Anda di halaman 1dari 82

SP PAMA UKS ADRO | 1

SP PAMA UKS ADRO | 2


MUKADIMAH

Bahwa sesungguhnya Pembangunan Manusia Indonesia seutuhnya adalah tujuan


dari Pembangunan Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan berlandaskan UUD 1945.

Bahwa Pembangunan Nasional menuntut partisipasi serta peran aktif Perusahaan


serta para Pekerja selaku subjek Pembangunan Nasional di dalam upaya menuju
perbaikan dan meningkatkan taraf hidup bangsa dengan jalan meningkatkan
produksi dan produktivitas.

Bahwa peningkatan produktivitas hanya dimungkinkan oleh adanya hubungan


yang selaras, serasi dan seimbang antara Perusahaan dan para Pekerja yang
sekaligus merupakan wahana pencipta ketenangan usaha dan ketenangan kerja
sesuai dengan azas Hubungan Industrial berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Bahwa berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ini telah disepakati bersama
bahwa usaha menjalankan dan memimpin Perusahaan adalah merupakan hak,
kewajiban dan tanggung jawab Perusahaan. Oleh karena itu dalam usaha
menjalankan tugasnya, Pimpinan Perusahaan harus mentaati dan melaksanakan
semua ketentuan di dalam PKB ini serta tetap tunduk kepada Perundang-undangan
Republik Indonesia yang berlaku.

Bahwa dalam melaksanakan hubungan industrial, Pengusaha mempunyai fungsi


menciptakan kemitraan, mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja, dan
memberikan kesejahteraan Pekerja secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan.

Bahwa telah disepakati fungsi Serikat Pekerja adalah mewakili anggotanya yang
bekerja pada Perusahaan baik secara perorangan maupun kolektif mengenai
masalah-masalah ketenagakerjaan, hubungan ketenagakerjaan dan persyaratan-
persyaratan kerja bagi Pekerja. Dalam menjalankan fungsi tersebut di atas, Serikat
Pekerja harus mentaati dan melaksanakan segala ketentuan di dalam PKB ini, serta
tunduk kepada Perundang-undangan Republik Indonesia yang berlaku.

Bahwa dalam melaksanakan hubungan industrial, Pekerja dan Serikat Pekerjanya


mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga
ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis,
mengembangkan keterampilan dan keahliannya, serta ikut memajukan Perusahaan
dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.

Bahwa ketenangan usaha dan ketenangan kerja hanya dapat dicapai bila masing-
masing pihak memahami serta menghayati hak dan kewajibannya, yang pada
akhirnya akan menumbuhkan rasa saling mengerti, menghargai dalam iklim
kerjasama yang baik dan hubungan kerja yang harmonis.

SP PAMA UKS ADRO | 3


Tujuan dari PKB ini adalah :

1. Untuk memperjelas hak dan kewajiban Perusahaan dan Pekerja.

2. Menetapkan syarat-syarat kerja dan kondisi kerja bagi Pekerja.

3. Meningkatkan dan memperteguh Hubungan Industrial dalam Perusahaan.

4. Mengatur penyelesaian perbedaan-perbedaan pendapat dan perselisihan.

5. Menciptakan, memelihara, dan meningkatkan disiplin serta Hubungan Industrial


antara Pengusaha dan para Pekerja.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka disadari, diyakini serta diakui :

1. Bahwa pengelolaan jalannya Perusahaan serta pengaturan terhadap Pekerja


adalah hak dan tanggung-jawab Perusahaan, dimana Perusahaan berhak untuk
meminta Pekerja meningkatkan kemampuan kerja yang sebaik-baiknya.

2. Bahwa kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja


adalah hak setiap Pekerja. Dengan demikian, kemampuan dan daya kreasi, serta
keterampilannya senantiasa dapat dikembangkan dalam rangka meningkatkan
produksi dan produktivitas serta kesejahteraan Pekerja dan keluarganya.

3. Bahwa hubungan kerja antara Perusahaan dan Pekerja adalah bersifat kemitraan.

4. Bahwa jaminan kesejahteraan yang baik bagi Pekerja dan keluarganya akan
mendorong/meningkatkan disiplin dan produktivitas kerja para Pekerja guna
mencapai sesuatu yang lebih baik dalam pekerjaannya.

Maka berlandaskan pokok pikiran yang telah dijelaskan di atas, dengan rahmat
Tuhan Yang Maha Esa, kedua belah pihak baik Perusahaan maupun Serikat Pekerja
telah mencapai kata sepakat untuk merumuskan Perjanjian Kerja Bersama periode
2016 –2018 dengan pengaturan sebagaimana tercantum dalam Bab-bab serta Pasal-
pasal berikut.

SP PAMA UKS ADRO | 4


BAB I
UMUM

Pasal 1
Pengertian dan Istilah-istilah

Dalam PKB ini, yang dimaksud dengan :

1. Perjanjian Kerja Bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan


antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh
yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha
yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua belah pihak.

2. Perusahaan adalah PT. Pamapersada Nusantara yang berkedudukan di Jalan


Rawa Gelam I/9 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur, yang didirikan
berdasarkan Akta Pendirian Notaris Nomor 74 tanggal 26 Agustus 1988 yang
disesuaikan dengan UU Perseroan Terbatas sebagaimana diubah terakhir kali
berdasarkan Akta No. 12 tanggal 12 Juni 2013 beserta proyek-proyeknya di
seluruh wilayah Republik Indonesia dan luar negeri.

3. Organisasi Pekerja adalah Serikat Pekerja PT. Pamapersada Nusantara, yang


mewakili anggotanya dimana dalam pembentukannya telah terdaftar pada
Kantor Departemen Tenaga Kerja Pusat dengan nomor pendaftaran: 150/SP
PAMA/DFT/ BW/VI/2000 pada tanggal 13 Juni 2000.

4. Pengusaha adalah sekelompok orang yang diberi kuasa oleh pemegang saham
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dipilih sebagai Direksi dan
Komisaris atau orang yang diberi kuasa untuk mengelola jalannya perusahaan
dan melakukan tindakan atas nama perusahaan.

5. Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan


secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi
nasihat kepada Direksi.

6. Direksi adalah organ perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab


penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan perusahaan, sesuai
dengan maksud dan tujuan perusahaan serta mewakili perusahaan, baik di
dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

7. Pengurus Serikat Pekerja adalah pekerja yang menduduki jabatan dalam


organisasi Serikat Pekerja.

8. Anggota serikat pekerja adalah pekerja yang secara sukarela terdaftar sebagai
anggota organisasi serikat pekerja dan mematuhi aturan serikat pekerja yang
berlaku.

SP PAMA UKS ADRO | 5


9. Lembaga Kerja Sama Bipartit adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial di satu perusahaan yang
anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh yang sudah
tercatat di instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau
unsur pekerja/buruh.

10. Pekerja adalah orang yang bekerja di perusahaan dengan menerima upah, yang
hubungan kerja dan syarat kerjanya diatur dalam PKB ini.

11. Pekerja Lajang : Pekerja yang tidak beristri/bersuami/berkeluarga.

12. Pekerja Status Keluarga : Pekerja yang beristri/bersuami dan atau punya anak
yang sah secara hukum.

13. Pekerja Status Lajang : pekerja dengan status keluarga yang hak-haknya
dipersamakan dengan pekerja lajang. (Hak-hak dimaksud akan diatur dalam
suatu Keputusan Direksi).

14. Perjanjian Kerja adalah perjanjian antara pekerja dengan pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

15. Status Hubungan Kerja :


a. Status Tetap adalah pekerja yang terikat pada hubungan kerja, yang tidak
dibatasi oleh jangka waktu berlakunya perjanjian atau selesainya pekerjaan
yang diikat dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Atas
kesepakatan bersama dapat dicantumkan masa percobaan 3 (tiga) bulan
terhitung sejak hari pertama bekerja.

b. Status Kontrak adalah pekerja yang terikat pada hubungan kerja, yang
dibatasi oleh jangka waktu berlakunya perjanjian atau selesainya pekerjaan
yang diikat dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).

16. Status Tempat Penerimaan Pekerja adalah nama tempat yang disepakati antara
pekerja dengan perusahaan sebagai tempat penerimaan (point of hire) yang diatur
dalam perjanjian kerja.

17. Hubungan Industrial adalah sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku
dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,
pekerja dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.

18. Keluarga Pekerja adalah seorang istri/suami beserta anak yang sah/disahkan
menurut hukum yang berlaku di Indonesia dan terdaftar di Human Capital
Services (HCS) perusahaan serta masih menjadi tanggungan dengan batas usia
maksimum 23 (dua puluh tiga) tahun, belum menikah dan belum bekerja atau
sampai dengan anak berusia 25 (dua puluh lima) tahun apabila yang

SP PAMA UKS ADRO | 6


bersangkutan masih sekolah/kuliah dibuktikan dengan surat keterangan dari
pihak sekolah atau perguruan tinggi, belum menikah, dan belum bekerja.

19. Ahli Waris adalah keluarga atau orang yang ditunjuk pekerja untuk menerima
setiap pembayaran bila pekerja meninggal dunia. Dalam hal tidak ada
penunjukan ahli warisnya maka pelaksanaannya diatur menurut hukum yang
berlaku.

20. Orang Tua adalah ayah dan ibu kandung pekerja yang terdaftar di HCS
perusahaan.

21. Mertua Pekerja adalah ayah dan ibu dari suami atau istri pekerja yang terdaftar
di HCS perusahaan.

22. Atasan adalah pekerja yang jabatannya lebih tinggi dalam struktur organisasi
Pama.

23. Atasan langsung adalah pekerja yang jabatannya lebih tinggi secara langsung di
unit kerjanya.

24. Customer adalah pihak yang menggunakan jasa perusahaan sebagai kontraktor
pertambangan yang terikat dalam suatu perjanjian kerjasama penambangan.

25. Keluarga pengusaha adalah istri atau suami beserta anak-anaknya yang sah dari
pengusaha.

26. Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja berdasarkan pangkat dan
jabatan kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan atau perundang-undangan, termasuk tunjangan
bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah
dan/atau akan dilakukan.

27. Upah pokok adalah imbalan berupa uang yang merupakan bagian dari upah
yang belum ditambah dengan tunjangan apapun yang diterima oleh pekerja
secara tetap setiap bulan berdasarkan nilai jabatan dan kompetensi pekerja.

28. Tunjangan tetap adalah sesuatu yang diberikan secara rutin, yang diterima
bersamaan dengan upah pokok yang nilainya tidak dipengaruhi oleh faktor
kehadiran pekerja.

29. Tunjangan tidak tetap adalah penghasilan yang diterima yang nilainya
dipengaruhi oleh faktor kehadiran pekerja.

30. Fasilitas adalah sarana, prasarana dan kenikmatan dalam bentuk natura (imbalan
berupa barang/tidak berupa uang), yang disediakan perusahaan untuk

SP PAMA UKS ADRO | 7


menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi pekerja dan atau untuk meningkatkan
kesejahteraan pekerja.

31. Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi/timbul dalam dan karena
hubungan kerja sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

32. Penghasilan Bruto adalah penerimaan kotor pekerja sebelum dipotong pajak
sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku dan potongan-
potongan wajib lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

33. Masa Kerja adalah jangka waktu seorang bekerja di perusahaan secara tidak
terputus sejak tanggal diterima sebagai pekerja yang dituangkan dalam
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan/atau Perjanjian Kerja Waktu Tidak
Tertentu (PKWTT).

34. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan pekerja untuk pengusaha dalam suatu
hubungan kerja dengan menerima upah.

35. Kerja Lembur adalah kerja yang dilakukan oleh pekerja di luar jam atau hari
kerja yang telah ditetapkan atas kesepakatan dengan atasan langsung dan sesuai
dengan peraturan/Perundang-undangan yang berlaku.

36. Daerah Usaha adalah seluruh wilayah kerja perusahaan, baik di dalam maupun
di luar perusahaan.

37. Lingkungan Perusahaan adalah lingkungan kerja dan lingkungan mess


(basecamp).

38. Lingkungan Kerja adalah tempat dimana pekerja bekerja sesuai perintah atasan
langsung.

39. Operator adalah pekerja yang bertugas mengoperasikan alat produksi sesuai
dengan keahliannya dan memenuhi persyaratan keselamatan kerja yang
dibuktikan dengan adanya kepemilikan izin mengoperasikan alat produksi yang
diakui oleh perusahaan.

40. Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau


keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi
produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.

41. Job Site adalah adalah lokasi kerja PT. Pamapersada Nusantara yang merupakan
proyek penambangan atau proyek lainnya dalam jangka waktu tertentu yang
penetapannya ditentukan oleh perusahaan.

SP PAMA UKS ADRO | 8


42. Head Office (HO) adalah kantor pusat PT. Pamapersada Nusantara,
berkedudukan di Jalan Rawa Gelam I/9 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta
Timur.

43. Support Office (SO) adalah kantor-kantor pendukung kegiatan operasional PT.
Pamapersada Nusantara di luar Head Office dan Job Site yang penetapannya
ditentukan oleh perusahaan.

44. Quality Improvement (QI) adalah suatu upaya untuk melakukan perbaikan di
segala bidang untuk mencapai performance yang diinginkan guna membantu
pertumbuhan dan daya saing perusahaan.

45. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan penyelenggara jaminan
sosial yang dibentuk oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial di Indonesia yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

46. Nilai inti adalah sistem nilai-nilai yang diyakini oleh semua pekerja perusahaan
dan yang dipelajari, diterapkan serta dikembangkan secara berkesinambungan,
berfungsi sebagai sistem perekat, dan dijadikan sebagai acuan dalam berperilaku
di perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

47. Waktu Kerja adalah waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan pada
suatu periode tertentu.

48. Periode Kerja adalah waktu tertentu bagi pekerja/buruh untuk melakukan
pekerjaan.

49. Golden Rules PSMS (Pama Safety Management System) adalah aturan khusus
tentang K3LH yang berlaku dan wajib ditaati oleh setiap pekerja untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja baik dirinya maupun lingkungannya dan
apabila kewajiban tersebut tidak dijalankan proses penentuan putusan sanksi
tetap mengacu pada Perjanjian Kerja Bersama.

Pasal 2
Pihak-pihak yang Mengadakan Perjanjian

Pihak-pihak yang mengadakan Perjanjian Kerja Bersama adalah antara PT.


Pamapersada Nusantara yang berkedudukan di Jakarta Timur, beralamat di Jalan
Rawa Gelam I/9 Kawasan Industri Pulogadung, yang didirikan berdasarkan Akta
Pendirian Notaris nomor 74 tanggal 26 Agustus 1988 yang disesuaikan dengan UU
Perseroan Terbatas sebagaimana diubah terakhir kali berdasarkan Akta No. 12
tanggal 12 Juni 2013, yang selanjutnya disebut “Perusahaan“,
dengan

SP PAMA UKS ADRO | 9


Serikat Pekerja PT. Pamapersada Nusantara, dengan nomor pendaftaran 150/SP
PAMA/DFT/BW/VI/2000 pada Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan
Industrial Dan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja Pusat yang
mewakili anggotanya dan kepengurusan yang terakhir telah tercatat pada Kantor
Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta Timur dengan nomor surat
permohonan pencatatan: JIEP/IRD/18/048/PN pada tanggal 09 Februari 2018 dan
telah diterima pada tanggal 27 Maret 2018, yang selanjutnya disebut “Serikat Pekerja“

Pasal 3
Luasnya Perjanjian

(1) PKB ini mengatur hal-hal yang bersifat umum, sedangkan penjabaran hal–hal
yang bersifat teknis, akan diatur tersendiri dengan keputusan Direksi, jika
dipandang perlu mempertimbangkan masukan dari serikat pekerja PAMA dan
hasilnya disosialisasikan kepada pekerja.
(2) PKB ini berlaku bagi semua pekerja dan pengusaha kecuali Komisaris, Direksi,
Expatriat, Purnakarya, Advisor/Konsultan.
(3) Untuk Komisaris, Direksi, Expatriat, Purnakarya, Advisor/Konsultan akan
diatur tersendiri di luar dari PKB dan ditetapkan oleh perusahaan.

Pasal 4
Isi dan Ruang Lingkup PKB

(1) PKB ini memuat syarat-syarat kerja dan ketentuan-ketentuan lainnya.


(2) Sejalan dengan sifat operasional perusahaan jasa kontraktor maka keberadaan
PKB ini meliputi proyek-proyek PT. Pamapersada Nusantara yang berada di
seluruh wilayah Republik Indonesia maupun di luar wilayah Republik
Indonesia.

BAB II
SERIKAT PEKERJA

Pasal 5
Pengakuan Hak-hak Perusahaan dan Serikat Pekerja
serta Keanggotaan Serikat Pekerja

(1) Perusahaan mengakui bahwa serikat pekerja adalah serikat yang sah mewakili
dan bertanggung jawab untuk dan atas nama anggota-anggotanya, baik secara
perorangan maupun secara kelompok dalam bidang ketenagakerjaan.
(2) Serikat Pekerja mengakui bahwa pengusaha mempunyai hak untuk memimpin
dan menjalankan usahanya sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan, sepanjang

SP PAMA UKS ADRO | 10


tidak bertentangan dengan ketentuan yang telah diatur dalam PKB dan
peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan yang berlaku.
(3) Perusahaan mengakui hak serikat pekerja untuk mewakili para anggotanya baik
secara perorangan maupun secara kelompok untuk membantu menyelesaikan
masalah-masalah yang menyangkut peraturan dan syarat-syarat kerja di
perusahaan.
(4) Anggota satuan pengaman, pimpinan dan pekerja di dalam fungsi Human
Capital Development (HCD), fungsi Organization Development dan fungsi
Human Capital Services (HCS), System Administrator IS, serta Industrial
Relations, mengingat sifat pekerjaannya yang dapat menimbulkan pertentangan
kepentingan, kedua belah pihak sepakat bahwa mereka tidak dibenarkan
sebagai pengurus Serikat Pekerja karena harus melindungi kepentingan para
pihak sesuai fungsi dan tugas masing-masing.
(5) Perusahaan dan Serikat Pekerja sepakat untuk bekerja sama atas dasar
kekeluargaan guna terciptanya ketenangan bekerja dan ketenangan berusaha.
(6) Pekerja yang terpilih menjadi pengurus serikat pekerja tidak akan mendapat
tekanan dari perusahaan baik langsung maupun tidak langsung atau mendapat
perlakuan diskriminasi dalam melaksanakan tugasnya sepanjang tidak
melanggar ketentuan PKB dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
(7) Dalam hubungan yang harmonis antara perusahaan dan Serikat Pekerja, maka
dalam hal – hal tertentu pengurus Serikat Pekerja dapat memasuki bagian-
bagian/unit-unit produksi dan ruangan kantor setelah terlebih dahulu
memperoleh ijin perusahaan dalam rangka menunaikan tugasnya sehubungan
dengan masalah ketenagakerjaan.
(8) Susunan anggota pengurus lengkap Serikat Pekerja dan perubahannya akan
diberitahukan segera kepada perusahaan secara resmi dan tertulis paling lambat
30 (tiga puluh) hari setelah terbentuk atau setelah terjadi perubahan.
(9) Serikat Pekerja berperan aktif serta mendukung perusahaan untuk
memberlakukan kebijakan-kebijakan perusahaan terhadap pekerja demi
tercapainya ketenangan kerja dan kelancaran produksi.
(10) Perusahaan memperhatikan masalah–masalah ketenagakerjaan yang
disampaikan oleh serikat pekerja.
(11) Serikat Pekerja dan perusahaan bersama-sama menjaga, memelihara dan
melindungi aset serta nama baik perusahaan dari segala bentuk ancaman dan
gangguan baik internal maupun eksternal.

SP PAMA UKS ADRO | 11


Pasal 6
Fasilitas Bagi Serikat Pekerja

(1) Perusahaan berkewajiban menyediakan fasilitas ruang kantor dan fasilitas


pendukungnya sesuai dengan prosedur yang berlaku, yang akan digunakan oleh
Serikat Pekerja yang ada di dalam lingkungan perusahaan, oleh karena itu
Serikat Pekerja berkewajiban untuk memanfaatkan, memelihara serta merawat
ruangan beserta perlengkapan dan bertanggung jawab atas penggunaan,
ketertiban dan segala sesuatu yang terjadi di tempat tersebut.
(2) Perusahaan menyediakan 1 (satu) papan pengumuman sesuai dengan prosedur
yang berlaku, di tempat yang mudah dilihat dan menjadi perhatian pekerja di
dalam lingkungan perusahaan yang akan dipakai secara bersama-sama Serikat
Pekerja yang ada di dalam lingkungan perusahaan. Hal-hal yang ingin
disampaikan melalui papan pengumuman sepengetahuan perusahaan.
(3) Perusahaan dapat meminjamkan ruang rapat beserta peralatannya sesuai
dengan prosedur yang berlaku. Permohonan rencana pemakaian ruang rapat
tersebut harus sudah diajukan 1 (satu) minggu sebelumnya.

Pasal 7
Dispensasi Untuk Keperluan Serikat Pekerja

(1) Perusahaan sesuai dengan prosedur yang berlaku dapat memberikan izin
kepada pengurus atau wakil-wakil yang ditunjuk Serikat Pekerja dalam
melaksanakan tugas organisasi atau memenuhi panggilan pemerintah guna
kepentingan organisasi atau kepentingan negara.
(2) Bila seorang pengurus atau anggota Serikat Pekerja dipilih menjadi pengurus
pada perangkat serikat-serikat pekerja yang lebih tinggi, perusahaan sesuai
dengan prosedur yang berlaku dapat memberikan izin untuk kegiatan yang
berkaitan dengan fungsinya tersebut.

Pasal 8
Jaminan Bagi Serikat Pekerja
(1) Pekerja yang dipilih sebagai pengurus Serikat Pekerja atau yang ditunjuk oleh
pengurus untuk menjadi wakil Serikat Pekerja tidak akan mendapat tekanan
langsung maupun tidak langsung dari perusahaan/atasannya karena
menjalankan fungsinya sepanjang tidak bertentangan dengan PKB dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

SP PAMA UKS ADRO | 12


(2) Pengurus Serikat Pekerja dapat memanggil anggotanya untuk mengadakan
pertemuan di dalam jam kerja guna membahas kegiatan organisasi maupun
masalah hubungan kerja, atas izin atasannya.
(3) Atas permintaan Serikat Pekerja, perusahaan dapat memberikan keterangan
yang diperlukan tentang hal-hal bersifat umum yang menyangkut
ketenagakerjaan di perusahaan.
(4) Perusahaan menyadari bahwa tindakan penutupan perusahaan (Lock-Out)
adalah tidak sesuai dengan semangat hubungan industrial yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 maupun kebijaksanaan pemerintah dan perusahaan
akan menghindarkan tindakan tersebut dan bila terjadi perselisihan yang tidak
terpecahkan maka mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 9
Jaminan Bagi Perusahaan

(1) Serikat Pekerja membantu perusahaan dan berperan serta dalam menegakkan
tata tertib, dan disiplin kerja, implementasi PAMA Management System dan
Nilai Inti sebagai budaya perusahaan untuk menjamin kondusifitas jalannya
operasi perusahaan.
(2) Serikat Pekerja tidak mencampuri urusan perusahaan yang tidak ada kaitannya
dengan hubungan ketenagakerjaan.
(3) Serikat Pekerja menyadari bahwa tindakan pemogokan dan memperlambat kerja
adalah tidak sesuai dengan semangat hubungan industrial yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, oleh karena itu tindakan tersebut akan dihindarkan
dan bila terjadi perselisihan yang tidak terpecahkan maka mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 10
Pertemuan Rutin dan Insidentil

(1) Untuk membina kelancaran dan mempererat hubungan serta menyelesaikan


masalah, perusahaan bersama-sama dengan Serikat Pekerja membentuk
Lembaga Kerjasama Bipartit.
(2) Untuk Lembaga Kerjasama Bipartit, akan diadakan pertemuan berkala minimal
sekali dalam 1 (satu) bulan.
(3) Untuk Lembaga Kerjasama Bipartit PAMA, akan diadakan pertemuan berkala
setiap 6 (enam) bulan sekali.
(4) Untuk hal yang mendesak di tingkat distrik/Jobsite, Lembaga Kerjasama Bipartit
dapat mengadakan pertemuan insidentil.

SP PAMA UKS ADRO | 13


BAB III
HUBUNGAN KERJA

Pasal 11
Penerimaan Pekerja

(1) Perusahaan melaksanakan penerimaan pekerja baru sesuai dengan kebutuhan.


(2) Dalam penerimaan pekerja, perusahaan memberikan prioritas kepada keluarga
pekerja yang telah terputus hubungan kerjanya dengan perusahaan yang
disebabkan karena meninggal dunia, pensiun dan medical unfit, dengan tetap
mengikuti syarat-syarat dan prosedur penerimaaan pekerja.
(3) setiap pekerja baru harus mendapatkan penjelasan mengenai tugas, ruang
lingkup pekerjaan, hak dan kewajiban.

Pasal 12
Golongan Pekerja

(1) Pengaturan golongan pekerja Non Operator/Non Mekanik adalah sebagai


berikut :
a. Golongan 1, dengan sub-golongan A sampai dengan F
b. Golongan 2, dengan sub-golongan A sampai dengan F
c. Golongan 3, dengan sub-golongan A sampai dengan F
d. Golongan 4, dengan sub-golongan A sampai dengan F
e. Golongan 5, dengan sub-golongan A sampai dengan D
f. Golongan 6, dengan sub-golongan A sampai dengan D
g. Golongan 7, dengan sub-golongan A sampai dengan D
(2) Karena sifat pekerjaannya yang spesifik maka pengaturan golongan pekerja
operator diatur sebagai berikut :
a. Junior Operator - P0
b. Junior Operator - P1
c. Junior Operator - P2
d. Operator - P3
e. Operator - P4
f. Operator - P5
g. Senior Operator - P6
h. Senior Operator - P7
i. Senior Operator - P8
j. Expert Operator - P9
k. Expert Operator - P10

SP PAMA UKS ADRO | 14


(3) Karena sifat pekerjaannya yang spesifik maka pengaturan golongan Pekerja
mekanik diatur sebagai berikut :
Tabel Gol. Pekerja Mekanik
GRADE PANGKAT
G1
Junior Mechanic
G2
G3
G4 Mechanic
G5
G6
G7 Senior Mechanic
G8
G9
Chief Mechanic
G10
G11 Technical Expert

(4) Kenaikan golongan pekerja diatur oleh perusahaan dengan mempertimbangkan


nilai prestasi dan keahlian, dimana jangka waktu kenaikan sub golongan
berkisar 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun, dan memenuhi persyaratan
tertentu yang diatur oleh perusahaan.
(5) Kenaikan golongan dan sub golongan bagi pekerja berdasarkan hasil evaluasi
kompetensi individu (EKI) dengan mempertimbangkan hasil penilaian
Individual Performance Planning and Appraisal (IPPA) dan memenuhi
persyaratan tertentu yang diatur oleh perusahaan.

Pasal 13
Penempatan, Mutasi dan Prosedurnya

(1) Demi kelancaran kegiatan perusahaan serta pendayagunaan tenaga kerja,


perusahaan dapat dan berhak menempatkan dan memutasikan pekerja untuk
suatu jabatan atau pekerjaan ke seluruh departemen atau job site di dalam area
wilayah kerja PT. Pamapersada Nusantara, dalam hal dengan alasan khusus
kesehatan yang dibuktikan dengan rekomendasi dokter perusahaan tidak sesuai
dengan tujuan mutasi, pekerja bisa menolak.
(2) Demi kelancaran kegiatan perusahaan dan kelompok perusahaannya serta
pendayagunaan tenaga kerja, perusahaan dapat menempatkan dan memutasikan
pekerja untuk suatu jabatan atau pekerjaan tertentu di kelompok perusahaannya
yang diatur dengan ketentuan tersendiri, yang meliputi:

a. Penempatan dan mutasi tidak akan mengurangi hak-hak pekerja termasuk


masa kerjanya;

SP PAMA UKS ADRO | 15


b. Penempatan dan mutasi disampaikan kepada pekerja dan pihak-pihak yang
terkait selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan;
c. Setiap penempatan dan mutasi, pekerja menandatangani dokumen mutasi
dan penempatan.
(3) Mutasi dapat dilakukan dengan alasan-alasan :
a. Bertambahnya pekerjaan di suatu tempat dengan memperhatikan
keterampilan dan kemampuan pekerja dan mempertimbangkan kariernya
di dalam perusahaan;
b. Memberikan pekerjaan kepada pekerja yang mempunyai potensi untuk
maju, agar dapat mengembangkan kariernya;
c. Pekerja yang karena kesehatannya menurut rekomendasi dokter perusahaan
tidak memungkinkan ia bekerja dalam jabatan/pekerjaan yang didudukinya;
d. Karena kebutuhan operasional di tempat lain.

(4) Mutasi bukanlah merupakan tindakan hukuman dan pelaksanaannya tidak akan
mengurangi hak-hak pekerja termasuk hak untuk mendapatkan promosi jabatan,
kenaikan upah dan catatan prestasi kerja seperti yang diatur dalam PKB ini.
(5) Pelaksanaan mutasi terlebih dahulu wajib disampaikan dengan pekerja yang
bersangkutan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum tanggal pelaksanaan,
kecuali dalam keadaan mendesak sesuai dengan kebutuhan operasional.
(6) Untuk setiap mutasi pekerja, perusahaaan menanggung biaya mutasi, yang
pelaksanaannya ditetapkan dalam ketentuan tersendiri.
(7) Setiap mutasi ditetapkan dengan surat keputusan yang ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang.

Pasal 14
Penilaian Prestasi Kerja

(1) Penilaian prestasi kerja /Individual Performance Planning and Appraisal (IPPA)
untuk Non Operator dan Non Mekanik .
a. Penilaian prestasi kerja dilakukan dua kali dalam setahun oleh atasan
langsung dan satu tingkat di atas atasan langsung dan ditindaklanjuti
dengan pembinaan dan konsultasi (coaching and counseling).
b. Hal-hal yang dinilai dalam penilaian prestasi kerja meliputi antara lain:
kualitas kerja, kuantitas kerja, inisiatif kerja, hubungan kerja, disiplin kerja.
c. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja dilakukan dengan menggunakan
lembaran penilaian prestasi yang telah ditetapkan atau melalui IPPA online
dan atasan memberitahukan hasil penilaian ke bawahannya yang dinilai
tersebut.

SP PAMA UKS ADRO | 16


d. Hasil penilaian prestasi kerja akan digunakan dalam menentukan antara lain:
kenaikan upah, golongan, jabatan, besarnya bonus/insentif, pendidikan dan
latihan yang diatur dengan peraturan tersendiri.
(2) Penilaian prestasi kerja untuk Operator.
a. Penilaian prestasi kerja dilakukan setiap bulan oleh atasan langsung

b. Hal-hal yang dinilai dalam penilaian prestasi kerja meliputi antara lain:
produktifitas, safety, keahlian (versatility), dan disiplin kerja.

c. Insentif produksi operator dihitung berdasarkan Surat Keputusan Insentif


Produksi Operator

d. Proses penilaian kompetensi operator dilakukan melalui Sertifikasi dan Uji


Kompetensi Operator (SUKO) yang meliputi keahlian (versatility), Jam
Operasi (hour meter), dan test kompetensi.

e. Hasil penilaian SUKO dapat digunakan untuk menentukan promosi dan


pengembangan operator yang diatur dalam peraturan tersendiri.

(3) Penilaian prestasi kerja untuk Mekanik.


a. Penilaian prestasi kerja dilakukan setiap bulan oleh atasan langsung
berdasarkan jam kerja produktif yang digunakan untuk menentukan
besarnya Insentif Produksi Mekanik.
b. Insentif Produksi Mekanik dihitung dan ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Insentif Produksi Mekanik.
c. Proses penilaian kompetensi Mekanik dilakukan melalui Mechanic
Competency Assessment (MeCA) dan dilanjutkan proses sertifikasi. Ketentuan
lebih lanjut mengenai MeCA dan sertifikasi diatur dalam Pama Mechanic
Development Program (PMDP).
d. Hasil penilaian kompetensi mekanik digunakan untuk menentukan promosi
dan pengembangan mekanik dan diatur dengan peraturan tersendiri.

Pasal 15
Promosi Jabatan

(1) Perusahaan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk dipromosikan ke


jabatan yang lebih tinggi guna mengisi lowongan jabatan yang ada, dengan
mempertimbangkan:
- Kemampuan dan prestasi kerja.
- Masa kerja dan masa menjabat pada jabatan sekarang.
- Pengalaman kerja.
- Diketahui dan disetujui oleh manajemen.

SP PAMA UKS ADRO | 17


(2) Bilamana seorang pekerja akan dipromosikan untuk suatu jabatan tertentu,
apabila diperlukan satu masa tertentu untuk penilaian atas kemampuannya
pada jabatan baru tersebut maka kepada pekerja tersebut diberikan
pengangkatan sementara maksimal 6 (enam) bulan, yang dikeluarkan dan
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
(3) Pengangkatan sementara berlaku maksimum untuk jangka waktu selama 6
(enam) bulan berdasarkan hasil penilaian.
(4) Setelah melalui pengangkatan sementara tersebut di atas dengan hasil penilaian
baik, maka perusahaan memberikan surat keputusan, yang dikeluarkan dan
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
(5) Promosi jabatan dapat berpengaruh terhadap golongan dan atau penghasilan
pekerja.

Pasal 16
Pekerja Suami Istri dalam Perusahaan

(1) Pada dasarnya pekerja suami istri dalam perusahaan diperbolehkan sepanjang
tidak terjadi pertentangan kepentingan (conflict of interest). Namun apabila terjadi
pertentangan kepentingan, maka pekerja wajib mendahulukan kepentingan
perusahaan.
(2) Apabila karena alasan tertentu pekerja tidak dapat mendahulukan kepentingan
perusahaan, maka perusahaan dapat mengambil tindakan guna mencegah
terjadinya pertentangan kepentingan tersebut.
(3) Pengaturan fasilitas bagi pekerja suami istri dalam perusahaan diatur dalam
ketentuan tersendiri.

SP PAMA UKS ADRO | 18


B A B IV
WAKTU KERJA

Pasal 17
Umum

(1) Pengusaha melaksanakan ketentuan waktu kerja dengan berdasar pada:


a. Pasal 77– 85 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
KEP.233/MEN/2003 tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan Terus
Menerus.
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
KEP.102/MEN/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur.
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
KEP.234 /MEN/2003 tentang Waktu Kerja dan Istirahat pada Sektor Usaha
Energi dan Sumber Daya Mineral pada Daerah Tertentu.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
PER.15/MEN/2005 tentang Waktu Kerja dan Istirahat pada Sektor Usaha
Petambangan Umum pada Daerah Operasi Tertentu.
(2) Periode Kerja dan waktu kerja untuk sistem kerja tidak bergilir dan sistem kerja
bergilir/shift pada setiap basis tempat kerja, ditentukan oleh perusahaan dengan
berpedoman pada peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Dengan
mempertimbangkan kebutuhan operasional perusahaan, sepanjang memenuhi
batas yang diizinkan oleh undang-undang/peraturan pemerintah, waktu kerja
pada tiap basis lokasi kerja sewaktu-waktu dapat diubah dan diumumkan
kepada pekerja, dengan memperhatikan masukan dari serikat pekerja.
(3) Guna memenuhi kebutuhan operasional perusahaan, perusahaan berhak
memerintahkan pekerja yang bekerja dengan waktu kerja sistem tidak bergilir
pindah ke waktu kerja dengan sistem kerja bergilir atau sebaliknya.
(4) Perusahaan akan memberitahukan perubahan waktu kerja tersebut 7 (tujuh) hari
kalender sebelum pemindahan tersebut diberlakukan, kecuali dalam keadaan
darurat atau kepentingan yang mendesak.
(5) Waktu istirahat diatur sebagai berikut :
- Untuk waktu kerja 3 shift istirahat 30 menit.
- Untuk waktu kerja 2 shift istirahat 1 jam.
(6) Waktu istirahat tidak dihitung sebagai waktu kerja, kecuali karena kebutuhan
operasional pekerja harus bekerja pada waktu istirahat, sehingga dilakukan
istirahat ¼ jam maka waktu istirahat dihitung sebagai waktu kerja lembur.

SP PAMA UKS ADRO | 19


Pasal 18
Periode Kerja dan Waktu Kerja

Periode kerja dan waktu kerja dalam perusahaan diatur sebagai berikut:
A. Head Office:
1. Periode Kerja 5 : 2, yang berarti 5 (lima) hari kerja berturut-turut 2 (dua)
hari istirahat, sesuai dengan Pasal 77 ayat (2) huruf b Undang-Undang
Nomor: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Waktu Kerja Produktif 8 jam/hari : 40 jam/minggu
3. Pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat sebagai berikut :
- Senin s/d Kamis : pukul 07.30 s/d pukul 16.30.
Istirahat : pukul 12.00 s/d pukul 13.00.
- Jum’at : pukul 07.30 s/d pukul 17.00.
Istirahat : pukul 11.30 s/d pukul 13.00.
- Sabtu dan Minggu : Istirahat Mingguan.

B. Support Office:
1. Periode Kerja 5 : 2, yang berarti 5 (lima) hari kerja berturut-turut 2 (dua)
hari istirahat sesuai dengan Pasal 77 ayat (2) huruf b Undang-Undang
Nomor: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Waktu Kerja Produktif 8 jam/hari : 40 jam/minggu
3. Pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat sebagai berikut:
- Senin s/d Kamis : pukul 08.00 s/d pukul 17.00.
Istirahat : pukul 12.00 s/d pukul 13.00.
- Jum’at : pukul 08.00 s/d pukul 17.30.
Istirahat : pukul 11.30 s/d pukul 13.00.
- Sabtu dan Minggu : Istirahat Mingguan.

C. Job Site:
1. Sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-15/MEN/VII/2005
tentang Waktu Kerja dan Istirahat pada Sektor Usaha Pertambangan
Umum pada Daerah Operasi Tertentu maka untuk periode kerja yang
dipakai adalah periode kerja maksimal 10 (sepuluh) minggu berturut-
turut bekerja, dengan 2 (dua) minggu berturut-turut istirahat site dengan
waktu kerja maksimal 12 jam per hari, belum termasuk waktu jam
istirahat.

2. Periode kerja mingguan yang dipakai adalah 6:1, setiap 6 hari kerja diberi
istirahat 1 hari. Apabila pekerja bekerja pada hari istirahatnya maka akan
diperhitungkan sebagai lembur di hari libur.

SP PAMA UKS ADRO | 20


3. Sesuai Permenakertrans Nomor: PER-15/MEN/VII/2005 maka periode
kerja untuk site adalah waktu tertentu bagi pekerja yang ditempatkan di
jobsite untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan waktu kerja yang
ditetapkan termasuk tetap bekerja pada hari libur resmi nasional sesuai
dengan kebutuhan operasional. Khusus untuk hari raya keagamaannya
pelaksanaannya atas kesepakatan antara atasan dan pekerja.
4. Pengaturan waktu kerja dan sistem kerja bergilir/shift disesuaikan
dengan kebutuhan operasional, dimana sebelumnya diinformasikan
kepada Serikat Pekerja.
5. Karena kebutuhan operasional perusahaan, pekerja yang bersangkutan
tetap bekerja pada waktu istirahat site yang telah ditentukan dan akan
diperhitungkan sebagai kerja lembur.
6. Pengaturan mengenai waktu istirahat site adalah sebagai berikut:
a. Istirahat di tempat
i. Waktu kerja bagi pekerja PoH setempat dan pekerja mutasi yang
membawa keluarga adalah hari ke-1 s/d 70 sedangkan waktu
istirahatnya adalah hari ke-71 s/d 84.
ii. Pekerja PoH setempat dan pekerja mutasi yang membawa keluarga
dapat bekerja pada hari 71-76 yang didasarkan pada kebutuhan
operasional perusahaan dan atas kesepakatan antara atasan dengan
pekerja dan dihitung lembur.
b. Istirahat ke Point of Hire, berlaku untuk pekerja mutasi status lajang
dan pekerja yang tidak membawa keluarga, maka waktu kerja dan
waktu istirahat site diatur sebagai berikut:

GOLONGAN/
PANGKAT/ WAKTU KERJA WAKTU ISTIRAHAT
JABATAN
1 dan 2 Hari ke-71 s/d 84 off
P0 – P4 Hari ke-1 s/d 70 (tidak termasuk
G1 – G5 perjalanan)
3, 4 dan 5 Hari ke-57 s/d 70 off
P5 – P10 Hari ke-1 s/d 56 (tidak termasuk
G6 – G11 perjalanan)
Project Manager (PM) Hari ke-43 s/d 54 off
Hari ke-1 s/d 42
Deputy PM (termasuk perjalanan)

7. Dengan persetujuan bersama (pengusaha dan serikat pekerja) maka waktu


kerja tersebut di atas sewaktu-waktu dapat diubah, disesuaikan dengan
kondisi dan situasi perusahaan. Perubahan waktu kerja ini dilakukan
dengan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai mufakat,
maka perusahaan akan memutuskan waktu kerja yang paling tepat sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi operasional perusahaan dengan tetap
mempertimbangkan masukan-masukan dari serikat pekerja.

SP PAMA UKS ADRO | 21


8. Cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja tetap berlaku seperti biasa.

Pasal 19
Disiplin Waktu Kerja

(1) Setiap pekerja diwajibkan mencatatkan waktu kehadirannya pada kartu pencatat
waktu (time card recorder) dan atau alat lainnya yang dipergunakan perusahaan,
untuk setiap kali hadir masuk kerja dan pulang kerja. Pencatatan dapat ditulis
tangan dengan sepengetahuan atasan, apabila terjadi hal darurat.
(2) Pekerja yang terlambat datang untuk masuk kerja karena alasan apapun
diharuskan mencatat waktu kedatangannya pada alat pencatat waktu serta
diwajibkan melapor kepada atasan langsungnya dengan menjelaskan sebab
keterlambatannya.
(3) Bila untuk suatu keperluan dinas maupun pribadi di luar lingkungan
perusahaan seorang pekerja harus meninggalkan pekerjaanya untuk sementara
waktu, sebelum pergi harus melapor atau meminta izin kepada atasan
langsungnya, dan setelah kembali pekerja tersebut harus melapor kepada atasan
langsungnya.
(4) Bila seorang pekerja yang karena keperluan dinas maupun pribadi di luar
lingkungan perusahaan terpaksa meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya
dan tidak akan kembali lagi, diwajibkan mencatatkan waktu kepergiannya pada
kartu pencatat waktu dan sebelumnya minta izin kepada atasan langsungnya.
(5) Pekerja dilarang :
a. Meminta atau mencatatkan kartu pencatat waktu pekerja yang lain.
b. Memindahkan kartu pencatat waktu pekerja dari tempat yang telah
ditentukan, mengambil atau menyembunyikannya.
c. Mengubah waktu pada kartu pencatat waktu.
d. Berbuat sembrono yang dapat merusak alat pencatat waktu kehadiran.
(6) Pekerja yang berhalangan masuk bekerja diwajibkan memberitahukan kepada
perusahaan melalui atasan langsung atau yang mewakili dengan cara yang
ditentukan perusahaan selambat-lambatnya pada hari kerja ke-2 (kedua) setelah
pekerja tidak masuk bekerja.
(7) Pekerja yang berhalangan masuk kerja karena sakit, diharuskan membuktikan
hal sakitnya dengan surat keterangan dokter.
(8) Pekerja yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah dan dibenarkan menurut
ketentuan ini, maka dianggap mangkir.
(9) Pekerja harus sudah berada di tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaannya
pada waktu jam kerja dimulai.

SP PAMA UKS ADRO | 22


(10) Dalam hal istirahat makan, maka pekerja tidak dibenarkan berada di ruangan
makan sebelum waktunya dan pada waktu istirahat makan selesai sudah harus
kembali ke tempat kerjanya masing-masing.
(11) Pada waktu istirahat makan, pekerja yang ada keperluan ke luar lingkungan
perusahaan, diharuskan sebelumnya memberitahukan kepada atasan
langsungnya.

Pasal 20
Kerja Lembur

(1) Kerja Lembur adalah kerja yang dilakukan pekerja di dalam waktu kerja yang
melebihi:
a. Bagi pekerja Head Office : 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam
dalam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja; atau
b. Bagi pekerja Support Office: 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam
dalam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja; atau
c. Bagi pekerja di Job Site:
i. setelah jam ke-7 pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-5 dan setelah jam
ke-5 pada hari ke-6 untuk shift I; atau
ii. setelah jam ke-6 pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-5 dan setelah jam
ke-5 pada hari ke-6 untuk shift II dan III.
Atau kerja yang dilakukan pada saat:
i. Hari istirahat mingguan.
ii. Hari libur resmi yang ditetapkan pemerintah.
iii. Hari istirahat site, termasuk istirahat di tempat dan istirahat ke Point of
Hire (PoH).
(2) Pelaksanaan kerja lembur dengan didasari Surat Kesepakatan Lembur (SKL)
yang ditandatangani oleh pekerja yang bersangkutan dan atasan langsungnya
serta disetujui oleh Department Head.
(3) Apabila ada pekerjaan yang mendesak untuk diselesaikan, maka setiap pekerja
bersedia kerja lembur pada hari kerja maupun pada hari libur.
(4) Kerja lembur dilakukan atas permintaan atau sepengetahuan atasan langsungnya
kerja lembur pada dasarnya dilakukan pekerja secara sukarela kecuali dalam hal:
a. Keadaan darurat atau bila ada pekerjaan-pekerjaan yang jika tidak segera
diselesaikan akan membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Pekerja gilir terpaksa perlu terus bekerja karena penggantinya belum atau
tidak datang maksimum 3 (tiga) jam.
c. Ada pekerjaan yang bertumpuk dan atau mendesak serta perlu diselesaikan
dengan segera dan apabila ditunda dapat mengganggu kelancaran kegiatan
perusahaan.

SP PAMA UKS ADRO | 23


(5) Dalam hal karena sesuatu alasan pekerja tidak dapat melakukan kerja lembur
yang ditugaskan baginya, maka pekerja yang bersangkutan wajib
memberitahukan pada saat itu juga kepada atasan langsungnya dan kepadanya
dibebaskan dari tugas kerja lembur tersebut.
(6) Perusahaan menetapkan pembatasan maksimum jumlah jam kerja lembur pada
setiap minggu atau bulan dengan memperhatikan ketentuan undang-
undang/peraturan pemerintah yang berlaku, kebutuhan operasional
Perusahaan, serta sasaran pencapaian Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Perusahaan.

Pasal 21
Perhitungan Upah Lembur

(1) Upah lembur hanya diberikan kepada pekerja golongan I, II, III, operator dan
mekanik sampai dengan G8 apabila bekerja lembur berdasarkan Surat
Kesepakatan Lembur.
(2) Komponen upah sebulan dalam perhitungan upah lembur bagi:
a. Pekerja di Kantor Pusat (HO) dan Support Office, termasuk pada saat pekerja
bertugas ke Job Site adalah (Upah Pokok + Tunjangan Tetap).
b. Pekerja di Job Site adalah (Upah Pokok + 26 hari uang lapangan) x 75%.
Apabila upah pokoknya lebih besar dari perkalian di atas maka yang dipakai
upah pokok.
(3) Upah lembur tidak diberikan kepada pekerja yang dalam perjalanan di waktu
dinas, seminar, lokakarya, training dan workshop.
(4) Pembayaran upah lembur dilakukan bersamaan dengan pembayaran upah,
dimana periode perhitungan pembayaran ditetapkan tanggal 16 bulan
sebelumnya sampai dengan tanggal 15 bulan berjalan.
(5) Adapun cara menghitung upah lembur adalah sebagai berikut :
a. Bila kerja lembur dilakukan pada hari kerja, maka:
1. Untuk jam kerja lembur pertama akan dibayarkan upah sebesar 1 ½ (satu
setengah) kali upah per jam.
2. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya akan dibayarkan sebesar 2
(dua) kali upah per jam.
b. Bila hari ke-6 bertepatan dengan hari raya atau libur resmi maka:
1. Untuk setiap jam kerja lembur dari jam ke-1 sampai dengan jam ke-5,
maka akan dibayarkan upah sebesar 2 (dua) kali upah per jam.
2. Untuk kerja lembur pertama setelah 5 (lima) jam pada hari ke-6, maka
akan dibayarkan sebesar 3 (tiga) kali upah per jam.
3. Untuk jam kerja lembur kedua dan seterusnya setelah 5 (lima) jam pada
hari ke-6 (enam), maka akan dibayarkan upah sebesar 4 (empat) kali
upah per jam.

SP PAMA UKS ADRO | 24


c. Bila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan atau hari raya
atau libur resmi, maka:
1. Untuk setiap jam kerja lembur dari jam ke-1 sampai dengan jam ke-7,
maka akan dibayarkan upah sebesar 2 (dua) kali upah per jam.
2. Untuk kerja lembur pertama setelah 7 (tujuh) jam pada setiap hari kerja,
maka akan dibayarkan sebesar 3 (tiga) kali upah per jam.
3. Untuk jam kerja lembur kedua dan seterusnya setelah 7 (tujuh) jam untuk
setiap hari kerja, maka akan dibayarkan upah sebesar 4 (empat) kali upah
per jam.
d. Khusus untuk hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17
Agustus dan 7 (tujuh) Hari Raya Keagamaan, yaitu:
- 2 (dua) Hari Raya Idul Fitri;
- 1 (satu) Hari Raya Idul Adha;
- 1 (satu) Hari Raya Natal;
- 1 (Satu) Hari Raya Waisak;
- 1 (Satu) Hari Raya Nyepi;
- 1 (satu) Hari Raya Imlek.
Berlaku Tarif Upah Lembur yang diatur sebagai berikut:
1. Untuk jam kerja lembur pertama sampai dengan jam lembur ke-7 (tujuh)
akan dibayarkan upah sebesar 3 (tiga) kali upah per jam.
2. Untuk jam kerja lembur ke-8 (delapan) akan dibayarkan upah sebesar 4
(empat) kali upah per jam.
3. Untuk jam kerja lembur ke-9 (sembilan) dan seterusnya untuk setiap hari
kerja, maka akan dibayarkan upah sebesar 5 (lima) kali upah perjam.
4. Tarif upah lembur pada hari kemerdekaan diberikan kepada seluruh
pekerja yang berhak lembur sedangkan tarif upah lembur pada hari raya
keagamaan diberikan kepada pekerja yang berhak lembur yang bekerja di
hari raya keagamaannya.
e. Bila hari ke-6 bertepatan dengan hari kemerdekaan Negara Republik
Indonesia tanggal 17 Agustus dan 7 (tujuh) Hari Raya Keagamaan maka:

 Untuk jam kerja lembur pertama sampai dengan jam lembur ke-5 (lima)
akan dibayarkan upah sebesar 3 (tiga) kali upah per jam.
 Untuk jam kerja lembur ke-6 (enam) akan dibayarkan upah sebesar 4
(empat) kali upah per jam.
 Untuk jam kerja lembur ke-7 (tujuh) dan seterusnya, maka akan
dibayarkan upah sebesar 5 (lima) kali upah perjam.
 Tarif upah lembur pada hari kemerdekaan diberikan kepada seluruh
pekerja yang berhak lembur sedangkan tarif upah lembur pada hari raya
keagamaan diberikan kepada pekerja yang berhak lembur yang bekerja di
hari raya keagamaannya.

SP PAMA UKS ADRO | 25


f. Perhitungan upah lembur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat ini
sesuai dengan tabel berikut ini:

[Ayat (5) a] [Ayat (5) c] [Ayat (5) d]


Hari Kemerdekaan 17
Hari Kerja Libur Resmi Agustus dan 7 Hari
Raya Keagamaan
ke-1 ke-9 ke-1 ke-9
Jam ke-1 ke-2 dst ke-8 ke-8
s/d 7 dst s/d 7 dst
Upah
1,5 X 2X 2X 3X 4X 3X 4X 5X
lembur
TUL TUL TUL TUL TUL TUL TUL TUL
per jam

[Ayat (5) b] [Ayat (5) e]


Hari ke-6 (enam) pada
Hari ke-6 (enam) Hari Kemerdekaan 17
pada Libur Resmi Agustus dan 7 Hari
Raya Keagamaan
ke-1 ke-7 ke-1 ke-7
Jam ke-6 ke-6
s/d 5 dst s/d 5 dst
Upah
2X 3X 4X 3X 4X 5X
lembur
TUL TUL TUL TUL TUL TUL
per jam

SP PAMA UKS ADRO | 26


BAB V
PRODUKTIVITAS

Pasal 22
Nilai Inti dan Produktivitas

(1) Perusahaan dan pekerja atau serikat pekerja menyadari dan memahami
pentingnya budaya perusahaan sebagai dasar untuk membangun perusahaan.
(2) Perusahaan dan pekerja atau serikat pekerja berkomitmen untuk
mengimplementasikan nilai inti sebagai budaya perusahaan dalam setiap
perilaku.
(3) Pengusaha dan atau perusahaan bersama-sama pekerja dan atau serikat pekerja
akan melakukan usaha-usaha peningkatan produktivitas dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
(4) Usaha-usaha yang dilakukan antara lain:
a. Pengusaha bersama pekerja senantiasa meningkatkan disiplin, kualitas dan
kuantitas kerjanya dengan tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan
kerja.
b. Pengusaha bersama pekerja melaksanakan Nilai Inti sebagai budaya
perusahaan, Suggestion System (SS), Quality Control Circle (QCC), Quality
Control Project (QCP), Business Performance Improvement (BPI), GEMBA
KAIZEN sesuai dengan Astra Management System yang dijalankan
perusahaan.
c. Pengusaha memberikan penghargaan kepada kelompok pekerja atau pekerja
yang telah menghasilkan Quality Improvement (QI) yang terbaik seperti:
tour, training, studi banding ke perusahaan-perusahaan yang lebih maju,
baik di dalam maupun di luar negeri.
d. Pengusaha bersama pekerja menemukan gagasan/ide atau metode kerja
baru/ improvement di perusahaan.
e. Pengusaha mendorong pekerja memiliki dan meningkatkan kemampuan
atau keterampilan dalam berbagai bidang pekerjaan yang ada di perusahaan.
f. Setiap Pekerja wajib berusaha mencapai standar/target produktivitas kerja
yang telah ditetapkan sesuai dengan jabatan dan pangkatnya.
g. Pengusaha memberikan penghargaan kepada pekerja yang telah
menghasilkan inovasi terbaik setelah mendapat paten yang tetap dari Dirjen
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Bentuk penghargaan yang diberikan
diatur dengan ketentuan tersendiri.
(5) Guna memberikan rangsangan kepada pekerja tertentu untuk melakukan usaha-
usaha peningkatan produktivitas, maka perusahaan mengusahakan pemberian
insentif produktivitas. Adapun bentuk dan pengaturan lebih lanjut akan
ditetapkan dalam ketentuan tersendiri.

SP PAMA UKS ADRO | 27


BAB VI
PENDIDIKAN DAN LATIHAN KERJA

Pasal 23
Umum

(1) Menyadari perlunya peningkatan kemampuan kerja sebagai persyaratan dalam


peningkatan produktivitas, maka perusahaan akan terus melakukan usaha-
usaha peningkatan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan pekerja melalui
pendidikan dan latihan kerja.
(2) Pekerja yang ditugaskan untuk mengikuti pendidikan dan latihan kerja wajib
mengikutinya dengan sungguh-sungguh.

Pasal 24
Program Orientasi Pekerja Baru/Mutasi

Perusahaan menyelenggarakan program sosialisasi bagi pekerja (baru/ex mutasi)


mengenai aturan-aturan manajemen, struktur organisasi, prosedur kerja, kegiatan
Quality Improvement (QI), pengetahuan K3LH, nilai-nilai dan norma-norma kerja yang
berlaku, serta ketentuan-ketentuan dalam PKB di lingkungan kerja dan lingkungan
perusahaan.

Pasal 25
Pendidikan Umum Dasar

(1) Perusahaan menyelenggarakan pendidikan umum dasar bagi pekerja dengan


program pembinaan dalam rangka membentuk sikap dan perilaku yang sesuai
dengan budaya perusahaan.
(2) Isi dari pendidikan umum dasar ini antara lain meliputi Misi dan Visi, Basic
Mentality, Nilai Inti, Hubungan Industrial, P2K3LH/PSMS dan Peningkatan
Mutu Terpadu.
(3) Pekerja yang ditugaskan untuk mengikuti pendidikan, diwajibkan mengikutinya
dengan sungguh-sungguh.

Pasal 26
Pendidikan Fungsional

 Perusahaan memberikan pendidikan fungsional bagi pekerja untuk


meningkatkan kemampuannya dalam bidang pekerjaan sesuai dengan
tugas/jabatannya.
 Penentuan pekerja dan jenis pendidikan fungsional yang akan diikuti didasarkan
atas kebutuhan perusahaan.

SP PAMA UKS ADRO | 28


 Pendidikan fungsional dapat diselenggarakan di dalam perusahaan atau di
tempat lain yang ditunjuk perusahaan.
 Pekerja yang mendapat tugas untuk mengikuti pendidikan ini wajib
melaksanakannya dengan sungguh-sungguh dan setelah selesai penugasan ini
wajib memberikan laporan tertulis mengenai pendidikan-pendidikan yang
diikutinya.
 Pekerja yang sudah mendapatkan pelatihan dan lulus dengan mencapai nilai
standar, berhak mendapatkan credit point untuk bahan pertimbangan evaluasi
kompetensinya.

Pasal 27
Latihan Kerja

(1) Untuk melengkapi pekerja dengan keterampilan yang dibutuhkan, perusahaan


dapat menyelenggarakan latihan kerja bagi pekerja baru maupun pekerja yang
dialih- tugaskan ke pekerjaan atau jabatan baru.
(2) Latihan kerja merupakan latihan yang dilakukan sambil bekerja dengan sistem
mentoring. Adapun mentor (pembimbing) ditunjuk oleh minimal department
head, untuk mengajar, memberi contoh dan mengawasi latihan kerja.

Pasal 28
Fasilitas Pendidikan yang Menunjang Pekerjaan

(1) Perusahaan menyediakan fasilitas training beserta peralatannya yang dapat


dipergunakan untuk pendidikan, pertemuan QCC, QCP (kelompok kerja
terpadu), sel nilai inti dan belajar bersama, sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan perusahaan.
(2) Perusahaan menyediakan fasilitas perpustakaan yang dapat dipergunakan oleh
pekerja untuk meningkatkan pengetahuannya.

SP PAMA UKS ADRO | 29


BAB VII
PENGUPAHAN

Pasal 29
Umum

(1) Komponen upah adalah:


a. Upah tanpa tunjangan;
b. Upah pokok dan tunjangan tetap; atau
c. Upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap.

(2) Setiap pekerja berhak atas upah sesuai dengan jabatan, dan golongannya
sebagaimana diatur dalam PKB ini.
(3) Pembayaran upah dilakukan pada setiap akhir bulan yaitu 2 (dua) hari sebelum
akhir bulan yang pelaksanaannya akan diatur dengan ketentuan tersendiri
dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan tentang Perlindungan Upah
yang berlaku.
(4) Seluruh penghasilan bruto pekerja setiap bulan akan dipotong pajak penghasilan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(5) Setiap pekerja berhak mendapatkan bukti SPT PPh 21 setiap tahun melalui HCS
perusahaan.

Pasal 30
Tingkat Kelompok Upah Pokok

Sistem upah pokok bagi pekerja terbagi ke dalam tingkat golongan dan sub-golongan
dimana masing-masing tingkat memuat skala upah pokok yang menunjukan batasan
upah pokok yang berada pada tingkat tersebut. Tingkat kelompok upah pokok atau
struktur dan skala upah dibuat dengan mempertimbangkan kompetensi,
UMP/UMSP/UMSK, pasar tenaga kerja, inflasi, dan termasuk didalamnya
memperhitungkan masa kerja.

Pasal 31
Upah Pokok

(1) Upah Pokok bagi non operator dan non mekanik yang berlaku terdiri dari tujuh
golongan, sedangkan setiap golongan terdiri dari beberapa sub-golongan.
(2) Penetapan, golongan, sub golongan dan tingkatan upah pokok didasarkan atas
job value (nilai jabatan/pekerjaan), masa kerja, tingkat tingginya resiko (bahaya
yang dihadapi) dan kompetensi di dalam perusahaan.

SP PAMA UKS ADRO | 30


Pasal 32
Kenaikan Upah Pokok

 Kenaikan upah pokok diberikan menurut ketentuan sebagai berikut:


a. Pelaksanaannya dilakukan setahun sekali.
b. Kenaikan upah pokok dapat dilaksanakan apabila terjadi kenaikan
golongan/sub golongan.
c. Besarnya kenaikan dengan mempertimbangkan prestasi kerja, kompetensi,
inflasi, kemampuan perusahaan, UMP/UMSP/UMSK dan kebijakan
pemegang saham.
 Penentuan kriteria dan besarnya kenaikan upah pokok pekerja diputuskan oleh
perusahaan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu masukan-masukan dari
serikat pekerja.

Pasal 33
Fasilitas/Tunjangan

(1) Fasilitas/Tunjangan Transportasi


a. Pada dasarnya perusahaan memberikan fasilitas transportasi, dalam hal
perusahaan tidak menyediakan fasilitas transportasi maka akan diberikan
tunjangan transportasi.
b. Perusahaan memberikan tunjangan transportasi kepada pekerja kantor pusat
golongan I sampai dengan golongan IV D, sebesar minimal 6 kali tarif
angkutan umum kota + 2 kali angkutan dalam kawasan untuk setiap hari
kerja.
c. Untuk pekerja support office disesuaikan dengan kondisi setempat.

(2) Fasilitas Makan.


a. Pada hari-hari kerja perusahaan memberikan fasilitas makan siang yang
pelaksanaannya diserahkan kepada suatu badan yang ditunjuk sebagai
pelaksana.
b. Bagi pekerja yang sehubungan dengan tugasnya tidak dapat kembali ke
perusahaan pada jam istirahat makan siang, maka kepadanya diberikan
pengganti makan siang yang besarnya diatur dalam ketentuan tersendiri,
dengan menginformasikan kepada serikat pekerja.
c. Bagi pekerja yang melakukan kerja lembur langsung setelah jam kerja sampai
jam 20.00 diberikan fasilitas makan malam yang nilainya diatur dalam
ketentuan tersendiri.
d. Bagi pekerja yang melakukan kerja lembur pada hari libur sekurang-
kurangnya empat jam terus menerus dan melampui jam 12.30 atau 20.00 maka
kepadanya diberikan fasilitas makan yang besarnya diatur dalam ketentuan
tersendiri.

SP PAMA UKS ADRO | 31


e. Fasilitas makan 3 (tiga) kali sehari disediakan dalam rangka perjalanan dinas,
training, seminar, workshop dan lokakarya, kecuali sudah disediakan oleh
penyelenggara. Besarnya biaya makan diatur dalam ketentuan tersendiri.
(3) Fasilitas Perumahan
a. Untuk pekerja yang melakukan mutasi keluar dari PoH dan memungkinkan
membawa keluarga, perusahaan menyediakan fasilitas perumahan, yang akan
diatur dalam ketentuan tersendiri.
b. Untuk pekerja yang ditempatkan/dimutasikan ke kantor pusat (HO) tidak
berhak atas fasilitas perumahan.
(4) Bantuan Kerja Malam
a. Diberikan kepada pekerja yang bekerja hingga jam 21.00 termasuk pekerja
yang bekerja di shift 2 bagi periode kerja 2 shift, di shift 2 dan 3 bagi periode
kerja 3 shift.
b. Besarnya bantuan kerja malam per hari kehadiran akan diatur dalam
ketentuan tersendiri yang tidak terpisahkan dari PKB ini.
c. Bantuan ini bukan merupakan komponen perhitungan upah lembur, THR,
Pesangon, Pensiun dan BPJS.
d. Bantuan ini dibayarkan pada saat akan mengambil istirahat jobsite.

Pasal 34
Perjalanan Dinas

(1) Perjalanan dinas adalah setiap perjalanan pekerja dalam rangka tugas.
(2) Tugas adalah bekerja, training, workshop, seminar, lokakarya, meeting/rapat,
atau penugasan lain sesuai surat tugas dari perusahaan.
(3) Perusahaan berhak menugaskan pekerja untuk melakukan perjalanan dinas dan
dalam hal ini karena sesuatu alasan pekerja terpaksa tidak dapat
menjalankannya, maka diharuskan mengajukan keberatannya kepada pejabat
yang menugaskan.
(4) Pekerja yang ditugaskan untuk melakukan perjalanan dinas, kepadanya akan
diberikan surat tugas yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
(5) Apabila pekerja melakukan perjalanan dinas, maka akan diberikan uang
perjalanan dinas.
(6) Tata cara pemberian dan besarnya uang perjalanan dinas diatur dalam ketentuan
tersendiri.

SP PAMA UKS ADRO | 32


Pasal 35
Uang Lapangan dan Uang Perjalanan Dinas

(1) Uang lapangan adalah uang yang diberikan kepada pekerja yang hadir dan
bekerja di job site.
(2) Pada dasarnya uang lapangan diberikan untuk menjamin tercapainya
peningkatan produktivitas kerja.
(3) Matriks pengaturan uang perjalanan dinas (UPD) dan uang lapangan (ULAP)
bagi pekerja yang melakukan perjalanan dinas adalah sebagai berikut:

AKTIVITAS Berhak Atas


Perjalanan dari dan ke HO/Job Site/SO UPD
Perjalanan dari HO/Job Site/
UPD
SO ke tempat lain selain Job Site atau sebaliknya
Hadir dan Bertugas di Job Site ULAP
Tugas di HO/SO/tempat lain selain Job Site UPD
Hadir dan Bertugas di Job Site minimal 4 (empat) jam sebelum
atau setelah melakukan perjalanan dari atau ke SO/HO/ ULAP
tempat lain pada hari yg sama

(4) Tata cara pemberian dan besarnya uang lapangan diatur dalam ketentuan
tersendiri.
(5) Dalam hari yang sama UPD dan ULAP tidak dapat diberlakukan secara
bersamaan.

Pasal 36
Pembayaran Upah Selama Pekerja Sakit

(1) Perusahaan membayar upah dan tunjangan-tunjangan yang tidak terkait dengan
kehadiran kepada pekerja yang tidak dapat melaksanakan pekerjaannya dalam
keadaan sakit berdasarkan keterangan dokter.
(2) Dalam hal pekerja menderita sakit/dirawat di rumah sakit/di rumah di bawah
pengawasan dokter sehingga karenanya tidak dapat melaksanakan pekerjaannya
untuk jangka waktu lama, maka selama itu perusahaan akan membayar upah
pekerja menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Upah tiap bulan selama
Masa kerja Lama sakit
sakit/dirawat
3 bulan keatas 6 bulan pertama 100 % X upah sebulan
6 bulan kedua 75 % X upah sebulan

SP PAMA UKS ADRO | 33


Pasal 37
Upah Selama Pekerja Ditahan oleh Pihak yang Berwajib

Dalam hal terjadi penahanan oleh pihak yang berwajib terhadap seorang pekerja,
maka perusahaan akan membayarkan upah (upah pokok dan tunjangan-tunjangan
yang tidak terkait dengan kehadiran) kepada pekerja menurut ketentuan sebagai
berikut:
1. Selama penahanan yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan
perusahaan, maka pekerja masih berhak atas upah dengan perhitungan sebagai
berikut :

Lama Masa Tahanan Upah tiap bulan selama ditahan


1 – 3 bulan 100%
4 – 6 bulan 50%
Bulan ke-7 (tujuh) dst 0

a. Bila yang bersangkutan dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman oleh


hakim, maka kepadanya dapat diputuskan hubungan kerjanya dari
perusahaan sesuai ketentuan, peraturan dan perundang-undangan dalam
Undang-Undang Nomor: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
b. Bila pekerja dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan dari segala tuduhan
berdasarkan putusan hakim, maka pekerja dapat diterima kembali bekerja
sebagaimana biasa dengan pengembalian hak-hak atas kekurangan upah
selama masa penahanan sebagaimana tertulis dalam ayat (1) di atas.

2. Selama dalam tahanan/penahanan sementara untuk tindakan yang ada


hubungannya dengan kepentingan perusahaan.
a. Pekerja yang ditahan oleh karena pengaduan perusahaan atau menunggu
keputusan dari Pengadilan Negeri, maka pekerja dikenakan tindakan skorsing
dengan upah 100%.
b. Lamanya pembayaran upah 100% berlaku paling lama enam bulan dan
setelah enam bulan belum ada keputusan dari Pengadilan Negeri, maka
upahnya tidak dibayar.
c. Bila yang bersangkutan dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman oleh
Hakim dapat diputuskan hubungan kerjanya dari perusahaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
d. Bila berdasarkan keputusan Hakim, pekerja dinyatakan tidak bersalah dan
dibebaskan, maka pekerja dapat diterima kembali bekerja sebagaimana biasa
dengan pengembalian hak-hak atas kekurangan upah selama masa
penahanan dan perusahaan berkewajiban mengembalikan nama baiknya
(rehabilitasi).

SP PAMA UKS ADRO | 34


BAB VIII
TUNJANGAN HARI RAYA, INSENTIF DAN BONUS

Pasal 38
Tunjangan Hari Raya (THR)

(1) Setiap tahun perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) pada Hari
Raya Idul Fitri kepada setiap pekerja.
(2) Pekerja yang telah mencapai masa kerja minimal 1 (satu) bulan pada hari raya
tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Satu bulan upah bagi pekerja yang telah mencapai masa kerja genap atau
lebih dari tiga bulan.
b. Dua per tiga dari upah sebulan bagi pekerja yang telah mencapai masa kerja
genap dua bulan, tetapi kurang dari tiga bulan.
c. Sepertiga dari upah sebulan bagi pekerja yang telah mencapai masa kerja
genap satu bulan, tetapi kurang dari dua bulan.
d. Komponen upah sebulan dalam perhitungan THR adalah :
1. Pekerja Head Office dan Support Office adalah upah pokok ditambah
tunjangan transport
2. Pekerja di Jobsite:
a) Bagi yang tidak mendapat tunjangan jabatan adalah upah pokok
ditambah jumlah tertentu yang akan ditetapkan dalam keputusan
tersendiri yang tidak terpisahkan dari PKB ini.
b) Bagi pekerja yang mendapat tunjangan jabatan adalah upah pokok
ditambah tunjangan jabatan.

(3) Pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum Hari Raya


Idul Fitri.

Pasal 39
Insentif

Bagi pekerja dengan posisi dan jabatan tertentu, perusahaan memberikan insentif.
Besar insentif dan tata cara pelaksanaannya diatur dalam ketentuan tersendiri yang
tidak terpisahkan dari PKB ini.

SP PAMA UKS ADRO | 35


Pasal 40
Bonus

Setiap tahun perusahaan memberikan bonus kepada pekerja yang merupakan


sebagian keuntungan perusahaan untuk tahun berjalan, menurut ketentuan dibawah
ini:

1. Pembayaran bonus dilaksanakan dalam bulan Desember pada setiap tahun


berjalan.
2. Untuk Pekerja yang berhenti bekerja sebelum tanggal 31 Desember dan telah
bekerja minimal 3 (tiga) bulan, berhak atas bonus secara proporsional.
3. Bagi pekerja yang karena jabatannya menerima insentif, tidak berhak atas bonus
tahunan.
4. Penentuan kriteria besarnya bonus pekerja akan diatur dalam ketentuan
tersendiri.
5. Dalam penentuan jumlah bonus, serikat pekerja dapat memberikan masukan
dan menginformasikan hasilnya.

SP PAMA UKS ADRO | 36


BAB IX
PENGOBATAN, PERAWATAN KESEHATAN DAN HYPERKES

Pasal 41
Umum

Kondisi pekerja yang sehat diyakini perusahaan akan lebih mampu meningkatkan
produktivitas sebagaimana yang diharapkan. Demikian pula keluarga pekerja yang
sehat akan memberikan semangat, gairah dan ketenangan kerja bagi pekerja dalam
menjalankan tugas perusahaan. Oleh karena itu perusahaan memberikan perhatian
yang layak dan wajar terhadap kondisi kesehatan para pekerja dan keluarganya.

Pasal 42
Bantuan Pengobatan

(1) Pengertian Bantuan Pengobatan.


Bantuan pengobatan dalam hal ini merupakan bantuan pemeliharaan kesehatan
dari perusahaan yang diberikan kepada pekerja berikut anggota keluarganya.
Pelaksanaan bantuan pemeliharaan kesehatan diatur tersendiri.
(2) Saat berlakunya bantuan pengobatan adalah saat pekerja terdaftar sebagai
pekerja di PT. Pamapersada Nusantara yang berlaku untuk pekerja dan
keluarganya
(3) Besarnya jumlah bantuan pengobatan:
a. Untuk besarnya jumlah bantuan pengobatan ditetapkan dalam ketentuan
tersendiri.
b. Bila karena sesuatu hal pekerja hanya bekerja sebagian dari waktu satu tahun
kalender, maka untuk ketetapan batas penggantian bantuan pengobatan
dihitung secara proposional, misalnya seorang pekerja diterima bekerja pada
bulan Oktober tahun berjalan, maka yang bersangkutan hanya berhak atas
3/12 X bantuan pengobatan setahun.

(4) Bantuan pengobatan meliputi:


a. Biaya pemeriksaan dokter umum /spesialis / Paramedis;
b. Biaya pemeriksaaan dari PUSKESMAS/Klinik kesehatan;
c. Biaya pemeriksaan dari rumah sakit;
d. Biaya pembelian obat-obat atas dasar resep dokter/rumah sakit atau
PUSKESMAS;
e. Biaya pengobatan alternatif untuk patah tulang, dalam hal ini akan diatur di
dalam peraturan tersendiri.

SP PAMA UKS ADRO | 37


(5) Bantuan pengobatan tidak meliputi :
a. Biaya pengobatan untuk kecantikan;
b. Biaya pengobatan alternatif kecuali pengobatan alternatif untuk patah tulang;
c. Biaya obat-obatan/makanan suplemen yang tanpa resep dokter atau tidak
direkomendasi oleh dokter perusahaan;
d. Biaya pengobatan akibat pemakaian Narkoba, zat adiktif dan psikotropika;
e. Biaya pengobatan akibat penyakit kelamin, termasuk HIV/AIDS yang jelas-
jelas akibat kesalahan pekerja.
(6) Sisa bantuan pengobatan dalam 1 tahun berjalan yang tidak habis terpakai oleh
pekerja dapat diperhitungkan sebagai tambahan jatah bantuan pengobatan ke
tahun berikutnya dengan maksimum plafon pengobatan akumulasi selama 2
(dua) tahun.

Pasal 43
Bantuan Kacamata, Lensa Kontak, dan Operasi Lasik

(1) Bantuan kacamata, lensa kontak dan operasi lasik diberikan kepada pekerja dan
keluarganya yang memerlukan berdasarkan resep dokter (untuk yang pertama
kali).
(2) Saat berlakunya bantuan kacamata, lensa kontak dan operasi lasik adalah saat
pekerja terdaftar sebagai pekerja di PT. Pamapersada Nusantara, sedangkan
bagi keluarga pekerja setelah melewati masa kerja 3 (tiga) bulan.
(3) Tata cara dan besarnya bantuan kacamata diatur dalam ketentuan tersendiri.
(4) Penggantian lensa dilakukan paling cepat 1 (satu) tahun sekali kecuali atas
rekomendasi dari dokter dan untuk penggantian bingkai (frame) dilakukan
paling cepat 2 (dua) tahun sekali.
(5) Perlakuan atas pemakaian lensa kontak (contact lens) sama dengan ketentuan
ayat (1), (2) dan (3) Pasal ini.

Pasal 44
Bantuan Perawatan Rumah Sakit

(1) Perawatan dan pengobatan di rumah sakit untuk pekerja dan keluarganya
menjadi tanggungan perusahaan. Acuan pelaksanaan dan standar rumah sakit
meliputi: kamar inap, kamar operasi dan honor dokter, akan diatur dalam
ketentuan tersendiri.
(2) Dalam hal perawatan rumah sakit sebagai akibat kecelakaan kerja, maka
perusahaan bersama BPJS Kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
menjamin biaya perawatan atas diri pekerja.

SP PAMA UKS ADRO | 38


(3) Pekerja diwajibkan memberitahukan kepada HCS perusahaan/bagian
administrasi dengan menunjukkan surat keterangan dari dokter/rumah sakit
yang memeriksa.
(4) Bantuan perawatan ini berlaku bagi pekerja dan keluarganya setelah pekerja
mulai bekerja.
(5) Pengaturan tentang standar rumah sakit yang dipergunakan setiap daerah dan
kelas kamar diatur dalam ketentuan tersendiri, dimana meliputi: kamar inap,
kamar operasi dan honor dokter.
(6) Besarnya penggantian perawatan di rumah sakit:
Penderita Perusahaan Pekerja
a. Pekerja 100% 0%
b. Istri /suami tunggal yang sah 100% 0%
c. Anak maksimum ke 1 (satu) - 3 (tiga) 100% 0%
d. Anak ke-4 (empat) 90% 10%
e. Anak ke-5 (lima) 80% 20%
f. Anak ke-6 (enam) 70% 30%
g. Anak ke-7 (tujuh) 50% 50%
h. Anak ke-8 (delapan) dan seterusnya 0% 100%

(7) Bantuan perawatan rumah sakit mencakup biaya-biaya selama di rumah sakit
antara lain :
a. Jasa dokter;
b. Biaya pemeriksaan/pengawasan/kunjungan dokter selama dirawat di rumah
sakit;
c. Biaya pembelian obat-obatan atas dasar resep dokter selama dirawat di rumah
sakit;
d. Biaya rontgen/laboratorium;
e. Biaya operasi termasuk operasi kulit, mata dan gigi dengan tujuan
pengobatan;
f. Biaya operasi yang berhubungan dengan program Keluarga Berencana (KB);
g. Biaya pencabutan gigi;
h. Biaya pengangkutan dengan ambulance dari rumah ke rumah sakit dan atau
dari rumah sakit ke rumah sakit lainnya atau dari rumah sakit ke rumah atas
rekomendasi dokter yang merawatnya;
i. Biaya imunisasi yang diwajibkan oleh DEPKES;
j. Biaya khitanan;
k. Jenis penyakit kronis/menahun (akut) antara lain: kanker, paru-paru, ginjal,
lever, jantung, kejiwaan, dan lain-lain dengan didasarkan atas surat
rekomendasi dokter dan atas persetujuan dokter perusahaan;

SP PAMA UKS ADRO | 39


l. Semua jenis USG selama masa kehamilan dengan bukti pembayaran khusus
USG.
(8) Bantuan perawatan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (7) akan
diatur lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri.
(9) Tidak tercakup dalam biaya perawatan di rumah sakit adalah biaya-biaya
dengan tujuan kecantikan, narkotik dan penyakit kelamin yang jelas-jelas
disebabkan karena kesalahan pekerja sebagaimana diatur dalam Pasal 42 ayat (5)
yang akan diatur ke dalam peraturan tersendiri.
(10) Bila pekerja atau keluarganya perlu berobat jalan setelah keluar dari rumah sakit,
maka atas rekomendasi dokter rumah sakit atau dokter perusahaan biaya
pemeriksaan/perawatan dokter serta biaya pembelian obat atas dasar resep
dokter tersebut ditanggung perusahaan.

Pasal 45
Bantuan Biaya Terhadap Penyakit Bawaan Dari Lahir

(1) Yang dimaksud dengan penyakit bawaan dari lahir adalah penyakit dari anak
pekerja yang dibawa sejak dalam kandungan/lahir setelah pekerja bekerja di
perusahaan, yang sifatnya akan membahayakan jiwa dari yang bersangkutan
bila tidak segera dioperasi/dirawat di rumah sakit, yaitu: kelainan jantung,
kelainan pencernaan, kelainan otak dan kelainan susunan syaraf.
(2) Besar bantuan biaya yang ditanggung perusahaan adalah 100% dari biaya yang
dikeluarkan dengan standar rumah sakit yang ditunjuk oleh perusahaan,
meliputi: kelas kamar, biaya kamar operasi dan biaya dokter sebagai patokan
tarif.

Pasal 46
Pengobatan dan Perawatan di Luar Negeri / Luar Daerah

(1) Pada dasarnya perusahaan sangat menganjurkan agar pekerja menjalani


pengobatan dan perawatan kesehatan di dalam negeri.
(2) Bila pengobatan dan perawatan kesehatan terpaksa dilakukan di luar daerah
(berdasarkan rujukan dokter perusahaan atau dokter rumah sakit setempat),
maka biaya transportasi ke dan dari luar daerah dengan 1 (satu) pendamping
sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan.
(3) Bila pengobatan dan perawatan kesehatan terpaksa dilakukan di luar negeri
(berdasarkan rujukan dokter perusahaan), maka biaya perjalanan ke dan dari
luar negeri serta akomodasi sepenuhnya ditanggung oleh pekerja yang
bersangkutan.
(4) Perusahaan hanya menanggung biaya pengobatan dan perawatan kesehatan
sebagaimana diatur dalam Pasal 42-44 PKB ini.

SP PAMA UKS ADRO | 40


Pasal 47
Bantuan Biaya Persalinan

 Bantuan biaya persalinan diberikan oleh perusahaan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Setelah pekerja mencapai masa kerja 3 (tiga) bulan;
b. Diberikan sesuai dengan peristiwa persalinan/kelahiran anak sejak pekerja
terdaftar sebagai pekerja perusahaan, dan bukan berdasarkan urutan
kelahiran anak dalam keluarga pekerja.
c. Berlaku sampai empat kali kelahiran dari seorang istri yang sah, terdaftar di
HCS perusahaan, dengan perincian bantuan biaya sebagai berikut :
1. Persalinan ke-1 (satu) sampai ke-3 (tiga) : 100% ditanggung
perusahaan;
2. Persalinan ke-4 (empat) : 50% ditanggung
perusahaan dan 50% ditanggung pekerja;
3. Persalinan ke-5 (lima), dst : 100% ditanggung
pekerja.
d. Pekerja wajib menyerahkan surat keterangan kelahiran kepada HCS
perusahaan;
e. Besarnya penggantian biaya persalinan berdasarkan golongan, sebagaimana
diatur pada Pasal 44.
 Dalam hal keguguran atau pengguguran kandungan atas diri istri pekerja atau
pekerja yang didasarkan atas rekomendasi dokter, maka biaya perawatan
digolongkan pada perawatan rumah sakit.
 Dalam hal kelahiran yang tidak normal yang diterangkan dengan surat
keterangan dokter dimana harus dilakukan operasi atau cara-cara medis
tertentu, maka bantuan persalinan diberikan berdasarkan bantuan perawatan
rumah sakit.

Pasal 48
Hygiene Perusahaan dan Kesehatan (Hyperkes)

(1) Dari waktu ke waktu perusahaan akan memenuhi dan melaksanakan ketentuan-
ketentuan tentang hygiene perusahaan dan kesehatan bagi pekerja.
(2) Perusahaan akan mengadakan pemeriksaan kesehatan, baik secara berkala
maupun khusus untuk mengetahui sedini mungkin apakah pekerja menderita
sesuatu penyakit yang diakibatkan kerja dan pengaturannya akan ditetapkan
lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri.
(3) Pekerja wajib mengikuti Medical Check-up serta tindak lanjut hasil Medical Check-
up yang diselenggarakan oleh perusahaan.

SP PAMA UKS ADRO | 41


(4) Pada waktu-waktu yang dianggap perlu perusahaan akan mengadakan
imunisasi terhadap seluruh pekerja untuk mencegah berjangkitnya wabah
penyakit menular.

Pasal 49
Keluarga Berencana

(1) Untuk menunjang program nasional di bidang Keluarga Berencana (KB),


perusahaan akan menanggung biaya yang digunakan pekerja atau istri pekerja
dalam mengikuti Program Keluarga Berencana (KB) seperti vasektomi,
tubektomi, sterilisasi, IUD dan suntik kb.
(2) Biaya yang bersangkutan tersebut pada ayat (1) digolongkan dalam biaya
perawatan rumah sakit, sesuai dengan ketentuan Pasal 45.

Pasal 50
Administrasi Penyelesaian Bantuan Pengobatan, Bantuan Kaca Mata, Bantuan
Perawatan Rumah Sakit, Bantuan Biaya Persalinan, Keluarga Berencana

(1) Bagi Pekerja yang akan mendeklarasikan bantuan pengobatan, bantuan


kacamata, bantuan perawatan rumah sakit, bantuan biaya persalinan, keluarga
berencana, kepada perusahaan, pekerja harus menyerahkan bukti-bukti
pembayaran yang asli dari pihak rumah sakit atau dokter.
(2) Bagi pekerja yang mengasuransikan kesehatan dirinya dan keluarganya atas
biaya pribadi, bisa mengklaim bantuan pengobatan, bantuan perawatan rumah
sakit, bantuan biaya persalinan, keluarga berencana, dengan menyerahkan
copy/salinan bukti pembayaran yang telah disahkan oleh pihak rumah sakit
atau dokter, dan harus melampirkan polis asuransi dan bukti klaim atas polis
tersebut.

SP PAMA UKS ADRO | 42


BAB X
JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Pasal 51
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(1) Perusahaan mengikutsertakan seluruh pekerja dalam program Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) dan
Kesehatan (BPJS Kesehatan).
(2) Perusahaan mendaftarkan/memasukkan semua pekerja menjadi peserta BPJS
Ketenagakerjaan, yang meliputi :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK);
b. Jaminan Kematian (JKM);
c. Jaminan Hari Tua (JHT).
d. Jaminan Pensiun (JP).
(3) Apabila terdapat perubahan peraturan pemerintah tentang BPJS Ketenagakerjaan
dan BPJS Kesehatan, maka akan dilakukan penyesuaian yang diatur tersendiri
dalam Surat Keputusan Direksi.

Pasal 52
Asuransi

A. Asuransi Kecelakaan Diri.


1. Perusahaan mengasuransikan semua pekerja terhadap resiko terjadinya
kecelakaan diri pekerja pada sebuah perusahaan asuransi meliputi :
a. Asuransi kecelakaan diri bila pekerja meninggal dunia;
b. Asuransi ganti rugi atas terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan cacat
tubuh pekerja.
2. Besarnya nilai pertanggungan asuransi ditetapkan berdasarkan golongan pekerja
dan ditetapkan oleh perusahaan.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang asuransi kecelakaan diri pekerja ini diatur dalam
ketentuan tersendiri serta dalam polis asuransi yang disimpan di perusahaan.
4. Pekerja berhak mengetahui nilai pertanggungan.

B. Asuransi Kesehatan Pasca Pensiun


Perusahaan atas itikad baiknya mengadakan program asuransi kesehatan pasca
pensiun bagi pekerja yang telah pensiun.

SP PAMA UKS ADRO | 43


Pasal 53
Dana Pensiun dan Program Simpanan Hari Tua

(1) Untuk mempersiapkan pekerja yang akan menjalani masa pensiun, maka
perusahaan mengikutsertakan seluruh pekerja sebagai peserta Dana Pensiun
Astra (DPA).
(2) Untuk pekerja yang terdaftar pada DPA, maka iuran kepesertaannya dibayarkan
setiap bulan atas nama pekerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 3,2% kali upah pokok pekerja, dibayar pekerja dan dipotong langsung dari
upah pokok,
b. Prosentase yang ditanggung oleh pengusaha, ditentukan berdasarkan
perhitungan aktuaris.
(3) Bagi pekerja yang mengikuti Program Simpanan Hari Tua (SIHARTA) dari
Jiwasraya, pembayaran iuran dibayarkan setiap bulan oleh pekerja sebesar
7,5% kali upah pokok pekerja.
(4) Komponen upah sebulan/sehari dalam perhitungan iuran dana pensiun dan
simpanan hari tua adalah upah pokok.

Pasal 54
Sumbangan Pernikahan.

Perusahaan memberikan sumbangan pernikahan kepada pekerja yang


melangsungkan pernikahan secara sah dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Besarnya sumbangan pernikahan kepada pekerja diatur dalam ketentuan
tersendiri dengan memperhatikan masukan dari serikat pekerja.
2. Sumbangan pernikahan hanya sekali dan berlaku bagi pernikahan yang pertama.
3. Apabila terjadi pernikahan diantara sesama pekerja PT. Pamapersada Nusantara,
sumbangan pernikahan diberikan kepada pihak suami sesuai dengan ketentuan
pekerja suami istri dalam satu perusahaan.
4. Sumbangan pernikahan hanya diberikan kepada pekerja yang telah mempunyai
masa kerja minimal 3 (tiga) bulan.
5. Untuk mendapatkan sumbangan pernikahan, pekerja harus menyampaikan
salinan surat nikahnya kepada bagian HCS perusahaan.

SP PAMA UKS ADRO | 44


Pasal 55
Sumbangan Kedukaan

(1) Bagi pekerja yang meninggal akibat kecelakaan kerja, maka kepada ahli warisnya
akan dibayarkan santunan asuransinya, Jaminan Hari Tua (JHT) dari Pihak BPJS,
sumbangan duka cita sebesar satu bulan upah dan hak pensiun dari Dana
Pensiun ASTRA (DPA) .

(2) Bagi Pekerja yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan maka kepada ahli
warisnya akan dibayarkan Jaminan Hari Tua (JHT) dari BPJS, sumbangan duka
cita sebesar satu bulan upah dan hak pensiun dari Dana Pensiun ASTRA (DPA) .

(3) Sumbangan kedukaan bagi keluarga pekerja ditetapkan sebagai berikut :


a. Sumbangan kedukaan diberikan sebesar satu bulan upah pokok;
b. Jika upah pokok pekerja kurang dari Rp. 5.000.000,- kepadanya diberikan
sumbangan minimum sebesar Rp. 5.000.000,-
c. Sumbangan kedukaan hanya diberikan kepada pekerja yang istri/suami, anak
sah, orang tua/mertua dari istri/suami tunggal yang sah, meninggal dunia
sesuai dengan ketentuan pekerja suami istri dalam satu perusahaan.

Pasal 56
Fasilitas Olah – Raga

Untuk menunjang pemeliharaan kesehatan pekerja, perusahaan berupaya


meningkatkan fasilitas olah raga untuk dimanfaatkan oleh pekerja, sesuai dengan
kondisi dan kemampuan perusahaan.

Pasal 57
Usaha Koperasi Pekerja

 Usaha koperasi pekerja adalah salah satu sarana peningkatan kesejahteraan
pekerja dalam rangka peningkatan produktivitas kerja.
 Perusahaan sesuai dengan kemampuannya ikut mendorong dan membantu ke
arah tumbuh dan berkembangnya usaha koperasi pekerja di perusahaan.
 Untuk menghindari adanya konflik kepentingan maka usaha koperasi pekerja
tidak diperbolehkan melakukan transaksi langsung maupun tidak langsung
dengan perusahaan dan pengecualian atas ketentuan ini diatur tersendiri dalam
Surat Keputusan Direksi.

SP PAMA UKS ADRO | 45


Pasal 58
Bantuan Penghargaan Bagi Siswa Berprestasi dan Ikatan Dinas

(1) Dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, perusahaan memberikan


bantuan penghargaan bagi siswa berprestasi bagi anak-anak pekerja golongan
1A – 4F yang menduduki ranking 1 - 3 di kelasnya atau dengan rata-rata nilai 8.
(2) Dalam rangka mendapatkan calon pekerja yang berkualitas, perusahaan
mengadakan program ikatan dinas yang juga menyertakan anak pekerja yang
persyaratannya diatur oleh perusahaan.
(3) Adapun besarnya bantuan penghargaan bagi siswa berprestasi dan program
ikatan dinas serta pelaksanaannya diatur menurut kebijaksanaan perusahaan.

Pasal 59
Rekreasi

 Dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan, sekali setahun perusahaan


akan menyelenggarakan rekreasi bagi pekerja dan keluarganya.
 Rekreasi dilaksanakan pada hari libur perusahaan.
 Untuk keperluan tersebut perusahaan memberikan biaya sesuai dengan
kemampuan perusahaan.

Pasal 60
Kerohanian

Untuk menunjang pembinaan rohani bagi pekerja perusahaan melaksanakan hal-hal


sebagai berikut :
1. Menyediakan fasilitas yang dapat dipergunakan untuk beribadah di lingkungan
perusahaan sehingga memungkinkan pekerja menjalankan kewajiban menurut
agama dan kepercayaan masing-masing.
2. Memberikan dana untuk kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan oleh
pekerja di lingkungan perusahaan.

Pasal 61
Penghargaan

(1) Perusahaan memberikan penghargaaan kepada pekerja yang telah bekerja terus-
menerus di perusahaan berupa :
a. Penghargaan “Karya Bakti Bina Pratama” bagi pekerja yang bermasa kerja 10
tahun.

SP PAMA UKS ADRO | 46


b. Penghargaan “Karya Bakti Bina Pramadya” bagi pekerja yang bermasa kerja
15 tahun
c. Penghargaan “Karya Bakti Bina Madya” bagi pekerja yang bermasa kerja 20
tahun.
d. Penghargaaan “Karya Bakti Bina Utama” bagi pekerja yang bermasa kerja 25
tahun.
e. Penghargaaan “Karya Bakti Bina Aditama” bagi pekerja yang bermasa kerja
30 tahun.
f. Penghargaan “ Karya Bakti Dharma Utama” bagi pekerja yang bermasa kerja
35 tahun.

(2) Bentuk dan pelaksanaan pemberian penghargaan ditetapkan dalam ketentuan


tersendiri.
(3) Perusahaan memberikan penghargaan kepada pekerja teladan setiap tahun dan
kriterianya akan diatur dalam ketentuan tersendiri.

Pasal 62
Usia Pensiun Dan Masa Persiapan Pensiun

(1) Batas usia pensiun pekerja adalah 55 (lima puluh lima) tahun yang ditetapkan
berdasarkan tanggal, bulan dan tahun kelahiran pekerja yang terdaftar di HCS
perusahaan.
(2) Pekerja yang telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun dengan sendirinya
berakhir hubungan kerjanya dengan perusahaan dan dinyatakan berhenti
dengan hormat.
(3) Bagi pekerja yang akan memasuki usia pensiun, perusahaaan akan memberikan
kesempatan kepada pekerja untuk menjalani masa persiapan pensiun selama 6
(enam) bulan dengan tetap menerima upah pokok. Pelaksanaan masa persiapan
pensiun dilakukan pada saat pekerja berusia 55 (lima puluh lima) tahun kurang
6 (enam) bulan. Adapun pengaturan lebih lanjut akan ditetapkan dalam
ketentuan tersendiri.
(4) Perusahaan memberikan program persiapan pensiun termasuk pelatihan
kewirausahaan kepada pekerja paling lambat sebelum 3 (tiga) tahun masa usia
pensiun.

SP PAMA UKS ADRO | 47


BAB XI
CUTI, IZIN DAN HARI LIBUR

Pasal 63
Umum

Untuk keperluan istirahat dan keperluan-keperluan khusus, perusahaan memberikan


kesempatan kepada pekerja untuk menggunakan hak cuti, izin tidak masuk bekerja
dan hari-hari libur resmi dengan menerima upah pokok dan tunjangan tetap
sebagaimana tersebut dalam pasal-pasal pada bab ini.

Pasal 64
Cuti Tahunan

(1) Sesuai dengan Pasal 79 (1) Undang-undang No. 13 tahun 2003, maka pekerja
yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut berhak atas cuti
tahunan sebanyak 12 (dua belas) hari kerja dan untuk menggunakannya pekerja
diwajibkan untuk mengajukan permohonan melalui atasan langsungnya
sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sebelum mulai cuti.
(2) Bila setelah jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan dari timbulnya hak cuti
pekerja tidak menggunakannya, maka hak cutinya dinyatakan gugur. Pengusaha
dan pekerja dengan itikad baik akan melakukan upaya penggunaan cuti
tahunan.
(3) Bila pekerja tidak dapat menggunakan hak cutinya karena kegiatan perusahaan
yang tidak dapat ditinggalkan, maka pekerja diwajibkan mengajukan
permohonan cuti ke HCS perusahaan dengan catatan penundaan pelaksanaan
cuti dari atasannya. berdasarkan permohonan tersebut, maka masa kadaluarsa
hak cuti pekerja diperpanjang maksimum selama 6 (enam) bulan.

Pasal 65
Cuti Besar

(1) Pekerja yang telah bekerja 5 (lima) tahun berturut-turut berhak atas cuti besar,
yang lamanya 25 (dua puluh lima) hari kerja, demikian pula bagi pekerja yang
memiliki kelipatan masa kerja 5 (lima) tahun.
(2) Perusahaan memberikan tunjangan cuti besar sebesar 1 (satu) bulan upah pokok
terakhir kepada pekerja yang menjalani cuti besar.
(3) Bila Pekerja tidak menggunakan hak cuti besarnya maka selain berhak atas
tunjangan cuti besar seperti ayat (2) di atas, pekerja juga mendapat kompensasi
sebesar satu kali upah pokok terakhir
(4) Pekerja yang bermaksud menggunakan hak cuti besarnya harus mengajukan
permohonan kepada HCS perusahaan melalui atasan langsungnya 1 (satu) bulan
sebelumnya.

SP PAMA UKS ADRO | 48


(5) Bila pekerja tidak dapat menggunakan hak cutinya karena kegiatan perusahaan
yang tidak dapat ditinggalkan, maka pekerja diwajibkan mengajukan
permohonan cuti ke HCS perusahaan dengan catatan penundaan pelaksanaan
cuti dari atasan langsungnya. berdasarkan permohonan tersebut, maka masa
kadaluarsa hak cuti pekerja diperpanjang maksimum selama 6 (enam) bulan.

Pasal 66
Cuti Melahirkan

(1) Kepada pekerja wanita yang hamil, perusahaan memberikan cuti selama 3 (tiga)
bulan yang selambat-lambatnya harus diambil 1 ½ (satu setengah) bulan sebelum
dan 1 ½ (satu setengah) bulan sesudah melahirkan.
(2) Bagi pekerja wanita yang mengalami keguguran/gugur kandungan diberikan
waktu istirahat sejak kegugurannya dalam jangka waktu yang didasarkan atas
keterangan dokter/bidan yang memeriksanya dan sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Selama menjalani masa cuti/istirahat tersebut pekerja wanita tetap mendapatkan
upah pokok.
(4) Pelaksanaan cuti melahirkan diajukan secara tertulis sekurang-kurangnya 2 (dua)
minggu di muka dengan melampirkan surat keterangan dari dokter/bidan.

Pasal 67
Izin Tidak Masuk Kerja

(1) Pekerja menurut kebutuhannya dapat diberikan izin tidak masuk bekerja dengan
mendapatkan upah pokok.
(2) Lamanya izin yang dimaksud ditetapkan sebagai berikut :

a. Pernikahan pekerja sendiri diberikan izin 3 (tiga) hari;


b. Istri pekerja melahirkan diberikan izin 2 (dua) hari;
c. Pernikahan anak pekerja diberikan izin 2 (dua) hari;
d. Saudara kandung pekerja menikah diberikan izin 1 (satu) hari;
e. Istri/suami atau anak/menantu pekerja meninggal, mendapat kecelakaaan
berat diberikan izin 3 (tiga) hari;
f. Orang tua/mertua pekerja meninggal/mendapat kecelakaan berat diberikan
izin 3 (tiga) hari;
g. Saudara kandung pekerja meninggal diberikan izin 2 (dua) hari;
h. Istri/suami atau anak pekerja sakit keras diberikan izin 2 (dua) hari;

SP PAMA UKS ADRO | 49


i. Mengkhitankan/pembaptisan anak pekerja diberikan izin 2 (dua) hari.

j. Perusahaan memberikan ijin tidak masuk kerja selama 1 (satu) hari bagi
pekerja yang pindah rumah.

(3) Dengan catatan untuk ayat (2) huruf a sampai dengan i:


a. Bila peristiwa-peristiwa khusus tersebut terjadi dalam waktu hari libur, maka
hak cuti khusus ini dengan sendirinya gugur, kecuali untuk pernikahan
pekerja.

b. Bila ijin tidak masuk kerja tersebut (huruf a sampai dengan huruf i) terjadi di
luar kota, maka diberikan tambahan untuk melakukan perjalanan sampai
pulang-pergi 2 (dua) hari atau maksimum menyesuaikan dengan ketentuan
waktu perjalanan istirahat site masing-masing.

c. Bila untuk keperluan tersebut di atas, dibutuhkan waktu lebih dari yang telah
ditetapkan, maka kelebihannya diperhitungkan pada hak cuti tahunan
pekerja.
Pasal 68
Cuti Haid

 Sesuai dengan Pasal 81 Undang-Undang Nomor: 13 Tahun 2003 kepada pekerja
wanita yang merasakan sakit pada waktu haid tidak diwajibkan bekerja pada
hari pertama dan kedua waktu haid, yang disertai dengan surat keterangan
dokter.
 Untuk menggunakan hak cuti ini, pekerja harus memberitahukan kepada HCS
perusahaan melalui atasan langsungnya.

Pasal 69
Izin Khusus

(1) Izin untuk mengikuti ujian sidang skripsi bagi pekerja yang akan meraih gelar
Sarjana Muda atau S1 (Strata 1), S2 (Strata 2), S3 (Strata 3) dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Hanya berlaku bagi pekerja tetap dan yang telah mencapai masa kerja 2 (dua)
tahun berturut-turut.
b. Lamanya izin khusus ini maksimum adalah 15 (lima belas) hari kerja dan
berlaku hanya untuk 1 (satu) kali.
c. Bagi pekerja yang belum mencapai masa kerja 2 (dua) tahun, harus
menggunakan hak cuti tahunannya dan bila hak cutinya telah habis, dapat
diberikan izin dengan catatan upah pekerja dipotong secara proporsional.
(2) Khusus untuk kepentingan-kepentingan nasional dan regional dalam rangka
menjalankan tugas negara dalam bidang olah raga, kesenian, pemilu, pekerja
dapat diberikan izin khusus tanpa mengurangi upah pokok.

SP PAMA UKS ADRO | 50


(3) Pekerja yang telah mencapai masa kerja 3 (tiga) tahun berturut-turut dapat
diberikan izin meninggalkan pekerjaan untuk melaksanakan perjalanan ibadah
sesuai agamanya, dengan ketentuan:
a. Pemberian izin hanya berlaku 1 (satu) kali;
b. Bagi pekerja muslim, pemberian ini hanya untuk melaksanakan ibadah haji
dan lamanya harus sesuai dengan jadwal perjalanan yang ditentukan
Pemerintah cq. Departemen Agama;
c. Bagi pekerja non-muslim yang akan menjalankan perjalanan ibadah religi
dapat mengajukan permohonan/izin meninggalkan pekerjaan kepada
atasannya dengan melampirkan bukti-bukti/surat-surat keberangkatan
jadwal perjalanan ibadahnya secara jelas dengan jangka waktu paling lama 2
(dua) minggu;
d. Izin khusus ini hanya berlaku bagi pekerja Warga Negara Indonesia;
e. Selama meninggalkan pekerjaannya pekerja berhak menerima upah pokok
penuh.

Pasal 70
Izin Meninggalkan Pekerjaan di Luar Tanggungan Perusahaan.

Bagi pekerja tetap dan yang telah melewati masa kerja 3 (tiga) tahun berturut-turut
dapat diberikan izin meninggalkan pekerjaan di luar tanggungan perusahaan,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pemberian izin khusus ini tidak melebihi 1 (satu) bulan dan hanya satu kali selama
dalam hubungan kerja.
2. Selama pekerja meninggalkan pekerjaannya, perusahaan tidak berkewajiban
untuk membayar upah beserta tunjangan-tunjangannya.

Pasal 71
Hari - hari Libur Resmi

(1) Sesuai dengan peraturan pemerintah, perusahaan memberikan istirahat kepada


pekerja pada hari libur resmi.
(2) Hari-hari libur resmi dimaksud ayat (1) di atas adalah hari-hari libur nasional
yang diumumkan setiap tahun oleh pemerintah pusat dan hari-hari libur yang
diumumkan oleh pemerintah daerah dimana perusahaan beroperasi.
(3) Pelaksanaan hari-hari libur yang diumumkan oleh pemerintah daerah seperti
yang tercantum dalam ayat (2) diatas, akan diatur dalam ketentuan tersendiri.

SP PAMA UKS ADRO | 51


BAB XII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
SERTA PERLENGKAPAN KERJA

Pasal 72
Umum

(1) Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja pekerja, maka perusahaan
wajib mentaati peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang digariskan oleh
undang-undang/peraturan pemerintah dan Pama Safety Management System
(PSMS) dengan menyediakan alat-alat proteksi/pelindung diri.
(2) Setiap pekerja diwajibkan mentaati peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
serta memakai alat-alat pelindung keselamatan kerja yang telah ditetapkan
dalam Pama Safety Management System (PSMS) sesuai dengan tugasnya masing-
masing.
(3) Dalam hal terjadi kecelakaan, maka perusahaan akan melaksanakan semua
ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Panitia Pembina Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
(P2K3LH) atau disebut juga dengan SHE Committee yang keanggotaannya
terdiri dari unsur-unsur perusahaan dan pekerja, bertugas menyusun dan
menetapkan strategi K3LH di perusahaan, serta memberi arahan langsung untuk
penerapan PSMS.

Pasal 73
Seragam Kerja

(1) Perusahaan memberikan seragam kerja setiap tahunnya dengan memperhatikan


sifat pekerjaannya yang pelaksanaannya diatur dalam ketentuan tersendiri.
(2) Pekerja diwajibkan memakai seragam kerja selama melakukan pekerjaan.

Pasal 74
Alat-alat Kerja

(1) Perusahaan menyediakan alat-alat kerja bagi pekerja dengan jenis dan tipe yang
telah ditentukan bagi masing-masing pekerjaan/bagian.
(2) Pekerja diwajibkan menjaga dan merawat alat-alat kerja tersebut, dan
menyimpannya pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
(3) Dalam hal terjadi kerusakan pada alat-alat kerja, sebelum waktu masa pakai
habis sehingga perlu dilakukan penukaran, pekerja diwajibkan menunjukan alat
kerja yang lama/rusak kepada petugas yang ditunjuk oleh perusahaan.

SP PAMA UKS ADRO | 52


(4) Dalam hal terjadi kehilangan peralatan dan perlengkapan kerja milik
perusahaan, pekerja diwajibkan melaporkan pada atasan langsungnya dan
selanjutnya diproses sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 75
Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(1) Perusahaan menyediakan perlengkapan/sarana perlindungan keselamatan dan


kesehatan kerja bagi pekerja yang karena sifat pekerjaannya memerlukan
perlindungan berupa perlengkapan perlindungan dan hal-hal lain yang
dianggap perlu.
(2) Pekerja diwajibkan menjaga dan merawat perlengkapan perlindungan
keselamatan dan kesehatan dan menyimpannya pada tempat yang telah
ditentukan.
(3) Bagi pekerja yang perlengkapan perlindungannya rusak/tidak dapat
dipergunakan lagi diharuskan melapor kepada atasan langsungnya untuk
mendapatkan penggantian dan pekerja diwajibkan mengembalikan
perlengkapan perlindungan yang lama/rusak kepada petugas yang ditunjuk
oleh perusahaan.

Pasal 76
Pemeriksaan Perlengkapan Perlindungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Panitia Pembina Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup


(P2K3LH) mengadakan pemeriksaaan secara periodik atas alat pelindung
keselamatan dan kesehatan kerja yang digunakan pekerja.
 Dalam hal terdapat adanya ketidaksesuaian dalam pemeriksaan, maka
perusahaan akan segera melengkapi/mengganti/memperbaiki.

SP PAMA UKS ADRO | 53


BAB XIII
PERATURAN TATA TERTIB

Pasal 77
Tata Tertib Registrasi

Setiap pekerja wajib memberitahukan secara tertulis kepada perusahan melalui HCS
perusahaan bila ada perubahan data pribadi yang menyangkut antara lain :
1. Alamat tempat tinggal.
2. Keadaan keluarga (perkawinan, kelahiran, kematian, dan lain-lain).
3. Anggota keluarga yang terdekat.
4. Kartu Tanda Penduduk.

Pasal 78
Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan Hidup

Setiap pekerja wajib mentaati dan melaksanakan Pama Safety Management System
(PSMS).

Pasal 79
Tata Tertib Kesehatan dan Kebersihan

(1) Setiap pekerja wajib mentaati peraturan kesehatan dan kebersihan khususnya
dalam 5R (Resik, Rapih, Ringkas, Rawat dan Rajin) di dalam perusahaan.
(2) Waktu menggunakan fasilitas WC, kamar mandi di ruang cuci tangan, pekerja
wajib menggunakan cara-cara yang semestinya dan telah ditentukan oleh
perusahaan dan dilarang mengotorinya dengan tulisan/coretan-coretan, benda
apapun atau merusak/mengubah atau mengambil perlengkapan maupun alat-
alat yang ada dalam ruangan tersebut.
(3) Ketentuan tersebut pada ayat (2) di atas, juga berlaku bagi fasilitas lain seperti
kamar ganti pakaian, tempat ibadah, ruang makan dan sebagainya.
(4) Demi terciptanya kesehatan dan kebersihan, pekerja dilarang:
a. Membuang lap atau sampah di tempat yang bukan semestinya;
b. Membawa masuk ke dalam lingkungan perusahaan barang-barang lain yang
dilarang pemerintah.
c. Mengkonsumsi dan atau membawa masuk minuman keras, narkotika serta
obat-obatan terlarang ke dalam lingkungan perusahaan.

SP PAMA UKS ADRO | 54


Pasal 80
Tata Tertib Keamanan

(1) Setiap pekerja harus mentaati peraturan keamanan dalam perusahaan.


(2) Setiap pekerja yang mengetahui adanya keadaan/kejadian atau benda yang
dapat menimbulkan bahaya kebakaran, pencurian, gangguan terhadap
keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja diharuskan melaporkan kepada
atasan masing-masing atau petugas yang berwenang.
(3) Setiap pekerja harus mencegah terjadinya hal-hal yang berhubungan dengan :
a. Kebakaran atau ledakan.
b. Pencurian, kehilangan dan perusakan.
c. Perkelahian.
(4) Untuk mencegah terjadinya kebakaran atau ledakan, maka pekerja dilarang :
a. Menyalakan api atau merokok di tempat terdapat bensin, solar, gas dan
barang lainnya yang mudah terbakar.
b. Mendekatkan bensin, solar, gas dan barang lainnya yang mudah terbakar
dimana terdapat api.
c. Merokok di tempat yang dilarang.
d. Sebelum puntung rokok dibuang di tempat yang telah ditentukan, apinya
harus terlebih dahulu dimatikan.
e. Merusak, mengubah atau menghilangkan fungsi alat pengaman.
f. Membawa bahan bakar, bahan peledak, senjata api masuk ke dalam
lingkungan perusahaan, yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya.
g. Bermain-main dengan alat pemadam api, memindahkan tempatnya atau
memperlakukan secara ceroboh sehingga menimbulkan kerusakan.
h. Melakukan pekerjaan pengelasan tanpa sebelumnya mempersiapkan alat
pemadam api di dekat lokasi pengelasan.
(5) Untuk mencegah terjadinya kecurian, pencurian dan perusakan, maka pekerja :
a. Harus memelihara barang yang berada dalam tanggung jawabnya.
b. Pada waktu jam kerja dilarang memasuki/berada dalam ruangan ganti
pakaian tanpa izin.
c. Dilarang memasuki tempat-tempat yang bukan untuknya tanpa izin.
d. Dilarang keluar masuk lingkungan perusahan selain melalui pintu yang telah
disediakan dan dengan cara yang telah ditentukan.
e. Dilarang menaruh benda berharga di tempat yang tidak terkunci atau secara
sembarangan/tidak pada tempatnya.

SP PAMA UKS ADRO | 55


(6) Untuk mencegah perkelahian atau hal lainnya, pekerja dilarang :
a. Melakukan hasutan terhadap sesama pekerja.
b. Menyebarkan desas-desus atau kabar bohong dalam bentuk dan cara apapun
yang menggelisahkan sesama pekerja.
c. Mengancam pekerja lain atau memaksanya untuk mengikuti sikap dan
tindakannya.
d. Membawa senjata api atau senjata tajam ke dalam lingkungan perusahaan.

Pasal 81
Tata Tertib Sikap Atasan Terhadap Bawahan
Demi terciptanya disiplin dan keharmonisan kerja dalam perusahaan, maka atasan
harus:
1. Memperlakukan bawahannya dengan sopan, jujur, wajar dan tidak sewenang-
wenang.
2. Memberikan petunjuk kepada bawahannya mengenai pekerjaan yang harus
diperhatikan dan dilaksanakan.
3. Memberikan bimbingan dan dorongan kepada bawahannya untuk meningkatkan
keterampilan kerja, pengetahuan, dan disiplin.
4. Menegur bawahannya yang menyalahi peraturan yang telah ditentukan.
5. Melakukan penilaian terhadap bawahan secara jujur dan obyektif.
6. Terbuka mengenai setiap pertanyaan/umpan balik, dan ide-ide positif
bawahannya sesuai dengan batas kewenangan yang dimilikinya.
7. Bertanggung jawab untuk secepat mungkin memberikan peringatan,
pemberitahuan dan tindakan kepada pekerja perihal pelanggaran atau kesalahan
terhadap peraturan-peraturan dan tata tertib kerja yang dilakukan oleh pekerja.
8. Memberikan keteladanan dalam disiplin dan profesionalitas kerja sesuai dengan
Nilai Inti.

Pasal 82
Tata Tertib Sikap Bawahan Terhadap Atasan
Demi terciptanya disiplin dan keharmonisan kerja dalam perusahaan, maka bawahan
harus:
1. Bersikap sopan, jujur, wajar terhadap atasannya.
2. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan dengan sebaik-baiknya.
3. Menanyakan kepada atasannya hal-hal yang belum atau kurang jelas baginya.

SP PAMA UKS ADRO | 56


BAB XIV
PELANGGARAN, PENANGANAN PELANGGARAN DAN SANKSI

Pasal 83
Ruang Lingkup

(1) Perusahaan menyadari sepenuhnya, perlunya penegakan disiplin kerja, oleh


karena itu setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja atas peraturan yang
telah diatur dalam PKB ini dapat diberikan peringatan/sanksi.
(2) Pelanggaran adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
(3) Sanksi adalah tindakan yang dikenakan kepada seorang pekerja yang melakukan
pelanggaran.
(4) Penanganan pelanggaran adalah serangkaian proses yang dilakukan karena
adanya dugaan pelanggaran yang meliputi tindakan pencarian fakta, penentuan
putusan sanksi, pelaksanaan putusan sanksi dan mekanisme keberatan terhadap
putusan sanksi.
(5) Pemberian sanksi adalah suatu upaya yang bersifat korektif, pengarahan dan
pembinaan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap pekerja yang melakukan
pelanggaran serta merupakan bagian dari tindakan pencegahan untuk
menghindari kejadian serupa.
(6) Peraturan yang dijadikan sebagai dasar dalam penanganan pelanggaran dan
dalam pemberian putusan sanksi adalah:
a. Perjanjian Kerja Bersama
b. Golden Rules PSMS
c. Peraturan customer yang tercantum dalam kontrak kerja antara perusahaan
dengan pemilik tambang (customer)
d. SK Direksi yang mengatur adanya kegiatan baru yang belum diatur dan atau
adanya temuan baru yang dapat berdampak besar atau berada ditingkat
resiko kritikal

(7) Pelanggaran yang dikategorikan sebagai perbuatan pidana tidak termasuk dalam
ruang lingkup ini dan sesuai ketentuan akan mengikuti peraturan perundang-
undangan yang berlaku

SP PAMA UKS ADRO | 57


Pasal 84
Bentuk Sanksi

Bentuk sanksi adalah jenis-jenis sanksi yang diputuskan dan diberikan kepada
pekerja yang melakukan pelanggaran, terdiri dari:
1. Peringatan lisan adalah bentuk sanksi yang berupa teguran, arahan dan
tindakan pembinaan lain yang tidak tertulis dan dilakukan oleh Atasan, yang
ditindaklanjuti dengan dilakukan Coaching & Counseling.
2. Peringatan tertulis adalah bentuk sanksi yang berupa surat peringatan tingkat I,
II, III yang diatur sebagai berikut:

Surat Peringatan Masa Berlaku Pembinaan


Surat Peringatan I 3 Bulan
Surat Peringatan II 4 Bulan
Surat Peringatan III 6 Bulan

3. Sanksi Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena


pelanggaran yang prosesnya sesuai aturan perundang-undangan
ketenagakerjaan yang berlaku yang mengakibatkan berakhirnya hak dan
kewajiban antara pekerja dan pengusaha.

Pasal 85
Penanganan Pelanggaran

Penanganan pelanggaran dilakukan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:


1. Proses Pencarian Fakta
2. Proses Penentuan Putusan Sanksi
3. Proses Pelaksanaan Putusan Sanksi
4. Proses Keberatan Terhadap Putusan Sanksi

Pasal 86
Proses Pencarian Fakta

(1) Proses Pencarian Fakta adalah serangkaian tindakan Tim Pencari Fakta untuk
mencari serta mengumpulkan bukti, dimana bukti tersebut digunakan untuk
membuat terang tentang adanya suatu dugaan pelanggaran.
(2) Yang bertanggung jawab dalam proses pencarian fakta adalah Tim pencari fakta
yang terdiri dari minimal 2 (dua) orang yang ditunjuk oleh atasan. Atasan yang
dimaksud adalah minimal Dept. Head dan atasan tersebut dapat menjadi bagian
dari Tim Pencari Fakta.
(3) Dalam proses pencarian fakta, Tim Pencari Fakta wajib mengundang serikat
pekerja dalam hal proses:
a. Pemeriksaan pekerja yang diduga melakukan pelanggaran;
b. Pemeriksaan tempat kejadian/peristiwa;

SP PAMA UKS ADRO | 58


c. Pembuatan kronologi pelanggaran.
(4) Kehadiran serikat pekerja sebagaimana yang disebut di ayat (3) bertugas
memberikan pendampingan kepada pekerja yang diduga melakukan
pelanggaran, menyaksikan, menyampaikan pendapat serta pertimbangan saat
proses pencarian fakta.
(5) Tim Pencari Fakta bertanggung jawab membuat laporan yang berupa berita
acara pencarian fakta. Berita acara pencarian fakta memuat hal-hal sebagai
berikut:
1. Laporan pemeriksaan pekerja yang diduga melakukan pelanggaran.
2. Daftar barang bukti dan laporan pemeriksaannya.
3. Laporan pemeriksaan saksi-saksi.
4. Laporan pemeriksaan tempat kejadian pelanggaran.
5. Laporan kronologi pelanggaran.
(6) Untuk pelanggaran insiden K3LH, Tim Pencari Fakta berkoordinasi dengan Tim
Investigasi Insiden K3LH dalam mencari dan mengumpulkan bukti dan fakta.
Dalam hal terjadi dugaan pelanggaran akibat insiden K3LH, Tim Pencari Fakta
menggunakan fakta-fakta yang diperoleh dari hasil Tim Investigasi Insiden
K3LH.
(7) Proses pencarian fakta diselesaikan paling lama 9 (sembilan) hari kerja sejak
diterimanya laporan adanya dugaan pelanggaran dan apabila diperlukan dapat
diperpanjang paling lama 7 (tujuh) hari kerja berikutnya dengan melakukan
pemberitahuan kepada Project Manager untuk Jobsite, Support Office Head
untuk Support Office atau Division Head untuk di Head Office.
(8) Apabila kecelakaan atau insiden yang penanganannya dilakukan oleh pihak
customer, Kepala Teknik Tambang dan atau Pelaksana Inspektur Tambang maka
Proses Pencarian Fakta harus sepenuhnya mengikuti proses yang ditentukan
oleh customer.
(9) Mekanisme dan Tata Cara Pencarian Fakta dituangkan dalam ketentuan
tersendiri yang tidak terpisahkan dari PKB ini.

Pasal 87
Proses Penentuan Putusan Sanksi

 Yang bertanggung jawab dalam proses penentuan putusan sanksi adalah Komisi
Disiplin.
 Sebelum sidang komisi disiplin diadakan, atasan berkoordinasi dengan Dept.
Headnya dan departemen terkait, untuk merekomendasikan sanksi yang akan
diputuskan dalam sidang komisi disiplin selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja
sejak berita acara hasil pemeriksaan Tim Pencari Fakta diterima.
 Dalam Proses Penentuan Putusan Sanksi, Komisi Disiplin melakukan
pemeriksaan hasil Pencarian Fakta yang berhubungan dengan pelanggaran dan
memutuskan jenis sanksi yang sesuai peraturan PKB ini atas pelanggaran
tersebut.

SP PAMA UKS ADRO | 59


 Komisi Disiplin dalam proses Penentuan Putusan Sanksi SP III dan PHK wajib
mengundang pengurus serikat pekerja.
(5) Dalam sidang Penentuan Putusan Sanksi sebagaimana dimaksud ayat (4) Pasal
ini, serikat pekerja berhak mengikuti, menyampaikan pendapat dan membela
hak-hak pekerja yang diduga melakukan pelanggaran.

(6) Susunan anggota dan peserta Komisi Disiplin:

Jenis sanksi Anggota Komisi Disiplin Peserta Komisi Disiplin


- Atasan langsung
Pelanggaran dengan
- Dept. Head Pekerja Anggota Komisi Disiplin
sanksi SP I

- Atasan langsung
- Dept. Head Pekerja
Pelanggaran dengan
- Dept. Head terkait Anggota Komisi Disiplin
sanksi SP II

- Atasan langsung
- Dept. Head Pekerja
- HC/HCGS Dept. Head
- Dept. Head terkait
- Industrial Relations Dept.
Pelanggaran dengan Anggota Komisi Disiplin
Head/PIC IR
sanksi SP III dan Serikat Pekerja
- SHE Dept. Head/PIC SHE
yang ditunjuk (apabila
berhubungan dengan
pelanggaran SHE)
- Deputy/Project Manager
- Atasan langsung,
- Dept. Head Pekerja
- HC/HCGS Dept. Head,
- Industrial Relations Dept.
Head/PIC IR
Pelanggaran dengan Anggota Komisi Disiplin
- Dept. Head terkait
sanksi PHK dan Serikat Pekerja
- SHE Dept. Head/PIC SHE
yang ditunjuk (apabila
berhubungan dengan
pelanggaran SHE)
- Deputy/Project Manager

(7) Putusan sanksi diberikan sesuai tahapan sebagaimana dijelaskan pada pasal 84
ayat (2) dan ayat (3), tetapi dapat juga diputuskan tidak berdasarkan tahapannya
tergantung dari kesalahan/pelanggaran yang dilakukan.

SP PAMA UKS ADRO | 60


(8) Proses penentuan putusan sanksi dalam sidang komisi disiplin dilakukan paling
lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya rekomendasi sanksi sebagaimana
dimaksud ayat (2) Pasal ini.
(9) Putusan sanksi dituangkan dalam laporan berupa berita acara sidang komisi
disiplin.
(10) Berita acara hasil sidang Komisi Disiplin disampaikan kepada Pelaksana Putusan
paling lama 2 (dua) hari kerja setelah proses sidang Komisi Disiplin dinyatakan
selesai dan salinannya dibagikan ke seluruh peserta sidang.
(11) Mekanisme dan Tata Cara Proses Penentuan Putusan Sanksi diatur dalam
ketentuan tersendiri.

Pasal 88
Pelaksanaan Putusan

(1) Pelaksanaan putusan adalah proses pelaksanaan putusan yang telah diputuskan
sidang Komisi Disiplin.
(2) Yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan putusan sidang Komisi Disiplin
adalah atasan langsung atau apabila berhalangan dapat digantikan oleh atasan
yang memiliki kedudukan struktural lebih tinggi.
(3) Pelaksanaan yang dimaksud pada ayat 1 (satu) disampaikan kepada pekerja
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah pelaksana putusan menerima
Berita Acara sidang Komisi Disiplin.
(4) Untuk setiap Surat Peringatan yang dikeluarkan harus dikirimkan tembusan
kepada serikat pekerja.
(5) Mekanisme dan Tata Cara Proses Pelaksanaan Putusan Sanksi diatur dalam
ketentuan tersendiri.

Pasal 89
Keberatan Terhadap Putusan Sanksi

(1) Keberatan terhadap putusan sanksi berupa surat peringatan:


a. Apabila pekerja tidak menerima putusan sanksi berupa surat peringatan
maka pekerja tersebut dapat menyatakan keberatan atas pemberian surat
peringatan tersebut.
b. Keberatan terhadap surat peringatan dicantumkan dalam berita acara
keberatan atas surat peringatan yang ditandatangani oleh pekerja.
c. Untuk putusan sanksi SP I dan SP II, pekerja dapat mengajukan keberatan
dengan didampingi atau tidak oleh serikat pekerja, dengan melampirkan
bukti baru yang relevan/berkaitan untuk dijadikan bahan pertimbangan
dengan tetap atasan berhak sepenuhnya mengambil keputusan. Bukti baru
yang relevan/berkaitan harus disampaikan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
kerja sejak putusan komisi disiplin disampaikan kepada pekerja. Dan atasan
harus mengambil keputusan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak
menerima bukti baru yang relevan/berkaitan tersebut.

SP PAMA UKS ADRO | 61


d. Dalam hal pekerja yang keberatan atas sanksi tidak mengajukan bukti baru
yang relevan/berkaitan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak putusan
komisi disiplin disampaikan kepada pekerja, maka putusan komisi disiplin
tetap berlaku

(2) Keberatan terhadap putusan sanksi berupa Pemutusan Hubungan Kerja:


a. Apabila pekerja tidak menerima putusan PHK, akan dilakukan mekanisme
bipartit sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
b. Apabila mekanisme bipartit tidak mendapatkan kesepakatan, maka
selanjutnya mengikuti ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c. Pekerja diberikan kesempatan untuk mempertimbangkan menerima atau
menolak putusan sanksi paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak putusan sidang
Komisi Disiplin disampaikan ke pekerja oleh atasan langsung atau apabila
berhalangan dapat digantikan oleh atasan yang memiliki kedudukan
struktural lebih tinggi.

Pasal 90
Kesalahan atau Pelanggaran dengan Sanksi Surat Peringatan Tingkat I

Kesalahan atau pelanggaran dilakukan pekerja yang dapat diberikan Surat


Peringatan Tingkat I adalah sebagai berikut :
1. Mangkir selama dua hari kerja berturut-turut atau tiga hari kerja tidak berturut-
turut dalam satu bulan kalender berjalan;
2. Selama jam kerja meninggalkan tempat kerja tanpa izin atau alasan yang dapat
diterima, sebanyak tiga kali dalam satu bulan kalender berjalan, meskipun telah
diberikan peringatan lisan oleh atasan langsungnya;
3. Tetap tidak menunjukkan kemampuan dan kesungguhan bekerja, walaupun
sudah diberikan peringatan lisan oleh atasan langsungnya;
4. Tidur di waktu jam kerja (diluar jam istirahat) kecuali yang sesuai dengan aturan
K3LH.
5. Tanpa alasan yang dapat diterima, tidak menggunakan seragam kerja yang sudah
diberikan oleh perusahaan pada waktu melakukan pekerjaan;
6. Mencacahkan kartu pencatat waktu pekerja lain atau menyuruh mencacahkan
kartunya kepada orang lain.
7. Terlambat datang dari waktu kerja yang telah ditentukan tanpa izin dengan alasan
yang dapat diterima sebanyak lima kali dalam satu bulan kalender berjalan.
8. Pulang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan tanpa izin dengan
alasan yang dapat diterima sebanyak tiga kali dalam satu bulan kalender berjalan.
9. Tidak memakai perlengkapan keselamatan kesehatan dan perlindungan kerja
yang telah ditentukan untuk pekerjaannya pada waktu melakukan pekerjaan di
lingkungan perusahaan.

SP PAMA UKS ADRO | 62


10.Merokok pada tempat-tempat yang diberi tanda DILARANG MEROKOK .
11.Melakukan kegiatan jual beli di dalam lingkungan perusahaan dengan cara atau
media apapun kecuali melalui koperasi.
12.Mengalihkan pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi dimana seharusnya
pekerjaan tersebut dilakukan sendiri tetapi dialihkan kepada orang lain atau
melakukan pekerjaan beresiko tinggi yang bukan tugasnya tanpa izin atau
perintah atasan langsungnya.
13.Menentang penugasan yang wajar tanpa alasan yang dapat diterima oleh atasan
langsungnya .
14.Tidak melaporkan kepada atasannya atau tidak mengambil tindakan pencegahan
atas perbuatan atau tindakan sesama pekerja atau orang lain yang diketahuinya di
dalam perusahaan, seperti : melanggar disiplin, pencurian, tindakan yang dapat
menimbulkan bahaya dan kerugian bagi sesama pekerja atau perusahaan.
15.Tidak melakukan tindakan atas pelanggaran yang telah dilakukan oleh
bawahannya sebagaimana mestinya.
16.Keluar masuk ruangan atau gedung dalam lingkungan pekerjaan melalui jalan
atau pintu yang tidak semestinya atau digunakan secara tidak wajar
17.Mencoret-coret ruangan atau gedung di dalam lingkungan Perusahaan.
18.Tanpa alasan yang dapat diterima menolak untuk mengikuti pemeriksaan
kesehatan yang diwajibkan Perusahaan.
19.Menolak mengikuti program tindak lanjut Medical Check Up yang diselenggarakan
oleh perusahaan.
20.Menolak penugasan untuk mengikuti training/pelatihan dan assesment oleh
perusahaan kecuali karena alasan kesehatan atas rekomendasi dokter perusahaan
atau alasan yang dapat diterima oleh atasannya.

Pasal 91
Kesalahan atau Pelanggaran dengan Sanksi Surat Peringatan Tingkat II

Kesalahan atau pelanggaran dilakukan pekerja yang dapat diberikan Surat


Peringatan Tingkat II adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pelanggaran yang setara dengan pelanggaran yang diatur dalam
Surat Peringatan 1 pada periode Surat Peringatan 1 masih berlaku;
2. Dengan sengaja memperlambat pekerjaan walaupun sudah diberikan peringatan
lisan oleh atasan langsungnya;
3. Mangkir selama tiga hari kerja berturut-turut atau empat hari kerja tidak
berturut-turut dalam satu bulan kalender berjalan;
4. Mengoperasikan mobil, sarana, atau alat berat melebihi kecepatan yang sudah
ditentukan;

SP PAMA UKS ADRO | 63


5. Mengoperasikan mesin, peralatan, mobil, sarana, atau alat berat dengan
sembrono sehingga berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain atau
berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
6. Mengisi bahan bakar secara sembrono/ceroboh yang dapat membahayakan diri
sendiri atau orang lain atau menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
7. Merintangi petugas yang berwenang dalam menjalankan tugas memelihara
keamanan dan ketertiban di lingkungan perusahaan.
8. Mencoret-coret, merobek atau mengambil surat pengumuman atau
pemberitahuan yang ditempel pada papan pengumuman.
9. Bukan menjadi tugasnya memindahkan alat pemadam kebakaran dari
tempatnya atau mempergunakannya bukan untuk tujuan yang semestinya.

Pasal 92
Kesalahan atau Pelanggaran dengan Sanksi Surat Peringatan Tingkat III

Kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan pekerja yang dapat diberikan Surat
Peringatan Tingkat III adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pelanggaran yang setara dengan pelanggaran yang diatur dalam
Surat Peringatan 1 atau 2 pada periode Surat Peringatan 2 masih berlaku.
2. Mangkir selama empat hari kerja berturut-turut atau lima hari kerja tidak
berturut-turut dalam satu bulan kalender berjalan.
3. Masih tetap tidak cakap dalam melakukan pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya walaupun telah dicoba ditempatkan pada beberapa jenis pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuannya yang dibuktikan dengan hasil evaluasi
sesuai standar prosedur atau aturan-aturan yang berlaku.
4. Mengoperasikan kendaraan, truck, forklift, alat-alat berat lainnya serta
kendaraan angkutan lainnya yang bukan menjadi tugasnya, kecuali pada saat
proses training dan didampingi instruktur atau pekerja lain yang ditunjuk
sebagai instruktur.
5. Mengubah dari kondisi standar atau mengoperasikan peralatan yang bukan
menjadi tugasnya tanpa izin atau perintah atasan langsungnya, kecuali pada saat
proses training dan didampingi instruktur atau pekerja lain yang ditunjuk
sebagai instruktur.
6. Terbukti menyebarkan berita-berita yang tidak benar di dalam lingkungan
perusahaan, yang dapat menimbulkan keresahan diantara sesama pekerja dan
mengakibatkan pekerjaan terganggu.
7. Melepaskan atau memindahkan tanda bahaya tanpa izin.
8. Mengadakan rapat, pidato, propaganda/menempelkan selebaran yang dapat
mengganggu ketertiban dan keamanan di lingkungan perusahaan.

SP PAMA UKS ADRO | 64


9. Dengan sengaja memindahkan atau menyimpan barang milik perusahaan di
suatu tempat yang tidak semestinya sebagai usaha pencurian atau membantu
pencurian.

Pasal 93
Dampak Pemberian Sanksi Peringatan Tertulis

Dampak pemberian sanksi peringatan tertulis sesuai ketentuan sebagai berikut :

Surat
Masa Berlaku
Peringatan Dampak Sanksi
Pembinaan
Tingkat
I 3 bulan - Pernyataan tertulis dari
pekerja untuk tidak
mengulanginya lagi.
- Penangguhan kenaikan
upah dan golongan
sesuai jangka waktu
berlakunya SP I
II 4 bulan - Pernyataan tertulis dari
pekerja untuk tidak
mengulanginya lagi.
- Penangguhan kenaikan
upah dan golongan
sesuai jangka waktu
berlakunya SP II
III 6 bulan - Pernyataan tertulis dari
pekerja untuk tidak
mengulanginya lagi.
- Penangguhan kenaikan
upah dan golongan
sesuai jangka waktu
berlakunya SP III

Dampak pemberian sanksi peringatan tertulis tersebut juga mengurangi besarnya


insentif/bonus yang diatur dalam ketentuan tersendiri.

Pasal 94
Kesalahan atau Pelanggaran dengan Sanksi PHK

(1) Kesalahan atau pelanggaran dilakukan pekerja yang dapat dikenakan Sanksi
Pemutusan Hubungan Kerja, dengan kategori Pelanggaran PKB :
a. Melakukan pelanggaran yang setara dengan pelanggaran yang diatur dalam
Surat Peringatan 1, 2 atau 3 pada periode Surat Peringatan 3 masih berlaku;

SP PAMA UKS ADRO | 65


b. Dengan sengaja melakukan atau menerobos Security Access System (hacker)
yang bukan menjadi wewenangnya;
c. Menolak untuk menjalani mutasi tanpa alasan yang dapat diterima oleh
atasan langsungnya;
d. Mengoperasikan mobil, sarana dan alat berat tanpa surat izin mengoperasikan
alat yang diakui oleh perusahaan kecuali pada saat proses training dan
didampingi instruktur atau pekerja lain yang ditunjuk sebagai instruktur;
e. Melepaskan atau memindahkan alat pengaman tanpa izin;
f. Berkelahi di lingkungan perusahaan;
g. Menyebarluaskan dokumen perusahaan, termasuk dan tidak terbatas pada
dokumen kerja, prosedur kerja, serta berbagai materi kerja, tanpa izin tertulis
dari pejabat perusahaan yang berwenang. Dokumen yang dimaksud akan
diatur pada ketentuan tersendiri;
h. Menyalahgunakan kedudukannya di dalam perusahaan baik langsung
maupun tidak untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun memperkaya
diri, kecuali pemberian dalam rangka:
- Jamuan Makan
- Promotional material, kiriman minuman/makanan/bunga pada waktu
hari raya yang nilainya tidak lebih dari Rp. 1.000.000,-, apabila lebih dari
jumlah tersebut harus diserahkan ke perusahaan;
i. Membawa senjata api atau senjata tajam dan bahan berbahaya lainnya ke
dalam lingkungan perusahaan tanpa izin pejabat yang berwenang dan
perusahaan;
j. Bekerja pada perusahaan lain, tanpa seizin perusahaan;
k. Mempunyai usaha lain yang dapat mengganggu pelaksanaan tugasnya atau
menjadi eksekutif suatu organisasi tanpa izin perusahaan, sehingga dapat
menimbulkan konflik kepentingan;
l. Dengan ceroboh atau lalai merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik Perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi Perusahaan.

(2) Kesalahan atau pelanggaran dilakukan pekerja yang dapat dikenakan sanksi
Pemutusan Hubungan Kerja, dengan alasan mendesak:
a. Terbukti melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau
uang milik perusahaan;
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan;
c. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan
perusahaan;
d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan perusahaan;

SP PAMA UKS ADRO | 66


e. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja
atau pengusaha di lingkungan perusahaan;
f. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
g. Dengan sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang
milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
h. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha
dalam keadaan bahaya di tempat kerja;
i. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara;
j. Terbukti melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang
diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
(3) Dalam hal pekerja melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 94
ayat (2) Perjanjian Kerja Bersama ini, maka terhadap pekerja dapat dilakukan
Pemutusan Hubungan Kerja dengan tetap berpedoman pada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 dan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 tahun 2004.
(4) Untuk memperlancar proses pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 94 ayat (3), maka pengusaha dapat melakukan tindakan skorsing
sesuai dengan Pasal 108 Perjanjian Kerja Bersama ini.

Pasal 95
Pertimbangan Dalam Proses Penentuan Putusan Sanksi

Dalam proses penentuan putusan sanksi kepada pekerja, Komisi Disiplin akan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Seringnya pengulangan atau frekuensi kesalahan atau pelanggaran.
2. Penilaian kinerja dari pekerja yang bersangkutan
3. Jasa-jasa dan loyalitas pekerja pada perusahaan.

Pasal 96
Ketentuan Khusus

(1) Apabila pekerja melakukan pelanggaran terhadap Golden Rules dan SK Direksi
Khusus yang berlaku di lingkungan perusahaan, maka akan diberikan sanksi
sesuai dengan ketentuan sanksi dalam Golden Rules dan SK Direksi Khusus.
(2) Apabila pekerja melakukan pelanggaran terhadap peraturan customer yang juga
diatur dalam PKB atau peraturan lainnya yang berlaku di lingkungan
perusahaan, maka akan diberikan sanksi sesuai dengan PKB/peraturan yang
berlaku di perusahaan.

SP PAMA UKS ADRO | 67


(3) Apabila ketentuan sanksi yang diberikan sebagaimana yang dimaksud ayat (1)
dan ayat (2) tidak dapat dijalankan karena adanya peraturan lain yang mengikat,
misalnya peraturan dari customer, maka yang diberlakukan adalah peraturan lain
yang mengikat tersebut.

SP PAMA UKS ADRO | 68


BAB XV
PEMUTUSAN ATAU BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA

Pasal 97
Umum

Bentuk-bentuk PHK di perusahaan terdiri dari:


1. PHK setelah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) berakhir
2. PHK dalam masa percobaan.
3. PHK karena mangkir.
4. PHK atas kehendak pekerja.
5. PHK karena rasionalisasi (Tutup Proyek/Penurunan Pekerjaan).
6. PHK karena pensiun.
7. PHK karena medical unfit (sakit).
8. PHK karena meninggal dunia.
9. PHK karena pelanggaran.
10. PHK karena ditahan oleh pihak yang berwajib.
11. PHK karena putusan Pengadilan

Pasal 98
PHK Setelah PKWT Berakhir
(1) Apabila PKWT berakhir, pekerja tidak berhak atas uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja dan ganti rugi.
(2) Pekerja yang di-PHK seperti tersebut pada ayat (1) pasal ini berhak atas Uang
Penggantian Hak sesuai ketentuan pasal 156 ayat (4) huruf a, b dan d Undang-
Undang Nomor: 13 Tahun 2003.
(3) Pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja seperti yang dijelaskan
dalam pasal ini tetap memperoleh haknya dari BPJS dan Dana Pensiun Astra
(DPA).

Pasal 99
PHK dalam Masa Percobaan
(1) PHK dalam masa percobaan dapat dilakukan setiap saat, baik atas permintaan
pekerja atau perusahaan.
(2) Pekerja tidak berhak atas uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan
ganti rugi.

SP PAMA UKS ADRO | 69


(3) Pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja seperti yang dijelaskan
dalam pasal ini tetap memperoleh haknya dari BPJS dan Dana Pensiun Astra
(DPA).

Pasal 100
PHK Karena Mangkir
(1) Apabila pekerja mangkir selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut atau 6 (enam)
hari kerja tidak berturut-turut dalam 1 (satu) bulan kalender berjalan dan telah
dipanggil 2 (dua) kali secara patut dan tertulis, maka pekerja dikualifikasikan
mengundurkan diri secara sepihak.
(2) Pekerja yang mangkir seperti tersebut pada ayat (1) Pasal ini dengan masa kerja
minimal 3 (tiga) tahun berhak atas uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal
156 ayat 4 huruf a, b dan d Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003 dan uang
pisah sebesar 1 (satu) kali upah pokok.
(3) Pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja seperti yang dijelaskan
dalam pasal ini tetap memperoleh haknya dari BPJS dan Dana Pensiun Astra
(DPA)

Pasal 101
PHK atas Kehendak Pekerja
(1) Jika pekerja ingin berhenti bekerja dari perusahaan maka diharuskan
mengajukan permohonan secara tertulis satu bulan sebelumnya kepada atasan
langsung dengan tembusan ke HCS perusahaan.
(2) Pekerja yang mengundurkan diri seperti tersebut pada ayat 1 pasal ini berhak
menerima uang pisah sebesar tabel di bawah ini. Ketentuan uang pisah ini
berlaku khusus bagi pekerja golongan 1-4D.
Tabel Besaran Uang Pisah (berlaku bagi golongan 1 - 4D)
BESARAN
MASA KERJA
( x Upah)
n < 3 thn -
3 thn ≤ n < 6 thn 2
6 thn ≤ n < 9 thn 3
9 thn ≤ n < 12 thn 4
12 thn ≤ n < 15 thn 5
15 thn ≤ n < 18 thn 6
18 thn ≤ n < 21 thn 7
21 thn ≤ n < 24 thn 8
24 thn ≤ n 10
n : masa kerja
(3) Khusus untuk golongan 4E ke atas berhak atas uang pisah sebesar 1 (satu) kali
upah pokok.

SP PAMA UKS ADRO | 70


(4) Pekerja yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut pada ayat (1) Pasal ini
berhak atas uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) huruf a, b
dan d Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003
(5) Pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja seperti yang dijelaskan
dalam Pasal ini tetap memperoleh haknya dari BPJS dan Dana Pensiun Astra
(DPA).

Pasal 102
PHK karena Rasionalisasi (Tutup Proyek/Penurunan Pekerjaan)
(1) Dalam hal terpaksa dilaksanakannya suatu program rasionalisasi karena
penutupan proyek atau penurunan pekerjaan, sehingga kepada pekerja terpaksa
harus dilakukan PHK, maka pekerja berhak atas 3 (tiga) kali uang pesangon
sesuai ketentuan pasal 156 ayat 2 Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003 dan 1½
(satu setengah) kali uang penghargaan masa kerja sesuai ketentuan Pasal 156
ayat (3) Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003 dan Uang Penggantian Hak
sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003 Pasal 156 ayat (4),
disamping apa yang menjadi haknya dari BPJS dan Dana Pensiun Astra (DPA).
(2) Dengan merujuk ayat (1) Pasal ini maka pekerja dan pengusaha sepakat untuk
tidak ada lagi perundingan mengenai penentuan besarnya kompensasi.

Pasal 103
PHK karena Pensiun

(1) Dalam hal pekerja telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun akan diminta
meletakkan jabatan dan diberhentikan dengan hormat dari perusahaan dimana
pekerja berhak atas uang tanda terima kasih yang besarnya sesuai tabel berikut:
Tabel Uang Tanda Terima Kasih
BESARAN
MASA KERJA
(x Upah)
n < 3 thn -
3 thn ≤ n < 6 thn 2
6 thn ≤ n < 9 thn 3
9 thn ≤ n < 12 thn 4
12 thn ≤ n < 15 thn 5
15 thn ≤ n < 18 thn 6
18 thn ≤ n < 21 thn 7
21 thn ≤ n < 24 thn 9
24 thn ≤ n < 26 thn 10
26 thn ≤ n < 28 thn 12
28 thn ≤ n < 30 thn 13
30 thn ≤ n < 32 thn 14
32 thn ≤ n < 34 thn 15
34 thn ≤ n < 36 thn 16
n > 36 thn 17
n = masa kerja

SP PAMA UKS ADRO | 71


(2) Sebagai apresiasi khusus kepada pekerja yang pensiun dengan masa kerja 26
tahun keatas maka perusahaan akan memberikan tambahan uang tanda terima
kasih dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa kerja 26 ≤ n < 30 thn ditambah 1 x Upah
b. Masa kerja n ≥ 30 thn ditambah 2 x Upah

(3) Apresiasi khusus sebagaimana ketentuan dalam ayat (2) di atas diberikan
kepada pekerja yang loyal dengan kondite baik / tanpa cela sampai dengan saat
pensiun.
(4) Bagi pekerja yang memasuki usia pensiun maka diberikan penggantian
perumahan serta pengobatan dan perawatan yang besarnya 15 (lima belas)
persen dari uang tanda terima kasih.
(5) Pemberitahuan dilakukan paling lambat enam bulan sebelum mencapai usia
pensiun dan sebagai dasar menentukan usia pekerja adalah tanggal lahir yang
terdaftar di HCS perusahaan.
(6) Apabila besarnya manfaat pensiun DPA yang diterima pekerja, ternyata lebih
kecil daripada total jumlah 2 (dua) kali uang pesangon ditambah 1 (satu) kali
uang penghargaan masa kerja, dan ditambah penggantian perumahan serta
pengobatan dan perawatan sebesar 15 (lima belas) persen dari total jumlah 2
(dua) kali uang pesangon ditambah 1 (satu) kali uang penghargaan masa kerja
yang bersangkutan, sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, maka selisihnya akan dibayar oleh perusahaan;
(7) Manfaat pensiun DPA sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) Pasal ini adalah
manfaat pensiun yang premi/ iurannya dibayar oleh perusahaan;

Pasal 104
PHK karena Tidak Mampu Bekerja dan atau Sakit yang Berkepanjangan
(Medical Unfit)
(1) Dalam hal seorang pekerja tidak mampu bekerja karena sakit berkepanjangan
atau cacat jasmani/rohani/gangguan jiwa melebihi 12 (dua belas) bulan atas
keterangan dokter perusahaan, maka dapat dilakukan PHK dan pekerja berhak
atas uang pesangon 4 (empat) kali terkait dengan ketentuan Pasal 172 jo. 156 ayat
(2) Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003, dan Uang Penghargaan Masa Kerja 2
(dua) kali sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 3 Undang-Undang Nomor: 13 tahun
2003 dan Uang Penggantian Hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 4 Undang-
Undang Nomor: 13 tahun 2003 serta hak pekerja dari BPJS dan Dana Pensiun
Astra (DPA).
(2) Apabila pekerja dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja atau
sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter dimana
jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan, maka pekerja yang
bersangkutan tidak boleh dilakukan PHK.

SP PAMA UKS ADRO | 72


Pasal 105
PHK karena Pekerja Meninggal Dunia

Dalam hal pekerja meninggal dunia, maka hubungan kerjanya dengan perusahaan
putus dengan sendirinya dan kepada ahli warisnya berhak atas 2 (dua) kali Uang
Pesangon sesuai ketentuan pasal 156 ayat 2 Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003
dan 1 (satu) kali Uang Penghargaan Masa Kerja sesuai ketentuan pasal 156 ayat 3
Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003 dan Uang Penggantian Hak sesuai ketentuan
pasal 156 ayat 4 Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003 dan hak pekerja dari BPJS
dan Dana Pensiun Astra (DPA).

Pasal 106
PHK karena Pelanggaran

(1) Pekerja yang diputuskan hubungan kerjanya karena melakukan pelanggaran


PKB sebagaimana dimaksud Pasal 94 ayat (1), berhak atas 1 (satu) kali Uang
Pesangon sesuai ketentuan pasal 156 ayat (2) Undang-Undang Nomor: 13 tahun
2003 dan 1 (satu) kali uang penghargaan masa kerja sesuai ketentuan Pasal 156
ayat (3) Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003 dan Uang Penggantian Hak
sesuai ketentuan pasal 156 ayat 4 Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003.
Ketentuan ini berlaku untuk semua golongan.
(2) Pekerja yang diputuskan hubungan kerjanya sebagaimana dimaksud Pasal 94
ayat (2), berhak atas Uang Penggantian Hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4)
point a, b dan d Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003 dan uang pisah sebesar 1
(satu) kali upah pokok dan/atau sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku, ketentuan uang pisah ini berlaku untuk pekerja dengan masa kerja
minimal 3 (tiga) tahun dan berlaku untuk golongan 1 - 4D.
(3) Pekerja yang di-PHK karena pelanggaran sebagaimana tersebut pada ayat (1)
dan (2) Pasal ini tetap memperoleh haknya dari BPJS dan Dana Pensiun ASTRA
(DPA).

Pasal 107
PHK karena Ditahan oleh Pihak yang Berwajib
dan atau Putusan Pengadilan Negeri
Bukan atas Pengaduan Pengusaha

(1) Pekerja yang diputuskan hubungan kerjanya karena ditahan oleh pihak yang
berwajib untuk masa lebih dari 6 (enam) bulan dan atau Putusan Pengadilan
Negeri tidak berhak atas Uang Pesangon dan berhak atas 1 (satu) kali Uang
Penghargaan Masa Kerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (3) Undang-Undang
Nomor: 13 tahun 2003 serta Uang Penggantian Hak sesuai ketentuan Pasal 156
ayat (4) Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003.

SP PAMA UKS ADRO | 73


(2) Pekerja yang di-PHK karena ditahan oleh pihak yang berwajib dan atau Putusan
Pengadilan Negeri sebagaimana tersebut pada ayat (1) Pasal ini tetap
memperoleh haknya dari BPJS dan Dana Pensiun Astra (DPA).

Pasal 108
Pemberhentian Sementara (Skorsing)

(1) Berdasarkan pertimbangan bersama antara perusahaan dan serikat pekerja, maka
demi ketenangan dan kelancaran kerja dalam perusahaan terhadap seorang
pekerja yang sedang dalam proses PHK dapat dikenakan skorsing.
(2) Jangka waktu skorsing yang bersifat mendidik paling lama enam bulan.

(3) Dalam masa menunggu penetapan PHK dari Pengadilan Hubungan Industrial,
maka perusahaan dapat memberlakukan skorsing kepada pekerja dengan tetap
membayar upah pokok dan tunjangan tetap sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 109
Pensiun Dini

(1) Pekerja dapat mengajukan pensiun dini apabila dirasa perlu dikarenakan alasan
pribadi dengan persetujuan perusahaan atau atas permintaan perusahaan
dengan persetujuan kedua belah pihak.
(2) Batasan minimal pengajuan pensiun dini adalah apabila pekerja telah mencapai
masa kerja minimal 15 tahun dan usia pekerja telah mencapai usia minimal 45
tahun.
(3) Pekerja berhak atas uang pesangon 1 (satu) kali sesuai ketentuan Pasal 156 ayat
(2) Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003, uang penghargaan masa kerja 1
(satu) kali sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (3) Undang-Undang Nomor: 13 tahun
2003 dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang-
Undang Nomor: 13 tahun 2003.
(4) Pekerja yang mengajukan pensiun dini sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan
(2) Pasal ini tetap memperoleh haknya dari BPJS dan Dana Pensiun Astra (DPA).

Pasal 110
Akibat Berakhirnya Hubungan Kerja

(1) Dalam hal terjadi PHK, maka pekerja bersangkutan diwajibkan:


a. Mengembalikan semua aset perusahaan yang bukan menjadi haknya,
termasuk kartu pengenal.

SP PAMA UKS ADRO | 74


b. Melunasi sisa hutangnya kepada perusahaan dan koperasi yang berada di
lingkungan perusahaan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari
kalender terhitung sejak surat keputusan PHK diterbitkan oleh perusahaan.
c. Mengembalikan semua dokumen perusahaan.
d. Melakukan serah terima pekerjaan.

(2) Dalam hal terjadi PHK, maka pengusaha diwajibkan:


a. Hak pekerja diberikan berdasarkan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.
b. Membantu proses klaim atas manfaat pensiun DPA atau program pensiun
lainnya yang ditunjuk perusahaan/Jaminan Hari Tua dari BPJS, asuransi
kecelakaan diri bila pekerja mempunyai hak atas klaim tersebut.

SP PAMA UKS ADRO | 75


BAB XVI
PENYELESAIAN KELUH KESAH PEKERJA

Pasal 111

Umum

Perusahaan dan serikat pekerja bertekad untuk menyelesaikan setiap keluhan dan
pengaduan seorang atau beberapa pekerja secara adil dan secepat mungkin.

Apabila seorang atau beberapa pekerja merasa ada keluhan maka pekerja dapat
menyampaikan pengaduan atau keluhan kepada atasan langsung, atasan yang lebih
tinggi atau serikat pekerja untuk mendapatkan penyelesaian yang terbaik.

Pasal 112
Prosedur Penyelesaian Keluh Kesah

Dalam hal terjadi keluhan-keluhan atau kekurangpuasan dari pekerja atas keadaan-
keadaan tertentu maka sedapat mungkin akan diselesaikan secara musyawarah
dengan prosedur tertib dengan cara menyampaikan kepada atasan masing-masing
melalui tingkatan sebagai berikut

Tingkat Pertama:

Pekerja dapat menyampaikan keluhannya secara lisan atau tulisan kepada atasan
langsung untuk suatu pembahasan. Di dalam pembahasan ini, semua persoalan
diharapkan dapat diselesaikan. Atasan langsung harus memberikan jawaban
penyelesaian dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah keluhan tersebut. Keluhan
tertulis harus dijawab tertulis.

Tingkat Kedua:

Apabila suatu penyelesaian belum dicapai antara pekerja dan atasan langsung,
pekerja dalam waktu 4 (empat) hari kerja sesudah menerima jawaban dari atasan
langsung, harus meneruskannya secara tertulis kepada section head dengan
tembusan kepada dept head langsung.

Section Head dengan bantuan dept. head akan memberikan jawaban tertulis kepada
pekerja atas keluhannya dalam waktu 4 (empat) hari kerja setelah keluhan tersebut
diterima oleh section head.

Tingkat Ketiga:

Apabila suatu penyelesaian belum dicapai antara pekerja dan section head langsung,
pekerja dalam waktu 4 (empat) hari kerja sesudah menerima jawaban dari section

SP PAMA UKS ADRO | 76


head, harus meneruskannya secara tertulis kepada dept head dengan tembusan
kepada hcgs dept head langsung.

Dept Head dengan bantuan HCGS Dept. Head akan memberikan jawaban tertulis
kepada pekerja atas keluhannya dalam waktu 4 (empat) hari kerja setelah keluhan
tersebut diterima oleh dept head. pada tingkat ini, seorang pengurus serikat pekerja
boleh hadir dalam pembahasan baik diminta maupun tidak.

Tingkat Keempat:

Apabila suatu penyelesaian belum dicapai antara pekerja dan dept head langsung,
maka pekerja dalam waktu 4 (empat) hari kerja sesudah menerima jawaban dari dept
head, harus meneruskannya secara tertulis kepada project manager.

Project Manager atau petugas yang ditunjuk harus memberikan jawaban tertulis
kepada pekerja atas keluhannya dalam waktu 4 (empat) hari kerja setelah keluhan
tersebut diterima.

Apabila masih juga belum mendapat penyelesaian dari pihak manajemen maka
pekerja bersama serikat pekerja dapat menyelesaikannya sesuai dengan prosedur
yang berlaku dengan mengedepankan azas musyawarah mufakat dan kekeluargaan.

SP PAMA UKS ADRO | 77


BAB XVII
MASA BERLAKU, PERUBAHAN DAN PERPANJANGAN
PERJANJIAN KERJA BERSAMA

Pasal 113
Masa berlaku

 PKB ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal ditandatangani.
 Sebelum tercapainya disepakati PKB yang baru setelah habis masa berlakunya
PKB ini maka PKB ini tetap berlaku sampai ditandatanganinya PKB yang baru
tersebut untuk waktu paling lama satu tahun.
 Pihak yang menghendaki perundingan baru mengenai pembaharuan Perjanjian
Kerja Bersama ini harus memberitahukan kepada pihak lainnya dalam waktu
sembilan puluh hari sebelum masa berlaku PKB ini berakhir.

Pasal 114
Perubahan dan Perpanjangan

Jika di dalam pelaksanaan atau masa berlakunya PKB ini diperlukan perubahan atau
pembaharuan atau perpanjangan, maka kedua belah pihak bersepakat
merundingkannya dan diberitahukan kepada pekerja serta didaftarkan ke
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Mengenai tata cara
perundingan, para pihak sepakat untuk menyesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

SP PAMA UKS ADRO | 78


BAB XVIII
PENUTUP

Pasal 115
Ketentuan Penutup

(1) Perjanjian Kerja Bersama ini tunduk dan patuh pada hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

(2) Perjanjian Kerja Bersama ini ditandatangani pada hari Jum’at, tanggal 27 April
2018 dan berlaku sejak ditandatangani sampai dengan tanggal 26 April 2020.

SP PAMA UKS ADRO | 79


SP PAMA UKS ADRO | 80
SP PAMA UKS ADRO | 81
SP PAMA UKS ADRO | 82

Anda mungkin juga menyukai