MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
Sektor Publik
Dosen Pengampu: Dr. Salamatul Afiyah M.Si
Disusun Oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan masalah mendasar
yang bertujuan untuk diketahui meliputi:
1. Untuk menilai hambatan-hambatan yang mempengaruhi efektivitas pengelolaan
hak dan kewajiban ASN di lingkungan pemerintahan.
2. Untuk mengevaluasi perlindungan hak dan kewajiban pekerja/buruh yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU
Ketenagakerjaan).
3. Untuk menilai dampak kebijakan pengaturan hak dan kewajiban pekerja/buruh
terhadap hubungan industrial dan kesejahteraan pekerja/buruh di tingkat nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam konteks perundang-undangan, hak dan kewajiban SDM sering diatur oleh
norma ketenagakerjaan, yang bertujuan memberikan perlindungan kepada pekerja dan menjaga
keseimbangan hubungan kerja antara pekerja dan pemberi kerja. Hak dan kewajiban ini dapat
mencakup berbagai aspek, termasuk cuti, jam kerja, serta perlindungan terhadap diskriminasi.
Penting untuk dipahami bahwa hak dan kewajiban SDM bersifat saling terkait dan
menciptakan dasar bagi hubungan kerja yang sehat dan adil antara pekerja dan perusahaan.
Berdasarkan pakar dan peraturan perundang-undangan, hak dan kewajiban SDM dapat
didefinisikan sebagai berikut:
a. Menurut Simamora (2004), hak dan kewajiban SDM adalah hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh setiap individu yang bekerja, baik di sektor formal maupun informal.
b. Menurut Hasibuan (2008), hak dan kewajiban SDM adalah hak dan kewajiban yang
melekat pada diri setiap individu yang bekerja, baik di sektor formal maupun informal.
c. Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Pasal 86 ayat (1) menyatakan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai
hak untuk:
1) Mendapatkan upah dan jaminan sosial
2) Mendapatkan waktu istirahat dan cuti
3) Mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
4) Mendapatkan perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif
5) Mendapatkan jaminan kesehatan
3
4
a. Mendapatkan upah dan jaminan sosial: Hak untuk menerima bayaran yang
setimpal dan manfaat sosial yang melibatkan perlindungan keuangan.
b. Mendapatkan waktu istirahat dan cuti: Hak untuk istirahat reguler dan cuti yang
memastikan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.
c. Mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja: Hak untuk
bekerja dalam lingkungan yang aman dan mendapatkan perlindungan terhadap
risiko kecelakaan atau bahaya kesehatan.
d. Mendapatkan perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif: Hak untuk
diperlakukan dengan adil tanpa adanya diskriminasi berdasarkan jenis kelamin,
ras, agama, atau faktor lainnya.
7
Semua poin tersebut menyoroti hak-hak dasar pekerja dalam aspek-aspek tertentu dari
lingkungan kerja mereka.
2. Kewajiban Pengusaha:
a. Memberikan Upah Sesuai Ketentuan: Pengusaha diwajibkan membayar upah
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak boleh membayar upah di bawah
standar minimum.
b. Menyediakan Lingkungan Kerja yang Aman: Pengusaha bertanggung jawab
untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan kerja yang aman dan
sehat.
c. Menghormati Hak Asasi Pekerja: Memberikan perlindungan terhadap hak asasi
pekerja/buruh, termasuk hak untuk berserikat dan berkumpul.
a. Kebebasan Berserikat: Kebebasan berserikat adalah hak bagi pekerja atau buruh
untuk membentuk serikat pekerja atau bergabung dalam serikat pekerja yang
sudah ada. Hal ini menciptakan wadah bagi mereka untuk bersatu,
berkolaborasi, dan menyuarakan kepentingan bersama. Kebebasan ini bertujuan
untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak pekerja, meningkatkan
10
4. Pemutusan Hubungan Kerja: Prosedur yang Adil: Menetapkan prosedur yang adil
untuk pemutusan hubungan kerja, melibatkan kriteria-kriteria tertentu dan hak
pekerja/buruh yang perlu dihormati.
A. Kesimpulan
Hambatan dalam Implementasi Pengelolaan Hak dan Kewajiban ASN Evaluasi
hambatan-hambatan dalam efektivitas pengelolaan hak dan kewajiban ASN di lingkungan
pemerintahan menjadi krusial. Upaya perbaikan harus difokuskan untuk meningkatkan
profesionalisme dan memastikan perlindungan hak-hak dasar ASN.
Perlindungan Hak dan Kewajiban Pekerja/Buruh dalam UU Ketenagakerjaan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan memberikan landasan
yang kuat untuk melindungi hak dan kewajiban pekerja/buruh. Poin-poin regulasi tersebut,
seperti upah yang layak dan perlindungan terhadap diskriminasi, harus diperkuat dan
diterapkan secara konsisten.
Dampak Kebijakan Pengaturan Hak dan Kewajiban Pekerja/Buruh Kebijakan ini
memiliki dampak yang signifikan terhadap hubungan industrial dan kesejahteraan
pekerja/buruh di tingkat nasional. Pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
dan memberikan perlindungan hak-hak pekerja/buruh untuk mendukung produktivitas dan
kesejahteraan secara keseluruhan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 4. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2015 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Pekerjaan Dalam Negeri dan dari Luar Negeri.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2022 tentang Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Perlindungan
Pekerja/Buruh yang Mempunyai Anak Usia Bawah 12 (Dua Belas) Tahun.
12