Mata Kuliah:
Hubungan Industrial
Dosen Pengampu:
Dra. Sofia A. P. Sambul M.S
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Queen A. Lumempow 210811020011
2. Jeheskiel Ariel Patasik 210811020017
3. Merlin Julita Wungow 210811020019
4. Pricilia Sondakh 210811020021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih karuniaNya kami
kelompok 3 telah berhasil menyelesaikan makalah dari Mata Kuliah Hubungan Industrial
dengan judul “Pemeliharaan Hubungan Kerja dan Serikat Pekerja”. Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dengan saling bekerjasama sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Selain itu,kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah Dra. Sofia A. P. Sambul M.Si yang telah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari dosen dan teman-teman
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah yang
kami buat dapat bermaanfaat bagi pengetahuan teman-teman dan dapat memberikan manfaat
juga bagi kami sebagai kelompok 3.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BBI dilebur menjadi GASBI (Gabungan Serikat Buruh Indonesia) pada 1946.
Serikat buruh yang tidak sepakat dengan struktur GASBI keluar dan membentuk
GASBV (Gabungan Serikat Buruh Vertikal). Tetapi pada bulan November, tahun
yang sama, atas usaha Alimin dan Harjono, GASBI dan GASBV berhasil dilebur
menjadi SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia).
1.3 Tujuan
1. Dapat memahami pengertian dari pemeliharaan hubungan kerja.
2. Dapat memahami unsur-unsur dari pemeliharaan hubungan kerja.
3. Dapat memahami konsep pergerakan dan tantangan hubungan kerja.
4. Dapat memahami asas-asas pemeliharaan hubungan kerja.
5. Dapat memahami pengertian dari serikat kerja.
6. Dapat memahami asas dan tujuan serikat kerja.
7. Dapat memahami fungsi serikat kerja.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tidak semua pekerja memahami bahwa serikat pekerja adalah hak melekat bagi
pekerja, bahkan mereka ada yang tidak percaya bahwa serikat pekerja membuat
mereka menjadi kuat, oleh karena itu banyak sekali pekerja yang sulit untuk
diorganisir dalam naungan serikat pekerja, hal ini disebabkan oleh :
1. Permasalahan Internal
Jumlah anggota yang tidak maksimal, atau kuranganya kesadaran
anggota akan pentingnya kebersamaan dalam berserikat sehingga
mudah dipecah belah dan melemahkan serikat pekerja.
Anggota/pengurus tidak menghadiri pertemuan/rapat organisasi, hal ini
dikarenakan kurang tertanam dalam pikiran anggota/pengurus akan
pentingnya pertemuan organisasi.
Rendahnya pengetahuan pemimpin dan anggota serikat pekerja yang
terpilih sebagai pengurus.
Iuran anggota, masih rendahnya kesadaran anggota akan arti penting
iuran bagi serikat pekerja, sehingga masih banyak serikat pekerja yang
masih ketergantungan pada management perusahaan dan donator lainya,
baik nasional maupun internasional.
Pemimpin serikat pekerja “Kuning” yaitu pemimpin serikat pekerja
yang di kontrol dan dikendalikan oleh Management
perusahaan/pengusaha.
2. Permasalahan External
Rendahnya komunikasi dan kerjasama dengan management/pengusaha.
Mereka memiliki financial yang besar, mempunyai kemampuan yang
lebih, hal ini yang membuat pengusaha merasa enggan untuk melakukan
5
komunikasi dan kerjasama yang baik dengan serikat pekerja, hal ini sangat
terasa pada hampir semua serikat pekerja.
Propaganda anti serikat pekerja dari pengusaha atau dari pemerintah.
Potret negative dari serikat pekerja dan aktifitasnya.
Konsep palsu tentang serikat pekerja yang mengakibatkan keragu-
raguan dari anggotanya sehubungan dengan fungsi dan peranan serikat
pekerja.
Masih banyak serikat pekerja yang berdiri hanya karena keinginan
pengusaha/pemerintah sebagai maksud untuk melaksanakan konvensi ILO
tentang kebebasan berserikat dan berorganisasi.
atas dapat diketahui bahwa serikat pekerja merupakan organisasi berunding bagi para
pekerja. Dengan kehadiran Serikat Pekerja para pekerja dapat melakukan negosiasi
dengan pengusaha dalam hal kebijakan perusahaan, sebab ketika ada serikat pekerja
maka menjadi sebuah kewajiban bagi pengusaha untuk menegosiasikan segala sesuatu
dengan serikat pekerja
pekerjaan, dan pengenalan peralatan dan metode baru. Perusahaan umumnya juga
menolak pelanggaran batas ke dalam wilayah pengambilan keputusan ini dengan
mengklaim bahwa persoalan tersebut merupakan hak prerogatif manajemen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
yang dimaksud dengan ketenagakerjaan itu sendiri adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa
kerja. Jadi hukum ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai peraturan-peraturan yang
mengatur tenaga kerja pada waktu sebelum selama dan sesudah masa kerja. Setiap
tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di
dalam atau di luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr.H.Hadari Nawawi, Perencanaan SDM Untuk Organisasi Yang Kompetitif, Gajah
Mada University Press. 2.
Prof. Dr. Sondang. P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara. 3.
Dr. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara , Drs., M.Si. Psi., Manajemen Sumber Daya
Perusahaan, PT Remaja Rosda Karya.
Serikat Pekerja http://allopowae.blogspot.com/2009/12/serikat-peker-ja-bab-i-
pendahuluan.html
Definisi Serikat Pekerja https://wikisopo.files.wordpress.com/2011/08/1-definisi-serikat-
pekerja.doc.
Peran Serikat Pekerja Dalam Suatu Perusahaan https://ulielambry.wordpress.com/selayang-
pandang/peran-serikat-pekerja-dalam-suatu-perusahaan/