Anda di halaman 1dari 38

“EKONOMI KREATIF DI ERA DIGITAL”

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:

Nama: Ega Evira


NIM: 222200009
Kelas: FEB II

PROGRAM STUDI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PARE PARE

2022
ABSTRAK
Perkembangan ekonomi kreatif dapat dilihat pada seberapa besar faktor-faktor
yang mempengaruhinya, seperti faktor modal, komponen inti dan komponen
pendukung sena faktor penggerak dan faktor pendorong, Hal ini yang menjadi
kebutuhan dasar bagi para pelaku industri untuk mengembangkan usahanya serta
mempertahankan produksinya. Pada pelaku usaha kecil dan menengah di
beberapa daerah pada umumnya masih merasa kekurangan modal yang diperlukan
untuk pengembangan usahanya. Terutama pada modal finansial dan material yang
akan dipergunakan untuk pembelian bahan baku, dan peralatan usaha serta untuk
operasional. Lingkup kegiatan dari ekonomi kreatif Industri kreatif dapat
dikelompokkan menjadi 15 subsektor. Menurut Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi
Ekonomi Kreatif 2025, ke 15 subsektor industri kreatif Indonesia adalah:
Periklanan (advertising), Arsitektur, Pasar Barang Seni, Kerajinan (craft), Desain,
Fesyen (fashion), Video, Film dan Fotografi, Permainan Interaktif (game), Musik,
Seni Pertunjukan (showbiz), Penerbitan dan Percetakan, Layanan Komputer dan
Piranti Lunak (software), Televisi & Radio (broadcasting), Riset dan
Pengembangan (R&D), dan Kuliner.

ABSTRACT

The development of the creative economy can be seen in how much the factors
influence it, such as capital factors, core components and supporting components
as well as driving factors and driving factors. This is a basic requirement for
industry players to develop their business and maintain their production. In
general, small and medium business actors in several regions still feel that they
lack the capital needed to develop their businesses. Especially in financial and
material capital that will be used to purchase raw materials, and business
equipment as well as for operations. The scope of activities of the creative
economy The creative industry can be grouped into 15 sub-sectors. According to
the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia in the book Creative Industry
Development Towards the 2025 Creative Economy Vision, the 15 creative

i
industry sub-sectors in Indonesia are: Advertising, Architecture, Art Goods
Market, Craft, Design, Fashion, Video, Film and Photography, Interactive Games
(games), Music, Performing Arts (showbiz), Publishing and Printing, Computer
Services and Software (software), Television & Radio (broadcasting), Research
and Development (R&D), and Culinary.

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmatnya kami diberi kemudahan untuk menyelesaikan tugas akhir mata
kuliah Bahasa Indonesia dengan baik dan selesai pada waktu yang ditentukan.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah membimbing kami sehingga makalah yang berjudul
Ekonomi Kreatif di Era Digital dapat kami selesaikan dengan baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.Semoga apa yang kami sampaikan dapat
membawa manfaat bagi kemajuan dan perkembangan ekonomi di masa depan dan
berguna bagi masyarakat Indonesia.

Pare-Pare, 16 Januari 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Contents
ABSTRAK.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
BAB III. PENUTUP.......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................33

iv
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara di Asia Tenggara yang memiliki


kemajuan dalam dunia gobalisasi. Salah satu faktor yang mendukung
pesatnya globalisasi di Iindonesia adalah canggihnya teknologi dan
pesatnya arus informasi. Dengan adanya teknologi, semua pekerjaan dapat
dikerjakan secara instan. Teknologi mempermudah manusia dalam
mengorganisir segala kebutuhan pokok dan menyebarkan berita terkini
mengenai hal terbaru yang terjadi di daerah lain. Sebagai hal yang lekat
dengan kehidupan manusia modern, teknologi menjadi penunjang dalam
berbagai jenis kebutuhan manusia salah satunya penunjang dalam
perkembangan ekonomi. Lingkungan yang berubah dengan cepat
menuntut manusia untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
teknologi di era globaliasasi. Kebutuhan pokok yang semakin canggih
membuat ekonomi di Indonesia harus mengikuti arus perkembangan
zaman. Sehingga inovasi terkait ekonomi yang kreatif menjadi tujuan
perekonomian, agar terciptanya kegiatan ekonomi yang efektif dan efisien,
Makalah ini dibuat untuk memperkenalkan ekonomi kreatif yang melekat
pada dunia digital serta menjadi sarana penunjang kehidupan sehari hari.
Diharapkan dapat menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia unutk
berkarya membangun ekonomi kreatif.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apakah yang dimaksud dengan ekonomi kreatif?
b) Apakah dasar dari ekonomi kreatif?
c) Apakah yang dimaksud dengan pilar ekonomi kreatif?
d) Bagaimana perkembangan industri kreatif di Indonesia?
e) Bagaimana penerapan ekonomi kreatif di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
a) Mengetahui pengertian dari ekonomi kreatif
b) Mengetahui dasar dari ekonomi kreatif
2

c) Mengetahui pengertian dan macam macam pilar ekonomi kreatif


d) Mengetahui kemajuan perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia
e) Mengetahui penerapan ekonomi kreatif di Indonesia
3

BAB II PEMBAHASAN
A) Pengertian Ekonomi Kreatif
Menurut istilah, kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani kuno yakni ikos
yang artinya keluarga, rumah tangga serta nomos ialah peraturan. Secara
etimologi atau secara bahasa ekonomi ialah aturan rumah tangga atau manajemen
rumah tangga. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (online),
ekonomi memiliki beberapa pengertian yakni sebagai berikut :

1. Ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, serta pemakaian barang-


barang juga kekayaan, seperti hal keuangan, perindustrian, dan
perdagangan.
2. Peanfaatan uang, tenaga, waktu dan sebagainya yang berharga.
3. Tata hidup perekonomian suatu Negara.
4. Urusan keuangan rumah tangga, organisasi ataupun Negara.1

Menurut pakar ekonomi Paul A. Samuelson (2003), ekonomi adalah suatu cara
yang dipakai oleh seseorang atau kumpulan orang dalam memanfaatkan sumber-
sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai macam komoditi serta produk
dan penyalurannya supaya dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Dari beberapa
pengertian ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah aturan
yaang mengatur urusan keuangan dalam suatu individu atau kumpulan orang
untuk memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam memenuhi kebutuhan.

Ekonomi kreatif mulai dikeanl secara luas saat masa pemerintahan


presiden ke-6 republik Indonesia. Tepatnya, pada tahun 2005 yang dipimpin oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2006, diluncurkan program
Indonesia Design Power oleh mentri perdangan RI, yang mana membuka peluang
bagi perkembangan berbentuk jasa yang terdapat di Indonesia. Tujuan dari
diadakannya program tersebut adalah menanamkan pola berfikir yang kreatif pada
pelaku jasa sehingga bisa mengolah ide terbaru dan menciptakan inovasi yang

1
Muhammad Rijalus Sholihin, Wahyu Arianto, Dina Fitri Khasanah (2018)
KEUNGGULAN SOSIAL MEDIA DALAM PERKEMBANGAN EKONOMI
KREATIF ERA DIGITAL DI INDONESIA.(151-150)
4

bermanfaat. Program Indonesia Design Power2 terus dikembangkan dan menjadi


tempat pengembangan bagi pelaku ekonomi. Setelah empat tahun peluncuran
program Indonesia Design Power, tepatnya pada 2010, dibuat suatu platform
digital dengan nama Ekonomi Kreatif Indonesia (indonesiakreatif.net). Platform
tersebut digunakan sebagai tempat untuk berbagi informasi mengenai ekonomi
kreatif dengan masyarakat luas serta lembaga pendidikan di Indonesia. Ekonomi
kreatif secara perlahan memasuki kehidupan setiap lapisan masyarakat dan
memudahkan proses perekonomian. Menurut Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, dalam Agung Pascasuseno (2014) dijelaskan bahwa, “Ekonomi
Kreatif merupakan ekonomi gelombang ke-4 yang merupakan kelanjutan dari
ekonomi gelombang ke-3 yang memiliki yang memiliki orientasi pada kreatifitas
budaya, warisan budaya, dan lingkunan”.

Dijelaskan juga Ekonomi Kreatif merupakan suatu konsep untuk


merealisasikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berbasis kreatififtas
meliputi sumber daya tak terbatas yaitu ide, gagasan, bakat, talenta, dan
kreatifitas3. Era ekonomi memiliki beberapa gelombang. Indonesia telah melewati
3 gelombang dan sampai pada gelombang ke-4 yang dikenal dengan Ekonomi
Kreatif. Pola gelombang tersebut adalah:

a) Ekonomi Pertanian: yaitu dimana faktor terpenting dari berjalannya


sebuah ekonomi ditentukan oleh pendapatan pertanian pada masa tersebut.
Ekonomi pertanian mementingkan kebutuhan pangan sebagai sumber
utama.
b) Ekonomi Industri: yaitu dimana perkembangan ekonomi di Indonesia
berkembang dengan cepat, ditandai dengan banyaknya pabrik-pabrik besar
yang dibangun guna memenuhi permintaan konsumen.
c) Ekonomi Informasi: dimulainya era perkembangan informasi dan
menngakibatkan ekonomi menjadi lenih cepat berkembang daripada

2
“Rohmat Aldy Purnomo (2016). Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia.
Surakarta: Ziyad Visi Media, (14-16)”
3
Ibid., hlm. 6
5

sebelumnya. Gelombang ekonomi Informasi menjadi awal bagi dunia


perekonomian Indonesia menuju Ekonomi Kreatif.
d) Ekonomi Kreatif: Ekonomi berbasis kreatifitas yang mengandalkan
inovasi pada pola pikir manusia dan mengembangkan kerjasama untuk
menciptakan penemuan terbaru4.

Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi


Pertanian Industri Informasi Kreatif

Gambar 1. Pergeseran Ekonomi Indonesia

Ekonomi Kreatif dapat merealisasikan perekonomian dan berbagai faktor yang


juga turut menunjang perekonomian. Aplikasi dari Ekonomi Kreatif dapat
dijelaskan melalui ciri-ciri dari adanya Ekonomi Kreatif yang dikembangkan
dalam sektor perekonomian. Ciri dari Ekonomi Kreatif adalah sebagai berikut:

a) Kreasi berbasis intelektual


b) Fleksibel
c) Distribusi secara langsung dan tidak langsung
d) Memerlukan kolaborasi
e) Ide Kreatif
f) Tanpa batasan5

Ekonomi Kreatif sangat memperhatikan kebutuhan konsumen dan menyesuaikan


dengan ide yang dikembangkan. Dalam aplikasinya diperlukan kolaborasi yang
solid dengan berbagai sektor yang saling mendukung dalam memberikan ide
tanpa batasan. Sehingga Ekonomi kreatif dapat menyesuaikan diri dengan
kebutuhan pasar dan dapat mengembangkan berbagai jenis sektor lainnya. Tidak
hanya dalam dunia ekonomi, tetapi juga dalam dunia pendidikan.

Terciptanya Ekonomi Kreatif bukanlah tanpa tujuan. Ekonomi Kreatif


mempunyai visi misi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

4
Ibid., hlm. 7-8
5
Zul Rachmat (2020). Ekonomi Kreatif. Jakarta. (184-185)
6

Menengah Nasional 2015-2019. Visi dari Ekonomi Kreatif dijelaskan sebagai


berikut:

“Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Terciptanya Indonesia yang Berdaya Saing


dan Masyarakat Berkualitas Hidup”6

Pengertian dari “berdaya saing” sendiri adalah perkembangan masyarakat yang


aktif dalam mengembangkan karya sehingga memiliki daya saing, dan mampu
berkompetisi secara adil, jujur dan menjunjung tinggi etika sehingga bisa
membawa kemajuan ekonomi secara nasional maupun internasional. Pengertian
dari “berkualitas hidup” adalah kondisi masyarakat yang sehat jasmani dan rohani
sehingga bisa menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki jiwa
nasionalisme yang tinggi sehingga memngingat selalu akan jatidiri dan
bangsanya. Misi dari ekonomi kreatif adalah untuk mengoptimalkan
pengembangan dan pelestarian sumber daya lokal yang berdaya saing, dinamis,
dan berkelanjutan. Dengan adanya visi dan misi pada Ekonomi Kreatif ini,
Indonesia akan memiliki sumber daya yang unggul untuk menunjang sektor
ekonomi sehingga masalah keuangan di Indonesia bisa teratasi dan kehidupan
masyarakatnya menjadi lebih mapan.

Dalam tulisan Sri Warni (2015) menjelaskan sebagian besar produk


industri kreatif ini adalah produk pendukung pariwisata. Namun sayangnya
produk kreatif di tempat wisata harganya masih relatif rendah, padahal memiliki
kualitas yang bagus. Ini terjadi karena pengrajin yang masih berskala kecil
tersebut menghitung harga jual berdasarkan biaya bahan baku atau produksi, tanpa
menghitung nilai seni yang terkandung dalam produk tersebut. Maka dengan
adanya dukungan pendidikan industri kreatif terhadap para pengrajin diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan mereka baik dalam segi pengetahuan produk
maupun menentukan harga jual. Selain industri pariwisata, industri kreatif yang
berbasis rumahan pun juga perlu mendapatkan perhatian. Ekonomi kreatif adalah
sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan
kreatifitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia
6
Ibid., hlm. 11-13
7

sebagai faktor produksi yang pertama. Seiring berjalannya waktu, perkembangan


ekonomi sampai pada taraf ekonomi kreatif setelah beberapa waktu sebelumnya,
dunia dihadapi dengan koonsep ekonomi informasi yang mana informasi menjadi
hal yang utama dalam pengembangan ekonomi.

B) Dasar Ekonomi Kreatif


Indonesia juga mengembangkan sebuah Cetak Biru Ekonomi Kreatif 2025
yang memiliki 3 hal pokok sebagai hal dasar dalam Ekonomi Kreatif, yaitu:

A) Kreatifitas (Creativity)
Menuntut pelaku ekonomi untuk menghasilkan ide yang sesuai dengan
perkekmbangan zaman, fresh, dan menarik. Ide tersebut harus praktis
dan efisien sehingga menarik minat masyarakat luas.
B) Inovasi (Innovation)
Mengembangkan ide yang sudah ada menjadi hal baru yang
bermanfaat. Salah satu contoh penerapan inovasi ekonomi adalah
pemanfaatan bahan daur ulang menjadi barang yang bisa dipakai, atau
membuat barang yang memiliki banyak manfaat. Atau membuat
barang yang bisa menghasilkan manfaat selamanya. Contohnya,
inovasi pada minuman teh dengan memanfaatkan bakteri Kombucha
sebagai bakteri baik yang menghasilkan teh yang enak diminum dan
berkhasiat bagi tubuh.
C) Penemuan (Invention)
Menciptakan karya baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Contohnya pembuatan aplikasi-aplikasi berbasis iOS dan android yang
memnjadi basis data dalam teknologi dan informasi.7

Cetak biru Ekonomi Kreatif 2025 juga membahas tentang berbagai sub-sektor
yang mempengaruhi sektor ekonomi. Dijelaskan pada “Rencana Pengembangan
Industri Kreatif Nasional 2025”, pada tahun 2009-2014 7 sub-sektor yang sampai
saat ini berkembang menjadi 15 su-sektor ekonomi di Indonesia 8. Pemetaan

7
Ibid., hlm. 9-10
8
Ibid., hlm. 14-15
8

ekonomi di Indonesia ditetapkan berdasarkan studi akademik atas Klasifikasi


Baku Usaha Industri Indonesia (KBLI) yang diolah dari data Badan Pusat Statistik
dan sumber data lainnya seperti komunitas kreatif, lembaga pendidikan dan
pelatihan yang dirilis di media elektronik maupun media cetak. Sehingga dengan
penyebaran data tersebut, Indonesia bisa mengukur kemampuan ekonominya dan
menjadikan tolak ukur untuk kemajuan ekonomi mendatang.

Pelaku ekonomi memiliki kewajiban untuk mengembangkan Ekonomi


Kreatif ini karena memiliki keuntungan yang luar biasa. Berikut beberapa alasan
yang menjadikan ekonomi kreatif perlu dipertahankan di Indonesia:

a. Perubahan pola pasar dimasyarakat


Setiap negara berlomba untuk mendagangkan "identitas diri" kepada
negara lain dengan harapan akan semakin banyak pemasukan dari
penjualan "identitas diri" itu. Sebagai contoh saat ini di Indonesia sudah
digalakan program kreatif seperti desa wisata, hal ini diharapkan bahwa
dengan semakin banyak para wisatawan baik pribumi maupun non-
pribumi yang berkunjung ke desa wisata, maka akan menambah pundi-
pundi pendapatan lingkup mikro (pendapatan masyarakat setempat
maupun kontribusi secara makro (PDRB)). Masyarakat juga menginginkan
barang yang bisa mengenalkan dirinya kepada dunia luar. Barang tersebut
tidak hanya berfungsi secara fungsional tetapi juga bisa memuaskan
keinginan pelanggan dan membawa namanya. Contohnya pada industri
fesyen yang mana memperkenalkan berbagai macam budaya kepada dunia
internasional dan mendapatkan harga jual yang tinggi karena design dan
seninya. Dapat dilihat juga pada produk terkait informasi dan teknologi
seperti produk percetakan buku secara daring, yaitu e-book yang terdapat
pada aplikasi pintar seperti Google Reads, Wattpad dan lain-lain. Dengan
produk percetakan tersebut, penulis dapat dengan mudah menyalurkan
karya kepada pembaca buku mereka dan mendapatkan penghasilan yang
sama dengan menjual buku cetak. Seingga bisa menghemat pengeluaran
kertas yang juga berdampak baik pada pelestarian alam.
9

b. Industri Kreatif: Era Pembaruan


Permintaan konsumen dapat mengubah pendekata industri. Saat ini model.
pendekatan industri lah berorientasi konsumen (demand driven). Pada
model ini, produk yang dibuat tidak terlalu banyak namun memiliki
variasi-variasi yang beragam dengan waktu tertentu. Waktu tertentu disini
ialah jarak launching produk satu dengan produk baru lainnya yang
tergantung dari kebijakan perusahaan. Namun dengan waktu yang pas,
maka masyarakat dapat menerima pembaruan produk tersebut. Contoh
yang dapat dilihat secara nyata adalah peluncuran versi pada Android atau
produk perangkat lunak dan posel pintar yang tergolong cepat daripada era
sebelumnya. Sehingga menuntut pasar untuk berkolaborasi dan mengikuti
arus kecepatan teknologi dan menciptakan hal terbarukan unutk
kepentingan pasar.
c. Indonesia Merupakan Pangsa yang Besar
Indonesia memiliki 273,48 juta (2021) penduduk di dunia dan menduduki
urutan ke-4 sebagai negara dengan kepadatan penduduk9. Tidak hanya itu,
Indonesia juga menjadi ururtan ke-15 sebagai negara yang memiliki
wilayah yang luas serta sumber daya alam yang terkenal kaya dan subur.
Sumber daya alam yang melimpah ini menjadikan Indonesia sebagai
negara agraris. Alasannya karena sumber daya alam tersebut sangat
berpengaruh dengan pendapatan masyarakat idnonesia dan komoditas
dagang. Selain itu Indonesia juga dikenal dengan keanekaragaman suku
adat sehingga memilki budaya yang berbeda-beda. Contohnya pementasan
seni budaya dan pagelaran budaya menjadi warna yang baru bagi Ekonomi
Kreatif karena dapat menarik minat wisatawan asing. Usaha untuk tetap
meregenerasi warisan budaya kepada generasi muda tetap harus selalu
digalakan dan pemanfaatan kearifan serta warisan budaya ini juga butuh
kerjasama antara stakeholder seperti pemerintah pusat dan daerah serta

9
Muhammad Rijalus Sholihin, Wahyu Arianto, Dina Fitri Khasanah (2018)
KEUNGGULAN SOSIAL MEDIA DALAM PERKEMBANGAN EKONOMI
KREATIF ERA DIGITAL DI INDONESIA (140)
10

pelaku industri kreatif, sehingga kelestarian warisan budaya dapat terjamin


dan tetap menjadi sesuatu yang dapat dinikmati Bangsa Indonesia.
d. Lembaga Pendidikan sebagai Kreator Pemuda Kreatif Indoensia
Pendidikan sebaiknya juga mengedepankan sisi kompetitif seperti
memperbanyak kegiatan lapangan, ekperimen, riset dan pengembangan
serta menyusun proyek yang menyerap bidang keilmuan dan saling
melengkapi, mulai dari sains. teknologi maupun kesenian. Dengan
kombinasi ilmu tersebut, diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang
dapat memberikan manfaat maksimal dan daya kreativitas dapat tertuang
dengan baik serta maksimal.
e. Hak Kekayaan Intelektual
Kondisi ekonomi saat ini dipengaruhi oleh iklim globalisasi. Salah satu
program dari globalisasi adalah Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI),
yang merupakan hasil dari intelektualitas manusia yang dikapitalisasi.
Konsepnya yaitu seseorang yang memiliki ide dan gagasan, dapat
memproteksi atau melindungi idenya itu dan tidak memperbolehkan orang
lain untuk menggunakannya tanpa seijin dari penemu atau penciptanya.
Warisan budaya juga menjadi landasan utama atas diusungnya hak
kekayaan intelektual ini. Sehingga karya yang diciptakan tidak bisa diakui
oleh orang lain dan menjadi hak pembuat karya tersebut.Entrepreneur
nasional mengusung beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melindungi hak karya, yaitu:
1) Paten
2) Merek
3) Desain industri
4) Hak cipta10
Upaya pemerintah dalam memberikan fasilitas untuk melindungi hak cipta
dalam negeri sudah ada, namun pemerintah juga memberikan pandangan-
pandangan ke masyarakat secara massif tentang peraturan-peraturan dalam
konvensi internasional yang menyangkut HKI dibawah naungan World

10
Ibid., hlm. 20-22
11

Trade Organization (WTO) dan World Intellectual Property Organization


(WIPO).
f. MEA 2016
Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan salah satu program multilateral
di area ASEAN yang sifatnya memberikan ijin kepada negara lain untuk
datang dan "menikmati" Indonesia. Individu lokal bisa bersaing dengan
para pemain asing, dengan catatan bahwa individu dari Indonesia mampu
mempersiapkan diri dan juga didukung oleh penciptaan lembaga-lembaga
yang dapat menjadi wadah bagi para individu agar dapat melatih
kemampuan.
g. Cuaca Bisnis Indonesia Hari Ini
Salah satu upaya untuk merangsang investasi di Indonesia ialah dengan
memanfaatkan industri kreatif dengan pengolahan dari lingkungan yang
kondusif dan diikuti oleh penciptaan suatu tatanan tempat yang berlatar
kreativitas dan inovasi, seperti kota kreatif, desa kreatif. Selain penciptaan
suatu tatanan tempat, perlu juga dukungan dari infrastruktur baik dalam
bidang transportasi, komunikasi maupun informasi. Hal ini akan secara
langsung mengundang hasrat para pelaku kreatif untuk berkumpul dalam
tempat tersebut. Para pelaku dalam berbagai sektor seperti kesenian,
teknologi, kuliner, dan lainnya secara alami akan membentuk suatu
komunitas dan bisa saling berhubungan. Dengan demikian akan muncul
ide-ide menarik, dan menjadikan adanya energi baru dalam hasil produk
yang dihasilkan. Contoh nyata ialah kota Bandung dan kota Yogyakarta.
h. Move On to Creative Economy 2025
Perlu usaha untuk memakmurkan perekonomian suatu negara. Salah
satunya dengan terus mencipatakan ide dan membuat inovasi yang dapat
bermanfaat dan sesuai kebutuhan zaman. Misi ekonomi kreatif 2025 ini
dijelaskan secara rinci pada tabel ekonomi dibawah ini:
Misi Ekonomi Kreatif Tahap Akselerasi 2015-2025
Peningkatan kontribusi industri Kontribusi PDB Industri Kreatif
kreatif terhadap pendapatan mencapai 9-11% PDB Nasional,
12

domestik bruto Indonesia dengan syarat pertumbuhan rata-


rata 9%-11%
Peningkatan ekspor nasional dari Kontribusi Ekspor Industri Kreatif
produk/jasa berbasis kreativitas mencapai 12-13% Ekspor Nasional,
anak bangsa yang mengusung dengan syarat pertumbuhan 10% -
muatan lokaldengan semangat 12%
kontemporer
Peningkatan penyerapan tenaga Kontribusi Tenaga Kerja Industri
kerja sebagai dampak terbukanya Kreatif mencapai 9-11% Tenaga
lapangan kerja baru di industri Kerja Nasional
kreatif
Peningkatan jumlah perusahaan Jumlah perusahaan Industri Kreatif
berdaya saing tinggi yang meningkat 3-4 kali jumlah
bergerak di industri kreatif perusahaan Industri Kreatif tahun
2006
Pengutamaan pada pemanfaatan Melanjutkan mendukung
pada sumber daya yang pengurangan laju deforestasi
berkelanjutan bagi bumi & berdasarkan kesepakatan baru
generasi yang akan datang pasca-Kyoto 2012
Penciptaan nilai ekonomis dari  Mempertahankan
inovasi kreatif, termasuk yang Pertumbuhan Paten
berlandaskan kearifan dan domestic terdaftar sebesar
warisan budaya nusantara 4%.
 Mempertahankan
Pertumbuhan Hak Cipta
domestik terdaftar sebesar
38,94%,
 Mempertahankan
Pertumbuhan Desain
Industri domestik terdaftar
13

sebesar 39,7%,
 Mempertahankan
Pertumbuhan merk domestik
terdaftar sebesar 6%
Penguatan citra kreatif pada Menciptakan 325 merek lokal baru
produk/jasa sebagai upaya dan yang sudah ada, yang
"National Branding' atau terpercaya dan telah secara legal
pencitraan negara Indonesia di terdaftar di Dirjen HKI di Indonesia
mata dunia Internasional dan juga di kantor paten negara
tujuan ekspor.

Pada Tabel 1 dapat terlihat bahwa kontribusi PDB industri kreatif tahun 2025
ditargetkan mencapai 9 s.d 11% dari PDB riil nasional. Sasaran kontribusi 9 s.d
11% ini dapat dicapai dengan syarat pertumbuhan riil tahunan sebesar 9 s.d 11%,
dengan nilai riil sekitar Rp. 537,8 triliun, dan nilai nominal sebesar Rp1.479,7
triliun.
Diharapkan pada periode ini, daya beli masyarakat sudah semakin meningkat,
sebagai akibat pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin membaik, dilain
pihak, sektor-sektor industri kreatif sudah memiliki pondasi dan pilar yang kuat,
fluktuasi yang tajam sudah tidak terjadi lagi, seperti pada periode 2002-2006.
Industri kreatif akan mengalami periode akselerasi pertumbuhan yang agresif 9 s.d
11%, bahkan tidak menutup kemungkinan melampaui target tersebut. Selain itu,
kontribusi ekspor industri kreatif pada tahun 2025 ditargetkan mencapai 12 s.d
13% dari ekspor nasional, dengan nilai nominal sekitar Rp. 500 triliun. Target
kontribusi 12 s.d 13% dapat dicapai dengan syarat pertumbuhan tahunan nominal
ekspor berkisar 10 sd 12%. Juga dengan melihat tahun 2004, dimana belum
terdapat pengelolaan yang sistematis terhadap industri kreatif seperti promosi
produk-produk kreatif di luar negeri, ekspor industri kreatif mampu mencapai
pertumbuhan 10,37%. Karena itu, syarat pertumbuhan 10 s.d 12% pada periode
akselerasi pondasi dan pilar ini sangat mungkin untuk dapat dicapai, bahkan
kemungkinan dapat melampauinya. Kontribusi penyerapan tenaga kerja industri
14

kreatif terhadap tenaga kerja nasional pada tahun 2025 ditargetkan mencapai 9 s.d
11%, dengan jumlah pekerja sekitar 12,3 juta. Sasaran ini dapat dicapai melalui
penyerapan tenaga kerja tahunan minimal sekitar 500.000 pekerja. Pada periode
2002-2006, setiap peningkatan PDB kreatif sebesar 1%, maka terjadi penyerapan
tenaga kerja sekitar 98.000 pekerja. Jika target pertumbuhan PDB kreatif sebesar
9 s.d 11% dapat dicapai, maka tenaga kerja terserap setiap tahun akan mencapai
jumlah sekitar 940.000 pekerja, jauh melampaui persyaratan minimal 500.000
tersebut. Dengan demikian, sasaran penyerapan tenaga kerja periode ini sangat
mungkin untuk dicapai, bahkan melampaui target.
Seperti Yang telah dibahas sebelumnya, Indonesia saat ini memilii
berbagai macam sub sektor dan menurut Dr. Muhammad Mudjib Musta’in, M.Si
dalam jurnal Membangun Kemandirian Umat Melalui Penguatan UKM
Masyarakat, hingga kini terdapat 16 subsektor yang berkembang pesat dalam
sektor ekonomi. Berikut 16 subsektor Ekonomi Kreatif:
1. Aplikasi dan Pengembang Permainan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi
permainan komputer ataupun android serta iOS maupun video yang
bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub- sektor permainan
interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai
alat bantu pembelajaran atau edukasi. Aplikasi dan developer game
memang menjadi sasaran pertama dalam subsektor ekonomi kreatif.
Melihat beberapa tahun belakangan ini penetrasi pemanfaatan mobile
phone di Indonesia yang terus meningkat. Hal ini tentunya tak bisa
terlepas dari peran aplikasi yang berada dalam hand phone tersebut.
Sehingga tak heran jika pengguna game memang cukup besar di tanah air.
Meski begitu subsektor ekonomi kreatif ini ternyata menghadapi berbagai
tantangan. Di antaranya adalah keterbatasan dalam sumber daya manusia
(SDM) baik secara kuantitas maupun kualitas. Apalagi dengan sedikitnya
minat investor pada industri ini. Dan belum adanya kebijakan proteksi
yang memihak pada kepentingan developer domestik. Kondisi inilah yang
menyebabkan subsektor aplikasi dan pengembangan permainan belum
15

bisa maksimal. Melihat hal tersebut maka Badan Ekonomi Kreatif


(BEKRAF) mengelola subsektor aplikasi dan pengembangan permainan
dengan lebih serius. BEKRAF menggunakan beberapa trik diantarasnya
adalah dengan menginisiasi munculnya lebih banyak inkubator
pengembang aplikasi dan permainan, memasukkan unsur-unsur aplikasi
dan permainan ke dalam dunia pendidikan dan melindungi para
pengembang lokal dan membantu merek dalam mempromosikan karya-
karya mereka.
2. Industri Kreatif Arsitektur
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain. bangunan secara
menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design,
landscape architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya
arsitektur taman kota, perencanaan biaya konstruksi, pelestarian bangunan
warisan sejarah, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi
kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa
mekanika dan elektrikal11. Dengan tingkat keberagaman budaya Indonesia
yang berbeda sehingga peran arsitektur di Indonesia sangatlah penting.
Karena arsitektur lokal dan daerah menunjukkan karakter Bangsa hdonesia
yang memang memiliki keanekaragaman budaya. Sementara dalam hal
pembangunan arsitektur juga memiliki peran dalam merancang dasar
pembangunan sebuah kota apalagi melihat potensinya yang sangat besar.
Sehingga Bekraf pun memasukkan arsitektur sebagai salah satu subsektor
yang memang layak untuk dikelola secara lebih serius. Namun subsektor
sendiri menghadapi berbagai macam tantangan salah satunya kurangnya
arsitek di Indonesia. Jumlah Arsitek Indonesia sendiri menurut data
anggota ikatan Arsitek Indonesia (IAI) hanya 15 ribu itu sangat kurang
dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang kini mencapai Rp250 juta
orang. Tak hanya itu untuk subsektor ekonomi kreatif yang satu ini

11
“Muhammad Mudjib Musta’in, dkk. Ekonomi Kreatif Berbasis Digital dan
Kemandirian Masyarakat Era Society 5.0 (2022). Surabaya: CV. Global Aksara Pres. (30-
31)”
16

memiliki tantangan lainnya yakni para pengembang besar lebih banyak


menggunakan jasa arsitek asing dibandingkan dengan lokal.
3. Industri Kreatif Desain Interior
Selain arsitektur desain interior pun menjadi subsektor yang menjadi pusat
perhatian badan ekonomi kreatif. Karena beberapa tahun belakangan ini
desain interior di Indonesia memang memiliki kemajuan yang sangat
berarti. Begitu pun dengan masyarakat yang mulai mengapresiasi ruangan
secara lebih baik. Kini penggunaan jasa desainer interior untuk merancang
estetika interior hunian, hotel dan perkantoran pun semakin meningkat.
Menunjukkan bahwa potensi ekonomi dari industri desain interior
memang sangat menjanjikan. Hal tersebut bisa menjadi momentum positif
bagi subsektor desain interior yang sebaiknya jangan disia-siakan. Diiringi
dengan bermunculan sekolah, konsultan, perusahaan dan asosiasi desain
interior yang menunjukkan adanya semangat dari subsektor ini untuk
berkembang di pasar nasional bahkan internasional. Selain itu desain
interior dengan karakter yang autentik Indonesia tentunya bisa
dikembangkan untuk menunjukkan identitas bangsa. Melihat hal tersebut
maka BEKRAF menjadikannya sebagai subsektor yang penting yang
harus dilindungi terhadap para pelaku kreatif desain interior di pasar
domestik. Adanya sertifikasi untuk menciptakan standar dan perlindungan
hak cipta. Selain itu BEKRAF juga akan menginisiasi promosi desain
interior melalui berbagai program, salah satunya dengan mengadakan
event pameran berskala internasional secara rutin. Subsektor desain
interior dengan segala potensinya tentu bisa bersaing secara domestik
ataupun global.
4. Desain Komunikasi Visual
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa
fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya
penulisan penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan
eksibisi atau festival film. Desain komunikasi visual, sangat memiliki
peran yang penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis pengusaha
17

swasta, pemilik merek dan bahkan kelancaran program-program


pemerintah. Pasar- pasar domestik sangat menjanjikan terutama dengan
semakin banyaknya praktisi desain komunikasi lokal yang lebih
memahami situasi pasar, pengetahuan dan nilai-nilai lokal. Potensinya
sendiri harus ditingkatkan agar kesadaran pasar tentang pentingnya desain.
Karena hasil karya desain grafis sering dinilai dengan harga yang kurang
layak. Padahal para desain grafis tersebut membutuhkan proses yang
panjang dalam bekerja untuk memikirkan filosofinya juga bukan sekedar
desain saja. Mengolah desain pun harus memiliki makna dan
menghasilkan produk yang utuh. Di sini BEKRAF mengajak kepada para
pengusaha untuk menggunakan jasa desain grafis lokal pun perlu.
5. Periklanan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan, yakni komunikasi
satu arah dengan menggunakan media dan sasaran tertentu. Meliputi
proses kreasi, operasi, dan distribusi dari periklanan yang dihasilkan,
misalnya dimulai dari riset pasar, setelah itu dibuat perencanaan
komunikasi periklanan, media periklanan luar ruang, produksi material
periklanan, promosi dan relasi kepada publik. Selain itu, tampilan
periklanan dapat berupa iklan media cetak (surat kabar dan majalah) dan
elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar,
penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan mediaSubsektor yang
sat ini memiliki daya sebar yang paling tinggi. Melihat banyak pemilik
barang dan jasa yang ingin memasarkanproduk mereka lewat media.
Hingga kini iklan masih menjadi media yang paling efektif dan efisien
untuk mempublikasikan produk dan jasa. Pertumbuh belanja iklan
nasional di Indonesia pun cukup tinggi per tahunnya bisa mencapai 5-7%.
Apalagi iklan sendiri memiliki daya tarik untuk memikat orang menjadi
konsumen. Sehingga membentuk pola konsumsi, pola berpikir, dan pola
hidup masyarakat. Sehingga BEKRAF pun menyediakan fasilitas terkait
dengan penguatan SDM lokal, mengatur kebijakan pembatasan investasi
asing di industri iklan Indonesia, memperkuat otoritas dewan periklanan
18

Indonesia dan pembatasan penayangan iklan adaptasi dari regional atau


global.
6. Seni Pertunjukan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten,
produksi pertunjukkan. Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian
tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater,
opera, termasuk musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan,
tata panggung, dan tata pencahayaan12. Seni pertunjukkan juga masuk ke
dalam subsektor Industri kreatif karena Indonesia memang memiliki
kekayaan dan keanekaragaman seni dan tradisi pertunjukkan seperti
wayang, teater, tari dan lain sebagainya. Jumlah seni pertunjukan baik
tradisi maupun kontemporer yang selama ini dikreasikan, dikembangkan
dan dipromosikan telah mendapatkan apresiasi dunia internasional. Bekraf
sendiri mendukung perkembangan ini. BEKRAF telah menyediakan
regulasi, pembangunan untuk tempat pertunjukkan, fasilitasi pembentukan
performing artboard atau council untuk memetakan platform dan menjaga
standar seni pertunjukkan. festival- festival pertunjukan seni dan lain
sebagainya.
7. Film, Animasi dan Video
Melihat perfilman Indonesia yang sangat berkembang terlebih para rumah
produksi yang berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas perfilman,
Maka BEKRAF pun menjadikan Film, animasi dan video menjadi salah
subsektor yang harus diperhatikan. Misalnya dengan mengeluarkan
peraturan untuk melindungi hak karya intelektual di Industri Film untuk
membuka akses investasi dan permodalan serta membuka akses lebih lebar
kepada para penonton.
8. Industri Kreatif Fotografi
Perkembangan fotografi semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
kecanggihan teknologi. Dunia fotografi pun kini tak lagi dunia mahal,
12
“Muhammad Mudjib Musta’in, dkk. Ekonomi Kreatif Berbasis Digital dan
Kemandirian Masyarakat Era Society 5.0 (2022). Surabaya: CV. Global Aksara Press.
(30-31)”
19

karena banyak gadget yang harganya standar namun memiliki lensa


kamera yang berkualitas tinggi. Meski begitu perlindungi terhadap hak
cipta fotografi ternyata belum tercipta. Sehingga BEKRAF ingin
memfokuskannya ke sana ditambah lagi belum adanya pengarsipan
terhadap karya-karya fotografi. Maka BEKRAF pun tergerak untuk
memfasilitasi perlindungan HKI terhadap karya-karya fotografi.
9. Kuliner
Meski sedikit aneh, namun subsektor industri kreatif yang satu ini masuk
ke dalam perhatian BEKRAF. Terlebih dengan kontribusinya yang lebih
tinggi dibandingkan dengan subsektor kuliner lainnya, yakni 30 persen
dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Meski begitu
subsektor industri kreatif ini nyata memiliki kesulitan dalam pengurusan
izin hingga pendampingan hukum dalam proses pendirian usaha. Sehingga
BEKRAF menjadikannya sebagai subsektor yang harus didampingi
dengan menyediakan fasilitas seperti pelatihan bisnis, akses permodalan,
pendampingan pendirian usaha hingga mempromosikan kuliner Indonesia
yang memang sangat beraneka ragam ini baik di pasar dalam maupun luar
negeri.
10. Kriya
Kriya atau hastakarya atau kerajinan tangan adalah kegiatan seni yang
menitik beratkan pada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah
bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda
yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis. Subsektor ini
pun menjadi tanggung jawab BEKRAF untuk mengelolanya dengan
menyediakan fasilitas yang mumpuni. Selain itu BEKRAF juga
memfasilitasi kerja sama antara desainer, UKM. manufaktur sehingga
terbentuklah kolaborasi antara pelaku subsektor Promosi produk-produk
kriya di dalam dan luar negeri serta membukakan akses permodalan yang
menjadi program-program utama BEKRAF untuk subsektor kriya ini.
20

11. Fashion
Perkembangan fashion yang cepat sekali berubah. Namun sayangnya
orang Indonesia tidak menghargai fashion lokal sendiri, mereka lebih
memilih impor. Padahal para desainer Indonesia kualitas tidak kalah
bersaing. Sehingga BEKRAF bertugas untuk mensinergikan antara
industri hulu ke hilir mulai dari pabrik tekstil/ garmen, perancang busana
hingga marketing agar fashion lokal tidak menjadi anak tiri di bangsa
sendiri. BEKRAF sendiri pun akan mendorong masyarakat untuk
menggunakan fashion dalam negeri.
12. Seni rupa
Seni rupa Indonesia kini menjadi pusat perhatian dunia. Apalagi Indonesia
sendiri memiliki potensi yang besar secara kualitas, kuantitas, pelaku
kreatif, produktivitas dan potensi pasar yang tinggi. Seni rupa Indonesia
juga sudah memiliki koneksi yang banyak baik itu di dalam maupun di
luar negeri. Bisa terlihat dari banyaknya festival seni rupa yang diadakan
secara rutin dan reputasinya telah diakui secara internasional. Dengan
potensi yang besar itulah BEKRAF pun membuat seni rupa menjadi
subsektor industri kreatif yang menjadi prioritasnya. BEKRAF akan
memberikan fasilitas berupa pembangunan ruang seni dan budaya,
fasilitasi forum dan ajang seni rupa yang bertaraf internasional.
13. Industri Kreatif Musik
Dibandingkan dengan bidang lainnya musik merupakan subsektor industri
kreatif yang banyak disukai orang. Dari berbagai kalangan. Namun
sayangnya beberapa tahun belakangan ini indust musi menurun
kualitasnya akibat pembajakan. Sehingga Bekraf menyediakan fasilitas
untuk para pelaku industri musik berupa perlindungan Hak Kekayaan
Intelektual sehingga bisa mengurangi pembajakan, menginisiasi
terbentuknya inkubator- inkubator musik, membuka akses permodalan
untuk industri musi, membangun ekosistem bisnis musik yang sehat dan
program lainnya.
21

14. Desain Produk


Tak dipungkiri desain menjadi hal yang penting dalam sebuah produk.
Tentunya untuk menarik konsumen. Sehingga BEKRAF pun
mendampingi para pelaku subsektor ini dalam mengelola industri hulu ke
hilir, bekerjasama dengan berbagai asosiasi untuk meningkatkan
penggunaan desain produk lokal Indonesia dan mendirikan pusat desain
sebagai hubungan lintas subsektor. Dan jangka panjangnya untuk
subsektor ekonomi kreatof ini perlu dibuatnya Undang-undang atau
peraturan yang menetapkan supa setiap retail dan mall bisa menjual
minimal 20-30% produk-produk lokal.
15. Penerbitan
Meski saat industri digital telah banyak mengeruk industri penerbitan.
Bukan berarti industri sektor penerbitan tidak menjadi fokus utama
BEKRAF. Justru BEKRAF turut mengelola industri ini dengan
menyediakan berbagai fasilitas seperti membuka akses di pasar domsctik
dan global. Fasilitasi perpajakan yang bisa meringankan industri
penerbitan.
16. Televisi dan Radio
Subsektor yang satu ini meski ada yang mengatakan bahwa sudah
ketinggalan zaman karena tergerus olch media sosial. Nyatanya televisi
dan radi masih memiliki peranan yang sangat besar dalam penyebaran
informasi. Karena kepemilikan televisi dan radio kini sudah merata
hamper setiap lapisan memilikinya. Namun sayangnya tidak diimbangi
dengan kualitas program televisi. Para produsen hanya mengejar rating
yang tinggi schingga tak mampu memproduksi program-program yang
berkualitas. Sehingga BEKRAF pun memilki tanggung jawab untuk
menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh subsektor ini. Mulai
dari mendukung SDM yang berkualitas dengan segala kckreativitasan
sehingga bisa membuat tayangan televisi yang berkualitas lagi.
C) Pilar Ekonomi Kreatif
22

Selain memiliki visi misi yang mumpuni, Ekonomi Kreatif juga membutuhkan
pilar sebagai penyokong fondasi dasar agar bisa berdiri tegap. Ekonomi kreatif
memiliki lima pilar yang masing-masing pilarnya memiliki fungsi penopang
masing-masing. Berikut adalah lima pilar Ekonomi Kreatif Indonesia:
1. Resource
Sumber daya yang dimaksudkan disini adalah input yang dibutuhkan
dalam proses penciptaan nilai tambah, selain ide atau kreativitas yang
dimiliki oleh sumber daya insani juga bisa menjadi landasan dari industri
kreatif karena sumber daya alam maupun ketersediaan lahan yang menjadi
input penunjang dalam industri kreatif.
Era ekonomi kreatif juga mendapatkan warisan dampak dari era
industrialisasi seperti pemanasan global. Pemanasan global di seluruh
dunia membangkitkan kesadaran kolektif dari warga dunia dan
menghasilkan pandangan politis mengenai penyelamatan bumi. Sehingga,
dalam membangun industri kreatif yang berbasis fisik, alangkah lebih baik
apabila ditunjang dengan pola pikir pembangunan yang ramah lingkungan.
2. Industry
Pada prinsipnya, industri merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang
terkait dengan produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi produk atau
jasa dari sebuah negara atau area tertentu. Perlunya pengupayaan agar
terbentuknya struktur pasar industri kreatif dengan persaingan sempurna
yang mempermudah pelaku industri kreatif untuk melakukan bisnis dalam
sektor yang dituju.
Pilar Industri ini dimasukkan ke dalam buku ini karena pemahaman bahwa
produk kreatif adalah hasil suatu kreativitas dikalikan dengan transaksi riil.
Ini mengindikasikan adanya faktor kreasi dan originalisasi yang memiliki
potensi kapital dan/atau yang diproduksi sedemikian dikomersialisasikan
3. Technology
Teknologi dapat didefinisikan sebagai suatu entitas baik material dan non
material, yang merupakan aplikasi penciptaan dari proses mental atau fisik
untuk mencapai nilai tertentu. Dengan kata lain, teknologi bukan hanya
23

mesin ataupun alat bantu yang sifatnya berwujud, tetapi teknologi ini
termasuk kumpulan teknik atau metode-metode, atau aktivitas yang
membentuk dan mengubah budaya. Teknologi ini akan merupakan enabler
untuk mewujudkan individu dalam karya nyata.kreativitas.
Teknologi dimasukkan kedalam pilar karena fungsinya sebagai kendaraan
dan perangkat (tools) bagi pengembangan landasan ilmu pengetahuan.
Teknologi bisa dipakai dalam berkreasi, memproduksi. berkolaborasi,
mencari informasi, distribusi dan sarana bersosialisasi.
4. Institution
Institution atau institusi dalam pilar pembangunan industri kreatif dapat
didefinisikan sebagai tatanan sosial dimana termasuk di dalamnya adalah
kebiasaan, norma, adat, aturan, serta hukum yang berlaku. Tatanan sosial
ini bisa yang bersifat informal-seperti sistem nilai, adat istiadat, atu norma
maupun formal dalam bentuk peraturan perundang-undangan.
Industri kreatif memajukan ide-ide yang dapat dieksploitasi menjadi
potensi ekonomi. Dengan demikian peranan hukum dalam memproteksi
ide-ide sangat penting. Perlindungan ide dengan alur Hak Kekayaan
Intelektual.
Namun, yang menjadi perhatian penulis disini, ialah jangan hanya tertuju
pada Hak Kekayaan Intelektual, karena HKI bukanlah poin utama dari
industri kreatif, yang lebih penting adalah bagaimana insan Indonesia
menggunakan proses kreatif di dalam kehidupan sehari-hari, baik secara
keilmuan, industri maupun komersial.
5. Financial Institution
Lembaga keuangan adalah lembaga yang beperan menyalurkan pendanaan
kepada pelaku industri yang membutuhkan, baik dalam bentuk modal atau
ekuitas mapun pinjaman atau kredit. Lembaga keuangan merupakan salah
satu endorsement dalam perjalanan suatu industri kreatif dan salah satu
elemen penting untuk untuk menjembatani kebutuhan keuangan bagi
pelaku dalam industri kreatif.
24

Industri kreatif memiliki 15 sub-sektor. Ada yang kreasinya berbentuk


benda fisik, ada pula yang kreasinya berupa produk non-fisik (intangible).
Persepsi lembaga keuangan saat ini masih tradisional, hanya mau
menyalurkan pinjaman pada industri yang memiliki hasil fisikal dan
memiliki lahan fisikal sebagai tempat berproduksi. Dengan
berkembangnya teknologi ICT, saat ini banyak produk-produk non-fisikal
yang memanfaatkan dunia maya (cyberspace) sehingga berbentuk digital.
Insittusi finansial harus menciptakan perangkat finansial yang mendukung
era ini.
Pelaku industri kreatif saat ini lebih banyak didominasi oleh orang-orang
muda dan kadang bisnis atau industrinya masih non-formal. Namun hasil
kreasi dari orang-orang muda seringkali sangat kreatif, menjadi potensi
industri dan bisnis yang menguntungkan. Harus diciptakan suasana
kondusif untuk memotifasi generasi muda dalam memulai bisnis dan
memberi akses-akses finansial yang berpihak.13

Selain lima pilar ekonomi kreatif yang membahas tentang kokohnya Ekonomi
Kreatif di Indonesia, terdapat pula aktor penting sebagai penggerak yang mana
bertugas untuk mengedepankan perekonomian bangsa serta turut andil dalam
pengokohan dasar bagi masyarakat Indonesia. Aktor ekonomi kreatif tersebut
adalah:

1. Cendekiawan
Cendekiawan adalah orang-orang yang dalam perhatian utamanya mencari
kepuasan dalam mengolah seni, ilmu pengetahuan atas renungan
metafisika, dan bukan hendak mencari tujuan-tujuan praktis, serta para
moralis yang dalam sikap pandang dan kegiatannya merupakan
perlawanan terhadap realisme massa. Mereka adalah para ilmuwan, filsuf,
seniman, ahli metafisika yang menemukan kepuasan dalam penerapan
ilmu (bukan dalam penerapan hasil-hasilnya). Nama-nama besar di dunia

13
“Muhammad Mudjib Musta’in, dkk. Ekonomi Kreatif Berbasis Digital dan
Kemandirian Masyarakat Era Society 5.0 (2022). Surabaya: CV. Global Aksara Press.
(33-35)”
25

Barat seperti Thomas Aquinas, Roger Bacon, Galileo, Rene Descartes,


Pascal, Leibniz, Kepler, Newton, Voltair dan Montesquieu, adalah
sebagian yang tergolong sebagai cendekiawan. Di Indonesia terdapat
beberapa nama seperti Ahmad Tohir, Karni Ilyas, Nurcholish Madjid,
Emha A. Najib, Romo Mangun, Harry Roesli, Jakob Soemardjo, Rendra,
Iwan Fals, Emil Salim, Sujiwo Tedjo, Chrisye, dan lain-lain.14
Menilik kembali landasan industri kreatif yaitu sumber daya insani
(people), dapat dikenali bahwa salah satu anggota pekerja berstrata inti
super kreatif adalah pekerjaan dari para cendekiawan. Cendekiawan
memiliki kapasitas yang sangat besar dalam memperkuat basis-basis
formal dan informal dari inovasi, dan memiliki kemampuan untuk
mematangkan konsep-konsep inovasi dan juga memiliki kapasitas
mendiseminasi informasi dengan jejaring di dunia internasional.
Para cendekiawan setidaknya memiliki rasa eksperimental yang tinggi,
menghargai pendapat yang bersebrangan (empati dan etika), mampu
memecahkan masalah secara kreatif, menjalankan observasi yang bersifat
lintas sektoral, menggunakan teknologi ICT dengan fasih, menjadi anggota
forum pengkayaan ilmu pengetahuan dan seni baik secara nasional
maupun internasional, formal maupun non-formal.15
2. Bisnis
Bila ditilik secara ekonomi, bisnis. (disebut juga perusahaan) adalah suatu
entitas organisasi yang dikenali secara legal, dan sengaja diciptakan untuk
menyediakan barang-barang baik berupa produk dan jasa kepada
konsumen. Bisnis pada umumnya dimiliki oleh swasta dan dibentuk untuk
menghasilkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.
Pemilik dan operator bisnis bertujuan memperoleh keuntungan finansial
sebagai hasil kerjanya dan tantangan resiko yang ia hadapi. Ketataniagaan
bisnis diatur oleh hukum disuatu negara dimana bisnis itu berada. Bentuk-
bentuk bisnis adalah: kepemilikan tunggal, kemitraan, korporasi dan

Ibid., hlm. 12
14

15
“Rohmat Aldy Purnomo (2016). Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia.
Surakarta: Ziyad Visi Media, (53-55)”
26

koperasi. Bisnis bisa berbasis manufaktur, jasa, eceran dan distribusi,


pertanian, mineral, finansial, informasi, real,estat transportasi, dan utility
seperti listrik, pengairan yang biasanya terkait dengan badan-badan
kepemerintahan.
Peran bisnis dalam pengembangan industri kreatif ini adalah:
a. Pencipta, yaitu sebagai center of excellence dari kreator produk dan
jasa kreatif, pasar baru yang dapat menyerap produk dan jasa yang
dihasilkan, serta pencipta lapangan pekerjaan bagi individu-individu
kreatif ataupun individu pendukung lainnya.
b. Pembentuk Komunitas dan Entrepreneur kreatif, yaitu sebagai motor
yang membentuk ruang publik tempat terjadinya sharing pemikiran.
mentoring yang dapat mengasah kreativitas dalam melakukan bisnis di
industri kreatif, business coaching atau pelatihan manajemen
pengelolaan usaha di industri kreatif.
3. Pemerintah
Peran utama Pemerintah dalam pengembangan industri kreatif adalah:
a. Katalisator, fasilitator dan advokasi yang memberi rangsangan,
tantangan, dorongan, agar ide-ide bisnis bergerak ke tingkat
kompetensi yang lebih tinggi. Tidak selamanya dukungan itu haruslah
berupa bantuan finansial, insentif ataupun proteksi, tetapi dapat juga
berupa komitmen pemerintah untuk menggunakan kekuatan politiknya
dengan proporsional dan dengan memberikan pelayanan administrasi
publik dengan baik.
b. Regulator yang menghasilkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
yang berkaitan dengan people, industri, instituisi, intermediasi, sumber
daya, dan teknologi. Pemerintah dapat mempercepat perkembangan
industri kreatif jika pemerintah mampu membuat kebijakan-kebijakan
yang menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi industri kreatif.
Pemerintah juga harus mengatur bahwa kebijakan yang telah
dikeluarkan dijalankan dengan baik.
27

c. Konsumen, investor bahkan entrepreneur. Pemerintah sebagai investor


harus dapat memberdayakan asset negara untuk menjadi produktif
dalam lingkup industri kreatif dan bertanggung jawab terhadap
investasi infrastruktur industri. Sebagai konsumen, pemerintah perlu
merevitalisasi kebijakan procurement yang dimiliki, dengan prioritas
penggunaan produk-produk kreatif. Sebagai entrepreneur, pemerintah
secara tidak langsung memiliki otoritas terhadap badan usaha milik
pemerintah (BUMN).
d. Urban planner. Kreativitas akan tumbuh dengan subur di kota kota
yang memiliki iklim kreatif. Agar pengembangan ekonomi kreatif ini
berjalan dengan baik, maka perlu diciptakan kota-kota kreatif di
Indonesia. Pemerintah memiliki peran sentral dalam penciptaan kota
kreatif (creative city), yang mampu mengakumulasi dan
mengkonsentrasikan energi dari individu-individu kreatif menjadi
magnet yang menarik minat individu/perusahaan untuk membuka
usaha di Indonesia. Ini bisa terjadi karena inidividu/perusahaan
tersebut merasa yakin bisa berinvestasi secara serius (jangka panjang)
di kota-kota itu, karena melihat adanya potensi suplai SDM yang
berpengetahuan tinggi yang bersirkulasi aktif di dalam daerah itu.
Sebagai contoh, seperti Silicon Valley di San Jose Amerika, Mumbai,
Bangalore di India, Shanghai di Republik Rakyat Tiongkok (RRT)
adalah kota-kota yang sudah dijuluki sebagai kota kreatif. Banyak
kota-kota di Indonesia yang memiliki energi yang cukup untuk
dijadikan kandidat kota kreatif seperti kota Bandung, Kota Jakarta,
Kota Semarang, dan sebagainya.16
D) Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia

Dalam menciptakan sebuah karya kreatif dan mengembangkannya di era


digital saat ini tentunya tidaklah mudah. Terlebih dengan banyaknya pesaing
didunia industri kreatif yang mulai bermunculan membuat sebuah usaha harus

16
Ibid., hlm. 33-37
28

tetap survive dengan memiliki starategi-strategi yang yang dimiliki. Maka


beberapa strategi yang dilakukan zydnaa edukasi adalah seagai berikut:

1. Memperluas jaringan antar reseller (membuka agen) untuk memudahkan


promosi.
2. Membina hubungan baik dengan reseller dan pelanggan
3. Membuat laporan keuangan sehingga mempermudah proyeksi penjualan
4. Meng-update produk mengikuti perkembangan zaman (up to date)17

Produk yang dihasilkan dalam industri kreatif subsektor kerajinan banyak


jenisnya yang bisa terdiri dari berbagai olahan bahan baku seperti dari batu
berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas,
perak, tembaga, perunggu dan besi), kaca, kain, marmer, tanah liat, dan kapur.
Dalam mengelola usaha ini selain modal, juga harus memiliki kreatifitas yang
tinggi dan jeli melihat pasar. Adapun jenis usaha yang dapat dilakukan adalah:

a. Kerajinan dengan unsur etnik


Saat ini selain baju yang bernuansa batik, dompet, tas, laptop case, bahkan
sepatu mulai dipadu-padankan dengan batik atau kain dengan unsur etnis.
Anda bisa membuat desain sendiri untuk menghasilkan karya yang
berbeda.
b. Bisnis pakaian
Bisa dikatakan bisnis pakaian ini adalah salah satu bisnis yang kebal krisis
dan selalu dicari oleh semua kalangan dan umur. Jika anda hobi mendesain
baju dan memiliki ketrampilan menjahit, anda bisa mencoba usaha ini.
Anda bisa merancang pakaian yang sedang diminati pasar dengan
memberikan sentuhan yang menjadi ciri khas anda.
c. Usaha otomotif
Peluang bisnis di bidang ini masih terbuka lebar mulai dari servis,
perawatan, atau jual beli kendaraan, beserta aksesorisnya.

17
Imma Rokhmatul Aysa (2020). Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era Digital:
Studi Kasus Zydnaa Edukasi Jombang, (134-135)
29

Selain itu dengan struktur industri berbasis tradisi dengan budaya yang kuat, maka
kekayaan intelektural dan budaya bangsa dapat dilestarikan untuk menghasilkan
produk-produk inovatif dengan nilai tambah yang tinggi. Layaknya pertumbuhan
bisnis pada umumnya, pertumbuhan industri kreatif tidak terlepas dari kendala.
Setidaknya ada 3 kendala utama yang dihadapi oleh pelaku bisnis ini, yaitu:

a. Pembajakan

Daya beli masyarakat yang rendah mengakibatkan maraknya pembajakan


karya-karya kreatif. Hal ini dikarenakan hak cipta produk industri kreatif
kebanyakan produk-produk komunitas atau usaha yang sudah mapan. Untuk
mengurus hak ciptapun dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Inilah yang
membuat keenganan untuk menciptakan kreatifitas baru.

b. Pendanaan
Minimnya pengakuan terhadap kegiatan industri kreatif menyebabkan
kurangnya mendapat dukungan dari bank. Dengan keterbatasan modal
yang dimiliki pelaku bisnis ini membuat tersendatnya usaha sehingga
mereka hanya bergantung pada pesanan
c. Peningkatan ketrampilan
Terbatasnya pendidikan di bidang industri kreatif mengakibatkan
terbatasnya individu atau sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif.
Padahal industri kreatif memberikan kontribusi yang signifikan pada
perekonomian. Tenaga-tenaga dengan ketrampilan yang memadai tidak
akan terbentuk tanpa adanya pendidikan industri kreatif yang memadai
pula. Selain itu industri kreatif juga menunjukkan karakter dan identitas
bangsa.
E) Penerapan Ekonomi Kreatif di Indonesia
Salah satu dari penerapan ekonomi kreatif di Indonesia adalah
terjadinya kemajuan teknologi yang dapat dirasakan berbagai kalangan
yang terhubung lewat sosial media. Komunikasi merupakan upaya
30

menjadikan seluruh kegiatan pemasaran atau promosi perusahaan dapat


menghasilkan citra atau image yang bersifat satu atau konsisten bagi
perusahaan. Morrisan, (2007), dalam Siswanto (2013). Sosial Networking
Site (SNS) atau biasa disebut juga jejaring sosial didefinisikan sebagai
suatu layanan berbasis web yang memungkinkan setiap individu untuk
membangun hubungan sosial melalui dunia maya seperti sedang
membangun suatu profil bagi dirinya sendiri, menunjukkan koneksi
seseorang dan memperlihatkan hubungan apa saja yang ada antara satu
pemilik dengan pemilik akun lainnya dalam sistem yang disediakan. Boyd
dan Ellison, (2007) dalam Siswanto (2013). Untuk membedakan berbagai
macam jenis-jenis sosial media, berikut beberapa sosial media berdasarkan
fitur dan kegunaannya (Hardy, 2016):

a) Relationship Networks
Sosial media yang dipahami oleh masyarakat umum adalah website
yang digunakan untuk bekomunikasi dan bersosialisasi. Beberapa
sosial media yang masuk dalam kategori Relationship Networks adalah
Facebook. LinkedIn, Google Plus dan sebagainya.
b) Media Sharing Networks
Berbeda dengan channel sosial media lain, pada media sosial ini
seperti Instagram, content visual merupakan fokus utama mereka.
Pengguna memang diberikan fitur untuk mengunggah dan mengedit
gambar sebelum menambahkan caption atau mention/tag pengguna
lain. Begitu juga dengan channel sosial media seperti YouTube dan
Vimeo serta aplikasi seperti Vine dan Snapchat yang menggunakan
video sebagai content utamanya.
c) Online Reviews
Sosial media untuk Online Reviews berbasis lokasi seperti OpenRice,
TripAdvisor & Zomato memiliki daya tarik tersendiri sebagai sosial
media yang mengadopsi teknologi Geolocation. Geolocation
(geolokasi) adalah sebuah sistem identifikasi lokasi geografis untuk
31

menemukan lokasi suatu objek seperti smartphone atau komputer yang


terhubung ke internet. Teknologi inilah yang kini secara tidak langsung
membuat sosial media menjadi semakin berkembang.
d) Forum Diskusi
Forum diskusi adalah salah satu jenis sosial media pertama yang ada
pada masa awal internet. Jauh sebelum pengguna internet
menggunakan Facebook untuk tag teman di foto, mereka berkumpul di
forum diskusi.
e) Social Publishing Platforms
Termasuk Social Publishing Platforms adalah blog dan microblog.
dimana artikel yang ditulis dapat dibagikan untuk dibaca antara sesama
pengguna. Platforms ini terbagi mulai dari yang sosial media yang bisa
digunakan untuk interaksi real-time seperti Twitter yang masuk dalam
kategori microblogging. Jika salah satu strategi pemasaran Anda
adalah content marketing, pemasaran akan lebih efektif bila
menggunakan blog.
f) E-commerce
Terakhir tapi cukup penting, dan sedang menjadi trend akhir-akhir ini,
adalah sosial media yang memudahkan pengguna untuk melihat-lihat
produk dan berbelanja hanya dengan sentuhan jari. Seperti Buka
Lapak, Lazada, Shoopee, Blibli d an online shopping lainnya.18

18
Muhammad Rijalus Sholihin, Wahyu Arianto, Dina Fitri Khasanah (2018)
KEUNGGULAN SOSIAL MEDIA DALAM PERKEMBANGAN EKONOMI
KREATIF ERA DIGITAL DI INDONESIA.(151-150)
32

BAB III. PENUTUP


Berdasarkan laporan terbaru We Are Social, pada tahun 2020 disebutkan bahwa
ada 175.4 juta pengguna internet di Indonesia Berdasarkan total populasi
penduduk Indonesia yang berjumlah 272.1 juta jiwa, itu artinya 64% setengah
penduduk Indonesia telah merasakan akses ke dunia maya. Persentase pengguna
internet berusia 16 hingga 64 tahun yang memiliki masing-masing jenis
perangkat, di antaranya mobile phone (96%), smartphone (94%), non smartphone
mobile phone (21%), laptop atau komputer desktop (66%), table (23%), konsol
game (16%) hingga virtual reality device (5.1%). Dan data yang tidak kalah
menariknya, ada 160 juta pengguna aktif media sosial (medsos).

Perkembangan teknologi digital tentunya dapat mendorong terciptanya ide yang


lebih fresh dan lebih inovatif. Perkembangan pada era ekonomi digital tentunya
terdapat tantangan tersendiri yang mau tidak mau harus dihadapi. Berinovasi tidak
hanya dilakukan oleh penggiat bisnis startup saja, tentunya dukungan pemerintah
juga
33

DAFTAR PUSTAKA
Afiff, Faisal. 2012. Pilar Pilar Ekonomi Kreatif. Artikel. Universitas Bina
Nusantara: Jakarta.

Aysa, Imma Rokhmatul 2020. Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era


Digital: Studi Kasus Zydnaa Edukasi Jombang

Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan


SDM Puslitbang Aptika dan IKP. 2019. Perkembangan Ekonomi Digital di
Indonesia Strategi dan Sektor Potensial. Jakarta.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. 2016 Ekonomi
Kreatif Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025.
Kementerian Pariwisata dan Eknomi Kreatif Badan Pariwisata dan
EkonomiKreatif. 2020. Strategi Pemasaran Ekonomi Kreatif. Juli
Mumuh Mulyana Sulistiono. 2017. The Creative Economy and Marketing
Practices. Kesatuan Enterpreneur Center dan Kesatuan Press STIE Kesatuan
Bogor. Bogor.
Purnomo, Rohmat Aldy. 2016. Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia.
Surakarta: Ziyad Visi Media

Pascasuseno, Agus. 2014. Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju


2025. Bedah Cetak Biru Ekonomi Kreatif: Yogyakarta.
Sholihin, Muhammad Rijalus. Wahyu Arianto, Dina Fitri Khasanah 2018
KEUNGGULAN SOSIAL MEDIA DALAM PERKEMBANGAN EKONOMI
KREATIF ERA DIGITAL DI INDONESIA.

Anda mungkin juga menyukai