PEMBUKAAN
Di Indonesia hak berserikat dan berkumpul dijamin serta dilindungi oleh Undang-
Undang Dasar 1945 terutama Pasal 28 dan khusus untuk kebebasan berserikat bagi
pekerja/buruh diatur melalui Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Oleh karenanya kehadiran suatu organisasi Serikat
Pekerja/Serikat Buruh hendaklah dipandang sebagai wujud kepedulian dan hak
setiap Warga Negara dengan penuh kesadaran, kebersamaan, kesetiakawanan,
menyamakan persepsi, visi dan misi dalam mewujudkan kebebasan berkumpul dan
berserikat untuk mencapai tujuan bersama dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.
Bahwa sesuai perkembangan zaman, dari waktu ke waktu dan kemajuan teknologi
baik dibidang industri maupun jasa yang terus meningkat seirama dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan disegala bidang. Kemajuan yang berkembang
pesat ditambah berlakunya era perdagangan bebas dan kompetisi yang kuat dalam
dunia usaha, pada akhirnya membawa dampak terhadap sendi-sendi kehidupan
kaum pekerja, baik mereka yang bekerja disektor formal maupun informal dan
akan menimbulkan dampak bagi dunia usaha juga bagi pekerja. Dalam meningkatan
syarat-syarat kerja, kondisi kerja, norma kerja, pengupahan, kesejahteraan jaminan
sosial dan lain sebagainya, baik di perusahaan-perusahaan industri barang maupun
jasa, maka untuk itu diperlukan pembinaan mental dan kemampuan pekerja yang
secara terus menerus dan berkesinambungan serta untuk meningkatkan Sumber
Daya Manusia (SDM), pembelaan, perlindungan hak dan kepentingan serta
meningkatkan kesejahteraan, sesuai dengan hakekat serta makna kehidupan
sebagai insan manusia, maka diperlukan adanya wadah pekerja, yaitu terbentuknya
organisasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh di dalam perusahaan maupun di luar
perusahaan dan terbentuknya gabungan organisasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh
tersebut secara Nasional sebagai alat pemersatu.
P a g e 1 | 19
Bahwa untuk mewujudkan peran kaum pekerja/buruh dalam Serikat Pekerja/Serikat
Buruh agar lebih berdaya guna dan berhasil guna, baik untuk kepentingan para
pekerja dan keluarganya maupun untuk kepentingan Bangsa dan Negara pada
umumnya. Maka terbentuknya organisasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh di dalam
Perusahaan ataupun di luar perusahaan, keberadaanya hendaknya mampu
menciptakan Hubungan Industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan di tempat
kerja melalui peranan organisasi dalam melindungi, membela dan memperjuangkan
hak dan kepentingan, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) serta
meningkatkan kesejahteraan kaum pekerja/buruh beserta keluarganya, melalui
terbentuknya gabungan organisasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh di tingkat Nasional
diharapkan mampu menciptakan Hubungan Industrial yang harmonis, dinamis dan
berkeadilan secara Nasional, melalui perjuangannya dalam berpartisipasi untuk
melahirkan Peraturan dan Perundang-undangan yang mampu melindungi
kepentingan hak dan kepentingan para pekerja dan keluarganya. Maka untuk itu
dalam melaksanakan fungsi dan peranannya para pengurus organisasi Serikat
Pekerja/Serikat Buruh baik di dalam maupun di luar perusahaan disetiap jenjang
organisasi hendaknya senantiasa bertekad untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan, menegakkan demokrasi, mengutamakan musyawarah untuk mufakat
didalam mengambil langkah-langkah kebijakan organisasi, menjunjung tinggi
kesetiakawanan, moralitas agama, kejujuran, untuk mewujudkan masyarakat
pekerja/buruh Indonesia dan keluarganya yang sejahtera berdasarkan keadilan
sosial.
BAB I
NAMA, BENTUK, SIFAT DAN AZAS
PASAL 1
NAMA
(2). Organisasi Serikat Pekerja yang dibentuk di luar perusahaan adalah organisasi
yang dibentuk oleh para pekerja secara perseorangan di luar perusahaan,
dapat mempergunakan nama SP KEP seperti dimaksud pada ayat (1) tersebut
di atas, atau dengan nama Serikat Pekerja lain yang menyatakan bergabung
dengan FSP KEP;
(3). Gabungan dari organisasi SP KEP seperti dimaksud dalam ayat (1) dan
ataupun organisasi seperti dimaksud pada ayat (2) di Tingkat Nasional disebut
P a g e 2 | 19
Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan, Minyak, Gas Bumi dan
Umum atau disingkat menjadi FSP KEP yang dibentuk dan disepakati melalui
Musyawarah Nasional.
PASAL 2
BENTUK
Gabungan organisasi seperti dimaksud pada Pasal 1 ayat (3) tersebut diatas, adalah
berbentuk Federasi.
PASAL 3
SIFAT
Organisasi SP KEP dan FSP KEP adalah organisasi pekerja yang bersifat bebas dan
bertanggung jawab, mandiri, demokratis, independen, amanah serta mengutamakan
kesetiakawanan.
PASAL 4
ASAS
Organisasi SP KEP dan FSP KEP adalah organisasi pekerja berasaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945;
BAB II
WAKTU, KEDUDUKAN DAN AFILIASI
PASAL 5
WAKTU
(1). SP KEP dan FSP KEP adalah kelanjutan dari organisasi Serikat-Serikat Buruh
Lapangan Pekerjaan-Federasi Buruh Seluruh Indonesia (SBLP FBSI) yang telah
diubah, diperbaharui dan disesuaikan dengan perkembangan waktu dan
Peraturan serta Undang-Undang Ketenagakerjaan di Indonesia, FSP KEP
didirikan pada tanggal 30 Nopember 1990;
(2). SP KEP dan FSP KEP didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
PASAL 6
KEDUDUKAN
(2). Organisasi SP KEP yang dibentuk di luar perusahaan atau dengan nama Serikat
Pekerja lain seperti yang dimaksud Pasal 1 ayat (2) Anggaran Dasar ini,
berkedudukan di setiap daerah dimana organisasi SP KEP tersebut dibentuk;
PASAL 7
AFILIASI
P a g e 3 | 19
(1). Serikat Pekerja yang telah terbentuk di perusahaan dengan mempergunakan
Anggaran Dasar ini sebagai Anggaran Dasar secara otomatis bergabung (ber-
afiliasi) dengan FSP KEP;
(2). Serikat Pekerja lain yang dibentuk di dalam perusahaan dan/atau Serikat
pekerja yang dibentuk di luar perusahaan, dapat bergabung dengan FSP KEP
dengan cara menyatakan bergabung secara tertulis dan menerima Anggaran
Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) FSP KEP sebagai Pedoman
Organisasi Serikat Pekerja tersebut;
(4). Afiliasi yang dimaksud pada ayat (3) di atas dapat dilakukan sepanjang tidak
bertentangan dengan AD-ART, garis perjuangan FSP KEP dan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
(5). Organisasi FSP KEP dan struktur disemua tingkatannya bukan bagian serta
bukan bagian sub -struktur dari partai politik.
BAB III
TUJUAN DAN FUNGSI
PASAL 8
TUJUAN
Organisasi SP KEP dan FSP KEP serta struktur disemua tingkatannya didirikan
dengan tujuan sebagai berikut:
(1). Menghimpun dan mempersatukan kaum pekerja guna mewujudkan rasa
kesetiakawanan dan persaudaraan antara sesama kaum pekerja;
(2). Turut serta berperan aktif dalam mengisi dan mewujudkan cita-cita Negara
Republik Indonesia yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945,
terutama mengenai hak-hak pekerja seperti berikut ini:
a. Hak untuk memperoleh atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan, sesuai dengan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
b. Hak pekerja dalam kebebasan berserikat, berkumpul, mengeluarkan
pendapat baik dengan lisan maupun tulisan sesuai dengan Pasal 28
Undang-Undang Dasar 1945, Undang-undang Nomor 18 tahun 1956 dan
Undang-undang Nomor 21 tahun 2000;
c. Untuk mewujudkan tercapainya Kesejahteraan Sosial masyarakat yang adil
dan merata sesuai Pasal 33 dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945;
(4). Mewujudkan tercapainya kesejahteraan dan Jaminan Sosial kaum pekerja dan
keluarga pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya, khususnya
masyarakat pekerja dan keluarganya;
P a g e 4 | 19
(5). Mewujudkan rasa aman dan nyaman bagi pekerja dalam melaksanakan
pekerjaanya.
PASAL 9
FUNGSI
Untuk mencapai tujuan seperti yang dimaksud dalam Pasal (8), Organisasi SP KEP
dan FSP KEP serta struktur disemua tingkatannya dalam melaksanakan berbagai
fungsi, antara lain sebagai berikut:
(1). Ikut berperan aktif dan berpartisipasi pada Pembangunan Nasional didalam
mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia;
(6). Memperjuangkan hak dan kepentingan kaum pekerja melalui Perlindungan dan
Pembelaan, baik di lingkungan perusahaan maupun di luar lingkungan
perusahaan termasuk di Lembaga Peradilan;
BAB IV
BENDERA, LAMBANG, IKRAR DAN MARS ORGANISASI
P a g e 5 | 19
PASAL 10
BENDERA
Disamping bendera Merah Putih sebagai bendera Nasional Negara Kesatuan Republik
Indonesia, organisasi SP KEP dan FSP KEP serta struktur disemua tingkatannya
mempunyai Panji atau Pataka sebagai bendera organisasi dengan warna dasar hijau
muda dan ditengahnya terdapat lambang organisasi.
PASAL 11
LAMBANG
(1). Lambang organisasi FSP KEP dan struktur disemua tingkatannya berupa tulisan
huruf FSP KEP yang telah didesign;
PASAL 12
IKRAR ORGANISASI
(1). Sebagai rasa kesetiaan dan janji bagi setiap anggota dan pengurus terhadap
Organisasi perlu ditetapkan adanya IKRAR ORGANISASI;
(2). Ketentuan mengenai isi naskah IKRAR ORGANISASI dituangkan lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari AD ini.
(3). Ketentuan mengenai Aturan dan Tata Cara pengucapan IKRAR ORGANISASI
dan pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam ART.
PASAL 13
MARS ORGANISASI
(1). Untuk menjalin rasa solidaritas dan membangkitkan semangat juang para
anggota serta pengurus organisasi SP KEP dan FSP KEP mempunyai lagu dalam
bentuk Mars;
(2). Mars organisasi sebagai dimaksud dalam ayat (1) tersebut akan diatur dan
ditetapkan dalam PO.
BAB V
KEANGGOTAAN
PASAL 14
ANGGOTA
(1). Anggota SP KEP adalah orang yang bekerja di dalam perusahaan seperti
dimaksud pada Pasal 1 ayat (1) Anggaran Dasar ini;
P a g e 6 | 19
(2). Organisasi pekerja yang dibentuk di dalam perusahaan dan atau diluar
perusahaan beserta para pekerja yang menjadi anggotanya dengan
menggunakan AD dan ART, secara otomatis menjadi anggota dari FSP KEP;
(3). Anggota FSP KEP dapat juga perorangan yang tunduk, taat dan melaksanakan
AD dan ART FSP KEP dan peraturan-peraturan organisasi lainnya;
(4). Mengenai ketentuan Aturan dan Tata Cara untuk menjadi anggota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3) diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga FSP KEP.
PASAL 15
KEWAJIBAN ANGGOTA
(3). Membayar iuran dengan tertib, membayar uang pangkal bagi anggota baru
kepada organisasi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam ART dan PO;
(4). Memelihara, membina dan memupuk rasa memiliki organisasi dengan jalan
turut serta berperan aktif dalam mengembangkan dan meningkatkan roda
kehidupan organisasi;
PASAL 16
HAK ANGGOTA
(2). Menyampaikan pendapat, saran baik secara lisan maupun tertulis, untuk
kepentingan dan kemajuan organisasi;
(4). Membela diri atau dibela jika diindikasikan atau diduga melakukan tindakan
indisipliner terhadap organisasi, pembelaannya dilaksanakan dalam sidang-
sidang organisasi, atau dalam rapat organisasi yang secara khusus diadakan
untuk itu.
P a g e 7 | 19
PASAL 17
PENGHARGAAN, SANKSI DAN REHABILITASI
(2). Sanksi adalah tindakan yang diputuskan oleh organisasi terhadap anggota
maupun pengurus SP KEP maupun FSP KEP yang melakukan tindakan pidana
kejahatan dan/atau melakukan pelanggaran terhadap undang-undang, AD, ART
dan Peraturan Organisasi;
(3). Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik, harkat, martabat dan hak anggota
dan/atau pengurus SP KEP maupun FSP KEP;
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
PASAL 18
STUKTUR ORGANISASI
(3). Di Daerah Provinsi dapat dibentuk Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sebagai
perwakilan DPP FSP KEP jika terdapat sekurang-kurangnya 2 (dua) DPC FSP
KEP dan/atau 6 (enam) Unit Kerja di wilayahnya;
(4). Di Tingkat Nasional disebut Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FSP KEP yang
merupakan Pimpinan Tertinggi Organisasi, menghimpun dan mempersatukan
seluruh anggotanya melalui Unit Kerja – Unit Kerja SP KEP dari seluruh wilayah
Indonesia sebagai induk organisasi Federasi di tingkat Nasional;
(5). Untuk kepengurusan disetiap jenjang organisasi bersifat kolektif dan kolegial.
P a g e 8 | 19
PASAL 19
SUSUNAN PENGURUS
P a g e 9 | 19
c. Pengurus sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang sebagai pengurus harian
dan ditambah sejumlah anggota pengurus pleno dan/atau disesuaikan
dengan keadaan serta kebutuhan di wilayah yang bersangkutan;
d. Susunan pengurus terdiri dari : Seorang Ketua dan seorang dan/atau
beberapa orang wakil ketua, seorang sekretaris dan beberapa orang wakil
sekretaris, serta seorang bendahara dan beberapa orang wakil bendahara
seorang wakil bendahara;
e. Masa bhakti Dewan Pimpinan Daerah (DPD) selama 5 (lima) tahun.
PASAL 20
PENGAKUAN DAN SAHNYA KEPENGURUSAN
Ketentuan mengenai aturan, tata cara prosedur pengakuan dan sahnya sebuah
kepengurusan organisasi diatur lebih lanjut dalam ART.
BAB VII
ORGAN KELENGKAPAN ORGANISASI
PASAL 21
DEWAN PEMBINA ORGANISASI (DPO)
P a g e 10 | 19
b. Memberikan nasihat sekaligus mengawasi pengurus dan/atau FSP KEP
apabila terindikasi adanya penyimpangan dari AD dan ART FSP KEP;
c. Dapat mewakili Organisasi berdasarkan penugasan dari DPP FSP KEP;
3) Persyaratan untuk menjadi anggota Dewan Pembina Organisasi adalah mantan
pengurus DPP/DPD/DPC FSP KEP yang memiliki pengabdian dan pengalaman
sekurang-kurangnya 10 tahun berturut-turut;
4) Jumlah Dewan Pembina Organisasi sebanyak tiga orang dengan satu orang
ketua dan dua orang anggota;
5) Keberadaan Dewan Pembina Organisasi hanya di tingkat Nasional atau Pusat.
PASAL 22
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ORGANISASI ( BPKO )
PASAL 23
SATUAN TUGAS KHUSUS
1). Yang dimaksud dengan Satuan Tugas Khusus adalah alat Kelengkapan
Organisasi yang merupakan bagian struktur organisasi yang dikoordinir oleh
PUK SP KEP, DPC FSP KEP, DPD FSP KEP sampai dengan DPP FSP KEP sesuai
dengan tingkatannya;
2). Satuan Tugas Khusus yang dimaksud pada ayat 1 (satu) adalah Komando
Pasukan KEP yang disingkat KOPASKEP;
3). Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, tugas, fungsi dan lainnya diatur
dalam Peraturan Organisasi (PO).
Pasal 24
1). Sesuai mandat dan kewenangannya maka DPP FSP KEP dapat membentuk
lembaga atau badan yang peruntukannya dalam rangka menunjang kegiatan
organisasi;
2). Jika diperlukan DPP FSP KEP berwenang membentuk biro-biro yang disesuaikan
dengan perkembangan dan kebutuhan organisasi.
P a g e 11 | 19
BAB VIII
PERTEMUAN ORGANISASI
PASAL 25
PERTEMUAN ORGANISASI DI TINGKAT UNIT KERJA
(2). Rapat Kerja Unit Kerja (RAKERNIK) diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
selama masa bhakti kepengurusan berlangsung dan dihadiri oleh:
a. Anggota SP KEP di perusahaan;
b. Pengurus PUK SP KEP;
c. Utusan DPC FSP KEP setempat selaku perwakilan DPP FSP KEP dan/atau
DPD FSP KEP setempat bila DPC FSP KEP belum terbentuk dan bertindak
selaku pengawas dan/atau narasumber;
d. Kegiatan Rapat Kerja Unit Kerja adalah untuk melakukan evaluasi terhadap
kegiatan organisasi di Unit Kerja dan membuat Rekomendasi organisasi;
(3). Ketentuan lebih lanjut tentang Aturan, Tata Cara pelaksanaan Musnik dan
Rakernik yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, diatur di dalam ART
dan/atau Peraturan Organisasi.
PASAL 26
PERTEMUAN ORGANISASI DI TINGKAT CABANG
P a g e 12 | 19
b. Menyusun dan Menetapkan Program Kerja DPC FSP KEP di Daerah
Kabupaten/Kota/KEK;
c. Memilih dan menetapkan kepengurusan yang baru;
d. Musyawarah Cabang (MUSCAB) dihadiri oleh:
1). Utusan PUK SP KEP;
2). Pengurus DPC FSP KEP;
3). Utusan DPD FSP KEP sebagai perwakilan DPP FSP KEP dan/atau
utusan DPP FSP KEP dalam hal DPD FSP KEP belum terbentuk di
daerah tersebut dan bertindak selaku pengawas dan/atau
narasumber;
(2). Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) dilaksanakan oleh DPC FSP KEP sekurang
kurangnya 1 (satu) kali selama masa bhakti kepengurusan berlangsung dan
dihadiri oleh:
a. Utusan PUK SP KEP;
b. Pengurus DPC FSP KEP;
c. Utusan dari DPD FSP KEP sebagai perwakilan DPP FSP KEP dan/atau utusan
DPP FSP KEP dalam hal DPD FSP KEP belum terbentuk di daerah tersebut
dan bertindak selaku pengawas dan/atau narasumber;
d. Kegiatan RAKERCAB adalah untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan
organisasi di daerah Kabupaten / Kota/KEK dan membuat Rekomendasi
organisasi;
(3). Ketentuan tentang Aturan dan Tata Cara pelaksanaan MUSCAB dan RAKERCAB
yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, akan diatur di dalam ART.
PASAL 27
PERTEMUAN ORGANISASI DI TINGKAT DAERAH
P a g e 13 | 19
(2). Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
selama masa bhakti kepengurusan berlangsung, diselenggarakan oleh DPD FSP
KEP dan dihadiri oleh:
a. Utusan dari PUK SP KEP;
b. Utusan dari DPC FSP KEP;`
c. Pengurus DPD FSP KEP;
d. Utusan dari DPP FSP KEP selaku pengawas dan narasumber;
e. Kegiatan RAKERDA adalah untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan
organisasi di wilayah Provinsi dan membuat Rekomendasi organisasi;
(3). Ketentuan tentang Aturan dan Tata Cara pelaksanaan MUSDA dan RAKERDA
akan diatur lebih lanjut dalam ART.
PASAL 28
PERTEMUAN ORGANISASI TINGKAT NASIONAL
P a g e 14 | 19
c. Utusan dari PUK SP KEP;
d. Utusan dari Pengurus Serikat Pekerja yang dibentuk diluar perusahaan (SP
Profesi) yang sudah bergabung dengan FSP KEP;
e. Utusan dari DPC FSP KEP;
f. Utusan dari DPD FSP KEP;
(4). Ketentuan tentang pelaksanaan MUNAS dan RAKERNAS yang belum diatur
dalam Anggaran Dasar, akan diatur di dalam ART.
BAB IX
MUSYAWARAH LUAR BIASA DAN DEMISIONER
PASAL 29
MUSYAWARAH LUAR BIASA
(2). Seorang Ketua Umum dan/atau Ketua Terpilih telah mendapatkan mossi tidak
percaya dari mayoritas anggotanya;
(3). Seorang Ketua Umum dan/atau Ketua Terpilih terbukti melakukan pelanggaran
AD dan ART;
(4). Ketentuan mengenai Aturan, Tata Cara dan Prosedur penyelenggaraan MUSLUB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan ayat (3) Pasal ini akan diatur
dalam ART.
PASAL 30
DEMISIONER
(2). Pada saat kondisi atau status kepengurusan dinyatakan Demisioner oleh
Pimpinan Musyawarah (Pimpinan Sidang) maka otomatis kewenangan/mandat
yang dimilikinya dikembalikan sepenuhnya kepada Pimpinan Musyawarah
sesuai dengan tingkatannya;
P a g e 15 | 19
BAB X
KEUANGAN
PASAL 31
SUMBER KEUANGAN
(1). Sumber keuangan organisasi berasal dari:
a. Uang pangkal dari setiap anggota;
b. Uang iuran wajib dari setiap anggota;
c. Uang Konsolidasi;
d. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat serta tidak bertentangan
dengan Peraturan Undang-Undang yang berlaku;
(2). Ketentuan tentang Aturan, Besaran dan Tata Cara pembayaran dan/atau
pendistribusian iuran/keuangan organisasi seperti dimaksud pada ayat (1),
lebih lanjut diatur dalam ART dan/atau Peraturan Organisasi (PO).
PASAL 32
HARTA KEKAYAAN ORGANISASI
1). Seluruh harta kekayaan yang telah terkumpul dan/atau dimiliki oleh dan atas
nama organisasi disemua tingkatan adalah menjadi milik organisasi;
2). Harta kekayaan Organisaasi sebagaimana dimaksud ayat (1) baik yang dibeli
atas nama organisasi maupun atas nama satu atau atas nama beberapa orang
pengurus yang ditunjuk untuk itu;
PASAL 33
PENGELOLAAN DAN LAPORAN KEUANGAN
P a g e 16 | 19
(6). Secara berkala setiap jenjang organisasi wajib membuat dan menyampaikan
laporan setiap 1 (satu) tahun sekali.
PASAL 34
PENGAWASAN DAN SANKSI ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN
(1). Untuk melakukan pemeriksaan keuangan organisasi, DPP FSP KEP dan BPKO
seperti dimaksud dalam Pasal 22 Anggaran Dasar ini, dapat membentuk Badan
Pengawas Keuangan disetiap jenjang organisasi;
(2). Untuk melakukan pemeriksaan keuangan DPP FSP KEP dan BPKO dapat
menggunakan jasa Akuntan Publik;
(3). Tata Cara pembentukan dan Tata Kerja Badan Pengawas Keuangan seperti
dimaksud pada ayat (1) tersebut diatas, akan diatur dan ditetapkan dalam
Peraturan Organisasi;
(5). Ketentuan mengenai pengawasan dan sanksi atas pengelolaan keuangan dan
kekayaan organisasi akan diatur dalam ART.
BAB XI
PENGESAHAN DAN PERUBAHAN
ANGGARAN DASAR
PASAL 35
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR
Pengesahan Anggaran Dasar ini untuk pertama kalinya dilakukan di dalam MUNAS I
(pertama) SP KEP di Wisma Caringin – Bogor, pada tanggal Sebelas Oktober Seribu
Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima (11-10-1995) dan telah beberapa kali
perubahan sesuai dengan perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia melalui
forum MUNAS ;
1). Perubahan Pertama Anggaran Dasar ini dilakukan pada MUNAS II FSP KEP di
Hotel Mars, Cipayung – Bogor, pada tanggal 31 Juli 2000 sampai dengan 04
Agustus 2000;
2). Perubahan Kedua Anggaran Dasar ini dilakukan pada MUNAS III FSP KEP di
Hotel Jaya Raya, Cipayung – Bogor, pada tanggal 05 September 2005 sampai
dengan 07 September 2005;
3). Perubahan Ketiga Anggaran Dasar ini dilakukan pada MUNAS IV FSP KEP di
Hotel Grand Mangku Putra, Cilegon – Banten, pada tanggal 27 September 2011
sampai dengan 29 September 2011.
4). Perubahan Keempat Anggaran Dasar ini dilakukan pada MUNAS V FSP KEP di
Gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ungaran-Semarang, Jawa Tengah
Pada Tanggal 28 Oktober 2016 sampai dengan 30 Oktober 2016.
P a g e 17 | 19
PASAL 36
PERUBAHAN
Perubahan Anggaran Dasar ini hanya dapat dilakukan melalui forum MUNAS
FSP KEP.
BAB XII
PASAL 37
PEMBUBARAN ORGANISASI
1. (1) Apabila terjadi pembubaran organisasi ditingkat PUK SP KEP, DPC FSP KEP
atau DPD FSP KEP maka seluruh harta menjadi hak sepenuhnya DPP FSP KEP
dan dijadikan asset dan/atau milik organisasi serta dipergunakan untuk
kepentingan organisasi;
2. Organisasi FSP KEP hanya dapat dibubarkan oleh forum MUNAS dan/atau
MUNASLUB yang khusus diadakan untuk itu;
BAB XIII
ATURAN PERALIHAN
PASAL 38
(1). Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak Anggaran
Dasar ini mulai berlaku, seluruh perangkat organisasi wajib menyesuaikan
dengan Anggaran Dasar ini;
(2). PUK SP KEP, DPC FSP KEP dan DPD FSP KEP yang sudah berakhir masa
bhaktinya/jabatannya setelah berlakunya Anggaran Dasar ini, maka tata cara
pembentukan kepengurusan yang baru wajib menyesuaikan diri dengan isi
Anggaran Dasar ini;
(3). Dalam hal terjadi keadaan darurat dan/atau keadaan yang luar biasa yang
bersifat situasional disetiap jenjang organisasi, sehingga menghambat
kelancaran Tugas dan Fungsi Organisasi dan/atau dapat menimbulkan
perpecahan dan/atau pertentangan dikalangan anggota, maka DPP FSP KEP
sebagai Penanggung Jawab Tertinggi Organisasi dapat membekukan dan/atau
menonaktifkan dan/atau mengambil alih Kepengurusan Organisasi yang
bermasalah tersebut;
(4). Sebelum DPP FSP KEP melakukan tindakan seperti dimaksud pada ayat (3)
tersebut di atas, maka DPP FSP KEP terlebih dahulu melakukan klarifikasi
P a g e 18 | 19
dan/atau investigasi kepada struktur dibawahnya dalam rangka mengambil
kebijakan;
(5). Tanpa mengecualikan Pasal 36 Anggaran Dasar ini, apabila terjadi perubahan
aturan ataupun peraturan perundang-undangan Ketenagakerjaan di Indonesia
yang mengharuskan penyesuaian Anggaran Dasar ini, maka penyesuaiannya
dimaksud akan diatur melalui Peraturan Organisasi.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 39
(1). Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur di dalam
Anggaran Rumah Tangga;
(2). AD dan ART SP KEP dan FSP KEP merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan;
(3). Organisasi SP KEP dan FSP KEP di seluruh wilayah Indonesia hanya mempunyai
satu AD dan ART, berlaku untuk seluruh perangkat organisasi mulai dari tingkat
PUK SP KEP, DPC FSP KEP dan DPD FSP KEP serta DPP FSP KEP;
(4). Ketentuan-ketentuan lain yang belum tercakup dalam AD dan ART akan diatur
lebih lanjut oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FSP KEP melalui PO;
(5). AD dan ART ditetapkan dalam MUNAS V FSP KEP yang diselenggarakan pada
tanggal 28 Oktober 2016 sampai dengan 30 Oktober 2016 di Gedung
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ungaran-Semarang Jawa Tengah dan mulai
berlaku sejak tanggal ditetapkan.
P a g e 19 | 19