TUGAS MAKALAH
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Istilah Ketenagakerjaan....................................................................................................5
2.2 Ruang Lingkup Ketenagakerjaan.....................................................................................6
2.3 Sumber Hukum Ketenagakerjaan.....................................................................................7
2.4 Pihak-Pihak Dalam Hukum Ketenagakerjaan................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
KESIMPULAN.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dosen untuk
membuat makalah dengan baik dan dengan waktu yang tepat.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu pemenuhan tugas kami dalam mata kuliah Hukum
Ketenagakerjaan. Maka dari itu, kami berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan
makalah ini agar para pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuannya mengenai Hukum
Ketenagakerjaan khususnya dalam mengembangkan pengetahuan mengenai Hukum
ketenagakerjaan/perburuhan.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karenanya kami sebagai manusia menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi materi
maupun penulisannya. Untuk itu, kami sangat menerima saran dan kritik dari para pembaca
dengan senang hati agar kami dapat terus meningkatkan jiwa kreativitas, kerja sama, dan
makalah kami dapat dibuat lebih baik dan mudah dipahami bagi pembacanya.
Penulis
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Tenaga kerja adalah pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik secara individu
maupun secara kelompok, sehingga mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam
aktivitas perekonomian nasional, yaitu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
masyarakat. Indonesia, tenaga kerja di indonesia sebagai salah satu penggerak tata kehidupan
ekonomi dan merupakan sumber daya yang jumlahnya cukup melimpah. Indikasi ini bisa
dilihat pada masih tingginya jumlah pengangguran di Indonesia serta rendahnya atau
minimnya kesempatan kerja yang disediakan.
Negara-negara yang ada diasia Indonesia merupakan salah satu negara dengan
jumlah pengangguran yang sangat besar. Banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaannya
ditambah dengan angkatan kerja baru yang belum mendapatkan pekerjaan karena terbatasnya
kesempatan kerja yang tersedia mengakibatkan tingkat penganguran yang semakin tinggi.
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk mengurangi penganguran, disaat peluang dan
kesempatan kerja didalam negeri sangat terbatas, adalah migrasi melalui penempatan tenaga
kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui:
4
BAB II
PEMBAHASAN
1) Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain (Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan). Terlepas dari istilah pekerja/buruh, ada beberap
istilah lain yang digunakan yaitu ada yang menggunakan pegawai,
karyawan/karyawati, pramugara/pramugari, sopir/pilot, masinis dan lain-lain.
Semua istilah tersebut, disatukan atau dikenal dengan dalam regulasi dengan
istilah pekerja/buruh.
2) Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu mengerjakan pekerjaan guna
menghasilkan barang/jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat (Pasal 1 angka 2 Undnag-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan). Penggunnan istilah Tenaga Kerja dengan pekerja/buruh pada
dasarnya tetaplah sama. Hanya saja pekerja/buruh memfokuskan pada orang yang
menerima upah/imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan tenaga kerja memfokuskan
kepada orang yang mampu melakukan pekerjaan, menghasilakan barang atau jasa,
kebutuhan sendiri atau kebutuhan masyarakat.
3) Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-
badan lainnya yag memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau
imbaaln dalam bentuk lain (Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan). Pemberi kerja perseorangan biasanya belum
mendaftarkan dirinya sebagai badan hukum atau badan usaha. Pemberi kerja dari
unsur pengusaha yakni orang perseorangan, atau badan hukum yang menjalankan
perusahaan milik sendiri, atau milik orang lain. Pemberi kerja dari unsur badan
hukum atau badan usaha yakni pemberi kerja dimana usahanya telah didaftarkan
secara hukum dan dinyatakan layak untuk menjalankan badan hukum atau badan
usaha.
5
dan sesudah masa kerja. Ketenagakerjaan ini melingkupi semua hal yang terkait dengan
ketenagakerjaan. Di dalam berbagai literatur dikemukakan berbagai pendapat mengenai apa
yang dimaksud dengan Hukum Perburuhan/Ketenagakerjaan yaitu:1
Secara umum, tenaga kerja adalah: “setiap orang yang mampu bekerja‘‘, kecuali:
6
c. Pemerintah.
2) Ruang Lingkup Menurut Waktu
Ruang Lingkup menurut Waktu ini berkaitan dengna kapan suatu peristiwa
tertentu diatur oleh suatu hukum yang berlaku.
3) Ruang Lingkup Menurut Wilayah
Ruang Lingkup menurut wilayah ini berkaitan dengan terjadinya suatu peristiwa
hukum yang diberi batas-batas atau dibatasi oleh kaidah hukum.
4) Ruang Lingkup Menurut Hal Ikhwal
Ruang Lingkup menurut hal ikhwal berkaitan dengan hal-hal apa saja yang
menjadi objek pengaturan dari suatu kaidah.
A. Undang-Undang
7
c. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).
B. Peraturan Lain
Menurut Zainal Asikin dalam bukunya menyatakan bahwa, peraturan lain yang
dimaksud adalah peraturan yang lebih rendah kedudukannya dengan undang-undang,
peraturan tersebut antara lain:
C. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan perbuatan manusia yang dilaksanakan berulang kali dalam hal
yang sama, diterima oleh masyarakat dengan baik, sehingga tindakan yang selalu berlawanan
dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai hukum. Hukum kebiasaan seringkali bersumber dari
norma atau kaidah sosial. Kaidah sosial dalam masyarakat dibedakan menjadi norma agama,
norma kesusilaan, dan norma kesopanan.
Menurut Iman Soepomo dalam bukunya menyebutkan bahwa, kebiasaan atau hukum
tidak tertulis berkembang dengan baik karena dua faktor:
8
D. Putusan
Apabila aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat dirasa masih kurang lengkap,
maka putusan pengadilan tidak hanya memberi bentuk hukum pada kebiasaan, tetapi juga
dapat dikatakan menentukan dan menetapkan sebagian besar hukum itu sendiri.
E. Perjanjian
Perjanjian merupakan peristiwa dimana pihak yang satu berjanji kepada pihak yang
lainnya untuk melaksanakan sesuatu hal, sehingga pihak-pihak yang bersangkutan terikat
oleh isi perjanjian yang mereka adakan, oleh karena itu aturan dalam perjanjian mempunyai
kekuatan hukum sebagai undang-undang.
F. Traktat
Traktat merupakan perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih yang dikenal
dengan perjanjian antarnegara atau perjanjian internasional. Traktat di bidang
ketenagakerjaan banyak dijumpai dalam ketentuan internasional dari hasil konferensi ILO
(International Labour Organization) yang dikenal dengan istilah convention, seperti
Convention Nomor 19 tentang perlakuan yang sama bagi buruh warga negara dan asing
dalam hal pemberian ganti rugi kecelakaan, dan Convention Nomor 100 tentang pengupahan
yang sama antara buruh pria dan wanita mengenai jenis pekerjaan yang sama
G. Doktrin/pendapat ahli
Doktrin atau pendapat pakar ilmu hukum dapat digunakan sebagai landasan untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan
perburuhan/ketenagakerjaan
9
2.4 Pihak-Pihak Dalam Hukum Ketenagakerjaan
Pihak-pihak yang terkait dalam hukum ketenagakerjaan tidak hanya pekerja/buruh
dan pengusaha/majikan saja. Melainkan juga badan-badan lain seperti organisasi
pekerja/buruh, organisasi pengusaha/majikan, dan badan-badan pemerintah.
a. Pekerja/buruh
Namun karena pada masa orde baru istilah pekerja khususnya istilah serikat pekerja
banyak diintervensi oleh kepentingan pemerintah, maka kalangan buruh trauma dengan
penggunaan istilah tersebut sehingga untuk mengakomodir kepentingan buruh dan
pemerintah, istilah tersebut disandingkan.
b. Pengusaha
Sama halnya dengan istilah buruh, istilah majikan juga sangat dikenal sebelum
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Namun, istilah majikan sekarang sudah tidak dipergunakan lagi dan diganti dengan
pengusaha karena istilah majikan berkonotasi sebagai pihak yang selalu berada di atas
sebagai lawan atau kelompok penekan buruh, padahal secara hukum antara buruh dan
majikan mempunyai kedudukan yang sama.
10
1. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri.
2. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya.
3. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia
mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b yang berkedudukan
di luar wilayah Indonesia.
c. Organisasi pekerja/buruh
Pekerja/buruh sifatnya lemah baik dipandang dari segi ekonomi maupun dari segi kedudukan
dan pengaruhnya terhadap pengusaha/majikan. Pekerja/buruh merupakan warga negara
mempunyai persamaan dan kedudukan dalam hukum, memiliki hak untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak, mengeluarkan pendapat, berkumpul dalam suatu
organisasi, serta mendirikan dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh. Hak
pekerja/buruh tersebut telah dijamin dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 1
angka 17 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan
bahwa:
Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk
pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka,
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta
melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan
pekerja/buruh dan keluarganya.
Berdasarkan pengertian serikat pekerja/serikat buruh tersebut, dapat diketahui bahwa tujuan
dari serikat pekerja/serikat buruh adalah memberikan perlindungan, pembelaan hak dan
kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja/buruh dan
keluarganya.
Menurut RG. Kartasapoetra dalam bukunya Zainal Asikin yang berjudul Dasar-Dasar Hukum
Perburuhan menyatakan bahwa, yang dimaksud dengan organisasi buruh/pekerja di tanah air
kita adalah organisasi yang didirikan oleh dan untuk kaum buruh/pekerja secara sukarela
yang berbentuk:
1) Serikat Buruh, adalah organisasi yang didirikan oleh dan untuk buruh secara sukarela,
berbentuk kesatuan dan mencakup lapangan pekerjaan, serta disusun secara vertikal
dari pusat sampai unit-unit kerja (basis).
2) Gabungan Serikat Buruh, adalah suatu organisasi buruh yang anggotaanggotanya
terdiri dari Serikat Buruh seperti di atas.
11
d. Organisasi Pengusaha
e. Pemerintah
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ketenagakerjaan adalah menyangkut secara keseluruhan dari aspek yang berkaitan
dengan tenaga kerja secara umum, sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003, bahwa ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Para pihak yang terlibat dalam
suatu pejanjian kerja adalah para pihak yang juga terlibat dalam hukum ketenagakerjaan.
Para pihak dalam hukum ketenagakerjaan sangat luas, tidak hanya melibatkan
buruh/pekerja dengan majikan/pengusaha, tetapi juga pihak-pihak yang terkait dalam
hubungan industrial yang saling berinteraksi sesuai dengan posisinya dalam menghasilkan
barang atau jasa. Para pihak dalam hukum ketenagakerjaan tersebut adalah buruh/pekerja,
majikan/pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, organisasi pengusaha dan
pemerintah/penguasa.
13
DAFTAR PUSTAKA
Gunawi Kartasapoetra dkk. Hukum Perburuhan Indonesia Berlandaskan Pancasila. Cet. IV.
Sinar Grafika, Jakarta, h.15.
Zainal asikin dkk, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1993
Zaeni Ashyadie, Hukum Perburuhan Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, h. 30.
Internet :
https://www.scribd.com/doc/258227199/Pihak-pihak-Dalam-Ketenagakerjaan
https://elvira.rahayupartners.id/id/know-the-rules/manpower-law
14