Contoh
PERATURAN PERUSAHAAN
PT. .........................................
1
Bahwa untuk maksud itulah serta menyadari sepenuhnya akan tanggung
jawab bersama antara Perusahaan dan Pekerja, maka dengan Rahmat Tuhan
Yang Maha Esa disusunlah Peraturan Perusahaan ini yang bertujuan:
Mempertegas dan memperjelas hak dan kewajiban Pekerja dan Pengusaha.
Memperteguh dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis,
dinamis dan berkeadilan dalam Perusahaan.
Menetapkan syarat-syarat kerja dan keadaan industrial dan atau
hubungan ketenagakerjaan yang belum diatur dalam perundang-
undangan.
Mengatur tata cara penyelesaian keluh kesah dan perbedaan pendapat
antara Pekerja dengan pihak Perusahaan.
Meningkatkan produksi dan produktivitas Pekerja.
PT. ...................
.................................
Pimpinan
2
BAB I
UMUM
Pasal 1
Istilah-istilah
6. KELUARGA adalah :
a. Suami/istri adalah suami/istri yang sah dari karyawan, dan dalam hal
karyawan mempunyai suami/istri lebih dari seorang maka yang diakui
adalah 1 (satu) suami/istri sah yang didaftar dan terdaftar dalam
perusahaan.
b. Anak adalah anak-anak dari karyawan yang memenuhi persyaratran
dibawah ini :
Anak dari perkawinan yang sah
Anak angkat yang sah menurut hukum dibuktikan dengan putusan
pengadilan dan yang diakui oleh perusahaan hanya seorang saja.
3
Anak-anak tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan karyawan, belum
kawin, belum bekerja dan masih dibawah umur 21 (dua puluh satu)
tahun.
Dibatasi sampai dengan anak ketiga.
9. JAM KERJA adalah jam-jam yang telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk
karyawan berada ditempat kerja dan untuk melakukan pekerjaan yang
diperintahkan oleh atasan.
Pasal 2
Ruang Lingkup Peraturan Perusahaan
1. Peraturan ini terbatas mengenai hal-hal yang umum seperti yang tertera
dalam Peraturan Perusahaan ini tanpa mengurangi hak-hak Perusahaan
dan Karyawan sejauh tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
2. Peraturan Perusahaan ini berlaku bagi semua Karyawan sepanjang syarat-
syarat kerjanyan tidak diatur dalam perjanjian secara khusus yang
disepakati antara Pengusaha dengan Karyawan yang bersangkutan dengan
berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 3
Tanggung Jawab Perusahaan
5
4. Menempatkan dan memberikan penugasan yang dimiliki dan/atau sesuai
kebutuhan Perusahaan.
5. Dst ................
Pasal 4
Tanggung Jawab Karyawan
Pasal 5
Status Karyawan
Berdasarkan pada sifat dan jangka waktu ikatan kerja yang ada, karyawan
terbagi dalam 3 (Tiga) status karyawan yaitu :
6
BAB II
HUBUNGAN KERJA
Pasal 6
Persyaratan Umum Penerimaan Karyawan
Pasal 7
Penerimaan dan Penempatan Kerja
7
Pasal 8
Masa Percobaan Bagi Karyawan Tetap
Pasal 9
Jabatan, Golongan dan Pangkat
8
1. Berdasarkan pada macam atau sifat pekerjaan yang dijabat oleh karyawan,
maka Perusahaan menetapkan peringkat seorang karyawan di mulai dari
tingkat golongan atau pangkat yang terendah sampai dengan tingkat
golongan dan pangkat yang tertinggi.
2. Pengaturan jabatan, penggolongan dan kepangkatan karyawan diatur
secara terpisah.
3. Dst..........
Pasal 10
Pemindahan Karyawan
Pasal 11
Promosi Karyawan
Pasal 13
Pelatihan dan Pengembangan
9
1. Perusahaan berusaha meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap
mental, cara berpikir dan disiplin karyawan dengan mengadakan pelatihan
dan pengembangan;
2. Pelatihan dan pengembangan karyawan akan disesuaikan dengan
jabatan atau pekerjaan karyawan yang bersangkutan;
3. Karyawan diharuskan mengikuti pelatihan dan pengembangan yang
diadakan oleh perusahaan apabila karyawan yang bersangkutan
dijadwalkan untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut.
4. Dst............
BAB III
HARI KERJA, WAKTU ISTIRAHAT DAN LEMBUR
Pasal 14
Waktu Kerja
Pasal 16
Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur
1. Waktu kerja lembur adalah pekerjaan yang dilakukan diluar jam kerja yang
telah ditentukan oleh Peraturan Perusahaan; atau waktu kerja pada hari
istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan
Pemerintah (Pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri No.102/MEN/VI/2004).
2. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam/hari
dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu diluar istirahat mingguan
atau hari libur resmi.
11
3. Apabila perusahaan memerlukan, maka karyawan diperintahkan secara
tertulis sebelumnya oleh atasan langsung untuk melakukan kerja lembur.
4. Khusus untuk karyawan staf (Kepala bagian dan diatasnya) tidak lagi
mendapat upah lembur sebab dalam upah yang mereka terima sudah
diperhitungkan dengan kemungkinan bekerja lewat dari jam kerja biasa.
5. Upah Kerja Lembur adalah upah yang diterima Karyawan atas
pekerjaannya sesuai dengan jumlah waktu kerja lembur yang
dilakukannya.
Jam
Rumus Keterangan
Lembur
1,5 x 1/173 x Upah Sebulan adalah 100% Upah, bila upah yang
Jam
Upah berlaku di perusahaan terdiri dari upah pokok dan
Pertama
Sebulan tunjangan tetap.
Atau 75% Upah, bila Upah yang berlaku di
2 x 1/173 x
Jam Ke- perusahaan terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap
Upah
2&3 dan tunjangan tidak tetap. Dengan ketentuan Upah
Sebulan
sebulan tidak boleh lebih rendah dari upah minimum
KETENTUAN
JAM LEMBUR RUMUS
UPAH LEMBUR
6 Hari Kerja per minggu (40 Jam/Minggu)
7 jam x 2 x 1/173 x upah
7 Jam pertama 2 Kali Upah/Jam
sebulan
1 jam x 3 x 1/173 xupah
Jam Ke 8 3 Kali Upah/jam
sebulan
Jam Ke-9 s/d Jam 1 jam X 4 x 1/173 x upah
4 Kali Upah/Jam
ke-10 sebulan
Hari Libur Resmi Jatuh Pada Hari Kerja Terpendek misal Jum’at
5 jam x 2 x 1/173 x upah
5 Jam pertama 2 X Upah/jam
sebulan
1 jam x 3 x 1/173 xupah
Jam ke-6 3 X Upah/jam
sebulan
1 jam X 4 x 1/173 x upah
Jam Ke-7 & 8 4 X Upah/jam
sebulan
5 Hari Kerja per minggu (40 Jam/Minggu)
8 Jam pertama 2 Kali Upah/Jam 8 jam x 2 x 1/173 x upah
12
sebulan
1 jam x 3 x 1/173 xupah
Jam ke-9 3 Kali Upah/jam
sebulan
Jam ke-10 s/d Jam 1 jam X 4 x 1/173 x upah
4 Kali Upah/Jam
ke-11 sebulan
Pasal 17
Pakaian dan Perlengkapan Kerja
Pasal 18
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 19
13
Tanggung Jawab Pengawasan
14
BAB IV
PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN UNTUK BEKERJA
Pasal 21
Istrahat Mingguan
Pasal 22
Hari-Hari Libur Resmi
1. Hari Libur Resmi adalah hari libur yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
dan dibayar dengan upah penuh.
2. Pengusaha yang mempekerjakan Karyawan pada hari libur resmi yang telah
ditetapkan Pemerintah wajib membayar upah kerja lembur.
Pasal 23
Cuti Tahunan
Pasal 24
Cuti Haid
Pasal 25
Cuti Hamil dan Keguguran
1. Karyawan wanita yang hamil berhak dan wajib atas cuti 1 ½ (satu setengah)
bulan sebelum melahirkan dan 1 ½ (satu setengah) bulan setelah
melahirkan dengan upah penuh.
2. Lamanya istrahat dapat di perpanjang berdasarkan surat keterangan dokter
kandungan atau bidan yang merawat, baik sebelum maupun sesudah
melahirkan.
3. Karyawan wanita yang menggunakan hak cuti hamil harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada perusahaan minimal 10 (sepuluh) hari
dengan disertai surat keterangan dokter atau bidan yang merawatnya.
4. Dalam hal karyawan wanita mengalami gugur kandungan atau berdasarkan
indikasi medis dinyatakan bahwa kandungan harus digugurkan yang
dibuktikan dengan surat keterangan dokter kandungan dan/atau bidan
yang merawatnya, maka kepada karyawan wanita tersebut diberikan upah
penuh dan mendapat istrahat 1 ½ bulan atau sesuai dengan keterangan
dokter kandungan atau bidan yang merawatnya.
5. Dst............
Pasal 26
Cuti Panjang
Karyawan yang telah memiliki masa kerja 6 (enam) tahun berturut-turut pada
perusahaan atau kelipatan 6 (enam) tahun masa kerja, memperoleh hak
istrahat panjang yang diatur secara rinci dengan peraturan tersendiri dengan
berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
16
BAB V
PENGUPAHAN
Pasal 27
Upah dan Sistem Pengupahan
Pasal 29
Bantuan Untuk Keluarga Karyawan Yang Ditahan
1. Dalam hal karyawan ditahan Pihak Berwajib karena diduga melakukan
tindak pidana, Perusahaan tidak akan membayar upah karyawan
bersangkutan, tetapi Perusahaan akan memberikan bantuan bagi keluarga
yang menjadi tanggungannya sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku yaitu sebagai berikut :
a. Untuk 1 (satu) orang tanggungan : 25 % dari upah sebulan;
b. Untuk 2 (dua) orang tanggungan : 35 % dari upah sebulan;
c. Untuk 3 (tiga) orang tanggungan : 45 % dari upah sebulan;
d. Untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih : 25 % dari upah
sebulan.
18
BAB VI
JAMINAN SOSIAL
Pasal 30
BPJS Kesehatan
Pasal 31
BPJS Ketenagakerjaan
19
BAB VII
TUNJANGAN - TUNJANGAN
Pasal 32
Tunjangan Hari Raya Keagamaan
Pasal 33
Tunjangan Jabatan
BAB IX
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 34
Keluarga Berencana
Karyawan yang masih dalam usia subur dan telah mempunyai 2 (dua) orang
anak dianjurkan mengikuti program Keluarga Berencana.
Pasal 35
Kegiatan Olah Raga dan Kesenian
20
1. Perusahaan akan memeberikan perhatian sepenuhnya pada pengembangan
atau pembinaan kegiatan olah raga dan kesenian.
2. Pengusaha menyediakan fasilitas dan biaya yang diperlukan sesuai dengan
kemampuan dan kondisi perusahaan. Pelaksanaan akan diatur dalam
Pedoman Pelaksanaan Peraturan Perusahaan.
3. Dst........................
Pasal 36
Koperasi Karyawan
Pasal 37
Tempat Ibadah
Pasal 38
Ibadah Haji
21
BAB X
BANTUAN SUKA CITA DAN DUKA CITA
Pasal 39
Sumbangan/Bantuan Perusahaan
Pasal 40
Fasilitas Perlengkapan Kerja
22
Pemberian fasilitas kerja ini diberikan secara periodic pertahun. Karyawan
yang mendapatkan fasilitas perlengkapan kerja diwajibkan memakainya
sewaktu tugas/bekerja dan bertanggung jawab terhadap perlengkapan
kerjanya. Bentuk pemberian fasilitas ini ditentukan oleh perusahaan.
BAB XI
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
Pasal 41
Pemutusan Hubungan Kerja
Pasal 42
Dalam Masa Percobaan
23
1. Dalam masa percobaan kedua belah pihak sewaktu-waktu dapat
melakukan pemutusan hubungan kerja dengan pekerja yang bersangkutan
bila dianggap tidak memenuhi syarat sesuai standar perusahaan.
2. Pemutusan hubungan kerja dalam masa percobaan tidak disertai dengan
pemberian pesangon dan uang jasa atau imbalan lainnya kecuali upah atas
hari-hari kerja yang telah di jalani oleh karyawan yang bersangkutan.
3. Dst........................
Pasal 43
Mengundurkan Diri dan
Dikualifikasikan Mengundurkan Diri
Pasal 44
Berakhirnya jangka waktu yang diperjanjikan
Pasal 45
Sakit Berkepanjangan/Tidak Mampu Bekerja
Karena Alasan Kesehatan
Pasal 46
Meninggal Dunia
Pasal 47
Mencapai Batas Usia Pensiun
1. Batas usia pensiun karyawan adalah pada usia 56 (lima puluh enam)
tahun.
2. Karyawan yang telah mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun, diminta
untuk melepaskan jabatannya dan diberhentikan dengan hormat dari
perusahaan.
25
3. Apabila diperlukan, perusahaan dapat mempekerjakan kembali karyawan
yang telah mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun atas persetujuan
karyawan bersangkutan, dengan ketentuan segala hak-hak karyawan yang
timbul akibat PHK mencapai usia pensiun diselesaikan terlebih dahulu,
kemudian karyawan yang bersangkutan dapat melanjutkan hubungan kerja
kembali pada perusahaan dengan masa kerja yang baru. Hal ini
dilaksanakan/mengacu pada Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
4. Karyawan akan menerima hak-haknya dari Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS Ketenagakerjaan) dan dari hak-haknya yang timbul karena
adanya ketentuan-ketentuan perusahaan dan/atau berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
5. Dst........................
Pasal 48
Karyawan Yang Ditahan Oleh Pihak Yang Berwajib
Pasal 49
Tidak cakap bekerja
Dalam hal karyawan yang dinyatakan tidak cakap bekerja, walaupun sudah
dicoba dibeberapa bagian dan telah mendapat peringatan terakhir untuk hal
itu, maka hubungan kerja dapat diputuskan dengan memberikan pesangon
yang pelaksanaanya berpedoman pada peraturan yang berlaku.
Pasal 50
Rasionalisasi atau Reorganisasi
Pasal 51
Pelanggaran Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja
Pasal 52
Perusahaan Tutup
Pasal 53
Karyawan Mangkir
1. Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut
dari pekerjaan tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan
bukti-bukti yang sah dan telah dipanggil oleh Perusahaan 2 (dua) kali
secara patut dan tertulis, maka karyawan tersebut diklasifikasikan telah
mengundurkan diri;
2. Karyawan yang dikualifikasikan mengundurkan diri sebagaimana ayat 1
(satu) diatas berhak atas uang pisah yang besarnya telah diatur dalam
Peraturan Perusahaan Pasal 56 ayat 4.
3. Dst........................
Pasal 54
Perusahaan Pailit
27
Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap karyawan
karena perusahaan Pailit, dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Perundang-undang yang berlaku.
Pasal 55
Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja,
Uang Penggantian Hak serta Uang Pisah
BAB X
SANKSI PELANGGARAN
Pasal 56
Sanksi Pelanggaran Tata Tertib Kerja dan Kedisiplinan
30
operasional perusahaan, kendaraan/barang milik orang lain
maupun menyebabkan kerugian orang lain;
b.12. Tidak melengkapi data pendukung persyaratan kredit.
c. Pelanggaran Tingkat III adalah pelanggaran yang dikenakan sanksi
Surat Peringatan II adalah :
c.1. Melakukan pengulangan pelanggaran tingkat I dan/atau
pelanggaran tingkat II dalam masa berlakunya surat peringatan
sebelumnya;
c.2. Tidak hadir bekerja selama 3 (tiga) hari kerja dalam sebulan tanpa
memberikan informasi atau keterangan tertulis atau memberi
informasi/keterangan yang ternyata dikemudian hari
informasi/keterangan tersebut merupakan informasi/keterangan
yang tidak benar;
c.3. Melakukan tindakan atau perbuatan tanpa sepengetahuan atasan
atau menyimpang dari Standard Operating Prosedure (SOP), Memo
Internal (MI) dan Memo yang diharuskan, baik bertujuan untuk
keuntungan diri sendiri atau tidak, yang dapat atau akan
mengakibatkan kerugian materil dan atau imateril bagi
perusahaan;
c.4. Mengisikan/mencatatkan kartu absensi rekan kerja atau karyawan
lain dan atau kartu absensinya diisikan/dicatatkan oleh rekan
kerja atau karyawan yang lain;
c.5. Memberikan surat peringatan lebih ringan atau tidak memberikan
surat peringatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau yang
seharusnya;
c.6. Menyalahgunakan penggunaan fasilitas Electronik mail (Email)
dan atau internet perusahaan untuk kepentingan yang tidak pada
tempatnya (misalnya : penggunaan Email/internet yang
mengandung unsur pornografi, komunikasi yang bersifat ancaman
ataupun komunikasi lewat sosial media yang bersifat SARA);
c.7. Melanggar ketentuan uang muka (DP) minimum yang sudah
ditetapkan;
c.8. Tidak melakukan salah satu tahapan pekerjaan yang merupakan
salah satu proses rangkaian pekerjaan atau melakukan pekerjaan
secara tidak benar sehingga dapat atau telah mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan.
d. Pelanggaran Tingkat IV adalah pelanggaran yang dikenakan sanksi
Surat Peringatan III adalah :
d.1. Melakukan pengulangan pelanggaran tingkat I dan/atau
pelanggaran tingkat II dan/atau tingkat III dalam masa berlakunya
surat peringatan sebelumnya;
d.2. Tidak hadir bekerja selama 4 (empat) s.d. 5 (lima) hari kerja dalam
sebulan tanpa memberikan informasi atau keterangan tertulis atau
memberi informasi/keterangan yang ternyata dikemudian hari
informasi/keterangan tersebut merupakan informasi/keterangan
yang tidak benar;
31
d.3. Tidak melakukan beberapa tahapan pekerjaan yang merupakan
tugas dan kewajiban sehingga dapat atau telah menimbulkan
kerugian bagi perusahaan;
d.4. Kurang melakukan pengawasan terhadap bawahan dan atau
pekerjaannya sehingga berpotensi atau telah mengakibatkan
kerugian perusahaan;
d.5. Dengan sengaja atau lalai sehingga mengakibatkan karyawan tidak
dapat menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya secara
benar;
d.6. Mengubah atau menghapus dokumen, file, program atau apapun
namanya di dalam komputer yang menyebabkan kerugian
perusahaan;
d.7. karna kecerobohan menghilangkan barang atau harta milik
perusahaan. Termasuk didalam kategori ini adalah menghilangkan
dokumen/jaminan seperti sertifikat jaminan nasabah;
d.8. Menghilangkan dokumen yang mengakibatkan kerugian
perusahaan;
d.9. Menahan/mempergunakan uang angsuran dari nasabah serta
menggunakan kas angsuran tanpa persetujuan/tidak sesuai
ketentuan yang berlaku.
e. Pelanggaran Tingkat V adalah kesalahan fatal yang pelaksanaannya
berpedoman pada Peraturan Perudang-undangan yang berlaku dan
dikenakan sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan alasan
mendesak serat peningkatan dari sanksi Surat Peringatan III yaitu :
e.1. Mengambil barang atau uang milik perusahaan, teman sekerja,
Pimpinan Perusahaan atau Mitra Kerja Perusahaan dengan
maksud untuk dimiliki, dikuasai atau digunakan untuk
kepentingan pribadi dan/atau orang lain termasuk dalam kategori
ini adalah menukar atau mengambil komponen barang
tarikan/sitaan dari nasabah yang menunggak atau tidak
menyelesaikan angsurannya;
e.2. Tidak dapat membuktikan penggunaan atau pengeluaran uang
perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku atau penggunaan uang
milik perusahaan tanpa bukti;
e.3. Dengan sengaja atau atas permintaan karyawan kepada pihak
ketiga, membuat kwitansi, dokumen, bukti pengeluaran uang atau
bukti lainnya, yang tidak sesuai dengan keadaan atau pengeluaran
sebenarnya, dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi dari
perusahaan. Termasuk dalam kategori ini namun tidak terbatas,
dalam hal ini adalah memalsukan surat keterangan dokter,
kwitansi-kwitansi untuk klaim benefit atau kwitansi untuk
pembelian barang;
e.4. Memberikan keterangan atau data yang tidak benar berkaitan
dengan hasil pekerjaan karyawan sehingga merugikan perusahaan
atau kepentingan perusahaan. Termasuk dalam kategori ini
merubah atau mengganti dokumen-dokumen yang diperlukan
untuk persyaratan kredit atau memberikan keterangan yang tidak
32
benar terhadap hasil survey calon pelanggan dengan tujuan agar
aplikasi kredit dapat disetujui;
e.5. Mabuk-mabukan, madat, memakai obat-obatan terlarang;
e.6. Melakukan perbuatan asusila, melakukan perjudian dan berkelahi
ditempat kerja dan atau selama jam kerja;
e.7. Menerima komisi, insentif atau hal lain yang sejenis dari pihak
ketiga atau pihak-pihak lain secara tidak sah dan atau tidak
sesuai ketentuan perusahaan;
e.8. Menyerang, mengintimidasi atau menipu pimpinan perusahaan
atau teman sekerja dan memperdagangkan barang terlarang baik
dalam lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan
perusahaan;
e.9. Menyerang, menganiaya, mengancam secara fisik atau mental,
mengintimidasi, menghina secara kasar pimpinan atau keluarga
pimpinan serta teman sekerja;
e.10.Membujuk pimpinan atau teman sekerja untuk melakukan
sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau
kesusilaan serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
e.11.Dengan ceroboh membiarkan diri pimpinan atau teman sekerja
dalam keadaan bahaya ditempat kerja;
e.12. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, membiarkan dalam
keadaan bahaya atau membuat tidak dapat dipakai barang milik
perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
e.13.Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan atau
mencemarkan nama baik pimpinan perusahaan dan atau keluarga
pimpinan perusahaan yang seharusnya dirahasiakan, terkecuali
untuk kepentingan negara;
e.14.Membawa, menyimpan, meminjam, atau memindahtangankan
barang dan harta milik perusahaantanpa ijin yang berwenang dan
atau tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Termasuk dalam
kategori ini adalah menggunakan uang angsuran dan atau barang
milik perusahaan secara tidak sah dengan alasan apapun baik
dipergunakan untuk sementara maupun dengan niat untuk
dimiliki atau dikuasai;
e.15.Membawa senjata tajam atau untuk maksud-maksud tertentu
yang dapat membahayakan diri sendiri, karyawan lain
maupunpimpinan perusahaan;
e.16.Mengubah atau mengganti dokumen setelah mendapatkan
persetujuan;
e.17.Meminta atau menerima uang dan/atau barang dari pelanggan
dan calon pelanggan serta dari pihak ketiga yang tidak sesuai
dengan ketentuan Perusahaan, termasuk dalam kategori ini adalah
menerima atau meminta uang dengan tujuan agar permohonan
kredit dapat disetujui atau agar barang nasabah tidak jadi ditarik;
e.18.Memberikan keterangan yang tidak benar sehingga merusak nama
baik rekan lain, atasan, bawahan dan perusahaan;
e.19.Membayar angsuran nasabah dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi atau team kerja lain;
33
e.20.Menjal barang tarikan dibawah harga yang telah disetujui;
e.21.Tidak melakukan surfey yang mengakibatkan nasabah fiktif
ataupun data yang tidak benar tentang nasabah, sehingga
menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
e.22.Melakukan tindakan yang bertentangan dengan Peraturan
Perundang-undangan atau atau ketentuan perusahaan baik yang
bertujuan untuk keuntungan diri sendiri ataupun mengakibatkan
kerugian materil atau imateril bagi perusahaan;
e.23.Menyalahgunakan kewenangan, jabatan dan sarana yang
diberikan perusahaan, yang bertujuan untuk menguntungkan diri
sendiri dan atau kelomponya/teamnya yang diduga dapat atau
telah merugikan perusahaan;
e.24.Bekerja atau terikat hubungan kerja lebih dari satu perusahaan
atau badan hukum lain yang berpotensi atau telah mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan;
e.25.Setelah 3 (tiga) kali berturut-turut karyawan tetap menolak untuk
mentaati perintah atau penugasan yang layak dan telah dijatuhi
surat peringatan sebelumnya;
e.26.Melakukan kesalahan yang bobotnya sama setelah mendapatkan
surat peringatan yang terakhir dan masih berlaku;
e.27.Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba
dibidang tugas yang ada, dan telah mendapatkan surat peringatan
sebelumnya;
e.28.Melanggar hal-hal lain yang diatur dalam perjanjian kerja atau
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yang dapat
dikenakan sanksi Pemutusan Hubungan Kerja.
f. Sanksi terhadap pelanggaran sebagaimana tercakup dalam butir e
diatas, diatur sebagai berikut :
f.1. Terhadap karyawan yang melakukan kesalahan fatal sebagaimana
tercantum dalam butir e.1. – e.24. di atas Perusahaan dapat
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja, dengan mendapatkan
uang pisah, dan hak-hak lain yang diputus oleh Lembaga
Penyelesaiaan Perselisihan Hubungan Industrial (LPPHI);
f.2. Terhadap Kesalahan fatal yang mengarah unsur PIDANA,
perusahaan akan memproses sesuai dengan Hukum yang berlaku;
f.3. Baik karyawan, team, atasan langsung, atasan dari atasan
langsung dimana karyawan tersebut melakukan pelanggara dapat
dikenai sanksi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.
g. Sanksi terhadap tingkat dan besarnya Surat Peringatan yang
dikeluarkan diatur sebagai berikut :
g.1. Terhadap tingkat dan besarnya Surat Peringatan yang dikeluarkan
menimbulkan sanksi tersendiri bagi atasan langsung dan atasan
dari atasan karyawan yang bersangkutan, dengan ketentuan
sanksi yang diatur dalam peraturan tersendiri;
g.2. Apabila kesalahan/pelanggaran karyawan ditentukan atau
dilaporkan oleh atasan dan atau atasan dari atasan langsung,
dimana karyawan yang melakukan pelanggara tersebut berada,
34
maka pemberian surat peringatan tersebut diatas tidak secara
otomatis berlaku, tetapi akan dipertimbangkan sesuai dengan
tingkat/beratnya pelanggaran yang dilakukan dan tingkat kerugian
yang diderita perusahaan;
g.3. Dalam hal berdasarkan kunjungan baik rutin maupun non rutin
team dari Devisi Internal Audit atau Devisi Legal Perusahaan
ditemukan 5 (lima) atau lebih pelanggaran pada tingkat yang sama
yang dilakukan oleh karyawan, maka sanksi yang berlaku
dinaikkan 1 (stu) tingkat dari sanksi yang seharusnya diterima
karyawan sesuai ketentuan Peraturan Perusahaan.
h. Kesalahan yang dilakukan karyawan dapat berpengaruh terhadap
diangkat atau tidaknya karyawan menjadi karyawan tetap, dan lolos
atau tidaknya masa promosi dari atasan langsung maupun atasan dari
atasannya, serta berpengaruh pada Perfomance yang berakibat naik
atau tidaknya jabatan/gaji dan reward yang lainnya.
i. Dalam hal karyawan melakukan pelanggaran terhadap Surat
Keputusan, Standar Operasi dan Prosedur, Memo Internal atau
pelanggaran lain yang tidak dijelaskan dalam Peraturan Perusahaan ini,
dapat dikenakan peringatan sesuai berat ringannya pelanggaran dan
atau dampak yang ditimbulkan terhadap perusahaan. Untuk masalah
ini akan dibentuk sebuah Komite yang anggotanya terdiri dari atasan
dari karyawan yang melanggar, perwakilan Direktorat/Divisi dari
karyawan yang melanggar dan perwakilan dari Divisi HRD & GA.
4. Pemberian Surat Peringatan (SP) tidak harus didasarkan kepada urutanya,
akan tetapi berdasarkan pada unsur-unsur yang dilanggar dalam pasal 57
Peraturan Perusahaan ini.
5. Uraian pemberian sanksi atas pelanggaran-pelanggaran tersebut adalah sbb
:
a. Umum
Tingkat
Jenis Sanksi Masa Berlaku
Pelanggaran
I Teguran Tertulis 1 (satu) Bulan
35
karyawan yang bersangkutan.
V PHK
Ganti Rugi
II 2 Hari SP I
Pasal 57
Skorsing
BAB XI
PENYELESAIAN KELUH KESAH
36
Pasal 58
Tata Cara Penyelesaian Keluh Kesah
B A B XII
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Pasal 59
Penyelesaian Perselisihan
BAB XIII
LAIN - LAIN
Pasal 60
Masa Berlakunya Peraturan Perusahaan
Pasal 61
Penafsiran
Pasal 62
Hal-hal Yang Belum Diatur
Pasal 63
Penutup
Bombana, 2016
PT. .............................,
38
.................................
Pimpinan
39