Anda di halaman 1dari 31

Tanya Jawab Seputar

Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
Vol. 1

Collective
Agreement
Testimoni Tokoh Pemerintah,
Pengusaha, dan Serikat Pekerja/
Serikat Buruh

Andi Sunrah, S.Sos, M.Si


Fungsional Mediator Hubungan Industrial Ahli Muda (Dinas Ketenagakerjaan
Kota Makakssar)
Dalam isi E-book ini sangat memudahkan bagi pembaca untuk mencernah dan memahami
apa yang dibahas didalamnya, Secara tidak langsung E-book ini melakukan sosialisasi terkait
perkembangan perundang-undangan cipta kerja klaster ketenagakerjaan yang mana dalam
isi buku ini terdapat pertanyaan yang dilengkapi dengan jawabanya..."Luar Biasa"

Harjito Hasto Prasojo


Senior Vice President Human Capital PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
E-book ini dibuat oleh praktisi sekaligus akademisi yang kompeten di bidangnya. E-book ini
juga disusun sangat user friendly, mudah di pahami dan diaplikasikan. Karya sahabat saya ini
akan menjadi inspirasi penggiat industrial relations dalam memperkaya literasi di bidang
hubungan Industrial.

Dedy Trijatmika
HR Compliance Sr. Manager PT. Home Credit Indonesia/Lawyer

Sangat mencerahkan! E-book ini layak dibaca dan dimiliki siapa saja yang berkecimpung
dalam seni mengelola perselisihan Hubungan Industrial. Membaca setiap lembar e-book ini
seperti menyelami lebih dalam mengenai seluk beluk proses perselisihan Hubungan
Industrial, banyak hal yang mampu penulis potret, rekam dan tuliskan dengan kalimat yang
lugas dan jelas untuk mengambarkan setiap proses dalam seni berperkara di Hubungan
Industrial, terlihat simple dan mudah namun saat menjalaninya seperti masuk dalam labirin
yang rumit dan penuh dengan lika-liku. Semoga e-book ini menjadi amal jariyah bagi para
penulisnya dan bermanfaat bagi para penikmatnya.

David Muflihano
Ketua Umum Perkumpulan Praktisi dan Profesional Hubungan Industrial Indonesia
(P3HII)
E-book ini menyajikan Pengalaman Praktisi yang sangat mumpuni dan membumi serta
memberikan Pengalaman langsung Buat pembacanya dari Pengalaman penulis yang sangat
luar biasa. Dikemas dengan singkat dan mendalam serta memberikan pemahaman tata
kelola penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial yang sangat konstruktif dan
Berkeadilan.Buku ini wajib dimiliki bagi pelaksanan Hubungan Industrial serta pemerhati dan
Pengiat Ketenagakerjaan, Salam Harmonis.
Testimoni Tokoh Pemerintah,
Pengusaha, dan Serikat Pekerja/
Serikat Buruh

Sutisna, A.Md.G., S.H


Ketua Bid. Organisasi Konfederasi Serikat Pekerja BUMN

isi E-booknya sangat membantu terkait yang bersinggungan dengan hal di seputaran
ketenagakerjaan dimana isinya dikemas dalam bahasa yang simple dan dengan desain
yang menarik sehingga menjadi sebuah buku yang sangat komunikatif untuk mudah
dipahami, hal ini bisa menjadi acuan bagi perusahaan maupun para pekerja bahkan para
aktivis Serikat pekerja Saya yakin apabila buku ini benar benar dipahami maka apa yang
menjadi semangat bagi semua unsur yang ada di perusahaan yaitu menciptakan hubungan
yang harmonis dinamis dan berkeadilan dapat terwujud disemua dunia usaha di negara kita.
Salam solidaritas!
DISCLAIMER

Segala tulisan dalam E-buku ini merupakan


interpretasi dari para penulis, dan seluruh
informasi yang tersaji di dalamnya adalah
bersifat umum. Penulis tidak bertanggung jawab
atas apa yang diinterpretasikan oleh pembaca.
500
00
Tulisan ini dibuat dan disesuaikan berdasarkan
ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan
yang berlaku. Dilarang menyalin,
memperbanyak, buku ini tanpa izin dari Penulis.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar I

Bab 1 Pengantar Penyelesaian Perselisihan 1


Hubungan Industrial
Bab 2 Perundingan Bipartit 6
Bab 3 Mediasi 10
Bab 4 Pengadilan Hubungan Industrial dan Kasasi 14
Bab 5 Best Practice 19

Profil Penulis 24
Kata
Pengantar
Beranjak dari masih banyaknya pekerja/buruh maupun pengusaha
yang belum memahami tentang penyelesaian perselisihan hubungan
industrial, kami berinisiatif untuk berkontribusi melalui E-buku “Tanya
Jawab Seputar Perselisihan Hubungan Industrial Vol. 1” untuk
memberikan pemahaman mengenai Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial secara ketentuan normatif dan best practice.
Tulisan ini kami coba sesuaikan dengan undang-undang
Ketenagakerjaan yang berlaku dan relevan dan disusun dengan format
tanya jawab sehingga memudahkan pembaca dalam memahami
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu
dan mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga E-buku ini dapat diselesaikan. Dengan kerendahan hati, kami
menyadari tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Masukan dan
kritikan akan menjadi dentuman penyemangat kami untuk
berkontribusi lebih baik lagi.

Selamat membaca dari kami untuk kalian yang kami banggakan!

19 September 2022

Salam Harmonis!
Tim Penulis
Bab 1
Pengantar
Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial

Dasar Hukum:
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 01


Pengantar Penyelesaian Bab 1
Perselisihan Hubungan Industrial
1 Apa yang dimaksud Perselisihan Hubungan Industrial?
Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha
dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya
perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan
kerja, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh di dalam satu
perusahaan.

2 Bagaimana cara menyelesaikan Perselisihan Hubungan Industrial?


Penyelesaian perselisihan hubungan industrial dapat dilakukan dengan cara non
litigasi yaitu melalui perundingan bipartit, mediasi, konsiliasi, atau arbitrasi dan
dengan cara litigasi yaitu melalui proses pengadilan di Pengadilan Hubungan
Industrial dan Mahkamah Agung.

3 Ada berapa tingkatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial?


Ada 3 (tiga) tahapan di dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial, yaitu:
Ÿ Tahapan pertama melalui perundingan bipartite;

Ÿ Tahapan kedua secara tripartit melalui mediasi, konsiliasi, atau arbitrase;

Ÿ Tahapan ketiga secara litigasi melalui Pengadilan Hubungan Industrial dan


Mahkamah Agung.

4 Apakah proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial harus


berurutan?
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial harus dilakukan secara berurutan.
Sebab masing-masing tahapan merupakan syarat penindaklanjutan pada
tahapan berikutnya, seperti:
Ÿ Syarat untuk masuk pada tingkat tripartit adalah telah dilakukannya
penyelesaian secara bipartit dengan bukti-bukti sesuai dengan ketentuan yang
diatur di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial;
Ÿ Syarat untuk menggugat perselisihan ke tingkat pengadilan adalah telah
dilakukannya proses tripartit dengan bukti-bukti sesuai dengan ketentuan yang
diatur di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial;

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 02


5 Siapa saja subjek di dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial?
Subjek dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial adalah pengusaha
atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat
buruh.

6 Hal apa saja yang bisa diperselisihkan di dalam Perselisihan Hubungan


Industrial?
Hal yang dapat diperselisihkan di dalam penyelesaian perselisihan hubungan
industrial adalah perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh di
dalam satu perusahaan.

7 Apa yang dimaksud dengan perselisihan hak?


Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak
akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.

8 Kapan perselisihan hak dapat terjadi?


Perselisihan hak terjadi saat tidak dipenuhinya hak yang disebabkan oleh dua factor,
yaitu perbedaan pelaksanaan hak dan perbedaan penafsiran terhadap ketentuan
perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian
kerja bersama. Maksud dari perbedaan pelaksanaan hak adalah perbedaan yang
terjadi antara penunaian hak dengan hak yang sudah diatur di dalam peraturan
perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian
kerja bersama. Sedangkan yang dimaksud perbedaan penafsiran adalah
perbedaan dalam mengartikan, mendefinisikan, memaknai, menafsirkan,
mendeskripsikan hak yang telah tercantum di dalam peraturan perundang-
undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
Selain dua faktor tersebut, perselisihan hak juga dapat terjadi pada saat
pembatalan perjanjian kerja bersama antara serikat pekerja/serikat buruh dengan
pengusaha.

9 Apa yang dimaksud dengan perselisihan kepentingan?


Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul di dalam hubungan kerja
karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan/atau

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 03


perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

10 Kapan perselisihan kepentingan dapat terjadi?


Perselisihan kepentingan dapat terjadi pada saat perundingan atau negosiasi
sewaktu membuat atau memperbarui syarat kerja di dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

11 Apa yang dimaksud dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja?


Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul karena
tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang
dilakukan oleh salah satu pihak.

12 Kapan perselisihan pemutusan hubungan kerja dapat terjadi?


Perselisihan pemutusan hubungan kerja dapat terjadi saat adanya penolakan
pemutusan kerja baik oleh pekerja/buruh maupun pengusaha.

13 Hal apa saja yang dapat diperselisihkan di dalam perselisihan pemutusan


hubungan kerja
Hal-hal yang dapat diperselisihkan di dalam perselisihan pemutusan hubungan
kerja antara lain terkait tata cara pemutusan hubungan kerja, alasan pemutusan
hubungan kerja dan/atau perhitungan besaran hak akibat pemutusan hubungan
kerja serta pembayarannya.

14 Apa yang dimaksud dengan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh


dalam satu perusahaan?
Perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh adalah perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh dengan serikat pekerja/serikat buruh lain hanya dalam satu
perusahaan karena tidak adanya kesesuaian paham mengenai keanggotaan,
pelaksanaan hak, dan kewajiban keserikat pekerjaan.

15 Kapan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan


dapat terjadi?
Perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh seringnya terjadi pada saat
melakukan verifikasi keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh baik untuk
keperluan administrasi keserikatpekerjaan atau untuk menghitung tim perunding
pada saat perundingan pembuatan/pembaruan perjanjian kerja bersama.

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 04


16 Apakah perselisihan serikat pekerja/serikat buruh yang terjadi di dalam
internal serikat pekerja/serikat buruh dapat diselesaikan melalui mekanisme
penyelesaian perselisihan hubungan industrial?
Perselisihan internal organisasi serikat pekerja/serikat buruh tidak dapat
diselesaikan melalui mekanisme Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, melainkan diselesaikan dengan
cara-cara yang diatur di dalam AD/ART serikat pekerja/serikat buruh tersebut.

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 05


Bab 2
Perundingan
Bipartit

Dasar Hukum:
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.31/MEN/XII/2008 tentang Pedoman
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Perundingan Bipartit

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 06


Perundingan Bab 2
Bipartit
1 Apa yang dimaksud dengan perundingan bipartit?
Perundingan bipartit adalah perundingan antara pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial.

21 Prinsip apa yang digunakan di dalam perundingan bipartit?


Perundingan bipartite dilaksanakan dengan prinsip musyawarah mufakat atau win
win solution.

3 Apakah wajib melakukan bipartit?


Penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan penyelesaiannya
terlebih dahulu melalui perundingan bipartit secara musyawarah untuk mencapai
mufakat.

4 Berapa lama perundingan bipartit dilaksanakan?


Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial mengatur lamanya perundingan bipartit selama 30 hari. Namun pada
praktiknya, perundingan bipartit dapat berlangsung selama berbulan-bulan sesuai
kesepakatan para pihak.

5 Dokumen apa yang harus dibuat pada saat perundingan bipartit?


Pada saat perundingan bipartit berlangsung, dokumen yang harus dibuat adalah
risalah dan daftar hadir para pihak. Risalah berfungsi sebagai media catat hasil-
hasil perundingan bipartit, sedangkan daftar hadir berfungsi sebagai bukti
kehadiran para pihak saat melakukan perundingan.

6 Apa saja isi dari Risalah perundingan bipartit?


Adapun isi dari risalah perundingan bipartit sekurang-kurangnya memuat:
a. Nama lengkap dan alamat para pihak;
b. Tanggal dan tempat perundingan;
c. Pokok masalah atau alasan perselisihan;
d. Pendapat para pihak;
e. Kesimpulan atau hasil perundingan

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 07


f. Tanggal serta tanda tangan para pihak.

7 Apa yang harus dilakukan jika terjadi kesepakatan di dalam perundingan


bipartit?
Dalam hal terjadi kesepakatan maka para pihak menuangkan kesepakatannya
tersebut di dalam perjanjian bersama.

8 Apa yang harus dilakukan setelah membuat perjanjian bersama saat


perundingan bipartit?
Setelah perjanjian bersama dibuat, maka para pihak atau salah satu pihak
mendaftarkan perjanjian bersama tersebut ke Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri di wilayah perjanjian bersama itu dibuat untuk
mendapatkan akta pendaftaran.

9 Bagaimana jika salah satu pihak mengingkari perjanjian bersama di dalam


perundingan bipartit?
Dalam hal salah satu pihak ingkar dengan tidak melaksanakan isi perjanjian
bersama, maka pihak yang dirugikan dapat memohonkan perintah eksekusi ke
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah perjanjian
bersama tersebut didaftarkan untuk mendapatkan penetapan eksekusi.

10 Bagaimana jika pemohon eksekusi berada di luar Pengadilan Hubungan


Industrial tempat perjanjian bersama didaftarkan?
Jika pemohon berada di luar wilayah Pengadilan Hubungan Industrial tempat
perjanjian bersama didaftarkan, maka pemohon eksekusi dapat memohonkan
perintah eksekusinya pada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri pada wilayah domisili pemohon untuk selanjutnya diteruskan kepada
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang berkompeten untuk
mengeluarkan penetapan eksekusi.

11 Kapan perundingan bipartit dikatakan gagal?


Perundingan bipartit dikatakan gagal jika dinyatakan oleh para pihak di dalam
risalah perundingan bipartit, atau pihak yang dimohonkan perundingan bipartit
tidak menanggapi permohonan perundingan bipartit dalam jangka waktu 30 hari
atau salah satu pihak menolak perundingan bipartit setelah menerima permohonan
perundingan bipartit.

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 08


12 Apa yang harus dilakukan jika perundingan bipartit gagal?
Dalam hal perundingan bipartit gagal, maka para pihak atau salah satu pihak
mencatatkan perselisihannya ke Dinas Tenaga Kerja setempat dengan
melampirkan bukti bahwa upaya perundingan bipartit telah dilakukan.

13 Bukti apa saja yang dilampirkan saat mencatatkan perselisihan ke Dinas


Tenaga Kerja?
Dokumen yang dilampirkan untuk dijadikan bukti pada saat mencatatkan
perselisihan ke Dinas Tenaga Kerja adalah risalah perundingan bipartit serta daftar
hadir para pihak saat perundingan bipartit.

14 Bukti apa yang dapat dilampirkan jika tidak pernah terjadi perundingan karena
salah satu pihak tidak menanggapi atau menolak permohonan perundingan
bipartit?
Jika perundingan bipartit tidak pernah terjadi karena salah satu pihak tidak
menanggapi atau menolak permohonan perundingan bipartit, maka dokumen
yang dilampirkan untuk menjadi bukti pada saat pencatatan perselisihan ke Dinas
Tenaga Kerja adalah surat permohonan perundingan bipartit.

15 Dinas Tenaga Kerja mana yang berwenang menerima pencatatan perselisihan


hubungan industrial?
Dinas Tenaga Kerja yang berwenang menerima pencatatan perselisihan hubungan
industrial adalah Dinas Tenaga Kerja yang berwilayah pada kota/kabupaten
tempat para pekerja melakukan pekerjaan.

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 09


Bab 3

Mediasi

Dasar Hukum:
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 17 Tahun 2014 tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian
Mediator Hubungan Industrial Serta Tata Kerja Mediasi

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 10


Mediasi Bab 3

1 Apa yang dimaksud dengan Mediasi Hubungan Industrial?


Mediasi hubungan industrial yang selanjutnya disebut dengan mediasi adalah
penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan
hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu
perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih Mediator
yang netral.

2 Siapa saja pihak yang berada pada proses mediasi?


Di dalam proses mediator terdapat pihak pengusaha atau gabungan pengusaha
dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh yang ditengahi oleh
seorang atau lebih Mediator yang netral.

3 Siapa itu Mediator?


Mediator adalah pegawai instansi pemerintah yang bertanggung jawab pada
bidang ketenagakerjaan yang telah memenuhi syarat-syarat menjadi mediator
yang ditetapkan oleh menteri untuk bertugas melakukan mediasi dan mempunyai
kewajiban untuk memberikan anjuran tertulis kepada para pihak yang berselisih
untuk menyelesaikan perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh di
dalam satu perusahaan.

4 Apa langkah-langkah Mediator dalam melaksanakan mediasi?


Langkah-langkah Mediator dalam melaksanakan mediasi adalah sebagai berikut:
Ÿ Melakukan penelitian terkait duduk perkara perselisihan hubungan industrial;

Ÿ Menyiapkan panggilan secara tertulis kepada para pihak;

Ÿ Melaksanakan sidang mediasi dengan prinsip musyawarah mufakat;

Ÿ Mengeluarkan anjuran tertulis kepada para pihak;

Ÿ Membantu dalam membuatkan perjanjian bersama dalam hal terjadi


kesepakatan;
Ÿ Memberitahu kepada para pihak untuk mendaftarkan perjanjian bersama ke
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri tempat perjanjian
bersama ditandatangani;

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 11


Ÿ Membuat risalah klarifikasi dan risalah penyelesaian perselisihan hubungan
industrial;
Ÿ Membuat laporan penyelesaian perselisihan hubungan industrial kepada
Direktur Jendral atau Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota
yang bersangkutan.

5 Apa itu sidang klarifikasi mediasi?


Sidang klarifikasi mediasi merupakan sidang yang dilaksanakan untuk
mendapatkan keterangan dan/atau melengkapi data perselisihan dari para pihak
yang hasilnya dituangkan dalam risalah klarifikasi.

6 Apa yang terjadi jika pihak pemohon yang mencatatkan perselisihan tidak
hadir di dalam sidang Mediasi?
Dalam hal Mediator telah memanggil para pihak sebanyak 3 kali secara patut dan
pihak pemohon yang mencatatkan perselisihan tidak hadir, maka pencatatan
perselisihan dihapus dari buku registrasi perselisihan.

7 Apa yang terjadi jika pihak termohon tidak hadir di dalam sidang Mediasi?
Dalam hal Mediator telah memanggil para pihak sebanyak 3 kali secara patut dan
pihak termohon tidak hadir, maka Mediator dapat mengeluarkan anjuran dengan
data yang ada tanpa mempertimbangkan keterangan termohon.

8 Berapa lama waktu penyelesaian perselisihan melalui mediasi?


Undang-undang mengatur penyelesaian perselisihan dengan mediasi selama 30
hari dan tidak terhitung dengan sidang klarifikasi. Namun pada praktiknya sidang
mediasi dapat dilakukan lebih lama dari 30 hari.

9 Apakah penyelesaian perselisihan melalui mediasi harus mengeluarkan biaya?


Penyelesaian perselisihan melalui mediasi tidak dikenakan biaya apapun.

10 Apa yang terjadi jika muncul kesepakatan di dalam mediasi?


Dalam hal terjadi kesepakatan saat mediasi, maka mediator akan membantu para
pihak untuk membuat perjanjian bersama dan memberitahukan para pihak untuk
mendaftarkan perjanjian bersama tersebut ke Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri tempat perjanjian bersama itu ditandatangani.

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 12


11 Apa yang terjadi jika tidak terjadi kesepakatan di dalam mediasi?
Jika tidak terjadi kesepakatan setelah dilaksanakannya mediasi, maka Mediator
mengeluarkan anjuran tertulis kepada para pihak.

12 Apa saja muatan isi anjuran mediator?


Anjuran tertulis mediator memuat:
a. Keterangan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh;
b. Keterangan pengusaha;
c. Keterangan saksi atau ahli jika ada;
d. Pendapat dan pertimbangan hokum;
e. Isi anjuran.

13 Apakah anjuran Mediator wajib dilaksanakan?


Sifat anjuran tidak mengikat para pihak sehingga para pihak dapat memilih
menerima atau menolak anjuran dengan surat jawaban anjuran.

14 Berapa lama jangka waktu untuk memberikan jawaban atas anjuran Mediator?
Jangka waktu memberikan jawaban atas anjuran adalah 10 hari kerja terhitung
setelah menerima anjuran.

15 Apa yang terjadi jika salah satu pihak atau kedua belah pihak tidak menjawab
anjuran mediator?
Dalam hal salah satu pihak atau kedua pihak tidak menjawab anjuran, maka hal
tersebut dikategorikan sebagai menolak anjuran.

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 13


Bab 4
Pengadilan
Hubungan Industrial

HAKIM PHI

Dasar Hukum:
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kehakiman
Surat Edaran MA No. 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Ad-Hoc Pengadilan
Hubungan Industrial dan Hakim Ad-Hoc pada Mahkamah Agung

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 14


Pengadilan Bab 4
Hubungan Industrial
1 Apa itu pengadilan hubungan industrial?
Pengadilan hubungan industrial adalah pengadilan khusus yang dibentuk di
lingkungan pengadilan negeri yang berwenang memeriksa, mengdili, dan memberi
putusan terhadap perselisihan hubungan industrial.

2 Kepada pengadilan hubungan industrial mana gugatan dapat diajukan?


Gugatan dapat diajukan kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh bekerja.

3 Apakah ada batasan waktu untuk menggugat perselisihan PHK?


Tidak ada batasan waktu untuk gugatan perselisihan PHK, sehingga para pihak di
dalam hubungan industrial dapat menggugat perselisihan PHK meskipun
pelaksanaan PHK telah berlalu bertahun-tahun. Ketentuan daluwarsa gugatan
perselisihan PHK telah dianulir oleh Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-
XIII/2015.

4 Apa syarat mengajukan gugatan perselisihan hubungan industrial ke


Pengadilan Hubungan Industrial?
Syarat untuk menggugat perselisihan ke pengadilan hubungan industrial adalah
telah dilaksanakannya perundingan bipartit dan penyelesaian pada mediasi atau
konsiliasi yang dibuktikan dengan risalah mediasi atau konsiliasi dan anjuran.

5 Bagaimana jika terdapat kekurangan pada gugatan?


Dalam hal terdapat kekurangan dokumen gugatan, maka hakim akan meminta
penggugat menyempurnakan gugatannya.

6 Apa yang harus dilakukan jika penggugat lebih dari satu?


Jika penggugat lebih dari satu dengan jenis dan kompetensi relatif PHI yang sama,
maka gugatan dapat diajukan secara kolektif dengan memberikan surat kuasa
khusus.

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 15


7 Apakah gugatan dapat dicabut?
Dalam hal penggugat memiliki itikad untuk mencabut gugatan sebelum adanya
jawaban tergugat, maka gugatan dapat dicabut oleh penggugat.

8 Bagaimana cara mencabut gugatan jika tergugat telah memberikan jawaban


gugatan?
Jika tergugat telah menjawab gugatan penggugat, maka pencabutan gugatan
harus dengan persetujuan tergugat.

9 Apa yang terjadi jika terdapat perselisihan hak dan/atau kepentingan yang
disertai dengan perselisihan PHK di dalam pengadilan hubungan industrial?
Gugatan dapat diajukan kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh bekerja.

10 Apakah hasil penyelesaian secara arbitrase dapat diajukan gugatan ke PHI?


Tidak bisa. Karena hasil dari penyelesaian secara arbitrase adalah putusan yang
bersifat final dan mengikat bagi para pihak dan dapat dikatakan setara dengan
putusan pengadilan dan penyelesaian secara arbitrase juga merupakan
penyelesaian perselisihan tripartit dengan metode ajudikasi, yaitu metode
pemeriksaan yang sama seperti pemeriksaan di pengadilan.

11 Apakah beracara di Pengadilan Hubungan Industrial harus dikuasakan kepada


tenaga advokat/pengacara?
Pemberian kuasa untuk beracara tidak hanya dapat diberikan kepada tenaga
advokat/pengacara saja, tetapi juga dapat diberikan kepada serikat pekerja jika
penggugat atau tergugat merupakan anggota serikat pekerja atau
pengusaha/organisasi pengusaha/ staf internal perusahaan.

12 Bagaimana formasi hakim pada pengadilan hubungan industrial?


Formasi Majelis Hakim dalam pengadilan hubungan industrial adalah 1 orang hakim
sebagai ketua majelis hakim dan 2 hakim ad hoc yang pengangkatannya diusulkan
oleh serikat pekerja dan organisasi pengusaha.

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 16


13 Apa yang terjadi bila salah satu atau para pihak tidak menghadiri persidangan?
Dalam hal salah satu atau para pihak berhalangan atau tidak dapat menghadiri
persidangan maka ketua majelis hakim dapat melakukan penundaan sidang
dengan waktu penundaan selambat-lambatnya 7 hari kerja terhitung sejak tanggal
penundaan.

14 Berapa kali kesempatan penundaan yang dapat diberikan oleh Majelis Hakim
kepada pihak yang tidak dapat hadir ke persidangan?
Penundaan dapat diberikan oleh Ketua Majelis Hakim sebanyak-banyaknya 2 kali
penundaan. Namun dalam praktiknya penundaan ini disesuaikan pada kebijakan
Ketua Majelis Hakim.

15 Apa yang terjadi jika penggugat tidak hadir ke pengadilan setelah diberikan
kesempatan penundaan sebanyak 2 kali?
Jika penggugat tidak hadir ke persidangan meski telah diberikan kesempatan
penundaan sebanyak 2 kali dengan surat panggilan yang diberikan secara sah dan
patut maka gugatannya dapat dianggap gugur.

16 Jika gugatan sudah gugur, apakah boleh menggugat lagi?


Dalam hal gugatan telah dianggap gugur maka penggugat dapat mengajukan
gugatannya sekali lagi ke Pengadilan Hubungan Industrial.

17 Apa yang terjadi jika tergugat tidak hadir ke pengadilan setelah diberikan
kesempatan penundaan sebanyak 2 kali?
Jika tergugat tidak hadir ke persidangan meski telah diberikan kesempatan
penundaan sebanyak 2 kali dengan surat panggilan yang diberikan secara sah dan
patut maka Majelis Hakim dapat memeriksa dan memutus perselisihan tanpa
dihadiri tergugat.

18 Bagaimana alur persidangan di Pengadilan Hubungan Industrial?


Alur persidangan pada Pengadilan Hubungan Industrial meliputi:
Ÿ Pemeriksaan legal standing para pihak;

Ÿ Pembacaan gugatan;

Ÿ Pembacaan jawaban gugatan;

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 17


Ÿ Replik;

Ÿ Duplik;

Ÿ Pembuktian surat;

Ÿ Pembuktian saksi;

Ÿ Kesimpulan;

Ÿ Pembacaan putusan.

19 Apa yang dilakukan jika salah satu atau para pihak merasa hasil putusan
Pengadilan Hubungan Industrial tidak memuaskan?
Jika salah satu atau para pihak merasa tidak puas atas putusan Pengadilan
Hubungan Industrial karena merasa terjadi kecurangan atau merasa hakim tidak
menerapkan norma-norma hukum, maka salah satu atau para pihak dapat
mengajukan kasasi.

20 Apa yang dimaksud dengan kasasi?


Kasasi merupakan upaya hukum tingkat akhir yang ditempu salah satu atau para
pihak untuk memohonkan pemeriksaan kembali atau perbaikan terhadap putusan
pengadilan di bawahnya.

21 Kemana pengajuan kasasi diajukan?


Gugatan kasasi diajukan kepada Mahkamah Agung.

22 Apakah semua jenis perselisihan dapat dikasasi?


Tidak. Perselisihan yang dapat dikasasi hanyalah perselisihan hak dan perselisihan
PHK. Sedangkan untuk perselisihan kepentingan dan antar serikat pekerja di dalam
satu perusahaan final di Pengadilan hubungan industrial.

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 18


Bab 5

Best Practice

Dasar Hukum:
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kehakiman
Surat Edaran MA No. 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Ad-Hoc Pengadilan
Hubungan Industrial dan Hakim Ad-Hoc pada Mahkamah Agung

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 19


Best Practice Bab 5

1 Jika terdapat 2 (dua) jenis perselisihan, bagaimana agar keduanya bisa


diselesaikan pada satu waktu?
Apabila hal terdapat 2 (dua) jenis perselisihan yang berbeda, khusus perselisihan
hak/kepentingan dan PHK, dalam gugatannya para pihak harus menjelaskan
secara runut masing-masing kronologis perselisihan, posita (dalil), dan petitum
(permintaan) penggugat. Baru kemudian hakim dapat menyelesaikan terlebih
dahulu perselisihan hak dan/atau kepentingan, setelahnya baru perselisihan PHK.
Sedangkan untuk perselisihan antara SP/SB, perselisihan tersebut tidak bisa
diajukan bersamaan dengan jenis perselisihan manapun.

Hemat kami, ada baiknya gugatan diregistrasi secara terpisah agar tidak timbul
kebingungan dari Majelis Hakim. Sebuah gugatan harus jelas objek perselisihan dan
jenis perselisihan yang diajukannya sebelum didaftarkan pada Pengadilan
Hubungan Industrial. Argumen yang tidak dapat dipahami berpotensi membuat
gugatan menjadi obscuur libel atau tidak jelas dan dapat tidak diterima (niet
ontvankelijke verklaard atau NO). Sehingga, akan jauh lebih baik jika gugatan
diajukan secara masing-masing.

2 Apa perbedaan perselisihan hak dan perselisihan kepentingan, padahal kedua


jenis perselisihan sama-sama membahas tentang penafsiran terhadap
peraturan perundang-undangan?
Perselisihan hak membahas tentang perbedaan pelaksanaan atau penafsiran
terhadap ketentuan perundang-undangan, PK, PP, atau PKB. Sedangkan,
perselisihan kepentingan berfokus pada perbedaan pendapat yang ada karena
ketidaksesuaian pendapat mengenai pembuatan dan/atau perubahan syarat-
syarat kerja yang ditetapkan di dalam PK, PP, atau PKB.

Perlu digarisbawahi bahwa perselisihan hak terjadi ketika dilaksanakannya atau


ditafsirkannya ketentuan dalam undang-undang atau peraturan otonom
perusahaan. Artinya, suatu ketidaksepakatan bisa disebut sebagai perselisihan hak
jika dalam pelaksanaan atau dalam penafsirannya terdapat perbedaan
pemahaman/argumen dari masing-masing pihak. Sebagai contoh, perusahaan

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 20


menganggap bahwa bonus tidak wajib dibayarkan setiap tahun. Namun, karena
perusahaan sudah terbiasa memberikan bonus setiap tahunnya, pekerja hal
tersebut sudah menjadi bagian dari hukum kebiasaan. Berbeda dengan
perselisihan kepentingan yang timbul ketika ketidaksepatan dalam proses
pembuatan atau perubahan substansi dalam PK, PP, dan PKB. Contohnya,
perbedaan pendapat saat berunding PKB, atau dirubahnya ketentuan cuti dalam PP.
Hal tersebut bisa menimbulkan perselisihan kepentingan.

3 Bagaimana keabsahan bukti perundingan bipartit apabila perundingannya


dilakukan secara daring?
Selama para pihak dapat membuktikan kehadiran perundingan, adanya risalah
bipartit, dan bukti lain seperti foto, undangan, balasan terkait perundingan bipartit,
maka perundingan bipartit dianggap sah.

4 Bagaimana kelanjutan perundingan bipartit jika perundingan bipartit sudah 2


(dua) kali dilaksanakan namun belum dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari?
Para pihak perlu menunggu perundingan selama 30 (tiga puluh) hari dan
menentukan jumlah perundingan yang akan dilakukan dalam kurun waktu tersebut.
Kecuali, jika salah satu pihak tidak membalas atau menghadiri undangan
perundingan sebanyak 2 (dua) kali, maka perundingan bipartit dapat dilanjutkan ke
dinas tenaga kerja setempat.

5 Bagaimana jika para pihak/salah satu pihak mencatatkan perselisihan HI ke


Disnaker tanpa melalui perundingan bipartit oleh karena masalah sudah ada
berlarut-larut sebelum adanya upaya penyelesaian secara resmi oleh kedua
belah pihak?
Pada hakikatnya, penetapan 30 (tiga puluh) hari perundingan bipartit atau 2 (dua)
kali panggilan merupakan cara pemerintah memberikan ruang untuk para pihak
menyelesaikan masalah tanpa harus perundingan tripartit dengan
mediator/konsiliator/arbiter atau bahkan hingga ke pengadilan. Hal ini
dimaksimalkan melaui ketentuan tersebut. Namun pada kebanyakan praktiknya,
masalah yang sudah ada sebelum dilakukannya perundingan bipartit langsung
dilanjutkan ke mediasi sebelum adanya perundingan bipartit. Tindakan tersebut
dapat menyebabkan penyelesaian perselisihan menjadi cacat formiil. Jika
penyelesaian perselisihan dilanjutkan di Pengadilan Hubungan Industrial, maka

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 21


gugatan bisa gugur karena syarat-syaratnya melanjutkan penyelesaian
perselisihan di PHI tidak dipenuhi sedari awal.

6 Bagaimana mendaftarkan surat kuasa pada Pengadilan Hubungan Industrial?


Kuasa hukum dapat mendaftarkan surat kuasa melalui pelayanan satu pintu di
pengadilan dengan menyiapkan surat kuasa asli dan 4 (empat) rangkap surat
kuasa fotokopi. Di beberapa pengadilan, biasanya dimintakan juga kartu tanda
karyawan/kartu advokat. Setelah itu, kuasa hukum membayarkan biaya
pendaftaran surat kuasa sebesar Rp 10.000 melalui bank yang ditentukan. Surat
kuasa yang telah didaftarkan memiliki stempel dan tanda tangan pihak pengadilan
yang berwenang.

7 Apakah kuasa dapat disubstitusikan jika kuasa sebelumnya tidak bisa


melakukan tugas mewakili seperti sedia kala?
Bagi pengusaha yang menguasakan kuasanya pada pengacara lalu pengacara
yang bersangkutan berhalangan melanjutkan sidang, substitusi kuasa dapat
diberikan pada pengacara sebelumnya ke pengacara lain. Biasanya, pengacara
yang mendapat substitusi kuasa berada di firma hukum yang sama. Namun tidak
menutup kemungkinan jika pengacara yang mewakilkan berdiri sendiri tanpa firma
hukum, sehingga substitusi kuasanya juga diberikan secara mandiri.

Adapun bagi karyawan/HRD/pengurus SP/SB yang menjadi kuasa dalam


pengadilan, maka substitusi kuasa tidak dapat dilakukan. Kuasa baru harus
didaftarkan lagi ke pengadilan jika hendak mengganti kuasa.

8 Bagaimana jika salah satu pihak tidak memberikan dokumen yang seharusnya
diberikan saat sidang?
Majelis Hakim akan memberikan kesempatan untuk melengkapi dokumen
sebanyak 2 (dua) kali sidang. Apabila setelah 2 (dua) kali sidang dokumen juga
9 tidak diberikan, maka hakim akan memeriksa perkara tanpa menunggu dan
mempertimbangkan dokumen dari pihak yang tidak hadir tersebut.

9 Apa yang membedakan pembuktian surat dan pembuktian saksi?


Pembuktian surat dilakukan dengan memperlihatkan surat-surat asli dan fotokopi
yang mendukung dalil-dalil gugatan dalam pengadilan. Saat pembuktian

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 22


surat, masing-masing Penggugat dan Tergugat wajib memegang surat
asli/fotokopi/pirnt out dan menyerahkan salinan dari surat-surat tersebut. Kode
surat dinamai sesuai dengan posisi para pihak dalam pengadilan, dengan kode P
untuk Penggugat dan T untuk Tergugat. Surat kemudian diberi nomor dalam
pendokumentasiannya.

Adapun terkait pembuktian saksi, masing-masing pihak dapat mengajukan atau


tidak mengajukan saksi dalam pengadilan. Saksi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu saksi
ahli yang merupakan pihak yang diajukan salah satu atau masing-masing
Penggugat dan Tergugat, yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis
perselisihan yang sedang diperkarakan, dan saksi kejadian yang juga dapat
diajukan oleh kedua belah pihak/salah satu pihak sebagai pihak yang mengetahui
perkara yang sedang diadili. Pembuktian saksi bersifat tidak wajib.

10 Apa saja dokumen dalam kasasi?


Dalam melakukan proses kasasi, pihak yang mengajukan kasasi (yang disebut
Pemohon Kasasi) menyerahkan dokumen berupa Memori Kasasi ke pengadilan
hubungan industrial pada pengadilan negeri kabupaten/kota tempat perselisihan
berlangung. Adapun untuk Termohon Kasasi, dokumen yang diberikan adalah
Kontra Memori Kasasi dan diberikan juga ke pengadilan hubungan industrial pada
pengadilan negeri kabupaten/kota tempat perselisihan berlangung.

Adapun bagi karyawan/HRD/pengurus SP/SB yang menjadi kuasa dalam


pengadilan, maka substitusi kuasa tidak dapat dilakukan. Kuasa baru harus
didaftarkan lagi ke pengadilan jika hendak mengganti kuasa.

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 23


Tentang Penulis
Masykur Isnan, S.H.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yang saat ini
berprofesi sebagai Advokat Spesialis Hukum Ketenagakerjaan/Hubungan
Industrial, Industrial Relation Expert di berbagai industri (Otomotif, Farmasi,
Perbankan, dll), Dosen Tamu di berbagai Universitas/Politeknik, Penulis/kolomis,
Pembicara dan Trainer di berbagai Workshop/Training,Founder IR Talk.

Faisal Rizza, S.H., M.H.


Merupakan alumnus S-1 & S-2 dari Fakultas Hukum Universitas Trisakti, mengawali
kariernya di Kementerian Ketenagakerjaan RI sebagai Mediator Hubungan
Industrial kemudian menjadi Kepala Seksi Penanganan Mogok Kerja & Penutupan
Perusahaan, dan saat ini aktif sebagai Dosen pada Politeknik Ketenagakerjaan RI,
Penulis buku & jurnal, serta menjadi Pembicara & Trainer pada berbagai seminar,
workshop atau training tentang hubungan industrial.

Ria Ashrifarrija
Merupakan mahasiswa D-IV Politeknik Ketenagakerjaan jurusan Relasi Industri,
Pemimpin Redaksi Pers Mahasiswa Arbeid 2021 dan Kepala Departemen Advokasi
dan Kesejahteraan Mahasiswa HMRI 2020. Beberapa fokus pembahasannya
dalam hubungan industrial yakni terkait hubungan kerja, alih daya, kesejahteraan
pekerja, dan diskriminasi. Aktif menulis di website resmi IR Talk.

Muhamad Hafisz Kausari


Merupakan mahasiswa D-IV Politeknik Ketenagakerjaan jurusan Relasi Industri,
Ketua Himpunan Mahasiswa Relasi Industri (HMRI) Periode 2020. Aktif membuat
konten informatif dan edukatif terkait ketenagakerjaan khususnya hubungan
industrial melalui akun media sosial & website resmi IR Talk.

Sultan Pashya Aprilian


Merupakan Mahasiswa D-IV Politeknik Ketenagakerjaan Jurusan Relasi Industri,
Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Relasi Industri, Sekretaris di PSM Politeknik
Ketenagakerjaan, Purna Ketua Umum KPU Mahasiswa Politeknik Ketenagakerjaa,
dan Purna Staf Majalah di Pers Mahasiswa Arbeid. Aktif sebagai content writer
dengan fokus bahasan hubungan industrial utamanya terkait PHK, Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Kerja, PP/PKB dan aktif menulis artikel di Website IR Talk.

Tanya Jawab Seputar Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Vo. 1 24


Dalam penyusunan E-book “Tanya Jawab Seputar Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial”, Tim Penulis turut dibantu oleh
beberapa lembaga/instansi yang bergerak di bidang
ketenagakerjaan khususnya hubungan industrial dalam
mengumpulkan informasi terkait pertanyaan yang sering
ditanyakan baik oleh pekerja/buruh, pengusaha maupun intansi
pemerintah yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan. Selain itu, E-book ini juga disponsori oleh
beberapa lembaga/organisasi diantaranya:

Lawyer lawyerphk

PHK lawyerphk.com

Pengacara pengacaraketenagakerjaan

Ketenagakerjaan pengacaraketenagakerjaan.com

Audit auditketenagakerjaan

Ketenagakerjaan auditketenagakerjaan.com

Serikat Pekerja spir_official

Industri Raya spir.or.id

Untuk informasi dan materi lain terkait hubungan industrial bisa


anda temukan pada akun media sosial IR Talk (@irtalk_official)
dan situs resmi IR Talk (http://irtalk.space).

Anda mungkin juga menyukai