Anda di halaman 1dari 77

Penyusunan Peraturan Perusahaan dan

Perjanjian Kerja Bersama


Melalui Sistem Elektronik
e- PP dan e- PKB

Oleh
DR. Sri Rahayu SH.MM
Disampaikan pada Acara
Webnar , 17 – 18 Februari 2021
• Nama : Dr. Hj. Sri Rahayu, SH.MM.
• Pendidikan : S 1 (UKSW), S 2 (LPIM), S 3 (UNJ)
• Diklat : 1. Mediator Hubungan Industrial
2. Pengawas Ketenagakerjaan
3. PPNS Ketenagakerjaan
4. PIM IV
5. Widyaiswara
• Jabatan : Widyaiswara Ahli Madya
• Alamat : Komp. Titian Asri B I/ 25 Bekasi
• Telp. : 0811- 940228
• Email : yayukphilip@yahoo.co.id
• Penulis Buku : Outsourcing, PHK, Perjanjian Kerja,
Jamsostek, PPHI.
PERATURAN PERUSAHAAN
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan beberapa Peraturan Pelaksanaannya.
2. Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN
3. UU NO 24 / 2011 tentang BPJS
4. UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial dan beberapa Peraturan
Pelaksanaannnya.
5. Tata Cara Pembuatan Dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Dalam
Permenaker RI No 28 Tahun 2014 ( Kepmenakertrans RI  Nomor :
Kep. 48/Men/IV/2004 )
Peraturan yang dibuat secara tertulis, oleh
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja
dan tata tertib perusahaan.
KEWAJIBAN MEMBUAT
PERATURAN PERUSAHAAN
1. Pengusaha yang
mempekerjakan
pekerja/buruh sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh)
orang.
2. Tidak berlaku bagi
perusahaan yang telah
memiliki PKB.
3. Tanggung jawab dari
Pengusaha.
1. Isi adalah syarat-syarat kerja yang belum diatur
dalam Peraturan Perundang-undangan.
2. Rincian pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan
Perundang-undangan.
3. Dalam hal PP mengatur kembali dari Peraturan
Perundang-undangan maka PP harus lebih baik.
1. Naskah PP disusun oleh Pengusaha.

2. Pengusaha harus menyampaikan naskah rancangan


PP kepada wakil pekerja/buruh dan/atau SP/SB
untuk mendapatkan saran dan pertimbangan
(Tanda bukti telah dimintakan sarana dan
pertimbangan).

3. Lama waktu permintaan saran dan pertimbangan


adalah 14 hari kerja, sejak tanggal diterimanya
naskah tersebut oleh wakil pekerja/buruh.
LANJUTAN

4. Saran dan pertimbangan wakil


pekerja/SP/SB wajib diperhatikan oleh
Pengusaha.

5. Dalam hal SP/SB atau wakil pekerja/buruh


tidak memberikan saran dan pertimbangan
maka Pengusaha dapat mengajukan
Pengesahan disertai bukti bahwa
Pengusaha telah meminta saran dan
pertimbangan dari wakil pekerja/buruh
dan/atau SP/SB.
1. SP/SB.
2. SP/SB dan Wakil Pekerja.
3. Wakil Pekerja/Buruh.
PP INDUK DAN TURUNAN
1. Dalam satu Perusahaan hanya dapat dibuat 1 (satu) PP yang
berlaku bagi seluruh Pekerja/buruh di Perusahaan yang
bersangkutan.

2. Dalam hal Perusahaan memiliki cabang-cabang dibuat PP


induk berlaku disemua cabang Perusahaan, serta dapat
dibuat PP turunan yang berlaku di masing-masing cabang
Perusahaan.

3. Dalam hal beberapa Perusahaan tergabung dalam satu


group dan masing-masing Perusahaan merupakan badan
hukum sendiri-sendiri maka PP dibuat oleh masing-masing
Perusahaan.
ISI/MATERI PP
1. Hak dan kewajiban Pengusaha.
2. Hak dan kewajiban Pekerja/Buruh.
3. Syarat Kerja.
4. Tata tertib Perusahaan.
5. Jangka waktu berlakunya Peraturan
Perusahaan.
MASA BERLAKU PP

1. Paling lama 2 tahun dan diperbaharui


setelah habis masa berlakunya.

2. Tidak dapat diperpanjang tapi diperbaharui.


1. Perubahan PP sebelum berakhirnya jangka waktu
berlakunya, hanya dapat dilakukan atas dasar
kesepakatan antara Pengusaha dan Wakil Pekerja.
2. Peraturan Perusahaan hasil perubahan tersebut
harus mendapat pengesahan.
3. Dalam hal perubahan PP terdapat perubahan
materi dari PP sebelumnya, maka perubahan
materi tersebut harus dilaporkan ke Disnaker
setempat.
1. Pengesahan PP dilakukan oleh Instansi yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan.
2. Harus mengajukan permohonan pengesahan .
3. Permohonan tertulis memuat :
• Nama dan alamat perusahaan.
• Nama pimpinan perusahaan.
• Wilayah operasi perusahaan.
• Status.
• Jenis usaha.
• Jumlah pekerja/buruh.
• Status hubungan kerja.
• Nama alamat SP.
• Nama instansi SP.
• Masa berlakunya PP.
• Pengesahan PP yang keberapa.
LANJUTAN

4. Naskah PP dibuat rangkap 3 yang


ditandatangani oleh Pengusaha.

5. Bukti telah dimintakan saran dan


pertimbangan dari SP/SB dan/atau
wakil pekerja/buruh apabila
diperusahaan tidak ada SP/SB.
TUGAS PEJABAT YANG BERTANGGUNG JAWAB DIBIDANG
KETENAGAKERJAAN DALAM PENGESAHAN PP

1. Teliti kelengkapan dokumen.


2. Teliti Materi PP (tidak boleh lebih rendah dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku).
3. Bila pengajuan pengesahan telah memenuhi syarat maka
pejabat wajib menerbitkan SK Pengesahan.
4. Dalam hal tidak memenuhi kelengkapan dan/atau terdapat
materi yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, maka permohonan pengesahan PP
dikembalikan secara tertulis, dalam waktu paling lama 7 hari
kerja sejak diterimanya pengajuan permohonan pengesahan
untuk dilengkapi atau diperbaiki.
LANJUTAN
5. Pengusaha wajib menyampaikan PP
yang sudah dilengkapi dan/atau
diperbaharui kepada instansi yang
bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan dalam waktu paling
lama 14 hari kerja sejak tanggal
diterimanya pengembalian Peraturan
Perusahaan.
SOSIALISASI PP
1. Pengusaha wajib memberitahukan dan menjelaskan
isi serta memberikan naskah PP kepada
pekerja/buruh (pasal 114 UU 13 Tahun 2003).

2. Penjelasan langsung kepada seluruh pekerja/buruh.

3. Pasal 188 ayat (1) dan (2) UU 13 Tahun 2003, sanksi


pidana denda paling sedikit Rp 5.000.000 s/d paling
banyak Rp 50.000.000. bagi Perusahaan yang tidak
melaksanakan pasal 114 UU 13 Tahun 2003.
1. Ketegasan hak dan kewajiban.
2. Pedoman pengaturan penyelesaian
perselisihan secara Bipartit ditingkat
perusahaan.
3. Peningkatan kesejahteraan secara bertahap.
4. Perlindungan terhadap pekerja/buruh.
SHARING KASUS
Hari ke II
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
DASAR HUKUM PEMBUATAN PKB

1. UU No. 13 TH 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 116-135

2. UU No.21 Tahun 2000 tentang SP/SB

3. UU No.2 Tahun 2004 tentang PPHI

4. Permenaker No. 28 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan


Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan Pendaftaran
Perjanjian Kerja Bersama
PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN PKB

1. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-


undangan yang berlaku.
2. Lebih baik dari peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Memuat hal-hal yang belum diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
4. Mengatur rincian pelaksanaan peraturan
perundang-undangan.
PERAN DAN FUNGSI PKB

1. Pedoman dan peraturan induk mengenai hak


dan kewajiban bagi pekerja / buruh atau SP/SB
2. Sebagai sarana untuk menciptakan ketenangan
kerja dengan kelangsungnya usaha.
3. Partisipasi pekerja / buruh dalam penetapan
dan pembuatan kebijakan Perusahaan dibidang
ketenagakerjaan.
Lanjutan

4. Mempertegas dan memperjelas hak dan


kewajiban pekerja/buruh dan pengusaha .
5. Mendorong peningkatan produktivitas kerja
6. Mengatur tata cara penyelesaian keluh kesah
dan perbedaan pendapat antara pekerja/buruh
atau SP/SB dengan pengusaha
7. Sarana menciptakan ketenangan dan
kelangsungan usaha
KUALIFIKASI PKB

1. PKB Baru

2. PKB Pembaharuan

3. PKB Perpanjangan
MASA BERLAKU PKB

1. Masa berlaku PKB paling lama 2 (dua) tahun.

2. Dapat diperpanjang paling lama masa


berlakunya 1 (satu) tahun, atas dasar
kesepakatan tertulis para pihak.
PERUBAHAN PKB

1. Atas dasar kesepakatan tertulis antara


pengusaha dengan pengurus SP/SB

2. Didaftarkan pada instansi yang bertanggung


jawab dibidang ketenagakerjaan
MUATAN/ISI PKB
1. Nama, alamat dan kedudukan perusahaan
2. Nama, alamat dan kedudukan SP/SB
3. Hak dan kewajiban para pihak
4. Syarat kerja
5. Tata tertib
6. Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya
PKB
7. Tanda tangan pembuat PKB
MATERI YANG DIATUR DALAM PKB

1. Mukadimah
2. Para pihak yang mebuat kesepakatan
3. Umum
4. Hubungan kerja
5. Hari dan jam kerja
6. Pembebasan dari kewajiban untuk bekerja
7. Pengupahan
8. Perawatan dan kesehatan kerja
9. Jamsostek
lanjutan

10. Program peningkatan ketrampilan


11. Perkoperasian
12. Tata tertib kerja
13. Mekanisme keluh kesah
14. Sanksi dan displin
15. Pemutusan hubungan kerja
16. Masa berlaku dan perubahan, serta perpanjangan PKB
17. Ketentuan penutup
PIHAK – PIHAK
DALAM PEMBUATAN
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
PIHAK-PIHAK DALAM
PENYUSUNAN PKB

1. Pengusaha.

2. Serikat Pekerja/Serikat Buruh.


a. SP/SB yang mempunyai nomor pencatatan
dari instansi yang membidangi
ketenagakerjaan setempat (sesuai dengan UU
21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat
Buruh) .
b. Sesuai dengan Permenakertrans No. 16 Tahun
2011.
PEMBUATAN PKB PASCA PUTUSAN MK
(Pasal 17 Permenakertrans No. Per.16/2011)

1. Dalam hal di perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu)


SP/SB, maka SP/SB yang berhak mewakili
pekerja/buruh dalam melakukan perundingan
dengan pengusaha adalah maksimal 3 (tiga) SP/SB
yang masing-masing anggotanya minimal 10%
(sepuluh perseratus) dari jumlah seluruh
pekerja/buruh di perusahaan.

36
Lanjutan

2. Jumlah 3 (tiga) SP/SB sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) ditentukan sesuai peringkat berdasarkan
jumlah anggota yang terbanyak.
3. Setelah ditetapkan 3 (tiga) SP/SB sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ternyata masih terdapat
SP/SB yang anggotanya masing-masing minimal 10%
(sepuluh perseratus) dari jumlah seluruh
pekerja/buruh di perusahaan, maka SP/SB tersebut
dapat bergabung pada SP/SB sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).

37
DALAM HAL DI PERUSAHAAN TERDAPAT
KEANGGOTAAN SP/SB GANDA

• Pengusaha dapat meminta Verifirikasi


Keanggotaaan SP/SB

• Verifikasi keanggotaan SP/SB dilakukan


berdsarkan Kartu Tanda Anggota
PEMBUATAN PKB DALAM PERUSAHAAN YANG
MEMILIKI SATU SP/SB

1. SP/SB berhak sebagai pihak dalam


perundingan PKB jika memiliki jumlah anggota
lebih dari 50% dari jumlah pekerja / buruh di
Perusahaan yang bersangkutan .
2. Apabila belum mencapai 50%, dapat mewakili
pekerja / buruh bila mendapat dukungan lebih
dari 50% dari jumlah seluruh pekerja buruh di
Perusahaan yang bersangkutan melalui
pemungutan suara .
lanjutan

3. Pemungutan suara diselenggarakan oleh panitia yang


terdiri dari SP/SB dan wakil pekerja / buruh yang
bukan anggota SP/SB dengan pemberitahuan yang
selambat-lambatnya 24 hari sebelum pemungutan
suara.

4. Panitia wajib memberitahukan tanggal pelaksanaan


pemungutan suara kepada pejabat yang
bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan dan
pengusaha untuk menyaksikan pelaksanaan
pemungutan suara. .
lanjutan

5. Apabila dukungan tidak tercapai maka SP/SB dapat


mengajukan kembali permintaan untuk
merundingkan PKB dengan pengusaha setelah
melampaui jangka waktu 6 (enam) bulan , terhitung
sejak pemungutan suara dengan mengikuti prosedur
yang telah ditentukan .
TATA CARA
PEMBUATAN PKB
STRUKTUR PERUNDINGAN
(4 TAHAP PEMBUATAN PKB, HASIL KONVENSI NASIONAL
TGL. 23 MARET 2003)

1. PERSIAPAN

2. PEMBUATAN (TATIB)

3. PERUNDINGAN

4. PELAKSANAAN
TAHAP PERSIAPAN

1. Tetapkan maksud dan tujuan perundingan.


2. Tetapkan anggota tim perunding berdasarkan
surat keputusan Direksi.
3. Perhatikan kemampuan dan kredibilitas
anggota tim perunding.
4. Melakukan Studi Banding pada perusahaan
sejenis serta memperhatikan syarat kerjanya.
Lanjutan.

5.Anggota TIM Perunding mempersiapkan bahan


serta informasi mengenai ketentuan perundang-
undangan.
6.Menyusun draft naskah PKB.
7.Draft naskah PKB yang sudah dibahas dan disusun
oleh TIM Perunding, selanjutnya disampaikan
kepada pimpinan Perusahaan.
8.Logistik dan perlengkapan.
PEMBUATAN TATA TERTIB
PERUNDINGAN

1. Sebelum dilakukan perundingan antara perwakilan


SP/SB dengan perwakilan manajemen, menyusun tata
tertib
2. Tata tertib ini digunakan sebagai acuan dalam
perundingan penyusunan PKB.
3. Untuk memperlancar arah dan jalannya perundingan
sesuai dengan koridor peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
TATA TERTIB
PERUNDINGAN PKB

1. Dasar ;
2. Maksud dan tujuan tata tertib;
3. Susunan tim perunding dari masing-masing pihak,
(masing-masing tim menunjuk ketua);
4. Jumlah tim perunding;
5. Jangka waktu (lamanya perundingan)
6. Biaya dan sarana serta prasarana pelaksanaan
perundingan;
7. Tempat (panggung)
lanjutan. . .

8. Materi perundingan pkb;


9. Pengaturan tata cara musyawarah perundingan:
 Masing-masing pihak berupaya untuk melakukan musyawarah;
 Dalam hal terjadi kebuntuan dalam pelaksanaan perundingan,
masing-masing pihak dapat menunda sementara waktu sesuai
kesepakatan;
 Kedisiplinan dalam perundingan
 Tentukan notulen

10. Kesepakatan yang sudah dicapai harus dibuat secara


tertulis.
11. Narasumber internal dan eksternal.
TAHAP PERUNDINGAN

1. Perundingan PKB dilandasi dengan itikad baik (good faith)


yang berarti harus ada kejujuran dan keterbukaan para pihak
tanpa ada tekanan dari satu pihak terhadap pihak yang lain.

2. Materi perundingan adalah draft PKB yang sudah disepakati


dalam tata tertib perundingan.

3. Pisahkan permasalahan normatif dan non normatif.


Lanjutan. . .

4. Buat skala prioritas atau kelompokkan


persoalan menurut berat atau ringannya.
5. Bila perlu dapat dibentuk perundingan tingkat
komisi dan pleno.
6. Apabila dalam perundingan tingkat komisi
belum dicapai kesepakatan dapat dibahas
kembali dalam perundingan tingkat pleno.
DALAM HAL TIDAK TERCAPAI KESEPAKATAN
DALAM PERUNDINGAN

1. Apabila tidak selesai dengan waktu yang disepakati dalam


TATIB, kedua belah pihak dapat menjadwalkan kembali
dengan waktu paling lama 30 hari .

2. Apabila dalam waktu 30 hari belum juga selesai, para pihak


membuat pernyataan secara tertulis berisi : materi yang
belum disepakati, pendirian para pihak, risalah perundingan,
tempat, tanggal, dan tandatangan serta melaporkan instansi
yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan .
lanjutan

3. Penyelesaian sesuai dengan mekanisme Undang-


Undang No 2 tahun 2004 .
4. Apabila penyelesaian melalui mediasi dan para
pihak tidak menerima ajuran, maka salah satu pihak
dapat mengajukan gugatan ke PHI, daerah hukum
tempat pekerja/buruh bekerja .
HASIL PERUNDINGAN

1. Pilah-pilah klausul yg telah disepakati dan yang belum.

2. Yang belum disepakati perlu dilakukan pembahasan


ulang sesuai kesepakatan.

3. Perhatikan sistematika penulisan dengan membentuk


tim kecil dari TIM Perunding SP dan Manajemen.

4. Buat Berita Acara hasil perundingan.


PENDAFTARAN PKB

1. Kepada Instansi yg bertanggung jawab


dibidang ketenagakerjaan
2. Sebagai evaluasi, monitoring dan acuan
perselisihan bukan sebagai legalisasi
PELAKSANAAN

1. Penggandaan dan distribusi (bentuknya yg mudah


dibawa);
2. Sosialisasi dan penjelasan pasal-pasal dari masing-masing
pihak, bilamana perlu kedua belah pihak membuat juklak
sosialisasi,
3. Pengawasan atas pelaksanaan PKB (buat matrik pasal-
pasal pelaksanaan PKB);
PERAN PKB DLM PELAKSANAAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. Penetapan syarat-syarat kerja


2. Kejelasan hak dan kewajiban para pihak
3. Wadah peningkatan kesejahteraan pekerja dan
perusahaan secara bertahap
4. Acuan atau pedoman penyelesaian perselisihan
hubungan industrial
KIAT-KIAT SUKSESNYA
PERUNDINGAN PKB

1. Adanya komitmen yg sama;


2. Persepsi yg sama terhadap UU
3. Empati;
4. Fakta dan data;
PERBEDAAN PP DAN PKB
No. Perbedaan Peraturan Perusahaan (PP) Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Hanya pihak pengusaha sendiri Pengusaha dan serikat
1. Perumus/ Pembuat (Pasal 1 angka 20 UU No. pekerja/serikat buruh (Pasal 1 angka
13/2003) 21 UU No. 13/2003)

Paling banyak 9 orang untuk masing-


2. Tim perunding Tidak ada masing pihak (Pasal 20 ayat (1)
Permenkentrans No. 16/2011)

Tidak ada, hanya pengusaha perlu Ada kesepakatan karena melalui


memperhatikan saran dan proses perundingan, sehingga kedua
3. Asas kesepakatan pertimbangan dari wakil pihak bertanggungjawab dalam
pekerja/buruh (Pasal 110 ayat (1) pelaksanaannya (Pasal 116 ayat (2)
UU No. 13/2003) UU No. 13/2003)

Wajib diperbaruhi atau a.     Terus disempurnakan sesuai


Bila berakhir masa ditingkatkan statusnya menjadi
4. dengan perkembangan situasi.b.    
berlakunya PKB (Pasal 111 ayat (3) dan (4) UU
Tidak boleh diganti menjadi PP.
No. 13/2003)

Tidak boleh diperpanjang, harus Dapat diperpanjang 1 tahun lagi,


Perpanjangan/
5. diperbaruhi (Pasal 111 ayat (3) UU kemudian diperbaruhi (Pasal 123
pembaruan
No. 13/2003) ayat (3) UU No. 13/2003.
PERSAMAAN PP DAN PKB
N
o Persamaan Peraturan Perusahaan (PP) Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
.

1 Wajib bagi pengusaha yang mempekerjakan Wajib bagi perusahaan yang sudah ada serikat
. Kewajiban minimal 10 (sepuluh) orang (Pasal 108 huruf a UU pekerja/serikat buruh yang sudah tercatat (Pasal 111
No. 13/2003) ayat (4) dan Pasal 116 ayat (1) UU No.13/2003)

Didaftarkan kepada instansi yang bertanggungjawab


2 Disahkan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk
. Legalitas (Pasal 108 huruf a UU No. 13/2003) di bidang ketenagakerjaan (Pasal 132 ayat (2) UU No.
13/2003)

Mengikat pekerja dan pengusaha setelah


Sama mengikat, setelah ditandatangai oleh kedua
3 Kekuatan Mengikat disahkan oleh kepala Instansi yang pihak (Pasal 126 ayat (1) dan Pasal 132 ayat (1) UU
. bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan
No. 13/2003)
(Pasal 7 Permenkentrans No. 16/2011)

4 Jumlah Hanya 1 PP dalam 1 perusahaan (Pasal 3 Hanya 1 PKB dalam 1 perusahaan (Pasal 118 UU No.
. Permenkentrans No. 16/2011) 13/2003)

5 Paling lama 2 tahun (Pasal 111 ayat (3) UU No. Paling lama 2 tahun (Pasal 123 ayat (1) UU No.
Masa berlaku
. 13/2003) 13/2003)

6 Tanggungjawab pengusaha karena sebagai Tanggungjawab pengusaha (Pasal 126 ayat (3) UU
. Beban biaya pembuatan kewajiban (Pasal 109 UU No.13/2003) No.13/2003)
Penyelesaian Perselisihan
Pelaksanaan PP dan PKB
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial mengatur tentang penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang disebabkan dari:
a. Perbedaan pendapat atau kepentingan mengenai keadaan
ketenagakerjaan yang belum diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan
perundang-undangan;
b. Kelalaian atau ketidakpatuhan salah satu atau para pihak dalam
melaksanakan ketentuan normatif yang telah diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama,
atau peraturan perundang-undangan;
c. Pengakhiran hubungan kerja;
d. Perbedaan pendapat antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu
perusahaan mengenai pelaksanaan hak dan kewajiban keserikat
pekerjaan.
Kedudukan UU Cipta Kerja dibandingkan
UU Ketenagakerjaan
PERBEDAAN UU 11/2020 DENGAN UU
13/2003
UU 13/2003 UU 11/2020
1. Waktu Istirahat dan Cuti 1. Istirahat mingguan 1 hari
Dalam Pasal 79 "Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk hak cuti panjang tersebut tak
6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2(dua)
diatur melainkan menyerahkan
hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu."
aturan itu kepada perusahaan atau
2) Istirahat Panjang
diatur melalui perjanjian kerja
Dalam Pasal 79 Ayat (2) huruf d UU Ketenagakerjaan
sama yang disepakati.
disebutkan bahwa pekerja berhak atas istirahat
panjang sekurang-kurangnya 2 bulan dan dilaksanakan
pada tahun ketujuh dan kedelapan masing masing satu
bulan jika telah bekerja selama 6 tahun secara terus-
menerus pada perusahaan yang sama
Upah
• Upah minimum ditetapkan • Upah sektoral dihapuskan
di tingkat provinsi, sedangkan penetapan upah
kabupaten/kotamadya, dan minimum provinsi diatur dan
sektoral diatur lewat pasal ditetapkan gubernur
89 dan diarahkan pada berdasarkan kondisi ekonomi
pencapaian kelayakan dan ketenagakerjaan dengan
hidup. syarat tertentu
Pesangon
• Uang penggantian hak terdiri dari uang • Uang penggantian perumahan
pengganti cuti tahunan yang belum diambil serta pengobatan dan perawatan
dan belum gugur; uang pengganti biaya atau yang ditetapkan 15 persen dari
ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan uang pesangon dan/atau uang
keluarganya ke tempat di mana diterima penghargaan masa kerja dihapus
bekerja; dan uang penggantian perumahan
serta pengobatan dan perawatan yang
ditetapkan 15 persen dari uang pesangon
dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi
yang memenuhi syarat. • Sanksi pidana dihapus
• Pasal 167 ayat (5) menyatakan bahwa • Pasal 184 UU ketenagakerjaan yang
pengusaha yang tak mengikutsertakan menyatakan "barang siapa
pekerja yang terkena PHK karena usia melanggar ketentuan sebagaimana
pensiun pada program pensiun wajib dimaksud dalam pasal 167 ayat (5),
memberikan uang pesangon sebesar 2
dikenakan sanksi pidana penjara
kali, uang penghargaan masa kerja 1 kali
dan uang penggantian hak. Jika hal paling singkat 1 (satu) tahun dan
tersebut tak dilakukan, maka pengusaha paling lama 5 (lima) tahun.“
dapat terkena sanksi pidana.
Pekerja Outsourching

• Tidak ditegaskan  Uang kompensasi


besarnya kompensasi pekerja kontrak wajib
yg diberikan kepada diberikan diberikan
pekerja yg berakhir kepada pekerja sesuai
kontrak kerjanya dengan masa kerja
pekerja di perusahaan
yang bersangkutan.
BPJS
• Tidak diatur • Pemerintah menambahkan
program jaminan sosial baru
yaitu jaminan kehilangan
pekerjaan, yang dikelola oleh
BPJS ketenagakerjaan
berdasarkan prinsip asuransi
sosial.
Jam Kerja
• Dalam UU Waktu kerja lembur
Ketenagakerjaan, waktu diperpanjang menjadi
kerja lembur paling maksimal 4 jam per hari dan 18
banyak hanya 3 jam per jam per minggu.
hari dan 14 jam per
minggu.
TKA

• Kewajiban izin tertulis bagi • Pemerintah menghapuskan


pengusaha yang ingin kewajiban izin tertulis bagi
mempekerjakan TKA pengusaha yang ingin
mempekerjakan TKA. Sebagai
gantinya, pengusaha hanya
diwajibkan memiliki rencana
penggunaan TKA.
Revisi PP dan PKB setelah berlakunya
UU11/2020

• Apabila PP maupun PKB masa berlakunya


masih ada, maka bila tidak ada perubahan
masih bisa mempergunakan PP/ PKB yang
masih berlaku sampai batas waktunya,
kecuali bertentangan dengan Perpu yg
terbaru.
Akibat Hukum PP dan PKB yg belum direvisi

• Permenakertrans No. 28/2014 (16/ 2011 )ttg


tata cara pembuatan dan pengesahan PP/
PKB.
• Dalam Pasal 123 UU 13 Tahun 2003,
dinyatakan bahwa PKB berlaku untuk paling
lama 2 tahun dan diperpanjang 1 tahun.
Kemudian, dalam Pasal 3-nya dinyatakan
bahwa apabila tidak terjadi kesepakatan, maka
PKB yang sedang berlaku tetap berlaku untuk
maksimal 1 tahun.
e – PP dan e - PKB
Persyaratan Pembuatan PP dan PKB
sebelum dan sesudah berlakunya UU 11/2020

Persyaratan sesudah,
1. Scan Surat Permohonan
2. Scan Surat pernyataan Saran SP/ SB
3. Scan Surat Persetujuan Pimpinan SP/SB untuk
melakukan Pengesahan
4. Scan daftar cabang
5. Scan BPJS pembayaran terakhir
6. Scan Surat Kuasa/ Srt Tugas
7. Scan Surat pernyataan Struktur dan Skala upah
8. Terdaftar di Wajib Lapor Ketenagakerjaan
Bagaimana status PKB setelah masa 2 +1 +1
tahun?

 Bahwa UUK maupun Permenakertrans Nomor 16 Tahun 2011,


tidak mengatur akibat hukum dari PKB yang masa
keberlakuannya setelah melewati 4 tahun tahun (2 tahun + 1
tahun perpanjangan + 1 tahun pemberlakuan akibat
kegagalan berunding);  
 Bahwa PKB merupakan sebuah “perjanjian” yang dibuat
berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dengan serikat
pekerja yang mana mengikat dan berlaku sebagai undang-
undang bagi kedua belah pihak (Pasal 1338 KUH Perdata),
 PKB yang isinya bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan, maka ketentuan yang bertentangan tersebut batal
demi hukum dan yang berlaku adalah ketentuan di dalam
perundang-undangan.
Layanan On line e-PP & e-PKB
• http://pppkb.kemnaker.go.id
Tata Cara Pendaftaran 
1. Lakukan registrasi akun
2. Lakukan registrasi permohonan PP atau PKB
• Scan surat permohonan 
• Scan surat pernyataan saran Serikat Pekerja (SP)/ Serikat Buruh (SB)
• Scan surat persetujuan pimpinan SP/SB untuk melakukan pengesahan
• Scan daftar cabang
• Scan BPJS dan pembayaran terakhir
• Scan surat tugas/kuasa
• Scan surat pernyataan struktur skala upah.
Lanjutan

3.Lakukan pengawasan terhadap status


permohonan
4. Isi kelengkapan perusahaan anda

Pengesahan dan pendaftaran pp atau pkb


berlaku bagi perusahaan yang terdaftar di
layanan wajib lapor. Periksa daftar perusahaan
wajib lapor di
https://wajiblapor.Kemnaker.Go.Id/.
SHARING KASUS

Anda mungkin juga menyukai