Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Pemeliharaan Hubungan Kerja dan Serikat Pekerja”

Mata Kuliah:
Hubungan Industrial

Dosen Pengampu:
Dra. Sofia A. P. Sambul M.S

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Queen A. Lumempow 210811020011
2. Jeheskiel Ariel Patasik 210811020017
3. Merlin Julita Wungow 210811020019
4. Pricilia Sondakh 210811020021

ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih karuniaNya kami
kelompok 3 telah berhasil menyelesaikan makalah dari Mata Kuliah Hubungan Industrial
dengan judul “Pemeliharaan Hubungan Kerja dan Serikat Pekerja”. Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dengan saling bekerjasama sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Selain itu,kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah Dra. Sofia A. P. Sambul M.Si yang telah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari dosen dan teman-teman
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah yang
kami buat dapat bermaanfaat bagi pengetahuan teman-teman dan dapat memberikan manfaat
juga bagi kami sebagai kelompok 3.

Manado, 5 Maret 2023

Kelompok 3
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
2.1 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Hubungan Kerja .......................................................................................................... 3
2.2 Unsur-Unsur Dan Tujuan Pemeliharaan Hubungan Kerja............................................................ 3
2.3 Konsep Pergerakan dan Tantangan Serikat Pekerja...................................................................... 4
2.4 Asas-Asas Pemeliharaan Hubungan Kerja.................................................................................... 5
2.5 Pengertian Serikat Pekerja ............................................................................................................ 5
2.6 Asas dan Tujuan Serikat Kerja...................................................................................................... 7
2.7 Fungsi Serikat Kerja ..................................................................................................................... 7
BAB III ......................................................................................................................................................... 8
PENUTUP .................................................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Serikat pekerja di indonesia erat hubunganya dengan Sejarah Pergerakan
Buruh Indonesia. Dan semua ini juga hasil dari kemerdekaan negara Republik
Indonesia. Pada 15 September 1945 lahir sebuah organisasi massa buruh yang
bernama BBI (Barisan Buruh Indonesia). BBI mengutamakan barisan buruh untuk
memudahkan mobilisasi oleh serikat sekerja dan Partai Buruh. Dalam kongresnya
pada bulan September 1945 yang dihadiri oleh kaum buruh dan tani, tercetuslah Partai
Buruh Indonesia. BBI juga sepakat untuk menuntaskan revolusi nasional. Untuk
mempertahankan tanah air dari serangan musuh, BBI membentuk Laskar Buruh
bersenjata di pabrik pabrik. Untuk kaum perempuan dibentuk Barisan Buruh Wanita
(BBW).

BBI dilebur menjadi GASBI (Gabungan Serikat Buruh Indonesia) pada 1946.
Serikat buruh yang tidak sepakat dengan struktur GASBI keluar dan membentuk
GASBV (Gabungan Serikat Buruh Vertikal). Tetapi pada bulan November, tahun
yang sama, atas usaha Alimin dan Harjono, GASBI dan GASBV berhasil dilebur
menjadi SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia).

SOBSI sempat mengalami perpecahan akibat perbedaan sikap dalam


menanggapi perjanjian Renville pada 1948. Tetapi tidak lama kemudian SOBSI
berhasil kembali mengkonsolidasikan pecahan-pecahannya. Bahkan dalam pernyataan
politiknya tahun 1948, SOBSI kemudian menegaskan menolak perjanjian Renville.
SOBSI kemudian menyatakan keluar dari HISSBI (Himpunan Serikat-serikat buruh
Indonesia) karena perbedaan garis politik.

Soekarno mengeluarkan dua konsepsi mengenai kabinet karya dan dewan


nasional pada tahun 1957. Kabinet karya ini adalah kabinet eksekutif yang
menampung orang-orang di parlemen dan partai politik. Buruh sebagai golongan
fungsional mendapatkan tempat di Dewan Perancang Nasional. Anggota Dewan ini
77 orang, dan dari 77 itu ada lima wakil angkatan buruh/pegawai yaitu dari SOBSI,
SOBRI, RKS dan dua orang dari KBKI. Sementara di Dewan Pertimbangan Agung,
duduk dua orang wakil dari buruh yaitu dari SOBSI dan KBKI. Dan Serikat Pekerja
Seluruh Indonesia (SPSI) didirikan sebagai satu-satunya serikat buruh yang diakui
pemerintah pada 1973.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari pemeliharaan hubungan kerja?
2. Apakah unsur-unsur dari pemeliharaan hubungan kerja?
3. Apa saja konsep pergerakan dan tantangan hubungan kerja?
4. Apa saja asas-asas pemeliharaan hubungan kerja?
5. Apakah pengertian dari serikat kerja?
2

6. Apa saja asas dan tujuan serikat kerja?


7. Apa saja fungsi serikat kerja?

1.3 Tujuan
1. Dapat memahami pengertian dari pemeliharaan hubungan kerja.
2. Dapat memahami unsur-unsur dari pemeliharaan hubungan kerja.
3. Dapat memahami konsep pergerakan dan tantangan hubungan kerja.
4. Dapat memahami asas-asas pemeliharaan hubungan kerja.
5. Dapat memahami pengertian dari serikat kerja.
6. Dapat memahami asas dan tujuan serikat kerja.
7. Dapat memahami fungsi serikat kerja.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hubungan Kerja


Organisasi para keryawan yang dibentuk untuk mempromosikan atau
menyatakan pendapat, melindungi, dan memperbaiki, melalui kegiatan-kegiatan
kolektif, kepentingan-kepentingan sosial, ekonomi dan politik para anggotanya.
Merupakan wadah bagi karyawan sebagai wahana untuk berpartisipasi dalam
perusahaan.

Hubungan tenaga kerja adalah merupakan suatu hubunganyang timbul antara


pekerja dan pengusaha setelah diadakan perjanjian sebelumnya oleh pihak yang
bersangkutan. Pekerja menyatakan kesangupan untuk bekerja pada pengusaha dengan
menerima upah dan sebaliknya pengusaha menyatakan pula kesanggupannya
untukmempekerjakan pekerja dengan membayar upah. Dengan demikian hubungan
kerja yang terjadi antara pekerja dan pengusaha adalahmerupakan bentuk
perjanjian kerja yang pada dasarnya memuat hak dankewajiban masing-masing
pihak.

2.2 Unsur-Unsur Dan Tujuan Pemeliharaan Hubungan Kerja


Dalam pemeliharaan hubungan kerja terdapat tiga unsur yaitu:
1. Kerja
Didalam hubungan kerja harus adapekerja tertentu sesuai perjanjiankarena
itulah hubungan ini dinamakan hubungan kerja.
2. Upah
Setiap hubungna kerja selalu menimbulkan hak dan kewajiban diantara kedua
belah pihak dengan berimbang. Dalam hubungan kerjaupah adalah merupakan
salah satu unsur pokok yang menandaiadanya hubungan kerja. Pengusaha
berkewajiban membayar upahdan pekerja berhak atas upah dari pekerja yang
dilakukannya
3. Perintah
Didalam hubungan kerja harus ada unsur perintah yang artinya yangsatu pihak
berhak memberikan perintah dan pihak yang lainberkewajiban melaksanakan
perintah. Dalam hal ini pengusahaberhak memberikan perintah kepada pekerja
dan pekerjaberkewajiban mentaati perintah tersebut

Serikat pekerjapenting karena:


1. Serikat karyawan memastikan dan memperjuangkan karyawan memperoleh
kompensasi yang adil & layak dari perusahaan yang mempekerjakannya.
2. Serikat karyawan memastikan dan memperjuangkan karyawan diberikan
kondisi kerja yang lebih baik.
3. Serikat karyawan memperjuangkan karyawan memperoleh haknya secara adil.

Adapun tujuan dalam hubungan kerja adalah sebagai berikut:


4

1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.


2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over karyawan.
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan.
7. Mengurangi konflik sertamenciptakan suasana yang harmonis.
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

2.3 Konsep Pergerakan dan Tantangan Serikat Pekerja


Konsep serikat pekerja yaitu:
1. Business Unionism
Misi pergerakan adalah untuk melindungi para karyawan, meningkatkan
kesejahteraan, menuntut kenaikan gaji, dan memperbaiki kondisi-kondisi kerja.
2. Social Unionism
Misi pergerakan tertuju pada kebijaksanaan-kebijaksanaan sosial, ekonomi,
dan politik yang lebih luas.

Tidak semua pekerja memahami bahwa serikat pekerja adalah hak melekat bagi
pekerja, bahkan mereka ada yang tidak percaya bahwa serikat pekerja membuat
mereka menjadi kuat, oleh karena itu banyak sekali pekerja yang sulit untuk
diorganisir dalam naungan serikat pekerja, hal ini disebabkan oleh :
1. Permasalahan Internal
 Jumlah anggota yang tidak maksimal, atau kuranganya kesadaran
anggota akan pentingnya kebersamaan dalam berserikat sehingga
mudah dipecah belah dan melemahkan serikat pekerja.
 Anggota/pengurus tidak menghadiri pertemuan/rapat organisasi, hal ini
dikarenakan kurang tertanam dalam pikiran anggota/pengurus akan
pentingnya pertemuan organisasi.
 Rendahnya pengetahuan pemimpin dan anggota serikat pekerja yang
terpilih sebagai pengurus.
 Iuran anggota, masih rendahnya kesadaran anggota akan arti penting
iuran bagi serikat pekerja, sehingga masih banyak serikat pekerja yang
masih ketergantungan pada management perusahaan dan donator lainya,
baik nasional maupun internasional.
 Pemimpin serikat pekerja “Kuning” yaitu pemimpin serikat pekerja
yang di kontrol dan dikendalikan oleh Management
perusahaan/pengusaha.
2. Permasalahan External
 Rendahnya komunikasi dan kerjasama dengan management/pengusaha.
Mereka memiliki financial yang besar, mempunyai kemampuan yang
lebih, hal ini yang membuat pengusaha merasa enggan untuk melakukan
5

komunikasi dan kerjasama yang baik dengan serikat pekerja, hal ini sangat
terasa pada hampir semua serikat pekerja.
 Propaganda anti serikat pekerja dari pengusaha atau dari pemerintah.
 Potret negative dari serikat pekerja dan aktifitasnya.
 Konsep palsu tentang serikat pekerja yang mengakibatkan keragu-
raguan dari anggotanya sehubungan dengan fungsi dan peranan serikat
pekerja.
 Masih banyak serikat pekerja yang berdiri hanya karena keinginan
pengusaha/pemerintah sebagai maksud untuk melaksanakan konvensi ILO
tentang kebebasan berserikat dan berorganisasi.

2.4 Asas-Asas Pemeliharaan Hubungan Kerja


1. Asas manfaat dan efesiensi
Pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan memberikan manfaat yang
optimal bagi perusahaan dan karyawan. Pemeliharaan ini hendaknya
meningkatkan prestasi kerja, keamanan, kesehatan, dan loyalitas karyawan
dalam mencapai tujuan. Asas ini harus diprogram dengan baik supaya tidak sia-
sia
2. Asas kebutuhan dan kepuasan
Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menjadi dasar program pemeliharaan
karyawan. Asas ini penting supaya tujuanpemeliharaan, kesehatan, dan sikap
karyawan baik, sehingga merekamau bekerja secara efektif dan efesien
menunjuang tercapainyatujuan perusahaan.
3. Asas Keadilan dan Kelayakan
Keadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas programpemeliharaan
karyawan. Karena keadilan dan kelayakan akanmenciptakan ketenangan dan
konsentrasi karyawan terhadap tugas-tugasnya, sehingga disiplin, kerja sama,
dan semangat kerjanyameningkat. Dengan asas ini diharapkan tujuan
pemberianpemeliharaan akan tercapai.
4. Asas Peraturan LegaL
Peraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-undang,Keppres, dan
keputusan mentri harus dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Hal
ini penting untuk menghindari konflik dan intervensi serikat buruh dan
pemerintah.
5. Asas Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan menjadi pedoman dan asas program pemeliharaan
kesejahteraan karyawan.Jangan sampai terjadi pelaksanaan pemeliharaan
karyawan yang mengakibatkan hancurnya perusahaan.

2.5 Pengertian Serikat Pekerja


Henry Simamora (1999: 678) menyatakan bahwa “Serikat Pekerja adalah
sebuah organisasi yang berunding bagi karyawan tentang upah-upah, jam-jam kerja,
dan syarat-syarat dan kondisi-kondisi pekerjaan lainnya”. Dari pengertian tersebut di
6

atas dapat diketahui bahwa serikat pekerja merupakan organisasi berunding bagi para
pekerja. Dengan kehadiran Serikat Pekerja para pekerja dapat melakukan negosiasi
dengan pengusaha dalam hal kebijakan perusahaan, sebab ketika ada serikat pekerja
maka menjadi sebuah kewajiban bagi pengusaha untuk menegosiasikan segala sesuatu
dengan serikat pekerja

Pengertian Serikat Pekerja menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000


tentang serikat pekerja adalah adalah sebagai berikut: Serikat pekerja adalah
organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di
luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,demokratis dan bertanggung
jawab guna memperjuangkan, membela, serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja serta meningkatkan kesejahteraan, pekerja/buruh dan keluarganya.

Serikat pekerja merupakan sebuah keniscayaan yang tidak mungkin dihindari


oleh perusahaan. Serikat pekerja dapat digunakan oleh pekerja sebagai alat untuk
mencapai tujuannya. Suatu kenyataan penetapan besarnya upah dan syarat-syarat
kerja yang lain diserahkan kepada perusahaan dan pekerja sebagai pribadi.
Kedudukan pekerja adalah sangat lemah. Menyadari akan kelemahannya dalam
menghadapi perusahaan itu, mereka merasa perlu adanya persatuan. Dengan adanya
persatuan mereka akan mempunyai kekuatan dalam menghadapi perusahaan.

Salah satu fungsi Serikat Pekerja menurut Undang-Undang No 21 Tahun 2000


tentang Serikat Pekerja adalah sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang
harmonis, dinamis dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Oleh karena itu Serikat Pekerja harus menjalankan perannya dengan
baik agar tercipta hubungan industrial yang harmonis sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai.

Kehadiran serikat kerja mengubah secara signifikan beberapa aktivitas sumber


daya manusia. Proses perekrutan, prosedur seleksi, tingkat upah, kenaikan gaji, paket
tunjangan, system keluhan, dan prosedur disiplin dapat berubah secara drastis
disebabkan oleh ketentuan perjanjian perundingan kerja bersama (collective
bargaining agreement). Tanpa kehadiran serikat pekerja, perusahaan leluasa
mengambil keputusan unilateral menyangkut gaji, jam kerja, dan kondisi kerja.
Keputusan ini dilakukan oleh perusahaan tanpa masukan atau persetujuan dari
kalangan pekerja. Pekerja-pekerja yang tidak menjadi anggota serikat pekerja harus
menerima persyaratan manajemen, menegosiasikannya dengan serikat pekerja dalam
hal pengambilan keputusan bilateral (bilateral decision making) mengenai tingkat
gaji, jam kerja, kondisi kerja, dan masalah keamanan kerja lainnya. Alih-alih
menghadapi setiap pekerja secara satu per satu, perusahaan harus berunding dengan
serikat pekerja yang mewakili kalangan pekerja.

Serikat pekerja biasanya mencoba memperluas pengaruhnya ke dalam wilayah


lain manajemen seperti penjadwalan kerja, penyusunan standar kerja, desain ulang
7

pekerjaan, dan pengenalan peralatan dan metode baru. Perusahaan umumnya juga
menolak pelanggaran batas ke dalam wilayah pengambilan keputusan ini dengan
mengklaim bahwa persoalan tersebut merupakan hak prerogatif manajemen.

2.6 Asas dan Tujuan Serikat Kerja


1. Serikat Pekerja, Federasi serikat pekerja dan Konfederasi serikat pekerja
mempunyai asas yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
2. Serikat Pekerja, Federasi serikat pekerja dan Konfederasi serikat pekerja
mempunyai sifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.
3. Serikat Pekerja, Federasi serikat pekerja dan Konfederasi serikat pekerja bertujuan
memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan
kesejahteraan yang layak bagi pekerja dan keluarganya.

2.7 Fungsi Serikat Kerja


1. Sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan pekerja.
2. Lembaga perunding mewakili pekerja.
3. Melindungi dan membela hak – hak dan kepentingan kerja.
4. Wadah pembinaan dan wahana peningkatan pengetahuan pekerja.
5. Wahana peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
6. Wakil pekerja dalam memperjuangkan kepemilikan saham di perusahaan.
7. Wakil pekerja dalam lembaga – lembaga ketenagakerjaan
8. Wakil untuk dan atas nama anggota baik di dalam maupun di luar pengadilan.
8

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
yang dimaksud dengan ketenagakerjaan itu sendiri adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa
kerja. Jadi hukum ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai peraturan-peraturan yang
mengatur tenaga kerja pada waktu sebelum selama dan sesudah masa kerja. Setiap
tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di
dalam atau di luar negeri.

Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa serikat pekerja adalah


organisasi yang dibentuk oleh pekerja dan mempunyai sifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis dan bertanggungjawab. Adapun tujuan dari serikat pekerja adalah
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
9

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr.H.Hadari Nawawi, Perencanaan SDM Untuk Organisasi Yang Kompetitif, Gajah
Mada University Press. 2.
Prof. Dr. Sondang. P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara. 3.
Dr. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara , Drs., M.Si. Psi., Manajemen Sumber Daya
Perusahaan, PT Remaja Rosda Karya.
Serikat Pekerja http://allopowae.blogspot.com/2009/12/serikat-peker-ja-bab-i-
pendahuluan.html
Definisi Serikat Pekerja https://wikisopo.files.wordpress.com/2011/08/1-definisi-serikat-
pekerja.doc.
Peran Serikat Pekerja Dalam Suatu Perusahaan https://ulielambry.wordpress.com/selayang-
pandang/peran-serikat-pekerja-dalam-suatu-perusahaan/

Anda mungkin juga menyukai