Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KOPERASI”

Dosen Pengampu : Christine Salomi Tooy SH, MH

Disusun Oleh : Kelompok 6


Anggota: 1. Felife Joelton Muhaling (210711010018)

2. Christ Peter Masiliba (210711010142)

3. Raharjo Sulistyo Lantemona (210711010331)

4. Frisillah Makalalag (210711010395)

5. Jeiniver Virginia Angela Lumentut (210711010091)

6. Mita Riliyanti Kalompo (210711010704)

7. Nurul Hidayah (210711010040

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga boleh dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
klompok untuk mata kuliah Hukum Dagang dengan judul: "Koperasi".

Ucapan terima kasih Enci Christine Salomi Tooy SH, MH atas tugas dan bimbingan
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dimaksud. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan

Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin tetapi sebagai umat yang tak
luput dari kesalahan, menyadari terdapat kata-kata yang kurang berkenan, baik dari segi isi
maupun penulisan. Besar harapan penulis bagi para pembaca dapat memberikan kritik dan
saran sehingga dapat menjadi masukan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Manado, 23 Agustus 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................1
1.4 Manfaat.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Koperasi Di Indonesia.................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Koperasi Di Indonesia............................................................................3
2.1.2 Dasar-Dasar Hukum Koperasi................................................................................3
2.1.3 Tujuan Koperasi Di Indonesia..................................................................................3
2.1.4 Syarat Pendirian Koperasi........................................................................................4
2.1.5 Fungsi Dan Penggolongan Koperasi........................................................................4
2.1.6 Pendirian Dan Keanggotaan Koperasi......................................................................5
2.1.7 Pembubaran Koperasi...............................................................................................7
2.2 Kasus Koperasi Di Indonesia......................................................................................8
2.2.1 Contoh Kasus Koperasi Simpan Pinjam Indosurya Cipta Gagal Bayar...................8
2.2.2 Tanggapan Publik...................................................................................................10
2.2.3 Penyelesaian Kasus Koperasi Simpan Pinjam Indosurya......................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
3.2 Saran.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi berasal dari bahasa inggris cooperation yang berarti usaha bersama. Dengan
kata lain berarti segala pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama. Namun
demikian yang dimaksud dengan koperasi disini adalah suatu bentuk peraturan dan
tujuan tertentu pula, perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.

Koperasi mulai dan berkembang di inggris pada pertengahan abad ke-XIX yaitu
sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh Charles Howard di kampong Rochdale. Namun
sebelum itu sebenarnya inspirasi gerakan koperasi sudah mulai ada sejak abad XVIII
setelah terjadi revolusi industri dan penerapan sistem ekonomi kapitalis. Gerakan ini
digunakan oleh masyarakat ekonomi lemah terutama guru yang penghasilannya sangat
kecil. Gerakan ini bertujuan untuk memecahkan persoalan ekonomi akibat tekanan
pemilik perusahaan yang menyebabkan ekonominya makin melemah.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan koperasi?


2. Apa saja dasar hukum adanya koperasi di Indonesia?
3. Bagaimakah tata cara pembubaran koperasi?
4. Bagaimanakah syarat berdirinya koperasi di Indonesia?
5. Bagaimanakah contoh kasus yang terjadi di Indonesia tentang koperasi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebu t, maka tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami koperasi di Indonesia

1
2. Untuk mengetahui dan memahami dasar hukum adanya koperasi di Indonesia
3. Untuk mengetahui dan memahami tata cara pembubaran koperasi di indonesia
4. Untuk mengetahui dan memahami syarat-syarat berdirinya koperasi di indonesia
5. Untuk mengetahui dan memahami kasus koperasi yang terjadi di Indonesia

1.4 Manfaat
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dagang dan menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang Koperasi di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Koperasi Di Indonesia
2.1.1 Pengertian Koperasi Di Indonesia
Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan
Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dalam penjelasan
pasal 33 ayat 1 UUD 1945 antara lain dikemukakan bahwa “perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan”, sedangkan menurut pasal 1 UU nomor 25/1992
yang dimaksud dengan koperasi di Indonesia adalah “badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatan berdasarkan prinsip sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.

2.1.2 Dasar-Dasar Hukum Koperasi


a. UUD 1945 Pasal 33 ayat 1
b. UU RI No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
c. UU No.17 tahun 2012 tentang perkoperasian
d. UU No.7 tahun 1992 tentang lembaga penjamin simpanan
e. UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan

2.1.3 Tujuan Koperasi Di Indonesia


Tujuan koperasi sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 nomor 25 tahun
1992 adalah: “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berdasarkan pancasila dan UUD 1945

3
2.1.4 Syarat Pendirian Koperasi
Pasal 6 UU perkoprasian menentukan bahwa koperasi primer dibentuk oleh
sekurang-kurangnya 20 orang. Sedangkan koperasi sekunder dibentuk sekurang-
kurangnya 3 koperasi. Pembentukan koperasi dengan akte, pendirian yang memuat
anggaran dasar. Anggaran dasar tersebut menurut pasal 8 UU Perkoprasian sekurang-
kurangnya memuat:
a. Daftar nama pendiri
b. Tempat dan kedudukan
c. Ketentuan mengenai keanggotaan
d. Ketentuan mengenai rapat anggota
e. Ketentuan mengenai pengelolaan
f. Ketentuan mengenai permodalan
g. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
h. Ketentuan mengenai sisa hasil usaha
i. Ketentuan mengenai sanksi

2.1.5 Fungsi Dan Penggolongan Koperasi


Pada dasarnya usaha koperasi memiliki dua fungsi penting yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain yaitu:
1. Fungsi koperasi dalam bidang ekonomi
2. Fungsi koperasi dalam bidang sosial

Penggolongan koperasi ialah pengelompokkan koperasi dalam kelompok-


kelompok tertentu berdasarkan kriteria dan karakteristik yang tertentu pula. Adapun
penggolongan koperasi adalah sbb:
1. Pengelompokkan koperasi berdasarkan bidang usaha, dapat digolongkan sbb:
a. Koperasi konsumsi
b. Koperasi produksi
c. Koperasi pemasaran
d. Koperasi kredit/ simpan pinjam
2. Pengelompokan koperasi berdasarkan jenis komoditi, dapat digolongkan sbb:
a. Koperasi ekstratif

4
b. Koperasi pertanian dan peternakan
c. Koperasi industri dan kerajinan
d. Koperasi jasa-jasa
3. Koperasi berdasarkan profesi anggotanya, dapat digolongkan sbb:
a. Koperasi Karyawan
b. Koperasi Pegawai Negeri Sipil
c. Koperasi Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Polri
d. Koperasi Mahasiswa
e. Koperasi Pedagang Pasar
f. Koperasi Veteran Ri
g. Koperasi Nelayan
h. Koperasi Kerajinan dan sebagainya.
4. Koperasi berdasarkan daerah kerjanya, dapat digolongkan sbb:
a. Koperasi primer
b. Koperasi pusat
c. Koperasi gabungan
d. Koperasi induk

2.1.6 Pendirian Dan Keanggotaan Koperasi


a. Langkah- langkah pendirian koperasi
Langkah- langkah yang harus ditempuh dalam mendirikan sebuah
koperasi adalah sbb:
1) Mengadakan pertemuan pendahululuan di antara orang-orang yang ingin
mendirikan koperasi.
2) Mengadakan penelitian mengenai lingkungan daerah kerja koperasi.
3) Menghubungi kantor departemen koperasi setempat.
4) Membentuk panitia pendirian koperasi yang bertugas mempersiapkan anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga.
5) Mengadakan rapat pembentukan koperasi
b. Hak dan kewajiban anggota koperasi
1) Hak anggota koperasi

5
Dalam garis besarnya, hak-hak anggota koperasi, yaitu:
a) Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara di
dalam rapat anggota.
b) Memilih dan dipilih oleh pengurus.
c) Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan-ketentuan dalam
anggaran dasar.
d) Mengemukakan pendapat/ saran-saran kepada pengurus di luar rapat
anggota anggota (baik diminta ataupun tidak diminta)
e) Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama di antara
sesama anggota.
f) Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan-
ketentuan anggaran dasar.
2) Kewajiban anggota koperasi
Sebagaiman ditegaskan dalam pasal 20 UU No.25/ 1992 kewajiban-kewajiban
anggota koperasi meliputi hal-hal sbb:
a) Mematuhi AD dan ART koperasi serta semua keputusan yang telah
disepakati bersama dalam rapat anggota.
b) Berpartisipasi pada usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
c) Megembangkan dan memelihara kebersamaan atas asas kekeluargaan.
c. Permintaan menjadi anggota koperasi
Setiap orang yang ingin menjadi anggota koperasi perlu mempelajari terlebih
dahulu maksud dan tujuan koperasi tersebut, terutama mengenai syarat-syarat
keanggotaan, hak dan kewajiban sebagai anggota koperasi. Jika calon anggota
sudah memahami semuanya dan dapat menerima syarat-syarat yang berlaku, maka
selanjutnya ia harus menyampaikan permintaan untuk diterima sebagai anggota
secara tertulis, setelah itu barulah pengurus koperasi meneliti kelengkapan
persyaratan para calon anggota, baik berdasar ketentuan dalam UU atau AD
koperasi.
d. Bukti keanggotaan koperasi
Penerimaan seorang calon anggota koperasi harus dibuktikan oleh pengurus oleh
penguru dan mencatatnya di dalam buku daftar anggota koperasi. Buku daftar

6
anggota koperasi telah ditetapakan oleh undang-undang sebagai salah satu buku
daftar yang harus ada pada setiap koperasi.
e. Berhenti sebagai anggota koperasi
Keanggotaan seseorang akan berakhir jika yang bersangkutan:
1) Meninggal dunia
2) Minta berhenti atas kehendak sendiri
3) Diberhentikan karena tidak memenuhi syarat keanggotaan.
4) Dipecat karena tidak memenuhi kewajiban sebagai anggota

2.1.7 Pembubaran Koperasi


Pembubaran koperasi bisa disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam koperasi
atau oleh masalah-masalah yang berasal dari luar koperasi. Berdasarkan ketentuan di
dalam Bab XI UU No. 25/ 1992: “Pembubaran koperasi dapat dilakukan dengan 2
alasan: (a) karena para anggota koperasi menghendaki pembubaran koperasi, dan (b)
karena keputusan”.
a. Tata cara pembubaran koperasi
1) Pembubaran atas kehendak sendiri
Langkah-langkah pembubaran koperasi atas dasar kehendak para
anggotanya adalah:
a) Koperasi tersebut mengadakan rapat anggota yang membahas pembubaran.
b) Pengurus menyampaikan keputusan rapat anggota mengenai pembubaran
koperasi tersebut kepada pejabat dilingkungan Departemen Koperasi dan PKM
dengan mengajukan permohonan pembubaran koperasi.
c) Setelah permohonan pembubaran diterima oleh pejabat yang berwenang,
mkaka selanjutnya pejabat departemen koperasi dan dengan mengeluarkan
surat keputusan pembubaran dan menyampaikannya ke koperasi tersebut.
2) Pembubaran atas keputusan pemerintah
Pembubaran atas kehendak pemerintah hanya dilakukan bila koperasi telah
benar-benar terbukti melanggar UU atau peraturan yang berlaku.
b. Tata Cara pelaksanaan pembubaran

7
Surat keputusan pembubaran koperasi yang disertai penunjukkan panitia
penyelesaian akan dikirim kepada orang-orang yang akan bertindak sebagai
penyelesia koperasi. Dalam melaksanakan tugasnya, panitia penyelesai harus
berdasar atas pertimbangan berikut:
1) Bukti-bukti yang ada pada koperasi yang akan dibubarkan.
2) Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi yang
bersangkutan.
3) Keputusan-keputusan yang berlaku dalam kaitannya dengan pembubaran.

2.2 Kasus Koperasi Di Indonesia


2.2.1 Contoh Kasus Koperasi Simpan Pinjam Indosurya Cipta Gagal Bayar
Kasus invetasi bodong kembali terjadi. Seperti yang kita ketahui bersama
bahwa pada akhir tahun 2019 lalu terjadi kasus Koperasi Simpan Pinjam Indosurya
Cipta yang mengalami gagal bayar dana nasabah. Padahal pada 2018, dana kelolaan
koperasi ini mencapai Rp10 triliun. Salah satu nasabah perempuan berinisial PG
menceritakan awal mula kisahnya hingga ketertarikannya untuk berinvestasi di
Koperasi Indosurya. Perempuan yang juga terbilang sebagai publik figur ini,
mengatakan dirinya menjadi nasabah sejak dua tahun lalu. Dia tertarik berinvetasi di
Koperasi yang lebih sering disebut Koperasi Indosurya Simpan Pinjam (ISP) itu,
ialah karena bunga yang ditawarkan cukup tinggi yakni sebesar 8-9 persen. Dia juga
menganggap koperasi tersebut aman karena telah berusia 30 tahun dan diawasi
langsung oleh pemerintah. Pemasaran yang dilakukan oleh ISP cukup membuatnya
tertarik. Apalagi Indosurya diketahuinya, tidak hanya memiliki koperasi simpan
pinjam, tetapi juga memiliki jasa keuangan lainnya seperti sekuritas. Namun, alih-
alih mendapat untung, nasabah tersebut malah buntung. "Teryata itu bodong cuma
dibuat untuk menarik dana masyarakat," ujarnya pada media. Dia mengatakan dirinya
mulai tidak bisa mencairkan uangnya pada 2 Desember lalu, padahal sudah waktunya
jatuh tempo. "Itu saya harusnya mencairkan Rp 2 atau Rp 3 miliar gitu, punya suami
saya," kata nasabah tersebut. Dia mengaku sudah melaporkan kejadian ini kepada
pihak manajemen. Namun, dia tak mendapatkan pertanggungjawaban yang

8
memuaskan. "Manajemen angkat tangan. Katanya yang besar akan diganti asset
settlement dengan bahasa keren, diganti akan dijamin. Ternyata bohong semua,"
ujarnya. Kasus ini, telah dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Dia juga
mengungkapkan kebanyakan nasabah yang berinvestasi di ISP merupakan
pengusaha, "dan uangnya bakal digunakan untuk perputaran usaha. Jadi ya langsung
dilaporkan."

Dia berharap pemerintah tidak lagi melindungi orang-orang yang melakukan


kejahatan di bidang industri keuangan dan investasi, seperti ISP dan Jiwasraya. Hal
itu dinilainya, bakal membuat perekonomian terhambat. "Karena semua uang
pengusaha itu dibawa orang-orang penjahat" tuturnya.

Namun, Kasus koperasi Indosurya Cipta kembali mencuat sekitar Februari


2020, ketika pengembalian dana yang dijanjikan kepada anggota koperasi dinilai
tidak dilaksanakan. Mereka yang dananya di atas Rp 50 miliar hanya dicicil sekitar
Rp 300.000, jauh di bawah angka yang dijanjikan, Rp 50 juta per bulan. Untuk
membayar pulsa pun dana yang diterima itu dinilai tidak cukup, dan banyak dari
sekitar 5.700 anggota koperasi simpan pinjam itu kecewa. Koperasi Indosurya Cipta
adalah koperasi simpan pinjam (KSP). Para anggota menyimpan dananya dan
kemudian menjadi peminjam. Mestinya, bunga pinjaman KSP hanya sedikit di atas
bunga simpanan, misalnya jika bunga simpanan 3%, bunga pinjaman maksimal 5%
setahun. Tapi, sejak didirikan di Jakarta, tahun 2012, bunga simpanan diberikan
sangat tinggi, bahkan 1,5 hingga 2 kali bunga deposito bank. Padahal, ini bunga
simpanan, bukan bunga pinjaman. Dengan strategi itu, relatif dalam sekejap, KSP
Indosurya diperkirakan meraup dana hingga triliunan rupiah dari sekitar 5.700
nasabah. Kasus gagal bayar terjadi sejak sekitar 2019, saat koperasi dari grup
Indosurya itu diperkirakan menghimpun dana anggota koperasi hingga Rp 10 triliun.
Pada saat yang sama, kewajibannya kepada anggota mencapai sekitar Rp 14,6 triliun.
Dana itu berasal dari simpanan plus return atau imbal hasil yang dijanjikan. Pada
Februari 2020, sebagian anggota KSP Indosurya tidak mendapatkan pencairan atas
deposito mereka yang telah jatuh tempo di koperasi tersebut, dengan jumlah

9
mencapai sekitar Rp 14,6 triliun. Total anggota koperasi ini sekitar 5.700 dan dana
yang menjadi hak anggota terus meningkat, karena koperasi tersebut menjanjikan
imbalan bunga yang tinggi, yakni sekitar 9%-12%, jauh di atas bunga deposito
perbankan yang berkisar 5%-7% setahun. Kasus gagal bayar mulai terjadi ketika
anggota dengan dana besar menarik kembali dananya. Dengan rush yang cukup
besar, KSP Indosurya mengalami mismatch. Tagihan lebih besar dibandingkan dana
kas yang tersedia dan gagal bayar tidak terelakkan, sehingga fakta ini memicu
gelombang penarikan dana yang lebih besar.

2.2.2 Tanggapan Publik


Pada sekitar Juni 2020, pendiri dan mantan pengurus KSP Indosurya Cipta
Henry Surya buka suara perihal gagar bayar KSP Indosurya yang mencapai sekitar
Rp 14,6 triliun itu. Menurut dia, ada ketidakadilan yang dialami koperasi tersebut.
"Saya sebagai mantan pendiri dan mantan pengurus Indosurya sangat merasakan
pemberitaan yang tidak fair. Saya merasa terzalimi atas opini masyarakat pada
oknum-oknum tertentu," ujar Henry dalam keterangan pers di Gedung Graha Surya,
Taman Perkantoran Kuningan, Jakarta, Jumat (19/6/2020).

Masalah KSP Indosurya ini pun sudah sampai di pengadilan, dan pernah
digelar sidang verifikasi bilyet anggota KSP Indosurya di Pengadilan Negeri Bungur,
Jakarta Pusat. Pengurus dan pendiri KSP Indosurya hadir dan mengatakan punya
itikad baik dan diputuskan dana anggota harus dikembalikan.

Kementerian Koperasi dan UKM selaku regulator badan usaha koperasi,


sejatinya sudah menemukan adanya pelanggaran sejak 2018. Staf Khusus Menteri
Koperasi dan UKM Agus Santoso mengungkapkan, pihaknya telah melakukan
pemeriksaan terhadap KSP Indosurya Cipta pada 26-30 November 2018. Dari hasil
pemeriksaan tersebut, ditemukan pelanggaran administratif. Pada 26 Februari 2019,
KSP Indosurya dikenakan sanksi administratif berbentuk peringatan pertama untuk
segera memperbaiki beberapa temuan yang ada. Selain itu, pada Februari 2020,
Deputi Bidang Pengawasan juga telah menyampaikan surat kepada Koperasi

10
Indosurya perihal imbauan agar segera melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT)
dan melaporkan kondisi koperasi saat ini. Namun, hingga kini belum ada konfirmasi
dari pengurus KSP Indosurya. Pada Maret dan April 2020, Kemenkop dan UKM
kembali menerima surat pengaduan anggota KSP Indosurya melalui kanal PPID.
Isinya, meminta kementerian segera menindaklanjuti dan menyelesaikan kasus KSP
Indosurya ini.

"Kemenkop dalam hal ini telah berkoordinasi dengan OJK untuk membentuk
tim gabungan pemeriksaan terhadap KSP Indosurya," ucap Agus. Sementara
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengungkapkan,
pihaknya sudah meminta Kementerian Hukum dan HAM untuk memblokir
perubahan badan hukum Koperasi Indosurya

2.2.3 Penyelesaian Kasus Koperasi Simpan Pinjam Indosurya


Kasus gagal bayar dana nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP Indosurya
Cipta senilai kurang lebih Rp 10 triliun memasuki babak baru, yakni penyidikan oleh
aparat Kepolisian. Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Tipideksus) Badan
Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, menetapkan dua tersangka dalam kasus
KSP Indosurya. Menurut informasi yang beredar, kedua tersangka tersebut memiliki
inisial HS dan SA. Inisial HS ini besar kemungkinan adalah Henry Surya, mantan
Ketua Pengurus KSP Indosurya. Kedua tersangka ini dijerat pasal Pasal 46 Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Pasal ini mengatur tentang
larangan menghimpun dana dari masyarakat berbentuk simpanan, tanpa izin dari
Bank Indonesia (BI) dengan ancaman hukum 15 tahun penjara.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki


mendesak koperasi simpan pinjam yang bermasalah, termasuk Koperasi Simpan
Pinjam Indosurya, untuk secepatnya menggelar rapat anggota khusus guna mencari
solusi bersama terhadap permasalahan yang dihadapi. Koperasi Simpan Pinjam
Indosurya, dalam pernyataan yang diterima CNBC Indonesia Selasa (25/2/2020),
mengakui ada kondisi yang kurang kondusif sehingga membuat kondisi keuangannya

11
terganggu. Koperasi Indosurya menyatakan memperpanjang jatuh tempo dari
kewajiban para anggotanya. Manajemen berjanji bertanggung jawab dan siap
membayar dana para anggotanya. Salah satu anggota koperasi, Jeffrey Winardi
menyatakan menerima hal tersebut. Restrukturisasi memang diperlukan karena
keuangan perusahaan tengah terganggu isu negatif.

"Kita harap bisa kembali normal. Kita terima restrukturisasi tersebut. Lagipula niat
baik koperasi sudah terbukti, bunga sudah dibayar," kata Jeffrey kepada CNBC
Indonesia.

Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Suparno


mengungkapkan pihak Koperasi Indosurya telah berjanji akan bertanggung jawab
agar dana para anggota bisa kembali.

12
BAB III

PENUTUP
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk
menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi,
sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Tujuan koperasi
sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 nomor 25 tahun 1992 adalah: “koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD
1945”.

Kasus invetasi bodong yang terjadi pada akhir tahun 2019 lalu merupakan
contoh kasus yang terjadi pada Lembaga Keuangan Non Bank dimana kasus Koperasi
Simpan Pinjam Indosurya Cipta yang mengalami gagal bayar dana nasabah. Kasus ini
melibatkan sekitar 5.700 anggota dan diperkirakan menghimpun dana anggota koperasi
hingga Rp 10 triliun. Koperasi Indosurya Cipta adalah koperasi simpan pinjam (KSP).
Para anggota menyimpan dananya dan kemudian menjadi peminjam. Mestinya, bunga
pinjaman KSP hanya sedikit di atas bunga simpanan, misalnya jika bunga simpanan 3%,
maka bunga pinjaman maksimal 5% setahun. Tapi, bunga simpanan diberikan Koperasi
Indosurya sangat tinggi, bahkan 1,5 hingga 2 kali bunga deposito bank. Padahal, ini
bunga simpanan, bukan bunga pinjaman. Dan oleh karena itu dalam sekejap, KSP
Indosurya diperkirakan meraup dana hingga triliunan rupiah dari sekitar 5.700 nasabah.
Pada saat yang sama, kewajibannya untuk membayar kepada anggota koperasi mencapai
sekitar Rp 14,6 triliun. Dana itu berasal dari simpanan plus return atau imbal hasil yang
dijanjikan. Namun pada Februari 2020, sebagian anggota KSP Indosurya tidak
mendapatkan pencairan atas deposito mereka yang telah jatuh tempo di koperasi
tersebut, dengan jumlah mencapai sekitar Rp 14,6 triliun. Total anggota koperasi ini

13
sekitar 5.700 dan dana yang menjadi hak anggota terus meningkat, karena koperasi
tersebut menjanjikan imbalan bunga yang tinggi, yakni sekitar 9%-12%, jauh di atas
bunga deposito perbankan yang berkisar 5%-7% setahun. Dan kasus gagal ini mulai
terjadi ketika anggota deng an dana besar menarik kembali dananya. Sehingga para
anggota koperasi (nasabah) membawa kasus ini ke jalur hukum karena kerugian yang
mereka dapatkan sangat besar.

3.2 Saran
Dalam perkoperasian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama berkaitan
dengan pendirian koperasi, penggolongan dan keanggotaan koperasi, hingga bubarnya
suatu koperasi. Sehingga adanya koperasi di Indonesia diharapkan mampu menciptakan
perekonomian yang lebih baik, terutama untuk kalangan ekonomi bawah sehingga bisa
menciptakan masyarakat yang adil, makmur dan maju sesuai dengan tujuan koperasi itu
sendiri. Namun pada beberapa kasus yang terjadi di lingkungan masyarakat, pemerintah
kadang enggan untuk menindaklajuti permasalahan seperti ini bahkan mengabaikannya
sehingga untuk kedepannya para pelaku badan hukum akan terus melakukan ha-hal
seperti ini.

Dan dalam contoh kasus diatas, mereka meminta pemerintah menindaklajuti


permasalahan ini dan berharap pemerintah tidak lagi melindungi orang-orang yang
melakukan kejahatan di bidang industri keuangan dan investasi seperti ini, karena hal itu
dinilainya, akan membuat perekonomian terhambat dan masyarakat mejadi susah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
1. Moonti, Usman. 2016. Dasar-Dasar Koperasi. Yogyakrta: Interpena.
2. Chaniago, Arifinal. 2013. Perkoperasian Indonesia. Bandung: Angkasa.

Internet:
1. Destryawan, Dennis. 2021. “Kemenkop UKM Anpresiasi Upaya Penyeesaian
Kewajiban oleh KSP Indosurya”
https://www.tribunnews.com/bisnis/2021/10/15/kemenkop-ukm-apresiasi-upaya-
penyelesaian-kewajiban-oleh-ksp-indosurya, diakses pada 21 agustus 2022 pukul 19:20

2. Pangastuti, Triyan, Aris Cahyadi, Prisma Ardianto. 2021. “Kasus Gagal Bayar KSP
Indosurya Hancurkan Citra Koperasi, Uang Anggota Harus Segera Dikembalikan”
https://investor.id/market-and-corporate/253016/kasus-gagal-bayar-ksp-indosurya-
hancurkan-citra-koperasi-uang-anggota-harus-segera-dikembalikan , diakses pada 19
agustus 2022 pukul 15:20

3. Apriyani, Heny, Paramita Praningtyas, Budiharto. 2016. “Analisis Tanggung Jawab


Pengurus Dalam Hal Terjadi Gagal Bayar”
https://www.neliti.com/publications/19421/analisis-yuridis-tanggung-jawab-pengurus-
koperasi-dalam-hal-terjadi-gagal-bayar , diakses pada 21 agustus 2022 pukul 19:25

4. Sofuroh, Umu Faidah. 2020. “Marak Kasus Koperasi ekonom, Lemahnya


Pengawasan Kemenkop”
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5056967/marak-kasus-koperasi-
ekonom-lemahnya-pengawasan-kemenkop, diakses pada 20 agustus 2022 pukul 15:12

15
Perundang-undangan:
1. UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
2. UUD NRI Tahun 1945 pasal 33 ayat 1
3. UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
4. UU No.7 Tahun 1992 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan
5. UU No.17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian

16

Anda mungkin juga menyukai