Anda di halaman 1dari 31

中国外运(印尼)有限公司

PT. Sinotrans CSC Indonesia

BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
PEMAHAMAN ISTILAH DAN DEFINISI
Di dalam Peraturan Perusahaan ini yang dimaksud dengan Istilah / Definisi:

1. Perusahaan dalam hal ini adalah PT. Sinotrans CSC Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta, dan
cabang- cabangnya di Indonesia.

2. Pengusaha Adalah Pimpinan tertinggi PT. Sinotrans CSC Indonesia atau orang yang diberi kuasa
melakukan tindakan untuk dan atas nama Perusahaan.

3. Karyawan adalah semua orang yang terikat hubungan kerja dengan Perusahaan, dan oleh karenanya
menerima upah, yang terdiri dari Karyawan Tetap (PKWTT) dan Karyawan Tidak Tetap (PKWT).

4. Karyawan Tetap adalah orang yang telah diterima bekerja untuk jangka waktu tidak tertentu
(PKWTT), telah menandatangani perjanjian kerja, telah melewati masa percobaan paling lama 3
(tiga) bulan, dan telah ditetapkan sebagai Karyawan Tetap.

5. Karyawan Tidak Tetap adalah orang yang telah diterima bekerja untuk jangka waktu tertentu
(PKWT), dan telah menandatangani perjanjian kerja untuk waktu tertentu, atau pembaharuan
perjanjian kerja dalam periode yang telah disepakati bersama sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

6. Karyawan Masa Percobaan adalah Karyawan yang masa kerjanya belum lebih dari 3 (tiga) bulan dan
telah menanda-tangani perjanjian/kesepakatan kerja antara Karyawan dengan Perusahaan.

7. Keluarga Karyawan adalah Seorang istri/suami dan anak-anak dari karyawan PT. Sinotrans CSC
Indonesia yang sah berdasarkan hukum yang berlaku yang menjadi tanggungan Karyawan tersebut
serta terdaftar didalam administrasi Perusahaan.

8. Anak Karyawan adalah Anak Karyawan yang sah dari seorang istri yang sah dan anak angkat yang
sah maksimal 3(tiga) orang yang menjadi tanggungan sebagaimana yang terdaftar dalam administrasi
Perusahaan, dengan ketentuan berusia dibawah 21 (dua puluh satu) tahun dan belum menikah. Dalam
hal BPJS Kesehatan dapat dliakukan penyesuaian menjadi 25th berdasarkan peraturan perundangan
yang belaku.

9. Ahli Waris Karyawan adalah anggota keluarga dan/atau orang lain yang ditunjuk untuk menerima
pembayaran dalam hal kematian atas karyawan yang bersangkutan, dan apabila tidak ada ahli
warisnya (yang ditunjuk), maka pembayaran dilaksanakan sesuai dengan hukum yang berlaku.

10. Hari Kerja adalah hari kerja yang memuat jam kerja yang berlaku/ditentukan oleh Perusahaan,
sedangkan Jam Kerja adalah waktu bekerja yang telah ditetapkan untuk melakukan pekerjaan sesuai
tugas tanggung jawab yang diberikan kepada Karyawan untuk dipergunakan secara efisien dan
efektif dalam waktu 1 (satu) hari dan/atau 1 (satu) minggu, dimana pelaksanaannya disesuaikan
dengan tanggung

jawab yang diberikan Perusahaan kepada karyawan serta mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

11. Hari Libur adalah Hari dimana kegiatan pekerjaan tidak dilakukan sesuai dengan ketetapan
Perusahaan, kecuali bagi Karyawan tertentu yang ditunjuk atau karena sifat pekerjaannya yang
khusus.

12. Hari Libur Resmi adalah Hari libur yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah.
1
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia

13. Jabatan adalah Posisi/Kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan wewenang
Karyawan di dalam organisasi Perusahaan.

14. Jam Kerja Lembur adalah Waktu/Jam yang digunakan Karyawan untuk melakukan/menyelesaikan
suatu pekerjaan atas perintah perusahaan diluar jam kerja yang telah ditentukan.

15. Jabatan adalah Kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan wewenang Karyawan dam
Perusahaan.

16. Gaji/Upah, ialah suatu penerimaan sebagai imbalan jasa dari Perusahaan kepada Karyawan untuk
sesuatu pekerjaan yang telah dilakukan berdasarkan unjuk kerja/ prestasi karyawan sesuai dengan
nilai pekerjaannya.

17. Tunjangan adalah sejumlah uang ataupun barang yang diberikan oleh Perusahaan kepada Karyawan
diluar upah/gaji, yang besarnya ditetapkan sesuai keputusan Perusahaan.

18. Mutasi adalah perpindahan dari satu departemen ke departemen lain didalam lingkup Perusahaan,
yang memiliki golongan jabatan setara ataupun setingkat /sama.

19. Rotasi adalah perpindahan dari satu jabatan ke jabatan lain di dalam lingkup atau/dan fungsi tertentu
yang memiliki golongan dan jabatan yang sama/setingkat.

20. Promosi adalah perpindahan dari satu jabatan ke jabatan lain dalam lingkup /antar departemen, yang
memiliki golongan jabatan yang lebih tinggi dan/atau tanggung jawab yang lebih besar.

21. Demosi adalah perpindahan dari satu jabatan ke jabatan lain dalam lingkup /antar departemen
maupun lingkup/antar proyek yang memiliki golongan jabatan lebih rendah dan/atau tanggung jawab
yang lebih rendah.

22. Sanksi Pelanggaran adalah Tindakan yang dikenakan kepada Karyawan sebagai akibat
pelanggarannya terhadap Peraturan dan Tata Tertib Kerja yang berlaku di Perusahaan.

23. Surat Peringatan adalah Surat Teguran/Surat Peringatan yang diterbitkan oleh PT. Sinotrans CSC
Indonesia kepada Karyawan karena pelanggaran terhadap Peraturan dan Tata Tertib Kerja yang
berlaku di Perusahaan.

24. Skorsing adalah pemberhentian Karyawan dari tugasnya untuk sementara waktu karena dinilai
melakukan pelanggaran Peraturan dan Tata Tertib Kerja yang berlaku di Perusahaan yang dilakukan
dalam rangka Pemutusan Hubungan Kerja guna menunggu putusan pengadilan/LPPHI (Lembaga
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial)

25. Mangkir adalah meninggalkan pekerjaan tanpa izin atasan atau tidak masuk kerja dengan alasan yang
tidak sah.

26. Perjalanan Dinas adalah perjalanan yang dilakukan Karyawan ke luar kota atau ke luar negeri atas
perintah dan/atau mendapat tugas dari Perusahaan.

27. Kompetensi adalah kemampuan kerja dari setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap kerja (attitude) yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

28. Prestasi Kerja adalah Hasil Kerja yang telah dicapai oleh Karyawan yang dapat dinilai atau diukur
atas tingkat produktifitas kerja, dan berdasarkan faktor-faktor penilaian yang telah ditetapkan oleh
Perusahaan.

29. Perjanjian Kerja adalah suatu perjanjian yang mengikat secara sah antara pihak Karyawan dengan
pihak Pengusaha/Perusahaan, yang memuat syarat-syarat kerja, hak serta kewajiban para pihak
terkait.

2
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
30. Mogok Kerja adalah Tindakan Karyawan yang direncanakan dan dilaksanakan secara bersama-sama
untuk menghentikan atau memperlambat pekerjaan.

31. Kesejahteraan Karyawan adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan yang bersifat
jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun diluar hubungan kerja, yang secara langsung atau
tidak langsung dapat mempertinggi produktifitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.

32. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah Pengakhiran Hubungan Kerja karena suatu hal tertentu
mengakibatkan berakhirnya hubungan kerja, hak dan kewajiban antara Karyawan dengan
Perusahaan.

33. Magang adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu dan bekerja
secara langsung dibawah bimbingan/pengawasan Karyawan yang lebih berpengalaman, untuk
menguasai ketrampilan/keahlian tertentu.

34. Peraturan Perusahaan adalah suatu Ketentuan Umum yang dibuat secara tertulis oleh Pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja dan tata-tertib Perusahaan.

PASAL 2
RUANG LINGKUP
1. Peraturan Perusahaan ini berlaku umum bagi seluruh Karyawan dengan ketentuan bahwa terhadap
Karyawan Tidak Tetap ada beberapa pasal tertentu yang tidak berlaku terhadapnya, tetapi akan
berlaku ketentuan lain sebagaimana ditetapkan tersendiri dalam keputusan Perusahaan.

2. Berkenaan dengan ketentuan dalam pasal 2 (dua) ayat 1(satu) di atas, maka dalam pasal selanjutnya
dalam Peraturan Perusahaan ini sepanjang tidak ditentukan lain, istilah “Karyawan” meliputi
Karyawan Tetap dan Karyawan Tidak Tetap.

PASAL 3
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari Peraturan Perusahaan ini adalah:

1. Mampu mengembangkan hubungan kerja yang baik, harmonis, dan juga saling menguntungkan
antara Pimpinan Perusahaan dengan Karyawan.

2. Memastikan syarat-syarat kerja bagi Karyawan.

3. Menegaskan hak-hak dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh Perusahaan dan/ataupun Karyawan
secara seimbang dan selaras.

4. Memastikan sanksi terhadap pelanggaran dapat dilaksanakan dan ditegakkan serta sesuai dengan
Undang-Undang yang berlaku umum.

5. Memastikan Karyawan dapat menjalankan tugas pekerjaannya dengan disiplin dan kesadaran penuh
atas tanggung jawab sesuai fungsinya.

6. Mencari jalan keluar didalam menyelesaikan setiap perbedaan pendapat yang menyangkut hubungan
industrial antara Perusahaan dengan Karyawan melalui musyawarah untuk mufakat.

Sehingga pada akhirnya akan tercipta dan terpelihara keserasian serta keharmonisan bekerja bagi seluruh
Karyawan, dan lebih menjamin keseimbangan antara peningkatan produktifitas kerja mampu sejalan
3
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
dengan peningkatan kesejahteraan Karyawan untuk mencapai tujuan Perusahaan secara seksama (Mutual
Benefits).

BAB II
HUBUNGAN KERJA
PASAL 4
PENERIMAAN, PENEMPATAN DAN PENGALIHAN TUGAS KARYAWAN
1. Penerimaan, penempatan dan pengalihan tugas Karyawan didasarkan pada tingkat kebutuhan
Perusahaan, sebagai kriterianya ditentukan 2 (dua) hal utama yaitu:
a. Adanya Formasi: ditinjau dari kebutuhan Perusahaan akan Karyawan.
b. Kompetensi: karyawan yang bersangkutan telah memiliki pendidikan, pengetahuan serta
keterampilan dan pengalaman kerja yang dibutuhkan atas jabatan dimaksud.

2. Persyaratan umum penerimaan Karyawan :


Sebelum seseorang dapat diterima menjadi Karyawan, maka yang bersangkutan harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Telah mengajukan surat lamaran yang terdiri dari :
1. Surat lamaran bekerja,
2. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP),
3. Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae),
4. Fotocopy semua Ijazah yang dimiliki,
5. Fotocopy Surat Keterangan/Refrensi Kerja (jika ada),
6. Surat Keterangan berbadan sehat yang dibuktikan dengan keterangan resmi dari dokter yaitu
antara lain, pemeriksaan paru-paru, jantung dan lainnya (bila dianggap perlu),
7. Surat keterangan berkelakuan baik (bila dianggap perlu),
b. Memenuhi persyaratan jabatan tertentu,
c. Lulus dalam Tes atas pengetahuan umum dan ketrampilan, tes-tes lainnya yang diadakan
sehubungan dengan tugas dan pekerjaan yang diberikan.
d. Bersedia mentaati Peraturan dan Tata-Tertib Perusahaan yang berlaku,
4
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia

3. WNI berusia minimum 19 tahun saat penerimaan, sehat jasmani dan rohani, tidak terlibat dengan
obat-obat terlarang/narkoba, tidak terikat dalam hubungan kerja secara formal dengan
perusahaan/pihak lain, pada saat melamar pekerjaan.

1. Untuk memberdayagunakan Sumber Daya Manusia (SDM), sekaligus memenuhi kepentingan


operasional, Perusahaan berwenang mengangkat, menempatkan, dan/ataupun mengalihkan
Karyawan ke bagian/fungsi manapun, sejauh masih didalam lingkup Perusahaan dan dengan layak.

2. Dalam hal-hal tertentu, pihak Perusahaan dapat mengangkat Warga Negara Asing (Expatriate)
sebagai Karyawan yang digolongkan sebagai tenaga ahli dan dengan syarat harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh Perusahaan, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

PASAL 5
SURAT PERJANJIAN KERJA

1. Sebelum mulai bekerja setiap Karyawan harus menandatangani Surat Perjanjian Kerja yang antara
lain menyatakan telah mengetahui dan menyetujui syarat-syarat, tata tertib dan peraturan Perusahaan
yang berlaku.

2. Surat Perjanjian Kerja dibuat dalam rangkap 2 (dua) set Asli, yaitu 1 (satu) set untuk Karyawan yang
bersangkutan dan 1 (satu) set untuk pihak Perusahaan.

PASAL 6
MASA PERCOBAAN
1. Setiap Karyawan yang diterima bekerja di Perusahaan wajib menjalani masa percobaan selama 3
(tiga) bulan secara tidak terputus-putus (berlaku bagi Karyawan yang mengadakan perjanjian waktu
tidak tertentu)

1. Didalam masa percobaan, masing-masing pihak sewaktu-waktu dapat melakukan Pemutusan


Hubungan Kerja (PHK) tanpa syarat atau tanpa tuntutan apapun.

PASAL 7
PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP

Karyawan dengan status kerja sebagai PKWTT dan telah dinyatakan Lulus didalam Masa Percobaan akan
diangkat dan ditetapkan menjadi Karyawan Tetap melalui Surat Keputusan sesuai dengan jenjangnya.

PASAL 8
STATUS KARYAWAN
Berdasarkan sifat-sifat pekerjaan dan jangka waktu ikatan kerja, maka status bekerja Karyawan dibagi
menjadi,

a. Karyawan Tetap adalah karyawan yang bekerja dan terikat pada hubungan kerja yang tidak
terbatas waktunya yang disebut Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT).

b. Karyawan Tidak Tetap dan/atau Kontrak, disebut Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT),

a. Karyawan PKWT adalah karyawan yang terikat didalam hubungan kerja untuk batas waktu
tertentu yang ditetapkan didalam perjanjian kerja tersebut.
b. Karyawan Harian adalah karyawan yang terikat didalam hubungan kerja atas dasar pekerjaan
yang sifatnya pekerjaan insidentil.

5
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
c. Karyawan Honorer adalah karyawan yang terikat pada hubungan kerja atas dasar jam kerja
tersendiri.

PASAL 9
HUBUNGAN KERJA JANGKA WAKTU TERTENTU
PT. Sinotrans CSC Indonesia berhak mempekerjakan Karyawan untuk jangka waktu tertentu (PKWT),
dengan syarat dan ketentuan yang diatur secara khusus dan tertuang dalam perjanjian kerja antara pihak
Karyawan dengan Perusahaan, sejauh tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku umum.

PASAL 10
MUTASI
1. Perusahaan berwenang melakukan Mutasi Kerja Karyawan untuk dan/atau antar jabatan ataupun
posisi tertentu, didalam lingkungan Perusahaan dan dalam rangka penyegaran dan pendayagunaan
Karyawan untuk tercapainya tujuan Perusahaan.

2. Mutasi tidak mengurangi hak-hak sebelumnya yang diterima oleh Karyawan, akan tetapi semua
bentuk tunjangan pada fungsi sebelumnya akan disesuaikan dengan jabatan barunya.

3. Setiap Mutasi ditetapkan dengan Surat Keputusan sesuai jenjangnya.

4. Penolakan atas Mutasi dapat dianggap sebagai pelanggaran.

PASAL 11
PROMOSI
1. Promosi diprioritaskan kepada Karyawan yang dinilai memiliki kemampuan serta potensi untuk
dapat berprestasi didalam bekerja dan pencapaian sasaran serta target yang diberikan kepadanya, dan
promosi tersebut mampu memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh
Perusahaan.

2. Apabila yang bersangkutan dinilai tidak mampu pada jabatan baru sesuai promosi, maka Karyawan
tersebut akan dikembalikan pada jabatan semula dan/ataupun akan dimutasikan kembali pada tempat
lain yang cocok dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, dengan kondisi penghasilan
sebelum promosi.

3. Setiap Promosi ditetapkan dengan Surat Keputusan sesuai jenjangnya.

4. Penolakan atas Promosi dapat dianggap sebagai pelanggaran.

PASAL 12
DEMOSI
1. Perusahaan berwenang melakukan Demosi terhadap Karyawan yang dinilai tidak cakap didalam
pekerjaannya dan/atau prestasi kerjanya dinilai kurang memuaskan berdasarkan prosedur penilaian
yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.

1. Bagi Karyawan yang didemosikan dapat dikenakan penyesuaian upah dan fasilitas dan tunjangan
lainnya menurut standar golongan dan/atau jabatan barunya.

6
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
2. Setiap Demosi ditetapkan dengan Surat Keputusan sesuai jenjangnya.

3. Penolakan atas Demosi dapat dianggap sebagai pelanggaran.

PASAL 13
ROTASI
1. Perusahaan berwenang melakukan Rotasi Kerja untuk suatu jabatan dalam lingkup masih dalam
suatu departemen/fungsi tertentu, guna peningkatan kemampuan dan penyegaran suasana
kerja/lingkungan bekerja, dan pendayagunaan potensi SDM yang ada demi tercapainya tujuan PT.
Sinotrans CSC Indonesia secara optimal.

2. Rotasi tidak mengurangi hak-hak sebelumnya yang diterima oleh Karyawan, akan tetapi semua
bentuk tunjangan pada fungsi sebelumnya akan disesuaikan dengan jabatan barunya.

1. Setiap Rotasi ditetapkan dengan Surat Keputusan sesuai jenjangnya.

2. Penolakan atas Rotasi dapat dianggap sebagai pelanggaran.

7
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia

BAB III
PENGUPAHAN
PASAL 14
PENGERTIAN UPAH
Upah/Gaji terdiri dari Upah Pokok dan termasuk tunjangan-tunjangan lainnya yang bersifat tetap/bulanan
yang diterima Karyawan, upah pokok sedikit-dikitnya 75% (tujuh puluh (lima persen) dari jumlah upah
pokok dan tunjangan tetap.

PASAL 15
PAJAK PENGHASILAN
1. Pajak Penghasilan Karyawan (Pph21) dibayar melalui dan ditanggung oleh Perusahaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Karyawan menerima Upah/Gaji Bersih setelah dikenakan pajak penghasilan.

PASAL 16
SISTEM PENGUPAHAN
1. Penetapan besarnya Upah/Gaji, merupakan hak dan wewenang penuh dari pihak Perusahaan dengan
memperhatikan standart Perusahaan dan system pengupahan sesuai jabatan dan golongan yang
berlaku umum.

2. Pembayaran Upah/Gaji bagi Karyawan Tetap, dilakukan 1(satu) kali dalam 1(satu) bulan setiap
tanggal 30 (tiga puluh) setiap bulannya, jika tanggal tersebut jatuh pada hari libur maka pembayaran
akan dimajukan pada hari kerja sebelumnya, dan apabila terdapat perubahan akan diberitahukan
secara tertulis.

3. Pembayaran Upah/Gaji bagi Karyawan dengan status kerja Karyawan Tidak Tetap yaitu PKWT,
Karyawan Harian, dan/atau Karyawan Honorer, dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak.

4. Besarnya Upah/Gaji terendah tidak kurang dari upah minimum sebagaimana yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah.

PASAL 17
UPAH LEMBUR

1. Upah lembur adalah upah yang dibayarkan sebagai imbalan dari kerja lembur.

2. Upah lembur di hari libur mingguan atau hari libur resmi adalah 8 jam pertama dihiitung 2 kali upah
sejam, lalu jam ke 9 dihitung 3 kali upah sejam, jam ke 10 dan seterusnya 4 kali upah sejam.

3. Perhitungan kerja lembur beserta upah lembur disesuaikan peraturan/perundang-undangan ketenaga-


kerjaan yang berlaku, yaitu Kep 102/2004. Untuk hari kerja biasa, 1 jam pertama dibaya 1.5 dikali
upah perjam, jam kedua dan seterusnya dibayar 2 kali upah perjam. Upah perjam sama dengan 1 x
upah sebulan.
173

4. Upah lembur hanya dibayarkan kepada Karyawan dengan golongan dan jabatan yang tertentu yang
ditetapkan Perusahaan.

PASAL 18
8
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
UPAH SELAMA SAKIT BERKEPANJANGAN
1. Dalam hal Karyawan menderita sakit dan dirawat dirumah sakit dan/atau dibawah pengawasan
Dokter, sehingga tidak mampu melakukan pekerjaannya sebagaimana mestinya, maka PT. Sinotrans
CSC Indonesia akan membayar Upah Karyawan sebagai berikut :

a. 4 (empat) bulan pertama dibayarkan 100 % dari upah sebulan


b. 4 (empat) bulan kedua dibayarkan 75 % dari upah sebulan
c. 4 (empat) bulan ketiga dibayarkan 50 % dari upah sebulan
d. Bulan selanjutnya dibayar 25 % dari upah sebulan

2. Setelah selama melampaui batas waktu 12 (dua belas) bulan, Karyawan tersebut belum mampu untk
melaksanakan tugas kembali, maka Karyawan dapat diberhentikan dengan hormat sesuai prosedur
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 19
UPAH SELAMA SKORSING

1. Dalam tahap penyelesaian terhadap pelanggaran dan dari setiap pelanggaran berat atau tertentu yang
dilakukan oleh Karyawan, maka Perusahaan dapat mengambil tindakan pembebasan tugas sementara
dan/atau Skorsing, dan disampaikan secara tertulis kepada yang bersangkutan sesuai peraturan yang
berlaku.

2. Upah selama masa Skorsing dibayarkan sesuai perundang-undangan yang berlaku yaitu serendah-
rendahnya 50% (lima-puluh), paling lama selama 6 (enam) bulan.

3. Selama masa skorsing, maka upah Karyawan dibayar kepada Karyawan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

4. Bilamana lewat 6(enam) bulan sejak usul Pemutusan Hubungan Kerja diajukan ke Lembaga
Penyelesaian Hubungan Industrial belum juga ada keputusan maka Karyawan tersebut tetap
mendapatkan upah yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Apabila keputusan akhir Lembaga Penyelesaian Hubungan Industrial menolak usulan Pemutusan
Hubungan Kerja tersebut, maka Karyawan tersebut akan direhabilitasi dan segala hak-haknya
dipulihkan kembali.

PASAL 20
UPAH SELAMA KARYAWAN DITAHAN YANG BERWAJIB
1. Dalam hal Karyawan ditahan oleh pihak berwajib karena pengaduan Pengusaha maka kepada
keluarganya dibayarkan upah sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari upah disamping bantuan
untuk keluarga sebagaiman ketentuan pasal 160 Undang-Undang Ketenagakerjaan, sampai
dijatuhkannya vonis oleh Pengadilan Negeri, atau untuk waktu selama-lamanya 6 (enam) bulan,
maksimum/lebih dari
batas waktu 6 (enam) bulan maka hubungan kerja dengan Karyawan dapat dilakukan pemutusan
(PHK).

2. Dalam hal pekerja/buruh ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan
atas pengaduan pengusaha, maka pengusaha tidak wajib membayar upah tetapi wajib memberikan
bantuan kepada keluarga pekerja/buruh yang menjadi tanggungannya dengan ketentuan sebagai
berikut :

a. untuk 1 (satu) orang tanggungan : 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah;
b. untuk 2 (dua) orang tanggungan : 35% (tiga puluh lima perseratus) dari upah;
c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan : 45% (empat puluh lima perseratus) dari upah;
d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih : 50% (lima puluh perseratus) dari upah.

9
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
3. Dalam hal Karyawan dibebaskan dari tahanan dikarenakan pengaduan Pengusaha, dan ternyata
Karyawan tidak terbukti melakukan kesalahan, Pengusaha diwajibkan mempekerjakan kembali
Karyawan dengan membayar upah penuh beserta hak lainnya yang seharusnya diterima Karyawan
terhitung sejak Karyawan ditahan.

PASAL 21
UPAH KARYAWAN DALAM MENJALANKAN KEWAJIBAN NEGARA
Dalam hal Karyawan yang menjalankan Kewajiban Negara, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 78 - Tahun 2015, diberikan upah sebagai berikut:

1. Perusahaan wajib membayar upah Karyawan bilamana dalam menjalankan Kewajiban Negara, dan
Karyawan tersebut tidak menerima upah dari Negara, dan untuk lamanya tidak melebihi 1 (satu)
tahun.

2. Perusahaan wajib membayar Selisih Upah, bilamana jumlah upah yang diterima Karyawan tersebut
dari Negara kurang dari jumlah yang biasa diterimanya/bulan dari Perusahaan, untuk jangka waktu
lamanya tidak lebih dari 1(satu) tahun.

3. Perusahaan tidak diwajibkan untuk membayar upah Karyawan tersebut bilamana dalam menjalankan
kewajiban Negara, Karyawan tersebut memperoleh upah serta tunjangan lainnya yang besarnya sama
atau lebih dari upah yang biasa diterimanya/per bulan dari Perusahaan.

PASAL 22
PENYESUAIAN UPAH
1. Penyesuaian upah berkala/khusus diberikan kepada Karyawan Tetap yang telah memiliki masa kerja
1 (satu) tahun atau lebih, dimana penyesuaian upah berkala ini diadakan dan diberikan pada setiap
tahun berjalan.

2. Penyesuaian upah berkala dan/atau khusus dapat dilakukan oleh Perusahaan untuk hal-hal sebagai
berikut:
a. Adanya ketentuan atas UMR/UMP yang baru.
b. Jika terdapat kekeliruan tentang penetapan upah atas Karyawan tetentu.
c. Kenaikan atas Jabatan/Pangkat/Golongan atas suatu Promosi.
d. Apabila Karyawan menunjukkan prestasi kerja tertentu, dan/atau yang bersangkutan telah
melebihi target tertentu.

3. Besarnya penyesuaian upah ditetapkan sesuai dengan prestasi yang dicapainya dan sebatas
kemampuan Perusahaan.

PASAL 23
TUNJANGAN HARI RAYA
1. Perusahaan akan memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan kepada Karyawan selambat-
lambatnya 2 (dua) minggu sebelum hari raya keagamaan, yaitu Idul Fitri yang berlaku bagi semua
Karyawan.

2. Tunjangan Hari Raya (THR) tersebut akan diberikan kepada Karyawan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja minimal 1 (satu) bulan secara terus menerus tetapi
kurang dari 12 (dua belas) bulan, diberikan secara proposional, dengan system perhitungan
sebagai berikut:
Masa Kerja x 1 Bulan Upah
12

10
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
b. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja lebih dari 1 (satu) tahun diberikan THR sebesar
minimal 1 (satu) bulan upah.

3. Untuk menghitung masa kerja Karyawan di dalam hal pemberian Tunjangan Hari Raya adalah
terhitung sejak tanggal mulai bekerja di Perusahaan sampai dengan Hari Raya Idul Fitri tahun
berjalan.

PASAL 24
UPAH PRESTASI TAHUNAN (BONUS)
Sesuai dengan prestasi kerja Karyawan, prestasi kinerja Perusahaan, dan juga kondisi keuangannya,
Perusahaan dapat memberikan Uang Prestasi Tahunan (UPT)/Bonus kepada Karyawan. Ketentuan
tentang pemberian UPT/Bonus, akan diatur/ditetapkan tersendiri oleh Perusahaan.

PASAL 25
PEMOTONGAN UPAH
Perusahaan berhak memotong upah Karyawan secara berkala, insidentil maupun pada saat pemutusan
hubungan kerja dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Apabila Karyawan berhutang kepada Perusahaan dengan perjanjian tertentu di antara kedua belah
pihak.

2. Apabila setelah melalui investigasi, ternyata Karyawan terbukti melakukan kelalaian yang
mengakibatkan hilangnya harta/aset milik Perusahaan atau pihak ketiga, maka Karyawan wajib
mengganti rugi kepada Perusahaan.

3. Apabila Karyawan terbukti melakukan tindakan pencurian atau penggelapan terhadap harta/aset
milik Perusahaan, sehingga karenanya Karyawan wajib mengganti/mengembalikan kepada
Perusahaan senilai harta tersebut.

BAB. IV
PERATURAN DAN TATA TERTIB KERJA
PASAL 26
HARI KERJA
1. Hari kerja adalah 5(lima) atau 6(enam) hari dalam 1(satu) minggu dan tidak termasuk hari libur
resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah / Perusahaan.

2. Pengaturan hari kerja ditetapkan oleh Perusahaan, yakni hari Senin sampai dengan Jum’at bagi yang
5(lima) hari kerja atau hari Senin sampai dengan Sabtu bagi yang 6(enam) hari kerja kecuali yang
bekerja shift diatur tersendiri.

PASAL 27
JAM KERJA
1. Penetapan waktu kerja Perusahaan dengan mengindahkan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1
(satu) minggu.

2. Jam kerja Karyawan Kantor/Office untuk 5(lima) hari kerja.


11
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
- Senin s/d Kamis : Pukul 08.30 – 17.30 Istirahat pukul 12.00 – 13.00
- Jum’at : Pukul 08.30 – 18.00 Istirahat pukul 11.30 – 13.00
- Sabtu/Minggu : Libur

3. Waktu kerja khusus: Bagi Karyawan lapangan dan/atau Karyawan yang karena sifat pekerjaannya,
maka jam kerja dapat diatur dalam ketentuan tersendiri dengan mengindahkan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.

3. Jam istirahat tidak diperhitungkan sebagai jam kerja.

PASAL 28
KERJA LEMBUR

1. Kerja lembur adalah bekerja di luar jam kerja biasa/normal atau kerja
yang dilakukan pada hari libur mingguan atau hari libur resmi karena
ditugaskan/diperintahkan oleh Pimpinan
Departemen/Direktorat/Perusahaan.

2. Kerja lembur diatur oleh Perusahaan sesuai dengan kebutuhan Perusahaan


dan pelaksanaanya diusulkan oleh Manager.

3. Kerja lembur atas dasar kesadaran dan perintah atasan kecuali:


a. Dalam hal keadaan darurat, dan jika ada pekerjaan yang jika tidak diselesaikan
akan menimbulkan kerugian bagi Perusahaan.
b. Dalam hal pekerjaan harus diselesaikan dengan segera.
c. Dalam keadaan Force Majeure missal kebakaran/bencana alam lainnya.

PASAL 29
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB KARYAWAN
Seluruh Karyawan wajib mentaati Tata Tertib Kerja yang berlaku umum di lingkungan Perusahaan antara
lain sebagai berikut:

1. Karyawan wajib berpakaian rapih, bersih, dan normatif sesuai standar umum.

2. Jika Perusahaan menyediakan pakaian seragam pada hari kerja tertentu atau khususnya bagi
operasional demi citra Perusahaan, maka Karyawan wajib menggunakan dan merawat dengan baik
Pakaian Seragam yang disediakan.

3. Karyawan wajib meminta ijin tertulis terlebih dahulu kepada Atasan Langsung /HR Manager, apabila
Karyawan: datang terlambat, meninggalkan pekerjaan, dan/atau pulang sebelum waktunya.

4. Karyawan Pelaksana sampai dengan Golongan/Level Manager, wajib melakukan absensi pada
tempat yang telah ditentukan Perusahaan, pada waktu datang dan pulang kerja, melakukan sendiri
dan tidak bisa diwakili.

5. Karyawan yang tidak masuk kerja karena alasan Sakit, wajib memberitahukan kepada Atasan
Langsungnya/HR Manager/Yang Mewakili, dan apabila sakitnya lebih dari 1 (satu) hari, pada saat
masuk kerja yang bersangkutan wajib menyerahkan Surat Keterangan Sakit yang sah dari dokter
selambat-lambatnya 3(tiga) hari sejak tidak masuk kerja.

12
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
6. Karyawan yang tidak masuk kerja karena ada keperluan/sesuatu urusan yang bersifat
mendesak/mendadak, Karyawan wajib memberitahukan secara lisan/ langsung kepada Atasan
Langsung/HR Manager, kemudian memberikan surat tertulis yang disetujui oleh Atasan
Langsung/HR Manager, tanpa bukti yang sah seperti tersebut diatas, dapat dianggap sebagai
mangkir.

7. Karyawan wajib melakukan/melaksanakan setiap tugas pekerjaannya dengan penuh tanggung-jawab


dan dengan sebaik-baiknya.

8. Karyawan diwajibkan :
a. Mematuhi dan mentaati perintah, petunjuk, bimbingan Atasannya yang berhubungan
dengan tugas pekerjaannya.
b. Dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya, Karyawan yang bersangkutan wajib bersikap sopan
dan menghormati Atasannya, serta saling menghormati sesama Karyawan.

9. Karyawan wajib menggunakan dan memelihara/menjaga semua peralatan serta perlengkapan kerja
yang disediakan oleh Perusahaan dengan sebaik-baiknya, dan juga termasuk semua Asset Perusahaan
lainnya yang menjadi bagian dari pekerjaannya dan/ataupun semua harta Perusahaan.

10. Memeriksa dan memelihara semua mesin-mesin pada waktu mulai bekerja dan /atau saat
meninggalkan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan kerusakan & bahaya yang akan mengganggu
pekerjaannya dan/atau merugikan Perusahaan.

11. Karyawan wajib melaporkan dengan segera kepada Atasannya atas kehilangan ataupun kerusakan
dari peralatan dan perlengkapan kerjanya/milik Perusahaan.

12. Karyawan tidak diizinkan memindahkan perlengkapan dan/atau peralatan kerja dari tempat yang
telah ditentukan kecuali atas perintah Atasan /Perusahaan.

13. Karyawan wajib menjaga rahasia jabatan dan/atau rahasia Perusahaan.

14. Karyawan tidak diperkenankan untuk melakukan pekerjaan lain untuk/kepada kepentingan orang
lain/pribadi sendiri, baik dilokasi pekerjaannya dan/atau di luar pekerjaannya, dan tidak
diperkenankan menerima pemberian dalam bentuk apapun dari seseorang/organisasi/perusahaan lain
yang ada hubungan dagang dan kerja dengan Perusahaan.

15. Karyawan wajib memberitahukan kepada Atasan/HR Manager/Perusahaan, atau selambat-lambatnya


12 hari dari setiap kali ada perubahan alamat, telpon, dan/atau status keluarga lainnya seperti
perkawinan, perceraian, kematian atau kelahiran, dlsb yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga yang
sah.

16. Karyawan wajib mematuhi semua standar prosedur kerja dan ketentuan lain, dan termasuk ketentuan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.

PASAL 30
KATEGORI PELANGGARAN TATA-TERTIB
Perbuatan-perbuatan pelanggaran yang dapat dikategorikan sebagai kesalahan besar dan serius sehingga
dapat dilakukan/diberikan sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang pelaksanaannya sesuai dengan
peraturan perndangan yang berlaku, walaupun dapat diberikan uang penghargaan atas masa kerjanya dan
hak hak lain sesuai dengan putusan pengadilan/LPPHI (Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial), yaitu atas pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut:

Katagori Pelanggaran-Pelanggaran Serius, antara lain,

a. Membocorkan atau menyalahgunakan rahasia Perusahaan yang dipercayakan kepada Karyawan


yang bersangkutan berdasarkan sifat pekerjaan/ penugasannya, atau dengan sengaja
membocorkan rahasia kepada pihak ketiga/orang yang tidak berhak, sehingga dapat merugikan
13
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
Perusahaan, antara lain informasi tentang rencana kerja, sales plan, kegiatan-kegiatan tertentu,
data-base tenant, dan informasi lainnya, dan/ataupun berupa dokumen atau file penting lainnya,
yang apabila diberitahukan kepada yang tidak berhak dapat menimbulkan kerugian atau bahaya
bagi Perusahaan.
b. Lalai dan tidak melaporkan kepada pihak PT. Sinotrans CSC Indonesia atas suatu penyakit yang
menular/berbahaya, yang mana Yang bersangkutan mengetahui bahwa dirinya, dan /ataupun ada
Karyawan lainnya yang mengidap penyakit menular /berbahaya tersebut.
c. Dengan alasan apapun, Karyawan Yang bersangkutan memiliki, menyimpan, menggunakan,
secara langsung/tidak langsung, atas minuman keras, narkotika, psikotropika, obat bius dan
terlarang lainnya, dan ataupun di bawah pengaruh atas minuman keras, narkotika dan
psikotropika sejenis-nya, ketika berada di dalam area/lingkungan kerja/jam kerja Perusahaan.
d. Terbukti mencuri di lingkungan dan/atau ditempat kerja/Perusahaan, dan ada /disertai saksi yang
memberatkan.
e. Dengan sengaja merusak harta benda dan/atau Aset Perusahaan.

f. Dengan alasan apapun Karyawan: berkelahi, memukul, menganiaya sesama rekan


kerja/Karyawan Perusahaan, atau orang lain yang bekerja atau bertamu di dalam area
Perusahaan.
g. Terbukti dan/atau disertai Saksi yang memberatkan, mencoba dan melakukan perbuatan-
perbuatan asusila didalam lingkungan Perusahaan.
h. Membujuk Pengusaha, keluarga dari Pengusaha, dan/atau sesama rekan kerja/Karyawan lainnya,
melakukan perbuatan yang bertentangan/melawan hukum atas undang-undang yang berlaku.
i. Karyawan Yang bersangkutan, dihukum atas suatu putusan Pengadilan yang telah mempunyai
ketetapan/kekuatan hukum atas suatu kejahatan tertentu.
j. Mengancam secara langsung/tidak langsung terhadap Pengusaha/keluarga dari Pengusaha, dan
Atasannya/Pimpinan/Manager, maupun sesama Karyawan/dan keluarganya, baik secara teror
lisan ataupun tertulis.
k. Menyalahgunakan wewenang dan jabatan untuk keuntungan/keperluan pribadi sehingga
menimbulkan kerugian bagi Perusahaan.
l. Menganiaya/melakukan tindakan kekerasan terhadap Pengusaha/keluarga Pengusaha,
Pimpinan/Manager, dan/ataupun sesama Karyawan.

PASAL 31
MANGKIR

1. Pekerja/buruh yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan
secara ter tulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua)
kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan
diri.

2. Keterangan tertulis dengan bukti yang sah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diserahkan
paling lambat pada hari pertama pekerja/buruh masuk bekerja.

3. Pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pekerja/buruh yang bersangkutan
berhak menerima uang pisah sebesar 1 (satu) kali upah pokok tidak termasuk tunjangan tetap bagi
karyawan yang bersangkutan.

PASAL 32
KATEGORI SURAT PERINGATAN
Perbuatan-perbuatan yang dapat dianggap sebagai pelanggaran/kesalahan, yang mana dapat diberikan
Surat Peringatan tertulis, sebagai berikut:

A. Pelanggaran Ringan.

14
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
Sanksi : Surat Peringatan ke-1 (SP-1), berlaku 6 (enam) Bulan.

Macam/jenis pelanggaran, antara lain:


1. Tidak menggunakan seragam kerja dan/atau perlengkapan kerja yang telah ditentukan atau
dipersyaratkan oleh Perusahaan.

2. Meninggalkan pekerjaan/area Perusahaan selama jam kerja tanpa ijin Atasan /Manager dengan
alasan apapun.

3. Memakai hak milik Perusahaan dan orang lain tanpa ijin.

4. Tidak melaporkan kebagian Personalia/HR selambat-lambatnya 2 (dua) Minggu mengenai


perubahan data pribadinya.

5. Tidak menggunakan alat perlengkapan kerja yang telah ditentukan dan dipersyaratkan untuk
keselamatan kerja.

6. Membuat dan/atau membiarkan kotor, dan/atau tidak memperdulikan, di area dan lingkungan
Perusahaan.

7. Terlambat masuk kerja, sebanyak 5 (lima) kali berturut-turut di dalam 1 (satu) bulan, dan/atau
8 (delapan) kali tidak berturut-turut selama masa 1 (satu) bulan, tanpa alasan yang dapat
diterima Atasan/Manager.

8. Menggunakan/memanfaatkan waktu kerja, fasilitas dan peralatan kerja Perusahaan, untuk


tujuan atau kepentingan/alasan apapun yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya
tanpa ijin Atasan/Manager.

9. Melakukan pelanggaran lainnya yang dinilai/dipandang setara dengan pelanggaran-


pelanggaran seperti yang tersebut diatas.

B. Pelanggaran Sedang.

Sanksi: Surat Peringatan ke-2 (SP-2), berlaku 6 (enam) bulan

Macam Pelanggaran:

1. Sebagai peningkatan Sanksi apabila Karyawan yang telah mendapatkan Surat Peringatan-1 dan
SP tersebut masih berlaku tetapi Yang bersangkutan melakukan pelanggaran ringan lagi seperti
penjelasan pada huruf A.

2. Main kartu, catur, permainan (games) sejenisnya pada jam kerja.

3. Mangkir selama 3 (tiga) hari berturut-turut dan/atau 4 (empat) hari tidak berturut-turut dalam 1
(satu) bulan.

4. Melakukan pelanggaran lainnya yang dinilai/dipandang setara dengan pelanggaran-pelanggaran


seperti yang tersebut di atas.

C. Pelanggaran yang berkonsekuensi PHK

Sanksi: Surat Peringatan ke-3 (SP-3 /terakhir) berlaku 6 (enam) bulan, sebelum dilakukan pemutusan
hubungan kerja, dengan pembayaran uang pesangon dan uang masa kerjanya.

Macam Pelanggaran:
1. Menolak perintah yang wajar dan/atau melakukan pelanggaran dengan sengaja terhadap
peraturan yang berlaku walaupun telah diberitahukan sebelumnya.

15
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
2. Merokok di tempat-tempat terlarang/dilarang.

3. Tidur pada waktu jam kerja.

4. Kencing atau buang air besar disembarang tempat di area Perusahaan selain di tempat yang telah
disediakan secara umum.

5. Berjudi dalam segala bentuk apapun di area Perusahaan.

6. Menolak dan merintangi pemeriksaan oleh petugas keamanan ataupun petugas lainnya yang
diberikan wewenang oleh pengurus Perusahaan untuk tujuan pengamanan Perusahaan.

7. Bersikap kasar ataupun tidak sopan, membangkang dan menolak perintah kerja yang wajar dari
atasan/perusahaan.

8. Mangkir 7 (tujuh) hari kerja tidak berturut-turut dalam 1 (satu) bulan.

9. Menolak diperiksa kesehatannya oleh Dokter yang ditunjuk Perusahaan apabila ada indikasi
penyakit/gangguan kesehatan tertentu yang dinilai Perusahaan akan mengganggu pekerjaan
ataupun lingkungan kerjanya.

10. Memprovokasi, menghasut, dan/ataupun membantu Karyawan lainnya, melakukan pelanggaran


terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku umum dan diatur dalam Peraturan Perusahaan.

11. Lalai menjaga barang-barang dan/ataupun uang milik Perusahaan yang dipercayakan kepadanya.

12. Melakukan pelanggaran lainnya yang dinilai/dipandang setara dengan pelanggaran seperti
tersebut diatas.

PASAL 33
PROSEDUR PELAKSANAAN SANKSI PELANGGARAN
1. Tingkatan atas tindakan disipliner diberikan oleh Perusahaan terdiri dari/mulai : Teguran Lisan, Surat
Teguran tertulis, dan 3 (tiga) Surat Peringatan tertulis yang tidak harus menurut urutannya tetapi
berdasarkan jenis dan bobot serta frekuensi pelanggaran yang dilakukan Karyawan tersebut.

2. Masa berlaku dari setiap Surat Peringatan (SP) tertulis adalah 6 (enam) bulan, akan tetapi apabila di
dalam masa berlaku surat peringatan tersebut Karyawan Yang bersangkutan kembali melakukan
pelanggaran (tidak dibatasi jenis pelanggarannya), maka pihak Perusahaan dapat menerbitkan Surat
Peringatan Ke-2 (kedua), dan /ataupun Surat Peringatan Ke-3 (terakhir).

3. Jika seorang Karyawan melakukan pelanggaran lagi dalam masa berlakunya Surat Peringatan Ke-3
(terakhir), maka Karyawan Yang bersangkutan dapat diusulkan untuk dilakukan Pemutusan
Hubungan Kerja.

4. Sanksi lainnya yang dapat diberikan antara lain: penundaan atas kenaikan Pangkat atau Gaji ataupun
Jabatan, pencabutan fasilitas atau tunjangan, serta pemindahan/pelepasan jabatan.

5. Pemberian Sanksi terhadap indisipliner menjadi tanggung jawab Atasan Langsung Karyawan yang
bersangkutan dengan membuat Berita Acara Kejadian (BAK), dan

kemudian Sanksi dapat dilaksanakan setelah berkonsultasi dengan/disetujui oleh Atasannya setingkat
Manager dan/atau HR Manager.

16
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
6. Hal-hal yang berkaitan dengan prosedur serta tata-cara pelaksanaan administrasi penerbitan Surat
Teguran/Tertulis serta Surat Peringatan, diatur secara tersendiri di dalam Surat Ketetapan Pengurus
Perusahaan.

BAB. V
JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN
PASAL 34
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK)

17
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
1. Karyawan dimasukkan dalam Program Jamsostek yang meliput :
a. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK )
b. Program Jaminan Kematian (JK )
c. Program Jaminan Hari Tua (JHT )
d. Program Jaminan Pensiun (JP)

1. Besarnya Premi ditanggung oleh Karyawan serta Perusahaan sesuai dengan dan/atau berdasarkan
Undang – Undang No. 24 Tahun 2011.

PASAL 35
TUNJANGAN PERJALANAN DINAS
Karyawan yang bekerja dan melakukan perjalanan dinas keluar kota dan/atau diluar wilayah
JABODETABEK (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi), dan diharuskan menginap, akan diberikan
Uang Tunjangan Perjalanan Dinas secukupnya, yang besar nominal dan tata caranya diatur tersendiri di
dalam ketetapan Perusahaan.

PASAL 36
TUNJANGAN KESEHATAN
1. Perusahaan memberikan Tunjangan Kesehatan bagi Karyawan dan keluagranya (1 isteri dan 3 anak),
didaftarkan dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perusahaan penyedia asuransi kesehatan yang
dipilih dan ditentukan oleh Perusahaan, selain wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan.

2. Pengaturan lebih lanjut tentang Tunjangan Kesehatan akan diatur tersendiri dalam Keputusan
Pengurus Perusahaan.

PASAL 37
TANDA PENGHARGAAN
Perusahaan dapat memberikan apresiasi serta penghargaan kepada Karyawan berupa/dalam bentuk
pemberian uang dan/atau bentuk lain-nya, berdasarkan: prestasi kerja, pencapaian terhadap target
kerja/sasaran mutu, loyalitas dan dedikasi bekerja, dan disipliner, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
Perusahaan.

BAB. VI
HARI LIBUR RESMI, CUTI, DAN IJIN
PASAL 38
HARI LIBUR RESMI
1. Pada hari libur resmi, semua Karyawan beristirahat dengan mendapat upah.

2. Dikarenakan sifat/jenis pekerjaannya dan khusus bagi Karyawan operasional, yang bekerja
dilapangan dan shift, maka hari libur disesuaikan dengan jadwal tugasnya, dan pengaturan jadwal

18
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
tugas tersebut akan diatur oleh Atasan/Manager, dengan mendapat upah sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

3. Khusus bagi Karyawan yang karena perintah Atasannya harus tetap bekerja pada hari libur resmi,
maka Yang bersangkutan akan mendapat upah lembur sesuai dengan peraturan/ undang-undang yang
berlaku.

4. Setiap Karyawan berhak atas istirahat mingguan dan minimal 2 (dua) hari didalam waktu kerja
selama 1 (satu) minggu.

5. Karyawan yang bertugas pada hari minggu, tetapi bukan merupakan hari liburnya, dianggap sebagai
hari kerja biasa (bagi karyawan lapangan dan shift).

PASAL 39
CUTI TAHUNAN
1. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 1 (satu) tahun dan/atau 12 (dua belas) Bulan terus
menerus tanpa terputus berhak atas Cuti Tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan upah
penuh.

2. Hak Cuti menjadi gugur apabila didalam waktu 6 (enam) bulan setelah berakhirnya periode cuti, hak
cuti tersebut ternyata Karyawan Yang bersangkutan tidak menggunakan hak cutinya, kecuali ada
persetujuan tertulis dari Perusahaan dimana dikarenakan sesuatu hal maka hak cuti Karyawan
tersebut ditunda atau diperpanjang dengan batas maksimal penundaan selama 6 (enam) bulan.

3. Untuk menjaga agar kelancaran dan efektifitas kerja tidak terganggu termasuk atas penundaan cuti
tahunan, maka pengaturan dan pengambilan hak cuti tahunan bagi Karyawan harus dibicarakan
terlebih dahulu dengan/ mendapat persetujuan tertulis dari Atasan Langsung.

4. Untuk kepentingan, kelangsungan, serta kelancaran pekerjaan, Perusahaan berhak mengatur Cuti
Karyawan dalam tahun kelender dengan memperhatikan kepentingan Karyawan dan Perusahaan,
khususnya untuk cuti bertahap tersebut.

5. Karyawan yang akan mengunakan hak cutinya, secara administrasi/prosedur harus mengajukan form
permohonan cuti dan disetujui oleh atasan langsungnya, paling lambat 2 (dua) minggu sebelumnya,
selanjutnya merupakan kewewenangan atasan Karyawan yang bersangkutan untuk memutuskannya,
kecuali ada keperluan yang bersifat mendesak/mendadak dan tidak bisa ditunda-tunda.

6. Perusahaan berhak menetapkan Cuti Massal (Bersama) dan Cuti Bertahap, yang akan diperhitungkan
dengan serta mengurangi hak cuti tahunan Karyawan, dengan mempertimbangkan keadaan atau
kebutuhan serta kepentingan Perusahaan.

7. Didalam hal cuti masal atau cuti bertahap, maka perhitungan cuti bagi Karyawan yang bekerja
dengan Sistem Shift akan diperlakukan sama seperti Karyawan Non Shift.

8. Hak cuti tahunan tidak dapat digantikan/diperhitungkan dengan uang.

9. Jika Karyawan pada saat cuti massal, tetapi Perusahaan menugaskan untuk masuk kerja, maka pada
hari kerja tersebut tidak diperhitungkan upah lembur tetapi dengan/melalui jumlah cuti tahunan
Karyawan tersebut.

PASAL 40
ISTIRAHAT MELAHIRKAN / KEGUGURAN

19
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
1. Karyawan wanita yang sedang hamil dan akan melahirkan berhak atas istirahat hamil/ melahirkan
yaitu 1½ (satu setengah) bulan sebelum, dan 1½ (satu setengah) bulan sesudah melahirkan,
berdasarkan surat keterangan sah dari dokter atau bidan.

2. Karyawan wanita yang sedang hamil dan mengalami keguguran kandungan, juga berhak
memperoleh istirahat selama 1½ (satu setengah) bulan setelah keguguran, berdasarkan dengan surat
keterangan sah dari dokter kandungan atau bidan.

3. Karyawan yang akan menggunakan hak istirahat hamil harus mengajukan permohonan tertulis
terlebih dahulu kepada atasannya, disertai dengan surat keterangan dokter/ bidan, dengan mengisi
formulir cuti yang telah disediakan.

4. Karyawan wanita yang istrahat melahirkan /gugur kandung mendapatkan upah.

PASAL 41
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN UPAH
1. Dengan mempertimbangkan kepentingan Karyawan, maka pihak Perusahaan dapat memberikan izin
kepada Karyawan untuk meninggalkan pekerjaan dan /atau absen (tidak masuk bekerja) dengan tetap
mendapatkan upah, apabila Karyawan tersebut dapat menunjukkan surat keterangan yang sah,
dan/atau dengan surat permohonan tertulis diajukan ke Personalia/HR Manager, yaitu dalam hal
sebagai berikut :

a. Pernikahan Karyawan Yang bersangkutan (diri sendiri) : 3 hari kerja


b. Pernikahan anak Karyawan Yang bersangkutan : 2 hari kerja
c. Istri Melahirkan : 2 hari kerja
d. Khitanan/Pembaptisan Anak : 2 hari kerja
e. Kematian dan pemakaman istri/suami/anak/
orang-tua kandung/mertua : 2 hari kerja
f. Kematian Saudara kandung/keluarga yang tinggal
bersama di dalam satu rumah : 1 hari kerja
g. Bencana Alam/Musibah (banjir /kebakaran) : 2 hari kerja
h. Menunaikan Ibadah Haji untuk pertama kalinya, dan bukan Umroh,
ditetapkan sesuai waktu yang dibutuhkan, tetapi maksimum 40 Hari kalender.

2. Sebelum meninggalkan pekerjaan sebagaimana yang dimaksud diatas, Karyawan wajib


mengajukan permohonan tertulis terlebih dahulu kepada Atasan Langsung /Manager untuk mendapat
persetujuannya, kecuali untuk hal-hal yang bersifat mendadak/musibah, dapat melaporkan setelah
selesai acara paling lambat pada hari pertama masuk kerja setelah ijin tersebut.

3. Apabila Karyawan sudah tidak mempunyai hak cuti lagi, tetapi masih memerlukan cuti untuk
kepentingan tertentu, maka Karyawan dapat mengajukan cuti tersebut tanpa dibayar sesuai dengan
besar upahnya.

PASAL 42
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN TANPA UPAH
1. Ijin untuk meninggalkan pekerjaan pada jam kerja, dan/ataupun tidak masuk kerja (absen) tanpa
mendapat upah, apabila Yang bersangkutan dapat menunjukkan/memberikan alasan yang kuat dan
dapat diterima oleh Perusahaan.

2. Ijin meninggalkan pekerjaan tanpa upah, dapat diberikan atas persetujuan Atasan/HR Manager untuk
maksud-maksud sebagai berikut :
a. Mempersiapkan dan/atau penyelesaian studinya.
b. Menyelesaikan urusan keluarga yang tersangkut masalah pengadilan.
c. Kepentingan-kepentingan lainnya yang dapat dipertanggung-jawabkan, dan setelah mendapat
persetujuan dari Atasan/HR Manager/Perusahaan.

20
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia

BAB. VII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PASAL 43
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Pihak Perusahaan dan Karyawan sama-sama menyadari akan pentingnya masalah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), oleh karena itu kedua belah pihak akan berusaha semaksimal mungkin secara
bersama-sama mencegah serta menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan/ataupun
sakit yang dapat menimpa Karyawan yang disebabkan oleh hubungan kerja.

2. Setiap Karyawan wajib menjaga atas keselamatan dirinya sendiri dan rekan kerja lainnya, secara
sadar serta berkewajiban menggunakan setiap alat-alat pengaman keselamatan kerja yang telah
disediakan oleh Perusahaan, serta mematuhi semua ketentuan mengenai keselamatan kerja dan
perlindungan kerja yang berlaku.

3. Apabila Karyawan melihat dan menemukan hal-hal janggal yang mungkin dapat membahayakan atas
keselamatan kerja Karyawan dan/atau Perusahaan, Karyawan wajib melaporkan kepada Atasan
Langsung dan/atau kepada Perusahaan.

4. Diluar waktu/jam kerja yang telah ditentukan oleh Perusahaan, Karyawan tidak diijinkan memakai,
menggunakan, memanfaatkan semua peralatan /perlengkapan keselamatan kerja milik Perusahaan
untuk kepentingan pribadi.

5. Setiap Karyawan diwajibkan memelihara alat-alat atau perlengkapan kerja milik Perusahaan dengan
baik dan benar sebagaimana mestinya.

21
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
6. Peralatan dan Perlengkapan Keselamatan Kerja seperti alat pemadam kebakaran, sepenuhnya
disediakan oleh Perusahaan dengan benar dan sebaik-baiknya.

7. Pengawasan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dilakukan oleh Tim yang disebut
Panitia Pembina Keselamatan Kesehatan Kerja (P2K3).

8. Apabila Karyawan melanggar ketentuan-ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka yang
bersangkutan dapat dikenakan tindakan tegas, dimulai berupa teguran lisan sampai dengan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang dilakukan oleh Atasannya masing-masing dan/atau melalui
HR Manager/Perusahaan.

PASAL 44
KEBERSIHAN
1. Setiap Karyawan wajib menjaga dan memelihara kebersihan di ruangan dan lingkungan kerjanya dan
menjaga keteraturan tempat-tempat lain yang berfungsi sebagai tempat bekerja.

2. Setiap Karyawan di dalam lingkungan kerja harus selalu tampil bersih serta rapih dalam berpakaian
dan menata rambutnya dengan baik sesuai ketentuan yang mana berlaku umum.

BAB. VIII
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
PASAL 45
PELATIHAN & PENGEMBANGAN SDM DI DALAM PERUSAHAAN
1. Perusahaan memperhatikan dan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan khusus,
pengetahuan umum, ketrampilan, kecakapan, sikap mental, cara berpikir, disiplin kerja, serta
produktifitas kerja yang tinggi bagi seluruh Karyawan, dengan mengadakan system pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan
tingkat jabatan Karyawan.

2. Atas biaya Perusahaan, seluruh Karyawan diharapkan dapat mengikuti seluruh program Pelatihan
dan Pengembangan SDM yang direncanakan oleh Perusahaan untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan SDM, pada akhirnya mampu meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja Karyawan.

3. Waktu Pelatihan dan Pengembangan yang dilakukan di luar jam kerja, tidak dapat diperhitungkan
sebagai upah kerja lembur, tetapi sebagai kompensasi Karyawan memperoleh ilmu pengetahuan dan
kemampuan sebagai investasi nilai diri.

1. Karyawan yang mengikuti Program Pelatihan dan Pengembangan, wajib membuat laporan tertulis
dan sekaligus mempresentasikan/mentransfer ilmu yang didapat kepada Karyawan lainnya sesuai
dengan prosedur/ketentuan yang berlaku.

PASAL 46
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM DI LUAR PERUSAHAAN
1. Apabila program Pelatihan dan Pengembangan SDM yang diselenggarakan dalam Perusahaan tidak
memungkinkan, maka atas persetujuan Perusahaan Pelatihan dan Pengembangan dapat
dilakukan/diteruskan di luar Perusahaan.

2. Apabila Pelatihan dan Pengembangan, yang dilakukan diluar kota dan/atau di luar negeri, dan telah
disetujui oleh pihak Perusahaan maka semua biayanya termasuk biaya transportasi pergi/pulang,
penginapan, makan dan uang saku selama berada di luar kota/di luar negeri ditanggung oleh
22
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
Prusahaan, yang besarnya ditentukan oleh Perusahaan, dan tentu terlebih dahulu diberitahukan
kepada Karyawan Yang bersangkutan.

3. Karyawan yang mendapat kesempatan mengikuti Pelatihan dan Pengembangan di luar negeri harus
bersedia menjalani ikatan dinas kerja di Perusahaan, yang jangka waktu dan tata caranya diatur
sesuai dengan kebijakan Perusahaan.

4. Apabila Karyawan yang masih mengikuti/dalam ikatan dinas, mengundurkan diri maka kepada
Karyawan Yang bersangkutan wajib membayar ganti rugi kepada Perusahaan yang besarnya
diperhitungkan/ditentukan oleh Perusahaan berdasarkan besar biaya yang dikeluarkan dan
dikompensasikan dengan masa ikatan dinas yang telah dijalankan.

5. Yang dapat dikategorikan sebagai Program Pelatihan dan Pengembangan, adalah: training, seminar,
loka karya, pameran ekshibisi, study banding, melanjutkan dan mendapat pendidikan, serta training
proyek-proyek baru.

6. Karyawan yang mengikuti Program Pelatihan dan Pengembangan, wajib membuat laporan tertulis
atau mempresentasikan dan mentransfer pengetahuan/ kemampuan yang diperoleh, sesuai dengan
prosedur/ketentuan yang berlaku.

23
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia

BAB. IX
PENYELESAIAN KELUH KESAH DAN PERSELISIHAN
PASAL 47
KELUHAN KARYAWAN
Keluhan-keluhan Karyawan menjadi tugas tanggung jawab dari/oleh Atasan Langsung dan/atau melalui
Personalia/HR Manager/Perusahaan, untuk dapat menanggapinya sekaligus memberikan
pendapat/pandangan ataupun solusi yang pada akhirnya dapat menyelesaikan keluhan-keluhan Karyawan
yang dinilai wajar /layak.

PASAL 48
TATA CARA PENYELESAIAN KELUH KESAH DAN PERSELISIHAN
1. Jika seorang Karyawan mengemukakan pendapatnya bahwa perlakuan PT. Sinotrans CSC
Indonesia terhadapnya dinilai kurang adil dan/atau bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang
telah diatur di dalam Peraturan Perusahaan, maka ia dapat mengajukan keluhan/masalahnya kepada
Atasannya Langsung.

2. Apabila ternyata langkah/cara seperti tersebut pada ayat 1 (satu) di atas tidak dapat
menyelesaikan masalah, maka Karyawan yang bersangkutan wajib menyampaikan
keluhan/pengaduannya kepada Atasan yang lebih tinggi dan/atau Personalia.

3. Apabila langkah/cara pada ayat 2 (dua) juga menemui jalan buntu, Karyawan yang
bersangkutan wajib meneruskan keluhan/pengaduannya kepada HR Manager, dan kemudian akan
membicarakan dengan Manager Karyawan tersebut.

1. Apabila langkah pada ayat 3 (tiga) di atas juga belum dapat menyelesaikan dan/atau masih
menemui jalan buntu juga, maka HR Manager dapat meneruskan upaya lain bersama Karyawan
tersebut melalui Lembaga Bipartit.

2. Apabila setelah dirundingkan bersama dan dengan sungguh-sungguh juga ternyata tidak
menghasilkan kesepakatan, maka upaya penyelesaian keluhan selanjutnya diteruskan ke Pegawai
Perantara melalui Disnakertrans setempat.

3. Dan apabila Forum Tripartit, tidak menghasilkan mufakat maka masalah tersebut dianggap
sebagai Perselisihan Perburuhan dan dapat diteruskan untuk diselesaikan melalui Lembaga
Penyelesaian Hubungan Industrial.

4. Selama proses penyelesaian perselisihan masih berlangsung, kedua belah pihak wajib menjaga
kelangsungan, kelancaran dan keamanan kegiatan Perusahaan.

24
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia

BAB. X
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
PASAL 49
KEBIJAKAN DASAR PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1. Pada dasarnya kebijakan Perusahaan, sedapat mungkin menghindari terjadinya pemutusan hubungan
kerja kecuali hal ini merupakan pilihan terakhir yang terbaik bagi Karyawan maupun Perusahaan.

2. Jika pemutusan hubungan kerja terpaksa dan harus dilakukan, maka hal ini harus dilaksanakan sesuai
peraturan/perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

3. Surat ijin permohonan kepada Disnakertrans atas pemutusan hubungan kerja akan diterbitkan oleh
HR Manager atas persetujuan Pengurus Perusahaan.

PASAL 50
SEBAB-SEBAB PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja dapat terjadi dikarenakan antara lain :

1. Mengundurkan diri.
2. Berakhirnya jangka waktu yang diperjanjikan.
3. Sakit berkepanjangan.
4. Tidak mampu bekerja (Medical Un-fit)
5. Meninggal dunia.
6. Pelanggaran atas Peraturan Perusahaan dan/atau Tata Tertib Kerja.
7. Putusan Pengadilan Negeri yang mempunyai kekuatan hukum tetap
8. Rasionalisasi.
9. Tidak memenuhi syarat dalam masa percobaan.
10. Tidak mampu memenuhi prestasi kerja yang telah ditetapkan Perusahaan.
11. Melakukan tindak pidana dan/atau tindakan lainnya yang melanggar UU.

PASAL 51
MENGUNDURKAN DIRI
1. Karyawan Indonesia dan Tenaga Kerja Asing (termasuk Direktur atau General Manager) yang
ingin mengundurkan diri dari PT. Sinotrans CSC Indonesia, secara prosedural wajib memberitahukan
kepada HR Manager/Perusahaan, dalam hal ini mengajukan surat pengunduran diri secara tertulis,
sebagai berikut:
a. Untuk Golongan I s/d IV, Level Pelaksana s/d Supervisor, harus mengajukan minimal 1 (satu)
bulan sebelumnya.
b. Untuk Golongan V, Level Ass. Manager ke atas, harus mengajukan minimal 2 (dua) bulan
sebelumnya.

2. Bagi Karyawan Indonesia dan Tenaga Kerja Asing (termasuk Direktur atau General Manager) yang
mengundurkan diri atas kemauan sendiri, maka Perusahaan tidak berkewajiban untuk membayar
uang pesangon.

25
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia

3. Bagi Karyawan Indonesia dan Tenaga Kerja Asing (termasuk Direktur atau General Manager)yang
telah mempunyai masa kerja minimal 3 (tiga) tahun berturut-turut, dan yang bersangkutan
mengundurkan diri secara baik-baik atas kemauannya sendiri, maka Karyawan berhak atas uang
penghargaan untuk masa kerja dan ganti kerugian lainnya sesuai dengan peraturan Undang-Undang
Nomor 13 tahun 2003 pasal 162, dan uang pisah sebesar 1 (satu) kali upah pokok tidak termasuk
tunjangan tetap bagi karyawan yang bersangkutan.

PASAL 52
BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU YANG DIPERJANJIKAN
Di dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu (PKWT), maka hubungan kerja dengan sendirinya
terputus terhitung sejak tanggal berakhirnya jangka waktu yang diperjanjikan tanpa ada kewajiban
Perusahaan untuk membayar uang pesangon.

PASAL 53
SAKIT BERKEPANJANGAN
1. Dalam hal Karyawan yang mengalami sakit berkepanjangan dan lebih dari 12 (dua belas) bulan
secara terus menerus, maka hubungan kerja dapat diputuskan.

2. Karyawan yang diputuskan hubungan kerjanya, diberikan uang pesangon dan uang penghargaan
masa kerja sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.

PASAL 54
TIDAK MAMPU BEKERJA (MEDICAL UN-FIT)
Dalam hal Karyawan tidak mampu bekerja, karena alasan kesehatan (Medical Unfit), maka atas/dengan
pertimbangan dokter yang ditunjuk oleh Perusahaan:

a. Dapat dilakukan mutasi apabila memungkinkan.


b. Dapat dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja dan dengan pemberian Uang Pesangon/Uang
Penghargaan Masa Kerjanya, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 55
MENINGGAL DUNIA
Dalam hal Karyawan meninggal dunia, maka kepada ahli warisnya yang sah diberikan hak-haknya:

1. Upah dalam bulan yang sedang berjalan.


2. Santunan dari PT. JAMSOSTEK
3. Mendapatkan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, serta uang ganti kerugian lainnya,
sesusai peraturan/perundangan-undangan yang berlaku.

PASAL 56
PUTUSAN PENGADILAN
Di dalam hal Karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib karena dan/atas pengaduan pihak
Pengusaha/Perusahaan, dan melalui/oleh Pengadilan Negeri terbukti melakukan kesalahan maka

26
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia
Perusahaan dapat mengajukan permohonan ijin Pemutusan Hubungan Kerja tanpa pesangon tetapi kepada
Karyawan yang bersangkutan dapat diberikan uang penghargaan masa kerjanya dan penggantian hak-hak
lain-nya.

PASAL 57
RASIONALISASI
1. Rasionalisasi merupakan pilihan terakhir yang akan dilakukan oleh Perusahaan apabila keadaan
memaksa/tidak dapat dihindarkan lagi, sehingga mengakibatkan Perusahaan harus melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja atas sebagian Karyawan dan/atau seluruhnya.

2. Rasionalisasi, dapat terjadi dan diakibatkan oleh:


a. Penutupan sebagian dan/atau seluruh unit usaha Perusahaan.
b. Karena penggabungan atau merger.
c. Pengambil-alihan Perusahaan atau Akuisisi.

3. Dalam hal terjadi rasionalisasi, Perusahaan akan membayarkan uang pesangon sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku yaitu pada pasal:
- Pasal 163 UU 13 Tahun 2003
“(1) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
dalam hal terjadi peru-bahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan
kepemilikan perusahaan dan pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja,
maka pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 1 (satu) kali sesuai ketentuan
Pasal 156 ayat (2), uang perhargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3)
dan uang penggantian hak sesuai ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4).
(2) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
karena perubahan status, penggabungan, atau peleburan perusahaan, dan pengusaha
tidak bersedia menerima pekerja/buruh di perusahaannya, maka pekerja/buruh berhak
atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan
masa kerja 1 (satu) kali ketentuan dalam Pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak
sesuai ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4).”
 Pasal 164 UU 13 Tahun 2003
“(1) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
karena perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus
menerus selama 2 (dua) tahun, atau keadaan memaksa (force majeur), dengan ketentuan
pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat
(2) uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan
uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).
(2) Kerugian perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dibuktikan dengan
laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik.
(3) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
karena perusahaan tutup bukan karena mengalami

kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur)
tetapi perusahaan melakukan efisiensi, dengan
ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal
156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat
(3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).”
 Pasal 165
“Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/ buruh karena
perusahaan pailit, dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 1
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156
ayat (4).”

PASAL 58
UANG PESANGON DAN UANG PENGHARGAAN MASA KERJA
27
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia

Besarnya uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja berdasarkan Peraturan dan Undang-Undang
yang berlaku yaitu:

1. Besarnya Uang Pesangon ditetapkan sebagai berikut :


a. Masa kerja kurang/sampai dengan 1 (satu) tahun, diberikan 1 (satu) bulan upah.
b. Masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, diberikan 2 (dua) bulan
upah.
c. Masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, diberikan 3 (tiga) bulan
upah.
d. Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, diberikan 4 (empat)
bulan upah.
e. Masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah.
f. Masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah.
g. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah.
h. Masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan
upah.
a. Masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

2. Besarnya uang penghargaan masa kerja ditetapkan sebagai berikut:


a. Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, diberikan 2 (dua) bulan
upah.
b. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah.
c. Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua-belas) tahun, 4 (empat)
bulan upah.
d. Masa kerja 12 (duabelas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (limabelas) tahun, 5 (lima) bulan
upah.
e. Masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam)
bulan upah.
f. Masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7
(tujuh) bulan upah.
g. Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8
(delapan) bulan upah.
h. Masa kerja 24 (dua puluh empat) atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah.

3. Besarnya uang penggantian hak ditetapkan sekurang-kurangnya, yaitu:


a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur.
b. Biaya atau ongkos pulang, untuk Karyawan yang bersangkutan dan keluarganya ke tempat di
mana Karyawan diterima bekerja.
c. Penggantian perumahan, pengobatan, serta perawatan sebesar 15% (lima belas persen) dari uang
pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja dan apabila masa kerjanya telah memenuhi
syarat.
d. Hal-hal lain yang ditetapkan oleh Lembaga Penyelesaian Hubungan Industrial.

2. Ketentuan di atas berlaku untuk karyawan yang berkewarganegaraan Indonesia dan semua Tenaga
Kerja Asing termasuk Direktur atau General Manager dalam perusahaan.

3. Khusus untuk Tenaga Kerja Asing (termasuk Direktur atau General Manager) ketentuan dalam
pasal ini hanya jika mereka telah bekerja setidak-tidaknya selama 3 (tiga) tahun.

PASAL 59
PENYELESAIAN AKHIR HUBUNGAN KERJA
1. Karyawan yang telah diberhentikan atau mengundurkan diri tidak dapat diterima untuk bekerja
kembali kecuali atas pertimbangan tertentu.

2. Pihak Perusahaan wajib menyelesaikan administrasi dan keuangan Karyawan yang bersangkutan,
dan paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak kepastian Pemutusan Hubungan Kerja.
28
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia

3. Bagi Karyawan yang akan berakhir hubungan kerjanya, tetapi masih mempunyai kewajiban/hutang
kepada Perusahaan, maka semua akan diperhitungkan terhadap hak-hak dan kewajibannya yang akan
diterima.

29
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia

BAB. XI
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 60
PERATURAN PELAKSANAAN
1. Peraturan yang bersifat prosedural dan merupakan peraturan pelaksanaan disusun berdasarkan
dan/atau tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan sebagaimana diatur/diuraikan dalam pasal-
pasal terdahulu.

2. Naskah Peraturan Perusahaan Asli ini dibuat 3 eksemplar, 1 (satu) eksemplar diberikan untuk pihak
Perusahaan dan 2 (dua) eksemplar lagi diberikan untuk/kepada Kementrian Ketenagakerjaan
Reppublik Indonesia.

3. Salinan/fotocopy Peraturan Perusahaan akan diperbanyak oleh pihak Perusahaan, untuk dibagikan
kepada Karyawan, agar dapat diketahui dan dibaca serta dipahami oleh setiap Karyawan dengan
sebaik-baiknya.

PASAL 61
HAL-HAL YANG BELUM DIATUR
1. Hal-hal yang belum cukup diatur di dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur dalam Surat
Ketetapan Perusahaan secara tersendiri, dan dengan tetap memperhatikan serta mempertimbangkan
Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku.

2. Apabila terdapat pasal-pasal dalam Peraturan Perusahaan ini yang dianggap kurang atau
bertentangan dengan peraturan perundangan berlaku maka batal demi hukum dan yang belaku adalah
ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku.

PASAL 62
HAK PENAFSIRAN PERATURAN PERUSAHAAN
Apabila dikemudian hari terdapat dan terjadi hal-hal yang kurang jelas dari Peraturan Perusahaan ini,
maka demi kepentingan umum hanya pihak PT. Sinotrans CSC Indonesia yang berhak untuk menafsirkan
peraturan tersebut.

30
中国外运(印尼)有限公司
PT. Sinotrans CSC Indonesia

PASAL 63
MASA BERLAKUNYA PERATURAN PERUSAHAAN
1. Masa berlaku Peraturan Perusahaan ini adalah 2 (dua) tahun sejak disahkan oleh Kementrian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

2. Pelaksanaan pasal demi pasal dalam Peraturan Perusahaan ini, secara efektif mulai berlaku terhitung
sejak tanggal disahkan.

3. Dengan diterbitkannya Peraturan Perusahaan ini maka kesepakatan atau perjanjian yang ada
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi kecuali ditentukan lain dan tidak bertentangan dengan
Peraturan Perusahaan ini.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 8 Februari 2019
PT. Sinotrans CSC Indonesia

Li Zhenghong
Direktur

31

Anda mungkin juga menyukai