Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (S1) pada
Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
OUTLINE
Disusun Oleh:
NAMA : Falsa
FAKULTAS HUKUM
2023
3
Lalu Husni, S.H., M.Hum. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta :PT. Rajagrafindo Persada, 2008), 16.
4
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hukum Kerja, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2008)
Bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib dilaksanakan oleh
setiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja pada
perusahaan tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan dan
peningkatan kesejahteraan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk jaminan sosial
tenaga kerja yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifat dasar, dengan
berdasarkan usaha bersama, kekeluargaan dan kegotong royongan sebagaimana yang
tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Tenaga kerja yang tetap maupun kontrak hendaknya mendapatkan perlindungan
kesejahteraan yang merata. Upah kerja menjadi salah satu perlindungan kesejahteraan
yang menjadi perhatian. Landasan hukum terkait upah kerja terdapat pada UU
Ketenagakerjaan No.13 tahun 2013. Apa yang dimaksud hukum ketenagakerjaan
yakni segala lisan maupun tertulis yang mengatur terkait ketenagakerjaan. Pekerja dan
pengusaha memiliki hubungan kerja yang harus disepakati bersama. Hubungan
tersebut akan terbentuk setelah perjanjian kerja disepakati. Pada UU Ketenagakerjaan
No.13 Tahun 2003 menjelaskan bahwasannya hubungan kerja yakni hubungan yang
terjalin antara pengusaha dan pekerja/buruh dengan dasar perjanjian kerja yang
meliputi perintah, unsur pekerjaan, dan upah. Dalam UU yang sama, juga dijelaskan
adanya Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Pada pasal 89 dijelaskan
bahwasannya sistem pengupahan buruh didasari suatu perjanjian kerja yang terdapat
larangan untuk pengusaha ataupun perusahaan melakukan pembedaan upah untuk
para buruh yang sudah diterapkan oleh pemerintah provinsi atau kabupaten/kota.
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan penjelasan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan-peraturan undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarga
atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Meskipun sudah
ada undang-undang yang mengaur mengenai hak pekerja/ buruh dalam menentukan
upah/gajih tetapi pada kenyataanya masih ditemukan perusahaan yang tidak patut
dalam artian tidak membayarkan upah/ gajih sesuai UMK bahkan ada perusahaan
yang tidak membayarkan upah/gajih pada karyawannya. Lalu bagaiamana akibat
hukum ketenagakerjaan atas pemotongan gaji karyawan atau tidak dibayarkannya gaji
karyawan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis bermaksud untuk membahas tentang
perlindungan hukum terhadap karyawan yang tidak diberi gajimaka penulis tertarik ,
untuk mengambil kasus ini : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PEKERJA YANG TIDAK DIBERI UPAH/ GAJI BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
(Studi Putusan Pengadilan Serang Nomor 159/Pdt.Sus-PHI/2021 PN Srg)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap karyawan yang tidak diberikan upah/
gaji oleh pihak perusahaan berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan.
2. Apa petimbangan hakim dalam memutuskan perkara Pengadilan Serang Nomor
159/Pdt.Sus-PHI/2021 PN Srg.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagimana perlindungan hukum terhadap karyawan yang tidak
diberikan upah/ gajih berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan.
2. Untuk mengetahui bagaimana petimbangan hakim dalam putusan Nomor
159/Pdt.Sus-PHI/2021 PN srg.