“KOPERASI”
FAKULTAS HUKUM
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga boleh dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
klompok untuk mata kuliah Hukum Dagang dengan judul: "Koperasi".
Ucapan terima kasih Enci Christine Salomi Tooy SH, MH atas tugas dan bimbingan
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dimaksud. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan
Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin tetapi sebagai umat yang tak
luput dari kesalahan, menyadari terdapat kata-kata yang kurang berkenan, baik dari segi isi
maupun penulisan. Besar harapan penulis bagi para pembaca dapat memberikan kritik dan
saran sehingga dapat menjadi masukan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................1
1.4 Manfaat.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Koperasi Di Indonesia.................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Koperasi Di Indonesia............................................................................3
2.1.2 Dasar-Dasar Hukum Koperasi................................................................................3
2.1.3 Tujuan Koperasi Di Indonesia..................................................................................3
2.1.4 Syarat Pendirian Koperasi........................................................................................4
2.1.5 Fungsi Dan Penggolongan Koperasi........................................................................4
2.1.6 Pendirian Dan Keanggotaan Koperasi......................................................................5
2.1.7 Pembubaran Koperasi...............................................................................................7
2.2 Kasus Koperasi Di Indonesia......................................................................................8
2.2.1 Contoh Kasus Koperasi Simpan Pinjam Indosurya Cipta Gagal Bayar...................8
2.2.2 Tanggapan Publik...................................................................................................10
2.2.3 Penyelesaian Kasus Koperasi Simpan Pinjam Indosurya......................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
3.2 Saran.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi berasal dari bahasa inggris cooperation yang berarti usaha bersama. Dengan
kata lain berarti segala pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama. Namun
demikian yang dimaksud dengan koperasi disini adalah suatu bentuk peraturan dan
tujuan tertentu pula, perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Koperasi mulai dan berkembang di inggris pada pertengahan abad ke-XIX yaitu
sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh Charles Howard di kampong Rochdale. Namun
sebelum itu sebenarnya inspirasi gerakan koperasi sudah mulai ada sejak abad XVIII
setelah terjadi revolusi industri dan penerapan sistem ekonomi kapitalis. Gerakan ini
digunakan oleh masyarakat ekonomi lemah terutama guru yang penghasilannya sangat
kecil. Gerakan ini bertujuan untuk memecahkan persoalan ekonomi akibat tekanan
pemilik perusahaan yang menyebabkan ekonominya makin melemah.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebu t, maka tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami koperasi di Indonesia
1
2. Untuk mengetahui dan memahami dasar hukum adanya koperasi di Indonesia
3. Untuk mengetahui dan memahami tata cara pembubaran koperasi di indonesia
4. Untuk mengetahui dan memahami syarat-syarat berdirinya koperasi di indonesia
5. Untuk mengetahui dan memahami kasus koperasi yang terjadi di Indonesia
1.4 Manfaat
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dagang dan menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang Koperasi di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Koperasi Di Indonesia
2.1.1 Pengertian Koperasi Di Indonesia
Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan
Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dalam penjelasan
pasal 33 ayat 1 UUD 1945 antara lain dikemukakan bahwa “perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan”, sedangkan menurut pasal 1 UU nomor 25/1992
yang dimaksud dengan koperasi di Indonesia adalah “badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatan berdasarkan prinsip sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.
3
2.1.4 Syarat Pendirian Koperasi
Pasal 6 UU perkoprasian menentukan bahwa koperasi primer dibentuk oleh
sekurang-kurangnya 20 orang. Sedangkan koperasi sekunder dibentuk sekurang-
kurangnya 3 koperasi. Pembentukan koperasi dengan akte, pendirian yang memuat
anggaran dasar. Anggaran dasar tersebut menurut pasal 8 UU Perkoprasian sekurang-
kurangnya memuat:
a. Daftar nama pendiri
b. Tempat dan kedudukan
c. Ketentuan mengenai keanggotaan
d. Ketentuan mengenai rapat anggota
e. Ketentuan mengenai pengelolaan
f. Ketentuan mengenai permodalan
g. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
h. Ketentuan mengenai sisa hasil usaha
i. Ketentuan mengenai sanksi
4
b. Koperasi pertanian dan peternakan
c. Koperasi industri dan kerajinan
d. Koperasi jasa-jasa
3. Koperasi berdasarkan profesi anggotanya, dapat digolongkan sbb:
a. Koperasi Karyawan
b. Koperasi Pegawai Negeri Sipil
c. Koperasi Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Polri
d. Koperasi Mahasiswa
e. Koperasi Pedagang Pasar
f. Koperasi Veteran Ri
g. Koperasi Nelayan
h. Koperasi Kerajinan dan sebagainya.
4. Koperasi berdasarkan daerah kerjanya, dapat digolongkan sbb:
a. Koperasi primer
b. Koperasi pusat
c. Koperasi gabungan
d. Koperasi induk
5
Dalam garis besarnya, hak-hak anggota koperasi, yaitu:
a) Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara di
dalam rapat anggota.
b) Memilih dan dipilih oleh pengurus.
c) Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan-ketentuan dalam
anggaran dasar.
d) Mengemukakan pendapat/ saran-saran kepada pengurus di luar rapat
anggota anggota (baik diminta ataupun tidak diminta)
e) Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama di antara
sesama anggota.
f) Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan-
ketentuan anggaran dasar.
2) Kewajiban anggota koperasi
Sebagaiman ditegaskan dalam pasal 20 UU No.25/ 1992 kewajiban-kewajiban
anggota koperasi meliputi hal-hal sbb:
a) Mematuhi AD dan ART koperasi serta semua keputusan yang telah
disepakati bersama dalam rapat anggota.
b) Berpartisipasi pada usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
c) Megembangkan dan memelihara kebersamaan atas asas kekeluargaan.
c. Permintaan menjadi anggota koperasi
Setiap orang yang ingin menjadi anggota koperasi perlu mempelajari terlebih
dahulu maksud dan tujuan koperasi tersebut, terutama mengenai syarat-syarat
keanggotaan, hak dan kewajiban sebagai anggota koperasi. Jika calon anggota
sudah memahami semuanya dan dapat menerima syarat-syarat yang berlaku, maka
selanjutnya ia harus menyampaikan permintaan untuk diterima sebagai anggota
secara tertulis, setelah itu barulah pengurus koperasi meneliti kelengkapan
persyaratan para calon anggota, baik berdasar ketentuan dalam UU atau AD
koperasi.
d. Bukti keanggotaan koperasi
Penerimaan seorang calon anggota koperasi harus dibuktikan oleh pengurus oleh
penguru dan mencatatnya di dalam buku daftar anggota koperasi. Buku daftar
6
anggota koperasi telah ditetapakan oleh undang-undang sebagai salah satu buku
daftar yang harus ada pada setiap koperasi.
e. Berhenti sebagai anggota koperasi
Keanggotaan seseorang akan berakhir jika yang bersangkutan:
1) Meninggal dunia
2) Minta berhenti atas kehendak sendiri
3) Diberhentikan karena tidak memenuhi syarat keanggotaan.
4) Dipecat karena tidak memenuhi kewajiban sebagai anggota
7
Surat keputusan pembubaran koperasi yang disertai penunjukkan panitia
penyelesaian akan dikirim kepada orang-orang yang akan bertindak sebagai
penyelesia koperasi. Dalam melaksanakan tugasnya, panitia penyelesai harus
berdasar atas pertimbangan berikut:
1) Bukti-bukti yang ada pada koperasi yang akan dibubarkan.
2) Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi yang
bersangkutan.
3) Keputusan-keputusan yang berlaku dalam kaitannya dengan pembubaran.
8
memuaskan. "Manajemen angkat tangan. Katanya yang besar akan diganti asset
settlement dengan bahasa keren, diganti akan dijamin. Ternyata bohong semua,"
ujarnya. Kasus ini, telah dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Dia juga
mengungkapkan kebanyakan nasabah yang berinvestasi di ISP merupakan
pengusaha, "dan uangnya bakal digunakan untuk perputaran usaha. Jadi ya langsung
dilaporkan."
9
mencapai sekitar Rp 14,6 triliun. Total anggota koperasi ini sekitar 5.700 dan dana
yang menjadi hak anggota terus meningkat, karena koperasi tersebut menjanjikan
imbalan bunga yang tinggi, yakni sekitar 9%-12%, jauh di atas bunga deposito
perbankan yang berkisar 5%-7% setahun. Kasus gagal bayar mulai terjadi ketika
anggota dengan dana besar menarik kembali dananya. Dengan rush yang cukup
besar, KSP Indosurya mengalami mismatch. Tagihan lebih besar dibandingkan dana
kas yang tersedia dan gagal bayar tidak terelakkan, sehingga fakta ini memicu
gelombang penarikan dana yang lebih besar.
Masalah KSP Indosurya ini pun sudah sampai di pengadilan, dan pernah
digelar sidang verifikasi bilyet anggota KSP Indosurya di Pengadilan Negeri Bungur,
Jakarta Pusat. Pengurus dan pendiri KSP Indosurya hadir dan mengatakan punya
itikad baik dan diputuskan dana anggota harus dikembalikan.
10
Indosurya perihal imbauan agar segera melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT)
dan melaporkan kondisi koperasi saat ini. Namun, hingga kini belum ada konfirmasi
dari pengurus KSP Indosurya. Pada Maret dan April 2020, Kemenkop dan UKM
kembali menerima surat pengaduan anggota KSP Indosurya melalui kanal PPID.
Isinya, meminta kementerian segera menindaklanjuti dan menyelesaikan kasus KSP
Indosurya ini.
"Kemenkop dalam hal ini telah berkoordinasi dengan OJK untuk membentuk
tim gabungan pemeriksaan terhadap KSP Indosurya," ucap Agus. Sementara
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengungkapkan,
pihaknya sudah meminta Kementerian Hukum dan HAM untuk memblokir
perubahan badan hukum Koperasi Indosurya
11
terganggu. Koperasi Indosurya menyatakan memperpanjang jatuh tempo dari
kewajiban para anggotanya. Manajemen berjanji bertanggung jawab dan siap
membayar dana para anggotanya. Salah satu anggota koperasi, Jeffrey Winardi
menyatakan menerima hal tersebut. Restrukturisasi memang diperlukan karena
keuangan perusahaan tengah terganggu isu negatif.
"Kita harap bisa kembali normal. Kita terima restrukturisasi tersebut. Lagipula niat
baik koperasi sudah terbukti, bunga sudah dibayar," kata Jeffrey kepada CNBC
Indonesia.
12
BAB III
PENUTUP
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk
menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi,
sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Tujuan koperasi
sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 nomor 25 tahun 1992 adalah: “koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD
1945”.
Kasus invetasi bodong yang terjadi pada akhir tahun 2019 lalu merupakan
contoh kasus yang terjadi pada Lembaga Keuangan Non Bank dimana kasus Koperasi
Simpan Pinjam Indosurya Cipta yang mengalami gagal bayar dana nasabah. Kasus ini
melibatkan sekitar 5.700 anggota dan diperkirakan menghimpun dana anggota koperasi
hingga Rp 10 triliun. Koperasi Indosurya Cipta adalah koperasi simpan pinjam (KSP).
Para anggota menyimpan dananya dan kemudian menjadi peminjam. Mestinya, bunga
pinjaman KSP hanya sedikit di atas bunga simpanan, misalnya jika bunga simpanan 3%,
maka bunga pinjaman maksimal 5% setahun. Tapi, bunga simpanan diberikan Koperasi
Indosurya sangat tinggi, bahkan 1,5 hingga 2 kali bunga deposito bank. Padahal, ini
bunga simpanan, bukan bunga pinjaman. Dan oleh karena itu dalam sekejap, KSP
Indosurya diperkirakan meraup dana hingga triliunan rupiah dari sekitar 5.700 nasabah.
Pada saat yang sama, kewajibannya untuk membayar kepada anggota koperasi mencapai
sekitar Rp 14,6 triliun. Dana itu berasal dari simpanan plus return atau imbal hasil yang
dijanjikan. Namun pada Februari 2020, sebagian anggota KSP Indosurya tidak
mendapatkan pencairan atas deposito mereka yang telah jatuh tempo di koperasi
tersebut, dengan jumlah mencapai sekitar Rp 14,6 triliun. Total anggota koperasi ini
13
sekitar 5.700 dan dana yang menjadi hak anggota terus meningkat, karena koperasi
tersebut menjanjikan imbalan bunga yang tinggi, yakni sekitar 9%-12%, jauh di atas
bunga deposito perbankan yang berkisar 5%-7% setahun. Dan kasus gagal ini mulai
terjadi ketika anggota deng an dana besar menarik kembali dananya. Sehingga para
anggota koperasi (nasabah) membawa kasus ini ke jalur hukum karena kerugian yang
mereka dapatkan sangat besar.
3.2 Saran
Dalam perkoperasian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama berkaitan
dengan pendirian koperasi, penggolongan dan keanggotaan koperasi, hingga bubarnya
suatu koperasi. Sehingga adanya koperasi di Indonesia diharapkan mampu menciptakan
perekonomian yang lebih baik, terutama untuk kalangan ekonomi bawah sehingga bisa
menciptakan masyarakat yang adil, makmur dan maju sesuai dengan tujuan koperasi itu
sendiri. Namun pada beberapa kasus yang terjadi di lingkungan masyarakat, pemerintah
kadang enggan untuk menindaklajuti permasalahan seperti ini bahkan mengabaikannya
sehingga untuk kedepannya para pelaku badan hukum akan terus melakukan ha-hal
seperti ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
1. Moonti, Usman. 2016. Dasar-Dasar Koperasi. Yogyakrta: Interpena.
2. Chaniago, Arifinal. 2013. Perkoperasian Indonesia. Bandung: Angkasa.
Internet:
1. Destryawan, Dennis. 2021. “Kemenkop UKM Anpresiasi Upaya Penyeesaian
Kewajiban oleh KSP Indosurya”
https://www.tribunnews.com/bisnis/2021/10/15/kemenkop-ukm-apresiasi-upaya-
penyelesaian-kewajiban-oleh-ksp-indosurya, diakses pada 21 agustus 2022 pukul 19:20
2. Pangastuti, Triyan, Aris Cahyadi, Prisma Ardianto. 2021. “Kasus Gagal Bayar KSP
Indosurya Hancurkan Citra Koperasi, Uang Anggota Harus Segera Dikembalikan”
https://investor.id/market-and-corporate/253016/kasus-gagal-bayar-ksp-indosurya-
hancurkan-citra-koperasi-uang-anggota-harus-segera-dikembalikan , diakses pada 19
agustus 2022 pukul 15:20
15
Perundang-undangan:
1. UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
2. UUD NRI Tahun 1945 pasal 33 ayat 1
3. UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
4. UU No.7 Tahun 1992 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan
5. UU No.17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
16