Anda di halaman 1dari 14

Nama : Yusup

NIM : 3300200022

Kelas : Reguler A

Mata Kuliah : Hukum Perburuhan dan Ketenagakerjaan

Dosen : Hendi Budiaman, S.H., M.H. / Muhammad Amin Effendy, S.H., M.H.

TUGAS A HUKUM PERBURUHAN DAN KETENAGAKERJAAN

1. Jelaskan pengertian hukum ketenagakerjaan!

 Hukum ketenagakerjaan adalah bagian dari hukum yang berlaku yang pada pokoknya
mengatur tentang hubungan antara buruh dengan majikan, antara buruh dengan buruh dan
antara buruh dengan pengusaha.

2. Sebutkan dan jelaskan asas hukum ketenagakerjaan!

 Asas dari hukum ketenagakerjaan adalah asas keterpaduan, yang di mana dasar asas ini
sesuai dengan asas pembangunan nasional, khususnya asas demokrasi pancasaila serta
asas adil dan merata. Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai keterikatan antar pihak
seperti pemerintah, pengusaha dan pekerja/buruh. Dengan demikian, pembangunan
keternagakerjaan dilaksanakan terpadu dalam bentuk kerja sama yang mendukung satu
sama lain.

3. Sebutkan dan jelaskan tujuan hukum ketenagakerjaan!

 1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.


2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.
3. Memberikan perlindungan kepada tenanga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan
4. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya
4. Sebutkan dan jelaskan sifat hukum ketenagakerjaan!

 Sifat dari hukum ketenagakerjaan dapat bersifat privat/perdata dan dapat pula bersifat
publik. Bersifat privat karena mengatur hubungan antara orang perorangan (pembuat
perjanjian kerja) dan bersifat publik karena pemerintah ikut campur tangan dalam
masalah – masalah perburuhan serta adanya sanksi pidana dalam peraturan hukum
perburuhan. Lebih lanjut, sebagian besar hukum perburuhan/ketenagakerjaan bersifat
imperative ( harus ditaati secara mutlak ), hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan hukum
perburuhan itu sendiri.

5. Jelaskan ruang lingkup pengaturan hukum ketenagakerjaan!

 Ruang lingkup dari hukum ketenagakerjaan adalah hubungan kerja, tetapi seiring
perkembangan ketenagarakerjaan ruang lingkup dari hukum ketenagakerjaan menjadi
lebih luas diantaranya adalah hubungan hukum antar pekerja, pengusaha, dan pemerintah.

6. Jelaskan kedudukan hukum ketenagakerjaan dalam system hukum nasisonal!

 Kedudukan hukum ketenagakerjaan di dalam system hukum nasional terlatak pada


bidang administrasi/tata negara, hukum perdata dan hukum pidana. Kedudukan tersebut
membawa konsekuensi yuridis bahwa ketentuan peraturan – peraturan hukum
ketenagakerjaan haruslah mendasarakan pada teori yang menelaah pada bidang tesebut.
1. Kedudukan dalam bidang hukum perdata
Hukum ketenagakerjaan dalam bidang perdata hakikatnya memegang peranan dalam
hubungan industrial yaitu pihak – pihak yang menjalin hubungan kerja. Hubungan antara
pengusaha dan pekerja merupakan hubungan privat yang didasarkan pada hukum
perikatan yang di mana ini menjadi bagian dari hukum perdata.

2. Kedudukan dalam bidang hukum administrasi/tata negara

Hukum Ketenagakerjaan dalam bidang administrasi/tata negara menyangkut tentang


subjek hukum dalam penyelenggaraan negara dan penerapannya. Subjek dalam
penyelenggaraan negara menyangkut 3 hal, yaitu pejabat, lembaga dan warga negara.
Dalam peranannya berkaitan dengan menjalankan fungsi negara di dalam pembuatan
peraturan atau pemberian izin, melakukan pencegahan terhadap sesuatu hal yang dapat
terjadi dan bagaimana upaya hukumnya.

3. Kedudukan dalam bidang hukum pidana

Hukum ketenagakerjaan dalam bidang hukum pidana berkaitan dengan pentingnya


penerapan sanksi hukum bagi pelanggar peraturan perundang – undangan.

7. Uraikan secara singkat perkembangan hukum ketenagakerjaan di era reformasi!

 Reformasi hukum ketenagakerjaan di Indonesia melahirkan 3 (tiga) undang-undang


bidang ketenagakerjaan
a. UU No.21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Undang –undang ini merupakan manifestasi dari Konvensi ILO No.87 tentang
Kebebasan Berserikat dan perlindungan Hak berorganisasi. Materi dari konvensi ini
mengandung prinsip-prinsip Non-Diskriminatif, Syarat Pembentukan dan
Pengorganisasian, Keanggotaan, Pencatatan dan Pemberitahuan, Pembubaran, serta Hak
dan Kewajiban SP/SB, Federasi dan Konfederasi.
b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang ini mengatur norma ketenagakerjaan secara komprehensif yang cakupan
pengaturannya meliputi :
- Pengaturan sebelum bekerja (pre employment)
- Pengaturan selama bekerja(during employment)
- Pengaturan sesudah bekerja (post employment)
c.Undang-Undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesian Perselisihan Hubungan
Industrial (PPHI). Untuk melakukan sebahagian pekerjaannya yang berkaitan dengan
kegiatan penunjang pengusaha dapat menggunakan penyedia jasa pekerja/buruh.
Kepmenakertrans Nomor KEP-101/MEN/VI/2004 tentang Tata Cara Perijinan
Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/ Buruh. Untuk menjadi perusahaan penyedia jasa
wajib memiliki ijin operasional dari Kabupaten/Kota yang berlaku untuk seluruh
Indonesia. Perusahaan penyedia jasa yang memperoleh pekerjaan harus mendaftarkan
perjanjian penyediaan jasa kepada instansi Kabupaten/Kota, Provinsi atau Pusat
8. Sebutkan para pihak yang diatur dalam hukum ketenagakerjaan!

 1. Pekerja/Buruh
2. Pengusaha/Majikan
3. Organisasi Pekerja/Buruh
4. Organisasi Pengusaha
5. Pemerintah/Penguasa
6. Lembaga Kerja Sama Bipartit/Tipartit
7. Dewan Pengupahan

9. Sebutkan hak dan kewajiban para pihak dalam hukum ketenagakerjaan berdasarkan
Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan!

 Hak pekerja menurut Undang – undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaa
diantaranya, yaitu :
1. Hak memperoleh upah
2. Hak mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama (pasal 5 dan 6 )
3. Hak mendapatkan pelatihan kerja (pasal 11)
4. Hak penempatan kerja (pasal 31)
5. Hak memiliki waktu kerja yanh sesuai (pasal 77)
6. Hak cuti (pasal 76)
7. Hak mendapatkan kesehatan dan keselamatan kerja (pasal 86)
8. Hak mendapatkan jaminan sosial (pasal 99)
9. Hak ikut serta dalam serikat pekerja/buruh (pasal 104)
Kewajiban Pekerja diantaranya, yaitu :
1. Kewajiban Ketaatan, hal ini berarti bahwa karyawan harus memiliki konsekuensi dan
patuh pada peraturan yang ada pada perusahaan.
2. Kewajiban Konfidensialitas, setiap karyawan wajib untuk menjaga kerahasiaan data-
data yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Kewajiban Loyalitas, yang artinya karyawan harus mendukung visi dan misi
perusahaan dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan tersebut.
Hak Pengusaha diantanya, yaitu :
1.berhak atas hasil dari pekerjaan karyawan
2.berhak untuk memerintah/mengatur karyawan atau tenaga kerja dengan tujuan
mencapai target.
3.berhak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh/karyawan jika
melanggar ketentuan yang telah disepakati sebelumnya.
Kewajiban pengusaha :
1. memberi apa yang menjadi hak karyawan

10. Jelaskan pengertian perjanjian kerja!

 Menurut KUHPerdata pasal 1601 a, Perjanjian kerja adalah suatu persetujuan bahwa
pihak ke satu (buruh), mengikatkan diri untuk menyerahkan tenaganya kepada pihak lain
(majikan), dengan upah selama waktu tertentu. Sedangkan menurut Undang-undangan
No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perjanjian kerja adalah suatu perjanjian
antara pekerja atau buruh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat
kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak.

11. Sebutkan dan jelaskan syarat sah perjanjian kerja!

 Sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata, syarat sahnya suatu perjanjian yaitu:
1. Kesepakatan kedua belah pihak untuk mengikatkan dirinya
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal
Selain dalam pasal tersebut, dalam Undang- undang No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan pasal 52 ayat 1 menegaskan bahwa perjanjian kerja dibuat atas dasar
1.Kesepakatan kedua belah pihak
2. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum
3. Adanya pekerjaan yang dipekerjakan
4. pekerjaan yang dipekerjakan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusialaan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

12. Sebutkan dan jelaskan isi perjanjian kerja!

 Sesuai dengan pasal 54 ayat (1) Undang –undang No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan isi perjanjian kerja sekurang – kurangnya memuat :
1. Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha
2. Nama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerja/buruh
3. Jabatan atau jenis pekerjaan
4. Tempat pekerjaan
5. Besarnya upah dan cara pembayaran
6. Syarat – syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusahan dan pekerja/buruh
7. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
8. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat
9. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja

13. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk perjanjian kerja!

 Bentuk – bentuk perjanjian kerja diantaranya adalah


1. Berdasarkan Bentuknya
Secara tertulis dan tidak tertulis (lisan), Hal ini diatur sebagaimana pada pasal 51 ayat 1
undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Berdasarkan Jangka Waktu
Hal ini sesuai dengan pasal 57 ayat 2 Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, dan perjanjian ini dibagi menjadi 2 macam yaitu perjanjian kerja
waktu tertentu (PKWT) dan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT)
3.Berdasarkan status perjanjian
Dibagi menjadi 2 macam yaitu perjanjian kerja tidak tetap dan perjanjian kerja tetap
4. Berdasarkan pelaksanaan pekerja
Dalam hal ini dikelompokan menjadi 2 sebagai mana diatur dalam Undang – undang
No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 64 sampai 66 yaitu dilakukan sendiri
oleh perusahaan dan diserahkan kepada perusahaan lain (ousourching)

14. Sebutkan dan jelaskan cara berakhirnya perjanjian kerja

 Sebuah perjanjian kerja berakhir ditentukan oleh kedua belah pihak, dalam hal ini juga
undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 61 ayat (1)
menegaskan berakhirnya perjanjian kerja apabila :
1. Pekerja meninggal dunia
2. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
3. Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai ketentuan hukum tetap .
4. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan
berakhirnya hubungan kerja.

15. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Peraturan Perusahaan!

 Menurut Undang – undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 angka
20, Pengaturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh perusahaan
yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.

16. Bagaimana tahap-tahap pembuatan Peraturan Perusahaan!

 1. Pengusaha membuat naskah rancangan peraturan perusahaan (PP)


2. Rancangan peraturan perusahaan (PP) disampaikan kepada wakil pekerja/buruh dan
atau SP/SB
3. Penyampaian saran dan pertimbangan dari wakil pekerja/buruh dan atau SP/SB jangka
waktu 14 hari.
4. Perusahaan mengajukan permohonan pengesahan ke instansi ketenagakerjaan
5. Penerbitan SK PENGESAHAN 7 hari sejak permohonan memenuhi kelengkapan dan
berlaku selama dua tahun.
TOLAK : Apabila tidak memenuhi kelangkapan dan bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan

17. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Perjanjian Kerja Bersama!

 Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara
serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat
pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak
dan kewajiban kedua belah pihak.
18. Sebutkan persamaan dan perbedaan antara Peraturan perusahaan dan Perjanjian
Kerja Bersama!

 1. sama sama mengikat setelah di sah kan dan ditandatangani


2. hanya ada 1 pp dan pkb dalam 1 perusahaan
3. masa berlakunya 2 tahun
4. beban biaya pembuatan ditanggung pengusaha
Perbedaan peraturan perusahaan dengan perjanjian kerja bersama yaitu
1. Jika peraturan perusahaan hanya dibuat sepihak oleh pengusaha, sedangkan perjanjian
kerja bersama dibuat oleh pengusaha bersama serikat pekerja/serikat buru
2.Dalam pembuatan peraturan perusahaan tidak diperlukan kesepakatan serikat buruh,
hanya perlu mempertimbangkan saran. Sedangkan di perjanjian kerja bersama ada
kesepakatan karena melalui proses perundingan sehingga kedua belah pihak
bertanggungjawab ketika pelaksanaannya.
3. peraturan perusahaan tidak dapat diperpanjang sedangkat perjanjian kerja bersama bisa
diperpanjang 1 tahun.

19. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk perlindungan bagi pekerja/buruh!

 Menurut Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bentuk-bentuk


perlindungan pekerja/buruh secara garis besar meliputi :
1. Perlindungan tentang upah
2. Perlindungan tentang kesejahteraan
3. Perlindungan tentang Jaminan sosial tenaga kerja
4. perlindungan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
5. Perlindungan hukum untuk membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/buruh
6. Perlindungan atas hak-hak dasar pekerja/buruh untuk berunding dengan perusahaan

20. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk Perlindungan Pekerja/Buruh Perempuan!

 Menurut Pasal 76 Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


mengatur pekerja wanita sebagai berikur :
1. Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang
dipekerjakan antara pukul 23.00 s.d. 07.00.
2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut
keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun
dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 s.d. pukul 07.00.
3. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 s.d.
pukul 07.00 wajib :
a. memberikan makanan dan minuman bergizi; dan
b. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.
4. Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh perempuan
yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 s.d. pukul 05.00.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diatur dengan Keputusan
Menteri.
Selain dalam Undang – Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dalam
pasal 49 Undang – undang No.39 Tahun 1999 tentang HAM menegaskan
1. wanita berhak memilih, dipilih, diangkat, dalam pekerjaan, jabatan dan profesi sesuai
dengan persyaratan peraturan perundang-undangan.
2. wanita berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau
profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan atau kesehatan
kesehatan berkenaan dengan organ reproduksi wanita
3. hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya dijamin
dan dilindungi oleh undang-undang.

21. dan jelaskan bentuk-bentuk Perlindungan Pekerja/Buruh Anak!

 Menurut pasal 69 ayat 2, Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan
harus memenuhi persyaratan :
a. izin tertulis dari orang tua atau wali;

b. perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali;

c. waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;

d. dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah;


e. keselamatan dan kesehatan kerja;

f. adanya hubungan kerja yang jelas; dan

g. menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

22. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk Perlindungan Pekerja/Buruh Penyandang


Cacat!

 Menurut pasal 67 Undang – Undang No.13 Tahun 2003 Pengusaha yang


memperkerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib memberikan perlindungan sesuai
dengan jenis dan derajat kecatatannya dan perlindungan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal ini contohnya adalah penyediaan
aksesibilitas, pemberian alat kerja, dan perlindungan diri dengan jenis dan derajat
kecacatannya.

23. Jelaskan Pengertian upah!

 Menurut pasal 1 angka 30 Undang – undang No.13 Tahun 2003, upah adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja/ buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau
jasa yang telah atau akan dilakukan
24. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis upah berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan!

 Sesuai dengan undang – undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, setiap
pekerja/buruh berhak atas kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan dalam hal
mewujudkan hal ini pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerja/buruh. Jenis dari pengupahan menurut undang – undang No.13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan meliputi :
1. Upah minimum
2. Upah kerja lembur
3. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
4. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain diluar pekerjaannya
5. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya
6. Bentuk dan cara pembayaran upah
7. Denda dan potohan upah
8. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
9. Struktur dan skala pengupahan yang proposional
10. Upah untuk pembayaran pesangon
11. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan

25. Sebut dan Jelaskan 2 teori pengupahan!

 1. Teori Pengupahan dengan Dasar Hukum Penawaran dan Permintaan Adam Smith
(1723 – 1790)
Teori ini bertitik tolak dari hukum penawaran dan permintaan pada pasar sempurna dan
mobilitas tenaga kerja secara sempurna. Dalam arti bila upah di sektor industri jauh lebih
tinggi dari upah di sektor pertanian, maka sebagian pekerja akan pindah dari pertanian ke
sektor industri agar memperoleh upah yang lebih besar.
2. Teori Upah Substansi David Ricardo (1772-1823).
Seorang ahli ekonomi klasik dari Inggris menciptakan teori upah substansi dengan
memanfaatkan teori hukum penawaran dan permintaan Adam Smith. Menurut Teori
Ricardo, jika upah buruh / pekerja suatu waktu cukup tinggi, maka para pekerja itu akan
cenderung melakukan pesta pernikahan karena upahnya cukup untuk menyediakan mas
kawin dan pesta perkawinan. Akibatnya semakin tinggi tingkat kelahiran dan selanjutnya
semakin meningkat juga pertumbuhan angkatan kerja yang
26. Sebut dan jelaskan 3 sistem pengupahan!

 1. Upah menurut waktu > upah yang besarnya didasarkan pada lamanya bekerja (perjam,
per minggu, perbulan).
2. Upah menurut satuan hasil > Upah yang besarnya berdasarkan berang yang dihasilkan
oleh pekerja (per potong, per barang, per berat)
3. Upah borongan > upah yang berdasarkan kesepakatan antara pemberi dan penerima
pekerjaan.
27. Jelaskan pengertian mogok kerja dan penutupan perusahaan!

 Menurut Undang – undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 angka
23, mogok kerja adalah Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan
dan dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk
menghentikan atau memperlambat pekerjaan. Sedangkan Penutupan perusahaan menurut
pasal 1 angka 24, Penutupan perusahaan (lock out) adalah tindakan pengusaha untuk
menolak pekerja/buruh seluruhnya atau sebagian untuk menjalankan pekerjaan.

28. Sebutkan dasar hukum pelaksanaan mogok kerja dan penutupan perusahaan!

 Dasar hukum dari mogok kerja terdapat pada pasal 137 Undang – undang No.13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan, Mogok kerja sebagai hak dasar pekerja/buruh dan serikat
pekerja/serikat buruh dilakukan secara sah, tertib, dan damai sebagai akibat gagalnya
perundingan.
Dasar hukum dari penutupan perusahaan terdapat pada pasal 146 Undang – undang
No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Penutupan perusahaan (lock out)
merupakan hak dasar pengusaha untuk menolak pekerja/buruh sebagian atau seluruhnya
untuk menjalankan pekerjaan sebagai akibat gagalnya perundingan.

29. Jelaskan mekanisme pelaksaan mogok kerja dan penutupan perusahaan!

 Dalam Undang – undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, menurut pasal
140 mekanisme mogok kerja meliputi :
1. Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sebelum mogok kerja
dilaksanakan, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh wajib memberitahukan
secara tertulis kepada pengusaha dan instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya memuat :
a. waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri mogok kerja
b. tempat mogok kerja
c. alasan dan sebab-sebab mengapa harus melakukan mogok kerja
d. tanda tangan ketua dan sekretaris dan/atau masing-masing ketua dan sekretaris serikat
pekerja/serikat buruh sebagai penanggung jawab mogok kerja.
3. Dalam hal mogok kerja akan dilakukan oleh pekerja/buruh yang tidak menjadi
anggota serikat pekerja/ serikat buruh, maka pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) ditandatangani oleh perwakilan pekerja/buruh yang ditunjuk sebagai
koordinator dan/atau penanggung jawab mogok kerja.
4. Dalam hal mogok kerja dilakukan tidak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka
demi menyelamat kan alat produksi dan aset perusahaan, pengusaha dapat mengambil
tindakan sementara dengan cara :
a. melarang para pekerja/buruh yang mogok kerja berada di lokasi kegiatan proses
produksi atau
b. bila dianggap perlu melarang pekerja/buruh yang mogok kerja berada di lokasi
perusahaan
Mekanisme dalam penutupan perusahaan sesuai dengan pasal 148 Undang – undang
No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan meliputi :
1.Pengusaha wajib memberitahukan secara tertulis kepada pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh, serta instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
setempat sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum penutupan perusahaan (lock
out) dilaksanakan.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memuat:
a. waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri penutupan perusahaan (lock out);
dan
b. alasan dan sebab-sebab melakukan penutupan perusahaan (lock out).
3. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh pengusaha
dan/atau pimpinan perusahaan yang bersangkutan.

30. Sebutkan perbedaan mogok kerja dan demonstrasi!

 Dalam Undang – undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal 1 angka 23,
Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakan secara
bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk menghentikan atau
memperlambat pekerjaan. Sedangkan demonstrasi dalam undang – undang No.9 Tentang
kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, pasal 1 angka 3 menyebutkan
demonstrasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk
mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstrative di muka
umum dalam bentuk unjuk, pawai, rapat umum atau mimbar bebas yang dilaksanakan di
tempat- tempat terbuka untuk umum sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab
demokrasi.
1. Mogok kerja dilakukan oleh pekerja, sedangkan Demonstrasi dilakukan oleh siapapun.
2. Mogok kerja menuntut hak normative sebagai pekerja, sedangkan Demonstrasi untuk
menuntut hak sebagai warga Negara.
3. Mogok kerja menuntut kepada perusahaaan, sedangkan Demonstrasi menuntut kepada
pemerintah.
4. Mogok kerja dapat dilakukan di perusahaan, sedangkan Demonstrasi harus dilakukan
di tempat yang terbuka atau umum.

Anda mungkin juga menyukai