NIM : 3300200022
Kelas : Reguler A
Dosen : Hendi Budiaman, S.H., M.H. / Muhammad Amin Effendy, S.H., M.H.
Hukum ketenagakerjaan adalah bagian dari hukum yang berlaku yang pada pokoknya
mengatur tentang hubungan antara buruh dengan majikan, antara buruh dengan buruh dan
antara buruh dengan pengusaha.
Asas dari hukum ketenagakerjaan adalah asas keterpaduan, yang di mana dasar asas ini
sesuai dengan asas pembangunan nasional, khususnya asas demokrasi pancasaila serta
asas adil dan merata. Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai keterikatan antar pihak
seperti pemerintah, pengusaha dan pekerja/buruh. Dengan demikian, pembangunan
keternagakerjaan dilaksanakan terpadu dalam bentuk kerja sama yang mendukung satu
sama lain.
Sifat dari hukum ketenagakerjaan dapat bersifat privat/perdata dan dapat pula bersifat
publik. Bersifat privat karena mengatur hubungan antara orang perorangan (pembuat
perjanjian kerja) dan bersifat publik karena pemerintah ikut campur tangan dalam
masalah – masalah perburuhan serta adanya sanksi pidana dalam peraturan hukum
perburuhan. Lebih lanjut, sebagian besar hukum perburuhan/ketenagakerjaan bersifat
imperative ( harus ditaati secara mutlak ), hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan hukum
perburuhan itu sendiri.
Ruang lingkup dari hukum ketenagakerjaan adalah hubungan kerja, tetapi seiring
perkembangan ketenagarakerjaan ruang lingkup dari hukum ketenagakerjaan menjadi
lebih luas diantaranya adalah hubungan hukum antar pekerja, pengusaha, dan pemerintah.
1. Pekerja/Buruh
2. Pengusaha/Majikan
3. Organisasi Pekerja/Buruh
4. Organisasi Pengusaha
5. Pemerintah/Penguasa
6. Lembaga Kerja Sama Bipartit/Tipartit
7. Dewan Pengupahan
9. Sebutkan hak dan kewajiban para pihak dalam hukum ketenagakerjaan berdasarkan
Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan!
Hak pekerja menurut Undang – undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaa
diantaranya, yaitu :
1. Hak memperoleh upah
2. Hak mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama (pasal 5 dan 6 )
3. Hak mendapatkan pelatihan kerja (pasal 11)
4. Hak penempatan kerja (pasal 31)
5. Hak memiliki waktu kerja yanh sesuai (pasal 77)
6. Hak cuti (pasal 76)
7. Hak mendapatkan kesehatan dan keselamatan kerja (pasal 86)
8. Hak mendapatkan jaminan sosial (pasal 99)
9. Hak ikut serta dalam serikat pekerja/buruh (pasal 104)
Kewajiban Pekerja diantaranya, yaitu :
1. Kewajiban Ketaatan, hal ini berarti bahwa karyawan harus memiliki konsekuensi dan
patuh pada peraturan yang ada pada perusahaan.
2. Kewajiban Konfidensialitas, setiap karyawan wajib untuk menjaga kerahasiaan data-
data yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Kewajiban Loyalitas, yang artinya karyawan harus mendukung visi dan misi
perusahaan dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan tersebut.
Hak Pengusaha diantanya, yaitu :
1.berhak atas hasil dari pekerjaan karyawan
2.berhak untuk memerintah/mengatur karyawan atau tenaga kerja dengan tujuan
mencapai target.
3.berhak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh/karyawan jika
melanggar ketentuan yang telah disepakati sebelumnya.
Kewajiban pengusaha :
1. memberi apa yang menjadi hak karyawan
Menurut KUHPerdata pasal 1601 a, Perjanjian kerja adalah suatu persetujuan bahwa
pihak ke satu (buruh), mengikatkan diri untuk menyerahkan tenaganya kepada pihak lain
(majikan), dengan upah selama waktu tertentu. Sedangkan menurut Undang-undangan
No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perjanjian kerja adalah suatu perjanjian
antara pekerja atau buruh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat
kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata, syarat sahnya suatu perjanjian yaitu:
1. Kesepakatan kedua belah pihak untuk mengikatkan dirinya
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal
Selain dalam pasal tersebut, dalam Undang- undang No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan pasal 52 ayat 1 menegaskan bahwa perjanjian kerja dibuat atas dasar
1.Kesepakatan kedua belah pihak
2. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum
3. Adanya pekerjaan yang dipekerjakan
4. pekerjaan yang dipekerjakan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusialaan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan pasal 54 ayat (1) Undang –undang No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan isi perjanjian kerja sekurang – kurangnya memuat :
1. Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha
2. Nama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerja/buruh
3. Jabatan atau jenis pekerjaan
4. Tempat pekerjaan
5. Besarnya upah dan cara pembayaran
6. Syarat – syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusahan dan pekerja/buruh
7. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
8. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat
9. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja
Sebuah perjanjian kerja berakhir ditentukan oleh kedua belah pihak, dalam hal ini juga
undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 61 ayat (1)
menegaskan berakhirnya perjanjian kerja apabila :
1. Pekerja meninggal dunia
2. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
3. Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai ketentuan hukum tetap .
4. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan
berakhirnya hubungan kerja.
Menurut Undang – undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 angka
20, Pengaturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh perusahaan
yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara
serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat
pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak
dan kewajiban kedua belah pihak.
18. Sebutkan persamaan dan perbedaan antara Peraturan perusahaan dan Perjanjian
Kerja Bersama!
Menurut pasal 69 ayat 2, Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan
harus memenuhi persyaratan :
a. izin tertulis dari orang tua atau wali;
Menurut pasal 1 angka 30 Undang – undang No.13 Tahun 2003, upah adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja/ buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau
jasa yang telah atau akan dilakukan
24. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis upah berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan!
Sesuai dengan undang – undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, setiap
pekerja/buruh berhak atas kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan dalam hal
mewujudkan hal ini pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerja/buruh. Jenis dari pengupahan menurut undang – undang No.13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan meliputi :
1. Upah minimum
2. Upah kerja lembur
3. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
4. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain diluar pekerjaannya
5. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya
6. Bentuk dan cara pembayaran upah
7. Denda dan potohan upah
8. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
9. Struktur dan skala pengupahan yang proposional
10. Upah untuk pembayaran pesangon
11. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan
1. Teori Pengupahan dengan Dasar Hukum Penawaran dan Permintaan Adam Smith
(1723 – 1790)
Teori ini bertitik tolak dari hukum penawaran dan permintaan pada pasar sempurna dan
mobilitas tenaga kerja secara sempurna. Dalam arti bila upah di sektor industri jauh lebih
tinggi dari upah di sektor pertanian, maka sebagian pekerja akan pindah dari pertanian ke
sektor industri agar memperoleh upah yang lebih besar.
2. Teori Upah Substansi David Ricardo (1772-1823).
Seorang ahli ekonomi klasik dari Inggris menciptakan teori upah substansi dengan
memanfaatkan teori hukum penawaran dan permintaan Adam Smith. Menurut Teori
Ricardo, jika upah buruh / pekerja suatu waktu cukup tinggi, maka para pekerja itu akan
cenderung melakukan pesta pernikahan karena upahnya cukup untuk menyediakan mas
kawin dan pesta perkawinan. Akibatnya semakin tinggi tingkat kelahiran dan selanjutnya
semakin meningkat juga pertumbuhan angkatan kerja yang
26. Sebut dan jelaskan 3 sistem pengupahan!
1. Upah menurut waktu > upah yang besarnya didasarkan pada lamanya bekerja (perjam,
per minggu, perbulan).
2. Upah menurut satuan hasil > Upah yang besarnya berdasarkan berang yang dihasilkan
oleh pekerja (per potong, per barang, per berat)
3. Upah borongan > upah yang berdasarkan kesepakatan antara pemberi dan penerima
pekerjaan.
27. Jelaskan pengertian mogok kerja dan penutupan perusahaan!
Menurut Undang – undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 angka
23, mogok kerja adalah Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan
dan dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk
menghentikan atau memperlambat pekerjaan. Sedangkan Penutupan perusahaan menurut
pasal 1 angka 24, Penutupan perusahaan (lock out) adalah tindakan pengusaha untuk
menolak pekerja/buruh seluruhnya atau sebagian untuk menjalankan pekerjaan.
28. Sebutkan dasar hukum pelaksanaan mogok kerja dan penutupan perusahaan!
Dasar hukum dari mogok kerja terdapat pada pasal 137 Undang – undang No.13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan, Mogok kerja sebagai hak dasar pekerja/buruh dan serikat
pekerja/serikat buruh dilakukan secara sah, tertib, dan damai sebagai akibat gagalnya
perundingan.
Dasar hukum dari penutupan perusahaan terdapat pada pasal 146 Undang – undang
No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Penutupan perusahaan (lock out)
merupakan hak dasar pengusaha untuk menolak pekerja/buruh sebagian atau seluruhnya
untuk menjalankan pekerjaan sebagai akibat gagalnya perundingan.
Dalam Undang – undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, menurut pasal
140 mekanisme mogok kerja meliputi :
1. Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sebelum mogok kerja
dilaksanakan, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh wajib memberitahukan
secara tertulis kepada pengusaha dan instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya memuat :
a. waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri mogok kerja
b. tempat mogok kerja
c. alasan dan sebab-sebab mengapa harus melakukan mogok kerja
d. tanda tangan ketua dan sekretaris dan/atau masing-masing ketua dan sekretaris serikat
pekerja/serikat buruh sebagai penanggung jawab mogok kerja.
3. Dalam hal mogok kerja akan dilakukan oleh pekerja/buruh yang tidak menjadi
anggota serikat pekerja/ serikat buruh, maka pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) ditandatangani oleh perwakilan pekerja/buruh yang ditunjuk sebagai
koordinator dan/atau penanggung jawab mogok kerja.
4. Dalam hal mogok kerja dilakukan tidak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka
demi menyelamat kan alat produksi dan aset perusahaan, pengusaha dapat mengambil
tindakan sementara dengan cara :
a. melarang para pekerja/buruh yang mogok kerja berada di lokasi kegiatan proses
produksi atau
b. bila dianggap perlu melarang pekerja/buruh yang mogok kerja berada di lokasi
perusahaan
Mekanisme dalam penutupan perusahaan sesuai dengan pasal 148 Undang – undang
No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan meliputi :
1.Pengusaha wajib memberitahukan secara tertulis kepada pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh, serta instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
setempat sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum penutupan perusahaan (lock
out) dilaksanakan.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memuat:
a. waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri penutupan perusahaan (lock out);
dan
b. alasan dan sebab-sebab melakukan penutupan perusahaan (lock out).
3. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh pengusaha
dan/atau pimpinan perusahaan yang bersangkutan.
Dalam Undang – undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal 1 angka 23,
Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakan secara
bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk menghentikan atau
memperlambat pekerjaan. Sedangkan demonstrasi dalam undang – undang No.9 Tentang
kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, pasal 1 angka 3 menyebutkan
demonstrasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk
mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstrative di muka
umum dalam bentuk unjuk, pawai, rapat umum atau mimbar bebas yang dilaksanakan di
tempat- tempat terbuka untuk umum sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab
demokrasi.
1. Mogok kerja dilakukan oleh pekerja, sedangkan Demonstrasi dilakukan oleh siapapun.
2. Mogok kerja menuntut hak normative sebagai pekerja, sedangkan Demonstrasi untuk
menuntut hak sebagai warga Negara.
3. Mogok kerja menuntut kepada perusahaaan, sedangkan Demonstrasi menuntut kepada
pemerintah.
4. Mogok kerja dapat dilakukan di perusahaan, sedangkan Demonstrasi harus dilakukan
di tempat yang terbuka atau umum.