Anda di halaman 1dari 30

MATRIK KOMPARASI UU NO. 11 TAHUN 2020; PERPPU NO. 2 TAHUN 2022 DAN UU NO.

6 TAHUN 2023

NO UU NO. 2 TAHUN 2020 PERPPU No. 2 TAHUN 2022 UU NO. 6 TAHUN 2023
1 Konsideran: Konsideran: Konsideran:
a. Bahwa untuk mewujudkan tujuan pembentukan a. Bahwa untuk mewujudkan tujuan pembentukan a. Bahwa untuk mewujudkan tujuan pembentukan
Pemerintah Negara Indonesia dan mewujudkan Pemerintah Negara Indonesia dan mewujudkan Pemerintah Negara Indonesia dan mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara perlu melakukan berbagai upaya 1945, Negara perlu melakukan berbagai upaya 1945, Negara perlu melakukan berbagai upaya
untuk memenuhi hak warga negara atas pekerjaan untuk memenuhi hak warga negara atas pekerjaan untuk memenuhi hak warga negara atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
melalui cipta kerja; melalui cipta kerja; melalui cipta kerja;
b. Bahwa dengan cipta kerja diharapkan mampu b. Bahwa dengan cipta kerja diharapkan mampu b. Bahwa dengan cipta kerja diharapkan mampu
menyerap tenaga kerja Indonesia yang seluas- menyerap tenaga kerja Indonesia yang seluas- menyerap tenaga kerja Indonesia yang seluas-
luasnya di tengah persaingan yang semakin luasnya di tengah persaingan yang semakin luasnya di tengah persaingan yang semakin
kompetitif dan tuntutan globalisasi ekonomi; kompetitif dan tuntutan globalisasi ekonomi serta kompetitif dan tuntutan globalisasi ekonomi serta
c. Bahwa untuk mendukung cipta kerja diperlukan adanya tantangan dan krisis ekonomi global yang adanya tantangan dan krisis ekonomi global yang
penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang dapat menyebabkan terganggunya perekonomian dapat menyebabkan terganggunya perekonomian
berkaitan dengan kemudahan, perlindungan, dan nasional; nasional;
pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, c. Bahwa untuk mendukung cipta kerja diperlukan c. Bahwa untuk mendukung cipta kerja diperlukan
dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang
dan percepatan proyek strategis nasional, berkaitan dengan kemudahan, pelindungan, dan berkaitan dengan kemudahan, pelindungan, dan
termasuk peningkatan perlindungan dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil,
kesejahteraan pekerja; dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan menengah, peningkatan ekosistem: investasi,
d. Bahwa pengaturan yang berkaitan dengan dan percepatan proyek strategis nasional, dan percepatan proyek strategis nasional,
kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan termasuk peningkatan pelindungan dan termasuk peningkatan pelindungan dan
koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, kesejahteraan pekerja; kesejahteraan pekerja;
peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan d. Bahwa pengaturan yang berkaitan dengan d. Bahwa pengaturan yang berkaitan dengan
proyek strategis nasional, termasuk peningkatan kemudahan, pelindungan, dan pemberdayaan kemudahan, pelindungan, dan pemberdayaan
perlindungan dan kesejahteraan pekerja yang koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah,
tersebar di berbagai Undang-Undang sektor saat peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan

YOSEP UBAAMA KOLIN 1


ini belum dapat memenuhi kebutuhan hukum proyek strategis nasional, termasuk peningkatan proyek strategis nasional termasuk peningkatan
untuk percepatan cipta kerja sehingga perlu pelindungan dan kesejahteraan pekerja yang pelindungan dan kesejahteraan pekerja yang
dilakukan perubahan; tersebar di berbagai Undang-Undang sektor saat tersebar di berbagai Undang-Undang sektor saat
e. Bahwa upaya perubahan pengaturan yang ini belum dapat memenuhi kebutuhan hukum ini belum dapat memenuhi kebutuhan hukum
berkaitan kemudahan, perlindungan, dan untuk percepatan cipta kerja sehingga perlu untuk percepatan cipta kerja sehingga perlu
pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dilakukan perubahan; dilakukan perubahan;
dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, e. Bahwa upaya perubahan pengaturan yang e. Bahwa upaya perubahan pengaturan yang
dan percepatan proyek strategis nasional, berkaitan kemudahan, pelindungan, dan berkaitan kemudahan, pelindungan, dan
termasuk peningkatan perlindungan dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil,
kesejahteraan pekerja dilakukan melalui dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi,
perubahan Undang-Undang sektor yang belum dan percepatan proyek strategis nasional, dan percepatan proyek strategis nasional,
mendukung terwujudnya sinkronisasi dalam termasuk peningkatan pelindungan dan termasuk peningkatan pelindungan dan
menjamin percepatan cipta kerja, sehingga kesejahteraan pekerja dilakukan melalui kesejahteraan pekerja dilakukan melalui
diperlukan terobosan hukum yang dapat perubahan Undang-Undang sektor yang belum perubahan Undang-Undang sektor yang belum
menyelesaikan berbagai permasalahan dalam mendukung terwujudnya sinkronisasi dalam mendukung terwujudnya sinkronisasi dalam
beberapa Undang-Undang ke dalam satu Undang- menjamin percepatan cipta kerja, sehingga menjamin percepatan cipta kerja, sehingga
Undang secara komprehensif; diperlukan terobosan dan kepastian hukum untuk diperlukan terobosan dan kepastian hukum untuk
f. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan
dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dalam beberapa Undang-Undang ke dalam satu dalam beberapa Undang-Undang ke dalam satu
dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang Undang-Undang secara komprehensif dengan Undang-Undang secara komprehensif dengan
tentang Cipta Kerja; menggunakan metode omnibus; menggunakan metode omnibus;
f. Bahwa untuk melaksanakan Putusan Mahkamah f. Bahwa untuk melaksanakan Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 9 I/PUU-XVIII/2020, perlu Konstitusi Nomor 91/PUU-XVIIl/2020, perlu
dilakukan perbaikan melalui penggantian terhadap dilakukan perbaikan melalui penggantian terhadap
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja; Cipta Kerja;
g. Bahwa dinamika global yang disebabkan terjadinya g. Bahwa dinamika global yang disebabkan terjadinya
kenaikan harga energi dan harga pangan, kenaikan harga energi dan harga pangan,
perubahan iklim (climate change), dan perubahan iklim (climate change), dan
terganggunya rantai pasokan (supply chain) telah terganggunya rantai pasokan (supply chain) telah
menyebabkan terjadinya penurunan pertumbuhan menyebabkan terjadinya penurunan pertumbuhan
ekonomi dunia dan terjadinya kenaikan inflasi yang ekonomi dunia dan terjadinya kenaikan inflasi yang
akan berdampak secara signifikan kepada akan berdampak secara signifikan kepada
perekonomian nasional yang harus direspons perekonomian nasional yang harus direspons
dengan standar bauran kebijakan untuk dengan standar bauran kebijakan untuk
peningkatan daya saing dan daya tarik nasional peningkatan daya saing dan daya tarik nasional

YOSEP UBAAMA KOLIN 2


bagi investasi melalui transformasi ekonomi yang bagi investasi melalui transformasi ekonomi yang
dimuat dalam Undang-Undang tentang Cipta dimuat dalam Undang-Undang tentang Cipta
Kerja; Kerja;
h. Bahwa kondisi sebagaimana dimaksud dalam h. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,
dan huruf g telah memenuhi parameter sebagai huruf e, huruf f, dan huruf g, untuk mengatasi
kegentingan memaksa yang memberikan kegentingan yang memaksa, Presiden sesuai
kewenangan kepada Presiden untuk menetapkan dengan kewenangannya berdasarkan Pasal 22 ayat
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (1) Indonesia Tahun 1945 telah menetapkan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Tahun 1945; Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja pada
i. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tanggal 30 Desember 2022;
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, i. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf h serta guna dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,
memberikan landasan hukum yang kuat bagi huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf h, perlu
Pemerintah dan lembaga terkait untuk mengambil membentuk Undang-Undang tentang Penetapan
kebijakan dan langkah-langkah tersebut dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
waktu yang sangat segera, perlu menetapkan Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Undang-Undang;
tentang Cipta Kerja;
2 Pasal 80 Pasal 80 Pasal 80
Ruang lingkup bidang Ketenagakerjaan: Ruang lingkup bidang Ketenagakerjaan: Ruang lingkup bidang Ketenagakerjaan:
1) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 1) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 5) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
2) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN 2) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN 6) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN
3) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS 3) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS 7) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS
4) UU No. 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan 4) UU No. 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan 8) UU No. 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan
Pekerja Migran Indonesia Pekerja Migran Indonesia Pekerja Migran Indonesia
3 Pasal 13 Pasal 13 Pasal 13
1) Pelatihan kerja diselenggarakan oleh: 1) Pasal 13 (1) Pelatihan Kerja diselenggarakan oleh: 1) Pelatihan Kerja diselenggarakan oleh:
a. Lembaga pelatihan kerja pemerintah; atau a. lembaga Pelatihan Kerja pemerintah; a. lembaga Pelatihan Kerja pemerintah;
b. Lembaga pelatihan kerja swasta; atau b. lembaga Pelatihan Kerja swasta; atau b. lembaga Pelatihan Kerja swasta; atau
c. Lembaga pelatihan kerja perusahaan c. lembaga Pelatihan Kerja Perusahaan. c. lembaga Pelatihan Kerja Perusahaan.
2) Pelatihan kerja dapat diselenggarakan di tempat 2) Pelatihan Kerja dapat diselenggarakan di tempat 2) Pelatihan Kerja dapat diselenggarakan di tempat
pelatihan atau tempat kerja pelatihan atau tempat kerja. pelatihan atau tempat kerja.

YOSEP UBAAMA KOLIN 3


3) Lembaga pelatihan kerja pemerintah sebagaimana 3) Lembaga Pelatihan Kerja pemerintah sebagaimana 3) Lembaga Pelatihan Kerja pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dalam dimaksud pada ayat (1) huruf a dalam dimaksud pada ayat (1) huruf a dalam
menyelenggarakan pelatihan kerja dapat bekerja menyelenggarakan Pelatihan Kerja dapat bekerja menyelenggarakan Pelatihan Kerja dapat bekerja
sama dengan swasta. sama dengan swasta. sama dengan swasta.
4) Lembaga pelatihan kerja pemerintah sebagaimana 4) Lembaga Pelatihan Kerja pemerintah sebagaimana 4) Lembaga Pelatihan Kerja pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan lembaga dimaksud pada ayat (1) huruf a dan lembaga dimaksud pada ayat (1) huruf a dan lembaga
pelatihan kerja perusahaan sebagaimana Pelatihan Kerja Perusahaan sebagaimana Pelatihan Kerja Perusahaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c mendaftarkan dimaksud pada ayat (1) huruf c mendaftarkan dimaksud pada ayat (1) huruf c mendaftarkan
kegiatannya kepada instansi yang bertanggung kegiatannya kepada instansi yang bertanggung kegiatannya kepada instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan di jawab di bidang Ketenagakerjaan di jawab di bidang Ketenagakerjaan di
kabupaten/kota kabupaten/kota. kabupaten/kota.
4 Pasal 14 Pasal 14 Pasal 14
1) Lembaga pelatihan kerja swasta sebagaimana 1) Lembaga Pelatihan Keda swasta sebagaimana 1) Lembaga Pelatihan Kerja swasta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b wajib dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b wajib dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b wajib
memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan
oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota. oleh Pemerintah Daerah kabupaten/ kota. oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
2) Bagi lembaga pelatihan kerja swasta yang terdapat 2) Bagi lembaga Pelatihan Kerja swasta yang terdapat 2) Bagi lembaga Pelatihan Kerja swasta yang terdapat
penyertaan modal asing, Perizinan Berusaha penyertaan modal asing, Perizinan Berusaha penyertaan modal asing, Perizinan Berusaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
oleh Pemerintah Pusat. oleh Pemerintah Pusat. oleh Pemerintah Pusat.
3) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada 3) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada 3) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) harus memenuhi norma, ayat (1) dan ayat (2) harus memenuhi norma, ayat (1) dan ayat (2) harus memenuhi norma,
standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat. oleh Pemerintah Pusat. oleh Pemerintah Pusat.
5 Pasal 37 Pasal 37 Pasal 37
1) Pelaksana penempatan tenaga kerja sebagaimana 1) Pelaksana penempatan Tenaga Kerja sebagaimana 1) Pelaksana penempatan Tenaga Kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) terdiri atas: dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) terdiri atas: dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) terdiri atas:
a. instansi pemerintah yang bertanggung jawab di a. instansi pemerintah yang bertanggung jawab di a. instansi pemerintah yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan; dan bidang Ketenagakerjaan; dan bidang Ketenagakerjaan; dan
b. lembaga penempatan tenaga kerja swasta. b. lembaga penempatan Tenaga Kerja swasta. b. lembaga penempatan Tenaga Kerja swasta.
2) Lembaga penempatan tenaga kerja swasta 2) Lembaga penempatan Tenaga Kerja swasta 2) Lembaga penempatan Tenaga Kerja swasta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dalam melaksanakan pelayanan penempatan dalam melaksanakan Pelayanan Penempatan dalam melaksanakan Pelayanan Penempatan
tenaga kerja wajib memenuhi Perizinan Berusaha Tenaga Kerja wajib memenuhi Perizinan Berusaha Tenaga Kerja wajib memenuhi Perizinan Berusaha
yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat. yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat. yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.

YOSEP UBAAMA KOLIN 4


3) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada 3) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada 3) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus memenuhi norma, standar, ayat (2) harus memenuhi norma, standar, ayat (2) harus memenuhi norma, standar,
prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat.

6 Pasal 42 Pasal 42 Pasal 42


1) Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga 1) Setiap Pemberi Kerja yang mempekerjakan Tenaga 1) Setiap Pemberi Kerja yang mempekerjakan Tenaga
kerja asing wajib memiliki rencana penggunaan Kerja Asing wajib memiliki rencana penggunaan Kerja Asing wajib memiliki rencana penggunaan
tenaga kerja asing yang disahkan oleh Pemerintah Tenaga Kerja Asing yang disahkan oleh Pemerintah Tenaga Kerja Asing yang disahkan oleh Pemerintah
Pusat. Pusat. Pusat.
2) Pemberi kerja orang perseorangan dilarang 2) Pemberi Kerja orang perseorangan dilarang 2) Pemberi Kerja orang perseorangan dilarang
mempekerjakan tenaga kerja asing. mempekerjakan Tenaga Kerja Asing. mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.
3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak berlaku bagi: tidak berlaku bagi: tidak berlaku bagi:
a. direksi atau komisaris dengan kepemilikan a. direksi atau komisaris dengan kepemilikan a. direksi atau komisaris dengan kepemilikan
saham tertentu atau pemegang saham sesuai saham tertentu atau pemegang saham sesuai saham tertentu atau pemegang saham sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- dengan ketentuan peraturan perundang- dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; undangan; undangan;
b. pegawai diplomatik dan konsuler pada kantor b. pegawai diplomatik dan konsuler pada kantor b. pegawai diplomatik dan konsuler pada kantor
perwakilan negara asing; atau perwakilan negara asing; atau perwakilan negara asing; atau
c. tenaga kerja asing yang dibutuhkan oleh c. Tenaga Kerja Asing yang dibutuhkan oleh c. Tenaga Kerja Asing yang dibutuhkan oleh
pemberi kerja pada jenis kegiatan produksi Pemberi Kerja pada jenis kegiatan produksi Pemberi Keda pada jenis kegiatan produksi
yang terhenti karena keadaan darurat, vokasi, yang terhenti karena keadaan darurat, vokasi, yang terhenti karena keadaan darurat, vokasi,
perusahaan rintisan (start-up) berbasis Perusahaan rintisan (start-up) berbasis Perusahaan rintisan (start-up) berbasis
teknologi, kunjungan bisnis, dan penelitian teknologi, kunjungan bisnis, dan penelitian teknologi, kunjungan bisnis, dan penelitian
untuk jangka waktu tertentu. untuk jangka waktu tertentu. untuk jangka waktu tertentu.
4) Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia 4) Tenaga Kerja Asing dapat dipekerjakan di 4) Tenaga Kerja Asing dapat dipekerjakan di
hanya dalam hubungan kerja untuk jabatan Indonesia hanya dalam Hubungan Kerja untuk Indonesia hanya dalam Hubungan Kerja untuk
tertentu dan waktu tertentu serta memiliki jabatan tertentu dan waktu tertentu serta memiliki jabatan tertentu dan waktu tertentu serta memiliki
kompetensi sesuai dengan jabatan yang akan kompetensi sesuai dengan jabatan yang akan kompetensi sesuai dengan jabatan yang akan
diduduki. diduduki. diduduki.
5) Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan 5) Tenaga Kerja Asing dilarang menduduki jabatan 5) Tenaga Kerja Asing dilarang menduduki jabatan
yang mengurusi personalia. yang mengurusi personalia. yang mengurusi personalia.
6) Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu 6) Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu 6) Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (41
diatur dalam Peraturan Pemerintah. diatur dalam Peraturan Pemerintah. diatur dalam Peraturan Pemerintah.

YOSEP UBAAMA KOLIN 5


7 Pasal 43 dihapus Pasal 43 dihapus Pasal 43 dihapus
8 Pasal 44 dihapus Pasal 44 dihapus Pasal 44 dihapus
9 Tetap Tetap Pasal 45
(sesuai UU No. 13 Tahun 2003 tentang (sesuai UU No. 13 Tahun 2003 tentang 1) Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing wajib:
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan) a. menunjuk Tenaga Kerja warga negara Indonesia
sebagai tenaga pendamping Tenaga Kerja Asing
yang dipekerjakan untuk alih teknologi dan alih
keahlian dari Tenaga Kerja Asing;
b. melaksanakan pendidikan dan Pelatihan Kerja
bagi Tenaga Kerja warga negara Indonesia
sebagaimana dimaksud pada huruf a yang
sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki
oleh Tenaga Kerja Asing; dan
c. memulangkan Tenaga Kerja Asing ke negara
asalnya setelah Hubungan Kerjanya berakhir.
2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan huruf b tidak berlaku bagi Tenaga
Kerja Asing yang menduduki jabatan tertentu
10 Pasal 46 dihapus Pasal 46 dihapus Pasal 46 dihapus
11 Pasal 47 Pasal 47 Pasal 47
1) Pemberi kerja wajib membayar kompensasi atas 1) Pemberi Kerja wajib membayar kompensasi atas 1) Pemberi Kerja wajib membayar kompensasi atas
setiap tenaga kerja asing yang dipekerjakannya. setiap Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakannya. setiap Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakannya.
2) Kewajiban membayar kompensasi sebagaimana 2) Kewajiban membayar kompensasi sebagaimana 2) Kewajiban membayar kompensasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi instansi dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi instansi dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi instansi
pemerintah, perwakilan negara asing, badan pemerintah, perwakilan negara asing, badan pemerintah, perwakilan negara asing, badan
internasional, lembaga sosial, lembaga internasional, lembaga sosial, lembaga internasional, lembaga sosial, lembaga
keagamaan, dan jabatan tertentu di lembaga keagamaan, dan jabatan tertentu di lembaga keagamaan, dan jabatan tertentu di lembaga
pendidikan. pendidikan. pendidikan.
3) Ketentuan mengenai besaran dan penggunaan 3) Ketentuan mengenai besaran dan penggunaan 3) Ketentuan mengenai besaran dan penggunaan
kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. perundang-undangan. perundang-undangan.
12 Pasal 48 dihapus Pasal 48 dihapus Pasal 48 dihapus
13 Pasal 49 Pasal 49 Pasal 49
Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan tenaga Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan Tenaga Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan Tenaga
kerja asing diatur dalam Peraturan Pemerintah. Kerja Asing diatur dalam Peraturan Pemerintah. Kerja Asing diatur dalam Peraturan Pemerintah.
YOSEP UBAAMA KOLIN 6
14 Pasal 56 Pasal 56 Pasal 56
1) Perjanjian Kerja dibuat untuk waktu tertentu atau 1) Perjanjian Kerja dibuat untuk waktu tertentu atau 1) Perjanjian Kerja dibuat untuk waktu tertentu atau
untuk waktu tidak tertentu. untuk waktu tidak tertentu. untuk waktu tidak tertentu.
2) Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu 2) Perjanjian Kerja waktu tertentu sebagaimana 2) Perjanjian Kerja waktu tertentu sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas: dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas:
atas: a. jangka waktu; atau a. jangka waktu; atau
a. jangka waktu; atau b. selesainya suatu pekerjaan tertentu. b. selesainya suatu pekerjaan tertentu.
b. selesainya suatu pekerjaan tertentu. 3) Jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan 3) Jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan
3) Jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan berdasarkan Perjanjian Kerja. ditentukan berdasarkan Perjanjian Kerja.
ditentukan berdasarkan Perjanjian Kerja. 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perjanjian Kerja 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perjanjian Kerja
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perjanjian Kerja waktu tertentu berdasarkan jangka waktu atau waktu tertentu berdasarkan jangka waktu atau
waktu tertentu berdasarkan jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu diatur dalam selesainya suatu pekerjaan tertentu diatur dalam
selesainya suatu pekerjaan tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah.
15 Pasal 57 Pasal 57 Pasal 57
1) Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu dibuat 1) Perjanjian Kerja waktu tertentu dibuat secara 1) Perjanjian Kerja waktu tertentu dibuat secara
secara tertulis serta harus menggunakan bahasa tertulis serta harus menggunakan bahasa tertulis serta harus menggunakan bahasa
Indonesia dan huruf latin. Indonesia dan huruf latin. Indonesia dan huruf latin.
2) Dalam hal Perjanjian Kerja waktu tertentu dibuat 2) Dalam hal Perjanjian Kerja waktu tertentu dibuat 2) Dalam hal Perjanjian Kerja waktu tertentu dibuat
dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing, apabila dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing, apabila dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing, apabila
kemudian terdapat perbedaan penafsiran antara kemudian terdapat perbedaan penafsiran antara kemudian terdapat perbedaan penafsiran antara
keduanya, yang berlaku Perjanjian Kerja waktu keduanya, yang berlaku Perjanjian Kerja waktu keduanya, yang berlaku Perjanjian Kerja waktu
tertentu yang dibuat dalam bahasa Indonesia. tertentu yang dibuat dalam bahasa Indonesia. tertentu yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
16 Pasal 58 Pasal 58 Pasal 58
1) Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu tidak dapat 1) Perjanjian Kerja waktu tertentu tidak dapat 1) Perjanjian Kerja waktu tertentu tidak dapat
mensyaratkan adanya masa percobaan kerja; mensyaratkan adanya masa percobaan kerja. mensyaratkan adanya masa percobaan kerja.
2) Dalam hal disyaratkan masa percobaan kerja 2) Dalam hal disyaratkan masa percobaan kerja 2) Dalam hal disyaratkan masa percobaan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masa
percobaan kerja yang disyaratkan tersebut batal percobaan kerja yang disyaratkan tersebut batal percobaan kerja yang disyaratkan tersebut batal
demi hukum dan masa kerja tetap dihitung. demi hukum dan masa kerja tetap dihitung. demi hukum dan masa kerja tetap dihitung.
17 Pasal 59 Pasal 59 Pasal 59
1) Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu hanya dapat 1) Perjanjian Kerja waktu tertentu hanya dapat 1) Perjanjian Kerja waktu tertentu hanya dapat
dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut
jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan

YOSEP UBAAMA KOLIN 7


selesai dalam waktu tertentu, yaitu sebagai selesai dalam waktu tertentu, yaitu sebagai selesai dalam waktu tertentu, yaitu sebagai
berikut: berikut: berikut:
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang
sementara sifatnya; sementara sifatnya; sementara sifatnya;
b. pekerjaaan yang diperkirakan penyelesaiannya b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya
dalam waktu yang tidak terlalu lama; dalam waktu yang tidak terlalu lama; dalam waktu yang tidak terlalu lama;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; c. pekerjaan yang bersifat musiman; c. pekerjaan yang bersifat musiman;
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk
baru, kegiatan baru, atau produk tambahan baru, kegiatan baru, atau produk tambahan baru, kegiatan baru, atau produk tambahan
yang masih dalam percobaan atau penjajakan; yang masih dalam percobaan atau penjajakan; yang masih dalam percobaan atau penjajakan;
atau atau atau
e. pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya e. pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya e. pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya
bersifat tidak tetap. bersifat tidak tetap. bersifat tidak tetap.
2) Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu tidak dapat 2) Perjanjian Kerja waktu tertentu tidak dapat 2) Perjanjian Kerja waktu tertentu tidak dapat
diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap. diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap. diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.
3) Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu yang tidak 3) Perjanjian Kerja waktu tertentu yang tidak 3) Perjanjian Kerja waktu tertentu yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) demi hukum menjadi pada ayat (1) dan ayat (2) demi hukum menjadi pada ayat (1) dan ayat (2) demi hukum menjadi
Perjanjian Kerja waktu tidak tertentu. Perjanjian Kerja waktu tidak tertentu. Perjanjian Kerja waktu tidak tertentu.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan sifat 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan sifat 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan sifat
atau kegiatan pekerjaan, jangka waktu, dan batas atau kegiatan pekerjaan, jangka waktu, dan batas atau kegiatan pekerjaan, jangka waktu, dan batas
waktu perpanjangan Perjanjian Kerja waktu waktu perpanjangan Perjanjian Kerja waktu waktu perpanjangan Perjanjian Kerja waktu
tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah. tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah. tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah.
18 Pasal 61 Pasal 61 Pasal 61
1) Perjanjian Kerja berakhir apabila: 1) Perjanjian Kerja berakhir apabila: 1) Perjanjian Kerja berakhir apabila:
a. pekerja/buruh meninggal dunia; a. Pekerja/Buruh meninggal dunia; a. Pekerja/Buruh meninggal dunia;
b. berakhirnya jangka waktu Perjanjian Kerja; b. berakhirnya jangka waktu Perjanjian Kerja; b. berakhirnya jangka waktu Perjanjian Keda;
c. selesainya suatu pekerjaan tertentu; c. selesainya suatu pekerjaan tertentu; c. selesainya suatu pekerjaan tertentu;
d. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan d. adanya putusan pengadilan dan/ atau putusan d. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan lembaga penyelesaian Perselisihan Hubungan lembaga penyelesaian Perselisihan Hubungan
industrial yang telah mempunyai kekuatan Industrial yang telah mempunyai kekuatan Industrial yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap; atau hukum tetap; atau hukum tetap; atau
e. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang e. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang e. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang
dicantumkan dalam Perjanjian Kerja, peraturan dicantumkan dalam Perjanjian Kerja, Peraturan dicantumkan dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
perusahaan, atau Perjanjian Kerja bersama Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama

YOSEP UBAAMA KOLIN 8


yang dapat menyebabkan berakhirnya yang dapat menyebabkan berakhirnya yang dapat menyebabkan berakhirnya
hubungan kerja. Hubungan Kerja. Hubungan Kerja.
2) Perjanjian Kerja tidak berakhir karena 2) Perjanjian Kerja tidak berakhir karena 2) Perjanjian Kerja tidak berakhir karena
meninggalnya Pengusaha atau beralihnya hak atas meninggalnya Pengusaha atau beralihnya hak atas meninggalnya Pengusaha atau beralihnya hak atas
perusahaan yang disebabkan penjualan, Perusahaan yang disebabkan penjualan, Perusahaan yang disebabkan penjualan,
pewarisan, atau hibah. pewarisan, atau hibah. pewarisan, atau hibah.
3) Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan, hak-hak 3) Dalam hal terjadi pengalihan Perusahaan, hak-hak 3) Dalam hal terjadi pengalihan Perusahaan, hak-hak
pekerja/buruh menjadi tanggung jawab Pengusaha Pekerja/Buruh menjadi tanggung jawab Pengusaha Pekerja/Buruh menjadi tanggung jawab Pengusaha
baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian
pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak
Pekerja/ Buruh. Pekerja/Buruh. Pekerja/Buruh.
4) Dalam hal Pengusaha orang perseorangan 4) Dalam hal Pengusaha orang perseorangan 4) Dalam hal Pengusaha orang perseorangan
meninggal dunia, ahli waris Pengusaha dapat meninggal dunia, ahli waris Pengusaha dapat meninggal dunia, ahli waris Pengusaha dapat
mengakhiri Perjanjian Kerja setelah merundingkan mengakhiri Perjanjian Kerja setelah merundingkan mengakhiri Perjanjian Kerja setelah merundingkan
dengan pekerja/buruh. dengan Pekerja/ Buruh. dengan Pekerja/Buruh.
5) Dalam hal pekerja/buruh meninggal dunia, ahli 5) Dalam hal Pekerja/Buruh meninggal dunia, ahli 5) Dalam hal Pekerja/Buruh meninggal dunia, ahli
waris pekerja/buruh berhak mendapatkan hak- waris Pekerja/Buruh berhak mendapatkan hak- waris Pekerja/Buruh berhak mendapatkan hak-
haknya sesuai dengan peraturan perundang- haknya sesuai dengan ketentuan peraturan haknya sesuai dengan ketentuan peraturan
undangan atau hak-hak yang telah diatur dalam perundang-undangan atau hak-hak yang telah perundang-undangan atau hak-hak yang telah
Perjanjian Kerja, peraturan perusahaan, atau diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perjanjian Kerja bersama Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama. Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
19 Pasal 61A Pasal 61A Pasal 61A
1) Dalam hal Perjanjian Kerja waktu tertentu berakhir 1) Dalam hal Perjanjian Kerja waktu tertentu berakhir 1) Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu berakhir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1)
huruf b dan huruf c, Pengusaha wajib memberikan huruf b dan huruf c, Pengusaha wajib memberikan huruf b dan huruf c, Pengusaha wajib memberikan
uang kompensasi kepada Pekerja/Buruh. uang kompensasi kepada Pekerja/ Buruh. uang kompensasi kepada Pekerja/ Buruh.
2) Uang kompensasi sebagaimana dimaksud pada 2) Uang kompensasi sebagaimana dimaksud pada 2) Uang kompensasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan kepada Pekerja/Buruh sesuai ayat (1) diberikan kepada Pekerja/Buruh sesuai ayat (1) diberikan kepada Pekerja/Buruh sesuai .
dengan masa kerja Pekerja/Buruh di perusahaan dengan masa kerja Pekerja/Buruh di Perusahaan dengan masa kerja Pekerja/Buruh di Perusahaan
yang bersangkutan. yang bersangkutan. yang bersangkutan.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai uang kompensasi 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai uang kompensasi 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai uang kompensasi
diatur dalam Peraturan Pemerintah. diatur dalam Peraturan Pemerintah. diatur dalam Peraturan Pemerintah.
20 Pasal 64 dihapus Pasal 64 Pasal 64
1) Perusahaan dapat menyerahkan sebagian 1) Perusahaan dapat menyerahkan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada Perusahaan lainnya pelaksanaan pekerjaan kepada Perusahaan lainnya

YOSEP UBAAMA KOLIN 9


melalui perjanjian alih daya yang dibuat secara melalui perjanjian alih daya yang dibuat secara
tertulis. tertulis.
2) Pemerintah menetapkan sebagian pelaksanaan 2) Pemerintah menetapkan sebagian pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan
sebagian pelaksanaan pekerjaan sebagaimana sebagian pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan
Pemerintah. Pemerintah.
21 Pasal 65 dihapus Pasal 65 dihapus Pasal 65 dihapus
22 Pasal 66 Pasal 66 Pasal 66
1) Hubungan kerja antara perusahaan alih daya 1) Hubungan Kerja antara Perusahaan alih daya 1) Hubungan Kerja antara Perusahaan alih daya
dengan pekerja/buruh yang dipekerjakannya dengan Pekerja/Buruh yang dipekerjakannya dengan Pekerja/Buruh yang dipekerjakannya
didasarkan pada Perjanjian Kerja yang dibuat didasarkan pada Perjanjian Kerja yang dibuat didasarkan pada Perjanjian Kerja yang dibuat
secara tertulis, baik Perjanjian Kerja waktu secara tertulis, baik Perjanjian Kerja waktu secara tertulis, baik Perjanjian Kerja waktu
tertentu maupun Perjanjian Kerja waktu tidak tertentu maupun Perjanjian Kerja waktu tidak tertentu maupun Perjanjian Kerja waktu tidak
tertentu. tertentu. tertentu.
2) Pelindungan pekerja/buruh, upah dan 2) Pelindungan Pekerja/Buruh, Upah dan 2) Pelindungan Pekerja/Buruh, Upah dan
kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta
perselisihan yang timbul dilaksanakan sekurang- perselisihan yang timbul dilaksanakan sekurang- perselisihan yang timbul dilaksanakan sekurang-
kurangnya sesuai dengan ketentuan peraturan kurangnya sesuai dengan ketentuan peraturan kurangnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan menjadi tanggung perundang-undangan dan menjadi tanggung perundang-undangan dan menjadi tanggung
jawab perusahaan alih daya. jawab Perusahaan alih daya. jawab Perusahaan alih daya.
3) Dalam hal perusahaan alih daya mempekerjakan 3) Dalam hal Perusahaan alih daya mempekerjakan 3) Dalam hal Perusahaan alih daya mempekerjakan
Pekerja/Buruh berdasarkan Perjanjian Kerja waktu Pekerja/Buruh berdasarkan Perjanjian Kerja waktu Pekerja/Buruh berdasarkan Perjanjian Kerja waktu
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Perjanjian Kerja tersebut harus mensyaratkan Perjanjian Kerja waktu tertentu tersebut harus Perjanjian Kerja waktu tertentu tersebut harus
pengalihan pelindungan hak-hak bagi Pekerja/ mensyaratkan pengalihan pelindungan hak-hak mensyaratkan pengalihan pelindungan hak-hak
Buruh apabila terjadi pergantian perusahaan alih lagi Pekerja/Buruh apabila terjadi pergantian bagi Pekerja/Buruh apabila terjadi pergantian
daya dan sepanjang objek pekerjaannya tetap ada. Perusahaan alih daya dan sepanjang objek Perusahaan alih daya dan sepanjang objek
4) Perusahaan alih daya sebagaimana dimaksud pada pekerjaannya tetap ada. pekerjaannya tetap ada.
ayat (1) berbentuk badan hukum dan wajib 4) Perusahaan alih daya sebagaimana dimaksud pada 4) Perusahaan alih daya sebagaimana dimaksud pada
memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan ayat (1) berbentuk badan hukum dan wajib ayat (1) berbentuk badan hukum dan wajib
oleh Pemerintah Pusat. memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan
5) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada oleh Pemerintah Pusat. oleh Pemerintah Pusat.
ayat (4) harus memenuhi norma, standar, 5) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada 5) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) harus memenuhi norma, standar, ayat (4) harus memenuhi norma, standar,
YOSEP UBAAMA KOLIN 10
prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelindungan 6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelindungan 6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelindungan
Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud pada ayat Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud pada ayat Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud (2) dan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud (2) dan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Pemerintah. pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Pemerintah. pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
23 Paragraf 1 Paragraf 1
Penyandang Disabilitas Penyandang Disabilitas
Pasal 67 Pasal 67
1) Pengusaha yang mempekerjakan Tenaga Kerja 1) Pengusaha yang mempekerjakan Tenaga Kerja
penyandang disabilitas wajib memberikan penyandang disabilitas wajib memberikan
perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat
kedisabilitasan. kedisabilitasan.
2) Pemberian perlindungan sebagaimana dimaksud 2) Pemberian perlindungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. ketentuan peraturan perundang-undangan.
24 Pasal 77 Pasal 77 Pasal 77
1) Setiap Pengusaha wajib melaksanakan ketentuan 1) Setiap Pengusaha wajib melaksanakan ketentuan 1) Setiap Pengusaha wajib melaksanakan ketentuan
waktu kerja. waktu kerja. waktu kerja.
2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: meliputi: meliputi:
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh)
jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu; atau dalam 1 (satu) minggu; atau dalam 1 (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat
puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari puluh)jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu. kerja dalam 1 (satu) minggu. kerja dalam 1 (satu) minggu.
3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud 3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud 3) Ketentuan waktu keda sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak berlaku bagi sektor usaha atau pada ayat (2) tidak berlaku bagi sektor usaha atau pada ayat (2) tidak berlaku bagi sektor usaha atau
pekerjaan tertentu. pekerjaan tertentu. pekerjaan tertentu.
4) Pelaksanaan jam kerja bagi Pekerja/Buruh di 4) Pelaksanaan jam kerja bagi Pekerja/Buruh di 4) Pelaksanaan jam kerja bagi Pekerja/Buruh di
perusahaan diatur dalam Perjanjian Kerja, Perusahaan diatur dalam Perjanjian Kerja, Perusahaan diatur dalam Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja
Bersama. Bersama. Bersama.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja pada 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja pada 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja pada
sektor usaha atau pekerjaan tertentu sebagaimana sektor usaha atau pekerjaan tertentu sebagaimana sektor usaha atau pekerjaan tertentu sebagaimana
YOSEP UBAAMA KOLIN 11
dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan
Pemerintah. Pemerintah. Pemerintah.

25 Pasal 78 Pasal 78 Pasal 78


1) Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja/Buruh 1) Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja/ Buruh 1) Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja/Buruh
melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi syarat: dalam Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi syarat: dalam Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi syarat:
a. ada persetujuan Pekerja/Buruh yang a. ada persetujuan Pekerja/Buruh yang a. ada persetujuan Pekerja/Buruh yang
bersangkutan; dan bersangkutan; dan bersangkutan; dan
b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan
paling lama 4 (empat) jam dalam 1 (satu) hari paling lama 4 (empat) jam dalam 1 (satu) hari paling lama 4 (empat) jam dalam 1 (satu) hari
dan 18 (delapan belas) jam dalam 1 (satu) dan 18 (delapan belas) jam dalam 1 (satu) dan 18 (delapan belas) jam dalam 1 (satu)
minggu. minggu. minggu.
2) Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja/Buruh 2) Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja/Buruh 2) Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja/Buruh
melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud pada melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud pada melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib membayar upah kerja lembur. ayat (1) wajib membayar Upah kerja lembur. ayat (1) wajib membayar Upah kerja lembur.
3) Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana 3) Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana 3) Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak berlaku bagi dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak berlaku bagi dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak berlaku bagi
sektor usaha atau pekerjaan tertentu. sektor usaha atau pekerjaan tertentu. sektor usaha atau pekerjaan tertentu.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja
lembur dan upah kerja lembur diatur dalam lembur dan Upah kerja lembur diatur dalam lembur dan Upah kerja lembur diatur dalam
Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah.
26 Pasal 79 Pasal 79 Pasal 79
1) Pengusaha wajib memberi: 1) Pengusaha wajib memberi: 1) Pengusaha wajib memberi:
a. Waktu istirahat, dan a. waktu istirahat; dan a. waktu istirahat; dan
b. Cuti. b. cuti. b. cuti.
2) Waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a wajib diberikan kepada Pekerja/Buruh (1) huruf a wajib diberikan kepada Pekerja/Buruh (1) huruf a wajib diberikan kepada Pekerja/Buruh
paling sedikit meliputi: paling sedikit meliputi: paling sedikit meliputi:
a. istirahat antara jam kerja, paling sedikit a. istirahat antara jam kerja, paling sedikit a. istirahat antara jam kerja, paling sedikit
setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat)
jam terus menerus, dan waktu istirahat jam terus-menerus, dan waktu istirahat jam terus-menerus, dan waktu istirahat
tersebut tidak termasuk jam kerja; dan tersebut tidak termasuk jam kerja; dan tersebut tidak termasuk jam kerja; dan
b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam)
hari kerja dalam 1 (satu) minggu. hari kerja dalam 1 (satu) minggu. hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
YOSEP UBAAMA KOLIN 12
3) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b 3) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b 3) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
yang wajib diberikan kepada Pekerja/Buruh, yaitu yang wajib diberikan kepada Pekerja/Buruh, yaitu yang wajib diberikan kepada Pekerja/Buruh, yaitu
cuti tahunan, paling sedikit 12 (dua belas) hari cuti tahunan, paling sedikit 12 (dua belas) hari cuti tahunan, paling sedikit 12 (dua belas) hari
kerja setelah Pekerja/Buruh yang bersangkutan kerja setelah Pekerja/Buruh yang bersangkutan kerja setelah Pekerja/Buruh yang bersangkutan
bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus
menerus. menerus. menerus.
4) Pelaksanaan cuti tahunan sebagaimana dimaksud 4) Pelaksanaan cuti tahunan sebagaimana dimaksud 4) Pelaksanaan cuti tahunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diatur dalam Perjanjian Kerja, pada ayat (3) diatur dalam Perjanjian Kerja, pada ayat (3) diatur dalam Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja
Bersama. Bersama. Bersama.
5) Selain waktu istirahat dan cuti sebagaimana 5) Selain waktu istirahat dan cuti sebagaimana 5) Selain waktu istirahat dan cuti sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), dimaksud pada ayat (1), ayat (2)., dan ayat (3), dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3),
perusahaan tertentu dapat memberikan istirahat Perusahaan tertentu dapat memberikan istirahat Perusahaan tertentu dapat memberikan istirahat
panjang yang diatur dalam Perjanjian Kerja, panjang yang diatur dalam Perjanjian Kerja, panjang yang diatur dalam Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja
Bersama. Bersama. Bersama.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai perusahaan 6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perusahaan 6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perusahaan
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
diatur dengan Peraturan Pemerintah diatur dengan Peraturan Pemerintah. diatur dengan Peraturan Pemerintah.
27 Pasal 84 Pasal 84
Setiap Pekerja/ Buruh yang menggunakan hak waktu Setiap Pekerja/Buruh yang menggunakan hak waktu
istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat
(2) huruf b, ayat (3), ayat (5), Pasal 80, dan Pasal 82 (2) huruf b, ayat (3), ayat (5), Pasal 80, dan Pasal 82
berhak mendapat Upah penuh. berhak mendapat Upah penuh.
28 Pasal 88 Pasal 88 Pasal 88
1) Setiap Pekerja/Buruh berhak atas penghidupan 1) Setiap Pekerja/Buruh berhak atas penghidupan 1) Setiap Pekerja/Buruh berhak atas penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. yang layak bagi kemanusiaan. yang layak bagi kemanusiaan.
2) Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan 2) Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan 2) Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan
pengupahan sebagai salah satu upaya pengupahan sebagai salah satu upaya pengupahan sebagai salah satu upaya
mewujudkan hak Pekerja/Buruh atas penghidupan mewujudkan hak Pekerja/Buruh atas penghidupan mewujudkan hak Pekerja/Buruh atas penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. yang layak bagi kemanusiaan. yang layak bagi kemanusiaan.
3) Kebijakan pengupahan sebagaimana dimaksud 3) Kebijakan pengupahan sebagaimana dimaksud 3) Kebijakan pengupahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) meliputi: pada ayat (2) meliputi: pada ayat (2) meliputi:
a. upah minimum; a. Upah minimum; a. Upah minimum;
b. struktur dan skala upah; b. struktur dan skala Upah; b. struktur dan skala Upah;
c. upah kerja lembur; c. Upah kerja lembur; c. Upah kerja lembur;
YOSEP UBAAMA KOLIN 13
d. upah tidak masuk kerja dan/ atau tidak d. Upah tidak masuk kerja dan/atau tidak d. Upah tidak masuk kerja dan/atau tidak
melakukan pekerjaan karena alasan tertentu; melakukan pekerjaan karena alasan tertentu; melakukan pekerjaan karena alasan tertentu;
e. bentuk dan cara pembayaran upah; e. bentuk dan cara pembayaran Upah; e. bentuk dan cara pembayaran Upah;
f. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan f. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan f. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan
upah; dan Upah; dan Upah; dan
g. upah sebagai dasar perhitungan atau g. Upah sebagai dasar perhitungan atau g. Upah sebagai dasar perhitungan atau
pembayaran hak dan kewajiban lainnya. pembayaran hak dan kewajiban lainnya. pembayaran hak dan kewajiban lainnya.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan
pengupahan diatur dalam Peraturan Pemerintah. pengupahan diatur dalam Peraturan Pemerintah. pengupahan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
29 Pasal 88A Pasal 88A Pasal 88A
1) Hak Pekerja/Buruh atas upah timbul pada saat 1) Hak Pekerja/Buruh atas Upah timbul pada saat 1) Hak Pekerja/Buruh atas Upah timbul pada saat
terjadi hubungan kerja antara Pekerja/Buruh terjadi Hubungan Kerja antara Pekerja/Buruh terjadi Hubungan Kerja antara Pekerja/Buruh
dengan Pengusaha dan berakhir pada saat dengan Pengusaha dan berakhir pada saat dengan Pengusaha dan berakhir pada saat
putusnya hubungan kerja. putusnya Hubungan Kerja. putusnya Hubungan Kerja.
2) Setiap Pekerja/Buruh berhak memperoleh upah 2) Setiap Pekerja/Buruh berhak memperoleh Upah 2) Setiap Pekerja/Buruh berhak memperoleh Upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya. yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya. yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
3) Pengusaha wajib membayar upah kepada Pekerja/ 3) Pengusaha wajib membayar Upah kepada Pekerja/ 3) Pengusaha wajib membayar Upah kepada Pekerja/
Buruh sesuai dengan kesepakatan. Buruh sesuai dengan kesepakatan. Buruh sesuai dengan kesepakatan.
4) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas 4) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas 4) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas
kesepakatan antara Pengusaha dan Pekerja/Buruh kesepakatan antara Pengusaha dan Pekerja/ Buruh kesepakatan antara Pengusaha dan Pekerja/ Buruh
atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh atau Serikat Pekerja/ Serikat Buruh tidak boleh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh tidak boleh
lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
5) Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud 5) Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud 5) Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) lebih rendah atau bertentangan pada ayat (4) lebih rendah atau bertentangan pada ayat (4) lebih rendah atau bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan, dengan peraturan perundang-undangan, dengan peraturan perundang-undangan,
kesepakatan tersebut batal demi hukum dan kesepakatan tersebut batal demi hukum dan kesepakatan tersebut batal demi hukum dan
pengaturan pengupahan dilaksanakan sesuai pengaturan pengupahan dilaksanakan sesuai pengaturan pengupahan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- dengan ketentuan peraturan perundang- dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. undangan. undangan.
6) Pengusaha yang karena kesengajaan atau 6) Pengusaha yang karena kesengajaan atau 6) Pengusaha yang karena kesengajaan atau
kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan
pembayaran upah, dikenakan denda sesuai pembayaran Upah, dikenakan denda sesuai pembayaran Upah, dikenakan denda sesuai
dengan persentase tertentu dari upah dengan persentase tertentu dari Upah dengan persentase tertentu dari Upah
Pekerja/Buruh. Pekerja/Buruh. Pekerja/Buruh.

YOSEP UBAAMA KOLIN 14


7) Pekerja/Buruh yang melakukan pelanggaran 7) Pekerja/Buruh yang karena kesengajaan dikenakan 7) Pekerja/Buruh yang melakukan pelanggaran
karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat denda. karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat
dikenakan denda. 8) Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada dikenakan denda.
8) Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada Pengusaha dan/atau Pekerja/Buruh dalam 8) Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada
Pengusaha dan/atau Pekerja/Buruh dalam pembayaran Upah. Pengusaha dan/atau Pekerja/Buruh dalam
pembayaran upah. pembayaran Upah.
30 Pasal 88B Pasal 88B Pasal 88B
1) Upah ditetapkan berdasarkan: 1) Upah ditetapkan berdasarkan: 1) Upah ditetapkan berdasarkan:
a. satuan waktu; dan/ atau a. satuan waktu; dan/atau a. satuan waktu; dan/atau
b. satuan hasil b. satuan hasil. b. satuan hasil.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai upah 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Upah 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Upah
berdasarkan satuan waktu dan/atau satuan hasil berdasarkan satuan waktu dan/ atau satuan hasil berdasarkan satuan waktu dan/atau satuan hasil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah.
31 Pasal 88C Pasal 88C Pasal 88C
1) Gubernur wajib menetapkan upah minimum 1) Gubernur wajib menetapkan Upah minimum 1) Gubernur wajib menetapkan Upah minimum
provinsi. provinsi. provinsi.
2) Gubernur dapat menetapkan upah minimum 2) Gubernur dapat menetapkan Upah minimum 2) Gubernur dapat menetapkan Upah minimum
kabupaten/kota dengan syarat tertentu. kabupaten/kota. kabupaten/kota.
3) Upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat 3) Penetapan Upah minimum kabupaten/kota 3) Penetapan Upah minimum kabupaten/kota
(1) dan ayat (2) ditetapkan berdasarkan kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
ekonomi dan ketenagakerjaan. dalam hal hasil penghitungan Upah minimum dalam hal hasil penghitungan Upah minimum
4) Syarat tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat kabupaten/kota lebih tinggi dari Upah minimum kabupaten/kota lebih tinggi dari Upah minimum
(2) meliputi pertumbuhan ekonomi daerah atau provinsi. provinsi.
inflasi pada kabupaten/kota yang bersangkutan. 4) Upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat 4) Upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat
5) Upah minimum kabupaten/kota sebagaimana (1) dan ayat (2) ditetapkan berdasarkan kondisi (1) dan ayat (2) ditetapkan berdasarkan kondisi
dimaksud pada ayat (2) harus lebih tinggi dari ekonomi dan Ketenagakerjaan. ekonomi dan Ketenagakerjaan.
upah minimum provinsi. 5) Kondisi ekonomi dan Ketenagakerjaan 5) Kondisi ekonomi dan Ketenagakerjaan
6) Kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menggunakan data yang bersumber dari lembaga menggunakan data yang bersumber dari lembaga
menggunakan data yang bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik. yang berwenang di bidang statistik.
yang berwenang di bidang statistik. 6) Dalam hal kabupaten / kota belum memiliki Upah 6) Dalam hal kabupaten/kota belum memiliki Upah
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara minimum dan akan menetapkan Upah minimum, minimum dan akan menetapkan Upah minimum,
penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud penetapan Upah minimum harus memenuhi penetapan Upah minimum harus memenuhi
pada ayat (3) dan syarat tertentu sebagaimana syarat tertentu. syarat tertentu.

YOSEP UBAAMA KOLIN 15


dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan 7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara. 7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
Pemerintah. penetapan Upah minimum sebagaimana dimaksud penetapan Upah minimum sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dan syarat tertentu sebagaimana pada ayat (4) dan syarat tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) diatur dalam Peraturan dimaksud pada ayat (6) diatur dalam Peraturan
Pemerintah. Pemerintah.
32 Pasal 88D Pasal 88D Pasal 88D
1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam 1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam 1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 88C ayat (1) dan ayat (2) dihitung dengan Pasal 88C ayat (1) dan ayat (2) dihitung dengan Pasal 88C ayat (1) dan ayat (2) dihitung dengan
menggunakan formula perhitungan upah menggunakan formula penghitungan Upah menggunakan formula penghitungan Upah
minimum. minimum. minimum.
2) Formula perhitungan upah minimum sebagaimana 2) Formula penghitungan Upah minimum 2) Formula penghitungan Upah minimum
dimaksud pada ayat (1) memuat variabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pertumbuhan ekonomi atau inflasi. mempertimbangkan variabel pertumbuhan mempertimbangkan variabel pertumbuhan
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai formula ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu. ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu.
perhitungan upah minimum diatur dalam 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai formula 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai formula
Peraturan Pemerintah. penghitungan Upah minimum diatur dalam penghitungan Upah minimum diatur dalam
Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah.
33 Pasal 88E Pasal 88E Pasal 88E
1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam 1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam 1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 88C ayat (1) dan ayat (2) berlaku bagi Pasal 88C ayat (l) dan ayat (2) berlaku bagi Pasal 88C ayat (1) dan ayat (2) berlaku bagi
Pekerja/Buruh dengan masa kerja kurang dari 1 Pekerja/Buruh dengan masa kerja kurang dari I Pekerja/Buruh dengan masa kerja kurang dari 1
(satu) tahun pada perusahaan yang bersangkutan. (satu) tahun pada Perusahaan yang bersangkutan. (satu) tahun pada Perusahaan yang bersangkutan.
2) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah 2) Pengusaha dilarang membayar Upah lebih rendah 2) Pengusaha dilarang membayar Upah lebih rendah
dari upah minimum. dari Upah minimum. dari Upah minimum.
Pasal 88F
Dalam keadaan tertentu Pemerintah dapat
menetapkan formula penghitungan Upah minimum
yang berbeda dengan formula penghitungan Upah
minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88D
ayat (2).
34 Pasal 89 dihapus Pasal 89 dihapus Pasal 89 dihapus
35 Pasal 90 dihapus Pasal 90 dihapus Pasal 90 dihapus
36 Pasal 90A Pasal 90A Pasal 90A
Upah di atas upah minimum ditetapkan berdasarkan Upah di atas Upah minimum ditetapkan berdasarkan Upah di atas Upah minimum ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara Pengusaha dan Pekerja/Buruh di kesepakatan antara Pengusaha dan Pekerja/Buruh di kesepakatan antara Pengusaha dan Pekerja/Buruh di
perusahaan. Perusahaan. Perusahaan.
YOSEP UBAAMA KOLIN 16
37 Pasal 90B Pasal 90B Pasal 90B
1) Ketentuan upah minimum sebagaimana dimaksud 1) Ketentuan Upah minimum sebagaimana dimaksud 1) Ketentuan Upah minimum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 88C ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan dalam Pasal 88C ayat (1) dan ayat (21 dikecualikan dalam Pasal 88C ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan
bagi usaha mikro dan Kecil lagi usaha mikro dan kecil. bagi usaha mikro dan kecil.
2) Upah pada usaha mikro dan Kecil ditetapkan 2) Upah pada usaha mikro dan kecil ditetapkan 2) Upah pada usaha mikro dan kecil ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara Pengusaha dan berdasarkan kesepakatan antara Pengusaha dan berdasarkan kesepakatan antara Pengusaha dan
Pekerja/Buruh di perusahaan. Pekerja/ Buruh di Perusahaan. Pekerja/ Buruh di Perusahaan.
3) Kesepakatan upah sebagaimana dimaksud pada 3) Kesepakatan Upah sebagaimana dimaksud pada 3) Kesepakatan Upah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sekurang-kurangnya sebesar persentase ayat (21 sekurang-kurangnya sebesar persentase ayat (2) sekurang-kurangnya sebesar persentase
tertentu dari rata-rata konsumsi masyarakat tertentu dari rata-rata konsumsi masyarakat tertentu dari rata-rata konsumsi masyarakat
berdasarkan data yang bersumber dari lembaga berdasarkan data yang bersumber dari lembaga berdasarkan data yang bersumber dari lembaga
yang berwenang di bidang statistik. yang berwenang di bidang statistik. yang berwenang di bidang statistik.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai upah bagi usaha 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Upah bagi usaha 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Upah bagi usaha
mikro dan Kecil diatur dalam Peraturan mikro dan kecil diatur dalam Peraturan mikro dan kecil diatur dalam Peraturan
Pemerintah. Pemerintah Pemerintah.
38 Pasal 91 dihapus Pasal 91 dihapus Pasal 91 dihapus
39 Pasal 92 Pasal 92 Pasal 92
1) Pengusaha wajib menyusun struktur dan skala 1) Pengusaha wajib menyusun struktur dan skala 1) Pengusaha wajib menyusun stuktur dan skala
upah di perusahaan dengan memperhatikan Upah di Perusahaan dengan memperhatikan Upah di Perusahaan dengan memperhatikan
kemampuan perusahaan dan produktivitas. kemampuan Perusahaan dan produktivitas. kemampuan Perusahaan dan produktivitas.
2) Struktur dan skala upah digunakan sebagai 2) Struktur dan skala Upah digunakan sebagai 2) Struktur dan skala Upah digunakan sebagai
pedoman Pengusaha dalam menetapkan upah. pedoman Pengusaha dalam menetapkan Upah pedoman Pengusaha dalam menetapkan Upah
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur dan bagi Pekerja/Buruh yang memiliki masa kerja 1 bagi Pekerja/Buruh yang memiliki masa kerja 1
skala upah diatur dalam Peraturan Pemerintah. (satu) tahun atau lebih. (satu) tahun atau lebih.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur dan 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur dan
skala Upah diatur dalam Peraturan Pemerintah. skala Upah diatur dalam Peraturan Pemerintah.
40 Pasal 92A Pasal 92A Pasal 92A
Pengusaha melakukan peninjauan upah secara Pengusaha melakukan peninjauan Upah secara Pengusaha melakukan peninjauan Upah secara
berkala dengan memperhatikan kemampuan berkala dengan memperhatikan kemampuan berkala dengan memperhatikan kemampuan
perusahaan dan produktivitas. Perusahaan dan produktivitas. Perusahaan dan produktivitas.
41 Pasal 94 Pasal 94 Pasal 94
Dalam hal komponen upah terdiri atas upah pokok Dalam hal komponen Upah terdiri atas Upah pokok Dalam hal komponen Upah terdiri atas Upah pokok
dan tunjangan tetap, besarnya upah pokok paling dan tunjangan tetap, besarnya Upah pokok paling dan tunjangan tetap, besarnya Upah pokok paling
YOSEP UBAAMA KOLIN 17
sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah
upah pokok dan tunjangan tetap. Upah pokok dan tunjangan tetap. Upah pokok dan tunjangan tetap.

42 Pasal 95 Pasal 95 Pasal 95


1) Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau 1) Dalam hal Perusahaan dinyatakan pailit atau 1) Dalam hal Perusahaan dinyatakan pailit atau
dilikuidasi berdasarkan ketentuan peraturan dilikuidasi berdasarkan ketentuan peraturan dilikuidasi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan, upah dan hak lainnya yang perundang-undangan, Upah dan hak lainnya yang perundang-undangan, Upah dan hak lainnya yang
belum diterima oleh Pekerja/Buruh merupakan belum diterima oleh Pekerja/ Buruh merupakan belum diterima oleh Pekerja/Buruh merupakan
utang yang didahulukan pembayarannya. utang yang didahulukan pembayarannya. utang yang didahulukan pembayarannya.
2) Upah Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud pada 2) Upah Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud pada 2) Upah Pekerja/Burrrh sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didahulukan pembayarannya sebelum ayat (1) didahulukan pembayarannya sebelum ayat (1) didahulukan pembayarannya sebelum
pembayaran kepada semua kreditur. pembayaran kepada semua kreditur. pembayaran kepada semua kreditur.
3) Hak lainnya dari Pekerja/Buruh sebagaimana 3) Hak lainnya dari Pekerja/ Buruh sebagaimana 3) Hak lainnya dari Pekerja/Buruh sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) didahulukan dimaksud pada ayat (1) didahulukan dimaksud pada ayat (1) didahulukan
pembayarannya atas semua kreditur kecuali para pembayarannya atas semua kreditur kecuali para pembayarannya atas semua kreditur kecuali para
kreditur pemegang hak jaminan kebendaan. kreditur pemegang hak jaminan kebendaan. kreditur pemegang hak jaminan kebendaan.
43 Pasal 96 dihapus Pasal 96 dihapus Pasal 96 dihapus
44 Pasal 97 dihapus Pasal 97 dihapus Pasal 97 dihapus
45 Pasal 98 Pasal 98 Pasal 98
1) Untuk memberikan saran dan pertimbangan 1) Untuk memberikan saran dan pertimbangan 1) Untuk memberikan saran dan pertimbangan
kepada Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
dalam perumusan kebijakan pengupahan serta dalam perumusan kebijakan pengupahan serta dalam perumusan kebijakan pengupahan serta
pengembangan sistem pengupahan dibentuk pengembangan sistem pengupahan dibentuk pengembangan sistem pengupahan dibentuk
dewan pengupahan. dewan pengupahan. dewan pengupahan.
2) Dewan pengupahan terdiri atas unsur Pemerintah, 2) Dewan pengupahan terdiri atas unsur pemerintah, 2) Dewan pengupahan terdiri atas unsur pemerintah,
organisasi Pengusaha, serikat pekerja/serikat organisasi Pengusaha, Serikat Pekerja/Serikat organisasi Pengusaha, Serikat Pekerja/Serikat
buruh, pakar, dan akademisi. Buruh, pakar, dan akademisi. Buruh, pakar, dan akademisi.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai te;ta cara 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pembentukan, komposisi keanggotaan, tata cara pembentukan, komposisi keanggotaan, tata cara pembentukan, komposisi keanggotaan, tata cara
pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan, pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan, pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan,
serta tugas dan tata kerja dewan pengupahan serta tugas dan tata kerja dewan pengupahan serta tugas dan tata kerja dewan pengupahan
diatur dalam Peraturan Pemerintah. diatur dalam Peraturan Pemerintah. diatur dalam Peraturan Pemerintah.
46 Pasal 151 Pasal 151 Pasal 151
1) Pengusaha, Pekerja/Buruh, serikat pekerja/serikat 1) Pengusaha, Pekerja/Buruh, Serikat Pekerja/ Serikat 1) Pengusaha, Pekeda/Buruh, Serikat Pekerja/Serikat
buruh, dan Pemerintah harus mengupayakan agar Buruh, dan Pemerintah harus mengupayakan agar Buruh, dan Pemerintah harus mengupayakan agar
tidak terjadi pemutusan hubungan kerja. tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja. tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja.
YOSEP UBAAMA KOLIN 18
2) Dalam hal pemutusan hubungan kerja tidak dapat 2) Dalam hal Pemutusan Hubungan Kerja tidak dapat 2) Dalam hal Pemutusan Hubungan Kerja tidak dapat
dihindari, maksud dan alasan pemutusan dihindari, maksud dan alasan Pemutusan dihindari, maksud dan alasan Pemutusan
hubungan kerja diberitahukan oleh Pengusaha Hubungan Kerja diberitahukan oleh Pengusaha Hubungan Kerja diberitahukan oleh Pengusaha
kepada Pekerja/Buruh dan/atau serikat kepada Pekerja/Buruh dan/atau Serikat Pekerja/ kepada Pekerja/Buruh dan/atau Serikat
pekerja/serikat buruh. Serikat Buruh. Pekerja/Serikat Buruh.
3) Dalam hal Pekerja/Buruh telah diberitahu dan 3) Dalam hal Pekerja/Buruh telah diberitahu dan 3) Dalam hal Pekerja/Buruh telah diberitahu dan
menolak pemutusan hubungan kerja, penyelesaian menolak Pemutusan Hubungan Kerja, menolak Pemutusan Hubungan Kerja,
pemutusan hubungan kerja wajib dilakukan penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja wajib penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja wajib
melalui perundingan bipartit antara Pengusaha dilakukan melalui perundingan bipartit antara dilakukan melalui perundingan bipartit antara
dengan Pekerja/Buruh dan/atau Serikat Pengusaha dengan Pekerja/Buruh dan/atau Serikat Pengusaha dengan Pekerja/Buruh dan/atau Serikat
Pekerja/Serikat Buruh. Pekerja/ Serikat Buruh. Pekerja/ Serikat Buruh.
4) Dalam hal perundingan bipartit sebagaimana 4) Dalam hal perundingan bipartit sebagaimana 4) Dalam hal perundingan bipartit sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tidak mendapatkan dimaksud pada ayat (3) tidak mendapatkan dimaksud pada ayat (3) tidak mendapatkan
kesepakatan, pemutusan hubungan kerja kesepakatan, Pemutusan Hubungan Kerja kesepakatan, Pemutusan Hubungan Kerja
dilakukan melalui tahap berikutnya sesuai dengan dilakukan melalui tahap berikutnya sesuai dengan dilakukan melalui tahap berikutnya sesuai dengan
mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan mekanisme penyelesaian Perselisihan Hubungan mekanisme penyelesaian Perselisihan Hubungan
industrial. Industrial. Industrial.
47 Pasal 151A Pasal 151A Pasal 151A
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
151 ayat (2) tidak perlu dilakukan oleh Pengusaha 151 ayat (2) tidak perlu dilakukan oleh Pengusaha 151 ayat (21 tidak perlu dilakukan oleh Pengusaha
dalam hal: dalam hal: dalam hal:
a. Pekerja/Buruh mengundurkan diri atas kemauan a. Pekerja/Buruh mengundurkan diri atas kemauan a. Pekerja/Buruh mengundurkan diri atas kemauan
sendiri; sendiri; sendiri;
b. Pekerja/Buruh dan Pengusaha berakhir hubungan b. Pekerja/Buruh dan Pengusaha berakhir Hubungan b. Pekerja/Buruh dan Pengusaha berakhir Hubungan
kerjanya sesuai dengan Perjanjian Kerja waktu Kerjanya sesuai dengan Perjanjian Kerja waktu Kerjanya sesuai dengan Perjanjian Kerja waktu
tertentu; tertentu; tertentu;
c. Pekerja/Buruh mencapai usia pensiun sesuai c. Pekerja/Buruh mencapai usia pensiun sesuai c. Pekerja/Buruh mencapai usia pensiun sesuai
dengan Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, dengan Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, dengan Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan,
atau Perjanjian Kerja Bersama; atau atau Perjanjian Kerja Bersama; atau atau Perjanjian Kerja Bersama; atau
d. Pekerja/Buruh meninggal dunia d. Pekerja/Buruh meninggal dunia. d. Pekerja/Buruh meninggal dunia
48 Pasal 152 dihapus Pasal 152 dihapus Pasal 152 dihapus
49 Pasal 153 Pasal 153 Pasal 153
1) Pengusaha dilarang melakukan pemutusan 1) Pengusaha dilarang melakukan Pemutusan 1) Pengusaha dilarang melakukan Pemutusan
hubungan kerja kepada Pekerja/Buruh dengan Hubungan Kerja kepada Pekerja/Buruh dengan Hubungan Kerja kepada Pekerja/Buruh dengan
alasan: alasan: alasan:

YOSEP UBAAMA KOLIN 19


a. berhalangan masuk kerja karena sakit menurut a. berhalangan masuk kerja karena sakit menurut a. berhalangan masuk kerja karena sakit menurut
keterangan dokter selama waktu tidak keterangan dokter selama waktu tidak keterangan dokter selama waktu tidak
melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus- melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus- melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-
menerus; menerus; menerus;
b. berhalangan menjalankan pekerjaannya karena b. berhalangan menjalankan pekerjaannya karena b. berhalangan menjalankan pekerjaannya karena
memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai
dengan ketentuan peraturan dengan ketentuan peraturan perundang- dengan ketentuan peraturan perundang-
perundangundangan; undangan; undangan;
c. menjalankan ibadah yang diperintahkan c. menjalankan ibadah yang diperintahkan c. menjalankan ibadah yang diperintahkan
agamanya; agamanya; agamanya;
d. menikah; d. menikah; d. menikah;
e. hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau e. hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau e. hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau
menyusui bayinya; menyusui bayinya; menyusui bayinya;
f. mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan f. mempunyai pertalian darah dan/ atau ikatan f. mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan
perkawinan dengan Pekerja/Buruh lainnya di perkawinan dengan Pekerja/ Buruh lainnya di perkawinan dengan Pekerja/Buruh lainnya di
dalam satu perusahaan; dalam satu Perusahaan; dalam satu Perusahaan;
g. mendirikan, menjadi anggota dan/atau g. mendirikan, menjadi anggota dan/ atau g. mendirikan, menjadi anggota dan/atau
pengurus Serikat Pekerja/Serikat Buruh, pengurus Serikat Pekerja/Serikat Buruh, pengurus Serikat Pekerja/Serikat Buruh,
Pekerja/Buruh melakukan kegiatan Serikat Pekerja/ Buruh melakukan kegiatan Serikat Pekerja/Buruh melakukan kegiatan Serikat
Pekerja/Serikat Buruh di luar jam kerja, atau di Pekerja/Serikat Buruh di luar jam kerja, atau di Pekerja/Serikat Buruh di luar jam kerja, atau di
dalam jam kerja atas kesepakatan Pengusaha, dalam jam kerja atas kesepakatan Pengusaha, dalam jam kerja atas kesepakatan Pengusaha,
atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau
Perjanjian Kerja Bersama; Perjanjian Kerja Bersama; Perjanjian Kerja Bersama;
h. mengadukan Pengusaha kepada pihak yang h. mengadukan Pengusaha kepada pihak yang h. mengadukan Pengusaha kepada pihak yang
berwajib mengenai perbuatan Pengusaha yang berwajib mengenai perbuatan Pengusaha yang berwajib mengenai perbuatan Pengusaha yang
melakukan tindak pidana kejahatan; melakukan tindak pidana kejahatan; melakukan tindak pidana kejahatan;
i. berbeda paham, agama, aliran politik, suku, i. berbeda paham, agama, aliran politik, suku, i. berbeda paham, agama, aliran politik, suku,
warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi
fisik, atau status perkawinan; dan fisik, atau status perkawinan; dan fisik, atau status perkawinan; dan
j. dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat j. dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat j. dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat
kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kecelakaan kerja, atau sakit karena Hubungan kecelakaan kerja, atau sakit karena Hubungan
kerja yang menurut surat keterangan dokter Kerja yang menurut surat keterangan dokter Kerja yang menurut surat keterangan dokter
yang jangka waktu penyembuhannya belum yang jangka waktu penyembuhannya belum yang jangka waktu penyembuhannya belum
dapat dipastikan. dapat dipastikan. dapat dipastikan.

YOSEP UBAAMA KOLIN 20


2) Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan 2) Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan 2) Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan
alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) batal dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat
demi hukum dan Pengusaha wajib mempekerjakan (1) batal demi hukum dan Pengusaha wajib (1) batal demi hukum dan Pengusaha wajib
kembali Pekerja/Buruh yang bersangkutan. mempekerjakan kembali Pekerja/Buruh yang mempekerjakan kembali Pekerja/Buruh yang
bersangkutan. bersangkutan.
50 Pasal 154 dihapus Pasal 154 dihapus Pasal 154 dihapus
51 Pasal 154A Pasal 154A Pasal 154A
1) Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi karena 1) Pemutusan Hubungan Kerja dapat terjadi karena 1) Pemutusan Hubungan Kerja dapat terjadi karena
alasan: alasan: alasan:
a. perusahaan melakukan penggabungan, a. Perusahaan melakukan penggabungan, a. Perusahaan melakukan penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan
perusahaan dan Pekerja/Buruh tidak bersedia Perusahaan dan Pekerja/Bumh tidak bersedia Perusahaan dan Pekerja/Buruh tidak bersedia
melanjutkan hubungan kerja atau Pengusaha melanjutkan hubungan kerja atau Pengusaha melanjutkan hubungan kerja atau Pengusaha
tidak bersedia menerima Pekerja/Buruh; tidak bersedia menerima Pekerja/Buruh; tidak bersedia menerima Pekerja/Buruh;
b. perusahaan melakukan efisiensi diikuti dengan b. Perusahaan melakukan efisiensi diikuti dengan b. Perusahaan melakukan efisiensi diikuti dengan
penutupan perusahaan atau tidak diikuti Penutupan Perusahaan atau tidak diikuti Penutupan Perusahaan atau tidak diikuti
dengan penutupan perusahaan yang dengan Penutupan Perusahaan yang dengan Penutupan Perusahaan yang
disebabkan perusahaan mengalami kerugian; disebabkan Perusahaan mengalami kerugian; disebabkan Perusahaan mengalami kerugian;
c. perusahaan tutup yang disebabkan karena c. Perusahaan tutup yang disebabkan karena c. Perusahaan tutup yang disebabkan karena
perusahaan mengalami kerugian secara terus Perusahaan mengalami kerugian secara terus Perusahaan mengalami kerugian secara terus
menerus selama 2 (dua) tahun; menerus selama 2 (dua) tahun; menerus selama 2 (dua) tahun;
d. perusahaan tutup yang disebabkan keadaan d. Perusahaan tutup yang disebabkan keadaan d. Perusahaan tutup yang disebabkan keadaan
memaksa (force majeur). memaksa (force majeur); memaksa (force majeur);
e. perusahaan dalam keadaan penundaan e. Perusahaan dalam keadaan penundaan e. Perusahaan dalam keadaan penundaan
kewajiban pembayaran utang; kewajiban pembayaran utang; kewajiban pembayaran utang;
f. perusahaan pailit; f. Perusahaan pailit; f. Perusahaan pailit;
g. adanya permohonan pemutusan hubungan g. adanya permohonan pemutusan hubungan g. adanya permohonan pemutusan hubungan
kerja yang diajukan oleh Pekerja/Buruh dengan kerja yang diajukan oleh Pekerja/Buruh dengan kerja yang diajukan oleh Pekerja/Buruh dengan
alasan Pengusaha melakukan perbuatan alasan Pengusaha melakukan perbuatan alasan Pengusaha melakukan perbuatan
sebagai berikut: sebagai berikut: sebagai berikut:
1. menganiaya, menghina secara kasar atau 1. menganiaya, menghina secara kasar atau 1. menganiaya, menghina secara kasar atau
mengancam Pekerja/Buruh; mengancam Pekerja/ Buruh; mengancam Pekerja/ Buruh;
2. membujuk dan/atau menyuruh Pekerja/ 2. membujuk dan/atau menyuruh 2. membujuk dan/atau menyuruh
Buruh untuk melakukan perbuatan yang Pekerja/Buruh untuk melakukan perbuatan Pekerja/Buruh untuk melakukan perbuatan
bertentangan dengan peraturan perundang- yang bertentangan dengan peraturan yang bertentangan dengan peraturan
undangan; perundang-undangan ; perundang-undangan ;
YOSEP UBAAMA KOLIN 21
3. tidak membayar upah tepat pada waktu 3. tidak membayar upah tepat pada waktu 3. tidak membayar upah tepat pada waktu
yang telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan yang telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan yang telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut atau lebih, meskipun berturut-turut atau lebih, meskipun berturut-turut atau lebih, meskipun
Pengusaha membayar upah secara tepat Pengusaha membayar upah secara tepat Pengusaha membayar upah secara tepat
waktu sesudah itu; waktu sesudah itu; waktu sesudah itu;
4. tidak melakukan kewajiban yang telah 4. tidak melakukan kewajiban yang telah 4. tidak melakukan kewajiban yang telah
dijanjikan kepada Pekerja/Buruh; dijanjikan kepada Pekerja/ Buruh; dijanjikan kepada Pekerja/ Buruh;
5. memerintahkan Pekerja/Buruh untuk 5. memerintahkan Pekerja/Buruh untuk 5. memerintahkan Pekerja/Buruh untuk
melaksanakan pekerjaan di luar yang melaksanakan pekerjaan di luar yang melaksanakan pekerjaan di luar yang
diperjanjikan; atau diperjanjikan; atau diperjanjikan; atau
6. memberikan pekerjaan yang 6. memberikan pekerjaan yang 6. memberikan pekerjaan yang
membahayakan jiwa, keselamatan, membahayakan jiwa, keselamatan, membahayakan jiwa, keselamatan,
kesehatan, dan kesusilaan Pekerja/Buruh kesehatan, dan kesusilaan Pekerja/Buruh kesehatan, dan kesusilaan Pekerja/Buruh
sedangkan pekerjaan tersebut tidak sedangkan pekerjaan tersebut tidak sedangkan pekerjaan tersebut tidak
dicantumkan pada Perjanjian Kerja; dicantumkan pada Perjanjian Kerja; dicantumkan pada Perjanjian Kerja;
h. adanya putusan lembaga penyelesaian h. adanya putusan lembaga penyelesaian h. adanya putusan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang Perselisihan Hubungan Industrial yang Perselisihan Hubungan Industrial yang
menyatakan Pengusaha tidak melakukan menyatakan Pengusaha tidak melakukan menyatakan Pengusaha tidak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud pada huruf g perbuatan sebagaimana dimaksud pada huruf g perbuatan sebagaimana dimaksud pada huruf g
terhadap permohonan yang diajukan oleh terhadap permohonan yang diajukan oleh terhadap permohonan yang diajukan oleh
Pekerja/Buruh dan Pengusaha memutuskan Pekerja/ Buruh dan Pengusaha memutuskan Pekerja/Buruh dan Pengusaha memutuskan
untuk melakukan pemutusan hubungan kerja; untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja; untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja;
i. Pekerja/Buruh mengundurkan diri atas i. Pekerja/Buruh mengundurkan diri atas i. Pekerja/Buruh mengundurkan diri atas
kemauan sendiri dan harus memenuhi syarat: kemauan sendiri dan harus memenuhi syarat: kemauan sendiri dan harus memenuhi syarat:
1. mengajukan permohonan pengunduran 1. mengajukan permohonan pengunduran diri 1. mengajukan permohonan pengunduran diri
diri secara tertulis selambat-lambatnya 30 secara tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga secara tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga
(tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai puluh) hari sebelum tanggal mulai puluh) hari sebelum tanggal mulai
pengunduran diri; pengunduran diri; pengunduran diri;
2. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan 2. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan 2. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan
3. tetap melaksanakan kewajibannya sampai 3. tetap melaksanakan kewajibannya sampai 3. tetap melaksanakan kewajibannya sampai
tanggal mulai pengunduran diri; tanggal mulai pengunduran diri; tanggal mulai pengunduran diri;
j. Pekerja/Buruh mangkir selama 5 (lima) hari j. Pekerja/Buruh mangkir selama 5 (lima) hari j. Pekerja/Buruh mangkir selama 5 (lima) hari
kerja atau lebih berturut-turut tanpa kerja atau lebih berturut-turut tanpa kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang dilengkapi keterangan secara tertulis yang dilengkapi keterangan secara tertulis yang dilengkapi
dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh

YOSEP UBAAMA KOLIN 22


Pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan Pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan Pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan
tertulis; tertulis; tertulis;
k. Pekerja/Buruh melakukan pelanggaran k. Pekerja/Buruh melakukan pelanggaran k. Pekerja/Buruh melakukan pelanggaran
ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja, ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja, ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja
Bersama dan sebelumnya telah diberikan surat Bersama dan sebelumnya telah diberikan surat Bersama dan sebelumnya telah diberikan surat
peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara
berturut-turut masing-masing berlaku untuk berturut-turut masing-masing berlaku untuk berturut-turut masing-masing berlaku untuk
paling lama 6 (enam) bulan kecuali ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan kecuali ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan kecuali ditetapkan
lain dalam Perjanjian Kerja, Peraturan lain dalam Perjanjian Kerja, Peraturan lain dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama; Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama; Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama;
l. Pekerja/Buruh tidak dapat melakukan l. Pekerja/Buruh tidak dapat melakukan l. Pekerja/Buruh tidak dapat melakukan
pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat
ditahan pihak yang berwajib karena diduga ditahan pihak yang berwajib karena diduga ditahan pihak yang berwajib karena diduga
melakukan tindak pidana; melakukan tindak pidana; melakukan tindak pidana;
m. Pekerja/Buruh mengalami sakit m. Pekerja/Buruh mengalami sakit m. Pekerja/Buruh mengalami sakit
berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan
kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya
setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan; setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan; setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan;
n. Pekerja/Buruh memasuki usia pensiun; atau n. Pekerja/ Buruh memasuki usia pensiun; atau n. Pekerja/Buruh memasuki usia pensiun; atau
o. Pekerja/Buruh meninggal dunia. o. Pekerja/Buruh meninggal dunia. o. Pekerja/Buruh meninggal dunia.
2) Selain alasan pemutusan hubungan kerja 2) Selain alasan Pemutusan Hubungan Kerja 2) Selain alasan Pemutusan Hubungan Kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
ditetapkan alasan pemutusan hubungan kerja ditetapkan alasan Pemutusan Hubungan Kerja ditetapkan alasan Pemutusan Hubungan Kerja
lainnya dalam Perjanjian Kerja, Peraturan lainnya dalam Perjanjian Kerja, Peraturan lainnya dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1). sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1). sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1).
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pemutusan hubungan kerja diatur dalam Pemutusan Hubungan Kerja diatur dalam Pemutusan Hubungan Kerja diatur dalam
Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah.
52 Pasal 155 dihapus Pasal 155 dihapus Pasal 155 dihapus
53 Pasal 156 Pasal 156 Pasal 156
1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, 1) Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, 1) Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja,
Pengusaha wajib membayar uang pesangon dan/ Pengusaha wajib membayar uang pesangon dan/ Pengusaha wajib membayar uang pesangon
atau uang penghargaan masa kerja dan uang atau uang penghargaan masa kerja dan uang dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak yang seharusnya diterima. penggantian hak yang seharusnya diterima. penggantian hak yang seharusnya diterima.
YOSEP UBAAMA KOLIN 23
2) Uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan dengan ketentuan sebagai berikut: (1) diberikan dengan ketentuan sebagai berikut: (1) diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu)
bulan upah; bulan Upah; bulan Upah;
b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah; kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan Upah; kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan Upah;
c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah; kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan Upah; kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan Upah;
d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan
upah; Upah; Upah;
e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah; kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan Upah; kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan Upah;
f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi
kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan
upah; Upah; Upah;
g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan
upah; Upah; Upah;
h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan)
bulan upah; bulan Upah; bulan Upah;
i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9
(sembilan) bulan upah. (sembilan) bulan Upah. (sembilan) bulan Upah.
3) Uang penghargaan masa kerja sebagaimana 3) Uang penghargaan masa kerja sebagaimana 3) Uang penghargaan masa kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan
ketentuan sebagai berikut: ketentuan sebagai berikut: ketentuan sebagai berikut:
a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan
upah; Upah; Upah;
b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan
upah; Upah; Upah;
c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat)
bulan upah; bulan Upah; bulan Upah;

YOSEP UBAAMA KOLIN 24


d. masa kerja 12 (duabelas) tahun atau lebih d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih d. masa keda 12 (dua belas) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5
(lima) bulan upah; (lima) bulan Upah; (lima) bulan Upah;
e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun,6 tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6
(enam) bulan upah; (enam) bulan Upah; (enam) bulan Upah;
f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7
(tujuh) bulan upah; (tujuh) bulan Upah; (tujuh) bulan Upah;
g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun,
8 (delapan) bulan upah; 8 (delapan) bulan Upah; 8 (delapan) bulan Upah;
h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau
lebih, 10 (sepuluh) bulan upah. lebih, 10 (sepuluh) bulan Upah. lebih, 10 (sepuluh) bulan Upah.
4) Uang penggantian hak yang seharusnya diterima 4) Uang penggantian hak yang seharusnya diterima 4) Uang penggantian hak yang seharusnya diterima
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum
gugur; gugur; gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk Pekerja/ Buruh b. biaya atau ongkos pulang untuk Pekerja/Buruh b. biaya atau ongkos pulang untuk Pekerja/Buruh
dan keluarganya ke tempat Pekerja/Buruh dan keluarganya ke tempat Pekerja/ Buruh dan keluarganya ke tempat Pekerja/ Buruh
diterima bekerja; diterima bekerja; diterima bekerja;
c. hal-hal lain yang ditetapkan dalam Perjanjian c. hal-hal lain yang ditetapkan dalam Perjanjian c. hal-hal lain yang ditetapkan dalam Perjanjian
Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian
Kerja Bersama. Kerja Bersama. Kerja Bersama.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian uang 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian uang 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan
uang penggantian hak sebagaimana dimaksud uang penggantian hak sebagaimana dimaksud uang penggantian hak sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dalam pada ayat (21, ayat (3), dan ayat l4l diatur dalam pada ayat (21, ayat (3), dan ayat (4) diatur dalam
Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah.
54 Pasal 157 Pasal 157 Pasal 157
1) Komponen upah yang digunakan sebagai dasar 1) Komponen Upah yang digunakan sebagai dasar 1) Komponen Upah yang digunakan sebagai dasar
perhitungan uang pesangon dan uang perhitungan uang pesangon dan uang perhitungan uang pesangon dan uang
penghargaan masa kerja terdiri atas: penghargaan masa kerja terdiri atas: penghargaan masa kerja terdiri atas:
a. Upah pokok; dan a. Upah pokok; dan a. Upah pokok; dan
b. Tunjangan tetap yang diberikan kepada b. Tunjangan tetap yang diberikan kepada b. Tunjangan tetap yang diberikan kepada
Pekerja/ Buruh dan keluarganya. Pekerja/ Buruh dan keluarganya. Pekerja/ Buruh dan keluarganya.

YOSEP UBAAMA KOLIN 25


2) Dalam hal penghasilan Pekerja/Buruh dibayarkan 2) Dalam hal penghasilan Pekerja/Buruh dibayarkan 2) Dalam hal penghasilan Pekerja/Buruh dibayarkan
atas dasar perhitungan harian, upah sebulan sama atas dasar perhitungan harian, Upah sebulan sama atas dasar perhitungan harian, Upah sebulan sama
dengan 30 (tiga puluh) dikalikan upah sehari. dengan 30 (tiga puluh) dikalikan Upah sehari. dengan 30 (tiga puluh) dikalikan Upah sehari.
3) Dalam hal upah Pekerja/Buruh dibayarkan atas 3) Dalam hal Upah Pekerja/Buruh dibayarkan atas 3) Dalam hal Upah Pekerja/Buruh dibayarkan atas
dasar perhitungan satuan hasil, upah sebulan dasar perhitungan satuan hasil, Upah sebulan dasar perhitungan satuan hasil, Upah sebulan
sama dengan penghasilan rata-rata dalam 12 (dua sama dengan penghasilan rata-rata dalam 12 (dua sama dengan penghasilan rata-rata dalam 12 (dua
belas) bulan terakhir. belas) bulan terakhir. belas) bulan terakhir.
4) Dalam hal upah sebulan sebagaimana dimaksud 4) Dalam hal Upah sebulan sebagaimana dimaksud 4) Dalam hal Upah sebulan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) lebih rendah dari upah minimum, pada ayat (3) lebih rendah dari Upah minimum, pada ayat (3) lebih rendah dari Upah minimum,
upah yang menjadi dasar perhitungan pesangon Upah yang menjadi dasar perhitungan pesangon Upah yang menjadi dasar perhitungan pesangon
adalah upah minimum yang berlaku di wilayah adalah Upah minimum yang berlaku di wilayah adalah Upah minimum yang berlaku di wilayah
domisili perusahaan. domisili Perusahaan. domisili Perusahaan.
55 PASAL 157A Pasal 157A Pasal 157A
1) Selama penyelesaian perselisihan hubungan 1) Selama penyelesaian Perselisihan Hubungan 1) Selama penyelesaian Perselisihan Hubungan
industrial, Pengusaha dan Pekerja/Buruh harus Industrial, Pengusaha dan Pekerja/Buruh harus Industrial, Pengusaha dan Pekerja/Buruh harus
tetap melaksanakan kewajibannya. tetap melaksanakan kewajibannya. tetap melaksanakan kewajibannya.
2) Pengusaha dapat melakukan tindakan skorsing 2) Pengusaha dapat melakukan tindakan skorsing 2) Pengusaha dapat melakukan tindakan skorsing
kepada Pekerja/Buruh yang sedang dalam proses kepada Pekerja/Buruh yang sedang dalam proses kepada Pekerja/Buruh yang sedang dalam proses
pemutusan hubungan kerja dengan tetap Pemutusan Hubungan Kerja dengan tetap Pemutusan Hubungan Kerja dengan tetap
membayar upah beserta hak lainnya yang biasa membayar Upah beserta hak lainnya yang biasa membayar Upah beserta hak lainnya yang biasa
diterima Pekerja/Buruh. diterima Pekerja / Buruh. diterima Pekerja/Buruh.
3) Pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud 3) Pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud 3) Pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan sampai dengan selesainya pada ayat (1) dilakukan sampai dengan selesainya pada ayat (1) dilakukan sampai dengan selesainya
proses penyelesaian perselisihan hubungan proses penyelesaian Perselisihan Hubungan proses penyelesaian Perselisihan Hubungan
industrial sesuai tingkatannya. Industrial sesuai tingkatannya. Industrial sesuai tingkatannya.
56 Pasal 158 dihapus Pasal 158 dihapus Pasal 158 dihapus
57 Pasal 159 dihapus Pasal 159 dihapus Pasal 159 dihapus
58 Pasal 160 Pasal 160 Pasal 160
1) Dalam hal Pekerja/Buruh ditahan pihak yang 1) Dalam hal Pekerja/Buruh ditahan pihak yang 1) Dalam hal Pekerja/Buruh ditahan pihak yang
berwajib karena diduga melakukan tindak pidana, berwajib karena diduga melakukan tindak pidana, berwajib karena diduga melakukan tindak pidana,
Pengusaha tidak wajib membayar upah, tetapi Pengusaha tidak wajib membayar Upah, tetapi Pengusaha tidak wajib membayar Upah, tetapi
wajib memberikan bantuan kepada keluarga wajib memberikan bantuan kepada keluarga wajib memberikan bantuan kepada keluarga
Pekerja/ Buruh yang menjadi tanggungannya Pekerja/Buruh yang menjadi tanggungannya Pekerja/Buruh yang menjadi tanggungannya
dengan ketentuan sebagai berikut: dengan ketentuan sebagai berikut: dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk 1 (satu) orang tanggungan, 25% (dua a. untuk 1 (satu) orang tanggungan, 25% (dua a. untuk 1 (satu) orang tanggungan, 25% (dua
puluh lima persen) dari upah; puluh lima persen) dari Upah; puluh lima persen) dari Upah;
YOSEP UBAAMA KOLIN 26
b. untuk 2 (dua) orang tanggungan, 35% (tiga b. untuk 2 (dua) orang tanggungan, 35% (tiga b. untuk 2 (dua) orang tanggungan, 35% (tiga
puluh lima persen) dari upah; puluh lima persen) dari Upah; puluh lima persen) dari Upah;
c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan, 45% (empat c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan, 45% (empat c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan, 45% (empat
puluh lima persen) dari upah; puluh lima persen) dari Upah; puluh lima persen) dari Upah;
d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih, d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih, d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih,
50% (lima puluh persen) dari upah. 50% (lima puluh persen) dari Upah. 50% (lima puluh persen) dari Upah.
2) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 2) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 2) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan
terhitung sejak hari pertama Pekerja/Buruh terhitung sejak hari pertama Pekerja/Buruh terhitung sejak hari pertama Pekerja/Buruh
ditahan oleh pihak yang berwajib. ditahan oleh pihak yang berwajib. ditahan oleh pihak yang berwajib.
3) Pengusaha dapat melakukan pemutusan 3) Pengusaha dapat melakukan Pemutusan 3) Pengusaha dapat melakukan Pemutusan
hubungan kerja terhadap Pekerja/Buruh bulan Hubungan Kerja terhadap Pekerja/ Buruh yang Hubungan Kerja terhadap Pekerja/Buruh yang
tidak dapat melakukan yang setelah 6 (enam) setelah 6 (enam) bulan tidak dapat melakukan setelah 6 (enam) bulan tidak dapat melakukan
pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam
proses perkara pidana sebagaimana dimaksud proses perkara pidana sebagaimana dimaksud proses perkara pidana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1). pada ayat (1). pada ayat (1).
4) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana 4) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana 4) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana
sebelum masa 6 (enam) bulan sebagaimana sebelum masa 6 (enam) bulan sebagaimana sebelum masa 6 (enam) bulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) berakhir dan Pekerja/ dimaksud pada ayat (3) berakhir dan dimaksud pada ayat (3) berakhir dan
Buruh dinyatakan tidak bersalah, Pengusaha wajib Pekerja/Buruh dinyatakan tidak bersalah, Pekerja/Buruh dinyatakan tidak bersalah,
mempekerjakan Pekerja/Buruh kembali. Pengusaha wajib mempekerjakan Pekerja/ Buruh Pengusaha wajib mempekerjakan Pekerja/Buruh
5) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana kembali. kembali.
sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan 5) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana 5) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana
Pekerja/ Buruh dinyatakan bersalah, Pengusaha sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan
dapat melakukan pemutusan hubungan kerja Pekerja/Buruh dinyatakan bersalah, Pengusaha Pekerja/Buruh dinyatakan bersalah, Pengusaha
kepada Pekerja/Buruh yang bersangkutan. dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
kepada Pekerja/ Buruh yang bersangkutan kepada Pekerja/Buruh yang bersangkutan.
59 Pasal 161 dihapus Pasal 161 dihapus Pasal 161 dihapus
60 Pasal 162 dihapus Pasal 162 dihapus Pasal 162 dihapus
61 Pasal 163 dihapus Pasal 163 dihapus Pasal 163 dihapus
62 Pasal 164 dihapus Pasal 164 dihapus Pasal 164 dihapus
63 Pasal 165 dihapus Pasal 165 dihapus Pasal 165 dihapus
64 Pasal 166 dihapus Pasal 166 dihapus Pasal 166 dihapus
65 Pasal 167 dihapus Pasal 167 dihapus Pasal 167 dihapus
66 Pasal 168 dihapus Pasal 168 dihapus Pasal 168 dihapus

YOSEP UBAAMA KOLIN 27


67 Pasal 169 dihapus Pasal 169 dihapus Pasal 169 dihapus
68 Pasal 170 dihapus Pasal 170 dihapus Pasal 170 dihapus
69 Pasal 171 dihapus Pasal 171 dihapus Pasal 171 dihapus
70 Pasal 172 dihapus Pasal 172 dihapus Pasal 172 dihapus
71 Pasal 184 dihapus Pasal 184 dihapus Pasal 184 dihapus
72 Pasal 185 Pasal 185 Pasal 158
1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana 1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana 1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2), Pasal 68, Pasal dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2), Pasal 68, Pasal dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2), Pasal 68, Pasal
69 ayat (2), Pasal 80, Pasal 82, Pasal 88A ayat (3), 69 ayat (2), Pasal 8O, Pasal 82, Pasa-l 88A ayat (3), 69 ayat (2), Pasal 80, Pasal 82, Pasal 88A ayat (3),
Pasal 88E ayat (2), Pasal 143, Pasal 156 ayat (1), Pasal 88E ayat (21, Pasal 143, Pasal 156 ayat (1), Pasal 88E ayat (2), Pasal 143, Pasal 156 ayat (1),
atau Pasal 160 ayat (4) dikenai sanksi pidana atau Pasal 160 ayat (4) dikenai sanksi pidana atau Pasal 160 ayat (41 dikenai sanksi pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta
dan paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus rupiah) dan paling banyak Rp 400.000.000,O0 rupiah) dan paling banyak Rp 400.000.000,00
juta rupiah). (empat ratus juta rupiah). (empat ratus juta rupiah).
2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan tindak pidana kejahatan. (1) merupakan tindak pidana kejahatan. (1) merupakan tindak pidana kejahatan.
73 Pasal 186 Pasal 186 Pasal 186
1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana 1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana 1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) atau ayat (3), dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) atau ayat (3), dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) atau ayat (3),
atau Pasal 93 ayat (2), dikenakan sanksi pidana atau Pasal 93 ayat (2), dikenai sanksi pidana atau Pasal 93 ayat (2), dikenai sanksi pidana
penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan paling penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan paling penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau pidana denda lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta
paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 400.000.000,00 rupiah) dan paling banyak Rp 400.000.000,00
rupiah). (empat ratus juta rupiah). (empat ratus juta rupiah).
2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan tindak pidana pelanggaran. (1) merupakan tindak pidana pelanggaran. (1) merupakan tindak pidana pelanggaran.
74 Pasal 187 Pasal 187 Pasal 187
1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana 1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana 1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1), Pasal 67 ayat dimaksud dalam Pasal 45 ayal (1), Pasal 67 ayat dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1), Pasal 67 ayat
(1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 76, Pasal 78 ayat (2), (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 76, Pasal 78 ayat (2), (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 76, Pasal 78 ayat (2),
Pasal 79 ayat (1), ayat (2), atau ayat (3), Pasal 85 Pasal 79 ayat (1), ayat (21, atau ayat (3), Pasal 85 Pasal 79 ayat (1), ayat (2), atau ayat (3), Pasal 85
ayat (3), atau Pasal 144 dikenai sanksi pidana ayat (3), atau Pasal 144 dikenai sanksi pidana ayat (3), atau Pasal 144 dikenai sanksi pidana

YOSEP UBAAMA KOLIN 28


kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling
lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau pidana denda lama 12 (dua belas) bulan dan/atau pidana denda
sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 100.000.000,00 rupiah) dan paling banyak Rp 100.000.000,00
rupiah). (seratus juta rupiah). (seratus juta rupiah).
2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan tindak pidana pelanggaran. (1) merupakan tindak pidana pelanggaran. (1) merupakan tindak pidana pelanggaran.
75 Pasal 188 Pasal 188 Pasal 188
1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana 1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana 1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2), Pasal 63 ayat dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2), Pasal 63 ayat dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2), Pasal 63 ayat
(1), Pasal 78 ayat (1), Pasal 108 ayat (1), Pasal 111 (1), Pasal 78 ayat (1), Pasal 108 ayat (1), Pasal 111 (1), Pasal 78 ayat (1), Pasal 108 ayat (1), Pasal 111
ayat (3), Pasal 114, atau Pasal 148 dikenai sanksi ayat (3), Pasal 114, atau Pasal 148 dikenai sanksi ayat (3), Pasal 114, atau Pasal 148 dikenai sanksi
pidana denda paling sedikit Rp 5.000.000,00 (lima pidana denda paling sedikit Rp 5.000.000,00 (lima pidana denda paling sedikit Rp 5.000.000,00 (lima
juta rupiah) dan paling banyak Rp 50.000.000,00 juta rupiah) dan paling banyak Rp 50.000.000,00 juta rupiah) dan paling banyak Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah). (lima puluh juta rupiah). (lima puluh juta rupiah).
2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan tindak pidana pelanggaran. (1) merupakan tindak pidana pelanggaran. (1) merupakan tindak pidana pelanggaran.
76 Pasal 190 Pasal 190 Pasal 190
1) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai 1) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai 1) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai
kewenangannya mengenakan sanksi administratif dengan kewenangannya mengenakan sanksi dengan kewenangannya mengenakan sanksi
atas pelanggaran ketentuan-ketentuan administratif atas pelanggaran ketentuan- administratif atas pelanggaran ketentuan-
sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal
14 ayat (1), Pasal 15, Pasal 25, Pasal 37 ayat (2), 6, Pasal 14 ayat (1), Pasal 15, Pasal 25, Pasal 37 6, Pasal 4 ayat (1), Pasal 15, Pasal 25, Pasal 37 ayat
Pasal 38 ayat (2), Pasal 42 ayat (1), Pasal 47 ayat ayat (2), Pasal 38 ayat (2), Pasal 42 ayat (1), Pasal (2), Pasal 38 ayat (2), Pasal 42 ayat (1), Pasal 47
(1), Pasal 61A, Pasal 66 ayat (4), Pasal 87, Pasal 92, 47 ayat (1), Pasal 61A, Pasal 66 ayat (4), Pasal 87, ayat (1), Pasal 61A, Pasal 66 ayat (4), Pasal 87,
Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), atau Pasal 160 ayat Pasal 92, Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), atau Pasal Pasal 92, Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), atau Pasal
(1) atau ayat (2) Undang-Undang ini serta 160 ayat (1) atau ayat (2) Undang-Undang ini serta 160 ayat (1) atau ayat (2) Undang-Undang ini serta
peraturan pelaksanaannya. peraturan pelaksanaannya. peraturan pelaksanaannya.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dalam Peraturan Pemerintah. diatur dalam Peraturan Pemerintah. diatur dalam Peraturan Pemerintah.
77 Pasal191A Pasal 191A Pasal 191A
Pada saat berlakunya Undang-Undang ini: Pada saat berlakunya Undang-Undang ini: Pada saat berlakunya Undang-Undang ini:
a. untuk pertama kali upah minimum yang berlaku, a. untuk pertama kali Upah minimum yang berlaku, a. untuk pertama kali Upah minimum yang berlaku,
yaitu upah minimum yang telah ditetapkan yaitu Upah minimum yang telah ditetapkan yaitu Upah minimum yang telah ditetapkan
berdasarkan peraturan pelaksanaan Undang- berdasarkan peraturan pelaksanaan Undang- berdasarkan peraturan pelaksanaan Undang-
YOSEP UBAAMA KOLIN 29
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang mengatur mengenai Ketenagakerjaan yang mengatur mengenai Ketenagakerjaan yang mengatur mengenai
pengupahan. pengupahan. pengupahan.
b. bagi perusahaan yang telah memberikan upah b. bagi Perusahaan yang telah memberikan Upah b. bagi Perusahaan yang telah memberikan Upah
lebih tinggi dari upah minimum yang ditetapkan lebih tinggi dari Upah minimum yang ditetapkan lebih tinggi dari Upah minimum yang ditetapkan
sebelum Undang-Undang ini, Pengusaha dilarang sebelum Undang-Undang ini, Pengusaha dilarang sebelum Undang-Undang ini, Pengusaha dilarang
mengurangi atau menurunkan upah. mengurangi atau menurunkan Upah. mengurangi atau menurunkan Upah.

YOSEP UBAAMA KOLIN 30

Anda mungkin juga menyukai