OLEH KELOMPOK 12
Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kelompok 12 Tentang Tinjauan Umum
Uu No. 13 Tentang Ketenagakerjaan Jika Dikaitkan Dengan Uu No. 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Hukum
Ketenagakerjaan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Makalah Upaya Hukum ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi dari buku dan jurnal yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Upaya
Hukum ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Dengan demikian, penyusun sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penyusun dan pembaca
umumnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam hidupnya selalu berusaha untuk memenuhi segala
kebutuhannya. Kebutuhan hidup sangatlah bervariasi, sedikit atau banyaknya
adalah relatif tergantung pada kemampuan atau daya beli seseorang. Daya beli
seseorang tentulah sangat dipengaruhi oleh penghasilan yang ia peroleh dalam
kurun waktu tertentu setelah ia bekerja. Secara sosial ekonomis, kedudukan
pekerja/buruh adalah tidak bebas. Sebagai orang yang tidak mempunyai bekal
hidup lain daripada itu, ia terpaksa bekerja pada orang lain.
B. Tujuan
Berdasasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan tujuan
makalah ini adalah untuk dapat mengetahui konsep Perlindungan, Pengupahan,
Kesejahteraan Pekerja, PKWT, PKWTT, PHK dan Pesangon. Perbandingan
antara UU Ketenagakerjaan NO 13 Tahun 2003 dengan UU Cipta Kerja NO. 11
Tahun 2020
BAB II
PEMBAHASAN
2. PENGUPAHAN
a. Pengertian upah
Menurut Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 tahun 2013
tentang Ketenagakerjaan (UU 13/2003), Upah adalah hak pekerja yang
diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya
atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan
1. upah minimum;
2. struktur dan skala upah;
c. Upah bulanan
2. Berdasarkan satuan hasil (pasal 18 dan 19 PP 36/2021):
e. komponen upah
3. KESEJAHTERAAN
3. Perumahan pekerja/buruh;
4. Fasilitas beribadah;
6. Fasilitas kantin;
8. Fasilitas rekreasi.
C. PHK
1. Pengertian PHK
Pemutusan Hubungan Kerja merupakan suatu hal yang pada beberapa
tahun yang lalu merupakan suatu kegiatan yang sangat ditakuti oleh karyawan
yang masih aktif bekerja. Hal ini dikarenakan kondisi kehidupan politik yang
goyah, kemudian disusul dengan carut marutnya kondisi perekonomian yang
berdampak pada banyak industri yang harus gulung tikar, dan tentu saja
berdampak pada pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan sangat
tidak terencana. Kondisi inilah yang menyebabkan orang yang bekerja pada
waktu itu selalu dibayangi kekhawatiran dan kecemasan, kapan giliran dirinya
diberhentian dari pekerjaan yang menjadi penopang hidup keluarganya. Maka
dengan ini dapat disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang
juga dapat disebut dengan pemberhentian, separation atau pemisahan
memiliki pengertian sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan
alasan tertentu yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan
perusahaan.
D. UANG PESANGON
1. Pengertian
Uang pesangon adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh
perusahaan pemberi kerja kepada pegawai, dengan nama dan
atau dalam bentuk apapun, sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau
terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk uang penghargaan masa
kerja dan uang penggantian hak
Pasal 40 Ayat 3 Berdasarkan UU Cipta Kerja, dijelaskan bahwa
komponen pesangon PHK meliputi gaji pokok dan juga tunjangan tetap bagi
karyawan beserta keluarganya. Sehingga perusahaan harus ingat untuk tetap
memberikan slip gaji kepada karyawan dan menginput semua informasi
beserta tunjangan dalam aplikasi slip gaji
2. Tujuan Adanya Uang Pesangon
Upah yang dimaksud disini adalah jumlah gaji pokok setelah ditambah
dengan tunjangan tetap. Perlu diketahui bahwa tunjangan tetap bisa
berbeda-beda pada suatu perusahaan. Kadang kita bingung mengenai
istilah tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap. Contoh dari tunjangan
tetap bisa seperti tunjangan transport, kesehatan dan lain sebagainya.
Intinya tunjangan tetap akan selalu dihitung dan dibayarkan meskipun
kamu sedang berhalangan hadir ke kantor/perusahaan.Besarnya uang
pesangon karyawan yang wajib kamu berikan juga telah ditentukan oleh
Pasal 156 Ayat (2) Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003,
yakni:
Orang bekerja bukan hanya soal gaji bulanan, tapi juga perlu
mendapatkan penghargaan atas apa yang dikerjakan. Oleh karena itu kita
mesti bersyukur hidup di negeri tercinta ini karena apa yang kita kerjakan
juga dinilai dan dihargai. Minimal setelah 3 (tiga) tahun bekerja di
perusahaan dan apabila terjadi pemutusan hak kerja, kita telah berhak
mendapatkan penghargaan itu dalam bentuk uang. Semua itu juga diatur
dalam Undang-Undang. Berikut ini adalah ketentuan uang penghargaan
atas masa kerja seseorang di perusahaan. Ketentuan ini sesuai dengan UU
Ketenagakerjaan Pasal 156 Ayat (3).
c. Adanya pernikahan antara pekerja dalam satu perusahaan (jika ada aturan
di perusahaan)
h. Perusahaan pailit
Pekerja yang ditahan dan tidak dapat melakukan pekerjaan setelah 6 bulan
lamanya
Pekerja yang mangkir selama 5 hari lebih dan telah dipanggil 2 kali secara
patut
1. Pasal 40 Ayat 2
Bagi yang bekerja dua tahun lebih tapi kurang dari tiga tahun,
pesangonnya tiga bulan gaji
Masa kerja lima sampai kurang dari enam tahun, pesangonnya 6 bulan
gaji
Untuk karyawan dengan masa kerja 6-kurang dari 7 tahun, menerima
pesangon 7
bulan gaji
Untuk masa kerja 7-kurang dari 8 tahun, menerima 8 bulan gaji untuk
pesangon
2. Pasal 43
4. Pasal 40 Ayat 3
Karyawan dengan masa kerja 3 tahun sampai kurang dari 6 tahun menerima
UPMK sebesar dua bulan gaji
Masa kerja 6 sampai kurang dari 9 tahun menerima 3 bulan gaji
Untuk masa kerja 9 sampai kurang dari dua belas tahun, menerima empat
bulan gaji
Bagi yang masa kerjanya 15 tahun sampai kurang dari 18 tahun, UPMK yang
diterima sebesar 6 bulan gaji
Untuk masa kerja 18 sampai kurang dari 21 tahun, UPMK yang diterima 7
bulan gaji
Masa kerja 21 tahun hingga kurang dari 24 tahun, UPMK yang diterima
sebesar 8 bulan gaji
Masa kerja 24 tahun hingga lebih, UPMK yang diterima sebesar 10 bulan gaji
Berdasarkan UU Cipta Kerja, dijelaskan bahwa komponen pesangon PHK
meliputi gaji pokok dan juga tunjangan tetap bagi karyawan beserta keluarganya.
Sehingga perusahaan harus ingat untuk tetap memberikan slip gaji kepada
karyawan dan menginput semua informasi beserta tunjangan dalam aplikasi slip
gaji. Pihak pemberi kerja atau perusahaan juga berhak tidak memberikan
pesangon pada karyawan yang di PHK dengan beberapa alasan.
Pihak pemberi kerja bisa memberikan pesangon 0,5 kali dan UPMK
sebesar 1x jika segala alasannya memenuhi ketentuan untuk pengurangan
pesangon.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Upah
Adanya upah satuan hasil dan waktu.
Upah satuan hasil adalah upah yang ditetapkan
Upah satuan hasil berdasarkan satu waktu seperti harian,
Tidak diatur dalam UUK sebelumnya
dan waktu mingguan atau bulanan. Sementara upah satuan
hasil adalah upah yang ditetapkan berdasarkan
hasil dari pekerjaan yang telah disepakati.
Upah minimum ditetapkan di tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kotamadya, dan Meniadakan upah minimum sektoral
Upah Minimum
Sektoral. Berdasarkan Pasal 89 UUK, kabupaten/kota (UMK), upah minimum sektoral
Sektoral dan
setiap wilayah diberikan hak untuk kabupaten/kota (UMSK), sehingga penentuan
Upah Minimum
menetapkan kebijakan Upah minimum upah hanya berdasarkan Upah Minimum
Kabupaten/Kota
mereka sendiri baik di tingkat provinsi Provinsi (UMP)
dan tingkat Kabupaten/Kotamadya.
Memberikan bonus, atau penghargaan lainnya
bagi pekerja sesuai dengan masa kerjanya.
Bonus Tidak diatur dalam UUK sebelumnya Bonus tertinggi senilai lima kali upah bagi
pekerja yang telah bekerja selama 12 tahun atau
lebih.
Rumus yang dipakai adalah UMt+{UMt,
x (INFLASIt + % ∆ PDBt )}
Keterangan :
UMn : Upah minimum yang
ditetapkan
UMt : Upah minimum tahun Rumus yang dipakai adalah UMt+1 = UMt +
berjalan (UMt x %PEt)
Inflasit : Inflasi yang dihitung dari Keterangan :
Perbedaan Rumus periode September tahun yang lalu UMt : Upah minimum tahun berjalan
menghitung upah sampai dengan periode September PEt : Pertumbuhan ekonomi tahunan
minimum
tahun berjalan Tidak ada ada inflasi, tapi menjadi
∆ PDBt : Pertumbuhan Produk pertumbuhan ekonomi daerah
Domestik Bruto (PDB) yang dihitung
dari pertumbuhan PDB yang
mencakup periode kwartal III dan IV
tahun sebelumnya dan periode
kwartal I dan II tahun berjalan
2. Pesangon
Uang Penggantian
Diatur dalam pasal 156 (4) UUK Tidak adanya uang penggantian hak
Hak
Uang penghargaan masa kerja 24 tahun dihapus.
RUU Cipta Kerja menghapus poin H dalam
Uang pasal 156 ayat 3 terkait uang penghargaan bagi
Penghargaan Diatur dalam pasal 156 (3) UUK pekerja/buruh yang memiliki masa kerja 24
Masa Kerja tahun atau lebih dimana seharusnya
pekerja/buruh menerima uang penghargaan
sebanyak 10 bulan upah.
Uang pesangon Pasal 161 UUK menyebutkan : • Menghapuskan uang pesangon bagi
(1) Dalam hal pekerja/buruh melakukan pekerja/buruh yang di PHK karena surat
pelanggaran ketentuan yang diatur dalam peringatan. Padahal dalam UU Ketenagakerjaan
perjanjian kerja, peraturan perusahaan pasal 161 menyebutkan pekerja/buruh yang di
atau perjanjian kerja bersama, pengusaha PHK karena mendapat surat peringatan
dapat melakukan pemutusan hubungan memiliki hak mendapatkan pesangon.
kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang • Menghapuskan uang pesangon bagi
bersangkutan diberikan surat peringatan pekerja/buruh yang di PHK karena
pertama, kedua, dan ketiga secara
peleburan, pergantian status kepemilikan
berturut-turut.Pasal 163 (1) UUK
menyebutkan : perusahaan. Pekerja/buruh yang di PHK
Pengusaha dapat melakukan pemutusan karena pergantian status kepemilikan
hubungan kerja terhadap pekerja/buruh perusahaan tidak akan diberi pesangon
dalam hal terjadi perubahan status, lagi oleh perusahaan awal, sebab hal ini
penggabungan, peleburan, atau perubahan sudah dihapus dalam RUU Cipta Kerja.
kepemilikan perusahaan dan pekerja/
buruh tidak bersedia melanjutkan
hubungan kerja, maka pekerja/buruh • Menghapuskan uang pesangon bagi
berhak atas uang pesangon sebesar 1 pekerja/buruh yang di PHK karena
(satu) kali sesuai ketentuan Pasal 156 ayat perusahaan merugi 2 tahun dan pailit.
(2), uang perhargaan masa kerja 1 (satu)
Pemerintah telah menghapus UU
kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan dalam Ketenagakerjaan pasal 164 dan 165 di
Pasal 156 ayat (4).Pasal 164 dan 165 dalam RUU Cipta Kerja. Jadi nantinya
UUK mengatur mengenai pekerja/buruh pekerja/buruh yang di PHK karena
yang di PHK karena perusahaan merugi perusahaan mengalami kerugian dan
dan pailit berhak mendapat pailit tidak mendapatkan pesangon.
pesangon.Pasal 166 UUK mengatur hak
keluarga buruh atau pekerja. Bila buruh
atau pekerja meninggal dunia, pengusaha • Menghapuskan uang santunan berupa
harus memberikan uang kepada ahli pesangon bagi ahli waris atau keluarga
waris.
apabila pekerja/buruh meninggal. Draft
RUU Cipta Kerja juga telah menghapus
pemberian uang santunan berupa
pesangon, hak uang penghargaan masa
kerja dan uang penggantian hak bagi ahli
Pasal 167 UUK mengatur mengenai waris yang ditinggalkan.
pesangon untuk pekerja/buruh yang
di PHK karena memasuki usia • Menghapuskan uang pesangon bagi
pensiun. pekerja/buruh yang di PHK karena akan
memasuki usia pensiun. Pemerintah
telah menghapus pasal 167 UUK yang
isinya mengatur pesangon bagi
pekerja/buruh yang di PHK karena
memasuki usia pensiun.
Pemutusan
5 Hubungan
Kerja (PHK)
RUU Cipta Kerja menambah 5 poin lagi alasan
Melihat pada UU Ketenagakerjaan, ada 9
perusahaan boleh melakukan PHK, diantaranya
alasan perusahaan boleh melakukan PHK
meliputi:
seperti:
• Perusahaan melakukan efisiensi
• Perusahaan bangkrut
• Perusahaan melakukan penggabungan,
• Perusahaan tutup karena merugi
peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan
• Perubahan status perusahaan
Alasan perusahaan
• pekerja/buruh melanggar perjanjian
perusahaan boleh • Perusahaan dalam keadaan penundaan
kerja
melakukan PHK kewajiban pembayaran utang
• pekerja/buruh melakukan kesalahan
• Perusahaan melakukan perbuatan yang
berat
merugikan pekerja/buruh
• pekerja/buruh memasuki usia pensiun
• Pekerja/buruh mengalami sakit
• pekerja/buruh mengundurkan diri
berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan
• pekerja/buruh meninggal dunia
kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya
• pekerja/buruh mangkir
setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan