DISUSUN OLEH:
Kelompok 9
Miftahul Cahya (0202000072)
Miftha Aulia N (0202000083)
Lulu Zahrah (0202000084)
Hasna Mudalifa A (0202000061)
Rizal (0202000143)
i
KATA PENGANTAR
Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "Peraturan
Perusahaan". Tidak lupa pula dukungan baik secara materil dan nonmateril yang
diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, izinkan
penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Sunarto, SE.MM, selaku dosen mata kuliah Hukum Perburuhan.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................6
2.1 Ketenagakerjaan ......................................................................................6
2.2 Susunan Draft Peraturan Perusahaan.....................................................10
2.3 Masa Berlaku Peraturan Perusahaan .....................................................10
2.4 Hak dan Kewajiban Pekerja Serta Perusahaan ......................................12
2.5 Konsekuensi Peraturan yang Akan Terjadi ...........................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
3.1 Kesimpulan............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
b. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
c. memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraan
d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ketenagakerjaan
Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan menyatakan, “Ketenagakerjaan adalah segala hal
yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama,
sesudah masa kerja.”. Paket Undang-undang ketenagakerjaan ini sendiri
terdiri dari tiga undang-undang, yang meliputi UU No.13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh, dan UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial yang dibahas lengkap pada buku Undang-
Undang Ketenagakerjaan dan Penjelasannya.
Menurut ketentuan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
beserta peraturan pelaksanaannya, dari peraturan pemerintah, peraturan
menteri, hingga keputusan-keputusan menteri yang terkait, dapat dikatakan
adanya beberapa pengertian ketenagakerjaan, sebagai berikut
Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu sebelum, selama, dan setelah selesainya masa hubungan
kerja, Tenaga kerja adalah objek, yaitu setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa, untuk kebutuhan sendiri
dan orang lain, Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk
orang lain dengan menerima upah berupa uang atau imbalan dalam bentuk
lain dan Pemberi kerja adalah orang perseorangan atau badan hukum yang
memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
Pengertian ketenagakerjaan menurut UU No 13 Tahun 2003 dan UU
Cipta kerja ketenagakerjaan. UU No. 13 tentang ketenagakerjaan berbicara
mengenai ketenagakerjaan, UU No 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan adalah peraturan yang mewadahi. Pemerintah pada
dasarnya telah menyusun instrumen untuk melindungi dan mengatur
6
ketenagakerjaan di Indonesia melalui Undang Undang No 13 Tahun 2003
ini. Itu dilakukan agar tidak merugikan berbagai pihak yaitu tenaga kerja
dan perusahaan yang bersangkutan.
Salah satu instrumen tersebut diwujudkan dalam UU No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan. Sebelum kita membahas secara menyeluruh
mengenai UU No. 13 Tahun 2003 ini, perlu diketahui bahwa kini Indonesia
sudah memberlakukan kembali UU Cipta Kerja mengganti Perpu Cipta
Kerja. Undang-undang terbaru ini dirangkum menjadi Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta
Kerja Menjadi Undang-Undang. Namun demikian, UU No. 13 Tahun 2003
masih banyak menjadi referensi banyak perusahaan.
Sebagai pemimpin perusahaan atau HR Manager, penting untuk
memahami ketentuan Undang-Undang ini agar dapat mengaplikasikannya
saat mempekerjakan atau mengatur karyawan di perusahaan.
Ketenagakerjaan berasal dari kata tenaga kerja, yang dalam undang
undang ketenagakerjaan Pasal 1 angka 2 UU No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan disebutkan bahwa “Tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.”
Sedangkan pengertian dari ketenagakerjaan sesuai dengan Pasal 1
angka 1 Undang Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
adalah “Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.”
Peraturan & UU Ketenagakerjaan berdasarkan Undang-Undang No.
13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan dijelaskan bahwa Ketenagakerjaan
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tenaga kerja baik pada waktu
sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Peraturan tersebut dilandasi
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan
manusiawi
7
2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
3. Memberikan pelindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraan
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya
8
menciptakan keamanan dan kenyamanan saat melakukan aktivitas
pekerjaan.
Apabila timbul perselisihan antara pengusaha dan tenaga kerja,
maka hukum yang mengatur adalah Undang Undang No.2 Tahun 2004
tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Setiap bentuk
perselisihan memiliki cara atau prosedur yang berlaku dan harus diikuti oleh
kedua belah pihak baik itu melalui cara berunding, mediasi, konsiliasi,
arbitrase maupun diselesaikan di Pengadilan Hubungan Industrial.
9
Bicara tentang ketenagakerjaan tentunya masih banyak lagi yang
dapat dijadikan pembahasan. Sekilas pemaparan secara umum mengenai
pengertian, peraturan dan masalah ketenagakerjaan yang ada di Indonesia.
10
Serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 28 Tahun 2014
tersebut, bahwa pengesahan peraturan perusahaan dilakukan oleh:
1. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bidang
ketenagakerjaan kabupaten/kota, untuk perusahaan yang terdapat hanya
dalam satu wilayah kabupaten/kota;
2. Kepala SKPD bidang ketenagakerjaan provinsi, untuk perusahaan yang
terdapat pada lebih dari satu kabupaten/kota dalam satu provinsi;
3. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (Direktur Jenderal), untuk perusahaan yang terdapat pada
lebih dari satu provinsi.
11
2.4 Hak dan Kewajiban Pekerja Serta Perusahaan
a. Hak Perusahaan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan
Secara singkat, perusahaan memiliki hak yang tercantum dalam uraian
Undang-Undang Ketenagakerjaan, yakni dalam UU Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan. Hak-hak tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:
» Perusahaan berhak atas hasil dari pekerjaan karyawan
» Perusahaan berhak untuk memerintah/mengatur karyawan atau
tenaga kerja dengan tujuan mencapai target
» Perusahaan berhak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
pekerja/buruh/karyawan jika melanggar ketentuan yang telah
disepakati sebelumnya.
Tiga hal di atas adalah sedikit kutipan mengenai hak yang dimiliki
perusahaan atau pengusaha. Jelas setiap pointnya memiliki penjabaran
yang rinci jika dilihat pada regulasi baku yang tertulis.
b. Hak Karyawan/Pekerja
Di sisi lain, karyawan atau pekerja juga memiliki hak yang dicantumkan
dalam regulasi tersebut. Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan,
karyawan setidaknya memiliki beberapa hak berikut ini:
» Menjadi Anggota Serikat Tenaga Kerja
Dalam regulasi disebutkan bahwa setiap karyawan berhak menjadi
anggota atau membentuk serikat tenaga kerja. Setiap karyawan
diperbolehkan untuk mengembangkan potensi kerja sesuai dengan
minat dan bakat. Karyawan juga mendapatkan jaminan dari
perusahaan dalam hal keselamatan, kesehatan, moral, kesusilaan
serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat berdasarkan
norma serta nilai keagamaan dan kemanusiaan. Hak ini tercantum
dalam UU Nomor 13 tahun 2003 Pasal 104, terkait serikat pekerja
dan UU Nomor 21 tahun 2000 mengenai serikat pekerja.
12
» Jaminan Sosial dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
Karyawan juga berhak mendapatkan jaminan sosial yang berisi
tentang kecelakaan kerja, kematian, hari tua hingga pemeliharaan
kesehatan. Sekarang ini, implementasi hak karyawan bidang
jaminan sosial dan K3 adalah berupa BPJS. Anda sebagai pemilik
perusahaan atau pemberi kerja wajib mendaftarkan setiap karyawan
sebagai anggota BPJS dalam rangka pemenuhan hak ini. Hak
karyawan yang satu ini tercantum dalam Undang-Undang
Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003, UU Nomor 03 tahun 1992,
UU Nomor 01 tahun 1970, Ketetapan Presiden Nomor 22 tahun
2993, Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 dan Peraturan
Menteri Nomor 4 tahun 1993 dan Nomor 1 tahun 2998.
» Menerima Upah yang Layak
Tercantum dalam Permen Nomor 1 tahun 1999 Pasal 1 Ayat 1, UU
Nomor 13 tahun 2003, PP tahun 1981, Peraturan Menteri Nomor 01
tahun 1999 dan paling baru adalah Permenaker Nomor 1 tahun 2017.
» Membuat Perjanjian Kerja atau PKB
Hak karyawan atau pekerja ini tercantum dalam Undang-Undang
Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 dan juga Undang-Undang
Nomor 21 tahun 2000. Karyawan yang telah tergabung dalam serikat
pekerja memiliki hak untuk membuat Perjanjian Kerja yang
dilaksanakan berdasarkan proses musyawarah.
» Hak Atas Perlindungan Keputusan PHK Tidak Adil
Hak ini tercantum dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor
SE 907/Men.PHI-PPHI/X/2004. Setiap karyawan berhak mendapat
perlindungan dan bantuan dari Pemerintah melalui DInas Tenaga
Kerja bilamana mengalami PHK secara tidak adil.
» Hak Karyawan Perempuan seperti Libur PMS atau Cuti Hamil
Secara umum hak ini tercantum dalam UU Nomor 13 tahun 2003
Pasal 76 Ayat 2 yang menyatakan bahwa perusahaan atau pengusaha
13
dilarang mempekerjakan perempuan hamil yang bisa berbahaya bagi
kandungannya dan dirinya sendiri.
14
Perselisihan Hubungan Industrial (“UU 2/2004”). Menurut Pasal 1 angka 3
UU 2/2004:
Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam
hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat
mengenai pembuatan, dan atau perubahan syarat-syarat kerja yang
ditetapkan dalam perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama. Dasar Hukum:
» Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
» Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial;
» Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta
Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 ketenagakerjaan adalah segala hal
yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja. Dalam pelaksanaan ketenagakerjaan, pelaku usaha dan
tenaga kerja mengikatkan diri dalam suatu hubunga hukum melalui ikatan
atau perjanjian kerja yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak, bersifat
tertulis atau lisan dan dilandasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan yang berlaku. Hak dan kewajiban antara
pengusaha dan tenaga kerja juga menjadi perhatian demi menciptakan
keamanan dan kenyamanan saat melakukan aktivitas pekerjaan.
16