Anda di halaman 1dari 52

ANGGARAN DASAR

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN


Pasal 1
Organisasi ini bernama Ikatan Alumni Geodesi Institut Teknologi Bandung
disingkat IAGD-ITB dan berkedudukan di Jakarta.
AZAS
Pasal 2
IAGD-ITB berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 3
Maksud
IAGD menghimpun seluruh alumni Geodesi Institut Teknologi Bandung.
Pasal 4
Tujuan
(1) IAGD berjuang untuk menumbuhkan, meningkatkan dan memelihara
rasa kesetiakawanan dan kekeluargaan serta menanamkan kekompakkan
antar sesama anggota.
(2)
Mendorong dan melakukan kerjasama peningkatan karakter dan
kompetensi intelektual anggotanya dalam rangka pembelajaran
sepanjang hayat agar kehadiran Alumni Geodesi ITB dapat membangun
karakter bangsa.
(3) Mempersatukan dan memperdalam rasa tanggung jawab sosial para
Alumni Geodesi ITB.
Pasal 5
Fungsi
(1)
Membina kesadaran beroganisasi
kewajiban sebagai anggota.

untuk

memahami

hak

dan

(2) Menjadi wahana komunikasi antar anggota agar dapat saling


membela, melindungi dan mempejuangkan hak dan kepentingan anggota.
(3) Membina alumni sebagai anggota masyarakat yang memiliki ilmu
dan pengetahuan Geodesi untuk ikut bertanggung jawab kepada bangsa
dan negara.
JANGKA WAKTU
Pasal 6
(1)
IAGD-ITB didirikan di Jakarta
(delapanbelas Juli tahun duaribu delapan).
(2)

pada

tanggal

18-07-2008

IAGD-ITB didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas.

(3)
IAGD-ITB dapat membubarkan diri melalui keputusan rapat yang
diadakan khusus untuk pembubaran organisasi dan hasilnya diumumkan
secara terbuka kepada seluruh anggota dan masyarakat umum.
ORGAN IKATAN
Pasal 7
IAGD-ITB mempunyai organ ikatan yang terdiri dari: Anggota, Pengurus
Pusat, Dewan Pengawas dan Perwakilan Daerah.
Pasal 8
(1)
Pengurus Pusat dipimpin oleh seorang Ketua Umum yang dipilih
melalui mekanisme pemilihan ketua umum.
(2) Perwakilan Daerah dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih melalui
mekanisme pemilihan ketua.
(3)

Dewan Pengawas hanya ada pada tingkat pengurus pusat.

(4) Dewan Pengawas dipimpin oleh seorang Ketua Dewan Pengawas yang
dipilih melalui mekanisme pemilihan ketua dewan pengawas.
(5) Anggota adalah Alumnus yang pernah tercatat sebagai mahasiswa
atau lulusan salah satu Program Diploma, Program Sarjana, Program
Profesi, Program Magister atau Program Doktor dari Technische
Hogeschool di Bandung/Bandung Kogyo Daigaku/Fakultas Teknik/Fakultas
Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia di Bandung/Institut
Teknologi Bandung Jurusan Teknik Geodesi.

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA


Pasal 9
Hak dan kewajiban anggota sebagai berikut:
(1) Anggota IAGD-ITB adalah komponen organisasi yang tertinggi yang
mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus atau
Dewan Pengawas;
(2)
Anggota IAGD-ITB mempunyai hak suara dalam Rapat Umum
Anggota;
(3) Anggota IAGD-ITB mempunyai hak memilih dan dipilih menjadi
Pengurus Pusat, Perwakilan Daerah atau Dewan Pengawas;
(4)
Anggota IAGD-ITB mempunyai kewajiban untuk ikut aktif
melaksanakan program kerja organisasi dan memberikan dukungan
positif agar tercapainya maksud dan tujuan organisasi;
(5) Anggota IAGD-ITB mempunyai kewajiban moral terhadap nama baik
organisasi.
SANKSI DAN PERINGATAN
Pasal 10
IAGD-ITB dapat memberikan peringatan dan atau menjatuhkan sanksi
bagi anggota yang dianggap melanggar ketentuan dan norma organisasi
dan bagi anggota yang melanggar hukum Negara.
KEGIATAN DAN USAHA
Pasal 11
Kegiatan
IAGD-ITB menjalankan kegiatan sebagai berikut:
(1) Berperan aktif dalam strategi dan perencanaan untuk mendukung
pelaksanaan Pembangunan Nasional.
(2)
Membangun kerja sama yang terus menerus dengan ITB dalam
mengembangkan, memanfaatkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

(3) Membina hubungan kerjasama dengan lembaga atau instansi yang


berada di dalam maupun luar negeri dalam rangka implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
(4)

Membangun jaringan dengan berbagai komponen bangsa.

(5)
Melakukan kegiatan lain secara profesional untuk menunjang
tercapainya tujuan organisasi.
(6)
Senantiasa mengikuti perkembangan teknologi khususnya pada
teknologi geodesi maupun teknologi informasi.
Pasal 12
Usaha
IAGD-ITB menjalankan usaha sebagai berikut:
(1) Melakukan usaha yang sesuai dengan maksud, tujuan dan fungsi
organisasi.
(2) Melakukan usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan aturan
organisasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KEUANGAN
Pasal 13
Keuangan IAGD-ITB berasal dari:
(1)

Iuran Anggota.

(2)

Sumbangan sukarela anggota.

(3)

Sumbangan dan atau bantuan pihak lain yang tidak mengikat.

(4)

Hasil usaha organisasi.


PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 14

Permusyawaratan IAGD-ITB terdiri dari:


(1)

Rapat Umum Anggota.

(2)

Rapat Pengurus.

(3)

Rapat Dewan Pengawas.

(4)

Rapat Khusus untuk satu tujuan dan keperluan organisasi.


KEPUTUSAN
Pasal 15

(1)

Kekuasaan tertinggi organisasi ada pada Rapat Umum Anggota.

(2)
Keputusan pada setiap musyawarah dalam rapat diambil dengan
cara mufakat.
(3) Apabila musyawarah dalam rapat tidak mencapai permufakatan,
maka keputusan diambil dengan cara suara terbanyak (voting).
MASA BAKTI PENGURUS
Pasal 16
Masa bakti pengurus IAGD-ITB adalah 3 (tiga) tahun dan setelah itu
dapat dipilih kembali untuk masa bakti 1 (satu) periode berikutnya.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 17
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini selanjutnya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 18
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat
dilakukan dalam Rapat Umum Anggota atau Rapat Khusus.
PEMBUBARAN IAGD-ITB
Pasal 19
(1)
IAGD-ITB dapat membubarkan diri bila anggota dianggap tidak
diperlukan lagi bagi kepentingan Anggota.

(2)
Pembubaran hanya dapat dilaksanakan melalui Rapat Umum
Anggota atau Rapat Khusus.
Pasal 20
Jika IAGD-ITB bubar maka semua harta kekayaan organisasi dihibahkan
kepada fakultas pada Institut Teknologi Bandung yang memiliki jurusan
ilmu Geodesi.
PENUTUP
Pasal 21
(1)
Setiap anggota IAGD-ITB dianggap telah mengetahui Anggaran
Dasar ini.
(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan melalui Rapat Umum
Anggota IAGD I (Pertama) tahun 2012.

Ditetapkan di Jakarta, pada Rapat Umum Anggota, tanggal 29 September


2012

ANGGARAN RUMAH TANGGA


UMUM
Pasal 1
Anggaran Rumah Tangga merupakan pedoman operasional dari Anggaran
Dasar yang memuat sesuatu yang belum dan atau tidak diatur dalam
Anggaran Dasar.
KEANGGOTAAN
Anggota
Pasal 2
(1)

IAGD memiliki anggota:

a.

Anggota Biasa, yang selanjutnya disebut Anggota.

b.

Anggota Kehormatan.
Anggota Kehormatan
Pasal 3

Anggota Kehormatan adalah penghargaan terhadap seseorang bukan


anggota yang dianggap berjasa kepada IAGD-ITB dan ditetapkan pada
Rapat Umum Anggota.
Kewajiban Anggota
Pasal 4
(1) Setiap anggota berkewajiban menjaga dan menjunjung tinggi nama
baik organisasi.
(2) Setiap anggota berkewajiban mentaati dan melaksanakan peraturan
organisasi, serta melaksanakan tugas-tugas organisasi yang dipercayakan
kepadanya dengan rasa iklas dan tanggung jawab.
(3)
Setiap anggota, kecuali
membayar Iuran organisasi.

Anggota

Kehormatan,

berkewajiban

Hak Anggota
Pasal 5
(1)

Setiap anggota berhak mendapat pengayoman dari organisasi.

(2)
Setiap anggota mempunyai hak bicara, berhak mengemukakan
pendapat pada forum rapat maupun pada forum lainnya, baik untuk
kepentingan organisasi maupun untuk kepentingan pribadi.
(3)

Setiap anggota mempunyai hak suara.

(4)

Setiap anggota mempunyai hak bicara dan hak bertanya.

(5)

Setiap anggota mempunya hak memilih dan dipilih.


Sanksi
Pasal 6

(1) Anggota yang melalaikan kewajibannya akan diberikan teguran dan


dapat diberikan sanksi organisasi.

(2) Anggota yang menjadi Pengurus, jika melalaikan tugasnya sebagai


pengurus dan atau melakukan pelanggaran AD/ART, peraturan dan
ketentuan organisasi, dikenakan sanksi organisasi.
(3)

Sanksi dapat berupa:

a.

Peringatan.

b.

Peringatan yang diumumkan.

(3)

Penentuan sanksi dilakukan melalui Rapat Khusus.


KEPENGURUSAN
Dewan Pengawas
Pasal 7

(1)

Dewan Pengawas terdiri dari:

a.

Ketua.

b.

Seorang Sekretaris, yang diangkat oleh Ketua Dewan Pengawas.

c.
Anggota Dewan Pengawas diangkat oleh Ketua Dewan Pengawas
sesuai dengan keperluannya sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
(2)

Ketua Dewan Pengawas berhenti karena:

a.

Atas permintaan sendiri.

b.

Meninggal dunia.

c.

Diberhentikan oleh organisasi melalui Rapat Umum Anggota.

d.
Langsung dinyatakan berhenti bila telah terbukti bersalah oleh
pengadilan atas suatu tindak pidana.
Tugas, Wewenang dan Kewajiban Dewan Pengawas
Pasal 8
(1) Merupakan mitra kerja Pengurus yang mempunyai wewenang dan
kewajiban mengawasi jalannya organisasi dan membantu memecahkan
masalah organisasi.

(2)
Berkewajiban memberi pertimbangan, usul dan saran kepada
Pengurus baik diminta maupun tidak diminta.
(3)

Menampung pendapat, usul dan saran dari Pengurus dan Anggota.

(4)

Bertanggungjawab pada Rapat Umum Anggota.


Pengurus
Pasal 9

(1)

Pengurus terdiri dari:

a.

Ketua Umum

b.

Sekretaris

c.

Bendahara

d. Anggota Pengurus, yang diangkat oleh Ketua Umum, yang jumlahnya


disesuaikan dengan keperluan lembaga pengurus.
(2)

Ketua Umum berhenti karena:

a.

Atas permintaan sendiri.

b.

Meninggal dunia.

c.

Diberhentikan oleh organisasi melalui Rapat Umum Anggota.

d.
Langsung dinyatakan berhenti bila telah terbukti bersalah oleh
pengadilan atas suatu tindak pidana.
Tugas, Wewenang dan Kewajiban Pengurus
Pasal 10
(1) Menjalankan keputusan Rapat Umum Anggota.
(2)
Menjalankan tugas ke dalam dan ke luar untuk dan atas nama
organisasi.
(3) Menjalankan roda organisasi dengan mentaati AD/ART dan peraturan
organisasi.

(4)
Menyelenggarakan Rapat Pengurus, Rapat Umum Anggota dan
Rapat-rapat lainnya yang dianggap perlu.
(5)

Wajib memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan Pengawas.

(6)

Bertanggungjawab pada Rapat Umum Anggota.


Perwakilan Daerah
Pasal 11

(1) Perwakilan Daerah adalah Anggota IAGD-ITB yang berada di luar


ibukota wilayah Jakarta.
(2) Perwakilan Daerah dapat dibentuk bila Anggota yang berdomisili di
daerah tersebut lebih dari 1 (satu) orang.
(3)
Perwakilan Daerah dapat melakukan musyawarah untuk mufakat
dalam memilih Ketua Perwakilan Daerah.
(4) Perwakilan Daerah merupakan kepanjangan tangan Pengurus dan
berkewajiban menjalankan dari tugas Pengurus dalam mengayomi
Anggota di daerah.
(5) Perwakilan Daerah dapat memberikan pendapat, usul dan saran
kepada Pengurus.
Kekosongan Jabatan Kepengurusan
Pasal 12
(1)
Apabila terjadi kekosongan pada Jabatan Ketua Umum, maka
Pengurus dapat melakukan Rapat Pengurus bersama Dewan Pengawas
untuk menetapkan Pelaksana Tugas Ketua Umum sampai berakhir masa
tugas Ketua Umum.
(2) Jabatan kosong selain Ketua Umum diatur sendiri oleh mekanisme
yang ada dalam Pengurus.
(3) Apabila terjadi kekosongan pada Jabatan Ketua Dewan Pengawas,
maka Dewan Pengawas dapat melakukan Rapat Dewan Pengawas
bersama Pengurus untuk menetapkan Pelaksana Tugas Ketua Dewan
Pengawas sampai berakhir masa tugas Ketua Dewan Pengawas.
(4) Jabatan kosong selain Ketua Dewan Pengawas diatur sendiri oleh
mekanisme yang ada dalam Dewan Pengawas.

Masa Bakti Kepengurusan


Pasal 13
(1) Ketua Umum hanya dapat menduduki jabatan untuk paling lama 2
(dua) periode kepengurusan.
(2)
Ketua Dewan Pengawas hanya dapat menduduki jabatan untuk
paling lama 2 (dua) periode kepengurusan.
(3)
Ketua Perwakilan Daerah hanya dapat menduduki jabatan untuk
paling lama 2 (dua) periode kepengurusan.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Rapat Umum Anggota
Pasal 14
(1)

Rapat Umum Anggota diselenggarakan setiap 1 (satu) tahun.

(2) Peserta Rapat Umum Anggota adalah seluruh Anggota, Pengurus dan
Dewan Pengawas.
(3)
Pengesahan Ketua Umum Terpilih dan Ketua Dewan Pengawas
Terpilih dilakukan pada Rapat Umum Anggota pada tahun ke 3 (tiga)
periode kepengurusan.
(4) Rapat Umum Anggota merupakan Rapat Paripurna untuk membahas
semua hal yang berkaitan dengan kepentingan, kebaikan dan kemajuan
organisasi sampai menghasilkan keputusan organisasi.
Rapat Pengurus
Pasal 15
(1) Rapat Pengurus adalah rapat yang diselenggarakan oleh Pengurus
dalam rangka menjalankan tugasnya.
(2)
Pengurus secara mandiri menentukan jadwal dan waktu Rapat
Pengurus.
(3) Dalam mencapai tujuan organisasi Pengurus dapat mengeluarkan
keputusan pengurus sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.
(4)

Keputusan Pengurus mengikat bagi semua Anggota.

(5) Rapat dinyatakan resmi bila yang diselenggarakan di Sekretariat


IAGD-ITB.
(6)

Keputusan Pengurus dapat bersifat terbuka dan atau tertutup.

(7)
Pengurus berhak untuk tidak memberikan penjelasan tentang
Keputusan Pengurus kepada anggota sepanjang menyangkut teknis dan
strategi organisasi.
Rapat Dewan Pengawas
Pasal 16
(1) Rapat Dewan Pengawas adalah rapat yang diselenggarakan oleh
Dewan Pengawas dalam rangka menjalankan tugasnya.
(2)
Dewan Pengawas secara mandiri menentukan jadwal dan waktu
Rapat Dewan Pengawas.
(3)
Dalam rangka melakukan pengawasan, Dewan Pengawas dapat
memberikan usul, saran, pertimbangan dan atau peringatan kepada
Pengurus sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.
(4)

Keputusan Dewan Pengawas disampaikan kepada Pengurus.


Rapat Khusus
Pasal 17

Rapat Khusus adalah Rapat Umum Anggota yang diselenggarakan di luar


jadwal yang telah ditetapkan, dengan tujuan yang khusus dan atau
tertentu, karena Pengurus harus segera mengeluarkan keputusan demi
kebaikan organisasi.
Quorum
Pasal 18
(1) Rapat yang dibuka oleh pimpinan rapat dinyatakan quorum apabila
dihadiri lebih dari 50 (limapuluh) persen anggota yang berhak hadir.
(2) Apabila anggota yang hadir untuk rapat tersebut tidak mencapai 50
(limapuluh) persen, maka pimpinan rapat dapat menskors jalannya rapat
guna menunggu quorum.

(3)
Pimpinan rapat dapat melanjutkan jalannya rapat, dan atas
kesepakatan anggota yang hadir pimpinan rapat dapat menyatakan
bahwa rapat telah memenuhi quorum, sehingga rapat telah sah
mengambil keputusan.
Media Informasi dan Transaksi Elektronik
Pasal 19
(1)
Mailing-list adalah media informasi dan transaksi eletronil, media
maya, yang resmi digunakan Anggota IAGD-ITB untuk berdialog antara
sesama anggota.
(2)
Dialog terbuka dalam mailing-list IAGD-ITB menjadi sarana tukar
pikiran, urun rembuk, sumbang saran dan penyebaran informasi lainnya
dari dan untuk anggota.
(3) Dialog terbuka dalam mailing-list IAGD-ITB adalah dialog yang dapat
dipertanggungjawabkan, berguna dan bermanfaat bagi anggota dan bagi
organisasi.
(4)
Perselisihan yang terjadi pada dialog dalam mailing-list IAGD-ITB
adalah bersifat internal dan wajib diselesaikan secara internal organisasi.
(5)
Sebagai media dialog, mailing-list IAGD-ITB dapat digunakan
sebagai forum rapat guna menyampaikan pendapat.
(6)
Pengurus wajib menginventarisasi pokok bahasan, masalah,
pemikiran dan pertimbangan anggota mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan kelangsungan dan kinerja organisasi yang disampaikan melalui
mailing-list IAGD-ITB dalam bentuk hard-copy dan wajib dikaji dan
direspon pengurus.
(7)

Pengelola mailing-list IAGD-ITB bertanggungjawab kepada Pengurus.

(8) Keputusan rapat yang resmi, yang dihadiri anggota yang berhak,
adalah keputusan yang mengikat.
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 20
(1)

Pengelolaan keuangan IAGD-ITB mentaati azas akuntabilitas.

(2)
Pengelolaan keuangan dilakukan dengan cermat, rapi, tertib dan
terukur dalam pencapaian keperluan organisasi.

(3) Tata cara penggunaan keuangan dan kekayaan organisasi dituangkan


dalam peraturan organisasi.
PENUTUP
Pasal 21
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
ditetapkan dalam Peraturan Organisasi atau Keputusan Pengurus
sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.
(2)
Setiap anggota IAGD-ITB dianggap telah mengetahui Anggaran
Rumah Tangga ini.
(3) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan melalui Rapat
Umum Anggota IAGD I (Pertama) tahun 2012.

ANGGARAN DASAR
Ikatan Alumni Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara
Tahun 2002

PEMBUKAAN (Preambule)
Bahwa sesungguhnya pengalaman hidup bersama sebagai insan akademia di perguruan tinggi
telah membentuk ikatan batin di kalangan para alumni; dan karenanya, kerinduan untuk tetap
hidup bersaudara dalam semangat saling asah-asih-asuh, sudah selayaknya diwujudkan
dalam organisasi ikatan alumni.

Kerinduan untuk bersatu dalam persaudaraan se-alumni bagi alumni Jurusan Mesin Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara telah sampai pada saat yang berbahagia, mengantarkan
para alumni ke pintu gerbang organisasi alumni yang bersatu dalam persaudaraan yang saling
asah-asih-asuh, profesional, setia kawan dan jaya.
Para alumni menyadari bahwa gelar yang disandangnya harus tercermin dalam karyanya, dan
pekerjaan para insinyur atau Sarjana Teknik berpengaruh besar pada mutu kehidupan bangsa
Indonesia. Karena itu, pekerjaan alumni harus dilakukan dengan jujur, tak memihak, adil dan
ditujukan bagi perlindungan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Sementara persaudaraan yang saling asah-asih-asuh dalam organisasi alumni akan menunjang
pencapaian cita-cita bersama.
Atas berkat Allah yang maha kuasa dan dengan dorongan keinginan luhur, supaya
berkehidupan persaudaraan yang saling asah-asih-asuh, maka alumni Jurusan Mesin Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan ini menyatakan berdiri dan terbentuknya Ikatan
Alumni Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara.
Untuk mencapai keinginan luhur itu, dibentuklah perangkat organisasi berupa Anggaran
Dasar yang berisi ketentuan-ketentuan pokok organisasi.

ANGGARAN DASAR
BAB I
NAMA, BENTUK DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Nama organisasi adalah Ikatan Alumni Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara,
disingkat IKATM-USU
2. IKATM-USU adalah organisasi sosial persaudaraan alumni, yang berpusat di ibukota
negara Republik Indonesia atau di kota tempat Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara dan tersebar di wilayah Republik Indonesia.
BAB II
MAKSUD/TUJUAN DAN KEGIATAN
Pasar 2
1. IKATM-USU didirikan dengan maksud/tujuan untuk :
2. Membentuk, memelihara dan meningkatkan persatuan dan kesatuan, dengan
memupuk persaudaraan dan saling asih, asah dan asuh di anatara alumni Jurusan
Mesin Fakultas Teknik USU;

3. Memadukan potensi pengetahuan/keilmuan dan pengalaman para anggota untuk


kesejahteraan para anggota khususnya dan masyarakat umumnya;
4. Meningkatkan kompetensi, profesionalisme serta partisipasi anggota dalam
perkembangan teknologi dan pembangunan bangsa Indonesia;
5. Meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat umumnya.
6. Untuk mencapai maksud/tujuannya, IKATM-USU melakukan kegiatan-kegiatan yang
sah, terutama :
7. Melaksanakan reuni alumni secara periodik sesuai dengan keperluan;
8. Melaksanakan seminar dan/atau diskusi lintas karya dan/atau lintas disiplin, sesuai
dengan kebutuhan, minimal sekali dalam 2 tahun;
9. Melaksanakan kegiatan sosial dan/atau rekreatif sekelompok angkatan secara periodik
atau insidentil;
10. Melaksanakan tukar-menukar informasi dengan atau melalui media organisasi yang
diterbitkan secara berkala oleh organisasi, minimal sekali dalam 6 bulan;
11. berkomunikasi dan/atau bekerja sama dengan organisasi sejenis, baik yang di dalam
negeri maupun yang diluar negeri; dan
12. Melaksanakan usaha pencarian dana organisasi dengan cara yang tidak bertentangan
dengan hukum yang berlaku.
BAB III
MAJELIS PERMUSYAWARATAN ANGGOTA
Pasal 3
1. Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) adalah pemegang tertinggi kekuasaan
dalam organisasi; melaksanakan rapat minimal sekali dalam 5 tahun.
2. MPA mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga
(ART), Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat (DDP), dan Dewan Penasihat dan
Pengawas Pusat (DP3).
3. MPA terdiri atas anggota DP3 ditambah Utusan Dewan Penasihat dan Pengawas
Daerah (DP2D) serta utusan Dewan Pengurus Daerah (DPD),
4. MPA melantik Pengurus Harian DPP dan hanya dapat memberhentikan Pengurus
Harian DPP dan masa jabatannya menurut AD/ART.
5. Susunan, syarat-syarat keanggotaan/pemilihan dan tata cara kerja MPA diatur lebih
lanjut dalam ART.

BAB IV
PENYELENGGARAAN ORGANISASI PUSAT
Pasar 4
1. DPP memegang kekuasaan penyelenggaraan organisasi menurut AD/ART;
2. DPP terdiri atas pengurus harian yakni Ketua Umum, Ketua-ketua Bidang, Sekretaris
Jenderal, Sekretaris-sekretaris Bidang, Bendahara/Wakil Bendahara; serta pengurus
biro.
3. DPP dipimpin oleh Ketua Umum dibantu oleh 2 atau 3 orang Ketua Bidang.
4. Urusan administrasi DPP dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal dibantu oleh 2 atau 3
orang Sekretaris Bidang.
5. Urusan keuangan DPP dilaksanakan oleh Bendahara dibantu oleh 1 orang Wakil
Bendahara.
6. Pengurus Pleno adalah pengurus harian ditambah dengan pengurus biro yaitu para
Biro dan Sekretaris Biro.
Pasal 5
1. DPP berhak mengajukan rancangan pemasukan dan pembelanjaan organisasi tahunan
kepada DP3.
2. DPP menetapkan peraturan-peraturan organisasi untuk menjalankan AD/ART
dan/atau program kerja sebagaimana mestinya.
3. DPP menjalin komunikasi dan/atau kerjasama dengan organisasi lain.
4. DPP memberi tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan atas nama organisasi sesuai
dengan AD/ART.
Pasal 6
1. Calon anggota pengurus harian DPP haruslah anggota organisasi yang sejak menjadi
anggota belum pernah melanggar aturan organisasi, serta mempu secara jasmani dan
rohani dan rohani untuk melaksanakan tugas sebagai anggota DPP.
2. Pengurus harian DPP dipilih secara langsung oleh MPA dalam satu tim/paket.
3. Calon paket/tim pengurus harian DPP diusulkan oleh sekurang-kurangnya 10 orang
anggota MPA yang menghadiri rapat MPA dan dipilih menurut suatu terbanyak.
4. Syarat-syarat menjadi calon pengurus harian dan tata cara pemilihannya diatur lebih
rinci dalam ART.

Pasal 7
1. Pengurus harian DPP memegang jabatan selama masa lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
2. Pengurus harian DPP dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPA atas usul
DP3, apabila melakukan pelanggaran hukum negara atau melanggar AD/ART atau
terbukti tidak memenuhi syarat lagi sebagai pengurus hairan DPP.
3. Keputusan MPA atas usul pemberhentian pengurus harian DPP harus diambil dalam
rapat paripurna MPA yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota MPA
dan disetujui sekurang-kurangnya 2/3 dan jumlah anggota MPA yang hadir, setelah
pengurus harian DPP diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat
paripurna MPA.
4. DDP tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DP3.
Pasal 8
1. Jika terjadi kekosongan salah satu atau beberapa anggota pengurus harian DPP dalam
masa jabatnnya, yang penyebabnya adalah faktor mangkat, berhenti, atau tidak dapat
lagi melakukan kewajibannya, maka anggota tersebut digantikan oleh anggota
pengurus harian lainnya dengan cara rangkap jabatan sampai terlaksananya rapat
MPA yang berikutnya.
2. Keputusan mengenai penggantian dengan cara jabatan rangkap diambil dalam rapat
pengurus pleno DPP yang dihadiri sekurang-kurangnya 60% anggota pleno DPP dan
pelantikannya dilakukan oleh Ketua Umum atau salah seorang Ketua Bidang.
Pasal 9
1. DPP dan DPPP berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia atau di kota
tempat Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
BAB V
BIRO-BIRO ORGANISASI
Pasal 10
1. DPP membentuk biro-biro di tingkat pusat sesuai dengan kebutuhan organisasi dan,
setiap biro membidangi urusan tertentu dalam penyelenggaraan organisasi pusat.
2. Pengurus biro di tingkat pusat diangkat dan diberhentikan oleh DPP.
3. Masa jabatan pengurus biro sama dengan masa jabatan pengurus harian.
4. Pengurus biro terdiri atas Ketua Biro dan Sekretaris Biro ditambah beberapa anggota
biro.

5. Pengurus biro bertanggung jawab kepada pengurus harian secara umum dan secara
khusus bertanggung jawab kepada Ketua Bidang sesuai dengan bidangnya.
6. Pembentukan, pengubahan, pembubaran biro organisasi diatur lebih rinci dalam ART.
BAB VI
PENYELENGGARAAAN ORGANISASI DAERAH
Pasal 11
1. IKATM-USU didirikan di daerah-daerah propinsi atau gabungan beberapa propinsi
dan di daerah-daerah kotamadya/kabupaten atau gabungan beberapa kotamadya/
kabupaten.
2. Penyelenggara organisasi di daerah propinsi atau gabungan beberapa propinsi
dilaksanakan menurut azas otonomi yang selaras dengan AD/ART.
3. Penyelenggara organisasi di daerah propinsi atau beberapa propinsi adalah DPD.
4. Penyelenggara organisasi di daerah kotamadya/kabupaten atau gabungan beberapa
kotamadya/kabupaten disebut Dewan Pengurus Cabang ( DPC ) yang merupakan
perpanjangan tangan DPD dan bertanggung jawab kepada DPD.
5. DPD dan DP2D berkedudukan di ibukota propinsi, dan DPC berkedudukan di ibukota
kabupaten atau dikotamadya.
6. Struktur organisasi dan nama jabatan di tingkat daerah adalah serupa/mirip dengan
struktur dengan nama jabatan di tingkat pusat.
7. Tugas/kewajiban dan wewenang DPD dan DP2D adalah serupa/mirip dengan
tugas/kewajiban dan wewenang DPP dan DP3.
8. Susunan, persyaratan dan tatacara pemilihan DPD, DP2D dan DPC diatur dalam ART.
BAB VII
DEWAN PENASEHAT DAN PENGAWAS
Pasal 12
1. Rapat Umum Anggota (RUA) adalah pemegang kekuasaan tertinggi di organisasi
tingkat daerah, dilaksanakan minimal sekali dalam 5 tahun.
2. RUA memilih secara langsung dan menetapkan serta melantik pengurus harian DPD
dan anggota DP2D.
3. RUA tidak dapat mengubah AD/ART, tapi berhak mengusulkan prubahan AD/ART
dan meneruskan usulannya melalui delegasi DPD dan/atau DP2D yang menjadi
anggota MPA.

4. RUA dapat dilaksanakan oleh DPD atas prakarsa DPD dan/atau DP2D.
5. Keputusan dalam RUA diambil dengan suara terbanyak .
6. Setiap anggota yang memiliki kartu anggota yang sah dan masih berlaku berhak
menghadiri, memberi pendapat dan memilih/dipilih dalam RUA.
7. Syarat-syarat dan tata cara penyelenggaraan RUA diatur lebih rinci dalam ART.
BAB VIII
DEWAN PENASEHAT DAN PENGAWAS
Pasal 13
1. DP3 terdiri atas perwakilan sekelompok angkatan (tahun masuknya alumni ke Jurusan
Mesin USU) atau beberapa kelompok angkata, dengan jumlah minimal 7 dan
maksimal 15
2. Anggota DP3 dipilih oleh MPA secara langsung dalam rapat paripurna MPA dengan
masa jabatan lima tahun.
3. DP3 bertugas memberi nasehat kepada DPP baik diminta maupun tidak diminta, dan
mengawasi pelaksanaan program kerja dan keuangan organisasi pusat.
4. DP3 memiliki fungsi pengawasan, fungsi konsultasi, dan fungsi anggaran, serta
memiliki hak interpelasi, hak angkel, dan hak menyatakan
pendapatan/usul/pertanyaan.
5. DP3 berhak mengajukan usul rancangan perubahan AD/ART untuk diajukan dalam
rapat paripurna MPA.
6. DP3 melaksanakan rapat minimal sekali setahun, dan berhak memperoleh laporan
kemajuan tahunan organisasi dari DPP.
7. Laporan tahunan yang disampaikan DPP dalam rapat DP3 harus dievaluasi oleh DP3
dan diberi rekomendasi untuk dilaksanakan oleh DPP.
8. DP3 bertanggung jawab kepada MPA dan wajib menyampaikan laporan pertanggung
jawaban dalam sidang paripurana MPA.
9. DP3 tidak dapat membubarkan atau membekukan DPP.
10. Susunan, syarat keanggotaan/pemilihan, dan tata cara kerja DP3 diatur dalam ART.
Pasal 14
1. DP2D terdiri atas perwakilan sekelompok angkatan atau beberapa kelompok angkatan
dalam suatu daerah dengan jumlah minimal 5 orang dan maksimal 7 orang.

2. Anggota DP2D dipilih secara langsung dalam RUA masing-masing oleh kelompok
angkatan yang diwakilinya, dengan masa jabatan lima tahun.
3. DP2D bertugas memberi nasehat kepada DPD, baik diminta maupun tidak diminta,
dan mengawasi pelaksanaan program kerja dan keuangan organisasi daerah.
4. DP2D memiliki fungsi pengawasan, fungsi konsultasi dan fungsi anggaran serta
memiliki hak interpelasi, hak angkel, dan hak menyatakan pendapat/usul/pertanyaan.
5. DP2D berhak mengajukan usul rancangan perubahan AD/ART untuk diajukan dalam
rapat paripurna MPA melalui utusannya.
6. DP2D melaksanakan rapat minimal sekali dalam setahun, dan berhak memperoleh
kemajuan tahunan organisasi dari DPD.
7. Laporan tahunan yang disampaikan DPD dalam rapat DP2D harus dievaluasi oleh
DP2D dan diberi rekomendasi untuk dilaksanakan DPD.
8. DP2D bertanggung-jawab kepada RUA dan wajib menyampaikan laporan
pertanggung-jawaban di RUA.
9. DP2D tidak dapat membubarkan atau membakukan DPD.
10. Susunan, syarat keanggotaaan/pemilihan, dan tata cara kerja DP2D diatur lebih rinci
dalam ART.
BAB IX
KEANGGOTAAN ORGANISASI
Pasal 15
1. Setiap alumni Jurusan Mesin Fakultas Teknik USU adalah anggota IKATM-USU,
yang dibagi atas anggota aktif, anggota pasif, dan anggotan kehormatan.
2. Anggota aktif adalah anggota yang terdaftar di sekretariat organisasi, melunasi iuran
wajib, dan memiliki kartu anggota yang sah dan masih berlaku.
3. Anggota aktif memiliki hak memilih dan dipilih dalam RUA, memperoleh informasi
melalui media organisasi, memperoleh pelayanan organisasi, menjadi anggota
pengurus dan/atau kepanitian, dan hak lainnya menurut AD/ART.
4. Anggota pasif memiliki hak menghadiri dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan
organisasi menurut AD/ART.
Pasal 16
1. Anggota kehormatan adalah anggota yang walaupun bukan alumni Jurusan Mesin
Fakultas Teknik USU, tapi berjasa bagi IKATM-USU sehingga diangkat menjadi
anggota kehormatan oleh DPP atau oleh DPD.

2. Anggota kehormatan memiliki hak menghadiri dan berpartisipasi pada seluruh


kegiatan organisasi, serta memperoleh informasi dan pelayanan organisasi menurut
AD/ART.
Pasal 17
1. Setiap anggota wajib membela dan menjunjung nama baik organisasi.
2. Anggota yang berjasa besar pada organisasi atau barjasa dalam mengharumkan nama
organisasi berhak mendapat penghargaan dari organisasi.
3. Sesama anggota wajib memelihara hubungan persaudaraan, rasa setia kawan dalam
semangat asah-asih-asuh, baik dalam suka maupun duka.
4. Keanggotaan berakhir karena meninggal dunia atau karena mengundurkan diri secara
tertulis.
5. Susunan persyaratan dan tata cara mengenai keanggotaan diatur lebih rinci dalam
ART.
BAB X
HAL KEUANGAN ORGANISASI
Pasal 18
1. Anggaran pendapatan dan belanja organisasi (APBO) sebagai wujud dari pengelolaan
keuangan organisasi ditetapkan setiap tahun dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung-jawab untuk sebesar-besarnya kemajuan organisasi.
2. Rancangan anggaran pandapatan dan belanja organisasi (RAPBO) diajukan oleh DPP
kepada DP3 untuk tingkat pusat, dan oleh DPD kepada DP2D, untuk dibahas.
3. Apabila DP3/DP2D tidak menyetujui RAPBO yang diusulkan oleh DPP/DPD, maka
pengurus menjalankanAPBO tahun sebelumnya.
Pasal 19
1. Segala bentuk pungutan yang bersifat wajib untuk keperluan organisasi diatur dalam
AD/ART.
2. Pelaksanaan atau realisasi APBO dilaporkan oleh DPP/DPD kepada DP3/DP2D
selambat-lambatnya 30 hari setelah tahun anggaran berakhir.
3. Laporan keuangan DPP/DPD wajib diverifikasi oleh DP3/DP2D, dan DP3/DP2D
memberi pendapat/penilaian atas kinerja keuangan/APBO tersebut.
BAB XI
KESEJAHATERAAN ORGANISASI

Pasal 20
1. Organisasi dapat melaksanakan pencarian dana organisasi, baik dengan upaya sendiri
maupun dengan cara bekerjasama dengan lembaga lainnya, sepanjang upaya tersebut
sah menurut hukum yang berlaku dan tidak mencermarkan nama baik organisasi.
2. Organisasi dapat menerima sumbangan dana dari lembaga atau pribadi sepanjang
sumbangan tersebut sah asal-usulnya dan tidak mengikat bagi organisasi.
Pasal 21
1. Apabila anggota dan/atau keluarganya (suami/istri/anak) mengalami peristiwa suka
atau duka, maka organisasi wajib menunjukkan wujud setia kawan dengan sekurangkurangnya menyampaikan ucapan sukacita/dukacita.
2. Organisasi membina jaringan tukar-menukar informasi yang dipandang, bermanfaat
bagi anggotanya, terutama informasi mengenai peluang kerja, peluang karir, peluang
bisnis/usaha, peluang pendidikan lanjut, dan bursa buku/jurnal ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Tata cara dan syarat-syarat lebih lanjut mengenai kesejahteraan organisasi diatur lebih
rinci dalam ART.
BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 22
1. Usul perubahan pasal-pasal AD/ART dapat diagendakan dalam rapat MPA apabila
diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPA.
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal AD/ART diajukan secara tertulisdan ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal AD/ART, rapat paripurna MPA dihadiri oleh sekurangkurangnya dari jumlah anggota MPA.
4. Putusan 2/3 untuk mngubah pasal-pasal AD/ART dilakukan dengan persetujuan
sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota
MPA yang terdaftar resmi.
ATURAN PERALIHAN
Pasar 1
Untuk masa awal dan hanya sekali, RUA IKATM-USU Daerah Jabotabak yang dilaksankan
dia Jakarata pada tanggal 2 Nopembar 2002 menjalankan wewenang MPA dalam hal
menetapkan/mengesahkan AD/ART.

Pasal 2
Untuk masa awal dan hanya sekali, anggota DP2D IKATM-USU Daerah Jabotabek yang
dipilih dalam RUA IKATM-USU Daerah Jabotabek di Jakarta pada tanggal 2 Nopember
2002 merangkap sebagai anggota DP3 sampai terpilihnya anggota DP3 hasil rapat MPA yang
terdekat.
Pasal 3
Untuk masa awal dan hanya sekali pimpinan DP2D IKATM-USU Daerah Jabotabek yang
dipilih dalam RUA IKATM-USU Daerah Jabotabek di Jakarta pada tanggal 2 Nopember
2002 merangkap sebagai pimpinan MPA sampai terpilihnya pimpinan MPA pada rapat MPA
yang terdekat.
Pasal 4
Untuk masa awal dan hanya sekali, DPP dan DPD bersama dengan DP3 dan/atau DP2D
diberi wewenang untuk menyempurnakan AD/ART ini sebelum tanggal 2 Nopember 2004
dan hasil penyempurnaan bila ada dilaporkan pada rapat MPA yang terdekat.
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 1
Dengan ditetapkan dan disahkannya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran Dasar IKATMUSU terdiri atasn pembukaan (preambule) dan pasal-pasal.
Pasal 2
Anggaran Dasar ini disusun oleh Panitia Kecil dan disaksikan oleh utusan DPP serta
ditetapkan/disahkan oleh RUA IKATM-USU Daerah Jabotabek di Jakarta pada tanggal 2
Nopember 2002 dan berlaku sejak tanggal 2 Nopember 2002.

Jakarta, 2 Nopember 2002

Disusun oleh :
Panitia kecil Pembentukan IKATM-USU Daerah Jabotabek
1.

Tarsan Sihotang (Ketua)

2. Rasman Ginting (Sekretaris)


_________________

1. _________________
2.

3. M. Thamzil (Anggota)

3. __________________

4. Rudolf Singarimbun (Anggota)


4. _________________
5. Yurlis Hasibuan (Anggota)

5. ________________

6. Baginda Siahaan (Anggota)


_________________
7. Setia Tarigan (Anggota)

6.
7. ________________

Ditetapkan/Disahkan oleh :
Rapat Umum Anggota IKATM-USU Daerah Jabotabek.
1.

.. (Ketua)

_______________

2. .. (Wakil Ketua)

_______________

3. .. (Wakil Ketua)

________________

Rapat Umum Anggota IKATM-USU Daerah Jabotabek yang menetapkan/mengesahkan


AD/ART IKATM-USU di Jakarta pada tanggal 2 Nopember 2002 disaksikan oleh utusan
DPP IKATM-USU :
1. Ir. Nur Amin Setiawan, MBA (Ketua Umum)
2. Dr. Ir. Nurdin Tampubolon ( Ketua I )
3. Dr. Ir. Merdang Sembiring, DEA ( Ketua II )
4. Ir. Yurlis Hasibuan (Sekretaris I)
5. Ir. Hasrul Hasan, MBA (Sekretaris III)
6. Ir. Tugiman, MT (Bendahara)
7. Ir. Setia Tarigan (Wakil Bendahara)

Rapat IKA-TM
Hari/Tanggal : Minggu / 15 Juni 2003
Waktu

: 15.00 selesai

Agenda
1. Penyempurnaan Struktur Organisasi
2. Persiapan Program Kerja yang akan dibicarakan pada pertemuan di INALUM
3. dll yang timbul dalam rapat.

No.
Nama
1.2.3.4.5.6.7
.

Jabatan

Alamat

8.

ANGGARAN RUMAH TANGGA

T. tangan

Ikatan Alumni Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara


Tahun 2002
PEMBUKAAN
ANGGARAN Rumah Tangga (ART) ini merupakan perincian, pelengkap dan peraturan
pelaksanaan dari Anggaran Dasar (AD) IKATM-USU tahun 2002.
Hal-hal yang sudah jelas diatur dalam Anggaran Dasar (AD) tidak diulang lagi dalam AR.
Bila terdapat penafsiran yang berbeda antara AD dan ART untuk hal yang sama, maka yang
berlaku adalah isi AD.
Pengurus organisasi membuat petunjuk teknis dari AD/ART sesuai dengan keperluan, dan
berwenang membuat aturan lainnya yang dipandang perlu sepanjang tidak bertentangan
dengan semangat atau esensi AD/ART.
BAB I
MAJELIS PERMUSYAWARATAN ANGOTA
Pasal 1
1. MPA dipimpin oleh satu orang ketua bersama-sama dengan tiga orang wakil ketua.
2. Pimpinan MPA merangkap sebagai anggota MPA
3. Semua anggota DP3 secara otomatis menjadi anggota MPA.
4. Utusan DP2D yang menjadi anggota MPA adalah pimpinan DP2D yaitu satu orang
ketua dan 3 orang wakil ketua.
5. Utusan DPD yang menjadi anggota MPA adalah satu orang ketua umum dan tiga
orang ketua bidang.
6. Pengurus DPP tidak diizinkan menjadi anggota MPA dan/atau pimpinan MPA.
Pasal 2
1. Masa kerja anggota dan pimpinan MPA adalah lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya satu kali masa jabatan.
2. MPA wajib mempersiapkan dan melaksanakan rapat MPA menjelang berakhir masa
kerjanya.
3. Dalam persiapan dan pelaksanaan rapat MPA, MPA dapat menunjuk dan mangangkat
panitia pengarah dari anggota MPA sendiri dan panitia pelaksana dari DPP.
4. Biaya pelaksanaan MPA diusahakan oleh panitia pelaksana, DPP dan DPD dengan
cara yang sah dan tidak mengikat.

5. Undangan rapat MPA harus sudah diterima oleh anggota MPA selambat-lambatnya 1
(satu) bulan menjelang dilaksanakannya rapat MPA.
Pasal 3
1. Rapat MPA yang dilaksanakan menjelang berakhirnya masa kerja personil MP,
dipimpin oleh pimpinan MPA yang lama hingga terpilihnya anggota dan pimpinan
MPA yang baru.
2. Dalam hal rapat MPA mencakup agenda pemilihan anggota DP3 dan pemilihan
pengurus DPP, maka evaluasi kinerja dilakukan oleh MPA yang lama, sedangkan
pemilihan pengurus DPP yang baru dilakukan oleh MPA yang baru.
3. Pemilihan pimpinan MPA dilakukan oleh anggota MPA, dengan cara suara terbanyak
4. Serah terima jabatan dari pimpinan MPA yang lama kepada yang baru dilakukan
dalam rapat MPA.
5. Pemilihan pimpinan MPA yang baru dilaksanakan oleh personil MPA yang lama.
6. Serah terima jabatan dari DPP lama kepada DPP yang baru dilaksanakan di hadapan
pimpinan MPA.
7. Pelantikan pengurus harian DPP dilaksanakan oleh pimpinan MPA.
BAB II
PENGURUS HARIAN DPP DAN DPD
Pasal 4
1. Untuk dapat menjadi pengurus harian DPP atau DPD seorang anggota organisasi
harus memenuhi persyaratan umum, yaitu :
1. Terdaftar sebagai anggota aktif di sekretariat
2. Berpengalaman memimpin organisasi yang sejenis atau mirip dengan IKATMUSU, dengan posisi pimpinan inti atau pengurus harian;
3. Bersedia meluangkan waktu, menyumbangkan tenaga dan pikiran selama
masa kerja, dengan menandatangani surat kesediaan;
4. Sedangkan kerja disuatu lembaga/perusahaan.
5. Sudah lulus Sarjana S1, minimal 5 tahun sebelum pemilihan, dan
6. Belum pernah melanggar aturan organisasi serta mampu secara jasmani dan
rohani untuk melaksanakan tugas.

7. Untuk dapat dipilih menjadi pengurus harian DPP atau DPD seorang anggota
organisasi harus memenuhi persyaratan khusus sesuai dengan tugas yang akan
diembannya, sebagai berikut :
8. Ketua Umum : Sedang bekerja di suatu lembaga dengan jabatan level manajer
atau direksi, berumur di bawah 60 tahun, dan dikenal luas sebagai orang yang
berwibawa dan sukses memimpin,
9. Sekretaris Jenderal : Sedang bekerja pada suatu lembaga dengan jabatan level
supervisor/pengawasan atau manajer, belum berumur 55 tahun, dan dikenal
luas sebagai administrator yang rajin.
10. Ketua Bidang (I, II, III) : Sedangkan berkerja pada suatu lembaga dengan
jabatan minimum level manajer atau setara, dengan umur minimum 30 tahun
maksimum 55 tahun; dan dikenal luas sebagai orang yang berbakat
memimpin,
11. Sekretaris bidang (I, II, III) : Sedangkan berkerja pada suatu lembaga dengan
jabatan minimum supervisor/pengawas atau setara, dengan umur maksimum
55 tahun; serta dikenal luas sebagai orang rajin.
12. Bendahara/Wakil Bendahara : Sedang bekerja pada suatu lembaga dengan
jabatan minimum level supervisor atau setara; umur maksimum 55 tahun; dan
dikenal luas sebagai orang jujur.
Pasal 5
1. Pengurus harian DPP diajukan secara paket oleh sekurang-kurangnya 5 orang anggota
MPA yang hadir dalam rapat MPA.
2. Paket pengurus harian DPP minimal terdiri atas 2 paket yang diajukan sebelum
dilakukan pemungutan suara.
3. Anggota MPA yang telah ikut mengajukan suatu paket calon pengurus harian DPP,
tidak berhak lagi ikut mengajukan paket lain.
4. Pemilihan untuk menentukan paket pemenang dilakukan secara tertutup (rahasia);
dengan satu orang anggota MPA memiliki satu suara.
5. Calon Ketua Umum DPP dan tiap paket yang diajukan, wajib membeberkan visi dan
misinya sebelum dilakukan pemungutan suara.
6. Pelantikan pengurus harian DPP terpilih dilakukan oleh pimpinan MPA.
Pasal 6
1. Pengurus harian DPD diajukan secara paket oleh sekurang-kurangnya 10 orang
anggota aktif yang hadir dalam RUA.

2. Paket pengurus harian DPD minimal terdiri atas 2 paket yang diajukan sebelum
dilakukan pemungutan suara
3. Anggota aktif yang telah ikut dalam mengajukan suatu paket calon pengurus harian
DPD, tidak berhak lagi ikut mengajukan paket lain.
4. Pemilihan untuk menentukan paket pemenang pengurus DPD dilaksanakan secara
tertutup (rahasia); dengan satu orang anggota aktif yang hadir pada RUA memiliki
satu suara.
5. Calon Ketua Umum DPD dari tiap paket yang diajukan, wajib membeberkan visi dan
misinya sebelum dilakukan pemungutan suara dalam RUA.
6. Pelantikan pengurus harian DPD yang terpilih, dilakukan oleh pimpinan RUA atau
oleh DPP.
Pasal 7
1. Tugas dan wewenang pengurus harian DPP diatur sebagai berikut :
1. Ketua Umum : Memimpin organisasi tingkat pusat secara umum, baik dalam
hal urusan interen maupun urusan eksteren, menuju pencapaian maksud dan
tujuan organisasi sesuai dengan AD/ART.
2. Sekretaris Jenderal : Mengelola administrasi inventaris, dokumentsi,
korespondensi dan rekapitulasi organisasi di tingkat pusat secara umum.
3. Ketua Bidang (I, II, III) : Memimpin bidang organisasi tingkat pusat sesuai
dengan pembagian bidang serta membantu Ketua Umum sesuai dengan
AD/ART.
4. Sekretaris Bidang (I,II, III) : Mengelola administrasi inventaris, dokumentasi,
korespondensi dan rekapitulasi organisasi pada bidang organisasi ditingkat
pusat sesuai dengan AD/ART.
5. Bendahara/Wakil Bendahara : Mengelola aset dan keuangan organisasi tingkat
pusat.
6. Tugas dan wewenang pengurus hairan DPD diatur sebagai berikut :
7. Ketua Umum : Memimpin organisasi tingkat daerah secara umum, baik dalam
hal urusan intern maupun urusan eksteren, dengan tetap berkonsultasi dengan
DPD, menuju tercapainya maksud dan tujuan organisasi sesuai dengan
AD/ART.
8. Sekretaris Jenderal : Mengelola administrasi investaris, dokumentasi,
korespondenssi dan rekapitulasi organisasi ditingkat daerah secara umum.

9. Ketua Bidang (I, II, III) : Memimpin bidang organisasi tingkat daerah sesuai
dengan pembagian bidang, serta membantu Ketua Umum sesuai dengan
AD/ART.
10. Sekretaris Bidang (I, II, III) : Mengelola adminitrasi inventaris, dokumentasi,
korespondensi dan rekapitulasi organisasi pada bidang organisasi ditingkat
daerah sesuai dengan AD/ART.
11. Bendahara/Wakil Bendahara : Mengelola aset dan keuangan organisasi tingkat
daerah.
12. Pembagian Bidang organisasi dilakukan sebagai berikut :
13. Bidang I adalah Kemasyarakatan dengan cakupan : peningkatan solidaritas
dan konsolidasi internal, serta pembangunan komunikasi dan kerjasama
dengan organisasi eksteren dan masyarakat umum.
14. Bidang II adalah Pendidikan dengan cakupan, peningkatan kompetensi dan
profesionalisme anggota organisasi.
15. Bidang III adalah Bisnis dengan cakupan : peningkatan peran organisasi
dan/atau anggota organisasi dalam bisnis, pekerjaan dan karir.
Pasal 8
1. Tatacara pengelolaan program kerja DPP dilakukan secara garis besar sebagai berikut:
2. Pada awal masa kerjanya, DPP menyusun rencana/program kerja secara tertulis untuk
lima tahun sesuai dengan arahan MPA dan/atau aspirasi yang muncul dalam MPA.
3. Untuk melaksanakan rencana/program kerja tersebut, DPP berhak menyusun biro-biro
organisasi di tingkat pusat, dengan struktur dan uraian jabatan yang jelas serta
target/sasaran masing-masing biro.
4. Setiap awal tahun, DPP menyusun RAPBO dan selanjutnya mengajukannya keapda
DP3 untuk memperoleh persetujuan.
5. DPP melaksanakan APBO yang telah disetujui oleh DP3.
6. Setaip akhir tahun DPP melaporkan pelaksanaan APBO kepada DP3 secara tertulis
untuk dievaluasi.
7. Pada akhir masa kerjanya, DPP menyusun laporan pertanggung-jawaban masa
kerjanya dan menyampaikannya dalam rapat MPA.
8. Tatacara pengelolaan program kerja DPD dilakukan secara garis besar sebagai berikut
:
9. Pada awal masa kerjanya, DPD menyusun rencana/program kerja secara tertulis untuk
lima tahun sesuai dengan arahan RUA dan/atau aspirasi yang muncul dalam RUA

10. Untuk melaksanakan rencana/program kerja tersebut, DPD berhak menyusun birobiro organisasi di tingkat daerah, dengan struktur dan uraian jabatan yang jelas serta
target/sasaran masing-masing biro.
11. Setiap awal tahun, DPD menyusun RAPBO dan selanjutnya mengajukannya kepada
DP2D untuk memperoleh persetujuan.
12. DPD melaksanakan APBO yang telah disetujui oleh DP2D.
13. Setiap akhir tahun, DPD melaporkan pelaksanaan APBO kepada DP2D secara tertulis
untuk dievaluasi.
14. Pada akhir masa kerjanya, DPD menyusun laporan pertanggung-jawaban masa
kerjanya dan menyampaikannya dalam RUA.
BAB III
PENGURUS PLENO DAN BIRO-BIRO
Pasal 9
1. Yang dimaksud dengan Pengurus Pleno DPP adalah pengurus harian DPP ditambah
dengan Ketua Biro dan Sekretaris Biro yang ada di DPP.
2. Yang dimaksud dengan Pengurus Pleno DPD adalah pengurus harian DPD ditambah
dengan Ketua Biro dan Sekretaris Biro yang ada di DPD.
3. Baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, keputusan rapat pangurus pleno lebih
tinggi kedudukannya daripada keputusan rapat pengurus harian.
4. Biro-biro yang berada di bawah pimpinan Ketua/Sekretaris I (Kemasyarakatan),
antara lain, adalah : Biro Komunikasi Antar Organisasi serta Biro Media dan
Solidarits Alumni.
5. Biro-biro yang berada di bawah pimpinan Ketua/Sekretaris II (Pendidikan), antara
lain, adalah Biro Penelitian dan Seminar Iptek serta Biro Kursus Pelatihan dan
Pendidikan Lanjut.
6. Biro-biro yang berada di bawah pimpinan Ketua/Sekretaris III (Bisnis), antara lain,
adalah : Biro Kajian Peluang Bisnis serta Biro Bursa Kerja dan Karir.
Pasal 10
1. Anggota Biro diangkat dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan biro
2. Aanggota Biro bertugas membantu Ketua/Sekretaris Biro dan bertanggung-jawab
secara langsung kepada Ketua Biro.
3. Anggota Biro, selain Ketua/Sekretaris Biro, tidak termasuk dalam pengurus pleno.

4. Biro-biro organisasi di tingkat pusat ditetapkan oleh pengurus harian DPP, dan di
tingkat daerah ditetapkan oleh pengurus harian DPD.
5. Tugas dan wewenang pengurus biro ditetapkan oleh Ketua Umum/Sekreteris Jenderal
atas usulan dari Ketua/Sekretaris Bidang.
6. Tatacara pengelolaan biro ditetapkan oleh Ketua Umum/Sekretaris Jenderal atas usul
dari Ketua/Sekretaris Bidang.
BAB IV
DEWAN PENASEHAT DAN PENGAWAS
Pasal 11
1. DP3 dipimpin oleh satu orang ketua bersama-sama dengan 3 orang wakil ketua.
2. Ketua dan Wakil Ketua DP3 merangkap sebagai anggota DP3.
3. DP2D dipimpin oleh satu orang ketua bersama-sama dengan 3 orang wakil ketua.
4. Ketua dan Wakil Ketua DP2D merangkap sebagai anggota DP2D.
5. Ketua dan Wakil Ketua DP3 dan DP2D dipilih masing-masing oleh MPA dan RUA.
6. Setiap anggota DP3 tidak boleh menjabat sebagai pengurus pleno DPP.
7. Setiap anggota DP2D tidak boleh menjabat sebagai pengurus pleno DPD.
Pasal 12
1. Seorang anggota aktif dapat dipilih menjadi anggota DP3 atau anggota DP2D, jika
yng bersangkutan memenuhi persyaratan umum sebagai berikut :
1. Menyatakan kesediaannya untuk dipilih, dengan menandatangani surat
pernyataan kesediaan.
2. Masih terdaftar sebagai anggota aktif serta memegang kartu anggota yang
masih berlaku.
3. Berpengalaman kerja minimal 10 tahun dalam suatu lembaga dalam level
manajer/dirksi atau yang setara.
4. Berpengalaman mengurus organisasi dengan jabatan dalam pengurus harian
minimal 3 tahun.
5. Dikenal luas oleh anggota seangkatan dan/atau oleh angkatan setahun di atas
dan dibawah tahun angkatannya sendiri.

6. Tatacara pemilihan dan pelantikan anggota dan pimpinan DP3 dilakukan


sebagai berikut :
7. Setiap angkatan atau kelompok beberapa angkatan dapat berkumpul untuk
memilih calon anggota DP3 yang mewakili suatu angkatan atau beberapa
angkatan.
8. Suatu angkatan atau beberapa kolompok angkatan yang berkumpul memilih
calon anggota DP3, dianggap sah bila anggota aktif yang ikut berkumpul
mencapai jumlah minimal 10 orang.
9. Angkatan atau kelompok beberapa angkatan yang sah mengajukan calon
anggota DP3, wajib menyampaikan nama calon anggota DP3 kepada MPA
secara tertulis, paling lambat 1 minggu menjelang rapat MPA.
10. Surat pengajuan calon anggota DP3 tersebut harus dilengkapi dengan namanama pendukung, surat kesediaan calon anggota DP3 yang diusulkan, serta
tanda tangan dari kelompok pengusul.
11. Pimpinan MPA memeriksa surat-surat pengajuan calon anggota DP3 untuk
mengetahui
12. Dalam hal calon-calon anggota DP3 yang diusulkan jumlahnya lebih besar
dari jumlah anggota DP3 yang dibutuhkan, maka MPA melaksanakan
pemilihan anggota DP3 dengan suara terbanyak.
13. Dalam hal calon-calon anggota DP3 yang diusulkan jumlahnya lebih kecil dari
jumlah anggota DP3 yang dibutuhkan, maka MPA menetapkan usulan
kelompok angkatan sebagai anggota DP3, bersama-sama dengan anggota DP3
yang dipilih langsung oleh MPA.
14. Anggota DP3 yang ditetapkan oleh MPA harus hadir dalam rapat MPA.
15. Ketua dan Wakil Ketua DP3 dipilih oleh MPA dari antara anggota DP3.
16. Anggota dan pimpinan DP3 dilantik oleh pimpinan MPA.
17. Tatacara pemilihan dan pelantikan anggota dan pimpinan DP2D dilakukan
sebagai berikut :
18. Setiap angkatan atau kelompok beberapa angkatan yang hadir sebagai anggota
aktif dalam RUA diberi kesempatan oleh pimpinan RUA untuk berkumpul
untuk memilih calon anggota DP2D yang mewakili suata angkatan atau
kelompok beberapa angkatan.
19. Suatu kelompok angkatan yang berkumpul dan mengajukan calon anggota
DP2D, dianggap sah bila angggota aktif yang ikut berkumpul mancapai
jumlah minimal 5 orang.

20. Angkatan atau kelompok beberapa angkatan yang sah mengajukan calon
anggota DP2D, wajib menyampaikan nama calon anggota DP2D kepada
pimpinan RUA secara tertulis minimal 1 jam menjelang pemilihan anggota
DP2D.
21. Surat pengajuan calon anggota DP2D tersebut harus dilengkapi dengan namanama pendukung, surat kesediaan calon anggota DP2D yang diusulkan, serta
tanda tangan dari kelompok pengusul.
22. Pimpinan RUA memeriksa surat-surat pengajuan calon anggota DP2D untuk
mengetahui
23. Dalam hal calon-calon anggota DP2D yang diusulkan jumlahnya lebih besar
dari jumlah anggota DP2D yang dibutuhkan, maka RUA melaksanakan
pemilihan anggota DP2D dengan suatu terbanyak.
24. Dalam hal calon-calon anggota DP2D yang diusulkan jumlahnya lebih kecil
dari jumlah anggota DP2D, maka RUA menetapkan jumlah kelompok
angkatan sebagai anggota DP2D, bersama-sama dengan anggota DP2D yang
dipilih langsung oleh RUA.
25. Anggota DP2D yang ditetapkan oleh RUA harus hadir dalam RUA.
26. Ketua dan Wakil Ketua DP2D dipilih oleh RUA dari antara anggota DP2D.
27. Anggota dan pimpinan DP2D dilantik oleh pimpinan RUA.
Pasal 13
1. DP2D bertanggung-jawab kepada RUA dan wajib menyampaikan laporan
pertanggung-jawaban dalam RUA.
2. DP2D bertugas memberi nasehat kepada DPD baik diminta maupun tidak diminta.
3. DP2D mengawasi pelaksanaan program kerja dan keuangan organisasi tingkat daerah
(DPD).
4. DP2D memiliki fungsi pengawasan, fungsi konsultasi dan fungsi anggaran, serta
memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat/usul/pertanyaan
kepada DPD.
5. DP2D melaksanakan rapat minimal sekali setahun, dan memperoleh laporan
kemajuan tahunan organisasi dari DPD.
6. laporan tahunan yang disampaikan DPD dalam rapat DP2D harus dievaluasi oleh
DP2D dan diberi rekomendasi untuk ditindak lanjuti oleh DPD.
BAB V
RAPAT UMUM ANGGOTA

Pasal 14
1. RUA dipimpin oleh satu orang ketua bersama-sama dengan tiga orang wakil ketua.
2. Masa kerja pimpinan RUA berakhir secara otomatis pada saat berakhirnya
pelaksanaan RUA.
3. Pempinan RUA bertugas dan berwenang memimpin rapat-rapat dalam RUA.
4. Pimpinan RUA dipilih secara musyawarah dalam rapat yang dipimpin oleh pimpinan
sementara, yang terdiri atas seorang ketua dan anggota aktif yang tertua dan seorang
wakil ketua dari anggota aktif yang termuda.
5. Untuk mempersiapkan dan melaksanakan RUA DPD dapat membentuk panitia
pekaksana RUA dengan melibatkan unsur DPD dan DP2D.
Pasal 15
1. Untuk dapat dipilih menjadi pimpinan RUA, seorang anggota aktif harus memenuhi
syarat umum, yaitu :
1. Terdaftar sebagai anggota aktif di sekretariat organisasi DPD yang
melaksanakan RUA.
2. Berpengalaman memimpin rapat besar atau rapat umum sejenis.
3. Berumur minimum 30 tahun dan maksimum 55 tahun.
4. Belum pernah melanggar aturan organsiasi serta mampu secara jasmani dan
rohani untuk melaksanakan tugasnya.
2. Suatu RUA yang sah harus memenuhi syarat umum, yaitu :
1. Undangan RUA telah diterima oleh anggota aktif yang terdaftar paling lambat
2 minggu sebelum tanggal dimulainya RUA.
2. Agenda, waktu dan tempat pelaksanaan RUA tercantum dengan jelas dalam
surat undangan RUA.
3. Dihadiri oleh sekurang-kurangnya 30% dari jumlah anggota aktif yang
terdaftar di DPD yang bersangkutan.
4. Dihadiri oleh sekurang-kurangnya 60% pengurus harian DPD, dan 60% dari
anggota DP2D.
3. Keputusan yang sah dalam RUA harus memenuhi syarat umum, yaitu :
1. Disetujui oleh sekurang-kurangnya lima puluh satu persen dari anggota aktif
yang menghadiri RUA.

2. Ditandatangani oleh pimpinan RUA.


BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 16
1. DPD wajib melaksanakan registrasi anggota di daerahnya minimal sekali dalam tiga
tahun.
2. Data alumni yang dicatat dalam registrasi mencakup : nama, tempat dan tanggal lahir,
nomor stambuk , tahun lulus, alamat/telepon/fax/e-mail kantor dan tempat tinggal,
data kurus/pendidikan, data pengalaman, riwayat jabatan, dan jenis keanggotaan.
3. Hasil registrasi DPD disampaikan kepada DPP, untuk selanjutnya data registrasi
tersebut diolah-oleh DPP.
4. Data registrasi anggota yang diolah oleh DPP disampaikan kepada DPD untuk
diteruskan atau disebarkan kepada anggota di daerahnya.
Pasal 17
1. Setiap anggota wajib membayar iuran wajib sekali dalam tiga tahun dengan
melunasinya di awal periode, yang besarnya ditentukan dalam ART.
2. Setiap anggota diharapkan membayar iuran sukarela sekali dalam setahun dengan
pelunasan di awal periode, yang besarnya ditentukan oleh DPD dan penerapannya
disesuaikan dengan situasi keuangan anggota di daerahnya.
3. Setiap anggota yang mampu diharapkan memberi sumbangan kepada DPD sesuai
dengan kebutuhan organisasi
4. Setiap anggota yang telah melunasi iuran wajib berhak mendapat kartu anggota dari
DPP yang masa berlakunya 3 tahun sejak tanggal pelunasan iuran wajib.
5. Setiap anggota yang telah melunasi iuran wajib, berhak mendapat : informasi,
jurnal/media cetak oraganisasi, undangan, dan pelayanan lainnya yang merupakan
standar organisasi.
Pasal 18
1. DPP wajib melaksanakan registrasi anggota untuk daerah yang belum terbentuk atau
belum diresmikan DPD-nya.
2. DPP wajib memungut iuran wajib, iuran sukarela dan sumbangan dari anggota yang
berada di daerah yang belum terbentuk atau belum diresmikan DPD-nya.
3. DPP wajib memenuhi hak para anggota yang telah melunasi iuran wajib yang berada
di daerah yang belum terbentuk atau belum diresmikan DPD-nya.

Pasal 19
1. Anggota berhak pindah dari suatu daerah ke daerah lain tanpa membayar iuran wajib
secara ganda.
2. Anggota yang pindah dari suatu daerah ke daerah lain, wajib mendaftarkan diri di
DPD daerah yang baru, dan memberitahukan kepindahannya ke DPD daerah asal.
3. Perpindahan anggota dari suatu daerah ke daerah lain mengakibatkan perlunya
pergantian kartu anggota.
Pasal 20
1. Semua dosen tetap pada dan yang bukan alumni Jurusan Mesin USU dapat diangkat
menjadi anggota kehormatan dan diberi kartu anggota.
2. Yang berhak menjadi anggota organisasi meliputi : lulusan program sarjana Mesin
USU, lulusan program strata S-1 ekstension Jurusan Mesin USU, lulusan program
Diploma-4 Jurusan : Mesin USU, dan lulusan program Pasca Sarjana Jurusan Mesin
USU.
BAB VII
HAL KEUANGAN ORGANISASI
Pasal 21
1. Dalam RAPBC yang diajukan oleh DPP kepada DP3, dan oleh DPD kepada DP2D,
harus dirinci prioritas program, sumber pendapatan dan pos-pos pembelanjaan.
2. DPP dan DPD wajib mengupayakan kemandirian organisasi, terutama dengan
mengupayakan pendapatan dari anggota lebih besar dari pendapatan dari non-anggota.
Pasal 22
1. DPD dan/atau DPP wajib memungut iuran wajib anggota sekali dalam tiga tahun,
sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) per orang.
2. Dalam hal terjadi perubahan nilai rupiah, maka besarnya iuran wajib dalam rupiah
adalah setara dengan US$ 10,5 (sepuluh koma lima dollar Amerika Serikat) per orang.
Pasal 23
1. DPD dan/atau DPP wajib melaporkan posisi keuangan organisasi dalam media/jurnal
organisasi pada setiap penerbitan.
2. DP3 dan/atau DP2D wajib mengaudit keuangan organisasi minimal sekali dalam
3. Hasil audit yang dilaksanakan oleh DP3 dan/atau DP2D, wajib dilaporkan dalam
media/jurnal organisasi pad penerbitan yang terdekat.

Pasal 24
1. Iuran wajib yang dipungut oleh pengurus harian DPD, wajib diserahkan sebanyak
minimum 10% kepada DP, sedangkan sisanya digunakan untuk keperluan DPD
sendiri.
2. Iuran sukarela dan sumbangan yang dikumpulkan oleh DPD dapat diberikan sebagian
kepada DPP atau DPD lain sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.
3. DPP dapat mensubsidi DPD yang mengalami kesulitan sumber pendapatan.
BAB VIII
KESEJAHTERAAN ORGANISASI
Pasal 25
1. DPP dan/atau DPD dapat membentuk lembaga yang dipandang perlu untuk mencari
dana tambahan bagi kesejahteraan organisasi.
2. DPP dan/atau DPD dapat membuat kerjasama dengan lembaga lain untuk mencari
dana tambahan bagi kesejahteraan organisasi.
3. DPP dan/atau DPD dapat menerima sumbangan dari atau memberi sumbangan kepada
lembaga dan/atau pribadi, sepanjang hal tersebut sesuai dengan AD/ART dan dapat
dipertanggung-jawabkan.
4. pembentukan lembaga dan kerjasama dengan lembaga/pribadi lain di luar organisasi
atau penerimaan/pemberian sumbangan sebagaimana disebut pada ayat 1,2 dan 3 di
atas memerlukan persetujuan dari DP3 dan/atau DP2D.
Pasal 26
1. DPP dan/atau DPD wajib membina komunikasi dengan organisasi lain yang mirip
atau relevan dengan IKATM-USU.
2. DPP dan/atau DPD wajib mempromosikan para anggotanya untuk ikut aktif dalam
kegiatan pada organisasi lain yang relevan dengan IKATM-USU.
3. DPP dan/atau DPD wajib menyebarkan informasi kepada para anggota terutama
mengenai peluang kerja, peluang karir, peluang bisnis dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4. DPP dan/atau DPD wajib menyampaikan ucapan selamat kepada anggota yang
mengalami peristiwa suka cita; dan menyampaikan ucapan duka cita bagi anggota
dan/atau keluarganya (suami/istri/anak) yang mengalami peristiwa dukacita.
BAB IX
SIMBOL DAN ATRIBUT ORGNISASI

Pasal 27
1. Simbol/logo, cap/stempel. Surat/amplop dan atribut organisasi dibuat dengan standar
dan spesifikasi yang ditetapkan oleh DPP/DPD bersama-sama dengan DP3/DP2D,
dan berlaku untuk waktu minimum 5 tahun.
2. Simbol/logo, cap/stempel, surat/amplop dan atribut organisasi diterapkan secara
seragam untuk seluruh Indonesia.
ATURAN PERALIHAN

Pasal 1
Semua anggota IKATM-USU yang hadir dan/atau terpilih menjadi pengurus pada
Musyawarah Alumni di Medan pada tanggal 29 Nopember 1997 dan/atau pada tanggal 19
Oktober 2002 ditetapkan menjadi anggota aktif sampai dikeluarkannya kartu anggota oleh
pengurus harian DPP yang terpilih di Medan pada tanggal 19 Oktober 2002.
Pasal 2
Semua anggota IKATM-USU yang hadir dan/atau terpilih menjadi pengurus atau anggota
DP3/DP2D pada RUA IKATM-USU Daerah Jabotabek di Jakarta tanggal 2 Nopember
2002, ditetapkan menjadi anggota aktif sampai keluarnya kartu anggota oleh pengurus
IKATM-USU yang terpilih tahun 2002.

Pasal 3
Semua keputusan yang diambil pada Musyawarah Alumni IKATM-USU di Medan pada
tanggal 19 Oktober 2002 dan keputusan yang diambil pada RUA IKATM-USU Daerah
Jabotabek di Jakarta tanggal 2 Nopember 2002 adalah sah dan mengikat bagi organisasi.

Pasal 4
DPP diberi tugas dan wewenang untuk membentuk dan menetapkan DPD dan DP2D di
daerah-daerah yang belum terbentuk DPD dan DP2D IKATM-USU sebelum tanggal 2
Nopember 2007

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 1

Demikianlah Anggaran Rumah Tangga ini dibuat yang merupakan kesatuan yang tak
terpisahkan dari Anggaran Dasar.

Pasal 2
Anggaran Rumah Tangga ini disusun oleh Panitia kecil dan ditetapkan.disahkan oleh RUA
IKATM-USU Daerah Jabotabek di Jakarta pada tanggal 2 Nopember 2002 dan berlaku mulai
tanggal 2 Nopember 2002.

Jakarta, 2 Nopember 2002

Disusun oleh :
Panitia kecil Pembentukan IKATM-USU Daerah Jabotabek

1. Ir. Tarsan Sihotang (Ketua)

________________

2. Ir. Rasman Ginting (Sekretaris)

_________________

3. M. Thamzil (Anggota)

________________

4. Rudolf Singarimbun (Anggota) _________________


5. Yurlis Hasibuan (Anggota)

________________

6. Baginda Siahaan (Anggota) _________________


7. Setia Tarigan (Anggota)

Ditetapkan/Disahkan oleh :

________________

Rapat Umum Anggota IKATM-USU Daerah Jabotabek.

1. .. (Ketua) ________________
2. .. (Wakil Ketua)
_______________
3. .(WakilKetua) ________________

Berkat rahmat ALLAH SWT yang telah memberikan karunia-Nya berupa kemerdekaan
kepada bangsa kita. Maka selaku penduduk yang baik dan bertanggung jawab maka kita
wajib dan berhak mengisi kemerdekaan ini demi menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Mahasiswa Teknik khususnya Jurusan Teknik Mesin yang sadar akan hak dan kewajiban serta
peranan yang bertanggung jawab kepada bangsa, bertekad memberikan dharma baktinya
untuk mewujudkan nilai-nilai ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Menyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan taufiq dan hidayah dari ALLAH SWT dan
usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh tanggung jawab, kami Mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin Universitas Riau, menghimpun diri dalam suatu Himpunan Mahasiswa yang
digerakkan dengan pedoman berbentuk anggaran dasar sebagai berikut:
BAB I
NAMA, WAKTU, TEMPAT, KEDUDUKAN DAN IDENTITAS
Pasal 1. Nama
Organisasi ini diberi nama Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM)
Pasal 2. Waktu, Tempat dan Kedudukan
Himpunan Mahasiswa Mesin didirikan pada tanggal 04 Maret 1999 untuk waktu yang tidak
ditentukan dan berkedudukan di Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pasal 3. Identitas
Himpunan Mahasiswa Mesin menghimpun mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Riau
Yang mengambil jurusan Teknik Mesin.
BAB II
ASAS
Pasal 4. Asas
Himpunan Mahasiswa Mesin berasaskan Pancasila.
BAB III
TUJUAN, USAHA DAN SIFAT
Pasal 5. Tujuan
Himpunan Mahasiswa Mesin bertujuan untuk menyatukan aktifitas yang membuat persamaan
visi dan misi dalam menempuh keberhasilan.
Pasal 6. Usaha

Ayat 1 : Mengembangkan potensi diri yang kreatif, keilmuan, sosial dan budaya.
Ayat 2: Mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemaslahatan
umat manusia.
Ayat 3: Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan perguruan tinggi dan kepemudaan untuk
menopang pembangunan nasional.
Pasal 7. Sifat
Himpunan Mahasiswa Mesin adalah organisasi intern kampus.
BAB IV
STATUS, FUNGSI DAN PERAN
Pasal 8. Status
Himpunan Mahasiswa Mesin adalah organisasi jurusan dibawah naungan Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pasal 9. Fungsi
Himpunan Mahasiswa Mesin berfungsi sebagai wadah penyaluran kreatifitas Mahasiswa
Jurusan Teknik Mesin Universitas Riau.
Pasal 10. Peran
Himpunan Mahasiswa Mesin berperan aktif sebagai wadah pengembang disiplin ilmu
khususnya pada Teknik Mesin.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 11. Anggota
Himpunan Mahasiswa Mesin beranggotakan Mahasiswa Teknik Jurusan Teknik Mesin.
BAB VI
SRTUKTUR ORGANISASI
Pasal 12. Kekuasaan
Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Rapat Umum Anggota.
Pasal 13. Kepemimpinan
Ayat 1: Kepemimpinan dipegang oleh pengurus Himpunan Mahasiswa Mesin.
Ayat 2: Untuk membantu tugas pimpinan Himpunan Mahasiswa Mesin maka dibentuk
departemen-departemen.
BAB VII
PERBENDAHARAAN
Pasal 14. Harta Benda
Harta benda HMM dapat diperoleh dari:
Ayat 1: Uang pangkal, iuran dan dana anggota.
Ayat 2: Usaha-usaha yang sah, halal dan tidak mengikat.

BAB VIII
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
Pasal 15. Pengesahan
Pengesahan Anggran Dasar Himpunan Mahasiswa Mesin ditetapkan pada Rapat Umum
Anggota di Pekanbaru pada hari sabtu tanggal 18 juni 2005.
Pasal 16. Pembubaran
Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Rapat Umum Anggota.
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 17 Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dimuat dalam Anggaran Rumah Tangga
dan atau dalam ketentuan-ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan anggaran
dasar.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


HIMPUNAN MAHASISWA MESIN
BAB I
KEBERADAAN ORGANISASI, KEDUDUKAN DAN ASAS
Pasal 1
Himpunan Mahasiswa Mesin adalah suatu organisasi mahasiswa tingkat jurusan yang
fungsinya untuk menindak lanjuti dan menampung segala bentuk, ide dan saran anggotanya.
Pasal 2
Himpunan Mahasiswa Mesin berkedudukan di Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pasal 3
Himpunan Mahasiswa Mesin berasaskan pancasila.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 1. Anggota
Anggota Himpunan Mahasiswa Mesin ialah mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Mesin yang masih terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Riau.
Pasal 2. Syarat-syarat Anggota
Setiap mahasiswa yang ingin menjadi anggota harus terdaftar di Universitas Riau sebagai
mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin dan menyatakan kesediaannya mengikuti
dan menjalankan Anggaran Dasar, Anggaran rumah Tangga dan pedoman-pedoman lainnya

serta mengikuti Ospek dan Mesin Camp.


Pasal 3. Masa keanggotaan
Ayat 1: Masa keanggotaan adalah selama mahasiswa yang bersangkutan masih terdaftar di
Universitas Riau Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin.
Ayat 2: Anggota yang habis masa keanggotaanya karena:
a. Habis masa keanggotaannya.
b. Meninggal dunia.
c. Kemauan sendiri.
d. Diberhentikan atau dipecat.
Ayat 3: Anggoata yang habis masa keanggotaannya saat menjadi pengurus diperpanjang masa
keanggotaannya sampai habis masa kepengurusannya.
Pasal 4. Hak Anggota
Ayat 1: Anggota mempunyai hak untuk mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau
pernyataan secara lisan atau tulisan ke pengurus.
Ayat 2: Anggota juga mempunyai hak dipilih dan memilih.
Ayat 3: Mewakili HMM berdasarkan mandat.
Pasal 5. Kewajiban Anggota
Ayat 1: Membayar uang pangkal dan iuran anggota.
Ayat 2: Menjaga nama baik Organisasi.
Ayat 3: Berpartisipasi menyukseskan setiap kegiatan Himpunan Mahasiswa Mesin.
Ayat 4: Memutuskan segala keputusan Himpunan Mahasiswa Mesin .
Pasal 6. Rangkap Anggota dan Jabatan
Ayat 1: Anggota Himpunan Mahasiswa Mesin dapat merangkap menjadi anggota organisasi
lain.
Ayat 2: Anggota Himpunan Mahasiswa Mesin dapat merangkap jabatan pada organisasi lain.
Pasal 7. Skorsing dan Pemecatan
Ayat 1: Anggota dapat di skorsing atau dipecat karena:
1. Bertindak bertentangan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Himpunan
Mahasiswa Mesin.
2. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik Himpunan Mahasiswa Mesin.
Ayat 2: Anggota yang di skors atau dipecat dapat melakukan pembelaan dalam forum yang
yang ditunjuk untuk itu.

Ayat 3: Mengenai skorsing atau pemecatan dan tata cara pembelaan diatur dalam ketentuan
atau peraturan tersendiri.
BAB III
PERMUSYAWARATAN
Pasal 8. Rapat Pengurus
Ayat 1: Pengurus mengadakan rapat pengurus minimal 3 (tiga) bulan sekali.
Ayat 2: Apabila ada hal yang dianggap perlu diputuskan oleh seluruh pengurus dan atau tidak
dapat diputuskan oleh pembina, maka dapat dilakukan rapat pengurus.
Pasal 9. Rapat Kerja
Ayat 1: Departemen dapat mengadakan rapat jika diperlukan.
Ayat 2: Acara rapat kerja ditentukan oleh departemen.
Ayat 3: Rapat kerja membicarakan pelaksanaan dan keputusan musyawarah pengurus.
Pasal 10. Keputusan Musyawarah
Ayat 1: Keputusan musyawarah diusahakan dengan mufakat.
Ayat 2: Apabila mufakat tidak dicapai, maka akan dilakukan pemungutan suara, berdasarkan
suara terbanyak/voting.
Ayat 3: Pemungutan suara atas seorang atau masalah dilakukan secara langsung baik tertulis
maupun lisan.
Pasal 11. Rapat Umum Anggota
Ayat 1: Menetapkan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga, pedoman-pedoman dan
program kerja organisasi.
Ayat 2: Memilih pengurus Himpunan Mahasiswa Mesin dengan jalan memilih ketua umum
yang sekaligus merangkap sebagai formatur dan memilih mide formatur.
Ayat 3: Memberikan pendapat dan saran kepada pengurus tentang pelaksanaan program kerja
dan rekomendasi.
Ayat 4: Rapat Umum Anggota merupakan musyawarah utusan tingkat.
Ayat 5: Rapat Umum Anggota merupakan kekuasaan tertinggi organisasi.
Ayat 6: Rapat Umum Anggota diadakan 1 (satu) tahun sekali.
Ayat 7: Didalam pemilihan ketua umum akan diadakan suksesi 1 (satu) tahun sekali.

Ayat 8: Dalam keadaan luar biasa Rapat Umum Anggota dapat diselenggarakan atas inisiatif
atau komting
penuh dengan persetujuan sekurang-kurangnya separuh dari jumlah komting yang ada.
BAB IV
KEPENGURUSAN, PIMPINAN DAN DEPERTEMEN
Pasal 12. Pengurusan
Ayat 1: Pengurus Himpunan Mahasiswa Mesin adalah badan atau instansi kepemimpinan
tertinggi yang berkewajiban melaksanakan roda kepengurusan Himpunan Mahasiswa Mesin.
Ayat 2: Masa jabatan pengurusan Himpunan Mahasiswa Mesin adalah 1 (satu) tahun
terhitung sejak pelantikan atau serah terima jabatan.
Pasal 13. Personil Pengurus Himpunan Mahasiswa Mesin
Ayat 1: Formasi pengurus Himpunan Mahasiswa Mesin sekurang-kurangnya terdiri dari
Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.
Ayat 2: Ketua Umum dan Ketua-ketua Departemen adalah anggota pleno pengurus Himpunan
Mahasiswa Mesin.
Ayat 3: Yang dapat menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Mesin adalah anggota yang
cakap dan telah menyelesaikan 2 (dua) semester masa perkuliahannya.
Ayat 4: Apabila ketua umum tidak dapat menjalankan tugas atau non aktif, maka dapat dipilih
pejabat Ketua Umum oleh sidang pleno pengurus.
Pasal 14. Tugas dan Wewenang
Ayat 1: Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Rapat Umum Anggota, personil
pengurus harus sudah terbentuk dan anggota demisioner segera mengadakan serah terima
jabatan dengan pengurus yang baru.
Ayat 2: Pengurus baru dapat menyelenggarakan tugasnya setelah serah terima jabatan dan
pelantikan.
Ayat 3: Melaksanakan hasil keputusan Rapat Umum Anggota.
Ayat 4: Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan
Himpunan Mahasiswa Mesin kepada anggota.
Ayat 5: Menyiapkan draf materi Rapat Umum Anggota.
Ayat 6: Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada anggota melalui Rapat Umum
Anggota.
Ayat 7: Dapat menskorsing dan merehabilitasi secara langsung terhadap anggota atau
pengurus yang bermasalah.

Pasal 15. Pimpinan


Ayat 1: Bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi.
Ayat 2: Membuat pedoman kerja yang sesuai dengan AD / ART dan rekomendasi untuk
ketertiban dan lancarnya jalannya kepemimpinannya.
Ayat 3: Dalam pemilihan pengurus, pimpinan harus memperhatikan kebutuhan.
Ayat 4: Apabila pimpinan berhalangan maka tugasnya dapat diserahkan kepada pengurus
selanjutnya dengan surat mandat.
Pasal 16. Departemen
Ayat 1: Untuk melaksanakan tugas-tugasnya pimpinan membentuk departemen-departemen
sesuai dengan kebutuhan.
Ayat 2: Anggota Departemen dengan susunan jabatannya ditetapkan oleh pimpinan
Himpunan Mahasiswa Mesin.
Ayat 3: Penyusunan diatur dengan keputusan pimpinan dengan memandang nilai kompetensi
dan efektifitas kepengurusan.
Ayat 4: Departemen bekerja sesuai dengan keinginan pimpinan dan bertanggung- jawab
langsung kepada pimpinan.
Pasal 17. Kepanitiaan
Ayat 1: Pimpinan berhak membentuk kepanitiaan apabila dirasakan perlu untuk lancarnya
program kerja.
Ayat 2: Kepanitiaan yang dibentuk bertanggung jawab kepada departemen yang bersangkutan
dan kepada pimpinan.
Pasal 18. Komting
Ayat 1: Komting adalah pimpinan pada setiap angkatan.
Ayat 2: Komting bertanggung-jawab kepada angkatannya.
Ayat 3: Komting bertugas mengurusi keperluan kelas dan perwalian tetap dari angkatannya.
Ayat 4: Masa jabatan Komting ditetapkan atas kesepakatan angkatannya.
BAB V
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 19. Pengurus HMM

Ayat 1: Pimpinan HMM harus membentuk kepengurusan yang solid dan mampu bekerja
sama dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan.
Ayat 2: Setelah serah terima jabatan, maka pengurus baru bertanggung jawab terhadap
jalannya organisasi.
Ayat 3: Melaksanakan Rapat Umum Anggota.
Ayat 4: Melaksanakan Rapat Pengurus sesuai pasal 8 ayat 1.
Ayat 5: Melaksanakan program kerja dan rekomendasi dari Rapat Umum anggota.
Ayat 6: Menyiapkan Draft Rapat Umum Anggota.
Ayat 7: Menyiapkan LPJ kepada anggota diakhir jabatan dan menghadirkan seluruh
pengurusnya.
Ayat 8: Dapat melakukan resufle pengurus atau perampingan bila dianggap perlu.
Ayat 9: Resufle pengurus dilakukan dengan sepengetahuan anggota atau peserta Rapat
Anggota.
Pasal 20. Departemen
Ayat 1: Melaksanakan kerja sesuai dengan departemennya berdasarkan program kerja,
AD/ART dan rekomendasinya.
Ayat 2: Membantu dan menyukseskan pimpinan dalam melaksanakan tugasnya.
Ayat 3: Melakukan Rapat Kerja Departemen.
Ayat 4: Memberikan laporan kerja kepada pimpinan.
Pasal 21. Komting
Ayat 1: Bertugas menyampaikan informasi mengenai kebijakan dari akademisi (dosen) dan
informasi lainnya yang menyangkut kepentingan tingkatnya.
Ayat 2: Mengkoordinir dan memobilisasi massa, guna mendukung kegiatan yang
diselenggarakan HMM.
Ayat 3: Mewakili angkatannya dalam undang-undang dan rapat Himpunan Mahasiswa Mesin.
BAB VI
KEUANGAN
Pasal 22. Sumber Keuangan
Sumber keuangan Himpunan Mahasiswa Mesin didapat dari:
Ayat 1: Uang pangkal anggota .
Ayat 2: Iuran wajib anggota.
Ayat 3: Segala bentuk kelebihan dana kegiatan.
Ayat 4: Usaha pendapatan secara legal.
Ayat 5: Sumber-sumber lain yang halal.
Pasal 23. Besarnya Iuran

Ayat 1: Besarnya uang pangkal ditetapkan pada setiap Rapat Anggota.


Ayat 2: Besarnya iuran wajib anggota ditetapkan oleh pengurus Himpunan Mahasiswa Mesin.
BAB VII
LAMBANG
Pasal 24. Format Lambang

Lambang HMM-UR
Format lambing dan atribut yang berkaitan dengan Himpunan Mahasiswa Mesin beserta
pengertiannya diatur dan ditetapkan pada Rapat Umum Anggota.
Pasal 25. Pengertian Lambang Himpunan Mahasiswa Mesin
- Warna merah melambangkan Fakultas Teknik.
- Warna biru melambangkan Universitas Riau.
- Warna layar kuning melambangkan tujuan untuk memajukan Universitas Riau.
- Gambar Piston Set melambangkan Teknik Mesin.
- Gambar Spare Part yang berbentuk lingkaran melambangkan suatu himpunan.
Jika dibuat sebuah kalimat maka lambang Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) mempunyain
pengertian: Sebuah organisasi (himpunan) Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Riau, yang mempunyai tujuan membangun bangsa dan negara terutama Propinsi
Riau dalam berbagai bidang terutama Teknologi Mesin.
BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH
TANGGA
Pasal 26. Ketentuan Perubahan AD/ART
Ayat 1: Perubahan AD/ART hanya dapat dilakukan pada Rapat Umum Anggota.
Ayat 2: Rencana perubahan AD/ART disampaikan kepada pengurus Himpunan Mahasiswa

Mesin selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Rapat Umum Anggota.

BAB IX
PEMBUBARAN
Pasal 27. Ketentuan Pembubaran
Ayat 1: Pembubaran HMM hanya dapat dilakukan oleh Rapat Umum Anggota.
Ayat 2: Keputusan pembubaran Himpunan Mahasiswa Mesin sekurang-kurangnya disetujui
oleh 2/3 dari peserta Rapat Umum Anggota.
Ayat 3: Harta benda Himpunan Mahasiswa Mesin sesudah dibubarkan harus diserahkan
kepada yayasan pendidikan yang memerlukan.
BAB X
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 28
Ayat 1: Setiap anggota Himpunan Mahasiswa Mesin dianggap telah mengetahui AD/ART ini
setelah ditetapkan.
Ayat 2: Setiap anggota Himpunan Mahasiswa Mesin harus mentaati AD/ART ini dan anggota
yang melanggarnya akan dikenakan sanksi-sanksi organisasi sebagai mana yang telah diatur
dalam ketentuan tersendiri.
Ayat 3: Setiap anggota dituntut loyalitasnya terhadap Himpunan Mahasiswa Mesin.
Ayat 4: Hal-hal yang belum ditetapkan dalam rapat Anggaran Rumah Tangga ini akan
ditetapkan dalam Rapat Anggota.

Anda mungkin juga menyukai