Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MASALAH KETENAGAAN KERJAAN

Disusun oleh :

 MUTIA QARIRAH
 ANDI AUFIA ZAHRA NURANI
 KHAERIL MUBARAK
 FANIL SUNAISA
 NENNY ASHARI
 MUHAMMAD REZA

SMA NEGERI 8 BONE

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha
Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis yang berjudul “Masalah Tenaga Kerja
di Indonesia” ini dapat diselesaikan. Makalah ini penulis susun guna melengkapi tugas mata
pelajaran ekonomi
Dalam penulisan makalah ini, penulis mencari dari beberapa sumber buku dan
internet. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberi masukan kepada penulis serta berbagai sumber yang telah penulis
pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis inisehingga makalah ini dapat selesai dengan
baik.
Penulis juga memiliki keterbatasan dan kekurangan, maka penulis bersedia
menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Penulis akan menerima semua kritik
dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis penulis di masa
yang akan datang. Sehingga karya tulis berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang
lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat
mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia. Penulis juga mengharapkan kinerja yang lebih
baik dan efektif dari pihak pemerintah dan perusahaan yang bertanggung jawab atas
permasalahan tenaga kerja, sehingga masalah tenaga kerja dapat diatasi.

Kajuara,13 september 2022

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1  Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2  Rumusan Masalah................................................................................... 2

1.3  Tujuan penulis......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

2.1 Klasifikasi Dari Tenaga Kerja................................................................. 3

2.2 Permasalahan Tenaga Kerja Sekarang ini................................................ 4

2.3 Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Tenaga Kerja............................. 6

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 10

3.2 Saran........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia mempunyai banyak kebutuhan dalam hidupnya. Kehidupan manusia akan
berjalan dengan baik apabila kebutuhan kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi. Untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut manusia harus bekerja. Pada masa lampau manusia
hanya sekedar mengolah tanah untuk memenuhi kebutuhan sandangnya saja. Tetapi di masa
sekarang dengan kebutuhan manusia yang semakin beragam, tidak cukup hanya dengan
mengolah tanah saja, tapi bekerja di bidang industri dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
lainnya.
Orang yang bekerja baik di sektor industri maupun jasa disebut dengan tenaga kerja.
Tenaga kerja ini memiliki klasifikasi yang beragam tergantung dengan banyak faktor. Selain
itu, Tenaga kerja ini berkaitan dengan upah/gaji dan kesejahteraan para tenaga kerja itu
sendiri. Masalah tenaga kerja berbicara masalah produksi, distribusi, dan konsumsi yang
menyangkut masalah ekonomi dalam kehidupan manusia. Tenaga kerja juga merupakan
pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik secara individu maupun kelompok, sehingga
mempunyai peran yang sangat mempengaruhi dalam aktivitas perekonomian nasional dan
penentu keberhasilan pembangunan.
Di Negara Negara berkembang seperti Indonesia, masalah masalah ketenagakerjaan
lazim ditemukan. Masalah tenaga kerja yang masalah paling pokok dan mendasar bagi para
pekerja adalah tercapainya kesejahteraan para pekerja dan terciptanya suasana kerja yang
harmonis, dinamis, demokratis, dan berkeadilan . Namun, penyelesaian atas masalah
masalah tersebut masih jauh dari harapan para pekerja.
Persoalan persoalan tenaga kerja di Indonesia merupakan masalah nasional yang
sangat kompleks. Pemerintah selama ini hanya memandang masalah tenaga kerja hanya
sebatas bagaimana mengatasi angka angkatan kerja yang semakin membludak sedangkan
lapangan pekerjaan sangat terbatas. Sedangkan hal hal lain yang berkaitan dengan masalah
perlindungan dan kesejahteraan para pekerja menjadi terabaikan dan dirasa belum dapat
terselesaikan.
Di sisi lain, perusahaan dan pekerja mempunyai cara pandang yang berbeda dalam
menyikapi hubungan kerja yang harmonis, dinamis, demokratis, dan berkeadilan. Bagi
perusahaan yang terpenting adalah terciptanya efisiensi di segala bidang termasuk biaya
produksi dan upah tenaga kerja. Hal ini berkaitan dengan hukum ekonomi yaitu bagaimana

1
mendapatkan keuntungan besar dengan modal yang diminimalisir. Sedangkan bagi para
pekerja, bagaimana kesejahteraan pekerja dapat terpenuhi melalui gaji, bonus, tunjangan,
perlindungan kesehatan, dan lain sebagainya tanpa memperhatikan kondisi perusahaan.
Kedua cara pandang yang berbeda inilah yang pada akhirnya dapat menimbulkan
perselisihan antara pekerja dengan perusahaan. Para pekerja selalu berada pada pihak yang
lemah dan selalu kalah dalam rangka mengatur hubungan kerja yang baik. Sehingga
menerima segala keputusan dari pihak perusahaan yang lebih dominan walaupun keputusan
tersebut dirasa jauh dari harapan para pekerja tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Topik yang penulis bahas pada makalah ini perlu diberikan rumusan masalah agar lebih
memudahkan dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam menjawab permasalahannya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis berikan, ada beberapa rumusan sebagai
pertanyaan dalam makalah ini. Berikut rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. apa saja klasifikasi dari tenaga kerja ?
2. apa permasalahan yang dialami oleh para pekerja sekarang ini ?
3. bagaimana solusi mengatasi permasalahan yang dialami oleh para pekerja ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari permasalahan ini sesuai dari rumusan masalah yang telah disampaikan. Hal
tersebut untuk memudahkan hal yang harus dilakukan berdasarkan masalah yang akan
dibahas. Berikut tujuan dari permasalahan dari makalah ini:
1. untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari tenaga kerja
2. untuk mengetahui apa permasalahan yang dialami oleh para pekerja sekarang ini
3. untuk mengetahui bagaimana solusi mengatasi permasalahan yang dialami para
pekerja

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi dari tenaga kerja


Tenaga kerja memiliki klasifikasi yang bermacam macam. Klasifikasi
yaitu pengaturan bersistem atau berkelompok menurut standart yang di tetapkan. Jadi,
klasifikasi tenaga kerja yaitu pengelompokan bakal tenaga kerja yang telah tersusun
berdasarkan kriteria yang telah di tentukan, antara lain :
2.1.1. Berdasarkan penduduknya
a. Tenaga kerja : Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap
dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut
Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga
kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
b. Bukan tenaga kerja : Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak
mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut
Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk
di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas
64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut
usia) dan anak-anak.

2.1.2. Berdasarkan batas kerja :


a. Angkatan kerja : Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang
berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
b. Bukan angkatan kerja : Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur
10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga
dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah: anak sekolah dan mahasiswa,
para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para pengangguran sukarela.

2.1.3. Berdasarkan kualitasnya :


a. Tenaga kerja terdidik : Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang
memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara
sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara,
dokter, guru, dan lain-lain.

3
b. Tenaga kerja terlatih : Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki
keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga
kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu
menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik,
dan lain-lain.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih : Tenaga kerja tidak terdidik dan
tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga
saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

2.2 Permasalahan tenaga kerja sekarang ini


1.
2.
2.1.
2.2.
2.2.1. Jumlah tenaga kerja yang besar sementara kesempatan kerja minim
Sebenarnya tidak ada masalah dengan jumlah angkatan kerja yang banyak. Hanya
saja, jumlah perusahaan di Indonesia tidak terlalu banyak dan daya serap mereka pun
juga sedikit. Padahal, pemerintah mengharapkan bahwa setiap perusahaan mampu
menjaring angkatan-angkatan kerja yang banyak serta berpotensi menjadi tenaga kerja.
Bila hal ini tidak diatasi, angka pengangguran akan terus bertambah dan mengakibatkan
pembangunan ekonomi di Indonesia cenderung stagnan bahkan mengalami penurunan.

1.
2.
2.1.
2.2.
2.2.1.
2.2.2. Kualitas tenaga kerja yang cenderung rendah
Kuantitas tenaga kerja yang banyak tidak diimbangi dengan kualitas setiap tenaga
kerja yang cenderung rendah. Kualitas yang rendah disebabkan oleh tingkat pendidikan
mereka yang rendah atau belum memadai dengan jenis pekerjaan yang ada. Ada juga
yang pendidikannya cukup tinggi dan memadai bagi sebuah pekerjaan namun tidak
mampu bekerja sesuai keinginan. Hal ini disebabkan karena mutu pendidikan yang

4
rendah di beberapa instansi pendidikan atau bisa juga karena daya serap yang kurang
terhadap ilmu pengetahuan. 
Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan faktor kurangnya kualitas para
pekerja. Kesehatan yang kurang fit akan sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang
tenaga kerja. Penyebab dari kondisi kesehatan yang kurang fit ini bisa disebabkan karena
kurangnya asupan makanan yang bergizi tinggi. Sayangnya, sebagian besar masyarakat
Indonesia masih kesulitan mendapat makanan yang bergizi tinggi. 
Kualitas angkatan yang rendah akan mengurangi efektivitas serta efisiensi dalam
pekerjaan. Selain itu, hasil kerja yang diberikan pun juga kurang berkualitas. Selain
mengalami kerugian, hasil karya perusahaan di Indonesia pun tidak bisa bersaing dengan
negara lain karena kualitasnya yang rendah. Membangun kualitas tenaga kerja yang
tinggi mesti dimulai sejak mereka masih menjadi angkatan non kerja yang berusia 0-14
tahun. Dengan begitu, mereka akan siap memasuki dunia kerja dengan kualitas yang
maksimal saat usianya masuk ke dalam usia angkatan kerja.

2.2.3. Persebaran Tenaga Kerja yang Tidak Merata


Luasnya wilayah Indonesia mestinya bisa dimanfaatkan untuk persebaran tenaga
kerja. Sayangnya, hal ini tidak terjadi. Para tenaga kerja terlalu memusatkan diri ke
Pulau Jawa. Hal ini juga dipengaruhi oleh salah satu diantara faktor-faktor yang
mempengaruhi persebaran penduduk, yaitu faktor fisiologis. Faktor ini merupakan faktor
yang membuat seseorang berpindah atau bekerja di suatu tempat. Berdasarkan faktor ini,
Pulau Jawa banyak dijadikan tempat tujuan bekerja karena secara fisiologis pulau
tersebut dianggap strategis dalam mencari penghasilan yang layak.
Padahal, Pula Jawa sendiri sudah cukup padat dan persaingan di pulau tersebut
juga terhitung ketat. Padahal, daerah di luar Pulau Jawa juga mempunyai lapangan kerja
yang luas dan potensi melimpah yang bisa dioptimalkan oleh para tenaga kerja di
Indonesia.

2.2.4. Kesempatan kerja masih terbatas


Kesempatan kerja merupakan suatu keadaan yang menggambarkan adanya
ketersediaan lapangan kerja bagi tenaga kerja. Kesempatan kerja dapat membuat
angkatan kerja menjadi tenaga kerja yang produktif dan dapat menyejahterakan dirinya
dan negara. Sektor pekerjaan yang menjadi kesempatan kerja paling diminati tenaga
kerja Indonesia adalah sektor pertanian, industri, perdagangan, dan jasa. Sayangnya,

5
sektor-sektor tersebut tidak mampu memberi kesempatan kerja yang luas bagi para
tenaga kerja yang berjumlah banyak. Hal ini akan membuat mereka tidak mempunyai
penghasilan, sehingga tingkat kesejahteraan hidup mereka semakin rendah.

2.2.5. Upah para pekerja yang rendah


Masalah ini biasanya terjadi pada pekerja kasar berpendidikan rendah dan pekerja
berketerampilan rendah. Posisi mereka yang tidak menguntungkan membuat daya tawar
mereka begitu rendah sehingga sulit mendapatkan gaji yang tinggi. Biasanya para
pekerja ini hidup dalam kemiskinan dan tingkat kesejahteraan yang rendah.

2.2.6. Jaminan sosial tidak ada / kecil


Permasalahan ini biasanya terjadi pada pekerja kasar rendahan yang tidak diberikan
jaminan asuransi. Padahal, sekecil dan sekasar apapun pekerjaan, pasti menimbulkan
risiko dan kerugian bagi si pekerja. Apabila ini dibiarkan, maka para pekerja tidak akan
merasa aman selama bekerja. Padahal, permasalahan ini sudah diatur dalam undang-
undang.

2.2.2.
2.2.3.
2.2.4.
2.2.5.
2.2.6.
2.2.7. Pengangguran
Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali. Nama
lain pengangguran adalah tuna karya. Muara dari semua masalah ketenagakerjaan di
Indonesia adalah pengangguran. Tenaga kerja yang banyak tapi tidak berkualitas,
lapangan kerja yang sempit, penyebaran tenaga kerja yang tidak merata, hingga soal
PHK menjadi pemicu masalah ketenagakerjaan ini. Banyaknya pengangguran akan
mengakibatkan pembangunan negara terganggu, baik secara ekonomi, sosial, maupun
politik.

2.3 Solusi untuk mengatasi permasalahan tenaga kerja


1.

6
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.3.1. Jumlah tenaga kerja yang besar sementara kesempatan kerja minim :
Pemecahan masalahnya:
Jumlah angkatan kerja yang besar disebabkan karena tingginya tingkat kelahiran atau
pertubuhan penduduk. Maka solusi yang harus dilakukan pemerintah dalam menekan
atau mengurangi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yaitu dengan
memaksimalkan pelaksanaan program keluarga berencana.
Pemaksimalan program keluarga berencana dapat dilakukan dengan cara sosialisasi
danpenyuluhan KB secara intens kepada masyarakat, khususnya kepada pasangan yang
baru menikah. Sehingga semakin tumbuh kesadaran masyarakat akan pentingnya
program keluarga berencana. Hal ini juga bisa dilakukan dengan membatasi usia nikah
sehingga dapat menekan terjadi pernikahan dini.
Jika program KB berjalan baik, maka jumlah angka pertumbuhan atau kelahiran
akan menurun, demikian pula angkatan kerja semakin berkurang. Apabila penurunan
jumlah angkatan kerja yang berkurang ini, diikuti dengan peningkatan jumlah lapangan
kerja, maka jumlah penggangguran juga berkurang.

2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.3.1.
2.3.2. Kualitas tenaga kerja yang cenderung rendah :
Pemecahan masalahnya:
1. Melakukan pelatihan kerja : Pelatihan kerja ini merupakan kegiatan pengembangan
keahlian dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan persyaratan
pekerjaan. Dengan demikian melalui pelatihan kerja ini diharapkan dapat
meningkatkan profesionalitas kerja para tenaga kerja. Pelatihan kerja ini dapat
dilakukan dengan mendirikan Balai Latihan Kerja di berbagai daerah.

7
2. Pemagangan : Pemagangan ini sebenarnya merupakan bagian dari pelatihan kerja,
namun pemagangan ini langsung dilakukan di tempat kerja. Tujuan pemagangan
adalah untuk memantapkan profesionalitas tenaga kerja. Hal ini dapat diterapkan di
sekolah-sekolah khususnya sekolah kejuruan (SMK) seperti yang dilakukan saat
ini. Pemagangan harus dilakukan sesuai dengan jurusan atau jenis pekerjaan yang
digelutinya. Salah satu contoh: SMK bidang keuangan hendaknya melakukan
pemagangan di perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan keuangan.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat melalui pendidikan formal maupun
nonformal. Melalui pendidikan formal, ini dapat dilakukan melalui program wajib
belajar 9 tahun seperti saat ini di lakukan, membenahi kurikulum pendidikan untuk
mendapatkan sistem pendidikan yang sesuai dengan bursa tenaga kerja, seperti
membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh daerah. Sedangkan
melalui pendidikan norformal dapat dilakukan dengan memberikan kursus-kursus
atau pelatihan-pelatihan kerja, pelatihan kewirausahaan untuk membuka lapangan
kerja baru, dan lain sebagainya.
4. Membenahi upah dan gaji tenaga kerja. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan para tenaga kerja, sehingga memiliki efek yang positif pada
peningkatan mutu dan produktivitas kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
diantaranya: meningkatkan upah minimum provinsi (UMP), mengikutkan pekerja
dalam program asuransi jaminan sosial, meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam perusahaan, dan perusahaan harus memenuhi hak-hak karyawan
seperti hak cuti dan tunjangan hari raya.
5. Peningkatan Gizi dan Kesehatan. Selain apa yang telah kita sebutkan tadi, kualitas
atau mutu tenaga kerja dapat juga dilakukan dengan program peningkatan gizi dan
kesehatan. Dengan gizi yang baik, maka kesehatan tenaga kerja juga akan baik
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

2.3.3. Persebaran Tenaga Kerja yang Tidak Merata


Pemecahan Masalahnya:
Untuk pemecahan masalah tersebut, pemerintah juga telah mengeluarkan beberapa
kebijakan dalam rangka pemerataan pesebaran tenaga kerja. Berikut ini beberapa
kebijakan yang dilakukan pemerintah.

8
1. Mengadakan transmigrasi, yaitu usaha memeratakan penduduk dari daerah padat ke
daerah yang masih sedikit penduduknya. Contoh, memindahkan penduduk Pulau
Jawa ke Pulau Kalimantan dengan membuka lapangan kerja baru.

2. Pemberdayaan tenaga kerja. Hal ini dilakukan dengan cara mengirim angkatan kerja
dari daerah yang kelebihan tenaga kerja ke daerah yang kekurangan tenaga kerja
atau pun ke negara lain yang kekurangan tenaga kerja.
3. Pengembangan usaha sektor informal di daerah-daerah, seperti pengembangan
usaha-usaha kerajinan. Misalnya, usaha batik, anyaman tikar, kerajinan kayu, dan
lain-lain.

2.2.
2.3.
2.4.
2.4.1.
2.4.2.
2.4.3.
2.3.2.
2.3.3.
2.3.4. Kesempatan kerja masih terbatas
Pemecahan Masalahnya:
Untuk mengatasi terbatasnya kesempatan atau peluang kerja ini dapat dilakukan
dengan cara pengembangan industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja
yang besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penanaman modal dalam
negeri. Usaha lainnya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah terbatasnya
lapangan kerja ini adalah dengan pengembangan pekerjaan umum, seperti pengadaan
proyek pembangunan jalan, pembuatan saluran air, irigasi, pembuatan jembatan, dan
perbaikan jalan.

2.3.5. Upah para pekerja yang rendah


Pemecahan masalah :
Meningkatkan kualitas diri adalah salah satu upaya agar mendapat pekerjaan dan
gaji yang layak serta menaikkan nilai tawar dihadapan perusahaan. Selain itu
pemerintah harus menggalakkan kepada perusahaan untuk memberikan upah kepada
tenaga kerja sesuai dengan UMR (Upah Minimum Rakyat) sehingga tidak ada
9
perusahaan yang memberi upah kepada tenaga kerja di bawah UMR yang sudah
ditentukan.

10
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.3.1.
2.3.2.
2.3.3.
2.3.4.
2.3.5.
2.3.6. Jaminan sosial tidak ada / kecil
Pemecahan masalah :
Seharusnya setiap perusahaan memberikan jaminan kesehatan seperti Jamsostek bagi
tenaga kerjanya sehingga para pekerja merasa aman dan terlindungi jika sewaktu waktu
terjadi kecelakaan atau kematian.

2.3.7. Pengangguran
Pemecahan masalah :
Pemerintah atau perusahaan membuka usaha padat karya sehingga banyak menyerap
tenaga kerja. kemudian memberikan pinjaman modal agar masyarakat dapat membuka
usaha sendiri sehingga pengangguran dapat teratasi.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tenaga kerja adalah orang yang bekerja di sektor industridan jasa. Tenaga kerja juga
merupakan pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik secara individu maupun
kelompok, sehingga mempunyai peran yang sangat mempengaruhi dalam aktivitas
perekonomian nasional dan penentu keberhasilan pembangunan.

3.
3.1.
Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini, ada beberapa
rekomendasi yang dapat dijadikan masukan baik bagi para pembaca maupun penulis
selanjutnya. Hal ini diharapkan bisa menjadi saran yang tepat agar nantinya bisa dilakukan
oleh pembaca. Penulis memiliki beberapa saran untuk penulis selanjutnya agar makalah ini
bisa terus berlanjut sehingga memberikan banyak manfaat bagi remaja maupun pihak pihak
yang terkait dengan aksi balap liar ini. Berikut beberapa saran berupa rumusan masalah yang
dapat dijadikan pedoman bagi penulis selanjutnya.
1. bagaimana hubungan antara tingkat gaji/upah dengan kualitas hidup pekerja
2. bagaimana hubungan yang baik antara perusahaan dengan pekerja.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.uhrmedia.com/uhr-corner/komunitas-PERMASALAHAN-TENAGA -KERJA-
INDONESIA-269.html

https://brainly.co.id/tugas/10046676?
utm_source=android&utm_medium=share&utm_campaign=question

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/upaya-peningkatan-kualitas-tenaga-kerja-8283/

13

Anda mungkin juga menyukai