Anda di halaman 1dari 319

RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI

WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

DAFTAR ISI

BAB I SYARAT-SYARAT TEKNIS DAN BAHAN I- 1


Pasal 1 Uraian Pekerjaan I- 2
Pasal 2 Situasi dan Ukuran I- 2
Pasal 3 Pekerjaan Persiapan I- 4
Pasal 4 Pekerjaan Tanah Medan / Leveling Tanah untuk Sarana I- 5
Pasal 5 Pekerjaan Galian Tanah I- 8
Pasal 6 Pekerjaan Urugan Pasir I- 11
Pasal 7 Pekerjaan Pasangan Batu Belah I– 12
Pasal 8 Pekerjaan Pasangan Bata I- 13
Pasal 9 Pekerjaan Beton I- 15
Pasal 10 Pekerjaan Adukan dan Plesteran I- 30
Pasal 11 Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding I- 31
Pasal 12 Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela dan Partisi I– 35
Pasal 13 Pekerjaan Logam Non Struktur I– 39
Pasal 14 Pekerjaan Struktur Baja I– 42
Pasal 15 Pekerjaan Penutup Atap I– 66
Pasal 16 Pekerjaan Kaca I– 68
Pasal 17 Pekerjaan Kayu I– 70
Pasal 18 Pekerjaan Plafond I– 72
Pasal 19 Pekerjaan Penutup Cat, Meni dan Melamic I– 75
Pasal 20 Pekerjaan Alumunium Composite Panel (ACP) I– 79
Pasal 21 Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan I– 83
Pasal 22 Pekerjaan Floor Hardener I– 85
Pasal 23 Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung I– 87
Pasal 24 Pekerjaan Water Proofing I– 93
Pasal 25 Pekerjaan Sanitair I– 100
Pasal 26 Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah dan Lapis Pondasi Atas I– 105
Pasal 27 Pekerjaan Paving Blok dan Kanstein Beton I– 112
Pasal 28 Pekerjaan Saluran Drainase I– 117
Pasal 29 Pekerjaan Landscape I– 124

BAB II SYARAT-SYARAT TEKNIS DAN BAHAN


INTERIOR II- 1
Pasal 1 Lingkup Kerja II- 1
Pasal 2 Persyaratan Umum II- 1
Pasal 3 Pekerjaaan Furniture II- 5
Pasal 4 Pekerjaan Sofa II- 12
Pasal 5 Pekerjaan Treatmen Dinding dan Kolom II- 14
Pasal 6 Pekerjaan Backdrop II- 15
Pasal 7 Pekerjaan Cat Duco II- 16
Pasal 8 Pekerjaan Finishing HPL II- 19
Pasal 9 Pekerjaan Finishing Bestwood II- 20
Pasal 10 Pekerjaan Dtainles Steel II- 21
Pasal 11 Pekerjaan Tanda-tanda (Signage) II- 21

PT. Alocita Mandiri


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

BAB III SYARAT-SYARAT TEKNIS DAN BAHAN MEKANIKAL III - 1


ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
Pasal 1 Persyaratan Teknis Umum III - 1
Pasal 2 Pekerjaan Plumbing III - 8
Pasal 3 Pekerjaan Sistem Instalasi Air Bersih III - 21
Pasal 4 Pekerjaan Sistem Intalasi Air Kotor/Limbah III - 30
Pasal 5 Pekerjaan Sistem Intalasi Tata Udara III - 39
Pasal 6 Pekerjaan Listrik Arus Kuat III - 59
Pasal 7 Pekerjaan Sistem Penangkal Petir III - 82
Pasal 8 Pekerjaan Sistem Telekomunikasi (Telepon/PABX) III - 85
Pasal 9 Pekerjaan Sistem Tata Suara III - 92
Pasal 10 Pekerjaan Sistem Jaringan Kabel Data III - 97
Pasal 11 Pekerjaan Sistem Alarm Kebakaran dan Alat Pemadam III - 102
Api Ringan
Pasal 12 Pekerjaan Pengadaan Genset III - 109
Pasal 13 Pekerjaan Instalasi Sistem Jaringan CCTV III - 110

BAB IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


PADA SAAT PELAKSANAAN PEMBANGUNAN IV- 1
Pasal 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja IV- 1
Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan
Pasal 2 IV- 3
Kerja
Pasal 3 Tenaga Ahli K3 IV- 4
Pasal 4 Strategi Penerapan K3 Pada Proyek Konstruksi IV- 5
Pasal 5 Elemen Program K3 Proyek Konstruksi IV- 6
Pasal 6 Jenis Bahaya Konstruksi IV- 10
Pasal 7 Alat Pelindung Diri dan Alat Pengaman Kerja IV- 11
Pasal 8 Persyaratan Alat Pelindung Diri IV- 12
Pasal 9 Papan Informasi, Rambu dan Banner K3 IV- 17
Pasal 10 Penerapan Konsep 5R di Dalam Area Kerja IV- 21
Pasal 11 Akses Area Konstruksi IV- 22
Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama pada
Pasal 12 IV- 23
Kecelakaan
Pasal 13 Ketentuan Teknis K3 IV- 24
Pasal 14 Check List Keselamatan dan Kesehatan Kerja IV- 28
Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19 di Proyek
Pasal 15 IV- 33
Konstruksi

PT. Alocita Mandiri


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

BAB I
SYARAT-SYARAT TEKNIS DAN BAHAN

PASAL 1
URAIAN PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Lanjutan Pembangunan Gedung dan Sarana
Lingkungan Pengadilan Negeri Wangiwangi yang terdiri dari pekerjaan Persiapan,
arsitektur, Interior, mekanikal, elektrikal, landscape, Sarana Lingkungan dan Taman.
Pekerjaan dimaksud berlokasi di JL. Kihajar Dewantara Kel. Mandalajati III Kec.
Wangiwangi Selatan Kab. Wakatobi - Sulawesi Tenggara

1. Lingkup dan detail pekerjaan selengkapnya ada pada Gambar Rencana dan Bill of
Quantity (BoQ).

2. Sarana Kerja
a. Tenaga Kerja Ahli dan Terampil yang sudah memadai dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen (mixer concrete), vibrator, pompa air, alat-alat
penarik – pengangkat - pengangkut horizontal dan vertical, scafolding, mesin
giling / gilas, alat-alat gali, bor tanah, alat penyipat datar (theodolite, waterpas
dan lain-lain), alat-alat bongkar, dump truck, serta peralatan lainnya yang benar-
benar diperlukan dan dipakai dalam pekerjaan pembangunan ini.
c. Bahan-bahan (material) bangunan dalam jumlah yang cukup, memadai, dan
memenuhi spesifikasi/persyaratan untuk setiap jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan, paling lambat telah tersedia di lapangan pekerjaan 4 (empat) hari
sebelum pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud dimulai.

3. Cara Pelaksanaan
Setiap jenis pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan ketrampilan,
sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat, Gambar
Rencana, Berita Acara Aanwijzing (Penjelasan Pekerjaan), petunjuk-petunjuk
pelaksanaan (rekomendasi) dari produsen untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu serta
petunjuk dari Konsultan Pengawas.
a. Pembongkaran atau perubahan yang berkaitan dengan kondisi lahan/tapak
exsisting, harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas
dan harus mendapat ijin tertulis dari Pemberi Tugas.
b. Pada dasarnya pembangunan yang dikerjakan adalah membangun gedung baru
yang harus dilaksanakan sesuai Gambar Rencana, Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS), dan Bill of Quantity (BoQ) yang telah ditetapkan dan disetujui oleh
Pemberi Tugas.

PT. Alocita Mandiri I-1


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Bahan-bahan finishing khusus, seperti epoxy dinding dan lantai, peralatan MEP
dan hal-hal khusus lainnya, harus dilaksanakan sesuai spesifikasi dan
petunjuk/rekomendasi pabrik yang bersangkutan.
d. Semua pertemuan atau sambungan antara dua jenis bahan yang berlainan harus
tertutup rapat dan rapih, misalnya dengan menggunakan sealent pada
pertemuan dinding/partisi dengan kusen pintu/jendela.

4. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan


Jenis dan mutu bahan/material yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri
sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menpan Nomor 64/MENPAN/1980 tanggal 23 Desember 1980.

5. Perubahan Pekerjaan
Apabila ada perubahan-perubahan yang merupakan penambahan atau
pengurangan pekerjaan untuk menyelesaikan proyek dan tidak dapat dihindari, atau
diadakannya prosedur MC-0 (Mutual Check – Nol), maka dapat dilakukan pekerjaan
tambah-kurang atau CCO (Contract Change Order) dengan mengacu dan
berpedoman pada peraturan yang berlaku.

PASAL 2
SITUASI DAN UKURAN

1. Situasi
a. Lahan untuk pembangunan adalah lahan kosong milik Mahkamah Agung
Republik Indonesia. Apabila ada pohon-pohon keras yang terkena lokasi
pembangunan harus ditebang oleh Kontraktor sebelum pekerjaan pematangan
tanah, biaya penebangan pohon sudah termasuk dalam penawaran Kontraktor.
b. Kontraktor wajib meneliti kondisi lahan/tapak exsisting secara seksama terhadap
batas-batas lahan/tapak, kontur tanah, arah buangan air alami pada lahan/tapak
serta dampak pembangunan pada lingkungan sekitar. Apabila pada lahan/tapak
terdapat jaringan instalasi air (seperti gorong-gorong) dan jaringan listrik (seperti
kabel-kebel tanah) yang ada di bawah tanah dan masih berfungsi, maka sebelum
pelaksanaan pembangunan, Kontraktor harus memindahkan instalasi tersebut
ketempat yang tidak mengganggu pembangunan atas ijin pemilik instalasi. Biaya
pemindahan sudah termasuk dalam penawaran Kontraktor.
c. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor terhadap penelitian lahan/tapak ini,
tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim.
d. Pengukuran Lahan/Tapak dan Penyelidikan Tanah (Soil Test) telah dilaksanakan
oleh Konsultan Perencana (data-data dapat disimak dan dipelajari oleh
Kontraktor). Apabila data-data tersebut diragukan oleh pihak Kontraktor, maka
Kontraktor dapat melaksanakan ulang Pengukuran Lahan/Tapak dan
Penyelidikan Tanah (Soil Test) dengan biaya merupakan tanggung jawab
Kontraktor.

PT. Alocita Mandiri I-2


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

e. Bahan-bahan/material yang dicantumkan pada RKS ini adalah SETARA (baik


yang diawali kata ‘setara’ atau tidak). Pencantuman nama ‘merk’ atau ‘produk’
adalah indikasi bahan/material yang akan digunakan dan sebagai pedoman
penawaran bagi Kontraktor serta sebagai acuan apabila Kontraktor mangajukan
perubahan bahan.
f. Khusus dalam kaitan pengamanan lingkungan area pembangunan menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, untuk itu Kontraktor harus berkoordinasi
dengan tim keamanan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
g. Selama proses pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan sekitar area pembangunan. Oleh karena itu,
material bongkaran maupun bahan-bahan dasar konstruksi agar diatur sebaik-
baiknya sehingga tidak terjadi penimbunan di lokasi pembangunan.

2. Ukuran
a. Ukuran-ukuran dalam Gambar Rencana dimaksudkan untuk pedoman garis
besar pelaksanaan bagi Kontraktor.
b. Ukuran-ukuran yang digunakan di sini semuanya dinyatakan dalam centimeter
(cm), kecuali ukuran-ukuran untuk baja atau alumunium yang dinyatakan dalam
inchi atau millimeter (mm).
c. Pedoman untuk titik duga lantai akan ditentukan pada saat ‘vizet’ lapangan (bisa
berpatokan pada elevasi Jalan Raya ataupun elevasi permukaan tanah di
lapangan). Posisi ± 0.00 untuk lantai satu bangunan yang ditentukan tertera pada
Gambar Rencana.
d. Di bawah pengamatan Pengawas, Kontraktor diwajibkan membuat titik duga di
atas tanah bangunan dengan tiang-tiang dari kayu mutu klas II yang panjangnya
200 cm, berpenampang 5x5 cm, semua sisinya diketam rata dan dikarbolinir dua
kali. Titik duga ini harus dijaga kedudukannya agar tidak terganggu selama
pelaksanaan pekerjaan dan tidak boleh dibongkar sebelum pekerjaan selesai
atau mendapat ijin dari Konsultan Pengawas.

3. Memasang Papan Bangunan (Bouwplank)


a. Ketepatan letak bangunan diukur di bawah pengamatan Konsultan Pengawas,
dengan piket/patok yang dipancang kuat-kuat, dihubungkan dengan papan kayu
yang kuat dengan ketebalan minimum 2,5 cm, diketam dengan rata pada sisi
atasnya. Pengukuran dilakukan dengan koordinat seperti ditentukan dalam
Gambar Rencana.
b. Kontraktor harus melibatkan sedikitnya 3 (tiga) orang tenaga ahli pengukuran
dengan alat-alat penyipat datar (theodolit), prisma silang dan lainnya, yang
diperlukan dalam pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah bangunan.
c. Papan bangunan/bouwplank dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran minimal
21/2 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut pada sisi sebelah atasnya.
d. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak
mudah hilang jika terkena air/hujan.

PT. Alocita Mandiri I-3


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

e. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama satu dengan lainnya (waterpas),
kecuali dikehendaki lain dan atas ijin Pengawas. Papan bangunan dipasang
sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah pondasi lajur atau sloof.
f. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkannya
kepada Pengawas
g. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan bangunan termasuk
tanggungan Kontraktor

4. Letak dan Jumlah Patok Dasar


a. Tugu/patok dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20x20
cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam + 100 cm atau lebih dengan bagian
yang menonjol di atas muka tanah sekurang-kurangnya setinggi 40 cm, atau
sesuai arahan Konsultan Pengawas.
b. Tugu/patok dasar dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda yang jelas
dan dijaga keutuhannya sampai ada perintah pembongkaran dari Konsultan
Pengawas.
c. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu/patok dasar merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
d. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak
(perpindahan), Kontraktor wajib membuat ‘shop drawing’ terlebih dahulu sesuai
dengan keadaan lapangan.
e. Tugu/patok dasar terbuat dari kayu sekelas Meranti Merah ukuran 5/7 cm, yang
tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakan atau diubah-ubah,
berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembersihan Lahan
Kontraktor harus membersihkan/membereskan lahan dari segala sesuatu yang
dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai petunjuk atau persetujuan
Pengawas.

2. Sebelum Memulai Pekerjaan


a. Kontraktor harus meminta ijin / memberitahu kepada pemakai bangunan
sekitarnya secara tertulis terhadap gangguan yang mungkin akan mereka
rasakan. Pemberitahuan secara tertulis juga harus disampaikan kepada Pemberi
Tugas, Pengawas dan unsur-unsur yang terkait.
b. Kontraktor harus memindahkan sementara jalur-jalur instalasi air (gorong-
gorong/pipa-pipa distribusi) dan instalasi listrik (kabel tanah) sebelum
melaksanakan pekerjaan tanah.

PT. Alocita Mandiri I-4


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

3. Ijin dari Pemerintah Setempat


a Kontraktor memasang/menempatkan pelat / papan Ijin Mendirikan Bangunan
(IMB) dari PEMDA setempat sebelum pekerjaan pelaksanaan bangunan dimulai.
b Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberitahukan dan
mendapatkan ijin tertulis dari pemerintah daerah setempat (Kecamatan,
Kepolisian, Koramil) untuk pelaksanaan pembangunan.
c Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk
apapun di dalam lingkungan proyek.

4. Papan Nama Proyek


Kontraktor harus membuat dan memasang papan nama proyek dengan ketentuan
yang disyaratkan baik mengenai ukuran papan maupun besarnya huruf

5. Kantor Sementara / Direksi Keet


Kontraktor harus menyiapkan kantor sementara di lokasi pekerjaan, untuk
keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan, ukuran sesuai dengan kebutuhan dan peralatan yang cukup seperti
meja, kursi, white board, file direksi, dan lain-lain.

PASAL 4
PEKERJAAN TANAH MEDAN / LEVELING TANAH UNTUK SARANA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan sehubungan dengan
pekerjaan tanah medan sesuai dengan Gambar Rencana dan persyaratan.
b. Menyiapkan dan meratakan lahan di mana akan didirikan bangunan, jalan,
drainage, pengerasan, struktur site lainnya dan pertamanan.
c. Mengerjakan penjaluran / pengaliran (drainage) sementara untuk menjaga erosi
(bila perlu), membentuk permukaan tanah (granding) menurut garis-garis
kedalaman, ketinggian dan kemiringan sesuai dengan gambar rencana.
d. Mengadakan koordinasi kerja sebaik-baiknya dengan pekerjaan lain, yaitu :
 Pekerjaan Galian Tanah untuk struktur.
 Galian dan urugan tanah untuk prasarana.

2. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan Jenis dan Mutu Bahan


a. Tanah yang digunakan untuk urugan harus bersih dari humus, sampah atau
kotoran lain, akar-akaran dan bahan organik lainnya. Batu-batuan yang lebih
besar dari 10 cm harus di buang.
b. Tanah urug dapat diambil dari tanah asal lokasi, asalkan bersih dari humus,
sampah atau kotoran lain, akar-akaran dan bahan organik lainnya

PT. Alocita Mandiri I-5


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Tanah urug yang berasal dari luar site/lokasi harus lebih berbutir, tidak expansive
(Low Clay Content), bebas sampah, tidak ada batu yang lebih besar dari 10 cm,
akar-akaran dan bahan organic lainnya. Pasir sebagai urugan dapat diterima.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Melengkapi dan menyediakan tenaga kerja yang terlatih serta peralatan yang
diperlukan untuk kelancaran pekerjaan.
b. Menyusun rencana kerja secara grafis, disertai penjelasan-penjelasan tentang
jenis, kualitas, equipment yang akan dipergunakan, metode kerja, cara
pengangkatan dan distribusi tanah, tempat-tempat penimbunan dan
penyimpanan bahan, lokasi gudang-gudang, los kerja dan sebagainya serta
jumlah tenaga kerja yang digolongkan dalam tingkatan keterampilan.
c. Sisa-sisa bongkaran, batu-batuan dan unsur pengganggu yang lain harus
disungkur dan dikeluarkan sebelum dilakukan pembentukan muka tanah dan
penggalian.

4. Penyelidikan Tanah
a. Hasil penyelidikan tanah pada titik-titik yang diperlukan (tertera dalam peta) dapat
dilihat pada hasil laporan penyelidikan tanah (soil test) untuk diteliti. Apabila hasil
penyelidikan ini dianggap masih belum cukup untuk menentukan kondisi tanah,
Kontraktor dapat melakukan penyelidikan atas biaya sendiri.
b. Titik duga atau rambu-rambu penunjuk tidak boleh dibongkar sebelum
mendapatkan ijin tertulis dari Pengawas, sedang rambu-rambu yang tidak
terpakai harus diperiksa dan disimpan di tempat-tempat yang disediakan
Kontraktor.

5. Bongkaran dan Galian


a. Dinding atau lantai bekas bongkaran tidak dibenarkan untuk mengurug daerah
bangunan, kecuali dihancurkan dahulu menjadi bagian-bagian yang tidak lebih
besar dari 10 cm, sedangkan bongkaran-bongkaran besar yang tidak dapat
dihancurkan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
b. Sisa-sisa bongkaran yang berupa benda-benda yang dapat lapuk atau yang
mengundang serangga tidak diperbolehkan untuk mengurug. Selain akan terjadi
penyusutan kepadatan tanah, juga akan menjadi sarang rayap dan semut.
c. Tanah bekas galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan urugan (tanah liat
atau lumpur) harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan.
d. Sisa bongkaran atau galian yang tidak terpakai harus segera disingkirkan
sebelum pekerjaan pelaksanaan sebeneranya dimulai. Biaya apapun untuk
pembuangan dan pengangkutan dianggap sudah termasuk dalam kontrak.
e. Semua galian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman, kemiringan
dan sudut-sudut yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan seperti
dinyatakan dalam gambar.

PT. Alocita Mandiri I-6


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

f. Pembongkaran atau perubahan yang berkaitan dengan kondisi eksisting, harus


dikoordinasikan terlebih dahulu dan seijin pihak Pemberi Tugas sebelum
pelaksanaan (ijin tertulis melalui Pengawas).
6. Urugan dan Pemadatan
a. Setelah pembongkaran dan sebelum pelaksanaan pengurugan tanah, terlebih
dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan atas tanah (stripping) minimal
setebal 50 cm untuk menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman,
tanah humus dan benda lainnya yang dapat mengurangi kekuatan tanah.
b. Tanah hasil stripping kemudian didorong/ditempatkan di area belakang lahan
proyek.
c. Setelah stripping dilaksanakan, daerah bangunan harus dipadatkan secara
mekanis sehingga mencapai 90% kepadatan maksimum, sedalam paling sedikit
15 cm. Untuk daerah bukan bangunan, pemadatan harus mencapai 80%
kepadatan maksimum, paling sedikit sedalam 15 cm.
d. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm
dan setiap lapis harus dipadatkan dengan alat mesin yang sesuai. Urugan harus
dilakukan hingga ketebalan minimal 125 cm.
e. Untuk pemadatan dasar jalan dan tempat parkir digunakan mesin gilas yang
mempunyai kapasitas minimum 5 ton, kecuali atas persetujuan Pengawas harus
digunakan peralatan yang lebih kecil guna mencegah kerusakan struktur yang
telah ada, sedangkan untuk pemadatan/peralatan paving stone dan grass block
digunakan mesin gilas seberat ½ ton.
f. Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan untuk menentukan
kepadatan relatif yang sebenarnya sudah dapat dilaksanakan di lapangan.
g. Jika kepadatan daerah bangunan kurang dari 90% dari kepadatan maksimum,
maka Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai
memenuhi syarat kepadatan, yaiutu tidak kurang dari 90% dari kepadatan
maksimum di laboratorium. Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti
prosedur ASTM D1556-70 atau prosedur lainnya yang disetujui Pengawas.
Penunjukan Laboratorium harus dengan persetujuan Pengawas dan semua
biaya yang timbul untuk keperluan ini menjadi beban Kontraktor.
h. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 5 meter persegi
dari daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Pengawas.
i. Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu dari
cara/prosedur di bawah ini :
 Density of soil inplace by sand-cone method” AASHT.T.191
 Density of soil inplace by driven cylinder method” AASHTO.T.204
 Density of soil inplace by the rubber ballon method” AASHTO.T.205 atau cara-
cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas.

PT. Alocita Mandiri I-7


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

7. Pembentukan Muka Tanah (Finish Grading)


a. Muka tanah dimana bangunan akan berdiri diatasnya harus dibentuk dengan rata
dan baik, sesuai dengan garis ketinggian atau kedalaman menurut Gambar
Rencana.
b. Pada pembentukan tanah yang bertangga atau bila akibat dari perataan tanah
terjadi suatu talud (tebing), maka harus diusahakan pengamanan pada tebing
yang rawan, untuk mencegah terjadinya longsoran dan harus diusahakan agar
air tidak menimpa daerah bangunan yang lebih rendah.
c. Daerah-daerah yang akan menerima slab, base course atau pengerasan,
pembentukan permukaan tanah tidak boleh menyimpang lebih dari 1,5 cm dari
ketinggian yang ditentukan.
d. Daerah yang akan ditanami atau dibiarkan terbuka, penyimpangannya tidak
boleh lebih dari 3 cm dari ketinggian yang ditentukan.
e. Untuk mencegah longsor dan erosi harus dibuat parit-parit sementara dengan
kemiringan 2% dari bangunan struktur dan dinding.

8. Perlindungan Pekerjaan Terhadap Air


a. Selama pelaksanaan pekerjaan, harus diadakan tindakan pencegahan terhadap
genangan atau arus air, masuknya air hujan atau air tanah dari daerah sekitarnya
yang dapat mengakibatkan terjadinya erosi. Pencegahan ini termasuk pada
pembuatan-pembuatan tanggul-tanggul dan parit-parit sementara, sumur-sumur
atau bak penampungan, pompa air dan tindakan lain yang dapat diterapkan guna
mencegah kerusakan pekerjaan atau penundaan pekerjaan.
b. Tidak ada perpanjangan waktu kontrak karena alasan hujan, cuaca buruk, sulit
lokasi atau masalah tenaga kerja, kecuali apabila Kontraktor telah mengambil
semua tindakan pengamanan dan pencegahan semaksimal mungkin.

9. Pengujian
a. Pengukuran ketinggian / kedalaman muka tanah dan pencetakan tanah harus
dilakukan oleh juru ukur ahli yang disetujui oleh Pengawas.
b. Pemeriksaan tanah dan kontrol kepadatan di Laboratorium harus atas
persetujuan Pengawas. Biaya pengujian sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

PASAL 5
PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk pekerjaan galian
tanah untuk struktur dan urugan kembali sesuai dengan Gambar Rencana.
b. Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan pekerjaan lain, yaitu :
 Pekerjaan Tanah Medan / Urugan Tanah untuk Sarana
 Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah untuk Sarana

PT. Alocita Mandiri I-8


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

2. Persyaratan Pekerjaan
a. Kontraktor harus mempelajari gambar, letak titik-titik pondasi, jarak dan
dimensinya, dimana pengukuran dimulai dan hal-hal lain yang menyangkut
ketepatan letak galian tanah untuk struktur.
b. Setelah titik-titik ditentukan dan diberi tanda, kemudian dilakukan pengecekan
kembali bersama Pengawas, apakah rencana galian sudah benar. Kesalahan
menentukan titik-titik sehingga galian harus diulang menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
c. Dasar dari semua galian harus rata waterpas, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian yang gembur, maka harus
digali keluar, kemudian lubang-lubang tersebut diisi kembali dengan pasir,
disiram dan dipadatkan, hingga dasar galian menjadi rata waterpas, kecuali
ditentukan lain dalam gambar struktur.
d. Kontraktor harus menyediakan pompa air atau pompa lumpur, yang dapat
bekerja terus menerus untuk menghindari tergenangnya air di dasar galian, baik
pada saat penggalian maupun saat pekerjaan pondasi.
e. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara pada lereng yang cukup kuat.
f. Kontraktor berkewajiban mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap
bangunan lain yang berada dekat dengan lubang galian, dengan memberikan
penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan
tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
g. Seluruh kelebihan tanah hasil pekerjaan galian harus segera disingkirkan dari
halaman pekerjaan setelah mencapai jumlah tertentu pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk Pengawas.
h. Bagian-bagian yang perlu diurug harus diurug dengan tanah yang memenuhi
syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan
penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak di dalam garis bangunan harus
diisi lagi dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai
mencapai 90% kepadatan kering maksimum yang dibuktikan dengan test
laboratorium (proctor test).
i. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah / berharga, kecuali ditentukan
untuk dipindahkan, yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari
kerusakan, dan bila terjadi kerusakan, maka harus diperbaiki / diganti oleh
Kontraktor atas tanggungannya sendiri. Bila suatu alat atau pelayanan dinas
yang sedang bekerja di temui di lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada
gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan ternyata
diperlukan perlindungan atau pemindahan, maka Kontraktor harus bertanggung
jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan
yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu. Bila pekerjaan pelayanan
umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor, Kontraktor harus segera
mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang

PT. Alocita Mandiri I-9


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

rusak akibat pekerjaan Kontraktor. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang
mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan
harus dipindahkan keluar lapangan ke tempat yang disetujui oleh Pengawas atas
tanggung jawab Kontraktor.

3. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan


a. Tanah yang digunakan untuk urugan, baik dari tanah asal lokasi ataupun berasal
dari luar site/lokasi harus bersih dari humus, sampah atau kotoran lain, akar-
akaran dan bahan organik lainnya. Batu-batuan yang lebih besar dari 10 cm
harus di buang.
b. Tanah urug yang berasal dari luar site/lokasi harus lebih berbutir, tidak expansive
(Low Clay Content), bersih dari humus, sampah atau kotoran lain, akar akaran
dan bahan organic lainnya, serta tidak ada batu yang lebih besar dari 10 cm.
Pasir sebagai urugan dapat diterima.
c. Tanah urug yang akan digunakan harus mendapat persetujuan Pengawas.

4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum memulai pekerjaan galian tanah untuk struktur, maka pekerjaan
persiapan, tanah medan, pengurugan lahan hingga finish granding harus sudah
diselesaikan terlebih dahulu. Seluruh pekerjaan galian, urugan dan pemadatan
harus memenuhi seluruh persyaratan.
b. Terkecuali untuk pondasi sumuran, maka bidang vertikal galian tanah untuk
struktur harus mempunyai jarak yang cukup dari kolom dan/atau balok yang
memungkinkan untuk pemasangan dan pembongkaran cetakan, penopangan
dan pekerjaan lainnya. Dasar galian harus sesuai dengan kedalaman dan bentuk
yang direncanakan.
c. Galian tanah untuk struktur dilaksanakan untuk semua pekerjaan pasangan di
bawah tanah, seperti pondasi setempat, rollaag atau sloof, semua saluran,
septictank dan bidang rembesan penanaman pohon dan lain-lain yang harus
dilakukan sesuai Gambar Rencana.
d. Bahan/material yang terlepas atau runtuh dari tebing galian tanah, harus
secepatnya diangkat dari lubang galian.
e. Galian tanah untuk struktur pada pekerjaan yang tidak memerlukan cetakan
harus cukup lebar pada masing-masing sisinya, untuk memungkinkan
membentuk permukaan bidang pasangan sesuai Gambar Rencana.
f. Apabila galian dibuat lebih dalam dari semestinya tanpa persetujuan Pengawas,
maka kelebihan galian itu tidak boleh diurug, namun harus diisi dengan beton
tumbuk atau bahan yang sama dengan bahan pondasi tanpa biaya tambahan
dari Pemberi Tugas.
g. Pada bagian-bagian yang mudah longsor harus dilakukan tindakan pencegahan
dengan memasang papan-papan penahan atau cara lain yang disetujui
Pengawas. Kerusakan yang terjadi akibat gangguan tanah dengan alasan
apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PT. Alocita Mandiri I - 10


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

h. Lubang galian harus selalu terbebas dari genangan air, baik air hujan maupun air
tanah dan harus diperiksa oleh Pengawas sesaat sebelum pekerjaan pondasi
(batu kali atau beton) dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan pompa
penyedot air atau pompa lumpur atau alat pengering lainnya yang siap pakai
dalam jumlah kapasitas yang memadai untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
i. Urugan kembali lubang galian tanah harus memenuhi seluruh persyaratan, harus
dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan setiap lapis tidak melebihi 15 cm
dan setiap lapis harus dipadatkan dengan “portable power compactors”.
Penyiraman air secara berlebihan tidak diperbolehkan.
j. Sebelum pengurugan, semua bahan yang tidak berguna dan sampah-sampah
atau kotoran lainnya harus dikeluarkan dari lubang galian. Urugan kembali baru
boleh dilaksanakan setelah pondasi mencapai kekuatan penuh, telah diperiksa
dan disetujui oleh Pengawas.

5. Pengujian
a. Pengukuran ketinggian / kedalaman muka tanah dan pencetakan tanah harus
dilakukan oleh juru ukur ahli yang disetujui oleh Pengawas.
b. Pemeriksaan tanah dan kontrol kepadatan di Laboratorium harus atas
persetujuan Pengawas. Biaya pengujian sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

PASAL 6
PEKERJAAN URUGAN PASIR

1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan sehubungan dengan
pekerjaan urugan pasir sesuai dengan gambar dan persyaratan.
b. Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan pekerjaan lain, seperti:
 Pekerjaan pasangan pondasi, sloof, rollaag bata, slab beton.
 Pekerjaan pasangan lantai, rabat beton, gravel, jalan, pengerasan lain dan
lain-lain pekerjaan urugan pasir seperti ditunjukan dalam gambar.

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Pasir urug yang dipakai harus berbutir, bersih dari lumpur, biji-bijian, akar-akaran,
kotor-kotoran dan bahan organik lainnya.
b. Pasir yang akan digunakan harus ditunjukan samplenya kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya sebelum bahan tersebut didatangkan ke lokasi.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Urugan pasir harus dikerjakan sebelum pasangan di atasnya dikerjakan.
b. Urugan pasir harus dipadatkan lapis demi lapis sampai mencapai ketebalan
sesuai gambar rencana. Tebal setiap lapisan padat minimal 5 cm dengan diairi
secukupnya.

PT. Alocita Mandiri I - 11


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH

1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga, peralatan dan bahan sehubungan dengan pekerjaan
pasangan batu belah pada pekerjaan pondasi, retaining wall dan pekerjaan lain
sesuai dengan ketentuan di dalam gambar.
b. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lain, yaitu Pekerjaan Galian
Tanah untuk Struktur, Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan Beton, Pekerjaan
Tulangan, Pekerjaan Plumbing, Saluran Air, Listrik dan Telepon.

2. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan


a. Batu harus berkualitas yang baik, type basalt, keras, tidak poros, tidak retak-retak
atau cacat yang dapat mengurangi kekuatan struktur.
b. Ukuran terbesar tidak boleh melebihi 30 cm.
c. Kuat pecah (crushing strength) minimum yang diijinkan adalah 50 kg/cm².
d. Batu bulat, licin atau pipih tidak boleh digunakan. Permukaan batu pecah minimal
harus mempunyai sisi pecah dua muka yang kasar.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Apabila lubang galian tergenang air, maka sebelum pekerjaan pasang batu belah
dilaksanakan, air harus dipompa keluar terlebih dahulu dan dasar lubang galian
harus kering.
b. Pekerjaan pasangan batu belah baru boleh dilaksanakan setelah kedalaman dan
lebar galian diperiksa oleh Pengawas dan sesuai ketentuan dalam Gambar
Rencana.
c. Seluruh pekerjaan pasangan pondasi batu belah harus didahului dengan urugan
pasir yang dipadatkan dan pasangan batu kosong dengan ketebalan masing-
masing sesuai dengan Gambar Rencana. Pemasangan batu belah untuk
pasangan pondasi harus berdiri.
d. Jika pasangan batu belah terpaksa dihentikan, maka permukaan penghentian
harus bergerigi agar pada penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh
dan sempurna. Di dalam pasangan batu belah tidak boleh ada rongga-rongga
udara atau celah-celah yang kosong.
e. Penggunaan terlalu banyak adukan untuk menutup rongga atau celah tidak
dibenarkan. Rongga atau celah harus diisi dengan batu yang lebih kecil.
f. Daya dukung minimum (bearing capacity) yang diijinkan dari pasangan batu
belah yang sudah selesai dikerjakan adalah 50 kg/cm².

PT. Alocita Mandiri I - 12


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

PASAL 8
PEKERJAAN PASANGAN BATA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk
pemasangan semua dinding bata dan pasangan lainnya, sesuai dengan Gambar
Rencana dan persyaratan.
b. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lainnya, yaitu pekerjaan
pasangan batu belah, tembokan dan plesteran, pemipaan air dan lain-lain
pekerjaan yang berkaitan erat dengan pekerjaan pasangan bata.

2. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan


a. Batu bata harus massif, mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku satu sama
lain. Bidang-bidang sisinya harus datar dan tidak menunjukan retak-retak.
b. Batu bata / bata merah harus terbuat dari tanah liat kualitas terpilih dan baik
sesuai dengan persyaratan dalam NI 10 – 1964 dan PUBI – 1970 (NI 3).
c. Batu bata harus matang dan rata pembakarannya dan harus hasil pembakaran
oven, sedang untuk satu unit bidang dinding harus dipakai bata dari hasil
pembakaran yang sama dan dengan dimensi yang sama.
d. Batu bata yang di pakai harus utuh menurut standar. Batu bata yang ukurannya
kurang dari standar tidak boleh dipakai, kecuali untuk pembukaan-pembukaan
atau sudut-sudut yang memang diperlukan ukuran kecil.
e. Penggunaan Bata Ringan, dengan persyaratan spesifikasi:
 Berat jenis kering : 520 kg/m3
 Berat jenis normal : 650 kg/m3
 Kekuatan tekan minimum : 4 N/mm2
 Konduktifitas termis : 0.14 W/mK
 Ketahanan terhadap api minimum : 4 jam
Disyaratkan penggunaan bata ringan setara HEBEL ukuran 20 x 60 cm dengan
ketebalan 8-10 cm.
f. Sebelum bahan di datangkan ke lokasi pembangunan, Kontraktor harus
mengajukan sample / contoh yang disyaratkan kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua pekerjaan pasangan bata harus diatur sebelumnya agar hubungan-
hubungan vertikal dan horizontal dapat bertepatan dengan pembukaan dan
dimensi yang dikehendaki dan dipersyaratkan dalam Gambar Rencana.
b. Pasangan dinding bata harus lurus, tegak dan rata dalam lapisan-lapisan sejajar
dan water pas yang teratur rapi, dipasang dalam “running bond”. Tidak satupun
bata yang berukuran kurang dari 10 cm boleh dipakai, kecuali pada pembukaan-
pembukaan atau sudut-sudut yang memang dikehendaki ukuran yang lebih
pendek.

PT. Alocita Mandiri I - 13


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan menggunakan Batu Bata Merah


i. Sebelum dipasang, batu bata harus direndam air hingga jenuh, terutama
pada pengerjaan dimusim kemarau, dengan maksud agar pengeringan
pasangan tidak terlalu cepat sehingga dapat terjalin ikatan yang sempurna
antara bata dengan adukan. Siar-siar harus dikerut dalam 1 cm, sehingga
terdapat alur-alur yang rapi sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
ii. Pada prinsipnya semua dinding bata merupakan dinding ½ bata, kecuali
beberapa pasangan seperti ditunjukan dalam gambar. Dalam satu hari
pengerjaan pasangan dinding tidak boleh melebihi ketinggian 1 meter.
Pekerjaan baru boleh diteruskan setelah pasangan sebelumnya betul-betul
mengeras.
iii. Untuk setiap dinding bata yang luasnya melebihi 12 m² harus diberi rangka
penguat dari beton dengan tulangan praktis dan ditempat dimana angker-
angker kusen berada harus dicor beton 1 pc : 2 ps : 3 kr sebagai ikatan.
iv. Pasangan bata yang menempel pada beton harus diangker pada beton
tersebut, dan dalam proses pengeringannya, pasangan harus selalu di
basahi selama minimal 7 hari.
v. Pasangan dinding bata tidak boleh diterobos, parallel / horizontal, kecuali
pembukaan-pembukaan dan lubang-lubang yang sudah direncanakan dan
disediakan sesuai dengan gambar-gambar untuk keperluan pekerjaan
mekanikal, listrik, pemipaan dan lain-lain.
vi. Semua dinding bata harus difinish dengan plesteran, kecuali disebutkan lain
dalam gambar atau akan dilapis dengan lapisan marmer, cladding
alumunium, keramik, porselin, concrete block dan lain-lain. Dalam hal
dipasang bata klinker, alur-alurnya (naad) harus selebar 0,5 cm dan
dalamnya 0,5 cm. Pasangan harus lurus, teratur dan rapi.
d. Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan menggunakan Bata Ringan
i. Sebelum pemasangan, ukur bidang sloof dan pondasi yang akan dipasang
dinding bata ringan di atasnya. Tarik benang antara sudut-sudut untuk
menentukan posisi dan kerataan dinding, gunakan waterpass untuk
menyamakan ketinggian benang. Bila diperlukan dapat digunakan theodolite.
ii. Bata Ringan harus direndam beberapa saat sebelum dipasang untuk
mencegah pengerasan semen terlalu cepat.
iii. Adukan untuk perekat bata ringan dibuat dari campuran air dengan semen
instan dengan rasio campuran 9,5 – 10,5 liter air untuk 40 kg semen instan.
Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis. Semen instan
setara produk AM, MU atau Lemkra.
iv. Siapkan lapisan dasar dengan adukan semen instan dan ratakan, dengan
ketebalan 10-20 mm pada bagian alas bata ringan dan 3 mm pada tiang
kolom.
v. Pasang bata ringan mulai dari sudut-sudut dinding dan tekan bata ringan
menggunakan palu karet untuk meratakan pemasangan dengan cara
mengetuk-ngetuk bata ringan.
vi. Antar pasangan bata ringan digunakan perekat setebal 10-20 mm.

PT. Alocita Mandiri I - 14


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

vii. Pemasangan menggunakan waterpass untuk memastikan kerapihan dan


kerataan pasangan bata.
viii. Letakkan adukan pada bagian vertikal dan horisontal, tebarkan seluas satu
bata ringan saja dan pastikan seluruh permukaan blok tertutup adukan.
ix. Setelah memasang bata ringan di sudut-sudut dinding, lanjutkan dengan
memasang bata ringan membentuk pasangan sebaris yang mengitari
ruangan,
x. Bersihkan permukaan bata ringan setiap akan memasang lapisan baru.
xi. Lakukan proses pemasangan bata ringan ini sampai ketinggian dinding
sesuai gambar perencanaaan / pelaksanaan.
xii. Pekerjaan plesteran bata ringan dilaksanakan setelah pasangan bata
didiamkan selama minimal 24 jam agar mengering sempurna.
e. Pemasangan rooster harus mendapat arahan dari Pengawas berdasarkan
shopdrawing yang disetujui. Pemasangan rooster menggunakan campuran
adalah dari produk setara AM, MU atau LEMKRA.

PASAL 9
PEKERJAAN BETON

1. Lingkup Pekerjaan
a. Semua pekerjaan beton bertulang struktural yang menurut sifat konstruksinya
merupakan struktur utama, seperti pondasi, pile cap, kolom, balok, sloof,
dinding geser, dan lain-lain.
b. Semua pekerjaan beton tidak bertulang, seperti pengisi lubang, lantai kerja, dan
lain-lain.
c. Semua pekerjaan beton bertulang non struktural atau bukan merupakan
struktur utama.
d. Semua pekerjaan yang harus dilakukan sebelum, selama dan sesudah
pengecoran termasuk pembuatan cetakan, perangkaian penulangan,
pembuatan dan pemasangan specer, pengecoran, pembongkaran cetakan,
pembuatan benda uji serta pengetesan mutu beton, persiapan dan
pemasangan tulang-tulang stek untuk penyambungan.

2. Persyaratan Pekerjaan
a. Kualitas beton yang digunakan adalah f’c = 30 MPa atau K-300 kg/cm2 untuk
balok, pelat sloof dan dinding basement, kualitas beton f’c = 35 MPa atau K-300
kg/mc2 untuk kolom, shear wall dan pile cap, terkecuali ditentukan lain dalam
Gambar Rencana.
b. Campuran beton struktural disyaratkan menggunakan ready mixed (siap
pakai).

PT. Alocita Mandiri I - 15


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas


beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat lain atau
dengan mengadakan trial moxes di laboratorium yang ditunjuk oleh Pengawas.
d. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat benda-benda uji
sesuai peraturan dan syarat teknis.
e. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas hasil uji data kualitas beton
yang dilengkapi dengan evaluasi nilai kuat tekan beton uji kepada Pengawas.
f. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan
laboratorium harus dengan persetujuan Pengawas.
g. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump.
h. Nilai slump dan karakteristik lainnya yang diizinkan berdasarkan jenis
konstruksi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Fc’ Slump w/c Air Semen


Jenis Konstruksi
(Mpa) (mm) maksimum maksimum Minimum
Kolom 30 150±20** 0.4 160kg/m3 400kg/m3
Balok & Pelat Lantai 30 140±20** 0.45 170kg/m3 378kg/m3
Catatan :
* : Fly ash maksimum = 15%
** : Wajib Menggunakan superplasticizer

i. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan


peraturan, persyaratan teknis dan sesuai dengan Gambar Rencana yang
diberikan. Ada atau tidaknya kehadiran Pemberi Tugas atau Konsultan
Perencana yang sejauh mungkin melihat / mengawasi / menegur atau
memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut.
j. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya. Semua pekerjaan
yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang
berlaku. Apabila Pengawas memandang perlu, Kontraktor dapat meminta
nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Pengawas atas beban
Kontraktor.
k. Pedoman pelaksanaan pekerjaan beton, kecuali ditentukan lain dalam
persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
peraturan sebagai berikut:
 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-
2487-2002)
 Spesifikasi Beton Struktural (SNI 03-6880-2002)
 Spesifikasi Beton Siap Pakai (SNI 03-4433-1997)
 Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran
Beton (SNI 03-2460-1991)
 Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton (SNI 03-2495-1991)
 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI 03-6861.1-2002)

PT. Alocita Mandiri I - 16


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos yang Dilas untuk Tulang Beton
(SNI 03-6812-2002)
 Spesifikasi Toleransi untuk Konstruksi dan Bahan Beton (SNI 03-6883-
2002)
 Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton (SNI 03-3976-1995)
 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03-2834-
2000)
 Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton (SNI 03-6816-2002)
 Metoda Pengujian Slump Beton (SNI 03-1972-1990)
 Metoda Pengujian Kuat Tekan Beton (SNI 03-1974-1990)
 Metoda Pengambilan Contoh untuk Campuran Beton Segar (SNI 03-2458-
1991)
 Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan (SNI 03-
4810-1998)
 Metoda Pengujian Mutu Air untuk Digunakan Dalam Beton (SNI 03-6817-
2002)
 Standard Practice For Selecting Proportions For Normal, Heavyweight,
And Mass Concrete (ACI 211.1-98)
 Standard Practice For Portland Cement (ASTM C-150)
 Standard Practice For Blended Hydraulic Cements (ASTM C-595)
 Standard Practice For Concrete Aggregates (ASTM C-33)
 Standard Practice For Deformed and Palin Carbon-Steel Bars For
Concrete Reinforcement (ASTM A 615)
 Standard Practice For Low-Alloy Steel Deformed and Palin Bars For
Concrete Reinforcement (ASTM A 706)
 Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-05).
Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Kontraktor di lokasi proyek.
Peraturan-peraturan lain luar negeri seperti ASTM (American Society for Testing
and Materials), ACI (American Concrete Institute), BS (British Standard), AS
(Australian Standartd) dan lain-lain dapat digunakan sepanjang hal-hal yang diatur
tidak terdapat di dalam peraturan Indonesia dan peraturan-peraturan yang disebut
di atas.

3. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan


a. Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini harus mengutamakan
bahan-bahan produksi dalam negeri yang sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis.
b. Spesifikasi standar yang digunakan adalah standar SII (Standar Industri
Indonesia) seperti NI, PBBI untuk bahan baja, Standar Nasional Indonesia (SNI),
dan standar-standar lainnya yang berlaku di Indonesia. Standar-standar
Internasional seperti ASTM dan JIS dipergunakan hanya jika tidak tercakup
dalam standar Indonesia. Penggunaan standar-standar lain, harus mendapatkan
persetujuan khusus Pengawas Lapangan sebelum digunakan.

PT. Alocita Mandiri I - 17


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Kontraktor harus menyediakan dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan diuji


dan contoh-contoh berbagai macam bahan yang sewaktu-waktu akan diminta /
disyaratkan. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui oleh Pengawas. Contoh-contoh yang telah disetujui
tersebut akan dipakai sebagai standar / pedoman untuk memeriksa / menerima
material yang dikirim oleh Kontraktor kelapangan
d. Semua bahan, barang / benda (seperti: kerikil, split, pasir, baja tulangan beton,
semen portland, admixture, dan lain lain) yang diajukan oleh Kontraktor untuk
digunakan dalam pekerjaan ini harus diperiksa, diuji dan dianalisa setiap waktu,
jika diminta oleh Pengawas. Jika Pengawas menganggap perlu pengujian bahan,
maka Kontraktor atas biayanya sendiri harus dapat memberikan sertifikat tes
pabrik yang mengeluarkan produksi bahan dan barang / barang yang diminta.
e. Hasil pemeriksaan / pengujian tersebut harus dipelihara dengan baik dan di
simpan oleh Kontraktor dan apabila diminta harus ditunjukan kepada Pemberi
Tugas / Pengawas Lapangan setiap saat. Semua biaya untuk peninjauan dan
pengujian menjadi tanggungan Kontraktor. Setiap pengujian bahan atau
pekerjaan yang telah selesai harus dilaksanakan dengan disaksikan Pengawas
dan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan yang diminta.
f. Portland Cement
i. Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I yang memenuhi
standar Semen Portland, SNI 03-2487-2002 Pasal 5.2 sebagai mana
dijelaskan pada uraian Syarat-syarat Umum Teknis Pengguna Bahan-bahan
Bangunan. Disyaratkan setara SEMEN TIGA RODA.
ii. Semen yang digunakan untuk pengecoran beton pondasi dan perbaikan
bekas bobokan pelat harus memenuhi ketentuan dan syarat yang ditentukan
dalam NI-8, SNI, dan SII.
iii. Semen yang digunakan harus disertai tanggal produksi, batas kadaluarsa,
disertai dengan sertifikat pabrik yang menunjukan bahwa semen telah diuji
dan di analisa mengenai komposisi kimianya sesuai dengan persyaratan
yang relevan dengan NI-8.
iv. Setiap semen yang didatangkan harus dalam keadaan zak yang utuh / tidak
pecah, tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak
segera setelah diturunkan.
v. Setiap semen yang didatangkan ke site / lapangan harus belum kadaluarsa
dan belum terjadi penggumpalan / membantu. Tidak ada semen yang dapat
digunakan sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Pengawas. Pengawas
dapat menolak semen yang didatangkan / yang ada, apabila berdasarkan
hasil pengujian yang dilakukan, tidak memenuhi persyaratan, meskipun telah
mendapatkan sertifikat pabrik.
vi. Semen harus dalam keadaan baik (belum mulai mengeras). Jika ada bagian
yang mulai mengeras, bagian tersebut harus masih dapat ditekan hancur
oleh tangan bebas (tanpa alat) dan tidak boleh melebihi 10% berat. Kepada
campuran tersebut kemudian diberi tambahan semen pengganti yang baik

PT. Alocita Mandiri I - 18


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

dalam jumlah yang sama dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta
harus tetap terjamin.
vii. Jika ada bagian yang mulai mengeras dan tidak dapat ditekan hancur oleh
tangan bebas, serta tidak melebihi 5% berat, maka kepada campuran
tersebut diberi tambahan semen pengganti yang baik dalam jumlah yang
sama, dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap
terjamin.
viii. Semen harus disimpan di tempat yang kering, terlindung dari pengaruh
cuaca, kelembaban dan air, berventilasi secukupnya, lantai yang bebas dari
tanah serta dijaga agar semen tidak terkontaminasi. Penyimpanan semen
harus mengikuti ketentuan-ketentuan SNI-03-2487-2002 Pasal 5.7.
ix. Umur semen pada waktu pengiriman di lapangan tidak boleh lebih dari 2 (dua)
bulan dan harus digunakan dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan setelah
tiba di lapangan. Pengiriman semen di lapangan harus dalam kendaraan
tertutup / terlindungi dengan baik terhadap cuaca dan harus disimpan dengan
baik di dalam gudang-gudang yang mempunyai cukup lubang udara
(ventilasi), tahan terhadap cuaca dan air untuk pencegahan kerusakan
karena kelembaban udara. Semen harus dijaga agar tidak terjadi proses
pelembaban pada semen yang sedang dalam pengangkutan.
g. Agregat
i. Agregat yang digunakan dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau
buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat tersebut
harus memenuhi persyaratan ASTM C-33. Agregat kasar harus mempunyai
susunan gradasi yang baik, kekerasan yang memadai dan padat (tidak
keropos/berpori).
ii. Agregat beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan NI. 3 PUBB
1970, SNI 03-2487-2002 Pasal 5.3 dan ASTM C-33, seperti:
 Agregat halus memenuhi persyaratan :
 Modulus kehalusan = 2.3 3.1
 Kotoran organic no. 3
 Kadar lumpur < 5%
 Kekekalan (Na2 SO4)< 12%
 Peresapan (Absorpsi) < 5%
 Tidak bersifat reaktif terhadap alkalin.
 Agregat kasar harus memenuhi persyaratan :
 Kadar lumpur < 1%
 Kandungan butir pipih < 20%
 Abrasi Los Angeles < 40%
 Kekekalan (Na2 SO4) < 12%
 Peresapan (Absorpsi) < 5%
 Tidak bersifat reaktif terhadap alkalin.
 Dimensi maksimum harus memenuhi persyaratan dimensi
berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 3.3.2

PT. Alocita Mandiri I - 19


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

iii. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, tanah lempung dan sebagainya
iv. Sumber pengambilan agregat (quarry) harus mendapatkan persetujuan dari
Pengawas. Kontraktor harus menyediakan sample agregat sebanyak 25 kg
untuk setiap ukuran dari sumber pengambilan agregat yang akan digunakan
untuk disetujui Pengawas. Jika Pengawas memandang perlu untuk
mengadakan pemeriksaan di laboratorium, maka biaya pemeriksaan tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
h. Air
i. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali, zat-zat organik atau anorganik yang larut atau mengambang
ataupun bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan, kekuatan
dan keawetan beton dan atau baja tulang, sesuai dengan Pasal 5.4. SNI 03-
2487-2002.
ii. Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air
yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya Kontraktor.
i. Baja Tulangan Beton
i. Harus bebas dari karat, sisik, oli, gemuk dan kotoran-kotoran lain yang dapat
mengurangi lekatannya pada beton.
ii. Harus memenuhi persyaratan dalam SNI 03-2487-2002 Pasal 5.5 dan Pasal
23.2.5, menggunakan baja tulangan Deform/Ulir, BJTD, mutu fy 420MPa dan
baja Tulangan Polos, BJTP, mutu fy 280Mpa, kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Rencana.
iii. Baja tulangan harus mempunyai tanda SNI, dengan ukuran yang sesuai
dengan yang tertera dalam gambar rencana.
iv. Kontraktor harus memberi copy mill sertifikat dari pabrik mengenai
karakteristik mekanik dan ukuran baja tulangan.
v. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas baja tulangan yang diminta, maka
disamping adanya mill sertifikat dari pabrik, juga harus ada sertifikat dari
laboratorium independen, baik pada saat pemesanan maupun secara
periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan stress strain dan
pelengkung untuk setiap 20 ton baja. Pengetesan dilakukan pada
laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.
vi. Berat minimum baja tulangan per meter panjang harus mengacu pada tabel
berikut :
Diameter Nominal (mm) Berat (kg/m)
8 0.395
10 0.617
13 1.042
16 1.578
19 2.226
22 2.984
25 3.853

PT. Alocita Mandiri I - 20


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

vii. Toleransi baja tulangan


Diameter, ukuran sisi (jarak antara Variasi dalam berat yang Toleransi
dua permukaan yang berlawanan) diperbolehkan diameter
10 mm<diameter<16mm ±5% ±0.4 mm
diameter ≥16mm ±4% ±0.5 mm

j. Admixture
i. Admixture yang dimaksud disini adalah suatu bahan tambahan yang dapat
berupa zat cair, bubuk atau padat yang dapat membuat bahan utama
berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Admixture yang digunakan harus
memenuhi SNI 03-2847-2002 Pasal 5.6.
ii. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat,
tidak diperlukan penggunaan admixture.
iii. Kontraktor wajib mendapatkan persetujuan dari pengawas dan bertanggung
jawab selama proses percampurannya, jika penggunaan admixture masih
dianggap perlu.
iv. Kontraktor harus memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut
dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi,
jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu kepada Pengawas.

4. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


a. Pengiriman dan penyimpanan bahan harus sesuai dengan waktu dan urutan
pelaksanaan.
b. Semen harus didatangkan dalam kondisi baik, disimpan dalam gudang yang
kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang
bebas dari tanah.
c. Semen harus disimpan dengan teratur, rapih dan penggunaannya harus
berdasarkan sistem FIFO (First In First Out), sehingga tidak ada semen yang
terlalu lama penyimpanannya. Jumlah semen yang disimpan harus
diperhitungkan agar cukup banyak untuk menghindari kemacetan pekerjaan yang
diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman
d. Baja tulangan beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya minyak dan lain-lain).
e. Lantai gudang harus terbuat dari kayu dengan tinggi minimum adalah 30 cm di
atas tanah.
f. Agregat-agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut
jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk
menghindari tercampurnya dengan tanah.

PT. Alocita Mandiri I - 21


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pelaksanaan Beton Ready Mix
i. Kecuali disetujui oleh Pengawas, semua pekerjaan beton struktur harus
beton ready-mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui Pengawas,
dengan takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus
memenuhi persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI
Committee 304.
ii. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang
telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-
sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang
diadakan di laboratorium
iii. Pemeriksaan
Disiapkan jalan masuk ke proyek dan ke tempat pengantaran contoh atau
pemeriksaan yang dapat dilalui oleh Pengawas setiap waktu. Denah dan
semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus
diperiksa oleh Pengawas sebelum pengadukan beton.
iv. Persetujuan
Kontraktor tidak dapat memulai pekerjaan beton sampai hasil percobaan,
adukan beton, contoh-contoh benda uji, dan semua penyerahan, disetujui
oleh Pengawas.
v. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain untuk dapat memenuhi kekuatan beton
minimal yang disyaratkan dalam gambar rencana. Sebagai mana telah
dipersyaratkan, adukan harus diperiksa sample nya secara teratur di
laboratorium oleh kedua pihak, kontraktor dan pemasok beton ready-mix.
vi. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak
melampaui 38oC.
vii. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix
harus sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua
atau lebih bahan additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara
terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI
212.IR-63 dilakukan hanya oleh teknisi in-charge dengan persetujuan
Pengawas sebelumnya.
viii. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan
pengukur air yang tepat.
ix. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit
setelah semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
x. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk

PT. Alocita Mandiri I - 22


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

di kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu


1,5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca
panas, batas waktu tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk
Pengawas.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan maksimal 4 jam bila
dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh Pengawas.
xi. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan
slump beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau
keputusan Pengawas dalam menentukan apakah adukan beton tersebut
masih memenuhi kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk
menambah air ke dalam adukan beton dalam kondisi tersebut.
xii. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan
ACI 309R-87 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete).
Sedapat mungkin penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator
(engine/electric).
b. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton non struktural yang dipersyaratkan kekuatan
betonnya, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton, kontraktor
harus menyerahkan Job Mix Formula (Mix design) dari sebagian jumlah bahan
untuk beton yang sudah memenuhi persyaratan dengan pelaksanaannya
mengikuti SNI 03-2847-2002 Pasal 7. Kontraktor dapat pula menyerahkan Mix
Design dari laboratorium pengujian beton yang terakreditasi secara resmi
(Litbang Pengujian beton) dan harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas
dan Direksi.
c. Semua pekerjaan beton bertulang yang berhubungan dengan tanah harus
mempunyai lantai kerja beton tumbuk (campuran 1:3:5) dengan ketebalan
minimum 5 (lima) cm. Lantai kerja ini harus kering dan bersih dari segala kotoran
sebelum pengecoran beton bertulang dilaksanakan.
d. Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi,
tetapi agregat halus hendaknya dalam jumlah sesedikit mungkin yang apabila
dikombinasikan dengan semen akan menghasilkan adukan yang akan mengisi
rongga-rongga antara agregat-agregat yang berbutir kasar tersebut dan cukup
tersisa untuk membentuk permukaan / finishing yang halus.
e. Untuk mencapai kekuatan beton yang optimum dan awet, maka jumlah air yang
dipakai dalam campuran hendaknya sesedikit mungkin, tetapi campuran masih
cukup mudah dikerjakan dan mempunyai konsistensi yang memadai, sesuai
dengan keperluannya.
f. Pelaksanaan Pekerjaan dan Pemasangan Baja Tulangan Pada Beton
i. Sebelum baja tulangan dipasang, Kontraktor harus menunjukan hasil-hasil
pengujian yang memperlihatkan mutu baja tulangan tersebut sesuai dengan
Gambar Rencana kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu.

PT. Alocita Mandiri I - 23


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

ii. Kontraktor harus bertnggung jawab dan menjamin bahwa baja tulangan yang
dipasang adalah sesuai dengan yang tertera pada Gambar rencana.
iii. Semua baja tulangan yang didesain sebagai tulangan praktis dan tidak
termasuk pada Gambar Rencana, tetapi diperlukan / dibutuhkan untuk
melengkapi pekerjaan ini, harus tetap diadakan pelaksanaanya.
iv. Pemasangan dan pengikatan baja tulangan yang tertanam di dalam beton
harus dilakukan sebelum pengecoran berlangsung. Baja tulangan harus
ditempatkan pada posisinya seakurat mungkin sesuai dengan Gambar
Rencana dan diikat kuat agar tidak bergeser saat pengecoran.
v. Kontraktor harus membuat detail shop drawing dengan skala, untuk disetujui
oleh Pengawas dalam pelaksanaanya.
vi. Semua baja tulangan pada pekerjaan ini permukaannya harus bersih dari
larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat menyebabkan reduksi
lekatan antara baja tulangan dan beton.
vii. Apabila baja tulangan harus dibengkokkan sesuai Gambar Rencana, maka
pembengkokan harus dilakukan saat dingin, dengan alat bantu pin
berdiameter tertentu seperti yang tertera pada tabel berikut :

Diameter Nominal Baja Tulangan (d) Diameter pin


10 mm sampai 20 mm 6d
25 mm sampai 28 mm 8d

viii. Semua baja tulangan harus dipasang sesuai dengan panjang maksimumnya.
Tidak diperbolehkan adanya sambungan splice pada baja tulangan, kecuali
tertera pada Gambar Rencana atau disetujui oleh Pengawas.
ix. Jarak antara dua buah sambungan splice harus dibuat sejauh mungkin,
dengan jarak minimum sejauh 40 kali diameter baja tulangan yang
disambungkan.
x. Panjang penyaluran baja tulangan pada sambungan splice, kecuali tertera
pada Gambar Rencana, harus dipasang sepasang minimum seperti tertera
pada standar drawing.
xi. Dalam hal di mana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan dari
penulangan yang ada, maka Kontraktor dapat menambah ekstra baja
tulangan dengan tidak mengurangi penulangan yang tertera dalam Gambar
Rencana. Secepatnya hal ini diberitahukan kepada perencana konstruksi
untuk sekedar informasi.
xii. Jika hal tersebut (point xi) akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah
ada persetujuan Direksi dan Konsultan Perencana.
xiii. Jika diusulkan perubahan dari jalannya penulangan maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Konsultan
Perencana. Mengajukan usul dalam rangka tersebut di atas adalah
merupakan keharusan dari Kontraktor.

PT. Alocita Mandiri I - 24


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

xiv. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter baja tulangan yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Gambar rencana, maka dapat
dilakukan penggantian diameter baja tulangan dengan diameter yang
terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan dari direksi dan Konsultan Perencana.
 Jumlah luas penampang baja tulangan persatuan panjang penampang
beton tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.
 Penggantian tersebut tidak boleh menyebabkan keruwetan penulangan
di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pengecoran atau penggetaran beton.
g. Pelaksanaan Pemasangan Acuan / Cetakan
i. Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan (cetakan) dan
perancah kepada Pengawas untuk memperoleh persetujuannya.
Pelaksanaan pembuatan bangunan acuan dan perancah tidak
diperkenankan sebelum gambar bangunan pembentuk disetujui Pengawas.
Konstruksi cetakan harus mengacu pada SNI 03-2847-2002 Pasal 8.
ii. Acuan adalah konstruksi cetakan yang dilapisi Tegofilm dan hanya boleh
dipakai maksimum dua kali, yang digunakan untuk membentuk beton muda
yaitu sebelum beton mencapai kekuatan yang disyaratkan dan sebelum
mendapat bentuknya yang permanen, agar apabila telah mengeras struktur
beton mencapai dimensi dan kedudukan seperti yang tercantum pada
gambar rencana. Sedangkan perancah adalah konstruksi yang mendukung
acuan dan beton muda yang digunakan sampai beton mencapai kekuatan
yang disyaratkan. Segala biaya yang diperlukan sehubungan dengan
perencanaan bangunan dan acuan perancah dan pelaksanaannya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
iii. Konstruksi acuan harus cukup kuat untuk menahan beban mati dan beban
hidup yang bekerja, tekanan beton segar dan getaran-getaran tanpa
mengalami distorsi. Perancah harus direncanakan dan dibuat dari material
padat seperti kayu terentang, baja atau beton cetak yang bermutu baik dan
tidak mudah lapuk yang ditopang dan diberi pengaku dan ikatannya
secukupnya agar posisi dan bentuknya tidak mengalami perubahan baik
sebelum maupun setelah pengecoran. Spesifikasi kayu acuan harus sesuai
dengan SNI yang berlaku. Pemakaian bahan bambu tidak diperbolehkan.
Perancah harus dibuat di atas pondasi yang kuat dan kokoh sehingga
terhindar dari bahaya penggerusan dan penurunan.
iv. Cetakan dari multiplex 12 mm harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak
bergetar, bocor, harus kokoh, sehingga kedudukan dan bentuknya tetap,
tidak bergetar maupun bergeser pada waktu beton dicor dan setelah selesai
pengecoran, cetakan tetap mudah dibongkar. Sebelum pengecoran
dilaksanakan, semua cetakan beton harus bersih dari segala material yang
bisa mengurangi mutu dan kekuatan beton. Cetakan yang sudah pernah
dipakai harus dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu. Sebelum dicor harus

PT. Alocita Mandiri I - 25


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

dilapisi dengan “Form Oil”. Pekerjaan ini harus dilaksanakan setiap kali
sebelum pengecoran dilakukan.
v. Semua sambungan pada acuan harus rapat untuk mencegah kebocoran
adukan dan terbentuknya bekas sambungan dan sarang-sarang agregat
pada permukaan beton.
vi. Pekerjaan pengecoran tidak dapat dimulai sebelum rencana tahap-tahap,
cara-cara dan persiapan pengecoran mendapat persetujuan dari Pengawas.
h. Pelaksanaan Pengecoran Beton
i. Perbandingan adukan harus sesuai dengan mix design dan persyaratan yang
diminta. Angka perbandingan adukan tersebut harus menyatakan takaran
dalam satuan isi yang dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa digetarkan.
Alat penakaran harus dibuat dengan baik, kuat dan harus mendapatkan
persetujuan Pengawas terlebih dahulu.
ii. Pengaduk bahan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk, sekurang-
kurangnya selama 1,5 menit setelah semua bahan beton sesuai persyaratan
mulai diaduk.
iii. Adukan beton tersebut harus sudah terpakai dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik,
jangka waktu tersebut bisa diperpanjang satu jam. Adukan beton tersebut
harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan secara kontinyu sampai
mencapai syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui Pengawas.
iv. Agar di dalam beton tidak terjadi rongga kosong / udara masuk, maka selama
pengecoran harus digunakan concrete vibrator.
v. Harus dihindari terjadinya perubahan letak tulangan dan pemisahan material
(segregation) pada saat pengecoran.
vi. Alat-alat penuangan seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu
bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton
tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,00 meter.
vii. Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa hingga
menghasilkan bentuk permukaan, ketinggian yang dibutuhkan sesuai dengan
Gambar Rencana.
viii. Pengecoran yang Terhenti.
Apabila pengecoran beton terpaksa berhenti pada daerah yang tidak
direncanakan sebagai tempat pemberhentian pengecoran, misalkan
terjadinya kerusakan pada peralatan pengecoran, maka pengecoran
selanjutnya hanya dapat dilakukan dengan memperhatikan persyaratan
sebagai berikut :
 Pengecoran selanjutnya dapat langsung dilaksanakan jika tidak melebihi
2 jam dari saat penghentian pengecoran.
 Apabila pengecoran selanjutnya ternyata dilaksanakan pada waktu
melebihi 2 jam dari saat penghentian pengecoran, maka daerah
pengecoran yang terhenti tersebut, harus diperlakukan sebagai siar
pelaksanaan. Permukaan beton pada daerah pengecoran yang terhenti
harus dibobok minimal 5 cm sehingga membentuk bidang yang kasar

PT. Alocita Mandiri I - 26


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

(dengan amplitude kekasaran permukaan minimal 6 mm). Permukaan


beton tersebut kemudian diberi bahan bonding agent yang dapat
menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan beton baru.

i. Pelaksanaan Pemadatan Beton


i. Selama dan sesudah pengecoran, adukan beton harus dipadatkan dengan
Concrete vibrator . Kontraktor harus menyediakan peralatan yang cukup
untuk mengangkut dan menuangkan beton dengan konsisten yang cukup
sehingga dapat diperoleh beton padat tanpa perlu menggetarkan /
memadatkan secara berlebihan.
ii. Concrete vibrator harus ditanam tegak lurus, tidak boleh lebih dari 30 detik
setiap penanaman untuk tebal lapisan 8 cm dan tidak boleh terkena langsung
pada baja tulangan ataupun pada cetakan.
iii. Ketelitian dalam proses pemadatan harus benar-benar diperhatikan agar
tidak terjadi rongga-rongga dan pengantongan udara pada beton yang
sedang dipadatkan dan tidak terjadi perubahan posisi tulangan baja selama
pemadatan.
iv. Pemadatan / penggetaran dilakukan dalam waktu tidak terlalu lama,
sehingga tidak terjadi pemisahan bahan (segregation) beton. Pelaksanaan
pemadatan / penggetaran ini harus dilaksanakan oleh pekerja-pekerja yang
telah berpengalaman dan dilaksanakan sesuai dengan pengarahan dan
petunjuk Pemberi Tugas.
v. Pemadatan dilakukan dengan internal vibrator yang harus dapat memberikan
6000 getaran / menit bila dimasukan ke dalam adukan beton dengan slimp 6
cm dan akan memberikan daerah yang kelihatan bergetar dalam radius tidak
kurang dari 46 cm. Alat penggetaran harus dimasukan searah dengan as
memanjangnya. Tidak diperkenankan untuk menggetarkan beton yang telah
mengalami “initial set” dan jangan sampai alat penggetar menumpu pada
tulangan baja. Tidak diperkenankan pula melakukan penggetaran untuk
maksud mengalirkan adukan beton.
j. Pelaksanaan Penyelesaian Permukaan Beton
Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus, tidak tampak
bagian melendut atau bagian-bagian yang membekas pada permukaannya.
Ujung-ujung atau sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
k. Pengendalian Mutu.
Pengawas berhak menolak dan memerintahkan pembongkaran hasil pekerjaan
beton jika pekerjaan beton tersebut menunjukan hasil-hasil sebagai berikut :
 Porous, segregasi atau berlubang-lubang.
 Siar pelaksanaan dibuat pada lokasi maupun cara-cara yang tidak sesuai
dengan rencana.
 Letak/posisi tulangan baja bergeser (tidak sesuai dengan rencana) selama
dan setelah pengecoran.

PT. Alocita Mandiri I - 27


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Penyimpangan-penyimpangan hasil pelaksanaan sudah diluar batas


toleransi yang dapat diberikan sesuai dengan spesifikasi teknis ini.
 Permukaan finishing tidak dapat memenuhi persyaratan.
 Hasil pemeriksaan mutu beton maupun tindakan penanggulangannya tidak
dapat memenuhi persyaratan pada Pasal 7 SNI 03-2487-2002.

l. Pengujian dan Mutu Beton


i. Selama pelaksanaan pekerjaan beton, Kontraktor wajib membuat benda uji
berupa kubus atau silinder uji sesuai dengan peraturan dan syarat teknis.
ii. Setiap pengerjaan 5 m3 beton dibuat benda uji minimum 1 (satu) buah setiap
harinya (SNI 03-2847-2002 Pasal 7.6.2). Benda uji harus diberi tanggal dan
nomor urut yang menerus. Pengambilan benda uji dilakukan atas persetujuan
Pengawas.
iii. Benda Uji tersebut dirawat dengan direndam dalam air hingga saatnya diuji
tekan (SNI 03-4810-1998).
iv. Untuk pengendalian mutu beton, benda uji dibuat pula untuk pengujian kuat
tekan beton pada umur beton 3, 7, 14, dan/atau 21 hari dengan ketentuan
bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari nilai yang tercantum pada tabel di
bawah ini.
Umur Beton (hari)
3 7 14 21
Rasio Kuat Tekan terhadap
Kuat Tekan Umur 28 hari 0.45 0.65 0.88 0.95

iv.Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan
yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-
cara seperti yang ditetapkan dalam pasal 7.6.5. SNI 03-2847-2002 mengenai
penyelidikan hasil uji dengan kekuatan rendah
v. Persiapan, cara-cara pembuatan, penyimpanan dan pemeriksaan mutu hasil
pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan pada
Pasal 7 SNI 03-2487-2002.
vi. Pekerjaan beton dapat diterima setelah syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan dalam spesifikasi teknik dan Gambar Rencana telah dipenuhi
seluruhnya dan umur beton telah mencapai 28 hari. Kriteria penerimaan hasil
pekerjaan beton ditentukan berdasarkan Pasal 7.6.3.3. SNI 03-2487-2002.
vii. Penyimpangan hasil pelaksanaan terhadap spesifikasi teknis, Gambar
Rencana atau petunjuk Pengawas dapat menyebabkan hasil pekerjaan
tersebut dibongkar dan diperbaharui kembali sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan-ketentuan dalam persyaratan dalam dokumen kontrak.
m. Pelaksanaan Perawatan dan Perlindungan Beton
i. Beton harus dilindungi dari panas yang berlebihan atau pengeringan yang
terlalu dini akibat penguapan air yang berlebihan. Untuk daerah yang
berangin kencang, harus dibuat pelindung angin sesuai dengan pengarahan

PT. Alocita Mandiri I - 28


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

dari Pengawas, sehingga kehilangan kadar air dalam beton selama masa
perawatan seminimal mungkin.
ii. Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan, panas
matahari serta kerusakan-kerusakan lain yang disebabkan gaya-gaya
sentuhan sampai beton mencapai kekerasan dan kekuatan sebagaimana
disyaratkan.
iii. Permukaan beton harus dilindungi terus menerus setelah pengecoran,
dengan cara menutupnya dengan karung-karung basah, pasir basah atau
digenangi dengan air selama kurang lebih 7 hari setelah pengecoran.
iv. Cara lain untuk melindungi dan merawat beton harus mendapat persetujuan
Pengawas dan sesuai dengan Pasal 7 SNI 03-2487-2002.
n. Pelaksanaan Perbaikan Permukaan Beton
i. Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran
adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh
dilakukan setelah mendapat persetujuan Pengawas. Apabila telah disetujui
Pengawas, maka diperbaiki dengan bahan semen mortar khusus atas beban
biaya Kontraktor.
ii. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan tidak diterima oleh Pengawas, maka harus
dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
Kontraktor.
iii. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah / retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan yang lain
yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan / diinginkan.
o. Pelaksanaan Pembersihan
Puing-puing dan atau sampah harus segera dibersihkan, dan dilakukan secara
baik dan teratur agar tidak sampai tertimbun/menumpuk di lokasi proyek.
p. Toleransi Ukuran.
Toleransi penyimpangan pada hasil akhir pekerjaan beton tidak boleh lebih dari
ketentuan di bawah ini:
 Lot dan Kedataran Permukaan Kolom, Dinding, Sudut Kolom, Pertemuan
Bidang dan Eksentritas :
- Setiap 3 meter panjang 6 mm
- Pada keseluruhan bagian 15 mm
 Pada Dimensi Kolom, Balok, Dinding dan Plat Beton
- Minus 6 mm
- Plus 15 mm
 Pada Pondasi Footing
- Minus 15 mm
- Plus 50 mm
q. Pelaksanaan Pekerjaan Pengupasan dan Pembongkaran Beton.
Beton-beton yang rusak harus dikupas (chipping) sampai dengan batas beton
yang baik. Permukaan beton yang telah dikupas sesuai dengan persyaratan

PT. Alocita Mandiri I - 29


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

harus bersih dari debu, pasir, kotoran dan material luar yang mempengaruhi
mutu beton terpasang. Pembersihan dilakukan dengan Water Jet yang
berkekuatan 200 Bar.

PASAL 10
PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk pekerjaan adukan
dan plesteran sesuai dengan Gambar Rencana
b. Mengadakan koordinasi dengan disiplin pekerjaan lain yang ada hubungannya
dengan pekerjaan adukan dan plesteran yaitu, seperti :
 Pekerjaan batu belah, batu bata, pekerjaan ubin dan pelapis dinding.
 Pekerjaan beton, pemipaan listrik, plumbing dan lain-lain.

2. Persyaratan Pekerjaan
Proporsi adukan, plesteran harus mengikuti NI 2-1970, NI 8-1964 atau dengan
proposi campuran seperti tersebut di bawah ini:
PERBANDINGAN PENGGUNAAN
1. Untuk pemasangan batu belah, dinding batu bata, batako dan
pasangan lain yang kedap air.
1 PC : 2 PS 2. Untuk plesteran pekerjaan tersebut pada No. 1 dan plesteran
beton yang kedap air.
3. Untuk pekerjaan pasangan ubin plint dan bata expose
1 PC : 3 PS 1. Untuk plesteran beton bertulang yang tidak kedap air.
2. Untuk rolaagh pasangan batu bata dan bata expose.
1. Untuk pasangan pondasi batu gunung / belah.
1 PC : 4 PS 2. Untuk adukan ubin dibawah lantai.
3. Untuk plesteran linggir
4. Untuk pasangan ubin yang menempel pada pasangan beton.
1. Untuk pasangan batu bata yang tidak kedap air.
1 PC : 5 PS 2. Untuk semua plesteran dinding batu bata tidak kedap air, baik
bagian dalam maupun luar.

3. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan


Seluruh penggunaan bahan, peralatan, alat bantu, dan lainnya pada pekerjaan
Adukan dan Plesteran harus memenuhi seluruh persyaratan, jenis, dan mutu bahan
Pekerjaan Beton sebagaimana tercantum pada Pasal Pekerjaan Beton Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat ini.

PT. Alocita Mandiri I - 30


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan adukan dan plesteran ini harus dilaksanakan dengan penuh keahlian
dan ketelitian.
b. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat /
mesin pengaduk sehingga campuran benar-benar rata, baru kemudian dicampur
dengan air hingga merata dalam warna dan konsisten. Adukan yang telah mulai
mengeras harus dibuang. Melunakkan adukan yang telah mengeras tidak
diperbolehkan.
c. Sebelum pasangan plesteran dimulai, semua bidang dinding yang akan diplester,
harus dibersihkan dan disiram air terlebih dahulu. Siar-siarnya harus dikeruk
sedalam 1 cm. Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, berombak atau retak-
retak harus diulangi dan diperbaiki. Untuk kemudahan pekerjaan plesteran dapat
dibuat alur-alur duga / kepala plesteran atau kelabang terlebih dahulu, dengan
ketebalan yang sama dengan tebal plesteran yang direncanakan.
d. Plesteran yang baru selesai tidak boleh langsung difinishing, dan selama proses
pengeringan, plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak-retak rambut
akibat pengeringan yang terlalu cepat, selama 7 hari terus menerus.
e. Bidang-bidang beton yang tampak dan akan diplester, harus dipahat kasar
terlebih dahulu, kemudian disiram / dibasahi air semen agar plesteran dapat
melekat dengan baik.
f. Plesteran untuk bidang / dinding yang akan dicat dengan cat tembok acrylic
emulsion atau dilabur dengan bahan lain sebelumnya harus diratakan dengan
acian dan digosok hingga halus dengan ampelas bekas atau kertas pembungkus
zak semen.
g. Tebal plesteran bila ditunjukan lain dalam persyaratan dan gambar, adalah:
 Untuk dinding bata, tebal minimal 15 mm.
 Untuk bidang konstruksi beton, tebal minimum 5 mm.
 Untuk semua sponning proporsi campuran harus 1 pc : 4 ps
 Sponning harus benar-benar rata, siku dan tajam pada sudut-sudutnya.

PASAL 11
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk pekerjaan pelapis
lantai dan dinding sesuai dengan Gambar Rencana.
b. Pelaksanaan pekerjaan pelapis lantai dan dinding meliputi:
i. Pekerjaan penutup lantai
ii. Pekerjaan penutup dinding, baik untuk kamar mandi, toilet atau ditentukan
pada Gambar Rencana.
iii. Pekerjaan urugan pasir di bawah pasangan lantai.

PT. Alocita Mandiri I - 31


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

2. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan


a. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan minimal 3 (tiga) set yang berbeda
produk, tipe dan warna kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Selanjutnya contoh bahan yang disetujui tersebut dipakai sebagai standar dalam
memeriksa / menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
b. Pada saat pemasangan, bahan / tile / marmer / granit alam harus dalam keadaan
baik, tidak cacat, retak atau ternoda dan warna, tipe, produk harus sesuai dengan
yang telah disetujui.
c. Bahan / tile / marmer / granit alam yang digunakan, ukuran diagonalnya harus
benar-benar sama, masing-masing tepinya harus benar-benar menyiku dan tidak
ada cacat.
d. Bahan marmer harus bebas dari segala cacat dan berstruktur padat, halus pada
setiap permukaan yang exposed
e. Kontraktor wajib menyerahkan / menyediakan cadangan bahan sebanyak 1%
dari keseluruhan bahan yang terpasang.
f. Bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan PUBI pasal 26 dan SII 0015-
76
g. Spesifikasi bahan yang digunakan adalah sebagai berikut (sesuaikan dengan
gambar rencana):
i. Ubin Keramik (Ceramic Tile)
 Jenis : Ubin Keramik (Ceramic Tile) – Unhomogeneus.
 Permukaan : Anti Slip / Unglazed untuk lantai daerah basah
 Kualitas : Kelas I – Heavy Duty – Single Firing
 Di syaratkan setara ROMAN atau IKAD.
ii. Bahan pengisi siar dan nat setara Sika Tile Grout.
iii. Bahan perekat setara Sika Tilefix 250 Extra.
iv. Portland Cement, pasir dan air harus memenuhi persyaratan sebagaimana
tercantum pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini.

3. Pelaksanaan Pekerjaan Pelapis Lantai


a. Sebelum pemasangan, tile harus di rendam sampai jenuh air, kemudian ditiriskan
berjajar sampai kering.
b. Seluruh rongga pada bagian belakang tile / marmer / granit alam harus terisi
dengan adukan.
c. Agar adukan pengisi siar tidak menempel pada permukaan tile / marmer / granit
alam, maka sebelum pekerjaan siar dilaksanakan, seluruh permukaan atas
bahan harus diolesi minyak kacang.
d. Pola pemasangan tile harus sesuai dengan Gambar Rencana atau shop drawing
yang disetujui.
e. Sebelum dilakukan pemasangan, unit-unit dari marmer / granit alam harus
dibeberkan terlebih dahulu supaya marmer / granit alam dapat disusun
sedemikian rupa sehingga pola dan warna teratur / serasi.
f. Bila perlu pemotongan tile, maka harus dipergunakan alat pemotong khusus
sesuai dengan petunjuk pabrik. Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak

PT. Alocita Mandiri I - 32


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

bergerigi), bagian sisi yang terpotong harus dihaluskan dengan ampelas,


sehingga membentuk pinggiran yang serupa dengan tepi ubin sebelum dipotong.
Pemotongan marmer dan granit alam harus menggunakan alat potong khusus
(mesin pemotong elektrik).
g. Pemasangan tile / marmer / granit alam harus benar-benar rata. Permukaannya
harus benar-benar tepat pada peil finish atau ketebalan finish (untuk daerah
basah, dilaksanakan dengan kemiringan ke arah lubang pembuangan air seperti
disyaratkan pada Gambar Rencana). Tidak ada toleransi sekungan pada lantai
ruangan yang terpasang ubin.
h. Garis-garis siar yang terbentuk di antara tile / marmer / granit alam yang
terpasang, harus benar-benar lurus. Lebar siar harus sama yaitu maksimal 3 mm
dengan kedalaman 2 mm. Persyaratan pelaksanaan adukan pengisi siar ini harus
sesuai dengan spesifikasi pabrik, agar didapatkan hasil yang baik. Sebelum dan
sesudah pelaksanaan adukan pengisi siar, siar harus bersih dari debu dan
kotoran lainnya. Pembersihan segera sebelum adukan pengisi siar menjadi keras
/ kering menggunakan lap basah, dan kemudian dilindungi dari kemungkinan
cacat akibat pekerjaan lain.
i. Selama 3 x 24 jam setelah pelaksanaan adukan pengisi siar selesai, lantai tile /
marmer / granit alam harus dihindarkan dari injakan dan pemberi beban.
j. Finshing lantai granit alam adalah dipolish.
k. Bila terjadi kerusakan, cacat atau hasil pekerjaannya tidak sempurna, Kontraktor
diwajibkan untuk memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan
sampai mencapai hasil terbaik. Hal ini merupakan tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya, dan tidak merupakan klaim pekerjaan tambahan.
l. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa-pipa sparing atau pekerjaan lain
yang tertutup pekerjaan ini, harus sudah terpasang pada tempatnya dengan
sempurna. Untuk itu diwajibkan berkoordinasi dengan pekerjaan mekanikal dan
elektrikal di bawah pengarahan Pengawas.
m.Khusus pelaksanaan untuk lantai dasar, berlaku persyaratan sebagai berikut :
i. Tanah urug sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang disyaratkan dan
rata waterpas.
ii. Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan
tidak berongga serta rata waterpass. Ketebalan lapisan pasir padat ini adalah
10 cm.
iii. Selanjutnya dilaksanakan pekerjaan beton tumbuk 1 pc : 3 ps : 5 kr, tebal
8 cm, dengan tulangan wire mesh M 6.
iv. Adukan pemasangan ubin untuk daerah kering adalah 1 pc : 5 ps. Untuk
daerah basah / toilet adalah 1 pc : 3 ps.
n. Pelaksanaan untuk lantai atas, di atas plat lantai beton langsung dihamparkan
lapisan pasir padat tidak berongga setebal 3 cm atau sesuai Gambar Rencana.
o. Pembersihan permukaan tile / marmer / granit alam tidak diperkenakan
menggunakan cairan asam atau HCL.
p. Apabila menggunakan mortal (perekat instan) di syaratkan untuk lantai
menggunakan setara SIKA TILEFIX 110 FLOOR

PT. Alocita Mandiri I - 33


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

4. Pelaksanaan Pekerjaan Pelapis Dinding


a. Sebelum pemasangan, tile harus di rendam sampai jenuh air, kemudian ditiriskan
berjajar sampai kering.
b. Alas dari dinding merupakan dinding pasangan bata atau dinding beton yang
telah diplester kasar (tanpa aci) dengan permukaan rata dan tegak.
c. Pelaksanaan untuk Dinding dan Bidang Vertikal Lainnya, berlaku persyaratan
sebagai berikut :
 Campuran adukan adalah 1 pc : 3 ps.
 Sebelum pemasangan tile / marmer / granit alam, permukaan dinding,
khususnya permukaan dinding beton, harus dikasarkan terlebih dahulu.
 Sesudah tile / marmer / granit alam terpasang, siar harus diisi penuh dengan
adukan pengisi siar (grouting).
d. Bila perlu pemotongan tile, maka harus dipergunakan alat pemotong khusus
sesuai dengan petunjuk pabrik. Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak
bergerigi), bagian sisi yang terpotong harus dihaluskan dengan ampelas,
sehingga membentuk pinggiran yang serupa dengan tepi tile sebelum dipotong.
Pemotongan marmer dan granit alam harus menggunakan alat potong khusus
(mesin pemotong elektrik).
e. Sebelum dilakukan pemasangan sebagai finishing dinding, unit-unit dari marmer /
granit alam harus dibeberkan terlebih dahulu supaya marmer / granit alam dapat
disusun sedemikian rupa sehingga pola dan warna teratur / serasi.
f. Pada setiap lembar marmer / granit alam dipasang angkur sebagai pengait dari
bahan kuningan dengan diameter minimal 10 mm, hasil pemasangan angkur
harus kuat dan kokoh / tidak goyang.
g. Untuk exterior, bagian belakang lembaran marmer / granit alam diberi lapisan
waterproofing liquid yang mengandung epoxy (Ekapox). Sebelum Ekapox
dikuaskan, permukaan samping dan belakang dari marmer / granit alam
dibersihkan dari debu / kotoran dan dalam keadaan kering. Ekapox ini dapat
diencerkan dengan Xylene atau Thinner mutu baik sebanyak 10%. Campuran ini
akan mengeras dalam 1 jam (jangan dijemur sinar matahari langsung). Jika
bagian muka marmer / granit alam terkena Ekapox, maka pada waktu masih
basah langsung dibersihkan dengan lap yang dibasahi Xylene atau Thinner.
Ekapox dikuaskan dengan pemakaian setebal 400 micron.
h. Setelah marmer / granit alam terpasang, jarak antara masing-masing unitnya
harus sama lebar dan membetuk garis-garis yang lurus dan sejajar, pada
perpotongan siar-siarnya harus saling berbentuk sudut siku sesamanya. Bidang
permukaan dinding harus rata / waterpass, tidak ada permukaan yang cembung
atau cekung, dan semua unit-unitnya terpasang dengan adukan yang padat
tanpa rongga, sisi-sisinya utuh tanpa cacat (tanpa retak dan gompal pada sisi /
pinggirnya).
i. Sudut atau garis pertemuan dengan material lain harus diperhatikan sesuai detail
gambar.

PT. Alocita Mandiri I - 34


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

j. Siar-siar marmer / granit alam harus diisi dengan bahan khusus. Pengisian siar-
siar dilakukan setelah pasangan dinding marmer / granit alam telah cukup kuat,
minimum 10 (sepuluh) hari setelah selesai pemasangan.
k. Sesudah pemasangan selesai, permukaan marmer / granit alam harus
dibersihkan dan dipolish dengan mesin wool. Pinggulan marmer / granit alam bila
dipergunakan harus dipolish kembali sampai licin dan mengkilap.
l. Dinding marmer / granit alam yang telah terpasang harus dihindari dari sentuhan
/ beban selama 3 X 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari
pekerjaan lain.
q. Apabila menggunakan mortal (perekat instan) di syaratkan untuk dinding dan
bidang vertikal lainnya menggunakan setara SIKA TILEFIX 250 EXTRA.
m.Finshing dinding / kolom granit alam adalah dipolish
n. Bila terjadi kerusakan, cacat atau hasil pekerjaannya tidak sempurna,
Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan sampai mencapai hasil terbaik. Hal ini merupakan tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya, dan tidak merupakan klaim pekerjaan tambahan.

PASAL 12
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, DAN PARTISI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi penyediaan dan pemasangan, pengerjaan, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan bahan-bahan sehubungan dengan penyelesaiaan pekerjaan pintu,
jendela, sesuai persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
b. Mengadakan koordinasi dan hubungan kerja dengan pekerjaan lain, seperti
pekerjaan kayu, logam, alumunium, hardware, pengecatan dan pekerjaan lainnya
yang masih berkaitan dengan pekerjaan pintu, jendela dan partisi.

2. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan


a. Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan contoh material /
bahan secara lengkap, warna, dan tipe dari beberapa macam produk kepada
Pengawas untuk disetujui dalam pelaksanaan.
b. Bahan alumunium, dari bahan alumunium framing system dari produk dalam
negeri setara YKK ALUMICO INDONESIA, ALEXINDO atau INDEX.
c. Pada rumah genset, daun pintu menggunakan plat baja finishing cat duco,
rangka kusen pintu menggunakan baja Canal C 5 x 10, beserta engsel dan
handrail besi
d. Dimensi lebar profil alumunium adalah 4” atau sesuai gambar.
e. Ketebalan profil alumunium minimal 1,8 mm, dengan finishing Powder Coating
tebal minimal 1,2 mm
f. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2mm
g. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai test, minimum
100kg/m2.

PT. Alocita Mandiri I - 35


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

h. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15m3/hari.


i. Persyaratan kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukan dalam
detail Gambar Rencana termasuk bentuk dan ukurannya.
j. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk, toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang disyaratkan.
k. Untuk keseragaman warna, disyaratkan sebelum proses fabrikasi dan saat
fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin, sehingga dalam
setiap unit pekerjaan didapatkan warna yang seragam.
l. Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh pabrik, pemasangan disyaratkan hanya 1 (satu)
sambungan serta harus kedap air dan bersifat structural seal.
m.Acsesoris
Sekrup dari stailess steel galvanized dengan kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus
ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium
terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan yang tidak kurang dari 13
mikron sehingga dapat bergeser. Tidak boleh ada sekrup yang dapat dilepas dari
luar. Untuk itu harus digunakan rivets atau las.
n. Bahan finising
Treatment untuk permukaan kusen pintu dan jendela yang bersentuhan dengan
bahan alkali seperti beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finishing dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan
insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulating lainnya.
o. Bahan-bahan untuk partisi disyaratkan:
 Penutup Partisi : Setara Kalsi Board – Kalsi Part 8 – R4 dan GRC (Glass
Fibre Reinforced) setara GRC PRIMA atau WIDJOJO tebal 12 mm.
 Penutup Partisi Audience : Multiplek 9 mm finishing Bestwood 3 mm.
 Rangka partisi menggunakan metal furing system setara BORAL atau BRS
p. Untuk pekerjaan partisi movabel, disyaratkan menggunakan Movabel Sound
Reducing Partition – Type KP 325 – Center Stasking – cobum 1 Runner, lengkap
hardware & assesorist, setara produk KENARI DJAJA PARTISI

3. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan, serta semua ukuran-ukuran yang kritis di lapangan (ukuran dan
peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil
alumunium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain). Perbedaan-
perbedaan dalam hal-hal yang tidak memuaskan, yang dapat mempengaruhi
pekerjaan ini, agar dilaporkan dan diajukan kepada pengawas untuk dicarikan
pemecahannya
a. Frame / Kusen Aluminium

PT. Alocita Mandiri I - 36


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

i. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,


dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan
Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
ii. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
iii. Pengerjaan dengan mesin potong, mesin punch, drill, dikerjakan dengan
rapih sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk pintu dan jendela,
dengan toleransi ukuran:
 untuk tinggi dan lebar : 1 mm
 untuk diagonal : 2 mm
iv. Pemotongan alumunium dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Mengerjakannya pada tempat
yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya.
v. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok.
vi. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
vii. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate setebal
2 - 3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
viii. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap
sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air
sebesar 1000 kg/m2. Celah antara kaca dan sistem kusen alumunium harus
ditutup oleh sealant.
ix. Disyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut:
 Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
 Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dll.
 Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
 Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
 Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
x. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen alumunium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
xi. Toleransi pemasangan kusen alumunium di satu sisi dinding adalah 10 - 15
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
xii. Khusus untuk pekerjaan jendela geser alumnium agar diperhatikan sebelum
rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding yang melekat pada
ambang bawah dan atas harus waterpass.
xiii. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap udara.

PT. Alocita Mandiri I - 37


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

xiv. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.
xv. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan suara.
b. Daun Pintu
i. Untuk daun pintu kayu, pemasangan engsel pada kusen alumunium harus
diberi landasan klos kayu solid yang ditempatkan di dalam profil alumunium
pada posisi di mana engsel akan ditempatkan, agar engsel mendapat
dudukan yang kuat. Kayu menggunakan Kayu Kamper.
ii. Pintu-pintu harus mempunyai kerenggangan pada bagian samping, atas dan
bawah sebesar maksimal 1,58 mm. Sisi kunci lock edge harus mempunyai
kerataan selebar 3 mm pada 30 mm untuk pintu tunggal dan 1,58 mm pada
50 mm untuk pintu ganda.
iii. Sisi atas dan bawah dari semua daun pintu kayu harus dilapis dengan dua
lapis dan vernish water resistant dan semua daun pintu eksterior harus
diusahakan tahan air (water reppellent presservative treatment).
iv. Pintu kaca tempered tanpa bingkai, dengan ketebalan kaca minimum 12mm.
Pintu kaca ini harus dipesan khusus, termasuk pemasangannya dengan data-
data lapangan yang diukur sendiri oleh aplikator bersangkutan.
v. Daun pintu untuk ruangan-ruangan termasuk ruang toilet dan shaft, terdiri dari:
 Rangka pintu menggunakan lembaran multiplex 18+18mm, yang dipotong
sesuai dengan ukuran panjang x lebar pintu yang direncanakan (dikurangi
ketebalan edging HPL).
 Penutup pintu (dua sisi) menggunakan HPL (High Pressured Laminated),
setara produk TACO atau GRASS MERINO.
 Sisi dari daun pintu (empat sisi) menggunakan Edging HPL, dengan tipe /
warna dari produk HPL yang sama (bukan/tidak menggunakan lembaran
HPL yang dipotong setebal daun pintu).
 Daun pintu yang berkombinasi dengan kaca, list kacanya menggunakan
kayu solid yang dilapis HPL dengan tipe / warna HPL yang sama.
 Macam / tipe daun pintu pada bangunan selengkapnya tertera pada
Gambar Rencana.
 Daun jendela menggunakan frame profil alumunium.
c. Partisi
i. Langkah awal adalah marking yaitu penentuan letak partisi dengan
perpedoman pada Gambar Rencana yang di sesuaikan terhadap ruang di
lapangan. Lebar serta tinggi partisi yang di inginkan, diukur berpedoman pada
as bangunan. Tahap pekerjaan marking ini dilaksanakan setelah pekerjaan
finishing lantai dan plafond selesai dikerjakan.
ii. Setelah posisi lebar dan tinggi partisi disetujui oleh Pengawas, dilanjutkan
fabrikasi rangka di tempat pekerjaan sesuai type-type dan ukuran yang
dikehendaki, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan besi CNP
yang berada di pertemuan dua bidang dinding (inter section). Rangka metal
runner dipasang dengan cara difiser atau dipaku ke concrete atau dinding,

PT. Alocita Mandiri I - 38


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

sedangkan untuk sambungan rangka vertikal dan horisontal menggunakan


paku rivet. Untuk pekerjaan jaringan ME yang ada di dalam dinding partisi dan
pekerjaan pintu dan kaca, aplikator pekerjaan partisi harus berkoordinasi
dengan aplikator pekerjaan-pekerjaan tersebut, dengan arahan Pengawas.
iii. Gypsumboard atau GRC (sesuai gambar) dapat dipasang apabila seluruh
rangka metal furing sudah bener-benar selesai yakni rangka sudah lurus dan
rapih secara vertikal maupun secara horisontal dan sudah mendapatkan
persetujuan Pengawas. Selain itu penutup partisi dapat dipasang apabila
seluruh jaringan/instalasi ME sudah terpasang dan pada lantai sudah tidak ada
genangan air. Pemasangan penutup partisi pada rangka metal furing
menggunakan sekrup gypsum yang tahan terhadap karat.
iv. Prinsip proses penyambungan (compound) dan penghalusan menggunakan
ampelas pada partisi adalah sama seperti pada pekerjaan langit-langit (lihat
uraian pekerjaan langit-langit). Penyambungan penutup partisi juga terdapat
dua jenis dan masing-masing jenis dilaksanakan dalam 3 tahap. Hanya pada
pekerjaan partisi, sudut luar dilapisi menggunakan corner protection yang
berfungsi untuk melindungi tepi sudut partisi terhadap benturan benda keras,
sehingga tepi sudut partisi dapat terpelihara utuh.
v. Setelah tahap penyambungan dan penghalusan selesai melalui persetujuan
Pengawas, dilanjutkan dengan pekerjaan tahap akhir yaitu pemasangan
skirting dan pengecatan.

PASAL 13
PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTUR

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua logam yang mengandung besi (ferrous metal), kecuali
baja tak berkarat (stainless steel) harus mengikuti NI. 3 PUBB 1970, antara lain :
a. Plat seng datar yang dipakai harus BJLS 32 dengan ketebalan minimum 0,46
mm.
b. Kusen / rangka pintu dan jendela aluminium setara produk, YKK ALUMINDO
INDONESIA atau INDEX dengan ketebalan minimum 1,8 mm yang difinish
dengan powder coating (Broken White). Profil pada gambar tidak mengikat,
profil disesuaikan dari produk yang digunakan, untuk itu shop drawing
diwajibkan, (sebelum pemesanan, macam dan susunan profil yang tertera
dalam gambar harus dikonfirmasikan dulu kebenarannya dengan pabrik
pembuatannya).
c. Mastic harus dipakai dalam hubungan logam dengan logam. Semua logam lain
kecuali stainless steel yang mengenai alumunium ini haru dicat dengan alkali
resistant bituminous paint, kecuali kalau bidang kontak ini dilapis dengan mastic
caulking compound atau non absorbtive gasket.
d. Untuk menjempit kaca harus dipakai Extruded alumunium snap in glass stop
dengan vinyl insert atau mohair (atau sesuai rekomendsi pabrik).

PT. Alocita Mandiri I - 39


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

e. Pengelasan harus ditempat yang tersembunyi agar tidak merusak tampak,


sedangkan sekrup / baut dipasang ditempat yang tidak mencolok dan harus
mempunyai counter sunk head.
f. Pelat / profil alumunium yang dipakai harus kualitas baik, setara produk, YKK
ALUMINDO INDONESIA atau INDEX, tidak tergores dan terlipat dengan tebal,
bentuk dan ukuran sesuai persyaratan dan ketentuan gambar.
g. Lembaran timah hitam yang dipakai harus berkualitas baik, rata dan tebalnya 2
mm.
h. Pekerjaan-pekerjaan logam lainnya, seperti angker-angker, baut-baut, kelingan,
hadwere, pipa-pipa dan fiting baja, pelat-pelat dan profil baja, baik yang
terlindung dan nyata-nyata ada harus mengikuti NI.3 PUBB 1970, kecuali jika
persyaratan khusus untuk itu tidak tertera, maka harus diambil kualitas yang
terbaik yang ada untuk jenis ini.

2. Persyaratan Bahan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Untuk pekerjaan logam ini, sebelum dilaksanakan harus diperlihatkan dahulu
contohnya kepada Konsultan Perencana dan Pengawas untuk disetujui.
Contoh-contoh ini harus juga memperlihatkan kualitas sambungan / pengelasan
untuk dijadikan standar dalam pekerjaan tersebut.
b. Semua pekerjaan logam, bahan penyambung yang digalvanisir harus terlindung
secara dicelup panas (hot dipcoated) atau dari bahan bebas karat yang disetujui
Pengawas. Permukaan-permukaan yang bersifat mengarat (corrosive) jika tidak
dipersyaratkan lain harus dicat dengan lapisan pelindung yang baik. Semua
permukaan yang tidak berhubungan penuh, boleh dipasang tanpa syarat di atas.
c. Pemotong dan penyambung dengan pembakaran di bengkel ataupun di
lapangan harus mendapat persetujuan Pengawas, dalam hal dimana
persetujuan diberikan, bagian yang dibakar harus diselesaikan sedemikian rupa
sehingga sama dengan hasil pengguntingan. Pemotongan dengan membakar
dibengkel harus dilakukan dengan mesin pemotong pembakar yang standard.
Semua pengelasan kecuali ditunjukkan lain, harus dilakukan dengan cara yang
baik dan sesuai dengan yang dimaksud.
d. Dalam pemasangan harus diusahakan agar pekerjaan terlindung dari
kerusakan, sehingga semua permukaan yang tampak, tetap baik sesuai dengan
tampak aslinya (orsinil). Jika perbaikan / finish yang terjadi tidak bisa
memuaskan, bagian-bagian ini akan ditolak dan diganti dengan yang baru,
sehingga semua pasangan akan tepat dengan sambungan-sambungan yang
harus dan rapi.
e. Bahan-bahan logam yang harus digalvanisir kecuali dimana tidak praktis atau
memang ditunjukan lain harus dicelup panas (hot diprocess) setelah selesai.
Untuk plat-plat yang digalvanisir, setelah selesai pemasangan dilapangan harus
dicat dengan “galvanishing repair paint” pada tempat-tempat yang tertera
termasuk bekas pengelasan, tempat-tempat karat, lain-lain yang memang perlu.
f. Kecuali diisyaratkan lain, permukaan dari semua “ferrousmetal” ini harus
mengalami proses “shop priming”, kecuali dimana permukaan tersebut ditanam

PT. Alocita Mandiri I - 40


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

dalam beton. Dalam hal ini dimana bahan-bahan logam lain tersebut atau
dimana alumunium, permukaannya berhubungan dengan beton, atau dimana
pasangan bata, kayu yang basah atau diproses secara “pressure treated” atau
bahan-bahan lain yang bersifat menghisap air atau akan basah, permukaan
harus dilindungi dengan cat bitumen (bituminous paint).

3. Jenis Pekerjaan
a. Membuat konstruksi kuda-kuda rangka atap baja yang harus rata dan kaku
dalam satu bidang terdiri dari berbagai ukuran dan bentuk seperti gambar, serta
memasang penutup atap dari bahan campuran alumunium.
b. Menyediakan batang angker, beugel, pelat penjempit dan penyambung beserta
baut-baut dan ring lainnya yang dibuat dibengkel, menurut bentuk, ukuran dan
keterangan yang tertera dalam gambar, serta sarana penyangga, alat-alat untuk
pasang memasang dan penyambung.
c. Pekerjaan yang berhubungan dengan plumbing, sanitasi dan perlengkapan
drainage.
d. Memasang kusen-kusen pintu / jendela alumunium, dan kusen serta
mengerjakan pagar / pintu pagar besi.
e. Membuat gril-gril untuk dipasang diatas saluran / selokan, membuat pintu /
teralis dan sebagainya seperti ditunjukan dalam gambar.
f. Membuat panil-panil / zekeringkast dengan rangka dari besi, ukuran, bentuk
dan konstruksi seperti pada gambar detail.
g. Pemasangan besi penahan / peninggi instalasi petir, handarail tangga, tiang
bendera, tangga besi dan lain-lain pekerjaan logam yang nyata-nyata ada yang
harus dikerjakan dengan ukuran, bentuk dan konstruksi seperti pada gambar
rencana dengan rapi.
h. Membuat dan memasang railing tangga dan railing di void dari pipa stainless
steel dengan ukuran diameter seperti dinyatakan dalam gambar.

4. Hal-Hal Khusus dan Pekerjaan Logam Non Struktur


a. Kusen-kusen dari logam / alumunium harus diangker dengan memakai ramset
power actuated fastener berjarak maksimum 76 cm satu dengan yang lain.
Untuk bentang kusen melebihi 90 cm, bagian atas kusen (dorpel) harus
dilakukan. Tiang kusen harus menerus melebihi / menembus permukaan lantai
dan diikat satu sama lain pada plat kaki dengan kawat baja yang dilengkapi
dengan expansion bolt dan angle clip atau sesuai persyaratan Pabrik.
b. Di mana alumunium kena plesteran, pasangan bata atau beton, alumunium ini
harus dicat dengan “alkali” resistant bituminous paint atau methacrylate lacquer.
Di mana alumunium kena pasangan kayu atau bahan penghisap air lainnya,
bahan-bahan yang sering basah / lembab tersebut harus dilapisi dengan
alumunium pigment bituminous paint dan hubungan-hubungan itu harus ditutup
dengan caulking compound ditempat kontaknya dengan alumunium.
c. Sebelum pengiriman dari pabrik, permukaan alumunium dan logam-logam lain
yang telah di “finish” harus diberi lapisan pelindung di samping cat lacquer yang

PT. Alocita Mandiri I - 41


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

dipersyaratkan. Pelindung ini tidak boleh lepas oleh cuaca, merupakan


pelindung dan pemasangan. Lapisan pelindung harus mudah dilepas tanpa
merusak “permukaan finish” dan bisa berupa “adhesive paper”, water proofing
tape atau strippable palstic. Permukaan yang akan kena sealant cukup
dibersihkan dengan lacquer solvent sebelum sealant dipasang.
d. Untuk melindungi kerangka alumunium atau logam arsitektur lainnya dari
pengotoran / noda yang disebabkan oleh semen, adukan, plesteran dan lain-
lain. Sebelum pemasangan, kerangka harus dilabur dahulu dengan lanosol Ex
SEAL WELL atau bahan yang setaraf dengan ketentuan pemakaian seperti
dinyatakan oleh Pabrik pembuatnya.
e. Tutup ground reservoir / grill-grill dan rangkanya harus dibuat dari besi profil dan
plat baja dengan bentuk dan ukuran seperti gambar. Tutup reservoir harus
dilengkapi dengan gembok dan pegangan untuk membuka.

PASAL 14
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan material baja struktur, tenaga kerja dan peralatan seperti yang
tercantum atau yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan dan Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini, atau hal-hal lain yang dibutuhkan untuk
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan.
b. Penyelesaian, fabrikasi, erection, pengujian dan inspeksi dari baja struktur.
c. Persedian di bengkel dan pengecetan dasar dari bagian-bagian baja struktur.
d. Konstruksi baja sementara.
e. Pengecatan di lapangan, sentuhan akhir, pemakaian cat pelindung dasar kedua
untuk semua bagian baja dan persiapan pengecatan akhir termasuk dalam
bagian pengecatan.

2. Referensi
1. PPBBI (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia).
2. PUBI-1982.
3. SII.
4. JASS.
5. JIS- (Japanese Industrial Standarts).
6. AISC Code of Standard Practice for Stell Building and Bridges, Lates Edition.
7. AISC Specification for The Design, Fabrication, and Erection of Structural
Steel for Building, Including the Supplements Thereto as Issued.
8. AISC Specification of Structural Joints Using ASTM A325 or A490 Bolt
Approved by The Research Council in Structural Connections.
9. AWS D1.1 Structural Welding Code.
10. AWS A5.1 Specification for Mild Steel Covered Arc-Welding Electrodes.
11. AWS A5 17 Specification for bare Carbon Steel Electrodes and Fluxes for
Submerged Arc-Welding.

PT. Alocita Mandiri I - 42


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

12. AWS A5.2 Specification for Mild Steel Electrodes for Fluxcored ARC-Welding.
13. AWS A5.5 Specification for low Alloy Steel Covered Arc Welding Electrodes.
14. SSPC Steel Structures Painting Manual.
15. ASTM A36-Standard Specification for Structural Steel.
16. ASTM A307-Standard Specification for Carbon Steel Externally and Internally
Theaded Standard Fasteners.
17. ASTM A307-Standard Specification for High-Strengh Bolts for Structural
Steel Bolts Joinst, Including Suitable Nuts and Plain Hardened Washers.
18. ASTM A490-Standard Specification for Quenched and Temered Alloy Steel
Bolt For Structural Steel Joints.
19. ASTM A500-Standard Specification for Cold-Formed Welded and Seamless
Carbon Steel Tubing in Rounds and Shapes.
20. ASTM A501-Standard Specification for Hot-Formed Welded and Seamless
Carbon Steel Structural Tubing.
21. ASTM A563- Standard Specification for Carbon and Alloy Steel Nuts.
22. ASTM A572- Standard Specification for High-Strength Low Alloy
Columbiumvanadium.
23. Steels of Structural Quality. ASTM F436- Standard Specification for Hardend
Steel Washers.

3. Penyerahan Gambar Kerja dan Prosedur Pelaksanaan


Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja dan prosedur pelaksanaan kepada
Pengawas sebagai berikut:
a. Gambar Kerja harus diajukan sesuai dengan persyaratan pada bagian
penyerahan.
b. Gambar Kontrak tidak boleh direproduksi menjadi Gambar Kerja. Diperlukan
waktu yang cukup untuk mereview gambar kerja.
c. Gambar Kerja harus dengan jelas mengidentifikasi profil, ukuran, jarak dan
lokasi dari seluruh elemen baja, termasuk sambungan, tambahan
(attachment), pengukuran, bukaan pada frame, ukuran dan tipe fasteners,
metoda pengencangan fasteners, cambers, dan jumlah, tipe dan jarak
headed shear connector.
d. Lampirkan perhitungan struktural yang dilakukan oleh Engineer untuk setiap
pekerjaan yang diusulkan, dimana itu merupakan varian dari pekerjaan yang
ada gambarnya, maupun yang dispesifikasikan.
e. Lampirkan secara tertulis prosedur pengelasan untuk setiap tipe sambungan
las seperti yang tercantum dalam Appendix E dari AWS Structural Welding
Code.
f. Lampirkan Sertifikat Mill yang mengindikasikan bahwa baja yang disuplai
sesuai atau memenuhi spesifikasi. Sertifikat juga harus mencakup ladle
analysis untuk seluruh baja dan laporan uji tarik dan uji banding untuk
berbagai bentuk.
g. Lampirkan sertifikat yang menunjukan bahwa baut mutu tinggi yang dipakai
sesuai dengan spesifikasi.

PT. Alocita Mandiri I - 43


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

h. Lampirkan urutan dan prosedur erection yang digunakan oleh erector baja.
i. Lampirkan daftar material yang lengkap untuk semua item yang dibutuhkan,
termasuk produk, katalog manufactur dan data teknis, spesifikasi dan intruksi
pemasangan.

4. Kontrol Kualitas di Lapangan


Kontraktor harus mengkoordinasikan dengan Badan Pengujian dan Pengawas
untuk mengendalikan mutu dari item-item sebagai berikut:
a. Las
Inspeksi dari baja struktur selama erection harus termasuk inspeksi visual
dan inspeksi ultrasonic dari sambungan las, las untuk shear struds, dan las
untuk metal decking. Inspeksi harus dilakukan oleh Inspektor las yang
bersertifikat AWS. Pengujian harus sesuai dengan AWS Structural Welding
Code. Inspeksi visual dari sambungan las termasuk pengecekan dari
penyetelan dan prosedur pengelasan. Pengawasan ini harus mencakup
semua sambungan penetrasi.
b. Baut
Inspeksi sambungan baut selama pelaksanaan akan mencakup visual dan uji
fisik, sebelum melakukan inspeksi visual, uji tarik dengan menggunakan alat
yang terkalibrasi harus mengindikasikan kuat tarik minimum 5% melampaui
dari minimum persyaratan AISC. Pengujian harus sesuai dengan AISC
specification for structural joints Using ASTM A325 atau A490 High Strength
Bolts.

5. Kontrol Kualitas Fabrikator


a. Fabricator harus mempunyai prosedur fabrikan. Hasil fabrikasi ini diuji dan
diawasi oleh badan pengujian yang independen sesuai yang ditunjuk oleh
Pengawas. Biaya dari seluruh pengujian dan pengawasan ini ditanggung
oleh Kontraktor.
b. Pengujian dan inspeksi harus dilakukan oleh orang yang mempunyai
sertifikat welding. Lampirkan laporan hasil inspeksi kepada Pengawas.
c. Maksud dari inspeksi ini adalah agar badan pengujian dapat
memverifikasikan bahwa secara umum baja fabrikasi ini telah memenuhi
spesifikasi yang ditentukan. Pengawasan direkomendasikan minimum
seminggu sekali. Pengawasan pertama harus dijadwalkan pada tahap awal.
Kontraktor harus memberitahukan Pengawas untuk inspeksi awal. Pengujian
dan inspeksi harus mencakup:
i. Mempelajari laporan dari mil, verifikasi bahwa material yang digunakan
sama dengan material yang dilaporkan.
ii. Mereview prosedur pengelasan dari fabricator, verifikasikan bahwa
prosedur pengelasan telah dipatuhi. Pastikan bahwa tukang las
mempunyai sertifikat resmi dan minta mereka untuk
mendemonstrasikan teknik mereka.

PT. Alocita Mandiri I - 44


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

iii. Mempelajari prosedur pembautan mutu tinggi. Verifikasikan bahwa


pada pemasangan di bengkel baut mutu tinggi sesuai dengan
spesifikasi AISC.
iv. Mengecek persiapan joint untuk menghasilkan sambungan penetrasi
yang sempurna. Pengelasan penetrasi harus di uji ultrasonic.
v. Mengecek las sudut untuk ukuran, profil, tebal las, porosity dan
pembalikan ujung.
vi. Mengecek elemen baja untuk lamination. Pemeriksaan di tempat (spot
cek) dimensi ukuran lubang.
vii. Mengecek tepian lubang baut akibat kurang sempurnanya pelubangan.

6. Pengecekan dan Penyimpanan Material


a. Bahan yg digunakan :
- Pekerjaan Pagar Trallis Bsp tebal 3,6 mm dia. 2½ “ dan dia. 2”+ Tumbak
- Besi Hollo galvanis
- Tiang dan Rangka Besi Pipa BSP tebal 3,6 mm Ø 4",-Ø 2½", dan Ø 1½"
- Rangka Besi Hollow Galvanis 40 x 60 cm, tebal 2 mm
b. Kontraktor harus mengecek secara keseluruhan material yang tiba di tempat
fabrikasi. Hasil pengecekan dan laporan dari hasil uji material harus dapat
ditunjukan kepada Pengawas. Material yang tidak memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan tidak boleh digunakan.
c. Material disimpan di atas tanah (tidak bersinggungan dengan tanah) untuk
memudahkan pemeriksaan dan investigasi. Penyimpanan baja dan barang-
barang yang masih dipacking harus dengan satu cara yang menyediakan
perlindungan terhadap kontak dengan bahan-bahan yang bisa merusak.
Material harus ditandai dengan jelas sesuai dengan klasifikasinya untuk
mengetahui lokasi dan jumlahnya.

7. Koordinasi Pelaksanaan
Koordinasikan pengangkutan dan erection dari baja struktur dan bahan-bahan
yang terkait dalam suatu fungsi waktu sehingga proyek ini dapat diselesaikan
dengan baik.

8. Produk dan mutu Material.


a. Besi Batangan, Besi Profil dan Pelat Rolled Steel.
Sediakan Besi Batangan, Besi Profil dan Pelat Rolled Steel dari jenis yang
sama kualitasnya. Mutu baja beserta tegangan leleh baja yang disyaratkan
adalah ST-37 dengan tegangan leleh baja sebesar 2400 kg/cm2 sesuai SII.
b. Besi Tube Berbentuk Bulat.
Sediakan besi tube berbentuk bulat sesuai dengan ASTM A501 (tegangan
leleh minimum 2500 kg/cm2)
c. Besi Tube Berbentuk Kotak.
Sediakan besi tube berbentuk kotak sesuai dengan ASTM A500 (tegangan
leleh minimum 3150 kg/cm2)

PT. Alocita Mandiri I - 45


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

d. Baut Angkur.
Sediakan baut-baut angkur dengan mutu ASTM 307, grade A (kekuatan tarik
minimum harus 4200 kg/cm2) atau batang besi yang diulir sesuai ASTM A-36
dengan heavy hexagonal nut dilaskan pada dasar dari ulir batang tersebut.
Termasuk dua hexagonal nut dan dua palin washers di setiap bautnya.
Sediakan washer dengan ukuran yang sesuai di atas base plate dengan
ukuran lubang yang lebih besar.
e. Baut yang tidak difinish, washers dan Nut.
Sediakan baut mutu tinggi A-325 yang tidak difinish sesuai dengan ASTM
A325 Grade A dengan nut segi enam, sediakan nut segi enam yang sesuai
dengan plain washernya.
f. Pengencang kekuatan tinggi (High-Strength Fasteners)
i. Sediakan baut-baut yang diameternya sesuai dengan gambar kerja dan
sesuai dengan JIS B1186 (tipe 2B) dan atau ASTM A325 atau ASTM
A490 sebagaimana dicantumkan pada gambar.
ii. Baut yang dapat dikontrol tegangan tariknya seperti spline type, dengan
mur dan ring yang sesuai dapat diterima sebagai alternative dari
sambungan dengan baut.
iii. Tidak boleh menggunakan ring yang rusak.
g. Elektroda Las
i. Sediakan seri E70, elektroda hydrogen rendah sesuai dengan JIS
23212 dan AWS 5.1, A5.5, A5.17, atau A5.20, sesuai gambar.
ii. Sediakan saran penyimpanannya yang memadai agar elektroda-
elektroda tersebut terjaga kualitas fluksnya.
h. Cat.
i. Gunakan oksida primer kecuali diindikasikan lain sesuai spesifikasi
AISC dan Code of Standard Practice dan SSPC Steel Structure Painting
manual.
ii. Koordinasikan agar cat primer sesuai dengan cat finishnya.

9. Pelaksanaan pekerjaan
a. Umum
i. Gambar fabrikasi (dengan skala yang cukup atau skala penuh) dari
berbagai komponen harus disiapkan berdasarkan pada gambar dan
dokumen desain dan diberikan untuk memperoleh persetujuan dari
Pengawas. Bila ada gambar yang merupakan bagian kontrak yang
dipakai untuk gambar fabrikasi harus dilakukan seijin dari Pengawas.
ii. Pelaksanaan fabrikasi harus dimulai setelah memperoleh persetujuan
dari gambar fabrikasi.
iii. Gambar fabrikasi ini akan digunakan untuk fabrikasi baja struktur dan
materialnya, serta akan digunakan pula di lapangan. Oleh sebab itu
diperlukan sejumlah salinan dari gambar tersebut.
iv. Gambar dengan 1/1000 dari bentang harus disediakan bila ada balok
dengan bentang melebihi 8 m (bila tidak dispesifikasikan).

PT. Alocita Mandiri I - 46


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

b. Pita Pengukur Baja


i. Kontraktor harus memeriksa apakah ada tidakkesesuaian antara pita
pengukur baja standar yang digunakan pada fabrikasi dan yang
digunakan di lapangan dan harus memperoleh persetujuan dari
Pengawas.
ii. Pita pengukur baja standar harus memenuhi JIB7512 atau setara.
Batasan yang jelas harus dibuat antara pita pengukur baja standard dan
pita pengukur untuk keperluan umum, yang digunakan pada bengkel di
lapangan. Pita pengukur untuk penggunaan secara umum pada pabrik
dan lokasi konstruksi harus dibandingkan dengan pita pengukur standar
yang disebutkan di atas sebelum dimulainya pekerjaan dengan maksud
untuk memeriksa kesalahan-kesalahannya. Hanya pita pengukur yang
tidak menunjukan penyimpangan yang dapat dipergunakan.
c. Pemotongan
i. Permukaan bidang potongan dari setiap material harus tegak lurus
terhadap sumbu absis, dengan pengecualian bagian tersebut
dispesifikasikan dalam gambar.
ii. Permukaan bidang potongan harus bersih dari ketidakrataan, takikan
(notches) tumpukan bekas slag, dan lain-lain.
iii. Pemotong dengan gas harus dilakukan dengan alat potong gas yang
otomatis. Bila pemotong dengan gas secara manual tidak dapat
dihindari, maka hanya dapat dilaksanakan dengan persetujuan Direksi
Lapangan.
iv. Pekerjaan pemotongan harus dilakukan dengan mempertimbangkan
adanya konstraksi/deformasi akibat fabrikasi dan persyaratan yang
diperlukan untuk finishing.
d. Perbaikan Akibat Deformasi
i. Semua deformasi material dan deformasi yang diakibatkan oleh
pekerjaan fabrikasinya harus diperbaiki dengan hati-hati untuk
menghindari terjadinya kerusakan pada material.
ii. Perbaikan akibat deformasi pada high tension steel dan heat treated
steel pada prinsipnya harus dilakukan dengan Koreksi Dingin (cold
Correction). Koreksi Panas (Hot Correction) hanya dapat dilakukan
pada tipe baja yang lain.
iii. Deformasi pada material harus segera diperbaiki setelah material
diterima, harus juga diperhatikan ketelitian dari produk akhir dan
fabrikasinya. Ketentuan pada butir ini tidak berlaku bilamana material
diproses menjadi produk akhir dengan memotong menjadi potongan-
potongan kecil.
iv. Bagian yang lebih kecil seperti pelat buhul dan pelat sambungan
dengan 4 sisi yang dipotong dengan menggunakan gas atau dipotong
secara geser (shears), harus diperiksa kerataannya setelah pemotong,
dan setiap deformasi harus diperbaiki dengan peralatan pengepres atau
peralatan lain.

PT. Alocita Mandiri I - 47


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

v. Metode pekerjaan dan prosedurnya harus dipelajari dengan teliti


dengan tujuan untuk meminimalisasi terjadinya deformasi.
e. Koreksi Dingin
i. Untuk meratakan permukaan baja struktur, harus dihindari hal-hal yang
dapat mengakibatkan cacat pada permukaan material seperti
pemakaian pukulan palu dan sebagainya.
ii. Peralatan khusus yang cocok dengan bentuk baja struktur harus
disiapkan, bila harus memperbaiki deformasi baja struktur dengan
pengepresan.
iii. Perbaikan dan deformasi, sayap pada baja struktur bentuk harus
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan exclusive roller
connection atau pengepres khusus. Pada kasus lain, perhatian khusus
harus diberikan dengan maksud untuk menghindari terjadinya suatu ijin
khusus dari Pengawas dengan maksud untuk menjaga ketepatan
dimensi final pada produk akhir.
f. Koreksi Panas
i. Deformasi sudut setempat dapat diperbaiki dengan koreksi panas
dengan pemanasan linier.
ii. Perbaikan pada kerataan panel dan sebagainya, karena kekenduran
yang diakibatkan pengelasan pada 4 sisi harus diperbaiki dengan
pengontraksian yang dibuat melalui pemanasan titik.
iii. Temperatur pemanasan pada koreksi panas harus dibatasi pada suatu
nilai yang mana tidak mengakibatkan perubahan pada karakteristik
material. Temperatur pemanasan pada baja lunak harus melebihi
90000C. Bila high tension steel memerlukan pemanasan, harus segera
didinginkan dengan udara sampai dengan suhu kurang dari 65000C,
diikuti dengan pendinginan memakai air.
iv. Jika perbaikan deformasi dengan pemanasan ternyata dibarengi
dengan deformasi konstraksi, maka harus memotong elemen dengan
memperhitungkan margin konstraksi yang diperkirakan cukup agar
sesuai dengan keadaannya. Temperatur pemanasan dan area
pemanasan harus dikontrol berdasarkan pada rencana yang dibuat
dengan hati-hati.
g. Pembengkokan
i. Pembengkokan dingin (cold bending) harus dilakukan dengan memakai
press roller. Pembengkokan yang dilakukan dengan panas harus
dilakukan dengan menggunakan metode pemanasan linier, atau
cetakan mekanik dengan peralatan mekanik seperti pengepres dan
sebagainya setelah pemanasan total.
ii. Pembengkokan panas yang dilakukan dengan memanaskan material
tersebut melampaui temperature 90000C, tetapi tidak boleh ada gaya
luar yang diberikan pada material tersebut sampai suhunya menurun
kembali pada temperature 200-40000C.

PT. Alocita Mandiri I - 48


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

iii. Head treated steel pada prinsipnya harus dilakukan dengan


pembengkokan dingin. Bila pelaksanaan pembengkokan panas tidak
dapat dihindari, maka harus dilakukan sebagaimana disyaratkan.
iv. Radius lengkung minimum pada sisi dalam dari baja struktur yang
dilakukan dengan pembengkokan dingin harus 1,5 kali tebal pelat.
Pembengkokan panas harus dilakukan bila radius pelengkungan lebih
kecil dari pada persyaratan yang disebutkan di atas.
v. Pada kasus pembengkokan pipa baja dan profil baja untuk bentuk
lengkungan, bending roller khusus untuk tujuan tersebut harus
digunakan dengan maksud untuk menghindari terjadinya penyimpanan
pada bagian penampangnya.
vi. Pada kasus baja yang dibengkokkan dengan sudut besar, persiapan
seperti memotong sayap, badan dan sebagainya harus dilaksanakan.
vii. Pada kasus pelat yang dibengkokkan dengan kurva yang besar, sisi
luar dari material harus dibuat dengan menggunakan gurinda atau alat
lainnya.
viii. Pemberian tanda untuk pemboran lubang baud dan bagian dudukan
dari elemen lain pada sekitar bagian yang dibengkokkan harus
dilakukan setelah pembengkokkan dilakukan.
ix. Pembetulan panjang dari bagian baja dikarenakan pembengkokan
harus dilakukan pada panjang sumbu garis netral.
x. Ketepatan pembengkokan harus diperiksa dengan menggunakan skala
kurva, tetapi pada kasus baja struktur yang panjang, pemeriksaan harus
dilakukan berdasarkan nilai simpangan dari lintasan garis lurus antara
batas-batas ekstrim dari struktur tersebut.
h. Permukaan Yang Menerima Gaya Tekanan
Pada tempat seperti bagian kontak antara kolom dan pelat bagian bawah,
sambungan dari kolom dengan bagian yang tertekan dari pengaku harus
diselesaikan dengan mesin bilamana dispesifikasikan dalam gambar, hal ini
dilaksanakan agar memungkinkan pencapaian kontak yang sempurna.
i. Pengukuran pada Lokasi Konstruksi
Pada tempat-tempat dimana sukar untuk menjaga ketepatan dimensinya
disebabkan kondisi umumnya pada lokasi konstruksi dan metode konstruksi,
dan sebagainya. Tindakan pencegahan seperti pengukuran dimensi yang
sesungguhnya di lapangan dan sebagainya. Untuk mengatasi masalah-
masalah pada pekerjaan konstruksi harus dilaksanakan dengan persetujuan
Pengawas.
j. Pemeriksaan Dimensi Aktual.
Dimensi aktual dari baja struktur harus diperiksa oleh Pengawas di pabrik
baja tersebut. Semua biaya yang diperlukan dalam pemeriksaan ini harus
dibayar oleh Kontraktor terkecuali biaya perjalanan Pengawas.
k. Pengecatan di Pabrik (Untuk Struktur Non-Komposit).
i. Bagian-bagian baja yang diproses dan dirangkai di pabrik harus
diperiksa oleh Pengawas sebelum dikirim, Kontraktor harus

PT. Alocita Mandiri I - 49


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

memberikan perawatan anti karat pada baja tersebut setelah


memperoleh persetujuan dari Pengawas.
ii. Bila kontraktor tidak dapat melakukan pengecatan seperti yang
disebutkan di pabrik karena alasan metode konstruksi, atau hal lain atau
bila diperlukan untuk melakukan pengecatan sebelum pemeriksaan dari
penggabungan elemen-elemen baja dilakukan, maka Kontraktor harus
memperoleh persetujuan dari Pengawas.
l. Pengecatan di Lokasi (Untuk Struktur Non-Komposit).
i. Kontraktor harus menyusun rencana pengecatan dengan
memperhatikan kondisi geografis dari lokasi pengecatan, kondisi cuaca,
selang waktu pengecatan, kesukaran atau kemudahan dari pekerjaan
pengecatan dan faktor lingkungan yang dengan mudah dapat
mengakibatkan korosi setelah pekerjaan pengecatan.
ii. Pengawas dan Kontraktor harus melakukan konsultasi bersama dengan
tujuan menyusun rencana pengecatan.
iii. Pekerjaan pengecatan di pabrik harus dilaksanakan sesuai dengan
aturan-aturan pada Bagian ini dan JASS18 Painting Work. Bahan cat,
jumlah lapis, metode pengecetan dan lingkup dan pengecetan harus
sesuai dengan spesifikasi.
m. Pemeriksaan Produk Akhir.
i. Pemeriksaan produk akhir harus terdiri dari pemeriksaan internal,
dimana pabrik manufaktur yang relevan harus menjamin kualitas produk
dan pengujian untuk menyetujui produk yang didesain oleh Pengawas
dan dijelaskan pada gambar.
ii. Pada kasus pengujian intern, yang dilakukan dalam perusahaan
tersebut, bagian-bagian yang diuji haruslah yang dijelaskan dalam
instruksi fabrikasi. Setelah menyelesaikan pengujian tersebut,
kontraktor harus menyimpan laporan pengujian dan memberikan
salinannya kepada Pengawas.
iii. Dokumen yang disimpan harus diklasifikasikan untuk kolom, balok,
rangka batang, dan lainnya sebagai berikut :
 Dimensi standar yang berguna untuk menggambarkan ukuran
struktur keseluruhan, dimensi dari satu joint ke joint yang lain dan
tinggi tiap lantai.
 Dimensi utama yang mencakup dimensi baja termasuk lebar
kolom dan dimensi tinggi balok dan panjang bracket.
 Torsi kolom.
 Posisi dan dimensi sleeves, lubang tepat masuknya besi tulangan,
lubang maut yang digunakan untuk meyakinkan bahwa
penyambungan rangka baja sudah berlaku dengan benar. Selain
dari sleeves, hanya bagian yang mewakili struktur yang perlu
diuraikan, tergantung pada situasinya.
 Pemeriksaan terhadap pengelasan.
 Setiap joint pada pekerjaan di lapangan.

PT. Alocita Mandiri I - 50


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Ukuran tebal pengelasan dari hasil tes.


 Kondisi permukaan terhadap friksi dan posisi serta diameter
lubang baut, dan sebagainya.
iv. Setelah selesai melakukan inspeksi, Pengawas harus mengawasi hasil
Produk, saat itu Kontraktor harus menempatkan produk baris per baris
untuk memudahkan dalam pengujian.
v. Alat-alat yang dipakai harus dari tipe yang baik dan harus bisa
digunakan untuk pengukuran sesuai dengan setiap item yang akan diuji.
vi. Pengawas harus menentukan hal-hal yang diperlukan sebagai
persyaratan diterimanya suatu produk dan mengujinya berdasarkan
hasil-hasil dari pengujian internal. Hasil-hasil tersebut kemudian harus
dilaporkan dalam “pernyataan hasil uji yang diterima” dan ditunjukan
kepada Pengawas untuk disetujui.
vii. Pengujian suatu produk pada prinsipnya dilakukan sebelum pengecatan.
viii. Jika ditemukan suatu bagian yang cacat, pengukuran harus dilakukan
segera untuk memperbaikinya dan bagian tersebut harus diuji kembali.
ix. Jika ada item-item khusus di dalam gambar perencanaan yang
berkenaan dengan pengujian dari produk-produk percobaan / fabrikasi
sementara, ketentuan dari bagian ini harus dipenuhi.
n. Hal-Hal Tentang Pengujian.
i. Pengujian yang dilakukan pada prinsipnya diambil dari masing-masing
hal dibawah ini. Pemilihan dibuat menurut jenis dari pekerjaan dan
tingkat kepentingan dan setiap item pekerjaan.
 Uji dimensi
 Uji penyambungan.
 Uji tampilan.
 Uji pengelasan stud.
 Uji non-destruktif bagian pengelasan.
ii. Seperti hasil dari pengujian, jika ada hal-hal yang dianggap cacat maka
bagian tersebut harus segera diperbaiki dengan cara yang disebutkan di
bawah ini dan Kontraktor harus melakukan pengujian kembali pada
bagian tersebut.
 Jika panjang elemen baja, tinggi lantai, dan panjang
penyambungan melebihi kondisi yang dibutuhkan / diijinkan,
Kontraktor harus memberitahukan dampak tersebut kepada
Pengawas, dan melakukan pengukuran yang tepat untuk
memperbaiki camber dan sweep, torsi, lengkungan pada sayap
profil, rolling, dan sudut penyambungan.
 Mengenai ketelitian lubang dan pengencangan baut penahan
geser mutu tinggi, jika ditemukan kesalahan / cacat, Kontraktor
harus memberitahukannya kepada Pengawas dan melakukan
tindakan perbaikan yang tepat
o. Pengujian Mutu Pekerjaan.

PT. Alocita Mandiri I - 51


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

i. Sebelum dilaksanakan pabrikasi / pemasangan, Kontraktor diwajibkan


memberikan Pengawas “Certificate Test” bahan baja profil, baut-baut,
kawat las, cat dari produsen / pabrik.
ii. Pengujian atas baja profil, baut, kawat las di laboratorium harus
dilaksanakan oleh penguji yang mempunyai “Certificate Test”.
iii. Pengujian Benda Uji.
 Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap tipe dari pengelasan
dan tiap tipe dari bahan yang akan dilas. Pengujian contoh
diadakan sesuai dengan persyaratan ASTMA370.
 Jumlah dan jenis uji yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Untuk uji ultrasonik diambil 5% (lima persen) dari keseluruhan
pengelasan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
 Untuk uji Radiographic diambil 1% (satu persen) dari
keseluruhan pengelasan kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
 Jumlah uji yang dijelaskan di atas adalah untuk hasil uji yang
lulus, sedangkan hasil uji yang tidak lulus tidak ikut di
perhitungkan.
iv. Sambungan las dari bagian-bagian konstruksi baja harus diuji sesuai
dengan kualitas las standar AWS D.10.
 Pengujian secara “Radiographic” harus sesuai dengan AWS D.10.
 Pengelas dan operator pengelas harus memberi tanda pengenal
pada baja yang seperti ditentukan, dengan tanda-tanda yang
lengkap dan sempurna dan operasi pengelasan dapat diketahui.
 Kontraktor harus menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan
pengujian secara “Radiographic” dan “Ultrasonic” termasuk
sumber tenaga dan utilitas lainnya tanpa adanya tambahan biaya.
 Daerah las yang diketahui rusak melebihi standar yang ditentukan
pada “AWS D.10” yang dinyatakan dari “Radiographic” 100% dari
pekerjaan pengelasan harus diperbaiki atas biaya kontraktor.
 Pemeriksaan dengan “Ultasonic” untuk las dan teknik serta
standar yang dipakai harus sesuai dengan AWS atau harus sesuai
dengan persyaratan ASTM.
p. Tanda Pemasangan.
i. Kontraktor harus mempersiapkan gambar-gambar yang menunjukan
tanda-tanda yang dapat membantu pada tahap pemasangan. Tanda-
tanda ini harus jelas terlihat untuk menjamin pemasangan secara
mudah oleh para pekerja.
ii. Setiap bagian harus diperjelas dengan tanda pengenal yang sesuai
dengan tanda masing-masing gambar. Tanda-tanda lainnya (atas,
bawah, kanan, kiri dan tanda-tanda untuk permukaan yang disambung)
juga diperlihatkan.

PT. Alocita Mandiri I - 52


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

iii. Bobot berat dari elemen baja yang berat harus diperlihatkan. Demikian
juga perhatian untuk titik berat dan trusses dan elemen-elemen baja
lainnya, bila tandanya sulit untuk ditempatkan, titik pusatnya harus
ditandai dengan cat pada bagian yang tidak akan berpengaruh pada
pekerjaan konstruksi.
iv. Kontraktor harus mempersiapkan daftar elemen-elemen baja,
memeriksa tanda-tanda pemasangan dan kualitas dari elemen-elemen
konstruksi baja sejalan dengan pelaksanaannya.

10. Sambungan Dengan Las


a. Bagian ini melingkupi arc manual welding dan non-gas shielded arc semi-
automatic welding (pengelasan manual), gas shielded arc semi-automatic
welding (pengelasan semi otomatis) dan submerged arc automatic welding
(pengelasan otomatis)
i. Pada cara pengelasan manual / semi otomatis, diperlukan bukti
dokumen yang memperlihatkan pengalaman pekerjaan mengelas dan
hasil yang didapat, sistem control pekerjaan pengelasan, mesin-mesin,
peralatan dan peraturan-peraturan intern dalam pelaksanaan pekerjaan
dan inspeksi harus ditunjukan kepada Pengawas untuk disetujui
sebagai syarat administrasi kemampuan pekerjaan sebelum pekerjaan
dimulai.
ii. Pada cara pengelasan otomatis, pernyataan seperti tersebut pada butir
1 juga ditunjukan kepada Pengawas. Pengujian mengenai pekerjaan
tersebut akan dilaksanakan apabila dianggap perlu oleh Pengawas dan
persetujuannya harus didapat sebelum pekerjaan dimulai.
iii. Khusus pada pengelasan stud, mesin automatic stud welding harus
digunakan.
iv. Tukang las yang terlibat dalam pekerjaan pengelasan harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas dengan persyaratan sebagai berikut :
 Tukang las harus memiliki kemampuan yang kompeten dalam
pekerjaan pengelasan dan menunjukan sertifikat kualifikasi (yang
dikeluarkan oleh organisasi yang berwenang) bersama dengan
data lain yang diperlukan.
 Apabila ada keraguan atas kemampuan dari tukang las,
Pengawas akan melaksanakan uji kemampuan atas Kontraktor
dan menentukan apakah tukang las tersebut kompeten.
 Pekerjaan pengelasan harus dilakukan di bawah pengawan teknisi
khusus yang mempunyai keahlian yang cukup dan pengetahuan
tentang pekerjaan tersebut. (teknisi-teknisi ini harus berada di
tempat pelaksanaan konstruksi pada saat pekerjaan di lapangan)
b. Ketentuan Material
i. Bentuk dari tepi profil baja boleh langsung disempurnakan berdasarkan
pengalaman di bengkel kerja, sekalipun demikian sebelumnya
diperlukan persetujuan Pengawas.

PT. Alocita Mandiri I - 53


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

ii. Tepi-tepi dipotong dengan gas otomatis atau dengan proses mesin.
Untuk bidang tepi dimana persisnya kurang baik atau apabila tepi-tepi
itu mempunyai permukaan yang tidak halus maka perlu diperbaiki.
iii. Bidang tepi harus dibuat sesuai dengan yang terdapat pada gambar-
gambar dan spesifikasi dalam instruksi fabrikasi yang telah disetujui
Pengawas, sesuai dengan metode pengelasannya. Pada cara dengan
menggunakan manual gas cutting, ijin dari Direksi Lapangan diperlukan.
iv. Material yang digunakan dalam proses pengelasan harus disimpan
pada tempat yang kering sehingga material tidak kotor dan terkorosi.
Kualitas arus dari elektroda-elektroda harus terjamin.
v. Material untuk pengelasan harus ditangani secara hati-hati. Apabila ada
bagian elektroda las yang terkelupas atau sangat kotor, atau
kualitasnya berubah karena lembab atau berkarat, maka tidak boleh
digunakan. Elektroda-elektroda yang menyelimuti tidak boleh menjadi
lembab. Batang las yang lembab sebaiknya tidak digunakan.
c. Perakitan Material
i. Semua komponen harus dirakit secara akurat, contohnya dengan
menggunakan jig yang tepat. Las sudut harus di las dengan kedekatan
jarak yang benar. Bentuk bagian tepi pada bagian butt welding harus
sesuai dengan spesifikasi dalam gambar dan dilas dengan baik agar
tidak menyimpang dari spesifikasi terutama sudut, root gap, dan
potongannya.
ii. Backing strip harus dekat dan dilas secara hati-hati dengan base
metalnya. Kesalahan pada kerakitan harus diperbaiki sesuai dengan
ketentuan fabrikasi dan jika ditemui kesulitan, tindakan langsung harus
diambil atas instruksi Pengawas.
iii. Pada perakitan yang terdiri dari potongan-potongan material, suatu
percobaan harus dilakukan untuk mengurangi hambatan sebanyak
mungkin bila digabungkan dengan strukturnya. Pengukuran yang perlu
harus diambil dan disesuaikan dengan pola pengelasan dengan
mempertimbangkan regangan dan kekangan yang mungkin terjadi agar
bentuk tetap terjaga sampai pada akhir pengelasan.
iv. Perakitan elemen-elemen baja harus dilakukan sesuai hal-hal berikut:
 Saat perakitan, posisi yang benar dan sudut dari setiap potongan
harus terjaga, dapat dilakukan dengan baik dengan menggunakan
pelat dasar dan beberapa jig yang tersedia untuk pekerjaan.
Apabila tidak dihindari pengelasan jig ke elemen metal,
kecermatan harus dijaga agar tidak berpengaruh kepada metal
dasarnya, akibat panas. Setelah pengelasan selesai, jig secara
hati-hati dilepas dan permukaan kembali dihaluskan.
 Jika diperlukan penggunaan lubang baut sementara, metoda yang
dipakai harus ditentukan sebelumnya dan disetujui oleh Pengawas.

PT. Alocita Mandiri I - 54


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Untuk mengurangi besarnya deformasi akibat pengelasan,


regangan balik yang cukup atau kekangan harus diperbaiki untuk
mengantisipasi banyaknya kontraksi akibat pekerjaan pengelasan.
 Untuk las tumpul, root gap harus dijamin agar tidak mengakibatkan
berkurangnya penyatuan (fusion) yang mengakibatkan
berkurangnya kekuatannya. Demikian juga permukaan di bagian
backing strip dan metal dasar sebaik permukaan elemen metal
pad alas sudut harus dilas dengan kedekatan jarak yang sesuai.
 Untuk las tumpul atau las penetrasi parsial, pada pengelasan yang
baik kedua ujung dari elemen metal yang disambung harus dibuat
mempunyai end-tabs, bentuknya sama dengan sambungan joint.
 End-tabs adalah pelat kecil baja dengan bagian bawahnya dilas
pada ujung metal dasar pengelasan. Demikian juga untuk las
sudut, end-tabs harus digunakan seperti untuk las tumpul atau
dengan proses pengelasan cantum harus dilakukan.
d. Tack Welding
i. Penggunaan tack welding harus dikurangi, terutama bila bagian tack
welding akan dilewati pekerjaan pengelasan, tidak boleh cacat. Ketika
percobaan dibuat untuk mengelas bagian tack welded yang
menyebabkan retak pada pengelasan akhir, bagian retak harus dibuang
sampai las mencapai bagian dasarnya. Pengelasan akhir dibuat setelah
itu diperbaiki.
ii. Jika tack welding dibuat dengan proses arc manual welding, proses gas
shielded arc semi-automatic welding atau proses submerged arc
automatic welding, panjang dari tack welding harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
iii. Bila material las mempunyai tegangan tarik lebih dari 5000 kg/cm2 atau
ketebalan lebih dari 25 mm, elektroda las jenis low hydrogen harus
digunakan. Bagaimanapun hal ini harus diterapkan pada material yang
mempunyai ketebalan lebih dari 12 mm pada proses pengelasan
dengan submerged arc automatic.
iv. Tack welding tidak dapat dibuat pada bagian seperti tepi sambungan,
titik sudut (corner), titik awal atau titik akhir (terminal) pada akhir
pengelasan, karena pada bagian tersebut akan mudah timbul masalah
dengan kekuatan produk dan kecakapan pengerjaan.
v. Jika baut penahan geser mutu tinggi dikombinasikan dengan las, baut
ini harus dikencangkan dahulu.
e. Mesin Las
Mesin las harus sedemikian rupa agar sesuai dengan kualitas dan dimensi
dari elemen baja dari suatu struktur dan bentuk sambungan. Mesin-mesin ini
harus dapat berfungsi dengan baik untuk menjamin pengerjaan las yang
stabil.
f. Pembersihan

PT. Alocita Mandiri I - 55


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Sebelum pengelasan dimulai, permukaan baja harus dibersihkan dari debu


atau gumpalan-gumpalan logam kasar, air, minyak, cat, dan bahan-bahan
lain yang dapat mempengaruhi proses pengelasan.
g. Pelaksanaan Pengelasan
i. Pekerjaan pengelasan harus dilaksanakan dengan arus listrik yang
cukup dan voltase yang sesuai dengan kecepatan pengelasan yang
dibutuhkan dan posisi pengelasan. Jika mesin las digunakan pada arus
DC maka polaritas yang diambil disesuaikan dengan material yang ada
dan kondisi-kondisi lain.
ii. Pada pekerjaan pengelasan yang dilakukan di bengkel, jig yang cukup
termasuk beberapa rotary jig dan penentu posisi digunakan, serta
pekerjaan pengelasan harus dilakukan sedapat mungkin pada kondisi
yang rata.
iii. Pemanasan yang cukup harus dilakukan apabila diperlukan dengan
mengingat tipe dari material baja atau ketebalan pelat baja.
Bagaimanapun, secara umum, apabila temperature di lapangan 0oC
sampai 15oC, pemanasan harus dilakukan untuk menjaga permukaan
sejarak 100 mm dari bagian pengelasan berada pada suhu 50o atau
lebih.
iv. Proses dan urutan pekerjaan pengelasan harus ditentukan untuk
memperkecil regangan dan tegangan sisa. Jika baut penahan geser
mutu tinggi atau baut biasa digunakan bersanaan, metode atau urutan
dari pekerjaan pengelasan harus ditentukan berdasarkan instruksi dari
Pengawas. Jika bagian tack welding ditemukan retak sebelum
pengelasan final (final welding) dilakukan atau terjadi pada masa
pengelasan tersebut harus dibuang, dan pemotongan pada bagian ini
harus diselesaikan dengan baik agar tidak membahayakan penampang
dari profil tersebut.
v. Bagian yang sudah dilas harus mempunyai permukaan yang halus dan
bentuk permukaan bergelombang yang seragam serta ukuran las dan
panjangnya tidak boleh kurang dari dimensi perencanaan. Ukuran dan
panjang las boleh sedikit lebih besar dari pada dimensi yang diminta.
Kelebihan pengisian atau bentuk permukaan yang tidak teratur tidak
diperbolehkan. Bagian las harus bersih dari cacat seperti retak,
penyatuan yang kurang, penetrasi yang salah, inklusi, undercur, overlap,
atau bentuk kaki tidak teratur.
vi. Ketelitian harus dilakukan agar tidak terjadi penetrasi yang tidak
sempurna dan tidak terjadi inklusi pada titik dari penjelasan. Proses
pengelasan dilakukan sepanjang metal dasarnya atau imbuhan metal
dari titik ujung las atau ujung rangkaian penyambungan. Ketelitian harus
dijaga agar tidak timbul retak pada ujung titik las atau akhir dari
rangkaian las.
vii. End-tab harus di tack welded, bentuknya sama dengan sambungan,
pada kedua ujung akhir pada alas tumpul atau las sudut. Pengelasan

PT. Alocita Mandiri I - 56


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

dimulai dari end-tab tack welded dan berakhir pada end-tabs bagian
lainnya. Setelah pengelasan selesai, end-tabs dapat dilepas apabila
perlu dan tahap pengelasan selesai dilakukan.
viii. Pada kasus las tumpul atau las sudut dengan penetrasian parsial,
panjang yang cukup dari end-tabs harus di tack welded pada kedua
ujung lasnya. Bagaimanapun. Dengan seijin Pengawas tidak ada end-
tabs yang akan digunakan apabila hal tersebut mudah ditangani
sehingga dari segi kekuatan dan R (jarak bukaan) memungkinkan untuk
menghindari bagian las menjadi rusak akibat las cantum atau proses-
proses lain.
ix. End-tabs yang nantinya tidak kelihatan akan dibuang disisakan 3 mm
sampai 5 mm.
x. End-tabs yang kelihatan akan dibuang, dan pemotongan pada bagian
ini diselesaikan dengan tidak membahayakan penampangnya.
h. Pembersihan dan Perbaikan.
i. Setelah pekerjaan pengelasan selesai, gumpalan benda padat dan
serpihan-serpihan dibuang, Kontraktor harus menguji pekerjaan ini dan
melapor kepada Pengawas, menjelaskan hasil uji yang didapat dan
memperoleh persetujuan dari Pengawas.
ii. Jika ada bagian las yang mengalami ganguan cacat / seperti penyatuan
yang tidak lengkap, tidak sempurna penetrasinya, inklus, pit dan blow
hole, bagian-bagian tersebut harus dibuang dan dilas kembali.
iii. Jika bagian las retak, seluruh panjang dari endapan las harus dibuang
dan di las kembali, dan bagian ini harus dicatat. Sekalipun jika batas
dari retak tersebut sudah jelas melalui pengujian yang tepat, bagian
tersebut harus dibuang sampai 50 mm dari akhir batas retakan dan
dilakukan pengelasan kembali.
iv. Jika metal dasar retak akibat pengelasan maka metal dasar itu harus
diganti.
v. Elektroda yang berdiameter kurang dari 4 mm harus digunakan untuk
memperbaiki bagian las yang jelek.
i. Perlindungan Terhadap Cuaca.
i. Pekerjaan pengelasan tidak boleh dilakukan jika metal dasar (base
metal) basah karena hujan atau saat angin bertiup kencang.
Bagaimanapun, walaupun pencegahan yang diambil cukup tetap, ada
faktor-faktor yang tidak diharapkan, pekerjaan pengelasan tetap boleh
dilakukan, tetapi Kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari
Pengawas.
ii. Jika kelembaban di lapangan cenderung tinggi, dan metal dasar
menjadi basah, pekerjaan pengelasan sebaiknya tidak dilakukan.
Betapapun, jika perawatan yang diambil cukup untuk menjamin tidak
timbulnya efek pada pengelasan, Kontraktor boleh melakukan
pekerjaan, tetap harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

PT. Alocita Mandiri I - 57


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

iii. Jika bangunan adalah struktur komposit, baja struktur tidak boleh
dilapisi cat.
iv. Pengecatan yang dilakukan di bengkel kerja harus mempertimbangkan
bagian-bagian yang dilas dilapangan.
v. Bagian yang diharapkan untuk dilas di lapangan, daerah sekitar
pengecatan kurang lebih 200 mm dari bagian yang akan di las tidak
dilakukan, karena akan mengganggu pengujian ultrasonic flaw-detecting.
Kontraktor tidak boleh melakukan pengecatan pada bagian tersebut
walaupun menggunakan cat yang tidak berpengaruh terhadap
pengujian tersebut.
vi. Jika bagian-bagian yang direncanakan dilas di lapangan dikhawatirkan
akan timbul karat maka harus dilakukan tindakan yang tepat untuk
mencegah hal tersebut.
j. Tindakan Pencegahan Terhadap Kecelakaan.
Peralatan las harus aman terhadap resiko seperti bunga api listrik atau arus
pendek dan harus dilengkapi dengan peralatan pencegahan kebakaran untuk
melindungi alat-alat tersebut dari api akibat lelehan metal dan percikan bunga
api. Misalnya pada saat Kontraktor melakukan pengelasan pada area yang
sempit atau ruangan yang ventilasinya kurang memadai maka harus
menyediakan peralatan untuk mencegah arus pendek dan penyejuk ruangan
(kipas angin)

11. Sambungan Dengan Baut


a. Mutu Baut dan Ketentuan Sambungan.
i. Mutu baut yang digunakan pada sambungan baut konstruksi baja untuk
tempat-tempat penting sebagai kekuatan struktur harus sesuai dengan
klasifikasi / Middle Class 3 tipe 4T dari JIS B1180 “baut heksagon” atau
sesuai dengan ASTM A307. Mutu dari Mur harus sesuai dengan JIS
b1181 mur heksagon atau setara.
ii. Diameter baut dibuat 0,5 mm lebih besar dari diameter baut, kecuali
dalam kasus-kasus khusus.
iii. Lubang baut harus diatur dengan jarak yang tepat sepanjang garis
bantu dan dibuat dengan bentuk silinder. Arah dari lubang harus tegak
lurus dengan permukaan material dan ketika potongan-potongan
material tersebut disambung. Lubang baut harus sedapat mungkin
membentuk suatu garis lurus.
iv. Yang dimaksud dengan panjang baut adalah panjang nominal seperti
pada tabel terlampir menurut JIS B1180 untuk baut heksagonal dan
dipilih berdasarkan panjang pengencangan yang kuat. Ring harus
digunakan pada baut sebagai penerima gaya geser dan panjang
pegangan pada beberapa baut harus diseleksi agar penampang ulir
tidak menahan gaya geser.

PT. Alocita Mandiri I - 58


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

v. Baut-baut harus dikencangkan dengan kuat menggunakan alat bantu


pengencang (hand wrenches, impact wrenches, dan lain-lain) agar tidak
kendur.
vi. Baut yang digunakan sebagai pengganti paku keeling, baut angkur dan
baut-baut lain yang khusus disebutkan dalam gambar harus dikunci
dengan pengunci yang baik seperti mur dobel, mur pengunci, ring per
untuk mencegah kendornya mur, kecuali baut-baut yang tertanam
dalam beton.
b. Inspeksi Setelah Pekerjaan Pengencangan.
i. Setelah pengencangan baut-baut selesai, minimum 10% nya harus
diinspeksi untuk menjamin bahwa baut-baut itu bebas dari hal-hal
berikut:
 Baut-baut yang tidak sesuai dengan kualitas yang telah disebutkan.
 Baut-baut yang tidak sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan.
 Baut-baut yang kendur atau kurang kencang.
ii. Hasil inspeksi harus disimpulkan oleh Kontraktor dalam suatu laporan
dan ditunjukan kepada Pengawas. Semua ketidaksesuaian / cacat
harus diperbaiki sesuai dengan instruksi dari Direksi Lapangan.
c. Penanganan Baut yang Cacat.
Baut-baut yang cacat harus diganti dengan baut-baut yang memenuhi kondisi
yang telah disebutkan dan harus dikencangkan dengan benar. Hasil dari
pengencangan harus dilaporkan. Baut-baut yang tidak kencang / longgar
harus dikencangkan dengan benar. Setelah koreksi pengencangan, maka
Pengawas melakukan inspeksi.
d. Sambungan Dengan Baut Friksi Mutu Tinggi (High Strength Friction Grip).
Kualitas baut mutu tinggi sesuai dengan JIS B1186 Set dari baut heksagonal
mutu tinggi, mur heksagonal dan pelat ring untuk sambungan geser atau
ASTM A325 atau A490.
i. Setelah menerima baut mutu tinggi dan baut khusus mutu tinggi sesuai
dengan JIS (Japanese Industrial Srandard) atau ASTM A325 atau A490
di lapangan, beberapa uji harus dilakukan untuk mengecek nilai dari
koefisien torsi. Untuk kasus-kasus yang mudah dan sederhana,
pengujian ini dapat dipermudah dengan persetujuan dari Pengawas.
ii. Panjang dari baut mutu tinggi adalah di bawah leher dan panjang ini
adalah panjang yang dihasilkan dengan menambah panjang yang
disebutkan pada tabel di bawah ini dengan panjang pengencangan.
Penggolangan dari panjang yang digunakan dapat dikurangi sepanjang
terjamin, tidak timbul masalah.
iii. Panjang untuk baut khusus mutu tinggi harus disesuaikan terhadap
panjang pengencangan dan penggolongan dari panjang dapat dikurangi,
sepanjang terjamin tidak timbul masalah.
iv. Dudukan baut harus dibor di bengkel
e. Penanganan Baut

PT. Alocita Mandiri I - 59


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

i. Produk yang sudah siap harus disimpan dengan hati-hati dan dijaga
agar terhindar dari timbulnya kerusakan pada bagian berulir, karat,
adhesi dengan material lain, kontaminasi, dan lain sebagainya.
ii. Produk yang sudah siap harus dibawa ke lapangan dalam kotak
penyimpanan dan baru boleh dibuka segera sebelum digunakan.
iii. Baut yang digunakan pada pengujian dan penyetelan / pengencangan
tidak boleh digunakan pada pengujian maupun untuk konstruksi
sambungan.
f. Perawatan Dari Permukaan Friksi
i. Mill scalec pada permukaan friksi harus dieliminasi dengan blasting atau
dengan menggunakan alat gurinda (Uflat Grinda) dan permukaan
seluruhnya harus bersih dari karat. Permukaan ini harus bersih dari
cacat, deformasi atau cekungan yang diakibatkan oleh pemakaian alat
gurinda.
ii. Pelat pengisi (Filler Plate) harus ditangani seperti dijelaskan diatas.
Terutama ketika pelat pengisi dipasang pada elemen dengan las, hal ini
sangat diperlukan untuk memastikan terjadinya oksidasi.
iii. Jika ada ledakan (Burs), deformasi dan sebagainya ditemukan pada
bagian dari baja struktur yang berhubungan dengan baut dan pelat ring,
permukaan harus diratakan dengan alat gurinda atau lainnya.
g. Erection
i. Perhatian khusus harus diberikan untuk perlindungan pada permukaan
friksi.
ii. Pada kasus munculnya pengelupasan karat, minyak cat, debu, dan lain-
lain yang akan mengurangi friksi, maka hal-hal tersebut harus dibuang
terlebih dulu sebelum proses erection.
iii. Jika ada perbedaan 1 mm atau lebih pada ketebalan material di
sambungan kompensasi harus dilakukan dengan menggunakan pelat
pengisi.
iv. Jika inklinasi 1/20 atau lebih pada permukaan dari sambungan yang
berhubungan dengan kepala baut atau mur, maka ring miring (tapered
washer) harus digunakan.
v. Jika bagian lubang baut tidak lurus setelah erection sementara, hal ini
harus dikoreksi dengan menggunakan reamer. Pada kasus ini, cek
kembali untuk memindahkan reaming chips dari sambungan. Kontraktor
jangan menggunakan drift pins untuk memperbaiki letak dari tengah
lubang, karena hal ini akan menyebabkan deformasi dari lubang
ketidakcocokan baja struktur.
h. Peralatan untuk Pengencangan dan Inspeksi.
i. Peralatan yang digunakan untuk mengencangkan dan inspeksi harus
sesuai dengan baut-baut yang dibicarakan, dan harus diserahkan pada
saat inspeksi.
ii. Peralatan seperti alat pangaturan torsi (Torque Control Impact
Wrenches), yang mudah mengukur fluktuasi torsi, harus distel gaya

PT. Alocita Mandiri I - 60


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

pengencangannya setiap pagi dan sore hari, sebelum memulai


pekerjaan. Pengaturan harus dilakukan untuk membatasi kesalahan
torsi sebesar kurang lebih 7% dari nilai yang ada dan catatan
pengukuran harus ditunjukan kepada Pengawas untuk disetujui.
i. Pengencangan
i. Sebelum penyambungan yang pasti, baut-baut harus dikencangkan
sementara untuk menjamin hubungan yang baik dengan pelat.
Khususnya bagi baut-baut khusus mutu tinggi, pengencangan harus
dilakukan dengan hati-hati. Banyaknya baut-baut sementara harus 1/3
dari jumlah total baut, dengan jumlah minimum 2 buah baut.
ii. Sebelum pengencangan, karakteristik dari baut-baut seperti panjang,
material, ukuran nominal, dan lain-lain harus diperiksa untuk
meyakinkan bahwa baut-baut tersebut sesuai dengan persyaratan yang
dipakai.
iii. Pengencangan dari kumpulan baut harus dimulai dari pusat kumpulan
dan diakhiri pada bagian tepi kumpulan baut.
j. Inspeksi Pengencangan.
i. Inspeksi harus diadakan setelah pengencangan yang pasti.
ii. Inspeksi pengencangan harus dilakukan dengan mengencangkan mur-
murnya dengan kunci torsi. Torsi yang ada harus diukur saat murnya
mulai berputar.
iii. Setiap kumpulan baut 10% dari jumlah total baut, dengan minimum 1
baut harus diajukan pada inspeksi pengencangan. Jika inspeksi ini
hasilnya memuaskan, banyak baut yang diuji pada inspeksi berikut
boleh dikurangi dengan persetujuan dari Manager Jinstruksi.
iv. Nilai torsi, T dianggap memuaskan apabila hasil yang didapat dalam
inspeksi sesuai dengan hubungan berikut :
0.9 T < 1.1 To, dimana : To = ( k x dl No ) 1 1000
T = Nilai torsi yang diukur selama inspeksi (kg.m).
To = Nilai torsi standar (kg.m).
K = Nilai dari koefisien torsi.
Dl = Dimensi standar dari diameter terpotong dari bagian ulir
baut (mm)
No = Gaya tarik baut standar yang didapat dari Tabel 4 (kg).

Catatan : Dari inspeksi pengencangan harus ditunjukan kepada


Pengawas untuk disetujui.
k. Pelaksanaan Sambungan Baut.
i. Pelaksanaan dari pekerjaan meliputi semua pekerjaan yang termasuk
dalam kelengkapan rangka baja, termasuk klasifikasi dari elemen yang
dibawa ke lapangan, pagar lokasi, framing, sambungan pada elemen-
elemen dan pekerjaan lain untuk instalasi fasilitas sementara.
ii. Chief Engineer dari Kontraktor di lapangan harus menunjuk Engineer
khusus yang akan bertanggung jawab pada pekerjaan struktur rangka

PT. Alocita Mandiri I - 61


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

baja (sebagai Engineer yang bertugas), sebagai yang dibutuhkan dan


menjelaskan tugas-tugas dan tanggung jawabnya. Engineer ini harus
mengkoordinasikan pekerjaan struktur rangka baja dan pekerjaan-
pekerjaan yang terkait, memeriksa elemen-elemen baja tersebut, baik
kualitas dan efisien yang berhubungan dengan spesifikasi standar
dalam gambar-gambar yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan
struktur rangka baja.
iii. Engineer yang bertugas, harus membuat jadwal kerja berdasarkan pada
“Rencana Pelaksanaan Pekerjaan”.

12. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan


a. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
i. Dalam membuat jadwal pelaksanaan, waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan baja struktur harus
ditentukan dengan mempertimbangkan waktu yang diperlukan untuk
pengadaan elemen, pembuatan di pabrik dan konstruksi di lapangan
bersama-sama dengan tugas administrasi yang diperlukan untuk
menjamin mutu dan efisien dari elemen-elemen dan struktur-struktur
tersebut, dengan mempertimbangkan segi keamanan.
ii. Erection baja struktur seperti yang dinyatakan dalam butir ini diartikan
pengangkatan dan atau pemasangan dari elemen-elemen baja,
pengujian sambungan dan instalasi ulang atau penyesuaian dari
erection.
iii. Dalam menentukan erection, dimensi dari berbagai elemen baja seperti
dinyatakan pada butir 11.12.9 “Ketepatan pada Erection” harus
dipertimbangkan kecuali jika disebutkan pada dokumen lainnya.
iv. Elemen-elemen harus dibuat dengan ukuran tertentu dan disusun
dengan cara tertentu seperti dinyatakan pada item-item di atas dengan
menjamin keamanan pelaksanaan selama perioda pelaksanaan yang
ditentukan.
b. Rencana Erection
i. Sebelumnya pekerjaan erection, harus terlebih dahulu rencana erection.
Suatu rencana disusun untuk dapat menentukan urutan kerja yang
paling efektif sebagai kerangka pekerjaan.
ii. Pemahaman yang cukup harus ada untuk menghindari hal-hal yang
dapat mengakibatkan kecelakaan pada saat erection yang diakibatkan
oleh rangka baja yang tidak setabil pada saat awal pengukuran yang
tepat harus dilakukan untuk menghindari kesalahan penggunaan mesin
dan untuk melindungi pekerjaan dan orang-orang yang ada di sekitar
lokasi dari kecelakaan atau bahaya lainnya.
iii. Hal-hal ini harus ditentukan pada rencana erection:
 Jadwal pelaksanaan (saat untuk memulai pembuatan
perencanaan, waktu untuk pembuatan dan penyatuan elemen-
elemen baja serta waktu penyelesaian).

PT. Alocita Mandiri I - 62


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Langkah-langkah fabrikasi / pembuatan.


 Daftar elemen-elemen yang memperlihatkan berat (berat elemen
juga diperlihatkan pada gambar)
 Tipe dan efisien dari mesin-mesin yang dipakai selama konstruksi
(kapasitas angkat, lingkup pekerjaan, tempat instalasi dan hal-hal
yang harus diperhatikan untuk keamanan).
 Metoda untuk mengadakan pengukuran atau membuat
penyesuaian pada saat pekerjaan erection.
 Metoda untuk mengadakan pengukuran atau membuat
penyesuaian setelah selesainya pekerjaan erection.
 Tempat dan cara penyimpanan elemen baja.
 Metoda untuk melindungi baja struktur pada saat konstruksi
terhadap angina kencang (klarifikasi dari jumlah baut sementara
yang digunakan).
 Tata cara control keselamatan.
c. Pengiriman dan Penyimpanan
i. Produk-produk harus dibawa kelapangan sesuai dengan urutan
pemasangannya perlindungan yang diperlukan harus dilakukan setiap
saat.
ii. Jumlah produk harus diperiksa terhadap invoice dari pabrik pada saat
penerimaan.
iii. Sebelum penerimaan pengiriman produk yang akan dikumpulkan di
satu tempat, tempat penyimpanan material yang bersih dan terjaga
harus ditentukan. Apabila produk dapat langsung dipasang, tempat
penyimpanan tidak lagi diperlukan.
iv. Elemen baja yang diterima harus dipisah-pisahkan atau digolong-
golongkan dan disimpan sesuai dengan urutan pemasangannya nanti.
v. Ketika produk dibawa atau dikumpulkan, pengganjal dan alat-alat bantu
harus digunakan untuk menghindari pembongkaran atau kerusakan
pada elemen baja. Elemen baja tidak boleh langsung diletakan pada
tanah untuk menghindari kontak langsung dengan tanah.
vi. Ketika elemen baja didapati dalam keadaan melengkung atau melintir,
perbaikan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum erection.
vii. Apabila elemen baja rusak ketika dibawa atau dikumpulkan, elemen-
elemen tersebut harus diperbaiki sebelum erection, karena tidak
mungkin untuk melakukan perbaikan setelah erection. Tergantung dari
besar kerusakannya, elemen baja yang patah harus dikembalikan ke
pabrik untuk diperbaiki.
viii. Ketika membawa atau mengumpulkan elemen baja, harus diperhatikan
dengan seksama keamanan dan keselamatan pekerjan. Akumulasi dari
pekerjaan yang tidak baik pada elemen baja struktur dapat menjadi
salah satu factor yang mengakibatkan kecelakaan.
d. Pemasangan Baut Angkur

PT. Alocita Mandiri I - 63


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

i. Angkur harus dipasang dengan menggunakan rangka duduk untuk


menjamin stabilitas ketika pengecoran beton dilakukan.
ii. Posisi angkur setelah pengecoran beton harus sesuai dengan
pernyataan pada butir 11.12.7.
iii. Bagian angkur harus dilindungi untuk mencegah karat atau kerusakan
selama periode pemasangan angkur sampai erection baja.
iv. Setelah baja diberdirikan, mur harus dikencangkan sehingga gaya tarik
dari tiap angkur menjadi seragam. Paling tidak, 1/3 dari bagian ulir
angkur harus terlihat setelah pengencangan mur.
e. Pengukuran Dimensi Dasar
i. Sebelum erection, pengukuran ukuran-ukuran dasar dari bentang,
sambungan-sambungan internal kolom, bagian-bagian yang bersudut
dan level horinsontal dari beberapa elemen baja harus dilakukan untuk
rekonfirmasi.
ii. Angkur yang tidak terpasang dengan baik harus diperbaiki.
f. Erection
i. Pada saat melaksanakan perakitan ditanah sebelum erection, alat-alat
yang efektif / berguna harus digunakan untuk menjamin ketepatan dan
kebenaran dimensinya, dan perakitan tersebut harus dilaksanakan
sesuai standar yang dinyatakan pada butir 11.12.11 “Penyambungan di
Lapangan”.
ii. Alat yang cocok harus diseleksi dengan mempertimbangkan beban
maksimum suang lingkup, skala dan bentuk bangunan. Rencana
pemakaian crane harus ditetapkan sesuai dengan karakteristik khusus
mereka dan pencegahan dengan derajat keamanan yang cukup harus
diambil terhadap kejutan-kejutan yang tidak diharapkan.
iii. Erection dari rangka baja harus dilaksanakan sesuai rencana. Diagonal
bracing dan lain-lain, harus dipasang sesuai keperluan pada saat
pekerjaan erection. Khususnya pada saat pemasangan elemen
perkuatan, perhatian khusus harus diberikan sesuai dengan
perancangannya.
iv. Penyangga sementara harus dipasang untuk menyangga rangka baja
apa bila diperlukan. Tiang-tiang penyangga sementara tersebut harus
dipertahankan sampai elemen-elemen rangka tersambung seluruhnya.
v. Kondisi elemen-elemen baja dari rangka baja aharus dicek dari waktu
ke waktu sesuai keperluan pada saat pekerjaan erection dan pekerjaan
harus tetap berlangsung walau ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki
/ dikoreksi.
vi. Pengencangan dari baut pemasangan sebelum posisi final, elemen-
elemen baja harus secara prinsip dihubungkan dengan baut biasa,
dimana diameternya serupa dengan baut mutu tinggi sehingga
menjamin kemanan dari rangka baja yang sedang dikerjakan.
Pengencangan sementara harus dilaksanakan pada 1/3 dari baut biasa
yang diperlukan dan dengan 2 atau lebih baut. Bagaimanapun juga,

PT. Alocita Mandiri I - 64


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

setelah re-erection, permukaan sambungan baja yang berhubungan


harus ditempelkan dengan baut pemasangan.

g. Menentukan Posisi Akhir


i. Apabila diperlukan untuk menambahkan kekuatan untuk mencapai
posisi final, prosedur perlindungan yang diperlukan harus dilaksanakan
sehingga elemen baja pada rangka tidak ada yang rusak.
ii. Meskipun rangka baja tersebut mempunyai brcing dengan turn buckles,
bracing tidak boleh digunakan untuk mengoreksi regangan.
iii. Penentuan posisi akhir harus dilakukan dengan cara tertentu sehingga
memenuhi syarat-syarat yang termuat pada butir 11.12.9 “Ketepatan
Pada Erection”
h. Rangka Baja yang Sudah Selesai Harus Diuji
Sebelum pengencangan, regangan harus dikoreksi, dilaksanakan pengujian
dari rangka baja yang telah selesai dan laporan pemeriksaan diserahkan
kepada Pengawas.
Pengawas harus menguji pekerjaan tersebut dan memberikan persetujuan.
Pengelasan akhir harus dilaksanakan setelah regangan dikoreksi pada
erection pertama.
i. Ketepatan pada erection
Pita pengukur besi yang digunakan di lapangan harus disesuaikan pada butir
11.9.2 “Pita Pengukur Baja Standar”. Dalam pengukur ketepatan erection,
pengaruh panas matahari harus dipertimbangkan.
j. Ketepatan dari Erection
i. Prosedur Perlindungan harus dilakukan pada saat erection.
ii. Rangka yang sedang dikerjakan harus diberi penguat dengan bracing /
pengaku sementara dan penyangga lainnya terhadap angina dan beban
lainnya.
iii. Pada saat mengangkat rangka baja dan elemen baja lainnya,
gunakalah potongan baja atau kayu apabila diperlukan sebagai elemen
penguat.
iv. Apabila Kontraktor meminta untuk memasang sementara elemen-
elemen baja pada rangka yang sedang dikerjakan, Kontraktor harus
mendapatkan sersetujuan dari Pengawas sebelumnya dan baru
memperkuat rangka bila diperlukan.
k. Penyambungan di Lapangan
Sambungan dengan baut friksi mutu tinggi. Pekerjaan harus dilaksanakan
seperti dinyatakan pada butir 11.11.4 “Sambungan Dengan Baut Mutu
Tinggi”.
l. Pengelasan di Lapangan
Engineer yang bertugas harus menerangkan dengan jelas hal-hal berikut
pada administrasi pelaksanaan pekerjaan, metode dan cara-cara pengelasan,
kondisi check list dari pengelasan di lapangan.
m. System Administrasi

PT. Alocita Mandiri I - 65


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari orang-orang yang bertugas harus
dinyatakan sebelumnya dan administrasi yang sistematis harus dilaksanakan.
n. Metode Untuk dan Cara Pengelasan
Di lapangan secara prinsip dilakukan pengelasan secara manual atau
pengelasan semi otomatis. Berhubungan dengan cara pengelasan
dilapangan, harus ditentukan dengan mempertimbangkan regangan yang
terjadi sebagai hasil dari pengelasan pada ketepatan saat erection, mungkin
melebihi batas yang diijinkan. Perhatian harus diberikan agar tidak
menghasilkan tegangan yang melebihi batas. Perhatikan suhu sebelum
memulai pengelasan.
o. Kondisi Pengelasan
Mesin las dan material-material harus diseleksi dengan mempertimbangkan
fakta bahwa mereka adalah bagian dari metode pengelasan yang tidak
terpisahkan dan tukang las harus tahu benar-benar aturan-aturan pengguna
mesin. Untuk hal tersebut, syarat dalam butir 10.9 “Perlindungan Terhadap
Cuaca” harus digunakan dengan tepat.
p. Tukang Las
Tukang las yang bertugas melaksanakan pengelasan di lapangan harus
mempunyai kualifikasi yang tercantum dalam butir 10.1.4. beberapa tukang
las mempunyai kualifikasi tersebut dapat diminta untuk menempuh beberapa
ujian tambahan dengan kondisi yang sama dengan yang ada di lapangan bila
diperlukan.
q. Inspeksi dan Koreksi
Infeksi dan koreksi yang dilaksanakan di lapangan harus sesuai dengan butir
11.2 dan 9.13.
r. Sambungan Dengan Baut Pekerjaan sambungan harus dilaksanakan sesuai
dengan butir 11 “Sambungan Dengan Baut”
s. Sambungan dengan Baut / Las
Apabila baut geser mutu tinggi dan las digunakan bersama, baut geser
tersebut harus dipasang dan kencangkan terlebihdahulu, apabila tidak
disebutkan lain pada desain dan gambar dan pengelasan dilaksanakan
sesudahnya.
t. Bracing dengan Turnbuckles
Apabila bracing dengan tumbuckles digunakan, hentakan awal harus
terdistribusi pada segala bagian dari bracing.

Pasal 15
Pekerjaan Penutup Atap

1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan, pengerjaan, dan pemasangan semua jenis bahan penutup
atap atau seperti yang tertera atau disebut dalam gambar rencana, penyediaan
tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam gambar

PT. Alocita Mandiri I - 66


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

b. Mengadakan kordinasi dengan pekerjaan lain, yang berkaitan dengan pekerjaan


pemasangan atap, seperti pekerjaan kayu dan logam (kuda-kuda baja ringan)
dan lain-lain

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Sebelum bahan-bahan penutup atap didatangkan ke lapangan pekerjaan, contoh
semua bahan yang akan digunakan harus diajukan terlebih dahulu untuk
dimintakan persetujuan Pengawas.
4.1 Penutup atap bangunan kanopi menggunakan produk / jenis kaca tempered.
Deskripsi produk:
 Terbuat dari bahan baku : Kaca tempered
 Tebal : 10 mm
 Warna : Bening (ditentukan oleh user)

3. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pemasangan dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan.
b. Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih disertai supervisi dari pihak
distributor secara berkala
c. Kemiringan kuda-kuda atap sesuai gambar rencana.
d. Selama pemasangan atap agar tidak menginjak atap yang telah terpasang
kecuali menggunakan tangga konstruksi, papan bidang kerja atau menginjak
pada bagian lembaran atap yang bersentuhan dengan reng. Dilarang menginjak
pada bidang lembaran diantara reng.
e. Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari bidang atap, dengan
jarak overhang maksimal adalah 5 cm dari listplang.
f. Penyekrupan menggunakan sekrup dengan warna yang sesuai dengan lembar
atap.
g. Penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang diantara dua gelombang
interlock pada lembaran atap.
h. Urutan penyekrupan dimulai dari gelombang sisi bawah pertama dan kelima,
dilanjutkan dengan gelombang kedua sampai dengan keempat. Gelombang
keenam digunakan untuk overlap dengan lembaran atap selanjutnya.
Gelombang sisi atas digunakan untuk overlap dengan lembaran atap diatasnya.
i. Pemasangan lembaran atap dengan pola pasangan bata. Baris pertama
pemasangan menggunakan lembaran atap utuh. Baris kedua dari bawah
dimulai dengan menggunakan lembaran atap yang dipotong menjadi dua. Baris
ketiga, kelima dan seterusnya seperti pemasangan pada baris pertama. Baris
keempat, keenam dan seterusnya seperti pemasangan pada baris kedua.
j. Pemasangan Penutup Listplang Samping.
 Pemasangan penutup listplang samping dengan menggunakan aksesoris
Verge Piece dari merk/pabrikan yang sama
 Penyekrupan pada verge piece pada setiap gelombang reng dan pada
listplang dengan jumlah yang sama.

PT. Alocita Mandiri I - 67


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

PASAL 16
PEKERJAAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengerjaan, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan bahan-bahan sehubungan dengan penyelesaiaan pekerjaan kaca,
sesuai persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
b. Mengadakan hubungan dan koordinasi kerja dengan bagian pekerjaan pintu,
jendela, partisi, atap dan pekerjaan kaca lainnya.

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan contoh lengkap
material / bahan / kaca, tipe dari beberapa macam produk kepada Pengawas
untuk disetujui dalam pelaksanaan.
b. Bahan kaca dari jenis Clear Glass/Polos dengan ketebalan 5 mm (rayband) dan
kaca 12 mm tempered harus sesuai SNI 0047-1989-A.
c. Bahan kaca yang digunakan dari mutu AA serta memenuhi persyaratan dalam
PUBI 1982 pasal 63 dan memenuhi SII 0189-78.
d. Kaca produksi dalam negeri, kualitas setara ASAHIMAS FLOAT GLASS,
Panasap atau MULIA GLASS
e. Kaca dapat menahan beban angin sebesar 122 kg/m2. Tipe kaca yang digunakan
pada daun pintu dan daun jendela adalah CLEAR GLASS. Ketebalan yang
disyaratkan tertera pada gambar.
f. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter.
g. Untuk daun pintu kaca Frameless Tebal bahan kaca minimal 12 mm tempered
jenis tited float glass produk dalam negeri, toleransi ukuran panjang dan lebar
yang diijinkan maksimum 2,00 mm.
h. Atap Kaca (lokasi pemasangan tertera pada Gambar Rencana) menggunakan
Kaca TEMPERED CLEAR LAMISAFE, Tebal Kaca 6+6 mm atau 12mm, Tebal
Film Lamisafe 60 mil (1,50 mm).
i. Kaca yang dipakai harus :
i. Bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat di dalam
kaca).
ii. Bebas dari komposisi kimia yang dapat menggangu pandangan.
iii. Bebas dari garis-garis retak didalam tebal kaca dan bebas dari gumpilan /
tonjolan pada sisi panjang / lebar.

PT. Alocita Mandiri I - 68


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

iv. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
v. Bebas dari bintik-bintik (spot), awan (cloud) dan goresan (scratch)
vi. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah
cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah
permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan
vii. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
viii. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
dan ketebalan kaca 8 mm kira-kira 0,4 mm.
j. Semua kaca, kecuali cermin adalah jenis tinted heat absorbing glass dengan
warna grey dan mempunyai visible ray transmission factor sebesar +61 -72%.
k. Dempul dan karet yang dipergunakan untuk memasang kaca pada kusen atau
frame kayu / alumunium / logam daun jendela dan pintu agar tidak menimbulkan
suara pada waktu menerima getaran, harus dari kualitas baik, produksi Pabrik
yang disetujui Pengawas.
l. Dempul untuk memasang kaca pada waktu diterima dan akan digunakan di
dalam kaleng, tidak boleh dalam keadaan kering dan sudah keras.
m.Bahan pembersih kaca harus diajukan, dan mendapat persetujuan Pengawas.
n. Cermin yang digunakan harus terbuat dari flat glass, satu permukaan dengan
ukuran dan bentuk seperti dalam Gambar Rencana dengan lapisan sebagai
berikut:
i. Lapisan perak harus terdiri dari chemically deposited silver. Permukaan yang
mencermin harus tidak mengandung cacat, bebas dari sulfide atau noda-
noda lain.
ii. Cover backing harus terbuat dari lapisan film cover electrilytically disposted
setebal 0,040 mm (40 micron) langsung diatas permukaan perak.
iii. Dua lapis varnish bening untuk melindungi lapisan-lapisan tersebut diatas
atau cat setebal 40 micron.
iv. Bisa dipakai ASAHI SUN MIRROR atau setara.

3. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Periksa semua pekerjaan lain yang bersangkutan di tempat, sebelum mulai
pekerjaan pemasangan kaca. Laporkan kepada Pengawas jika ada kelainan
yang dapat mempengaruhi pekerjaan.
b. Kaca harus dipotong sedemikian rupa, menurut ukuran dan bentuk kusen
dengan kelonggaran yang cukup, sehingga bisa dipasang dengan mudah tanpa
kekerasan dan tidak pecah waktu kaca mengembang.
c. Untuk pemasangan kaca pada kusen kayu, alur kaca harus dibersihkan,
diplamour dan dicat dengan lapisan cat minyak sebelum kaca dipasang.
d. Kaca dipasang dan dikukuhkan dengan memakai dempul kaca dan list kaca
dipaku dengan paku tidak berkarat. Kaca yang telah dipasang harus tertanam
rapid an kokoh pada rangkanya, terutama pada sudut-sudutnya.

PT. Alocita Mandiri I - 69


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

e. Untuk pemasangan kaca pada rangka alumunium, harus face badded dengan
poly isothylene sealent dan back bedded dengan rubber based elastometric
sealent serta mempunyai jarak minimum 3,17 mm (1/8 inch) dengan permukaan
alumunium.
f. Setelah selesai dipasang, semua kaca harus dibersihkan dengan bahan-bahan
yang disetujui Pengawas, kemudian kaca harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda agar mudah diketahui (terlihat) kaca-kaca yang retak,
pecah atau ada goresan-goresan harus diganti.
g. Pada pekerjaan pemasangan daun pintu kaca frameless:
i. Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti dengan
seksama gambar-gambar untuk itu dan keadaan lapangan yang ada
(ukuran serta lubang-lubang yang ada hubungannya dengan pekerjaan
tersebut) termasuk mempelajari bentuk, pola layout / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar yang ada.
ii. Letak rel dan lock harus diukur dengan teliti dan seksama sehingga pintu
dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
iii. Hasil pemasangan daun pintu harus rata dengan permukaan rangka kusen /
frame, siku, tidak membentur permukaan lantai dan semua peralatan yang
dipasang dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
iv. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus dengan
persetujuan Direksi / Pengawas.
v. Semua sisi kaca bekas pemotongan dan sisi-sisi yang lain, harus digurinda
sampai licin, rata dan halus.
vi. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang khusus dan telah
berpengalaman dalam bidang pemasangan pintu frameless dan hasil
pemasangan harus baik, sempurna dan seluruh peralatannya dapat
berfungsi dengan baik.
vii. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan akibat
pekerjaan yang lain dan terlindung dari segala benturan serta diberi tanda
pengaman yang dapa mudah dikenal.

PASAL 17
PEKERJAAN KAYU

1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan, pemasangan dan pengerjaan, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan bahan-bahan sehubungan dengan pekerjaan kayu kasar, kayu
halus dan mill work sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
b. Melaksanakan pekerjaan kayu kasar, yaitu pengadaan dan pemasangan rangka
langit-langit, kelos-kelos dan pekerjaan kayu lain yang tidak disyaratkan secara
khusus dalam persyaratan ini.
c. Melaksanakan kayu halus, yaitu pengadaan dan pemasangan, lemari-lemari
built-in, meja-meja counter lambrisering dan pekerjaan-pekerjaan kayu halus
lain termasuk rangka daun pintu kaca, atau pun panil, partisi dan lain-lain

PT. Alocita Mandiri I - 70


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

seperti ditunjukan dalam gambar interior, bila pekerjaan ini tidak diganti dengan
alumunium.
d. Mengadakan hubungan dan koordinasi kerja dengan bidang-bidang lain seperti:
perkerjaan pintu, jendela, hardwew, dan pekerjaan kaca, pekerjaan langit-langit
dsb.

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Kayu yang dipakai harus dari kayu kelas 1 dan kelas 2 mutu yang sesuai NI-5,
PKKI 1961 lampiran I. Kayu kualitas baik, tua, kering dan tidak cacat, tidak
pecah-pecah, tidak terdapat kayu mudanya (spint) sesuai dengan pasal III PKKI
1961 mutu A.
b. Selama pelaksanaan, mutu serta kekeringan kayu, haruslah selalu dijaga
dengan penyimpanannya di tempat yang kering, terlindung dari hujan dan
panas terutama kayu-kayu kusen dan rangka pintu, jendela yang sudah distel,
list langit-langit dan lain-lain.
c. Sebagai perekat untuk sambungan antara kayu dapat dipakai AICA AIBON
putih atau bahan lain yang setaraf, sedangkan untuk penempelan lembaran
teakwood plywood/multiplex dan formica dipakai perekat setara herferin dengan
bahan pengencer yang sesuai untuk itu, yang di setujui PENGAWAS.
d. Derajat pelembaban kayu yang di pakai untuk kayu dengan ketebalan kurang
dari 1 inch (2,5 cm) dan papan-papan kayu harus kurang dari 12 % sedangkan
untuk kayu dengan ketebalan lebih dari itu harus kurang dari 15 %. Kelembaban
tersebut ditentukan sejak dikirim ke tempat pekerjaan dan harus konstan
sampai bangunan pekerjaan selesai.
e. Kayu kasar, untuk pekerjaan ini harus pakai kayu kamper medan dan kayu kring
(rangka plafond) atau kayu sekualitas, kecuali untuk kayu yang perlihatkan
(exposed) dipakai kamper samarinda yang termasuk kayu halus.
f. Kayu halus untuk pekerjaan ini adalah pada daun pintu yang exposed
menggunakan kayu nyatoh, rangka yang tidak exposed menggunakan kayu
kamper samarinda. Pada parquet digunakan kayu jati dan kayu sono keling.
g. Plywood, atau multifleks/kayu lapis dan formica digunakan menurut catatan
yang tertera dalam gambar rencana dan interior.
h. Pelapisan teakwood harus setebal minimum 4 mm, dimana seperempat lapisan
harus jati kualitas baik. Laminated wood harus dilekat dengan lem tahan air
(water resistand adhesive) dengan kekuatan geser tidak kurang 14 kg/cm2 pada
suhu 116 OC, sedangkan jika dipakai formica (plastik) harus mempunyai 0,5 mm
finish buram.
i. Jika ada perbedaan yang mencolok antara ukuran di lapangan dengan ukuran
dalam rencana, hendaknya dilaporkan kepada pengawas untuk dicari dan
disetujui cara-cara pemecahannya.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, periksalah pekerjaan ini terhadap
semua bagian yang berhubungan dengan pekerjaan kayu lainnya.

PT. Alocita Mandiri I - 71


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

b. Setiap perbaikan, pemindahan atau pembongkaran dari pekerjaan ini karena


tidak cocok dengan pekerjaan di lapangan, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Semua pekerjaan kayu yang tampak, seperti sisi bawah penggantung langit-
langit harus diserut rata. Khusus kayu untuk kusen, rangka pintu dan jendela,
kasau-kasau yang dieksposed dan bidang-bidang tampak kayu yang dimelamic,
harus benar-benar rata, licin dan harus diselesaikan dengan baik dan rapih.
d. Semua sambungan-sambungan kusen dan rangka, harus dikerjakan dengan
penuh keahlian, rapat dan rapih. Semua sambungan kayu memanjang, lobang
dan pen, harus dimeni dan diberi baud paling sedikit dua baud.
e. Kayu yang akan dicat atau berhubungan dengan bahan-bahan yang dicat,
harus diberi oil borne atau water borne preservative. Coal-tarcreosote atau
larutan-larutan creosote lainnya tidak boleh dipakai untuk ini.
f. Semua pekerjaan kayu kasar yang dalam penyelesaiannya akan tersembunyi,
seperti bagian dalam kusen yang menempel ke tembok, harus diberi cat dasar
atau cat meni sebelum dipasang.
g. Semua pekejaan kayu halus yang mendapatkan transferan finish seperti di
melamic harus dipilih dasar warna dan serat kayu yang sama (uniform). Agar
kayu kusen yang telah dipasang, tidak terkotori oleh adukan dan lain-lain,
dianjurkan agar selama pemasangan permukaan kusen ditutup dengan
pembungkus atau bahan lain yang disetujui Pengawas.
h. Pekerjaan kayu dan mill work yang telah diselesaikan harus disimpan pada
ruang-ruang yang beratap, kering dan berventilasi.
i. Untuk pengankeran kusen pada dinding bata boleh dipakai angker besi. Tetapi
apabila kusen-kusen tersebut harus dipasang pada dinding/kolom beton, maka
harus dipakai ramset-power actuated fastener. Untuk pengangkeran kelos-kelos
dipakai wall plug ataupun fisher plastic dengan ukuran yang sesuai.
j. Semua rough hardware seperti paku, sekrup buat dan sejenis nya harus
digalvanisir.

PASAL 18
PEKERJAAN PLAFOND

1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan, pemasangan dan pengerjaan, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan bahan-bahan sehubungan dengan pekerjaan langit langit gypsum,
kayu lapis, bahan lain dan langit-langit akustik sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam gambar.
b. Mengadakan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang erat kaitannya
dengan pekerjaan langit-langit seperti :
 Pekerjaan penggantung.
 Pekerjaan listrik dan telepon.
 Pekerjaan list dan pekerjaan kayu halus.
 Pekerjaan partisi/interior.

PT. Alocita Mandiri I - 72


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan contoh secara
lengkap material / bahan dan tipe dari beberapa macam produk kepada
Pengawas untuk disetujui dalam pelaksanaan.
b. Penimbunan barang dan material lain yang diperlukan dalam pekerjaan ini, harus
dikerjakan pada ruang atau tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan pelembaban.
c. Langit langit Gypsumboard dan/atau GRC (lokasi pemasangan sesuai gambar
rencana)
i. Bahan gypsumboard dari kualitas baik dari setara produk KALSIBOARD
type standar tebal 9 mm.
ii. Rangka Metal Furing (Cross Runner, Main Runner, Joint Clip & Root
Hunger) atau Besi Hollow Galvanis tebal medium ukuran 4x4 cm.
iii. Bahan GRC (Glassfibre Reinforced Concrete) dari kualitas baik tebal 9 mm,
setara produk GRC PRIMA.
c. Langit langit Lambersering (lokasi pemasangan sesuai gambar rencana)
i. Bahan Multiplek 9 mm finishing Bestwood tebal 3 mm, bermutu baik dan
tidak cacat.
ii. Lembaran multiplek dan Bestwood yang cacat dan retak-retak tidak boleh
digunakan dan harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
d. Rangka Langit-langit
i. Rangka langit langit menggunakan hollow galvanis 40/40 mm, seperti
tertera dalam gambar rencana, setara ALEXINDO atau ALCAN.
ii. Rangka langit-langit dipasang tidak lebih besar dari 60x60 cm.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Langit-Langit Gypsumboard / GRC / Lambersering
i. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil),
termasuk mempelajari bentuk, pola layout/penempatan, cara pemasangan
dan detail-detail sesuai gambar, meneliti apakah rangka langit-langit telah
sesuai dengan gambar tentang letak, pola dan ukuran-ukurannya.
ii. Kontraktor diwajibkan untuk membuat shop drawing sesuai dengan ukuran/
bentuk/cara pemasangan, seperti yang telah ditentukan. Bilamana diinginkan,
Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai atau di
pasang.
iii. Seluruh struktur rangka harus kuat hubungannya dan rangka ini ditahan oleh
dinding-dinding dan gantungan besi pada bagian atas menempel pada
batang tarik atau beton lantai dengan stek/gantungan yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
iv. Rangka harus rata pada sisinya yang akan dipasangi lembaran langit-langit,
Rangka harus datar waterpass ke semua arah dan tidak melengkung atau
melendut, kecuali langit-langit yang harus dipasang miring.

PT. Alocita Mandiri I - 73


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

v. Lembaran langit-langit harus sama ukurannya dan keempat sisi nya harus
siiku. Untuk itu Kontraktor harus membuat satu lembar sebagian mal, dan
mengecek lembaran-lembaran lainnya satu persatu. Sisi-sisi yang tidak sama
diserut halus dan rata.
vi. Lembaran-lembaran langit-langit dipasang pada rangka dengan skrup pada
setiap 20 cm dan jarak ke pinggir / tepi lembar 1,5 cm. Di bagian tengah
lembaran di skrup secukupnya ke rangka, agar bidang-bidang langit-langit
melendut.
vii. Supaya diperhatikan pola pemasangan list langit-langit sesuai gambar-
gambar detail.
viii. Untuk langit-langit gypsumboard dan GRC, setelah pemasangan keseluruhan,
harus diteliti kerapihannya kemudian dicat dengan tekturo EBRO warna
broken white, sebelum list-list yang telah diplitur / pinotek warna kopi
dipasang. Apabila langit-langit multiplek dibuat satu bidang menerus (tanpa
naad), maka pada setiap sisi sambungan multiplek lapisan multiplek dibuang
satu lapis, masing-masing selebar 2,5 cm. Setelah lembaran multiplek
terpasang rapat, maka akan terjadi aluran-aluran sambungan, alur-alur ini di
tutup dengan plester board jointing tape merek VIDAFLEX atau setara agar
sambungan tidak pecah setelah jointing tape ini kering alur diplamur hingga
rata dengan bidang.
ix. Pemasangan harus lurus, tepi-tepinya harus rata dan tidak timbul retak-retak.
Langit-langit yang retak-retak, tidak rata atau cacat harus diganti. Perbaikan,
pembongkaran dan penggantian pekerjaan yang telah dipasang karena
ketidaksempurnaan pekerjaan sebelumnya, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
x. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama bidang-
bidang tampak tidak boleh ada kerusakan atau cacat bekas penyetelan.
xi. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan
dengan bidang lain. Bila mana tidak ada kejelasan dalam gambar, kontraktor
wajib menanyakan pada Pengawas. Semua ukuran model yang dianut
berkaitan dengan modul pemasangan pekerjaan lain yang berdekatan.
xii. Urutan dan cara kerja harus harus mengikuti persyaratan dari pabrik.
xiii. Peil pemasangan disesuaikan dengan gambar, toleransi hanya diijinkan pada
batas-batas kewajaran, kemiringan pemasangan hanya disyaratkan pada
bagian-bagian yang telah ditentukan.
b. Langit-langit Exposed Beton
i. Langkah awal, kontraktor harus memeriksa permukaan-permukaan bidang
bawah plat beton. Keropos, retak-retak, bekas paku harus diperbaiki dengan
grouting khusus terlebih dahulu.
ii. Langit - langit (bidang bawah plat beton) diplester dengan komposisi adukan
1 pc : 2 pc untuk kemudian dihaluskan/diaci.

PT. Alocita Mandiri I - 74


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

iii. Dalam hal hasil cetakan sudah rapih, rata dan sempurna dengan ijin dari
pengawas, maka beton dapat langsung diaci.
iv. Hasil permukaan acian harus benar-benar halus, rata, licin, dan tidak retak-
retak, setelah acian bidang langit-langit harus di coumpoun sebelum di cat.
v. Hasil akhir dari bidang langit-langit ekposed beton adalah menggunakan cat
emulsion untuk ruang dalam dan cat weathershield untuk di luar ruangan.

PASAL 19
PEKERJAAN CAT, MENI DAN MELAMIC

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan, pengerjaan, finishing, penyediaan tenaga kerja, peralatan dan
bahan-bahan sehubungan dengan pekerjaan cat, meni dan melamic pada semua
permukaan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam gambar.

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Semua cat yang akan dipakai harus diajukan dulu contohnya untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.
b. Untuk semua cat (tembok dan besi) menggunakan setara produk JOTUN, . Dulux
produk ICI
c. Type cat tembok ruang dalam adalah type emulsion pentelite, untuk daerah luar
adalah type wheathershield.
d. Yang dimaksud dengan cat tidak terbatas pada emulsi, vernish, sealer, semen
emulsion filler, teak oil, pelitur dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat
dasar, cat perantara dan cat akhir.
e. Semua cat yang mau dipakai harus didatangkan ke lokasi pekerjaan dalam
kemasan yang tidak lebih besar dari 5 galon (14 liter), di mana tertera nama
perusahaan pembuatnya, petunjuk pemakaian, formula, kode warna, nomer seri
dan tanggal pembuatan. Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dan agen /
distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya.
Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu
dan sesuai dengan RKS.
f. Plamour dan dempul untuk pengerjaan pengecatan tembok, kayu dan besi
menggunakan merk yang sama dengan merek cat yang dipakai, kecuali dempul
plitur.
g. Demikian pula untuk cat meni dan bahan pengencer harus dari produksi pabrik
merk yang sama dengan cat yang dipakai.
h. Cat yang digunakan harus memiliki sifat-sifat umum:
 Tahan terhadap pengaruh cuaca.
 Tahan terhadap gesekan dan mudah dibersihkan.
 Mengurangi pori-pori dan tembus uap air.
 Tidak berbau.

PT. Alocita Mandiri I - 75


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Daya tutup tinggi.

3. Persyaratan Pekerjaan
i.Pekerjaan persiapan
i. Sebelum pekerjaan pengecetan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan
lantai telah selesai dikerjakan.
ii. Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh
Pengawas.
iii. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempelkan
dibersihkan.
iv. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih
basah dan lembab.
v. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
vi. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pengerjaan dasar sampai dengan
pengecatan akhir.
vii. Semua pekerjan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat cat tersebut.
c. Pengecatan tembok (tembok luar dan dalam)
i. Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk mengering,
setelah permukaan tembok kering maka persiapan dilakukan dengan
membersihkan permukaan permukaan tembok tersebut terhadap
pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya terdapat pada
tembok baru dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar
bersih.
ii. Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur.
iii. Pada bagian-bagian di mana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan
air harus diberi lapisan wall sealer.
iv. Setelah kering permukaan tersebut diampelas lagi sampai halus.
v. Kemudian dicat dengan lapisan perta.
vi. Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan di ampelas
halus setelah kering.
d. Pengecatan logam dan baja.
i. Debu, minyak gemuk, dan kotoran lainnya harus dibersihkan dengan white
spirit atau solven.
ii. Untuk baja galvanise, amplas dengan kertas amplas ukuran 360 sebelum
diplamir.
iii. Oleskan 1 (satu) lapis metal primer chromate produksi, JOTUN, atau
setara.
iv. Setelah primer kering (kurang lebih 6 jam), bersihkan dari debu dan
kotoran lainnya, kemudian dimulai dengan cat dasar produksi JOTUN,
atau setara.

PT. Alocita Mandiri I - 76


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

v. Setelah cat dasar kering (kurang lebih 6 jam), teruskan dengan cat akhir
produk JOTUN, atau setara.
vi. Bahan-bahan logam yang tertanam di dalam pasangan atau beton tidak
diijinkan intuk dimeni.

c. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum memulai pekerjaan pengecatan, semua hardware, accesories, fixtures
dan sejenisnya harus disingkirkan dulu dan baru dikembalikan lagi setelah
pekerjaan selesai. Seluruh pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan
persyaratan yang tercantum dalam PTI (Peraturan Cat Indonesia) 1961.
b. Pelaksanaan pekerjaan cat dinding luar/exterior :
i. Plamer : 1 lapis plamer, interval 2 jam.
ii. Cat dasar : 1 lapis cat dasar interval 2 jam.
iii. Cat akhir : 2 lapis cat akhir setebal 2x30 micron, interval 2 jam, semua
lapis sehingga dicapai permukaan yang merata & sama
tebal.
c. Cat Tembok
Permukaan bidang dinding dengan plesteran, sebelumnya harus dibersihkan
dengan cara menggosokkannya dengan kain yang dibasahi dengan air, setelah
kering diberi dempul / filter coat pada tempat-tempat yang berlubang hingga
tertutup, kemudian dilapis plamur hingga permukaannya rata. Sesudah kering
dan keras kemudian lapisan ini digosok dengan ampelas supaya halus, licin
kemudian dicat paling sedikit dua kali dengan roller 20 cm sampai baik atau
dengan cara yang ditentukan oleh pabrik. Selewat minimum 12 jam lapisan cat
berikutnya dapat dilakukan setelah lapisan pertama. Lapisan terahir adalah
lapisan anti kotor.
d. Cat Kayu
Pengecatan dilakukan dengan cara sesuai petunjuk pabrik. Sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai, permukaan kayu harus diampelas dengan kertas ampelas
atau digosok dengan batu kembang kemudian dibersihkan dari semua kotoran.
Setelah diberi cat dasar, lubang-lubang bekas paku, retak-retak dan cacat lain
harus didempul dengan warna dempul yang sesuai dengan warna cat sehingga
permukaannya menjadi rata dan halus/licin, baru kemudian dicat minimum 2 (dua)
kali. Pengecatan dilakukan di tempat yang bebas dari panas matahari langsung,
lapis demi lapis dengan jarak waktu minimum 12 jam setelah pengecatan
pertama dilakukan.

e. Cat Melamik
Berikan lapisan wood filler pada permukaan kayu dengan warna sesuai yang
dikehendaki, kemudian diampelas dengan ampelas kayu no.2. Warna yang
dikehendaki diberikan dengan cara dikuaskan dan dilap dengan kaos hingga rata
dan setelah kering diratakan dengan ampelas halus supaya warnanya merata.
Semprotkan sanding seater yang telah dicampur thinner dengan spray gun, lalu

PT. Alocita Mandiri I - 77


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

diampelas setelah kering sampai permukaan kayu terlihat rata. Ulangi sampai 3
kali. Terakhir kali, semprotkan melamik yang telah diencerkan dengan thinner.
f. Cat Ebro
Pengecatan ebro dengan jalan disemprotkan harus dilakukan oleh profesional
khusus yang mempunyai spesifikasi di bidang ini. Untuk itu, harus mengajukan
contoh-contoh texture ebro untuk dimintakan persetujuan pengawas.
g. Cat Besi
Permukaan logam yang akan dicat harus mendapat solvent treatment untuk
menghilangkan lemak dan kotoran lain. Kemudian dilapis dengan cat meni besi
atau vinyl typee wash coat, kecuali besi yang memakai zine chromate promer.
Pengecatan yang dilakukan di luar ketika keadaan mendung atau hujan tidak
diperkenankan.
h. Cat Meni atau Cat Dasar.
i. Meni Besi
Segera setelah logam / besi / baja dibersihkan sampai kulit giling, dan
permukaan korosi terbuang dan warna metalic, pengecatan meni besi
dengan metalprimer dengan ketebalan sampai sekitar 25 milicron.
ii. Meni Kayu
Bidang-bidang kayu yang akan dicat dasar / meni (dipakai wood primer),
harus bersih dan dalam keadaan kering. Pengecatan harus merata dan tidak
terlihat lagi serat serat kayunya.
iii. Cat Dasar Tembok
Dimana lapisan plesteran mengandung kapur, harus dipakai cat dasar alkali
resisting primer.
i. Rencana Pengecatan/Painting Scedule.
Apabila tidak ditentukan lain, dan penyelesaian sampai rata dengan minimum
schedule seperti anjuran pabrik pembuatannya, atau sebagai berikut:
 EXTERIOR
 Concrete /concrete block
 Lapisan pertama : Clear Sealer (silicon) / sejenis
 Lapis kedua : Clear Sealer (silicon) / sejenis
 Plesteran atau asbes semen
 Lapisan pertama : Pigmen alkyd sealer
 Lapisan kedua : Wheathershield / polyurithane.
 Lapisan ketiga : sda
 Lapisan keempat : Cat tahan kotor.
 Forrous metal
 Lapisan pertama : Red head primer
 Lapisan kedua : Alkyd / oil paintgloss
 Lapisan ketiga : sda
 Galvanized Metal
 Lapisan pertama : Zinc Dust / oil primer
 Lapisan kedua : Alkyd / oil paintgloss

PT. Alocita Mandiri I - 78


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Lapisan ketiga : sda

ii. INTERIOR
 Plesteran dan asbes semen
 Lapisan pertama : Pigmen alkyd sealer
 Lapisan kedua : Vinyl Acrylic Emulsion Paint
 Lapisan ketiga : sda
 Lambrisering / partisi / lemari buit in / counter desk
 Lapisan pertama : Teak oil/plitur/wood filler dan Warna
 Lapisan kedua : Teak oil/plitur/sanding sealer
 Lapisan ketiga : Teak oil/plitur/melamic
 Kayu lapis/ ceiling
 Lapis pertama : Pigmen alkyd sealer
 Lapis kedua : Vinyl acrylic emulsion difinising texture EBRO.
 Forrous Metal
 Lapis pertama : Red Head Primer
 Lapisan kedua : alkyd enamel
 Lapisan ketiga : teak oil/plitur/melamic
d. Pintu / jendela kayu/list langit-langit
 Lapisan pertama : Taek oil / plitur/wood filter dan Warna
 Lapisan kedua : Taek oil / plitur / sanding sealer
 Lapisan ketiga : Taek oil / plitur / melamic
e. Kayu lapis finish Duco
 Lapisan pertama : Grey primer under coat
 Lapisan kedua : Cellulosa / duco paint
 Lapisan ketiga : Cellulosa / duco paint

Pasal 20
Pekerjaan Aluminium Composite Panel (ACP)

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Persyaratan pekerjaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan yang pernah
dilakukan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
b. Alumunium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari
satu macam / jenis saja.

PT. Alocita Mandiri I - 79


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Pelaksanaan pemasangan harus dilengkapi dengan peralatan bantu untuk


mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasdil pemasangan
akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
d. Rangka-rangka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan teliti,
tegak lurus dan tepat pada posisinya.

3. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan


a. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi standar-standar:
 AA The Alumunium Association
 AAMA Architectural Alumunium Manufacts Associations
 ASTM E84 American Standard for The Testing Materials
 DIN 4019 Isolasi Udara
 DIN 52212 Penyerapan suara
 DIN 53440 Pengurangan getaran
 DIN 17611 / BS 1651 Proses Anoda
 DIN 476 Panel Kerangka
b. Aluminium Composite yang digunakan harus memenuhi syarat mutu:
Test Item Test Method Test Result
PVdf Coating thickness ASTM D7091-12 34 µm
Panel Thiickness 4 mm
Adhesion ASTM D3359-09 Classification : 5B
Pencil hardness ASTM D3363-05 Scratch hardness : 2H
Flexibility test ASTM D522-93a No Cracking or other visual
change
Alkali resistance ASTM D1308-02, ASTM ΔE=0.9
D2244-11
Acid resistance ASTM D1308-02, ASTM ΔE=0.4
D2244-11
Unit weight As client’s requirement 5.76 kg/m²
Heat deflection ASTM D648-07 106.6˚C
temperature
Flexural strength ASTM D790-10 116 MPa
Flexural modulus ASTM D790-10 14680 MPa
Shear strength ASTM D732-10 28.0Mpa
180²ͦPeel strength ASTM D903-98 11.5N/mm
Tensile strength ASTM D638-10 47.6 MPa
Yield strength ASTM D638-10 47.6 MPa

c. Performance Requirements :
 Bebas dari distorsi dan deflection
 Tidak pecah (cracking) dan patah (breaking)
 Dapat dipotong (cutting), bending dan routing

PT. Alocita Mandiri I - 80


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Corrosion resistance dan weather ability, tidak terpengaruh perubahan


temperature.
 Dapat dilipat (folded) setelah digrooving pada lapisan (skin) belakang
menggunakan router, trimmer, atau circular saw yang dilengkapi dengan
groove cutter.
 Dapat dengan mudah dilekukkan (cold-bent) dengan pressbrake atau mesin
roll bending dengan tiga roll (three rolls).
 Radius minimum bending dengan press brake.
 Memilki sound transmission loss yang tinggi.
 Properties dari cat finishing :
- Memiliki spesifikasi setara Kyner 500 PVDF atau Lumiflon ex Nippon
Paint
- Color retention : 5000 jam
- Gloss retention : 4000 jam ( 70% )
- Chalk resistance : 4000 jam
- Pencil Hardness : 2H
- Formability/T-bend : 2T, tanpa pecah
- Impact resistance : tanpa pecah (pick off / cracking)
- Salt Spray resistance : melewati 3000 jam
- Humidity resistance : melewati 3000 jam
- Chemical resistance (Hcl, H2SO4, Mortar, Detergent) : tanpa perubahan
- Gloss 600C : 30 % - 80 %
- Adhesion :
* Dry : tanpa perubahan
* Wet : tanpa perubahan
* Boiling water : tanpa perubahan
d. Memiliki karakter terbakar pada permukaan untuk ignitability, flame spread, heat
evolved, smoke developed sesuai dengan :
 UK BS 476 bagian 6 dan 7
 DIN 4120 teil 1
 ONORM B 3800
 SNU 52018 3/2
 NEN 3883
 NFP 92-501, S21-203
 AS 1530 bagian 3
 ASTM E 84
 Modified ASTM E 108
e. Struktur untuk pemasangan sirip-sirip / Fin :
 Aluminium dibuat dengan konstruksi yang kaku lengkap dengan pasangan
bracing.
 Alumunium reinforce mill finish dengan karakter kekuatan sesuai dengan
YKK YS-1C.
 Steel plate L 50.50.5 hot dip galvanized steel sebagai penyambung ke 2
bahan diatas

PT. Alocita Mandiri I - 81


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

f. Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan contoh material /


bahan lengkap, warna, dan contoh percobaan pekerjaan dari beberapa macam
hasil produk kepada Pengawas untuk disetujui dalam pelaksanaan.
g. Bahan composite panel harus dalam keadaan rata
h. Toleransi dimensi mill finish :
i. Stove dipernish : + 0,2 mm
ii. Dianode : 0.4 / + 0,2 mm
iii. Lebar : - 0/+ 4 mm
iv. Panjang s/d 4 meter : - 0/+ 6 mm
i. Rangka : Alumunium atau Galvanis
j. Produk disyaratkan setara SEVEN ACP
k. Warna yang digunakan : RAL8016 Brown,RAL 3012 BEIGE RED (SEVEN ACP).
l. Garansi : minimum 10 tahun untuk persyaratan-persyaratan performance yang
disebutkan diatas, properties dari painted finish, dan karakteristik terbakar
permukaan yang baik (surface burning characteristics).

4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pembuatan dan pengajuan gambar ‘shop drawing’ pekerjaan Alumunium
Composite Panel (ACP).
b. Persetujuan material dan warna yang akan digunakan.
c. Persiapan lahan kerja.
d. Persiapan material kerja antara lain: material ACP, rangka alumunium atau
galvanise, baut dynabolt, sekrup, sealant dan lain-lain.
e. Persiapan alat bantu kerja antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, cutting well, gerinda, bor, gun sealent, steiger/perancah dan lain-lain.
f. Lakukan pengecekan dan pengukuran di lapangan (marking area) untuk
bidang/dudukan yang akan dipasang ACP.
g. Aluminium frame dibuat sesuai dengan perhitungan kekuatan dan kekakuan.
h. Fabrikasi rangka dan ACP sesuai ukuran ‘shop drawing’ yang disetujui
Pengawas.
a. Pasang dudukan rangka pada bidang yang akan dipasang ACP, dengan
perkuatan baut dynabolt.
b. Pasang rangka alumunium / galvanis pada dudukan rangka.
c. Periksa dengan seksama dan teliti kerataan dan kesikuan rangka alumunium /
galvanis terpasang.
d. Alumunium reinforce mill finish dipasang ke steel frame dengan penyambung
hot dip galvanized steel sesuai dengan perhitungan.
e. Selanjutnya alumunium composite panel dipasang ke alumunium reinforce mill
finish,
f. Periksa dengan seksama dan teliti kerataan dan kesikuan pemasangan ACP.
g. Setelah pemasangan, terutama pada sambungan-sambungan, serta
sambungan diisi dengan silicone sealant dan backer rod hingga rapat dan tidak
bocor

PT. Alocita Mandiri I - 82


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

h. Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakan


hasil pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
i. Setelah pekerjaan selesai, bersihkan pelindung ‘blue sheet’ pada ACP.
j. Pelindung ACP (biasanya tertera merk dari ACP) jangan langsung dibuka.
Pengelupasan pelindung dilakukan 1 minggu atau 3 hari sebelum serah terima
pertama.
Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, maka kontraktor harus memperbaiki tanpa
biaya tambahan.

PASAL 21
PEKERJAAN PENGECATAN MARKA JALAN

1. Ruang Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi memasok dan mengecat marka jalan pada lokasi yang
ditunjukkan dalam Gambar Rencana

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Rujukan Standard an Pedoman Teknis
 SNI 06-4825 : Spesifikasi Campuran Cat Marka Jalan Siap Pakai Warna
Putih
dan Kuning.
 SNI 06-4826 : Spesifikasi Cat Thermoplastik Pemantul Warna Putih dan
Warna Kuning untuk Marka Jalan.
 SNI 05-4839 : Spesifikasi Manik-Manik Kaca (Glass Bead) untuk
Marka
Jalan. Pd. T-12-2004-B : Perencanaan Marka Jalan

b. Persyaratan Bahan
i. Bahan yang diterima harus diperiksa oleh Pengawas dengan memeriksa
bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima
harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan
ii. Konfigurasi, ukuran dan warna marka jalan
Marka jalan harus mempunyai konfigurasi, ukuran dan warna yang
memenuhi Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 61 Tahun 1993 dan
Pedoman Konstruksi Bangunan No. Pd. T12-2004-B.
iii. Penyimpanan Cat
 Semua cat harus disimpan menurut petunjuk pabrik pembuatnya
 Semua cat harus digunakan sesuai umur kemasan untuk menjamin
bahwa hanya produk yang masih baru digunakan dalam batas waktu
yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
iv. Cat untuk Marka Jalan

PT. Alocita Mandiri I - 83


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Pada pasal ini kata “cat” sering dikonotasikan sebagai bahan marka jalan
jenis termoplastik sebagai cat. Cat haruslah bewarna putih atau kuning
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana dan memenuhi spesifikasi
berikut ini :
 Marka Jalan “bukan” Termoplastik : SNI 06-4825.
 Marka Jalan Termoplastik : SNI 06-4826.
v. Butiran Kaca (Glass Bead)
Butiran Kaca (glass bead) harus mememuhi Spesifikasi menurut SNI 05-
4839.

3. Persyaratan Kerja
a. Setiap jenis pengecatan marka jalan yang tidak memenuhi ketentuan dari
Spesifikasi atau menurut pendapat Pengawas dalam segala hal tidak dapat
diterima, maka harus diperbaiki atau diganti oleh Kontraktor dengan biaya sendiri
atas petunjuk Pengawas
b. Satu liter contoh cat untuk setiap warna dan jenis cat bersama dengan data
pendukung untuk setiap jenis cat berikut ini harus diserahkan kepada Pengawas:
i. Komposisi (analisa dengan berat)
ii. Jenis penerapan (panas atau dingin)
iii. Jenis dan jumlah maksimum bahan pengencer.
iv. Waktu pengeringan (untuk pengecatan ulang)
v. Pelapisan yang disarankan
vi. Ketahanan terhadap panas
vii. Detil cat dasar atau lapis perekat yang diperlukan
viii. Umur kemasan (umur dari produk)
ix. Batas waktu kadaluwarsa

4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Penyiapan Permukaan Perkerasan
Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Kontraktor
harus menjamin bahwa permukaan perkerasan jalan yang akan diberi marka
jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu.
Kontraktor harus menghilangkan setiap marka jalan lama (bila ada), baik
termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan lapisan cat baru.
Untuk kegiatan ini kontraktor harus melakukan grit blasting (pengausan dengan
bahan berbutir halus).
b. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
 Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik)
harus dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya
sebelum digunakan agar suspensi pigmen merata di dalam cat.
 Kontraktor harus mengatur dan menandai semua marka jalan pada
permukaan perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi
sebelum pelaksanaan pengecatan marka jalan.

PT. Alocita Mandiri I - 84


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis
tepi dan zebra cross dengan bantuan sebuah mesin penyemprotan atau
penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat garis
putus-putus dalam pengoperasian yang menerus. Mesin yang digunakan
tersebut harus menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan
tebal basah minimum 0,38 milimeter untuk “cat bukan termoplastik” dan tebal
minimum 1,50 mm untuk “cat termoplastik” (belum termasuk butiran kaca
glass bead). Marka harus memiliki garis tepi yang bersih (tidak bergerigi)
sesuai lebar rancangan. Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik pembuatnya,
maka cat termoplastik harus dilaksanakan pada temperatur 204 - 218°C.
 Bilamana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka Pengawas dapat
mengijinkan pengecatan marka jalan dengan cara manual, dikuas, disemprot
dan dicetak dengan sesuai dengan konfigurasi marka jalan dan jenis cat
yang disetujui untuk penggunaannya.
 Butiran kaca (glass bead) harus ditaburkan secara mekanis di atas
permukaan cat segera setelah pelaksanaan penyemprotan atau
penghamparan cat. Butiran kaca (glass bead) harus ditaburkan dengan kadar
450 gram/m2 untuk semua jenis cat, baik untuk “bukan termoplastik” maupun
“termoplastik”.
 Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini
dapat dilalui oleh lalu lintas tanpa meninggalkan bintik-bintik atau bekas jejak
roda atau kerusakannya lainnya.
 Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan
memenuhi ketentuan baik siang maupun malam hari harus diperbaiki oleh
Kontraktor atas biayanya sendiri.
 Ketentuan Pemeliharaan Lalu Lintas harus diikuti sedemikian sehingga rupa
harus menjamin keselamatan umum ketika pengecatan marka jalan sedang
dilaksanakan.
 Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan menurut
ketentuan pabrik pembuat sesaat sebelum dipakai agar menjaga bahan
pewarna tercampur merata di dalam suspensi.

PASAL 22
PEKERJAAN FLOOR HARDENER

1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan
pelaksanaan ini, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Sebagai finishing lantai, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam Gambar
Rencana.

PT. Alocita Mandiri I - 85


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

2. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan


a. Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan,
warna, dan contoh percobaan pekerjaan dari beberapa macam hasil produk
kepada Pengawas untuk disetujui dalam pelaksanaan.
b. Bahan dari Non Metallic Floor Hardener, dari jenis hard aggregate non-premixed.
Produk disyaratkan setara SIKA CHAPDUR. Pelaksanaan secara monolithic.
c. Bahan Floor Hardener yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan,
kapasitas pemakaian bahan harus melalui timbangan berat yang cermat, sesuai
dengan sempurna.
d. Kapasitas pemakaian bahan minimum 2,5 - 3,0 kg Non Metalic Floor Hardener
untuk luas 1 meter persegi lantai, sedangkan untuk lantai parkir pemakaian
adalah 2,5-3,5 kg/m2, atau sesuai dengan persyaratan perhitungan dari pabrik
bersangkutan yang disetujui Pengawas.
e. Warna harus stabil, tahan terhadap beban berat, tahan getaran dan goresan
ringan, dapat mencegah adanya / terjadinya retak-retak pada permukaan lantai,
tidak mudah kotor, mudah dalam perawatan, dapat menahan kerusakan-
kerusakan permukaan lantai, tahan lama serta tidak licin.
f. Apabila dianggap perlu, Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test-test
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan
sebagai dasar persetujuan bahan. Jenis sample untuk masing-masing jenis test
akan ditentukan kemudian. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya.
g. Pengendalian mutu bahan-bahan serta cara pengerjaannya harus sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Alas dari lantai Floor Hardener merupakan lapisan beton yang telah dibuat rata
permukaanya. Dalam melakukan pekerjaan pembetonan, supaya ditambahkan
bahan HONCURE atau setara ke permukaan beton, untuk mempertinggi mutu
beton dan ikatan terhadap lapisan pekerjaan finishing. Untuk pekerjaan di area
basement, pemasangan bahan Floor Hardener dilakukan sekaligus pada waktu
pekerjaan pengecoran beton.
b. Setelah pekerjaan lantai beton mengeras, seluruh permukaan dilapis dahan
curing compound sesuai dengan standar dari pabrik yang bersangkutan.
c. Permukaan harus dalam keadaan bersih dari debu dan kotoran-kotoran lainnya
yang dapat mengurangi efektifitas perekatan.
d. Direkomendasikan lantai diberi tanda sampai batas yang diinginkan.
e. Kecukupan material harus dipenuhi untuk mendapatkan daya sebar yang
direkomendasikan.
f. Aplikasi floor hardener harus dimulai tanpa henti pada saat dasar beton yang
sudah mengeras tepat pada saat jejak kaki tertanam 2-6 mm, pengeluaran air
sudah menguap, namun beton terlihat basah.
g. Untuk permukaan lantai yang luas perlu pengerjaan yang berkesinambungan
untuk memastikan aplikasi waktu yang tepat.

PT. Alocita Mandiri I - 86


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

h. Aplikasi dilaksanakan dua tahap :


i. Aplikasi pertama adalah menyebarkan pada permukaan yang rata di atas
permukaan beton. Ketika material secara keseluruhan terlihat gelap karena
lembabnya penyerapan dari beton, permukaan dapat digosok. Gosokkan
kayu atau tidak menggosok permukaan secara berlebihan (Jumlah
Pemakaian 5-6 kg/m2).
ii. Segera setelah penggosokkan, sisa floor hardener sebanyak 2 kg/m2
diaplikasikan di atas permukaan secara merata. Sekali lagi pada saat
kelembaban telah diserap, permukaan dapat digosok seperti cara
sebelumnya.
i. Untuk penyelesaian akhir penggosokan dengan mesin poles dapat dilakukan
ketika lantai telah cukup keras sehingga tidak menimbulkan kerusakan.
j. Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga khusus yang telah ahli dan
berpengalaman dalam bidangnya serta dilengkapi dengan Trowelling Machine.
k. Pola pemasangan lantai sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar.
l. Siraman air di atas permukaan Floor Hardener dilakukan terus menerus kurang
lebih 7 hari berturut-turut agar selalu basah, untuk mencegah adanya retak-retak
rambut pada permukaan lantai Floor Hardener dan untuk mencapai yang
sempurna.
m.Penggunaan bahan harus diperiksa dengan timbangan, antara jumlah bahan
yang digunakan dengan luas lantai yang akan dikerjakan, diusahakan agar
bahan dapat habis terpakai dalam pemakaian.
n. Pelaksanaan harus tepat waktunya, pada saat lapisan di bawahnya (lapisan
beton) telah memenuhi persyaratan.
o. Untuk permukaan lantai yang langsung terkena sinar matahari, seluruh
permukaan lantai harus ditutup dengan karung goni yang selalu dibasahi dengan
air.
p. Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lobang
dan celah-celah, bebas debu, bebas lemak, dan bebas minyak.
q. Pekerjaan lapis Floor Hardener dilakukan setelah adanya persetujuan dari
Pengawas.
r. Pekerjaan Floor Hardener yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya
kerusakan akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang lain.
s. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan,
perawatan, dan selalu menjaga kebersihan dari pekerjaan lain.
t. Kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan Floor hardener,
Kontraktor diharuskan untuk memperbaiki hingga mencapai mutu pekerjaan yang
baik, tanpa adanya tambahan biaya.

PASAL 23
PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT GANTUNGAN

1. Lingkup Pekejaan

PT. Alocita Mandiri I - 87


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Meliputi pengadaan, pemasangan seluruh alat-alat penyambung, pengunci dan


penutup pegas dengan kelengkapannya yang berkualitas baik sesuai sistem daftar
rincian, gambar dan persyaratan lainnya.

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Pengadaan semua atau sebagian peralatan sebaiknya dilakukan oleh rekanan
khusus yang bertindak sebagai agen resmi pabrikan di Indonesia. Rekanan
sebagai nominated specialis supplier yang ditunjukan atas persetujuan
Pengawas.
b. Setelah pekerjaan diluluskan, Kontraktor dengan rekanan khusus yang ditunjuk
harus secepatnya menyerahkan contoh-contoh “hardware” yang terpilih dan
mengajukan dalam rangkap 3 (tiga) gambar-gambar rencana tata letak dengan
nomor urut masing-masing kunci serta “key control schedule “ untuk disahkan
oleh Pengawas.
c. Semua penutup pegas, mortice cylinder dead lock, lock set, handle dan back
plate harus merupakan hasil dari suatu kelompok produk perusahaan yang sama.
d. Semua cylinder dari kunci-kunci harus diperlengkapi dengan 2 (dua) buah anak
kunci pengganti. Handle dan backplate dari bahan alumunium dengan warna
bronze coloured anodized.
e. Hardware yang disyaratkan adalah :
i. Pintu-pintu masuk bangunan lainnya adalah pintu swing normal dengan
floor hinge setara DEKKSON.
ii. Engsel pintu berupa engsel kupu kualitas baik, setara produk DEKKSON.
Untuk engsel jendela ayun berupa Whiteco stay dan gerendel rambucis
disyaratkan setara produk DEKKSON.
iii. Kunci pintu kayu dan alumunium setara dengan produk DEKKSON.
iv. Asemen jendela ayun, setara produk DEKKSON.
v. Handle digunakan setara produk DEKKSON.
f. Untuk daun pintu lemari tanam (built-in) dipakai kunci merek 808 asli dengan
engsel piano kualitas baik, handle dari bahan kayu atau sesuai dengan
keterangan gambar interior.
g. Untuk pintu rangka baja dipakai setara DEKKSON.
h. Untuk alat-alat gantung dan kunci-kunci, Kontraktor diwajibkan tetap mengajukan
contoh-contohnya terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

3. Persyaratan Pekerjaan
a. Mengadakan, memasang kunci tanam pada semua pintu sesuai rencana pada
gambar.
b. Memasang 3 buah engsel pada setiap daun pintu dan 2 buah engsel pada setiap
daun jendela sesuai persyaratan dalam gambar, kecuali daun pintu utama dan
pintu kluis.
c. Memasang grendel tanam pada daun pintu dan jendela tunggal pada bagian atas
dan bawah, atau grandel khusus jendela geser alumunium (kalau ada).

PT. Alocita Mandiri I - 88


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

d. Memasang espagnolette pada daun pintu ganda seperti disyaratkan dalam


gambar.
e. Pengadaan kunci-kunci atau cylinder dan kelengkapannya harus asli dan
dilengkapi sertifikat dari pabrik atau agen penjualnya.

4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua pemasangan harus dikerjakan dengan peralatan yang sesuai serta
secara baik, rapi dan memenuhi syarat teknik dari pabrik, sehingga pintu-pintu
dan jendela dapat dibuka dan ditutup dengan mudah, lancar dan ringan.
b. Selama pekerjaan berlangsung dijaga agar peralatan kunci dan penutup-
penutup pegas terlindung dari goresan, kerusakan dan cacat-cacat lain.
c. Selama masa pelaksanaan, harus diusahakan agar anak-anak kunci asli tidak
dipergunakan dan semuanya harus disimpan dalam lemari penyimpan anak
kunci, demi keamanan. Untuk itu sebaiknya ada “construction key” sesuai
kebutuhan.
d. Sebelum penyerahan pekerjaan, semua pekerjaan kunci dan alat gantung
(hardware) harus diminyaki sehingga bisa bekerja dengan baik dan sekrup CK
(Construction Key) yang ada pada setiap cylinder harus dikendurkan dan
dicopot agar anak kunci CK tidak berfungsi dan tidak dapat digunakan lagi.

DAFTAR HARDWARE PINTU DAN JENDELA

PT. Alocita Mandiri I - 89


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

PATCH FITTING FLOOR HINGE

PATCH LOCK CORNER LOCK

PULL HANDLE HINGE CENTER PIVOT

PT. Alocita Mandiri I - 90


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

LEVER HANDLE & ESCUTCHEON LEVER HANDLE

MORTISE LOCK SLIDING DOOR MORTISE LOCK

ROLLER LATCH MORTISE LOCK ROLLER LATCH MORTISE LOCK

HINGE DUST PROOF

PT. Alocita Mandiri I - 91


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

CYLINDER KEY CYLINDER THUMB KEY

DOOR STOPPER DOOR STOPPER

FLUSH BOLT FLUSH BOLT

DOOR CLOSER DOOR CLOSER

PT. Alocita Mandiri I - 92


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

DOOR BOLT WINDOW BOLT

SLIDING RAIL LEVER HANDLE SET

FRICTION STAY WINDOW CASEMENT HANDLE

PASAL 24
PEKERJAAN WATER PROOFING

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengerjaan meliputi pengadaan dan pelaksanaan seluruh bahan-bahan teknis
bangunan, untuk pekerjaan water proofing dan pencegahan pelembaban atau
rembesan uap air yang bermutu baik sesuai persyaratan untuk bidang-bidang
dalam pekerjaan toilet dan reservior seperti ditunjukan dalam gambar kerja.

PT. Alocita Mandiri I - 93


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

b. Kontraktor menata pekerjaan-pekerjaan lain yang erat hubungannya dengan


pekerjaan kekedapan air dan kekedapan uap air.

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Pengadaan harus dilakukan oleh Rekanan Khusus yang bertindak sebagai agen
resmi pabrikan dari bahan-bahan kedap air dan kedap uap air di Indonesia.
Rekanan harus merangkap Kontraktor Khusus water proofing (sebagai
nominated specialist water proofing contraktor) ditunjuk dengan persetujuan ahli
dengan pengertian bahwa rekanan dan kontraktor khusus harus memberikan
jaminan minimal 2 tahun dan jaminan kualitas bahan selama 5 tahun.
b. Sebelum pemakaian, Kontraktor harus mengajukan bahan guna dimintakan
persetujuan Pengawas dengan disertai rekomendasi pemakaian bahan tersebut
minimum 5 tahun dari proyek-proyek terdahulu. Bahan-bahan water proofing
yang digunakan disyaratkan setara produk SIKATOP – 107 SEAL.
c. Material dikirim dengan kontainer dengan segel label asli dari pabrik. Identifikasi
kontainer dengan nama material, tanggal produksi dan nomor lot.
d. Material disimpan di atas tanah pada tempat yang terlindung dari cuaca.
e. Material dijaga untuk mencegah terjadinya kerusakan.
f. Material yang rusak dikeluarkan dari lokasi dan diganti dengan material baru
yang sesuai spesifikasi.
g. Material diperlakukan dengan hati-hati sesuai instruksi dari pabrik, karena
beberapa material mudah rusak dan terbakar.
h. Pada elemen kotor atau elemen yang tidak sesuai dengan spesifikasi pabrikan,
maka tidak dilaksanakan pengerjaan water proofing.
i. Kontraktor harus memberikan jaminan bahwa pekerjaan dari bagian ini sesuai
dengan dokumen kontrak dan bebas dari cacat material, dan kesalahan
pemasangan selama 10 tahun dari tanggal penyelesaian secara efektif. Untuk
jaminan ditandatangani oleh supplier material.
j. Kontraktor harus memperbaiki kegagalan water proofing untuk menahan
masuknya air tanpa tambahan biaya, kecuali kegagalan yang disebabkan oleh
struktur bangunan.
k. Retak beton akibat temperatur atau penyusutan tidak dianggap sebagai
kegagalan struktur.
l. Sebelum dilaksanakan pengerjaan water proofing pada pemakuan yang akan
dilapisi bahan pengedap air, maka permukaan harus diperiksa dengan teliti
apakah telah cukup rata, bersih dan dalam keadaan yang cukup baik
m.Bagian-bagian yang dikedapairkan adalah :
i. Untuk bahan-bahan water proofing setara produk FOSROC yang dicampur
dengan adukan beton adalah pada :
 Dinding beton tebal 30 cm pada dinding penahan tanah.
 Plat atap semua bangunan.
 Plat lantai toilet.
 Plat dinding, lantai dan atap GWT dan Bak Penampung Air Hujan.
ii. Untuk bahan-bahan water proofing jenis coating adalah pada :

PT. Alocita Mandiri I - 94


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Lantai toilet dan dinding toilet setinggi 80 cm (terpasang 3 lapis coating),


setara SIKATOP – 107 SEAL
iii. Untuk bahan-bahan water proofing jenis membrane setara produk FOSROC
adalah pada :
 Di luar dinding beton yang berhubungan dengan tanah (+ pelindungan
pasangan bata).
 Di atas plas atas basement yang berhubungan dengan tanah (+ screed
pelindung).
 Di bawah plat lantai basement (dipasang di atas lantai kerja).
 Di atas plat atap (+ screed pelindung terpasang minimal menggunakan
kawat ayam).

3. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Flexible water proofing
Sistem flexible water proofing terbagi atas sistem membran yang kedap uap air
untuk alas lantai dan sistem coating yang kedap air untuk dinding dan atap beton.
i. Membran
Pada lantai kerja lantai yang bersentuhan dan di bawah permukaan tanah
dihamparkan water proofing membrane “sisalthene 353” dalam arah
memanjang. Jalur-jalur ini disambung dengan tape plastic MB 500, lebar 5
cm, secara rapih atau sesuai petunjuk pabrik pembuatannya. Selaput kedap
air ini sesuai ASTM-E-96 E vapour transmisionnya tidak boleh lebih dari pada
0,14 perms dalam kaadaan terbentang licin atau menurut ASTM-D1027, tidak
lebih dari 0,7 perms dalam keadaan terkusut. Di dalam selaput sisalthene
353 harus terselip polythylene film setebal 0,002. Selaput kedap air
sisalthene 353 harus dilaksanakan sebanyak 2 (dua) lapis. Kontraktor dapat
mengajukan jenis/merek lain dengan persetujuan Pengawas.
ii. Coating
Dinding-dinding yang terkena tanah, seluruhnya harus dilepas dengan
membentuk lapisan kedap air yang terbuat dari suatu komponen tarmodified
polyurethene yang sesuai untuk aplikasi di bawah permukaan tanah. Jenis
tanah yang dipilih harus mempunyai tensile strenght 230 psi serta elongation
560 % menurut ASTM D-638. Tebal lapisan harus tidak kurang dari 60 mils
atau dengan coverage minimum 1,5 liter/m2. Pemasangan harus dilakukan
pada dinding yang cukup kering dengan menggunakan alat pelepas yang
bergigi. Jenis yang dipakai adalah vulkem 201. Setiap permukaan water
proofing yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara yang dianjurkan oleh
pabrik. Perbaikan harus dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga tidak
akan mengganggu pemasangan lapisan finish.
b. Cementitious Waterproofing.
i. Pekerjaan persiapan awal.
 Pastikan kondisi substrat yang sesuai untuk menerima waterproofing.

PT. Alocita Mandiri I - 95


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Perbaiki permukaan yang retak, uang lebih rendah, bergelombang atau


tonjolan-tonjolan yang dapat merusak instalasi water proofing sesuai
dengan rekomendasi pabrikan.
 Tutup retakan dan expension joint sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
 Bersihkan permukaan secara menyeluruh dari debu, kotoran, cat, bahan
pelapis, minyak gemuk, oli, serpihan semen, pertikal-pertikal semen,
partikel-partikel lepas, dan pencemar. Hilangkan oli dan minyak gemuk
dengan membersihkan grade alkaline komersial, bilas dan keringkan
secara menyeluruh.
 Basahi permukaan beton sampai jenuh air dan hilangkan permukaan air
yang berlebihan.
ii. Pekerjaan persiapan akhir.
 Siapkan permukaan sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan pabrik.
 Substrate finish permukaan yang akan dibuat kedap air harus kasar,
metode pengasaran mekanik untuk menghasilkan permukaan butiran yang
teguh dengan menggunakan kertas ampelas mutu sedang.
 Sisi beton yang langsung berhubungan dengan air permukaan yang akan
dibuat kedap air harus dicuring minimum 28 hari.
 Patching.
Permukaan beton yang berongga atau retak harus ditutup sebelum diberi
water proofing.
 Penanganan sambungan dan retak.
Rongga-rongga, Contruction joint dan retak yang dapat dilihat dengan
lebar 0,03 cm harus dikorek sampai kedalaman 1,9 cm.
 Permukaan horisontal.
 Lantai beton.
Sebelum water proofing dipasangkan kepada permukaan beton,
hilangkan tonjolan yang biasa menembus water proofing yang
akan mempengaruhi permukaan beton.
 Sealer, Hardener dan Curing Agent.
Pakai floor sealer, floor hardener atau curing agent yang cocok
dengan waterproofing untuk melindungi permukaan beton
 Permukaan vertikal.
 Bidang permukaan harus memiliki sistem kapiler terbuka untuk
memastikan lekatan permanen pada saat digunakan.
 Pada dinding beton penahan tanah, hilangkan tonjolan agar
penempatan dan pelekatan waterproofing dapat terlaksana
dengan baik.
iii. Pekerjaan pemasangan
 Pemasangan material primer harus sesuai dengan rekomendasi
pabrikan.
 Pada permukaan horisontal

PT. Alocita Mandiri I - 96


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Gunakan cementitious waterproofing dalam kontruksi slurry pada



permukaan beton yang jenuh.
 Pada Constructions Joint, lakukan sebanyak dua kali dengan
cementitious waterproofing dalam konsistensi slurry pada
permukaan yang dibasahi, secepatnya sebelum pengecoran beton.
 Permukaan vertikal
 Gunakan cementitious water proofing pada permukaan beton jenuh
air dalam konsistensi slurry. Lapisan slurry harus diberikan
kepermukaan vertikal minimal 2 lapis.
 Pada contruction joint, pada permukaan yang dibasahi diberi
comentitious waterproofing, sesegera mungkin sebelum
pengecoran beton. Berikan lapisan slurry dari comentitious water
proofing pada contructions joint yang rusak, retak dan pada lubang-
lubang kecil.
 Pada sudut, contruction joint, sambungan dan reglet.
Isi reglet dan keruk contruction joint pada perpotongan dinding pada
pondasi telapak atau pelat. Berikan campuran water proofing dan
lapisi sesuai dengan rekomendasi dari pabrik. Pelapisan harus
diberi kemiringan positif untuk drainase yang menjauh dari sudut
dan reglet.
 Netralisasi
Netralkan cementitious waterproofing sesuai rekomendasi pabrikan
pada daerah yang akan dicat atau diberi lapisan epoxy. Cementitious
waterproofing harus dibiarkan mengeras minimum selama dua minggu
sebelum netralisasi.
iv. Pengendalian mutu lapangan dengan pengujian horisontal di lapangan
Sebelum menyelesaikan pekerjan waterproofing pada permukaan horisontal,
harus diberi lapisan pelindung atau dengan cara lain, yaitu uji kebocoran
dengan kedalaman air 50 mm selama 24 jam. Perbaiki semua kebocoran
yang diketahui dari pemeriksaan struktur bawah dan ulangi pengujian
sampai tidak ditemui lagi adanya kebocoran.
v. Pembersihan
Setelah selesai, lepaskan seluruh material penutup dan bersihkan noda-
noda pada permukaan beton yang terekspos yang disebabkan oleh
pengerjaan waterproofing.
vi. Proteksi dan Curing
 Penyelesaian pekerjaan dilakukan untuk melindungi waterproofing yang
telah selesai dikerjakan, pada saat instalasi lain atau selama proses yang
dikerjakan diatas waterproofing dan selama sisa masa kontruksi. Lalu
lintas di atas waterproofing yang tidak dilindungi tidak diijinkan. Berikan
proteksi terhadap injakan dan lalu lintas umum kontruksi.
 Lindungi permukaan yang sedang dikerjakan dari genangan air, minimum
selama 24 jam.

PT. Alocita Mandiri I - 97


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Proteksi pekerjaan pada daerah bersebelahan dari tumpahan kotoran


dan lindungi material dari kerusakan atau akibat pencemaran dari
material yang berdekatan.
 Lokasi curing seperti yang direkomendasikan pabrik.
c. Membrane Cair
i. Pemeriksaan
 Periksa subtrate dan kondisinya di tempat dimana akan diberi
waterproofing, jika subtrete tidak memuaskan, jangan mulai pekerjaan
sampai kondisi tidak memuaskan tersebut telah selesai diperbaiki
sedemikian rupa sehingga dapat diiterima oleh pemasang.
 Pastikan bahwa material yang masuk ke permukaan yang diberi
waterproofing telah dipasang dengan kaku.
 Pastikan permukaan bebas dari retak, cekungan, atau tonjolan, yang bisa
menyebabkan kegagalan terhadap pemasangan yang baik.
 Jangan pasang waterproofing pada permukaan yang lembab, kotor,
subtrate yang berdebu atau permukaan beton yang tidak dapat diterima
oleh pemasang.
 Dimulainya pekerjaan berarti subtrate telah dapat diterima dengan
memuaskan oleh pemasang.
ii. Persiapan
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk persiapan permukaan yang
akan diberi waterproofing. Semua permukaan yang akan diberi membran
waterproofing harus diratakan dengan perata kayu. Permukaan pelat
yang tidak rata harus diratakan untuk diberi bituthene waterproofing.
 Biarkan beton mengering secara alami dengan membongkar bekisting
minimum 7 hari sebelum pemasangan waterproofing dimulai.
 Lindungi permukaan yang bersebelahan yang tidak dipasang
waterproofing.
 Sebelum memasang waterproofing, periksa beton dan periksa perbaikan
yang dibutuhkan untuk menghasilkan permukaan yang baik untuk
dipasangi waterproofing. Seluruh permukaan harus bebas dari rongga,
retak, agregat lepas dan tonjolan tajam, tanpa adanya agregat kasar.
Hilangkan semua bahan pencemar seperti minyak gemuk dan oli dari
permukaan beton. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran batu lepas
dan serpihan.
 Tutupi lubang yang memiliki panjang lebih dari 13 mm dan kedalaman 6
mm dengan beton dan diratakan sama dengan permukaan di
sekelilingnya.
 Lubang-lubang bekas tie rod harus diratakan sama dengan permukaan di
sekelilingnya.
 Haluskan tonjolan-tonjolan dengan gerinda.
 Hilangkan cat untuk memperoleh beton yang baik dan tidak terpengaruh.
 Perbaiki daerah yang diekspos.

PT. Alocita Mandiri I - 98


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Perbaiki contruction joint yang tidak beraturan dengan meratakan


material yang diperbaiki atau dengan menghaluskan. Material dan
metode yang digunakan dalam perbaikan harus cocok dengan material
membran yang akan digunakan dan telah disetujui oleh pabrikan.
 Patching coumpon (contoh: beton atau epoxy) harus disetujui oleh
supplier material waterproofing.
 Tutup ratakan dan sambungan dengan material yang disarankan dan
sealent. Gunakan ratio kedalaman/lebar yang sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik sealent. Permukaan sambungan, termasuk
dinding sbstate, harus 3 mm atau sebelum melanjutkan penginstalasian.
iii. Instalasi
 Permukaan horisontal
 Conditioner permukaan.
Bersihkan konsentrat conditioner sebelum digunakan sesuai instruksi
pabrik, yaitu sebagai berikut :
 Dengan menggunakan penyemprotan dan nozzle yang tepat,
semprotkan pembersih conditioner permukaan secara merata
pada substrate dengan kecepatan 74 sampai 93 m2 / 3,78 liter.
 Biarkan conditioner permukaan kering sempurna dan menyeluruh
minimum 30 menit, sebelum membran diaplikasikan. Conditioner
permukaan akan kering pada saat substrate kembali ke warna
aslinya.
 Jika daerah yang beri conditioner tidak dengan membran pada
hari yang sama, maka lakukan condititioner ulang jika terjadi
pencemaran akibat debu, kotoran yang signifikan.
 Instalasi cairan
Sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
 Pembentukan sudut.
Pasang membran melebihi sudut dalam dan satu luar. Tempatkan
pipi bentonit di sudut sesuai dengan detai pada gambar yang
ditampilkan.
 Pengujian horisontal waterproofing.
Penuhi seluruh daerah yang diberi waterproofing dengan tinggi muka
air minimum 50 mm selama 24 jam, tandai kebocoran dan lakukan
pada saat membran kering. Sebelum perairan dilaksanakan, pastikan
dari engineer bahwa struktur akan mampu menahan beban mati dari
air. Melakukan uji pengairan sebelum pemasangan sistem volclay
sekunder hanya dapat dilakukan pada daerah yang nantinya akan
digunakan.
 Perlindungan membran.
Setelah penguji permukaan horisontal dan membiarkan membran
mengering, pasang papan pelindung untuk menandai permukaan
horisontal.

PT. Alocita Mandiri I - 99


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Penggunaan waterstop bentonit horisontal.


Letakan bentonit secara memanjang dan mengelilinga tonjolan vertikal
dan pada diding seperti yang ditunjukkan pada gambar yang disertakan.
Rekatkan untuk mencegah pergerakan. Jangan paku secara mekanik
setiap membran waterproofing.
iv. Pemeriksaan dan perbaikan.
Pemeriksaan membran secara menyeluruh sebelum melakukan penutupan
dan lakukan koreksi secepat mungkin. Perbaiki sobekan dan sambungan
bersebelahan yang cukup dengan membran. Potong fishmount, perbaiki
dengan material yang diperpanjang 150 mm pada semua arah dari
potongan dan tutup ujung sambungan dengan mastic.

Pasal 25
Pekerjaan Sanitair

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengerjaan meliputi pengadaan dan pelaksanaan seluruh bahan bangunan,
untuk pekerjaan sanitair yang bermutu baik sesuai persyaratan untuk bidang-
bidang dalam pekerjaan sanitair seperti ditunjukan dalam gambar kerja.
b. Kontraktor menata pekerjaan-pekerjaan lain yang erat hubungannya dengan
pekerjaan sanitair.

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan, Material, dan Peralatan


a. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan di
pasaran, kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,
sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang
dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing type yang dipilih.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini.

3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan pengganti
harus mendapat persetujuan Perencana dan Pengawas berdasarkan contoh
yang diberikan Kontraktor.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar
rencana dan dikoordinasikan dengan Pengawas.

PT. Alocita Mandiri I - 100


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan
/ perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
g. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor.

4. Peralatan Sanitair
a. Peralatan sanitair yang digunakan adalah lengkap dengan segala perlengkapan
dan accesorisnya seperti tercantum dalam brosurnya.
b. Peralatan sanitair, perlengkapan dan asesorisnya yang dipasang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat
lainnya dan telah disetujui oleh Pengawas.
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar untuk
itu serta petunjuk-petunjuk dari produsen dalam brosur. Pemasangan harus baik,
rapi, waterpass dan dibersihkan dari kotoran, noda dan penyambungan instalasi
plumbingnya tidak boleh ada yang bocor.
Peralatan dan perlengkapan sanitair yang disyaratkan adalah setara produk
TOTO (termasuk fitting dan acesorisnya).

PT. Alocita Mandiri I - 101


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

DAFTAR PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR

SHOWER MIXER SHOWER MIXER

FIX SHOWER ROBE HOOK

LAVATORY LAVATORY

PT. Alocita Mandiri I - 102


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

JET SHOWER JET SHOWER

SOAP DISPENSER SOAP DISPENSER

GRAB BAR FLOOR DRAIN

PAPER HOLDER TISSUE DISPENSER

PT. Alocita Mandiri I - 103


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

TOWEL HOLDER TOWEL RING

CLOSET DUDUK CLOSET DUDUK

CLOSET DUDUK CLOSET JONGKOK

SINK TAP SINK TAP

PT. Alocita Mandiri I - 104


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

KITCHEN FAUCET HAND DRYER

LAVATORY FAUCET LAVATORY FAUCET

URINAL URINAL PARTITION

PASAL 26
PEKERJAAN LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

1. Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan lapis pondasi bawah dan
atas. Ada beberapa hal yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu: Pembersihan
lahan, perataan / leveling tanah dasar bawah lapisan pasir, persiapan tanah

PT. Alocita Mandiri I - 105


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

untuk timbunan, pekerjaan pemadatan, pembuatan lapis pasir, penyediaan alat


bantu, bahan, tenaga kerja dan uji laboratorium bila dipandang perlu.
b. Berkoordinasi dengan pekerjaan lainnya yang berkaitan seperti urugan tanah,
urugan pasir, pasangan bata.

2. Umum
a. Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari
lapis pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan
di atas lapis tanah dasar yang telah dibentuk dan dipadatkan, serta langsung
berada di bawah lapis pondasi atas perkerasan.
b. Suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah
dasar adalah 24% atau lebih
c. Lapis pondasi atas merupakan lapisan struktur utama diatas lapis pondasi
bawah (atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi
bawah).

3. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Penggunaan dan penyimpanan bahan yang digunakan pada pekerjaan ini,
seperti semen, pasir, dan air harus memenuhi spesifikasi yang disyaratkan,
tercantum pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
b. Lapis Subbase (Lapis Pondasi Bawah)
i. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis subbase (lapis pondasi bawah)
dan lapis base (lapis pondasi atas), harus diserahkan kepada Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan, dan harus disertai dengan hasil-hasil
data pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan
bahan-bahan.
ii. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis
pondasi bawah dan atas tanpa persetujuan Pengawas, dan setiap
perubahan harus atas dasar penyerahan contoh-contoh bahan dan
laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari persetujuan diatas
iii. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis
subbase coarse (Lapis Pondasi Bawah) terdiri dari bahan-bahan berbutir
dipecah (A), atau bahan berbutir dibelah dan kerikil (B), atau kerikil, pasir
dan lempung alami (C) seperti yang diuraikan pada gambar rencana.
 Lapisan subbase (LPB) kelas A, berupa agregat batu pecah disaring
dan digradasi semuanya lolos saringan 3” atau 75.00 mm, memenuhi
tabel berikut.
 Lapis subbase (LPB) kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan
kerikil, pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5” atau 62.5 mm,
memenuhi tabel berikut.
 Lapis subbase (LPB) kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung
alami yang lolos saringan 1.5” atau 37.5 mm, memenuhi tabel berikut.

PT. Alocita Mandiri I - 106


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

% LOLOS ATAS BERAT


UKURAN
KELAS A KELAS B
SARINGAN (mm) KELAS C
(<75 mm) (< 62,5 mm)
75.0 100 -
62.5 - 100
37.5 60-90 67-100 Maks. 100
25.0 46-78 -
19.0 40-70 40-100
9.5 24-56 25-80
4.75 13-45 16-66
2.36 6-36 10-55 Maks. 80
1.18 - 6-45
0.60 2-22 -
0.425 2-18 3-33
0.075 0-10 0-20 Maks. 15

iv. Bahan untuk pekerjaan lapis subbase harus bebas dari debu, zat organic,
serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki kualitas
bila bahan tersebut telah di tempatkan akan siap saling mengikat
membentuk satu permukaan yang stabil dan mantap.
v. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Pengawas, bahan-bahan dari
berbagai sumber atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam
perbandingan yang diminta oleh Pengawas atau seperti yang ditunjukkan
dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan
spesifikasi bahan lapis subbase.
vi. Bahan-bahan yang digunakan untuk lapis subbase harus memenuhi
syarat-syarat yang diberikan pada tabel berikut.

URAIAN BATAS TEST


Batas cair Maksimum 35%
Indeks plastisitas 4% - 12%
Ekivalensi Pasir( bahan halus plastis) Minimum 25
CBR terendam Minimum 30%
Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Maksimum 40%

b. Lapis Base (Lapis Pondasi Atas)


i. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembangunan lapis base terdiri dari
satu atau dua kelas bahan sebagaimana gambar rencana.
 Lapis base kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan digradasi
yang merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos
saringan 37,5 mm.
 Lapis base kelas B - Makadam ikat basah, terdiri dari agregat pecah
yang berupa batu fraksi tunggal dengan ukuran nominal antara 25 mm

PT. Alocita Mandiri I - 107


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

dan 62,5 mm dan agregat halus dan kerikil pasir alami, disaring dan
digradasi serta semuanya lolos saringan 9.5 mm.
ii. Bahan lapis base kelas B – macadam ikat basah juga meliputi:
 Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bilamana
dihasilkan kerikil tidak kurang dari 50% terhadap berat, merupakan
pertikel-partikel yang memiliki paling sedikit satu bidang pecah.
 Agregat halus lolos saringan 4,75 mm terdiri dari kerikil halus dan pasir
alami atau debu crusher.
 Prosentase berat agregat tipis/pipih (perbandingan tebal dengan
panjang lebih dari 1:5) maksimum 5%.
iii. Lapis base harus memenuhi persyaratan spesifikasi dan gambar rencana.
iv. Bahan lapis base terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras,
awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau
memanjang dan bebas dari batu-batu yang lunak, tidak merupakan satuan
batu bata pecah atau bercerai berai, kotor, mengandung zat organik atau
zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang bercerai berai bila secara
alternative dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.
v.
vi. Gradasi agregat lapis base kelas A:
Ukuran Saringan (mm) Lolos atas Berat (%)
37,5 100
19,0 64 – 81
9,5 42 – 60
4,75 27 – 45
2,36 18 – 33
1,18 11 – 25
0,60 -
0,425 6 – 16
0,075 0–8

vii. Gradasi agregat kasar dan halus lapis base kelas B – Macadam ikat
basah:
Ukuran Saringan (mm) Lolos atas Berat (%)
Aggr. Kasar / pokok
75,0 100
62,5 95 – 100
50,0 35 – 70
37,5 0 – 15
25,0 0–5
19,0 -
Aggr. Halus / pengisi

PT. Alocita Mandiri I - 108


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

9.5 100
4.75 70-95
2.36 45-65
1.18 33-60
0.425 22-45
0.15 -
0.075 10-28

4. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Lapis Subbase (Lapis Pondasi Bawah)
i. Lapisan Subgrade (lapisan tanah dasar) harus diberi punggung atau
kemiringan melintang yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar
rencana. Tidak boleh ada ketidakteraturan dalam bentuk dan permukaan
tersebut harus rata dan seragam, serta mempunyai profil kemiringan sama
dengan yang diperlukan untuk kemiringan drainage (Water Run Off) yaitu
minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut harus
dipadatkan sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan. Semua bahan
sampai kedalaman 30 cm dibawah permukaan lapis tanah dasar harus
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum yang ditentukan
oleh pengujian laboratorium PB-011-76 (AASHTO T99, Standart Proctor).
Ini sangat penting untuk kekuatan landasan, baik area paving maupun
pekerasan jalan nantinya. Pemadatan tanah menggunakan alat pemadat
yang sesuai dengan jenis tanah dan mendapat persetujuan dari pengawas,
kemudian permukaan tanah diratakan menggunakan tandem roller.
ii. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan lapisan subgrade
tidak boleh lebih dari 1,5 cm kurang dari yang di tunjukkan pada gambar
atau diatur di lapangan dan disetujui oleh Pengawas
iii. Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai
dengan pekerjaan yang ditetapkan di pasal Pekerjaan Tanah.
iv. Pekerjaan lapis Subbase harus disesuaikan dengan gambar dan
spesifikasi teknis yang dibutuhkan. Lapis subbase tidak diperlukan
bilamana CBR lapis tanah dasar/subgrade adalah 24% atau lebih. Profil
lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai minimal
kemiringan 2% untuk trotoar dan 2,5% untuk jalan kendaraan, dua arah
melintang ke kiri dan ke kanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka
panjang kestabilan paving. Permukaaan lapis subbase harus rata, tidak
bergelombang dan rapat; pasir urug tidak boleh digunakan untuk
memperbaiki ketidaksempurnaan lapisan subbase.
b. Lapis Base (Lapis Pondasi Atas)
i. Bahan agregat lapis base harus dipasang sampai ketebalan padat
maksimum 20 cm, sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan
desain seperti ditunjukkan pada gambar rencana.
ii. Permukaan lapis base harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian,
punggung dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada

PT. Alocita Mandiri I - 109


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

gambar rencana, tidak boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk, dan


permukaan harus rata dan seragam.
iii. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari
1 cm kurang dari yang di tunjukkan pada gambar rencana atau seperti
diatur lapangan dan disetujui oleh Pengawas
iv. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan
satu mistar panjang 3,0 m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap
garis sumbu jalan tidak boleh melebihi 1,5 cm.
v. Penghamparan dan Pemadatan
f. Agregat lapis base Kelas A
 Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang
yang diperlukan, harus dilaksanakan dengan cadangan pengurangan
ketebalan sekitar 10% untuk pemadatan bahan lapis base. Segera
setelah penghampran dan pembentukan akhir setiap lapisan base,
bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat
yang sesuai meliputi mesin gilas roda rtam mesin gilas jenis
pneumatic atau mesin gilas bergetar.
 Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara
gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan,
sejajar dengan sumbu jalan dan harus dilaksanakan dalam operasi
yang menerus untuk membuat pemadatan matang yang merata.
Pada bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan yang
terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah
menuju ke bagian atas.
Setiap ketidakaturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi,
harus diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah
dipadatkan, menggaruk, menambah atau membuang bahan base,
membentuk kembali dan memadatkan sampai permukaan akhir dan
kemiringan melintang yang betul.
Bagian-bagian perkerasan yang sempit di sekitar batu tepi atau
dinding-dinding yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus
dipadatkan dengan kompactor (mesin pemadat) atau penumbuk
mekanikal (stamper).
 Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3%
lebih rendah dari kadar air optium sampai 1% lebih tinggi dari kadar
optium dengan penyiraman air atau pengeringan bila perlu, dan
bahan lapis base tersebut harus dipadatkan sampai menghasilkan
kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang diperlukan, yang
ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76)
g. Agregat Lapis Base Kelas B - Makadam Ikat Basah
 Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk
melumasi permukaan dari butir-butir untuk mendapatkan sifat saling
mengunci yang lebih mudah dan lebih baik untuk penggilasan.

PT. Alocita Mandiri I - 110


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Padatkanlah lapisan batu pokok dengan cara berikut: Pada jalan


lurus penggilasan harus dimulai dengan bagian-bagian pinggir,
diteruskan kearah tengah menurut suatu arah sejajar dengan garis
tengah jalan. Pada bagian superelevasi tikungan dan tanjakan yang
tajam, pemadatan dimulai pada bagian rendah sejajar dengan as
jalan menuju bagian tinggi, mesin harus mulai kembali menggilas
pada bagian yang sama sebelumnya. Setiap gilasan harus menutupi
sebagian daripada yang sebelumnya kira-kira 20 cm. Kecepatan
mesin gilas harus sekitar 1.5 km/jam pada masa akhir pemadatan.
Lapisan macadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling
mengunci antara butir yang satu dengan butir yang lainnya. Oleh
karena itu pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat-agregat
tidak bergerak lagi dibawah roda-roda mesin gilas.
 Bahan pengisi/halus dihamparkan tipis dan rata di atas permukaan
batu pokok langsung dari truk-truk atau dari tempat penimbunan.
Untuk membantu bahan halus mengisi rongga-rongga di antara
agregat-agregat batu pokok, maka air disiramkan di atas bahan
pengisi dan bahan halus didorong terus menerus dengan sapu ke
dalam rongga di antara agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil atau
gundukan-gundukan dari bahan pengisi dapat ditimbun pada pinggir
lapisan agar air diatas tidak hilang melalui alur-alur atau selokan.
Penggilasan dengan mesin gilas roda besi dilakukan selama
penghamparan bahan pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas dapat
dinaikkan sampai 3 km/jam.
Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara
agregat agregat. Penempatan bahan pengisi/halus dan penggilasan
harus diteruskan sampai isian berikut tidak dapat dimasukkan lagi.
Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan macadam harus
menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-rongga.
 Karena LPA kelas B mengandung agregat >50 mm, Sandcone untuk
test kepadatan tidak dapat dilaksanakan. Persyaratan pemadatan
dengan mesin gilas:

AGREGAT GRADISI BAIK


Tebal Minimum
ALAT PEMADAT KATEGORI maksimum Jumlah
Lapisan yang Lintasan
dipadatkan (cm)
Mesin gilas beroda Ton/m.lebar
rata 2.25-2.70 12.5 10
2.71-5.50 12.5 8
Lebih dari 5.50 12.0 8

PT. Alocita Mandiri I - 111


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Mesin gilas dengan Beban roda (ton)


bahan pneumatic 2.01-2.50 12.5 12
2.51-4.00 12.5 10
4.01-6.00 12.5 10
6.01-8.00 15.0 8
8.01-12.00 15.0 8
Lebih dari 12.00 17.5 6
Mesin gilas bergetar Beban statistic (ton/m)
0.27-0.45 7.5 16
0.46-0.70 7.5 12
0.71-1.75 12.5 12
1.26-1.80 15.0 8
1.81-2.30 15.0 4
2.31-2.90 17.5 4
2.91-3.60 20.0 4
3.61-4.30 22.5 4
4.31-5.00 25.0 4

PASAL 27
PEKERJAAN PAVING BLOCK DAN KANSTIN BETON

1. Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan paving block, grass block dan
kanstin beton. Ada beberapa hal yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
Pembersihan lahan, perataan / leveling tanah dasar bawah lapisan pasir,
persiapan tanah untuk timbunan, pekerjaan pemadatan, pembuatan lapis pasir,
pemasangan paving block, penyediaan alat bantu, bahan, tenaga kerja dan uji
laboratorium bila dipandang perlu untuk mengetahui mutu kuat tekan (kelas
paving block)
b. Berkoordinasi dengan pekerjaan lainnya yang berkaitan seperti urugan tanah,
urugan pasir, pasangan bata.

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Sebelum sebelum didatangkan ke lokasi proyek dan memulai pekerjaan, contoh
bahan yang digunakan, paving block, grass block dan kanstin beton, harus
diserahkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, dan harus
disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan
spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan.
b. Penggunaan dan penyimpanan bahan yang digunakan pada pekerjaan ini,
seperti semen, pasir, dan air harus memenuhi spesifikasi yang disyaratkan,
tercantum pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
c. Base terdiri dari pasir kering / pasir beton, yang merupakan bagian dari
perkerasan yang terletak di antara sub grade (permukaan tanah) dan lapisan

PT. Alocita Mandiri I - 112


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

permukaan (paving block / grass block). Semua persyaratan material base


harus memenuhi standard Bina Marga untuk base kelas C.
d. Paving Block disyaratkan setara produk CISANGKAN atau setara tebal 6 cm
untuk penyelesaian halaman dan pedestrian dengan kuat tekan rata rata
minimal 200 kg/cm2; tebal 8 cm untuk jalan dan parkir dengan kuat tekan rata
rata minimal 450 kg/cm2.
e. Grass Block disyaratkan setara produk CISANGKAN atau setara tebal 10 cm.
Ukuran Glass block 30 cm X 45 cm.
f. Apabila pinggiran halaman / pedestrian / jalan / parkir tidak dilaksanakan
dengan pasangan bata, maka yang digunakan sebagai pinggiran adalah kanstin.
Kanstin disyaratkan setara produk CISANGKAN atau setara ukuran 600 X 300
X 200 mm.
g. Kanstin beton pracetak dengan bentuk sebagaimana dalam Gambar Rencana
harus mempunyai mutu bahan setara beton K-175 dengan uji kuat tekan
minimal 175 kg/cm2. Untuk beton kanstin yang berhubungan dengan jalur lalu
lintas kendaraan minimum mutu K-300
h. Berdasarkan SNI 03-0691-1996 klasifikasi paving block dibedakan menurut
kelas penggunaannya sebagai berikut :
i. Paving Block Mutu A : digunakan untuk jalan
ii. Paving Block Mutu B : digunakan untuk pelataran parkir
iii. Paving Block Mutu C : digunakan untuk pejalan kaki
iv. Paving Block Mutu D : digunakan untuk taman dan penggunaan lain
Penyerapan Air
Kuat Tekan (Mpa) Keausan (mm/menit)
Mutu (%)
Rata-rata Min Rata-rata Max Max
A 40 35 0.090 0.103 3
B 20 17 0.130 0.149 6
C 15 12.5 0.160 0.184 8
D 10 8.5 0.219 0.251 10

3. Pengiriman dan Penyimpanan


a. Semua bahan harus disimpan dengan baik dari kerusakan pada saat
pengiriman unit. Paving blocks dijaga agar tidak terjadi retak, patah dan rusak
pada sudut, tepi/lingir, dan bersih.
b. Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar dan
ekonomis, ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
i. Penempatan material paving block, pasir alas, pasir pengisi harus dekat
dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok disimpan secara
bertumpuk maka tinggi penumpukan maksimal 1,5 m
ii. Pengadaan peralatan , bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan
volume pekerjaan;
iii. Untuk menghindari genangan air di musim hujan agar dibuatkan saluran
sementara;

PT. Alocita Mandiri I - 113


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

iv. Plastik digunakan untuk penutup paving block yang sudah terpasang tetapi
belum sempat terisi dengan pasir pengisi.

4. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum paving block dipasang, struktur dari lahan yang hendak dipaving harus
dipastikan dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat, maka
dapat dipadatkan dengan menggunakan mesin roller (Wales) atau stamper
Kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas.
b. Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu,
sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan
untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau
lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal
90 % MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat
penting untuk kekuatan landasan area paving block.
c. Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi
teknis yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus
mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang ke kiri dan ke kanan.
Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving.
d. Kanstin Beton / Penguat Tepi Kanstin beton atau Penguat tepi atau Kerb harus
sudah di pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus
dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak bergeser
sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
e. Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air juga harus sudah di pasang
sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk
effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjakan setelah paving
terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri
karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
f. Kontraktor wajib mengajukan shop drawing untuk pola paving block untuk
disetujui oleh Pengawas, terutama untuk area-area yang berbentuk organik
(lengkung atau tidak halus).
g. Pelaksanaan Pekerjaan Paving Block / Grass Block
i. Pastikan permukaan lahan yang akan dipaving dalam kondisi rata/sudah
level
ii. Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block / grass block, agar
paving block / grass block yang sudah terpasang tidak bergeser.
iii. Pasang pasir urug setebal 20 cm atau sesuai dengan gambar rencana,
mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan dengan
menggunakan jidar kayu. Pasir urug harus dipadatkan hingga mencapai
kepadatan kering 95%.
iv. Pastikan lapis subbase dan pasir urug yang dipadatkan yang akan dipaving
sudah mendapat persetujuan Pengawas.

PT. Alocita Mandiri I - 114


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

v. Lakukan pemasangan paving block / grass block dengan cara maju


kedepan, sementara pekerja pemasang paving berada diatas paving yang
telah terpasang.
vi. Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi; hindarkan
pemasangan secara acak.
vii. Agar pemasangan bisa dilaksanakan secara baik dan cermat, maka pasang
benang pembantu setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi
pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain, maka
harus ada benang pembantu tambahan agar pola paving block tetap dapat
dipertahankan.
viii. Pemasangan paving block / grass block sedemikian rupa sehingga saling
mengunci dan stabil. Pada setiap peralihan antara miring dengan bidang
lurus, maka celah sisa pada tepian hamparan paving block / grass block,
harus dibuat pasangan pengunci dengan pengisian beton tumbuk pada
celah sisa tersebut.
ix. Pemasangan pada lokasi dengan kontur tanah miring harus berawal dari
titik terendah agar paving block yang telah terpasang tidak bergeser.
x. Untuk bidang permukaan jalan atau pedestrian dengan kemiringan cukup
tinggi, maka lapisan pasir di bawah paving block / grass block dihilangkan,
dan diganti dengan menggunakan pasangan beton tumbuk 1 pc : 3 ps : 5 kr
setebal 5 cm, agar pasangan paving block / grass block tidak begeser
(sliding).
xi. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block / grass
block (laslasan), potong paving block / grass block dengan menggunakan
alat pemotong paving block / paving block cutter.
xii. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block / grass block,
selanjutnya di lakukan pengisian antar naat paving block / grass block
tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan pasir halus atau abu
batu.
xiii. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa pasir
halus.
xiv. Permukaan hamparan paving block / grass block harus rata, dengan
kemiringan minimal 1% ke arah pembuangan air. Arah kemiringan
permukaan hamparan paving block ditentukan di lapangan dan harus
sedemikian rupa hingga air permukaan dapat mengalir dengan lancar ke
arah saluran drainage di sekitarnya. Pada hamparan paving block tidak
diperkenankan adanya genangan-genangan air pada saat setelah hujan
berhenti.
xv. Celah-celah grass block dipasang tanah harus padat kemudian ditanami
rumput manila.
g. Pelaksanaan Pekerjaan Kanstin Beton
Pada perkerasan jalan, kanstin beton difungsikan sebagai pembatas pada sisi
pinggir jalan, pembatas median jalan (tengah dari badan jalan). Fungsi kanstin

PT. Alocita Mandiri I - 115


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

dapat juga digunakan sebagai stop car pada lahan parkir ataupun di basement
area parkiran. Fungsi lain dari kanstin adalah memperindah penampilan /
tampak dari jalan.
i. Pemasangan kanstin pada perkerasan flexible (perkerasan yang
menggunakan aspal), yaitu :
 Pada lokasi kanstin berada harus dipotong dan digali terlebih dahulu,
agar dasar kanstin berada di bawah permukaan perkerasan, selain
berfungsi sebagai anti guling, juga berfungsi sebagai penahan /
retraining pada konstruksi trotoar, konstruksi jalan. Tinggi kanstin yang
berada di atas permukaan perkerasan berkisar 15 cm sampai dengan
20 cm, untuk menghindari kerusakan pada bagian depan atau pun
bagian belakang dari kendaraan.
 Dilanjutkan dengan pekerjaan lantai kerja pada dasar galian dengan
tebal minimal 7 cm, tujuannya supaya level dudukan kanstin sama tinggi
dan rata. Mutu beton lantai kerja minimum fc’ 17,5 Mpa
 Kanstin ditempatkan di atas permukaan lantai kerja
 Sisi samping antara kanstin diisi dengan adukan plester, difungsikan
sebagai pengisi nat dari kanstin.
ii. Pemasangan pada perkerasan rigid atau kaku (perkerasaan terbuat dari
beton bertulang) yaitu :
6 Untuk pekerjaan pemasangan kanstin pada perkerasan jalan rigid baru
yang akan dilakukan pekerjaan pembetonan, stek besi kanstin di tanam
ke dalam batu kali (sebagai retraining wall badan jalan ataupun dapat
dirakitkan langsung pada tulangan perkerasan jalan
7 Setelah pekerjaan pembetonan pada perkerasan jalan, langkah
berikutnya adalah mulai dari tahapan pekerjaan pembesian untuk
kanstin dan pemasangan bekisting dan pembetonan kanstin.
8 Apabila diperlukan pekerjaan finishing untuk merapikan kanstin, maka
tahapan berikutnya adalah pekerjaan plesteran dan aci permukaan
kanstin yang telah dilakukan pekerjaan pembetonan.
iii. Kanstin untuk pekerjaan stop cor pada lokasi lantai beton menggunakan
kanstin yang memiliki lubang dynabolt (kanstin pada waktu proses
produksi digunakan block dari pipa untuk dapat ditembusi dynabolt).
Metoda Pemasangan Kanstin pada lantai beton dengan cara melakukan
pengeboran lantai sebesar diameter dynabolt, dan dilanjutkan
pemasangan kanstin diletakkan pada lokasi dan dipasang dynabolt.
iv. Metoda pemasangan kanstin pada perkerasan paving block, mirip dengan
pekerjaan pemasangan kanstin pada perkerasan flexible yaitu sebagain
badan kanstin berada di atas pasir urug tebal 5 cm, material pasir urug
yang ditebarkan ketinggian 5 cm dijadikan level dasar penempatan produk
paving block. Kanstin dijepit dengan produk paving block.
v. Beton kanstin sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai
saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton

PT. Alocita Mandiri I - 116


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

kanstin dan lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton kanstin mudah
terkena gesekan roda kendaraan.
h. Pengawas berhak untuk menolak pekerjaan paving block, grass block, dan atau
kanstin yang telah terpasang, apabila ada yang tidak memenuhi persyaratan
teknis dan pembongkaran, perbaikan, dan/atau penggantian menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

PASAL 28
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan, pengerjaan, dan pemasangan semua jenis bahan drainase
atau seperti yang tertera atau disebut dalam gambar rencana, penyediaan
tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Gambar Rencana.
b. Pekerjaan drainase yang dimaksud adalah pemasangan instalasi drainase luar
bangunan dan perlengkapannya yang meliputi penyediaan dan pemasangan
berupa:
i. Saluran Drainase Hujan (Jalan)
Saluran drainase disesuaikan dengan ketinggian dan luasan permukaan
jalan/tanah supaya air hujan mengalir secara gravitasi dengan baik.
Penampang drainase yang digunakan adalah berbentuk U, terbuat dari
pasangan batu kali diperkuat sloof beton bertulang ataupun menggunakan
U ditch dan diberi penutup beton decker dengan desain dan ukuran sesuai
gambar rencana. Type lain saluran drainase dibuat dari gravel, buis beton
fabrikasi pabrik dengan ukuran lebar dasar bersih dan tinggi bervariasi
sesuai kebutuhan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
ii. Curb Inlet Dan Catch Pit It
Curb inlet untuk menangkap air hujan dari jalan ke saluran drainase
sedangkan catch pit untuk menangkap pasir dan kotoran lain yang terikut
air hujan dari jalan ke drainase.
iii. Bak control
Bak kontrol untuk menjaga benturan aliran air hujan dari berbagai arah
sehingga arus air setelah bak kontrol kembali normal.
iv. Gorong-gorong
Gorong-gorong di bawah jalan untuk menghindari lapisan-lapisan jalan.
Gorong-gorong menggunakan pipa beton, baik bertulang atau tanpa tulang,
baik buis beton ataupun u-ditch, fabrikasi pabrik yang harus memenuhi
persyaratan teknis dan sesuai dengan gambar rencana.
v. Lain-lain
Yang dimaksud adalah lain-lain pekerjaan yang berkaitan sehubungan
dengan pekerjaan drainase, maupun berkaitan dengan keadaan di
lapangan.

PT. Alocita Mandiri I - 117


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan


a. Kontraktor diharuskan:
i. Menyerahkan sertifikat pipa beton yang akan digunakan (buis beton) yang
memuat dimensi, ketebalan, mutu bahan, beban maksimum di atas pipa
beton yang diijinkan, ketebalan timbunan di atas pipa beton dsb, yang
memungkinkan untuk memilih buis beton berdasarkan beban kendaraan /
timbunan yang terjadi pada jalur buis beton terpasang.
ii. Mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan untuk disetujui oleh
Pengawas
iii. Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan yang akan digunakan
sebelum dilakukan pemesanan untuk disetujui oleh Pengawas.
iv. Menyediakan peralatan yang baik untuk pelaksanaan pekerjaan seperti water
pas, water pump, pipe cutters dan lain-lain.
b. Apabila ternyata Pengawas meragukan kualitas bahan atau alat tertentu, maka
bahan tersebut akan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan bahan atas biaya
kontraktor dan bila kualitasnya tidak memenuhi syarat teknis, maka bahan atau
alat dimaksud harus segera diganti.
c. Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pengawas di lokasi pekerjaan, maka
Kontraktor harus menyingkirkan bahan tersebut keluar lapangan dalam jangka
waktu 3 (tiga) hari.
d. Saluran drainase menggunakan gravel diameter cm dan buis beton diameter 30
cm dengan posisi pemasangan sesuai pada Gambar Rencana.
e. Pembuatan saluran drainase harus memperhatikan kemiringan saluran minimal
0,2%.
f. Pemasangan lubang pipa (wall piper) pada buis beton tidak boleh mengurangi
kekuatan konstruksi.
g. Gorong-gorong pipa beton bertulang haruslah beton pracetak dengan mutu beton
K-350 (fc 30 Mpa) dan harus memenuhi persyaratan AASTHO M170-07.

3. Persyaratan Pekerjaan
a. Pekerjaan Penentuan Titik Pengukuran / Pematokan
i. Pengukuran meliputi pengukuran panjang (longitudinal) pekerjaan dan
elevasi (cross section). Elevasi yang tertera pada gambar rencana diterapkan
di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank untuk
menyimpan elevasi
ii. Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (0 peil) ditentukan
bersama-sama Kontraktor dan Pengawas. Patok-patok berukuran minimal
5/7 cm dan papan bouwplank 3/20 dengan panjang kurang lebih 4 m dan
terbuat dari kayu. Papan patok harus keras dan tidak berubah posisinya,
tanda-tanda dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat dengan cat meni.
iii. Kontraktor harus memasang dan mengukur secara teliti patok benchmark
(BM) pada lokasi tertentu sepanjang proyek sebagai patokan dan melakukan

PT. Alocita Mandiri I - 118


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

set out pekerjaan berdasarkan bench mark tersebut, untuk memungkinkan


perencanaan kembali dan pengukuran sipat datar dari perkerasan atau
penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilakukan. Patok bechmark harus
dibangun di atas tanah yang tidak akan terganggu / dipindahkan. Kontraktor
harus selalu menjaga bench mark dari segala gangguan maupun kehilangan
atas biaya Kontraktor.
iv. Kontraktor harus memiliki surveyor yang berkompeten serta berpengalaman
dalam melakukan pekerjaan ini. Semua set out dan patok agar jelas diberi
marka yang menunjukkan gambaran / jarak / elevasi offset dan sebagainya.
Set out dan patok tersebut harus dari bahan yang cukup keras dan tahan
lama, Semua set out dan patok-patok harus disediakan cukup untuk paket
pekerjaan ini.
v. Kontraktor harus menentukan titik patok konstruksi yang menunjukkan garis
dan kemiringan untuk lebar perkerasan, lebar bahu dan drainase sesuai
dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar
rencana dan harus mendapatkan persetujuan dari Pihak Pengawas sebelum
memulai konstruksi.
b. Penentuan Tempat Kedudukan Sumbu Saluran
As saluran yang direncanakan, dipasang di lapangan berdasarkan hasil draft
design yang telah disetujui Pengawas dengan cara sebagai berikut:
i. Titik awal dan akhir as saluran diikatkan kepada titik-titik poligon. Masing-
masing 2 buah patok beton diletakkan di tepi daerah penguasaan jalan
sebagai titik penolong.
ii. Titik-titik penting pada tikungan ditentukan di lapangan dengan memasang
patok-patok pembantu. Pada titik PI dipasang 1 (satu) patok beton.
iii. Patok-patok tersebut diberi tanda dan nomor urut serta dibedakan dari patok
poligon. Alat ukur yang digunakan adalah Theodolit.
iv. Level dasar saluran ditentukan sesuai gambar.
c. Toleransi
Pada proses pengukuran di lapangan tidak boleh terjadi kesalahan yang melebihi
toleransi yang diberikan :
i. Kelurusan untuk setiap panjang 30 m :  10 mm
ii. Kelurusan untuk panjang 30 m – 60 m :  15 mm
iii. Kelurusan untuk panjang  60 m :  20 mm
iv. Kemiringan melintang / memanjang :  0.1%
v. Ketebalan struktur :  5 mm
vi. Elevasi :  5 mm
vii. Selimut beton 0 – 50 mm :  5 mm
viii. Selimut beton  50 mm :  10 mm
d. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung tidak boleh mengganggu
kelancaran aktifitas di sekitarnya.
e. Pemasangan Bowplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun
elevasi dengan jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang acuan.

PT. Alocita Mandiri I - 119


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Sebaiknya dengan 2 benang dimana yang satu pada as saluran sedang lainnya
pada sisi luar precast untuk kelurusan pamasangan saluran.
f. Jaminan kualitas untuk semua bahan yang digunakan

4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan galian dan yang berhubungan dengannya
i. Selain mempersiapkan lahan galian, perlu diperhatikan juga tata letak
material, peralatan, ruang istirahat pekerja serta direksi keet. Kebutuhan
ruang-ruang tersebut dapat menghabiskan ruang jalan, sehingga perlu
dilakukan pengaturan jalur lalu lintas jalan raya agar tidak mengganggu
pekerjaan pemasangan saluran air serta untuk keamanan pekerja. Area
pekerjaan dibatasi dengan cone dengan perhitungan panjang area yang
dibatasi mempertimbangkan area transisi, area stabilisasi, area kerja serta
area terminasi. Pada area stabilisasi dapat diletakkan bahan material dan
peletakan peralatan termasuk alat berat yang digunakan. Area jalan satunya
harus bersih dari semua pekerjaan, alat dan bahan sehingga tidak sampai
menutup jalur lalu lintas secara keseluruhan.
ii. Penggalian dilakukan setelah dilakukan pengukuran dan dibuatkan bowplank
sesuai dengan gambar rencana. Untuk pekerjaan penggalian harus sesuai
dengan elevasi cross section yang telah dibuat agar kemiringan lahan sesuai
dengan yang dipersyaratkan. Kesalahan penggalian yang tidak meyesuaikan
elevasi lahan akan menimbulkan adanya penampungan air pada saluran
karena air tidak dapat mengalir dengan baik. Apabila terdapat sampah yang
jatuh pada saluran secara terus menerus maka akan mengakibatkan
tumpukan sampah yang mengganggu aliran air, dan pada akhirnya terjadi
penyumbatan saluran air.
iii. Penggalian tanah dilakukan secara bertahap, dan disesuaikan dengan
kemampuan panjang pemasangan saluran perhari. Hal ini penting guna
menghindari kerusakan tanah dasar galian apabila turun hujan.
iv. Galian harus dibuat sedemikian sehingga buis beton dapat diletakkan pada
lintasan dan di kedalaman yang dikehendaki, dan penggalian hanya
dilakukan pada saluran yang akan dipasang seperti pada yang diperbolehkan
oleh pengawas. Galian harus dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan
pekerjaan sehingga pekerja dapat bekerja didalamnya dengan aman dan
efisien.
v. Penggalian awal harus mempertimbangkan pengurugan pasir di bawah
saluran terlebih dahulu, dimana pasir berguna sebagai penstabil tanah di
bawah saluran. Setelah dilakukan proses penggalian, dilakukan pembuatan
lining agar tanah tidak longsor dan menutup kembali area galian sehingga
elevasi sesuai dengan perencanaan.
vi. Ukuran galian yang dibuat dengan harus menambahkan ketebalan beton
pracetak.

PT. Alocita Mandiri I - 120


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

vii. Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan buis beton dan
menyambungkannya dengan baik, dan bedding maupun timbunan harus
ditempatkan dan dipadatkan seperti tertera dalam gambar atau sesuai
instruksi pengawas. Galian harus dibuat dengan lebar extra, bila diperlukan
memasukan penyangga-penyangga galian dan peralatan-peralatan yang
diperlukan.
viii. Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan tidak
stabil seperti debu-debu, sampah dan sebagainya dan dalam pandangan
pengawas harus disingkirkan, maka kontraktor harus mengadakan
penggalian dan menyingkirkan bahan-bahan yang tidak stabil tersebut. Jika
menurut pendapat pengawas diperlukan pondasi khusus, seperti
penggantian tanah atau penimbunan dengan bahan yang sesuai, Kontraktor
harus mengerjakannya sesuai petunjuk pengawas, tidak ada biaya tambahan
yang diberikan untuk pekerjaan ini.
ix. Galian harus diberi perkuatan jika perlu sehingga tidak runtuh, menjaga para
pekerja untuk bekerja dengan aman dan mengamankan permukaan jalan
dan bangunan–bangunan lainnya seperti yang ditunjukkan oleh pengawas.
x. Kontraktor bertanggung jawab atas pengangkutan, penebaran dan perapihan
material buangan pada lokasi pembuangan.
xi. Kontraktor bertanggung jawab penuh dan agar membuat drainase sementara
pada area konstruksi untuk menjaga agar daerah konstruksi selalu dalam
keadaan kering. Pengalihan aliran air dan semua tindakan teknis lainya agar
dilaksanakan untuk melindungi area kerja tetap dalam keadaan kering.
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kerusakan-kerusakan yang
ditimbulkan dalam melaksanakan hal tersebut, serta harus memperbaikinya.
Tidak ada biaya tambahan dalam hal ini.
b. Pemasangan buis beton / gravel
i. Buis beton / gravel dipasang berjajar dan saling disambungkan antara satu
dengan lainnya.
ii. Pipa beton harus dipasang dengan hati hati, lidah sambungan harus
diletakkan di bagian hilir, lidah sambungan harus dimasukkan sepenuhnya
kedalam alur sambungan dan sesuai dengan arah serta kelandaiannya.
iii. Semua buis beton / gravel harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak
dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika buis beton / gravel berada di atas
lantai kerja, jika terjadi kerusakan, buis beton / gravel segera diganti sebelum
pemasanganya pada posisi terakhir. Buis beton / gravel harus diletakkan
dekat galian untuk diperiksa oleh pengawas, yang akan menentukan
perbaikan atau dibuang.
iv. Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan. Tiap buis beton
/ gravel harus dibersihkan, kering dan bebas dari lemak, minyak sebelum
dipasang.
v. Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk ke dalam buis beton ketika
buis beton diletakkan. Selama pekerjaan berlangsung tidak boleh ada bahan-

PT. Alocita Mandiri I - 121


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

bahan, peralatan, pakaian atau barang-barang lain diletakkan di atas beton.


Pada waktu pemasangan ke dalam galian, letak akhir harus tepat dengan
ujung buis beton dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar. Harus
dijaga agar kotoran tidak masuk kedalam ruang antara sambungan buis
beton.
vi. Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti
tanpa menyebabkan kerusakan pada buis beton / gravel dan lapisan
ujungnya harus dibuat halus
vii. Pada titik lokasi dimana terdapat crossing antara drainase dan air limbah,
dan jarak antara kedua dinding pipa kurang dari 40 cm, maka concrete juga
harus dibuat pada titik crossing tersebut, atau sesuai dengan petunjuk
pengawas. Tidak ada tambahan biaya pada point tersebut diatas.
viii. Pertemuan antara buis beton / gravel satu dengan lainnya harus disambung
dengan cara di las menggunakan plat penyambung, setelah itu sambungan
perlu di nat dengan semen agar lebih kuat
ix. Apabila trase saluran sangat panjang, pekerjaan saluran dapat dibagi
menjadi beberapa titik pekerjaan sebagai acuan dasar elevasi saluran, yang
nantinya akan disambung ke kanan atau kiri saluran. Hal ini untuk
mendapatkan elevasi sesuai dengan perencanaan.
x. Setelah semua terpasang dengan sempurna, lakukan pengurugan/
penimbunan kembali galian yang ada di tiap samping saluran agar saluran air
yang telah ditaruh tetap diam di tempat dan tidak bergeser.
xi. Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan diatas gorong gorong
beton harus dilaksanakan seperti yang diisyaratkan mendetil dalam pasal
urugan tanah, dengan menggunakan bahan yang memenuhi ketentuan yang
diberikan untuk timbunan pilihan. Bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil
yang bebas dari gumpalan lempung dan bahan bahan tumbuhan yang tidak
mengandung batu serta tertahan pada ayakan 25 mm.
xii. Penimbunan kembali harus dilakukan sampai minimum 30 cm diatas puncak
pipa dan kecuali kalau bukan suatu galian parit,maka jarak sumbu pipa
kemasing masing sisi minimum satu setengah kali diameter.Penibunan
kembali pada celah celah dibawa setengah bagian bawah pipa harus
mendapat perhatian khusus agar dapat dipadatkan sebagaimana mestinya.
xiii. Dalam proses pengurugan, jangan sampai buis beton yang sudah dipasang
bergeser akibat terdorong ketika sedang mengurug dan memadatkan.
xiv. Sebelum pengurugan dan pemadatan, sebaiknya dipasang caping beam
yang terbuat dari beton terlebih dahulu
xv. Alat berat untuk pekerjaan tanah dan mesin gilas tidak boleh beroperasi lebih
dekat 1,5 meter dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian
paling sedikit 60 cm diatas puncak pipa. Perlengkapan ringan dapat
dioperasikan dalam batas ketentuan tersebut diatas asalkan penimbunan
kembali telah mencapai ketinggian 30 cm diatas puncak pipa.Meskipun
demikian dan tidak bertentangan dengan ketentuan diatas, Kontraktor harus

PT. Alocita Mandiri I - 122


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

bertanggung jawab dan harusm emperbaiki setiap kerusakan yang terjadi


akibat kegiatan tersebut.
xvi. Pipa beton harus diselimuti dengan beton sesuai dengan detil yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas bilamana tinggi timbunan di atas pipa melebihi ketentuan
maksimum atau kurang dari ketentuan minimum dari yang ditunjukkan dalam
Gambar atau spesifikas dari pabrik pembuatnya untuk ukuran dan kelas pipa
tertentu.
xvii. Area penggalian harus dibersihkan dari semua bekas tanah galian, berbagai
material lainnya, serta berbagai peralatan
c. Pekerjaan Urugan Tanah
i. Pekerjaan urugan tanah harus sesuai dengan syarat yang telah ditentukan
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini.
ii. Pemasangan buis beton di dalam tanah harus tertutup sekelilingnya oleh
pasir sesuai ketentuan yang tercantum pada spesifikasi ini.
iii. Urugan tanah untuk pemasangan buis beton, baru dilaksanakan setelah
pengurugan pasir keliling pipa yang dipasang telah selesai, dan harus minta
persetujuan Pengawas terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
iv. Apabila buis beton telah terpasang, maka proses terakhir adalah pengurugan
kembali galian disamping kanan kiri saluran agar buis beton tidak bergeser.
Hati-hati dalam pelaksanaan proses ini karena buis beton dapat bergeser
ketika terdorong oleh gaya dari benda urugan dan pemadatan. Setelah
proses pemadatan, area kerja harus dibersihkan dari bekas tanah galian,
material lain serta peralatan.
d. Pekerjaan bak control
i. Pembuatan bak control memakai pasangan batu bata setengah batu,
konstruksi dan ukuran sesuai gambar rencana dengan plesteran 1 pc : 3 ps.
ii. Dalam pembuatan bak control harus diperhatikan arah aliran air buangan,
penempatan lubang masuk (inlet) dan lubang keluar (outlet) harus menjamin
kelancaran air buangan, sehingga tidak terjadi luapan air, serta harus
memudahkan pemeliharaan saluran, terutama bila terjadi penyumbatan pada
saluran tertutup.
iii. Tutup bak control dibuat dengan konstruksi beton dengan tulangan dua arah
berjarak 15 cm diameter min 8 mm, finishing batu sikat. Konstruksi, ukuran,
dan dimensi sesuai dengan gambar rencana.

5. Pemeliharaan
Setelah beberapa minggu saluran digunakan, pemeliharaan baru dilakukan
terutama pada kebocoran-kebocoran. Bila terjadi penurunan setempat harus
diperbaiki dengan cara mengangkat buis beton di tempat tersebut dan meneliti
sebab-sebabnya. Bila kerusakan tersebut akibat penurunan lapis dasar buis beton,
maka diperbaiki sesuai dengan petunjuk Pengawas.

PT. Alocita Mandiri I - 123


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

6. Pengujian
a. Semua penguiian harus disaksikan oleh Pengawas dengan memberitahukan
paling lambat 5 (lima) hari dimuka, secara tertulis.
b. Semua peralatan, tenaga ahli, tenaga terlatih harus disediakan oleh kontraktor
untuk keperluan pengujian.
c. Pengujian harus dilakukan pada semua sistem drainase dan saluran apakah
aliran secara gravitasi berjalan baik.
d. Saluran / pipa yang akan terpasang tersembunyi / di dalam tanah harus diuji
sebelum ditutup.
e. Semua sistem kontrol harus diuji keberhasilan kerjanya.
f. Semua hasil pengujian harus diserahkan untuk disetujui oleh Pengawas

PASAL 29
PEKERJAAN LANDSCAPE

1. Pekerjaan hardscape
a. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah pengadaan dan pemasangan area hardscape pada
tampak pembangunan.
Yang pertama-tama dilakukan agar dapat cepat memahami Gambar Rencana
adalah dengan membuat sketsa denah secara keseluruhan dengan skala yang
menggambarkan: posisi dinding yang akan dilapisi keramik, tebal finish dinding,
letak sparing-sparing, jarak dinding as ke as.
Melengkapi sketsa di atas dengan data dari spesifikasi / risalah lelang mengenai:
 Spesifikasi jenis material, ukuran dan warna.
 Spesifikasi bahan perekat, campuran, jenis, dan tebal spesi, jenis/dosis
additive, serta jenis pengisi Nat.
b. Pekerjaan Kayu untuk Ruang Luar.
i. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan finishing kayu untuk bangku,
meja kayu, pergola dan elemen furniture ruang luar lainnya.
ii. Persyaratan Jenis dan Mutu Bahan
 Kontraktor wajib mengajukan sample kayu dan finishing yang digunakan
kepada Pengawas.
 Bahan yang digunakan adalah kayu khusus untuk ruang luar seperti kayu
ulin, kayu bengkirai atau sejenisnya dengan ukuran dan dimensi sesuai
dengan yang tertera di Gambar Rencana.
 Bahan finishing yang digunakan adalah ULTRAN LASUR.
 Penyimpanan bahan harus kering dan terangkat dari tanah.
iii. Persyaratan Pekerjaan
 Kontraktor wajib mengajukan shop drawing untuk arah pemasangan
kayu terutama untuk area-area yang organik yang melengkung.

PT. Alocita Mandiri I - 124


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Pemotongan kayu menggunakan gergaji kayu yang tajam dan bekas


potongan harus diamplas dengan baik.
 Ketaman kayu harus halus dan diamplas dengan baik.
 Semua sambungan harus di kerjakan dengan hati-hati menggunakan
sekrup baja, paku ataupun lem kayu sesuai dengan arahan dari
Gambar Rencana. Tidak ada paku ataupun sekrup baja yang menonjol
atau terbuka dari berhubungan dengan udara luar.
 Setelah kayu terpasang dilaksanakan finishing dengan menggunakan
material yang disetujui untuk semua area terbuka dari kayu.

2. Pekerjaan Softscape
2.1. Umum
a. Lingkup kerja
a.1. Melaksanakan penanaman pada area lensekap yang ditunjukan pada
gambar dengan menggunakan tanaman dalam kondisi sehat dan
mempunyai kemampuan tumbuh dengan baik. Semua pekerjaan yang
tercantum pada gambar harus dilaksanakan walaupun tidak tercantum
dalam spesifikasi teknis ini. Semua pekerjaan yang tidak tergambarkan
pada gambar kerja ataupun tertuliskan dalam spesifikasi ini, namun
pada umumnya dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan lansekap
dengan baik dianggap termasuk dalam pekerjaan. Pengawas berhak
untuk melakukan perbaikan di lapangan dan penggantian-penggantian
yang masuk akal untuk mencapai implementasi konsep lansekap dalam
hubungannya dengan kondisi di lapangan.
a.2. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam bagian termasuk namun
tidak terbatas pada :
i. Pengadaan tanaman.
ii. Penanganan erosi.
iii. Pembersihan dan pembongkaran.
iv. Persiapan tanah di luar site dan pengurugan.
v. Penanganan hama sebelum penanaman.
vi. Persiapan dan pembentukan tanah.
vii. Pelaksanaan penanaman.
viii. Pengawasan perawatan lansekap.
ix. Garansi.
a.3. Jenis tanaman yang akan ditanam:
i. Semak
 Rumput Gajah
 Rumput Gajah Besar

ii. Pohon
 Syzygium Paniculatum (Pucuk Merah)
 Dypsis Lutescens (Palem Putri)

PT. Alocita Mandiri I - 125


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Casuarinaceae (Cemara)
 Terminalia Mantaly (Ketapang Kencana)
b. Persyaratan pelaksanaan
b.1. Tujuan utama dari spesifikasi teknis ini adalah untuk menjamin
pengadaan dan penanaman taman dengan kualitas terbaik yang
diinginkan di proyek ini.
b.2. Pekerjaan pengadaan tanaman, mencari, membeli dan memindahkan
tanaman sesuai dengan spesifikasi ke lokasi proyek.
b.3. Subtitusi
i. Apabila tanaman yang sesuai spesifikasi tidak dapat diperoleh,
memasukan permohonan subtitusi kepada Pengawas dalam
jangka waktu maksimum 1 bulan setelah kontrak, permohonan ini
dapat berupa tanaman dengan ukuran yang berbeda dari spesies
yang sama atau spesies tanaman yang serupa dengan pengajuan
penyesuaian harga dari harga kontrak untuk setiap itemnya.
ii. Subtitusi jenis tanaman tidak dapat diijinkan kecuali dengan ijin
tertulis dari Pengawas.
b.4. Jadwal kontruksi
Kontraktor memasukan jadwal penanaman kepada Pengawas yang
menunjukan waktu kerja, perkiraan selesai, jumlah hari selesai, dan
kebutuhan-kebutuhan koordinasi khusus.
b.5. Pemilihan, Penandaan dan Pemesanan Material Tanaman
i. Kontraktor memasukan permohonan inveksi dan dokumentasi
kepada Pengawas.
ii. Inspeksi tanaman akan dilakukan oleh Pengawas sebelum
dan/atau setelah pengiriman untuk kesesuaian dengan spesifikasi,
tanaman yang tidak sesuai spesifikasi akan ditolak.
b.6. Tanah
i. Kontraktor mengajukan sumber dari tanah kepada Pengawas.
ii. Kontraktor memasukan sample tanah yang mewakili dari sumber
yang diajukan beserta bukti kesesuain keasaman, kadar garam
dan lain-lain yang dibutuhkan untuk penanaman berupa tes
laboratorium terpercaya.
iii. Jenis dan jadwal pemupukan dapat dirubah sesuai dengan hasil
test laboratorium tersebut.

2.2. Syarat-Syarat Umum


a. Pertemuan lapangan
Sebelum memulai pekerjaan, diadakan pertemuan dengan Pengawas dan
pihak-pihak terkait di lapangan untuk meninjau pekerjaan-pekerjaan dalam
bagian ini. Undangan tertulis untuk pertemuan ini minimum 1 minggu
sebelum rencana pertemuan.
b. Utilitas dan hambatan-hambatan di bawah tanah

PT. Alocita Mandiri I - 126


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Memastikan lokasi persisnya semua ultilitas dan hambatan-hambatan lainnya


yang dapat mempengaruhi pekerjaan. Setiap hambatan yang ditemukan
perlu dilaporkan pada Pengawas. Menjaga utilitas selama pekerjaan
dilakukan. Memperbaiki kerusakan apapun yang terjadi akibat pekerjaan
dengan biaya dari sub kontraktor, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Melaporkan kerusakan apapun yang terjadi karena pekerjaan kepada
Pengawas.
c. Jalan masuk
Bila diperlukan, Kontraktor menyediakan jalan masuk ke area kerja dan
kemudian memperbaikinya kembali sesuai kondisi awal. Kontraktor perlu
mengetahui kesulitan-kesulitan untuk akses ke area kerja dan telah
mempertimbangkannya dalam biaya penawaran. Dalam hal ini kontraktor
juga harus mempertimbangkan teknis mobilisasi material ke lantai tingkat
tinggi beserta biaya-biaya yang mempengaruhinya (apabila ada).
d. Perlindungan dan keamanan
d.1. Menyediakan alat keamanan yang dibutukan dan berhati-hati agar tidak
terjadi kecelakan atau kerusakan pada kondisi lapangan yang ada.
Menjaga agar kendaraan tidak menginjak.
d.2. Atau merusak berm, trotoar dan lain-lain kecuali setelah diberikan
perlindungan khusus.
d.3. Bertanggung jawab pada kerusakan apapun yang terjadi karena
pekerjaan lansekap. Perbaiki semua kerusakan yang terjadi sesuai
dengan kondisi semula dengan biaya dari sub-kontraktor lansekap.
e. Pembersihan
Menjaga agar area kerja selalu bersih, rapi dan teratur. Membersihkan
semua area kontruksi pada akhir hari kerja.
f. Sampel dan Test
Pengawas berhak setiap saat mengevaluasi sample material untuk
kesesuaian dengan spesifikasi. Kontraktor wajib menyediakan sample yang
diminta dan jenis materil yang ditolak harus segera ditarik dari lapangan
dengan biaya kontraktor.
2.3. Masa Perawatan
a. Umum
Menjaga agar semua jenis tanaman yang ada di lapangan dalam kondisi
sehat, tumbuh dan berpenampilan baik.
b. Jangka waktu
Perawatan dilakukan selama jangka waktu sesuai dengan yang ditentukan di
dalam kontrak dan akan di mulai sejak saat berita acara serah terima
penyelesaian pertama tahap pekerjaan sampai dengan inspeksi akhir.
Perawatan tanaman selama masa penanaman tidak dapat diperhitungkan
sebagai jangka waktu formal masa perawatan.
c. Material tanaman
c.1. Tanaman yang dinilai dalam kondisi :

PT. Alocita Mandiri I - 127


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

- Mati atau tampak tidak akan bertahan.


- Salah penanaman atau
- Cacat, berpenyakit atau tidak sehat.
Wajib diganti secepatnya dengan tanaman dari spesies dan ukuran
yang sama dari tanaman yang sebelumnya ditanam.
c.2. Biaya penggantian selama masa perawatan ditanggung oleh sub-
kontraktor lansekap.
c.3. Apabila ada sebagian dari tanaman tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi, maka masa perawatan dari tanaman yang tidak dapat
diterima tersebut diperpanjang tanpa biaya sampai perbaikan dilakukan
dan pekerjaan diterima oleh Pengawas.
d. Serah terima pertama dan inspeksi akhir.
d.1. Pada saat penyelesaian penanaman dan sebelum dimulainya masa
perawatan, dilakukan berita acara serah terima pertama untuk
memasuki masa perawatan. Setelah melewati masa perawatan
dilakukan inspeksi akhir.
d.2. Permohonan inspeksi kepada Pengawas dilakukan minimum 5 hari
kerja sebelum penyelesaian pekerjaan untuk mencapai kesepakatan
waktu untuk inspeksi.
d.3. Pemberi Tugas, kontraktor, dan Pengawas wajib hadir pada saat
inspeksi.
d.4. Pada saat inspeksi, kontraktor wajib membersihkan area kerja, bersih
dari hama dan gulma, daun-daun kering dan sampah. Semua
penyangga yang diminta harus dalam kondisi rapih.
d.5. Apabila pada saat sebelum masa perawatan, Pengawas berpendapat
bahwa pekerjaan telah dilakukan dengan baik sesuai dengan gambar
dan spesifikasi dan sesuai dengan perubahan-perubahan yang sudah
disetujui, Pengawas akan memberikan persetujuan tertulis berupa berita
acara serah terima pertama di mana di dalamnya tertulis dimulainya
masa perawatan sesuai dengan kontrak.
Apabila dalam inspeksi tersebut, Pengawas berpendapat ada sebagai
pekerjaan belum dapat diterima, akan diberikan defect checklist kepada
kontraktor yang harus diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Apabila pekerjaan perbaikan tidak juga dilakukan dalam waktu yang
telah disetujui. Pemberi Tugas berhak untuk menunjuk kontraktor untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan beban biaya diambil dari
kontraktor sebelumnya.
d.6. Setelah masa perawatan berakhir, inspeksi akhir akan dilakukan.
Apabila dalam inspeksi akhir ini Pengawas berpendapat bahwa semua
pekerjaan telah diselesai sesuai dengan spesifikasi dan gambar, berita
acara serah terima akhir akan diberikan untuk kontraktor.
2.4. Garansi
a. Material Tanaman
a.1. Semua material tanaman yang diadakan dan ditanam harus diberikan
garansi terhadap kesalahan penanaman, cacat, kondisi tidak sehat atau

PT. Alocita Mandiri I - 128


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

berpenyakit sesuai dengan jangka waktu 12 bulan sejak penyelesaian


pekerjaan
a.2. Setelah menerima pemberitahuan dari Pengawas mengenai penolakan
jenis tanaman pada saat masa perawatan yang dikarenakan kematian,
sakit, cacat atau pola pertumbuhan yang cacat, kontraktor wajib segera
mengganti tanaman sesuai spesies yang sama dengan yang ditanam
sebelumnya. Ukuran tanaman harus sama dengan ukuran tanaman
yang seharusnya tumbuh sejak awal masa penanaman, penanaman
harus sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
a.3. Waktu tanaman diganti, memberikan informasi kepada Pengawas
mengenai cara perawatan yang harus dilakukan. Apabila informasi ini
tidak diberikan, kontraktor bertanggung jawab apabila tanaman yang
diganti mati.
b. Garansi khusus
b.1. Semua tanaman yang tercakup dalam bagian ini harus digaransi sesuai
dengan jenis tanaman, varietas, warna bunga sesuai dengan spesifikasi
dalam masa 12 bulan setelah penyelesaian pekerjaan.
b.2. Apabila setelah penyelesaian proyek ada jenis tanaman yang
ditemukan berbeda dengan spesifikasi baik warna bunga atau daunnya,
jenis tanaman yang pada saat sebelumnya belum dapat ditentukan,
kontraktor wajib mengganti tanaman tersebut. Ukuran tanaman wajib
seukuran dengan ukuran tanaman saat dibongkar dan tanaman baru
harus dengan spesifikasi yang disetujui oleh Pengawas.
b.3. Semua pekerjaan yang diminta harus diselesaikan dalam waktu 15 hari
dan apabila tidak dilakukan Pemberi Tugas berhak untuk menunjuk
kontraktor lain dengan beban biaya kontraktor.
c. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban atas garansi harus termasuk dengan perbaikan dari
kerusakan yang terjadi dikarenakan pekerjaan lansekap yang dilakukan pada
pekerjaan ini.
2.5. Produk
a. Media tanaman
a.1. Tanah sortiran
Tanah yang subur, natural dan bersih dari batu-batuan, gulma, dan
akar-akar. Sediakan hasil tes analisis tanah untuk approval dari
Pengawas yang berisikan nilai keasaman (PH), tekstur, kandungan
nitrogen, fosfor, potassium, magnesium dan kandungan organic.
a.2.Campuran tanah subur untuk penanaman langsung pada tanah.
i. Campuran tanah subur pada penanaman langsung pada tanah
untuk penanaman pohon, semak dan groundcover harus berisi
sebagai berikut :
- 2 bagian tanah sortiran.
- 1 bagian pasir sungai (tanpa garam).
- 1 bagian cocopeat atau peat mouse.
- 6 kg/m3 pupuk slow releas NPK 15-15-15 (butiran kasar).

PT. Alocita Mandiri I - 129


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

ii.Campuran tanah subur pada penanaman langsung pada tanah


untuk penanaman pohon sejenis palem adalah sebagai berikut :
- 50% pasir sungai kasar (tanpa garam).
- 25% campuran tanah subur.
- 25% kompos lokal.
iii. Campuran tanah subur pada pot tanaman dengan dasar tertutup :
- 2 bagian tanah sortiran.
- 2 bagian pasir sungai (tanpa garam).
- 1 bagian cocopeat atau peat moss.
- 6 kg/m3 pupuk slow release NPK 15-15-15 (butiran kasar.
iv. Campuran tanah subur untuk rumput :
- 2 bagian tanah sortiran.
- 2 bagian pasir sungai (tanpa garam).
- 1 bagian cocopeat atau peat moss.
- 6 kg/m3 pupuk slow release NPK 15-15-15 (butiran kasar).
v. Kualitas campuran tanah
- Jangan menggunakan tanah galian yang mengandung tanah
liat sebagai bagian dari campuran tanah. Buangan tanah
dilakukan di tempat yang telah dikoordinasikan dengan
Kontraktor utama.
- Tanah harus bersih dari tanah liat atau pasir kasar, batu-
batuan, gumpalan-gumpalan, gulma, akar-akaran, batang-
batang dan benda lainnya.
- Komposisi dan struktur tanah harus seragam.
- Semua harus dikirimkan dalam kondisi gembur dan subur.
a.3. Campuran Media Tanam Ringan.
Kontraktor dapat mengusulkan campuran media tanam ringan menurut
rekomendasi yang diberikan oleh supplier khusus roof garden.
b. Pupuk.
b.1. Kapur, gypsum, potassium, fosfor dan nitrogen sesuai dengan yang
direkomendasikan dari hasil analisis tanah, berkomposisi seragam
untuk menyesuaikan dengan kondisi tanah yang ada, dikirimkan ke
lapangan dalam kondisi tertutup, berlabel, sesuai dengan standar
peraturan yang berlaku dan nama pabrik dan produksi tertulis.
b.2. Tablet : agriform 21 gram tablet atau setara.
b.3. Pupuk kandang : pembusukan sudah sempurna dan tidak berbau.
c. Herbisida sebelum penanaman : Round up atau setara.
d. Penanganan gulma : Rontar-G, Treflan, Eptam, Vegitex atau setara.
e. Material tanaman
e.1. Kuantitas
Mengadakan tanaman sejumlah yang ditunjukan di dalam gambar
rencana. Apabila ada perbedaan jumlah antara gambar rencana
penanaman dan bill of quantities (BQ), kontraktor wajib untuk
melakukan pengecekan ulang dan melaporkannya pada Pengawas

PT. Alocita Mandiri I - 130


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

sebelum kontrak diberikan. Apabila tidak ada laporan tertulis maka


jumlah terbanyak yang dianggap berlaku.
e.2. Penamaan
Penamaan tanaman sesuai dengan penamaan nama latin yang berlaku
dan atau sesuai yang dimengerti oleh petani dan pembibitan lokal.
Apabila ada perbedaan pengertian mengenai jenis tenaman yang
dimaksud, keputusan Pengawas menjadi putusan akhir.
e.3. Persyaratan
- Semua pohon, semak, tanaman perambat dan penutup tanah
harus mempunyai kecenderungan pertumbuhan yang baik dan
sehat, bebas dari hama dan penyakit tanaman.
- Ukuran minimum yang dapat diterima dari tanaman yang sudah
dipangkas harus sesuai dengan ukuran yang tertulis pada daftar
tanaman.
- Pengukuran diameter tanaman dengan diameter lebih dari 10 cm
harus dilakukan pada batang di atas posisi 1 meter dari
permukaan tanah.
- Tanaman yang dapat memenuhi ukuran yang diterima, tetapi tidak
memiliki bentuk yang normal dan seimbang antara ketinggian dan
lebar kanopi akan ditolak.
- Pohon dan semak-semak yang ukurannya lebih besar daripada
yang diminta boleh dipergunakan, namun tidak dapat dijadikan
dasar untuk perubahan harga kecuali ada persetujuan tertulis dari
Pengawas. Ketinggian tidak dapat dijadikan alasan sebagai
pengganti ukuran lain yang sudah seimbang.
- Pohon dan semak tampungan harus sesuai dengan ukuran bola
akar yang ditentukan dalam gambar dan spesifikasi dan harus
memiliki akar yang cukup kuat untuk menahan bentuk bola akar
setelah ditarik keluar dari tampungan.
- Untuk jenis tanaman dan palem bongkaran wajib memiliki bola
akar yang cukup untuk mendukung pemilihan tanaman setelah
transplantasi. Palem dan pohon yang mempunyai bola akar terlalu
kecil atau tidak memadai akan ditolak. Di dalam setiap kasus,
keputusan Pengawas adalah final.
- Pohon atau semak apapun yang mempunyai ukuran batang terlalu
kecil bahkan untuk menahan berat bebannya sendiri sewaktu
ditanam akan ditolak.
- Bentuk tanaman harus tegak, tanpa bentuk seragam tanpa cacat,
bengkok, atau percabangan yang tidak wajar, kecuali apabila
memang tertulis dalam spesifikasi. Pohon dengan cacat segar
pada kulit pohon lebih besar dari 12 mm akan ditolak.
- Potongan rumput atau suwiran minimum memiliki diameter 10 cm,
dipotong dengan bentuk yang rapi dan 75% dari akarnya masih
utuh.
f. Penyiraman

PT. Alocita Mandiri I - 131


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Sumber air dan pipa / selang dari sumber air untuk penyiraman disediakan
oleh Kontraktor.
g. Material-material lainnya.
g.1. Kontraktor harus memperhitungkan biaya dari material sebagai berikut
dalam Bill Of Quantity.
- Kayu penyangga ukuran 5 cm x 5 cm x 2.5 m kayu dolken bersih
tanpa sisa cat atau noda. Hanya kayu baru yang bersih yang
dapat digunakan.
- Selang dan pengikat besi.
- Kawat tambat besi galvanis no 12 untuk area-area publik.
- Pita penanda surveyor dengan warna cerah minimum 50 cm,
dengan warna yang sama untuk keseluruhan proyek.
- Cat pohon : cabot tree seal atau setara.
g.2. Bagian dasar dari planter box, box tanaman dan area roof garden harus
diberi drainage lengkap dengan water retention cells yang diusulkan
dari supplier roof garden dengan bahan dasar high density polyethylene.
Kontraktor dapat mengusulkan produk yang terkait kepada Pengawas.
g.3. Material filtrasi menggunakan geotextile 150 gra.
2.6. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pembersihan
a.1. Membersihkan lokasi proyek dari tanaman eksisting yang tidak diindikasikan
untuk dipertahankan, sampah, brangkal atau material asing yang dapat
mengganggu pada pelaksanaan penanaman dan atau menimbulkan
pemandangan yang buruk.
a.2. Bentuk lahan yang sudah dibentuk harus dipertahankan.
a.3. Kontraktor bertanggung jawab untuk membersihkan bak tanaman sebelum
ditanami.
a.4. Mengatur agar semua material buangan dibuang di tempat yang telah
ditentukan oleh Kontraktor. Biaya untuk melaksanakan hal ini harus telah
dipertimbangkan pada penawaran Kontraktor.
b. Penanganan Gulma Pra-penanaman.
b.1. Memberikan herbisida untuk membersihkan semua gulma yang terlihat
sebelum dan sesudah penanaman.
b.2. Melindungi semua tanaman eksisting dari kerusakan.
c. Campuran tanah subur pada penanaman langsung di tanah.
Kontraktor harus menyediakan tanah subur dengan kedalaman minimum sebagai
berikut :
 Pohon : 100 cm
 Semak : 45 cm
 Penutup tanah dan rumput : 15 cm

d. Pengolahan lahan
d.1. Mengolah lahan sampai dengan level yang tercantum pada gambar.
Kemiringan dan lereng lahan harus mulus dan tidak bergelombang tanpa
lubang-lubang atau perubahan level yang tiba-tiba, dan semuanya dengan

PT. Alocita Mandiri I - 132


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

kemiringan menjauh dari bangunan. Identifikasi semua saluran permukaan


di area penanaman dan untuk memberitahukan kepada Pengawas apabila
ada hambatan, perbedaan dengan gambar atau hal-hal lain yang
dipertimbangkan mengganggu pelaksanaan pekerjaan lansekap yang baik.
d.2. Pekerjaan lansekap harus mengacu kepada kondisi eksisting seperti
pepohonan yang ada, jalur-jalur utilitas, paving, kanstin jalan dan lain-lain.
Level akhir dari lahan harus mempertimbangkan hal-hal tersebut.
Sesuaikan semua pekerjaan yang diperlukan untuk memenuhi kondisi
tersebut dan memenuhi tujuan dari penggambaran lansekap.
d.3. Setelah penurunan lahan rampung (settlement), level akhir lahan harus
lebih bawah dibandingkan dengan area pejalan kaki, trotoar dan teras dan
lain-lain:
 Area rumput minimal 1 cm atau sesuai dengan elevasi yang tertera di
gambar kerja.
 Area semak dan penutup tanah 2.5 cm atau sesuai dengan elevasi
yang tertera di gambar kerja.
e. Kondisi dan Drainase
e.1. Memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas apabila Kontraktor
menganggap di lapangan terdapat problem tanah dan drainase yang
mungkin mengganggu pertumbuhan material tanaman. Termasuk di
antaranya proposal biaya apabila dibutuhkan koreksi pada persoalan
tersebut.
e.2. Jikalau kondisi drainase lubang penanaman tampak tidak memuaskan, isi
dengan air untuk pengecekan. Kondisi drainase yang kurang baik perlu
disampaikan kepada Pengawas.
f. Pelaksanaan penanaman untuk penanaman langsung di tanah.
f.1. Penanganan tanaman
 Tangani tanaman dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan.
 Lindungi semua tanaman dari sinar matahari dan angin kering.
Tanaman yang tidak dapat ditanam langsung pada saat kedatangan,
di simpan di tempat teduh dan terlindungi dan selalu disirami dengan
cukup.
 Semua tanaman bongkaran dan transplantasi harus ditanam tepat
pada hari yang sama kedatangan tanaman di proyek.
f.2. Penanaman.
 Lokasi pohon dan semak tunggal harus ditandai di lapangan untuk
dipelajari oleh Pengawas sebelum pelaksanaan penanaman.
Kontraktor wajib memberi tahu Pengawas minimal 3 hari sebelum
inspeksi.
 Tanaman harus diletakan di tengah dan diurug dengan campuran
tanah subur yang dipadatkan.

PT. Alocita Mandiri I - 133


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Tanaman harus ditanam sejajar dengan permukaan tanah akhir dan


ditanam untuk menunjukan penampilan terbaik dengan suasana di
sekitarnya.
 Sirami semua tanaman langsung stelah penanaman.
f.3. Penyangga tanaman
Langsung setelah penanaman, semua pohon yang ditanam harus
disangga sesuai dengan kebutuhan ukurannya. Kontraktor bertanggung
jawab penuh atas kekuatan struktur penyangga dan keamanan dari pohon
yang belum memiliki perakaran baik.
g. Semak dan penutup tanah
Penanaman semak dan penutup tanah sesuai dengan jarak yang diminta dalam
spesifikasi, dalam barisan yang rapi, dan menutup dengan baik semua area
termasuk area di bawah pohon. Jarak yang ditunjukan dalam bentuk segitiga
kecuali ada pemberitahuan lain.
h. Penanaman lempengan rumput
h.1. Lempengan rumput harus ditanam langsung saat kedatangan untuk
menghindari kerusakan.
h.2. Pada permukaan area tanam yang telah disiapkan, diberi pupuk dan
dilembabkan. Letakkan lempengan-lempengan rumput bertemu satu
dengan yang lainnya tanpa adanya celah yang terlihat atau bagian yang
saling menumpuk. Letakan dengan rapih dan rata dengan area rumput
sekitarnya.
h.3. Pada kemiringan 2:1 atau lebih, amankan setiap baris dengan
menggunakan patok maksimum dengan jarak 60 cm. Patok ditekan
sampai sejajar dengan bagian tanah dari lempengan rumput.
h.4. Segera sirami lempengan rumput setelah penanaman dengan air
secukupnya untuk melembabkan lempengan rumput dan 10 cm bagian
atas tanah.
h.5. Setelah lempengan dan tanah mulai mengering, giling area lempengan
rumput untuk memastikan sambungan yang baik antara lempengan
dengan tanah dan untuk menghilangkan gelombang.
i. Penanganan gulma.
Langsung setelah penanaman, aplikasikan material penanganan gulma ke
semua area penanaman yang tidak dibibiti.
j. Bak tanaman dengan dasar tertutup
j.1. Pastikan semua bagian dari bak tanaman sudah kedap air, di tes, diberi
kemiringan ke arah drainase dan disetujui sebelum dilakukan pengurugan.
j.2. Pada bagian bawah diletakan 7.5 cm batu kerikil dan lapisan filter
fiberglass atau material filtrasi lain yang setara untuk memastikan kondisi
filtrasi yang optimum.
j.3. Masukan campuran untuk bak tanaman secara merata. Hindari gangguan
sistem drainase pada saat memasukan campuran. Level akhir campuran

PT. Alocita Mandiri I - 134


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

harus sesuai dengan yang tergambarkan di detail dan perhitungan kondisi


akhir level setelah penurunan level tanah.
k. Transplantasi pohon
k.1. Jangan cabut pohon sebelum dilakukan pemangkasan sampai selesai dan
lubang untuk penanaman disiapkan.
k.2. Gali lubang penanaman sesuai detail pada gambar, setelah mencapai
kedalaman yang diperlukan, bagian bawah agar digemburkan sedalam 20
cm.
k.3. Pangkas kira-kira 1/3 dari cabang sekunder dengan hati-hati agar karakter
natural pohon tidak rusak. Gunakan alat-alat yang tajam dan bersih.
Potongan harus mulus tanpa merobek kulit pohon. Semua area terpotong
harus dirawat dengan obat luka 2 cm di luar luka. Buang semua cabang
mati dan patah. Potong semua akar atas permukaan tanah. Semua
pemangkas harus disetujui oleh wakil pemberi tugas bila diminta.
k.4. Siapkan tanah pada bola akar yang akan dipindahkan. Kecuali tertulis
pada spesifikasi, ukuran bola akar sebagai berikut :

Tinggi Pohon Diameter Bola Akar


0-4 meter 0.8 meter
4-6 meter 1 meter
6 meter ke atas 1.2 meter

Apabila ada akar yang tercangkul atau cacat, segera potong dan diberikan
perawatan dengan perangsang akar. Bungkus akar dengan kain goni dan
ikat dengan baik menggunakan tali rafia.
k.5. Angkat pohon dengan bola akar terbungkus baik, dan pindahkan hati-hati
ke lokasi baru.
k.6. Tanam sesuai dengan standar penanaman pembibitan.
k.7. Gunakan campuran media tanam sesuai dengan persyaratan diatas untuk
mengisi lubang tanam.
k.8. Isi kembali setiap lubang berlapis-lapis dengan menggunakan media
tanam pengisi yang sudah disediakan. Hati-hati dalam memadatkan setiap
lapisan untuk menghindari luka pada akar dan merubah posisi pohon.
k.9. Pada lapisan tengah, berikan 6 buah tablet pupuk dengan jarak yang
sama pada setiap pohon.
k.10. Setelah 2/3 bagian dari media ditanam, sirami dan padatkan tanah, selesai
pengurugan.
k.11. Sangga setiap pohon dengan perancah agar pohon tidak tergoyangkan
minimal gunakan 3 buah perancah pada setiap pohon.
l. Pelaksanaan pemangkasan
l.1. Pemangkasan dan pembuangan dari bagian manapun tanaman harus
menggunakan peralatan yang tajam dan sesuai dengan peruntukannya.

PT. Alocita Mandiri I - 135


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Permukaan dari setiap peralatan yang digunakan pada tanaman yang


dicurigai berpenyakit harus disterilisasi.
l.2. Potongan harus dilakukan pada bagian hidup tanaman. Potongan harus
rata tanpa bagian bergerigi atau tepian yang kasar. Setiap potongan yang
lebih dari 25 cm persegi harus diberi fungisida atau sealant.
l.3. Pemilihan potongan harus dipertimbangkan hati-hati sesuai dengan pola
pertumbuhan natural dari cabang tanaman. Cabang harus dipotong pada
bagian leher pada dasar cabang.
l.4. Pemangkasan dilakukan pada :
 Batang yang mati atau berpenyakit.
 Batang yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
 Sampah.
 Perambat yang mati atau berpenyakit.
 Serpihan bentuk tanaman atau palem.
m. Perawatan
m.1. Perawatan harus termasuk, tetapi tidak dibatasi pada hal-hal sebagai
berikut:
 Melindungi setiap area yang dilalui lalulintas dengan memberikan
pelindung setelah penanaman.
 Menyirami area penanaman sesuai dengan kebutuhan untuk
memastikan area penanaman lembab tetapi tidak jenuh berlebihan.
Mengatur pengairan sesuai dengan kebutuhan tanpa menimbulkan
longsor.
 Memupuk sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan
rekomendasi dari produsen pupuk. Hati-hati dalam pemupukan
supaya tanaman tidak gosong.
 Menjaga area penanaman dari gulma atau alang-alang melalui
penyiangan sesuai kebutuhan. Gulma harus dicabut dengan akar-
akarnya. Buang gulma di tempat yang tepat.
 Awasi tanaman dari kerusakan akibat dari serangga dan lakukan
perwatan langsung setelah diketahui.
 Membuang bagian yang berpenyakit dari tanaman.
 Tanaman yang mati ataupun dalam kondisi tidak mampu bertahan
hidup lagi harus langsung dibuang dan diganti dengan jenis dan
ukuran yang sama dengan tanaman saat dibuang.
 Menjaga agar semua perancah dalam kondisi kokoh dan kuat.
 Apabila tampak bahwa area rumput atau penutup tanah tidak dalam
kondisi sehat, bergelombang ataupun ditanam secara tidak benar
langsung diganti dengan jenis dan jumlah tanaman yang sama.
 Pemangkas semak dan pohon sesuai dengan arahan dari Pengawas
untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.
 Membuat catatan absensi yang berisi:
 Jumlah tenaga kerja.

PT. Alocita Mandiri I - 136


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Pekerjaan yang dilakukan.


 Jenis dan jumlah pupuk yang diberikan.
 Pengairan.
 Selama masa perawatan, catatan siap dilaporkan pada Pengawas
apabila diminta.
m.2. Jadwal Perawatan.
 Untuk melakukan pengawasan pada tanaman dan menyirami
seperlunya supaya media tanam tidak kering.
 Pembersihan gulma setiap 4 hari sekali.
 Penggemburan tanah dan penjagaan tepian tanaman setiap bulan.
 Pemupukan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan setiap jenis
tanaman. Lakukan pemupukan pada tanaman yang tampak
mengalami defisiensi nutrisi.
 Penyemprotan hama dan penyakit setiap bulan atau sesuai dengan
kebutuhan apabila muncul hama dan penyakit.
 Pemangkasan semak setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan.
 Perbaikan bentuk semak sesuai dengan kebutuhan.
 Perbaikan perancah sesuai dengan kebutuhan.

PT. Alocita Mandiri I - 137


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIS DAN BAHAN
INTERIOR

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan interior yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, pengadaan,
pembuatan, pemasangan treatment dinding, backdrop, nad, treatment kolom, stage,
dan lainnya, serta pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan peralatan kerja, bahan-
bahan utama dan pembantu, sehingga diperoleh interior yang baik dan sempurna,
sesuai dengan spesifikasi, gambar rencana dan bill of quantity.

PASAL 2
PERSYARATAN UMUM

1. Gambar Rencana
a. Dalam hal terjadi perbedaan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada dalam rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan ini maupun perbedaan
yang terjadi akibat keadaan di lapangan, maka kontraktor wajib melaporkannya
kepada Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan
di lapangan setelah terlebih dahulu pengawas berunding dengan direksi dan
perencana.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar rencana adalah ukuran jadi, dalam
keadaan selesai/terpasang.
c. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib memperhatikan dan meneliti
semua ukuran yang tercantum dalam gambar rencana seperti peil-peil,
ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan detail lainnya terlebih dahulu
dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

2. Shop Drawing
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap di dalam gambar rencana / dokumen kontrak maupun yang
diminta oleh Direksi/Perencana.
b. Dalam shop drawing harus secara jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk,
cara pemasangan dan spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik.

PT. Alocita Mandiri II - 1


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

3. Koordinasi
a. Penunjukan supplier harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
b. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Pengawas
dengan supplier bahan.
c. Supplier wajib hadir mendampingi Pengawas di lapangan untuk pekerjaan
tertentu atau khusus sesuai dengan instruksi pabrik.

4. Standar dan Peraturan yang digunakan


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti normalisasi Indonesia,
standar industri dan peraturan lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini,
misalnya:
a. Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
b. Peraturan Bangunan Nasional 1978.
c. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan baik secara lisan maupun tertulis
yang diberikan oleh Direksi.

5. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan / Material dan Komponen Jadi


a. Bahan-bahan yang dipakai / dipasang harus sesuai dengan yang tercantum
dalam gambar rencana, memenuhi standar spesifikasi bahan yang telah
dipilih/ditunjuk/ disetujui, mengikuti peraturan dalam rencana kerja dan syarat-
syarat ini dan mengikuti petunjuk Direksi/Pengawas.
b. Sebelum dipasang, semua bahan harus disetujui oleh Direksi/Pengawas,
contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Direksi/Pengawas minimum sebanyak empat buah.
c. Semua produk bahan atau pembuatan yang tercantum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Apabila kontraktor dapat
mengusulkan produk lain sejauh mana masih dapat dibuktikan mempunyai
kualitas yang sama kepada Direksi/Pengawas, maka produk tersebut dapat
dipakai sebagai pengganti setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas
d. Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor wajib membuat komponen jadi
(mock-up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi/Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan tertulis sebagai acuan untuk pelaksanaan.
e. Setiap bahan/komponen jadi keluaran pabrik, dalam pelaksanaannya harus di
bawah pengawasan/supervisi tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat.
Apabila dianggap perlu, Direksi/Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli
yang ditunjuk oleh pabrik atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai
pelaksana. Dalam hal ini, kontraktor tidak berhak mengajukannya sebagai
pekerjaan tambah.
f. Tekstur bahan pelapis / finishing harus konsisten, polanya rapi dan teratur dan
tidak bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai warna yang
awet, tidak luntur / “colorfast” dan mempunyai daya tahan terhadap sinar
matahari / “UV resistant. Harus mempunyai daya tahan terhadap api dan

PT. Alocita Mandiri II - 2


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

memenuhi standard keselamatan. Bahan pelapis tersebut harus sudah diberi


lapisan anti noda yang sesuai dan memenuhi standard.
g. Bahan Pelengkap / Hardware
Jenis: Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini adalah
produk Hafele ex Jerman, Blum ex Austria atau Stanley.
Untuk handle laci/pintu lemari digunakan ex Vogel atau setara, metal/besi
dengan diameter handle 12 mm panjang + 15 cm, kecuali disebutkan lain dalam
gambar rencana ( misal dengan finger pull, dll ).
Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza: Berbahan plastik atau karet keras
harus berasal dari sumber yang disetujui Perencana / Pengawas dan dianggap
memenuhi persyaratan penggunaan setelah pihak Kontraktor mengajukan
contohnya.
Hardware: Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handle dan kunci dan lain-lain,
harus kuat dan tepat, sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka – tutup.
Elemen Lepasan: Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai
dengan ukuran yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang
berakibat pada kerapihan bentuk dan desain harus dihindari. Bila hal itu terjadi,
Kontraktor harus mengganti sebagian atau seluruh bagian yang tidak sesuai.
Digunakan mutliplek yang bermutu baik, tebal minimal 12 mm.
h. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih serta bentuk
komponen jadi akan diinformasikan tidak lebih dari tujuh hari kalender setelah
penyerahan contoh bahan atau komponen jadi tersebut.
i. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan dan komponen jadi harus sesuai
dengan persyaratan pabrik yang bersangkutan, atau sesuai dengan spesifikasi
bahan tersebut.

6. Peninjauan dan Pengujian


Semua bahan untuk pekerjaan ini apabila dianggap perlu harus ditinjau dan diuji,
baik pada pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh
Direksi/Pengawas.

7. Dasar Penentuan Ukuran / Posisi Pekerjaan


a. Semua ukuran dan posisi di lapangan harus tepat sesuai dengan gambar kerja.
Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera
dalam gambar kerja untuk mendapatkan posisi dan ketepatan di lapangan untuk
setiap bagian pekerjaan.
b. Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk
menyamakan persepsi ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar
rencana dengan ukuran sebenarnya di lokasi, perlu dilakukan marking oleh
kontraktor untuk penentuan ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan atas dasar
kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil marking tersebut harus disetujui oleh
Pengawas dan Perencana.

PT. Alocita Mandiri II - 3


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Kontraktor harus memasang tanda di lapangan sebagai patokan titik mula


setiap bagian dari pekerjaan dan harus sesuai dengan yang ditentukan pada
gambar kerja.
d. Apabila terjadi perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan di lapangan,
kontraktor harus melaporkan hal tersebut kepada Pengawas untuk
mendapatkan pemecahannya. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan
tanpa sepengetahuan Pengawas.

8. Pembongkaran dan Perbaikan Kembali


a. Apabila dalam pelaksanaan harus dilakukan pembongkaran, atau pemindahan
akibat pelaksanaan pekerjaan ini, maka Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya kembali atau menyelesaikan pekerjaan tersebut hingga
sempurna tanpa mengganggu sistem yang telah ada.
b. Kontraktor diwajibkan melaporkan terlebih dahulu kepada Direksi/Pengawas
sebelum melakukan pembongkaran/pemindahan segala yang ada di lapangan.
Persetujuan ijin membongkar diberikan setelah dilakukan pemeriksanaan
kondisi lokasi / lapangan bersama sama dengan Direksi, Perencana dan
Pengawas.
c. Sebelum pelaksanaan pembongkaran, harus diantisipasi segala akibat yang
mungkin timbul dalam proses dan hasil pembongkaran tersebut.
d. Jalur instalasi air, listrik, gas, Air Conditioning, dan atau instalasi lain yang
terdampak proses pembongkaran harus diamankan dengan menutupnya
dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Pengawas/Perencana dan
harus dipastikan instalasi tersebut tetap aman dan dapat berfungsi dengan baik.
e. Peralatan yang digunakan untuk pembongkaran harus mencukupi, tepat guna
dan aman. Kontraktor harus memperhatikan dan meminimalisir dampak
terhadap timbulnya debu, suara dan atau getaran yang dapat mempengaruhi
lingkungan dan atau aktivitas di sekitarnya.
f. Kontraktor harus selalu memprioritaskan faktor keamanan selama dan setelah
pembongkaran dan juga memastikan cara pengamanannya, baik untuk
bangunan yang dibongkar maupun tenaga-tenaga pelaksananya.
g. Segala kerusakan yang mungkin terjadi menjadi tanggung jawab kontraktor
h. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dan dijauhkan dari
lokasi pekerjaan.
i. Apabila terdapat barang-barang kantor ataupun peralatan di lokasi proyek,
maka Kontraktor wajib mengamankan/melindungi barang-barang tersebut dari
akibat pekerjaan bongkaran dengan menggunakan material pelindung berupa
plastik lembaran atau dus atau material lain yang disetujui oleh Pengawas.
j. Semua bongkaran yang masih utuh dan dapat digunakan kembali (seperti bola
lampu, fitting, saklar, dll) diserahkan kepada Pengawas untuk disimpan dan
disertai berita acara serah terima item barang-barang tersebut.

9. Pembersihan dan Pengamanan

PT. Alocita Mandiri II - 4


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

a. Pembersihan tapak konstruksi dan semua pekerjaan yang termasuk dalam


lingkup pekerjaan, semua barang atau bahan bangunan lainnya yang
dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan selesai maka menjadi
tanggung jawab kontraktor.
b. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima.
c. Apabila ada pemindahan barang-barang di lokasi proyek, maka harus atas
persetujuan dan disaksikan oleh Pengawas.

PASAL 3
PEKERJAAN FURNITURE

1. Umum
a. Semua pekerjaan kayu finishing harus dilaksanakan di pabrik/workshop yang
memenuhi standard dan dikerjakan secara maksimal, pekerjaan perbaikan
kecil-kecilan serta penyetelan boleh dilakukan di site.
b. Jangan mengukur dengan skala-skala gambar yang ada, gunakanlah ukuran
yang sudah tercantum di gambar detail, semua ukuran harus dicek di
lapangan oleh Kontraktor. Apabila terdapat perbedaan terhadap layout dengan
gambar detail dan kondisi lapangan, maka Kontraktor wajib memberitahukan
kepada Perencana/Pengawas untuk dapat dipecahkan bersama.
c. Kontraktor wajib membuat mock up untuk setiap satu model furniture dan
harus dilihat dan disetujui oleh Perencana/Pengawas sebelum melanjutkan
pekerjaan.

2. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, barang-
barang, perabotan, perlengkapan pengiriman, pelaksanaan pekerjaan furniture,
serta instaasinya di site sesuai layout, serta pengamanan, pengawasan dan
pemeliharaan peralatan kerja, bahan-bahan utama dan pembantu, sehingga
diperoleh hasil furniture yang baik dan sempurna, sesuai dengan spesifikasi,
gambar rencana dan bill of quantity.
b. Pengadaan furniture sesuai jenis yang diterangkan di gambar rencana dan Bill
of Quantity
c. Pengiriman, penyimpanan, serta pengamanan satuan furniture harus
dilakukan sehingga tidak mengakibatkan kerusakan.
d. Produk jadi harus disimpan hingga pekerjaan fisik sudah siap untuk
menerimanya.
e. Lindungi semua permukaan produk jadi untuk mencegah kotoran, goresan,
serta panas matahari dan hujan selama pengiriman.
f. Simpan di tempat yang kering dan bersih hingga tidak merusak produk jadi.

PT. Alocita Mandiri II - 5


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

3. Persyaratan Bahan
a. Bestwood tebal 3 mm, bermutu baik dan tidak cacat.
b. Multiplek tebal min 12 mm sebagai base panel Bestwood
c. Multiplek tebal min 12 mm dan 15 mm sebagai rangka furniture sesuai gambar
rencana.
d. Multiplek yang akan digunakan harus berkualitas baik (tidak cacat), tidak
terdapat pecahan pinggiran, menggelembung dan atau kerusakan lain.
Kontraktor harus dapat menunjukkan contoh kepada Pengawas sebelum
melaksanakan tugas.
e. Lembaran Bestwood, HPL atau multiplek yang cacat dan retak-retak tidak
boleh digunakan dan harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
f. HPL yang dipakai sebagai pelapis multiplek menggunakan merk WINSTON/
GRASMERINO/AICA/TACO atau setara
g. Kaca type tempered clear glass yang digunakan harus memenuhi persyaratan
bahan sebagaimana disyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
h. Bahan perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi
kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar
kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan
noda (terutama bila dispesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi “clear /
transparent finish”).
i. Bahan perekat khusus untuk merekatkan material finishing yang digunakan
harus memenuhi persyaratan / instruksi petunjuk pabrikan.
j. Bahan perekat adalah lem kuning setara Aibon atau Fox
k. Alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur, paku, sekrup, baut dan
jenis lain yang telah disetujui Pengawas. Penggunaan pengikat ini harus
tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi
furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya
tidak retak.
l. Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari
logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu
sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-tingginya.
m.Untuk stage, ukuran, dimensi dan bentuk sesuai gambar rencana, finishing hpl,
rangka multipleks 15 mm, top multiplek 15 mm finished lantai vynil 3 mm.
n. Untuk meja sidang, ukuran, dimensi dan bentuk sesuai gambar rencana,
finishing HPL dan Bestwood 3 mm.
o. Untuk meja pada ruang ptsp, ukuran, dimensi dan bentuk sesuai gambar
rencana finishing Bestwood 3 mm.
p. Partisi pada meja di ruang ptsp menggunakan tempered glass 10 mm dilapis
sticker sandblast sesuai gambar rencana
q. Rel laci dari besi tipe double sock dengan ball bearing rollers yang tidak akan
menimbulkan bunyi bilamana laci-laci keyboard dan mobile drawer, rel laci
yang direkomendasikan ex. Hafele atau setara.

PT. Alocita Mandiri II - 6


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

r. Kayu yang dipakai harus bebas dari cacat retak dan pecah.
s. Ukuran laci file harus mengikuti standar. Apabila terdapat perbedaan ukuran
standar dengan gambar detail rancangan, Kontraktor wajib memberitahukan
Pengawas/konsultan perencana.
t. Pengecatan, sekrup, lem haverin, Aica Aibon atau sejenis yang telah disetujui.
u. Kunci central lock “Havele” untuk laci atau setara yang telah disetujui.
v. Plywood / multiplek untuk samping-samping laci
w. Plywood / multiplek untuk dasar laci.
x. Rel laci: double sock “Havele” atau sejenis yang telah disetujui.
y. Tarikan laci atau pintu “U” type, chrome finish, atau yang lain sesuai dengan
spesifikasi.
z. Engsel, 168 derajat, 360 derajat Havele Scharniere, Ferari atau sejenisnya
yang telah disetujui.
aa. Flap bracket: Havele atau yang telah disetujui.
ab. Persyaratan bahan kayu:
i. Mutu dan kualitas kayu adalah kayu lokal sesuai dengan persyaratan
bahan yang berlaku di Indonesia.
ii. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering (oven), lurus,
tanpa cacat mata kayu, putih dan retak. Ukuran kayu adalah ukuran jadi
seperti tertera pada gambar kerja.
iii. Sebelum pelaksanaan semua pekerjaan kayu, material yang digunakan
harus sesuai contoh yang disetujui Pengawas dari setiap jenis-jenis kayu
yang dipilih.
iv. Jenis kayu yang dipergunakan :
 Edging Menggunakan kayu jati solid berkualitas baik.
 Plywood/multiplex dari produk lokal yang berkualitas baik. Setiap
lembar plywood yang dipakai harus mempunyai tanda/cap dari
pabrik pembuat.
 Bahan kayu lapisan yang bersifat dekoratif (decorative veneers) dari
mega sungkay dengan pola serat lurus dengan kualitas super.
 Kayu kamper oven solid untuk rangka (unfinished), kusen dan ruang
lingkup sesuai gambar rencana.
v. Harus dihindarkan adanya cacat-cacat kayu baik yang merupakan cacat
bawaan seperti terlalu banyaknya mata kayu, putih kayu, pecah-pecah
atau cacat yang terjadi karena kesalahan proses penebangan,
pemotongan dan penyimpanan seperti melenting, menggeliat dan
kebiruan (blue stain) serta cacat lain yang tidak dapat memenuhi standar
untuk pekerjaan ini.
vi. Untuk pekerjaan kayu yang bersifat dekoratif (decorative wood working),
digunakan :
 Kayu sungkay berkualitas baik.
 Ketebalan veneer yang dipersyaratkan adalah 1 (satu) mm yang
dihasilkan dengan sistem “quarter cut slicing” (bukan rotary slicing).

PT. Alocita Mandiri II - 7


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Veneer matching sesuai dengan desain dan pola gambar dengan


syarat sesuai warna dan seratnya (colour and grain matching).
 Kayu-kayu jenis lain yang digunakan dalam pekerjaan inlay, banding,
sesuai dengan desain dan pola yang ditunjukan dalam gambar.
 Pekerjaan kayu dekoratif yang baik yang bersifat veneer matching
cross, veneer inlay, banding, harus betul-betul dikerjakan dengan
sebaik mungkin sehingga menghasilkan permukaan dekoratif yang
betul-betul rata, sejajar, halus dan menghasilkan daerah daerah
pertemuan yang tidak terasa apabila diraba.
vii. Khusus untuk pekerjaan finishing kayu baik yang masuk kedalam
kelompok kayu padat, papan maupun lapisan dekoratif persyaratan
finishing yang diminta adalah:
 Pada dasarnya persyaratan finishing yang dipakai adalah natural
dengan poly urethane finish, syarat intensitas warna sama antara
satu bagian kayu dengan lainnya.
 Finishing bersifat “open pore” (pori-pori kayu terbuka), exposed grain
(serat nyata dan terasa apabila diraba), warna natural.
 Bagian-bagian kayu yang telah difinish tidak boleh menampakkan
adanya paku, sekrup bekas paku maupun dempulan.
 Finishing (top coat) yang digunakan adalah dari jenis polyurethane.
 Bahan perekat yang dipakai dalam pre-finishing adalah perekat
formaldehide.
 Bahan perekat ini juga berlaku pada pekerjaan-pekerjaan veneer
setting, inlay, banding.
 Pembuatan persiapan pemasangan alat-alat pengancingan yang
terbuat dari logam (iron mongery) pada kayu halus dikerjakan
dengan mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang
setinggi-tingginya.
viii. Kelembaban kayu
 Untuk ketebalan kayu < 3 cm, diisyaratkan kelembaban kayu tidak
lebih 14% terpasang.
 Untuk ketebalan kayu > 7 cm, diijinkan kelembaban kayu maximum
25% terpasang.
 Untuk ketebalan kayu antara 3 cm sampai dengan 7 cm, kelembaban
yang diijinkan maksimum 18% pada saat terpasang.
ix. Pengawetan kayu
 Semua kayu terkecuali lembaran kayu lapis yang dipergunakan
melalui proses pengeringan /dry clean dan harus sudah diberi bahan
anti rayap sebelum pelaksanaan.
 Pekerjaan anti rayap dilakukan dengan menggunakan bahan
pengawet clorodane 960 EC dengan konsentrasi 2%.

PT. Alocita Mandiri II - 8


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Penggunaan dilakukan dengan kuas, minimum 200 cc larutan untuk


menutupi 1 m2 permukaan.
 Semua prosedur penggunaan bahan dan cara pelaksanaan sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat.
x. Penimbunan kayu
Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan
harus diletakan di satu tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi
udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari
kerusakan. Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidak
langsung terhampar di lantai.
xi. Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dinabolt, kawat dan lain-lain
harus di galvanis sesuai dengan persyaratan bahan yang berlaku di
Indonesia.
xii. Dempul yang dipakai adalah tipe B sesuai dengan referensi persyaratan
bahan yang berlaku di Indonesia.

4. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Kontraktor harus menyerahkan rencana pekerjaan kepada Pengawas untuk
persetujuannya
b. Pekerjaan furniture harus dilaksanakan oleh tukang furniture kayu yang sudah
berpengalaman di bidangnya atau sesuai dengan persyaratan yang bisa
diterima oleh Pengawas.
c. Seluruh sistem memakai sistem knock down / bongkar pasang
d. Fabrikasi General
i. Kontraktor harus menyediakan semua bahan komplit dengan peralatan,
perlengkapan serta instalasinya.
ii. Semua pekerjaan konstruksi harus secara machinal, dipotong secara
ukuran-ukuran yang uniform komplit dengan finishing material dan joint.
Hindari penggunaan paku sebagai alat sambung.
iii. Kayu yang dipakai harus searah tanpa sambungan, kecuali bila diakhiri
oleh bagian yang lain.
iv. Hasil pekerjaan furniture / meubelair harus dijamin kerapian, kekuatan
dan presisinya.
v. Hasil finishing terakhir harus mempunyai derajat kesamaan warna yang
sama antara satu sama lainnya (kualitas yang sama).
e. Harus memenuhi persyaratan / instruksi pabrik dalam mencampur dan
menggunakan bahan pelapis dan perekat.
f. Bahan-bahan yang digunakan sebelum pemotongan bahan, pola dan warna
harus diperiksa dan dicocokkan dengan contoh yang telah disetujui oleh
Pengawas.
g. Ukuran dan bentuk furniture sesuai dengan gambar rencana
h. Rangka furniture menggunakan multiplek 12 mm finishing bestwood 3 mm
sesuai dengan gambar rencana.

PT. Alocita Mandiri II - 9


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

i. Rangka furniture dipasang menggunakan paku ripet/skrup dan lem fox


sehingga rapi, kokoh, kuat dan stabil.
j. Setelah selesai dipasang, furniture harus diberi perlindungan agar tidak rusak /
cacat oleh pekerjaan lainnya.
k. Semua bagian furniture, terutama pada bagian tepi, pertemuan antar
sambungan vertikal dan atau horisontal, serta pertemuan sudut dengan sisi
lainnya harus terpasang rapi, rata, sama rekat dan tidak bergelembung.
l. Pada pekerjaan meja; work top atau top table, kaki meja, rangka terbuat dari
bahan multiplek tebal min 12 mm finishing bestwood. Semua bagian difinishing
dengan bestwood, kecuali bagian bawah work top dan yang tidak terlihat,
diperbolehkan dengan lapisan yang lebih tipis (tacon, melamin atau setara)
atau melaminto putih.
m.Apabila ada/diperlukan, siapkan lubang untuk pekerjaan lain (kabel).
n. Pelubangan meja untuk kabel dibuat serapih mungkin dan ditutup dengan
cable cap (grommet).
o. Partisi pada meja pelayanan, terbuat dari tempered glass 10 mm lapis sticker
sandblast.
p. List terbuat dari stainless sesuai gambar rencana
q. Ukuran, profil, dan bentuk list sesuai dengan gambar rencana
r. Posisi pemasangan List pada furniture sesuai dengan gambar rencana.
s. Bagian-bagian furniture yang telah difinish tidak boleh menampakkan adanya
paku, sekrup bekas paku maupun dempulan
t. Penyetelan dan Pembersihan
i. Semua permukaan kayu harus bebas dari goresan-goresan, noda-noda
dan cacat.
ii. Semua furniture harus dilindungi/ditutup dari kemungkinan kerusakan,
hingga saat serah terima.
iii. Pembungkus serta lindungan harus digunakan untuk menjaga di dalam
pengiriman.
iv. Semua bagian-bagian lain harus bebas dari kotoran dan flek.
v. Semua sampah akibat pekerjaan instalasi dari furniture harus
dikumpulkan dan disingkirkan dari lokasi setiap hari.
vi. Setiap ruang atau area yang telah siap instalasi perabotnya harus
dibersihkan secara teratur dan siap pakai dalam tempo yang minimal.
vii. Kontraktor harus menyetel semua furniture sesuai perencanaan.
u. Pekerjaan kayu:
i. Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan, detail-detail
sambungan dan hubungan kayu dengan material lain sesuai gambar
rencana atau petunjuk Pengawas, terutama pada pekerjaan kayu halus.
ii. Melakukan pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan
ketepatan pemasangan di lapangan.
iii. Khususnya untuk pekerjaan kayu halus, kontraktor harus membuat shop
drawing yang menggambarkan detail pemasangan dan sistem perkuatan

PT. Alocita Mandiri II - 10


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

yang sesuai dengan gambar kerja dan kondisi lapangan. Shop drawing
tersebut harus diajukan kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
iv. Kontraktor harus menyediakan manhole untuk pemeliharaan/perawatan
instalasi disiplin lain tersebut yang tersembunyi di balik permukaan kayu
yang luas.
v. Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu dikerjakan
dengan menggunakan mesin, kecuali untuk detail tertentu atas
persetujuan Pengawas. Tidak diperkenankan proses pengerjaan
dilakukan di tempat pemasangan.

vi. Bentuk, ukuran, profil, nat dan peil yang tercantum dalam gambar
rencana adalah hasil jadi / finish. Bila ada penyimpangan tanpa
persetujuan Pengawas/Perencana, maka kontraktor harus membongkar
dan memperbaiki kembali tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan.
vii. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
penggantung, anker, dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus rapi
serta sempurna, tidak diperkenankan mengotori bidang-bidang tampak.
Khusus pada permukaan bidang tampak (exposed) tidak diperkenankan
pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Pengawas/Perencana. Ukuran bahan/material sambungan adalah baut
“3/8” untuk balok kayu dengan dinding pasangan batu bata dan
permukaan beton. Paku dan sekrup sesuai keperluan, klem dari plat baja
strip tebal 3 mm, lebar 4 mm.
viii. Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap
kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan
Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui oleh
Pengawas/Perencana. Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat mengklaim
sebagai pekerjaan tambah.
ix. Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan halus setelah
dempul kering digosok ampelas halus.
x. Untuk bahan material yang melekat pada kayu, bahan/material tersebut
harus diberi lapisan pelindung atau lapisan cat yang sesuai seperti yang
disyaratkan.
xi. Rangka kayu yang akan dipasang bahan penyelesaian lain harus
diperhalus, rata, dan waterpas.
xii. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui
toleransi kerataan 2.5 mm setiap 2 m2.
xiii. Permukaan kayu yang terlihat atau yang akan dilapisi dengan bahan
material lain harus diserut sedemikian rupa dan harus memenuhi
persyaratan yang diinstruksikan oleh pabrikan material tersebut,
sehingga siap menerima bahan/material tersebut. Penggunaan meni

PT. Alocita Mandiri II - 11


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau


sejenisnya, kecuali disyaratkan oleh Perencana/Pengawas.
xiv. Kayu harus dipotong menurut pola dan urutan pengerjaan yang
ditentukan oleh Pengawas atau dalam gambar rencana. Kayu yang telah
dipola tersebut diserut dengan mesin, kemudian dengan serutan tangan
untuk sambungan-sambungan. Untuk sambungan sambungan seperti
tenon, ekor burung layang-layang (dove tail), dowel atau tipe sambungan
lain harus dikerjakan mesin dengan toleransi 0 mm.
xv. Bila komponen berjumlah lebih dari 10 (sepuluh) buah, maka
pemotongan menurut pola dan pengerjaan assembling harus
menggunakan jig.
xvi. Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus di-finish, termasuk
semua permukaan yang terlihat apabila ada bagian yang tidak ditutup,
dibuka, diangkat dan lain-lainnya.
xvii. Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor terlebih dahulu harus
mengajukan bahan perekat tersebut baik kualitas maupun jenisnya
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
xviii. Panel-panel sungkay plywood yang akan dipasang pada rangka kayu
harus dengan cara dilem. Pengeleman harus merata, tidak ada rongga
udara, rapi, permukaan harus rata dan tidak kotor atau bernoda. Tidak
diperkenankan adanya sambungan dalam satu bidang permukaan, harus
merupakan satu muka yang utuh.
xix. Pada bidang kayu yang terlihat tidak boleh ada lubang-lubang paku
bekas penyetelan penunjang atau penyiku.
xx. Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala benturan,
pecah, retak noda dan cacat lain. Apabila hal tersebut ditemui, maka
kontraktor harus membongkar dan mengganti tanpa mengurangi mutu.
Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.

PASAL 4
PEKERJAAN SOFA

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pembuatan sofa sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar rencana dan sesuai petunjuk Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
a. HPL bermutu baik dan tidak cacat
b. Multiplek tebal min 12 mm sebagai base panel HPL
c. Multiplek tebal min 12 mm sebagai rangka sofa.

PT. Alocita Mandiri II - 12


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

d. Upholstery kain jok, Nylon wool ex. Ateja atau setara, serta harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
 Polyester 1600 Denier / komposisi dan bahan dasar wool viscose / evalon.
 Bersifat resistant dan non flameble,
 Ketahanan zat warna terhadap sinar Xenon 5, daya tahan dan stabilitas
warna lebih dari 1 tahun,
 Mempunyai ketahanan terhadap gesekan sebanyak 60.000 kali tanpa
kerusakan pada struktur benang,
 Struktur tenun plain wave.
 Pelapis kain back coated untuk mempertahankan struktur tenunan dan
tahan rentangan, sehingga ketahanan tekstil tersebut mempunyai umur
panjang.
e. Busa foam ex. Vita foam, Sigma foam atau setara, serta harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
 Ketebalan busa minimal 8 cm atau sesuai gambar rencana.
 Sebelum di bungkus, busa harus dilapisi terlebih dahulu dengan Cover.
 Garansi produk selama 3 bulan masa pemeliharaan
f. Lembaran HPL dan multiplek yang cacat dan retak-retak tidak boleh digunakan
dan harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
g. Rangka multiplek sebagai base panel untuk penebal dan pengaku
h. Bahan perekat khusus untuk merekatkan material finishing yang digunakan
harus memenuhi persyaratan / instruksi petunjuk pabrikan.
i. Bahan perekat adalah lem kuning setara Aibon atau Fox

3. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Kontraktor harus menyerahkan rencana pekerjaan kepada Pengawas untuk
persetujuannya
b. Pekerjaan sofa harus dilaksanakan oleh tukang interior yang sudah
berpengalaman di bidangnya atau sesuai dengan persyaratan yang bisa
diterima oleh Pengawas.
c. Bahan-bahan yang digunakan sebelum pemotongan bahan, pola dan warna
harus diperiksa dan dicocokkan dengan contoh yang telah disetujui oleh
Pengawas.
d. Ukuran dan bentuk sofa sesuai dengan gambar rencana
e. Rangka sofa menggunakan multiplex 12 mm dilapis menggunakan multiplek 12
mm finishing HPL sesuai dengan gambar rencana.
f. Rangka sofa dipasang menggunakan paku ripet/skrup dan lem fox sehingga
rapi, kokoh, kuat dan stabil.
g. Top cover sofa difinishing dengan busa foam salut kain jok
h. Setelah selesai dipasang, sofa harus diberi perlindungan agar tidak rusak /
cacat oleh pekerjaan lainnya.
i. Semua bagian sofa, terutama pada bagian tepi, pertemuan antar sambungan
vertikal dan atau horisontal, serta pertemuan sudut dengan sisi lainnya harus

PT. Alocita Mandiri II - 13


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

terpasang rapi, rata, sama rekat dan tidak bergelembung ataupun kerutan dan
pola yang ada harus baik dan sempurna
j. Bagian-bagian sofa yang telah difinish tidak boleh menampakkan adanya paku,
sekrup bekas paku maupun dempulan

PASAL 5
PEKERJAAN TREATMENT DINDING DAN KOLOM

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan multiplek finishing bestwood pada
kolom dan dinding ruangan yang ditreatment sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar rencana dan sesuai petunjuk Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
a. Bestwood tebal 3 mm bermutu baik dan tidak cacat
b. Multiplek tebal min 9 mm sebagai backing atau base panel dari bestwood
c. Lembaran bestwood dan multiplek yang cacat dan retak-retak tidak boleh
digunakan dan harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
d. Rangka multiplek sebagai base panel untuk penebal dan pengaku
e. Bahan perekat khusus untuk merekatkan material finishing yang digunakan
harus memenuhi persyaratan / instruksi petunjuk pabrikan.
f. Bahan perekat adalah lem kuning setara Aibon atau Fox

3. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pada permukaan dinding dan kolom yang akan di treatment, permukaannya
harus dalam kondisi yang rata, kering dan bersih bebas debu / kotoran lainnya
b. Sebelum pemotongan bahan, pola dan warna harus diperiksa dan dicocokkan
dengan contoh yang telah disetujui oleh Pengawas.
c. Ukuran dan bentuk Treatment Dinding / Kolom sesuai dengan gambar rencana
d. Dinding dan kolom yang ditreatment, dilapisi dengan multiplex 9 mm finishing
bestwood 3 mm sesuai dengan gambar rencana
e. List terbuat dari multiplex 9 mm dengan finishing cat duco sesuai gambar
rencana
f. Ukuran, profil, dan bentuk List sesuai dengan gambar rencana
g. Posisi pemasangan List pada panel treatment dinding dan kolom sesuai dengan
gambar rencana.
h. Setelah selesai ditreatment, dinding dan kolom diberi perlindungan agar tidak
rusak / cacat oleh pekerjaan lainnya.
i. Semua bagian dinding dan kolom yang ditreatment, terutama pada bagian tepi
dan antar sambungan vertikal dan atau horisontal dengan treatment selanjutnya
harus terpasang rapi, rata, sama rekat dan tidak bergelembung.

PT. Alocita Mandiri II - 14


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

j. Awal pemasangan dan sisa buangan harus dikoordinasikan dan disetujui oleh
Pengawas.
k. Setelah selesai dipasang, list dan treatment dinding / kolom harus diberi
perlindungan agar tidak rusak / cacat oleh pekerjaan lainnya.
l. Semua sambungan vertikal dan atau horisontal antar list harus terpasang rapi,
rata, sama rekat dan tidak bergelombang.
m. Bagian-bagian treatment dinding yang telah difinish tidak boleh menampakkan
adanya paku, sekrup bekas paku maupun dempulan

PASAL 6
PEKERJAAN BACKDROP

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan backdrop pada dinding ruangan sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan sesuai petunjuk Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
a. HPL bermutu baik dan tidak cacat, setara WINSTON/GRASMERINO/AICA
b. Bestwood tebal 3 mm, bermutu baik dan tidak cacat.
c. Lantai vinyl tebal minimal 3 mm, bermutu baik dan tidak cacat, setara Golden
Crown, Hachiko
d. Multiplek tebal min 12 mm sebagai base panel HPL ataupun Bestwood
e. Multiplek tebal min 15 mm sebagai rangka stage.
f. Lembaran HPL, Bestwood, atau multiplek yang cacat dan retak-retak tidak
boleh digunakan dan harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
g. Rangka multiplek sebagai base panel untuk penebal dan pengaku
h. Bahan perekat khusus untuk merekatkan material finishing yang digunakan
harus memenuhi persyaratan / instruksi petunjuk pabrikan.
i. Bahan perekat adalah lem kuning setara Aibon atau Fox

3. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Kontraktor harus menyerahkan rencana pekerjaan kepada Pengawas untuk
persetujuannya
b. Pekerjaan backdrop harus dilaksanakan oleh tukang interior yang sudah
berpengalaman di bidangnya atau sesuai dengan persyaratan yang bisa
diterima oleh Pengawas.
c. Permukaan dinding atau dasar/base backdrop harus dalam kondisi yang rata,
kering dan bersih bebas debu / kotoran lainnya
d. Bahan-bahan yang digunakan sebelum pemotongan bahan, pola dan warna
harus diperiksa dan dicocokkan dengan contoh yang telah disetujui oleh
Pengawas.
e. Ukuran dan bentuk Backdroop sesuai dengan gambar rencana

PT. Alocita Mandiri II - 15


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

f. Rangka backdrop menggunakan multiplex 12 mm dilapis menggunakan


multiplek 12 mm finishing HPL ataupun finishing bestwood 3 mm sesuai dengan
gambar rencana.
g. Rangka backdrop dipasang menggunakan paku ripet/skrup dan lem fox
sehingga rapi, kokoh, kuat dan stabil.
h. Setelah selesai dipasang, backdrop harus diberi perlindungan agar tidak rusak /
cacat oleh pekerjaan lainnya.
i. Semua bagian backdrop, terutama pada bagian tepi, pertemuan antar
sambungan vertikal dan atau horisontal, serta pertemuan sudut dengan sisi
lainnya harus terpasang rapi, rata, sama rekat dan tidak bergelembung.
j. Apabila ada/diperlukan, siapkan sambungan-sambungan, lubang-lubang untuk
pekerjaan lain (listrik, mekanikal).
k. List terbuat dari multiplex 12 mm dengan finishing HPL sesuai gambar rencana
l. Ukuran, profil, dan bentuk list sesuai dengan gambar rencana
m. Posisi pemasangan List pada backdrop sesuai dengan gambar rencana.
n. Bagian-bagian backdrop yang telah difinish tidak boleh menampakkan adanya
paku, sekrup bekas paku maupun dempulan
o. Pintu Kamuflase dibuat dengan rangka menggunakan multiplek tebal 12mm
finishing HPL / Bestwood sesuai gambar rencana.
p. Stage dibuat dengan rangka menggunakan multiplek tebal 15 mm yang
dipasang di setiap interval jarak 60 cm horizontal vertical atau sesuai dengan
gambar rencana
q. Lantai stage multiplek 15 mm difinishing lantai vinyl 3 mm.

PASAL 7
PEKERJAAN CAT DUCO

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, pelaksanaan
pekerjaan cat duko pada permukaan logam dan kayu, serta pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan peralatan kerja, bahan-bahan utama dan
pembantu, sehingga diperoleh hasil pengecatan yang baik dan sempurna, sesuai
dengan spesifikasi, gambar rencana dan bill of quantity.

2. Persyaratan, Jenis, Mutu Bahan dan Peralatan


a. Bahan cat duco yang dipakai adalah dari produk NIPPE. Pemakaian jenis cat
disesuaikan dengan ketentuan yang tercantum di masing-masing gambar
rencana.
b. Cat yang dipergunakan harus ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan-
bahan berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Tata cara pengecatan pun
harus ramah lingkungan dan tidak boleh membahayakan manusia.

PT. Alocita Mandiri II - 16


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Warna cat ditentukan oleh perencana berdasarkan contoh dan katalog yang
diajukan oleh Kontraktor atau sesuai standar yang dimiliki oleh bagian Pemberi
Tugas.
d. Kontraktor harus menggunakan peralatan yang memenuhi ketentuan atau
rekomendasi yang dikeluarkan oleh pabriknya.
e. Pengecatan harus menggunakan alat semprot yang dilengkapi dengan
kompresor.
f. Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan:
 Contoh dan katalog, data teknis dari bahan cat dan bahan-bahan lain yang
diperlukan guna pelaksanaan pekerjaan antara lain contoh bahan-bahan
secara lengkap, kartu warna, aturan, prosedur, peralatan yang harus
dipakai serta data teknis yang berisi keterangan sifat dan ketahanan bahan
cat serta jaminan ramah lingkungan dan ramah manusia.
 Contoh pelaksanaan pekerjaan pengecatan dalam komposisi lengkap.
Keseluruhan ini diperlukan guna pemeriksaan dan persetujuan
pelaksanaannya.
 Surat garansi kualitas cat dan kualitas hasil pengecatan.
g. Edging coat menggunakan PVC bening dengan prosedur tertentu sesuai
dengan aturan aplikasi.
h. Bahan dempul yang dipakai adalah jenis Polyester lengkap dengan bahan
campuran untuk pengenceran dari merk Sampolac, Danagloss, Impra atau
merk lain yang setara dan disetujui. Dempul tidak boleh mengandung bahan
beracun/berbahaya seperti timah, air raksa, dan sebagainya.

3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pastikan material yang akan diaplikasikan cat duco harus telah benar benar
halus, bersih, kering dan rata agar cat dengan mudah menempel dan juga
proses pengecatan dapat berjalan dengan baik.
b. Komponen material yang akan dicat duco harus sudah dibentuk / dikerjakan
permukaannya menurut ukuran, bentuk seperti tertera di dalam gambar rencana.
c. Permukaan yang tidak datar harus didempul terlebih dahulu dengan
menggunakan bahan dempul yang telah ditentukan dan dengan tata cara
menurut petunjuk dari pabriknya.
d. Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan instruksi petunjuk yang
dikeluarkan pabriknya, baik mengenai aturan pakai, tahapan maupun kondisi
permukaan bidang pengecatannya
e. Prinsip dasar tahapan pengecatan duco pada permukaan logam/besi adalah:
 Pembersihan permukaan bidang cat.
 Didempul dengan sanpolac dan diampelas, epoxy.
 Dicat dasar.
 Dicat akhir minimal 3 lapisan tebal lapisan cat minimal 3 mikron.
 Hasil pengecatan harus rata dan halus serta kuat dan tahan terhadap
pengaruh cuaca atau keadaan sekelilingnya.

PT. Alocita Mandiri II - 17


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Hasil terakhir pengerjaan coating anti gores, dilakukan seperti disyaratkan


pada pabrikannya dan dikerjakan di tempat tertentu saja yang dijelaskan
dalam rencana gambar.
 Diperoleh permukaan yang rata, kuat dengan sisi sudut terlapisi PVC
edging
f. Untuk material kayu, amplas material menggunakan kertas amplas nomor 120
pada semua bagian material kayu tanpa ada yang terlewat. Pastikan material
kayu telah rata dan juga halus. Lap dengan kain jika pengamplasan sudah
selesai.
g. Setelah proses pengamplasan pertama selesai, kemudian tutup pori-pori
material kayu menggunakan dempul kayu untuk cat duco dengan menggunakan
kape secara merata pada seluruh bagian material kayu. Pastikan tidak ada
bagian pori-pori material kayu yang masih terbuka dan terlihat. Perhatikan dan
oleskan secara teliti agar semua pori-pori material kayu yang terlihat tertutup
dengan sempurna. Tunggu sampai dempul kayu pada material kayu benar-
benar mengering.
h. Setelah benar-benar kering maka lakukan pengamplasan kembali dengan
menggunakan kertas amplas nomor 240. Amplas dengan perlahan pada semua
bagian material kayu sampai rata. Pastikan tidak ada bagian material kayu yang
masih bergelombang. Apabila ada bagian material kayu yang masih
bergelombang atau tidak rata, maka ulangi proses pengamplasan dengan cara
menekan lebih kuat amplasnya. Lap dengan kain apabila semua bagian sudah
rata.
i. Lapisan dasar sudah didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah menutup
kembali material kayu dengan primer coat. Aplikasikan primer coat ke seluruh
permukaan material kayu dengan menggunakan spray system agar tidak
menimbulkah bubble dan sagging.
j. Pastikan primer coat telah benar-benar mengering untuk memulai
pengamplasan dengan kertas amplas 400.
k. Apabila aplikasi primer coat sudah selesai dan benar-benar kering, maka
aplikasikan cat duco dengan spray system. Semprotkan cat duco pada seluruh
bagian material kayu secara merata dan tanpa ada yang terlewat. Biarkan
sampai mengering. Ulangi penyemprotan apabila ada bagian yang belum rata.
Tunggu hingga mengering.
l. Pastikan cat duco telah benar-benar kering sebelum mulai mengamplas
ambang dengan amplas nomor 400. Pada lapisan ini dapat diulangi beberapa
kali sehingga mendapatkan warna yang benar-benar sesuai dan tidak ada
tampilan dari serat kayu yang masih menonjol.
m.Tahap terakhir adalah melapisi material kayu dengan top coat pada seluruh
bagian material kayu. Ada dua jenis top coat yaitu gloss dan death matte. Jenis
top coat yang diaplikasikan pada material adalah sesuai dengan gambar
rencana atau yang telah disetujui Pengawas.

PT. Alocita Mandiri II - 18


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

n. Tunggu kira-kira satu jam hingga kering. Setelah kering, kemudian amplas
ringan dan ulangi langkah terakhir ini agar hasilnya maksimal.
o. Agar mengering sempurna, matarial harus didiamkan dalam ruangan
berventilasi baik selama minimal 24 jam.

PASAL 8
PEKERJAAN FINISHING HPL

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan HPL pada base panel sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.

2. Persyaratan Bahan
a. HPL bermutu baik dan tidak cacat, setara TACO / WINSTON / GRASMERINO /
AICA
b. Multiplek sebagai backing / base panel HPL tebal minimal 12 mm atau sesuai
dengan gambar rencana
c. Lembaran HPL dan multiplek yang cacat dan retak-retak tidak boleh digunakan
dan harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
d. Rangka multiplek sebagai base panel untuk penebal dan pengaku
e. Adhesive yang cocok untuk pemasangan HPL adalah adhesive yang bisa
merekatkan media dengan porositas besar (kayu olahan) dengan media yang
porositasnya sangat kecil (HPL). Formulasi terbaik lem berjenis ini ditawarkan
lem ethylene vinyl acetate atau EVA atau sesuai dengan instruksi petunjuk
pabrikan. Contoh lem dengan formulasi EVA adalah Eva Phaethon.

3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pastikan bahan dasar yang akan difinishing HPL permukaannya dalam kondisi
bersih bebas debu/kotoran lainnya dan harus telah benar benar kering agar
diperoleh mutu yang baik. Ukur terlebih dahulu kelembaban bahan dasar
dengan menggunakan alat MC meter.
b. Sebelum pemotongan bahan, pola dan warna harus diperiksa dan dicocokkan
dengan contoh yang telah disetujui oleh Pengawas.
c. Harus memenuhi persyaratan / instruksi pabrik dalam mencampur dan
menggunakan bahan pelapis dan perekat.
d. Kedua permukaan, bahan dasar dan HPL yang akan direkatkan kemudian
diaplikasikan lem dengan disemprot ataupun dikuas secara merata ke seluruh
permukaan.
e. HPL dan bidang bahan dasar dilekatkan dengan rapi, merata dan hati-hati untuk
menghindari gelembung udara.
f. Setelah HPL dan bahan dasar direkatkan, kemudian bidang tersebut dipress ke
dalam mesin press.

PT. Alocita Mandiri II - 19


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

g. Panel tersebut kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan


dengan mesin potong.
h. Untuk meratakan pemasangan HPL terutama di bagian pinggir, lakukan
perapihan tepi panel dengan router
i. Pada bagian sisi media yang sulit dilapisi dengan HPL gunakan pelapis edging.
Pilih edging yang warnanya menyerupai corak serta warna HPL.
j. Setelah panel jadi, bersihkan dengan pembersih.
k. Panel siap dipacking untuk dikirim dan dipasang di lokasi proyek sesuai gambar
rencana.

PASAL 9
PEKERJAAN FINISHING BESTWOOD

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan Bestwood pada base panel sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.

2. Persyaratan Bahan
a. Bestwood tebal 3 mm bermutu baik dan tidak cacat
b. Multiplek sebagai backing / base panel Bestwood tebal minimal 9 mm atau
sesuai dengan gambar rencana
c. Lembaran Bestwood dan multiplek yang cacat dan retak-retak tidak boleh
digunakan dan harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
d. Rangka multiplek sebagai base panel untuk penebal dan pengaku
e. Bahan perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan / instruksi
petunjuk pabrikan.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Permukaan bahan dasar (multiplek) harus dalam kondisi kering dan bersih
bebas debu / kotoran lainnya.
b. Harus memenuhi persyaratan / instruksi pabrik dalam mencampur dan
menggunakan bahan pelapis dan perekat.
c. Sebelum pemotongan bahan, pola dan warna harus diperiksa dan dicocokkan
dengan contoh yang telah disetujui oleh Pengawas.

4. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pastikan bahan dasar (multiplek) yang akan difinishing Bestwood harus telah
benar benar bersih bebas dari debu / kotoran lainnya, dan benar benar kering
agar diperoleh mutu yang baik. Ukur terlebih dahulu kelembaban bahan dasar
dengan menggunakan alat MC meter.
b. Sebelum pemotongan bahan, pola dan warna harus diperiksa dan dicocokkan
dengan contoh yang telah disetujui oleh Pengawas.

PT. Alocita Mandiri II - 20


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Harus memenuhi persyaratan / instruksi pabrik dalam mencampur dan


menggunakan bahan pelapis dan perekat.
d. Bahan dasar dan Bestwood yang akan direkatkan kemudian diaplikasikan lem /
perekat dengan disemprot ataupun dikuas secara merata ke seluruh permukaan.
e. Bestwood dan bidang bahan dasar dilekatkan dengan rapi, merata dan hati-hati
untuk menghindari gelembung udara.
f. Setelah HPL dan bahan dasar direkatkan, kemudian bidang tersebut dipress ke
dalam mesin press atau ditekan secara manual.
g. Setelah panel jadi, bersihkan dengan pembersih.
h. Panel siap dipacking untuk dikirim dan dipasang di lokasi proyek sesuai gambar
rencana.

PASAL 10
PEKERJAAN STAINLESS STEEL

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan bahan, alat bantu yang diperlukan
untuk melakukan pekerjaan ini secara lengkap meliputi pekerjaan interior melekat,
pekerjaan furniture dan pekerjaan lainnya seperti yang tercantum dalam gambar
rencana.

2. Persyaratan Jenis dan Mutu Bahan


Spesifikasi :
- Jenis : Plat Stainless Stee l Ex. Japan/ setara
- Tebal : 0,5 mm, 0,8 mm & 1,2 mm (sesuaikan dengan gambar rencana)
- Finish : Mirror
Desain dan ketebalan sesuai dengan gambar kerja.

3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pemotongan bahan dari lembaran besar harus menggunakan mesin pemotong
khusus (tidak diperkenankan memakai gunting) agar hasilnya rapih.
b. Pemasangan terhadap furniture menggunakan lem jenis herferin ex Jerman.
c. Kotoran bekas lem yang menempel pada kayu dan stainless steel supaya
dibersihkan.
d. Tekukan stainless steel sistem cutting V.

PASAL 11
PEKERJAAN TANDA-TANDA (SIGNAGE)

1. Lingkup Pekerjaan

PT. Alocita Mandiri II - 21


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanda-tanda/
simbol pada dinding dalam dan luar bangunan, logo, dan lain sebagainya sesuai
pada gambar rencana

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan : Stainless steel 0,5 mm, acrylic 10 mm, acrylic 3 mm,
kaca 8 mm, sticker printing,
b. Disain, Warna : sesuai gambar rencana
c. Ukuran, font, dimensi : sesuai gambar rencana

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-
gambar dan melihat kondisi di lapangan yang ada (ukuran dan lubang-lubang)
termasuk mempelajari bentuk/pola dan cara pemasangan.
b. Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing sesuai bentuk kondisi di
lapangan.
c. Kontraktor wajib membuat komponen jadi (mock-up) yang harus diperlihatkan
kepada Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis sebagai
acuan untuk pelaksanaan.
d. Khusus untuk tanda-tanda yang dipasang pada dinding granit/marmer,
pemasangan harus menggunakan sistem angkur/galvanis/
e. Pemasangan acrylic / kaca dengan bolt pengunci stainless
f. Pemasangan logo dan huruf penamaan pada backdrop menggunakan
stainless hairiness, tebal 2 cm, tinggi 10 cm dan 7 cm dengan base kaca 8
mm sesuai gambar rencana
g. Pemasangan penamaan pada setiap meja pelayanan di ruang ptsp
menggunakan sticker printing dengan base acrylic 3 mm sesuai gambar
rencana.
h. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan angkur-angkur,
klos-klos dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya.
i. Semua tanda-tanda/huruf harus terpasang siku, tegak lurus, rata serta tidak
melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan.
j. Desain produk dan pemasangan harus mendapat persetujuan dari Perencana.
k. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan benturan dari benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 12
PEKERJAAN VERTIKAL BLIND

1. Lingkup Pekerjaan

PT. Alocita Mandiri II - 22


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan Veretikal Blind
dan lain sebagainya sesuai pada gambar rencana

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan : Kain dengan tekstur kaki, Disain, Warna
sesuai gambar rencana
b. Ukuran, font, dimensi : sesuai gambar rencana
c. Merk : Onna/sharp point

4. Persyaratan Pelaksanaan
l. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-
gambar dan melihat kondisi di lapangan yang ada (ukuran dan Openingan)
termasuk mempelajari bentuk/pola dan cara pemasangan.
m. Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing sesuai bentuk kondisi di
lapangan.
n. Kontraktor wajib membuat komponen jadi (mock-up) yang harus diperlihatkan
kepada Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis sebagai
acuan untuk pelaksanaan.
o. Pemasangan penamaan pada setiap dinding mengunakan baut fisher sesuai
gambar rencana.
p. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan angkur-angkur,
klos-klos dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya.
q. Semua vertical blind harus terpasang siku, tegak lurus, rata serta tidak
melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan.
r. Desain produk dan pemasangan harus mendapat persetujuan dari Perencana.
s. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan benturan dari benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PT. Alocita Mandiri II - 23


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS DAN BAHAN
MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

PASAL 1
PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari Persyaratan Teknis. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti
menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

2. Peraturan dan Standar


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada
Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi
Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang terkait. Kontraktor
dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun
internasional dari Amerika, Australia, Setandart Nasional Indonesia/SNI dan PUIL
dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas,
antara lain seperti dibawah ini :
a. Listrik Arus Kuat (L.A.K)
 SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.

 SNI-04-0255-200 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

 SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.

 SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.

 SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan PencahayaanDarurat,

Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.


 SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan

Buatan pada Bangunan.


 SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat, dan

 PUIL tahun 2011

b. Listrik Arus Lemah (L.A.L)


• SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.
• KepMen PU 10/KPTS/2000 tg. 1-03-2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
• UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang
Telekomunikasi Indonesia.
• Wolsey, Planning for TV Distribution System

PT. Alocita Mandiri


III - 1
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

•Wisi, CATV System Refference


• Sony, CATV Equipment
• National, Cable Master Antenna System
• AVE, VOE, PI, UIL
c. Plumbing
• Peraturan Daerah (PERDA) setempat
• Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
• Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plumbing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
• Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir.
• SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plumbing
• ASTM
• NFPA-12, 13 & 20
d. Pemadam Kebakaran
• SNI-03-1745-2000 tentang Pipa tegak dan Slang.
• SNI-03-3989-2000 tentang Sprinkler Otomatik.
• Perda Pemda setempat
• Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah Setempat
• Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No.
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
• LITERATURE DAN / ATAU REFERENCE
• National Fire Codes :
- NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
- NFPA-13, Standard for The Installation Sprinkler Systems
- NFPA-14, Standard for The Installation Standpipe and Hose Systems
- NFPA-20, Standard for The Installation Centrifugal Fire Pumps
- Mc. Guiness, Stein & Reynolds
- Mechanical & Electrical for Buildings
e. Tata Udara Gedung (T.U.G)
• SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
• SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
• SNI-03-6571-2001 tentang Sistem Pengendalian Asap pada Bagunan
Gedung.
• SNI-03-7012-2004 tentang Sistem Manajemen Asap di dalam MAL, Atrium
dan Ruangan Bervolume Besar.
• ASHRAE 62-2001 Standard of Ventilation for Acceptable IAQ.
• CARRIER, Hand Book of Air Conditioning System Design.
• ASHRAE HVAC Design Manual for Hospital and Clinics.
• ASHRAE Handbook Series

PT. Alocita Mandiri


III - 2
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

3. Gambar-gambar
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik
pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian serta
pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada)
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing
instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan
detail, “Shop Drawing” kepada Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti
membebaskan Kontraktor dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari
tanggung jawab atas pemenuhan kontrak.
e. Kontraktor harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built Drawings”
disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual,
harus diserahkan kepada Pengawas pada saat penyerahan pertama
pekerjaan dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut
diskettenya dan 4 (empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar
isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan
lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini harus benar-benar menunjukkan
secara detail seluruh instalasi MEP yang ada termasuk dimensi perletakan
dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan
informasi lainnya sehingga jelas.
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli
(original) berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima)
set dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya,
dalam ukuran A4.

4. Koordinasi
a. Koordinasi yang baik perlu dilakukan agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasi lain.
b. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari
Pengawas, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PT. Alocita Mandiri


III - 3
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

5. Persyaratan Jenis, dan Mutu Peralatan dan Material


a. Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang
dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada
gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan
diproduksi secara teratur.
b. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sebelum memulai pekerjaan instalasi
peralatan maupun material, Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari
material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4
(empat) yang di dalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufaktur,
katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Pengawas
dan Konsultan Perencana antara lain:
 Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak
jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
 Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva
yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi
peralatanperalatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
 Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa
tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam
jangka waktu tertentu dengan baik.
c. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Pengawas akan diberikan atas
dasar atau sesuai dengan ketentuan diatas.
d. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang
kepada Pengawas paling lama 2 (dua) minggu setelah daftar material disetujui.
Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-
contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
e. Pengawas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan
semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan
contoh/dokumen ini.
f. Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus
diproduksi pabrik (bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat
dipertukarkan.
g. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi
spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada
peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi
sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor.
h. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu
hal yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai

PT. Alocita Mandiri


III - 4
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

penggantinya harus dari jenis setara atau lebih baik (equal or better) yang
disetujui.
i. Bila Pengawas membuktikan bahwa penggantinya itu betul setara atau lebih
baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung
oleh Kontraktor.
j. Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi
Konsultan Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest
oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
k. Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik,
Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan -
peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi fungsi-
fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit
lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh
Pengawas.
l. Atas penggunaan bahan / material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor,
Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis
lainnya.

6. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan


a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas dalam rangkap 3
(tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang
menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan,
jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa
terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai.
Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan
tersebut diatas.
b. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran / kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-
keraguan, Kontraktor harus menghubungi Pengawas untuk berkonsultasi.
c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya
tidak dikonsultasikan dengan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan
dalam menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh
Kontraktor sesuai aktual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan
yang tidak memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali
performanya dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan kepada
Pengawas.

PT. Alocita Mandiri


III - 5
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

e. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian


dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari
pihak Konsultan Perencana dan Pengawas.
f. Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada
Pengawas sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh Pengawas
kepada Konsultan Perencana.
g. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Pengawas secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan tambah / kurang /
perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Pengawas
secara tertulis.
h. Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus
dipasang oleh Kontraktor. Semua inserts beton yang diperlukan untuk
memasang peralatan, termasuk inserts untuk penggantung (hangers) dan
penyangga lainnya harus dipasang oleh Kontraktor.
i. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan Kontraktor.
j. Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila
ada persetujuan dari Pengawas secara tertulis.
k. Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan
atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan
warna yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
l. Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan
yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu ada di lapangan, yang
bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam menerima
segala instruksi yang akan diberikan oleh Pengawas.
m. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada di tempat pekerjaan
pada saat diperlukan / dikehendaki oleh Pengawas.
n. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh
Pengawas.
o. Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas
fasilitas yang diperlukan.
p. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Pengawas adalah tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
q. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00
sampai dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk
hal tersebut menjadi beban Kontraktor yang perhitungannya disesuaikan
dengan peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pengawasan
tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada Pengawas.

PT. Alocita Mandiri


III - 6
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

r. Di tempat pekerjaan, Pengawas bertugas setiap saat untuk mengawasi


pekerjaan Kontraktor, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan
sesuai dengan isi surat perjanjian Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-
cara yang benar dan tepat serta cermat.

7. Pemeriksaan, Pengujian, Pemeliharaan dan Garansi


a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas dalam rangkap 3 (tiga)
mengenai hal-hal sebagai berikut :
• Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
• Hasil pengetesan mesin atau peralatan
• Hasil pengetesan kabel
• Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus, tegangan, tekanan, dll.
b. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh Pengawas.
c. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Kontraktor secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau
ditentukan lain oleh Pengawas.
d. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Kontraktor, apabila ada permintaan dari pihak Pengawas dan atau bila ada
gangguan dalam instalasi ini.
e. Kontraktor harus melakukan semua testing dan commissioning yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan
baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan
prosedur testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang
berwenang.
f. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor termasuk daya listrik untuk
testing.
g. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun
terhitung sejak saat penyerahan pertama.
h. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender sejak saat penyerahan pertama, kecuali bila Pengawas / Pemberi
Tugas menentukan lain.
i. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya dan diwajibkan
mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
j. Selama masa pemeliharaan, apabila Kontraktor tidak melaksanakan teguran
dari Pengawas atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan,
maka Pengawas berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan
tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor.
k. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor harus melatih petugas petugas yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas dalam teori dan praktek sehingga dapat

PT. Alocita Mandiri


III - 7
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan


pemeliharaannya.
l. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Kontraktor harus menyerahkan
daftar komponen / part list seluruh komponen yang akan dipasang dan
dilengkapi dengan gambar detail / photo dari masing-masing komponen
tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan
kepada Pengawas dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
m. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan
Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating
Instruction, Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri
atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy telah diserahkan kepada
Pengawas.
n. Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila
peralatan mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang
disyaratkan didalam spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung
jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut
memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan sertifikat
pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Pengawas.
o. Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Kontraktor harus menyelenggarakan
semacam pelatihan / petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copies buku
Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing.

PASAL 2
PEKERJAAN PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi plumbing secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-peralatan, bahan-
bahan utama dan pembantu, serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang
lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity. Lingkup
pekerjaan secara garis besar adalah : Instalasi Sistem Air Bersih, Instalasi Sistem
Air Kotor/Limbah, dan Instalasi Sistem Pengolahan Air Limbah

2. Peraturan dan Persyaratan


Selama pelaksanaan, peraturan-peraturan berikut ini harus betul-betul ditaati
berkenaan dengan pekerjaan plumbing :

PT. Alocita Mandiri


III - 8
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

a. Perusahaan-perusahaan Air Minum Negara, tentang instalasi air.


b. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat
Teknik Penyehatan Dit.Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
c. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB)
1956 NI-3 1963. PUBB 1969.
d. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955. PBI-NO-2/1971.
e. Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja harian,
mingguan, bulanan dan borongan.

3. Sistem Perpipaan
a. Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
 Pipa, Valve, strainer
 Sambungan, Sambungan fleksibel
 Penggantung dan penumpu
 Sleeve
 Lubang pembersihan
 Galian, pengecatan, pengakhiran
 Pengujian
 Peralatan Bantu
b. Persyaratan, Jenis dan Spesifikasi Bahan
 Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan
letak serta arah dari masing-masing sistem pipa.
 Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan
dengan bagian lainnya.
 Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat
dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja
di bawah tanah diberi lapisan anti karat densotape dengan ketebalan 2-3
mm.
 Untuk jaringan air bersih digunakan pipa jenis PoliProphilyn PPr-PN10
dan harus memenuhi persyaratan atau standard-standard lainnya yang
disetujui oleh Pengawas
 Untuk jaringan air kotor, air bangunan dan pipa vent, dipakai pipa
Polyvinyl Cloride-PVC. Pipa PVC yang dipakai berkatagori class AW (10
kg /cm2) JIS K 6742.
 Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus dari
jenis PVC dan berasal dari satu merk pembuat dan mengikuti standard
SII. Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik
pembuat pipa bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu menggunakan
fitting standard yang diproduksi oleh pabrik lain yang ditentukan oleh
pabrik pembuat pipa tersebut.

PT. Alocita Mandiri


III - 9
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut


diatas harus juga terlindung dari cahaya matahari.
 Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas
pabrik pembuat.
 Kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari berbagai ukuran
dan membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa,
dan antara pipa dengan fitting untuk ditunjukan kepada Pengawas dan
membuat persetujuan untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut, serta
memberikan jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut. Tebal
dindingnya tidak boleh kurang dari ukuran sebagai berikut:

Diameter dalam (mm) Tebal dinding Minimum (mm)


ø. 50 s.d. 80 3,15 s.d. 4,05
ø. 100 s.d. 125 4,5 s.d. 5,4
ø. 150 s.d. 200 5,4 s.d. 6,4
ø. 200 s.d. 250 6,4 s.d. 8,3
ø. 250 s.d. 300 3,15 s.d. 4,05

 Spesifikasi Bahan Perpipaan:


Kode Tek. Tek. Std. Tek. Spesifikasi
SISTEM
Sistem Kerja Bahan Uji Pipa Isolasi
Air dingin
AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Dalam gedung
Air dingin
AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Di luar gedung
Hidran di luar
IH/OH 10 15 20 B.40 IA
gedung
Air limbah
pengaliran gravitasi ABK 5 10 15 PV-10 IA

Air hujan AH 5 10 15 PV-10 IA


Air limbah gravitasi
AK 5 10 15 PV-10 IA
toilet
Vent VT - - Rendam PV-5 IA
Pipa Header HD/
Pompa dan pipa ABK 10 10 15 GIP IA
Air Limbah Luar /AK
Catatan
IA = tidak diisolasi
IB = diisolasi
GRV = GRAVITASI
Tekanan uji tidak terbatas pada tabel ini tapi juga harus mengacu pada tekanan aktual pompa

PT. Alocita Mandiri


III - 10
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


 Gambar-gambar rencana dan spesifikasi teknis ini merupakan suatu
kesatuan dokumen yang saling mendukung dan tidak dipisah-pisahkan.
 Di dalam gambar rencana ini tidak dimaksudkan untuk menunjukan
semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture lain secara
terperinci.
 Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh
Kontraktor, apabila diperlukan agar instalasi ini lengkap dan dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.
 Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di
lapangan (site), gambar pengembangan/gambar untuk tender tanpa
persetujuan perencana tidak boleh digunakan.
 Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya.
 Kontraktor wajib koordinasi dengan pekerjaan lainnya demi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan proyek ini, terutama koordinasi dengan
pekerjaaan Sipil/Arsitek, Elektrikal, untuk menentukan jalur pipa dsb.
 Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau disesuaikan
oleh pihak lain atau yang diberikan dari pihak lain yang termasuk dalam
lingkup instalasi ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
peralatan dan pekerjaan ini
 Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus
memberikan tanda-tanda dengan pensil / tinta merah pada set gambar
atas segala perubahannya, penghapusan atau penambahan pada
instalasi tersebut.
 Kontraktor harus membuat Shop Drawing untuk disetujui oleh Pengawas,
juga harus menyerahkan Gambar As Built Drawing yang meliputi denah,
instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail peralatan dari
seluruh instalasi.
 Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang
umum berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
 Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/ tenaga-
tenaga ahli dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan
hasil kerja yang terbaik dan rapi.
 Untuk melaksakan pekerjaan yang khusus, maka Kontraktor harus
memberikan surat pernyataan yang membuktikan / menjamin bahwa
tukang - tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang
mempunyai pengalaman dan kecakapan.
 Kontraktor wajib mempunyai Pas Instalatur Pass C yang dikeluarkan
oleh pihak yang berwenang sesuai dengan domisili Kontraktor.
 Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan –
peralatan untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan.

PT. Alocita Mandiri


III - 11
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Bahan-bahan / peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus diganti


oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
 Kontraktor wajib mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan ini dengan
pekerjaan lainnya, seperti pekerjaan Struktur, Elektrikal, Interior dan
sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan
dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
 Semua perkerjaan galian dan penimbunan yang ada berhubungan
dengan pekerjaan plumbing baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar
pelaksanaan merupakan tanggung jawab kontraktor.
 Semua perkerjaan pembuatan dudukan / pondasi untuk Pompa / Mesin
dilakukan oleh kontraktor, termasuk pembuatan tali air disekitar pondasi
pompa dan terkoordinasi dengan kontraktor lain yang terkait dan hal ini
sudah termasuk dalam penawaran.
 Semua penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan plumbing,
kontraktor wajib memberikan data-data dan gambar-gambar yang
diperlukan pihak lain yang mengerjakannya.
 Seluruh fasilitas Air, Listrik, Sanitair sementara / darurat hendaknya
diusahakan oleh kontraktor dan telah dimasukan dalam penawaran.
 Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari
lantai, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
 Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 50 mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan dan
peralatan.
 Semua fixtures, pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan
teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda
tajam / runcing serta penghalang lainnya dan harus terpasang dengan
kokoh (Rigit) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
 Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi / pipa induk, dipasang balok-
balok dari beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada
sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya
 Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam
gambar.
 Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan water mur atau flens.
 Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan
fitting buatan pabrik.
 Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
 Di bagian dalam toilet

PT. Alocita Mandiri


III - 12
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Dia. 50 mm2 - 100 mm2 atau lebih kecil: 1 % - 2 %


 Di bagian dalam bangunan
Dia. 150 mm atau lebih kecil : 1 %
 Di bagian luar bangunan
Dia. 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Dia. 200 mm atau lebih besar : 1 %
 Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah
titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent
pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung.
 Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak
boleh menukik.
 Sambungan-sambungan fleksibel pada system pemipaan harus
dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus
disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang
dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
 Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke
arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian
penyempitan. Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus
ukuran jalur penuh.
 Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan
pengarah-pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian
serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan
permintaan & persyaratan pabrik.
 Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding,
lantai, balok, kolom atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding
tahan api, celah kosong di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai
dengan bahan rock-wool atau bahan tahan api yang lain, kemudian
harus ditambahkan sealant agar kedap air.
 Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus
ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah
masuknya benda-benda lain.
 Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa
flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur
gedung.
 Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan
kembali sehingga kembali seperti kondisi semula.
 Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan
tanah.

PT. Alocita Mandiri


III - 13
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30
cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug
dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain.
 Untuk pipa di dalam tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
 Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
 Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
 Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk
sudut 90°, harus digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan
clean out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
 Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau
sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan
pemuaian atau perenggangan.
 Semua pipa harus diikat / ditetapkan dengan kuat dengan penggantung
atau angker yang kokoh (ringit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah
timbulnya getaran.
 Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
dengan jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.
 Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup / terikat pada konstruksi
bangunan dengan insert / angker yang dipasang pada waktu
pengecoran beton atau dengan Ramset.
 Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem / clam dan dibuat dengan
jarak tidak lebih dari 3 m'.
 Fitting harus dari jenis ‘injection moulded‘ sedangkan ‘welded
fitting‘ sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam
sistem pemipaan.
 Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair
atau Combination WYE-45 atau long radius bend dengan Clean out.
 Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm diatas muka banjir
alat sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%
 Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar
dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Pipa Vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15
cm diatas atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
 Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan
pada pipa air kotor.
 Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar
pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam
gambar tersebut.
 Disetiap Floor drain dilengkapi dengan U-Trap, untuk mencegah
masuknya gas yang berbau dalam ruangan.

PT. Alocita Mandiri


III - 14
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Pada saluran buangan dari preparation area dapur, sebelum masuk ke


Inlet, sistem pemipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring
kotoran dari bahan Stailess steel untuk mencegah penyumbatan didalam
pipa.
 Pada jalur pemipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean
out di setiap belokan dan pada pipa vertikal utama (di setiap pintu shaft).
 Pipa air buangan & air kotor harus mempunyai kemiringan atau sloope
yang besarnya mengacu ke buku pedoman Plumbing Indonesia 1979.
 Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa
berikut ini :
 Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
 Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang
sejenis.
 Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut:
-------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dari 2 dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
kekuatan puncak.
------------------------------------------------------------------------------------------
 Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
 Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai
dasar zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku.
No. JENIS CAIRAN WARNA PIPA
1. Air Bersih Biru
2. Air Kotor Hijau
3. Air Buangan dan Drain Abu-abu
4. Air Pemadam Kebakaran Merah
5. Pipa Gas Kuning
 Cara pemasangan pipa dalam tanah.
 Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
Kedalaman 60 cm untuk pipa 4" ke bawah dan 80 - 100 cm untuk
pipa lebih dari 5"
 Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur
dari garis tengah pipa (as pipa) sampai kepermukaan jalan / tanah
asli atau bila tidak akan digunakan ketentuan-ketentuan
persyaratan minimal menurut buku petunjuk untuk dalamnya
galian.

PT. Alocita Mandiri


III - 15
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/



tajam. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga
seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik
 Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar
galian dengan adukan semen.
 Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa sambungan tidak boleh
diletakan pada lubang-lubang yang sama.
 Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
 Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
 Pipa diletakan di atas landasan pasir yang tidak dipadatkan dengan
posisi sesuai dengan line & grade yang tertera pada gambar.
 Setelah pipa terpasang pada lubang galian dan setelah diperiksa leh
Pengawas, semua kotoran dibuang dari lubang galian, kemudian
ditimbun kembali, baik dengan pasir urug atau tanah bekas galian
atau dengan bahan yang ditentukan Pengawas.
 Landasan pasir dibawah pipa dibuat setebal 19 cm dan pada posisi
tepat dibawah sambungan harus diletakan alur berukuran 5 x 15 cm
sehingga pipa memperoleh tekanan secara merata.
 Urugan pasir dilakukan pada sisi pipa sampai setinggi setengah pipa
dan pasir dipadatkan dengan alat penimbris dari kayu dan selama
pekerjaan berlangsung pipa harus tetap pada posisi semula tidak
diperkenankan adanya pergeseran.
 Urugan selanjutnya dengan mempergunakan tanah urug dan
dipadatkan secara merata dengan tanah urug seperti pada
persyaratan pekerjaan sipil.
 Pemadatan hanya boleh dilakukan pada sisi sebelah-menyebelah
pipa saja.
 Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa
tertanam
 Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian atas
harus dilindungi plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang
sedemikian rupa sehingga plat beton tidak bertumpu pada pipa
dan tidak mengganggu konstruksi jalan, kemudian baru ditimbun
dengan baik sampai padat.
 Pemasangan Katup-katup.
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar,
spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut ini :
 Sambungan masuk dan keluar peralatan.
 Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah.
- Di ruang Mesin
UKURAN PIPA UKURAN KATUP
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm

PT. Alocita Mandiri


III - 16
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

UKURAN PIPA UKURAN KATUP


250 mm atau lebih 50 mm
- Lain-lain, ukuran katup 20 mm
 Katup by-pass.
 Pemasangan katup-katup pengaman harus dikerjakan di tempat-tempat
yang dekat dengan sumber tekanan.
 Valve-Valve dan peralatan bantu Pompa (accessories ):
 Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "Screwed bronze body
dengan external spindle".
 Water valve 2  "- 3" adalah brnze flanged body dengan "internal
screwed spindle".
 Water valve lebih besar dari 3" adalah "flanged steel body" dengan
external spindle yoke".
 Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya,
untuk pekerjaan air bersih sanitari digunakan tekanan kerja 125 psi.
 Check Valve  ½” – 2” valve body steam disc bronze material,
female thead.
 2 ½” keatas Cast Iron body, Flanged end, Cast steel disc.
 Strainer ukuran ½” - 2” Valve body, Steam disc bronze material,
female thread Y type.
 Ukuran  2 ½” keatas, Cast iron body, stainless steel screen, flanged
end, Y type.
 Flexible Connection ukuran  2” - 8” material Synthetic rubber
material flanged end.
 Pressure Gauge Dial type 4” pressure range 0 s/d 10 kg/cm2.
 Floater Valve bronze body, plastic ball, male thread
 Water level control 3 electrode
 Foot Valve bronze body material.
 Jenis valve (katup) dan perlengkapannya dari klass 150 Psi.
 Pemasangan sambungan fleksibel harus disediakan untuk
menghilangkan getaran dan menghindari terjadinya retak/patah pipa
akibat penurunan tanah dan struktur bangunan.
 Pemasangan Pengukur Tekanan harus disediakan dan di tempatkan
pada lokasi dimana tekanan yang ada perlu diketahui :
 Katup-katup pengurang tekanan.
 Katup-katup pengontrol.
 Setiap pompa
 Setiap bejana tekan
Diameter pengukur tekanan minimum Dia. 75 dengan pembagian skala
ukur maksimum 2 kali tekanan kerja.
 Sambungan ulir

PT. Alocita Mandiri


III - 17
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi


Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan
ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm.
 Semua sambungan ulir sampai dengan 2” harus menggunakan Seal
tape
 Semua sambungan ulir 2 ½” ke atas boleh memakai Henep dan
zinkwite dengan campuran minyak cat.
 Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk
pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
 Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink
white dengan campuran minyak.
 Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau
roda, kemudian Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari
bekas cutter dengan reamer.
 Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
 Setiap pipa sesudah valve harus dipasang union untuk pipa sampai
dengan 2” dan menggunakan flens untuk pipa 2 ½” keatas.
 Pada jaringan pipa harus dipasang union atau flens pada jarak
minimal 60 cm untuk memudahkan pemasangan dan perbaikan.
 Sambungan Las
 Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
 Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fittinglas. Kawat las
atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang
dilas.
 Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada
Pengawas contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
 Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Pengawas.
 Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus
untuk itu.
 Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang
berkondisi baik menurut penilaian Pengawas.
 Sambungan lem
 Untuk pipa dengan dia. 2 inch atau lebih kecil menggunakan lem /
solvent cement.
 Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem
yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
 Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat
tegak lurus terhadap batang pipa.
 Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti
spesifikasi dari pabrik pipa.

PT. Alocita Mandiri


III - 18
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Sambungan yang mudah dibuka


Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter: antara lavatory
Faucet dan Supply Valve, serta pada waste fitting dan Siphon. Pada
sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan
seal threat.
 Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di
tempat-tempat yang mungkin timbul kelebihan tekanan.
 Pemasangan Ven Udara Otomatis harus disediakan di tempat- tempat
tertinggi dan kantong udara, serta ditempatkan yang bebas untuk
melepaskan udara dari dalam.
 Pemasangan sambungan expansi harus disediakan pada
penyambungan antara pipa dari luar bangunan dengan pipa dari dalam
bangunan untuk menghindari terjadinya patah ataupun bengkok akibat
terjadinya penurunan tanah ataupun struktur bangunan.
 Pemasangan Ven Udara Otomatis harus disediakan ditempat- tempat
tertinggi dan kantong udara.
 Selubung Pipa
 Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali
pipa tersebut menembus konstruksi beton.
 Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
 Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja.
Untuk yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
 Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis
"Flushing Sleeves".
 Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan
rubber sealed atau "Caulk"
 Katup Label (Valve Tag)
 Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna
operasi dan pemeliharaan.
 Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus
ditunjukkan di tags katup.
 Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan
rantai atau kawat.
 Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelumuji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama,
menggunakan cara-cara/metoda-metoda yang disetujui sampai semua
benda-benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :

PT. Alocita Mandiri


III - 19
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l
chlor selama 1 jam setelah itudibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan
setelah itu dibilas.
d. Pengujian
 Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
 Pemeriksaan sebagian-sebagian
 Pemeriksaan setelah pemasangan
 Tujuannya untuk mengetahui apakah konstruksi, fungsi, dan sistemnya
sudah memenuhi syarat dan sesuai dengan rencana.
 Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
 Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih
dahulu sebelum diurug, dengan bagian perbagian, dengan tekanan
1,5 x tekanan kerja selama 1 jam tanpa ada penurunan tekanan
(antara 10 kg/cm2) dan dilanjutkan pengujian per sistem.
 Setelah alat plumbing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa
penurunan tekanan, berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock
dan faucet dan ditentukan oleh Pengawas.
 Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada
penurunan tinggi air.
 Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi
sesuai PPI dengan sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang
di pipa atau di tangki.
 Setelah itu dibersihkan (dibilas) dengan air bersih.
 Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan
pompa khusus untuk pengetesan.
 Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan,
dilakukan pengujian sistem aliran sampai tercapai pengukuran
yang diminta dalam perencanaan seperti kapasitas pompa,
kebisingan pompa (± 60 d ), tekanan air keluar kran 0,3 kg/ cm2 dan
lain-lain.
 Semua pengetesan disaksikan oleh Pengawas dan akan dikeluarkan
sertifikat oleh Pengawas.
e. Pengecatan
Barang-barang yang harus dicat antara lain:
 Pipa servis
 Support pipa dan peralatan konstruksi besi
 Flens
 Peralatan yang belum dicat dari pabrik
 Peralatan yang catnya harus diperbarui
 Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya diberi tanda arah
panah jalur pipa tersebut.

PT. Alocita Mandiri


III - 20
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau
cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh Pengawas.
 Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda
warna/cat pada setiap jarak 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-
pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan
 Untuk pipa air pemadam, pengecatan harus berwarna merah dan harus
dapat memberi indikasi adanya Instalasi Pemadam Kebakaran.
f. Testing dan Commissioning
 Kontraktor akan melakukan semua testing pengukuran secara parsial
dan secara system, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang
sudah dilaksanakaan berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan.
 Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang diperlukan untuk
pelaksanaan testing adalah tanggung jawab Kontraktor. Prosedur dan
persyaratan pelaksanaan testing dan hasil test harus memenuhi semua
persyaratan yang dianjurkan oleh pabrik dan persyaratan lain yang telah
ditentukan.

PASAL 3
PEKERJAAN INSTALASI SISTEM AIR BERSIH

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi seluruh pekerjaan instalasi sistem air bersih yaitu penyediaan tenaga kerja,
pengadaan, pembuatan, pemasangan : tanki persediaan air bersih, pompa suplai,
pemipaan, pengkabelan, panel listrik, peralatan instrumen dan pengendalian,
peralatan penunjang dan plumbing, bahan-bahan utama dan pembantu, sehingga
diperoleh instalasi sistem air bersih yang lengkap dan baik, sesuai dengan
spesifikasi, gambar rencana dan bill of quantity.

2. Persyaratan, Peraturan dan Referensi


Peraturan dan referensi yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
antara lain:
i. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1975
ii. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing (Soufyan &
Moimura)
iii. National Plumbing Code Handbook, 1975.
iv. PU
v. Depnaker
vi. Depkes

3. Persyaratan, Spesifikasi, Jenis dan Mutu Bahan / Peralatan

PT. Alocita Mandiri


III - 21
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

a. Kontraktor wajib mengirimkan semua contoh bahan / material , atau brosur


dari alat-alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan, kepada pengawas
dan menunggu persetujuan dari pengawas sebelum alat-alat tersebut dipasang.
b. Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor
penyelidikan bahan-bahan atas biaya Kontraktor.
c. Bila ternyata dalam pelaksanaan terdapat bahan-bahan yang dinyatakan tidak
baik/ tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui oleh Pengawas, maka
Kontraktor harus mengangkut bahan/material tsb ke luar lapangan dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari.
i. Tangki Persediaan Air Bersih
 Tangki persediaan air bersih terletak di area Utilytas diluar gedung
(Ground Water Tank). Tangki air bawah berfungsi untuk
menyediakan air untuk kebutuhan cadangan selama 2 (dua) hari,
dengan kualitas sesuai standar Depkes RI tahun 1990.
 Tangki air harus dibuat dari konstruksi higienis dengan ketentuan
sebagai berikut :
 Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran air
minimum selama 20 menit.
 Tanpa sudut tajam
 Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki
 Mencegah air tanah dan air hujan masuk ke dalam tangki
 Permukaan dinding licin dan bersih
 Untuk memperkecil volume air mati pada pipa hisap pompa, maka
harus dibuat sumur hisap pada tangki air.
 Tangki air bawah dapat dibuat dari beton berlapis fiberglass
reinforced plastic, atau dengan konstruksi beton kedap air.
 Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
 Manhole
 Tangga
 Pipa Vent penghubung maupun vent ke udara luar
 Pipa peluap dan pipa penguras
 Indikator muka air
 Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa hisap, pipa penguras,
kabel, dsb.
 Sistem Pengendalian
 Muka air dalam tangki air atas mengendalikan pompa pemindah.
 Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air
tertentu
 Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap
 Spesifikasi Roof Tank
 Type : Fiberreinforced Plastic Modular / FRP
 Kapasitas : Sesuai Gambar...... m3

PT. Alocita Mandiri


III - 22
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Material : Fiberreinforced Plastic Modular / FRP


ii. Pompa Transfer / Pemindah
 Berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air
atas (Roof Tank).
 Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 (dua)
pompa.
 Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang
dipasang di tangki bawah maupun tangki atas.
 Motor Horse-power (Nameplate HP) rating harus dipilih sesuai
dengan kebutuhan motor horse-power bila pompa berkerja dengan
ukuran Impeller maksimum (full size impeller) agar motor tidak
menjadi ‘overloading’.
 Penggunaan seal dengan ketentuan: Untuk shut-off head kurang dari
10 kg/cm2 boleh menggunakan ‘stuffing-box with gland packing seal’.
Sedangkan untuk shut-off head 10 kg/cm2 atau lebih harus
menggunakan ‘Mechanical seal’
 Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari :
 Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
 Inlet dan Outlet headers
 Katup–katup inlet dan outlet
 Check valve anti pukulan air
 Inlet Strainers
 Panel daya dan Pengendalian
 Level switch untuk ON / OFF
 Level switch untuk proteksi pompa
 Pengkabelan
 Penunjuk tekanan pada inlet dan outlet pompa
 Dudukan pompa
 Coupling And Baseplate
 Harus dari jenis kopel langsung dengan ‘flexible coupling’ yang
sesuai untuk torsi dan HP dari motor penggerak dan dilengkapi
dengan pelindung (coupling guard).
 Pompa dan motor harus didudukan di atas plat landasan
(baseplate) dengan konstruksi pabrik dari bahan baja shell atau
besi tuang dengan dudukan peredam getar untuk setiap alat.
 Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan kesejajaran
antara Pompa dan motor serta dilengkapi dengan pasak untuk
mematikan posisi pompa.
 Kelengkapan
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup searah pada posisi
tekan, katup penutup dan flexible connection pada posisi hisap

PT. Alocita Mandiri


III - 23
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

maupun posisi tekannya dan dilengkapi strainer pada sisi hisap


pompa.
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan pengukur tekanan
(pressure gauge) dengan katup isolasi, dipasang sesuai dengan
gambar.
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan pemipaan drain untuk
penampungan drain dari casing dan seal, yang dialirkan melalui
saluran ada baseplate, menuju ke saluran air hujan terdekat.
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pelepas udara,
penutup poros, flange dan mur baut pengikat, baut untuk
pondasi dan kelengkapan lainnya.
 Penyesuaian Impeller
 Kontraktor harus menghitung kembali tinggi tekan nominal sistem
pemipaan untuk mendapatkan besar kebutuhan tinggi tekan
aktual.
 Dalam hal ini, pompa didatangkan harus dalam keadaan dengan
impeller/ sudu-sudu yang utuh dan motor penggerak yang
mampu untuk menjalankan pompa dengan kondisi full-size
impeller tanpa terjadi ‘overloading’.
 Sesudah ‘test-run’, kontraktor harus menghitung aliran pada
setiap sistem dan dengan seijin Pengawas dapat melakukan
pemotongan impeller untuk penyesuaian dengan kondisi
pembebanan sesuai dengan kurva pompa
 Pengaturan pompa adalah sebagai berikut :
 Pompa akan bekerja bila muka air di tangki atas turun mencapai
level L dan akan stop apabila muka air naik sampai level H.
 Semua pompa akan berhenti apabila muka air di tangki bawah
turun sampai level LL.
 Spesifikasi Pompa Transfer
 Tipe : Centrifugal End Suction Pump Direct Coupled
with Electro Motor
 Kapasitas : Sesuai gambar liter/menit
 Tekanan : Sesuai gambar m
 Motor Rated : 3,7 kw ; 380 V/III Phase/50 Hz
 Shaft Seal : Mechanical
 Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
 Speed : 3000 rpm.
 Base Frame : Cast Iron or Steel
 Efisiensi : Minimum 80%
 Impeler : Bronze / Stainless Steel
iii. Pompa Packaged Booster / Distribusi

PT. Alocita Mandiri


III - 24
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Berfungsi untuk mengalirkan air ke alat-alat plumbing pada lantai-


lantai yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air di
dalam pipa pada setiap lantai merata.
 Pompa Packaged Booster harus mampu memasok kebutuhan air
kepada pemakai setiap variasi laju aliran pada setiap saat secara
otomatis.
 Setiap pompa pakage boster sekurang-kurangnya harus terdiri dari 2
pompa yang bekerja paralel sedangkan laju aliran masing-masing
pompa berdasarkan standard pabrik perakit pompa pakage booster.
 Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m3/jam boleh
mempergunakan Pressure Control System.
 Setiap pompa pakage booster terdiri dari peralatan sbb :
 Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
 Tangki tekan dengan tipe membrane
 Inlet dan Outlet header
 Katup-katup inlet dan outlet
 Check valve anti pukulan air
 Inlet strainers per pompa
 Panel daya dan pengendalian
 Pressure switch / flow monitor switch
 Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa
 Pengkabelan
 Dudukan pompa
 Pengaturan pompa pada sistem pressure control
 Pompa pertama bekerja apabila tekanan air di jaringan turun
sampai ambang batas L pada pressure switch (PS1).
 Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun
sampai ambang batas L pada pressure switch (PS2) dan
seterusnya.
 Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan
air di jaringan pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2
dan seterusnya.
 Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva
pemilihan pompa yang akan dipakai.
 Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila
muka air di tangki hisap turun sampai batas LL, dan akan
kembali normal apabila muka air naik sampai batas “ L ”.
 Spesifikasi pompa distribusi:
 Tipe : Packaged Bosster Pump Standard
Manufacturer (tipe outdoor), lengkap dengan
tangki tekan, variable speed system
 Kapasitas : Sesuai gambar liter/menit

PT. Alocita Mandiri


III - 25
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Tekanan : Sesuai gambar m


 Motor Rated : 2,2 kw ; 380 V/III Phase/50 Hz
 Shaft Seal : Mechanical
 Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
 Speed : 2900 rpm.
 Base Frame : Cast Iron or Steel
 Efisiensi : Minimum 80%
iv. Pompa Suplai (Deep Well)
 Uraian lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
 Mengurus semua izin terkait yang diperlukan.
 Pembuatan sumur dalam dan pengujiannya.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian Pompa sumur dalam
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian Pengkabelan.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel listrik.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan instrumen
dan kontrol.
 Penyambungan ke semua peralatan penunjang.
 Penyambungan ke semua peralatan pemakai.
 Pembuatan shops drawings
 Pembuatan As Built Drawings
 Persyaratan, Peraturan, dan Referensi
 Peraturan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini
antara lain:
- Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh PAM
maupun Direktorat Geologi.
- Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas
Keselamatan Kerja.
- Peraturan dan persyaratan teknis yang terkait sebagaimana
ditentukan di RKS untuk Pekerjaan Sistem Plumbing.
 Perijinan
- Kontraktor sumur bor harus mempunyai surat izin
perusahaan Pengeboran air tanah yang dikeluarkan oleh
Direktorat Geologi Tata Lingkungan Departemen
Pertambangan dan Energi, SIPP di wilayah setempat dan
izin-izin lainnya yang diwajibkan.
- Kontraktor harus mengurus semua perizinan pengeboran air
tanah. Biaya pengurusan dan biaya perizinan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
 Spesifikasi Pompa Deep Well
 Tipe : Submersible Pump Direct Coupled with
Electro
Motor

PT. Alocita Mandiri


III - 26
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Kapasitas : Sesuai gambar liter/menit


 Tekanan : Sesuai gambar m.
 Motor Rated : Sesuai gambar kw ; 380 V/III Phase/50 Hz
 Shaft Seal : Mechanical
 Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
 Speed : 3000 rpm.
 Base Frame : Cast Iron or Steel
 Efisiensi : Minimum 80%
 Impeler : Bronze / Stainless Steel
 Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan
 Peralatan pengeboran yang digunakan harus mesin bor yang
memadai dan sesuai dengan rekayasa, konstruksi dan keadaan
tanah.
 Sebelum memulai pekerjaan pengeboran, Kontraktor harus
menyampaikan gambar kerja kepada pengawas untuk
mendapat persetujuan yang menunjukkan letak sumur maupun
konstruksi pengeboran.
 Setiap sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak 12
m³/jam dan 240 m³/hari.
 Kedalaman sumur diperkirakan 50 meter.
 Konstruksi sumur dibuat sekurang-kurangnya sebagai berikut :
- Pipa jambang 150 mm sedalam 20 meter, 5 meter bagian
luar atas dicor beton, agar air pada kedalaman ini tidak
masuk ke sumur.
- Pipa naik 100 mm sedalam 30 meter dari ujung jambang, di
sebelah luarnya diisi koral / pasir cuci.

Bahan pipa dan saringan sebagai berikut :



- Pipa jambang dan pipa naik menggunakan Galvanized Steel
Pipe (GSP) BS 1387 class medium.
- Jumlah pipa saringan yang menggunakan Stainless steel
304, ukuran pipa 100 mm, ditetapkan oleh Direktorat
Geologi Tata Lingkungan minimal 3 buah.
 Batu karang
- Bila pengeboran menembus batu karang di daerah pipa naik
maka di luar pipa naik setebal batu karang harus dicor beton
agar sumber air yang melalui batu karang tidak diambil.
- Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung
sumur, maka lubang pada batu karang harus ditutup kembali
dengan beton cor, dan ujung sumur akan berhenti di atas
batu karang.
 Testing dan Commissioning
PT. Alocita Mandiri
III - 27
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Kontraktor harus melakukan pengujian lengkap antara lain :


- Pengujian debit dan penurunan muka air (Drawdown Test)
- Pengujian pemulihan kedalaman muka air (Recovery Test)
- Pengujian terus menerus 3 kali 24 jam.
- Pengujian kualitas air oleh laboratorium.
- Pengujian yang diwajibkan oleh instansi Pemerintah yang
berwenang.
 Semua peralatan uji, sumber daya dan biaya uji dibebankan
kepada Kontraktor.
 Peralatan uji yang digunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera
dan mudah dibaca secara terus menerus, peralatan uji tersebut
antara lain:
 Pengukur debit, dengan meter air putar atau meter air Venturi.
 Penduga permukaan air, dengan membran tekan atau sistem
electroda lampu listrik arus lemah.
 Serah terima pekerjaan harus disertai:
 Gambar sumur terpasang secara detail.
 Seluruh laporan hasil pengujian.
 Sumur dalam harus mempunyai kelengkapan antara lain:
 Vent sumur
 Katup pengatur
 Katup penahan aliran balik.
 Manometer.
 Katup pelepas udara otomatis.

v. Sand Filter dan Carbon Filter


 Sand Filter berfungsi meningkatkan mutu air.
 Carbon filter berfungsi menghilangkan bau yang terdapat di dalam air.
 Backwash (Pencucian filter) harus dilakukan setiap hari selama 5
menit sampai 10 menit, pada saat beban pemakaian air surut.
 Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, multi media
automatic / manual backwash.
 Bahan tangki terbuat dari Wound polyester sedangkan screen
terbuat dari bronze atau stainless stell.
 Filter terdiri dari :
 Tangki termasuk screen
 Filter Media
 Valves
 Interconnecting piping
 Instruments

PT. Alocita Mandiri


III - 28
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Life Indicator
 Perpipaan
 Spesifikasi Filter:
 Type : Vertical Cylinder Tank
 Kapasitas : 0,4 m3/menit
 Tekanan : 37 m
 Material : Mild Steel with epoxy coating
vi. Water Level Controller
 Jenis : Floatless, electrode water level
controller
 Tegangan operasi : 24 volt , DC,
 Lokasi : Roof Tank dan Ground Tank
 Type : Electric dengan sitem relay ex Jerman.
Dipasang electrode pada roof tank dan ground tank untuk mengatur kerja
pompa transfer dan juga dipasang electrode untuk mengatur kerja pompa
deep well.
vii. Panel Kontrol Start – Stop dan Monitor
 Konstruksi Panel
 Panel harus terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimum 2
mm, rangka pelat baja konstruksi las dicat meni tahan karat dan
cat finish (cat bakar) warna abu-abu.
 Tekukan-tekukan dan sambungan-sambungan antara pelat satu
dan yang lainnya harus dibuat rapi sehingga tidak terdapat
tonjolan-tonjolan bekas las.
 Panel dilengkapi dengan pintu luar, pintu dalam, kunci dan handle
sehingga aman tetapi mudah pemeliharaan.
 Komponen-komponen panel harus satu merk.
 Motor-motor listrik yang mempunyai rating 5,5 HP keatas harus
dilengkapi dengan wye-delta starting unit.
 Hal tersebut diatas tidak berlaku bagi mesin-mesin yang telah
memiliki bult-in starting device.
 Pemasangan komponen-komponen panel harus diatur rapi dan
diperkuat sehingga tahan oleh ganguan mekanis.
 Kabel yang digunakan dari jenis NYAF dan harus mempunyai
kemampuan hantar arus setingkat lebih besar dari rating
pengaman rangkaian dimana kabel digunakan.
 Pemasangan kabel instalasiharus menggunakan sepatu kabel.
 Komponen-komponen switching pada panel seperti magnetic
contactor, timer switch, disconnecting switch dan lain-lain harus
mempunyai rating setingkat lebih tinggi dari rating pengaman
rangkaian komponen-komponen tersebut.

PT. Alocita Mandiri


III - 29
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi


Untuk pemasangan kabel instalasi didalam panel harus
disediakan terminal penyambung yang disusun rapi dan
ditempatkan pada lokasi yang tepat dalam arti kata pada bagian
panel dimana kabel instalasi tersebut masuk dan keluar dari
terminal penyambungan.
 Pada setiap komponen panel, sepatu kabel, kabel instalasi serta
terminal penyambungan kabel harus diberi indikasi/lebel/sign
plates mengenai nama terminal / peralatan yang diatur instalasi
listriknya, label itu harus terbuat dari pelat alluminium atau sesuai
standard DIN 4070.
 Kemampuan Operasi
 Panel kontrol Start-stop dan Monitor pompa air bersih
 Panel kontrol pompa harus dapat beroperasi untuk:
 Menjalankan dan mematikan pompa.
 Mengatur pengoperasian sitem pompa distribusi air bersih secara
bergantian
 Mengatur seperti tersebut diatas harus dapat dilakukan baik
secara otomatis maupun secara manual.
 Pemilihan tersebut harus dapat dilakukan melalui saklar pilih
/selektor switch.
 Panel kontrol harus dilengkapi dengan alat peraga visual (wiring
diagram yang dilengkapi denagn indicator lamp, sehingga dari
panel kontrol tersebut dapat dimonitor operasi sistem pompa
distribusi air bersih.
 Dari panel kontrol harus dapat diketahui bila kondisi air didalam
ground reservoir telah mencapai level yang paling rendah.
 Operasi otomatis dengan menggunakan sensor tekanan
(pressure switch) yang dipasang pada pressure tank dan pressure
switch yang dipasang didalam pipa instalasi air bersih, sehingga
bila tekanan menurun pada nilai tertentu (nilai setting pressure
switch yang paling kecil), maka salah satu pompa akan
beroperasi, sebaliknya bila tekanan telah mencapai harga tertentu
(nilai setting yang besar), maka pompa yang sedang beroperasi
akan berhenti.
 Operasi sistem pompa distribusi air bersih seperti tersebut diatas
akan terus berlangsung selama persediaan air didalam ground
reservoir berada pada batas-batas tertentu (maximum level),
sedangkan apabila level air didalam ground reservoir telah
mencapai batas-batas tertentu (minimum level) maka pompa akan
berhenti secara otomatis.

PT. Alocita Mandiri


III - 30
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Pengaturan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat


pengatur water level control unit yang dilengkapi dengan
electroda.
 Kondisi air yang paling rendah seperti disebutkan di atas harus
dapat dimonitor pada panel kontrol secara visual berupa diagram
instalasi yang dilengkapi dengan lampu indikator

PASAL 4
PEKERJAAN INSTALASI SISTEM AIR KOTOR / LIMBAH

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi seluruh pekerjaan instalasi sistem air kotor/limbah yaitu penyediaan tenaga
kerja, pengadaan, pembuatan, pemasangan : bak sewage / sump pit, sewage
treatment plant, pompa sump pit, control box, manhole, sumur resapan, grease
interceptor, floor drain, roof drain, canopy drain, floor clean out, bahan-bahan utama
dan pembantu, sehingga diperoleh instalasi sistem air limbah yang lengkap dan
baik, sesuai dengan spesifikasi, gambar rencana dan bill of quantity.

2. Persyaratan, Spesifikasi, Jenis dan Mutu Bahan / Peralatan


a. Perpipaan
 Macam perpipaan air limbah adalah, air hujan, air limbah saniter, limbah
dapur.
 Perpipaan limbah saniter mulai dari alat saniter antara lain kloset, urinal,
lavatory, dan floor drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
 Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain di atap dialirkan
kedalam sumur resapan sebelum dialirkan ke saluran kota. Khusus fitting air
hujan mempergunakan cast iron.
 Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal
dengan air buangan dari lavatory dan floor drain (sistem terpisah).
 Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang horizontal pada setiap lantai
yang kemudian diteruskan ke pipa induk vertical dalam shaft yang telah
disediakan.
 Pembuangan air kotor dari closet atau urinal menggunakan sistem STP
kemudian diresapkan sedangkan air buangan dari lavatory dan floor drain
dialirkan ke saluran drainase terdekat besaran air kotor dan buangan
 Pipa-pipa air kotor, air buangan dan ventilasi digunakan pipa-pipa plastik
(PVC) kualitas kelas AW (10 kg/cm2).
 Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding dengan diameter 1-1
1/2" untuk masing-masing fictures yang membutuhkan.

PT. Alocita Mandiri


III - 31
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi yang berada pada shaf dimana
perlepasan akhir pada lantai atap dilengkapi dengan vent-cup
 Gelang karet / rubber ring untuk perapat sambungan pipa harus disimpan
secara baik pada tempat kering dan sejuk sehingga tidak terjadi perunahan
sifat fisika dan kimia karet tersebut.
 Pipa harus dipasang secara sentris pada sambungannya .
 Gelang karet tidak boleh terpuntir pada saat pemasangan dan pipa harus
ditekan dengan alat khusus untuk mendapatkan tekanan yang merata pada
setiap sambungan.
 Persyaratan Pelaksanaan Pemipaan :
 Pipa Tegak,
- Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan klem dari baja.
- Jarak maximum antara klem adalah 300 cm atau pada setiap jarak
sejauh jarak lantai ke lantai.
- Pipa tegak terpasang didalam shaft sesuai dengan gambar.
 Pipa datar,
- Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja seperti
penggantung pipa air bersih
- Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan berikut :
dia. 2 inch atau lebih kecil, setiap 200 cm
dia. 2 inch atau lebih besar, setiap 300 cm
dengan kemiringan minimum sebesar 1 %.
 Pipa yang ditanam dalam tanah,
- Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa
datar harus diberi dudukan dari blok beton.
- Kedalaman pipa dari titik awal penanaman bervariasi sampai ke
bak titik sambung dengan saluran drainase tapak dengan kemiringan
minimum 0.5 %.
 Semua pipa yang berada di dalam bangunan harus dipasang didalam
dinding/bagian dari bangunan pada arah vertikal maupun horizontal.
 Sudut belokan yang diperbolehkan adalah 90 dan 45 derajad
 Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dahulu dalam keadaan
sempurna.
 Sebelum support dipasang harus dicat dengan zinchomate primer pintu.
 Semua pemasangan harus rapih dan sebaik mungkin.
 Saat pemasangan, ujung pipa yang belum akan disambungkan harus
ditutup dengan plug atau dop.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada support.
 Pipa dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari
bahan yang dipaksakan.

PT. Alocita Mandiri


III - 32
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Semua pemasangan yang berhubungan (menggantung) menembus pada


Konstruksi bangunan, kontraktor menghubungi Pengawas untuk minta
persetujuan.
 Kontraktor harus menyediakan Sleeve dilengkapi dengan sayap untuk pipa-
pipa yang menembus bangunan.
 Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dicat dengan aspal tiga kali dan
dilapisi karung sebelum ditanamkan.
 Klos-klos kayu harus kayu jati yang sudah tua dan kering, baut-baut serta
murnya dari bahan logam yang tidak berkarat
 Dempul karet atau seal dengan kwalitas baik agar digunakan untuk
mencegah kebocoran dan perembesan
b. Bak Sewage / Sump Pit
 Apabila ditentukan dalam gambar rencana, maka dibuat bak Sump Pit seperti
disyaratkan.
 Bak Sump Pit harus dibuat dari konstruksi beton bertulang, badan rapat air
sedangkan tutup harus rapat udara.
 Setiap bagian Sum Pit harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring
1:10 ke arah pompa sedangkan semua ujung sudut dibuat 135°.
 Bak Sump Pit harus dilengkapi :
 Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar
 Sleeve untuk pipa ven
 Sleeve untuk kabel-kabel.
 Level switches untuk kendali pompa.
 Level switch untuk alarm banjir.
 Tangga monyet
 Manhole untuk laluan pompa (2 buah)
c. Pompa Sump Pit
 Setiap bak Sump Pit harus dipasang minimum dua buah pompa Submersible.
 Tipe pompa harus Submersible Sewage dengan komponen sbb:
 Cast Iron Casing
 Cast iron vortex type Impeller with knife.
 Stainless steel shaft
 Silicon Carbide
 Heavy duty grease lubricated bearing
 Stainless steel casing guide rail support
 Quick discharge coupling
 Spesifikasi motor sbb:
 Squirrel cage induction type ( IP 68 )
 Winding insulation class F
 Water tight
 Vertically mounted
 Sistem kendali motor pompa

PT. Alocita Mandiri


III - 33
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di
bak sewage.
 Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
 Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergantian.
 Apabila beban aliran besar, maka pompa bekerja bersamaan.
 Pengaturan kerja pompa dilakukan dari panel kontrol pompa.
d. Sumur Periksa (Control Box)
 Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap
jarak maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
 Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
 Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm, serta harus
dibuat beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
 Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa
vent.
 Tutup sumur periksa dapat terbuat dari Stainless steel atau baja yang dilapisi
anti karat.
e. Manhole
 Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
 Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi
grease akan terbentuk penahan bau.
 Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan
untuk laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
 Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
 Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
f. Drainase
 Lingkup pekerjaan terdiri dari pengadaan dan pemasangan talang air hujan,
pembuatan saluran air hujan gedung ke saluran drainase luar bangunan,
sesuai dengan gambar rencana.
 Pekerjaan Talang Air Hujan
Persyaratan bahan dan peralatan bantu:
 Bahan pipa talang
Jenis : pipa PVC
Kelas : AW
Tekanan : 10 kg/cm2
 Roof Drain
Jenis : Cast Iron cor
Konstruksi : sesuai gambar rencana
 Persyaratan Pelaksanaan Pemipaan :
 Pipa Tegak,
- Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan klem dari baja.

PT. Alocita Mandiri


III - 34
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

- Jarak maximum antara klem adalah 300 cm atau pada setiap jarak
sejauh jarak lantai ke lantai.
- Pipa tegak terpasang didalam shaft sesuai dengan gambar.
 Pipa datar,
- Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja seperti
penggantung pipa air bersih
- Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan berikut ini :
dia. 2 inch atau lebih kecil, setiap 200 cm
dia. 2 inch atau lebih besar, setiap 300 cm
dengan kemiringan minimum sebesar 1 %.
 Pipa yang ditanam dalam tanah,
- Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa
datar harus diberi dudukan dari blok beton.
- Kedalaman pipa dari titik awal penanaman bervariasi sampai
ke bak titik sambung dengan saluran drainase tapak dengan
kemiringan minimum 0.5 %.
 Sambungan,
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 2 inch
menggunakan Solvent Cement.
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 2 inch
menggunakan sambungan Rubber-Ring.
g. Sumur Resapan
 Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang
berasal dari pipa riser sebelum dialirkan over flow nya ke selokan kota.
 Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
 Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan
sumur rembesan akan merupakan pekerjaan divisi sipil / konstruksi.
 Konstruksi sumur rembesan antara lain sbb :
 Dasar sumur berupa batu kerikil
 Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau
beton blok berlubang.
 Tutup dibuat dari plat beton/ plat baja
 Diantara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.
 Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik di daerah yang mempunyai
lapisan pasir kasar, maka bidang rembesan harus berada di lapisan pasir
kasar.
h. Floor Clean Out
 Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening
Waterprooved Type
 Floor Clean Out terdiri dari:
▪ Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
▪ PVC neck

PT. Alocita Mandiri


III - 35
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

▪ Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterprooving.
 Cover dan ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet
sehingga mudah dibuka dan ditutup.
i. Roof Drain
 Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproof.
 Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang
pipa bangunan.
 Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
▪ Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange.
▪ Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
▪ Bitumen Coated cover dome type
j. Canopy Drain
Canopy Drain yang dipergunakan adalah Floor Drain Bucket Trap Type.
k. P" TRAP
 P" TRAP yang digunakan disini harus jenis single inlet.
 Tinggi air minimum pada Trap 8 cm.
 P" TRAP yang digunakan disini harus dibuat dari PVC class 5 kg/cm2.
 Pemasangan P” TRAP pada setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama
pipa buangan air limbah yang menuju bak sewage.
l. Sewage Treatment Plant
 Sawage Treatment Plan menggunakan sistem pengolahan dengan
menggunakan bakteri pengurai.
 Bahan Sawage Treat Plan dapat terbuat dari fiber glass.
 Sistem kerja Sawage Treat Pland yaitu air limbah yang masuk harus dapat
diurai dengan menggunakan bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan
dari dalam Sawge Treatment Plan tersebut layak untuk dibuang ke saluran
kota (tidak berbau)
 Sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini
yang antara lain, tetap tidak terbatas pada :
 Sawage Treatment Plan STP / Instalasi Pengolahan Limbah type Pakage
yaitu pengolahan Limbah dengan system gabungan.
 Pengadaan dan Pemasangan seluruh peralatan sewage treatment
sampai sistem berjalan sebagaimana yang diinginkan.
 Pembuatan gambar ”shop drawing” lengkap dengan sambungan-
sambungan yang dibutuhkan pada pihak lain.
 Mengadakan pemeliharaan pada masa pemeliharaan yang ditentukan
selama 12 bulan.
 Menyerahkan 3 set buku petunjuk dan perawatan kepada pemberi tugas.
 Mengadakan analisa / memeriksakan hasil air buangan ke laboratorium.
 Mengurus segala izin-izin yang diperlukan bagi pemasangan instalasi ini.

PT. Alocita Mandiri


III - 36
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Kontraktor harus memberikan jaminan sistem yang ditawarkan minimal


selama 3 tahun dan memberikan pula masa garansi peralatan selama 12
bulan.
 Sistem pengolahan air limbah (STP) yang akan digunakan adalah type
Pagake, dengan kapasitas pengolahan sebesar 10 m³/hari. Dimana sistem
STP yang handal, biaya investasi yang rendah, pemakaian lahan yang
optimal serta biaya operasional dan biaya-biaya perawatan yang relatif
rendah.
 Kualitas Effluent pada hasil akhir yang diinginkan adalah :
 B.O.D.5 : 30 PPM
 S.S : 20 PPM
 Pada dasarnya sistem terdiri dari beberapa bagian utama antara lain:
Sludge Tank, Equalization Tank, Clarifier Tank, Biodetox, Polishing Tank,
Clorination Tank, Treated Water Tank.
 Equalizing/BalancingTank.
Mengumpulkan air kotor yang berasal dari 2 buah pipa tegak sebelum
memasuki tahap pengolahan.
Air memasuki balancing dengan terlebih dahulu melewati grinder.
Grinder berfungi untuk menghancurkan kotoran–kotoran padat.
 Tangki Aerasi.
Air kotor diaerasi setelah dicampur dan diaduk dengan lumpur aktif
transfer oksigen sebagai pe-aerasi didapatkan dari blower.
 Tangki Pengendap ( Settling Tank )
Air kotor setelah diaerasi diendapkan disini.
 Tangki Chlorinasi
Effluent dari setleing tank dibubuhi larutan chlorr (desinfextan).
 Effluent Tank
Penampungan effluent akhir sebelum dialirkan ke make up water tank
cooling tower dan dialirkan ke saluran kota.
 Make UpWater Tank (MUWT)
Hasil olah terakhir dari Effluent Tank setelah disaring dalam filter
sebelum digunakan untuk keperluan make up water ke cooling tower
(pompa make up water termasuk pekerjaan cooling tower/ by others).
 Persyaratan Bahan dan Material
 Air blower minimal berjumlah 2 buah dengan kapasitas yang cukup untuk
aerasi, mixing dan airlift. Blower bekerja bergantian dan diatur oleh suatu
set alat control. Motor dari jenis TEFC, square cage. Blower juga
dilengkapi dengan silencer dan peredam getar. Air blower harus terletak
didalam sewage treatment plant.
 Seluruh bagian luar sewage treatment harus terdiri dari beton tulang
yang kedap air. Sewage Treatment Plan ini harus terletak didalam tanah,
kecuali fresh air dan exhaust air grille.

PT. Alocita Mandiri


III - 37
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Komunitor lengkap dengan influent camber, Transier Gate dan Bar


Screen, yang terbuat dari Non Corrosive Painted Steel.
 Pipa-pipa dari bahan PVC class AW.
 Cholrination System dengan Tablet Chlorinator lengkap dengan tangki
dan dozing.
 Sump – Pump
Dari type Non Clogging Centrifugal Pump lengkap dengan Check
Valve,Gate valve, Over Load rotection dan Water Level Control.Standby
unit dengan kapasitas yang sesuai dengan kapasitas Sewage Treatment
dan bekerja secara auomatic atau manual.
 Exhaust fan minimal dari type propeller yang bekerjanya diatur dengan
timer.
 Seluruh peralatan listrik harus dapat bekerja pada tegangan yang
tersedia: 220Volt, 1phase, 50 Hz atau 380 Volt, 3phase, 50Hz.
Pada motor dengan daya 5 Hp keatas motor harus dapat bekerja pada
starter type star delta.
 Sistem Chemical Feeder.
 Sistem ventilasi untuk pembuangan udara bekas proses keluar ruangan
STP.
 Semua sistem harus dijamin kontinuitasnya dengan adanya cadangan
peralatan atau alat-alat diatur bekerja bergantian dengan timer atau level
control.
 Pengujian
 Semua peralatan dan pemipaan terlebih dahulu di test, dengan
pengawasan Direksi.
 Pipa-pipa untuk aerasi harus ditest secara hydraulis dengan tekanan ±
1,5 kali tekanan kerja.
 Testing terhadap kualitas air buangan, dapat dilakukan di laboratorium
dengan pengambilan sample dibawah petunjuk Direksi.
 Testing dilakukan minimal 1 bulan sekali selama masa pemeliharaan
terhadap :
- B.O.D.
- Suspende Solid
- Bacteriology
 Training dan Petunjuk Operasi
Kontraktor harus memberi training dan petunjuk-petunjuk operasi kepada
operator yang ditunjuk terutama tentang hal-hal sebagai berikut:
 Cara menangani sistem pengolahan.
 Cara pemeliharaan.
 Cara pengetesan hasil air buangan.
 Cara menangani sistem bila terjadi gangguan / trouble shooting.

PT. Alocita Mandiri


III - 38
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

3. Bahan dan peralatan yang dipasang untuk pekerjaan plumbing, sistem air bersih
dan sistem air kotor / limbah harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasi ke
Pengawas. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Pengawas. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut

NO. URAIAN MERK

Pompa Centrifugal dan pompa


1. Arthur, Bombas, Grundfos
booster (paket)
2. Pompa Submersible Arthur, Bombas, Grundfos

3. Valve Weflo, Toyo, Connex, Mico

4. Roof Tank FRP Modular Farmel, Airfresh, Biofresh

5. Pipa Galvanized GIP Bakrie, Spindo (PT. Sigma)


6. Fitting Class 10 K FKK, Benka, HE/ TG, Bohemi
Pipa PVC
7. Wavin, Rucika, Pralon
Class AW 12,5 Kg/ Cm
8. Fitting Pipa PVC Rucika, Pralon
9. Safety Valve Yoshitake, Fushiman, Socla
10. Flow Switch PENN, Potter
Gate Valve Class 20 K Toyo, Kitz, Weflo
11.
Class 10 K
Globe Valve Class 20 K Toyo, Kitz, Weflo
12.
Class 10 K
13. Air Vent Valve Yoshitake, Fushiman, Sam Yang
14. Flexible Joint Class 10 K Proco, Tosen
15. Level Switch Fanal
16. Pressure Gauge Nagano
17. Roof Drain Antasan
18. “P” Trap Rucika, Austindo
19. Water meter Kimco, Slumberger, Weistinghouse

PASAL 5
PEKERJAAN INSTALASI SISTEM TATA UDARA

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi seluruh pekerjaan instalasi tata udara yaitu penyediaan tenaga kerja,
pengadaan, pembuatan, pemasangan Instalasi Tata Udara (Air Conditioning),

PT. Alocita Mandiri


III - 39
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Ventilasi Mekanis, bahan-bahan utama dan pembantu, sehingga diperoleh suatu


instalasi tata udara gedung yang lengkap dan baik, serta diuji dengan seksama agar
siap dipergunakan dan sesuai dengan spesifikasi, gambar rencana dan bill of
quantity.

Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah:


 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata
udara (air conditioning).
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian peralatan ventilasi
mekanikal (Mechanical ventilation) seperti: Centrifugal fan, Axial fan, Propeller
fan, Filter, Attenuator dll.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi
pemipaan air pengembunan (drainage) sampai ke saluran air terdekat lengkap
dengan fitting, isolasi panas dll.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi kontrol
sistem Indoor Unit dan Outdoor Unit.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti kabel dan panel tata udara.
 Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat
instalasi ini seperti tercantum dalam dokumen ini.
 Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
 Melatih petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara–cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini.
 Menyerahkan gembar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan
memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
 Pengetesan dan commissioning Sistem Air Conditioning.
 Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
 Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan yang terpasang.
 Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya

2. Publikasi, Code dan Standar


a. Publikasi, code dan standar yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman
untuk instalasi maupun peralatan. Untuk publikasi, code atau Standar yang
belum ada di Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti standard codes atau
publikasi international yang berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain
seperti:
 SMACNA - 85
 ASHRAE - Guide and Data Book
 NFPA - 90A

PT. Alocita Mandiri


III - 40
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 ARI
 AMCA
 CTI
 ASTM
 NEC
 ASME
b. Kondisi Perancangan
 Kondisi udara luar
- Temperatur 35 ° C
- Relative Humidity 65 %
 Kondisi dalam ruangan yang dikondisikan
- Temperatur 20 ° C ± 2 ° C
- Relative Humidity 55 % ± 5 % RH
 Noise Criteria
- Ruang Rapat 30 - 40 NC
- Ruang Kerja 35 - 45 NC

3. Persyaratan, Jenis, Mutu Peralatan / Instalasi dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Semua persyaratan umum maupun suplementer yang ada merupakan bagian
dari pada persyaratan sistem instalasi tata udara ini sejauh yang berlaku bagi
pekerjaannya
b. Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali
dalam spesifikasi ini, berarti hanya memintakan khusus dan ini juga tidaklah
berarti menghilangkan hal-hal lainnya dari persyaratan umum dan suplementer
yang ada. Hanya apabila ada yang dinyatakan lain tersendiri di dalam
spesifikasi ini, maka hal-hal dari persyaratan umum maupun suplementer tidak
berlaku lagi untuk sistem instalasi ini.
c. Gambar rencana dan spesifikasi adalah merupakan satu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikat.
d. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan
instalasi, sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
dan penyesuaian dari gambar-gambar arsitek dan struktur sipil harus dipakai
sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing proyek.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar
kerja dan detail working drawing, serta harus diajukan kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya. Setiap shop drawing yang diajukan, Kontraktor
telah mempelajari situasi lapangan struktur arsitektur dan berkonsultasi dengan
pekerjaan-pekerlaan instalasi lainnya.
f. Kontraktor harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan kondisi
instalasi terpasang (as built drawing), Operating & Maintenance Instruction
(Manual). Pada penyerahan pertama diserahkan kepada pengawas dalam
rangkap lima.

PT. Alocita Mandiri


III - 41
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

g. Sebelum pekerjaan ini dimulai, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi


Pengawas daftar bahan-bahan yang akan dipakai dalam rangkap 4 (empat)
untuk disetujui.
h. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas contoh bahan-bahan yang
akan dipakai, dan semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contah ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
i. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
j. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan, kualitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus
sesuai dengan standard International maupun Nasional seperti ARI, ASHRAE,
SMACNA, ASTM, NFPA, NEC, ASME dengan senantiasa mengutamakan
peraturan / standard / persyartan Nasional.
k. Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari
persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkannya oleh pabrik pembuatnya
l. Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan tahan terhadap api
dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan
adanya celah-celah antara pipa atau duct dengan dinding atau lantai harus
menggunakan material yang sesuai untuk tujuan tersebut.

m.Instalasi
 Semua instalasi, peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan
cara-cara pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat
dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan peraturan yang berlaku,
petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik
dari peralatan ataupun alat-alat bantu tersebut.
 Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian
rupa sehingga tidak ada bagian- bagian peralatan maupun motor yang
berada diluar landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.
 Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk
pada suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame
besi kanal (siku) yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame
sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.
 Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting;
harus dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) di sekeliling bagian instalasi
tersebut sehingga konstruksinya betul–betul kedap air.
n. Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya
harus mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam perbaikan,
termasuk juga accessories duct seperti damper, filter dll. Untuk itu, Kontraktor

PT. Alocita Mandiri


III - 42
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang terbaik dari peralatan


dan accessories tsb, sehingga tujuan yang dimaksud tercapai.
o. Kontraktor harus mengusulkan kepada Pengawas (bila belum ditunjukkan pada
gambar) pintu-pintu service (acces panel), untuk setiap peralatan dan
accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya,
beserta dengan ukuran dan lokasi yang tepat. Bila dalam gambar rencana
sudah ditunjukkan adanya acces panel yang diperlukan, maka penggeseran
untuk posisi yang tepat dari acces panel tsb, sehubungan dengan letak
peralatan / accessories dan kaitannya dengan arsitek/interior perlu dibicarakan
dengan Pengawas untuk disetujui.
p. Menjadi tanggung jawab bagi kontraktor untuk melindungi peralatan, bahan-
bahan (baik yang sudah maupun belum terpasang), bila diperkirakan bisa
rusak, cacat ataupun mengganggu situasi sekitarnya ataupun rusak oleh alam
(hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya.
q. Kontraktor wajib mengkoordinasikan pekerjaan ini dengan pekerjaan lainnya
demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi
dengan pekerjaan sipil, elektrikal, plumbing, perlindungan terhadap kebakaran.
r. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau diselesaikan oleh
pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi
ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan
ini.
s. Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan, ditest dan diajust kembali untuk
membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik. Peralatan
dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang
benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah
terima belum 100%).
t. Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak
diperlakukan untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flens
dan lain sebagainya) harus dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan
selanjutnya cat finish dengan warna yang ditentukan.
u. Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.
v. Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dan
bebas las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.
w. Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus
concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk pabrikan.
Untuk itu, ukuran dan posisi yang disiapkan untuk keperluan tsb harus
dikonsultasikandengan Pengawas dan disertai gambar detail.
x. Semua ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve
dengan clearance 20 mm jika duct atau pipa berisolasi, clearance tetap
dibutuhkan 20 mm antara isolasi dan sleeve menembus atap harus
diperpanjang ± 200 mm diatas atap lantai.

PT. Alocita Mandiri


III - 43
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

y. Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi kode nama


peralatan dan nomor, sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan
atau data sheet atau sabagai tercantum pada gambar rencana. Bila ada
peralatan atau accessories yang belum mempunyai kode nama dan nomor,
kontraktor wajib mengusulkan kepada Pengawas dan semua ini sudah harus
tercantum dalam as built drawing.
z. Bahan dan peralatan yang dipasang harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang
dispesifikasi ke Pengawas. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Pengawas.

4. SPLITE AIR CONDITIONING


a. Digunakan AC Splite System
b. Jenis AC adalah Splite sistem, air cooled type, memakai inverter, terdiri dari
satu outdoor unit dengan sejumlah indoor unit, dimana setiap indoor unit
mempunyai kemampuan untuk mendinginkan ruangan secara independent.
c. Sistem yang ditawarkan harus bisa melakukan automatic test operation sistem,
yang meliputi pengecekan: control wirings, shutoff valves, sensors dan
refrigerant volume.
d. Outdoor unit harus bisa terkoneksi dengan berbagai model indoor sebagai
berikut:
 Ceiling Mounted Cassette Type (Double Flow)
 Wall Mounted Type
 Floor Standing Type
Nilai COP system pada beban 50% harus = 4.0 atau lebih tinggi (pada saat
temperature outdoor 35 C dan suhu indoor 27 C DB/19 C WB).

e. Condensing Unit
 Sebelum melakukan start-up harus sudah memasang menjadi satu bagian
Condensing unit lengkap menjadi 1 (satu) kompresor dan motor, sistem
pelumasan, cooler / pendingin condenser, isolasi, sistem microprocessor
control dan dokumen petunjuk
 Baik unit indoor maupun outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik. Outdoor
unit harus terisi R410A dari pabrik, instalasi harus sesuai dengan standard
BS EN378: 2999 bagian 1 – 4.
 Casing outdoor haruslah wheatherproof terbuat dari baja anti karat dilapisi
dengan Baked Enamel.
 Outdoor dengan ukuran 5 HP dan 8 HP memiliki 1 kompressor SCROLL
 Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.8 HP sampai
10 HP.
 Noise level outdoor tidak boleh melebihi 68 DB(A) pada saat operasi normal,
terukur 1 meter secara horizontal dan 1.5 meter diatas pondasi.

PT. Alocita Mandiri


III - 44
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Compressor haruslah type hermetic dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi


dengan inverter control yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran
yang menyesuaikan dengan cooling load yang dibutuhkan. Kompresor, motor
dan transmisi biasanya dilengkapi dengan hermetically sealed untuk
kemudahan service.
 Journal bearings dilengkapi dengan babbit-lined dan pressure instalasi
pelumasan untuk menyalurkan oil ke bantalan dan gigi transmisi dengan
tekanan rendah
 lebih dulu pada setiap kali operasi, system ini haruslah dipasang dipabrik.
 Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara
mekanis ke Fin alumunium yang dilapisi resin film anti korosi dengan
ketebalan antara 2 sampai 3 micron
 Refrigerant Circuit terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan solenoid
Valve dan komponen lain untuk keperluan safety
 Motor kompresor menggunakan tipe hermetic single speed, non reversing,
dilengkapi dengan angker hubungan singkat tipe induksi cocok untuk voltage
yang tertera pada equipment schedule. Putaran motor maksimum 2.950 rpm
pada 50Hz. Motor yang digunakan harus cocok untuk operasi dalam
Refrigerant Atmosphere dan pendingin dengan Atomized Sub Cooled
Refrigerant yang berhubungan dengan lilitan motor. Susunan motor untuk
servis atau pembersihan dengan hanya sedikit pembongkaran kompresor
tanpa mengubah pemipaan refrigeran. Pada saat operasi penuh putaran
motor tidak boleh melebihi putaran yang tertulis pada nama plat
 Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC,
dengan kemampuan maximum static pressure = 78 Ps
 Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan
noise lebih rendah pada saat malam hari baik secara otomatis maupun
dengan manual setting
 Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut: high
pressure switch, control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug,
thermal protectors for compressor dan fan motors, over current protection for
the inverter and anti-recycling timers.
 Untuk memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit,
unit harus dilengkapi dengan Sub cooling.
 Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam sejak
startup dan seterusnya setiap 6 jam operasi.
 Cooler/Evaporator hendaknya dari jenis shell and tube dimana tube terbuat
dari tembaga yang memilki efisiensi tinggi. Penghubung nozzle direncanakan
untuk tekanan kerja maksimum 150 psi (1034 kpa).
 Tube dapat dikeluarkan dari sisi keluar dari Heat Exchanger tanpa
mempengaruhi kekuatan dan daya tahan dari tube dan tanpa menimbulkan
pengurangan jarak antar tube.

PT. Alocita Mandiri


III - 45
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Suku cadang dari peralatan-peralatan harus tersedia.


 Kemampuan pengontrolan diatur oleh perubahan beban pada sisi masuk dari
vanes yang terletak didalam kompresor. Beban pengaturan berkisar antara
100% sampai dengan 10% di bawah kondisi puncak normal standar ARI.
 Pressure Testing
- Setelah pekerjaan pemipaan dilakukan, sebelum disambungkan ke
outdoor unit, sebelum pembungkusan pipa dengan insulasi dan sebelum
system dinyalakan, pekerjaan pemipaan harus di test tekanan dengan
memakai dry nitrogen sesuai table di bawah ini dan dicek ulang untuk
mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi

Step1 Pressurize to 10.3 Bar 3 minutes or longer Allows discovery of


(149 Psi) major leaks
Step2 Pressurize to 21.5 Bar 5 minutes or longer
(312 Psi)
Step3 Pressurize to 38 Bar Approx 24 HOURS Allows discovery of
(551 Psi) minimum minor leaks

- Sistem pemipaan kemudian harus divacuumed sampai 0.2 torr (-


755mmHg) dan ditahan pada kondisi ini selama minimal 1 jam hingga 4
jam tergantung pada panjang pipa, dengan memakai 2 stage Vacuum
Pump. Pengerjaan ini harus dilakukan sebelum indoor unit
disambungkan pada koneksi listrik.
- Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung berdasarkan
standar dari pabrik dan ditimbang dengan mempertimbangkan panjang
pipa aktual yang terpasang dengan mengacu pada installation manual
dari pabrik.
- Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai
dan dibawah pengawasan dari perwakilan pabrik.
- Jumlah tambahan dari refrigerant ini harus disupply oleh kontraktor
pemasang dan diawasi oleh perwakilan dari pabrik
- Pressure test harus dilakukan oleh kontraktor pemasang dan diawasi
oleh perwakilan pabrik
- Proses vacuum system pemipaan harus dilakukan oleh kontraktor
pemasang dan diawasi oleh perwakilan pabrik.
f. Pipe Material
 Pipa refrigerant haruslah de-oxidized phosphorous seamless copper pipe
sesuai dengan standard JIS H300-C1220T. Baik bagian suction maupun gas
haruslah diinsulasi dengan insulasi yang sesuai dengan rekomendasi pabrik
sehingga tidak terjadi kondensasi
 Pipa refrigerant yang digunakan Denji, Kembla, Attacco.

PT. Alocita Mandiri


III - 46
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Seluruh koneksi shut off valve di dalam outdoor unit harus di brazed untuk
mencegah kebocoran refrigerant
 Peralatan kerja untuk instalasi refrigerasi sistem harus dipakai. Dry Nitrogen
(OFN) harus dialirkan kedalam sistem pemipaan selama dilakukan brazing
sehingga tidak terbentuk karbon didalam pipa yang nantinya bisa merusak
compressor.
 Insulasi pipa refrigerant yang dipakai adalah tipe close cell XLPE dengan fire
rated Class “O” dengan ketebalan minimal 10 mm untuk Suction lines dan 10
mm untuk Liquid lines dan mesti dilindungi dengan penutup pada bagian
yang terexpose dengan sinar matahari, lebih disukai insulation yang 1 merk
dengan pipa refrigerant yang disupply
 Insulation yang digunakan Armaflex, INABA DENKO atau setara.
 Refrigerant yang dipakai Dupont, Honeywell atau setara
 Pekerjaan brazing harus dilakukan oleh kontraktor pemasang dengan
diawasi oleh perwakilan dari pabrik.
g. Fan Coil Unit
 Indoor unit harus dari jenis dan kapasitas yang sesuai dengan yang ada
pada BQ sesuai dengan design condition
 Terdiri dari komponen dasar: Fan, Evaporator koil dan electronic
proportional expansion valve. Electronic proportional expansion valve harus
bisa mengontrol aliran refrigerant kedalam unit indoor sesuai dengan beban
pendinginan yang dibutuhkan oleh ruangan. Control response harus
memakai tipe Proportional Integral Derivative (PID)
 Fan haruslah direct drive centrifugal. Dengan tegangan operasi 220–240 volt
AC, 1 phase dan 50 Hz.
 Indoor type ducted haruslah mempunyai static pressure external yang sesuai
dengan spesifikasi di gambar dan di BQ
 Filter udara untuk type ducted harus disupply oleh kontraktor pemasang.
Filter udara untuk model ductless harus disupply dari pabrik
 Koil evaporator haruslah type DX yang terbuat dari icopper tubes yang
dipasangkan ke alumunium fin secara mekanis.
 Fasilitas Auto swing untuk tipe wall, cassette dan under ceiling haruslah
standard dari pabrik. Pipa 25 mm yang terinsulasi haruslah dipasangkan
sebagai pipa drain dari setiap indoor unit menuju ke daerah pembuangan air
drain.
h. Kontrol
 Sistem kontrol harus memakai 2 kabel dengan diameter inti 0.75mm2-
1.25mm2 tipe PVC non screened CY flexible control cabling dari indoor unit
ke outdoor unit. Sistem kontrol juga harus dilengkapi dengan automatic
address setting function yang merupakan standard
 Remote control untuk indoor unit harus bisa melakukan fungsi: on/off
switching, fan speed selector, thermostat setting dan merupakan tipe liquid
crystal display yang menampilkan temperature setting, operational mode,
PT. Alocita Mandiri
III - 47
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

malfunction code and filter cleaning timing. Juga bisa menampilkan


malfunction code untuk keperluan maintenance
 Kemampuan pengontrolan diatur oleh perubahan beban pada sisi masuk dari
vanes yang terletak didalam kompresor. Beban pengaturan berkisar antara
100% sampai dengan 10% di bawah kondisi puncak normal standar ARI.
Sistem kontrol harus bekerja secara otomatis berdasarkan energi yang
dibutuhkan oleh kompresor.
 Pemasangan peralatan kontrol dihubungkan dengan terminal-terminal pada
peralatan lain secara interlock sebelum pemasangan pipa dan pengkabelan
dilakukan.
 Pompa oil merupakan kesatuan dengan kompressor, sehingga tidak
diperlukan tenaga listrik, untuk menggerakanya.
 Kontraktor harus sudah pernah mengikuti training pemasangan yang
dilakukan oleh perwakilan pabrik dan mendapatkan sertifikat tanda
keberhasilan dalam training yang diikutinya.
 Mesin dapat dimatikan secara otomatis untuk keamanan dari peralatan-
peralatan yang dioperasikan seperti :
- Motor over-current
- Over voltage
- Under voltage
- Bearing High Temperature
- Low refrigerant temperature
- High condenser pressure
- High motor temperature
- High compressor discharge temperature
- Low oil pressure
 Control harus dapat bekerja secara otomatis pada saat terjadi perubahan
beban pada condensing unit, kenaikan temperature pada motor atau
penurunan temperatur refrigeran yang dideteksi oleh signal jika suatu kondisi
ingin tetap dipertahankan konstan, kontrol akan memberikan signal shut
down pada mesin.
i. Equipment Compliant with RoHS Directive
Material yand dipakai untuk membuat unit outdoor dan indoor harus memenuhi
the RoHS Directive (Restriction of Harzardous Substances) pada komponen
electrical dan electronicnya.
j. Garansi dan perawatan
Kontraktor harus memberikan garansi 12 bulan unit (tidak termasuk
consumable materials seperti: Refrigerant, Oil, air filter, fuses) dan biaya servis
dari tanggal hand over.
Tiga kali kunjungan harus dilakukan selama masa garansi untuk memeriksa
kondisi unit (tidak termasuk pekerjaan pembersihan), Laporan tertulis harus

PT. Alocita Mandiri


III - 48
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

diberikan kepada pemilik paling lambat 1 minggu setelah setiap kunjungan


dilakukan
Kontraktor harus mengadakan training kepada Pemilik Proyek mengenai
service dan pengoperasian Air Conditioning. Yang menjalani training adalah
Calon Operator yang ditunjuk Pemilik Proyek, maka setelah training tersebut di
atas dilakukan, harus melapor kepada Pemilik Proyek (owner) mengenai hasil
training tersebut di atas.

5. Pekerjaan Ventilasi Mekanik / Fan


a. Ketentuan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan (performance)
peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada gambar rencana.
b. Peralatan ventilasi harus dipasang sesuai dengan yang tertera dalam gambar
dan/atau yang dipersyaratkan dibawah ini. Seluruh pemasangan ventilasi
mekanik harus memenuhi persyaratan setempat, ordonansi dan/atau
peraturan-peraturan yang berlaku.
c. Kontraktor harus menyediakan dan memasang kipas angin (fan) sesuai
dengan gambar dan spesifikasi. Semua fan adalah dari jenis axial, propeller,
centrifugal atau ditentukan sesuai spesifikasi dinamis dan diuji oleh pabriknya.
Setelah terpasang fan tidak boleh menimbulkan suara yang berlebihan. Semua
fan dipasang karet sekelilingnya (peredam getaran) sebelum dipasang. Seluruh
fan harus disetujui penggunaannya oleh Pengawas sebelum pekerjaan
pemasangan dapat dilakukan.
d. Spesifikasi teknis yang harus dipenuhi:
 Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di
negara dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance)
seperti sebagai contoh AMCA standard 210 - 74 di Amerika.
 Fan harus mempunyai pilot light dan on/off switch pada lokasi / panel yang
tertera dalam gambar serta dapat dimonitor dan/atau diremote dari pusat
kontrol panel diruang kontrol yang tersedia.
 Fan dengan daya 1 Hp atau lebih kecil dapat berfasa "single phase".
 Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re-10 E 12 watt
pada octave band mid freq. 60 - 4000 hz.
 Exhaust fan harus memiliki damper yang secara automatik bekerja dengan
motor atau dengan kata lain bila exhaust fan dimatikan (di-off) untuk
dampernya harus dapat tertutup dan sebaliknya.
 Harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya, dan dalam
batas-batas yang normal. Bilamana ternyata noise levelnya tinggi harus
diberi tambahan noise silencer (sound Attenuator) tanpa adanya tambahan
biaya sehingga sound pressure level (SPL) yang dihasilkan tidak lebih dari
40 dB dari jarak 3 m.
 Cara pemasangan dengan rangka kayu yang dibuat sedemikian rupa, dapat
dibuka/pasang kembali untuk maintenance.

PT. Alocita Mandiri


III - 49
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Pada prinsipnya exhaust fan yang dipasang adalah exhaust fan dari type
yang umum digunakan, dimana :
- Kapasitas : sesuai gambar rencana
- Type : sesuai gambar rencana
- Static Pressure : 0,2 - 0,5 in WG
- Warna : ditentukan kemudian
 Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch
dan pilot lamp.
 Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, di daerah outletnya harus
diberi kawat nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan.
 Axial Fan
- Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch dan harus digerakan
langsung.
- Material fan :
Casing : mild steel hot dipped galvanized
Impeller : alluminium die- cast
Shaft : carbon steel
Pelumasan : grease ball bearing
- Bisa dilakukan speed kontrol motor fan.
- Motor dari jenis TEFC, IP 54, isolasi kelas F.
- Untuk fan diameter 500 ke atas, Casing fan harus dilengkapi dengan
acces panel.
- Fan lengkap dengan counter flens untuk peyambungan ke ducting.
- Dilengkapi dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila inlet suction
tidak disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar).
 Propeller Fan (wall atau ceiling fan)
- Fan dari tipe propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila
dinyatakan ceiling fan dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam
gambar.
- Fan harus digerakan langsung.
- Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan
automatic shutter dari jenis alluminium (bila ditunjukkan dalam gambar
rencana).
- Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi
(high pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat
dengan impeller dari alluminium die-cast.
 In-line Centrifugal Fan
- Blade fan harus dirancang aerodinamis, bacward curve dari plate
allumunium dan digerakan langsung.
- Casing terbuat dari heavy gauge (1,4 mm minimum) mild steel lengkap
dengan flange di kedua sisinya untuk menyambung ke ducting dan dicat
akhir dengan epoxy powder.

PT. Alocita Mandiri


III - 50
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

- Fan harus statis dan dinamis balance dari pabriknya.


- Motor harus tahan beroperasi sampai temperatur 40 C dan 95 % RH.
- Fan harus dilengkapi dengan speed kontrol.

6. Filter / Saringan Udara


Spesifikasi Teknis yang harus dipenuhi:
a. Pre filter untuk Indoor Unit, fresh air fan harus dari bahan tipe metallic, harus
fire resistance dan washable tebal 50 mm dengan effisiensi 30-35 % dan
arrestance 94-96 % dalam keadaan low velocity (ASHARAE teest std. 52-76).
b. Filter harus dipasang rapat satu sama lainnya dan begitu juga terhadap frame.
Tidak dibolehkan adanya celah yang ditutup dengan plat disebabkan
kurangnya ukuran filter.
c. Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosur merk filter
tersebut terhadap type dan effisiensinya.
d. Tahanan aliran udara mula-mula pada kecepatan 1,52 m/s (300 fpm) tidak
boleh lebih dari 20 Pa (0,08” WG) dan tahanan udara pada akhirnya
maksimum 125 Pa (0,5” WG). Filter harus dapat dioperasikan pada kecepatan
aliran udara sampai 500 fpm tanpa mengalami kerusakan. Semua filter harus
underwriter laboratory class 1 atau setara. Instalasi filter harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat. Acces harus disediakan untuk tujuan inspeksi
atau pembersihan.

7. Peredam Getaran
a. Meliputi pengadaan dan pemasangan alat peredam getaran (Vibration
Isolation/ Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar seperti Indoor Unit,
Out Door Unit, Split System Unit, Fan dan kalau dirasa perlu juga untuk duct dll.
b. Alat peredam getaran (Vibration Isolator) ini harus dapat meredam getaran
mesin dengan effisiensi 90%. Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai
dengan kebutuhan mesin/unit yang akan diredam getarannya. Peredam getaran
yang terpasang harus sesuai dengan persyaratan/ rekomindasi pabrik pembuat
alat/mesin. Peredam getaran dapat berupa Neoprene Pad, Neoprene Mounts,
Spring Isolators, Restrain Isolators, Pipe Hanger dll.

8. Pekerjaan Ducting
a. Lingkup pekerjaan ducting adalah penyediaan tenaga kerja, pengadaan,
pembuatan, pemasangan dan fabrikasi duct lengkap dengan isolasi/tanpa
isolasi, spliter damper, volume damper, diffuser, grilles, register, dan
attenuator dlsb., berikut peralatan bantu yang menunjang pekerjaan, sehingga
diperoleh suatu instalasi ducting yang lengkap dan baik, serta diuji dengan
seksama agar siap dipergunakan dan sesuai dengan spesifikasi, gambar
rencana dan bill of quantity.

PT. Alocita Mandiri


III - 51
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

b. Publikasi, standard yang digunakan:


 ASHRAE, the Guide and Data Book.
 SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National
Association).
 Carrier Air Conditioning Hand Book.

c. Umum
 Jika tidak diterangkan secara khusus, maka istilah ducting secara umum
berarti pekerjaan duct, fitting, damper, support dan lain-lain
komponen/accessories yang diperlukan untuk melengkapi instalasi ini.
 Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar
yang menunjukkan route dan ukuran ducting. Kontraktor wajib menyesuaikan
dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi
lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan dan
mendapatkan persetujuan dari Pengawas sebelum dilaksanakan.
 Ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana adalah ukuran bersih
dan penampang laluan udara. Jika diperlukan internal lining untuk ukuran
duct tersebut, berarti penampang harus diperbesar sesuai ketebalan lining.
 Bahan duct dari pipa PVC.

9. Grille, Register & Diffuser


a. Pada setiap main duct harus disiapkan volume damper untuk pengaturan udara
b. Diffuser, grille dan register harus terbuat dari bahan alumunium anodized profile.
Pemasangan diffuser/ grille ke plafond harus memakai rubber sponge tebal 6
mm.
c. Untuk diffuser yang supply udaranya berasal dari VAV, maka type diffuser
harus khusus untuk pemakain dengan VAV.
d. Warna untuk diffuser, grille dan register di anodized dengan warna akan
ditentukan kemudian oleh Arsitek / Pengawas.
e. Supply register harus mempunyai vertical dan horizontal blade yang dapat
diatur defleksinya dan memakai volume damper.
f. Grille sama seperti supply register dalam konsstruksinya, tanpa memakai
volume damper.
g. Damper dari diffuser adalah galvanized iron sheet BJLS 80 type: “Opposed
blade damper”. Finishing: di cat hitam.
h. Konstruksi hendaknya cukup kaku dan tidak bergetar karena aliran udara, serta
dapat dikunci pada kedudukan yang dikehendaki.
i. Tidak dibenarkan memakai baut pada permukaan dari diffuser / grille / register.
j. Slot diffuser dari tipe 1, 2, atau 3 slot, material adalah alumunium anodized
dengan warna yang akan ditentukan oleh arsitek.

PT. Alocita Mandiri


III - 52
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

k. Slot harus mempunyai pengarah aliran (deflector) yang baik dalam


konstruksinya, sehingga fungsi deflector betul-betul membentuk pola aliran
yang memenuhi standartnya dan tidak berubah posisi karena aliran udara.
l. Bila slot diffuser adalah menerus (continous) maka sambungan antara harus
memakai alignment strip.

10. Plenum
a. Plenum sesuai dengan dimensinya harus menggunakan material sesuai
dengan ketentuan yang tersebut terdahulu.
b. Seluruh sisi plenum harus diperkuat dengan besi siku 40 x 40 x 3 dan kalau
perlu memakai bracing pada sisi yang paling panjang.

11. Pekerjaan Pemipaan


a. Lingkup pekerjaan pemipaan adalah penyediaan tenaga kerja, pengadaan,
pembuatan, pemasangan instalasi pemipaan lengkap dengan fitting-fitting,
aksesoris dengan isolasi atau tanpa isolasi, berikut peralatan bantu yang dapat
menunjang pekerjaan, sehingga diperoleh suatu instalasi pemipaan yang
lengkap dan baik, serta diuji dengan seksama agar siap dipergunakan dan
sesuai dengan spesifikasi, gambar rencana dan bill of quantity.
b. Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang
tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa.
Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas sebelum dilaksanakan.
c. M a t e r i a l
 Pipa Condensate : Pipa PVC klas AW.
 Pipa Refrigerant : Pipa Tembaga (Copper) ASTM B280 type L/M
d. Konstruksi Pemipaan Refrigerant & Drain untuk Split System.
 Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh system AC,
(refrigerant dan drain/kondensasi) termasuk fitting-fitting dan alat-alat bantu).
 Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan
sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering
dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek
mungkin.
 Kontraktor sudah harus memperhitungkan adanya perbedaan tinggi antara
Kondensing dan Evaporator terhadap adanya panjang pipa yang melebihi
dari standard.
 Sambungan pipa jenis "hard drawn tubing” harus disambung dengan
perantaraan wrought copper fitting atau non porbus brass fittings, dan
dianjurkan dipakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti
nitrogrn kering ke dalam pipa yang sedang disambung untuk
menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.

PT. Alocita Mandiri


III - 53
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Solder lunak "tintead 50-50" tidak boleh dipergunakan, solder tintead 95-5"
dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
 Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau
lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa "precharged refrigerant
lines" yang disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan
persyaratan pabrik.
 Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
 Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan "Ashrae Guide
Book" dan atau persyaratan pabrik.
 Fitting untuk flare points menggunakan jenis standar SAE forged brass flare
menurut ARI standard 720 dengan unit short shank flare.
 Strainer dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum masuk ke thermostatic
expansion valve.

12. Thermometer
a. Dipasang seperti ditunjukkan dalam gambar.
b. Thermometer yang dipasang cocok untuk batas-batas temperatur yang
diperlukan dari media ini.
c. Mempunyai dua bacaan dalam F dan C
d. Type thermometer adalah Industrial tipe dengan posisi sudut pembacaan yang
dapat dirubah-rubah kedudukannya.
e. Sumur dari thermometer harus betul-betul tercelup kedalam media yang diukur
terutama bila ada isolasi pipa.
f. Thermometer harus dikalibrasi dulu sebelum dipasang.

13. Pekerjaan Listrik / Kontrol


a. Lingkup pekerjaan untuk pekerjaan listrik / kontrol ini adalah penyediaan
tenaga kerja, pengadaan, pembuatan, pemasangan seluruh instalasi listrik
termasuk motor listri, pengkabelan, panel-panel dan instrumen kontrol, berikut
peralatan bantu yang dapat menunjang pekerjaan, sehingga diperoleh suatu
instalasi listrik yang lengkap dan baik, serta diuji dengan seksama agar siap
dipergunakan dan sesuai dengan spesifikasi, gambar rencana dan bill of
quantity
b. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel dan
perletakan panel dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang
menunjukkan route, lokasi panel dan perletakan instrument kontrol.
c. Kontraktor harus menyiapkan kabel control dari thermostat menuju Outdoor Unit
dan Indoor Unit dan melakukan penyambungan kabel power dari panel ke
Outdoor/Indoor Unit.
d. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing)
dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya berikut detail-detail yang diperlukan

PT. Alocita Mandiri


III - 54
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

untuk mendapatkan persetujuan Pengawas. Kontraktor wajib mengikuti


peraturan-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh:
 Perusahaan Listrik Negara (PLN)
 Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
 Dinas Pemadam Kebakaran
 Lembaga Pengujian Bahan
 Dinas Keselamatan Kerja
 Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya
e. Spesifikasi Teknis
 Peralatan Listrik
- Motor Listrik
Motor untuk FCU (IU):
 Jenis induction motor, (motor satu permanent split capacitor packaged
dengan dengan thermal overload FCU) protector.
 1 ph/220 V/50 Hz
 3 tingkat kecepatan
 Insulation class E
Motor Fan:
Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah phasa tergantung kapasitas
fan. Motor listrik yang digunakan mempunyai power faktor minimum 0,8.
Putaran motor maximum 1450 rpm (untuk motor tsb. di atas). Motor-motor
yang digunakan harus memenuhi standard NEMA (Amerika), B.S (Inggris),
DIN (Jerman), dan JIS (Jepang).
- Panel Starter
• Star Delta Starter : Bila motor kapasitas 7,5 HP keatas.
• Direct on Line : Bila motor kapasitas dibawah 7,5 HP.
• Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp (green, red, white),
voltmeter serta ampermeter dengan selector switch untuk 3 phase, plat
nama untuk peralatan yang dilayani serta push button ON, OFF dan
disconneting switch bila memakai remote starstop.
 Peralatan Kontrol
- Temperatur Controller (TC)
• Fungsi control : PI
• Supply voltage/ current : 16 V DC/10 mA
• Ambient temp/RH : max. 50 ° C 90 % RH
• Control output (Output voltage) : 2 - 10 V
• Control input : 0-16 V DC/max 0,1 mA Input voltage/
current
- Temperatur Sensor (TS)
• Temperatur detector dari type thermistar.
• Max. Temp. 100 ° C.

PT. Alocita Mandiri


III - 55
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Catatan : Temperatur Controller (TC) dan Temperatur Sensor (TS)


atau gabungan dari TC dan TS (Thermostat) menggunakan
merek yang sama dan dari jenis yang sesuai untuk
kebutuhannya.
 Wiring
- Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam PVC
conduit JIS standard.
- Wiring diagram disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan.
- Kabel yang dipasang di dalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang
sekurang kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan
pelindung, kemudian dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug
kembali.
- Pada route kabel, setiap 50 m dan setiap belokan diberi tanda adanya
galian kabel dan tanda arah kabel.
- Untuk kabel yang menyeberangi drainase, jalan raya atau instalasi lainnya,
harus dilindungi dengan pipa galvanis kelas medium.
- Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
- Jari-jari pembelokan kabel, minimum 15 kali diameter kabel.
- Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel schoen"
harus kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus
menggunakan timah pateri lalu dipres hydraulis.
- Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
- Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai
metal flexible conduit.
- Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan
diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
- Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem
penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
- Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal atau Kabelindo
atau setara.
- Semua panel star delta dilengkapi dengan :
• Pilot lamp : red, green, white.
• Ampere meter : untuk 3 ph dengan selector phase switch
• Voltmeter : untuk 3 ph dengan selector phase switch
• Disconnecting switch untuk remote start stop.
• Pilot lamp. :R-S-T
- Centralized Remote Start Stop untuk peralatan-peralatan yang ditunjukkan
pada panel diagram ditempatkan di ruang control. Panel remote harus
dilengkapi untuk masing-masing peralatan dengan pilot lamp (red, green,
white) dan plat nama masing-masing peralatan dll. sesuai dengan detail
drawing.

PT. Alocita Mandiri


III - 56
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

14. Pekerjaan Lain


a. Sebelum dilaksanakan pekerjaan untuk masing-masing peralatan, Kontraktor
harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi kepada Pengawas
untuk diperiksa dan disetujui.
b. Pondasi peralatan-peralatan harus mengikuti petunjuk/pedoman pabrik
pembuat peralatan-peralatan tersebut.
c. Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran
(vibration eliminators) untuk melindungi, bangunan dari suara berisik dan
getaran yang ditimbulkan oleh mesin-mesin.
d. Kontraktor harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar
rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau
penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa yang diperlukan.
e. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan atau
penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil,
batang (rod) atau strip sesuai dengan gambar rencana atau kerja yang
disetujui. Semua dudukan harus mempunyai pelat-pelat (flanges) yang cukup
dan dibuat pada lantai.
f. Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan
harus berkonsultasi dengan Pengawasl.
g. Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh dudukan
dudukan atau penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat
terbagi cukup merata sehingga tidak menimbulkan tegangan- tegangan yang
tidak wajar.
h. Kontraktor harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission)
kedalam ruangan-ruangan yang dihuni.
i. Dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.
j. Kontraktor harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang mungkin
diperlukan untuk memenuhi persyaratan tersebut.

15. Testing Adjusting dan Balancing


a. Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing
untuk seluruh sistem tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan
besaran-besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar-
gambar rencana sehingga system betul- betul dapat berfungsi dengan baik dan
sesuai dengan rencana.
b. Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar harus
mengikuti standard atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti
tandard NEBB, ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-
peralatan ukur yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB tsb.
c. Kontraktor minimal harus memeliki peralatan ukur seperti dibawah ini:

PT. Alocita Mandiri


III - 57
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Pengukuran laju aliran udara


- Pitot tube dengan inclined manometer Anemometer dan sejenisnya.
- Hood untuk mengukur udara didiffuser.
 Pengukuran temperatur udara
- Sling psychrometric
- Thermometer
 Pengukuran putaran (rpm)
- Tachometer atau sejenisnya
 Pengukuran listrik
- Voltmeter
- Ampermeter / ampertang
 Pengukuran tekanan
- Barometer / pressure gauge
 Tool (alat-alat kerja) yang diperlukan dalam merubah setting/ kedudukan dari
peralatan balancing.
d. Pelaksanaan TAB
 Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistim dan bagian -
bagiannya, sehingga didapatkan besaran - besaran pengukuran yang sesuai
atau mendekati besaran besaran yang ditentukan dalam rencana.
 Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran-besaran yang ditentukan dalam design, juga diwajibkan
melaksanakan pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak tercantum
dalam gambar rencana, tapi besaran ini sangat diperlukan dalam
penentuan kondisi dan kemampuan peralatan dan juga sebagai data data
yang diperlukan bagi pihak maintenance dan operation.
 Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap
besaran-besaran lainnya yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus
dituangkan dalam suatu laporan yang bentuknya (formnya) sudah disetujui
oleh pengawas.
 Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang sudah
berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
 Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh pengawas, dimana
hasil- hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh
pengawas dan dalam laporannya ikut menanda tangani.
 Sebelum melaksanakan TAB, Kontrator harus membuat suatu rencana kerja,
mengenai prosedur pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian
pekerjaan, dan prosedur ini agar dibicarakan dengan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.
 Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus menyiapkan suatu bentuk
formulir yang berisi item-item yang akan dilakukan untuk masing-masing
sistem yang akan dilakukan pengetesan.
e. Prosedur Testing and Adjusting

PT. Alocita Mandiri


III - 58
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Test dan sesuaikan putaran blower sesuai kebutuhan design.


 Test dan catat motor full load amper.
 Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapatkan
cfm dan fan sesuai design.
 Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan.
 Test dan sesuaikan cfm atau l/s untuk sirkulasi udara.
 Test dan sesuaikan kebutuhan udara luar untuk masing-masing FCU/ FAN.
 Test dan catat temp. d b dan w b dari udara masuk dan keluar dari coil.
 Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang-cabang utama
 Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing-masing zone
 Test dan sesuaikan masing-masing diffuser/grille terhadap kapasitas dalam
batas % yang dibolehkan.
 Indentifikasi ukuran, type, masing-masing diffuser dan lakukan recheck
terhadap performance dari jenis diffuser.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No. Uraian Merk

1. AC Splite Sistem Daikin, LG, Toshiba, Samsung


2. Fan National, KDK, Kruger
3. Komponen Panel Listrik Shenaider, ABB, LS
4. Isolasi Pipa Armaflex, Thermaflex, Insulflex
5. Pipa Tembaga Kembla, Crane
6. Pipa PVC Pralon, Rucika, Wavin, Unilon

7. Kabel Listrik Kabel Metal, Supreme


Sigma Cool, Prima Wangi,
8. Grille
Confordaire
Sigma Cool, Prima Wangi,
9. Diffuser
Confordaire
10. Peredam Getaran Kinetek, Mason, National

PASAL 6
PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT

1. Umum
a. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-

PT. Alocita Mandiri


III - 59
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-


ketentuan pada spesifikasi ini.
b. Gambar rencana dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi
bersifat mengikat
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut,
sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
d. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh
tenaga instalatur yang mempunyai reputasi yang baik, yang cakap dan
berpengalaman dalam bidangnya, serta terdaftar sebagai instalatir resmi PLN
dengan memegang pas instalatir kelas tertinggi (D) yang masih berlaku untuk
tahun terakhir yang berjalan.
e. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Peraturan Umum
Instalasi Listrik di Indonesia edisi terakhir tahun 2011 (PUIL) dan Peraturan
PLN (SPLN)" sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah
setempat dan standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN).

2. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi seluruh pekerjaan instalasi elektrikal yaitu penyediaan tenaga kerja,
pengadaan, pembuatan, pemasangan Instalasi Sistem elektrikal, bahan-bahan
utama dan pembantu, sehingga diperoleh suatu instalasi elektrikal yang
lengkap dan baik, serta diuji dengan seksama agar siap dipergunakan dan
sesuai dengan spesifikasi, gambar rencana dan bill of quantity.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang
disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara
lain:
 Sistim penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan
konduit, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
 Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga
 Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama (PDTR)
secara lengkap.
 Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
 Pekerjaan pentanahan / grounding
c. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah
disebutkan dalam gambar / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang
tidak disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk memperoleh
suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
d. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi
listrik yang terpasang.

PT. Alocita Mandiri


III - 60
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

e. Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta


persyaratan dari keperluan instalasi, instalasi harus menyesuaikan kondisi
setempat pada proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan
dengan kontruksi dan detail akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar
lainnya harus berkaitan dengan kontruksi detail yang berhubungan dengan
masing-masing pekerjaan. Kontraktor harus melengkapi seluruh keperluan lebih
lanjut seperti "shop drawing" dan gambar-gambar detail.
f. Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap,
Kontraktor wajib menyerahkan kepada Pengawas sebanyak 4 (empat) set
gambar yang disebut "as built drawing" yaitu gambar dari semua material,
peralatan dan instalasi sistem listrik.

3. Persyaratan, Jenis, Mutu Bahan dan Peralatan


a. Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru
dan material harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus
dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai
ketrampilan yang memuaskan. Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah
diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya. Kontraktor harus
melengkapi surat sertifikat yang syah untuk setiap personal ahli, yang
menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus
ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian
masing-masing.
b. Pada waktu mengajukan penawaran, Kontraktor harus menyertakan /
melampirkan "Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan
yang akan dipasang pada proyek dan harus disebutkan pabrik, merk,
manufacturer, type, lengkap dengan brosur/katalog. Ini adalah mengikat dan
harus diajukan lengkap tidak boleh sebagian-sebagian.
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik / merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Kontraktor wajib menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan.
c. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
Kontraktor. Contoh-contoh tersebut (mock-up) dimasukkan paling lambat 14
(empat belas) hari kerja sebelum pekerjaan ini dimulai.
d. Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara
memadai oleh Kontraktor, sebelum selama pengerjaan dan sesudah selesai
instalasi (dalam masa garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami
kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang
tidak memadai tidak dapat diterima untuk instalasi proyek.
e. Kontraktor harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan) untuk instalasi
dan pemeliharaan dari instalasi listrik. Bukaan-bukaan (access opening) yang
terdapat pada konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, langit-langit, dan

PT. Alocita Mandiri


III - 61
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

seterusnya begitu pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang


tepat bagi permukaan peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan
dipindahkan tanpa mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang
berdekatan.
f. Panel Tegangan Rendah
 Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang
harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang
dimaksud untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan
solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN,
BS, NEMA dan sebagainya.
 Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi
dan seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat
dengan cat bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak
Owner. Pintu panelpanel harus dilengkapi dengan master key.
 Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan dan atau
penyambungan pada komponen dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa
mengganggu komponen-komponen lainnya.
 Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluannya dan telah disetujui oleh Pengawas. Spare space harus
disediakan seusai gambar.
 Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
 Komponen panel :
Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya
harus buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel
dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
Busbar
 Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar
phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding.
Besarnya busbar harus diperhitungkan dengan besar arus yang
mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan
suhu lebih besar dari 65°C. Untuk itu penampang busbar harus
sesuai ketentuan dalam PUIL 2011.
 Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN,
dimana lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas
yang timbul.
 Busbar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya
dilapis dengan lapisan perak dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya
disesuaikan dengan aturan PUIL (daftar no. 630-DI-D4/PUIL 2011).

PT. Alocita Mandiri


III - 62
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator


dengan kuat dan baik ke rangka panel. Semua busbar/rel harus
dicat dengan warna yang sesuai dengan disebutkan pada PUIL.
Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur 75 °C.
 Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk
sistem 3 , 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel
harus mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan
sebuah bus penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada
frame dan panel dilengkapi klem untuk pentanahan. dari panel
peralatan perlu diketanahkan maximum 2 .
• Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum
conduktivitas 98%, rating amper sesuai gambar.
• Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai
berikut:
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning
Circuit Breaker Motor Operated
 Rating arus : sesuai gambar rencana
 Insulation rating : 750 V AC
 Voltage Rating : 380 V, 50 Hz
 Rated Breaking Cap : 70 kA (500 V, 50 Hz) dengan Arc chute
 Relay : Thermis dan magnetis over current release,
under voltage release, Auxiliary contact block
(2 NO+1 NC) Electrical interlocking dengan
CB genset.
 Drive : Motor, 220 V, 50 Hz
 Penggunaan MCCB untuk :
- Outgoing pada PDTR
- Incoming pada panel beban sampai dengan minimal 20A
1 phase
- Breaking capasity sesuai dengan Gambar Rencana.
 Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneouse magnetic unit
 Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi
shunt trip terminal.
Moulded Case Circuit Breaker
 Insulation rating : 380 V
 Dilengkapi dengan : Thermal Release dan Electronic Over Current
 Rating Arus In : 16 A Breaking cap 10 kA
32 A Breaking cap 10 kA
50 A Breaking cap 25 kA

PT. Alocita Mandiri


III - 63
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

100 A Breaking cap 50 kA


Dan lain lain sesuai gambar rencana

Miniature Circuit Breaker


 Rated Voltage : 380 V, 50 Hz
 Breaker Cap Min : 10 kA (380 V)
 Tipe : Memiliki Instantheous Tripping Valve
sebesar 122 kali arus in
 Model : G breaker
Relay-Relay
 Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder PLN, dilengkapi
dengan relay proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV
(under voltage).
 Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV,
EF (earth fault) dan RP (reverse power).
Selector Switch
Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC
insulation 660 V.
Rotary Switch (On Off Cam Switch)
 Rated Tegangan : 500 V ZC
 Rated Arus max : 63 A
 Pemasangan pada base plate, jumlah pole : 4 pole
Lampu Indikator
Tube lamp pijar 5 watt diameter 54 mm, warna : merah, kuning, biru
Push Button
Panel mounting, double on - 1, off - 0. Semua push button dilengkapi
dengan lampu indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off
Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran
96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh
induksi serta bersertifikat tera dari LMK / PLN ( minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai:
- KW meter
Rated voltage : 3 x 380 Volt
Rated current output transformer : 1,2 x In Continue
Ocuracy Class : 2,0
Baseplate of moulded plastic
The Register : 6 (six) cipher rollers
double pengukuran
- Amperemeter
Class : 1,5

PT. Alocita Mandiri


III - 64
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Overload cap : 1,2 x In Continue


Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 – 2.500 A
Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
Ketelitian : + 1,5% untuk pengukuran AC
- Voltmeter
Class : 1,5
Overload cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 – 500 A
Ketelitian : + 1,5% untuk pengukuran AC
- Frequency Meter
- Cos Phi Meter
Saklar Tunggal / Ganda
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC
Type : Decorative push-push, flush, segi empat
Plates : Steel
Socket Outlet dan Switch tipe Dinding
Type : Flush
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A
Untuk outlet + switch : 10 A / 16 A
Bentuk : Persegi dengan outlet, switch, pilot lamp
Cord Outlet
Flush type, untuk cord outlet telephone, telex, sound system, dll
Bentuk : persegi dengan outlet plate: stainless steel
Grid Swicth
Rocker mekanisme, modular, grid system
Rating switch : 20 A one way SP switch
Group : 4, 6, 12, 18, dan 24 group
Plates : Stainless Steel
g. Panel Kontrol Genset (PKG)
 Umum
Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE / DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL 2011.
Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di Zinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat
dengan powder coating, warna abu – abu Kanzai atau akan ditentukan
kemudian.
Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-

PT. Alocita Mandiri


III - 65
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen -


komponen lainnya.
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase
R-ST, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding, besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut
tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65°C. Setiap busbar copper harus
diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk
memberi warna busbar dan seluruh harus spasi dari jenis yang tahan
terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semiflush mounting dalam kotak
tahan getaran, untuk Ampere meter dan Volt meter dengan ukuran 96 x 96
mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi
serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis
alat ukur). Panel control dilengkapi dengan peralatan proteksi seperti :
 Short circuit
 Over current
 Under voltage dan Over voltage
 Ground fault (earth fault current)
 Over load
 Reverse power relay
 Gangguan lain sesuai standard pabrik pembuat
 Emergency shut-down system
Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan, sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas.
PKG harus mampu melayani dan mengontrol genset seperti yang dijelaskan
pada spesifikasi teknis diesel genset.
Start Blocking pada saat terjadi kebakaran atau AMF setelah menerima
sinyal general alarm dari sistem MCFA gedung.
Main CB outgoing / beban PKG tidak akan bekerja atau ON pada saat terjadi
kebakaran atau AMF setelah menerima sinyal general alarm dari system
MCFA gedung.
 Fungsi Operasi PKG + AMF
Untuk pengaturan diesel genset secara manual baik untuk keperluan
operasi ataupun pengetesan berkala.
Untuk pengaturan diesel genset secara otomatik, auto synchron, auto load
sharing, pada waktu PLN padam dan auto stop pada saat PLN sudah
hidup kembali. Untuk fungsi engine shutt-down pada saat terjadi kelainan
operasi mesin.
 Sistem Operasi PKG
PKG harus dapat mengontrol unit genset, seperti dijelaskan dalam lingkup
pekerjaan diesel generating set .
PKG terdiri atas beberapa cubicle paling kurang sebagai berikut:

PT. Alocita Mandiri


III - 66
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

1 Cubicle Incoming G1
1 Cubicle Outgoing G1
 Instalasi
Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya dan harus rata (horizontal).
Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan
gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam. Semua panel harus ditanahkan.
 Ketentuan Teknis Bahan dan peralatan
Panel Kontrol Generator (PK), AMF, Automatic load sharing
Type : Free standing, front operated
Tegangan : 380 – 415 V
Protection device : Circuit breaker minimum 24 kA dengan over
current Short circuit, under voltage dan over voltage
relay, earth fault relay dan reserve power relay.
Protection : IP 23
Measuring Device :
 Ammeter c/w current transformator
 Voltmeter c/w 7 step selector switch
 Frequency meter
 Power factor meter
 KWH meter
 KW meter
 Hours meter
 DC Volt meter
 DC Ampere meter
Signal Lamps :
 Main CB “ON”
 Main Failure
 Genset Running
 Genset on Load
 Alarm Enable
 Battery On
 Low Oil Pressure
 Over Temperatur
 Engine Over Speed
 Start Failure
 Under Voltage
 Charge Failure
 Reverse Power
 Emergency Stop
 CB Tripped

PT. Alocita Mandiri


III - 67
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Push Button :
 Signal Lamp Test
 Signal Reset
 Emergency Stop
 CB “ Closed”
 CB “ Open”
h. Kabel Tegangan Rendah
 Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas.
 Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang
harus memenuhi persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur
35°C, temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh
melebihi 70°C dan temperatur maksimum kabel untuk arus hubung singkat
tidak boleh lebih 250°C.
 Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah jenis NYY, NYM,
NYA, NYFGbY, FRC, NYMHY, BCC. Untuk kabel feeder / power dari jenis
NYY, kabel penerangan dipergunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel
grounding dari jenis BCC
 Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6
KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM
 Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm²
 Kabel harus terdiri atas :
 Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin
atau tembaga "compacted" yang dipilin.
 Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun
penghantar netral.
 Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar
phasa dan pengisi ruangan diantara kawat phasa.
 Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
 Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai
dengan persyaratan IEC (NYFGbY).
 Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung
 Kabel FRC (kabel tahan api) harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
 Fire Resistance
 Fire Retardant
 Low Smoke
 Halogen Free
 Low toxicity
 Low corrosivity
 Ambient Temperature : 20 – 60ºC
i. Fixtures dan Armature

PT. Alocita Mandiri


III - 68
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat
dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya
harus rapih dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk housing fixture
minimum 0,7 mm. Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh dari semua
fixture yang akan dipasang kepada Pengawas untuk disetujui.
 Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus
ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil
dari 2,5 mm², kawat-kawat harus dilindungi dengan "tape" atau "tubing"
disemua tempat dimana mungkin ada abrasi.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali
dimana diperlukan penggantungan rantai atau kalau pemasangan /
perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam
suatu armature dan penggantungan dan harus terus menerus utuh mulai dari
kotak sambung ke terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu.
Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak
merusak kabel.
 Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai
dengan persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder
dan base type edison screw, untuk lamp holder type edison screw kabel
netral tidak boleh dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan lain.
Lampu fluorescent haruslah dari jenis cool white.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan
factor daya harus dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini
besarnya "microfarad" dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu
ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor
menjadi sekurang-kurangnya 0,95.
1. Reccessed Mounted (RM)
 Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan
cat powder coating warna putih.
 Reflector dibuat dari alumunium mirror tebal 0.45 mm.
 Louver dibuat dari alaumunium anodized double mirror (M4)
 Daya yang dipakai adalah sesuai dengan Gambar Rencana.
 Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) TL-D
atau sesuai dengan persetujuan Pengawas.
2. Lampu TL-LED
 Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan
cat powder coating warna putih
 Tabung lampu yang dipakai adalah TL-LED 18 watt atau sesuai dengan
persetujuan Pengawas.
 Lampu Fluorescent/TL ESS 18 Watt Standar
- Lampu Fluorescent gas discharge tube type, standar, warna putih.

- Ballast dengan maximum losses ± 9,5 Watt, 220 Volt.

PT. Alocita Mandiri


III - 69
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Kapasitor yang menghasilkan minimum P.F. 0,95 (kapasitor 3,25 f).


-

- Starter swicth, terminal dengan tube fitting, rotary lock.

- Lumen output minimum 3.100 lumen (setelah 100 jam nyala).

 Lampu TL ESS13 Watt


- Lampu type standar, warna putih.

- Ballast dengan maximum losses ± 9 Watt, 220 Volt.

- Kapasitas yang menghasilkan minimum P.F. 0,95 (kapasitas 450 f).

- Starter swicth, terminal dengan tube fitting, rotary lock.

- Lumen output minimum 1.200 lumen (setelah 100 jam nyala).

3. Lampu Tabung (Down Light Recessed Mounted)


 Housing allumunium cylinder, brown polycarbonate dibagian dalam,
dilengkapi dengan black bayonet fitting diaphram dan reflector. Lampu:
LED 8 watt dan 13 watt, posisi pemasangan sesuai gambar rencana
 Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium tebal
minimal 1.2 mm.
 Braket penggantung terbuat dari plat baja tebal 0.8 mm finishing
 Lamp holder menggunakan standard E - 27.
 Diameter dari kap lampu minimal 150 mm (6 inch).
 Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLC atau
sesuai gambar. Contoh harus disetujui oleh Pengawas.
4. Lampu Wastafel (GMS)
 Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan
cat powder coating warna putih
 Cover terbuat dari acrylic tebal 2.0 mm
 Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) atau
sesuai dengan persetujuan Pengawas.
5. Armature Lampu / Fixtures TL LED
 Armature TL ESS 2 x 18 Watt Recessed Mounting Air Troffer
- Housing : Bahan plat besi 0,7
Pembuatan dengan mesin, semua komponen listrik
berada di dalam housing lampu (built in)
- Reflektor : Louver type mirror optic
- Memakai lamp holder yang merupakan kesatuan dari 2 buah lampu
TL LED
Konstruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian
rupa agar mudah dapat dibuka/dilepas untuk perbaikan/penggantian
komponen yang berada di dalamnya. Rumahan dan reflector harus
dilengkapi dengan sekrup, agar dapat dilepas pada waktu
memerlukan perbaikan.
Seluruh rumahan dan reflector harus dilapisi dengan cat dasar, serta
diberi lapisan cat akhir berwarna putih. Pengecatan dengan cara

PT. Alocita Mandiri


III - 70
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

"stove enamelled/bake enamelled" (cat bakar). Seluruh armature


harus lengkap dengan rangka dudukan/gantunganya
 Armature TL LED ESS 2 x 18 Watt, Open Type/Balk, Tanpa Reflector
- Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi
butir a diatas.
 Armature TL LED ESS 1 x 18 Watt, Open Type
- Armature merupakan jenis open type.
- Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi
butir a diatas.
6. Obstruction Light
Bracket, support dari cast allumunium alloy, kaca aviation red glass lens.
Lampu 60 Watt, type GLS atau reinforce construction lamp 60 Watt,
ukuran 130 x 260 mm.
7. Lampu Tanda Arah Kebakaran / Emergency Exit Lamp
Dipasang pada beberapa tempat sesuai dengan Gambar Rencana lampu
tersebut ditandai dengan arah panah dan tanda "KELUAR" dengan
warna merah, untuk lampu yang dipasang ditengah coridor dipasang 2
(dua) sisi (double side) sedang lampu pada dinding 1 (satu) sisi (single
side).
Rumah lampu dari plat baja/besi tebal min 0,5 mm dengan cat powder
coating warna putih sera cover terbuat dari acrylic dengan tebal 2 mm.
Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis cool daylight / 54 atau
dengan persetujuan Pengawas.
Dilengkapi dengan Ni Cad battery, charger dan peralatan kontrol lainnya,
lampu tetap menyala baik pada saat sumber PLN ada gangguan.
Instalasi dipasang sebelum swicth/CB utama pada incoming feeder panel
sedemikian rupa sehingga sejauh masih ada tegangan pada kabel feeder
utama, maka lampu tersebut tetap nyala dan sebaliknya untuk
emergency exit lamp atau diambil dari rangkaian stop kontak.
Spesifikasi Teknis :
Type : Maintained Free
Durasi : 4 jam
Daya Lampu : PL 10 Watt Exit Lamp,
18 Watt DC Emergency
Input Voltage : 220 V, 50 Hz
Power Comsumption : 20 VA
Body : Epoxy coated zintec sheet steel.
Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery dapat
bekerja selama ± 5 tahun dan diberikan garansi minimum 2 tahun.
8. Lampu Taman (Garden Lighting)
Housing bulat bahan cast alumunium atau bronze safety grill bahan
alumunium atau bronze untuk pengaman dari pengontrol silau, lensa

PT. Alocita Mandiri


III - 71
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

convex yang polos (clear), high impact glass dan waterproof, lengkap
dengan dudukan.
Daya : HID 150 Watt/220 v, 50 Hz
Type : IA3 - N, Colour Natural.
Under Ground
 Fitting lampu : standar E-27
9. Lampu Taman Lingkungan (Landscape ligthing)
Housing bahan cast allumunium dan stainless steel, lensa penutup
trosted lexan: clear molded glass. Lampu dilengkapi tiang ø 82/76 mm
dengan anchor rods dan mounting plate dan socket bi-pin pash in. Tiang
bahan galvanized steel tinggi 30 Cm / 10 Cm, standart warna tiang
lengkap accessories.
Daya : 1 x PLC 13 W / 220 V, 50 Hz
Type : DB 14-H / DB 30-H
 Fitting lampu : standar E-27
10. Ballast
Ballast harus leak proof, mempunyai temperature kerja rendah, noise-
less, ballast dengan rumahan dari bahan polyester. Untuk lampu TL
dengan 2 (dua) lampu disusun/digunakan "twin lamp ballast"/2 (dua)
ballast (anti stroboscopic).
Rated tegangan 220 Volt. Rugi-rugi/losses ballast tidak lebih besar dari :
TL 15 Watt, losses max. 7,5 Watt
TL 20 Watt, losses max. 9,0 Watt
TL 28 Watt, losses max. 9,5 Watt
Ballast harus dilengkapi dengan connection terminal.
11. Lamp Holder dan Starter Holder (Sochets)
Lamp holder dan starter holder dari material white plastic, unobtrusive
dan touchproof. Lamp holder dan starter holder antri vibration contact.
Rating lock lamp holder type, dengan atau tanpa starter socket yang
disesuaikan dengan rumahan yang digunakan. Untuk lamp TL led 2 x 28
Watt continue row, tanpa atau pakai air troffer harus memakai twin lamp
holder (merupakan 2 lamp holder menjadi satu unit).
12. Starter
Starter untuk lamp fluorescent mempunyai reliability. Terbuat dari high
quality white polycarbonate. Rating starter disesuaikan dengan rating
lampu TL.
13. Kabel
Kabel instalasi penerangan dan general outlet jenis NYM,
penampang 2,5 mm² dipasang dalam konduit jenis 3/4" standar
lengkap accessories.
Kabel yang digunakan harus memenuhi persyaratan SII dan SPLN.
Kabel tahan api: seperti dalam daftar material

PT. Alocita Mandiri


III - 72
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

j. Kotak Kontak dan Saklar


 Kotak kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata
adalah tipe pemasangan masuk / inbow (flush mounting).
 Kotak kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan
mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow)
mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang
bulat.
 Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
 Kotak kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali
ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water dicht
(WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau
sesuai gambar
k. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL 2011.
l. Rak kabel / cable Tray
 Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
 Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum 1
meter. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak
akan berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum
dicat akhir dengan warna abu-abu.
 Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik

4. Perlengkapan Instalasi
a. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal
dan mudah perawatan.
b. Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
c. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna
kabel harus sama.
d. Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup
pengaman.

5. Persyaratan Teknis Pemasangan


a. Instalasi / Konstruksi Panel
 Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja
untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
 Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat
dan harus rata (horizontal).

PT. Alocita Mandiri


III - 73
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan


dengan kondisi setempat.
 Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel
dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe
panel. Maka bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu / penggantung maka
Kontraktor harus menyediakannya dan memasangnya sekalipun tidak tertera
pada gambar.
 Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 0,2 mm,
atau dibuat dari bahan lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk
"panel board" mempunyai ukuran yang proposionil seperti dipersyaratkan
untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar
perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel
yang dipakai tidak terlalu penuh/ padat
 Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada
cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel
board" serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus
diatur sedemikian sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10
cm untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan
kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci,
dengan sistem master key.
 Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel-kabel dari / ke terminal
panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok
secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang
menempel tembok (outbow), kabel-kabel dari/ke terminal panel harus melalui
tangga kabel.
 Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable
lug) yang sesuai.
 Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm
dari lantai terhadap as panel.
 Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
 Semua panel harus ditanahkan.
 Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat
dengan dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc
chromate primer". Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan
anti karat yaitu:
 Bagian dalam dari box dan pintu.
 Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu
dicat
Kalau seluruhnya terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus
dicat dengan cat bakar.

PT. Alocita Mandiri


III - 74
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk
lain. Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan. Panel distribusi utama harus dari jenis in door type terbuat dari
plat baja tebal minimum 2 mm.
Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang bisa
mempertahankan strukturnya oleh strees mekanis pada waktu hubung
singkat Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan
sisi dengan plat-plat penutup (metal clad) harus cukup louvers untuk ventilasi
dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang
mengalirkan arus dan bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan
persyaratan PUIL-1987LMK/ VDE untuk peralatan yang tertutup. Material-
material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan percikan air. Semua meteran dan tombol transfer yang
dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan panel yang berengsel
yang tersembunyi.
 Seluruh kabinet, panel kontrol, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar, dan
bagian-bagian lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain,
harus dibuatkan papan nama untuk mengindentifikasi/ penggunaan nama
alat tersebut. Papan nama harus terbuat dari back plat stainless steel dengan
huruf digravier timbul.
Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran 1,5 inches (3,81 cm) tinggi
dengan lebar seperlunya dengan tinggi huruf 1,0 inches (2,54 cm), untuk
ukuran yang lebih kecil dimana penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches
(3,81 cm) tinggi dari plat. Dan ketebalan plat minimum 3 mm.
 Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup
dengan menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang
diberi nikel (atau stainless) dengan ring tembaga.
 Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan
tersebut harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung
dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat
berupa equipment busbar, panel baru, switch, circuit breaker dan lain-lain.
 Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar.
Meter-meter adalah dari type "moving iron vane type" khusus untuk panel,
dengan scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran,
dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan skala linier dan
ketelitian 1,5%. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter (Voltmeter Selector
Switch) harus ditandai dengan jelas.
 Trafo arus adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela dengan
perbandingan kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden
sesuai dengan standar-standar VDE. Pemasangan harus kuat dan dapat
menahan gaya-gaya dan mekanis pada waktu terjadinya hubungan singkat.

PT. Alocita Mandiri


III - 75
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/ bengkel secara


lengkap serta dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran
minimum adalah 1,5 mm2 dari type 600 Volt.
 Peralatan pengaman adalah pemutus daya dengan rumah tuangan, thermal
dan magnetis trip dengan breaking capacity yang cukup (sesuai beban) pada
panel induk minimal 60 kA.
 Semua tutup muka panel dilengkapi dengan :
 Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R, S dan T.
 Warna-warna untuk pilot lamp :
- Untuk phasa R : warna merah
- Untuk phasa S : warna kuning
- Untuk phasa T : warna biru.
b. Instalasi Kabel
 Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas
ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kawat dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara
dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang
lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.
 Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban
 Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
 Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada tangga
kabel, diklem dan disusun rapi.
 Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
Tdoos untuk instalasi penerangan.
 Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
 Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
 Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
 Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
 Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu
rak kabel.
 Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
konduit.

PT. Alocita Mandiri


III - 76
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik


dalam feeder maupun cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-kotak
penghubung yang bisa dicapai (accessible).
 Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
 Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat
lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang
diisolasi dengan porselein atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya
disesuaikan dengan diameter kabel.
 Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain
tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran
perwakilan pemerintah dan atau manufacturer.
 Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
 Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
 Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus
uji dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
 Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan
tersebut harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung
dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat
berupa equipment busbar, panel baru, switch, circuit breaker dan lain-lain.
 Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan
isolasi minimum 500 kilo ohm.
• Instalasi Kabel Bawah Tanah
- Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman minimal 100 cm,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15
cm dan di atasnya diamankan dengan batu bata press sebagai
pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan
dengan jumlah kabel.
- Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau
instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan
pelindung pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap
belokan harus ada tanda arah jalannya kabel.
- Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukan dalam gambar / RKS.
- Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah di
setiap jarak 1 meter.

PT. Alocita Mandiri


III - 77
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Pengawas


-
memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
- Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok
beton 20 x 20 x 60 cm dan bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-
patok ini dicat kuning dan bertulisan merah.
- Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan
pipa sleeve, pipa ini minimal dari Metal (Pipa GIP).
- Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
- Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
- Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x
diameternya. Di atas belokantersebut diletakan patok beton
bertuliskan “KABEL TANAH” dan arah belok.
- Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.
• Instalasi Kabel Tenaga
- Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan
gambar dan kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam
menentukan letak tersebut dapat meminta petunjuk Pengawas.
- Kontraktor wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
- Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik / rapi
sehingga tidak saling tindih dan membelit.
- Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau
yang menelusuri dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa
pelindung. Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka
harus dilengkapi dengan klem-klem dan perlengkapan penahan
lainnya, sehingga nampak rapi.
- Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa
fleksibel. Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1
inchi harus menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan
radius min. 15 x diameter kabel.
- Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna
kabel harus disesuaikan dengan phasanya.
- Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel
mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan
arah beban. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi
berwarna untuk mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
- Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga
kabel (cable ladder), diklem dan disusun rapi.
- Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
- Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi
dengan sepatu kabel untuk terminasinya.

PT. Alocita Mandiri


III - 78
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus


-
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan
timah pateri.
- Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus
mempergunakan kabel support minimum setiap 50 cm.
- Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang
lebih 1 m disetiap ujungnya.
c. Kotak – Kontak dan Saklar
 Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak- kontak
dan 1.500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
 Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A / 250
V, sakelar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada
gambar. Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan
ring, (standar). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-
kotak yang berdekatan.
 Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi
saluran ke tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan
permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai yang sudah
selesai atau wall duct outlet sesuai gambar rencana.
 Kontak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab / basah
harus dari tipe water dicht (bila ada).
 Kontak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih
dahulu dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos
tang harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut
d. Pentanahan (Grounding)
 Sistem pentanahan harus memenuhi standard dan peraturan yang berlaku
di Indonesia, dan British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan,
serta persyaratan yang ditunjukan dalam gambar.
 Seluruh panel dan peralatan, seperti panel TM, transformator, panel
penerangan, daya pintu-pintu dan lain-lain harus ditanahkan. Penghantar
pentanahan pada panel-panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6
mm² dan max. 95 mm², penyambungan ke panel harus menggunakan
sepatu kabel (cable lug).
 Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda
pentanahan.
 Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan
satu sama lain saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara
Mash.
 Penyambungan sistem pentanahan Mesh/Loop dengan Bare Standard
Copper Conductors 2x1x120 mm² di dalam pipa konduit menuju ke
Elektroda Rod di dalam bak kontrol

PT. Alocita Mandiri


III - 79
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan


harus mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah
(ground resistance) dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan
selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
 Setiap penyambungan / pencabangan dari konduktor harus menggunakan
"Cadweld Connection". Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem
jepit dengan gigi banyak dengan memperhatikan hal-hal :
 Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment
tertentu sehingga tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis
metal yang lain.
 BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".
 Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung,
dibung-kus dengan bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain
sebagainya.
 Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka
harus memperhatikan hal-hal :
 Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
 Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan
berproses bila kontak dengan jenis metal lainnya.
 Kontraktor harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada agar
didapatkan satu sistem pentanahan yang baik. Pengukuran pentanahan
tanah dilaksanakan oleh Kontraktor setelah mendapat persetujuan dari
Pengawas. Pengukuran ini harus disaksikan Pengawas.
e. Pengujian
Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK /
PLN serta instansi lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan
tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari system
untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik. Semua biaya yang
timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor. Test
meliputi: Test Beban Kosong (No Load Test) dan Test Beban Penuh (Full Load
Test)
 No Load Test
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu
seperti misal pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
 Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan pentanahan
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan / hasil
pengujian pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka
test berikutnya harus dilaksanakan secara keseluruhan (Full Load Test).

PT. Alocita Mandiri


III - 80
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Full Load Test (Test Beban Penuh)


Test beban penuh ini harus dilaksanakan Kontraktor sebelum penyerahan
pertama pekerjaan. Test ini meliputi:
 Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
 Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama
pekerjaan pompa.
 Test peralatan (beban) lainnya.
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh,
dan semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban
Kontraktor, dengan schedule / pengaturan waktu oleh Pengawas.
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Pengawas. Selesai test 3 x 24
jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan
pertama pekerjaan.
f. Produk Instalasi Listrik Arus Kuat
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan.
Kontraktor baru dapat mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Pengawas. Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut:

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk


MCB
Komponen Panel MCCB Fixed
1 Sheneider, ABB, LS
TR MCCB Adjustable Rating
ACB Adjustable Rating
Free standing & wall Pana Panel, ONI Panel, Sinar
Panel mounted Prima Cipa Panel, Duta Wijaya
2
Manufacturer Finishing box powder :
* Powder coating
3 Capasitor Bank
Komponen Capasitor 525 V Nokian, Alpivar, MG
Ampermeter
Voltmeter
4 Measuring Device SACI, CIC, GAE
Frequency Meter
Cos phi meter
Push Button & Pilot
5 Standard Telemecanique / Omron / Axle
Lamp
6 Control Relay Omron/National/ Telemecanique
Contactor, Star
7 Telemecanique / AEG / Siemens
Delta starter, DOL
8 Control Fuse 4A Risesun/ Omron / MG

PT. Alocita Mandiri


III - 81
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk


NYY, NYA, NYMHY, Supreme, Kabelindo, Kabel
9 Kabel – kabel NYM Metal, Voksel
FRC Fuji, Nexans, Radox
10 Konduit PVC Higt Impact Ega, Clipsal
11 Cable Mark 3M, Legrand
LED Philips, OSRAM
Starter Philips, OSRAM
Condensor Philips, OSRAM
12 Lampu TL TKI /Balk
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Philips, OSRAM
LED Philips, OSRAM
13 Down Light PLC
Armature Philips, OSRAM
Fluorescent TL-D Philips, OSRAM Philips
Starter Philips, OSRAM Philips
Recced Mounted Condensor Philips, OSRAM Philips
14
RM 300 M4 Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Philips, OSRAM
Fluorescent TL-D Philips, OSRAM
Starter Philips, OSRAM
Condensor Philips, OSRAM
17 Lampu Exit
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Creation, Philips, Interlite
18 Nicad Battery Minimal 2 jam Manvier, WA, Hits
19 Stop kontak, Saklar Berker, Clipsal, MK, National
Kabel tray / kabel Galvanized
20 Tri Abadi, Interack, Metosu
ladder

PASAL 7
PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR

1. Umum

a. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah
semua penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini

PT. Alocita Mandiri


III - 82
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

protector head (terminal), penghantar down conductor, electroda pentanahan


dan peralatan lainnya seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
b. Kontraktor harus mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk
mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
c. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.
d. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut,
sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

2. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan
instalasi penangkal petir jenis non radioaktif, termasuk protector head
(terminal/batang penerima), down conductor pentanahan/grounding dan bak
kontrolnya serta peralatan lain yang berkaitan dengannya sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada gambar-
gambar maupun yang dispesifikasikan.
b. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi
dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama
12 bulan.
c. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada
spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam pekerjaan ini.
d. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah
pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan
peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat
umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak
tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.

3. Persyaratan, Jenis, Mutu Bahan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Protector Head (Terminal)
 Protector head yang dipakai adalah system konvensional
 Protector Head dari jenis non radioaktif dengan radius minimal 70 meter dan
harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
 Secara keseluruhan protector head harus terisolasikan dari bangunan yang
dilindunginya pada seluruh kondisi.
 Dilengkapi dengan FRP Support Mast.

PT. Alocita Mandiri


III - 83
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

b. Batang Peninggi
Sistem penangkal petir dipasang setinggi 5 (satu) meter dari atap bangunan,
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya, dan harus di sesuaikan
dengan gambar rencana.

c. Konduktor
 Konduktor / penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 – 1: 1989
dari kabel high voltage shielded BC 50 mm². Konduktor ini harus mampu
mencegah terjadinya side flashing dan electrification building. Konduktor dari
batang peninggi / tiang ke bak kontrol pentanahan seperti gambar rencana.
 Seluruh konduktor, harus tidak ada sambungan baik yang horizontal maupun
yang vertical / jalur menara, dengan kata lain kabel tersebut harus menerus
dan utuh tanpa sambungan.
 Sebelum sampai pada bak control, Konduktor harus diberi pelindung dari
PVC 1,5” setinggi + 2 meter dari permukaan tanah.
d. Sambungan pada bak kontrol
Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar
penghantar yang disambung dan tidak mudah lepas. Sambungan harus dapat
dibuka untuk keperluan pemeriksaan atau pengetesan tahanan tanah (ground
resistance).
e. Penambat / Klem
Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan
ditambatkan pada rangka/dinding bangunan.
f. Pentanahan
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari
tembaga seperti gambar rencana, ditanamkan ke dalam tanah secara vertikal
sedalam minimal 12 (dua belas) meter dan harus mencapai air tanah.
g. Bak Kontrol
Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol).
Sambungan dari Down Conductor ke elektroda pentanahan harus dapat dibuka
untuk keperluan pemeriksaan tahanan tanah. Sambungan/klem penyambungan
harus dari bahan tembaga.
Bak control terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm
dan diberi tutup beton yang dapat dibuka untuk pemeriksaan.
h. Pemasangan Head Protector / Penangkal Petir
Pemasangan head protector dipasang sesuai gambar rencana.
i. Surat Ijin
 Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam
pemasangan penangkal petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar
proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.

PT. Alocita Mandiri


III - 84
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan


instalasi sistem penangkal petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat
hingga memperoleh sertifikasi / rekomendasi
j. Pengujian / Pengetesan
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang,
maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya. maupun terhadap
sistem pentanahannya. Pengujian dilakukan dengan metode yang dikeluarkan
oleh PLN, LMK, PUIL, atau PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir).
Pengetesan yang harus dilakukan:
 Grounding Resistant test
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standard.
 Continuity test
Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing tersebut.
k. Produk Instalasi Penangkal Petir
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dapat mengajukan alternatif lain yang setara setelah ada
persetujuan tertulis dari Pengawas. Referensi produk yang dapat dipakai adalah
sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk


Jenis Non Radio aktif LPI Guardian, System
1 Head Protector
Radius Perlindungan minmal 70 meter 3000, Prevectron
Dilengkapi dengan FRP Support Mast

2 Conductor HV Shielded Cable 50 mm² 4 besar

3 Pipa Galvanized - Medium Class PPI, Bakrie, Spindo

PASAL 8
PEKERJAAN SISTEM TELEKOMUNIKASI (TELEPON / PABX)

1. Lingkup Pekerjaan
a. Mengurus perijinan, penyambungan minimal 3 line telepon, key telepon dengan
kapasitas ekstension sesuai gambar rencana, lengkap dengan MDF.
b. Mempersiapkan dan memasang jaringan dalam (indoor wiring system), meliputi
penyediaan dan pemasangan kabel dan pipa instalasi telepon, kabel feeder
telepon, kotak kontak telepon dan kelengkapan lainnya.
c. Mengadakan dan memasang pesawat telepon standard dan eksekutif yang
dilengkapi dengan display dan hands free atau sesuai gambar rencana.
d. Mengadakan dan memasang terminal box telepon.

PT. Alocita Mandiri


III - 85
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

e. Mengadakan pengujian system telepon/PABX secara menyeluruh, hingga


system telepon dapat berfungsi dengan baik dan optimal
f. Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap system, termasuk penyediaan suku
cadang selama minimal 3 tahun.
g. Mengadakan training penggunaan system telepon.

2. Sentral Telepon Otomat / PABX


a. Kapasitas ekstension / pesawat cabang dan Trunk PT. Telkom harus
mempunyai kapasitas sesuai Gambar Rencana.
b. PABX serta kelengkapannya yang dipasang harus:
 Telah mendapat sertifikat baik/uji/type test dari PT. Telkom
 Dapat bekerja di daerah tropis dengan temperatur normal 35C. Ruangan
dimana PABX bekerja/dipasang tidak perlu dikondisikan baik temperatur
hingga 45C maupun kelembabannya.
 Disambungkan langsung ke saluran PT. Telkom dan beroperasi tanpa
memerlukan peralatan tambahan (PABX harus compatible dengan jaringan
PT. Telkom).
 PABX yang ditawarkan haruslah PABX dengan sistem/teknologi Stored
Program Controlled (SPC) dan switching Time Division Multiplex (TDM),
Pusle Code Modulation (PCM) atau Digital PABX.
 Harus dapat diaplikasikan/dioperasikan pada jaringan-jaringan peralatan
digital maupun analog dan harus memiliki Hotel Features lengkap.
 Perlengkapan switching dibuat dalam bentuk modular, untuk
penyederhanaan yang mungkin terjadi.
 Bagian switching tersebut haruslah dari type yang dapat bekerja dengan
tidak menimbulkan bunyi yang sifatnya mengganggu, tidak memerlukan
ruangan khusus serta hanya memerlukan usaha pemeliharaan yang
minimum (tidak ada lubrication). Tidak menggunakan kontak putar.
 Secara mudah dapat membagi extension dalam 4 (empat) kelas:
 Direct acces, yakni pesawat extension dapat menyelenggarakan
hubungan keluar tanpa bantuan operator.
 Indirect access, yakni extension yang memerlukan bantuan operator
untuk berhubungan keluar (ditentukan kemudian).
 No acces, yakni extension yang sama sekali tertutup untuk mengadakan
hubungan keluar (ditentukan kemudian).
 Toll acces, yakni extension yang dapat langsung menyelenggarakan
hubungan interlokal otomatis tanpa bantuan operator. Penyelengarakan
pembagian kelas harus dapat dilakukan dengan sederhana, dan dapat
sewaktu-waktu diubah bilamana diperlukan.
 Semua peralatan switching hendaknya ada di dalam kabinet (dust proof
kabinet) yang dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat dikunci. Semua

PT. Alocita Mandiri


III - 86
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

kabel-kabel antar cabinet atau antar-shelf haruslah premanufactured


pluggable type.
 PABX harus dapat (atau/dan disiapkan) untuk melayani komunikasi voice,
text, data, sesuai pemakaiannya.
 Sistem harus memenuhi untuk melayani kebutuhan traffic yang tinggi.
c. Kemampuan dan Fasilitas PABX
PABX haruslah berfungsi sebagai suatu PABX yang baik dan modern dengan
kemampuan dan fasilitas antara lain:
 TRO harus memiliki kemampuan standard bagi suatu PABX yakni
menyelenggarakan penyambungan antara pesawat extension dengan
saluran-saluran PT. Telkom, menyelenggarakan hubungan yang otomatis
antar extension dan harus lengkap.
 Harus dapat melayani komunikasi dengan menggunakan pesawat / peralatan
maupun sofware tambahan baik pada PABX maupun pada pesawat.
 Perlengkapan untuk kelas extension toll access, (trunk barring, discriminating
unit) harus dapat bekerja dengan sempurna, tidak tergantung sistem sentral
lokaL (Public Exchange) yang ada serta sulit untuk dimanipulasi. Kontraktor
harus memberikan penjelasan terperinci tentang equipment yang ditawarkan,
disertakan di dalam brosur dan schedule material.
 Lalu lintas intern haruslah otomatis dengan bantuan push-button dengan dual
tone (pesawat analog maupun digital).
 PABX harus mempunyai keandalan yang tinggi untuk berfungsi 24 jam.
 Call dari luar (incoming calls) dilayani oleh operator dan diteruskan ke
pesawat cabang selama jam-jam kerja.
 Diluar jam kerja, dimana operator tidak bertugas, call dari luar dialihkan
pelayanannya pada suatu pesawat yang ditunjuk/ pesawat malam. Pada
waktu ini maka access clasification dari extension berubah secara otomatis
pada program yang diinginkan. Fasilitas "night service" ini diaktifkan oleh
operator dengan menekan tombol tertentu pada pesawatnya, sebelum
meninggalkan tugas.
 Fasilitas call transfer dan inquiry call/konsultasi harus merupakan fasilitas
standard.
 Apabila terjadi kesalahan pemakaian fasilitas call transfer/enquiry call, maka
hubungan dengan pihak luar tidak terputus, melainkan tersambung pada
pesawat operator.
 Rangkaian-rangkaian yang vital, harus diperlengkapi dengan suatu alarm,
sehingga jika terjadi suatu kerusakan pada rangkaian tersebut, alarm segera
menjadi aktif, dan ditunjukan di pesawat operator.
 Ringing tone dan ringing current generator haruslah menggunakan semi
conductor sehingga pemeliharaan minim.

PT. Alocita Mandiri


III - 87
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Semua incoming call muncul di pesawat operator secara berurutan (queuing);


artinya call yang pertama mendapat pelayanan dari operator yang pertama
pula dan sebagainya.
 Dalam hal operator menerima call yang penting sekali, operator dapat
menginterupsi pembicaraan intern yang sedang berlangsung. Untuk ini PABX
haruslah memberikan nada ticket tertentu, agar pihak-pihak yang sedang
melangsungkan pembicaraan intern mengetahui dan waspada.
 Automatic call-back untuk kondisi idle ataupun sibuk.
 Dimungkinkan melakukan charge – recording (optional) baik bagi setiap
pesawat cabang maupun dirangkaikan operator dan disesuaikan dengan
sistem atau pulsa yang diberikan oleh PT. Telkom.
 Dan lain-lain kelengkapan suatu sistem office (kantor) lainnya.
d. Fasilitas dan Fitur
Selain beberapa fasilitas dan 'features' yang normal untuk suatu sistem
komunikasi suatu PABX disebutkan beberapa fasilitas dan 'features' lainnya
secara umum yang tercakup sistem PABX ini antara lain :
 Camp on busy, ring when free
 Waiting/parking position
 Series calls. Fasilitas ini penting untuk hubungan interlokal yang akan
dihubungkan oleh operator kepada lebih dari satu pesawat cabang secara
berurutan.
 Saluran pembicaraan intern / internal link tidak boleh diduduki / digrendel
selama berlangsungnya percakapan extern.
 Lampu-lampu indicator dengan lampu khusus yang menunjukkan
percakapan extern yang ditransfer oleh pesawat ke pesawat operator.
 Return call :
Dalam hal incoming call sudah diteruskan oleh operator ke pesawat
cabang, namun dalam batas waktu tertentu (25 detik) tidak dijawab oleh
pesawat yang bersangkutan maka call tersebut harus kembali ke operator,
dengan disertai indikasi lampu LED tertentu.
 Automatic redialling untuk extension.
 Consultation dan transfer of call, dalam hal pembicaraan intern antara
extension maupun pembicaraan external.
 Station guarding untuk extension.
 Interusion call dari extension tertentu untuk hubungan langsung ke bagian
keamanan.
 Alternating, yakni fasilitas bergantian bicara dengan 2 (dua) partner,
pembicaraan dengan partner 1 (satu) tidak akan bisa didengar oleh partner
yang lainnya.
 Call diversion fixed atau variable.
 Call pick up; menjawab panggilan untuk pesawat lain dari pesawatnya sendiri,
tanpa harus meninggalkan tempat.

PT. Alocita Mandiri


III - 88
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Hunting group internal; dengan operation mode cycling ataupun noncycling.


 Mempunyai kemungkinan untuk sambungan remote diagnosis maupun
remote management.
 Chief and Secretary operation.
Kontraktor agar menyampaikan brosur/leaflet dan informasi dari pada
'optional feature' lainnya.
e. Sistem Proteksi
Sistem dan komponen PABX harus dilengkapi dengan peralatan proteksi
terhadap gangguan dan kemungkinan-kemungkinan gangguan luar, gangguan
elektris/surge/pulse dan lain-lain.
f. Integrated Services Digital Network (ISDN)
Jenis PABX yang ditawarkan/dipasang harus dapat (atau disiapkan untuk dapat)
diaplikasikan kepada sistem 'ISDN Public Network'.
g. Pesawat Pelayanan / Operator Set
Pesawat pelayanan yang dipasang pada tahap ini adalah 2 (dua) buah.
Disamping kemampuan standard bagi operator set (misal: transfer of trunk call,
camp-on-busy, holding of trunk call dan sebagainya), terdapat fasilitas khusus
sebagai berikut:
 Mempunyai extension busy lamp panel dan exchange line busy lamp panel
(luminous annunciator, multi digit display).
 Key Sender; untuk penyelenggaraan hubungan intern dan keluar.
 Night call transfer switch ke ruang jaga (individual/night service).
 Fasilitas lainnya yang berkaitan kepada kemampuan PABX
h. Main Distribution Frame (MDF)
 Rak/terminal untuk menampung masuk/keluarnya kabel-kabel extension dan
lain-lain sebagai bagian dari PABX.
 Jenis terminasi adalah solderless-terminal jumlah terminal (pairs) adalah
sesuai Gambar Rencana.
 Penyambungan rak/MDF/jumlah terminal untuk dikemudian hari haruslah
dimungkinkan.
 Rak/rangka MDF harus terbuat dari bahan metal yang kokoh dan dilapisi
dengan bahan anti korosi (galvanis).
 Terminal-terminal pada rak ini haruslah mudah terlihat, mudah dioperasi
sedemikian rupa sehingga apabila sedang dilakukan pemasangan atau
perbaikan pada salah satu terminal maka hal ini dijamin tidak akan
mengganggu kepada terminal-terminal lain disekitarnya. Setiap pair terminal
haruslah dilengkapi dengan nomor/kode.
i. Software
Semua software harus disiapkan oleh suplier/manufacture.
j. Pentanahan / Grounding
Badan/rangka PABX ataupun sistem/komponen PABX lainnya yang perlu untuk
diketanahkan, maka Kontraktor harus mengetanahkannya. Kontraktor wajib

PT. Alocita Mandiri


III - 89
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

mengadakan dan memasang sistem pengetanahan untuk PABX ini terlepas dari
sistem pengetanahan listrik yang ada, dengan tahanan maksimal 1 . Termasuk
disini 'earthing wire', 'grounding elektrode', pencapaian tahanan pengetanahan
sesuai yang direkomendasi oleh pabrik/manufacturer dan instalasinya.
k. Sumber Tenaga Listrik/Power Supply
PABX bekerja dengan sistem arus searah 48 Volt DC. Sistem power supply
tercakup: rectifier, battery dan panel dengan proteksi baik pada sisi AC/220 Volt
maupun pada sisi DC/48 Volt.
 Rectifier / Penyearah
Rectifier haruslah: solid state, electronically controlled type dan dapat bekerja
paralel rectifier meliputi dan memenuhi :
 Kebutuhan tegangan dan ampere
 Switched floating and charging mode
 Increased level mode
 Mains fluctuation + 10 % / - 15 %
 Voltage stabilization + 0,5 % of value set
 Ripple voltage 1 mV
 Under and over voltage protection
 Failure alarm
 Explosion proof DC fused
Rectifier harus mampu untuk melakukan 'rechaging' lengkap ke battery
selama waktu 24 jam.
 Battery
 Telecomunication type lead-acid batteries
 Sistem battery harus mampu melayani bekerjanya seluruh sistem
telepon selama tidak kurang dari 10 (sepuluh) jam waktu sibuk 'busy
hour' dimana dianggap seluruh pesawat sedang bekerja.
 Siap / dilengkapi untuk tetap melayani/hidupnya 'memory' untuk
tambahan waktu selama 72 (tujuh puluh dua) jam untuk menjaga
apabila battery gagal terisi kembali atau sumber daya listrik utama (AC
power) mengalami gangguan selama beberapa hari.
 Battery haruslah 'gas-free', terisi, di dalam 'transparent containers'.
 Termasuk 'floor stand' / rangka kayu, 'connecting materials' dan
'maintenance accessories'.
 Kapasitas sistem battery :
 Tegangan kerja 48 Volt DC
 Ampere hours; mampu melayani seluruh sistem bekerja selama 10
jam operasi. Untuk itu Kontraktor harus menghitung sesuai data
pemakaian daya listrik daripada pemakaian untuk setiap pesawat.
Dihitung untuk pemakaian 'ultimate' seluruh pesawat cabang sedang
bekerja. Battery harus diterima di dalam keadaan terisi, siap untuk
dioperasikan.
PT. Alocita Mandiri
III - 90
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

l. Kabel Jaringan Telepon


Kabel-kabel didalam ruang PABX, PABX Ke MDF, Jumper wire dan lain-lain,
termasuk kabel AC/DC adalah termasuk sebagai kabel-kabel power peralatan
PABX.
m.Jaringan
 Meliputi kabel jaringan telepon :
Dari MDF ke terminal ke terminal BOX /TB disetiap lantai bangunan
 Harus memenuhi spesifikasi SII
 Jenis Kabel
Jelly Filled, polytheline insulated, sheathed dan armaroured.
 Solid Annelead copper conduktor / 0,6 mm diameternya
 Medium density, polyethylene high resistent to moisture and wheater 4
insulated wires are twisted wire to star guad, the guad are stranded to
cable core.
 Diisi dengan "Petroleum Jely" Di "coated" dengan alumunium foil/ shield
extrunded polyethylene inner sheath.
 Armouring: Dua lapis ('layer') 'stell tape helically' dengan overlaping.
 Over sheath : Medium density, Polyethene warna hitam
 Jumlah Pair kabel disesuaikan dengan apa yang tertera pada gambar
rencana.
 Test Equipment dan tool
Peralatan untuk melakukan test pengukuran dan maintenance didalam
operasional.
 Pemasangan
i. Umum
 Semua material yang didalam pengirimannya dalam keadaan
terbungkus. Apabila bungkus/ kolinya akan dibuka, maka harus
dilakukan secara hati-hati dan rapih.
 Material harus dihindari dari air, debu dan kemungkinan kerusakan
lainnya.
 Keadaan ruangan PABX adalah seperti apa adanya.
 Finishing tambahan dan penyiapan ruangan harus sesuai
persyaratan / requirement peralatan harus disiapkan oleh Kontraktor.
ii. Pemasangan PABX dan Accessories
 Peralatan Utama :
 Pemasangan harus mengikuti installation instruction dari pihak
manufakturer.
 Protective packing pada module dan wiring dan lain-lain, hanya
dapat dibuka setelah kabinet tersusun/ dideretkan semestinya.
 Kabinet harus rata/ align baik secara horisontal maupun vertikal.
 Penyetelan dapat dilakukan melaui adjusting screw atau dengan
cara lainnya.

PT. Alocita Mandiri


III - 91
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Pemasangan kabel-kabel PABX harus sesuai dengan penomoran


yang telah ditentukan.
 Main Distribution Frame
 MDF dipasang di atas lantai atau menempel di dinding.
 Penyambungan kabel ke terminal ataupun jumpers harus
menggunakan alat penyambung (conection tool) yang khusus
untuk jenis solderless connection terminals type
 Pengetanahan (Functional and protective ground)
 Pengetanahan ini harus diadakan dan dipasang sesuai dengan
pengarahan manufacturer.
 Untuk yakin mendapatkan hubungan pengetanahan yang
effisien (efficient ground connection), maka lock-washers harus
dipasangkan pada sekrup sambungan.
 Rectifier dan Batery
 Pemasangan Batery dan Rectifier pada tempatnya
 Batery dipasang di atas rak kayu dan ditempatkan di tempat yang
terpisah. Bila belum diisi cairan dan belum dienergised, maka ini
harus dilakukan oleh Kontraktor.
iii. Pemasangan Pesawat Telepon
 Dipasang pada outlet terminal yang telah ada pada tempat/ lokasi
yang akan ditentukan pada saat pemasangan.
 Mencoba operasi / bekerjanya pesawat telepon.

n. Commisioning secara menyeluruh


 Setelah seluruh sistem terpasang dan testing, maka perlu diperlukan
commisioning /trial run.
 Commisioning terhadap seluruh fasilitas dan performance sistem telepon
yang dipasang.

PASAL 9
PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA

1. Umum
Ketentuan-ketentuan umum seperti standar gambar koordinasi pekerjaan built in
insert daftar bahan contoh bahan nama pabrik/ merk yang ditentukan klausal yang
disebutkan kembali shop drawing dan lain-lain disesuaikan dengan pekerjaan
instalasi ini dan yang dispesifikasikan serta menunjuk gambar-gambar rencana.

PT. Alocita Mandiri


III - 92
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

2. Informasi Sistem
a. Sistem tata suara dengan fungsi umum "publik addres" maupun emergency call
untuk di dalam bangunan dan Car Calling.
b. Pemasangan instalasi tata suara adalah secara master di dalam ruang operator
dimana terletak pre-amplifier / mixing pre-amplifier power amplifier program-
program input serta switching control. Selain itu ada pula penanganan terpisah
secara fungsi tata suara misalnya untuk pemaggilan per-group lantai demikian
pula untuk pemanggilan kendaraan yang diparkir di halaman parkir. Untuk
menjamin bahwa program-program yang diperdengarkan ataupun
pengumuman yang disampaikan sesuai dengan yang dikehendaki maka
diperlukan master Monitoring yang terletak pada meja monitoring di ruang
operator.
Sedangkan pada keadaan darurat (emergency) semua program dapat
diputuskan dan kemudian dapat disiarkan pengumuman melalui operator di
"Auxiliary Monitoring dengan "First Channel Priority" di meja monitoring ruang
monitor.
c. Sistem pre-amplifier dan power amplifier program input sampai pada loud
speaker dibuat sedemikian rupa sehingga dimungkinkan penggunaan fasilitas
tata suara secara terpisah-pisah untuk kepentingan publik addres dan back
ground musik melalui operator dari master operator secara serentak atau
terpisah.
d. Master tata suara harus mampu melayani seluruh group speaker untuk
keseluruhan bangunan.
e. Setiap interupsi harus didahului dengan suatu nada interupsi tertentu (chime
signal yang dibangkitkan dengan chime generator yang terpasang pada master
sistem tata suara ataupun pada monitor desk.
f. Bila terjadi keadaam darurat misalnya terjadi kebakaran ataupun bencana
lainnya seluruh ceiling speaker harus dapat membunyikan suara alarm yang
dibangkitkan oleh signal alarm generator kendatipun ceiling speaker tersebut
sedang menyiarkan program tertentu ataupun telah di "off" kan melalui
attenuator Signal alarm generator sudah terpasang pada master sistem tata
suara dan juga dapat dijalankan melalui meja monitor pada ruang monitor.

3. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi sound system dari pre-amplifier/mixing
pre-amplifier power amplifier program input monitor desk power amplifier table
top dan lain-lain accessories.
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel sistem tata suara dan attenuator
serta accessories-accessories lainnya.

PT. Alocita Mandiri


III - 93
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Mengadakan testing dan trial run serta balancing secara menyeluruh semua
sistem sehingga diperoleh sistem performance yang berfungsi dengan tepat,
baik dan benar.

4. Peralatan Utama Sound System


Instalasi pada ruang operator/ control melayani Office area dan Publik area, ruang
information / security melayani pemanggilan kendaraan (Car Calling) diuraikan
sebagai berikut:
a. Power Amplifier Master Unit System dengan spesifikasi teknis:
 Output power : sesuai gambar rencana
 Output transisi/beban : 100 V (25), 70 V (13), 50 V (6,5)
 Input power : 220 V, 50 Hz
 Input : 200 mV
 Frekuensi respon : 20 Hz – 20 kHz
 Distortion : < 1% pada batas frekuensi
 Peralatan harus diketanahkan (grounding system)
b. Mixing Pre Amplifier, dengan spesifikasi teknis:
 Input Channel : minimal 10 input channel
 Input sensitive variable : 1 mV – 87 mV
 Input power : 220 V, 50 Hz
 Output : 1,5 – 2 V
c. Microphone dan Interface
Pagging Microphone type Dynamic Microphone dengan Patern Omni
Directional, type grooseneck cordioid. Frekwensi respone antara 50 Hz sampai
dengan 15 kHz. Impedance: 200 . Microphone harus dilengkapi dengan Heavy
Duty Press to Talk Switch. Dilengkapi dengan on off switch lengkap dengan
kabel microphone interface atau hand microphone coupler yang mempunyai
signalling push button dan lampu indicator, dilengkapi dengan accessories
untuk pemasangan.
d. Volume Control / Attenuator
Mempunyai minimal 5 step pembesaran volume.
Dapat mengecilkan suara dari 0 – 18 dB, dengan batasan setiap langkah
pengecilan.
Input Range : 0,5 W ~ 60 W atau disesuaikan dengan kebutuhan
e. Ceilling Loud Speaker
Mempunyai frekwensi antara 80 Hz sampai dengan 12 kHz, berdiameter 6 inchi,
sensitivitas tidak kurang dari 96 dB. Loud speaker dilengkapi dengan matching
trafo 70 V/ 100 V dan ditap pada 1 watt dan 3 watt.
f. Loudspeaker untuk instalasi outdoor (di luar bangunan dan Lantai Parkir).
 Power Handling Capacity : 30 W, dapat diperkecil menjadi 20/15/10 W
 Sound Level : 127 db pada 30 W
 Frekuensi : 350 Hz – 10 kHz

PT. Alocita Mandiri


III - 94
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Power input : 15W.


 Impedance : ± 4 ohm
 Di pasang dengan Adjustable mountin bracket
g. Cassete / CD Player, dengan spesifikasi teknis:
 Frequency Response : 30 – 10.000 Hz
 Distortion : 1%
 S/N Ratio : 50 dB
 Capacity player : CD, MP3/MP4, Cassete Recorder
 Input power : 220 V, 50 Hz
 Output : 150 – 200 mV
h. AM / SW dan FM Tuner
 Output Level : 20 dB
 Output impedance : 10 K Ohm
 Distortion :1%
 S/N Ratio : 65 dB
 Input power : 220 V, 50 Hz
 Output : 150 – 200 mV
i. Digital Announcer / Message Manager
Berbasis pada micro-processor yang mampu memprogram sinyal informasi
evakuasi dari perintah panel Fire Alarm serta mampu memutar ulang
pemberitahuan evakuasi dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia,
memenuhi standard EVAC.
Contact relay : Emergency active relay, call active relay, fault relay.
Power : DC 24 Volt, 220 Volt + 10% - 50/60 Hz
j. Terminal Port
Merupakan terminal port sistem tata suara atau terminal pendistribusian.
Terminal harus dapat menangani seluruh sistem untuk melayani Office area dan
publik area. Bahan box dari besi plat tebal 2 mm.

5. Pemasangan Instalasi
a. Instalasi ke semua kabel yang terpasang di bawah plat beton adalah out bow
menggunakan pipa High Impact dia.20 mm; dengan kabel NYMHY 2 x 1,5 mm2.
Instalasi ini diklem setiap jarak 60 cm. Klem yang dipakai ke plat beton,
menggunakan ramset, dynabolt. Jalur seluruh kabel diatur sejajar dan dekat
jalur kabel listrik.
b. Semua kabel yang melalui shaft adalah outbow, menggunakan pipa High
Impact dia. 20 mm dengan kabel NYMHY 2 x 1,5 mm2. Instalasi ini diklem ke
rak besi siku atau tangga kabel, dan klem setiap 100 cm.
c. Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak penyambungan
dengan menggunakan Electrical Spring Connector, Durados atau Cable
Connection.

PT. Alocita Mandiri


III - 95
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

d. Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan pipa
high Impact dia. 20 mm dengan menggunakan kabel NYMHY 2 x 1,5 mm2.
e. Semua ceiling loud speaker di dalam bangunan dilindungi dari cacat, dipasang
sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika ruang. Begitu juga
pemasangan column speaker harus disesuaikan dengan sudut pancaran
speakernya.
f. Rack Cabinet terpasang free standing di ruang monitor, sesuai gambar rencana.
g. Semua equipment harus di ketanahkan (grounding) yang dihubungkan dengan
kawat BCC dari sistem pentanahan dengan baik dan benar.
h. Perlengkapan sistem tata suara switching unit master monitor (control serta
distribution frame di tempatkan di ruang operator. Sedangkan auxiliary monitor
control diinstalasi pada meja monitor di ruang monitor yang fungsinya apabila
dalam keadaan darurat (emergency) dapat menyampaikan pemberitahuan
dengan menyetop semua program-program yang sedang berlangsung.
i. Kabel-kabel speaker dan relay pagging di instalasi ke tiap Terminal Box yang
ada pada setiap lantai melalui shaft. Kabel distribusi dimasukkan di dalam pipa
konduit dari terminal box ke speaker di tiap-tiap lantai saluran kabel melalui
conduit PVC baik yang ditanam dalam beton maupun yang terletak pada langit-
langit.
j. Setiap penyambungan ataupun pembelokkan harus dilengkapi junction box
yang terbuat dari metal.
k. Semua conduit PVC yang masuk ke panel dan junction box harus diberi ulir dan
diikat denga "Lock-nut" yang terbuat dari brass atau nickel plated. Sedangkan
conduit PVC yang keluar dari terminal box pada permukaan atau terminal box
harus dilengkapi dengan brass atau nickel plated compression gland. Seluruh
pengadaan dan pemasangan conduit PVC dan junction box serta peralatan
untuk penggantungan ceiling speaker dilaksanakan oleh kontraktor /sub-
kontraktor dengan koordinasi bersama pihak lain yang terlibat pada
pelaksanaan proyek ini.
l. Untuk menghubungkan antara amplifier pemanggil kendaraan (Car Call dengan
out door speaker diparking area dipergunakan kabel yang didalam tanah
dengan bahan pipa Galvanized Steel Pipa (GSP Medium Class BS 138-196
sebagai conduit yang dipersyaratkan.

7. Persyaratan Bahan dan Material


a. Semua material yang disuplai dan dipasang oleh kontraktor harus baru dan
material tersebut khusus untuk pemasangan atau dipergunakan di daerah tropis
serta sebelum pemasangan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Perencana.
b. Kontraktor harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya dimana penggantian tersebut
tanpa biaya ekstra dan merupakan tanggung jawab Kontraktor.

PT. Alocita Mandiri


III - 96
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Komponen-komponen dari material yang mungkin sering diganti harus dipilih


yang mudah diperoleh di pasaran bebas.
d. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga
instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

1 Cassette Tape Player Bosch, Panasonic, TOA


2 Radio Tuner AM/FM Bosch, Panasonic, TOA
Reciever
3 Pre Amplifier Bosch, Panasonic, TOA
4 Graphic Equalizer Bosch, Panasonic, TOA
5 Power Amplifier Bosch, Panasonic, TOA
6 Microphone. Bosch, Panasonic, TOA
7 Ceiling Loud Speaker. Bosch, Panasonic, TOA
8 Column Speaker Bosch, Panasonic, TOA
9 Horn Speaker Bosch, Panasonic, TOA
10 Digital Announcer Bosch, Panasonic, TOA
11 Volume Control Bosch, Panasonic, TOA
Kabelindo, Supreme,
12 Kabel NYA, NYMHY
Kabel Metal, Voksel
13 Conduit PVC High Impact dia 20 mm Ega, Double H, Clipsal
14 Kabel Rack Interack, Tri Abadi

PASAL 10
PEKERJAAN INSTALASI SISTEM JARINGAN KABEL DATA

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan mencakup pengadaan dan instalasi, namun tidak terbatas pada
apa yang tertulis secara umum di bawah ini, adalah sebagai berikut:
a. Memasang Sistem jaringan kabel data sesuai gambar rencana
b. Pengadaan dan Instalasi kabel Unshielded Twisted Pair indoor Cable (UTP)
dari ruang Hub ke Face plate, (modular jack) pada setiap lantai sesuai gambar
rencana.
c. Pengadaan dan Instalasi patch panel.

PT. Alocita Mandiri


III - 97
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

d. Pengadaan patch cord UTP & accessories.


e. Pengadaan dan instalasi face plate + Modular Jack Category 6.
f. Pengadaan dan Pemasangan Rack
g. Labeling di Patch panel, outlet, patch cord.
h. Instalasi Kabel Rack di R HUB.
i. Melaksanakan, baik teknis maupun administratif semua bentuk perijinan apabila
diperlukan.
j. Melakukan pengujian, komissioning dan uji coba terhadap instalasi dan kinerja
operasi sistem jaringan kabel data maupun peralatan.
k. Penyediaan suku cadang tertentu sebagai bagian dari Pekerjaan masa
pemeliharaan, serta tools dan special tools.
l. Menyediakan “Manual”, “Brosur”, Petunjuk Pengoperasian dan data instalasi
terpasang; sebanyak 4 (empat) set dalam bahasa Indonesia.
m.Menyediakan As-built Drawing
n. Menyediakan garansi/warranty.
o. Melakukan masa pemeliharaan.
p. Dalam lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksudkan di atas sudah termasuk di
dalamnya penyediaan bahan berikut contoh-contohnya, peralatan/perlengkapan,
penyediaan tenaga kerja yang baik, pengujian/pengetesan terhadap bahan atau
barang maupun hasil pekerjaan, perijinan dari instansi yang berwenang
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan sempurna serta dapat
diterima dan disetujui.

2. Persyaratan dan Standar Peraturan


Instalasi kabel, pengujian, material, dan lain-lain yang dicakup dan dilaksanakan di
dalam pekerjaan ini harus mengikuti dan memenuhi beberapa ketentuan standar:
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 (PUIL 1987) edisi terbaru
b. Standar Perusahan Umum Listrik Negara / SPLN 69-1 (Standar Peralatan uji
komisioning instalasi dan pengujian Peralatan)
c. Peraturan Daerah yang terkait, seperti Perda No. 3 tahun 1992 dll
d. Peraturan tentang keselamatan kerja
e. Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Pihak Pemberi Tugas Proyek
berkaitan dengan Pekerjaan ini
f. Ketentuan atau standar international sejauh tidak bertentangan dengan apa
yang berlaku di indonesia seperti,UL, NFPA, NEG, IEC, VDE 067, VDE 0100
untuk paragraf terkait dll.
g. Penggunaan ketentuan atau standar International / negara asing harus
menggunakan edisi yang terbaru.

3. Persyaratan Spesifikasi Teknis


a. Spesifikasi Minimum Cat.6 UTP
Memenuhi standar – standar berikut;

PT. Alocita Mandiri


III - 98
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 ANSI/TIA-EIA-568-B.1.
 Memiliki 8 core (4 pair) kabel
b. Spesifikasi Minimum Patch Panel UTP Cat.6
 Terdapat 24 port UTP Cat.6.
 Dapat dipasangkan Wiring Management
 Harus dapat ditempatkan pada rak 19” standar.
 Harus dilengkapi dengan Modular Jack / konektor adapter RJ 45 Cat.6 yang
berkualitas tinggi.
c. Spesifikasi Minimum Face Plate dan Jack Modular Cat. 6.
 Modular Jack: Khusus untuk penggunaan UTP Cat. 6.
 Face Plate: 1(two) holes inbow
d. Spesifikasi Konduit dan Flexible
 Konduit harus terbuat dari pipa uPVC tipe high impact
 Memenuhi standar BS 6099
 Diameter minimum 20 mm
 Faktor pengisian kabel 40 %
 Flexible harus terbuat dari pipa lentur uPVC
 Memenuhi standar BS 4607
e. Kabel Tegangan Rendah
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah jika
diperlukan pada pekerjaan ini. Kabel tegangan rendah ini harus memenuhi
persyaratan dan standar:
Sifat umum listrik yang akan dilayani adalah:
 Tegangan kerja : 400 Volt
 Tegangan Nominal : 600 Volt
 Tegangan uji tipe : 3000 Volt
 Tegangan uji test rutin : 2500 Volt
 Frekuensi pengenal : 50 Hz
 Titik Netral : dibumikan langsung
 Temperatur Max : 70 o C
 Jenis kabel : NYA dan NYM
Kabel yang dimaksud adalah kabel 3 inti atau 4 inti (3 fasa + 1 netral) terbuat
dari tembaga yang di-anneal.
Penghantar kabel harus terbuat dari tembaga pilin atau tembaga “compacted”
yang dipilin. Lapisan isolasi bahan PVC yang dicross linked pada setiap
penghantar fasa maupun penghantar netral dan harus dapat dengan mudah
dikupas.
f. Seluruh material kabel dan peralatan harus tahan terhadap pengoperasian
secara terus manerus (kontinu) pada temperatur maksimum 450 C serta dengan
temperatur rata-rata 24 – 270 C.

4. Persyaratan dan Pelaksanaan Instalasi

PT. Alocita Mandiri


III - 99
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

a. Instalasi pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis, mentaati peraturan


yang berlaku di Indonesia dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk / standar
yang ada.
b. Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib mentaati peraturan-peraturan
keselamatan kerja dan mengharuskan semua tenaga kerja di lapangan
mengutamakan keselamatan kerja.
c. Gambar rencana dan spesifikasi teknis ini serta informasi lainnya, pada
hakekatnya menyangkut sistem instalasi serta penjelasan teknis yang secara
menyeluruh saling melengkapi sehinga sistem jaringan kabel data dapat
berfungsi dengan baik.
d. Bilamana di dalam penyajian gambar rencana maupun pelaksanaannya
terdapat beberapa hal yang sedemikian rupa sehingga material atau peralatan
penunjang tertentu tidak disebutkan di dalam spesifikasi teknis serta Bill of
Quantity maupun tidak tergambarkan secara spesifik di dalam dokumen ini
namun merupakan bagian yang menunjang sistem instalasi jaringan kabel data
untuk dapat beroperasi, maka semua itu harus disediakan serta dipasang dan
menjadi tanggung jawab Kontraktor, yang harus sudah diperhitungkan dalam
mengajukan biaya penawaran Pekerjaan.
e. Untuk semua macam pekerjaan baik material/komponen maupun pekerjaannya,
maka Kontraktor wajib mengajukan “Shop drawing” sebelum instalasi kepada
Pengawas untuk diperiksa dan disetujui. “Shop drawing” adalah merupakan
penggambaran yang lebih detail dari setiap instalasi, serta spesifikasi yang lebih
teliti dari setiap komponen dan telah disesuaikan ukuran/kapasitas atau detail
dari peralatan/instalasi yang akan dipasang. Shop drawing bukanlah (tidak
boleh) merupakan penjiplakan dari gambar perencana
f. Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian
yang terkait di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut di
dalam proyek harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu
dengan lainnya dapat dihindarkan.
g. Melokalisasi/memperinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk
mendapat persetujuan Pengawas.
h. Kontraktor wajib melakukan pemeriksaan / pengecekan kondisi lapangan (site)
dimana pekerjaan akan dilaksanakan. Untuk itu Kontraktor berkewajiban:
 Memahami secara detail sistem instalasi/peralatan yang akan
diinstalasikan dan pengujian serta kaitannya dengan peralatan lain.
 Mempelajari / memahami dengan jelas tentang metode dan cara instalasi /
pengujian / pengetesan, apa yang akan dilakukan, termasuk peralatan
instalasi dan pengetesan / pengujian serta alat penunjangnya
 Mengetahui dan melaksanakan cara pengamanan apa yang harus
dilakukan baik pada saat sebelum maupun selama instalasi dan pengujian
/ pengetesan.

PT. Alocita Mandiri


III - 100
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Kontraktor harus bekerja secara hati-hati untuk tidak membuat kesalahan


yang akan mengakibatkan kerusakan pada peralatan, instalasi atau
peralatan lain
 Setelah melakukan instalasi dan pengujian / pengetesan, Kontraktor wajib
mengembalikan kembali seluruh material / komponen-komponen / instalasi
yang dilakukan seperti keadaan sebelumnya
 Seluruh biaya instalasi dan pengujian / pengetesan menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan sudah tercakup di dalam melakukan Penawaran
Harga Pekerjaan.
i. Metode Instalasi Kabel UTP
 Kabel UTP untuk distribusi ke outlet/Panel harus dilindungi dengan High
Impact Conduit ukuran 20 mm (maksimal 4 kabel per conduit), conduit
ditempatkan dalam Tray Cable sesuai gambar rencana.
 Semua pemasangan / tarikan harus menggunakan conduit yang dipasang
dan diklem dengan rapih di atas rak kabel yang sama dengan instalasi
kabel lainnya dengan memperhatikan jarak aman untuk mencegah induksi.
 Instalasi kabel dalam pipa PVC High Impact berwarna putih diklem pada
beton secara kukuh dan tahan getaran atau diletakkan pada kabel tray.
Klem untuk conduit di pasang setiap jarak 50 Cm, jumlah kabel dalam
conduit harus sesuai dengan PUIL 2000
 Kabel UTP menghubungkan dari switch yang sudah tersedia ke Patch
Panel UTP yang ditempatkan di dalam Rack Cable di ruang HUB tiap
lantai. Dari Patch Panel kabel UTP dihubungkan ke setiap hub atau face
plate (outlet) sesuai dengan gambar.
 Untuk menghindari jumlah kabel yang terlalu banyak berkumpul pada satu
titik jika dimungkinkan dipasang per group kabel UTP sesuai dengan jalur
kefungsiannya.
 Setiap kumpulan tarikan kabel UTP agar dilindungi/dimasukan ke dalam
Conduit atau Tray cable.
 Jaringan pengkabelan harus diatur dalam group dengan nomor kode
berurutan.
 Tiap group diikat dan diklem pada rangka atau isolator supports.
 Setiap kabel UTP, Patch Panel dan port outlet harus diberikan label
sebagai tanda pengenal.
 Semua peralatan utama harus di Groundkan ke sistem pertanahan
(grounding sistem) sesuai ketentuan yang berlaku.
 Semua kabel untuk keluar/ masuk kabel pada semua peralatan seperti
cabinet/ terminal box/ distribustion frame baik induk maupun cabang harus
dilengkapi dengan gland karet atau penutup yang rapat tanpa adanya
permukaan yang tajam.
j. Sebelum Pekerjaan selesai ataupun secara bertahap Kontraktor wajib
menyerahkan kepada Pengawas “as built drawing”, yaitu gambar dari semua

PT. Alocita Mandiri


III - 101
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

material dan instalasi yang terpasang dan disesuaikan dengan as/poros kolom
bangunan maupun terhadap site/tapak untuk jaringan yang dipasang dalam
bangunan (site). As Built Drawing disampaikan dalam bentuk file pada CD ROM
dan print out kertas. Jenis dan ukuran kertas untuk gambar “as built drawing” ini
akan ditentukan kemudian.
k. Untuk segala ketentuan terhadap penggunaan bahan/material, sistem dan lain-
lain termasuk dalam pelaksanaan Pekerjaan ini seperti hak paten, sub-
Kontraktor, supplier dan lain-lain Pemberi Tugas proyek, dan Konsultan
Manajemen Konstruksi selalu bebas terhadap hal tersebut dan ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
l. Untuk semua Pekerjaan ataupun komponen yang termasuk dalam paket
Pekerjaan ini, Kontraktor wajib untuk melaksanakan Garansi selama 15 tahun
dihitung sejak serah terima kedua untuk kerja komponen kabel/peralatan
tersebut di atas. Dimaksudkan di sini bahwa setelah dilakukan pengadaan dan
pengujian apabila terjadi kegagalan operasi atau kerusakan yang bukan

5. Testing / Commissioning
Setelah instalasi seluruh kabel telah diselesaikan dan siap untuk dioperasikan,
harus diadakan pengetesan yang dilaksanakan oleh Kontraktor disaksikan
bersama-sama Pemberi Tugas, Pengawas dan Konsultan Manajemen Konstruksi
Testing dan Commissioning jaringan kabel dilakukan tahap demi tahap dari tiap
outlet ke masing-masing ruangan yang dilaksanakan sebagai berikut;
a. Jaringan kabel terpasang sebelum disambung ke peralatan utama. Harus ditest
terlebih dahulu dengan continuity test
b. Setelah selesai terpasang dan tersambung dengan peralatan utama dan
peralatan pembantu lainnya, instalasi harus diuji coba (trial run test).
c. Alat-alat yang digunakan dalam pengetesan kabel UTP
LAN cable tester, alat ukur yang mempunyai kemampuan untuk mengukur
empat pair kabel, pengukuran meliputi panjang kabel dan koneksi kabel. Juga
mampu mengukur NEC (Near End Crosstalk), atenuasi, dan kategori kabel.
d. Metode Pengetesan kabel UTP.
 Hubungkan ujung kabel yang satu yang sudah di crimping dengan RJ 45
ke dalam LAN Cable tester, kemudian hubungkan juga ujung kabel yang
satunya yang sudah di crimping dengan RJ 45 ke dalam LAN Cable tester
pasangannya. Lihat apakah koneksi kabel telah berjalan dengan benar.
 Pengukuran Next dan atenuasi dilakukan pada satu sistem koneksi dari
panel terminasi kabel sampai ke outlet.
 Pengukuran panjang kabel dilakukan untuk mengecek apakah ada kabel
yang terputus atau tidak
 Pengukuran koneksi harus dilakukan untuk mengecek apakah ada kabel
yang salah koneksinya atau markingnya.

PT. Alocita Mandiri


III - 102
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Semua hasil pengukuran dicatat dan hasilnya tidak boleh melebihi nilai
yang tercantum pada spesifikasi teknis.
e. Semua test tersebut harus dicatat dan dilaporkan kepada Direksi, pengawas,
sedangkan untuk trial run test harus dibuat Berita Acaranya, untuk keperluan
serah terima pekerjaan.

PASAL 11
PEKERJAAN SISTEM ALARM KEBAKARAN
DAN ALAT PEMADAM API RINGAN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Kontraktor harus melaksanakan pengadaan, pemasangan & pengujian serta
menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan baik dan siap untuk dipakai.
Bahan- bahan dan peralatan- peralatan pembantu instalasi fire alarm system
harus sesuai dengan persyaratan- persyaratan pekerjaan dan gambar instalasi
fire alarm system.
b. Lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm adalah sebagai berikut:
 Pengadaan, pemasangan dan pengetesan Panel Kontrol MCFA dan sistem
yang sudah terpasang.
 Pengadaan, pemasangan dan pengetesan instalasi kabel dari MCFA ke
Anounciator.
 Pengadaan, pemasangan semua jenis Detektor, Manual Station, Indicator
Lamp, Alarm Bell, dan sistem Fire Intercom (master & slave).
 Pengadaan, pemasangan Junction Box di setiap lantai.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan
interface dengan:
· Sistem Tata Suara
· Sistem Listrik.
· Sistem Air Conditioning dan Fan.
· Sistem Lift.
 Membantu Pemberi Tugas dalam mengurus dan menyelesaikan perijinan
Instalasi Fire Alarm dari instansi yang berwenang.
 Melakukan testing dan commissioning.
 Melaksanakan training (on Site & Class Room) dan menyerahkan buku
technical manual.

2. Persyaratan, Jenis dan Mutu Bahan dan Peralatan


Peralatan utama yang terdapat dalam sistem Fire Alarm ini adalah :
a. Thermal Detector Conventional
Jenis yang digunakan adalah Rate of Rise detector dan Fixed Temperature
detector yang memiliki response lamp di base. Sirkuit dan sensor mempunyai

PT. Alocita Mandiri


III - 103
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

performa yang tinggi dalam pendeteksian temperatur. Mempunyai stabilitas


tinggi terhadap debu, gangguan elektromagnetis, perubahan suhu, kelembaban
dan karatan.
 Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
 Working Temprature : 57° C
 Operating Voltage : 16 - 32 V DC
 Output Voltage : 5 – 13 V DC
 Quescent Current : + 0,1 mA
 Alarm Current : + 25 mA
 EMC : + 10 V/m
 Operating Temperature : -10 ~ 500 C
 Storage Temperature : -30 ~ 750 C
 Relative Humidity : < 95% (40+20 C)
b. Smoke Detector Conventional
Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang memiliki 2 buah response
lamp dan mempunyai karateristik sensitivitas yang rata (flat response
technology). Memiliki kepekaan homogeny untuk membedakan jenis asap.
Mempunyai stabilitas tinggi terhadap denbu, gangguan elektromagnetis,
perubahan suhu, kelembaban dan karatan.
 Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
 Operating Voltage : 16 – 32 V DC
 Output Voltage : 5 – 13 V DC
 Quescent Current : ± 0,1 mA
 Alarm Current : + 25 mA
 EMC : + 10 V/m
 Activation Temperature : 670 C
 Operating Temperature : -10 ~ 500 C
 Storage Temperature : -30 ~ 750 C
 Relative Humidity : < 95% (40+20 C)
c. Input Module (Mini Module)
 Alamat / zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
 Input signal harus bebas dari prioritas signal digital.
 Signal akan dipancarkan ke pengontrol dan pemicu sesuai dengan
pengesetan.
 Kesalahan / fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan
pengontrol.
 Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
 Operating Voltage : 16 – 32 VDC
 Quiescent Current : ± 0.6 mA -
 Activation Current : ± 4.0 mA
 Working Temperature : -10 ~ +50º C
 Relative Humidity : ≤ 95% ( 40±2º C)

PT. Alocita Mandiri


III - 104
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 EOL : ± 100 KΩ
d. Output Module (Control Module)
 Output Module adalah alat untuk mengaktifkan peralatan external menurut
ungkapan logika yang telah ditetapkan lebih dulu dan juga diharapkan
menerima konfirmasi aktifasi tersebut.
 Alamat / zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
 Dapat mengaktifkan peralatan eksternal oleh logika yang telah ditetapkan
lebih dulu, output dapat berupa denyut atau signal menurut set-up Dip-Switch.
 Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
 Tidak direkomendasikan penggunaan modul ini untuk memadamkan
kendali/kontrol secara langsung.
 Kesalahan / fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan
pengontrol.
 Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC
 Quiescent Current : ± 0.7 mA
 Activation Current : ± 2.5 mA
 Relay Rating : 30V/2.0A , 125VAC/1.0A
 Confirmation Led : Steady output
 Steady on : Pulse Output ; flashing
 Working Temperature : -10 ~ +50ºC
 Relative Humidity : ≤ 95% ( 40±2ºC)
 Wiring Capacity : 1.0 – 1.5 mm²
e. Collective Input Module (Monitor Module)
 Collective input module (monitor module) ini dapat menghubungkan detector
conventional/collective ke peralatan utama fire alarm.
 Alamat / zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
 Dapat memancarkan alarm, fault, batas signal bahaya normal kepada unit
MCFA, juga mempunyai indikasi pada modul.
 Indikator alarm dapat dihubungkan dengan L+, L-
 Kesalahan / fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan
pengontrol.
 Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC
 Quiescent Current : ± 4.0 mA
 Alarm Current : ± 16.0 mA
 Alarm Voltage : 3.7V – 16.4 V DC
 Fault Voltage (short) : 0 V - 3.7 V DC
 Fault voltage (open) : > 22.1 VDC
 Working Temperature : -10 ~ +50ºC
 Relative Humidity : ≤ 95% ( 40±2ºC)

PT. Alocita Mandiri


III - 105
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Wiring Capacity : 1.0 – 1.5 mm²


f. Manual Push Button
Jenis yang dipakai merupakan surface mounted dan dilengkapi dengan reset
switch, jika terjadi penekanan.
g. Manual Call Point
Jenis yang dipakai adalah tipe dual action (Break Glass and Pull) dilengkapi
dengan mounting.
 Temperature Range : 0 - 50° C
 Material : Lexan Polycarbonate
 Humidity Range : ≤ 95% RH ( 40 ± 2ºC)
 Alarm Current : 3.0 mA
 Operating Voltage : 16 – 32 VDC
h. Alarm Bell
Alarm Bell merupakan peralatan Audible sebagai indikator dari fire alarm
system.
 Konstruksi : Anti Karat
 Operating Voltage : 18 s/d 36 V DC
 Curent Consumption : max. 80 mA
 Power Consumption : 1,2 Watt
 Desibel Rating : 85 dB. at 3 m
i. Indicator Lamp
Indicator Lamp merupakan lampu indikator yang dipasang paralel dengan group
detector. Lampu indicator ini akan menyala hanya jika group detector yang
bersangkutan bekerja.
j. Zone Indicator
Zone Indicator ini menunjukan zone mana yang bekerja yang disesuaikan
dengan letak zone indicator tersebut.
k. Main Control Fire Alarm (MCFA) Konvensional
MCFA yang digunakan memakai Sistem Sistem Addressable 2 loops dengan
Detector Convensional kapasitas 40 zones. Kelengkapan MCFA antara lain,
Fireman intercom, Synthetic Sound, Sealed Lead Acid Battery, Power supply
charger yang mempunyai voltmeter DC. MCFA harus mempunyai pintu dengan
jendela penglihat (LCD). MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda :
 Bell Off
 Reset
 Testing
 Lamp test
 Fault Signal General
 Signal for Alarm Condition
 LCD Display
 Signal for “Zone Off”
MCFA ini harus mempunyai output berupa :

PT. Alocita Mandiri


III - 106
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Visible/Audible Alarm
 Visible/Audible Fault Alarm
 Test Signal (Visible)
 Optical Signal “Zone Off”
 History Log
l. Annunciator Panel
Annunciator Panel suatu alat yang dipakai untuk memberikan indikasi lokasi
sumber kebakaran (zone area) dan indikasi adanya sistem sprinkler yang
bekerja, indikasi gangguan dari instalasi dengan indikator Audio berupa buzzer
dan indicator visual berupa colour graphic atau dalam bentuk LCD-display.
Pada panel juga dilengkapi fasilitas button yang berfungsi sebagai silence/
acknowledge alarm dan reset button. Unit ini dilengkapi dengan tombol test
untuk lampu (lamp test) dan tombol test untuk buzzer test.
m.Terminal Box
Terminal Box terbuat dari plat baja tebal 1,2 mm ukuran 400 x 600 x 150 mm
untuk ukuran besar dan 300 x 500 x 150 mm untuk ukuran kecil dengan
finishing cat warna merah atau sesuai dengan persetujuan Pengawas.
n. Pipa Konduit
Semua kabel harus dipasang di dalam pipa konduit PVC High impact dia. 20
mm baik yang di atas plafond (horizontal) maupun yang di dinding/tembok/
beton (vertikal). Pemasangan pipa konduit vertikal harus inbow.
Seluruh kotak sambungan, persimpangan, dan lain- lain harus dipasang tertutup
sehingga tidak akan masuk benda-benda lain ke dalam kotak tersebut. Seluruh
saluran ini harus terpisah dengan sistem saluran lainnya yang terdapat pada
bangunan ini.
o. Kabel
Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi fire alarm adalah sebagai berikut:
 NYM 3 x 1,5 mm2 : kabel power dari MCFA ke Detector di terminal box
 NYM 2 X 1,5 mm2 : kabel power horn & strobe & PAC
 NYA 2 x 1,5 mm2 : instalasi antar detector dan manual break glass
 Instalasi pengkabelan lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
3. Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan
a. Denah setiap lantai menunjukan lokasi perkiraan letak detector dan
peralatan- peralatan lain dari system ini, dimana letak yang pasti dijelaskan
pada gambar.
b. Untuk manual push button/manual call point, alarm bell, red lamp dipasang
pada ketinggian 1,5 m dari lantai.
c. Disekitar detector harus ada ruangan bebas sekurang kurangnya pada jarak 0,6
m dari detector tanpa ada timbunan barang atau alat- alat lainnya.
d. Semua kabel harus dipasang di dalam conduit, baik yang di atas plafond
(horizontal) maupun yang di dinding/tembok/beton (vertical), ukuran conduit dan
kabel harus sesuai gambar rencana.

PT. Alocita Mandiri


III - 107
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

e. Pemasangan Peralatan Utama ditempatkan pada Ruang Kontrol atau sesuai


dengan Gambar Rencana.
f. Instalasi Fire Alarm ini, harus dipasang interlock/Interfacing dengan Panel Listrik
dan Peralatan lainnya termasuk pemasangan kabel kontrol dan relaynya,
seperti yang disebutkan dalam Gambar Rencana.
g. Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan
testing/pengetesan, yang disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
h. Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untuk
smoke detector menggunakan asap.
i. Tiap- tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.
j. Peralatan- peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga
instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

4. Alat Pemadam Api Ringan


APAR lebih efektif untuk padamkan kebakaran api dengan cepat agar kebakaran
tidak membesar. Pemasangan apar pada sistem sarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran pada apar harus menggunakan standar yang sesuai
dengan kebutuhan yang ada dan harus memenuhi ketentuan peraturan menteri
tenaga kerja dan transmigrasi No. PER.04/MEN/1980 tentang syarat syarat
pemasangan dan pemeliharaan apar serta NFPA tahun 1998 tentang standart
portable for fire extinguisher. Apar yang digunakan adalah produk Yamato, Chubb
atau setara. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) terdiri dari beberapa jenis:
a. APAR Jenis Dry Powder bubuk kimia Kering
b. APAR Jenis Busa Kimia Chemical Foam AFFF
c. APAR Jenis Busa Mekanik Mechanical Foam liquid Gas Extinguisher
d. APAR Jenis Gas Carbondioxside
Persyaratan penempatan alat pemadam api ringan yang baik sebagai berikut :
a. Mudah untuk dilihat, diambil serta dilengkapi dengan tanda pemasangan apar.
b. Tinggi tanda ukuran pemasangan 125 cm dari bawah dasar lantai tepat di atas
satu atau dua buah apar yang untuk di pasangkan.
c. Jarak minimal alat pemadam api ringan dengan lantai bawah sekitar 15 cm.
d. Jarak penempatan apar alat pemadam api ringan satu dengan lainnya sekitar
15 meter atau ditentukan lain oleh pengawas atau Ahli penempatan yang
bertugas.
e. Adapun pilihan lain sesuai persetujuan yang berwewenang, posisi apar dapat
diubah agar mudah untuk diambil disaat menggunakan apar tersebut.
f. Semua alat pemadam kebakaran sebaiknya berwarna merah guna sesuai
dengan fungsi nya untuk memadamken berbagai jenis api.
g. Penempatan APAR sebaiknya digantung dengan segitiga sengkang yang sudah
disiapkan.

PT. Alocita Mandiri


III - 108
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

h. Penempatan apar portable bisa dengan menggunakan box apar yang


menggunakan kaca di bagian depan agar dapat mudah dilihat.
i. Untuk ukuran kaca box aman disesuaikan dengan apar yang akan ditempatkan
ke dalam box kaca.
j. Pemasangan apar harus di pasang sebaik mungkin sehingga paling atas pada
ketinggian 1,2 m kecuali CO2 bisa agak rendah untuk pemasangannya. Syarat
jarak apar CO2 tidak kurang dari 15 cm dari bawah lantai. Alat pemadam api
ringan harus berada pada tempat yang aman di ruangan terbuka dan harus di
lindungi dengan penutupan yang aman.
k. Syarat Tanda Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan:
 Segitiga sama sisi dengan warna dasar merah.
 Ukuran tiap sisi 35 sampai 40 cm.
 Tinggi huruf 3 cm berwarna putih.
 Tinggi Tanda Panah 7.5 sampai 9 cm berwarna putih.

p. Daftar Material / Peralatan


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi
teknis. Kontraktor dapat mengajukan alternatif lain yang setara setelah
mendapatkan persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

MCFA , dilengkapi :
- Sealed Acid Battery Tipe : Konvensional
1
- Power supply Kap. : 2 loops Esser,
- Battery charger Edward,
Siemens
2 Alarm Bell Sound press level bell ± 90 dB
Chubb,
3 Manual Break Glass Standard model
Gent
Rating AC/DC 2V, 21mA
4 Local lamp
Colour : Red
5 Detector Coventional Smoke, ROR , Fixed / Head
6 Jack Telephone
NYA, NYM,ITC Kabelindo, Supreme,
7 Kabel-kabel Kabel Metal, Voksel,
STP AWG 18
Tranka
8 Konduit PVC high impact Ega, Clipsal

PT. Alocita Mandiri


III - 109
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

PASAL 12
PEKERJAAN PENGADAAN GENSET

1. Umum
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (As-built Drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak Pemilik
bangunan.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (Bills
of Quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Konsultan Manajemen Konstruksi selama masa pelaksanaan
pekerjaan.

Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban kontraktor untuk penggantinya tanpa
ada penggantian biaya.

2. SISTEM KERJA GENSET


a. 1 (satu) Unit Diesel Generating Set Silent Type kapasitas minimal 180 kVA Prime Power
yang ditempatkan pada RUANG Genset Lantai 1 sebagai sumber daya cadangan bila
PLN padam.
b. Bila PLN padam, maka Genset akan start secara otomatis (Auto Start) dalam waktu 10
– 15 detik (adjustable).
c. Ketika PLN sudah hidup kembali, maka Genset masih akan terus melayani beban untuk
waktu tidak kurang dari 15 menit, setelah itu baru terjadi pemindahan beban kembali ke
PLN dan Genset akan mati setelah melalui waktu pendinginan/cooling down time sekitar
300 detik (adjustable), dengan pertimbangan agar rectifier perangkat tidak mengalami
perubahan catu daya dalam waktu pendek.

3. INSTALASI
a. Diesel Genset harus didudukan di atas pondasi dengan mempergunakan spring atau
rubber mounting yang direkomendasikan oleh pabik pembuat.
b. Spring anti vibration mounting harus mempunyai effisiensi tidak kurang dari 95%.
c. Posisi Diesel Genset harus lurus baik secara vertical maupun horizontal.
d. Anchor dari Diesel Genset harus benar-benar tepat pada lubang pondasi yang
telah ditetapkan dan dicek dengan baik dan kuat.
e. Pipa exhaust dan Silencer harus diisolasi dengan Rockwool 2” density 60 kg/m³ dan
dibungkus dengan galvanized sheet di sepanjang pipa (jacketing).
f. Sambungan pipa ke mesin harus mempergunakan flexible joint.

PT. Alocita Mandiri


III - 110
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

PASAL 13
PEKERJAAN INSTALASI SISTEM JARINGAN CCTV

1. Umum
a. Sistem Closed Circuit Television System dipergunakan untuk membantu
pengawasan dengan cara mengamati kegiatan operasi suatu gedung melalui
video camera.
b. Hasil gambar dapat diamati melalui TV Monitor.
c. Sistem CCTV ini terdiri dari Camera, Monitor, Digital Video Recorder (DVR), alat
penggerak Scanner, UPS dan Pan Tilt.
d. Sistem CCTV yang direncanakan adalah berwarna (colour).
e. Kontraktor harus melengkapi dan merakit sistem CCTV sesuai dengan gambar
rencana dan BOQ. Apabila harus dilengkapi dengan peralatan tambahan, maka
harus sesuai persyaratan pabrik manufakturnya.

2. Persyaratan, Jenis, dan Mutu Bahan Dan Peralatan


i. IP Camera
Merupakan alat pengamat dari sistem CCTV yang sudah dilengkapi dengan
lensa. Berfungsi untuk memberikan gambar dari lokasi yang diamati ke monitor
melalui kabel video ataupun nirkabel. Jenis camera yang digunakan adalah
jenis IP camera, yaitu kamera CCTV yang dapat mengirim dan menerima data
melalui jaringan komputer dan internet.
Spesifikasi teknis minimum dari camera adalah:
 Image Sensor : 1/3 inch, 2MP CMOS Image Sensor
 Video Resolution : FHD 1080p to CIF
 Signal System : PAL / NTSC
 Effective Pixels : 1920 (H) x 1080 (V)
 Signal to Noise Ratio : 50 dB
 Min. Illumination : 0,1 lux / F1,4; 0 Lux with IR
 Shutter Speed : Auto/Manual, 1/50.000 ~ 1/3 sec
 S/N Ratio : 48dB (AGC off)
 Lens : f 2,8mm – 12 mm / F1,4 ~ F2,8
 IR LED : 1 unit
 IR Effective Distance : up to 25 meter
 PIR Sensor : Ya
 IR Shift : Ya
 Smart Light Control : Ya
 White Balance : ATW / auto / manual

PT. Alocita Mandiri


III - 111
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 WDR : Ya
 Tilt Angle : 18 degree above horizon
 Pan Range : 360 degree continuous
 Pre-position speed : Pan ( 400degree/s ) , Tilt ( 300degree/s)
 Frame Rate : 1 to 30 fps
 Backlight Compensation : On/Off Switch Selectable / BLC / HLC / WDR
 Exposure : Automatic Control with DC Iris Meter (1/60 –
1/100.000)
 Lens Mount : CS – Mount
 Zoom Ratio : 4,3 x
 Relative Aperture : (F) 1,4~360
 Iris Mode : AES
 Video Motion Detection : On / Off
 AGC : Auto
 Focus : Manual
 Zoom : Manual
 Angle of View:
 Horizontal : 24.1° ~ 103°
 Vertical : 17° ~ 72.5°
 Diagonal : 36° ~ 122°
 Power Source : AC 220 - 240 V, 50 Hz / DC 12V 1A
 Power Consumption : 2,4 W
 Date Rate : 9,6kbps to 6 Mbps
 Overall IP Delay : 240ms
 Ethernet : 10Base-T/100Base-TX, auto sensing, RJ45
 Encryption : TLS 1.0, SSL, DES, 3DES, AES
 Ingress Protection : IP66 rated water & dust resistant for weather-
proof apllication, NEMA 4X
 Create Metadata for Forensic Searching
 Support Motion+
 Support Forensic Search Software di NVR existing
 Support Intelligent Tracking
 Support and can be integrated to Existing Video Management Software /
Server
 Network communication protocol IPv4,UDP,TCP, HTTP, RTP, ICMP,
DHCP, DNS, DDNS, UPnP, Dropbox, CHAP, SOAP, Telnet, FTP
ii. Monitor
Merupakan alat yang mentranslasi isyarat elektronik yang dikirim oleh camera
menjadi gambar pada sebuah layar televisi.
Spesifikasi teknis monitor adalah:
 Screen size : 32" diagonal
 Resolution : 1280 x 1024 (SXGA)

PT. Alocita Mandiri


III - 112
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Pixel Pitch : 0,294 (H) x 0,294 (V) mm


 Speaker Output : 1.0 W
 Contrast Ratio : 1000:1 (Typical)
 Video System : NTSC/PAL/Auto
 Display Mode : Video, S-Video, VGA
 Brightness : 300cd/m2 (Typical)
 Response Time : 5 ms (Tr+Tf) (Typical)
 Display Colour : 16,7 M
 Viewing Angle L/R : 800 / 800 (CR=10)
 Viewing Angle U/D : 800 / 800 (CR=10)
 Scan Freq. : 500 TV Line / 31,5K–80 KHz (H), 56-75Hz
(V)
 Power Consumption : 95 W
 Power Source : AC 110 - 240 V, 50/60 Hz
 Safety : FCC, CE (EMC/LVD), UL, BSMI, CCC
iii. Digital Video Recorder
 Video Input : one LAN port (16 channel)
 Video Output : HDMI
 Video Output Resolution : 1920 x 1080p
 Audio Output : Ya
 HDD Storage : 3 x 3TB internal Hard disk and external
Storage RAID option
 eSATA Port : Ya
 RS-485 Port : Ya
 USB Port : USB 2.0
 IR Remote Control : Ya
 Ethernet Port : 10/100/1000 GB
 Zooming : 4x Digital Zoom on Playback
 Local/Remote Display Mode : 16 CH
 Local/Remote Playback Mode : 16 CH
 Local Single Channel Playback : Ya
 Recording Mode : Manual / Event / Alarm / Schedule
 Recording Throughput : Up to 480 IPS @ 1920 x 1080,
 up to 120 Mbps
 Pre alarm Recording : Ya
 Quick Search : Time/Event
 Event Notification : Push Status / Video Mail / Message Mail
 Security : Multiple user access levels with password
 Remote Access : Windows, Mac operating system, Android
 mobile device
 Support :
- Third-Party Dome Support

PT. Alocita Mandiri


III - 113
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

-
Multiple Display for Live Viewing or Playback while Recording
-
Compression Technology
-
Local and Remote Software Upgrade Capabilities
-
User-Friendly and Highly Intuitive Graphical User Interface
-
Export Video and Still Images in Multiple Formats
-
Server to server capability
-
Network Bandwidth Throttling
-
Dynamically Adjustable Frame Rate and Image Quality for Motion and
Alarm Recording and Pre-Alarm Recording
- Monitor System Changes Using Activity Logs
- Automatic Image Watermarking
- Print Still Images from Video
- Export Video and Still Images in Multiple Formats, Including Native,
AVI, ASF, BMP, TIFF, and JPEG
- API Facilitates Development and Integration of Third-Party
Applications
- Scheduled Backup
iv. Network Video Recorder 8 Channel
Termasuk HDD 2 x 8 TB, NVR dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Quad-core embedded processor
 HDMI1 or VGA1 interface provided
 HDMI1 support up to 4K (3840 x 2160) resolution
 Connectable with third-party network camera
 Support live view, video saving and playback the video up to 12 MP
resolution
 Support digital zoom for playback function
 Provide 2 ports USB, 1 ports for PC communication and keyboard, 1 ports
for PTZ Controller for interfacing with the camera
 Support 2 SATA III Ports, up to 8 TB capacity for each HDD
 Provide 1 Channel Input, 1 Channel Output and RCA for Audio and Video
 H.265/H.264/MJPEG/MPEG4 video compression format
 Record rate up to 320 Mbps
 Support manual, schedule (regular or continous, MD, alarm), stop for
record mode
 Support RJ-45 port (10/100/1000 Mbps) for network interfacing
 Support 1 Independent 1000 Mbps Ethernet port
 Support ONVIF 2.4, CGI Conformant protocol

v. Switch 24 port 10/100/1000


Minimum spesifikasi :
 Switch 24 Port 10/100/1000 Gigabit Ethernet Switch Managed Stackable
 Port 24FE + 4 GE (5G Stacking) 2 combo GE + 2 1G/5G SFP

PT. Alocita Mandiri


III - 114
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Layer 3
 800 MHz ARM CPU memory 256MB
 32MB Flash
 Supported SFP/SFP+ Modules
 Spanning Tree Protocol
 Standard 802.1d Spanning Tree Support
 Fast convergence using 802.1w (Rapid Spanning Tree [RSTP]), enabled
by default
 Multiple spanning tree instances using 802.1s (MSTP). 16 instances are
supported
 Hardware stack Up to 8 units in a stack. Up to 416 ports managed as a
single system with hardware failover.
 Switching Capacity (28.8 Gbps)
 IPv4 & IPv6 All Service/Feature
 MIB Support
 Head-of-line (HOL) blocking
 Flow control
 Port mirrorin
 Link aggregation
 Broadcast storm
 Rate limiting
 DHCP client
 IGMP snooping
 VLANs 4096
 Networking Standars
IEEE 802.1D, IEEE 802.1Q,IEEE 802.1s,IEEE 802.1w,IEEE
802.1x,IEEE
802.3, IEEE 802.3ab, IEEE 802.3ad,IEEE 802.3u,IEEE 802.3x,IEEE
802.3z
 Embedded RMON software agent supports 4 RMON groups (history,
statistics, alarms, and events) for enhanced traffic management,
monitoring, and analysis
 Condition New (Warranty)
 Firmware upgrade
 Web browser upgrade (HTTP/HTTPS) and TFTP and SCP
 Upgrade can be initiated through console port as well
 Dual images for resilient firmware upgrades
 Storage temperature -4°to 158°F (-20°to 70°C)
 Power Consumption/ Energy Detect:
 110V/0.226A/13.7W
 220V/0.160A/14.8W
vi. POE (Power Over Ethernet) Adapter

PT. Alocita Mandiri


III - 115
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Gigabyte Power Over Ethernet


 Power Adaptor 48 Volt
 Input range power adaptor : 100 – 240 V AC 1,5 A
 Output power adaptor : 48 V DC 0,9 A
vii. Kabel Data STP Cat 6, Non Plenum High Quality
viii. Connection
10 base T, 100 base-T, Ethernet, TP-PMD Audio, Telephone, Multimedia
Network
ix. Switcher / Sequential Switch
Alat yang dipakai untuk menghubungkan 2 (dua) atau lebih camera ke monitor
tunggal. Sehingga pengamat dapat memilih hasil gambar mana yang akan
ditampilkan pada layar monitor. Posisi camera yang tidak diamati dapat di
bypass tanpa merubah urutan pengamatan maupun waktu interval.
Spesifikasi teknis switcher adalah:
 Frequency Respons : 4 MHZ + 1 dB.
 Power Source : 12 V DC, 0.12 A
 Voltage : 220 VAC, 50 Hz.
 Lengkap dengan time lapse - VTR.
 Cassette VHS.
 Switching Interval : 1 - 30 Sec
Jenis switcher lain yang dipakai dalam sistem yaitu:
Alarm Programmed Sequential Switcher
Switcher ini bekerja sama seperti sequential switcher, hanya saja dilengkapi
dengan fasilitas yang dihubungkan ke kontraktor alarm (Saklar jarak jauh).
Apabila isyarat alarm (kontraktor) diterima maka secara otomatis akan
menampilkan gambar lokasi yang terjadi pada layar monitor yang akan
memutus urutan pengamatan pada switcher yang telah diprogram sebelumnya.
x. Pan Tilt
Adalah alat berfungsi untuk menggerakkan camera secara horisontal dan
vertikal. Alat ini harus dilengkapi dengan Pan Tilt Control.
Spesifikasi teknis Pan Tilt adalah:
PAN : 20 0 - 340 0, speed 6.6 0 / sec, Tilt 45 0 - 45 0 / SEC
xi. Remote Control Unit / Scanner
Adalah alat untuk mengatur pan Tilt 200 m kekiri - ke kanan, keatas - kebawah,
jauh -dekat.
Spesifikasi teknis adalah:
Power : 24 V AC, 30 Watt
xii. Zoom Lens
Adalah alat pelengkap camera yang gunanya untuk dapat mengamati obyek
jarak jauh. Alat ini harus dilengkapi dengan control zoom untuk menghasilkan
gambar yang di inginkan.
Spesifikasi teknis adalah:

PT. Alocita Mandiri


III - 116
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Focal length range : 6 - 60 mm (10 x Motorized)


xiii. UPS 4 kVA
Minimum spesifikasi :
 Form Factor : Rackmount 2U
 Daya Keluar : 4kVA
 Voltase Masuk :
 Nominal Input Voltage : 230V
 Input Frequency : 50/60 Hz +/- 3 Hz (auto sensing)
 Input voltage range for main operations : 180 - 287V
 Voltase Keluar : 230V
 Output Connections :
 (4) IEC 320 C13
 (2) IEC Jumpers
 Waveform Type : Sine Wave
 Surge Energy Rating : 459 Joules
 Full time multi-pole noise filtering : 0.3% IEEE surge let-through : zero
clamping response time : meets UL 1449
 Back-Up Time Half Load : 70 minutes
 Back-Up Time Full Load : 25 minutes
 Battery Type : Maintenance-free sealed Lead-Acid battery
with suspended electrolyte: leakproof
 Typical recharge time : 5 hour(s)
 Replacement Battery
xiv. Material dan Peralatan
 Rak peralatan sistem CCTV ini ditempatkan sesuai dengan fungsi sistem.
 Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit.
 Kotak Hubung Bagi ditempatkan di ruang panel di setiap lantai pada
ketinggian 10 - 20 cm di bawah plafon. Pemasangan Kotak Hubung ini
memakai dynabolt 1/2" x 2" sebanyak 4 buah. Semua kabel yang masuk/
keluar Kotak Hubung ini harus melalui kabel gland.
 Kabel, Konduit dan Tangga Kabel
Kabel instalasi yang digunakan adalah coaxial cable type 5 C - 2 V untuk
isyarat video dan untuk keperluan kontrol menggunakan NYA 0.5 mm yang
semuanya dalam pelaksanaan harus dimasukkan dalam pipa serta klem
sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan semua kabel distribusi harus diklem
pada tangga kabel yang dipasang di shaft dengan memakai dynabolt 1/2" x
2" sebanyak 3 buah pada setiap jarak 75 cm. Konduit harus diklem ke
struktur bangunan dengan saddle klem. Semua kabel yang akan dipasang
menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis
dengan diameter minimum 2 1/2 kali penampang kabel. Penyusunan konduit
diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.

PT. Alocita Mandiri


III - 117
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

3. Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Network dan Integrated System lengkap dengan Aksesoriesnya
a. Instalasi Network adalah pekerjaan Penyambungan dari Kabel Fiber Optik ke
Switch dengan SFP module
b. Mengintegrasikan masing masing switch dengan baik agar saling terhubung
c. Memastikan semua VLAN existing sudah terkonfigurasi pada switch terpasang
d. Melakukan konfigurasi pada masing-masing switch agar terhubung dengan
switch dan core yang sudah terpasang
e. Melakukan pemasangan label nama standar kabel dan perangkat yang
terpasang.
f. Menggambar wiring diagram dari jaringan terpasang sesuai kondisi di lapangan
g. Melampirkan program konfigurasi pada masing-masing switch terpasang

4. Pengujian
 Semua peralatan dalam Sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut.
 Perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem
setelah hasil pengujian adalah baik.
 Pengukuran kabel instalasi dilakukan dengan Impedance Meter.

5. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor
baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah seperti outline specification
terlampir.

No. Material Merk


1. Camera National, Philips/Bosch,Samsung, Honeywell, Hikvision, Panasonic
2. Multiplexer National, Philips/Bosch,Samsung, Honeywell, Hikvision, Panasonic
3. Recorder National, Philips/Bosch,Samsung, Honeywell, Hikvision, Panasonic
3. Kabel Belden. Sinar Ewindo
4. Konduit EGA,

PT. Alocita Mandiri


III - 118
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

5. Monitor National, Philips/Bosch,Samsung, Honeywell, Hikvision, Panasonic

OUT LINE SPESIFIKASI MATERIAL

NO MATERIAL KLASIFIKASI TEKNIS MERK

I MECHANICAL WORK
PLUMBING
A WATER SUPPLY
1. Transfer Pump Kapasitas : Sesuai Gambar Ebara, Grundfos, Arthur
Head : Sesuai Gambar Meter
Putaran : 1500 RPM
Shaft Sealing : Gland Packing
Matrial Pompa
- Casing : Cast Iron
- Impeller : Bronze
- Shaft : 403 Stainless Steel
Motor Output : 380 Volt,50Hz,
3 Phase
Jenis : Centrifigal Multi Stage
Lengkap Panel Kontrol
2. Pakage Booster Pump Kapasitas : Sesuai Gambar
Head : Sesuai Gambar Meter Ebara, Grundfos,
Putaran : 1500 RPM Arthur
Shaft Sealing : Gland Packing
Matrial Pompa
- Casing : Cast Iron
- Impeller : Bronze
- Shaft : 403 Stainless Steel
Motor Output : 380 Volt,50Hz,3
Phase
Jenis : Vertical In Line Multistage
with VSD
Lengkap Panel Kontrol
3. Shallow Well Pump Kapasitas : Sesuai Gambar lpm Ebara, Grundfos, Arthur
Head : Sesuai Gambar Meter
Putaran : 1500 RPM
Shaft Sealing : Gland Packing
Matrial Pompa
- Casing : Cast Iron
- Impeller : Bronze
- Shaft : 403 Stainless Steel
Motor Output : 380 Volt,50Hz,
3 Phase
Jenis : Submersible pump

PT. Alocita Mandiri


III - 119
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

NO MATERIAL KLASIFIKASI TEKNIS MERK

Lengkap Panel Kontrol


4. Pipa Air Bersih (PPr) PPr PN 16 SD, ERA, BE, Wespect
6. Fitting Pipe PPr PN 16 SD, ERA, BE, Wespect
Weflo, Toyo, Connex,
7. Valve (Class 10 K) Bronze, Klas 10K, 8K & 6K
Mico
8. Pressure Reducing Valve Bronze, Klas 10K, 8K & 6K Yoshitake, Socla
9. Float Valve Klas 10K, 8K & 6K KKK, Yuta
Bahan Fibre Renforeded Plastic / Induro, Sigma, Biofresh,
10. Tank Atas ( Roof Tank )
FPR Modular System Aerfrsh
lengkap dengan :
- Steel Base Frame UNP
- Tangga dalam & Luar
- Manhole,Nozzel,Flange JIS 10K
- Inlet,Outlet,Overflow,Airvent dan
Drainege
11. Water Meter B & R, Onda
Nagano, VPG,
12. Pressure gauge
Yamamoto
13. Air Vent Yoshitake, Socla
Mizzu, Ebara, Mico,
14. Foot Valve
Connex
15. Elektrode Water Level Omron, Honeywell
16. Flexible joint Muraflex, Armflex, Tozen
17. Electric Water Heater Ariston, RHEEM

B SEWAGE SYSTEM
1. Pipa PVC Pipe Class AW (10 kg/mm2) Rucika, Pralon, Wavin
Mizzu, Ebara, Mico,
2. Valve (Class 10 K) Class 10 K
Connex
Pengolahan gabungan Anaeropbik Biofresh, Aerfresh, Daiki
3. STP / IPAL
dan Aerobik Axis

C FIRE FIGHTING SYSTEM


1. Fire Extinguiser ABC (Dry chemical) Apron, Onfire

D AIR CONDITIONING

1. Unit Air Conditioning Splite System Daikin, LG, Samsung

2. Exhaust Fan KDK, Cassal, S&P


3. Refrigerant Pipe Denji, Crane Enfield,

PT. Alocita Mandiri


III - 120
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

NO MATERIAL KLASIFIKASI TEKNIS MERK

Kembla
4. Drain Pipe PVC Class AW (10 kg/mm2) Rucika , Pralon, Wavin
Armaflex, Insuflex
5. Isolasi Refrigerant Pipe
Thermaflex
Kabel Metal, Kabelindo,
6. Cable Power & Control
Supreme

II ELECTRICAL WORK
1. PANEL
Oni Panel, Perniagaan
Panel Maker
Utama, Prastiwahyu
Componen Panel Schneider, ABB, LS
2. CABLE
Kabel Metal, Kabelindo,
Cable Low Voltage
Supreme
Cable FRC Draka, Pyrotec
Oni Tray, Tree Star,
Cabel Tray and Ladder
Tree Abadi
3. LIGHTING
Housing Armature Pabrikan Phillips, Osram
Lampu LED 4000K Phillips, Osram
Fitting Phillips, Osram
Battery Phillips, Osram
4. POWER OUTLET
Saklar / Socket Schneider, Legrand
5. Conduit Pipe EGA, Legrand
Perkin FG Wilson,
6. Generator Silent Type
Mitsubishi
7. Transformator Oil Type Schneider, Trafindo,

III ELECTRONIC WORK


A TELEPHONE
1. PABX Panasonic
2. Hand set Panasonic
3. Faximile Panasonic
4. TB Telephone CRONE
Kabel Metal, Kabelindo,
5. CabLE ITC
Supreme
6. Conduit Pipe & Fitting EGA, Legrand
7. Telephone Outlet Schneider, Legrand

B FIRE ALARM
1. Equipment Fire Alarm Semi Addressible Nohmi, Onfire
2. TB-FA Crone
Photo Electric Smoke
3. Nohmi, Onfire
Detector
4. Manual Push Button c/w Nohmi, Onfire

PT. Alocita Mandiri


III - 121
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

NO MATERIAL KLASIFIKASI TEKNIS MERK

Jack Phone
5. Indicator Lamp Nohmi, Onfire
6. Alarm Bell Nohmi, Onfire
Kabel Metal, Kabelindo,
7. Cable Power
Supreme
8. Conduit Pipe & Fitting EGA, Legrand

C SOUND SYSTEM
1. Equipment Sound System Toa, Bosch
Kabel Metal, Kabelindo,
2. Cable Power
Supreme
3. Conduit Pipe & Fitting EGA, Legrand
4. Ceilling Speaker Toa, Bosch
5. Attenuator Toa, Bosch

D. PERALATAN VIDIO CONVEREN


1. Equipment Sound System Toa, Bosch
Kabel Metal, Kabelindo,
2. Cable Power
Supreme
3. Conduit Pipe & Fitting EGA, Legrand
4. Ceilling Speaker Toa, Bosch
5. Attenuator Toa, Bosch

D CCTV
Bosch, Panasonic,
1. Equipment CCTV IP Camera
Samsung
2. Instalasi Cable
Kabel Metal, Kabelindo,
3. Cable Power
Supreme
4. Conduit Pipe EGA, Legrand

E PENANGKAL PETIR
1. Penangkal Petir Jenis Electro Static LPI, Guardian

PT. Alocita Mandiri


III - 122
RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

BAB IV
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PADA SAAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PASAL 1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Buruknya angka keselamatan dan kesehatan kerja, serta kecelakaan kerja pada
industri konstruksi membuktikan bahwa proyek konstruksi merupakan kegiatan yang
banyak mengandung unsur bahaya dan lokasi proyek merupakan salah satu
lingkungan kerja yang mengandung resiko cukup besar.
2. Kontraktor sebagai pihak yang bertanggung jawab selama proses pembangunan
berlangsung harus mendukung dan mengupayakan program serta tindakan-
tindakan pencegahan yang dapat menjamin agar tidak terjadi / meminimalkan
kecelakaan kerja.
3. Kewajiban Kontraktor dan rekan kerjanya adalah mengasuransikan pekerjanya
selama masa pembangunan berlangsung.
4. Pada rentang waktu pelaksanaan pembangunan, Kontraktor utama maupun
Subkontraktor sudah selayaknya tidak mengizinkan pekerjanya untuk beraktivitas,
bila terjadi hal-hal:
 Tidak mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja;
 Tidak menggunakan peralatan pelindung diri selama bekerja;
 Mengizinkan pekerja menggunakan peralatan yang tidak aman.
5. Setiap pekerja konstruksi harus mematuhi dan menggunakan peralatan dan
pelindung dalam bekerja sesuai peraturan keselamatan dan kesehatan kerja.
6. Kontraktor utama maupun Subkontraktor harus menambahkan klausul tentang
keselamatan dan kesehatan kerja dalam setiap kontrak kerja yang dibuat.
7. K3 dibuat terutama untuk kelancaran berjalannya proyek, baik bagi pekerja maupun
lingkungan sekitarnya, yang tujuannya meliputi:
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
 Mencegah, mengurangi dan memandamkan kebakaran.
 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
 Memberi pertolongan pada kecelakaan.
 Memberi alat-alat perlindungan diri kepada para pekerja.
 Mencegah dan mengendalikan timbul atau meyebarluasnya suhu, kelembapan,
debu, kotoran, asap, gas, uap, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,
suara dan getaran.

PT. Alocita Mandiri IV - 1


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik


maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan.
 Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
 Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik.
 Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
 Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertipan.
 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
 Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang.
 Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
 Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
8. Peran K3 pada proyek konstruksi antara lain adalah:
 Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi
serta produktivitas nasional.
 Setiap orang yang berada di tempat kerja perlu terjamin keselamatannya.
 Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien.
 Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja, karena sebelumnya sudah ada tindakan antisipatif dari
perusahaan.
9. Elemen-elemen yang patut dipertimbangkan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan program K3 adalah:
 Komitmen pimpinan perusahaan untuk mengembangkan program yang mudah
dilaksanakan
 Kebijakan pimpinan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
 Ketentuan penciptaan lingkungan kerja yang menjamin terciptanya kesehatan
dan keselamatan dalam kerja.
 Ketentuan pengawas selama proyek berlangsung.
 Pendelegasian wewenang yang cukup selama proyek berlangsung.
 Ketentuan penyelengaraan pelatihan dan pendidikan.
 Pemeriksaan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.
 Melakukan penelusuran penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja.
 Mengukur kinerja program keselamatan dan kesehatan kerja.
 Pendokumentasian yang memadai dan pencatatan kecelakaan kerja secara
kontinu.
10. Hal-hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan K3 di Proyek:
 Deklarasi kebijakan K3 Proyek
 Mengidentifikasi resiko/bahaya kecelakaan dan rencana tindak lanjut
 Target K3 di proyek

PT. Alocita Mandiri IV - 2


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Perumusan rencana K3 di proyek (Health & Safety Plan)


 Pelaksanaan dari rencana K3
 Pendapat karyawan tentang pelaksanaan K3 (umpan balik untuk mengukur
kinerja K3)
 Evaluasi kemampuan rekanan kerja (mandor & subkontraktor) terhadap SMK3
dan ketaatan terhadap prosedur K3. Project Manager harus melaporkannya
kepada kantor pusat
 Penanganan keadaan darurat
 Inspeksi rutin dan peningkatan/pengembangan
 Penyelidikan penyebab dari kecelakaan, menentukan masalah dan
merumuskan penanganan untuk mengeliminasi masalah
 Dokumentasi dan Pelaporan
 Audit pelaksanaan K3 di proyek

PASAL 2
PERATURAN PERUNDANGAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang terkait pelaksanaan K3, yaitu:
 UU No. 14 Tahun 1969 tentang Perlindungan terhadap Tenaga Kerja dan
Pembinaan Norma Keselamatan Kerja.
 UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
 UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
 Permenaker No. 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan
 Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja No. Kep.174/Men/1986 dan Menteri
Pekerjaan Umum No. Kep/104/Men/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Kegiatan Konstruksi Bangunan
 PP No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Konstruksi jo. PP
No. 04 TAhun 2010 dan PP No. 92 TAhun 2010
 PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi jo PP No. 59
Tahun 2010
 PP No. 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
 Perpres No. 54 Tahun 2010 jo Perpres No. 70 TAhun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
 PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)

PT. Alocita Mandiri IV - 3


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Permen PU No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
 SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
 SNI 19-0229-1987 : Pekerjaan di dalam Ruangan Tertutup.
 SNI 19-0230-1987 : K3 untuk Pekerjaan Penebangan dan Pengangkutan Kayu.
 SNI 19-0231-1987 : Kegiatan Konstruksi, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja.
 SNI 19-1955-1990 : Perancah, Keselamatan Kerja pada Pemasangan dan
Pemakaian
 SNI 19-1956-1990 : Tangga Kerja, Keselamatan Kerja pada Pembuatan dan
Pemakaian.
 SNI 03-1962-1990 : Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran.
 SNI 19-3993-1995 : Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja tentang
Keselamatan Kerja Las Busur Listrik.
 SNI 19-3994-1995 : Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
 SNI 19-3997-1995 : Pedoman Keselamatan Kerja Listrik pada Pentanahan.
 SNI 05-0572-1989 : Gergaji Kayu Tangan.
 SNI 06-0652-1989 : Sarung Tangan Kerja Berat dari Kulit Sapi.
 SNI 05-0738-1989 : Persyaratan Umum dan Cara Uji untuk Kerja Traktor Tangan.
 SNI 03-0963-1989 : Cara Uji Kerja Excavator Darat Hidrolik.
 SNI 09-0964-1989 : Cara Uji Kerja Traktor Rantai Kelabang.
 SNI 03-0965-1989 : Cara Uji Kerja Loader.
 SNI 09-0966-1989 : Cara Uji Kerja Motor Grader.
 SNI 19-1717-1989 : Keselamatan Kerja Mesin Gergaji Bundar/Lingkar untuk
Pekerjaan Kayu.
 SNI 19-1721-1989 : Penilaian dan pengendalian Kebisingan di Tempat Kerja.
 SNI 19-1957-1990 : Pedoman Pengawasan Kesehatan Kerja.
 SNI 19-1961-1990 : Peraturan Khusus Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
 SNI 18-2036-1990 : Ketentuan Keselamatan Kerja Radiasi.
 SNI 19-3996-1995 : Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja tentang
Penyimpanan dan Pengamanan Bahan Peledak.

PASAL 3
TENAGA AHLI K3

1. Setiap pekerjaan konstruksi harus memiliki petugas K3 yang memiliki lisensi Ahli K3
Konstruksi sesuai dengan Permenaker R.I Nomor : PER.04/MEN/1987 tentang
P2K3 serta Tata cara penunjukan Ahli K3 dan Surat Dirjen Binwasnaker RI No. Kep.
20/DJPPK/VI/2004 tentang Sertifikat Kompetensi K3 bidang Konstruksi Bangunan.

PT. Alocita Mandiri IV - 4


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

i. Proyek dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang atau pelaksanaan lebih dari
6 bulan harus memiliki 1 Ahli Utama K3 Konstruksi, 1 Ahli Muda K3 Konstruksi
dan 2 Ahli Muda K3 Konstruksi;
ii. Proyek dengan tenaga kerja kurang dari 100 orang atau pelaksanaan kurang
dari 6 bulan harus memiliki 1 Ahli Madya K3 Konstruksi dan 1 Ahli Muda K3
Konstruksi;
iii. Proyek dengan tenaga kerja kurang dari 25 orang atau pelaksanaan kurang
dari 3 bulan harus memiliki 1 orang Ahli Muda K3 Konstruksi.
2. Petugas K3 harus memiliki sertifikat Ahli K3 Konstruksi yang masih berlaku dan
tempat kerja selain konstruksi harus memiliki Ahli K3 Umum
3. Memastikan Rencana K3 Proyek sudah dibuat sesuai dengan standar dan
dikirimkan kepada pihak yang berkepentingan. Rencana K3 proyek harus disetujui
Pengawas dan dimutakhirkan setiap ada perubahan.
4. Memastikan seluruh alat berat dan peralatan yang digunakan memiliki sertifikasi
yang masih berlaku.
i. Harus dilakukan inspeksi pramobilisasi sebelum diizinkan memasuki lokasi
kegiatan;
ii. Alat harus diinspeksi oleh instansi pemerintah yang berwenang sebelum
digunakan (riksa uji);
iii. Umur alat harus memenuhi persyaratan
5. Memastikan perlindungan terhadap pihak ke-3 dan lingkungan sekitar sudah
direncanakan dengan aman. Seluruh area konstruksi di ketinggian harus tertutup
jaring pengaman selama masa konstruksi, dipastikan tidak ada potensi benda jatuh
keluar area.
6. Memastikan seluruh alat berat dioperasikan oleh operator yang memiliki SIO (Surat
Izin Operasi) dan masih berlaku.
7. Dalam kondisi berbahaya harus mampu menghentikan pekerjaan.
8. Melaksanakan inspeksi alat berat dan peralatan setiap akan digunakan dan
melaksanakan inspeksi rutin K3.
9. Membuat laporan berkala Kinerja K3 dan dilaporkan kepada Pengawas dan pihak
yang berkepentingan. Laporan ke instansi pemerintah yang berwenang dan unit K3
setiap minggu, memuat Kinerja K3, daftar alat berat dan operator, rencana, dan
aktual K3.
10. Proyek konstruksi harus memiliki Ahli K3 Konstruksi sesuai dengan persyaratan
kecuali ada keterbatasan pemenuhan kompetensi Ahli K3 Konstruksi oleh instansi
pemerintah yang berwenang

PASAL 4
STRATEGI PENERAPAN K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI

Penerapan K3 pada kegiatan konstruksi dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut:


1. Identification

PT. Alocita Mandiri IV - 5


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Lakukan identifikasi polusi bahaya atau kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan.
Buat mapping potensi bahaya menurut area atau bidang kegiatan masing-masing.

2. Evaluation
Dari hasil identifikasi dilakukan evaluasi tentang potensi bahaya untuk menentukan
skala prioritas berdasarkan hazards rating.

3. Develops the plan


Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi disusun rencana pengendalian dan
pencegahan kecelakaan

4. Implementasi
Rencana kerja yang telah disusun untuk mengimplementasikan konsep
pengendalian dengan baik. Untuk mencapai kegiatan yang optimal sediakan
sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan program K3. Buatlah kebijakan K3
terpadu.

5. Monitoring
Buat program untuk memonitor pelaksanaan K3, untuk mengetahui apakah
program-program tersebut telah terlaksana dengan baik atau tidak. Susun lalu audit
internal serta inspeksi yang baik sesuai dengan kondisi setempat.

PASAL 5
ELEMEN PROGRAM K3 PROYEK KONSTRUKSI

1. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.


a. Kontraktor harus membuat kebijakan K3 yang akan menjadi landasan
keberhasilan K3 dalam kegiatan proyek konstruksi.
b. Isi kebijakan merupakan komitmen dan dukungan dari manajemen puncak
Kontraktor terhadap pelaksanaan K3.
c. Kebijakan K3 tersebut harus direalisasikan kepada seluruh karyawan dan
digunakan sebagai kesadaran kebijakan proyek yang lain.

2. Administratif dan prosedur


a. Menetapkan sistem organisasi pengelolaan K3 dalam proyek serta menetapkan
personil dan petugas yang menangani K3 dalam proyek.
b. Menetapkan prosedur dan sistem kerja K3 selama proyek berlangsung termasuk
tugas dan wewenang semua yang terkait.
c. Kontraktor harus memiliki :
 Organisasi yang mempunyai K3 yang besarnya sesuai dengan kebutuhan
dan lingkup kegiatan.

PT. Alocita Mandiri IV - 6


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Personal yang cukup yang bertanggung jawab mengelola kegiatan K3 dalam


perusahaan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
 Personil atau pekerja yang cakap dan kompeten dalam menangani setiap
jenis pekerjaan serta mengetahui sistem cara kerja aman untuk masing-
masing kegiatan.
 Kelengkapan dokumen kerja dalam perizinan yang berlaku
 Manual K3 sebagai kebijakan K3 dalam perusahaan / proyek.

3. Identifikasi bahaya
a. Sebelum memulai sesuatu pekerjaan, Kontraktor harus melakukan identifikasi
bahaya, guna mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan.
b. Identifikasi bahaya dilakukan bersama pengadaan pekerjaan dan safety
departemen atau P2P3.
c. Identifikasi bahaya menggunakan teknik yang sudah baru seperti check list,
what if, hazards dan sebagainya.
d. Semua hasil identifikasi bahaya harus didokumentasikan dengan baik dan
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
e. Identifikasi bahaya harus dilakukan pada setiap tahapan proyek yang meliputi :
 Design phase
 Pracurement
 Konstruksi
 Commissioning dan start up
 Penyerahan kepada pemilik.

4. Project safety review


a. Sesuai dengan perkembangan proyek, dilakukan kajian K3 yang mencakup
kehandalan K3 dalam rancangan dan pelaksanaan pembangunannya.
b. Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun dengan
standar keselamatan yang baik sesuai dengan persyaratan.
c. Bila diperlukan kontraktor harus melakukan project safety review untuk setiap
tahapan kegiatan kerja, terutama bagi kontraktor EPC (Engineering,
Pracurement, Construction).
d. Project safety review bertujuan untuk mengevaluasi potensi bahaya dalam
setiap tahapan project secara sistematis.

5. Pembinaan dan pelatihan


a. Pembinaan dan pelatihan K3 untuk semua karyawan dari level terendah sampai
level tertinggi dan dilakukan pada saat proyek dimulai dan dilakukan secara
berkala.
b. Materi pembinaan dan pelatihan antara lain :
 Kebijakan K3 proyek

PT. Alocita Mandiri IV - 7


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Cara bekerja dengan aman


 Cara penyelamatan dan penanggulangan dalam keadaan darurat, dan lain-
lain.

6. Safety Committee (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


a. P2K3 merupakan salah satu penyangga keberhasilan K3 dalam proyek
konstruksi, serta merupakan saluran untuk membina keterlibatan dan
kepedulian semua terhadap K3.
b. Kontraktor harus membentuk P2K3 yang beranggotakan wakil dari masing-
masing fungsi yang ada dalam kegiatan kerja P2K3 membahas permasalahan
K3 dalam kegiatan proyek konstruksi serta memberikan masukan dan
pertimbangan untuk meningkatkan K3.

7. Safety Promotion
a. Selama kegiatan proyek berlangsung, diselenggarakan program-program
promosi K3, yang bertujuan untuk mengingatkan dan meningkatkan awareness
kepada para karyawan proyek.
b. Kegiatan promosi berupa poster, spanduk, bulletin, lomba K3 dan sebagainya
yang sebanyak mungkin melibatkan tenaga kerja.

8. Safe working practices


Harus disusun pedoman K3 untuk setiap pekerjaan berbahaya di lingkungan proyek,
misalnya :
 Pekerjaan pengelasan
 Pemasangan scaffolding
 Bekerja di ketinggian
 Penggunaan bahan kimia berbahaya
 Bekerja di ruang tertutup
 Bekerja di peralatan mekanik, dsb.

9. Sistem izin kerja


a. Untuk mencegah kecelakaan dan berbagai kegiatan berbahaya, perlu
dikembangkan izin kerja.
b. Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telah memiliki izin kerja
yang dikeluarkan oleh fungsi berwenang (pengawas proyek atau ahli K3)
c. Izin kerja memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution dan peralatan
keselamatan yang diperlukan.
d. Beberapa jenis pekerjaan yang memerlukan Ijin kerja khusus seperti pekerjaan
yang belum pernah dilakukan dan beberapa contoh dibawah ini:
 Bekerja di ruang terbatas (confined area), sempit, gorong-gorong
 Menggunakan bahan kimia berbahaya
 Menggunakan bahan mudah terbakar
 Menggunakan bahan mudah meledak

PT. Alocita Mandiri IV - 8


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Bekerja berhubungan dengan listrik


 Bekerja dengan cara menyelam
 Pasang, bongkar, pindah perancah (scaffolding)
 Memindahkan barang/benda berat
 Pekerjaan pembongkaran
 Bekerja diluar jam kerja normal tanpa pengawas
 Penggalian lebih dari 2 (dua) meter
 Bekerja di ketinggian

10. Safety inspection


a. Safety inspection merupakan program penting dalam phase konstruksi untuk
meyakinkan bahwa tidak ada “unsafe act maupun unsafe condition” di
lingkungan kegiatan proyek.
b. Inspeksi harus dilakukan secara berkala dan dapat dilakukan oleh petugas K3
atau dibentuk joint inspection semua unsur dan subkontraktor.

11. Equipment inspection


a. Semua peralatan (mekanis, proyek tools, alat berat, dsb) harus diperiksa oleh
ahlinya sebelum diizinkan digunakan dalam proyek.
b. Semua peralatan yang sudah diperlukan diberi sertifikat penggunaan dilengkapi
dengan label. Pemeriksaan harus dilakukan secara berkala.

12. Keselamatan Kontraktor (Contractor Safety)


Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kontraktor maupun sub kontraktor harus
memenuhi standar keselamatan yang telah ditetapkan dan setiap sub kontraktor
harus memiliki petugas K3. Pelatihan K3 harus diberikan secara berkala kepada
karyawan sub kontraktor.

13. Keselamatan Transportasi


Kegiatan proyek melibatkan aktivitas transportasi yang tinggi, sehingga diperlukan
pembinaan dan pengawasan transportasi, baik di luar maupun di dalam lokasi
proyek. Semua kendaraan angkutan proyek harus memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan.

14. Pengelolaan Lingkungan


a. Selama proyek berlangsung harus dilakukan pengelolaan lingkungan dengan
baik, mengacu kepada dokumen amdal / UKL dan UPL.
b. Selama proyek berlangsung dampak negatif yang diakibatkan oleh kegiatan
proyek harus ditekan seminimal mungkin untuk menghindarkan kerusakan
terhadap lingkungan.

15. Pengelolaan limbah dan K3.

PT. Alocita Mandiri IV - 9


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

a. Kegiatan proyek dapat menimbulkan limbah yang kemungkinan dalam jumlah


yang cukup besar dalam berbagai bentuk.
b. Limbah yang dihasilkan harus dikelola dengan baik sesuai dengan jenisnya
pada waktu-waktu tertentu, limbah harus dikeluarkan dari proyek dibuang
ketempat yang sudah ditentukan.

16. Keadaan darurat


Apapun dapat terjadi selama kegiatan proyek berlangsung, misalnya; kebakaran,
kecelakaan, peledakan dan sebagainya. Oleh karena itu perlu diperoleh keadaan
darurat dan direalisasikan serta dilakukan pelatihan / simulasi yang diikuti semua
karyawan proyek.
17. Accident Investigation and Reporting System
a. Semua kecelakaan selama proyek berlangsung harus diselidiki oleh petugas
yang telah terlatih dengan tujuan untuk mencari penyebab utama agar kejadian
/ kecelakaan serupa tidak terulang kembali.
b. Semua kejadian / kecelakaan harus dicatat serta dibuat sesuai statistik
kecelakaan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan rapat pada
pertemuan rutin P2K3.

18. Audit K3
Proyek konstruksi secara berkala harus diaudit disesuaikan dengan jangka waktu
kegiatan proyek. Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
pelaksanaan K3 dalam proyek sebagai masukan pelaksanaan proyek berikutnya.
Hasil audit juga dapat sebagai masukan dalam memberikan penghargaan K3.

PASAL 6
JENIS BAHAYA KONSTRUKSI

1. Physical Hazards, meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat


udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara dan lain-lain.
2. Chemical Hazards, berupa gas, uap, debu, kabut, asap,awan, cairan dan benda-
benda padat.
3. Electrical Hazards, semua potensi bahaya yang berhubungan dengan listrik
(pembebanan lebih, kebocoran isolasi dll).
4. Mechanical Hazards, bahaya timbul dari konstruksi, mesin dan instalasi.
5. Physiological Hazards, bahaya yang timbul dari beban kerja, sikap dan cara kerja
(cara mengangkat dan mengankut yang salah, cara kerja yang mengakibatkan
hamburan debu dan serbuk logam, percikap api dan tumbahan bahan berbahaya
dan beracun serta memakai alat pelindung diri yang salah).
6. Biological Hazards, bahaya dari jazad renik, serangga atau hewan lain ditempat
kerja, berbagai macam penyakit yang timbul seperti, infeksi, alergi dan sengatan
atau gigitan binatang yang menimbulkan berbagai macam penyakit.

PT. Alocita Mandiri IV - 10


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

7. Ergonomic, gangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu berat,
peralatan kerja yang tidak sesuai dan tidak serasi dengan tenaga kerja, kecepatan
ban berjalan yang tidak sesuai dengan operator yang melayani.

PASAL 7
ALAT PELINDUNG DIRI DAN ALAT PENGAMAN KERJA

1. Peralatan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang


kemungkinan bisa terjadi dalam proses konstruksi ini wajib digunakan oleh
seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi
2. Kontraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan / perlengkapan
perlindungan diri (APD) atau Personal Protective Equipmen (PPE) untuk semua
karyawan yang bekerja
3. Setiap alat pelindung diri yang digunakan harus bersih dan sesuai dengan standar
SNI atau standar ANSI.
4. Setiap alat pelindung diri yang akan digunakan harus dicek oleh petugas K3 saat
induksi dan alat pelindung diri yang tidak standar dilarang digunakan.
5. Semua alat pelindung diri yang digunakan dicek secara berkala dan diperiksa
sebelum dipakai.
6. Kencangkan helm dengan tali dagu dan ada nama perusahaan di depan helm, logo
K3 di belakang, logo induksi keselamatan di samping kanan dan stiker kompetensi
di samping kiri.
7. Helm yang sudah tertimpa material dan sabuk keselamatan/sabuk pengaman tubuh
yang sudah menahan beban jatuh atau kondisinya sudah tidak normal harus diganti
setelah diinspeksi (gunakan daftar periksa).
8. Semua pekerja proyek harus memakai rompi reflektif, sepatu keselamatan atau
sepatu dengan pelindung jari yang terbuat dari baja, safety glasses dan sarung
tangan. Semua alat pelindung diri harus dipakai saat induksi keselamatan untuk
diperiksa oleh petugas K3.
9. Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan kartu
identitas. Kartu identitas dapat diberikan setelah mendapatkan induksi keselamatan
(pekerja dan tamu).
10. Buat buku catatan masa pakai alat pelindung diri dan siapkan alat pelindung diri
pengganti bila akan habis masa pakainya.
11. Alat pelindung diri lain harus digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan dan potensi
bahaya. Masker pengelasan, pelindung/penutup telinga, penutup mulut/hidung
(masker), pelindung wajah, alat bantu pernapasan (SCBA), sarung tangan karet, dll.
12. Kontraktor wajib menyediakan / mengadakan sarana Alat Pengaman Kerja dan
peralatan lingkungan berupa:
 tabung pemadam kebakaran
 pagar pengamanan
 penangkal petir darurat

PT. Alocita Mandiri IV - 11


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja


 jaring pengamanan pada bangunan tinggi
 pagar pengaman lokasi proyek
 tangga
 peralatan P3K
13. Pemilihan dan penggunaan tangga dengan tingkat keamanan yang tinggi dan
penempatan alat ini untuk mencapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus
menjadi pertimbangan utama.
14. Kontraktor wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan
pertama. Adapun jenis dan jumlah obat-obatan disesuaikan aturan yang berlaku.
15. Kontraktor wajib menyediakan dan menempatkan APAR yang sesuai jenisnya pada
setiap lokasi sesuai dengan potensi penyebab bahaya kebakaran pada masing-
masing lokasi kerja untuk antisipasi jika terjadi kebakaran
16. Kontraktor wajib menyediakan penerangan yang cukup, baik pada siang hari (jika
gelap) maupun malam hari pada setiap ruang kerja, lokasi proyek, bengkel kerja,
maupun jalur akses/lintas pekerja

PASAL 8
PERSYARATAN ALAT PELINDUNG DIRI

1. Pelindung Kepala
a. Helm proyek harus standar ANSI Z.89.1-2014 atau minimal standar SNI atau
MSA Import.
b. Model helm adalah V-Guard dan dilengkapi dengan tali dagu karet serta model
otomatis untuk mengencangkan suspensi helm.
c. Helm dilarang untuk dicat (karena akan bersenyawa dengan cat) dan dilarang
ditulis dengan spidol.
d. Catat tanggal pembelian pada bagian dalam helm dan di buku catatan.
e. Masa pakai helm paling lama adalah 5 tahun setelah itu harus diganti baru.
f. Helm yang rusak atau terkena dampak (kejatuhan benda) harus diganti.
g. Cek kondisi helm maksimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau rusak.

2. Pelindung Kaki
a. Sepatu keselamatan harus standar ANSI Z.41-1999 atau minimal standar SNI
7079-2009 dan SNI 0111-2009.

PT. Alocita Mandiri IV - 12


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

b. Sepatu untuk pekerjaan galian dan pengecoran dapat digunakan sepatu karet
biasa (Gambar 2b)
c. Sepatu untuk pekerjaan konstruksi lain harus menggunakan sepatu dengan
pelindung jari yang terbuat dari baja, dan anti tergelincir (Gambar 2c)
d. Catat tanggal pembelian pada buku catatan.
e. Masa pakai sepatu paling lama adalah 3 tahun, setelah itu harus diganti baru.
f. Cek kondisi sepatu maksimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau rusak.

Gambar 2b Gambar 2c

3. Pelindung Mata
a. Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan
pelindung mata.
b. Pelindung standar adalah kacamata pengaman Kings KY1151 sesuai standar
ANSI Z.87.1-2010 (Gambar 3b)
c. Pekerjaan yang berbahaya terhadap mata, seperti pengelasan, pemotongan, dan
gerinda harus menggunakan pelindung mata / wajah yang sesuai.
d. Pekerjaan pemotongan tiang pancang harus menggunakan pelindung mata jenis
goggle (Gambar 3d)

Gambar 3b Gambar 3d

4. Pelindung Wajah
a. Pekerjaan yang spesifik membahayakan muka pekerja (pekerjaan pengelasan,
pemotongan, gerinda, dll.) harus menggunakan pelindung muka sesuai standar
ANSI Z.87.1-2010.
b. Pekerjaan pengelasan dan pemotongan baik dengan trafo las maupun las
potong harus menggunakan masker pengelasan (Gambar 4b)
c. Pekerjaan gerinda dan alat portabel yang berputar lainnya (mesin senai, sekop,
dll) pada area terbuka harus menggunakan tameng wajah yang dikombinasikan
dengan helm (Gambar 4c).
d. Sedangkan pekerjaan di bengkel kerja dapat menggunakan tameng wajah biasa
(Gambar 4d)
e. Cek APD sebelum digunakan, jangan menggunakan APD yang rusak.

PT. Alocita Mandiri IV - 13


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Gambar 4b Gambar 4c Gambar 4d

5. Pelindung Jatuh dari Ketinggian


a. Sabuk pengaman tubuh dan sabuk keselamatan yang digunakan harus
memenuhi standar ANSI Z.359.1-2016 atau standar SNI

b. Kait yang digunakan untuk sabuk pengaman tubuh atau sabuk keselamatan
harus menggunakan kait yang besar.
c. Penggunaan sabuk pengaman tubuh dan sabuk keselamatan

d. Panjang tali koneksi tidak boleh lebih dari 1,7 m.


e. Setiap pekerjaan di ketinggian lebih dari 1,8 m harus menggunakan sabuk
pengaman tubuh dan pengait dikaitkan minimal harus di atas pinggang
f. Setiap pekerjaan di ketinggian harus terpasang tali keselamatan horizontal dari
pipa galvanis atau tali bantu angkat (tali baja atau tali serat) dia. 8 mm untuk
mengaitkan kait pada sabuk pengaman tubuh

PT. Alocita Mandiri IV - 14


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

g. Bila menggunakan tali bantu angkat, 1 tali bantu angkat dilarang digunakan
untuk 2 sabuk pengaman tubuh

h. Tali keselamatan vertikal untuk operator kran menara atau gondola atau
pekerjaan struktur baja, sabuk pengaman tubuh harus dikaitkan menggunakan
kelengkapan untuk turun dari ketinggian dengan tali yang terdiri dari karmantel
statis diameter minimum 8 mm, karabiner dan pemberhentian otomatis.

Karmantel statis Karabiner Pemberhentian Otomatis

i. Pengait sabuk keselamatan pada penggunaan seperti Gambar di pasal 8 ayat


5.a, harus dikaitkan pada angkur atau bagian struktur bangunan yang kuat.

6. Pelindung Tangan
a. Semua pekerja harus menggunakan sarung tangan sesuai standar SNI-06-0652-
2015.
b. Pekerja pada umumnya harus menggunakan sarung tangan katun min. 8 benang
(Gambar 6b)
c. Pekerjaan yang lebih kasar, seperti tukang besi, baja, bekisting, penanganan tali
baja, kawat, dll, harus menggunakan sarung tangan kombinasi (Gambar 6c)
d. Pekerjaan pengelasan, pemotongan, dan gerinda harus menggunakan sarung
tangan kulit (gambar 6d)
e. Pekerjaan dengan bahan kimia dan beracun harus menggunakan sarung tangan
tahan kimia (bahan vynil, PVC, nitril, dll (Gambar 6e)
f. Teknisi listrik harus menggunakan sarung tangan tahan listrik minimal 5 KV
(Gambar 6f)
g. Cek kondisi sarung tangan setiap akan digunakan, ganti bila cacat atau rusak.

PT. Alocita Mandiri IV - 15


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Gambar 6b Gambar 6c Gambar 6d Gambar 6e Gambar 6f

7. Pelindung Pendengaran
a. Jika bekerja pada level bising di atas 85 dB untuk pemajanan selama 8 jam
harus menggunakan pelindung telinga (sumbat telinga atau penutup telinga).
b. Sumbat telinga adalah sumbat yang dimasukkan ke liang telinga (Gambar 7b)
c. Sumbat telinga harus terbuat dari bahan karet atau plastik lunak dan harus dapat
mereduksi bising X-85 dB (X adalah intensitas bising yang diterima pekerja).
d. Penutup telinga adalah penutup seluruh telinga yang dapat mereduksi bising
sebesar 35-45 dB (Gambar 7d)
e. Periksa sumbat telinga atau penutup telinga sebelum digunakan, pastikan dalam
kondisi bersih dan simpan kembali ke dalam kotak setelah digunakan setelah
dibersihkan.

Gambar 7b Sumbat Telinga Gambar 7d Penutup Telinga

8. Pelindung Pernafasan
a. Pekerjaan yang berpotensi terpajan debu, asap, uap atau gas harus
menggunakan pelindung pernapasan.
b. Masker dan respirator harus digunakan disesuaikan dengan pekerjaan dan
potensi kontaminasi atau gangguan pernapasan.
c. Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai yang terbuat dari
katun, kertas atau kasa (Gambar 8c)
d. Untuk pelindung gas, uap dan asap harus menggunakan respirator dengan
penyaring yang sesuai (Gambar 8d)
e. Pada pekerjaan di ruang terbatas atau area yang terkontaminasi gas harus
menggunakan SCBA (alat bantu pernapasan – Gambar 8e)

Gambar 8c Gambar 8d Gambar 8e

PT. Alocita Mandiri IV - 16


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

9. Pakaian Pelindung
a. Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan baju
lengan panjang dan celana panjang yang baik, tidak robek atau bolong-bolong
b. Pelindung lengan dari kulit atau pakaian pelindung
tahan api harus dipakai pada pekerjaan pengelasan, pemotongan atau gerinda
bila diperlukan
c. Pada saat hujan, pekerja harus menggunakan jas hujan

Gambar 9a Gambar 9b

10. Seragam Kerja dan Kartu Identitas


a. Semua pekerja harus menggunakan seragam kerja yang rapi
b. Seragam yang digunakan harus memantulkan cahaya/reflektif. Bila
menggunakan kaos lengan panjang, harus dilengkapi dengan rompi reflektif
c. Kartu identitas harus dipakai selama berada di dalam proyek.
d. Kartu identitas harus ditandatangani pejabat proyek dan dapat diberikan setelah
lulus induksi keselamatan.

PASAL 9
PAPAN INFORMASI, RAMBU, dan BANNER K3

1. Semua proyek harus membuat papan informasi K3 yang berisi kinerja K3 dan
informasi K3 lainnya, papan informasi pekerjaan dan potensi bahaya pada setiap
lokasi kerja, memasang rambu dan banner sesuai dengan potensi bahaya pada
lokasi kerja.

2. Papan Informasi K3

Papan Informasi Konstruksi


(Pada Bagian Depan Papan Informasi)
1. Statistik kecelakaan kerja, FR, SR, safe 2. Pekerjaan hari ini dan JSA
manhour, total manhour, LTI terakhir
3. Pekerjaan hari ini, penggunaan alat 4. Alur proses prosedur kerja aman
berat, lisensi dan nama penanggung setiap item pekerjaan
jawab
5. Sisa waktu pelaksanaan proyek dan 6. Alur proses tanggap darurat dan no.
progres telepon penting

PT. Alocita Mandiri IV - 17


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

Papan Informasi Konstruksi


(Pada Bagian Belakang Papan Informasi)
Monitoring Izin kerja dan dokumen asuransi CAR dan Jamsostek

Keterangan:
 No.1 adalah statistik kecelakaan yang terjadi di dalam lokasi kegiatan dan dampak pada pihak ke-3
(tamu dan lingkungan proyek). Total jam kerja, jam kerja aman, tingkat keparahan, tingkat frekuensi
dimutakhirkan setiap minggu atau setelah terjadi LTI 2 (kecelakaan > 2 x 24 jam).
 No. 2 hanya diisi pekerjaan mayor atau yang memiliki risiko tinggi
 No. 3 menjelaskan semua alat berat yang digunakan, lisensi operator dan sertifikat alat serta nama
penanggung jawab
 No. 4 alur proses bisa dimasukkan ke dalam kantong plastik bila cukup banyak hal yang mayor
atau berbahaya.
 No. 5 sisa waktu pelaksanaan dimutakhirkan setiap hari.
 No. 6 dimutakhirkan setiap ada perubahan
 Bagian belakang papan berisi izin kerja yang dimutakhirkan setiap hari dan dokumen asuransi yang
dimutakhirkan bila ada perubahan

3. Papan Informasi Potensi Bahaya pada setiap Lokasi Kerja

4. Rambu
Memberikan informasi berupa tanda-tanda pada area yang mengandung risiko
tinggi merupakan kewajiban Kontraktor dengan tujuan untuk menghindari
kemungkinan terjadinya kecelakaan pada pekerja. Rambu-rambu peringatan, antara
lain dengan fungsi:
 peringatan bahaya dari atas
 peringatan bahaya benturan kepala
 peringatan bahaya longsoran

PT. Alocita Mandiri IV - 18


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 peringatan bahaya api


 peringatan tersengat listrik
 penunjuk ketinggian (bangunan yang lebih dari 2 lantai)
 penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
 penunjuk batas ketinggian penumpukan material
 larangan memasuki area tertentu
 larangan membawa bahan-bahan berbahaya
 petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
 peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
 peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)
 peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orang-orang
tertentu)

Beberapa rambu dan simbol yang digunakan adalah :

Rambu Keadaan Darurat

PT. Alocita Mandiri IV - 19


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

5. Bendera
a. Harus dipasang bendera merah putih, K3 dan bendera perusahaan pada lokasi
strategis di proyek.
b. Tinggi bendera merah putih harus lebih tinggi minimal 30 cm dibanding bendera
lainnya, dan tinggi tiang bendera merah putih minimal 3,5 m.

6. Banner dan Poster


a. Harus dipasang spanduk dan poster yang sesuai dengan kebutuhan dan sifat
spanduk dan poster.
b. Ukuran dan jumlah spanduk dan poster disesuaikan dengan kebutuhan dan
lokasi.
c. Spanduk dan rambu peringatan kepada pihak ketiga atau lingkungan sekitar
proyek harus dipasang pada setiap lokasi yang sesuai.

PT. Alocita Mandiri IV - 20


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

PASAL 10
PENERAPAN KONSEP 5R DI DALAM AREA KERJA

1. Semua tempat kerja dan proyek harus menerapkan konsep 5R (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat dan Rajin).
2. 5R adalah langkah awal untuk pencegahan kecelakaan kerja.
3. Seluruh personel harus berkomitmen untuk menerapkan konsep 5R.
4. Ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan
yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak
digunakan, mana yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya
dapat mudah diakses terbukti sangat berguna bagi sebuah perusahaan. Cara yang
dapat dilakukan adalah dengan mendata berbagai jenis barang yang dimiliki,
menggolongkan sesuai dengan jenis dan kegunaannya, memberi tanda untuk
barang-barang tertentu, kemudian menempatkan barang pada tempat yang
semestinya.
5. Rapi adalah menempatkan barang pada tempatnya sehingga tidak terlihat
berserakan pada tempat kerja yang mampu membahayakan keamanan pekerjanya.
Rapi adalah menerapkan prinsip kaizen yang merupakan perbaikan yang
berkelanjutan.
6. Resik adalah melakukan pembersihan tempat, peralatan maupun pakaian kerja
yang digunakan. Dengan prinsip ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan
kerja yang bersih dan nyaman.
7. Rawat adalah melakukan perawatan agar apa yang diperoleh pada tiga tahapan
sebelumnya dicapai dapat dipertahankan. Perawatan tidak terbatas pada produk
yang dihasilkan melainkan perawatan pada peralatan yang digunakan dalam
menjalankan proses produksi.
8. Rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan
meningkatkan apa yang sudah dicapai. Rajin adalah terkait dengan ketepatan
waktu kerja, ketepatan memenuhi permintaan pelanggan, ketepatan mencapai
target yang hendak dicapai. Setelah tercapai kemudian dipertahankan agar kondisi
kerja yang kondusif dapat dipertahankan
9. Jangan bawa peralatan dan material yang tidak dipakai di area kerja.
10.Pastikan akses kerja dan jalan keluar (akses lalu-lalang, tangga, pintu keluar
masuk, pintu keadaan darurat, dll) bebas dari material dan alat.
11.Jangan meletakkan material di depan panel listrik, panel distribusi listrik, APAR,
P3K, dan kotak hidran. Buat marka di depan alat-alat tersebut.
12.Cek rencana lokasi penempatan material, metode penempatan, dan ketinggian
penumpukan material terhadap stabilitas, ketinggian, kemungkinan runtuh, rambu
yang diperlukan, penguatan yang dibutuhkan, dll.
13.Buang sampah domestik di dalam kantong plastik, kepingan, dan sampah kayu
sesuai tempatnya. Pisahkan sesuai jenis sampah, sampah domestik harus
dikeluarkan dari area kerja setiap hari.

PT. Alocita Mandiri IV - 21


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

14.Jangan tinggalkan material B3. Tempat penyimpanan B3 sementara (jeriken, botol,


dll.) harus diberi label nama material dan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB).
15. Dilarang merokok pada seluruh lingkungan kerja.

PASAL 11
AKSES AREA KONSTRUKSI

1. Tersedia pintu masuk dan pintu keluar, baik untuk rutin dan darurat di kantor proyek
serta terjaga dengan baik. Akses keluar masuk kendaraan di area proyek konstruksi
harus dibuat terpisah.
2. Semua kendaraan dan alat berat yang memasuki proyek harus menerima induksi
singkat dari sekuriti mengenai peraturan berkendara di dalam area proyek.
3. Kecepatan semua kendaraan dan alat berat yang melewati akses di dalam area
proyek maksimum adalah 10 km/jam.
4. Saat melewati tikungan atau akses orang, kendaraan harus membunyikan klakson.
5. Prioritas adalah pejalan kaki, pastikan akses pejalan kaki/ akses pekerja selalu
dibuat.
6. Di dalam dan diluar bangunan, buat akses pekerja pada sisi kiri, lengkapi dengan
rambu petunjuk.
7. Dilarang berlari di dalam area kerja.
8. Berjalanlah pada akses yang sudah ditentukan dan menyeberanglah pada akses
penyeberangan yang sudah ditandai dengan marka.
9. Dilarang menyeberang di/melalui depan kendaraan atau alat atau menyilang
10. Selalu perhatikan kiri dan kanan ketika akan menyeberang akses jalan kendaraan.
11. Pengemudi dan operator harus memberi jalan kepada pejalan kaki.
12. Lubang yang terbuka diberi tutup sementara dan ada tanda peringatan agar pekerja
berhati-hati dan tidak terperosok
13. Akses keluar masuk proyek harus terpasang lampu rotary, rambu peringatan keluar
masuk kendaraan proyek.
14. Ada batas atau tanda peringatan atau pagar yang memberi tanda area kerja kantor
proyek, pabrikasi area kerja lapangan dan jalur/akses penghubung terhadap area
umum masyarakat
15. Jalan dan jalur lintas pekerja diberi batas dan pengaman serta tanda peringatan
yang jelas, terutama yang bersinggungan dengan pengguna jalan raya dan atau
masyarakat umum
16. Penerangan yang cukup, baik siang (jika gelap) maupun malam pada jalur lintas
pekerja, lampu pembatas antara area kerja proyek dan jalur jalan raya yang sedang
dimanfaatkan pengguna jalan.
17. Rambu keluar masuk harus terbuat dari neon box.
18. Semua akses pekerja harus bebas dari penempatan material dan peralatan.
Material dan peralatan yang berada di jalur lintas pekerja harus dipindahkan (harus
bebas, bersih dan tidak licin)

PT. Alocita Mandiri IV - 22


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

19. Tangga kerja yang memadai dan aman untuk akses dan jalur pekerja pada kondisi
area kerja yang curam/terjal dan tinggi
20. Buat lokasi parkir kendaraan dan alat berat
21. Pastikan kendaraan parkir telah direm tangan dan diganjal (terutama pada lahan
miring)
22. Pengemudi dan operator harus mendapatkan induksi singkat mengenai aturan
berkendara di dalam area proyek.
23. Dapat diberikan vehicle pass yang berisi info mengenai akses dan aturan
berkendara.
24. Kendaraan dan alat berat yang beroperasi di lokasi proyek, harus dilengkapi
dengan alat pemadam api, alarm mundur, sabuk pengaman, kotak P3K, dll.
25. Dilarang menggunakan alat komunikasi saat mengemudi, bekerja, mengoperasikan
alat berat, dan sambil berjalan.

PASAL 12
KESELAMATAN KERJA DAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus
dibuat sebelumnya yang meliputi seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama pada
kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat lain serta jalur transportasi,
dimana :
1. Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
a. Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali
(pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan pada
kesehatan fisik dan kesehatan individu),
b. Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan tersebut.
2. Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan kesehatan
khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur.
3. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk
referensi.
4. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus
dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K).
5. Alat-alat P3K atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat
kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.
6. Alat-alat P3K atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat untuk
kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan ular.
7. Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain alat-
alat P3K yang diperlukan dalam keadaan darurat.

PT. Alocita Mandiri IV - 23


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

8. Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-keterangan/instruksi


yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
9. Isi dari kotak obat-obatan dan alat P3K harus diperiksa secara teratur dan harus
dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
10. Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
11. Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain, alat
penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
12. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan adanya risiko
tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan harus selalu tersedia di dekat
tempat mereka bekerja.
13. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan
cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke
rumah sakit atau tempat berobat lainnya.
14. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis
yang memberitahukan antara lain :
a. Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat P3K, ruang P3K,
ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas K3.
b. Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor telepon
dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c. Nama, alamat, nomor telepon dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang
dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

PASAL 13
KETENTUAN TEKNIS K3

1. Tempat kerja dan peralatan


a. Pintu masuk dan keluar
i. Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja.
ii. Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.
b. Lampu / penerangan
i. Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat
penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh
tempat kerja, termasuk pada gang-gang.
ii. Lampu-lampu harus aman, dan terang.
iii. Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah
bahaya apabila lampu mati/pecah.
c. Ventilasi
i. Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk
mendapat udara segar.
ii. Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari udara yang
dikotori oleh debu, gas-gas atau dari sebab-sebab lain; harus dibuatkan
ventilasi untuk pembuangan udara kotor.

PT. Alocita Mandiri IV - 24


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

iii.Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang
berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk
mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas.
d. Kebersihan
i. Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ke tempat yang aman.
ii. Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
iii. Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena benda-
benda tersebut dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya membuat orang
jatuh atau tersandung (terantuk).
iv. Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di
tempat kerja.
v. Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain
harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
vi. Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.

2. Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran


Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek dapat
dilakukan pencegahan:
a. Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia :
i. Alat-alat pemadam kebakaran.
ii. Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
b. Pengawas dan beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk menggunakan alat
pemadam kebakaran.
c. Orang-orang yang terlatih dan tahu cara mengunakan alat pemadam kebakaran
harus selalu siap di tempat selama jam kerja.
d. Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh
orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
e. Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang
dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam
kebakaran harus selalu dipelihara.
f. Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat
dan dicapai.
g. Sekurang-kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di
tempat-tempat sebagai berikut :
i. di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar disimpan.
ii. di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
iii. pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung yang sedang dibangun
dimana terdapat barang-barang dan alat-alat yang mudah terbakar.
h. Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan :

PT. Alocita Mandiri IV - 25


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

i. di tempat yang terdapat barang-barang / benda-benda cair yang mudah


terbakar.
ii. di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang
menggunakan api.
iii. di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
iv. di tempat yang terdapat bahaya listrik / bahaya kebakaran yang
disebabkan oleh aliran listrik.
i. Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan
teknis.
j. Alat pemadam kebakaran yang berisi chlorinated hydrocarbon atau karbon
tetroclorida tidak boleh digunakan di dalam ruangan atau di tempat yang
terbatas (ruangan tertutup, sempit).
k. Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe) dipasang di suatu
gedung, pipa tersebut harus :
i. dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran pembuangan.
ii. dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
iii. dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran air dari pipa dengan sebuah
katup yang menghasilkan pancaran air bertekanan tinggi.
iv. Mempunyai sambungan yang dapat digunakan dinas pemadam kebakaran

3. Alat pemanas (heating appliances)


Penempatan bahan/material dan alat pemanas (heating appliance) harus di tempat
yang benar dan aman dari bahan-bahan yang mudah terbakar:
a. Alat pemanas seperti kompor arang hanya boleh digunakan di tempat yang
cukup ventilasi.
b. Alat-alat pemanas dengan api terbuka, tidak boleh ditempatkan di dekat jalan
keluar.
c. Alat-alat yang mudah mengakibatkan kebakaran tidak boleh ditempatkan di
lantai kayu atau bahan yang mudah terbakar.
d. Terpal, bahan canvas dan bahan-bahan lainnya tidak boleh ditempatkan di
dekat alat-alat pemanas yang menggunakan api, dan harus diamankan supaya
tidak terbakar.
e. Kompor arang tidak boleh menggunakan bahan bakar batu bara yang
mengandung bitumen.

4. Bahan-bahan yang mudah terbakar


Penempatan bahan-bahan yang mudah terbakar harus aman:
a. Bahan-bahan yang mudah terbakar seperti debu/serbuk gergaji, lap berminyak
dan potongan kayu yang tidak terpakai tidak boleh tertimbun atau terkumpul di
tempat kerja.
b. Bahan-bahan kimia yang bisa tercampur air dan memecah harus dijaga supaya
tetap kering.

PT. Alocita Mandiri IV - 26


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

c. Pada bangunan, sisa-sisa oli harus disimpan dalam kaleng yang mempunyai
alat penutup.
d. Dilarang merokok, menyalakan api, dekat dengan bahan yang mudah terbakar.
e. Cairan yang mudah terbakar harus disimpan, diangkut, dan digunakan
sedemikian rupa sehingga kebakaran dapat dihindarkan.
f. Bahan bakar/bensin untuk alat pemanas tidak boleh disimpan di gedung atau
sesuatu tempat, kecuali di dalam kaleng atau alat yang tahan api yang dibuat
untuk maksud tersebut.
g. Bahan bakar tidak boleh disimpan di dekat pintu-pintu.

5. Inspeksi dan pengawasan


Inspeksi dan pengawasan harus dilakukan secara teratur dan terus menerus
selama pekerjaan berlangsung di tempat-tempat dimana resiko kebakaran besar,
dimana :
a. Tempat-tempat dimana risiko kebakaran terdapat misalnya tempat yang dekat
dengan alat pemanas, instalasi listrik dan penghantar listrik tempat
penyimpanan cairan yang mudah terbakar dan bahan yang mudah terbakar,
tempat pengelasan baik las listrik atau karbit.
b. Orang yang berwenang untuk mencegah bahaya kebakaran harus selalu siap
meskipun di luar jam kerja.

6. Perlengkapan dan peringatan


Perlengkapan dan peringatan utama yang harus ada di lokasi proyek atau
pekerjaan antara lain:
a. Papan pengumuman, dipasang pada tempat-tempat yang menarik perhatian;
tempat yang strategis yang menyatakan dimana kita dapat menemukan.
b. Alarm kebakaran, harus ditempatkan pada tempat terdekat.
c. Nomor telepon dan alat-alat dinas Pemadam Kebakaran yang terdekat harus
ada dan harus mudah dibaca.

7. Tempat-tempat kerja yang tinggi


Perlengkapan dan perlindungan pada tempat-tempat kerja yang tinggi adalah:
a. Tempat kerja yang tingginya lebih dari 2 m di atas lantai atau di atas tanah,
seluruh sisinya yang terbuka harus dilindungi dengan terali pengaman dan
pinggir pengaman.
b. Tempat kerja yang tinggi harus dilengkapi dengan jalan masuk dan keluar,
misalnya tangga.
c. Jika perlu, untuk menghindari bahaya terhadap tenaga kerja pada tempat yang
tinggi, atau tempat lainnya dimana tenaga kerja dapat jatuh lebih dari ketinggian
2 m harus dilengkapi dengan jaring (jala) perangkap; pelataran (platform) atau

PT. Alocita Mandiri IV - 27


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

dengan menggunakan ikat pinggang (sabuk pengaman) yang dipasang dengan


kuat.

8. Pencegahan terhadap bahaya jatuh ke dalam air


Bila pekerja dalam keadaan bahaya jatuh ke dalam air dan tenggelam, mereka
harus memakai pelampung/baju pengaman dan/atau alat-alat lain yang sejenis ban
pelampung (manned boat dan ring buoys).

9. Utilitas umum
Utilitas umum seperti jaringan listrik, pipa gas, air, telepon dan lainnya yang akan
terganggu terkait dengan rencana kontruksi, sebelumnya harus dilakukan
koordinasi dengan instansi terkait dan untuk kepastian tentang letak dan posisi
utilitas tersebut, maka harus dilakukan pemeriksaan, pengecekan serta peninjauan
lapangan bersama dengan instansi terkait tersebut.

10. Kebisingan dan getaran (vibrasi)


Kebisingan dan getaran yang membahayakan bagi tenaga kerja harus dikurangi
sampai di bawah nilai ambang batas. Jika kebisingan tidak dapat diatasi maka
tenaga kerja harus memakai alat pelindung telinga (ear protectors).

11. Menghindari terhadap orang yang tidak berwenang


Orang yang tidak berwenang tidak diizinkan memasuki daerah konstruksi, kecuali
jika disertai oleh orang yang berwenang dan diperlengkapi dengan alat pelindung
diri. Di daerah konstruksi yang sedang dilaksanakan dan di samping jalan raya
harus dipagari.

12. Perlengkapan keselamatan kerja


Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam
melaksanakan tugasnya antara lain: safety hat, safety shoes, kaca mata
keselamatan, masker, sarung tangan, dsb.

PASAL 14
CHECK LIST KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Berikut adalah daftar pertanyaan untuk melakukan pemeriksaan yang mendukung


terciptanya keselamatan dan kesehatan kerja.
1. Keamanan Tempat Bekerja dalam Proyek.
a. Apakah setiap pekerja dalam proyek dapat mencapai tempat kerja mereka
dengan aman, misalnya jalan, gang/jalan sempit, jalan lintasan, lift penumpang,
tangga, scaffolding dalam kondisi baik dan aman?

PT. Alocita Mandiri IV - 28


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

b. Apakah telah terpasang pagar pengaman pada ruang terbuka, scaffolding, alat
penggrrak untuk mencapai elevasi tertentu, bangunan, jalan sempit, galian, dan
lain sebagainya untuk mencegah terjatuhnya pekerja?
c. Apakah semua lubang galian telah diberikan pagar pengaman atau sejenisnya,
tanda-tanda yang jelas umencegah terperosoknya pekerja?
d. Apakah semua struktur sementara dalam keadaan stabil, batang-batang
penguat dalam jumlah yang cukup dan tidak menahan beban yang berlebih?
e. Apakah tempat kerja bebas dari barang-barang berbahaya, tumpukan material,
dan barang-barang buangan?
f. Apakah tempat kerja teratur dan rapi, material telah tersimpan dengan aman?
g. Apakah pengumpulan dan pemindahan sisa material telah direncanakan
dengan matang?
h. Apakah tempat kerja mendapatkan cukup penerangan? Apakah penerangan
telah disiapkan dalam jumlah yang cukup apabila harus bekerja pada malam
hari?
2. Scaffolding.
a. Apakah scaffolding dipasang dan dibongkar oleh tenaga yang telah
berpengalaman?
b. Apakah tangga atau sejenisnya telah tersedia untuk mencapai tempat kerja
pada scaffolding?
c. Apakah alas (kayu) pada peletakan scaffolding telah tersedia untuk mencegah
terjadinya penurunan?
d. Apakah scaffolding memberikan keamanan/kekuatan yang cukup bagi
bagngunan? Atau, cukup kuatkah strukturnya untuk mencegah terjadinya
kegagalan bangunan?
e. Apakah telah tersedia pengaman di area kerja pada scaffolding untuk
mencegah terjatuhnya pekerja?

3. Mesin Perangkat.
a. Apakah peralatan dipasang oleh tenaga yang berpengalaman?
b. Apakah peralatan telah terpasang erat pada struktur
c. Apakah area kerja telah diberikan pagar pengaman untuk mencegah
terjatuhnya pekerja, material atau peralatan yang diangkut?
d. Apakah tindakan pencegahan telah diberikan untuk mencegah terjatuhnya
pekerja, material atau peralatan saat mesin bergerak dan turun?
e. Apakah operator telah mendapatkan pelatihan sehingga cukup ahli untuk
mengoperasikan peralatan dengan baik?
f. Apakah generator cukup kuat untuk bekerja sampai akhir jam kerja?
4. Tangga.
a. Apakah tersedia peralatan untuk memanjat hingga mencapai elevasi tertentu?
b. Apakah peralatan untuk memanjat yang tersedia cukup baik kondisinya?
c. Apakah peralatan memanjat yang tersedia cukup aman, baik akibat tergelincir
atau penurunan?

PT. Alocita Mandiri IV - 29


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

d. Apakah pada ujung atas peralatan memanjat tersedia tempat untuk menapakan
kaki dengan aman? Jika tidak, apakah ada pegangan cukup kuat dan aman?
e. Apakah posisi peralatan memanjat cukukp rata? Apakah pekerja mengalami
hambatan dalam memanjat?
f. Apakah material peralatan memanjat cukup baik atau tidak mudah rusak?
5. Pekerjaan Atap.
a. Apakah telah tesedia cukup pagar pengaman pada tempat tertentu, misalnya di
sekeliling plat lantai untuk mencegah terjadinya pekerja terjatuh atau material
jatuh?
b. Apakah penggunaannya memungkinkan para pekerja?
c. Apakah untuk penutup atap telah dipikirkan masalah keamanannya?
6. Galian.
a. Material pendukung apa yang akan digunakan untuk membentuk struktur
sementara sebelum penggalian dilakukan?
b. Apakah material cukup kuat menahan sisi-sisi galian?
c. Apakah metoda yang digunakan sesuai/aman dengan menambahkan struktur
sementara atau bahkan pekerja dapat bekerja dengan aman tanpa struktur
tambahan?
d. Apabila kelandaian yang ada memenuhi persyaratan keamanan untuk
mencegah terjadi kelongsoran?
e. Apakah telah tersedia fasilitas untuk menuju lokasi galian dengan aman?
f. Apakah telah tersedia pagar pengaman untuk mencegah pekerja atau orang
lain terjatuh dalam galian ?
g. Apakah galian memengaruhi stabilitas bangunan di dekatnya?
h. Apakah terdapat timbunan material di sekitar galian yang dapat memengaruhi
stabilitas galian?
i. Apakah galian telah dikontrol oleh tenaga yang berpengalaman pada saat
terjadi pengantrian pekerja, pada saat telah terjadinya kelongsoran, atau saat
terjadi ketidakstabilan galian?
7. Manual Handling.
a. Apakah terdapat risiko saat memindahkan alat atau material?
b. Apakah tersedia peralatan untuk memindahkan atau mengangkat barang-
barang yang cukup berat?
c. Apakah berat material misalnya semen yang digunakan melebihi 25 kg?
d. Mungkin tim pekerja menghindari handling barang-barang yang cukup berat?
8. Hoist.
a. Apakah hoist dilengkapi dengan pagar untuk melindungi seseorang dari
kemungkinan terjadinya kerusakan atau jatuhnya hoist?
b. Apakah hoist dimungkinkan untuk berhenti di setiap lantai, bergerak, kecuali
pada saat berhenti?
c. Apakah semua pintu keluar dari hoist akan terkunci saat bergerak, kecuali pada
saat berhenti?

PT. Alocita Mandiri IV - 30


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

d. Apakah pengendali di atur sehingga hoist hanya dioperasikan pada satu kondisi
tertentu saja?
e. Apakah operator hoist telah berpengalaman dan cukup kompeten di bidangnya?
f. Apakah hoist hanya digunakan untuk material saja? Apabial terjadi hal-hal
membahayakan, apakah diberikan tanda-tanda untuk mencegah seseorang
menaikinya?
g. Apakah hoist diperiksa secara rutin, misalnya setiap minggu, atau setiap
periode tertentu (misalnya 6 bulan) diuji oleh orang yang berkompenten?
h. Apakah semua berkas pemeriksaan disimpan dengan baik?
9. Tower Crane dan Alat Pengangkat Lainnya.
a. Apakah jenis tower crane yang digunakan bergerak atau tetap?
b. Apakah terdapat informasi beban maksimum dan diketahui oleh pengguna
sebelum tower crane mulai bekerja?
c. Apakah operator tower crane cukup berpengalaman dan cukup kompeten di
bidangnya?
d. Apakah petugas yang memasang sling pada beban cukup berpengalaman dan
telah dilatih untuk memberikan tanda-tanda dengan benar?
e. Apakah tower crane diperiksa secara rutin, misalnya setiap minggu, dan diuji
oleh orang yang berpengalaman setiap periode waktu tertentu (misalnya 12
bulan)?
f. Apakah tower crane mempunyai sertifikat pengujian?
10. Peralatan dan Mesin.
a. Apakah pemilihan alat dan mesin sesuai dengan pekerjaan?
b. Apakah semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah terlindungi?
c. Apakah semua mesin telah dirawat dengan baik dan dalam keadaan aman bila
dioperasikan?
d. Apakah semua operator cukup berpengalaman?
11. Jalur Kendaraan.
a. Apakah jalur pejalan kaki terpisah dengan jalur sepeda?
b. Apakah jalur searah dan tempat untuk berbalik telah disiapkan untuk
menghindari jalur dua arah?
c. Apakah tempat untuk berbalik kendaraan pengangkut dipandu oleh petugas
yang cukup pengalaman?
d. Apakah semua kendaraan pengangkut cukup aman untuk dimuati?
e. Apakah penumpang dilarang untuk naik apabila kendaraan dalam posisi yang
berbahaya?
12. Umum
a. Apakah prosedur untuk keadaan bahaya telah disiapkan, misalnya untuk
evaluasi dari lokasi proyek?
b. Apakah semua pekerja menaruh perhatian untuk itu?
c. Apakah telah dipasang alarm pemberi tanda bahaya dan telah dipastikan akan
bekerja?
d. Apakah terdapat jalur-jalur penyelamatan yang cukup?

PT. Alocita Mandiri IV - 31


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

13. Kebakaran
a. Apakah jumlah material yang mudah terbakar dibatasi?
b. Apakah telah disiapkan tempat area penyimpanan yang cukup untuk barang
yang mudah terbakar berupa gas, cairan, atau yang lainnya?
c. Apakah semua tempat/wadah bekas barang yang mudah terbakar
dikembalikan ke area penyimpanan?
d. Jika barang yang mudah terbakar berupa cairan akan dipindahkan dalam
wadah lain, apakah wadah tersebut cukup aman?
e. Apakah ada larangan merokok pada area yang penyimpanan?
f. Apakah wadah penyimpanan dan perlengkapan dalam keadaan yang baik?
g. Kapan wadah tersebut tidak dimanfaatkan lagi?
h. Apakah disediakan wadah untuk menyimpan sisa-sisanya?
i. Apakah sisa-sisa barang yang mudah terbakar dipindahkan secara kontinu?
j. Apakah telah disediakan alat jenis pemadam kebakaran yang tepat serta
jumlahnya mencukupi?
14. Barang-Barang Berbahaya
a. Apakah barang-barang yang berbahaya telah mendapatkan tanda-tanda yang
cukup?
b. Apakah pekerja mengetahui risiko yang mungkin terjadi akibat barangibarang
ini?
15. Suara
a. Apakah terdapat fasilitas peredam suara di lokasi proyek?
b. Apakah tersedia alat pelindung telinga?
16. Keselamatan dan Kesehatan
a. Apakah tersedia kamar mandi dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang
baik?
b. Apakah tersedia pakaian kerja yang dapat melindungi saat hujan atau kondisi
lainnya?
c. Apakah tersedia ruang untuk berganti pakaian?
d. Apakah tersedia air minum yang cukup?
e. Apakah tersedia dapur sehingga pekerja dapat beristirahat, membuat teh atau
menyiapkan makanan?
f. Apakah tersedia obat-obatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi
kecelakaan?
17. Pakaian/Peralatan Kerja
a. Apakah tersedia pakaian kerja, helm, sepatu boots, sarung tangan, masker?
b. Apakah semua peralatan tersebut dalam kondisi baik?
18. Listrik
a. Apakah voltage sesuai untuk peralatan yang akan digunakan?
b. Apakah kabel di bawah tanah telah dilindungi dan ditandai?
c. Apakah semua sambungan telah dipastikan aman?
d. Apakah semua kabel telah dilindungi dengan baik?
19. Perlindungan Terhadap Publik

PT. Alocita Mandiri IV - 32


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

a. Apakah lokasi proyek telah dipasang pagar?


b. Apakah pintu masuk dan keluar proyek dalam kondisi baik?
c. Apakah telah diberikan penerangan yang cukup di sekitar lokasi proyek?

PASAL 15
PROTOKOL KESEHATAN
PENCEGAHAN COVID-19 DI PROYEK KONSTRUKSI

1. Pengantar
a. Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19 di Proyek Konstruksi ini
merupakan Instruksi Menteri PUPR No C2 /1N/M/2020 tentang pencegahan
penyebaran dan dampak Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi.
b. Protokol ini dimaksudkan sebagai panduan umum bagi Pemilik/ Pengguna/
Penyelenggara bersama Konsultan, Kontraktor, Subkontraktor, Vendor/
Supplier dan Fabricator, Mandor serta para Pekerja dalam mencegah wabah
Covid-19 di proyek konstruksi.
c. Protokol ini merupakan bagian dari keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan
keselamatan konstruksi. Keselamatan konstruksi adalah keselamatan dan
kesehatan kerja; keselamatan publik; dan keselamatan lingkungan dalam setiap
tahapan penyefenggaraan konstruksi (cycle of building and infrastructure
development).
d. Protokol ini berlaku di proyek konstruksi yang diselenggarakan oleh Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah dan/atau BUMN, maupun investasi swasta dan/
atau gabungan. Masing-masing pihak pemangku amanah di proyek konstruksi
dapat menindaklanjuti implementasi dari protokol ini sesuai dengan kebijakan
perusahaan masing-masing.

2. Pembentukan Satgas Pencegahan Covid-19


a. Pemilik / Pengguna / Penyelenggara bersama Konsultan Pengawas dan / atau
Kontraktor wajib membentuk Satuan Tugas Pencegahan Covid-19.
b. Satuan Tugas tersebut berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang terdiri dari Ketua
merangkap anggota dan 4 (empat) Anggota yang mewakili Pemilik / Pengguna /
Penyelenggara, Konsultan, Kontraktor, Subkontraktor, Vendor, Supplier.
c. Satuan Tugas tersebut memiliki tugas, tanggung jawab dan kewenangan
melakukan: 1). Sosialisasi, 2). Pembelajaran (edukasi), 3). Promosi teknik, 4).
Metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan, 5). Berkoordinasi
dengan Satgas Penanggulangan COVID-19 Kementerian PUPR melakukan
Identifikasi Potensi Bahaya COVID19 di lapangan, 6). Pemeriksaan kesehatan
terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua pekerja dan tarnu proyek, 7).
Pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/
demobilisasi pekerja, 8). Pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna
peningkatan imunitas pekerja, 9). Pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan,

PT. Alocita Mandiri IV - 33


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

10). Melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif
dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan
dilakukan penghentian kegiatan sementara

3. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan


a. Kontraktor wajib menyediakan ruang klinik di lapangan dilengkapi dengan
sarana kesehatan yang memadai, seperti: tabung oksigen, pengukur suhu
badan, pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan petugas medis.
b. Kontraktor wajib memiliki kerjasama operasional perlindungan kesehatan dan
pencegahan Covid-19 dengan rumah sakit dan / atau pusat kesehatan
masyarakat terdekat dengan lapangan proyek untuk tindakan darurat
(emergency).
c. Kontraktor wajib menyediakan fasilitas pengukur suhu badan (thermoscan),
pencuci tangan dengan sabun disinfektan (sanitizer), tissue, masker di kantor
dan lapangan proyek bagi para manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf,
mandor, pekerja dan tamu proyek. Jika sabun dan air mengalir tidak tersedia,
sediakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol minimal 60%.

4. Pelaksanaan Pencegahan Covid-19 di Lapangan


a. Satuan Tugas memasang poster (flyers), baik digital maupun fisik, tentang
himbauan / anjuran pencegahan Covid-19, seperti mencuci tangan, memakai
masker, untuk disebarluaskan atau dipasang di tempat-tempat strategis di
lapangan proyek.
b. Satuan Tugas memberi penjelasan, anjuran, kampanye pencegahan Covid-19
dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk).
c. Satuan Tugas melarang seseorang yang sakit dengan indikasi suhu > 38
derajat Celcius (seluruh manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf, mandor,
pekerja dan tamu proyek) datang ke lokasi proyek
d. Petugas Medis melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja,
dan karyawan bersama para Satuan Pengaman Proyek (Staff) dan Petugas
Keamanan setiap pagi, siang dan sore.
e. Petugas Medis harus menyampaikan, apabila ditemukan manager, insinyur,
arsitek, karyawan / staf, mandor dan pekerja di lapangan proyek terpapar virus
Covid-19. Petugas Medis dibantu Petugas Keamanan proyek melakukan
evakuasi dan penyemprotan disinfektan pada tempat, fasilitas, pegangan dan
peralatan kerja.
f. Dalam pandemi COVID-19, ketika tidak memungkinkan menghilangkan bahaya,
maka langkah pencegahan yang paling efektif (secara berurutan adalah):
engineering controls, administrative controls/safe work practices, dan Personal
Protective Equipments (PPE).
 Engineering controls, diantaranya adalah:
 Pemasangan filter dengan efisiensi tinggi
 Peningkatan laju ventilasi tempat kerja

PT. Alocita Mandiri IV - 34


RKS TEKNIS – LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG DAN SARANA LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
WANGIWANGI
Pengadialan Negeri Wangiwangi

 Pemasangan barrier fisik, semisal pelindung bersin transparan


 Pemasangan jendela drivethrough untuk layanan konsumen
 Pemasangan ventilasi bertekanan negative pada beberapa tempat.
 Administrative controls/safe work practices, diantaranya adalah:
 Mendorong pekerja yang sakit agar tetap di rumah
 Meminalisir kontak antar pekerja, klien, dan pelanggan, dengan
mengganti rapat tatap muka menjadi virtual komunikasi dan penerapan
telework (kerja dari rumah)
 Menambah atau mengganti hari pada jadwal kerja agar jumlah pekerja
bisa menjadi minimal dalam satu waktu di satu lapangan
 Menghilangkan perjalanan yang tidak penting
 Membuat rencana komunikasi darurat, misalnya forum komunikasi
daring/ online untuk menjawab kecemasan pekerja
 Menyediakan pelatihan mengenai faktor risiko COVID-19 dan perilaku
yang dapat melindungi (misalnya etika batuk dan perawatan APD –Alat
Pelindung Diri)
 Melatih pekerja cara menggunakan, cara melepas pakaian pelindung
yang benar
 Menyediakan sumber daya dan lingkungan kerja yang mendorong praktik
higiene, misalnya penyediaan tisu, tempat sampah, kran cuci tangan
yang tidak perlu disentuh, cairan pembersih berbahan alkohol, dan
disinfektan
 Pemasangan poster cuci tangan.
 Personal Protective Equipments (PPE) atau Alat Pelindung Diri (APD), bisa
berupa penggunaan sarung tangan, masker, goggles, face shields, face
masks, dan pelindung pernafasan / respiratory protection.

PT. Alocita Mandiri IV - 35

Anda mungkin juga menyukai