Anda di halaman 1dari 138

HUKUM KETENAGAKERJAAN

UU CIPTA KERJA & PP 34,35,36,37

1 Maret 2021

E-mail : serviceleadership.info@gmail.com : WA 081311009800


Advocate & HR Consultant

• Founder DSA Advocat & HR Consultant, 2014 until Now


• Co-Founder & HR Director, PT Imara International, 2010 until Now
• HR & Operation PT Pembina Hyose Industry, 2010 until Now
Dwi Saryanto, SH. MBA
• HR Manager, BPR Mandiri Artha Abadi, 2009
082137428760 • HR Manager, Hotel Sutanraja, 2009
saryantodwi@yahoo.com • HR Superintenden, PT Sinar Kalimantan Gemilang Mining, 2008
• IR Section Head, PT Polysindo Eka Perkasa, 2000- 2008
• Maintanance SSH, PT Multikarsa Investama, 1998-2000
OUTLINE :

ISOMA

UU CIPTAKER PHK & PESANGON


PENGATURAN RAGAM PHK & UANG PESANGON
DAMPAK KETENAGAKERJAAN STRATEGI & IMPLEMENTASI PHK

PERJANJIAN REHAT
PERJANJIAN KERJA
PERATURAN PERUSAHAAN
REHAT PERJANJIAN KERJA BERSAMA
PERSELISIHAN
JENIS PERSELISIHAN
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

DISKUSI
PENUTUP

3
HUKUM-HUKUM
KETENAGAKERJAAN

4
HUKUM
KETENAGAKERJAAN
Adalah segala peraturan hukum
yang berkaitan dengan tenaga
kerja, baik sebelum bekerja,
selama atau dalam hubungan kerja
dan sesudah hubungan kerja.
HUKUM
DIDALAM DILUAR
UU NAKER UU NAKER
UU PPHI UU PPHI

HUKUM HUKUM
HETERONOM OTONOM

HUKUM YANG DIBUAT


HUKUM YANG DIBUAT
OLEH PENGUSAHA &
OLEH DPR &
PEKERJA
PEMERINTAH
HUKUM HETERONOM
KETENAGAKERJAAN
(a) Serikat Pekerja/Buruh UU 21/2000
(b) Ketenagakerjaan UU 13/2003
(c) PPHI UU 02/2004
(d) Penempatan dan
Perlindungan TKI di LN UU 39/2004
(e) Sistem Jaminan Sosial
Nasional UU 40/2004
(f) Badan Penyelenggara BPJS UU 24/2011
(g) Cipta Kerja UU 11/2020
HUKUM OTONOM
KETENAGAKERJAAN

(a) Perjanjian Kerja (PK)


(b) Peraturan Perusahaan (PP)
(c) Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
UU No. 13/2003:
KETENAGAKERJAAN
DIUNDANGKAN : 25 MARET 2003; LN NO.39
ISI : 18 BAB; 193 PASAL.
PENDUKUNG : 1 UU, 12 PP, 5 KEPPRES, 29 KEPMEN
BAB PERIHAL PASAL BAB PERIHAL PASAL
I Ketentuan Umum 1 pasal; 1 X Perlindungan, 38 pasal; 67-101
Pengupahan,
II Landasan, Azas 2 pasal; 2-4
Kesejahteraan
dan Tujuan XI Hubungan 48 pasal; 102-149
III Kesempatan dan 2 pasal; 5-6 Industrial
Perlakuan yang XII Pemutusan 23 pasal; 150-172
Sama Hubungan Kerja
IV Perencanaan TK 2 pasal; 7-8
XIII Pembinaan 3 pasal; 173-175
& Informasi TK
V Pelatihan Kerja 22 pasal; 9-30 XIV Pengawasan 6 pasal; 176-181

VI Penempatan 8 pasal; 31-38 XV Penyidikan 1 pasal; 182


Tenaga Kerja
XVI Ketentuan 8 pasal; 183-190
VII Perluasan 3 pasal; 39-41 Pidana & Sanksi
Kesempatan Administratif
Kerja XVII Ketentuan 1 pasal; 191
VIII Penggunaan 8 pasal; 42-49 Peralihan
Tenaga Kerja XVIII Ketentuan 2 pasal; 192-193
Asing Penutup
IX Hubungan Kerja 17 pasal; 50-66
SUMMARY SINGKAT
PENGATURAN
KETENAGAKERJAAN
DALAM OMNIBUSLAW
“UU CIPTA KERJA”
LANDASAN PEMAHAMAN
LANDASAN PEMAHAMAN
Resume BAB IV : Ketenagakerjaan
BAGIAN BAHASAN PASAL PENGATURAN
OBL- CK

Kesatu Umum Pasal 80


Kedua Ketenagakerjaan Pasal 81 Ubah : ps 13, ps 14, ps 37, ps 42, ps 45, ps 47, ps 49, ps 56, ps
UU 13 Tahun 2003 57, ps 58, ps 59, ps 61, ps 66, ps 77, ps 78, ps 79, ps 88, ps 92,
ps 94, ps 95, ps 98, ps 151, ps 153, ps 156, ps 157, ps 160, ps
185, ps 186, ps 187, ps 188, ps 190 (31 pasal)

Hapus : ps 43, ps 44, ps 46, ps 48, ps 64, ps 65, ps 89, ps 90,


ps 91, ps 96, ps 97, ps 152, ps 154, ps 155, ps 158, ps 159, ps
161, ps 162, ps 163, ps 164, ps 165, ps 166, ps 167, ps 168, ps
169, ps 170, ps 171, ps 172, ps 184 (29 pasal)

Baru : ps 61A, ps 88A, ps 88B, ps 88C, ps 88D, ps 88E, ps 90A,


ps 90B, ps 151A, ps 154A, 157A, ps 191A (12 pasal)
Ketiga Jenis Program Jaminan Sosial Pasal 82 Ubah : ps 18 (1 pasal)
UU No. 40 Tahun 2004 Hapus : -
Baru : Bagian Ketujuh : ps 46A, ps 46B, ps 46C, ps 46D, ps
46E (5 pasal)

Keempat Badan Penyelenggara Jaminan Pasal 83 Ubah : ps 6, ps 9, ps 42 (3 pasal)


Sosial Hapus : -
UU No. 24 Tahun 2011 Baru : -

Kelima Perlindungan Pekerja Migran Pasal 84 Ubah : ps 1 (9), ps 51, ps 53, ps 57 (4 pasal)
Indonesia Hapus : -
UU No. 18 Tahun 2017 Baru : ps 89A (1 pasal)
UU 13 TAHUN 2003 Pelatihan ”ps 13 & ps 14”

• Memberi ruang utk Perusahaan, mengadakan pelatihan sendiri (“lembaga”),


dengan mendaftarkan pada instansi ketenagakerjaan kabupaten/kota
• Lembaga pelatihan swasta, ber izin usaha oleh Pemda Kab/Kota
• Lembaga pelatihan swasta dg penyertaan modal asing, izin usaha oleh
Pemerintah Pusat

UU 13 TAHUN 2003 Penempatan ”ps 37”

• Penempatan kerja oleh instansi Pemerintah bidang


ketenagakerjaan dan Lembga Penempatan Tenaga Kerja swasta
• Lembaga penempatan tenaga kerja swasta, ber izin usaha oleh
Pemerintah Pusat (norma, standar, prosedur dan kriteria)
UU 13 TAHUN 2003 TKA ”ps 42 s/d ps 49”

• Utk jabatan tertentu dan waktu tertentu (Peraturan Pemerintah),


memiliki kompetensi yg dibutuhkan oleh jabatan.
• Memiliki RPTKA disahkan oleh Pemerintah Pusat, TDK berlaku bagi
: Pemegang Saham, Pegawai Diplomatik dan Konsuler, dibutuhkan
utk kegiatan produksi terhenti krn keadaan darurat, vokasi, start-
up, kunjungan bisnis, penelitian utk jangka waktu tertentu
• Dilarang : Perorangan/Individu, Jabatan yg mengurusi personalia.
• Pemberi kerja : Menunjuk tenaga WNI sbg pendamping TKA (kecuali
jabatan tertentu), memberikan pendidikan dan pelatihan WNI
pendamping, membayar kompensasi (kecuali instansi pemerintahan,
perwakilan Negara asing, social, pendidikan, jabatan tertentu ), :
besaran dan penggunaan diatur peraturan perundangan
• Ketentuan lebih lanjut diatur Peraturan Pemerintah
PERJANJIAN
KERJA
 DEFINISI “HUBUNGAN KERJA”
Pasal-50
Hubungan Kerja terjadi karena adanya perjanjian
antara Pengusaha dan Pekerja.
Pekerjaa
n &
Upah
Perintah
Kerja

PERJANJIAN KERJA:
Adalah perjanjian antara Pekerja dengan Pengusaha atau
Pemberi Kerja yang memuat (1) Syarat-Syarat Kerja, (2)
Hak & Kewajiban Para Pihak.
UU 13 TAHUN 2003 PK ”ps 50 s/d ps 63”

• Waktu Tertentu dan Waktu Tdk Tertentu


• PK WT,didasarkan : waktu tertentu dan selesainya pekerjaan tertentu
(ditentukan berdasarkan perjanjian), “ketentuan lebih lanjut diatur Peraturan
Pemerintah
• PK WT tertulis, bhs Indonesia, 2 bhs terjadi beda tafsir yg dipakai bhs Inonesia
• PK WT tdk boleh persyaratkan masa percobaan, jika iya batal demi hukum dan
MK dihitung
• PKWT hanya utk pekerjaan tertentu menurut jenis, sifat atau kegiatan
pekerjaannya selesai waktu tertentu : sekali selesai/sementara, penyelesaian
tdk lama, musiman, berhubungan produk baru/ kegiatan baru, produk
tambahan dlm percobaan-penjajakan/pekerjaan yg jenis dan sifat atau kegiatan
bersifat tidak tetap
• PK WT tdk boleh utk pekerjaan yg bersifat tetap
• Bertentangan diatas, berubah menjadi PK WTT
• Jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan, jangka waktu, dan batas waktu
perpanjangan PK WT: diatur Peraturan Pemerintah
UU 13 TAHUN 2003 PK ”ps 50 s/d ps 63”

• PK WT berakhir : P/B meninggal, berakhir jangka waktu PK,


selesainya pekerjaan tertentu, putusan pengadilan berkekuatan
hukum tetap, hal2 yg diatur dlm PK/PP/PKB yg berakibat
berakhirnya hub kerja
• PK WT tdk berakhir krn pengusaha meninggal dunia, beralih status
kepemilikan krn penjualan/pewarisan atau hibah
• Pengalihan kepemilikan, hak2 P/B menjadi tanggungjawab Pemilik
baru kecuali ditetapkan lain dan tidak mengurangi hak-hak P/B
• Pengusaha orang perseorangan meninggal, ahli waris pengusaha
dpt mengakhiri hub kerja setelah merundingkan dg P/B
• P/B meninggal, ahli waris P/B berhak mendapatkan hak2 sesuai
peraturan yg berlaku
• PK WT berakhir krn waktu/selesainya pekerjaan tertentu,
Pengusaha wajib memberikan kompensasi kepada P/B sesuai masa
kerja (ketentuan lebih lanjut diatur dlm Peraturan Pemerintah)
DASAR HUKUM PENGERTIAN

KONTRAK PERJANJIAN
ps 1313 KUH Perdata :
Suatu "perbuatan", yaitu perbuatan hukum , perbuatan yang mempunyai
1
akibat.

Perbuatan untuk memperoleh seperangkat hak dan kewajiban,


2
yaitu akibat-akibat hukum yang merupakan konsekwensinya.

3
Kesepakatan dua pihak atau lebih, mengenai hal tertentu yang
disetujui oleh mereka
 PERJANJIAN
ASAS

• Asas kebebasan berkontrak (freedom of


SUBYEK contract)1338 KUHPerdata, “perjanjian yang
1- ORANG CAKAP HUKUM
dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi
2- BADAN HUKUM mereka yang membuatnya”
• Asas konsensualisme (1320 ayat (1) KUHPdt,
“sahnya perjanjian adanya kesepakatan kedua
OBYEK belah pihak”)
• Asas pacta sunt servanda (1338 KUHPerdata,
1- BENDA YG SKG ADA
2- BENDA YG AKAN ADA “perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai UU bagi mereka yang membuatnya”)
• Asas itikad baik (good faith/goede trouw) 1338
1. dapat diperdagangkan (ps 1332) ayat (3) KUHPdt, “perjanjian harus dilaksanakan
2. sedikitnya dapat ditentukan dengan itikad baik”
jenisnya (ps 1333) • Asas kepribadian (personality) 1315 dan1340
3. yang akan ada dikemudian hari
KUHPdt, “seseorang yang mengadakan perjajian
(ps 1334)
hanya untuk kepentingan dirinya sendiri” sebab
perjanjian hanya berlaku bagi para pihak yang
membuatnya”
 PK/PP/PKB: PENDEKATAN STRATEGIS
LEGAL COMPETITIVE
COMPLIANCE ADVANTAGE

UU-21 UU-02 NILAI


BUDAYA
TH 2000 TH 2004

PK, PP
PKB
KEP
MEN
UU-13 UU/PP/ BUSINESS
TH 2003 PER/KEP STRATEGY

SE
 tidak bertentangan  learning & growth
 belum dicabut  internal process
 PK/PP/PKB: PENDEKATAN LEGAL COMPLIANCE

PERJANJIAN KERJA (PK), PERATURAN


PERUSAHAAN (PP), PERJANJIAN KERJA
BERSAMA (PKB)
HAK & HAK & KEWAJIBAN
KEWAJIBAN PENGUSAHA
PEKERJA

SYARAT TATA TERTIB


KERJA PERUSAHAAN

JANGKA
WAKTU
BERLAKU
 PK/PP/PKB : PENDEKATAN COMPETITIVE ADVANTAGE
PERJANJIAN KERJA (PK), PERATURAN
PERUSAHAAN (PP), PERJANJIAN KERJA
BERSAMA (PKB)
HAK & KEWAJIBAN TATA TERTIB
PEKERJA PERUSAHAAN

HAK & KEWAJIBAN KOMPENSASI &


PENGUSAHA BENEFITS

HUBUNGAN & PENGEMBANGAN


SYARAT KERJA ORGANISASI

HUBUNGAN PENGEMBANGAN
INDUSTRIAL SDM

JANGKA WAKTU BERLAKU


 Perjanjian kerja (pk) : dasar-1. kebebasan berkontrak

ps 1338 ayat (1) KUH Perdata :


“ setiap perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang
membuatnya “

“ BEBAS BERKONTRAK TAPI HARUS MEMENUHI SYARAT SAH-NYA KONTRAK”


 Perjanjian kerja (pk) : dasar-2. syarat sah kontrak
ps 1320 KUH Perdata :
ps 52 UU No13 th 2003 :

(a) Kesepakatan kedua belah pihak Dapat


(b) Kemampuan atau Kecakapan Dibatalkan
melakukan perbuatan hukum

(c) Adanya pekerjaan yg diperjanjikan


(d) Tidak bertentangan dgn ketertiban Batal Demi
umum, kesusilaan & UU yg berlaku Hukum

Pasal-55
“Perjanjian Kerja tidak dapat ditarik dan/atau diubah, kecuali atas
persetujuan Para Pihak ”
 JENIS PERJANJIAN KERJA (PK)
PASAL-56 (1)

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT


Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu PKWTT
PASAL-56 (2)
PKWT didasarkan atas: (1) Jangka Waktu atau
(2) Selesainya suatu pekerjaan tertentu

PASAL-56 (3)
“jangka waktu atau selesainya pekerjaan tertentu,
ditentukan berdasarkan perjanjian kerja”
 PKWTT: PERJANJIAN lisan atau tertulis?
Pasal-63
(1) Boleh Lisan. Boleh Tertulis.

(2) Jika Lisan maka Pengusaha WAJIB membuat


Surat Pengangkatan, yang berisi:
(a) Nama dan alamat Pekerja
(b) Tanggal mulai bekerja
(c) Jenis pekerjaan
(d) Besarnya upah
 PKWT: BENTUK & LARANGAN PERCOBAAN
PASAL-57
(1) PKWT harus tertulis, dalam bahasa Indonesia, huruf latin.
(2) Apabila dlm bahasa Indonesia dan asing, kemudian terjadi
perbedaan penafsiran, yg berlaku PKWT dlm bahasa Indonesia

PASAL-58
(1) PKWT tidak boleh mensyaratkan masa percobaan.
(2) Persyaratan masa percobaan BATAL DEMI HUKUM, masa kerja dihitung

NDAK MAU !
COBA-2
BATAL DEMI
DULU YA
HUKUM
MAS!
PKWT

“PKWT yg tidak dlm bahasa Indonesia dan huruf latin berubah menjadi PKWTT sejak
adanya hubungan kerja.”
(KepMen 100/2004, psl 15:1)
 PKWT: JENIS & SIFAT PEKERJAAN YANG DIPERBOLEHKAN

Pasal-59
1. Pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan
pekerjaannya akan selesai waktu tertentu:
(a) Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya
(b) Pekerjaan yang diperkirakan selesai dalam waktu tidak terlalu lama
(c) Pekerjaan yang bersifat musiman
(d) Pekerjaan yang berhubungan dgn produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan
(e) Pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatanya bersifat tdk tetap
2. PKWT dilarang untuk pekerjaan yang sifatnya TETAP
3. PKWT yg tidak memenuhi ketentuan ayat (1), (2), DEMI HUKUM menjadi
PKWTT

PEKERJAAN TETAP:
“sifatnya terus menerus, tidak terputus=putus, tidak dibatasi waktu, dan merupakan
bagian suatu proses produksi atau pekerjaan yg bukan musiman”
 PKWT: JENIS & SIFAT PEKERJAAN YANG DIPERBOLEHKAN

Pasal-5 PP 35 Tahun 2021


1.PKWT berdasar jangka waktu :
(a) Pekerjaan yang diperkirakan selesai dalam waktu tidak terlalu lama
(b) Pekerjaan yang bersifat musiman
(c) Pekerjaan yang berhubungan dgn produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan

2.PKWT berdasar selesainya pekerjaan tertentu


(a) Pekerjaan yang sekali selesai atau
(b) Pekerjaan yang sementara sifatnya
3.PKWT dapat dilaksankan pada pekerjaan tertentu lain yang jenis dan sifat
atau kegiatan bersifat TDK TETAP.
(a) berubah-ubah waktu dan volume pekerjaan, upah berdasar kehadiran
(b) Dapat dengan Perjanjian Kerja Harian
(c) Bekerja <21 hari dalam sebulan
(d) Bekerja 21 hari atau lebih, 3 bulan berturut, PKWTT
 PKWT: JANGKA WAKTU
Pasal-8 PP 35 Tahun 2021 : PKWT berdasar jangka waktu
(1) Masa PKWT maksimal 5 (lima) tahun
(2) Pekerjaan belum selesai dapat DIPERPANJANG sesuai KESEPAKATAN,
masa PKWT dan PERPANJANGAN maksimal 5 (lima) tahun
(c) Masa Kerja PKWT dan PERPANJANGAN, dihitung sejak hubungan kerja

Pasal-9 PP 35 Tahun 2021 : PKWT berdasar selesainya pekerjaan tertentu


(1) Berdasar KESEPAKATAN para PIHAK,
(2) Kesepakatan memuat ruang lingkup dan batasan pekerjaan dinyatakan
selesai, lamanya penyelesaian suatu pekerjaan disesuaikan dg
selesainya suatu pekerjaan.
(3) Pekerjaan tertentu dpt diselesaikan lebih cepat dari waktu yg
disepakati, PKWT PUTUS DEMI HUKUM saat selesainya pekerjaan.
(5) Pekerjaan tertentu belum dpt diselesaikan dari waktu yg disepakati,
jangka waktu PKWT DAPAT DIPERPANJANG sampai batas waktu
tertentu selesainya pekerjaan.
(4) Masa kerja PKWT dg perpanjangan dihitung sejak terjadi hubungan
kerja
 PKWT: berakhirnya PERJANJIAN
PASAL-61 (1)
(1) Pekerja Meninggal Dunia
(2) Berakhirnya jangka waktu perjanjian
(3) Selesainya pekerjaan tertentu
(4) Putusan pengadilan atau lembaga PPHI yg berkekuatan hukum tetap
(5) Keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam PK, PP, atau PKB yang
dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

PASAL-61 (2)
PK tidak berakhir karena meninggalnya Pengusaha atau beralihnya hak atas
perusahaan yg disebabkan pembelian, pewarisan atau hibah.
PASAL-61 (3)
Pengalihan Perusahaan, hak-hak P/B menjadi tanggungjawab Pengusaha Baru,
kecuali ditentukan lain yg tdk mengurangi hak P/B
PASAL-61 (5)
P/B meninggal dunia, ahli waris P/B berhak mendapatkan sesuai perundangan.

PASAL-62
Diluar sebab diatas, Pihak yang mengakhiri PKWT wajib membayar GANTI RUGI
sebesar upah Pekerja selama waktu yang tersisa.
 PKWT: KOMPENSASI berakhir JW/PT

PASAL-61A
(1) Berakhir “jangka waktu” DAN “selesainya pekerjaan tertentu”,
Pengusaha WAJIB memberikan kompensasi kepada P/B.
(2) Diberikan sesuai masa kerja

PASAL-15 PP 35 Tahun 2021


(1) PKWT, Pengusaha WAJIB memberikan kompensasi kepada P/B.
(2) Dilaksanakan pada saat berakhirnya PKWT.
(3) Diberikan bagi PKWT dg masa kerja SEDIKITNYA 1 (satu) bulan terus
menerus
(4) PKWT yg diperpanjang, diberikan saat selesainya jangka waktu sebelum
perpanjangan PKWT. Uang kompensasi berikutnya diberikan setelah
jangka waktu perpanjangan PKWT berakhir.
 PKWT: besaran KOMPENSASI
PASAL-16 PP 35 Tahun 2021
(1) Masa jerja 12 (dua belas) bulan terus menerus 1 (satu) bulan UPAH. MK
kurang atau lebih dari 12 (dua belas) bulan, secara proposional (MK/12)x
UPAH
(2) UPAH = Upah Pokok dan Tunjangan Tetap.
(3) UPAH Tanpa tunjangan = Upah Tanpa Tunjangan
(4) UPAH = Upah Pokok dan Tunjangan Tdk Tetap, maka UPAH = Upah
Pokok
(5) PKWT selesainya pekerjaan tertentu, yg penyelesaianya lebih cepat dari
waktu yg disepakati, uang kompensasi dihitung sampai dengan saat
selesainya pekerjaan.
(6) Uang Kompensasi pada usaha Mikro dan usaha kecil, sesuai
KESEPAKATAN.

PASAL-17 PP 35 Tahun 2021


“salah satu pihak mengakhiri Hubungan Kerja sebelum berakhirnya jangka waktu
yang ditetapkan dalam PKWT, Pengusaha wajib memberikan uang kompensasi,
besarannya dihitung berdasarkan jangka waktu PKWT yang telah dilaksanakan P/B”
 PKWT: PENCATATAN

Pasal-14 PP 35 Tahun 2021


(1) Secara DARING, ke Kementerian urusan
Ketenagakerjaan PALING LAMA 3 (tiga) hari
sejak penandatangan PKWT.

(2) Jika belum tersedia DARING, dilakukan


secara TERTULIS, paling lama 7 (tujuh) hari
sejak penandatangan PKWT, di dinas urusan
ketenagakerjaan Kabupaten/Kota
PKWT PKWTT
Perpanjangan tanpa pemberitahuan
tertulis (UU 13, ps 59 ayat 4,5,7)
HL >=21 hari, 3 bln berturut (KepMen
100/2004, ps10 ayat 3)
Pembaharuan tanpa jeda, tanpa perjanjian
(KepMen 100/2004, ps 3)
Produk baru , pembaharuan (KepMen
100/2004, ps 8. 2/3)
Pekerja Musiman, tdk utk pekerjaan
tambahan (KepMen 100/2004, ps 5. 2)
Musiman, tdk semusim (KepMen
100/2004, ps 4. 2)

PKWT tidak bahasa Indonesia dan


huruf latin (KepMen 100/2004, ps 15)

Inisiatif Pengusaha : campur tangan Pengadilan,


menerbitkan surat Inisiatif Pekerja : mengajukan
pengangkatan pekerja gugatan ke pengadilan
PKWT menjadi PKWTT. hubungan industrial (PHI)
“Penyusunan
Perjanjian”
PENYUSUNAN

 TAHAPAN PENYUSUNAN PERJANJIAN

 Negosiasi, tawar menawar pokok masalah yang


akan dituangkan dalam perjanjian
 Memorandum Of Understanding (MoU), berisi
butir-butir kesepakatan negosiasi yg menjadi
pegangan sementara bagi para pihak (bukan
sebuah perjanjian)
 Penyusunan Perjanjian, diawali dengan draft
perjanjian utk dikoreksi dan kemudian
ditandatangani para pihak
 Pelaksanaan Perjanjian, semestinya sesuai isi
PENYUSUNAN

 framework

1 2 3
Pembukaan Isi Penutup
1. Latar Belakang
1. Judul Kontrak
1. Berakhirnya
perjanjian
2. Nomor 2. Pernyataan Bahwa
2. Kerahasiaan
3. Tanggal Para Pihak Telah
3. Amandemen atau
Setuju
4. Kalimat 3. Istilah dan Ungkapan
Addendum
Pembuka 4. Force Majeur
4. Lingkup Pekerjaan
5. Penyelesaian
5. Konsideran 5. Dokumen Perjanjian
perselisihan
6. Hak dan Kewajiban
6. Para Pihak Para Pihak
6. Pernyataan Para
7. Dasar Hukum 7. Masa Perjanjian
Pihak telah
menyetujui
Perjanjian
7. Tandatangan Para
Pihak
1
2

5
7
2
7

4
1
1

3
5

7
 CATATAN
• Ketentuan pengupahan dan aturan
syarat-syarat kerja, tidak boleh
bertentangan dengan Peraturan
Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) dan peraturan
perundangan yang berlaku
• Perjanjian kerja yang dibuat secara
tertulis, dibuat sekurang-kurangnya
rangkap 2 (dua)
 PENTING ........
Pasal-52 dan Pasal 154A
Pekerja dapat mengajukan PHK jika Pengusaha
memerintahkan Pekerja untuk melaksanakan pekerjaan
diluar yang diperjanjikan.

Implikasi:
(1) Perjanjian Kerja (PK) harus dibuat dengan baik untuk
mencegah masalah ketika harus dilakukan rotasi dan
mutasi dikemudian hari.
(2) Job Family yang mencerminkan jenjang jabatan,
golongan dan kepangkatan harus transparan dan
menjadi bagian dari PK.
UU 13 TAHUN 2003 Outsourcing ”ps 64 s/d ps 66”

• Persh Outsourcing hrs berbadan hukum dan memiliki izin berusaha


yg dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, dan memenuhi norma,
standar, prosedur dan kriteria yg ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
• Hub kerja Persh Outsoursing dg P/B didasarkan pada PK WT atau
PK WTT (tertulis)
• Perlindungan kerja, upah dan kesejahteraan P/B, perselisihan yg
timbul dilaksanakan sekurangnya sesuai perundangan yg berlaku,
tanggung jawab Persh Outsourcing
• Outsourcing PK WT hrs mensyaratkan pengalihan perlindungan
hak2 P/B apabila terjadi pergantian Outsourcing selama obyek
pekerjaan tetap ada
• Ketentuan lebih lanjut tentang perlindungan P/B dan perizinan
berusaha outsourcing, diatur dg Peraturan Pemerintah
 OUTSOURCING: BOLEH ATAU TIDAK?
PASAL-66
(1) Hubungan kerja Perusahaan Alih Daya dan Pekerja yang
dipekerjakan, berdasar PK TERTULIS, PKWT ataupun PKWTT
(2) Perlindungan P/B, upah dan kesejahteraan, syarat kerja dan
perselisihan yg timbul, dilaksanakan sekurang-kurangnya sesuai
ketentuan perundangan dan menjadi tanggungjawab perusahaan
alih daya
(3) Apabila PKWT, PK harus mensyaratkan pengalihan perlindungan
hak-hak P/B, apabila terjadi penggantian Perusahaan Alih daya,
sepanjang obyek pekerjaan tetap ada.
(4) Perusahaan alih daya harus berbadan hokum, memiliki ijin usaha
dari pemerintah pusat, mengikuti ketentuan norma.
(5) Apabila P/B tidak mendapatkan perlindungan (jaminan
kelangsungan bekerja), Perusahaan alih daya bertanggungjawab
pemenuhan hak-hak P/B
 OUTSOURCING: PEKERJAAN YANG DIPERBOLEHKAN

PASAL-65

(1) Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama


(2) Dilakukan dengan perintah langsung ataupun tidak
langsung dari pemberi pekerjaan.
(3) Merupakan kegiatan penunjang
(4) Tidak menghambat proses produksi secara langsung

Jika ketentuan ini dilanggar, maka status hubungan kerja beralih


ke perusahaan asal (yang memberi pekerjaan).
PERATURAN
PERUSAHAAN
 PERATURAN PERUSAHAAN
adalah peraturan yang dibuat secara tertulis
oleh pengusaha yang memuat (1) Syarat-
Syarat Kerja, (2) Tata Tertib Perusahaan

WAJIB, bagi pengusaha yang mempekerjakan


pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
orang, KECUALI telah memiliki Perjanjian Kerja
Bersama (PKB)

pelanggaran diancam denda s/d Rp. 50 Juta,-


 PERATURAN PERUSAHAAN
• Tanggungjawab Pengusaha
• Disusun oleh pengusaha dengan
memperhatikan saran dan pertimbangan dari
wakil pekerja/buruh di perusahaan
• Dalam 1 (satu) perusahaan hanya dapat
dibuat 1 (satu) peraturan perusahaan yang
berlaku bagi seluruh pekerja/buruh di
perusahaan ybs
• Berlaku setelah disyahkan oleh Menteri atau
pejabat yang ditunjuk
 PERATURAN PERUSAHAAN : TUJUAN

• Menjamin keseimbangan hak dan kewajiban pekerja


• Menjamin keseimbangan kewenangan dan kewajiban
pengusaha
• Sebagai pedoman bagi pengusaha dan pekerja dalam
melaksanakan tugas kewajiban
• Menciptakan hubungan kerja yang harmonis, aman dan
dinamis antar pekerja dan pengusaha
• Memajukan dan menjamin kelangsungan perusahaan
• Meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya
 PERATURAN PERUSAHAAN : ISI

 Hak dan kewajiban perusahaan


 Hak dan kewajiban
PASAL pekerja/buruh
111
 Syarat kerja
 Tata tertib perusahaan
 Jangka waktu berlaku

Ketentuan dalam peraturan perusahaan tidak boleh


bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangan
 PERATURAN PERUSAHAAN : SARAN & PERTIMBANGAN

 BELUM ADA SERIKAT PEKERJA :


dipilih secara demokratis oleh pekerja/buruh, dan
mewakili setiap unit kerja yang ada
 ADA SERIKAT PEKERJA, JML ANGGOTA TDK
MAYORITAS :
 Pengurus Serikat Pekerja
 Perwakilan pekerja/buruh yang tidak menjadi
anggota Serikat Pekerja
 ADA SERIKAT PEKERJA & ANGGOTA MAYORITAS :
Pengurus Serikat Pekerja
 PERATURAN PERUSAHAAN : SISTIMATIKA

1. Ketentuan Umum
2. Hubungan Kerja
3. Pengembangan Organisasi dan Karir
4. Pengupahan
5. Cuti Tahunan, Melahirkan, Haid dan Gugur Kandungan
6. Jamsostek
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
8. Tata Tertib dan Disiplin Kerja
9. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib dan PHK
10.Penanganan Keluh Kesah Pekerja
11.Penutup
 PERATURAN PERUSAHAAN : PENGESAHAN

Diberikan oleh Menteri atau yang ditunjuk


Paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya naskah
PP.
Setelah 30 (tiga puluh) hari kerja terlampaui, dan PP yang
diajukan telah sesuai ps 111 ayat (1) belum disyahkan oleh
Menteri atau yang ditunjuk, PP dianggap telah mendapatkan
pengesahan.
PP yang belum sesuai ps 111 ayat (1) & (2), Menteri atau yang
ditunjuk harus memberitahukan secara tertulis mengenai
perbaikan PP.
Pengusaha wajib menyampaikan kembali naskah PP yang telah
diperbaiki, dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja.
 PERATURAN PERUSAHAAN : MASA BERLAKU

Paling lama 2 (dua) tahun dan wajib diperbaharui setelah


habis masa berlakunya.
Perubahan sebelum habis masa berlakunya, harus
berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan wakil
pekerja, serta mendapatkan pengesahan dari Menteri
atau yang ditunjuk.
Perubahan PP harus lebih baik, tidak boleh lebih rendah
dari PP yang diganti.

Apabila selama masa berlaku Peraturan Perusahaan (PP)


SP/SB di perusahaan menghendaki perundingan pembuatan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB), maka Pengusaha WAJIB
melayani.
PERJANJIAN
KERJA BERSAMA
(PKB)
 PERJANJIAN KERJA BERSAMA : PENGERTIAN

Perjanjian yang merupakan hasil


perundingan antara SP/SB atau beberapa
SP/SB yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dengan pengusaha atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan
pengusaha yang memuat syarat-syarat
kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak

PKB BUKAN PERJANJIAN KERJA ATAUPUN PKWT


 PERJANJIAN KERJA BERSAMA : FUNGSI

• Pedoman dan Peraturan Induk mengenai hak dan


kewajiban Pekerja dan Pengusaha
• Sarana menciptakan ketenangan kerja bagi
Pekerja dan kelangsungan usaha bagi perusahaan
• Partisipasi Pekerja dalam pembuatan kebijakan
Pengusaha dalam bidang ketenagakerjaan
• Mengisi kekosongan hukum mengenai syarat-
syarat kerja yang belum diatur
 PERJANJIAN KERJA BERSAMA : TUJUAN & MANFAAT

 Mempertegas dan memperjelas hak dan kewajiban para


pihak
 Memperteguh dan menciptakan hubungan industrial yang
harmonis dalam perusahaan
 Menetapkan syarat-syarat kerja dan keadaaan industrial dan
atau hubungan ketenagakerjaan yang belum diatur peraturan
perundang-undangan yang berlaku
 Mengatur tata cara penyelesaian keluh kesah dan perbedaan
pendapat antara pekerja atau SP/SB dengan pengusaha
 Kedua pihak mempunyai pijakan hukum untuk bertindak
 Bagaimana membina hubungan bipartit yang serasi, penuh
saling pengertian, dan tidak memikirkan untuk melakukan
penekanan-penekanan terhadap Pihak lainnya
 PERJANJIAN KERJA BERSAMA : PENYUSUNAN

Dibuat oleh SP/SB atau beberapa SP/SB sah dengan Pengusaha


atau beberapa Pengusaha, melalui musyawarah (pasal 116)

Jika ada 1 (satu) Serikat Pekerja, maka PKB dapat DIBUAT antara
Pengusaha dengan Serikat Pekerja hanya jika anggotanya lebih dari
50% karyawan (pasal 119)

Jika ada lebih dari 1 (satu) Serikat Pekerja:


PKB dapat DIBUAT antara Pengusaha dengan Serikat Pekerja yang
anggotanya lebih dari 50% karyawan.
Jika tidak bisa, maka Serikat Pekerja yang ada harus ber-KOALISI
sehingga anggotanya menjadi lebih dari 50% karyawan.
Jika tidak bisa, maka Serikat Pekerja yang ada membentuk TIM
PERUNDING secara proporsional berdasarkan jumlah anggota.
 PERJANJIAN KERJA BERSAMA : PENYUSUNAN

TAHAPAN PENYUSUNAN PKB SECARA OPERASIONAL :

1. TAHAP PERSIAPAN
2. TAHAP PERUNDINGAN
3. TAHAP PENYUSUNAN MATERI
4. TAHAP PENANDATANGANAN
5. TAHAP PENDAFTARAN
6. TAHAP PELAKSANAAN
 PERJANJIAN KERJA BERSAMA : ISI

Pasal-124 :
minimal harus memuat :
Hak dan kewajiban Pengusaha
Hak dan kewajiban Serikat Pekerja/Serikat
Buruh serta Pekerja/Buruh
Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya
PKB
Tanda tangan para pihak yang membuat
 PERJANJIAN KERJA BERSAMA : ISI (CONTOH DESAIN)

1 2 3
Pre- Employment During- Employment Post- Employment

1. Ketentuan Umum 1. Penerimaan Pekerja 1. Putus Hubungan


2. Istilah dan 2. Waktu Kerja, Waktu Kerja Atas
Pengertian Istirahat dan Lembur Kehendak Sendiri
3. Isi dan Ruang 3. Cuti dan Ijin 2. Putus Hubungan
Lingkup Perjanjian 4. Perjalanan Dinas Kerja Karena
4. Hak dan Kewajiban 5. Pengupahan Rasionaisasi
Masing-Masing 6. Jaminan Sosial dan 3. Putus Hubungan
Pihak Kesejahteraan Pekerja Kerja Karena Usia
5. Pengakuan Masing- 7. Keselamatan dan Berhenti Bekerja
Masing Pihak Kesehatan Kerja 4. Petunjuk
6. Fasilitas dan 8. Pengembangan Pelaksanaan
Larangan Serikat Organisasi dan SDM 5. Tata Cara
Pekerja 9. Hubungan Industrial Perubahan dan
10.Mogok Kerja Penambahan
11.Peraturan Tata Tertib 6. Peralihan dan
12.Sanksi Pelanggaran Penutup
 PERJANJIAN KERJA BERSAMA : MASA BERLAKU

Pasal-123
Berlaku paling lama 2 (dua) tahun, dapat
diperpanjang 1 (satu) kali maksimal 1 (satu) tahun

Pasal-126
Harus dicetak dan dibagikan keseluruh Pekerja oleh
Perusahaan.
CATATAN :

Pasal-118
Hanya boleh ada 1 (satu) PKB di perusahaan.
Pasal-127
Perjanjian Kerja individu tidak boleh
bertentangan dengan PKB.
CRITICAL POINT : PERLU DIPERHATIKAN:

1. Materi yang belum atau tidak diatur dalam


peraturan perundang atau yang menurut peraturan
perundang perlu diatur sendiri melalui PP/PKB/PK.
2. Jika terjadi perselisihan dalam proses pembuatan
atau perubahannya, maka merupakan lingkup
perselisihan kepentingan.
3. Jika terjadi perselisihan karena tidak terpenuhinya
hak akibat adanya perbedaaan pelaksanaan atau
penafsiran, maka merupakan lingkup perselisihan
hak.
UU 13 TAHUN 2003 Waktu Kerja ”ps 42 s/d ps 49”
”ps 77 s/d ps 85”

• Waktu kerja : 7 jam/sehari dan 40 jam/seminggu utk 6 hari kerja dlm


satu minggu atau 8 jam/sehari dan 40 jam/seminggu utk 5 hari kerja dlm
satu minggu, pelaksanaan diatur dlm PK/PP/PKB
• Melebihi 7 jam/sehari atau 8 jam/sehari, ada persetujuan P/B, lembur
maksimal 4 jam/sehari dan 18 jam/seminggu, wajib bayar upah lembur
• Ketentuan waktu lembur dan upah lembur diatur dlm Peraturan
Pemerintah
• Sektor usaha atau pekerjaan tertentu diatur tersendiri (Peraturan
Pemerintah)
• Hak Istirahat: dlm jam kerja minimal 30 menit setelah 4 jam kerja,
Istirahat mingguan 1 hari utk 6 hari kerja dlm satu minggu, Cuti tahunan
12 hari setelah 12 bulan kerja terus menerus, pelaksanaan diatur dlm
PK/PP/PKB
• Perusahaan tertentu dpt memberikan istirahat panjang, diatur dlm
PK/PP/PKB
UU 13 TAHUN 2003 Outsourcing ”ps 64 s/d ps 66”

• Persh Outsourcing hrs berbadan hukum dan memiliki izin berusaha


yg dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, dan memenuhi norma,
standar, prosedur dan kriteria yg ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
• Hub kerja Persh Outsoursing dg P/B didasarkan pada PK WT atau
PK WTT (tertulis)
• Perlindungan kerja, upah dan kesejahteraan P/B, perselisihan yg
timbul dilaksanakan sekurangnya sesuai perundangan yg berlaku,
tanggung jawab Persh Outsourcing
• Outsourcing PK WT hrs mensyaratkan pengalihan perlindungan
hak2 P/B apabila terjadi pergantian Outsourcing selama obyek
pekerjaan tetap ada
• Ketentuan lebih lanjut tentang perlindungan P/B dan perizinan
berusaha outsourcing, diatur dg Peraturan Pemerintah
UU 13 TAHUN 2003 Pengupahan ”ps 88 s/d ps 98”

• Kebijakan pengupahan : upah minimum, SSU, kerja lembur, tdk masuk kerja dan atau
tdk melakukan pekerjaan krn alasan tertentu, bentuk dan cara pembayaran upah, hal2
yg dpt diperhitungkan dg upah, upah sbg dasar perhitungan atau pembayaran hak dan
kewajiban lainnya (diatur dlm Peraturan Pemerintah), “no work no pay dan
pengecualianya tdk dirubah”
• Upah muncul saat terjadi hub kerja dan berakhir saat putus hub kerja
• Wajib dibayar sesuai kesepakatan, tdk boleh lebih rendah dari peraturan
perundangan, bila lebih rendah batal demi hukum dan dilaksanakan sesuai peraturan
perundangan
• Upah didasarkan satuan waktu dan/atau satuan hasil (Peraturan Pemerintah)
• Upah Minimum, ditetapkan Gubernur, mempertimbangkan kondisi ekonomi dan
ketenagakerjaan, bersumber dari instansi berwenang bidang statistik.
• UMP=wajib, UMK=dapat, (syarat pertumbuhan ekonomi dan inflasi), lebih tinggi dari
UMP
• Upah Minimum dihitung dg formula, dg variable pertumbuhan ekonomi atau inflasi
• Tata cara penetapan dan syarat UMK, formula upah minimum, diatur dlm Peraturan
Pemerintah
• Pengusaha dilarang membayar dibawah UM, UM utk Pekerja dg MK kurang 1 tahun,
UU 13 TAHUN 2003 Pengupahan ”ps 88 s/d ps 98”

• Upah diatas upah minimum didasarkan atas kesepakatan Pengusaha dengan


P/B
• Upah pada usaha mikro dan kecil, ditetapkan berdasarkan kesepakatan (tdk
mengikuti ketentuan upah minimum), sekurang2nya sebesar prosentasi tertentu
dari rata2 konsumsi masyarakat, data bersumber dari instansi statistic (diatur
dlm Peraturan Pemerintah)
• Pengusaha wajib menyusun SSU, memperhatikan kemampuan persh dan
produktivitas, sbg pedoman penetapan upah,( diatur dlm Peraturan
Pemerintah).
• Peninjauan upah secara berkala memperhatikan kemampuan persh dan
produktivitas
• Upah = upah pokok + tj tetap , upah pokok minimal 75% dari upah pokok + tj
tetap
• Persh pailit, upah dan hak lainnya menjadi hal yg didahulukan pembayaranya
atas kreditur, kecuali kreditur pemegang hak kebendaan
• Dewan Pengupahan (Peraturan Pemerintah), memberikan pertimbangan dan
saran, perumusan kebijakan pengupahan
Pemutusan
Hubungan Kerja
UU 13 TAHUN 2003 PHK ”ps 150 s/d ps 172”

• PHK diupayakan dihindari, apabila harus terjadi maksud PHK diberitahukan


Pengusaha kepada P/B , SP/SB, bila P/B, SP/SB menolak PHK, wajib bipartite,
bipartit tdk tercapai kesepakatan, PHK dilakukan melalui tahap berikutnya
sesaui mekanisme penyelesaian perselisihan hub industrial
• Pemberitahuan tdk perlu : P/B resign, habis masa PK WT, P/B meninggal, P/B
Pensiun
• PHK dilarang : berhalangan masuk kerja krn sakit berdasar surat dokter selama
tdk melebihi 12 bln terus menerus, berhalangan masuk kerja krn menjalankan
kewajiban Negara, menjalankan perintah agama, menikah, hamil, melahirkan,
gugur kandungan, menyusui bayinya, mempunyai pertalian darah dan/atau
perkawinan dg P/B lainya dlm satu persh, mendirikan/menjadi anggota
dan/atau pengurus SP/SB / menjalankan kegiatan SP/SB diluar jam kerja atau
dlm jam kerja atas kesepakatan Pengusaha (diatur dlm PK/PP/PKB),
mengadukan Pengusaha kepada pihak berwajib atas tindak pidana kejahatan yg
dilakukan Pengusaha, berbeda paham politik/agama/suku/golongan/warna
kulit/jenis kelamin/kondisi phisik atau status perkamwinan, cacat tetap akibat
kecelakaan kerja berdasar surat keterangan dokter , = batal demi hukum dan
wajib dipekerjakan kembali
UU 13 TAHUN 2003 PHK ”ps 150 s/d ps 172”

• PHK dpt terjadi : persh melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan,


pemisahan, efisiensi, tutup krn rugi, tutup krn keadaan memaksa, persh pkpu, pailit, persh
merugikan P/B, P/B mundur atas mau sendiri, P/B mangkir, P/B melanggar PK/PP/PKB,
P/B ditahan berwajib, P/B pensiun, P/B meninggal, P/B sakit lebig dari 12 bln berturut,
dpt ditetapkan alasan PHK lain dlm PK/PP/PKB
• Persyaratan dan tata cara PHK diatur dg Peraturan Pemerintah
• Terjadi PHK kewajiban Pengusaha : Pesangon (maks 9 bln) dan/atau Penghargaan Masa
Kerja (maks 10 bln) dan Penggantian Hak (sisa cuti, ongkos plg, hal lain yg diatur dlm
PK/PP/PKB)
• Ketentuan pemberian uang pesangon, penghargaan masa kerja dan penggantian hak
diatur dlm Peraturan Pemerintah
• Upah sebulan utk byr P/PMK/PH : pokok dan tunjangan tetap, haran x30, hasil rata2 12
bln terakhir, lebih rendah dari upah minimum maka upah minimum yg berlaku di lokasi
persh
• Selama proses PHI wajib menjalankan kewajiban, persh menskorsing wajib bayar upah dll
seperti biasa, dilakukan sampai proses selesai sesuai tingkatan proses
• P/B ditahan pihak berwajib, tdk byr upah, memberi bantuan kpd klg tanggungan 1=25%,
2 =35%, 3=45%, 4 atau lebih=50% maksimal 6 bulan, lebih 6 bln dpt di PHK, kurang 6
bln selesai tdk bersalah dipekerjakan kembali, salah dpt di phk
Pemutusan Hubungan Kerja
Definisi :
Penghentian/pengakhiran kelanjutan hubungan kerja
karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan
pengusaha. (psl 1: 25).

Ketentuan :
Berlaku bagi badan usaha, berbadan hukum atau tidak, milik
orang perseorangan, persekutuan atau milik badan hukum,
baik swasta maupun negara, maupun badan usaha-usaha sosial
dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau
imbalan bentuk lain. (pasal 150).
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
‚ Pada prinsipnya, PHK sebisa mungkin dihindari (pasal 151:1)
‚ Harus terjadi PHK, maksud dan alasan disampaikan Pengusaha kepada
Pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/Buruh (pasal 151: 2).
‚ Dlm hal Pekerja/Buruh atau Serikat Pekerja/Buruh menolak,
penyelesaian PHK WAJIB dilakukan perundingan bipartit (pasal 151: 3).
‚ Apabila bipartit tdk tercapai kesepakatan, PHK dilakukan tahap
berikutnya sesuai mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan
industrial (pasal 151: 4).

Artinya:
Semangat dan metoda BIPARTIT adalah nomor satu.
Hendaknya selalu diupayakan penyelesaian masalah dengan cara ini
dan hindari upaya melibatkan pihak luar.

Bipartit adalah Seni. Kunci Sukses: Inter-Personal dan Negotiation Skill


Pemberitahuan PHK (ps 37,38,39)
1) Pemberitahuan dari Pengusaha :
1) Bentuk surat pemberitahuan, disampaikan secara sah dan patut, paling
lama 14 (empat belas) hari kerja, sebelum PHK
2) PHK masa percobaan, pemberitahuan paling lama 7 (tujuh) hari kerja
sebelum PHK.
3) Tetap melaksanakan kewajiban sampai dengan waktu phk
2) P/B menerima pemberitahuan dan tidak menolak, Pengusaha HARUS
melaporkan PHK ke Kementerian dan atau Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten/Kota.
3) P/B menerima pemberitahuan dan menolak, membuat surat penolakan
disertai alas an, paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya
pemberitahuan.
4) Perbedaan pendapat diselesaikan melalui perundingan bipartit, jika
tdk ada kesepakatan, melalui mekanisme PPHI.
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)

PEMBERITAHUAN tidak diperlukan (PASAL-151A) :


1) Pekerja Mengundurkan Diri Atas Kemauan Sendiri
1) Mengajukan permohonan tertulis, selambatnya 30 hari
2) Tidak terijat dlm ikatan dinas
3) Tetap melaksanakankewajiban sampai dengan waktu
pengunduran diri
2) Berakhirnya PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
3) Pekerja Mencapai Usia Pensiun
4) Pekerja Meninggal Dunia
 PHK YANG DILARANG
PASAL 53
(1) Selama 12 (dua belas) Bulan Pekerja Sakit
(2) Pekerja Tidak Bekerja Karena Menjalankan Tugas Negara
(3) Pekerja Menjalankan Ibadah Agamanya
(4) Pekerja Menikah
(5) Pekerja Wanita Hamil, Melahirkan, Gugur Kandungan, Menyusui Bayi
(6) Pekerja Memiliki Pertalian Darah/Ikatan Perkawinan
(7) Pekerja Mendirikan, Menjadi Anggota, dan Melakukan Aktivitas SP
(8) Pekerja Mengadukan Tindak Pidana oleh Pengusaha Ke Pihak
Berwajib
(9) Karena Alasan SARA, Gender, Kondisi Fisik, atau Status Perkawinan
(10) Pekerja Sakit/Cacat Akibat Kecelakaan Kerja dan Jangka
Penyembuhannya Belum Dapat Dipastikan
 KOMPONEN BIAYA PHK

1- Pesangon (pasal 156:2, Lihat Tabel)


2- Penghargaan Masa Kerja (pasal 156:3, Lihat Tabel)
3- Uang Penggantian Hak (pasal 156:4)
(a) Cuti Tahunan yg belum diambil/belum gugur
(b) Biaya pulang Pekerja & Keluarganya ke tempat diterima bekerja
(c) Hal-hal lain yang diatur di PK, PP, dan PKB
 KOMPONEN BIAYA PHK : PESANGON

Masa Kerja Pesangon


kurang dari 1 tahun 1 X Upah Sebulan
1 tahun s/d kurang dari 2 tahun 2 X Upah Sebulan
2 tahun s/d kurang dari 3 tahun 3 X Upah Sebulan
3 tahun s/d kurang dari 4 tahun 4 X Upah Sebulan
4 tahun s/d kurang dari 5 tahun 5 X Upah Sebulan
5 tahun s/d kurang dari 6 tahun 6 X Upah Sebulan
6 tahun s/d kurang dari 7 tahun 7 X Upah Sebulan
7 tahun s/d kurang dari 8 tahun 8 X Upah Sebulan
8 tahun dst. 9 X Upah Sebulan
 KOMPONEN BIAYA PHK : PENGHARGAAN MASA KERJA

Masa Kerja Penghargaan Masa Kerja

3 tahun s/d kurang dari 6 tahun 2 X Upah Sebulan


6 tahun s/d kurang dari 9 tahun 3 X Upah Sebulan
9 tahun s/d kurang dari 12 tahun 4 X Upah Sebulan
12 tahun s/d kurang dari 15 tahun 5 X Upah Sebulan
15 tahun s/d kurang dari 18 tahun 6 X Upah Sebulan
18 tahun s/d kurang dari 21 tahun 7 X Upah Sebulan
21 tahun s/d kurang dari 24 tahun 8 X Upah Sebulan
24 tahun dst. 10 X Upah Sebulan
RAGAM PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PS 154A

(1) Perusahaan melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan,


atau pemisahan perusahaan dan P/B tidak bersedia melanjutkan hub
kerja atau Pengusaha tdk bersedia menerima P/B (ps 154A/41, 1P/1PMK/PH)
(2) Pengambilalihan Perusahaan (ps 154A/42, 1P/1PMK/PH)
(3) Pengambilalihan perusahaan terjadi perubahan syarat kerja, P/B tidak
bersedia melanjutkan hubungan kerja (ps 154A/42, 0,5P/1PMK/PH)
(ps 154A/43-1, 0,5P/1PMK/PH)
(4) Perusahaan melakukan efisiensi krn mengalami kerugian
(5) Perusahaan melakukan efisiensi utk mencegah kerugian (ps 154A/43-2, 1P/1PMK/PH)
(6) Perusahaan tutup yg disebabkan krn mengalami kerugian terus
menerus atau tdk terus menerus selama 2 tahun (ps 154A/44-1, 0,5P/1PMK/PH)
(ps 154A/44-2, 1P/1PMK/PH)
(7) Perusahaan tutup bukan disebabkan krn mengalami kerugian
(8) Perusahaan tutup yg disebabkan karena keadaan memaksa (force
majeur) (ps 154A/45-1, 0,5P/1PMK/PH) (ps 154A/45-2, 0,75P/1PMK/PH)
(9) Perusahaan mengalami keadaan memaksa (force majeur), tidak tutup
(10) Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang,
krn mengalami kerugian (ps 154A/46-1, 0,5P/1PMK/PH)
(11) Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang,
bukan krn mengalami kerugian (ps 154A/46-2, 1P/1PMK/PH)
RAGAM PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PS 154A

11) Perusahaan pailit (ps 154A/47, 0,5P/1PMK/PH)


12) Adanya permohonan PHK yg diajukan P/B dengan alasan Pengusaha
melakukan perbuatan melanggar. (ps 154A/48, 1P/1PMK/PH) (ps 154A/49, PH/UP)
13) Adanya putusan LPPHI yg menyatakan Pengusaha tdk melakukan
perbuatan yg dituduhkan dan Pengusaha memutuskan utk PHK
(8) P/B mengundurkan diri atas kemauan sendiri (ps 154A/50, PH/UP)
(ps 154A/51, PH/UP)
(9) PHK Akibat Pekerja Mangkir 5 hari berturutan, telah dipanggil 2 kali
(10) P/B melakukan pelanggaran yg diatur dlm PK/PP/PKB dan telah
diberikan Surat Peringatan 1/2/3 (ps 154A/52-1, 0,5P/1PMK/PH) (ps 154A/52-2, PH/UP)
(11) P/B melakukan pelanggaran mendesak yg diatur dlm PK/PP/PKB
(12) Pekerja tdk bisa melakukan pekerjaan selama 6 bulan, karena ditahan
Pihak Berwajib diduga melakukan tindak pidana, berdampak kerugian
perusahaan (ps 154A/54-1, PH/UP)
(13) Pekerja tdk bisa melakukan pekerjaan selama 6 bulan, karena ditahan
Pihak Berwajib diduga melakukan tindak pidana, tidak berdampak
kerugian perusahaan (ps 154A/54-2, 1PMK/PH)
RAGAM PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PS 154A

14) Pekerja dlm perkara pidana, berdampak kerugian persh, diputus


bersalah sebelum 6 bulan. (ps 154A/54-4, PH/UP)
15) Pekerja dlm perkara pidana, tidak berdampak kerugian persh, diputus
bersalah sebelum 6 bulan.(ps 154A/54-5, 1PMK/PH)
16) Pekerja Sakit Menahun, Cacat Kecelakaan Kerja, dan ‘Medically Unfit’,
(inisiatif Pengusaha/Pekerja) (ps 154A/55, 2P/1PMK/PH)
17) P/B memasuki usia pensiun (ps 154A/56, 1.75P/1PMK/PH)
18) P/B meninggal dunia (ps 154A/57, 2P/1PMK/PH)

Pasal-59 PP 35 Tahun 2021


“Pesangon, PMK, Penggantian Hak, dan/atau Uang Pisah , usaha mikro dan
usaha kecil, WAJIB dibayarkan Pengusaha berdasar KESEPAKATAN”
Pasal-58 PP 35 Tahun 2021
“ Pengusaha yg mengikutkan P?B pada program Pensiun sesuai UU Pensiun,
premi dan manfaat Pensiun yg dibayar Pengusaha dapat diperhitungkan
sebagai pemenuhan kewajiban Penguasaha atas Pesangon dan PMK, serta
Uang Pisah ”
 hal-hal yg bisa dituangkan dlm PK/PP/PKB

ALASAN MENDESAK

Pasal – 1603 KUH PERDATA


“ Bagi si majikan dianggap sebagai alasan-alasan yang
mendesak dalam arti, pasal yang lalu perbuatan-perbuatan,
sifat-sifat atau tingkah laku si pekerja / buruh yang demikian
hingga karenanya dari pihaknya si majikan tidak sepatutnya
dapat diminta untuk meneruskan perhubungan kerjanya”
 Alasan mendesak : pasal 1603 kuh perdata
Buruh waktu menutup perjanjian telah menyesatkan majikan dengan memperlihatkan surat
1
pernyataan palsu, memberikan keterangan palsu
2 Ternyata amat terlalu kurang mempunyai kecakapan atau kesanggupan

3 Meskipun telah diperingatkan, masih gemar mabuk, madat, berbuat tingkah laku yang buruk
Telah melakukan pencurian, penggelapan, penipuan atau lain-lain, menyebabkan tidak patut lagi
4
mendapat kepercayaan
Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam sungguh-sungguh majikan, sanak keluarga
5
atau teman serumah majikan atau teman sekerja
Membujuk, mencoba mengajak majikan, sanak keluarga atau teman serumah si majikan atau teman
6
sekerja untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan UU atau kesusilaan
Dengan sengaja atau meskipun telah diperingatkan, secara sembrono merusak milik majikan atau
7
menerbitkan bahaya yang sungguh-sungguh mengancam milik itu
Dengan sengaja atau meskipun telah diperingatkan, menerbitkan bahaya yang sungguh-sungguh
8
mengancam pada diri sendiri atau lain-lain orang
Mengumumkan hak-hak istimewa mengenai rumah tangga atau perusahaan si majikan yang ia
9
diwajibkan merahasiakan
Berkeras kepala menolak atau memenuhi perintah yang patut diberikan kepadanya oleh atau atas
10
nama majikan.
11 Dengan cara lain sangat melalaikan yang oleh perjanjian dibebankan kepadanya
12 Dengan sengaja atau sembrono telah menjadi tidak mampu melakukan pekerjaan
 PHK SEBAGAI VARIABLE PROSES BISNIS

LEPASKAN AMBIL
Penentu :
(1) Biaya
(2) Kompetensi Organisasi
(3) Fleksibilitas Organisasi KEUNGGULAN
(4) Stabilitas BERSAING YG
(5) Legal Compliance
BERKELANJUTAN
(SCA) GUNAKAN
KEMBANGKAN

IMBALAN
 PHK SEBAGAI VARIABLE PROSES BISNIS
Flow Process…
Strategi Strategi PHK
Bisnis

Strategi Alasan Penentuan Teknik


Budget Evaluasi
Bisnis PHK Kandidat PHK

Aspek Hukum Legal-Formal

• Cost- 15 Ragam • Potensi • UU • Bipartit


Leadership
PHK • Perilaku • Perjanjian
• Differentiation • Tripartit
• Focus • Kompetensi • Keadilan
• Integrated • Perfomance • Kebiasaan
Cost/Diffentiat
ion
• Usia
 PROSES BIPARTIT :
DENGAN INDIVIDU ATAU KELOMPOK KECIL
(1) Hasil Akhirnya adalah PB (Persetujuan Bersama)
(2) Dilakukan Langsung dengan Pekerja Ybs
(3) Melalui Pembicaraan untuk Mencapai Persetujuan
(a) Dalam hal pelanggaran, tunjukkan peraturan mana yang dilanggar
(b) Tunjukkan SAKSI, BUKTI, dan SANKSI yang memberatkan untuk
menarik PENGAKUAN-nya
(c) Sampaikan implikasi bagi Ybs jika masalah tsb disampaikan
kpd pihak ke-3 (pidana, perdata, nama baik, waktu, materi dll).
(d) Sampaikan jalan tengah terbaik dan dorong Ybs agar mengambilnya
secara sukarela
(4) Semua Hasil Pembicaraan Ditulis dalam RISALAH
(5) Minimalkan Peran Serikat Pekerja jika Anda tidak memiliki
hubungan yang baik dengan mereka.
 PROSES BIPARTIT : PHK MASAL
(1) Hasil Akhirnya adalah PB (Persetujuan Bersama)
(2) Lakukan Melalui Serikat Pekerja & Lembaga Bipartit
(3) Diperlukan Kemampuan Negosiasi yang Baik
(a) Sampaikan Tujuan dan Alasan PHK Masal
(b) Sampaikan Dasar Hukumnya
(c) Sampaikan implikasi bagi Pekerja jika masalah tsb
disampaikan kpd pihak ke-3 (waktu, materi, nama baik dll).
(d) Sampaikan jalan tengah terbaik dan dorong agar mereka
mengambilnya secara sukarela
(e) Ajak Serikat Pekerja untuk Mensosialisasikan kpd Pekerja
(4) Semua Hasil Pembicaraan Ditulis dalam RISALAH
(5) Hindari Menyebarnya Berita PHK
 PROSES BIPARTIT : PHK MASAL
Khusus PHK karena Perampingan Organisasi atau Efisiensi,
dimana biasanya perusahaan masih berjalan dengan baik:

(1) Proses PHK Masal bisa dibuat sebagai ‘Berkah’ dan bukan
‘Bencana’ bagi Karyawan beserta keluarganya

(2) Dengan cara diberikan kompensasi yang menarik diatas


ketentuan Normatif

(3) Bisa juga diberikan program ‘Career Transition


Assistance’ atau Entrepreneurship’ sebelum dilakukan
PHK
 RISALAH PERUNDINGAN BIPARTIT : ISI
(1) Hari/Tanggal, Jam, Tempat, dan Jumlah/Nama-2 yang
Hadir
(2) Pokok Permasalahan
(3) Pendirian Pihak-1 (Pengusaha)
(4) Pendirian Pihak-2 (Pekerja)
(5) Pendirian Serikat Pekerja
(6) Pendirian Lembaga Bipartit
(7) Kesimpulan Perundingan
(8) Tanda Tangan Semua Pihak yang Terlibat
 PERSETUJUAN BERSAMA (PB) : ISI
(1) Hari/Tanggal, Jam, Tempat, dan Jumlah/Nama-2 yg Terikat PB
(2) Posisi Masing-Masing Pihak yang Mengikatkan Diri
(3) Deklarasi: “dengan kesadaran penuh”, “tanpa paksaan dan
tekanan”, “mengerti”, “memahami”, “menyetujui”,
“menyepakati”
(4) Daftar butir-butir yang disepakati dan disetujui
(5) Deklarasi “pelepasan hak” apabila diperlukan
(6) Deklarasi “menerima”, “tidak akan MENUNTUT dan
MENGGUGAT lagi secara pidana maupun perdata di kemudian
hari, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik atas
nama pribadi maupun ahli warisnya”
(8) Tanda Tangan Semua Pihak yang Terikat diatas Meterai cukup.
(9) Tanda Tangan Saksi-Saksi (minimal 2 orang). SP sebagai saksi
lebih baik.
(10) Disahkan oleh Pihak Disnakertrans
 phk: peran manager
• Harus mampu memahami “SUASANA KOMUNIKASI”
• Emosi Manager harus mengkristal dg emosi pekerja
• Menyadari PHK karena ada peran gagal Manajemen :
1- Kegagalan seleksi
2- Kegagalan pembinaan
3- Kegagalan pelatihan dan pengembangan
4- Kegagalan dlm penciptaan komunikasi
harmonis dan efektif
UU 40 TAHUN 2004 Jamsos UU 24 TAHUN 2011

• Tambahan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP), P/B terkena


PHK berhak mendapatkan JKP
• JKP : uang tunai, akses informasi pasar kerja dan pelatihan
kerja
• JKP diselenggarakan oleh BPJSKetenagakerjaan dan
Pemerintah Pusat, diatur lebih lanjut melalui Peraturan
Pemerintah, secara nasional dg prinsip asuransi social
• Peserta adalah setiap orang yg membayar Iuran, iuran dibayar
Pemerintah Pusat, manfaat setelah memiliki masa kepesertaan
tertentu maks 6 bulan upah, diatur dlm Peraturan Pemerintah
• Sumber dana : modal awal Pemerintah, rekomposisi iuran,
operasioal BPJS Ketenagakerjaan, diatur dlm Peraturan
Pemerintah
UU 13 TAHUN 2003 SANKSI ”ps 183 s/d ps 190”

• Pidana Kejahatan (penjara 1-4 th dan/atau denda min 100 jt maks 400 jt :
perorangan pakai TKA (42-2), mempekerjakan anak (68), pekerjakan anak bkn yg
dibolehkan (69-2), melarang ibadah (80), tdk memberikan istirahat melahirkan
atau gugur kandungan (82), tdk bayar upah sesuai kesepakatan (88A-3), byr upah
dibawah UM (88E-2), menghalangi hak mogok sah SP/SB (143), tdk bayar
pesangon, pmk, ph PHK (156-1), tdk pekerjakan kembali P/B yg diputus tdk
bersalah dlm perkara pidana selesai sebelum 6 bln (160-4)
• Pidana Pelanggaran (penjara 1-4 bln dan/atau denda min 10 jt maks 400 jt : tdk
memberikan perlindungan penempatan kerja (35-2/3), tdk byr upah pengecualian
no work no pay (93-2), mengalangi mogok kerja sah (137) (138-1),
• Pidana Pelanggaran (penjara 1-12 bln dan/atau denda min 10 jt maks 100 jt :
menggunakan TKA tdk menunjuk pendamping, memberi pendidikan/pelatihan
(45-1), tdk berikan perlindungan P/B cacat (67-1), tdk penuhi syarat pekerjakan
anak (71-2), btdk penuhi syarat P/B perempuan (76), tdk byr lembur (78-2), tdk
berikan waktu istirahat/cuti (79-1), tdk byr lembur holiday (85-3), memberi
sanksi mogok kerja sesuai aturan (144)
UU 13 TAHUN 2003 SANKSI ”ps 183 s/d ps 190”

• Pidana Pelanggaran denda min 5 jt maks 50 jt : mungut biaya


penempatan tdk sesuai (38-2), tdk buat SK pengangkatan PK lisan (63-1),
melebihi waktu kerja tdk penuhi syarat (78-1), tdk buat PP kary lebih 10
orang blm ada PKB (108-1),tdk perbaharui PP (111-3), tdk sosialisasi isi
PP (114), lock-out tdk penuhi prosedur (148)
• Administrasi : diskriminasi kesempatan kerja (5), diskriminasi pekerjaan
(6), lembaga pelatihan tdk berbadan ukum (14-1), penyelenggaraan tdk
penuhi syarat (15), pemagangan tdk penuhi syarat (25), lembaga
penempatan kerja tdk penuhi perizinan (37-2), pungut niaya penempatan
tdk sesui syarat (38-2), TKA tdk ada RPTKA (42-1), byr kompensasi TKA
(47-1), uang kompensasi habis PKWT (61A), lembaga outsourcing tdk
badan hokum/penuhi izin berusaha (66-4), tdk terapkan SMK3 (87), tdk
susu SSU (92), tdk bentuk LKS Bipartit (106), tdk cetak dan bagikan
naskah PKB (126-3), tdk berikan antuan P/B ditahan berwajib (160-1/2)
UU 18 TAHUN 2017 TK MIGRAN ”ps 1, 51, 53, 57, 89A”

• SIP3MI dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat


• PPPMI, wajib memiliki izin yg memenuhi perijinan yg
dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, tdk dpt
dipindahtangankan
• Memenuhi norma, standar, prosedur dan kriteria yg
ditetapkan Pemerintah Pusat
• Dapat membentuk kantor cabang, memenuhi norma,
standar, prosedur dan kriteria, tanggungjawab ada di
kantor pusat
• Pembaharuan data maksimal 30 hari kerja, lewat kena
denda
• Pengertian dan makna SIP3MI menyesuaikan UU Ciptaker
PENYELESAIAN
PERSELISIHAN
 PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PENGUSAHA/ PEKERJA/
GABUNGAN BERBEDA PENDAPAT BURUH ATAU
PENGUSAHA SP/SB

EMPAT JENIS PERSELISIHAN BERIKUT:

1- PERSELISIHAN HAK 3- PERSELISIHAN PHK


2- PERSELISIHAN KEPENTINGAN 4- PERSELISIHAN ANTAR SP/SB
DALAM SATU PERUSAHAAN
 PHI : FLOWCHART PPHI UU NO.02/2004
MAHKAMAH AGUNG
30 HARI
(KASASI)
Ps 115
PK P. HAK P. PHK

PUTUSAN PENGADILAN PHI 50 HARI


FINAL Ps. 103

PB PB
30 HARI 140
ARBITER KONSILIASI MEDIASI Ps 15, HARI
Ps 25,
SEPAKAT 2 PIHAK Ps 40
(1)

DISNAKER

PB BIPARTIT 30 HARI
Ps. 3 (2)

KEPENTINGAN SP/SB HAK PHK


PERSELISIHAN
 JENIS PERSELISIHAN : PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

1 2
PERBEDAAN PENGAKHIRAN
KETENTUAN YANG PENDAPAT HUBUNGAN KERJA
TELAH DITETAPKAN
OLEH SALAH SATU
DALAM PK/PP/PKB 3 PIHAK

CONTOH:
• PEMBAYARAN UPAH
SELAMA SKORSING
4
AKIBAT:
TIMBUL PERSELISIHAN PHK
 penyelesaian perselisihan hubungan industrial

DILUAR MELALUI
PENGADILAN PENGADILAN
NEGERI NEGERI

1 2

(1) BIPARTIT
PENGADILAN
(2) MEDIASI
HUBUNGAN
(3) KONSILIASI
INDUSTRIAL
(4) ARBITRASE
 PENYELESAIAN PERSELISIHAN DILUAR PENGADILAN NEGERI :

Penyelesaian
Melalui Bipartit
 PENYELESAIAN BIPARTIT : JENIS PERSELISIHAN

1- HAK
2- KEPENTINGAN
3- PHK
4- ANTAR SP/SB

 PENYELESAIAN BIPARTIT WAJIB DILAKUKAN

 BATAS WAKTU BIPARTIT: 30 HARI


 PENYELESAIAN BIPARTIT : ALUR PROSES

PERUNDINGAN
(RISALAH RAPAT)
1 2

MENOLAK BERUNDING PARA PIHAK SEPAKAT


ATAU TIDAK SEPAKAT

SALAH SATU ATAU


PARA PIHAK BUAT PERJANJIAN PB MENJADI
MENCATATKAN BERSAMA (PB) HUKUM YANG
PERSELISIHAN KE AKTA BUKTI MENGIKAT DAN
DISNAKER SETEMPAT
PENDAFTARAN WAJIB
PB DIDAFTARKAN OLEH DILAKSANAKAN
DISERTAI RISALAH PARA PIHAK KE PHI DI
RAPAT PN SETEMPAT

AJUKAN
PERMOHONAN N DILAKSANAKAN Y
DENGAN BAIK? SELESAI
EKSEKUSI KE PHI

PENETAPAN
EKSEKUSI MELALUI
PHI DI PN
 PENYELESAIAN BIPARTIT : ALUR PROSES TINDAK LANJUT

1 2
DISNAKER DISNAKER BUKTI
SETEMPAT MENELITI BIPARTIT
MENERIMA PERSELISIHAN LENGKAP
PERSELISIHAN & BUKTI ?

4
KOALISI/
ARBITRASE SEPAKAT
MEMILIH
TAWARKAN: DIKEMBALIKAN
YA TIDAK DAN DALAM 7
KONSILIASI/
ARBITRASE/ HARI HARUS
TIDAK SEPAKAT
MEDIASI 3 DILENGKAPI
MEMILIH DALAM
5 7 HARI KERJA
MEDIATOR
 PENYELESAIAN BIPARTIT : ALUR PROSES TINDAK LANJUT

1 KONSILIASI 2 ARBITRASE
JENIS PERSELISIHAN: JENIS PERSELISIHAN:
(1) KEPENTINGAN (1) KEPENTINGAN
(2) PHK (2) ANTAR SP/SB
(3) ANTAR SP/SB

TIDAK SALAH SATU PIHAK


SEPAKAT DAPAT MENGGUGAT

KASASI PK
PHI MA FINAL
PHK
 PENYELESAIAN PERSELISIHAN DILUAR PENGADILAN NEGERI :

Penyelesaian
Melalui MEDIASI
 PENYELESAIAN MEDIASI : JENIS PERSELISIHAN

1- HAK
2- KEPENTINGAN
3- PHK
4- ANTAR SP/SB

 BATAS WAKTU MEDIASI: 30 HARI


 PENYELESAIAN MEDIASI : ALUR PROSES

Anjuran Dijawab dalam 10 hari


2 Tertulis setelah menerima Ditolak
dapat Anjuran
panggil dalam 10 hari
Tidak Saksi Gugatan
Sepakat Akta Bukti
Pendaftaran
1 PHI

Para Pihak Setuju Anjuran,


Penerimaan maksimum Tidak dilaksanakan
Sepakat
Pelimpahan dalam 3 hari / merugikan pihak lain,
ajukan Permohonan
Eksekusi di PHI

PB mengikat, Didaftarkan para


Penelitian menjadi hukum pihak ke PHI di
Perselisihan dan wajib PN diwilayah PENETAPAN
Maks. Dalam dilaksanakan mengadakan PB EKSEKUSI
7 hari kerja
 PENYELESAIAN PERSELISIHAN DILUAR PENGADILAN NEGERI :

Penyelesaian
Melalui konsiliasi
 PENYELESAIAN konsiliasi : JENIS PERSELISIHAN

1- KEPENTINGAN
2- PHK
3- ANTAR SP/SB

 BATAS WAKTU KONSILIASI: 30 HARI


 PENYELESAIAN konsiliasi : alur proses
TERTULIS TERTULIS
DALAM 10 HARI DALAM 10 HARI

AKTA BUKTI ANJURAN ANJURAN DIJAWAB DITOLAK


PENDAFTARAN
GUGATAN

TIDAK DITERIMA PHI


SEPAKAT MAKSIMUM
KONSILIATOR DALAM 3 HARI
MENERIMA
PELIMPAHAN TIDAK
PARA AJUKAN DILAKSANAKAN
PERMOHONAN /RUGIKAN
PENELITIAN PIHAK EKSEKUSI DI PHI PIHAK LAIN
PERSELISIHAN
MAKS 7 HARI 1 SEPAKAT ?
KERJA DAN
PB DIDAFTARKAN
DAPAT
MEMANGGIL MENGIKAT; OLEH PARA PIHAK
SAKSI MENJADI HUKUM PENETAPAN
KE PHI
DAN WAJIB EKSEKUSI
DI PN SETEMPAT
DILAKSANAKAN
 PENYELESAIAN PERSELISIHAN MELALUI PENGADILAN NEGERI :

PeNGADILAN
HUBUNGAN
INDUSTRIAL (PHI)
 PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL : PENGERTIAN

ADALAH PENGADILAN KHUSUS YANG DIBENTUK DI


LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI DAN BERWENANG:

1 2 3

Memberi
Memeriksa Mengadili
Putusan
 SUSUNAN PHI

1 2 3 4

HAKIM PANITERA PANITERA


HAKIM
Ad-Hoc MUDA PENGGANTI
 PHI : TUGAS DAN WEWENANG MENGADILI

PERTAMA PERTAMA &


TERAKHIR
PERSELISIHAN PERSELISIHAN
HAK KEPENTINGAN
& &
PERSELISIHAN PERSELISIHAN
PHK ANTAR SP/SB
 SUSUNAN MAHKAMAH AGUNG

HAKIM
HAKIM Ad-Hoc
PANITERA
AGUNG PADA
MA
 TUGAS MAHKAMAH AGUNG

1 2 3
MEMERIKSA &
MENGADILI TATA CARA
PERSELISIHAN PERMOHONAN
PENYELESAIAN
HUBUNGAN KASASI &
PALING LAMBAT
INDUSTRIAL PENYELESAIAN
30 HARI KERJA
YANG SESUAI PER-UU-an
DITETAPKAN YANG BERLAKU
OLEH
KETUA MA
 TUGAS PANITERA

1 2 3 4
MEMBUAT MENYAMPAIKAN: SEBAGAI
DAFTAR (1) SURAT PANITERA
SEMUA PANGGILAN PENGGANTI
ADMINISTRASI DAN
PERSELISIHAN (2) PEMBERITAHU-
PHI AN PUTUSAN MENCATAT
YG DITERIMA JALANNYA
KEDALAM (3) SALINAN
PUTUSAN PERUNDINGAN
BUKU PERKARA DALAM
BERITA ACARA
 PEMERIKSAAN DENGAN ACARA BIASA
MEMANGGIL PARA PIHAK KE ALAMAT TEMPAT TINGGAL
UNTUK DATANG SECARA SAH KEDIAMAN TERAKHIR
1

TIDAK ADA DI TEMPAT SAMPAIKAN MELALUI


TUGAS TINGGAL KEDIAMAN KEPALA KELURAHAN/DESA
PANITERA 2 TERAKHIR
SEBELUM
DIPANGGIL SENDIRI ATAU LAKUKAN DENGAN
SIDANG MELALUI ORANG LAIN TANDA TERIMA
3

TEMPAT TINGGAL ATAU TEMPELKAN DI PAPAN


KEDIAMAN TIDAK DIKENAL PENGUMUMAN PHI
4
 PEMERIKSAAN DENGAN ACARA BIASA
MAJELIS HAKIM 1 DIDENGAR
DAPAT KETERANGAN
MEMANGGIL
SAKSI/SAKSI AHLI
2 MEMBERIKAN
SAKSI/SAKSI AHLI KESAKSIAN
SIDANG WAJIB MEMENUHI DIBAWAH SUMPAH
PERSELISIHAN PANGGILAN

SALAH SATU KETUA MAJELIS HAKIM


3 TETAPKAN HARI SIDANG
PIHAK/PARA PIHAK
TIDAK HADIR BERIKUTNYA, MAKS 7 HARI
SIDANG PERTAMA TANPA ALASAN KERJA STLH TGL PENUNDAAN
HARUS SUDAH
DILAKUKAN OLEH KETUA PENUNDAAN MAKSIMUM
MAJELIS HAKIM DLM SIDANG KARENA 4 DUA
WAKTU MAKS 7 HARI SALAH SATU/ PARA KALI
KERJA SEJAK PIHAK PENUNDAAN
PENETAPAN MAJELIS
HAKIM
 PEMERIKSAAN DENGAN ACARA BIASA
PENGGUGAT/KUASA GUGATAN DIANGGAP
HUKUMNYA YANG SAH GUGUR TETAPI
SETELAH DIPANGGIL 5 PENGGUGAT BERHAK
SECARA PATUT TIDAK MENGAJUKAN
DATANG PADA SIDANG GUGATANNYA
PENUNDAAN TERAKHIR SEKALI LAGI
SIDANG
PERSELISIHAN
TERGUGAT/KUASA MAJELIS HAKIM
HUKUMNYA YANG SAH DAPAT MEMERIKSA
SETELAH DIPANGGIL 6 DAN MEMUTUS
SIDANG PERTAMA SECARA PATUT TIDAK PERSELISIHAN TANPA
HARUS SUDAH DATANG PADA SIDANG DIHADIRI
DILAKUKAN OLEH KETUA PENUNDAAN TERAKHIR TERGUGAT
MAJELIS HAKIM DLM
WAKTU MAKS 7 HARI
KERJA SEJAK
PENETAPAN MAJELIS
HAKIM
 PEMERIKSAAN DENGAN ACARA BIASA

TERBUKA
UNTUK UMUM
KECUALI DITETAPKAN LAIN

SIDANG SETIAP ORANG YANG HADIR WAJIB


MENGHORMATI TATA TERTIB
PERSELISIHAN
PERSIDANGAN

BILA TIDAK MENTAATI TATA TERTIB


PERSIDANGAN, DIPERINGATKAN DAN
BAHKAN DIKELUARKAN
 PEMERIKSAAN DENGAN ACARA BIASA

HAKIM KETUA SIDANG HARUS


PENGUSAHA TERBUKTI SEGERA MENJATUHKAN
TIDAK PUTUSAN SELA KEPADA
MELAKSANAKAN PENGUSAHA UTK MEMBAYAR
KEWAJIBAN PASAL 155 UPAH & HAK-HAK LAINNYA
SIDANG UUTK NO. 13/2003
PERTAMA TERHADAP PUTUSAN
SELA DAN PENETAPAN BILA PUTUSAN SELA TIDAK
TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN, HAKIM
DIAJUKAN KETUA SIDANG
PERLAWANAN MEMERINTAHKAN SITA
DAN/ATAU TIDAK JAMINAN DALAM SEBUAH
DAPAT DIGUNAKAN PENETAPAN PHI
UPAYA HUKUM
 PEMERIKSAAN DENGAN ACARA CEPAT
KEPENTINGAN MENGAJUKAN
MENDESAK PERMOHONAN DENGAN DISERAHKAN
DARI SALAH ALASAN KEPADA PHI KE KETUA PN
SATU/PARA UTK PEMERIKSAAN
PIHAK DIPERCEPAT

DIKABULKAN PENETAPAN DITOLAK


SIDANG
PERSELISIHAN
DALAM WAKTU 7 HARI KERJA SEJAK KEMBALI
PENETAPAN, KETUA PN MENETAPAN KE ACARA
MAJELIS HAKIM, HARI, TEMPAT, DAN BIASA
WAKTU SIDANG TANPA PEMERIKSAAN
TENGGANG WAKTU UTK JAWABAN
& PEMBUKTIAN KEDUA BELAH PIHAK
MASING-2 TIDAK > 14 HARI KERJA
 PHI : ATURAN PERALIHAN (PS 124)
1. P4 Daerah dan P4 Pusat tetap melaksanakan fungsi dan tugas
sampai dengan terbentuknya Pengadilan HI
2. Dengan terbentuknya Pengadilan HI maka kasus yang diajukan
kepada :
- P4 Daerah atau Lembaga lain yang setingkat dan belum
diputus, proses dilimpahkan dan diselesaikan melalui
Pengadilan HI
- P4Daerah atau Lembaga lain yang setingkat, yang
dimintakan danding masih dalam tenggang waktu 14 hari
diselesaikan oleh MA
- P4 Pusat atau Lembaga lain yang setingkat, yang belum
diputus diselesaikan oleh MA
- P4 Pusat atau Lembaga lain yang setingkat, yang dimintakan
banding masih dalam tenggang waktu 90 hari diselesaikan
oleh MA
 KUNCI SUKSES HUBUNGAN INDUSTRIAL
Kompetensi HR-Officer
Inter-Personal & Networking Skill
Negotiation Skill
Intelligent Skill
Sense of Urgency & Crisis
Lembaga Bipartit
Pasal 106: Wajib dibentuk jika jumlah Pekerja >50
orang Berfungsi sebagai Forum Komunikasi
dan Coaching-Counseling ketenagakerjaan.
Early Detection Terhadap Keluhan
Survey, Kotak Saran, Coaching-Counseling, dll
terima kasih

DWI SARYANTO

Anda mungkin juga menyukai