Anda di halaman 1dari 10

Ekonomi Orange, Koperasi, dan UMKM (EKI 203 A2)

“Pengembangan Jejaring Produk Ekonomi


Orange”

Oleh :
Kelompok 8

Nama Kelompok :
Gabriel Chandra Aji D. ( 11 / 1907511029 )
I Putu Aditya Suryadana ( 16 / 1907511037 )
I Gusti Ngurah Yuda I. P. ( 27 / 1907511250 )

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pengembangan Jejaring Produk Ekonomi Orange dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Orange,
Koperasi, dan UMKM yang telah di berikan kepada kelompok kami. Makalah ini
memuat materi tentang ” Pengembangan Jejaring Produk Ekonomi Orange” yang
didalamnya membahas tiga subtopik yaitu, Pengertian dan aspek pengembangan
jejaring, Hambatan dan manfaat pengembangan jejaring , Strategi pengembangan
jejaring yang telah kami pelajari sedemikian rupa guna memberikan penjelasan
kepada semua pihak yang membaca.
Semoga makalah ini mampu menambah wawasan bagi para pembaca,
sehingga untuk kedepannya kami sanggup memperbaiki bentuk maupun tingkatan
isi dan materi makalah menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu, kami berharap
saran dan kritik yang membangun jika terdapat kesalahan dan keterbatasan materi
demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.

Denpasar,22 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

2.1 Pengertian dan Aspek Pengembangan Jejaring Ekonomi Orange...........2

2.2 Hambatan dan Manfaat Pengembangan Jejaring Ekonomi Orange..........3

2.3 Strategi Pengembangan Jejaring Ekonomi Orange...................................5

2.3 Hubungan Pengembangan Produk dengan Volume Penjualan.................6

BAB III PENUTUP.................................................................................................7

3.1 Kesimpulan................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan sejarahnya, kegiatan ekonomi di dunia mengalami perkembangan
yang sangat pesat pasca terjadinya revolusi industri. Pada masa sebelum revolusi industri,
perekonomian hanya didominansi oleh ekonomi pertanian, namun revolusi industri
mampu mengubah kegiatan ekonomi menjadi industri barang modal. Mengutip indormasi
dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada tahun 1950-an perekonomian
mulai mengandalkan pengetahuan sebagai sumber daya utama sehingga memberikan
nilai tambah. Kemudian pada perkembangan ekonomi yang diikuti oleh perkembangan
teknologi informasi memunculkan ekonomi kreatif atau menurut Howkins disebut
sebagai ekonomi gelombang keempat.
Orange economy atau lebih umum disebut ekonomi kreatif merupakan salah satu
sektor ekonomi yang akhir-akhir ini mendapat perhatian khusus di Indonesia. Terlebih,
Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memiliki badan khusus untuk menaungi
ekonomi kreatif. Indonesia juga menjadi negara pertama yang menyelenggarakan
konferensi ekonomi kreatif tingkat dunia (World Conference on Creative Economy)
bulan November silam. Melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), sektor ekonomi kreatif
di Indonesia dikembangkan sejak tahun 2015. Padahal sebelumnya, ekonomi kreatif
berada di bawah naungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Secara definisi, menurut RUU Ekonomi Kreatif “Ekonomi Kreatif adalah
perwujudan nilai tambah dari suatu hak kekayaan intelektual yang lahir dari kreativitas
manusia, berbasis ilmu pengetahuan, warisan budaya, dan teknologi”. Berdasarkan
pengertian di atas, terlihat bahwa sebenarnya ekonomi kreatif memiliki kekuatan utama
pada kreativitas, pengetahuan, budaya dan teknologi. Buah dari kreativitas akan
menghasilkan inovasi-inovasi sehingga menjadikan produk-produk ekonomi memiliki
keunikan khusus.
Ekonomi kreatif yang terdiri dari 16 sub-sektor. Menurut Bekraf, sektor-sektor
ekonomi kreatif yaitu kuliner, fashion, kriya, televisi dan radio, penerbitan, arsitektur,
aplikasi dan game developer, periklanan, musik, fotografi, seni pertunjukan, desain
produk, seni rupa, desain interior, film , desain komunikasi visual. Sektor ekonomi kreatif
Indonesia yang berkembang hingga ke kancah internasional antara lain adalah fashion,
dan kriya. Nama Kota Bandung (sub-sektor fashion) dan Kota Pekalongan (sub-sektor
kriya) tercatat sebagai kota kreatif dunia menurut UNESCO.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud aspek pengembangan jejaring?
2. Apa saja hambatan dan manfaat pengembangan jejaring
3. Bagaimana strategi pengembangan jejaring?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Aspek Pengembangan Jejaring Ekonomi Orange

Pengertian jejaring
Jejaring atau Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul
(yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi
spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Penelitian dalam berbagai bidang akademik
telah menunjukkan bahwa jaringan jejaring sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari
keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan
masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai
tujuannya.
Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan jejaring sosial adalah peta semua
ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula digunakan untuk
menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan
sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya.
Jejaring sosial sendiri lebih mengacu pada situs atau website yang digunakan sebagai
tempat berkumpulnya banyak orang tanpa pembatasan dan memiliki jalur ikatan seperti keluarga,
teman, rekan bisnis dan lain sebagainya. ContohContoh dari jejaring sosial antara lain Facebook,
Twitter, Path, Tumblr, Pinterest, Instagram dan lain sejenisnya.

Perkembangan jejaring
Jejaring Sosial muncul atas dasar ide untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh
belahan dunia. Kehadiran jejaring sosial diawali dengan munculnya Sixdegrees.com pada tahun
1997 sebagai situs jejaring sosial pertama di dunia.Tahun 1999 dan 2000 muncul situs jejaring
sosial bernama lunarstorm, live journal, dan cyword dengan sistem informasi searah.
Tahun 2003 bermunculan situs jejaring social lain dengan beragam kategori seperti Flikr(berbagi
foto),Youtube(berbagi video),dan Myspace(banyak digunakan untuk jejaring social
musik).Selain Friendster,Myspace juga jejaring sosial yang popular pada saat itu.
Pada tahun 2006 kehadiran Facebook menggeser posisi jejaring sosial pada saat
itu.Facebook yang telah diluncurkan pada tahun 2004 sampai saat ini telah memiliki 750 juta
pengguna.
Pada tahun 2010 munculah Friendster, situs jejaring sosial yang sangat populer selama
beberapa tahun hingga akhirnya terlindas oleh kemunculan Facebook. Friendster sendiri awalnya
ditujukan sebagai tempat untuk mencari jodoh secara online. Akan tetapi pengguna jejaring
sosial yang sekarang dimiliki oleh perusahaan asal Malaysia itu lebih meminatinya sebagai situs
untuk lebih berkenalan dengan pengguna lain.
Perkembangan jejaring sosial dalam ekonomi Indonesia menurut data Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) 2015 dan Potensi Desa (Podes) 2014 yang mencakup lebih dari
70.000 desa dan 500 kabupaten dan kota di Indonesia. dapat disimpulkan bahwa daerah yang

2
memiliki kualitas infrastruktur yang baik dan tingkat penetrasi Internet dan media sosial yang
tinggi, berasosiasi dengan pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih tinggi.
Potensi ini dapat terakumulasi lebih besar bila media sosial dapat dioptimalkan sebagai
media untuk meningkatkan kehadiran online dari perusahaan-perusahaan di Indonesia,
khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sebab survei Deloitte menunjukkan 36%
UMKM di Indonesia tidak memiliki akses broadband, komputer, smartphone dan situs jejaring.
Riset ini menunjukkan penggunaan sosial media berasosiasi secara positif dalam
peningkatan ekonomi di daerah. Peningkatan 10% dari penggunaan media sosial juga
berhubungan secara positif dengan pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 0,11%.

2.2 Hambatan dan Manfaat Pengembangan Jejaring Ekonomi Orange


Dalam pengembangan tentu juga terdapat berbagai hambatan, antara lain:
1. Perencanaan strategi pemasaran tidak matang.
Perencanaan strategi pemasaran sering tidak diperhatikan oleh para wirausahawan.
Mereka melakukan distribusi pemasaran produk miliknya tidak berdasarkan aspek-
aspek pemasaran tertentu dan tanpa direncanakan terlebih dahulu. strategi pemasaran
tidak dibuat secara matang akan menimbulkan pemasaran tidak diorientasikan kepada
pelanggan dan membuat produk tersebut tidak laku dijual.
2. Target pasar yang terlalu lebar
Target pasar yang terlalu lebar pada dasarnya merupakan kesalahan di dalam
perencanaan suatu usaha yang tidak dipertimbangkan terlebih dahulu. para pebisnis
biasanya menetapkan tujuan target pemasaran kepada semua orang, mereka hanya
berpikiran hanya ingin memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya di dalam
usahanya itu tanpa memikirkan faktor-faktor lainnya. jika pun produk dan atau jasa
yang ditawarkan bisa digunakan oleh semua orang, namun perlu kita ketahui tidak
semua orang datang untuk membeli produk kita maka dari hal itu perlu ada spesifikasi
pasar khusus untuk menempatkan produk kita di mana ditempat itu produk kita
dibutuhkan oleh banyak orang.
3. Target pasar yang salah
Target pasar yang salah merupakan suatu hal yang sering terjadi di dalam berwirausaha.
Seharusnya perlu perencanaan yang matang sebelum menetapkan target pasar ataupun
target konsumen. para wirausahawan kadang menjual produknya ke sasaran konsumen
yang tidak tepat, hal ini membuat produk yang ditawarkan tidak diminati oleh
konsumen. Misalnya, seorang pengusaha menjual produk lukisan dan target pasarnya
adalah masyarakat di daerah pemukiman yang mereka berpenghasilan pas-pas-an
ataupun pada daerah kumuh. Sudah dapat dipastikan omset penjualan produk mereka
akan sangat rendah.
4. Tidak melaksanakan bauran pemasaran (Marketing Mix) secara optimal.

3
Seorang wirausahawan kadang tidak mengetahui apa yang paling penting buat
pelanggan atau konsumennya. Walaupun, harga yang ditawarkan murah dan barangnya
berkualitas, kadang seorang wirausaha tidak melaksanakan pelayanan yang baik cepat
dan memuaskan. Selain hal tersebut kadang para wirausahawan tidak memperhatikan
tempat atau lokasi di dalam hal penawaran produknya padahal hal ini sangatlah penting
sebagai pendukung tingginya tingkat penghasilan para wirausahawan.

5. Masalah pemasaran yang dipengaruhi oleh harga.


 
Yang merupakan bagian dari bauran pemasaran, wirausahawan kita di dalam
penawaran harga produknya sering memberikan penawaran harga yang tidak
terjangkau, ataupun yang terjadi adalah kesalahan penetapan harga oleh para wirausaha.
Dan menganggap harga merupakan variabel terpisah dari bauran pemasaran yang lain,
bukan merupakan unsur intrinsik dari segi penentuan posisi pasar.
6. Kendala sosial dan pemerintahan

Produk baru harus memenuhi kriteria masyarakat sepertikeselamatan konsumen dan


keseimbangan lingkungan. Peraturan pemerintah telah memperlambatinovasi dalam
industri obat dan telah memperumit rancang produk dan keputusan periklanandalam
industri-industri seperti industri peralatan , kimia, mobil, dan mainan.

7. Mahalnya proses pengembangan produk baru


Suatu perusahaan biasanya harus menghasilkanbanyak ide produk baru agar dapat
memperoleh beberapa yang baik.
8. Kekurangan modal
Beberapa perusahaan yang memiliki ide-ide yang baik tidak dapatmemperoleh modal
yang cukup untuk melakukan penelitian.

Manfaat Pengembangan Produk


1. Untuk mencapai kemantapan penjualan dan laba
2. Untuk memperoleh penghematan dalam pasarnya
3. Untuk mempertahankan dan memperbaiki posisi dalam persaingan
4. Untuk menyesuaikan produk dengan selera dan kemampuan konsumen serta
pengembangan teknologi
5. Untuk meningkatkan market share
6. Untuk memperluas pasar

2.3 Strategi Pengembangan Jejaring Ekonomi Orange

4
Setiap upaya yang sistematik dan terstruktur dalam pengembangan ekonomi (industri)
kreatif mestilah berangkat dari strategi yang perlu dilakukan agar pengembangan industri
kreatif yang ada terarah dan produktif. Terkait dengan strategi tersebut, maka hendaknya
strategi pengembangan ekonomi (industri) kreatif memfokuskan diri pada penguatan industri,
peningkatan akses permodalan usaha, perluasan akses pasar, peningkatan apresiasi terhadap
pelaku dan produk, peningkatan kapasitas dan mutu SDM Industri, serta penguatan
kelembagaannya.
A. Penguatan Industri Kreatif
1. Mengembangkan sarana, prasarana industri kreatif;
2. Menguatkan koordinasi industri hulu-hilir;
3. Pembuatan kebijakan investasi yang mendukung tumbuhnya industri kreatif ;
4. Mengembangkan konten kreatif lokal;
5. Menguatkan ketersediaan data dan informasi.

B. Peningkatan Akses Permodalan


1. Pengembangan skema pembiayaan yang tepat bagi bidang usaha kreatif;
2. Peningkatan fasilitasi bagi pelaku untuk mendapatkan
3. Peningkatan alokasi anggaran perkuatan permodalan khusus bagi industri kreatif.

C. Perluasan Akses Pasar


1. Peningkatan partisipasi pada even pemasaran karya kreatif tingkat nasional;
2. Penyelenggaraan even pemasaran karya kreatif daerah;
3. Mengembangkan kolaborasi dan jejaring pemasaran bagi industri kreatif.

D. Peningkatan Apresiasi Terhadap Pelaku dan Produk Kreatif


1. Peningkatan kebanggaan masyarakat terhadap karya kreatif lokal;
2. Menguatkan dokumentasi, publikasi, komunikasi insan dan karya kreatif
3. Mendukung perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI)

E. Peningkatan Kapasitas & Mutu SDM


1. Peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian kebijakan pengembangan kapasitas SDM
Ekonomi Kreatif;
2. Meningkatkan kompetensi bisnis bagi wirausaha industri kreatif;
3. Mendorong terlaksananya sertifikasi profesi SDM ekonomi kreatif

F. Penguatan Kelembagaan
1. Mendorong terbentukanya komunitas-komunitas kreatif
2. Mengharmonisasikan kebijakan pembangunan daerah dengan pengembangan ekonomi
kreatif
3. Meningkatkan kualitas tata kelola industri kreatif

5
Selain itu untuk mengembangkan ekonomi kreatif, pemerintah juga harus membuat
beberapa langkah terobosan, diantaranya seperti :
•        Menyiapkan insentif untuk memacu pertumbuhan industri kreatif berbasis budaya, dengan
harapan mampu menyumbangkan devisa bagi negara. Insentif itu mencakup perlindungan
produk budaya, pajak, kemudahan memperoleh dana pengembangan, fasilitas pemasaran
dan promosi, hingga pertumbuhan pasar domestik dan internasional.
•        Membuat roadmap industri kreatif yang melibatkan berbagai departemen dan kalangan.
•        Membuat program komprehensif untuk menggerakkan industri kreatif melalui
pendidikan, pengembangan SDM, desain, mutu dan pengembangan pasar.
•        Memberikan perlindungan hukum dan insentif bagi karya industri kreatif. Beberapa
contoh produk industri kreatif yang dilindungi HKI-nya, di antaranya buku, tulisan,  drama,
tari, koreografi, karya seni rupa, lagu atau musik, dan arsitektur. Produk lainnya adalah
paten terhadap suatu penemuan, merek produk atau jasa, desain  industri, desain tata letak
sirkuit terpadu dan rahasia dagang.

2.4 Hubungan Pengembangan Produk Dengan Volume Penjualan


Salah satu strategi pemasaran yang dapat ditempuh adalah strategi pengembangan
produk. Pengembangan produk merupakan kegiatan yang semakin penting dalam
perekonomian, karena pasar, persaingan dan siklus hidup produk berubah terus dengan
kecepatan tinggi. Pengembangan produk hendaknya menjadi pusat perhatian bagi perusahaan
karena sumbangannya jelas bagi kelangsungan hidup dan kemakmuran perusahaan. Produk
baru yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen akan memperkuat posisi perusahaan di
pasar. Produk baru yang dimaksud adalah produk yang disempurnakan, produk yang
dimodifikasi dan produk dengan merk baru yang dikembangkan oleh perusahaan melalui
upaya riset dan pengembangan.
Dengan strategi ini maka konsumen akan dihadapkan pada pilihan produk yang lebih
banyak dan beragam. Perusahaan yang inovatif dengan produk yang beragam akan
memberikan nilai bagi konsumen.
Pengembangan produk sangat erat kaitannya dengan keberhasilan suatu perusahaan
dalam usaha meningkatkan penjualannya. Dengan melakukan pengembangan produk maka
peluang perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru akan semakin besar. Bila pelanggan
bertambah maka penjualan akan semakin meningkat Stanton (1996:226), menyatakan bahwa
hubungan antara pengembangan produk dengan penjualan adalah sebagai berikut: Dalam
usaha memperpanjang daur hidupnya maka sebuah perusahaan perlu mengadakan perubahan
terhadap produknya guna mencapai titik yang lebih baik, jika produk tidak dirubah atau
dilakukan penambahan, maka laba, pangsa pasar, volume penjualan perusahaan akan
berkurang sehingga adanya penambahan produk baru mampu menopang pertumbuhan dan
arti volume penjualan akan meningkat.

BAB III
PENUTUP
6
3.1 Kesimpulan

1) Pengembangan produk merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil
tidaknya suatu produk di pasaran. Pengembangan produk yang berhasil, mengharuskan
perusahaan untuk menetapkan suatu organisasi yang efektif dalam mengelola proses
pengembangan produk.
2) Pengertian pengembangan produk merupakan upaya teknis yang mengubah suatu konsep
menjadi produk nyata. Dengan kata lain juga dapat disimpulkan bahwa suatu perubahan yang
dilakukan terhadap produk dapat menjadikan produk tersebut dianggap sebagai produk baru.
3) Strategi pengembangan produk juga perlu dilakukan dengan memfokuskan diri pada
penguatan industri, peningkatan akses permodalan usaha, perluasan akses pasar, peningkatan
apresiasi terhadap pelaku dan produk, peningkatan kapasitas dan mutu SDM Industri, serta
penguatan kelembagaannya.
4) Pengembangan produk sangat erat kaitannya dengan keberhasilan suatu perusahaan dalam
usaha meningkatkan penjualannya. Dengan melakukan pengembangan produk maka peluang
perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru akan semakin besar.

DAFTAR PUSTAKA
“KAJIAN IDENTIFIKASI & STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK EKONOMI KREATIF BERBASIS
MASYARAKAT LOKAL DI KOTA METRO”.
https://fe.ummetro.ac.id/ejournal/index.php/JM/article/download/270/174 Diakses tanggal 19
Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai