Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Tenaga Kerja Dan Hubungan Kerja”

Dosen Pengampu : Betra Sarianti , S.H., M.H

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Revika Aprillian Pertiwi (2274201053)


2. Dwi Jayanti (2274201060)
3. Yola Nopita (2274201050)
4. Roslaini (2274201073)
5. M.Faris Yudistira (2274201058)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
TAHUN AJARAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul ‘’Tenaga Kerja Dan
Hubungan Kerja’’.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Bengkulu, 28 September 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
C.Tujuan Makalah ........................................................................................... …… 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tenaga kerja ……………………………............................................ 3
B. Klasifikasi tenaga kerja ………………..…………. .......................................... 4
C. Hak dan kewajiban tenaga kerja………………...... .......................................... 5
D. Hubungan kerja ……………... .......................................................................... 6
E. Perjanjian kerja ………………. ........................................................................ 6
F. peraturan yang perlu diketahui sebelum perjanjian kerja…………………. 7
G. syarat-syarat pekerjaan………………………………………………………… 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Tenaga kerja adalah setiap orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk jasa maupun barang, tenaga kerja dalam UU No 25 Tahun 1997
menyatakan bahwa yang termasuk tenaga kerja adalah setiap orang yang sudah berusia 15
tahun atau lebih. Tenaga kerja disini dianggap sebagai setiap orang yang sudah siap masuk ke
dunia kerja. Bekerja memiliki tujuan untuk mendapatkan imbalan berupa upah, dimana untuk
memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Undang-undang terbaru No. 13
Tahun 2003 tentang tenaga kerja tidak menjelaskan tentang batasan usia namun hanya
melarang mempekerjakan anak, dimana anak yang dimaksud adalah yang berusia dibawah 18
tahun. Selain itu juga menjelaskan untuk anak berusia 13 tahun sampai 15 tahun
diperbolehkan dipekerjakan selama tidak mengganggu tumbuh kembang, kesehatan, mental
serta sosial.
Tenaga kerja merupakan faktor penting sebagai pendorong dalam pembangunan
ekonomi suatu negara. Namun demikian masih banyak sekali permasalahan ketenagakerjaan
di negara kita untuk dapat menjadi pendorong pembangunan ekonomi negara. Berikut adalah
contoh permasalahan ketenagakerjaan yang sering dihadapi oleh Negara kita ini, yaitu; 1)
Jumlah pengangguran yang tinggi bahkan tak terkendali, 2) Meningkatnya angkatan kerja
baru, 3) Kualitas tenaga kerja yang masih rendah, 4) Penyebaran tenaga kerja yang tidak
merata.Tenaga kerja adalah pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik secara individu
maupun secara kelompok, sehingga mempunyai peranan yang sangat penting dalam aktifitas
perekonomian nasional, yaitu untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
masyarakat.
Tenaga kerja merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi faktor produksi
yang tidak dapat diabaikan dalam suatu perusahaan, karena menjadi perencana dan pelaku
dalam setiap aktivitas perusahaan, bahkan menempati posisi yang strategis untuk mencapai
tujuan perusahaan. Oleh karenanya diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta
peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan. Dalam hal perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin
hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa

1
diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya
dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. Salah satu pasal dalam
UUD 1945 yaitu pasal 28 D yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian tenaga kerja?
2. Apa saja klasifikasi tenaga kerja?
3. Apa saja hak dan kewajiban tenaga kerja?
4. Apa yang dimaksud hubungan kerja?
5. Apa yang dimaksud perjanjian kerja ?
6. Apa saja peraturan yang perlu diketahui sebelum perjanjian kerja?
7. Apa saja syarat-syarat pekerjaan?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian tenaga kerja .
2. Untuk mengetahui klasifikasi tenaga kerja .
3. Untuk mengetahui hak dan kewajiban tenaga kerja .
4. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud hubungan kerja .
5. Untuk mengetahui yang dimaksud perjanjian kerja .
6. Untuk mengetahui peraturan yang perlu diketahui sebelum perjanjian kerja.
7. Untuk mengetahui syarat-syarat pekerjaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tenaga Kerja


Badan Pusat Statistik mendefinisikan tenaga kerja (manpower) sebagai seluruh penduduk
dalam usia kerja (15 tahun keatas) yang berpotensi memproduksi barang dan jasa. BPS
(Badan Pusat Statistik) membagi tenaga kerja (employed), yaitu:
1. tenaga kerja penuh (full employed), adalah tenaga kerja yang mempunyai jumlah jam
kerja > 35 jam dalam seminggu dengan hasil kerja tertentu sesuai dengan uraian
tugas.
2. tenaga kerja tidak penuh atau setengah pengangguran (under employed), adalah
tenaga kerja dengan jam kerja < 35 jam seminggu.
3. tenaga kerja yang belum bekerja atau sementara tidak bekerja (unemployed), adalah
tenaga kerja dengan jam kerja 0 > 1 jam perminggu
Menurut undang-undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1, tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 8
mengenai perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan meliputi: Kesempatan
kerja, Pelatihan kerja, Produktivitas tenaga kerja, Hubungan industrial, Kondisi lingkungan
kerja, Pengupahan dan Kesejahteraan tenaga kerja.2 Masalah ketenagakerjaan terus menerus
mendapat perhatian dari berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga pendidikan,
masyarakat dan keluarga. Pemerintah melihat masalah ketenagakerjaan sebagai salah satu
bahkan sentral pembangunan nasional, karena ketenagakerjaan itu pada hakikatnya adalah
tenaga pembangunan yang banyak sumbangannya terhadap keberhasilan pembangunan
bangsa termasuk pembangunan di sektor ketenagaan itu sendiri. Dimana pembangunan
ketenagakerjaan bertujuan untuk:
1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimum.
2. Menciptakan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai
dengan pembangunan nasional.
3. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraannya.
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

3
Dalam pembangunan ketenagakerjaan, pemerintah diharapkan dapat menyusun dan
menetapkan perencanaan tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja dimaksudkan agar dapat
dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan. Strategi dan implementasi program
pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan. Sebagian besar manusia di muka
bumi Indonesia menyadari bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja
memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku (actor) dalam mencapai
tujuan pembangunan. Sejalan dengan itu, pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas dan kontribusinya dalam pembangunan serta melindungi hak dan
kepentingannya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Pembangunan
ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan dan kemitraan. Tenaga kerja adalah
orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu, orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja.

B. Klasifikasi Tenaga Kerja


Klasifikasi adalah penyusunan bersistem atau berkelompok menurut standar yang di
tentukan. Maka, klasifikasi tenaga kerja adalah pengelompokan akan ketenaga kerjaan yang
sudah tersusun berdasarkan kriteria yang sudah di tentukan yaitu :
1. Berdasarkan penduduknya
a. Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja
dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-
undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja
yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
b. Bukan tenaga kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak
mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-undang
Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia,
yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun.
Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan
anak-anak.
2. Berdasarkan batas kerja
a. Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia
15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja,

4
maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
b. Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang
kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya.
Contoh kelompok ini adalah: anak sekolah dan mahasiswa, para ibu rumah
tangga dan orang cacat, dan para pengangguran sukarela.
3. Berdasarkan kualitasnya
a. Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau
kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal
dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
b. Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam
bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini
dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai
pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang
hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu
rumah tangga, dan sebagainya

C. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja


Setiap tenaga kerja atau buruh mempnyai hak untuk memperoleh perlindungan.
Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 86 ayat 1, menyebutkan bahwa :
“Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.”
Menurut Darwan Prints, yang dimaksud dengan hak di sini adalah sesuatu yang harus
diberikan kepada seseorang sebagai akibat dari kedudukan atau status dari seseorang,
sedangkan kewajiban adalah suatu prestasi baik berupa benda atau jasa yang harus dilakukan
oleh seseorang karena kedudukan atau statusnya. Mengenai hak-hak bagi pekerja adalah
sebagai berikut :
1. Hak mendapat upah atau gaji

5
2. Hak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 4 Undang-
undang No. 13 Tahun 2003).
3. Hak bebas memilih dan pindah pekerjaan sesuai bakat dan kemampuannya (Pasal 5
Undang-undang No. 13 Tahun 2003)
4. Hak atas pembinaan keahlian kejuruan untuk memperoleh serta menambah keahlian
dan keterampilan lagi
5. Hak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan serta perlakuan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral agama
Dari sudut tenaga kerja, mempunyai hak serta kewajiban dalam pelaksanaan keselamatan
dan kesehatan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan adalah :
1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
2. Memakai alat keselamatan kerja
3. Memenuhi dan menaati persyaratan keselamatan di tempat kerja.

D. Pengertian Hubungan Kerja


Pada dasarnya, hubungan-kerja, yaitu hubungan antara buruh dan majikan,
terjadi setelah diadakan perjanjian oleh buruh dengan majikan, dimana buruh
menyatakan kesanggupannya untuk bekerja pada majikan dengan menerima upah
dan dimana majikan menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan buruh
dengan membayar upah. Perjanjian-kerja pada dasarnya harus memuat pula
ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan hubungan-kerja itu, yaitu hak dan
kewajiban buruh serta hak dan kewajiban majikan.
Negara mengadakan peraturan-peraturan mengenai hak dan kewajiban buruh dan
majikan, baik yang harus dituruti oleh kedua belah pihak, maupun yang hanya akan
berlaku, bila kedua belah pihak tidak mengaturnya sendiri dalam perjanjian-kerja,
dalam peraturan-majikan atau dalam perjanjian perburuhan.
E. Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja adalah perjanjian dimana pihak kesatu, buruh, mengikatkan
diri untuk bekerja dengan menerima upah kepada pihaka lainnya, majikan,
yang mengikatkan diri untuk mempekerjakan buruh itu dengan membayar
upah. Pasal 1) 01a KU+ Perdata perjanjian kerja adalah perjainjian dimana
pihak yang satu , buruh, mengikatkan diri untuk dibawah pimpinan pihak yang

6
lain, majikan, untuk waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan menerima
upah. Dalam perumusan pasal 1) 01a KU+ Perdata adalah kurang lengkap
karena disini yang mengikatkan diri hanyalah pihak buruh saja, tidak juga pihak
lainnya, yaitu majikan (pengusaha/. Padahal pada tiap perjanjian yang memiliki
dua pihak, yang mengikatkan diri adalah kedua belah pihak yang bersangkutan.
F. Peraturan Yang Perlu Diketahui Sebelum Membuat Perjanjian Kerja
Dalam alam pancasila perjanjian kerja harus terwujud karena adanya ketulusan
dan itikad baik masing-masing pihak baik pengusaha maupun buruh, karena
didalamnya terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak. Oleh karena itu
kiranya perlu perjanjian itu mencerminkan keadilan. Pekerjaan yang diperjanjikan
oleh pengusaha kepada calon buruh hendaknya pekerjaan yang diperbolehkan
undang-undang, karena menurut pasal 1320 KU+ Perdata untuk sahnya suatu
perjanjian diperlukan empat syarat, yaitu :
1. Kesepakatan antara kedua belah pihak
2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian (dalam hal ini anak-anak
dianggap tidak cakap untuk melakukan perjanjian/.
3. Sesuatu hal tertentu, yang dalam hal ini untuk menerima tenaga kerja dan
mempekerjakan tenaga kerja.
4. Sebab halal (jadi pekerjaan itu merupakan yang diperbolehkan menurut
undang-undang.
G. Syarat – Syarat Pekerjaan
1. Tentang upah

Jumlah upah boleh ditetapkan dengan perundingan, boleh tergantung


pada persetujuan kolektif, oleh diperlakukan berdasarkan kebiasaan atau
praktek perusahaan, atau ditetapkan menurut kombinasi dari cara-cara
tersebut. Secara luar biasa dalam keadaan tidak ada persetujuan, maka ada
kewajiban untuk membayar upah dengan jumlah yang pantas.
2. Kewajiban Majikan
Sebagian besar kewajiban majikan itu adalah hak-hak para pekerja. Sebagai
tambahan pada pembayaran upah, majikan dibebani berbagai macam
kewajiban terhadap pekerja menurut common law, yang merupakan syarat-
syarat diam-diam dalam perjanjian kerja dalam hal tidak adanya persetujuan

7
yang tegas antara pihak-pihak.
3. Hak – hak Khusus Pekerja Dalam Undang – undang
Dalam tahun-tahun ini undang-undang telah memberikan hak-hak yang
meningkat kepada para pekerja. 6eberapa hak itu umumnya berlaku, seperti
hak- hak terhadap pemberitahuan syarat-syarat secara tertulis, keterangan
perincian pembayaran dan jangka waktu pemberitahuan minimum. +ak-hak
lainnya hanya berlaku pada jenis-jenis pekerja tertentu, atau dalam keadaan-
keadaan yang khusus.
4. Kewajiban Pekerja

Pekerja itu harus bersedia bekerja dalam ruang lingkup syarat-syarat


perjanjian. Pekerjaan harus dilaksanakan secara pribadi dan tidak boleh
didelegasikan kepada orang lain(pengganti/. Pekerja harus melaksanakan
kewajibannya secara berhati-hati, ia harus mengurus barang majikannya
secara pantas. Ia harus berhati-hati dalam bertindak sehingga tidak
merugikan teman sekerjanya atau orang lain untuk membebani tanggung
jawab majikannya sendiri.
H. Unsur – Unsur Dalam Perjanjian Kerja

a. Pekerjaan
Dalam hal ini yang dimaksud adanya unsur pekerjaan dalam suatu
perjanjian kerja yaitu adanya objek pekerjaan yang dijanjikan dan
pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh pekerja itu sendiri tapi
dapat juga menyuruh orang lain pihak ketiga dengan izin
atasanya.

b. Perintah
Dalam unsur ini terjadi hubungan kerja dimana pekerja yang
bersangkutan harus tunduk terhadap atasannya dan melakukan
pekerjaan sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan dalam
perjanjian kerja.

c. Upah

8
Upah merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu
perjanjian kerja, karena seorang pekerja bekerja pada seorang
penguasha adalah untuk mendapatkan upah, dan dengan tidak
adanya upah maka suatu hubungan tersebut tiak bisa di sebut
hubungan kerja.

d. waktu yang tertentu

waktu yang tertentu harus ada dalam perjanjian kerja, karena dalam
suatu hubungan kerja tidak selamnya akan terus menerus tapi dibatasi
dengan adanya ketetapan waktu yang telah ditentukan.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tenaga kerja adalah setiap orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk jasa maupun barang, tenaga kerja dalam UU No 25 Tahun 1997
menyatakan bahwa yang termasuk tenaga kerja adalah setiap orang yang sudah berusia 15
tahun atau lebih. Tenaga kerja disini dianggap sebagai setiap orang yang sudah siap masuk ke
dunia kerja. Bekerja memiliki tujuan untuk mendapatkan imbalan berupa upah, dimana untuk
memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Undang-undang terbaru No. 13
Tahun 2003 tentang tenaga kerja tidak menjelaskan tentang batasan usia namun hanya
melarang mempekerjakan anak, dimana anak yang dimaksud adalah yang berusia dibawah 18
tahun. Selain itu juga menjelaskan untuk anak berusia 13 tahun sampai 15 tahun
diperbolehkan dipekerjakan selama tidak mengganggu tumbuh kembang, kesehatan, mental
serta sosial.
Hubungan kerja pada dasarnya adalah hubungan antara buruh dan majikan setelah
adanya perjanjian kerja, yaitu suatu perjanjian dimana pihak kesatu buruh mengikatkan
dirinya kepada pihak yang lain, majikan untuk bekerja dengan mendapatkan upah dan
majikan menyatakan kesanggupannya untuk memperkerjakan buruh dengan membayar
uang. Menurut pasal 1320 KU+ Perdata untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan
empat syarat, yaitu:

1. Kesepakatan antara kedua belah pihak

2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian (dalam hal ini anak-anak


dianggap tidak cakap untuk melakukan perjanjian/.

3. Susuatu hal tertentu, yang dalam hal ini untuk menerima tenaga kerja dan
mempekerjakan tenaga kerja.
4. Sebab halal (jadi pekerjaan itu merupakan yang diperbolehkan menurut
undang-undang.
Sedangkan unsur-unsur yang terdapat dalam Perjanjian Kerja adalah sebagai
berikut :

a. Pekerjaan
b. Perintah

10
c. Upah

d. waktu yang tertentu


B. Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaa. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari
banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis
harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, G., R.G. Kartasapoetra, dan A.G. Kartasapoetra, Hukum


Perburuhan di Indonesia Berlandaskan Pancasila. Jakarta: Sinar Grafika,
1994. cet. Ke-4

Muhammad, Abdulkadir , Hukum Perjanjian. Bandung : Alumni 1980


https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad
=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjnvpv65taBAxWMyzgGHfrYAmsQFnoECEs
QAQ&url=https%3A%2F%2Feprints.ums.ac.id%2F67115%2F5%2FBAB%2
520II.pdf&usg=AOvVaw3ZS5lsTKjOCwvlc5bsiLtU&opi=89978449.diakses
28 september 2023.

Soepomo, Imam, Pengantar Hukum Perburuhan, Jakarta :


Djambatan 1980 Soepomo, Imam, Hukum Perburuhan
Bidang Hubungan Kerja, Jakarta : Djambatan 1990

12

Anda mungkin juga menyukai