mm setara Lumba-lumba dengan ukuran
panel standard adalah 1220 mm x 2440 mm.

2. Triplek mempunyai ketebalan minimal 3.6 mm dengan toleransi ketebalan minimal


0,2 mm.

4. Material plafond adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan harus
mempunyai Merk Dagang.

5. Pada setiap lembaran Triplek harus dicantumkan merk dagang, ukuran lembar dan
ketebalan lembaran.

6. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh


Konsultan Supervisi.

7. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan GARANSI resmi yang dikeluarkan oleh


Pabrik Triplek untuk kekuatan dan daya tahan material kepada Konsultan
Supervisi.

8. Material plafond yang didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh dalam keadaan
cacat dan rusak.

Pasal 2 : Alat Sambung

1. Alat Sambung Plafond untuk rangka plafond dari Kayu adalah Paku / Sekrup Anti
Karat / Galvanis.

2. Jarak maksimum antara Paku Sekrup tidak boleh lebih dari 200 mm pada sisi papan
dan tidak lebih dari 300 mm pada bagian tengah papan.

3. Pemasangan Paku / Sekrup pada sambungan Triplek harus saling silang.

4. Jarak As Paku Sekrup dengan sisi pinggir terluar Triplek minimal 10 mm.

5. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh


Konsultan Supervisi.

Pasal 3 : Rangka Plafond Baja Ringan

1. Untuk material Rangka plafond Triplek adalah Kayu klas II.

2. Ukuran dan dimensi rangka plafond adalah sesuai dengan yang ditentukan dalam
Gambar Bestek.
14

3. Bentuk Profil material rangka Plafond adalah sesuai dengan bentuk dalam Gambar
Page

Bestek.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh


Konsultan Supervisi.

5. Kontraktor Pelaksana juga harus menyerahkan GARANSI Resmi dari Pabrik yang
minimal menjelaskan tentang daya tahan dan kekuatan material.

6. Cara pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang dianjurkan oleh Pabrik.

7. Kontraktor Pelaksana harus menempatkan seorang tenaga ahli yang direkomendasi


oleh pabrik Triplek untuk mengawasi pelaksanaan pemasangan rangka plafond.

8. Pemasangan rangka plafond harus sesuai dengan Gambar Pola pemasangan rangka
plafond dalam Gambar Bestek.

9. Rangka plafond harus dijangkarkan dengan baik pada dinding, ring balok dan
konstruksi kuda-kuda.

10. Hasil pemasangan rangka plafond harus benar-benar rata dan elevasi dengan
permukaan lantai.

11. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerja pemasangan rangka plafond dengan
pekerja Instalasi Mekanikal dan Electrikal.

Pasal 4 : List Profil Plafond

1. List Profil Plafond pada pinggir-pinggir pemasangan material plafond Triplek


adalah dari material kayu dengan ukuran sesuai Gambar Bestek.

2. Model dan bentuk List Profil Plafond harus sesuai dengan model dan bentuk yang
ada dalam Gambar Bestek.

3. List Profil dicat dengan rapi dengan material cat yang sama seperti material cat
plafond.

4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh


Konsultan Supervisi.

Pasal 5 : Pengantung Rangka Plafond

1. Pengantung rangka plafond adalah dari material baja ringan Kayu 5/5 – 5/7.

2. Ukuran kayu minimal adalah 5/5 – 5/7 cm.

4. Setiap 1 m2 luas rangka plafond harus terdapat minimal 4 buah pengantung


plafond.

5. Kontraktor Pelaksana harus menempatkan seorang tenaga ahli yang direkomendasi


oleh pabrik Triplek untuk mengawasi pelaksanaan pemasangan pegantung plafond.
15
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 6 : Pemasangan Plafond

1. Pemasangan Plafond baru boleh dilakukan jika pekerjaan rangka plafond sudah
mencapai 100 %.

2. Pemasangan Plafond Triplek dilakukan langsung pada rangka plafond dengan alat
sambung paku Sekrup.

3. Kontraktor Pelaksana harus menempatkan seorang tenaga ahli yang direkomendasi


oleh pabrik Triplek untuk mengawasi pelaksanaan pemasangan plafond.

4. Jika diperlukan oleh Konsultan Supervisi maka Kontraktor Pelaksana harus


membuat Shop Drawing untuk pekerjaan pemasangan material plafond.

5. Cara pemasangan harus mengikuti denah plafond yang ada dalam Gambar Bestek.

6. Hasil pemasangan plafond harus menghasilkan permukaan akhir yang rata dan
tidak melendut.

6. Antara lembaran plafond yang satu dengan lembaran plafond lainnya harus tedapat
celah sebesar 5 mm untuk keperluan pemuaian dan susut.

7. Posisi penempatan paku sekrup dari pinggir terluar lembaran plafond adalah
maksimal 10 mm terhitung dari as paku kepinggir lembaran plafond.

8. Celah-celah antara lembaran plafond yang diperuntukan untuk keperluan pemuaian


harus ditutup dengan sticker Kasa dan didempul dengan baik, rapi dan datar
dengan dempul Gypsum/GRC.

9. Pada posisi pinggir pemasangan lembaran plafond dengan balok lantai, ring balok
dan dinding harus tedapat celah sebesar 5 mm untuk keperluan pemuaian dan
susut karena suhu.

10. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan pekerjaan
Instalasi Mekanikal dan Electrikal sehingga plafond yang telah dipasang tidak
dibongkar kembali.

11. Tidak dibenarkan mengerjakan Instalasi Mekanikal dan Electrikal setelah pekerjaan
pemasangan plafond selesai kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

12. Plafond yang telah selesai dipasang kalau terpasak dibongkar karena alasan-alasan
tertentu atau atas dasar perintah Konsultan Supervisi tidak boleh dibongkar
sembarangan tetapi harus dibongkar perlembar standarnya pada posisi
penjangkaranya pada rangka plafond.

13. Lembaran Plafond yang dibongkar karena alasan tertentu atau diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi tidak boleh dipasang kembali kecuali atas ijin Konsultan
Supervisi.
16
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAGIAN VI
PEKERJAAN CAT

Pasal 1 : Referensi

1. Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut :

a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.


b. NI-3 1970
c. NI-4

Pasal 2 : Persyaratan Material

1. Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.

2. Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai.

3. Cat yang dipakai adalah dari Merk NIPPON PAINT & AVIAN PAINT atau yang
setara.

4. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua
merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana.

5. Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan Owner dalam masa pelaksanaan
atau dalam Gambar Bestek adalah seperti dalam tabel berikut ini :

6. Jenis, Warna dan Type Cat dapat diganti oleh Konsultan Perencana dengan
persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.

7. Untuk kemudahan pelaksanaan penempatan warna cat pada semua bangunan


dilapangan Konsultan Perencana harus menyediakan Gambar Disain Berwarna
tampak luar dan dalam bangunan dengan posisi-posisi penempatan warna cat.
8. Jika terjadi perbedaan antara pemakaian warna dan spesifikasi cat yang ada dalam
Spesifikasi Teknis (tabel point 5) dengan yang ada dalam Gambar Bestek maka
acuan yang dipakai adalah menurut keputusan Konsultan Perencana.

9. Perubahan-perubahan warna cat dari seperti yang telah ditentukan dalam tabel
point 5 yang dilakukan oleh Owner harus disertai keterangan tertulis dan diketahui
oleh Konsultan Supervisi dan Konsultan Perencana.

10. Perubahan-perubahan warna cat yang tidak disertai keterangan tertulis adalah
kesalahan Kontraktor Pelaksana dan dengan biaya sendiri Kontraktor Pelaksana
harus mengantinya dengan warna cat seperti yang telah ditentukan dalam tabel
point 5, termasuk biaya yang harus dikeluarkan untuk pengelupasan dan
pembersihan apabila pekerjaan pengecatan telah terlanjur selesai dikerjakan.

Pasal 3 : Pelaksanaan
17

1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan permukaan dinding pasangan bata dan


beton lama dari cat lama, kotoran dan lumut. Hasil pekerjaan pembersihan ini
Page

harus disetujui oleh Konsultan Supervisi sebelum pekerjaan pengecatan dimulai.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

2. Kontraktor harus memastikan permukaan dinding bata dan permukaan beton


benar-benar kering sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan.

3. Semua pekerjaan pengecatan dilakukan dengan cara manual oleh tukang ahli.
Pengecatan dengan alat seperti Kompresor harus dengan persetujuan Konsultan
Supervisi tanpa adanya penambahan biaya pelaksanaan

4. Dinding dan permukaan beton serta GRC Board harus didempul atau diplamur
terlebih dahulu sebelum dilakukan pekerjaan cat dasar.

5. Dinding yang telah diplamur harus digosok sampai rapi dan rata permukaanya
dengan kertas amplas.
2. Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam Bill of
Quantity atau Konsultan Supervisi :
a. Cat Tembok Exterior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat Dasar, dan 2
Kali Cat Warna.

b. Cat Tembok Interior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat Dasar, dan 2
Kali Cat Warna.

c. Cat Plafond Dalam : 1 Kali Dempul, 1 Kali Cat Dasar, dan 2 Kali Cat
Warna.

d. Cat Permukaan Kayu : 1 Kali Dempul, 1 Kali Cat Menie Kayu, 1 Kali
Cat Dasar dan 2 Kali Cat Warna.

e. Cat Permukaan Besi : 1 Kali Cat Minie Besi, 1 Kali Cat Dasar dan 2
Kali Cat Warna.

18
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ARSITEKTUR
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAB VII
PEKERJAAN UKIRAN & RELIEF BETON

Pasal 1 : Relief Profil Beton

1. Relief Profil Beton harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ada dalam
Gambar bestek.

2. Relief Profil Beton dibuat dari Campuran Pasta Beton dengan perbandingan 1
SM : 2 PS.

3. Jika Relief Profil harus dibaut dengan bantuan coran beton, maka mutu coran
beton harus minimal K-175.

4. Coran beton mutu K-175 bantuan tersebut harus diberi tulangan minimal
diameter 6 mm dan dijangkarkan dengan baik ke konstruksi induk hingga tidak
terlepas.

5. Relief Profil Beton dengan ketebalan lebih besar dari 100 mm dan dalam posisi
tergantung tanpa tumpuan harus dibuat dengan bantuan coran beton dengan
perkuatan tulangan minimal diameter 6 mm.

6. Relief profil Beton yang dibuat dengan coran beton permukaan akhirnya harus
difinishing dengan pasta semen.

Pasal 1 : Ukiran Beton

1. Ukiran Beton harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ada dalam Gambar
bestek.

2. Ukiran Beton dibuat dari Campuran Pasta Beton dengan perbandingan 1 SM : 2


PS.

3. Ukiran Beton mempunyai ketebalan akhir dari permukaan plasteran minimal 25


mm.

4. Jika Ukiran Beton harus dibaut dengan bantuan coran beton, maka mutu coran
beton harus minimal K-175.

5. Coran beton mutu K-175 bantuan tersebut harus diberi tulangan minimal
diameter 6 mm dan dijangkarkan dengan baik ke konstruksi induk hingga tidak
terlepas.

6. Ukiran Beton dengan ketebalan lebih besar dari 25 mm dan dalam posisi
tergantung tanpa tumpuan harus dibuat dengan bantuan coran beton dengan
perkuatan tulangan minimal diameter 6 mm.

7. Ukiran Beton yang dibuat dengan coran beton permukaan akhirnya harus
19

difinishing dengan pasta semen.


Page

8. Ukiran beton khusus untuk kepala tiang harus dicetak khusus dengan cetakan
pasta beton atau coran beton.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

BAGIAN I
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

A. PERSYARATAN UMUM KELISTRIKAN

Pasal 1 : Umum

1. Persyaratan ini merupakan bagian dari pernyataan teknis ini. Apabila ada klausul
lain dari persyaratan ini yang dituliskan kembali, berarti menuntut perhatian
khusus pada klausul-klausul yang ada atau menghilangkan klausul-klausul
tersebut atau bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-
syarat umum.

2. Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan


tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatau bagia pekerjaan atau bahan
atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan
hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi
perencanaan saja. Kontraktor Pelaksana harus tetap melaksanakannya sesuai
dengan standard teknis yang berlaku.

Pasal 2 : Gambar-Gambar

1. Gambar-gambar perencana tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua


accessories dan fixture secara terpirinci. Semua baguian diatas walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh
Kontraktor Pelaksana sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.

2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan


instalalasi. Sedang pemasangan harus dikerjakan denan memperhatikan kondisi
dari proyek. Gambar-gambar Arsitektur dan struktur/Sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk Kontraktor Pelaksana dan detail ”finishing” dari proyek.

3. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan gambar-


gambar kerja dan detail (Shop drawing) yang harus diajukan kepada Konsultan
Supervisi untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan
Kontraktor Pelaksana untuk disetujui Konsultan Supervisi dianggap bahwa
Kontraktor Pelaksana telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan
pekerjaan instalasi lainnya.

4. Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan yang cermat dari


penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan
tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan lima set
lengkap blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings).
As built drawings harus diserahkan kepada Konsulatan Supervisi segera setelah
pekerjaan selesai 100 %.
1

Pasal 3 : Koordinasi
Page

1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini,


harus bekerja sama dengan Kontraktor Pelaksana bidang atau disiplin lainnya,

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.

2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu
tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

Pasal 4 : Daftar Bahan Dan Contoh

1. Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Kontraktor
Pelaksana menerima pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila
ditunjuk lain oleh Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana diharuskan
menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini
harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnyatercantum nama-nama dan
alamat manufacture, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu oleh Konsulatan Supervisi . Persetujuan oleh Konsultan Supervisi akan
diberikan atas dasar di atas.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan


dipasang kepada Konsultan Supervisi . Semua biaya yang berkenaan dengan
penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan
Kontraktor Pelaksana .

3. Bahan-bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam


spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan barn. Pekerjaan haruslah
dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dibidangnya masing-masing.

4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/


kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-
raguan, Kontraktor Pelaksana , harus segera menghubungi Konsultan Supervisi
untuk berkonsultasi.

5. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya


tidak dikonsultasikan dengan Konsultan Supervisi , apabila terjadi kekeliruan
maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab Kontraktor Pelaksana . Untuk
itu pemeliharaan equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Konsulian Supervisi .

Pasal 5 : Commision Dan Testing

1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui
apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan
telah memenuhi persyaratan persyaratan yang berlaku.

2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana . Hal ini termasuk
pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang
dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana .
2
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
Pasal 6 : Peralatan yang disebut Dengan Merk Dan Penggantinya

1. Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut


dan dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Kontraktor
Pelaksana wajib menyediakan sesuai dengan peralatan/merk tersebut diatas.

2. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari


Konsultan Supervisi.

Pasal 7 : Perlindungan Pemilik

1. Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

Pasal 8 : Contoh

1. Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang


akan dipasang disini untuk dimintakan persetujuan Konsultan Supervisi . Semua
biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini
menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.

Pasal 9 : Pengetesan

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan semua pengetesan seperti yang


dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap
sistem, yang disaksikan oleh Konsultan Supervisi. Semua tenaga, bahan dan
perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggungjawab Kontraktor Pelaksana .

Pasal 10 : Pengetesan

1. Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah


dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan
dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan
dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan temyata
memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan
kepada pemilik dengan dilampirkan berita acara test lapangan yang disetujui
Konsultan Supervisi.

Pasal 11 : Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan

1. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung


dari penyerahan kedua.

2. Selama masa garansi, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini


diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan- kerusakan dari pada instalasi
3

yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.


Page

3. Selama masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini


masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat
dihubungi setiap saat.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

4. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi


dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pemyataan baik
yang ditandata- ngani bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan
tersebut dan Konsultan Supervisi lapangan serta dilampirkan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.

5. Jika pada masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi


tidak melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan,
penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka Konsultan Supervisi
lapangan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut
pada pihak lain atas biaya dari Kontraktor Pelaksana yang melaksanakan
pekerjaan instalasi tersebut.

6. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Kontraktor Pelaksana harus


mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut
kepada 3 (tiga) orang calon operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk
oleh pemberi tugas (customer).

7. Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5


(lima) set operating maintenance and repair manual books, sehingga para
petugas/operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.

Pasal 12 : Laporan

1. Laporan Harian

Kontraktor Pelaksana wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan


Mingguan" yang memberikan gambaran dari kegiatan- kegiatan yang
dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3
(tiga) meliputi:
1. Kegiatan Fisik.
2. Catalan dan perintah Konsultan Supervisi yang disampaikan baik secara
lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah / kurang.

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan


tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan
rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh
Manager Proyek dan diserahkan pada Konsultan Supervisi untuk
diketahui/disetujui.

2. Laporan Pengetesan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Supervisi dalam rangkap


5 (lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :
4
Page

1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).


2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh


Konsultan Supervisi pekerjaan ini.

Pasal 13 : Penanggung Jawab Pelaksana

1. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus


menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman dan harus selalu berada di lapangan/site, yang bertindak
selaku wakil dari Kontraktor Pelaksana dan mempunyai kemampuan
memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi-instmksi dari Konsultan Supervisi.

2. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam


kerja dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada pada saat yang
dikehendaki ohh Konsultan Supervisi petunjuk, dan perintah pengawas di
dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pembomg
melalui penanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 14 : Perubahan , Penambahan Dan Pengurangan Pekerjaan

1. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang


disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan Konsultan Supervisi.

2. Dalam merubah gambar rencana lersebut, Kontraktor Pelaksana harus


menyerahkan gambar perubahan yang dimaksud Konsultan Supervisi
pengawas lapangan dalam rangkap lima untuk disetujui.

3. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya,


harus diajukan oleh Kontraktor Pelaksana kepada Konsultan Supervisi
secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar rencana yang
mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Supervisi.

Pasal 15 : Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

1. Kontraktor Pelaksana tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang


dilakukan dalam rangka pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya
seperti keadaan semula adalah termasuk pekerjaan Kontraktor Pelaksana
instalasi ini.

2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari


Konsultan Supervisi.

3. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstmksi bangunan hanya


dapat dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari
Konsultan Supervisi.
5
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
Pasal 16 : Pekerjaan Listrik

1. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem
listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempuma
dan aman.

2. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan


pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut
sudah dapat dipergunakan pemilik.

Pasal 17 : Pemeriksaan Rutin

1. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan


dan pemeriksaan routine.

2. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus


dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali.

B. PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM KELISTRIKAN

Pasal 1 : Umum

1. Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan


tenaga kerja, pemasangan , pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan
dan training bagi calon operator, sehingga seluruh sistem elektrikal dapat
beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 : Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan sistem elektrikal :

a. Pengadaan dan pemasangan dan penyambungan instalasi kabel utama


dari panel distribusi menuju ke ruang panel disetiap lantai, lengkap
dengan seluruh instalasinya termasuk armature, saklar dan stop kontak.

b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran


kabel tegangan rendah sesuai dengan gambar rencana.

c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel tegangan


rendah dan panel kapasitor sesuai dengan gambar rencana.

2. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak, meliputi:


a. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan jenis
lampu sesuai gambar rencana.
b. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa, stop
6

kontak daya dan stop kontak khusus.


Page

c. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid switch dan


saklar tukar.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
d. Pengadaan dan pemasangan berbagai cable ladder, cable tray dan
cable trunking.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi
pelindung kabel serta berbagai accessories lainnya seperti : box
untuk saklar dan stop kontak, junction box, fleksibel conduit,
bends/elbows, socket dan lain-lain.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi
penerangan dan stop kontak.

3. Pekerjaan sistem penerangan luar (Outdoor Lighting)


a. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar lengkap
dengan tiang, pondasi, armature dan accessories lainnya.
b. Pengadaan dan pemasangan lampu jalan lengkap dengan tiang,
pondasi, armature dan accessories lainnya.
c. Pengadaan dan penerangan lampu facade lengkap dengan tiang
armature dan accessories lainnya.
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar lengkap
dengan conduit, pelindung kabel dan accessories lainnya.
4. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan
lengkap dengan box kontrol, elektroda pentanahan dan accessories
lainnya.

5. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir


lengkap dengan accessories lainnya.

6. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini


agar dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, kabel
rack, support equipment dan accessories lainnya.

Pasal 2 : Koordinasi
1. Adalah bukan tujuan spesifikasi ini atau gambar-gambar rencana untuk
menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-
peralatan, dan sambungan-sambungannya. Kontraktor Pelaksana harus
melengkapi dan memasang selumh peralatan-peralatan bantu yang
dibutuhkan.
2. Gambar-gambar rencana hanya menunjukkan secara umum tentang posisi
dari peralatan-peralatan, pemipaan, ducting dan lain-lain. Kontraktor
Pelaksana harus mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan yang
disesuaikan dengan kondisi-kondisi bangunan tanpa tambahan-tambahan
biaya.
3. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak ditunjukkan pada
gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

Pasal 3 : Standar-Standar
7

Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku :


Page

a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2000.


b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang Peraturan Instalasi
Listrik (PIL) dan tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
c. Standard Industri Indonesia (SII) dan Standard Nasional Indonesia (SNI).
d. Standard PLN dalam wilayah daerah setempat.
e. Keputusan Dirjen Cipta Karya DPU dan SNI tentang standard penerangan
buatan.
f. Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan bangunan.
g. Standard negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC, VDE, DIN,
NEMA, JIS, NFPA, dan lain-lain.

Pasal 4 : Pekerjaan Terkait

Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :


a. Penerangan dan stop kontak
b. Sistem Pembumian
c. Daftar merk/produk material

Pasal 5 : Gambar-Gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi

a. Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan, sebelum instalasi di pasang hal-


hal sebagai berikut :
1. Gambar kerja (Shop Drawing) yang menunjukkan secara detail tentang
pemasangan (instalasi) peralatan-peralatan serta hubungan-
hubungannya dengan pekerjaan lain.
2. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi,
pengkabelan serta detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya
atau pada mangannya.
3. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat peralatan.
4. Brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran peralatan
(mesin-mesin) berat, cara-cara pemasangan dan persyaratannya, serta
wiring diagram dari peralatan-peralatan utama.

b. Kontraktor Pelaksana juga diharuskan membuat gambar kerja pada bagian-


bagian tertentu yang dianggap perlu dan ditunjukkan oleh Konsultan
Supervisi.

Pasal 6 : Gambar Instalasi Terpasang Dan Petunjuk Operasi

1. Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat dan menyerahkan gambar-


gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang telah disetujui
Konsultan Supervisi, kepada Pemberi tugas sebanyak 3 set yang terdiri dari
1 set transparent dan 2 set cetak bim. Bila pekerjaan telah selesai dan paling
lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama.

2. Kontraktor Pelaksana juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi


petunjuk operasi dan perawatan dari selumh instalasi, dan peralatan kepada
8

Pemberi tugas paling lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama.
Page

3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab untuk mendidik operator yang


ditunjuk Pemberi tugas, sampai yang bersangkutan terbukti sanggup
menjalankan/ mengoperasikan seluruh sistem dengan baik.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 7 : Masa Pemeliharaan Dan Garansi


1. Setelah serah terima kedua Kontraktor Pelaksana/Supplier harus
memberikan garansi terhadap peralatan-peralatan yang dipasang serta
mengadakan service / pemeliharaan selama masa yang ditentukan yaitu:
a. Garansi selama 1 tahun
b. Pemeliharaan selama 6 bulan.

2. Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana diwajibkan :


a. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.
b. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai
dengan persyaratan pabrik.
c. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas, sehingga
petugas tersebut mahir dalam menjalankan dan merawat peralatan-
peralatan yang dipasang.

Pasal 8 : Pendidikan Dan Latihan

1. Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 3 copy operating/maintenance dan repair
manual, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor Pelaksana.

Pasal 9 : Persyaratan Bahan Dan Material

a. Umum
1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor Pelaksana
harus baru dan material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah
tropis.
2. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik dan dari
produksi yang terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah
ini, maka Pemilik harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik
dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari
dealer/agen/pabrik.
a. Peralatan panel : Switch, circuit breaker, meter dan
kontaktor serta relay protection.
b. Peralatan lampu : Armature, bola lampu, ballast, dan
kapasitor.
c. Peralatan instalasi : Stop kontak, saklar, junction box, dan
lain-lain.
d. Kabel : Kabel yang digunakan Tipe NYY

b. Daftar Material
1. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor Pelaksana
wajib mengisi daftar material yang menyebutkan : merk, type, kelas
lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.
2. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang
9

berupa barang-barang produksi.


Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
c. Penyebutan Merk/Produk Pabrik
1. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan
beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari
material atau komponen tertentu terutama untuk material-material
Listrik utama, maka Kontraktor Pelaksana wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan
itu.
2. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang
disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor
Pelaksana, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat
diterima Owner, Konsultan Supervisi dan Perencana, maka dapat
dipikirkan penggantian merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada
Kontraktor Pelaksana.

d. Daftar Merk/Produk Material


1. Material dan Komponen listrik yang akan dipakai haruslah sesuai
dengan yang disebutkan dalam Bill of Quantity , Gambar Bestek atau
sekurang-kurangnya seperti yang ditentukan dalam tabel Komponen
dan Material listrik dibawah ini.
2. Urutan teratas Material dan Komponen listrik yang harus digunakan
oleh Kontraktor Pelaksana adalah mengikuti nomor pengurutan yang
disebutkan dalam tabel.
3. Jika urutan teratas Material dan Komponen listrik yang disebutkan
dalam tabel tidak mampu disediakan oleh Kontraktor Pelaksana, maka
Komponen dan Material listrik yang harus dipakai adalah bedasarkan
Keputusan Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan
Perencana dengan tetap memperhitungkan pengurangan Biaya
Pelaksanaan pada Item Pekerjaan tersebut jika Material yang dipilih
nantinya berada dibawah harga Material yang disebutkan dalam
Kontrak atau Spesifikasi Teknis ini.

C. PANEL TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 : Persyaratan Bahan Dan Material


1. Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan,
pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi
dan tenaga ahli.
2. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar
dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

Pasal 2 : Persyaratan Bahan Dan Material


1. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang
10

harus ada seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang


dimaksud untuk beroperasi pada 220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan
Page

Solidly Grounded dan harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN,


BS, NEMA dan sebagainya.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
2. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed),
free standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua
komponen-komponen yang ada :
a. Panel Genset
b. LVMDP
c. LV-SDP

3. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed).
Wall mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua
komponen-komponen yang ada :
a. Panel-panel pencahayaan dan stop kontak
b. Panel-panel daya plumbing
c. Panel-panel daya air conditioning
d. Panel-panel lain.

4. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed}
untuk pasangan luar (Outdoor Use) lengkap dengan semua komponen-
komponen yang ada :
a. LP-OL (semua yang tercantum dalam gambar rencana).

5. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi
tercantum dalam mgambar rencana.

Pasal 3 : Karakteristik Panel

a. Tegangan kerja : 400 volt


b. Tegangan uji : 3.000 volt
c. Tegangan uji impulse : 20.000 volt
d. Frekwensi : 50 Hz

Pasal 4 : Konstruksi Panel

1. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh


petugas, misalnya seperti pengoperasian sakelar daya (MCCB), pemutus
tenaga (CB), pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan
tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.

2. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk


pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.
Setiap lemari hanya dapat dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam
lemari tersebut telah off /mati.

3. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interiock harus


dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat
kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.

4. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan
diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga
dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing
terpisah satu sama lain dengan alat pemisah.
11

5. Tiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :


Page

a. Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat


dilepaskan dengan baut setelah switchgear dimatikan.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
b. Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang
dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian
rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut
telah off/mati.
c. Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan
ketinggiannya.

6. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut:


a. Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
b. Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah
pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat
dengan cara galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc
Chromate Primer".
c. Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven wama abu-
abu atau wama lain yang disetujui Direksi.

7. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker


(MCB) dengan breaking capacity minimal 8 -10 KA simetris.
8. Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits Breaker
(MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada
gambar rencana dengan breaking capacity seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana.
9. Circuit Breaker harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal
dan instantaneous magnetic unit.Main CB dari setiap panel harus dilengkapi
dengan shunt trip terminals dan kabel control harus tahan api.

10. Panel/Cubicle harus dilengkapi dengan Relay pengaman terhadap kesalahan


hubungan ketanah (Earth/GroundFoult Relay), dan kelengkapan Relay
pengaman lainnya (Over Current Relay, Over Voltage Relay dan lain-
lain)seperti terdapat pada gambar.
11. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/atas
dan mempunyai kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5
(satu setengah) kali dari rating ampere frame main pemutus dayanya.
12. Busbars dari bahan tembaga mumi dengan minimum konduktivitas 99,99 .
Busbars harus dicat sesuai code wama dalam PUIL 2000;
a. Phasa : Merah, kuning, hitam
b. Netral : Biru
c. Ground : Hijau - Kuning.

13. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan
kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 HZ dan
tahan bekerja kontinu pada 10 tegangan lebih dan harus pula dapat
menutup dengan sempuma pada 85 tegangan nominal. Magnetic Contactor
harus dari Telemekanik dan yang setaraf.
14. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut:
12

a. Fungsi peralatan dalam panel


b. Posisi terbuka atau tertutup
Page

c. Arah putaran dari handel pengontrol dari switch


d. Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
15. Pengujian

Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat


pengujian yang diakui oleh PLN (LMK):
a. Test kekuatan tegangan impuls
b. Test kenaikan temperatur
c. Test kekuatan hubung singkat
d. Test untuk alat-alat pengaman
e. Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
f. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
g. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
h. Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

D. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 : Umum

1. Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran


dan type yang sesuai dengan gambar rencana
(NYY,NYFGBY,FRC,NYM,NYA,06/1 KV) kabel daya tegangan rendah
ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.

Pasal 2 : Instalasi Dan Pemasangan Kabel


a. Bahan

1. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi


peraturan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus
jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis
pintalannya.

2. Semua kawat dengan panampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat secara


disiplin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian remote control.

3. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :


a. Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan conduit Hight
Impact PCV.
b. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, FRC dan penerangan taman
dengan menggunakan kabel NYFGbY.
c. Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke LVMDP menggunakan
kabel jenis NYY.
d. Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel-panel hydrant,
pressurization fan, panel lift menggunakan kabel jenis FRC.
e. Untuk FRC digunakan merk : Radox, Eicuflamex, Wilson, Fuji,
13

Pirelli.Pyrotenax.
Page

4. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton,
ail) harus berada di dalam conduit Galvanis yang disesuaikan dengan
ukurannya.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
b. "Splice" / Pencabangan

1. Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik


dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak
penghubung yang bisa dicapai (accessible).

2. Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan
harus teguh secara electric, dengan cara-cara "Solderless Connector". Jenis
kabel tekanan, jenis compression atau soldered.

3. Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada konductor-


konduktor dengan baik, sehingga semua konductor tersambung, tidak ada
kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

4. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat
lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari temaga yang
diisolasi dengan porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diametemya
disesuaikan dengan diameter kabel.
c. Bahan Isolasi

1. Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet,
PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus
dari type yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain
tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran
perwakilan Pemerintah dan atau Manufacturer.
2. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).
Kontraktor Pelaksana harus memberikan brosur - brosur mengenai cara-
cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.

3. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan wama-wama atau nama-


namanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi
sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus
tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Supervisi.

4. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-


penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dan ukuran yang sesuai.

5. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC
/ protolen yang khusus untuk listrik.

6. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila periu untuk menjaga


nilai isolasi tertentu.

7. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal


temperatur-temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus
dibuka selama pengecoran.

8. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
14

dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm atau minimal 2,5 mm.
Page

d. Saluran Penghantar dalam Bangunan

1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung,


saluran penghantar (conduit) ditanam dalam beton.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung
saluran penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di
atas ceiling dengan tidak membebani ceiling.

3. Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan saluaran


beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized
dengan diameter sesuai standansasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-
hole untuk belokan-belokan.

4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum


5/8" diametemya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus
menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu
harus menggunakan terminal strip di dalam junction box.
5. Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa, tutup
blank plate stainless steel, type "star point".

6. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan "Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut
dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada
ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m harus dimasukkan dalam pipa
PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
e. Pemasangan Kabel dalam Tanah

1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.

2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan batas
merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm.

3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi pipa
Galvanized.

4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa


galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW, kabel
harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.

5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih
dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu,
kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi
dengan pasir kali setebal 10 cm. Kemudian kabel diletakkan, diatasnya
diberi bata dan akhimya ditutup dengan tanah urug.

6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung,


harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam
tanah.

7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas


pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar memudahkan didalam
pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat
tergali/tercangkul.
15

Pasal 3 : Pengujian Testing


Page

1. Factory Test
a. Pengetesan Individuil

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
Pengetesan mi dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari
pengetesan sebagai berikut:
- Pengetesan ukuran tahanan hantaran
- Pengetesan dielektrik
- Pengukuran loss factor

b. Pengetesan Khusus

Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut:
- Test tegangan impuls
- Mekanikal test
- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
- Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan (Creep Test)

2. Site Test

1. Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam,


penyambungan-penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka
dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test.

2. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan
tidak dapat dihapus.

E. PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK

Pasal 1 : Lampu Dan Armaturenya

1. Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti


yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.
a. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding).
b. Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus
dikompensasi dengan "power factor correction capasitor" yang cukup
kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari diffuser itu
sendiri.
c. Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan
tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.
d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis
komponen lampu itu sendiri.
e. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempuma. Kabel-kabel
dalam box harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga
16

tidak menempel pada ballast atau kapasitor.


Page

f. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan
karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan oven wama putih.
g. Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari
clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas
kimia.
h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe Recessed Mounted atau Surface
Mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,7 mm.
i. Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula dipergunakan
single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).
j. Untuk lampu TL yang di-dimmer, ballast harus dari jenis "High-
Frequency Electronic light regulating ballast", yang dapat men-dimmer
lampu-lampu fluorescent TL, dan harus pula dipergunakan single
electronic ballast (satu elektronik ballast untuk satu lampu fluorescent).
k. Tabung Fluorescent harus dari type TLD, untuk area kantor dan lain-
lain. Dengan jenis wama lampu 54 cool day light, sedangkan untuk area
kolam ikan dengan jenis wama lampu 33
l. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana
dudukan hrrus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded
plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu atau satin etached opal
plastic. Armatur down ligh tersebut harus tahan terhadap bahan kimia
maupun gas kimia.

m. Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang dengan


lampu HPL-N 250 W maupun PL-9 W/SL-18 W.

n. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon


untuk mencegah masuknya serangga. Diffuser terpasang pada dudukan
ulir, tidak boleh dengan memakai paku sekrup.
o. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan
desain Arsitek.

Pasal 2 : Kotak Kontak Biasa


1. Kotak kontak dinding yangdipakai adalah Kotak kontak satu phasa, Rating
250 Volt, 13 Ampere, untuk pemasangan di dinding.
2. Kotak kontak 1 (satu) phasa dilengkapi dengan saklar dan pilot lamp untuk
pemasangan rata dengan dinding dengan rating 250 volt, 13 Ampere.
3. Bahan dari Cover Plate.
4. Kotak kontak yang dipakai adalah Kotak kontak satu phasa untuk
pemasangan rata dinding dengan ketinggian 30 cm/80 cm di atas lantai dan
harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan. Harus di pasang
mengikuti item e.

Pasal 3 : Kotak Kontak Khusus


17

1. Kotak kontak khusus yang dipakai adalah Kotak kontak tiga phasa dan
Page

harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan . Rating 3 Phasa,


415 Volt, 16 A, 32 A dan 63 A yang dilengkapi MCB dan switch.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT

Pasal 4 : Saklar Dinding

1. Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker, dengan
rating 250 Volt 10 ampere dari tipe single gang, double gangs atau multiple
gangs (grid switches), saklar hotel single gang atau double gangs dipasang
dengan ketinggian 1,20 m atau ditentukan lain.

Pasal 5 : Isolating Switches


1. Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan
indicating lamp. Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB /
MCCB pada feeder di panelnya. Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250
Volt, fasa 415 Volt.
2. Switches harus dipasang pada box mengikuti item g.

Pasal 6 : Box Untuk Saklar Dan Kotak Kontak

1. Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak
kurang dari 35 mm.

2. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau Kotak
kontak dinding terpasang pada box harus menggunakan baut, pemasangan
dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.

Pasal 7 : Kabel Instalasi

1. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi Kotak kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM,
NYY).

2. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode wama
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut:
a. Fasa R : merah
b. Fasa S : kuning
c. Fasa T : hitam
d. Netral : biru
e. Grounding : hijau/kuning

Pasal 8 : Pipa Instalasi Pelindung Kabel


a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC kelas
AW atau GIP. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories
lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari
diameter 19 - 25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
18

Qunction box) dan armature lampu.


Page

c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan Kotak kontak dengan pipa
PVC khusus untuk power high impact conduit-heavy gange, minimum
diameter 19 - 25 mm.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
d. Seluruh instalasi rigid conduit dilengkapi dengan coupling spacer bar saddle,
adaptor female and male thread, male and female bushe, locknut dan
perlengkapan lainnya.
e. Conduite khusus harus harus digunakan type Explosion Proof, Class IP -
65.

Pasal 9 : Rak Kabel

1. Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable
ladder yang terbuat dari plat Mild Steel dengan finishing Hot Dip Galvanis
dilapisi oleh Zink Eromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas
kimia.

Pasal 10 : Testing / Pengujian

1. Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan yang


disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
a. Test ketahanan isolasi
b. Test kekuatan tegangan impuls
c. Test kenaikan temperatur
d. Continuity test.

F. SISTEM PEMBUMIAN

Pasal 1 : Power House Building

1. Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus diketanahkan secara baik,


dengan cara menghubungkannya kepada rel/copper plate pembumian yang
telah tersedia di power house yaitu semua frame besi, pintu besi, tangki
minyak, panel-panel, housing generator, housing transfbrmator, housing
dari peralatan metal lainnya.

2. Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu)


dilakukan dengan pita tembaga fleksibel, yang harus dilindungi dari
gangguan mekanis.

3. Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus dilakukan


dengan baut dari campuran tembaga. Electroda pembumian terbuat dari
batang tembaga diameter 1" dan harus ditanam minimal sedalam 6 m ,
sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.

Pasal 2 : Gedung – Gedung Lainya


19

1. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel,


housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain)
Page

harus dihubungkan pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau


secara terpisah (individual).

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi ELEKTRIKAL
PT. QUANTUM DESIGN CONSULLESIGN CONSULTANT
PT. QUANTUM DESIGN CONSULTANT
2. Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus
ditanam minimal sedalam 6 m , sehingga dapat dicapai tahanan pembumian
maksimal 2 Ohm.

3. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat


hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard
yang berlaku dalam PUIL 2000.

4. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut:

Penampang Konduktor Penampang Konduktor


daya yang digunakan pembumian
(mm2) (mm2)

< = 10 mm2 6 mm2


16 mm2 10 mm2
35 mm2 16 mm2
70 mm2 50 mm2
120 mm2 70 mm2
> = 150 mm2 95 mm2

20
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


DAYAAN MASYARAKAT
PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

BAGIAN I
PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH LAHAN

Pasal 1 : Uraian

1. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan


pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan
yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis
kelandaian dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan Gambar Bestek.

2. Timbunan yang dimaksud dalam pekerjaan diatas adalah timbunan biasa.

3. Pekerjaan timbunan ini harus dilakukan untuk seluruh areal dan yang sesuai
dengan elevasi akhir yang disebutkan dalam Gambar Bestek.

4. Pekerjaan timbunan perbagian tertentu dengan elevasi tertentu yang tidak sesuai
dengan Gambar Bestek dan maksud Konsultan Perencana yang bertujuan
untuk penghematan biaya dan efektifitas kerja tidak diperbolehkan, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Perencana.

5. Pelanggaran terhadap point 4 dari pasal 1 maka hasil kerja Kontraktor


Pelaksana akan diperhitungkan dalam Kontrak Addendum atau pengurangan
volume dan biaya pelaksanaan.

6. Semua Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum


Khususnya Direktorat Jenderal Bina Marga yang berkaitan dengan item
pekerjaan ini juga berlaku pada Spesifikasi Teknis ini.

Pasal 2 : Toleransi Dimensi

1. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau
lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan dalam Gambar bestek.

2. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang
bebas.

3. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
garis profil yang ditentukan.

4. Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20
cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.

Pasal 3 : Standar Rujukan


a. Standar Nasional Indonesia

1. Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah Dengan Alat Hidrometer (


SNI 03-3422-1994 / AASHTO T 88 – 90 ).
1

2. Metode Pengujian Batas Cair Dengan Alat Casagrande ( SNI 03 -1967-1990


Page

/ AASHTO T 89–90 ).

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

3. Metode Pengujian Batas Plastis ( SNI 03-1966 / AASHTO T 90 –87 ).

4. Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah ( SNI 03 -1742-1989 /


AASHTO T 99–90 ).

5. Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah ( SNI 03-1743-1989 /


AASHTO T 180–90 ).

6. Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat Konus Pasir ( SNI 03-
2828-1992 / AASHTO T 191–86 ).

7. Metode Pengujian CBR Laboratorium ( SNI 03-1744-1989 / AASHTO T


193-81 ).

b. Standar AASHTO

1. Classification of Soil and Soil Aggregate Mixtures for Highway Construction


Purpose ( AASHTO T 145-73 ).

2. Determining Expansive Soils and Remedial Actions ( AASHTO T 258-78 ).

Pasal 4 : Material

1. Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur tidak berbungkah-


bungkah, bukan tanah liat, bukan tanah sawah, bukan hasil bongkaran
bangunan lama, bukan pasir laut, bukan pasir urug dan bukan pasir beton.

2. Material timbunan adalah tanah yang mudah dipadatkan.

3. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Request Material timbunan tanah


kepada Konsultan Supervisi sebelum material tersebut didatangkan ke lokasi
pekerjaan minimal dari dua sumber atau quary untuk dilakukan pengujian pada
laboratorium tanah yang ditunjuk oleh Konsultan Supervisi.

4. Material timbunan yang akan dipakai harus melalui proses pemeriksaan dan
penelitian di Laboratorium Mekanika Tanah.

5. Tanah timbun harus mempunyai sifat-sifat fisik dan daya dukung yang minimal
sama atau lebih baik dari lapisan tanah dibawahnya setelah dipadatkan.

6. Material Tanah timbun sekurang-kuranganya harus mempunyai angka CBR


Laboratorium minimal 8% - 9%.

7. Material tanah yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastis
tinggi, yang diklasifikasika sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 .

8. Tanah sangat Expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25 atau
derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T 258 sebagai “
very high” atau “ extra high” , tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan.
Dimana nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas/PI-(SNI 03-
2

1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).


Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

Pasal 5 : Penghamparan Tanah

1. Sebelum dilakukan pekerjaan penghamparan tanah Kontraktor Pelaksana harus


memastikan pekerjaan pengupasan tanah humus ( 300 mm ), pengupasan tanah
lunak/liat ( sawah ) tebal 300 mm, pembersihan lapangan telah selesai 100%
dan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2. Jika diperlukan Kontraktor Pelaksana dapat melakukan pengukuran kembali


areal timbunan dengan berpedoman pada Gambar Bestek dan BM yang ada
dalam Gambar Bestek.

3. Kontraktor Pelaksana harus membuat dan mengajukan metode pelaksanaan


pekerjaan penghamparan tanah beserta peralatan yang akan dipakai kepada
Konsultan Supervisi.

4. Pekerjaan Penghamparan tanah harus dilakukan dengan cara mekanik atau


memakai alat berat.

Pasal 6 : Pemadatan Timbunan

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat dan mengajukan metode pelaksanaan


pekerjaan pemadatan tanah beserta peralatan yang akan dipakai kepada
Konsultan Supervisi.

2. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus


dipadatkan dengan peralatan pemadatan yang sesuai dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

3. Pemadatan timbunan tanah harus dilakukan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3% dibawah kadar air optimum sampai 1% diatas kadar
air optimum.

4. Pekerjaan pemadatan tidak boleh dilakukan dalam kondisi lokasi pekerjaan


sedang hujan.

5. Timbunan harus dipadatkan layer/lapis demi lapis dengan ketebalan lapis


maksimal adalah 20 cm.

6. Setiap lapisan timbunan harus dipadatkan seperti yang disyaratkan dan diuji
kualitas pemadatan lapangannya serta harus diterima oleh Konsultan Supervisi.

7. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama.

8. Elevasi akhir permukaan tanah timbun hasil dari pekerjaan penimbunan tanah
adalah elevasi dalam kondisi kepadatan tanah lapangan seperti yang disyaratkan.

9. Dikarenakan tidak adanya pekerjaan retaining wall atau dinding penahan tanah
maka Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat pinggir-pinggir timbunan
tanah sedemikian rupa atau sesuai Gambar Bestek sehingga tidak terjadi
3

penurunan dan penyusutan volume tanah timbun.


Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

Pasal 7 : Pengendalian Mutu

1. Jumlah, banyak dan lokasi pengambilan data yang diperlukan untuk pengujian
kepadatan timbunan ditentukan oleh Konsultan Supervisi.
2. Penggunaan material dari lokasi yang berbeda mengharuskan Kontraktor
Pelaksana untuk melakukan kembali pengujian mutu kepadatan yang berbeda
pula.
3. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai SNI 03-
1742-1989.
4. Tanah yang mengandung lebih dari 10% bahan yang tertahan pada ayakan ¾”
kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan
yang berukuran lebih (oversize) tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi.
5. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapisan timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil pengujian
menunjukan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Kontraktor
Pelaksana harus memperbaiki pekerjaan tersebut.
6. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada lokasi yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi.
7. Pengujian harus diambil minimal setiap selang panjang 200 meter.
8. Pengujian timbunan paling sedikit harus dilakukan untuk setiap 1000 meter
kubik bahan timbunan yang dihampar atau sesuai dengan perintah Konsultan
Supervisi.
9. Kontraktor harus bertanggung jawab dalam hal memilih metode dan peralatan
untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan.
10. Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan
pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga
dapat diterima oleh Konsultan supervisi.
11. Pengujian kepadatan tanah lapangan yang harus dilakukan adalah minimal
seperti berikut ini:
b. Sand Cone Test ( CBR Lapangan 8% - 9% )
c. Pembebanan Bolak Balik Permukaan Tanah Dengan Dump Truck Kapasitas
6 M3 Bermuatan Penuh Minimal 3 Kali Bolak Balik Untuk Semua Areal
Timbunan.
12. CBR Lapangan minimal adalah 8% - 9% kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
Perencana.

Pasal 8 : Syarat-Syarat Pembayaran Hasil Pekerjaan

Untuk pekerjaan timbunan yang akan dibayar Kontraktor Pelaksana harus


menyiapkan dan menyerahkan kepada Konsultan supervisi untuk disetujui
beberapa hal berikut ini :

1. Gambar Asbuiltdrawing Detail penampang melintang yang menunjukan


permukaan yang telah dipersiapakan untuk penghamparan timbunan.

2. Hasil pengujian kepadatan lapangan yang membuktikan bahwa pemadatan pada


permukaan yang akan dihampar cukup memadai.
4
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

BAGIAN II
PEKERJAAN GALIAN TANAH LAHAN

Pasal 1 : Uraian

1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau


penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang
diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.

2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan,
untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorng-gorong, pembuangan atau
struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah
humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran,
untuk galian bahan kontruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk
pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan
lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai
dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang
melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi.

3. Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk
semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan
pekerjaan galian dapat berupa:
i) Galian Biasa
ii) Galian Batu
iii) Galian Struktur
iv) Galian Perkerasan Beraspal

4. Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai
galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian
perkerasan beraspal.

5. Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter
kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Konsultan
Supervisi tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau
pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang menurut
Konsultan Supervisi dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang
ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda netto
maksimum sebesar 180 PK (Tenaga Kuda).

6. Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas
pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap
galian yang didefenisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat
dimasukkan dalam Galian Struktur.

7. Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok beton
penahan tanah, dan struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam
Spesifikasi ini.
5

8. Pekerjaan galian struktur mencakup: penimbunan kembali dengan bahan yang


Page

disetujui oleh Konsultan Supervisi; pembuangan bahan galian yang tidak

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

terpakai; semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan,


penyokong; pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta pembongkarannya.

9. Gallian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan


pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling
Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan) seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi.

10. Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu oleh Konsultan Supervisi sebelum bahan ini dipandang cocok untuk
proses daur ulang.

11. Semua Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum


Khususnya Direktorat Jenderal Bina Marga yang berkaitan dengan item
pekerjaan ini juga berlaku pada Spesifikasi Teknis ini.

Pasal 2 : Toleransi Dimensi

1. Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan
beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari yang ditentukan dalam
Gambar atau yang diperintahkan oleg Direksi Pekerjaan pada setiap titik,
sedangkan untuk galian perkerasan beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 1
cm dari yang disyaratkan.

2. Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap
aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan
untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi
genangan.

Pasal 3 : Pengajuan Kesiapan Kerja

1. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum
memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan
Supervisi, gambar detil penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah
asli sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran, atau penggalian
dilaksanakan.

2. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Supervisi detil seluruh


struktur sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan,
seperti penyokong (Shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan
rembesan (cut-off wall), dan gambar-gambar tersebut harus memperoleh
persetujuan dari Konsultan Supervisi sebelum melaksanakan pekerjaan galian
yang akan dilindungi oleh struktur sementara yang diusulkan.

3. Kontraktor harus memberitahu Konsultan Supervisi untuk setiap galian untuk


tanah dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan
landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian,
sifat dan kekerasan bahan pondasi disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
Pekerjaan, seperti yang disebutkan dalam Pasal 3.1.2.
6
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

4. Arsip tentang rencana peledakan dan semua bahan peledak yang digunakan,
yang menunjukkan lokasi serta jumlahnya, harus disimpan oleh Kontraktor
untuk diperiksa Konsultan Supervisi.

5. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan


tertulis tentang lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan beraspal yang akan
dikupas atau digali. Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh
bahan perkerasan beraspal telah dikupas atau digali.

Pasal 4 : Pengamanan Pekerjaan Galian

1. Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin


keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan
bangunan yang ada disekitar lokasi galian.

2. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan
mampu menahan pekerjaan, Struktur atau mesin sekitarnya, harus
dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing)
yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin
tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau
mendukung struktur disekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi
tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian
tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1
meter atau sebagaimana yang diperintahkan Konsultan Supervisi.

3. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya


tidak diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1.5 m dari tepi galian parit
untuk gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali
bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan
galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi
Pekerjaan dan telah dipadatkan.

4. Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air didaerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan
cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat
membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.

5. Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi
galian, dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja,
berada dibawah permukaan tanah, maka Kontraktor harus menempatkan
seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau
keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian
cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada
tempat kerja galian.

6. Bahan peledak yang diperlukan untuk galian batu harus disimpan, ditangani,
dan digunakan dengan hati-hati dan dibawah pengendalian yang ekstra ketat
sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku. Kontraktor
harus bertanggung jawab dalam mencegah pengeluaran atau penggunaan yang
tidak tepat atas setiap bahan peledak dan harus menjamin bahwa penanganan
7

peledakan hanya dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan


Page

bertanggung jawab.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

7. Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang


(barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain jatuh
kedalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun
lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum
yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna
menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai dengan yang diperintahkan
Konsultan Supervisi.

8. Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.8, Pemeliharaan dan Pengaturan


Lalu Lintas harus diterapkan pada seluruh galian di Daerah Milik Jalan.

Pasal 5 : Jadwal Kerja

1. Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan
dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus
(sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman
akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.

2. Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan
dengan pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk
lalu lintas pada setiap saat.

3. Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-
operasi pekerjaan lainnya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu atas jadwal gangguan tersebut dari pihak berwenang dan juga dari
Konsultan Supervisi.

4. Kecuali diperintahkan lain oleh Konsultan Supervisi maka setiap galian


perkerasan beraspal harus ditutup kembali dengan campuran aspal pada hari
yang sama sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas.

Pasal 6 : Kondisi Tempat Kerja

1. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus
menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk
pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara, dinding penahan rembesan (cut-off wall) dan cofferdam. Pompa siap
pakai dilapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin
bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.

2. Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain
dimana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka
Kontraktor harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air
bersih yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama
dengan sabun dan desinfektan yang memadai.
Pasal 7 : Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

1. Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam Pasal
3.1.1.(3) di atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus
diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut:
8

i) Lokasi galian dan garis ketinggian akhir yang melebihi garis dan
Page

ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

diperintahkan Konsultan Supervisi harus digali lebih lanjut sampai


memenuhi toleransi yang disyaratkan.

ii) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi, atau lokasi yang mengalami kerusakan atau
menjadi lembek, harus ditimbun kembali dengan bahan timbunan
pilihan atau lapis pondasi agregat sebagaimana yang diperintahkan
Konsultan Supervisi.

iii) Lokasi galian perkerasan beraspal dengan dimensi dan kedalaman yang
melebihi yang telah ditetapkan oleh Konsultan Supervisi, harus
diperbaiki dengan menggunakan bahan-bahan yang sesuai dengan
kondisi perkerasan lama sampai mencapai elevasi rancangan.

Pasal 8 : Utilitas Bawah Tanah

1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang


keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan
membayar setiap ijin atau wewenang lainnya yang diperlukan dalam
melaksanakan galian yang diperlukan dalam Kontrak.

2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap


utilitas bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran
bawah tanah lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan untuk
memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi kegiatannya.

Pasal 9 : Restribusi Untuk Bahan Galian

Bilamana bahan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat, agregat untuk
campuran aspal atau beton atau bahan lainnya diperoleh dari galian sumber bahan
di luar daerah milik jalan, Kontraktor harus melakukan pengaturan yang
diperlukan dan membayar konsesi dan retribusi kepada pemilik tanah maupun
pihak yang berwenang untuk ijin menggali dan mengangkut bahan-bahan
tersebut.

Pasal 10 : Penggunaan Dan Pembuangan Bahan Galian

1. Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-
batas dan lingkup proyek bilamana memungkinkan harus digunakan secara
efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.

2. Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut
(peat), sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah
kompresif yang menurut pendapat Konsultan Supervisi akan menyulitkan
pemadatan bahan diatasnya atau yang mengkibatkan setiap kegagalan atau
penurunan (settlement) yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai
bahan yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai timbunan dalam
pekerjaan permanen.
9

3. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian
Page

yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi untuk digunakan sebagai bahan

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

timbunan, harus dibuang dan diratakan oleh Kontraktor di luar Daerah Milik
Jalan (DMJ) seperti yang diperintahkan Konsultan Supervisi.

4. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya


yang diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang
tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan bahan
galian yang diuraikan dalam Pasal 3.1.1.(8).(ii) dan (iii), juga termasuk
pengangkutan hasil galian ketempat pembuangan akhir dengan jarak tidak
melebihi yang disyaratkan dalam Pasal 3.1.3.(2).(f) dan perolehan ijin dari
pemilik atau penyewa tanah dimana pembuangan akhir tersebut akan
dilakukan.

Pasal 11 : Pengembalian Bentuk & Pembuangan Pekerjaan Sementara

1. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, semua struktur sementara


seperti cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) harus
dibongkar oleh Kontraktor setelah struktur permanen atau pekerjaan lainnya
selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak menggangu
atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.

2. Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik
Kontraktor atau bila memenuhi syarat dan disetujui oleh Konsultan Supervisi,
dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan dibayar menurut Mata
Pembayaran yang relevan sesuai dengan yang terdapat dalam Daftar
Penawaran.

3. Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam
saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.

4. Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh
Kontraktor harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan
tepid an lereng yang stabil dan saluran drainase yang memadai.

Pasal 12 : Prosedur Galian

1. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang


ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Konsultan Supervisi dan
harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan
perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.

2. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal


mungkin terhadap bahan dibawah dan diluar batas galian.

3. Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat
Konsultan Supervisi tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus
seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang
10

memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Konsultan Supervisi.


Page

4. Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada
garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi
struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm harus dalam sampai
permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing
pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan
batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian
yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan
bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan.

5. Peledakan sebagai cara pembongkaran hanya boleh digunakan jika, menurut


pendapat Konsultan Supervisi, tidak praktis menggunakan alat bertekanan
udara atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Konsultan
Supervisi dapat melarang peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu
dengan cara lain, jika, menurut pendapatnya, peledakan tersebut berbahaya
bagi manusia atau struktur sekitarnya, atau bilamana dirasa kurang cermat
dalam pelaksanaannya.

6. Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus


menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk
melindungi orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang
perlu, peledakan harus dibatasi waktunya seperti yang diuraikan oleh
Konsultan Supervisi.

7. Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau


cara lainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang
aman dan serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi
tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus
dibuang, baik terjadi pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.

Pasal 13 : Galian Untuk Struktur Dan Pipa

1. Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk
pondasi jembatan atau struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga
memungkinkan pemasangan bahan dengan benar, pengawasan dan
pemadatan penimbunan kembali di bawah dan disekeliling pekerjaan.

2. Cofferdam, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) atau tindakan lain untuk
mengeluarkan air harus dipasang untuk pembuatan dan pemeriksaan kerangka
acuan dan untuk memungkinkan pemompaan dari luar acuan. Cofferdam atau
penyokong atau pengaku yang tergeser atau bergerak ke samping selama
pekerjaan galian harus diperbaiki, dikembalikan posisinya dan diperkuat untuk
menjamin kebebasan ruang gerak yang diperlukan selama pelaksanaan.

3. Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk pondasi


jembatan atau struktur lainnya harus diletakkan sedemikian hingga tidak
menyebabkan terjadinya penggerusan dasar, tebing atau bantaran sungai.

4. Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan
baru, maka timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan
dengan jarak masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar
galian parit tersebut, selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-
11

sisi yang setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.


Page

5. Setiap pemompaan pada galian harus dilaksanakan sedemikian, sehingga


dapat menghindarkan kemungkinan terbawanya setiap bagian bahan yang

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

baru terpasang. Setiap pemompaan yang diperlukan selama pengecoran


beton, atau untuk suatu periode paling sedikit 24 jam sesudahnya, harus
dilaksanakan dengan pompa yang diletakkan di luar acuan beton tersebut.

6. Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak
boleh dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor.

Pasal 14 : Galian Pada Sumber Bahan

1. Sumber bahan (borrow pits), apakah didalam Daerah Milik Jalan atau ditempat
lain, harus digali sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.

2. Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau mengoperasikan sumber


galian lama harus diperoleh secara tertulis dari Konsultan Supervisi sebelum
setiap operasi penggalian dimulai.

3. Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan untuk
pelebaran jalan mendatang atau keperluan pemerintah lainnya, tidak
diperkenankan.

4. Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana penggalian ini
dapat mengganggu drainase alam atau yang dirancang.

5. Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, sumber bahan harus
diratakan sedemikian rupa sehingga mengalirkan seluruh air permukaan ke
gorong-gorong berikutnya tanpa genangan.

6. Tepi galian pada sumber bahan tidak boleh berjarak lebih dekat dari 2 m dari
kaki setiap timbunan atau 10 m dari puncak setiap galian.

Pasal 15 : Galian Yang Tidak Diukur Untuk Pembayaran

1. Sebagian besar pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan dibayar
menurut Seksi ini, pekerjaan tersebut dipandang telah dimasukkan kedalam
harga penawaran untuk berbagai macam bahan konstruksi yang dihampar di
atas galian akhir, seperti pasangan batu (stone masonry) dan gorng-gorong pipa.
Jenis galian yang secara spesifik tidak dimasukkan untuk pengukuran dalam
Seksi ini adalah:

2. Galian di luar garis yang ditujukkan dalam profil dan penampang melintang
yang disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bilamana:
i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak
memenuhi syarat seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.1.2.(1).(c) di atas,
atau untuk membuang batu atau bahan keras lainnya seperti yang disyaratkan
dalam Pasal 3.1.2.(1).(d) di atas;
ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng atau struktur
sementara penahan tanah atau air (seperti penyokong, pengaku, atau cofferdam)
yang sebelumnya telah diterima oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis.
12

3. Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian
Page

batu, tidak akan diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Pengukuran dan
Pembayaran harus dilaksanakan menurut Seksi 2.1 dari Spesifikasi ini.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

4. Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan gorong-gorong pipa,


tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi dari pekerjaan ini dipandang
telah dimasukkan ke dalam berbagai harga satuan penawaran untuk masing-
masing bahan tersebut, sesuai dengan Seksi 2.3 dari Spesifikasi ini.

5. Pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam pengembalian kondisi (reinstatement)


perkerasan lama tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk
pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai harga satuan penawaran yang
untuk masing-masing bahan yang digunakan pada operasi pengembalian kondisi
sesuai dengan Seksi 8.1 dari Spesifikasi ini.
6. Galian untuk pengembalian kondisi bahu jalan dan pekerjaan minor lainnya,
kecuali untuk galian batu, tidak akan dibayar menurut Seksi ini. Pengukuran dan
pembayaran akan dilaksanakan sesuai Seksi 8.2 dari Spesifikasi ini.

7. Galian yang diperlukan untuk operasi pekerjaan pemeliharaan rutin tidak akan
diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah termasuk
dalam harga penawaran dalam lump sum untuk berbagai operasi pemeliharaan
rutin yang tercakup dalam Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini.

8. Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari


sumber bahan (borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas daerah kerja
tidak boleh diukur untuk pembayaran, biaya pekerjaan ini dipandang telah
dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk timbunan atau bahan
perkerasan.

9. Pekerjaan galian dan pembuangan yang diuraikan dalam Pasal 3.1.2.(1).(a) selain
untuk tanah, batu dan bahan perkerasan lama, tidak akan diukur untuk
pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai
harga satuan penawaran yang untuk masing-masing operasi pembongkaran
struktur lama sesuai dengan Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini.

Pasal 16 : Pengukuran Galian Untuk Pembayaran

1. Pekerjaan galian diluar ketentuan seperti diatas harus diukur untuk


pembayaran sebagai volume ditempat dalam meter kubik bahan yang
dipindahkan, setelah dikurangi bahan galian yang digunakan dan dibayar
sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan dengan factor penyesuaian
berikut ini:
i) Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan
penyusutan (shrinkage) sebesar 0,85.
ii) Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan
factor pengembangan (swelling) 1,2.

2. Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli
sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir dengan
garis, kelandaian dan elevasi yang disyaratkan atau diterima. Metode
perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang
melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 meter.
3. Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran
13

menurut Seksi ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya bilamana bahan
galian tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam Seksi lain dari Spesifikasi
Page

ini.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

4. Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Konsultan Supervisi


dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh
Kontraktor sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak
terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk kenyamanan Kontraktor
dengan exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak akan dibayar.

5. Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi
oleh bidang-bidang sebagai berikut:
Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang dasar pondasi yang
melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horizontal ini
galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai
dengan sifatnya.
Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi
Bidang tegak adalah bidang vertical keliling pondasi

6. Pengukuran volume tidak diperhitungkan diluar bidang-bidang yang diuraikan


di atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan
galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.

7. Pekerjaan galian perkerasan beraspal yang dilaksanakan diluar ketentuan Seksi


8.1 Pengembalian kondisi (Reinstatement) Perkerasan Lama, harus diukur untuk
pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang digali
dan dibuang.

8. Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan


sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dengan jarak yang
melebihi 5 km harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat
dalam meter kubik bahan yang dipindahkan per jarak tempat penggalian
sampai lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan dalam kolometer.

Pasal 17 : Dasar Pembayaran


1. Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan diatas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini,
dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan
yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan
galian sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.

2. Bilamana coefferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan,


termasuk dalam Mata Pembayaran yang terdapat dalam Daftar KUantitas dan
Harga, maka pekerjaan ini akan dibayar menurut Harga Penawaran dalam
lump sum sesuai dengan ketentuan berikut ini; pekerjaan ini mencakup
penyediaan, pembuatan, pemeliharaan dan pembuangan setiap dan semua
cofferdam, penyokong, pengaku, sumuran, penurapan, pengendali air (water
control), dan operasi-operasi lainnya yang diperlukan untuk diterimanya
penyelesaian galian yang termasuk dalam pekerjaan dari Pasal ini sampai suatu
kedalaman yang ditentukan.
14
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

BAGIAN II
PEKERJAAN TANAMAN

Pasal 1 : Tanah Media Tanam

1. Tanah Media untuk penanaman Pohon, Teh-Tehan dan Rumput bukanlah


tanah timbun, tanah urug atau sebarang tanah.

2. Tanah untuk media tanam adalah tanah subur yang berasal dari tanah sawah,
kebun dan gunung yang telah diolah dan beri zat-zat yang dibutuhkan tanaman.

3. Tanah media tanam adalah tanah yang mengandung zat yang dibutuhkan oleh
tanaman yang akan ditanam sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik
minimal selama 6 bulan perawatan.

4. Tanah media tanam tidak boleh dicampur atau bercampur dengan tanah timbun
atau tanah urug, melainkan harus ditempatkan dalam suatu media tanam
tertentu yang telah disiapkan.

5. Jumlah atau volume tanah media tanam adalah sesuai Gambar Bestek dan Bill
of Quantity atau sekurang-kurangnya cukup untuk tanaman untuk tumbuh
dengan baik sesuai dengan yang disyaratkan ( 6 bulan ).

6. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material tanah untuk disetujui


oleh Kontraktor Supervisi.

Pasal 2 : Pohon Pelindung Dan Tanaman Hias

1. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan seperti berikut ini kecuali ditentukan lain
dalam Bill of Quantity :
a. Penanaman Pohon Pelindung;
b. Penanaman Teh-Tehan / Perdu; dan
c. Rumput Tanam

2. Jenis pohon, Teh-Tehan dan Rumput yang dipakai pada pekerjaan ini dijelaskan
dalam Gambar Bestek dan Bill of Quantity.

3. Kontraktor harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh Konsultan


Supervisi.

4. Bibitnya Pohon, Teh-Tehan dan Rumput bukanlah hasil pekerjaan stek batang,
cangkok batang tetapi adalah bibit asli yang berasal dari pembibitan buah.

5. Bibit Pohon, Teh-Tehan dan Rumput adalah bibit tanaman yang sebelum
didatangkan kelokasi pekerjaan telah menjalani proses pembibitan dan
perawatan yang standard.
15

6. Tinggi minimal bibit pohon adalah 1500 mm.


Page

7. Tinggi minimal bibit teh-tehan/perdu adalah 150 mm.

8. Tinggi minimal bibit rumput adalah 50 mm.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

9. Pohon, Teh-Tehan dan Rumput harus dirawat dengan baik, disiram dan diberi
pupuk hingga tumbuh dengan baik sampai berumur minimal 6 bulan terhitung
sejak waktu mulai ditanam.

10.Pohon harus dilindungi dalam pagar-pagar pelindung dari kayu berbentuk kotak
dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi 1 meter sehingga tidak mudah dijangkau
dan dirusak oleh binatang.

11.Jika dalam masa pemeliharaan seperti disebut diatas pohon, teh-tehan dan
rumput mati, Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus mengantinya
dengan yang baru.

16
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT. Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi INFRASTUKTUR & LANDSCAPING

BAGIAN III
PEKERJAAN REALING TANGGA

Pasal 13 : Pagar BESI PIPA GALVANIS

1. Pagar adalah dari bahan Pasangan bata & ornamen besi Pipa Galvanis atau
sesuai dengan Gambar Bestek.

2. Pagar Besi pipa galvanis Ø 2 Inchi yang diperkuat pada pasangan bata tangga.

3. Pada dinding bangunan dipasang Besi pipa galvanis Ø 2 Inchi yang diperkuat
dengan menggunakan klam besi ini sebagai realing pada dinding bangunan.

4. Klam penyangga dipasang setiap jarak 200 cm (sesuaikan Gambar) & diberi
angkur kedalam pasngan bata/beton atau sesuai dengan Gambar Bestek.

5. Semua besi pipa galvanis harus disetujui oleh Konsultan Supervisi terlebih
dahulu sebelum digunakan atau dipasang.

6. Cara penyambungan lempeng besi hollow ke tiang beton mengunakan


Klam/Fisher atau sesuai petunjuk Pabrik..

7. Perubahan posisi pemasangan realing harus mendapat persetujuan Konsultan


Supervisi.

Banda Aceh, 2017

Konsultan Perencana
CV. MEMBRANE ENGINEERING
Conultant

SUWARNO, ST
Direktur
17
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT

BAGIAN I
PERSYARATAN UMUM MEKANIKAL

Pasal 1 : Lingkup Pekerjaan

1. Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan ,


sebagaimana yang ditunjukan pada Gambar Bestek yang terdiri dari, tetapi tidak
terbatas pada :

2. Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa air bersih.

3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor, limbah kimia,
dan air bekas sesuai Gambar Bestek dan spesifikasi, termasuk penyambungan
pipa dari Sumur Bor ke Ground Water Resevoir.

4. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan


Plumbing.

5. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang kecuali
sanitary.

6. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Owner.

7. Pembuatan Shop Drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan As
Built Drawing bagi instalasi yang telah terpasang.

Pasal 2 : Koordinasi

1. Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk
menunjukan secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan dan
penyambungan-penyambungan.

2. Gambar-gambar rencana menunjukan tata letak secara umum dari peralatan,


pemipaan cabinet dan lain-lain.

3. Kontraktor Pelaksana harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang


dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan yang sempurna
sesuai dengan rencana pekerjaan Arsitek dari peralatanp-peralatan tersebut.
Modifikasi yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

4. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukan
dalam Gambar Bestek atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang seperti
pekerjaan lain yang disebut oleh spesifikasi teknis dan ditunjukan dalam
Gambar Bestek.
1
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT
PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT
Pasal 3 : Kualifikasi Pekerjaan

1. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja
dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman.
2. Konsultan Supervisi dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan,
bila dinilai bahwa Kontraktor Pelaksana tersebut tidak trampil/tidak
berpengalaman.

Pasal 4 : Pengujian

1. Pada saat pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus mengajukan :

1. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.

2. Shop Drawing yang menunjukan secara detail pekerjaan-


pekerjaan/pemasangan peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan
pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan yang sulit dilaksanakan.
Ataupun perubahan-perubahan atau modifikasi yang diusulkan terhadap
Gambar Bestek.

3. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-
peralatan yang akan dipasang.

4. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar)


dari material/peralatan yang akan dipasang.

Pasal 5 : Review

1. Konsultan supervisi akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari


pemborong dan memberi komentar atas hal itu.

2. Kontraktor Pelaksana harus memodifikasi/merevisi pengajuan sesuai dengan


komentar, sampai didapat persetujuan dari Konsultan Supervisi.

Pasal 6 : Standard dan Code

Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek, maka pada pekerjaan ini berlaku
peraturan-peraturan sebagaio berikut :

1. Peraturan pemadam kebakaran.

2. Ketentuan Pencegahan dan Penangulangan kebakaran pada Bangunan Gedung


Departemen PU.

3. National Fire Protection association (NFPA) 13 dan 14

4. Pedoman Plumbing Indonesia.


2
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT
PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT
Pasal 7 : Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi

1. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama
Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang
sebanyak 3 set cetak biru dan 1 set transparent, serta 1 set CD.

2. Pemborong juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi dan


maintenance dari system yang dipasang dalam bentuk buku dan CD.

Pasal 8 : Bagian Yang berhubungan

1. Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah Pemipaan.

Pasal 9 : System Air Bersih & Air Kotor

a. Air Bersih

1. Air bersih yang didapatkan dari Sumur Bor disedot dengan Pompa Air dan
ditampung pada suatu Ground Resevoir.

2. Dari Ground Resevoir , air bersih ini dengan menggunakan Pompa


dinaikan ke bak tampungan atas Resevoir Atas, kemudian dari Resevoir
Atas air bersih dengan gaya gravitasi dan bantuan pompa didistribusikan
langsung ke bangunan utama dan bangunan lainnya.

3. Sistem suplay dan distribusi air bersih harus sesuai dengan Gambar Bestek.

4. Perubahan-perubahan yang dilakukan dilapangan harus dilengkapi dengan


Gambar Shop Drawing yang disetujui oleh Konsultan Supervisi.

b. Air Bekas/Air Kotor

1. Air kotor padat yang berasal dari toilet dan air kotor cair yang berasal dari
urinoir dibuang ke Septictank.

2. Air kotor cair yang berasal dari Wastafel, Kran Tempat Whuduk dan Floor
Drain dibuang langsung ke saluran pinggir bangunan atau saluran
disekitarnya

3. Sistem buangan air kotor harus sesuai dengan Gambar Bestek.

4. Perubahan-perubahan yang dilakukan dilapangan harus dilengkapi dengan


Gambar Shop Drawing yang disetujui oleh Konsultan Supervisi.

c. Air Hujan

1. Air hujan yang berasal dari plat talang disalurkan dengan pipa-pipa PVC
dack atap dan talang gantung beton disalurankan kesaluran-saluran di
pinggir bangunan.
3
Page

2. Sistem Instalasi Buangan Air Hujan harus sesuai dengan Gambar Bestek.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT
PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT
3. Perubahan-perubahan dilapangan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana
harus dilengkapi dengan Gambar Shop Drawing dengan persetujuan
Konsultan Supervisi.

Pasal 10 : Garansi

1. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan


untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang
atau rusak harus diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.

2. Kontraktor Pelaksana harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam


bidangnya (skill Labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi.
Sebelum suatu pipa tertutup (oleh dinding, langit-langit dan lain-lain) harus diuji
dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan wakilnya yang ditunjuk.

3. Kontraktor Pelaksana harus memnberikan garansi tertulis kepada Konsultan


supervisi, bahwa seluruh instalasi penyedian dan distribusi air bersih, instalasi
pemadam kebakaran, instalasi buangan air kotor dan instalasi limbah kimia akan
bekerja dengan memuaskan, dan bahwa Kontraktor Pelaksana akan menaggung
semua biaya atas kerusakan-kerusakan/pengantian yang perlu selama Jangka
Waktu 1 Tahun.

4. Sebelum pemasangan instalasi plumbing, fixture-fixture dan peralatan lain,


Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh barang-barang yang akan
dipasang dan atau brosur-brosurya untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Supervisi.

Pasal 11 : Training

1. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi


calon operator yang akan mengoperasikan dan memelihara system air bersih,
aitr kotor dan air hujan. Latihan dapat dimulai sejak pelaksanaan pemasangan
instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan Konsultan Supervisi.

Pasal 12 : Buku Petunjuk

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat dan menyerahkan buku petunjuk


(manual), yang meliputi cara pengeoperasian maupun cara pemeliharaan. Sistem
manual tersebut dibuat sebanyak 4 buku + 1 CD (jika diperlukan)

Pasal 13 : Test Commissioning

1. Seluruh sistem plumbing yang telah terpasang harus dilakukan test


commissioning sebagaimana mestinya supaya sistem berjalan sempurna dengan
yang diharapkan.

2. Biaya test commissioning oleh Kontraktor Pelaksana.


4
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT
PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT
BAGIAN II
PEKERJAAN PEMIPAAN/PLUMBING

Pasal 1 : Ruang Lingkup

Spesifikasi ini merupakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan pemipaan


pada pekerjaan mekanikal.

Pasal 2 : Standard dan Code

1. Standard dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain adalah :
- ASTM : American Society of Testing Material.
- ANSI : American National Standard Institute.
- BS : Birmingham Standard.
- JIS : Japan Industrial Standard.
- SII : Standard Industri Indonesia.

Pasal 3 : Persyaratan Material

a. Galvanized Iron Pipe (GIP)

1. Pipa yang dilapisi seng besi ini digunakan untuk :

a. Pipa supply air bersih dan buangan limbah kimia pada pekerjaan
Plumbing

2. Standard ranting yang digunakan adalah :

a. BS 1387 tahun 1967 kelas medium.

b. Poly Vinyl Chloride (PVC)

1. Pipa ini digunakan untuk :

a. Pipa air kotor dari WC dan Urinoir.

b. Pipa air buangan floor drain, lavatory.

c. Juga untuk suplay & distribusi air bersih

2. Standard Ranting yang digunakan.

a. PVC ASTM D2665 kelas 10 kg.

c. Gate Valve
5

1. Digunakan tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid
Page

wedge disk, screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm atau
bisa digunakan tipe Butterfly untuk diameter 65 mm s/d diameter 200
mm.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT
PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT
2. Digunakan tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel
shaft, hand wheel operated with position indicator untuk valve lebih besar
diameter 50 mm.

3. Tekanan kerja valve-valve adalah minimum 225 psi.

d. Check Valve

1. Digunakan material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup,


metal disk, screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.

2. Digunakan swing silent type dengan stainless steel disk.

3. Tekanan kerja valve-valve untuk peralatan pompa delivery adalah


minimum 225 psi.

e. Strainer :

1. Digunakan tipe bronze body screwed cap, stainless steel mesh screwed end
untuk strainer sampai dengan diameter 50 mm.

2. Digunakan Y pattern, stainless steel perforated screen, bolted bonnet,


flanged end untuk strainer lebih besar dari diameter 50 mm.

f. Flexible Connection

Digunakan flexible connection model doublesphere dengan material Neoprene


Rubber yang dapat menahan tekanan sampai 14 kg/cm².

g. Air Release Valve

Air Release Valve yang digunakan adalah jenis peralatan untuk mengeluarkan
kandungan udara pada jalur pemipaan secara automatic. Besarnya diameter yang
digunakan adalah 40 mm. Material body dan cover dari Cast Iron (besi tuang)
yang memenuhi standard ASTM A 126, class B. Material floating dari bahan
stainless steel. Tekanan kerja peralatan yang digunakan mencapai 150 psi (± 10
kg/cm²) pada temperatur air sampai dengan 80°C.

h. Meter Air

Meter air yang akan digunakan harus mudah dibaca, mempunyai ketelitian yang
tinggi, mampu mengukur pada jumlah kapasitas yang besar.

Tipe yang digunakan :

1. Untuk diameter pipa ½" (15 mm) sampai dengan 1½" (40 mm) digunakan
tipe fan-wheel dry-dial water meter.
6

2. Connection/sambungan digunakan sistem ulir/draat.


Page

3. Untuk diameter lebih besar dari 1½" (40 mm) atau dari diameter 2" (50
mm) sampai dengan 8" (200 mm) digunakan tipe horizontal Helix

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT
PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT
Detachable Magnet-drive Water Meter atau tipe lainnya yang setara dan
disetujui oleh Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.

4. Water meter dari jenis anti-magnet mechanism dengan tekanan kerja


sampai dengan 10 kg/cm², temperature air  50°C. Sistem connection
sambungan digunakan sistem flange.

i. Pressure Gauge

Type : Bourdon-Tube Pressure Gauge

Size of Dial : 100 mm

Satuan ukuran : psi dan kg/cm²

Skala ukuran : 0 s/d 25 kg/cm² 0 s/d 350 psi

Connection nominal diameter : ½ inch

j. Roof Drain

Material roof drain yang digunakan harus dari tipe dome grate, bahan cast iron
dengan total besaran inlet yang ada luasannya harus sama dengan luasan
penampang pipa talang. Unit roof drain harus mudah dipasang dan mudah
dapat diganti bila terjadi kerusakan. Roof drain ini dipasang hanya pada lantai
atap beton (dak beton).

k. Float Valve

Type : Ball Float Valve


Material body : Gun metal/BRONZE
Strainer : Stainless Steel
Material float : Copper
Material ball float lever : Brass
Maximum working pressure : 10 kg/cm²
Pemasangan : Float valve dipasang pada posisi
horizontal

Pasal 4 : Persyaratan pemasangan

a. Pipa GIP

1. Untuk pipa diameter 50 mm (2”) kebawah digunakan sambungan ulir,


sedang pipa dengan diameter 65 mm (2.1/2”) ke atas digunakan
sambungan las atau flauge.

2. Pada penyambungan pipa dengan menngunakan flens perlu dilengkapi


dengan ring type gasket untuk manjamin kekuatan sambungan dan
7

terhadap kebocoran.
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT
PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT
3. Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi lapisan
pelindung cat menie. Pipa yang ditanam ditanah diharuskan dilapisi lagi
dengan Bituminuos sheet 2 mm.

4. Khusus untuk pipa yang ditanam dalam tanah perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :

a. Pipa ditanam sedalam 60 cm dari permukaan tanah dan pada


sambungan pipa diberi dudukan dari beton untuk menghindari
lendutan bila terkena beban mekanis.

b. Disekeliling pipa harus diisi dengan pasir dengan ketebalan 15 cm


kemudian diurug dengan tanah & dipadatkan.

5. Untuk pipa yang tidak berada dalam tanah baik yang terikat maupun tidak,
harus diberi lapisan finishing cat dengan warna .

6. Pipa-pipa diharuskan di test terhadap kebocoran. Pengetesan wajib


diketahui dan disetujui Konsultan Supervisi.

7. Pengetesan yang gagal harus diulang dan biaya pengetesan serta peralatan
yang diperlukan di tanggung Kontraktor Pelaksana.

8. Instalasi pipa harus dilengkapi dengan pengantung pipa, support dengan


jarak tertentu dan memenuhi syarat, sebagaimana yang ditunjukan dalam
Gambar Bestek.

9. Kedalaman pipa yang ditanam didalam tanah harus diperhitungkan terhdap


jalur yang memotong jalan. Pipa yang memotong jalan harus ditanam
sampai suatu kedalaman minimla 1,20 m dari permukaan jalan.

b.Pipa PVC

1. System sambungan yang dipakai adalah :

a. Sambungan lem (perekat) untuk 80 mm (3”) ke bawah.


b. Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (dengan ring
dari karet).

2. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman, kemiringan


dan elevasi yang tepat.

3. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.

4. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm
disekelilingnya. Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.

5. Selama pemasangan berkala, Kontraktor Pelaksana harus menutup (Dop)


setiap ujung pipa yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu,
8

kotoran dan lain-lain.


Page

6. Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus


dibuat dengan cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan
mempunyai kemiringan minimal 1% dan maksimal 2%.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT
PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT

7. Pipa-pipa pembuangan air hujan dan bangunan disambungkan kesaluran


utama diluar bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.

8. Sleeves untuk mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2
cm dan memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm masing-masing sisi diluar
pipa atau joint.
9. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.

10. Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada pengantung atau
angker yang dipergunakan harus cukup kokoh (rigid).

11. Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah
tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan
harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi
pipa oleh perubahan temperatur.

12. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
(adjustable) dengan jarak antara tidak lebih dari 3 meter.

13. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Konstruksi dari pengantung untuk


disetujui oleh Konsultan Supervisi. Pegantung terbuat dari kawat, rantai, strap
ataupun perforated strip tidak boleh digunakan.

14. Pengantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi
bangunan dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau
penembokan, atau dengan baut tembok (Ramset Bolt).

15. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) U-Bolt.

16. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan


tertutup oeh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih
dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat.

Pasal 6 : Penggantung / Penumpu Pipa

1. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dan dibout dengan kuat lengkap dengan
penggantung atau angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk
mencegah timbulnya getaran. Standard yang dipersyaratkan harus buatan pabrik
(lokal standard) dengan ketelitian tinggi sesuai gambar rencana.

2. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan
jarak maksimum tidak lebih dari 250 cm.

3. Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberikan Sleeve dengan rongga + 1


mm.

4. Rongga pipa karena adanya sleeve harus diberi bahan khusus rubber seal yang
elastis, atau fire stop dari bahan Mortar yang memenuhi standard BS 476 Part 4.

5. Pemasangan pipa harus rata dan rapih, serta rigid baik untuk pipa horizontal
9

maupun untuk sistem pemipaan vertikal.


Page

6. Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan terbuat dari
karet getas.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT
PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT
7. Penggantung atau penumpu pipa adalah standart product dan harus
disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan angker yang dipasang pada
waktu pengecoran beton atau dengan Ramset.

8. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan bahan kayu jati serta klem/ clamp dan
dibuat dengan jarak tidak lebih dari 250 cm untuk setiap clamp.

Pasal 7 : Pemasangan Fixtures, Fitting & Sebagainya

1. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran
yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan
kokoh (Rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.

2. Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu
waktu pemasangan-pemasangan/dinding porselent dan sebagainya.

3. Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut


di dalam kelengkapan jaringan instalasi plambing.

4. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok


dari beton dengan campuran yang kuat (K.255) dan dipasang setiap ada
sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

Pasal 8 : Pipa – Pipa Dalam Tanah

1. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan ke dalaman 60 cm diukur dari
garis tengah pipa untuk pipa diameter 100 mm ke bawah dan 80 - 100 cm untuk
pipa diameter 125 mm ke atas sampai ke permukaan tanah.

2. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak tertumpu dengan baik.

3. Sebelum ditanam pipa harus dicoating/pelapis anti karat, pekerjaan coating


dilakukan pada pabrik pembuat pipa atau bila dilakukan proteksi anti karat di
lapangan bisa digunakan jenis pelapis/pembungkus dari bahan bitumen yang
diperkuat dengan lapisan polyethylene untuk mendapatkan jaminan kwalitas
yang lebih baik. Cara pekerjaannya harus mengikuti standar produk yang akan
digunakan.

4. Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan
pada lubang-lubang yang sama.

5. Setelah pipa dipasang pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan Perencana yang ditunjuk, semua kotoran dibuang dari
lubang galian ditimbun kembali dengan baik, pasir urug atau tanah bekas galian
atau dengan bahan yang ditentukan Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana
dengan mendapatkan izin tertulis.

6. Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis
10

tengah pipa (as pipa) sampai kepermukaan jalan/tanah asli atau bila tidak akan
digunakan ketentuan-ketentuan persyaratan minimal menurut buku petunjuk
Page

Pedoman Plambing Indonesia Tahun 1979 untuk dalamnya galian.

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT
PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT
7. Pipa-pipa yang melewati jalan, ditambah lapisan beton bertulang tebal 15 cm
dengan mutu beton (K.225-U.24 dengan komposisi 250 kg besi/m3 beton).

8. Pada jalur pipa harus dibuat tanda-tanda dari balok beton di atas tanah untuk
memudahkan Indentifikasi pipa di dalam tanah.

Pasal 9 : Pengujian/Pengetesan

a. Pengujian Pipa GIP

1. Pipa GIP diuji dengan tekanan sebesar 1,5 kali tekanan kerja dan dibiarkan
dalam kondisi ini selama paling kurang 12 jam tanpa mengalami penurunan
tekanan. Segala kerusakan akibat pengetesan ini menjadi beban Kontraktor
Pelaksana.

b. Pengujian Pipa PVC

1. Seluruh system pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang


dapat ditutup (plugged) agar seluruh system tersebut dapat diisi dengan air
sampai lubang “vent” tertinggi.

2. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut
diatas, minimal selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu
tersebut tidak lebih dari 10 cm.

3. Apabila dan pada waktu Konsultan Supervisi menginginkan pengujian lain


disamping pengujian diatas, Kontraktor Pelaksana harus melakukan dan
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 10 : Merk Yang Digunakan

1. GIP & Black Steel : Bakrie, Teso, PPI


2. PVC : Pralon, Wavin & United

11
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT
PT.

Syarat – Syarat Teknis/Spesifikasi MEKANIKAL


PT. QUANTUM DESIGN CONSULLTANT
DESIGN CONSULTANT

BAGIAN III
PEKERJAAN SANITARY

Pasal 1 : Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan sanitary meliputi semua pekerjaan yang berhubungan dengan


peralatan :

a. Wastafel;
b. Urinoir;
c. Pemasangan Kran Air;
d. Pemasangan Floor Drain; dan
e. Lain-Lain.

Pasal 2 : Material

1. Merk material ditentukan seperti berikut ini atau yang setara denganya :

a. Kloset Jongkok : TOTO


b. Wastafel : TOTO
c. Urinoir : TOTO
d. Kran Air : Stainless Steel
e. Floor Drain : Stainless Steel

2. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan brosur minimal dua merk
yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.

12
Page

Pekerjaan : Pembangunan Laboraturium SMPN 14 Kota Banda Aceh


AN MASYARAKAT

Anda mungkin juga menyukai