Anda di halaman 1dari 18

EKONOMI ORANGE, KOPERASI DAN UMKM

“KOPERASI (1)”

Nama Anggota Kelompok 3:


1. Dwi Laksono (1907511014)
2. Anak Agung Istri Asri Devi (1907511015)
3. I Ketut Putra Semadi (1907511019)

SARJANA EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kami telah
membuat suatu karya dalam bentuk makalah. Dengan membuat makalah ini, kami
berusaha untuk menjelaskan materi mengenai “KOPERASI (1)”.

Semoga makalah ini memberi manfaat sesuai dengan harapan dan tujuan
pembelajaran Ekonomi Orange, Koperasi dan UMKM. Semoga Ida Sang Hyang
Widhi Wasa selalu memberikan petunjuk yang baik dan benar kepada umat-Nya,
sehingga pikiran yang baik datang dari segala arah.

OM Santih Santih Santih OM.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah...................................................................... 1

I.3 Tujuan ....................................................................................... 2

BAB II ISI

II.1 Pengertian dan Hakekat Pendirian Koperasi ............................. 3

II.2 Dasar Hukum Koperasi Indonesia............................................. 4

II.3 Sejarah Koperasi di Beberapa Negara ....................................... 5

II.4 Koperasi di Indonesia ............................................................... 9

II.5 Peran Koperasi dalam Perekonomian ....................................... 13

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan ............................................................................. 14

III.2 Saran....................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti bahwa dalam
kegiatannya koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan ekonomi yang sejahtera,
bagi orang-orang yang menjadi anggota perkumpulan itu sendiri maupun untuk masyarakat
disekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama. Dalam rangka usaha
untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, maka
pemerintah indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-
perkumpulan koperasi.

Pemerintah indonesia sangat berkepentingan dengan koperasi, karena koperasi didalam


sistem perekonomian merupakan soko guru. Koperasi di Indonesia belum memiliki kemampuan
untuk menjalankan peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih
menghadapai hambatan struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya permodalan.
Dengan demikian masih perlu perhatian yang lebih luas lagi oleh pemerintah agar keberadaan
Koperasi yang ada di Indonesia bisa benar-benar sebagai soko guru perekonomian Indonesia yang
merupakan sistem perekonomian yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.Cita-cita
Koperasi memang sesuai dengan susunan kehidupan rakyat Indonesia. Meski selalu mendapat
rintangan, namun Koperasi tetap berkembang. Seiring dengan perkembangan masyarakat,
berkembang pula perundang-undangan yang digunakan. Perkembangan dan perubahan
perundang-undangan tersebut dimaksudkan agar dapat selalu mengikuti perkembangan jaman.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dan hakekat koperasi ?


2. Bagaimana dasar hukum pendirian koperasi di indonesia ?
3. Bagaimana sejarah koperasi di beberapa negara?
4. Bagaimana koperasi di Indonesia ?
5. Bagaimana peran koperasi dalam perekonomian ?

1
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana pengertian dan hakekat koperasi
2. Untuk mengetahui Bagaimana dasar hukum pendirian koperasi di indonesia
3. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah koperasi di beberapa negara
4. Untuk mengetahui Bagaimana koperasi di Indonesia
5. Untuk mengetahui Bagaimana peran koperasi dalam perekonomian

2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian dan Hakekat Pendirian Koperasi

Kata koperasi berasal dari bahasa latin cooperatio dalam bahasa Inggris menjadi
cooperation berarti kerja sama. Co berarti bersama dan Operation berarti bekerja atau berusaha.
Dengan demikian, koperasi dapat diartikan sebagai suatu organisasi bekerja atau berusaha
bersama-sama anggotanya untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan definisi koperasi menurut
Undang Undang dan beberapa ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Undang-undang No. 12 Tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian Pasal 3


menjelaskan bahwa Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak
sosial, beranggotakan orangorang, atau badan hukum koperasi yang merupakan tata
susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dari pengertian
tersebut, secara umum dimaknai bahwa koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang
bukan kumpulan modal yang sebagai manusia secara bersama-sama bergotong-royong
berdasarkan persamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi
mereka dan kepentingan masyarakat.

b. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian


pada pasal 1 menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Dari penjelasan tersebut koperasi tidak hanya sebagai organisasi ekonomi tapi jelas
dinyatakan sebagai badan usaha, sehingga diartikan bawa koperasi sama dengan badan
usaha lain seperti CV, Firma, dan Perseroan Terbatas (PT). Hanya yang membedakan pada
tata cara kerjanya mencapai tujuan masing-masing.

c. Menurut Mohammad Hatta mendefinisikan koperasi sebagai persekutuan kaum yang


lemah untuk membela kepentingan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan
ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan
bersama, bukan keuntungan.

3
d. Koperasi menurut International Cooperative Alliance (ICA) mendefinisikan sebagai
kumpulan orang-orang atau badan hukum, yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi
anggotanya dengan memenuhi kebutuhan anggotanya dengan jalan berusaha bersama
saling membantu antara yang satu dengan yang lainnya dengan cara membatasi keuntungan
dan usaha tersebut harus didasarkan atas prinsip-prinsip koperasi.

e. International Labour Organization (ILO) mendefinisikan koperasi adalah suatu


perkumpulan terdiri dari orang-orang, umumnya yang ekonominya lemah, yang secara
sukarela menggabungkan diri untuk mencapai suatu tujuan bersama dalam bidang
perkoperasian dengan jalan pembentukan perusahaan yang diawasi secara demokratis,
dalam hal ini masing-masing anggota secara ikhlas untuk memberikan modal yang
dibutuhkan dan masing-masing bersedia memikul risiko dan turut mengecap keuntungan-
keuntungan yang timbul dari usaha itu menurut timbangan yang ideal.

Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi di Indonesia saat ini telah berkembang dengan pesat karena para anggota-anggotanya
yang terdiri dari masyarakat umum telah mengetahui manfaat dari pendirian koperasi tersebut,
yang dapat membantu perekonomian dan mengembangkan kreatifitas masing-masing anggota.
Upaya dari pendirian koperasi ini sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk lebih memahami
koperasi. Pada hakikatnya koperasi didirikan untuk dapat memperbesar kemanfaatan koperasi bagi
anggotanya (sejauh mana koperasi dapat mempromosikan anggotanya)

II.2 Dasar Hukum Koperasi Indonesia

1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.


2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan
Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah
4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh
Koperasi
5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No. 36/Kep/MII/1998 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi

4
7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No. 19/KEP/Meneg/III/2000 tentang
Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi
8. Peraturan Menteri No. 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

II.3 Sejarah Koperasi di Beberapa Negara

Gerakan koperasi di dunia, dimulai pada pertengahan abad 18 dan awal abad 19 di Inggris.
Lembaga ini sering disebut dengan “KOPERASI PRAINDUSTRI”. Dari sejarah
perkembangannya, dimulai dari munculnya revolusi industri di Inggris tahun 1770 yang
menggantikan tenaga manusia dengan mesin-mesin industri yang berdampak pada semakin
besarnya pengangguran hingga revolusi Perancis tahun 1789 yang awalnya ingin menumbangkan
kekuasaan raja yang feodalistik, ternyata munculnya hegemoni baru kaum kapitalis.

Semboyan Liberte-Egaliste-Fraternite (kebebasan-persamaan-kebersamaan) yang semasa


revolusi di dengung-dengungkan untuk mengorbankan semangat perjuang rakyat berubah tanpa
sedikitpun memberi dampak perubahan pada kondisi ekonomi rakyat. Manfaat Liberte
(kebebasan) hanya menjadi milik mereka yang memiliki kapital untuk mengejar keuntungan
sebesar-besarnya. Semangat Egalite dan Fraternite (persamaan dan persaudara) hanya menjadi
milik lapisan masyarakat dengan strata sosial tinggi (pemilik modal kapitalis).

Adapun sejarah koperasi di beberapa negara adalah sebagai berikut:

1) Koperasi di Inggris.
Koperasi yang pertama didirikan adalah di Inggris, sebagai akibat penderitaan yang
dialami kaum buruh di Eropa akibat revolusi industri pada awal abad ke 19. Hal inilah yang
mendorong pekerja pabrik tekstil sebanyak 28 orang untuk menyatukan kemampuan
mereka yang berbatas dengan membentuk perkumpulan dan mendirikan sebuah toko.
Maka pada tahun 1844 di Rochdale, Inggris didirikan koperasi konsumsi yang dipelopori
oleh Charles Howard.
Walaupun pada awalnya banyak mengalami hujatan, tetapi toko yang dikelola
secara bersama-sama tersebut mampu berkembang secara bertahap. Rochdale Equitable
Pioneer’s Cooperative Society, dengan prinsip-prinsip:
a) Keanggotaan yang bersifat terbuka.

5
b) Pengawasan secara demokratis.
c) Bunga yang terbatas atas modal anggota.
d) Pengembalian sisa hasil usaha sesuai dengan jasanya pada koperasi.
e) Barang-barang hanya dijual sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan harus secara
tunai.
f) Tidak ada perbedaan berdasarkan ras, suku, bangsa, agama dan aliran politik.
g) Barang-barang yang dijual adalah barang-barang yang asli dan bukan yang rusak atau
palsu.
h) Pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan.

Dari pedoman koperasi do Rochdale inilah prinsip-prinsip pergerakan koperasi


dibentuk. Meskipun masih sangat sederhana tetapi apa yang dilakukan koperasi Rochdale
dengan prinsip-prinsipnya telah menjadi tonggak bagi gerakan koperasi di seluruh dunia.
Prinsip-prinsip koperasi Rochdale tersebut kemudian dibakukan oleh I.C.A dan
disampaikan dalam konggres I.C.A di Paris tahun 1937.

Dalam rangka memperkuat gerakan koperasi, maka pada tahun 1862, koperasi-
koperasi konsumsi di Inggris bergabung menjadi satu menjadi pusat koperasi pembelian
{Coperative Wholesale Society (CWS)}

2) Koperasi di Perancis
Pelopor-pelopor koperasi di Perancis antara lain Charles Fourier, Louis Blance,
serta Ferdinand Lasallle. Mereka menyadari bahwa setelah terjadinya revolusi di Perancis
dan perkembangan industri yang menimbulkan kemiskinan, maka nasib rakyat perlu
diperbaiki, dengan membangun koperasi-koperasi yang bergerak di bidang produksi
bersama-sama dengan para pengusaha kecil.
Dewasa ini di Perancis terdapat Gabungan Koperasi Konsumsi Nasional Perancis
(Federation Nationale Dess Cooperative de Consummtion), dengan jumlah koperasi yang
bergabung sebanyak 467 buah, anggota 3.460.000 orang, toko 9.900 buah dan perputaran
modal sebesar 3.600 miliar france/tahun.
3) Koperasi di Jerman
Pada tahun 1848 di Inggris dan Perancis telah mencapai kemajuan industri,
sedangkan di Jerman perekonomiannya masih bercorak agraris. Barang-barang impor dari

6
Inggris dan Perancis memberikan tekanan berat perkembangan Industri di Jerman,
demikian juga yang dialami oleh petani pedesaan.
Pada saat itu muncul pelopor koperasi di Jerman,yaitu F.W Raiffeisen, walikota
Flammersflied, Ia menganjurkan agar kamu petani menyatukan diri dalam kumpulan
simpan pinjam. Koperasi Raiffeisen ini kemudian dikenal sebagai koperasi Kredit Peranian
model Raiffeisen.
4) Koperasi di Denmark
Denmark adalah salah satu negara di Eropa yang dapat dijadikan contoh sebagai
pengembangan koperasi pertanian. Kegiatan yang dilakukan para petani yang tergabung
dalam koperasi pertanian perlu dipelajari sebagai pola yang cocok untuk membangun
daerah agrarian.
Pada tahun 1952 anggota koperasi mencapai 1(satu) juta orang atau sekitar 30%
dari jumlah penduduk Denmark. Dalam perkembangannya tidak hanya hasil-hasil
pertanian yang didistribusikan melalui koperasi, tetapi juga barang-barang untuk
kebutuhan sector pertanian. Selain koperasi pertanian, di Denmark juga berkembang
koperasi konsumsi. Koperasi konsumsi ini pada umumnya didirikan oleh serikat-serikat
pekerja di daerah perkotaan.
5) Koperasi di Swedia
Usaha koperasi di Swedia umumnya ditunjukkan untuk menerangi kekuatan
monopoli. Perhatian koperasi di Swedia lebih ditekankan pada penyediaan barang dengan
harga murah dan mutu baik. Salah satu pelopor koperasi di Swedia ialah Albin Johansen.
Mereka tidak hanya terlibat aktif dalam koperasi, tetapi dengan posisinya sebagai pejabat
pemerintah mereka memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada koperasi untuk
tumbuh dan berkembang di Swedia. Rahasia keberhasilan koperasi Swedia adalah berkat
program pendidikan yang disusun secara teratur dan pendidikan orang dewasa di sekolah
tinggi rakyat (Folk High School), serta lingkungan studi dalam pendidikan luar sekolah.
Selain itu juga perhatian diberikan terhadap pendidikan bagi masyarakat di lingkungan
daerah kerja koperasi.
6) Koperasi di Amerika Serikat
Koperasi yang tumbuh di Amerika Serikat dikelola berdasarkan prinsip- prinsip
Rochdale, namun karena kurang berpengalaman maka banyak koperasi yang gulung tikar.

7
Koperasi yang tumbuh antara tahun 1863 sampai dengan 1869, berjumlah 2.600 buah.
Sekitar 57% koperasi Rochdale dikenal di Amerika Serikat tahun 1860, sehingga
pertumbuhan koperasi secara pesat baru sekitar tahun 1880.
7) Koperasi di Jepang
Koperasi pertama kali berdiri di Jepang pada tahun 1900 (33 tahun setelah
pembaharuan oleh kaisar Meiji), atau bersamaan dengan pelaksanaan undang- undang
koperasi industri kerajinan. Walaupun di bawah nama koperasi industri kerajinan, namun
pada hekekatnya koperasi ini juga bergerak dalam bidang pertanian.
Pada tahun 1920 ketika Jepang sedang sedang membangun dan mengembangkan
industrinya, koperasi yang ada benar-benar berfungsi sebagai tulang punggung bagi
pembangunan pertanian yang menunjang industrialisasi.
Gerakan koperasi pertanian di Jepang mengalami kemajuan yang sangat pesat sejak
tahun tahun 1930-an, khususnya ketika penduduk Jepang menghadapi krisis ekonomi yang
melanda dunia dalam periode 1933-1940. Organisasi koperasi di Jepang yang ada sekarang
berkembang berdasarkan undang-undang koperasi pertanian yang muali berlaku tahun
1947. Hampir semua petani Jepang adalah anggota koperasi pertanian.
8) Koperasi di Korea
Perkembangan koperasi di Korea khususnya koperasi pedesaan, di mulai pada awal
abad ke-20. Koperasi kredit pedesaan misalnya sudah mulai dikenal pada tahun 1907.
Koperasi didirikan oleh rakyat untuk membantu pertanian membutuhkan uang untuk
membiayai usaha pertaniannya.
Pada tahun 1959 koperasi kredit pedesaan di organisasi oleh pemerintah Korea
menjadi Bank Pertanian Korea. Namun pada tahun 1957 koperasi pertanian melebarkan
sayapnya dalam kegiatan simpan pinjam.
Pada tahun 1961 dalam rangka pelaksanaan undang-undang koperasi pertanian
yang baru, Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian digabungkan menjadi satu
dengan nama gabungan Koperasi Pertanian Nasional ( National Agreecultural Cooperative
Federation) di singkat NACF.

8
II.4 Koperasi di Indonesia

Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang cocok diterapkan di Indonesia. Karena sifat
masyarakatnya yang kekeluargaan dan kegotongroyongan, sifat inilah yang sesuai dengan azas
koperasi saat ini. Sejak lama bangsa Indonesia telah mengenal kekeluargaan dan
kegotongroyongan yang dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Kebiasaan yang
bersifat nonprofit ini, merupakan input untuk Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang dijadikan
dasar/pedoman pelaksanaan Koperasi.

Untuk mengetahui perkembangan koperasi di Indonesia, sejarah perkembangan koperasi


Indonesia secara garis besar dapat dibagi dalam “dua masa”, yaitu masa penjajahan dan masa
kemerdekaan.

Koperasi di Indonesia Sebelum Merdeka

Pada zaman penjajahan banyak rakyat Indonesia yang hidup menderita, tertindas, dan terlilit
hutang dengan para rentenir. Beberapa tahap penting mengenai perkembangan koperasi di
Indonesia :

Karena hal tersebut pada tahun 1896, patih purwokerto yang bernama R. Aria Wiriaatmadja
mendirikan koperasi kredit untuk membantu para rakyat yang terlilit hutang. Lalu pada tahun 1908,
perkumpulan Budi Utomo memperbaiki kesejahteraan rakyat melalui koperasi dan pendidikan
dengan mendirikan koperasi rumah tangga, yang dipelopori oleh Dr.Sutomo dan Gunawan
Mangunkusumo.

Setelah Budi Utomo sekitar tahun 1911, Serikat Dagang Islam (SDI) dipimpin oleh
H.Samanhudi dan H.O.S Cokroaminoto mempropagandakan cita-cita toko koperasi (sejenis
waserda KUD), hal tersebut bertujuan untuk mengimbangi dan menentang politik pemerintah
kolonial belanda yang banyak memberikan fasilitas dan menguntungkan para pedagang asing.
namun pelaksanaan baik koperasi yang dibentuk oleh Budi Utomo maupun SDI tidak dapat
berkembang dan mengalami kegagalan, hal ini karena lemahnya pengetahuan perkoperasian,
pengalaman berusaha, kejujuran dan kurangnya penelitian tentang bentuk koperasi yang cocok
diterapkan di Indonesia.

9
Upaya pemerintah kolonial belanda untuk memecah belah persatuan dan kesatuan rakyat
Indonesia ternyata tidak sebatas pada bidang politik saja, tapi kesemua bidang termasuk
perkoperasian. Hal ini terbukti dengan adanya undang-undang koperasi pada tahun 1915, yang
disebut “Verordening op de Cooperative Vereenigingen” yakni undang-undang tentang
perkumpulan koperasi yang berlaku untuk segala bangsa, jadi bukan khusus untuk Indonesia saja.
Undang-undang koperasi tersebut sama dengan undang-undang koperasi di Nederland pada tahun
1876 (kemudian diubah pada tahun 1925), dengan perubahan ini maka peraturan koperasi di
indonesia juga diubah menjadi peraturan koperasi tahun 1933 LN no.108. Di samping itu pada
tahun 1927 di Indonesia juga mengeluarkan undang-undang no.23 tentang peraturan-peraturan
koperasi, namun pemerintah belanda tidak mencabut undang-undang tersebut, sehingga terjadi
dualisme dalam bidang pembinaan perkoperasian di Indonesia.

Meskipun kondisi undang-undang di indonesia demikian, pergerakan dan upaya bangsa


indonesia untuk melepaskan diri dari kesulitan ekonomi tidak pernah berhenti, pada tahun 1929,
Partai Nasionalis Indonesia (PNI) di bawah pimpinan Ir.Soekarno mengobarkan semangat
berkoperasi kepada kalangan pemuda. Pada periode ini sudah terdaftar 43 koperasi di Indonesia.

Pada tahun 1930, dibentuk bagian urusan koperasi pada kementrian Dalam Negeri di mana
tokoh yang terkenal masa itu adalah R.M.Margono Djojohadikusumo. Lalu pada tahun 1939,
dibentuk Jawatan Koperasi dan Perdagangan dalam negeri oleh pemerintah. Dan pada tahun 1940,
di Indonesia sudah ada sekitar 656 koperasi, sebanyak 574 koperasi merupakan koperasi kredit
yang bergerak di pedesaan maupun di perkotaan.

Setelah itu pada tahun 1942, pada masa kedudukan jepang keadaan perkoperasian di Indonesia
mengalami kerugian yang besar bagi pertumbuhan koperasi di Indonesia, hal ini disebabkan
pemerintah jepang mencabut undang-undang no.23 dan menggantikannya dengan kumini
(koperasi model jepang) yang hanya merupakan alat mereka untuk mengumpulkan hasil bumi dan
barang-barang kebutuhan jepang.

Koperasi di Indonesia Setelah Merdeka

Keinginan dan semangat untuk berkoperasi yang hancur akibat politik pada masa kolonial
belanda dan dilanjutkan oleh sistem kumini pada zaman penjajahan jepang, lambat laun setelah
Indonesia merdeka kembali menghangat. Apalagi dengan adanya Undang-Undang Dasar Republik

10
Indonesia tahun 1945, pada pasal 33 yang menetapkan koperasi sebagai soko guru perekonomian
Indonesia, maka kedudukan hukum koperasi di Indonesia benar-benar menjadi lebih mantap. Dan
sejak saat itu Moh.Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia lebih intensif mempertebal
kesadaran untuk berkoperasi bagi bangsa Indonesia, serta memberikan banyak bimbingan dan
motivasi kepada gerakan koperasi agar meningkatkan cara usaha dan cara kerja, atas jasa-jasa
beliau lah maka Moh.Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Beberapa kejadian penting yang mempengaruhi perkembangan koperasi di Indonesia :

1. Pada tanggal 12 Juli 1947, dibentuk SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat
Indonesia) dalam Kongres Koperasi Indonesia I di Tasikmalaya, sekaligus ditetapkannya
sebagai Hari Koperasi Indonesia.
2. Pada tahun 1960 dengan Inpres no.2, koperasi ditugaskan sebagai badan penggerak yang
menyalurkan bahan pokok bagi rakyat. Dengan inpres no.3, pendidikan koperasi di
Indonesia ditingkatkan baik secara resmi di sekolah-sekolah, maupun dengan cara informal
melalui siaran media masa,dll yang dapat memberikan informasi serta menumbuhkan
semangat berkoperasi bagi rakyat.
3. Lalu pada tahun 1961, dibentuk Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia
(KOKSI).
4. Pada tanggal 2-10 Agustus 1965, diadakan (Musyawarah Nasional Koperasi)
MUNASKOP II yang mengesahkan Undang-Undang koperasi no.14 tahun 1965 di Jakarta.
Koperasi di Indonesia Pada Zaman Orde Baru Hingga Sekarang

Tampilan orde baru dalam memimpin negeri ini membuka peluang dan cakrawala baru bagi
pertumbuhan dan perkembangan perkoperasian di Indonesia, dibawah kepemimpinan Jenderal
Soeharto. Ketetapan MPRS No. XXIII membebaskan gerakan koperasi dalam berkiprah.

Berikut beberapa kejadian perkembangan koperasi di Indonesia pada zaman orde baru hingga
sekarang :

a. Pada tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mensahkan Undang-Undang koperasi


no.12 tahun 1967 sebagai pengganti Undang-Undang no.14 tahun 1965.
b. Pada tahun 1969, disahkan Badan Hukum terhadap badan kesatuan Gerakan Koperasi
Indonesia (GERKOPIN).

11
c. Lalu pada tanggal 9 Februari 1970, dibubarkannya GERKOPIN dan sebagai penggantinya
dibentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).
d. Pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan Undang-Undang no.25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi koperasi
Indonesia di masa yang akan datang.
e. Masuk tahun 2000an hingga sekarang perkembangan koperasi di Indonesia cenderung
jalan di tempat.
Keberhasilan koperasi di dalam melaksanakan peranannya perlu diperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut :

1) Kemampuan menciptakan posisi pasar dan pengawasan harga yang layak dengan cara:
a. Bertindak bersama dalam menghadapi pasar melalui pemusatan kekuatan bersaing
dari anggota
b. Memperpendek jaringan pemasaran
c. Memiliki manajer yang cukup terampil berpengetahuan luas dan memiliki idealism
d. Mempunyai dan meningkatkan kemampuan koperasi sebagai satu unit usaha dalam
mengatur jumlah dan kualitas barang-barang yang dipasarkan melalui kegiatan
pergudangan, penelitian kualitas yang cermat dan sebagainya.
2) Kemampuan koperasi untuk menghimpun dan menanamkan kembali modal, dengan cara
pemupukan pelbagai sumber keuangan dari sejumlah besar anggota.
3) Penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih ekonomis melalui pembebanan biaya
overhead yang lebih, dan mengusahakan peningkatan kapasitas yang pada akhirnya dapat
menghasilkan biaya per unit yang relatif kecil.
4) Terciptanya keterampilan teknis di bidang produksi, pengolahan dan pemasaran yang tidak
mungkin dapat dicapai oleh para anggota secara sendiri-sendiri.
5) Pembebasan resiko dari anggota-anggota kepada koperasi sebagai satu unit usaha, yang
selanjutnya hal tersebut kembali ditanggung secara bersama di antara anggota-anggotanya.
6) Pengaruh dari koperasi terhadap anggota-anggotanya yang berkaitan dengan perubahan
sikap dan tingkah laku yang lebih sesuai dengan perubahan tuntutan lingkungan di
antaranya perubahan teknologi, perubahan pasar dan dinamika masyarakat.
Keberhasilan atau kegagalan koperasi ditentukan oleh keunggulan komparatif koperasi. Hal
ini dapat dilihat dalam kemampuan koperasi berkompetisi memberikan pelayanan kepada anggota

12
dan dalam usahanya tetap hidup (survive) dan berkembang dalam melaksanakan usaha.
Pengalaman empiris di mancanegara dan di negeri kita sendiri menunjukkan bahwa struktur pasar
dari usaha koperasi mempengaruhi performance dan success koperasi (Ismangil, 1989).

II. 5 Peran Koperasi Bagi Perekonomian

Pada pasal 4 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dijelaskan bahwa
koperasi mempunyai empat fungsi dan peran, yaitu sebagai berikut.

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada


khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosialnya.
b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Selain peran yang dilihat dari pesan UU No. 25 di atas, peran koperasi dapat juga dilihat dari
sudut pandang ekonomi makro. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM)
dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari:

1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi diberbagai sektor.


2. Penyedia lapangan kerja yang terbesar
3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan
masyarakat.
4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta
5. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.
Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian
nasional sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang.

13
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Secara umum dimaknai bahwa koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang bukan
kumpulan modal yang sebagai manusia secara bersama-sama bergotong-royong berdasarkan
persamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan
masyarakat. Koperasi diataur dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Gerakan koperasi di dunia, dimulai pada pertengahan abad 18 dan awal abad 19 di Inggris.
Lembaga ini sering disebut dengan “KOPERASI PRAINDUSTRI”. Dari sejarah
perkembangannya, dimulai dari munculnya revolusi industri di Inggris tahun 1770 yang
menggantikan tenaga manusia dengan mesin-mesin industri yang berdampak pada semakin
besarnya pengangguran hingga revolusi Perancis tahun 1789 yang awalnya ingin menumbangkan
kekuasaan raja yang feodalistik, ternyata munculnya hegemoni baru kaum kapitalis.

Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang cocok diterapkan di Indonesia. Karena sifat
masyarakatnya yang kekeluargaan dan kegotongroyongan, sifat inilah yang sesuai dengan azas
koperasi saat ini. Sejak lama bangsa Indonesia telah mengenal kekeluargaan dan
kegotongroyongan yang dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Kebiasaan yang
bersifat nonprofit ini, merupakan input untuk Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang dijadikan
dasar/pedoman pelaksanaan Koperasi. Sejarah perkembangan koperasi Indonesia secara garis
besar dapat dibagi dalam “dua masa”, yaitu masa penjajahan dan masa kemerdekaan. Peran
koperasi bagi perekonomian telah dituangkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian pasal 4.

III.2 Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca mengetahui dan pengertian dan
hakekat koperasi, dasar hokum pendirian koperasi, sejarah koperasi di ebebrapa negara, koperasi
di Indonesia, dan peran koperasi dalam perekonomian.

14
DAFTAR PUSTAKA

Perkasa, Ripho Delzy. 2020. Modul Ekonomi Koperasi. Medan.

Fiqih Putra Arifandy,dkk. 2020. Peran Koperasi Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Nelayan: Perspektif Modal Kerja. Jurnal Akademi Akuntansi. Vol 3 No 1.
ejournal.umm.ac.id/index.php/jaa. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2020
Camelia Fanny Sitepu dan Hasyim. 2018. Perkembangan Ekonomi Koperasi Di Indonesia.
NIAGAWAN. Vol 7 No 2. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2020

https://agriunsil.weebly.com/uploads/7/7/0/9/77099529/hakekat_usaha_koperasi.pdf
Modul 1 Konsep Dasar Manajemen dan Koperasi Dr.Nurhalim Sabang
http://arivapuspapraditya.blogspot.com/2017/01/dasar-hukum-pembentukan-koperasi-syarat.html

15

Anda mungkin juga menyukai