OLEH :
ASRIYANI A. SEHE
NPM: 01012111064
KELAS: 4A
FAKULTAS HUKUM
2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah Hukum Ketenagakerjaan. Dan penulis juga berterima kasih kepada dosen
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan dari pembaca makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat dipahami dan
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
kemerdekaan ......................................................................................... 5
kemerdekaan ........................................................................................ 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
ini ada demi terpenuhinya hak para tenaga kerja agar tidak terjadi eksploitasi
dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia dalam hal tenaga kerja. Dalam
yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan
sesudah masa kerja. Dalam hal ini, sesuai dengan Pasal 1 angka 2 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang dimaksud Tenaga Kerja adalah setiap
Hal itu dapat kita lihat bahwa, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
maka faktor tenaga kerja harus diperhatikan.. Dimana salah satu keberhasilan
kualitas manusia tidak mungkin tercapai tanpa adanya jaminan hidup yang
martabat manusia. Maka dari itu, tenaga kerja perlu mendapatkan pembinaan,
1
pengarahan, perlindungan hukum, dan jaminan sosial maupun jaminan
kerja, kematian dini, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan menjadi
diklaim sebagai barang dagangan yang terkait, Karena itu Negara tidak boleh
merupakan suatu hak yang tidak hanya dimiliki oleh pekerja/buruh tetapi juga
mengalami sakit atau memerlukan bantuan medis lain seperti hamil dan
2
Disamping perlu dilakukan upaya untuk mencegah pegawai mengalami
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu, sesuai dengan
BUMN yang ditunjuk, yaitu PT. Jamsostek, PT. Askes, PT. Taspen, dan PT.
Asabri.
peningkatan kapasitas puskemas dan rumah sakit milik Pemerintah. Selain itu,
3
1.3 Tujuan Penelitian
indonesia
indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM PERBUDAKAN
perintah pihak lain, yaitu pemilik budak. Sementara pihak yang disebut budak
segala perintah kerja yang diberikan oleh pemilik budak. Para pemilik budak
dalam hal ini adalah satu-satunya pihak yang memiliki hak untuk mengatur dan
memberi kerja serta hak lainnya atas budak yang dimilikinya. Pendek kata
budak tidak memiliki daya tawar atau kebebasan memilih untuk menerima atau
menolak pekerjaan. Dalam hal bekerja, budak tidak memiliki batas waktu jam
kerja. Jam kerja budak sepenuhnya dimiliki oleh si pemilik budak. Sistem
memiliki akar sejarah dengan berlakunya sistem kelas sosial pada masyarakat
terbitnya peraturan pada Tahun 1817, yang isinya mengatur pengiriman budak
ke pulau Jawa dari luar pulau Jawa. Pengaturan itu pun masih sebatas
5
pengaturan untuk membatasi bertambahnya jumlah budak di pulau Jawa.
Pengaturan lebih lanjut baru terjadi pada Tahun 1825, ketika Pemerintah
diatur sekurang-kurangnya ada lima hal pokok, yaitu sebagai berikut. Pertama,
budak dan juga ancaman pidana bagi budak yang meninggalkan pekerjaan atau
6
bahwa paling lambat pada tanggal 1 Januari 1860, perbudakan di seluruh
terdapat pola kerja yang jauh lebih kejam ketimbang perbudakan, yakni
berlakunya sistem kerja paksa atau kerja rodi. Sistem kerja paksa atau kerja
rodi adalah sistem kerja yang diberlakukan secara kolektif dalam bentuk
satuan desa, suku atau kerajaan atau untuk keperluan raja. Pekerjaan ini pada
atau pihak lain dengan tanpa upah. Peristiwa kerja paksa semasa Pemerintah
Pemerintahan Hindia Belanda. Sampai kini, kerja paksa yang terus diingat
banyak orang adalah kerja paksa semasa Heandrik William Deandels menjabat
sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada Tahun 1807-1811. Pada saat
itu kerja paksa untuk kepentingan pembuatan jalan dari Anyer provinsi Banten
7
Pada dasarnya kerja paksa atau kerja rodi itu lebih kejam dari perbudakan,
mengingat dalam kerja rodi mereka tidak diberi makan dan pemondokan
paksa makin parah. Rakyat yang disuruh kerja paksa (romusa) untuk
pendudukan lain tanpa upah. Mereka diberi sanksi fisik yang keras apabila
C. PUNALE SANKSI
Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, selain perbudakan dan kerja paksa,
dikenal pula istilah punale sanksi. Punale Sanksi adalah hukuman yang
pekerjaan tanpa alasan yang dapat diterima dengan pidana denda antara
Rp16,00 (enam belas rupiah) hingga Rp25,00 (dua puluh lima rupiah) atau
dengan kerja paksa selama 7 hari hingga 12 hari. Punale sanksi merupakan
8
Jika dilihat dari aspek yuridis, punale sanksi memberi kedudukan yang tinggi
pemberlakuan punale sanksi sehingga pada Tahun 1879 punale sanksi dicabut.
Namun, satu Tahun selepas dicabutnya punale sanksi, yakni pada Tahun 1880
di Sumatera Timur keluar peraturan yang serupa dengan punale sanksi yang
pada Tahun 1941 dan baru mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 1942.
9
2.2 Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan setelah Proklamasi
1945-1969
merupakan masalah serius yang harus ditangani. Hal ini karena selain seluruh
penting saat itu masih dikuasai oleh negara sehingga masalah ketenagakerjaan
Tahun 1948 yang bertitel Undang-undang Kerja. Mengingat saat itu negara
tersebut hanya berlaku untuk Negara Republik Indonesia. Baru pada Tahun
pekerjaan yang boleh dilakukan anak, orang muda dan wanita, aturan tentang
waktu kerja, waktu istirahat, dan tempat kerja. Undang-undang ini hanya
10
berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh dan tidak berlaku
diselesaikan oleh para pihak yang berselisih sendiri, yaitu pekerja/buruh dan
keamanan nasional.
lebih baik ternyata peraturan kekuasaan militer tersebut belum begitu mampu
11
aturan-aturan baru tentang penyelesaian perselisihan perburuhan dan
perburuhan.
Kondisi ketenagakerjaan saat itu yang mendasari terbentuknya P4P dan P4D
asas yang dianut saat itu adalah demokrasi liberal maka para pihak yang
12
pekerja/buruh dengan pengusaha dalam menyusun syarat- syarat kerja di
izin dari P4D dan P4P. Pada masa setelah Tahun-Tahun tersebut, kondisi
yang berarti. Hal ini juga disebabkan bangsa Indonesia saat itu lebih
Orde Baru.
1969-2003
13
Ketenagakerjaan. Undang-Undang ini mengatur tentang Pokok-pokok yang
Guna lebih memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, pada Tahun 1977
berikut ini.
suatu program jaminan sosial yang lebih baik dan diatur dalam suatu undang-
14
Memberikan perlindungan kepada pekerja /buruh dan keluarga dalam suatu
jaminan sosial yang disebut jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek), meliputi
berikut ini.
2. Jaminan kematian.
yang dapat dipotongkan dengan upah. PP ini menegaskan bahwa upah pekerja
Putusan P4D dan P4P bukan merupakan suatu putusan lembaga pengadilan
tetapi putusan yang bersifat administratif. Oleh karena itu, putusan tersebut
15
merupakan objek yang dapat digugat pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha
yang lama, yaitu mulai dari penyelesaian secara bipartit, anjuran tertulis, P4D,
masalah yang harus diselesaikan secara cepat maka dengan adanya peradilan
industrial baru yang lebih cepat dan dapat diterima baik oleh pengusaha,
menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus serta menjadi atau tidak
kepentingan-kepentingannya.
16
mengatur berbagai hal di bidang ketenagakerjaan yang sebelumnya tidak
sebelumnya dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman termasuk yang
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus serta menjadi atau tidak
kepentingan-kepentingannya.
18
atau tidak menjadi anggota Serikat Pekerja/Serikat Buruh guna
memperjuangkan kepentingan-kepentingannya.
Tahun 1998.
3.3 Saran
menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus serta menjadi atau tidak
kepentingan-kepentingannya.
19
pernah diatur dalam satu undang-undang. Beberapa ketentuan tentang
sebelumnya dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman termasuk yang
sejak dimulainya era reformasi pada Tahun 1998. Tahun 2003 tentang
atau tidak menjadi pengurus serta menjadi atau tidak menjadi anggota Serikat
sebelumnya dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman termasuk yang
sejak dimulainya era reformasi pada Tahun 1998. Tahun 2003 tentang
20
atau tidak menjadi pengurus serta menjadi atau tidak menjadi anggota Serikat
sebelumnya dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman termasuk yang
21
DAFTAR PUSTAKA
memperjuangkan kepentingan-kepentingannya.
22