Anda di halaman 1dari 5

SERIKAT PEKERJA

Serikat Pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari buruh/pekerja,oleh


buruh/pekerja,untuk buruh/pekerja dilakukan secara bebas dan sukarela,yang bersifat
permanen dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan posisi tawar buruh/pekerja
guna melindungi dan memperjuangkan kepentingan/hak-hak serta aspirasi buruh/pekerja.
Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah dan imbalan dalam bentuk
lain.

Menurut UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Serikat


Pekerja/Serikat Buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh
baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis, dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak
dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya.

Menurut Clegg (1976). Serikat Pekerja adalah perkumpulan pekerja yang bertujuan
mengatur hubungan antara pekerja dan pemberi pekerja untuk meningkatkan upah dan
kondisi pekerja.

TUJUAN SERIKAT PEKERJA

Berdasarkan ketentuan Pasal 4 Undang-undang No.21 Tahun 2000, Serikat Pekerja


/Buruh, federasi dan konfederasi Serikat Pekerja/Buruh bertujuan untuk memberikan
perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan yang
layak bagi pekerja/buruh dan keluarganya.

Alasan Pekerja Bergabung dengan Serikat Pekerja

1. Ketidakpuasan pada Manajemen


2. Kompensasi
3. Keamanan pekerjaan
4. Sikap manajemen
5. Saluran sosial
6. Peluang untuk kepemimpinan
7. Pembentukan serikat pekerja yang di wajibkan
8. Tekanan rekan kerja

Serikat pekerja di Indonesia


1. PPMI - Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia
2. FSPS-Federasi Serikat Pekerja Singaperbangsa
3. SPSI - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
4. SPN - Serikat Pekerja Nasional
5. FSBI - Federasi Serikat Buruh Independen
6. GASBIINDO - Gabungan Serikat Buruh Islam Indonesia
7. KASBI - Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia
8. FSPMI - Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia
9. FSB GARTEKS - Federasi Serikat Buruh Garmen, Tekstil, Kerajinan, Kulit dan Sentra
Industri
10. SBB - Serikat Buruh Bakalan

Organisasi Pengusaha di Indonesia

Dalam hubungan industrial di Indonesia organisasi pengusaha memiliki peran


sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan :

“Dalam melaksanakan hubungan industrial, pengusaha dan organisasi


pengusahanya mempunyai fungsi menciptakan kemitraan, mengembang-kan usaha,
memperluas lapangan kerja, dan memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara terbuka,
demokratis, dan berkeadilan”. Organisasi pengusaha dapat diartikan sebagai wadah
persatuan dan kesatuan bagi pengusaha Indonesia yang didirikan secara sah atas dasar
kesamaan tujuan, aspirasi dan kepercayaan”

Organisasi pengusaha meliputin beberapa sektor seperti:

1. Sektor perdagangan
2. Sektor pertanian pangan dan perkebunan
3. Sektor peternakan dan perikanan
4. Sektor kehutanan
5. Sektor pertambangan dan energi
6. Sektor industri logam dasar dan mesin
7. Sektor industri kimia dasar
8. Sektor aneka industri
9. Sektor jasa perhubungan
10. Sektor pariwisata pos dan telekomunikasi
11. Sektor jasa keuangan, perbankan dan asuransi
12. Sektor jasa industri komunikasi masa penerbitan dan jasa-jasa lain
13. Sektor jasa konstuksi dan real estate
14. Sektor tenaga kerja

Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Menurut Undang-Undang no 13/2003, PKB adalah perjanjian yang merupakan hasil


perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat pekerja (yang tercatat pada
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan) dengan pengusaha, atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat syarat kerja, hak
dan kewajiban kedua belah pihak.
Latar belakang pembuatan perjanjian kerja bersama

1. Peraturan Undang-Undang no.13/2003 pasal 108 mengharuskan pengusaha yang


mempekerjakan pekerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat
Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang mulai
berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
2. Konvensi ILO no. 98 tentang berlakunya dasar-dasar dari hak untuk bernegosiasi dan
berunding bersama.

Perlunya ada kejelasan yang menyeluruh mengenai hak dan kewajiban antara
pengusaha dan pekerja serta tata tertib dalam bekerja dan di lingkungan kerja.

Pihak yang menyusun perjanjian kerja bersama.

PKB disusun dan disepakati bersama oleh kedua belah pihak yaitu antara pengusaha
dengan Serikat Pekerja. Dalam menentukan tim perunding pembuatan PKB, pihak
pengusaha dan pihak serikat pekerja menunjuk paling banyak 9 (sembilan) orang dengan
kuasa penuh sebagai tim perunding sesuai kebutuhan dengan ketentuan masing-masing.
Penyusunannya dilaksanakan secara musyawarah, harus dibuat secara tertulis dengan huruf
latin dan menggunakan bahasa Indonesia.

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perjanjian kerja bersama.

1. PKB harus dibuat secara tertulis dengan huruf latin dan menggunakan bahasa Indonesia.
2. Dalam hal PKB dibuat tidak menggunakan bahasa Indonesia maka harus diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia
3. Masa berlaku PKB paling lama 2 tahun
4. PKB dapat diperpanjang masa berlal ya paling lama 1 (satu) tahun berdasarkan kesepakatan
tertulis
5. Perundingan PKB berikutnya dimulai paling cepat 3 bulan
6. Apabila belum mencapai kesepakatan pada poin 5 PKB tetap berlaku untuk paling lama 1
tahun
7. Ketentuan dalam PKB tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang- undangan
8. Dalam hal PKB bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, maka PKB tersebut
batal demi hukum dan yang berlaku adalah peraturan perundang- undangan

Dalam 1 (satu) perusahaan hanya dapat dibuat 1 (satu) PKB di perusahaan.

Jangka waktu berlakunya perjanjian kerja bersama.

Dalam pasal 123 Undang-Undang no.13/2003 menyatakan masa berlaku PKB paling
lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun berdasarkan
kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan serikat pekerja. Perundingan pembuatan PKB
berikutnya dapat dimulai paling cepat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya PKB yang sedang
berlaku. Apabila perundingan tidak mencapai kesepakatan, maka PKB yang sedang berlaku,
akan tetap berlaku untuk paling lama 1 (satu) tahun ke depan.

Manfaat perjanjian kerja bersama bagi perusahaan dan pekerja.

 Dengan adanya PKB, perusahaan akan mendapat penilaian positif dari


Pemerintah karena dianggap sudah mampu menjalankan satu hubungan yang
harmonis dengan pekerjanya yang diwakili oleh pengurus serikat pekerja.
 Akan tercipta suatu hubungan industrial yang kondusif antara
perusahaan dan pekerja  karena berkurangya perselisihan kerja yang terjadi.
 Pekerja akan mempunyai kinerja yang lebih produktif dan termotivasi
karena semua aturan di jalankan dengan baik sesuai kesepakatan bersama.
 Kepuasan akan hak, memicu pekerja untuk berterima kasih dan
menjaga semua aset-aset yang di miliki oleh Perusahaan.

Proses perundingan PKB apabila perusahaan hanya mempunyai satu serikat pkerja atau
serikat buruh.

 Serikat Pekerja/Serikat Buruh tersebut harus memiliki jumlah anggota


lebih dari 50% dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan
 Apabila tidak memiliki jumlah anggota lebih dari 50% maka SP/SB
tersebut dapat mewakili pekerja/buruh dalam perundingan PKB setelah mendapat
dukungan lebih dari 50% dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan melalui
pemungutan suara
 Dalam hal dukungan tersebut tidak tercapai lebih dari 50% maka
dapat dilakukan pemungutan suara kembali setelah melampaui jangka waktu 6 bulan
terhitung sejak dilakukan pemungutan suara tersebut.

Perundingan Kolektif

Perundingan kolektif adalah suatu proses dimana perwakilan manajemen dan serikat
pekerja yang bertemu untuk merundingkan satu kesepakatan tenaga kerja. Perundingan
kolektif ini akan memuat persetujuan tentang ketentuan khusus menyangkut upah, jam, dan
kondisi kerja.

Faktor-faktor Pengaruh dalam Perundingan Kolektif

 Cakupan rundingan
 Tekanan-tekanan perundingan serikat karyawan
 Peran pemerintah

Kesediaan perusahaan

Manajemen menggunakan beberapa teknik untuk mempersiapkan perundingan


 Pertama   : manajemen menyediakan data yang merupakan landasan
membangun posisi perundingannya. Berupa data upah dan tunjangan, serta
perbandingan tarif upah local dan tarif yang dibayar untuk pekerja yang sama dalam
indusrti. Data tentang distribusi tenaga kerja ( missal ; dari segi usia, jenis kelamin,
senioritas), factor-faktor tersebut juga menentukan apa yang sesungguhnya akan di
bayar dalam tunjangan.
 Kedua      : survey sikap untuk menguji reaksi dari karyawna terhadap
berbagai seksi kontrak yang mungkin dirasakan manajemen menuntut perubahan
dan konferensi tidak resmi dengan pemimpin serikat pekerja setempat guna
membahas efektivitas operasional dari kontrak dan mengusulkan pemeriksaan
percobaan tentang gagasan manajemen bagi perubahan.

Tahap-tahap perundingan

 Pertama  : masing-masing pihak menyajikan tuntutannya. Tahap ini


kedua pihak biasanya cukup jauh berdasarkan beberapa soal.
 Kedua       : ada satu pengurangan tuntutan. Pada tahap ini masing-
masing pihak menukarkan beberapa dari tuntutannya untuk mendapatkan yang lain.
 Ketiga       : semua pihak membentuk subkomite gabungan untuk
mencoba mewujudkan alternative yang masuk akal.
 Keempat  : perwakilan serikat pekerja memeriksa secara informal para
penyelia mereka dan anggota serikat pekerja, perwakilan manajemen memeriksa
manajemen puncak. Akhirnya, begitu segala sesuatu menjadi teratur, satu
persetujuan resmi disepakati dan ditandatangani.

Proses perundingan kolektif

 Tahap persiapan negosiasi.


 Tahap keberhasilan perundingan tergantung pada kesiapan kedua
belah pihak.
 Kegiatan-kegiatan follow-up, yaitu administrasi perjanjian kerja.

Hubungan Pekerja-Manajemen

 Manajemen dipengaruhi baik oleh tujuan-tujuan business unionism maupun


social uniosm. Perkembangan berbagai bentuk konpensasi tembahan yang telah dibahs di
muka pad aumumnya merupakan hasil tekanan langsung atau bidang bidang langsung dari
karyawan. Bahkan tanpa adanya tekanan-tekanan tersebut, perusahaan harus selalu
memperbaiki program kompensasinya agar tetap bisa bersaing dalam memperebutkan
karyawan-karyawan yang berkualitas. Bila para karyawan merasa tidak puas terhadap
berbagai kondisi perusahaan, mereka berkumpul dan membentuk suatu serikat karyawan
(union).

Serikat karyawan adalah organisasi para pekerja yang dibentuk untuk


mempromosikan atau menyatakan pendapat, melindungi, dan memperbaiki, melallui
kegiatan kolektip, kepentingan-kepentingan social, ekonomi dan politik para anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai