Anda di halaman 1dari 10

ETIKA PROFESI HUKUM

PERMASALAHAN PENEGAKAN KODE ETIK PROFESI


ADVOKAT

Disusun oleh :
Tri Handoyo : 8111414249
No. Urut : 29
Rombel :5

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................ i


Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I . PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................. 2
BAB II . PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1 Implementasi Kode Etik Profesi Advokat .......................................... 4
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Kode Etik Advokat ............................... 4
2.3 Penegakan Kode Etik Advokat .......................................................... 4
2.4 Opini Penulis ...................................................................................... 5
BAB III. PENUTUP ...................................................................................... 6
3.1 Simpulan ............................................................................................ 6
3.2 Saran ................................................................................................... 6
Daftar Pustaka ................................................................................................ 7
Lampiran ........................................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


seorang advokat telah disumpah menurut kepercayaan atau agamanya
masing-masing untuk bersungguh-sungguh menjalankan profesinya bukan hanya
sekedar mencari keuntungan secara materil, tetapi juga harus menjalankan
tanggung jawabnya sesuai dengan kode etik maupun peraturan perundang-
undangan yang lainnya. Bukan hanya itu profesi advokat juga memiliki julukan
yaitu officium nobile yaitu profesi yang terhormat. Berkaitan dengan hal tersebut,
seorang advokat harus memiliki integritas yang beretika serta moral yang tinggi
karena mengemban tanggung jawab sebagai penegak hukum dan keadilan.
Dari kode etik dapat dilihat apa yang seharusnya advokat lakukan dan apa
yang seharusnya tidak dilakukan oleh advokat Namun akhir akhir ini sering
dijumpai banyaknya advokat yang melanggar hukum dan tentunya juga tidak sesuai
dengan kode etik advokat yang telah ada. Hal ini jelas menjadi sebuah masalah
pasalnya setiap Advokat wajib tunduk dan mematuhi kode etik profesi Advokat
(UndangUndang Advokat No. 18 Tahun 2013 pasal 26 ayat 2). Kode etik Advokat
Indonesia adalah hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan
melindungi, tetapi juga membebankan kewajiban kepada setiap Advokat untuk
jujur dan bertanggungjawab dalam menjalankan profesinya baik kepada Klien,
pengadilan, Negara atau masyarakat dan terutama kepada dirinya sendiri.
Sedangkan tanggung jawab kepada Tuhan tercermin di dalam sumpah Advokat.1
Namun pada dasarnya advokat merupakan manusia biasa yang juga bisa
melanggar kode etik olehkarenanya diperlukan sebuah tindakan untuk menegakan
kode etik tersebut yang melalui beberapa mekanisme sampai akhirnya penjatuhan
sanksi terhadap advokat yang melanggar kode etik. Penegakan kode etik ini
bukanlah tanpa masalah pasalanya ada beberapa hal yang menjadikan penegakan
kode etik tersebut terganjal. Untuk itu dalam penulisan makalah ini saya megambil
tema Permasalahan Penegakan Kode Etik Profesi Advokat

1
Sunarjo, Jurnal etika profesi advokat dalam perpektif profesionalisme penegakn hukum Jurnal
Cakrawala Hukum, Vol.18, No.2 Desember 2013. hal 185

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disusun rumusan masalah


sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi kode etik profesi advokat?


2. Apa kelebihan dan kekurangan dari kode etik profesi advokat?
3. Bagaimana penegakanya jika ada advokat yang melanggar kode etik?
4. Bagaimana opini penulis terkait penegekan kode etik profesi advokat ?
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui implementasi kode etik profesi advokat.


2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kode etik profesi advokat.
3. Untuk mengetahui penegakan jika ada advokat yang melanggar kode etik.
4. Untuk mengetahui penulis terkait penegekan kode etik profesi advokat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Implementasi kode etik profesi advokat


Berbicara mengenai implementasi kode etik advokat menurut narasumber
yaitu M. Reza Kurniawan, S.H. dan theresia detty, S.H., M.H. haruslah melihat
seberapa banyak pelanggaran advokat dalam menjalankan tugasnya yang terjadi
dalam jangka waktu tertentu. Menurut data yang narasumber berikan bahwa di DPC
Peradi semarang sendiri dari tahun ke tahun jumlah pelanggaran kode etik semakin
turun. Hal ini menandakan implementasi kode etik profesi advokat telah berjalan
dengan baik meskipun ada beberapa advokat yang masih melakukan pelanggaran
diantaranya yaitu pelanggaran :

Menyeleksi perkara, yaitu dalam menangani suatu kasus advokat hanya mau
menangani perkara yang dianggapnya memberi keuntungan lebih secara
materi.
Menjanjikan kemenangan, beberapa advokat menjanjikan kemenangan
dalam menangani perkara sebagai nilai tawar untuk fee yang lebih tinggi.

Selain pelanggaran diatas. advokat juga telah menjalankan apa yang


seharusnya dilakukan oleh seorang advokat salah satunya ialah yang sebtukan
dalam Pasal 22 Ayat (1) undang-undang Advokkat yang menyatakan: advokat
wajib memberikan bantuan hukum cuma-cuma kepada pencari keadilan yang tidak
mampu. Serta Advokat dalam mengurus perkara cuma-cuma harus memberikan
perhatian yang sama seperti terhadap perkara untuk mana ia menerima uang jasa.
Yang disebutkan dalam pasal 4 huruf f kode etik profesi advokat. Hal itu telah di
benarkan narasumber bahwa di DPC peradi Semarang tidak ada advokat yang
menolak apabila dimintai bantuan hukum Cuma-Cuma dan dalam memberikan
bantuan hukum juga tidak membedakan dengab klien yang membayar jasa
hukumnya.

3
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Kode Etik Advokat
Dari hasil observasi saya Di DPC PERADI Semarang terkait dengan
kelebihan dan kekurangan kode etik profesi advokat, narasumber merangkan bahwa
apa yang ada dalam kode etik advokat telah komprehensif mencakup kewajiban,
larangan, sanksi, dan pengawasan. Kode etik dinilai narasumber cukup bagus untuk
dijadikan pedoman bagi advokat dalam menjalankan tugas dan weweanangnya.
Namun, dengan berbagai permasahan yang ada penegakan kode etika tersebut
belum sesuai harapan.

2.3 Penegakan kode etik advokat

Kode Etik Advokat telah menetapkan standarstandar etika yakni, Pasal 4


standar etika dalam hubungannya dengan klien; Pasal 5 standar etika dalam
hubungannya dengan teman sejawat; Pasal 7 standar etika dalam penanganan
perkara; Pasal 9 huruf a standar etika yang mewajibkan advokat harus mematuhi
kode etik advokat. Tentunya, setiap advokat dituntut untuk menganalisis disetiap
standar yang ditentukan oleh peraturan tersebut. Kemudian diatur pula dalam Kode
Etik Advokat tentang pengawasan dan pelaksanaan Kode Etik Advokat oleh
Dewan Kehormatan. Dewan Kehormatan akan mengawasi dalam pelaksanaan
standar-standar tersebut pada umumnya.

Bila dilihat dari pengakuan narasumber bahwa masih terdapat advokat yang
menjalakan tugas dan fungsinya tidak sesuai kode etik tidak yang telah ada. Apabila
terdapat advokat yang melanggar kode etik maka penegakanya dimuali dari
pengaduan dari masyarakat ataupun advokat lain kemudian laporan di tangani oleh
dewan kehormatan yang selanjutnya memanggil yang bersangkutan untuk
mengklarifikasi masalahnya tersebut. Menurut narasumber, selama ini penegakan
kode etik yang terjadi di DPC PERADI penyelesaian yang sering terjadi dilakukan
dengan musyawarah dan sanksi yang diberikan hanya sebatas pemberian sanksi
teguran baik lisan maupun tertulis tidak sampai pemecatan sebagai advokat.

4
2.4 Opini penulis

Jika melihat alur pengaduan pelanggaaran kode etik advokat yaitu dari
adanya laporan dari masyarakat ataupun advokat lain. Maka saya kira itu sebuah
permasalahan tersendiri dalam penegakan kode etik profesi advokat. Karena, dalam
faktanya banyak masyarakat berfikir ulang untuk mengadukan advokat terkait
pelanggaran kode etik karena masyarakat sudah tahu yang dihadapi nantinya ialah
advokat dan tidak mau masalahnya bertambah panjang. Yang kedua yaitu laporan
dari advokat lain. Menurut pendapat saya hal ini secara logis akan sulit terjadi
karena mereka mungkin dalam payung organisasi yang sama dan apabila mereka
berbeda organisasi hal itu menurut narasumber yang saya wawancarai sulit terjadi
karena seorang advokat pastinya mempunyai solidaritas dengan sesama profesinya.

Permasalahan selanjutnya yang muncul dalam penegakan kode etik profesi


advokat ialah keberagaman organsasi advokat karena setiap organisai advokat
mempunyai kode etik sendiri hal ini membuat advokat cenderung tunduk pada kode
etik yang ada pada organisasi yang tempatnya bernaung. Kemudia keberagaman
organisasi advokat juga menyebabkan banyaknya dewan kehormatan karena setiap
organisasi mempunyai dewan kehormatan sendiri. Hal tersebut mengakibatkan
penegakan kode etik profesi advokat menjadi kurang efektif karena apabial terdapat
pelanggaran, organisi kurang bertindak tegas untuk menanganinya pasalnya yang
ditangani merupakan anggota organisasinya sendiri dan tentunya apabila ditindak
tegas dan terbukti melakukan pelanggaran maka nama organisasinya akan
tercoreng.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Advokat yang menjunjung tinggi kode etik profesinya adalah advokat yang
telah melaksanakan kode etik advokat secara baik karena integritas advokat tersebut
pasti dilandasi perilaku yang mencerminkan etika, moral dan tanggungjawab
sebagai advokat. Ketidakpatuhan terhadap kode etik advokat menimbulkan
cerminan bahwa advokat tersebut belum memahami makna kebebasan yang
diberikan oleh hukum yaitu undang-undang dan kode etik. Namun sayangnya,
penegakan kode etik melalui Dewan Kehormatan di Organisasi Advokat masih
belum menemukan kesatupaduannya, hal itu dikarenakan banyaknya masalah yang
ada yaitu kedudukan pelapor yang kurang sesuai dengan realita yang ada dan tidak
adanya wadah tunggal Organisasi Advokat yang membuat setiap organisasi advokat
mempunyai dewan kehormatan sendiri-sendiri. Hal ini berujung pada penegakan
koe etik itu sendiri yang terkesan setengah hati karena setiap organisasi advokat
mempunyai kepentingan untuk menjaga nama baik organsasinya.

3.2 Saran
Penegakan kode etik advokat dengan benar ialah suatu keharusan untuk
dapat mencapai tujuan dari di buatnya kode etik tersebut. Dengan berbagai
permasalahan diatas maka rasanya perlu untuk merubah beberapa prosedur leporan
pelanggaran advokat serta dengan mewujudkan suatu organisasi adokat yang
tunggal dimana hanya terdapat satu dewan kehormatan saja. Dengan begitu
penegakan kode etik profesi advokat diharapkan dapat sesuai harapan dan mampu
untuk mewujudkan advokat yang melaksanakan tugas dan kewajibanya sesuai
dengan kode etik profesi advokat.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sunarjo, 2013. Jurnal etika profesi advokat dalam perpektif profesionalisme


penegakn hukum. Malang : Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.18, No.2
Desember 2013.

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai