Anda di halaman 1dari 33

POTENSI, KONTRIBUSI DAN PERAN EKONOMI KREATIF DALAM

PEREKONOMIAN INDONESIA

Disusun Oleh :
Devina Rizchy Sari

(232013107)

Desi Kumalasari

(232013148)

Dluha Anggana Medha R

(232013181)

Mutiara Putri Mahardika

(232013183)

Hani Listiana F

(232013252)

Tugas Mata Kuliah EC 420 Perekonomian Indonesia


Semester I 2016-2017
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016
Definisi Ekonomi Kreatif

Ekonomi Kreatif

saat ini memiliki peranan yang penting dalam

perekonomian di Indonesia. Banyaknya kebutuhan konsumen yang bervariasi


membuat produsen berlomba untuk menghasilkan produk yang unik dan variatif.
Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa perkembangan ekonomi di Indonesia
saat ini telah sampai level dimana kegiatan ekonomi harus mampu untuk
menemukan inovasi dan kreativitas yang selalu baru.
Kesuksesan dalam bidang ekonomi menurut Gineviius, Krivka (2009:
192) dalam Sari (2014) hanya bisa didapatkan jika pelaku bisnis mampu
beradaptasi dengan kondisi pasar yang terus berubah secara konstan sebagaimana
perkembangan

ekonomi

yang

selalu

terikat

dengan

proses

teknologi,

ketidakpastian masa depan, dan lain sebagainya.


Ada beberapa definisi ekonomi kreatif dalam artikel yang ditulis oleh Sari
(2014) :
1. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era
ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan
mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia
(SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.
2. Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif
adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan
serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya
cipta individu tersebut.
3. Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008) merumuskan
ekonomi

kreatif

sebagai

upaya

pembangunan

ekonomi

secara

berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang


berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan.
Karakteristik Ekonomi Kreatif

Diperlukan kolaborasi antara berbagai aktor yang berperan dalam industri


kreatif,

yaitu cendekiawan (kaum

intelektual),

dunia

usaha,

pemerintah yang merupakan prasyarat mendasar.

Berbasis pada ide atau gagasan.

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


2

dan

Pengembangan tidak terbatas dalam berbagai bidang usaha.

Konsep yang dibangun bersifat relatif.

Alasan Pengembangan Ekonomi Kreatif

Gambar 1: Alasan Ekonomi Kreatif di kembangkan


Ekonomi kreatif dimunculkan karena ekonomi kreatif berpotensi besar
dalam memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, menciptakan iklim bisnis
yang positif, membangun citra dan identitas bangsa, mengembangkan ekonomi
berbasis kepada sumber daya yang terbarukan, mnciptakan inovasi dan kreativitas
yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa, memberikan dampak sosial
yang positif.
Menurut Dirjen IKM Euis Saedah dalam pers yang dilakukan oleh Kemenprin
pada tanggal 6 Oktober 2016 ada lima langkah strategis dalam pengembangan
industri kreatif :
1.
2.
3.
4.
5.

Penguatan keterampilan atau kompetensi para perajin (SDM).


Memfasilitasi teknis produksi dengan mengoptimalkan peralatan.
Menguatkan adanya standar.
Melindungi karya mereka dengan Hukum Kekayaan Intelektual.
Penguatan pasar dalam bentuk pameran-pameran diberbagai tempat
khususnya di Plasa Pameran Industri.

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


3

Perkembangan Ekonomi Kreatif


Di Indonesia, Ekonomi Kreatif muncul melalui kebijakan negara. Tetapi
bukan berarti kegiatan ekonomi kreatif baru muncul seiring dengan kebijakan
pemerintah tersebut. Ekonomi Kreatif telah lama tumbuh dan berkembang di
masyarakat, namun secara khusus mendapat perhatian dan pembinaan yang kuat
dari pemerintah baru dimulai pada era pemerintahan SBY. Pemerintahan SBY
telah meninggalkan legacy yang baik terkait pengembangan dan pembangunan
ekonomi kreatif di Indonesia. Secara kronologis kebijakan ekonomi kreatif
dimulai oleh pernyataan Presiden untuk meningkatkan industri kerajinan dan
kreativitas bangsa, terselenggaranya Pekan Produk Budaya Indonesia 2007, yang
berubah nama menjadi Pekan Produk Kreatif Indonesia 2009, terbitnya Instruksi
Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, hingga
Perpres Nomor 92 Tahun 2011 yang menjadi dasar hukum terbentuknya
kementerian baru yang mengurusi ekonomi kreatif, yaitu Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif dengan Menterinya, Mari Elka Pangestu.

Kemudian

lebih lanjut pada 2012 terbitlah Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Tahun 2012-2014. Di dalam rencana strategis itu telah tersusun dengan detail
pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Mari Elka Pengestu (Tempo, 2014)
menyebutkan bahwa ada tujuh isu strategis yang menjadi potensi maupun
tantangan yang perlu mendapat perhatian para pemangku kepentingan dalam
pengembangan ekonomi kreatif. Antara lain, (1) Ketersediaan sumber daya kreatif
(orang kreatif-OK) yang profesional dan kompetitif; (2) Ketersediaan sumber
daya alam yang berkualitas, beragam, dan kompetitif; dan sumber daya budaya
yang dapat diakses secara mudah; (3) Industri kreatif yang berdaya saing, tumbuh,
dan beragam; (4) Ketersediaan pembiayaan yang sesuai, mudah diakses dan
kompetitif; (5) Perluasan pasar bagi karya kreatif; (6) Ketersediaan infrastruktur
dan teknologi yang sesuai dan kompetitif; dan (7) Kelembagaan yang mendukung
pengembangan ekonomi kreatif
Menurut informasi yang diambil dari www.bekraf.com, Indonesia menjadi
salah satu negara di dunia yang memiliki kinerja ekonomi paling hebat. Tahun
Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia
4

2015 lalu, kita mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 4,79%,
lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan hanya
mencapai 2,4%. Iklim yang positif ini tentunya menjadi momen yang tepat bagi
pemerintah untuk mengokohkan fondasi perekonomian, terutama pada sektor riil.
Salah satu sektor riil yang sangat layak menjadi prioritas adalah ekonomi
kreatif. Presiden Joko Widodo optimis bahwa ekonomi kreatif kelak menjadi
tulang punggung perekonomian Indonesia. Berbeda dengan sektor lain yang
sangat tergantung pada eksploitasi sumber daya alam, kekuatan ekonomi kreatif
lebih bertumpu kepada keunggulan sumber daya manusia. Karya seni, arsitektur,
buku, inovasi teknologi, dan animasi, berasal dari ide-ide kreatif pemikiran
manusia.
Untuk

mewujudkan

upaya

tersebut

pada

20

Januari

2015,

melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 Tentang


Badan Ekonomi Kreatif, Presiden Joko Widodo membentuk lembaga baru non
kementerian bernama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Badan ini bertanggung
jawab terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Bekraf bertugas
membantu presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan
sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif.
Perpres tersebut juga menjelaskan bahwa Bekraf dipimpin oleh kepala
badan yang dibantu seorang wakil, sekretaris utama, dan para deputi. Bekraf
mempunyai enam deputi. Mereka adalah Deputi Riset, Edukasi, dan
Pengembangan; Deputi Akses Permodalan; Deputi Infrastruktur; Deputi
Pemasaran; Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi; dan Deputi
Hubungan Antar Lembaga Dan Wilayah.
Bekraf mempunyai visi membangun Indonesia menjadi salah satu kekuatan
ekonomi dunia dalam ekonomi kreatif pada 2030 nanti. Untuk mencapai visi
tersebut, Bekraf merancang enam misi besar, yaitu:
1. Menyatukan seluruh aset dan potensi kreatif Indonesia untuk mencapai
ekonomi kreatif yang mandiri.

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


5

2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri kreatif.


3. Mendorong inovasi di bidang kreatif yang memiliki nilai tambah dan daya
saing di dunia internasional.
4. Membuka wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap segala aspek yang
berhubungan dengan ekonomi kreatif.
5. Membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak kekayaan intelektual,
termasuk perlindungan hukum terhadap hak cipta.
6. Merancang dan melaksanakan strategi yang spesifik untuk menempatkan
Indonesia dalam peta ekonomi kreatif dunia.
Bekraf juga menetapkan ada 16 subsektor dari industri kreatif yang menjadi
fokus untuk dikelola dan dikembangkan. Setiap deputi kemudian menerjemahkan
visi dan misi di atas melalui berbagai program unggulan yang bisa
diimplementasikan dalam konteks 16 subsektor tersebut. Terbentuknya Bekraf
merupakan optimisme pemerintah bahwa ekonomi kreatif pasti akan menjadi
tulang punggung perekonomian nasional. Inilah awal tonggak baru ekonomi
kreatif Indonesia.
Subsektor Ekonomi Kreatif
Badan Ekonomi Kreatif Indonesia membagi ekonomi kreatif menjadi 16
subsektor yaitu (Bekraf,2016) :
1. Aplikasi dan pengembang permainan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi
permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan
edukasi. Subsektor aplikasi dan pengembang permainan bukan didominasi
sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran
dan edukasi.
Meningkatnya penetrasi pemanfaatan gawai oleh masyarakat tak lepas dari
peran aplikasi yang tertanam di dalamnya. Masyarakat sudah fasih
menggunakan berbagai jenis aplikasi digital seperti peta atau navigasi,
Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia
6

media sosial, berita, bisnis, musik, penerjemah, permainan dan lain


sebagainya. Berbagai aplikasi tersebut didesain supaya mempermudah
pengguna dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Maka tak heran jika
potensi subsektor aplikasi dan pengembang permainan sangat besar.
Di lain pihak, subsektor ini masih menghadapi berbagai tantangan.
Beberapa di antaranya adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM)
baik secara kuantitas atau kualitas, sedikitnya minat investor pada industri
ini, dan belum adanya kebijakan proteksi yang memihak pada kepentingan
developer domestik. Situasi inilah yang menyebabkan ekosistem subsektor
ini belum terbangun secara maksimal.
Melalui peran setiap deputi, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengelola
subsektor aplikasi dan pengembang permainan lebih serius. Bekraf bisa
melakukan beberapa hal, yaitu menginisiasi munculnya lebih banyak
inkubator pengembang aplikasi dan permainan, memasukkan unsur-unsur
aplikasi dan permainan ke dalam dunia pendidikan, memproteksi para
pengembang lokal, dan membantu mereka dalam mempromosikan karyakaryanya.

2. Arsitektur
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara
menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design,
landscape architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya
arstektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi,
konservasi bangunan warisan sejarah. Peran arsitektur di Indonesia
sangatlah penting. Dalam hal budaya, keanekaragaman arsitektur lokal dan
daerah menunjukkan karakter Bangsa Indonesia yang mempunyai
beraneka ragam budaya. Sedangkan dalam hal pembangunan, arsitektur
juga berperan dalam merancang dasar pembangunan sebuah kota. Karena
potensinya yang sangat besar, Bekraf memasukkan arsitektur sebagai salah
satu sub sektor yang layak untuk dikelola secara lebih serius.
Saat ini, sub sektor arsitektur menghadapi berbagai macam tantangan.
Salah satu di antaranya adalah kurangnya arsitek di Indonesia. Menurut
Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia
7

data anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), jumlah arsitek di Indonesia


hanya 15 ribu orang, sangat kurang jika dibandingkan dengan 250 juta
penduduk Indonesia. Sedangkan tantangan lain adalah para pengembang
besar lebih banyak menggunakan jasa arsitek asing daripada arsitek lokal.
Meski begitu, pembangunan sarana dan prasarana di Indonesia masih
sangat membutuhkan peran arsitek. Arsitektur menjadi bagian penting dari
pengembangan industri nasional yang sedang bergeser dari raw-based
economy menjadi knowledge-based economy. Para arsitek pun saat ini
mulai memunculkan inovasi produk arsitektur yang menyiratkan karakter
budaya dan kearifan lokal.
3. Desain interior
Selama dua dekade terakhir ini, perkembangan sub sektor desain interior
menunjukkan

kemajuan

yang

sangat

pesat.

Masyarakat

mulai

mengapresiasi estetika ruangan secara lebih baik. Penggunaan jasa


desainer interior untuk merancang estetika interior hunian, hotel, dan
perkantoran pun semakin meningkat. Sudah jelas bahwa potensi ekonomi
dari industri desain interior sangat menjanjikan. Bekraf melihat ada
beberapa hal yang masih perlu digarap dalam sub sektor ini, antara lain
adalah proteksi terhadap para pelaku kreatif desain interior di pasar
domestik, adanya sertifikasi untuk menciptakan standar, dan perlindungan
hak cipta. Selain itu Bekraf juga akan menginisiasi promosi desain interior
melalui berbagai program, salah satunya dengan mengadakan event atau
pameran berskala internasional secara rutin. Sub sektor desain interior
dengan segala potensinya tentu bisa bersaing secara domestik ataupun
global.
4. Desain komunikasi visual
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan penggunaan tanda-tanda (signs),
gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf
(tipografi), ilustrasi dan warna yang berkaitan dengan indera penglihatan.
Desain komunikasi visual merupakan penggambaran untuk proses
pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau
Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia
8

penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Grafis


(DKV) punya peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan
bisnis pengusaha swasta, pemilik merek, dan bahkan kelancaran programprogram pemerintah. Potensi pasar domestik sangat menjanjikan, terutama
dengan semakin banyaknya praktisi DKV lokal yang lebih memahami
situasi pasar, pengetahuan, dan nilai-nilai lokal.
Potensi ini masih harus ditingkatkan, seperti kesadaran pasar tentang
pentingnya desain. Hasil karya desainer grafis sering dinilai dengan harga
yang kurang layak. Padahal para desainer grafis membutuhkan proses
yang cukup panjang dalam bekerja, dari memikirkan filosofi, mengolah
desain sehingga mempunyai makna, dan menghasilkan produk jadi.
Ajakan kepada para pengusaha untuk menggunakan jasa desainer grafis
lokal pun perlu lebih lantang diserukan.
Bekraf dengan segala wewenangnya akan ikut membangun DKV menjadi
subsektor yang unggul dan mampu bersaing baik di dalam negeri dan
internasional. Beberapa program yang bisa dilakukan adalah dengan
mempromosikan serta memublikasikan hasil karya subsektor ini, membuat
regulasi supaya para pekerja desain lokal mendapatkan prioritas dalam
menggarap proyek perusahaan domestik daripada para desainer luar,
terutama setelah kesepakatan MEA diberlakukan.
5. Desain produk
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan proses menerjemahkan hasil
kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum menjadi
rancangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual sehingga
menghasilkan laba. Tren sub sektor ini sangat positif. Dengan populasi
penduduk yang didominasi oleh usia produktif, potensi terbentuknya
interaksi antara pelaku industri dan pasar pun sangat besar. Ditambah lagi
masyarakat dan pasar sekarang memiliki apresiasi terhadap produk yang
berkualitas.
Sub sektor desain produk juga didukung oleh para pelaku industri yang
memiliki craftmanshift andal. Para desainer produk mampu menggali dan
mengangkat kearifan lokal, kekayaan budaya Indonesia yang beraneka
ragam, dalam setiap karya-karyanya. Sebagai wakil pemerintah, Bekraf

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


9

akan mengelola sub sektor ini dan mendampingi para pelaku kreatif dalam
mengembangkan bisnisnya.
Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk subsektor ini adalah
dengan mengelola industri dari hulu ke hilir, bekerja sama dengan
berbagai asosiasi untuk meningkatkan penggunaan desain produk lokal
Indonesia, dan mendirikan pusat desain sebagai hub lintas subsektor.
Untuk jangka panjang, perlu adanya undang-undang atau peraturan yang
menetapkan supaya setiap retail dan mall menjual minimal 20-30%
produk-produk lokal.
6. Fashion
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi desain pakaian, desain alas
kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan
aksesorisnya, konsultasi lini produk berikut distribusi produk fashion. Tren
fashion senantiasa berubah dengan cepat. Dalam hitungan bulan, selalu
muncul mode fashion baru. Ini tak lepas dari produktivitas para desainer
fashion lokal yang inovatif merancang baju-baju model baru, dan
munculnya generasi muda kreatif yang antusias dengan industri fashion
ini. Masyarakat sebagai pasar pun juga semakin cerdas dan berselera tinggi
dalam memilih fashion.
Di sisi lain, subsektor ini harus menghadapi banyak tantangan. Fashion
lokal masih menjadi anak tiri, pasar memprioritaskan ruangnya untuk
produk-produk impor, sehingga fashion lokal kurang mendapatkan tempat.
Sedangkan tantangan lain yang tak kalah penting adalah sinergi industri
hulu ke hilir, mulai dari pabrik tekstil/garmen, perancang busana, sampai
ke urusan pasar.
Dengan optimisme bahwa industri fashion bisa bersaing di MEA, Bekraf
akan melakukan pendampingan melalui fasilitasi-fasilitasi yang bisa
mendorong sub sektor ini menjadi semakin besar. Bekraf akan
mengeluarkan kebijakan untuk mendorong penggunaan karya fashion
dalam negeri, melancarkan ketersediaan bahan baku, sampai pada promosi
produk-produk fashion dalam negeri di pasar domestik dan global.
7. Film, animasi dan video
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, animasi dan
video serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk didalamnya

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


10

penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau


festival film.
Perfilman Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang
positif. Para rumah produksi mulai berlomba-lomba menggenjot
produktivitasnya menggarap film yang berkualitas dari segi cerita
sekaligus menguntungkan secara komersial. Ini tak lepas dari potensi
penonton Indonesia yang sangat besar dan bisa mengapresiasi film
produksi lokal secara positif.
Sub sektor ini memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi lebih
baik, walapun masih harus menghadapi berbagai tantangan. Beberapa di
antaranya adalah minimnya SDM yang benar-benar mempunyai keahlian
di bidang film, sehingga pilihan untuk memperoleh tim dari sutradara,
penulis skenario, kru, dan pemain film, sangat terbatas. Permasalahan lain
yang tak kalah penting adalah layar bioskop yang terbatas dan tidak merata
penyebarannya, serta belum adanya proteksi terhadap hak karya cipta
sehingga aksi pembajakan masih marak.
Sebagai lembaga pemerintah, Bekraf akan menyediakan fasilitasi untuk
memperkuat industri perfilman Indonesia. Bekraf menggarap beberapa
program, seperti mengeluarkan peraturan untuk melindungi hak karya
intelektual di industri film, membuka akses investasi dan permodalan,
serta membuka akses lebih lebar terhadap para penonton.
8. Fotografi
Kegiatan kreatif yang menghasilkan suatu seni gambar atau foto melalui
media cahaya dengan alat yang disebut kamera dengan maksud dan tujuan
tertentu.
Perkembangan subsektor fotografi yang cukup pesat tak lepas dari
banyaknya generasi muda yang sangat antusias belajar fotografi. Tak
sedikit pula dari mereka yang kemudian memutuskan terjun di bidang ini
sebagai profesional. Masyarakat pun memberikan apresiasi yang positif
terhadap dunia fotografi.
Beberapa pelaku memberikan pendapatnya tentang apa yang masih harus
digarap dalam bidang fotografi ini. Pertama, belum adanya perlindungan
HKI terutama untuk hak penggunaan karya fotografi. Kedua, belum
adanya pengarsipan karya-karya fotografi Indonesia. Dan ketiga, Bekraf

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


11

diharapkan bisa membantu para fotografer Indonesia mendapatkan


perhatian internasional.
Salah satu program yang dilakukan oleh Bekraf adalah sertifikasi terhadap
para fotografer. Dengan adanya sertifikasi ini diharapkan ada standar yang
jelas terhadap profesi fotografer. Bekraf juga akan memfasilitasi
perlindungan HKI terhadap karya-karya fotografi, dan meningkatkan
eksposur fotografer lokal ke kancah internasional.
9. Kriya
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,

produksi

dan

distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin


yang berawal dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya.
Antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga,
serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak,
tembaga, perunggu dan besi), kaca, porselen, kain, marmer, tanah
liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam
jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).
Seni kriya merupakan salah satu sub sektor yang menjadi ciri khas Bangsa
Indonesia dan sangat dekat dengan industri pariwisata. Dilihat dari
materialnya, kriya meliputi segala kerajinan yang berbahan kayu, logam,
kulit, kaca, keramik, dan tekstil. Ketersediaan bahan baku material yang
berlimpah dan kreativitas para pelaku industri menjadi faktor utama
majunya subsektor ini.
Indonesia memiliki banyak pelaku seni kriya yang kreatif dan piawai
dalam berbisnis. Bisnis kriyanya pun beragam. Banyak dari mereka
berhasil memasarkan produknya sampai ke pasar luar negeri. Produkproduk kriya Indonesia terkenal dengan buatan tangan-nya, dan
memanfaatkan hal tersebut sebagai nilai tambah sehingga bisa dipasarkan
dengan harga yang lebih tinggi.
Sebagai lembaga pemerintah, Bekraf mempunyai tanggung jawab untuk
mengelola subsektor ini dengan menyediakan berbagai fasilitasi yang
relevan. Bekraf menyediakan fasilitasi kerja sama antara desainer, UKM,
dan manufaktur sehingga terbentuk kolaborasi antar pelaku subsektor.
Promosi produk-produk kriya di dalam dan luar negeri, serta membuka

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


12

akses permodalan juga menjadi program-program utama Bekraf untuk


subsektor kriya ini.
10. Kuliner
Kegiatan
kreatif ini termasuk baru, kedepan direncanakan untuk
dimasukkan ke dalam sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah
studi terhadap pemetaan produk makanan olahan khas Indonesia yang
dapat ditingkatkan daya saingnya di pasar ritel dan pasar internasional.
Sub sektor kuliner memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu 30%
dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Industri
kuliner mempunyai potensi yang sangat kuat untuk berkembang, oleh
karena itu pemerintah akan mendukung sub sektor ini supaya lebih maju.
Beberapa pelaku industri kuliner melihat ada beberapa hal yang harus
diperbaiki dan dikelola secara lebih serius. Salah satu di antaranya adalah
perlunya akses perizinan usaha melalui satu pintu sehingga lebih mudah
dan efektif. Para pebisnis kuliner baru sebaiknya mendapatkan panduan
dari pemerintah, bisa dari pelatihan bisnis, informasi perizinan, sampai
pada

pendampingan

hukum

dalam

proses

pendirian

usaha.

Sebagai wakil dari pemerintah Bekraf berperan serta dalam mendampingi


sub sektor kuliner ini. Bekraf menyediakan fasilitasi seperti pelatihan
bisnis, akses permodalan, dan pendampingan pendirian usaha. Bekraf juga
akan berpartisipasi dalam mempromosikan kuliner Indonesia yang sangat
beraneka ragam ini di pasar domestik dan luar negeri.
11. Musik
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi,
pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. Musik
merupakan industri cukup menjanjikan dalam dunia showbiz. Besarnya
minat dan antusiasme para musisi muda untuk terjun ke dalam bidang ini
menunjukkan bahwa musik punya potensi menjadi industri yang lebih
besar. Bekraf optimistis menempatkan musik sebagai salah satu sub sektor
yang akan dikelola secara lebih maksimal.
Meskipun sub sektor musik punya potensi yang sangat besar, beberapa
pelaku melihat permasalahan yang harus segera diselesaikan. Salah satu
tantangan terbesar pembajakan yang masih marak sehingga menyebabkan
perkembangan industri musik di Indonesia terhambat. Pembajakan
Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia
13

tentunya menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas produksi,


menurunnya apresiasi masyarakat terhadap musik, dan turunnya minat
investasi di bidang ini
Bekraf menyediakan fasilitasi untuk para pelaku industri musik. Beberapa
fasilitasi yang akan disediakan oleh Bekraf antara lain perlindungan HKI
sehingga bisa mengurangi pembajakan, menginisiasi terbentuknya
inkubator-inkubator musik, membuka akses permodalan untuk industri
musik, membangun ekosistem bisnis musik yang sehat, dan programprogram lain.
12. Penerbitan
Kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan
buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan
kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan
perangko materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi,
saham dan surat berharga lainnya, paspor, tiket pesawat terbang, dan
terbitan khusus lainnya.
Pasar industri penerbitan memang tidak sebesar sub sektor yang lain,
namun industri ini punya potensi yang tak kalah kuat. Banyak penerbitan
besar dan kecil yang masih bermunculan meramaikan industri ini.
Ditambah lagi perkembangan teknologi yang memungkinkan buku
diterbitkan dalam bentuk digital.
Penerbitan turut berperan aktif dalam membangun kekuatan intelektualitas
bangsa. Munculnya sastrawan, penulis, peneliti, dan para cendekiawan, tak
lepas dari peran industri ini. Walaupun saat ini profesi penulis masih
dianggap kurang menjanjikan, banyak para penulis muda yang sangat
antusias,

silih

berganti

menerbitkan

karya-karyanya.

Bekraf akan turut mengelola industri penerbitan sebagai salah satu sub
sektor unggulan. Peran Bekraf adalah menyediakan berbagai fasilitasi,
seperti membuka akses di pasar domestik (daerah) dan global, fasilitasi
kebijakan perpajakan yang bisa meringankan industri penerbitan, dan lain
sebagainya. Bekraf optimistis sub sektor penerbitan bisa berkembang
menjadi lebih besar.
13. Periklanan
Kegiatan kreatif yang

berkaitan

dengan

jasa

periklanan

yaitu

komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu. Meliputi


Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia
14

proses kreasi, operasi, dan distribusi dari periklanan yang dihasilkan,


misalnya riset pasar, perencanaan komunikasi periklanan,

media

periklanan luar ruang, produksi material periklanan, promosi dan


kampanye relasi publik. Selain itu, tampilan periklanan di media
cetak (surat kabar dan majalah) dan elektronik (televisi dan radio),
pemasangan

berbagai

poster

dan

gambar, penyebaran selebaran,

pamflet, edaran, brosur dan media reklame sejenis lainnya, distribusi dan
delivery advertising materials or samples, serta penyewaan kolom untuk
iklan.
Periklanan adalah sub sektor ekonomi kreatif yang karyanya memiliki
daya sebar paling tinggi. Hal ini tak lepas dari peran sinergi para pemilik
modal yang ingin memasarkan produk dan jasa mereka dengan media
yang dimanfaatkan. Sampai saat ini, iklan masih menjadi medium paling
efisien untuk memublikasikan produk dan jasa.
Potensi industri ini pun tak perlu diragukan lagi. Pertumbuhan belanja
iklan nasional bisa mencapai 5-7% setiap tahunnya. Ditambah lagi, iklan
mempunyai soft power berperan dalam membentuk pola konsumsi, pola
berpikir, dan pola hidup masyarakat. Oleh karena itu sangat penting
apabila

subsektor

ini

dikuasai

oleh

SDM

lokal.

Bekraf pun akan menyediakan fasilitasi terkait dengan penguatan SDM


lokal, mengatur kebijakan pembatasan investasi asing di industri iklan
Indonesia, memperkuat otoritas dewan periklanan Indonesia, dan
pembatasan penayangan iklan adaptasi dari regional atau global. Bekraf
melihat masih ada banyak ruang yang bisa dikerjakan untuk subsektor ini.
14. Seni rupa
Penciptaan karya dan saling berbagi pengetahuan yang merupakan
manifestasi intelektual dan keahlian kreatif yang mendorong terjadinya
perkembangan budaya dan perkembangan industri dengan nilai ekonomi
untuk keberlanjutan ekosistemnya. Industri seni rupa dunia sedang
memusatkan perhatiannya ke Asia Tenggara. Indonesia pun tak luput dari
perhatian mereka. Di mana Indonesia mempunyai potensi terbesar baik
secara kualitas, kuantitas, pelaku kreatif, produktivitas, dan potensi pasar.
Seni rupa Indonesia juga sudah memiliki jaringan yang sangat kuat baik
dalam negeri ataupun di luar negeri
Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia
15

Berbagai festival seni rupa diadakan secara rutin. Sudah ada empat
perhelatan seni rupa yang reputasinya diakui secara internasional. Mereka
adalah Jogja Biennale, Jakarta Biennale, Art Jog, dan OK Video Festival.
Bahkan sudah lebih dari 160 pelaku kreatif seni rupa Indonesia terlibat
dalam

forum

dan

acara

internasional.

Melihat potensi yang sangat besar ini, Bekraf antusias untuk memberikan
dukungan sesuai dengan kewenangannya sebagai lembaga pemerintah.
Bekraf akan menyediakan berbagai fasilitiasi seperti pembangunan ruang
seni dan budaya, fasilitasi forum dan ajang seni rupa bertaraf internasional,
serta mewujudkan supaya Indonesia menjadi pusat seni rupa Asia
Tenggara. Dengan memasukkannya ke dalam 16 sub sektor, Bekraf
berkomitmen mengelola seni rupa secara lebih serius.
15. Seni pertunjukan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten,
produksi pertunjukkan.Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian
tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater,
opera,

termasuk musik

etnik,

desain

dan

pembuatan

busana

pertunjukkan, tata panggung, dan tata


pencahayaan.
Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman seni dan tradisi
pertunjukan, seperti wayang, teater, tari, dan lain sebagainya. Seni
pertunjukan dari masing-masing daerah sudah tersebar secara sporadis ke
seluruh wilayah di Indonesia. Banyaknya jumlah seni pertunjukan baik
tradisi maupun kontemporer yang selama ini dikreasikan, dikembangkan,
dan dipromosikan, telah mendapatkan apresiasi dunia international.
Peran pemerintah tentu sangat diperlukan, terutama dalam menentukan
regulasi yang komprehensif untuk mendorong sub sektor seni pertunjukan
ini supaya lebih berkembang. Tak hanya itu, peran pemerintah dalam
menfasilitasi pembangunan gedung atau tempat pertunjukan yang
representatif dan bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat juga mutlak
diperlukan.
Sebagai lembaga pemerintah, Bekraf akan mendukung perkembangan sub
sektor seni pertunjukan. Bekraf akan menyediakan fasilitasi regulasi,
pembangunan tempat pertunjukan, fasilitasi pembentukan performing art
Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia
16

board/council untuk memetakan platform dan menjaga standar seni


pertunjukan, festival-festival pertunjukan seni, dan lain sebagainya. Bekraf
optimistis sub sektor ini bisa berkembang secara maksimal.
16. Telivisi dan radio
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan
pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment,
dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio,
termasuk kegiatan station
relay (pemancar) siaran radio dan televisi. Meskipun tidak semuktahir
ponsel dan gawai lainnya, televisi dan radio masih mempunyai peran yang
sangat besar dalam penyebaran informasi. Saat ini, kepemilikan televisi
dan radio sudah merata, sehingga setiap lapisan masyarakat bisa
mengakses teknologi ini. Pertumbuhan jumlah stasiun televisi dan stasiun
radio pun masih terus bertambah.
Namun, pertumbuhan dan potensi tersebut belum disertai dengan tayangan
televisi yang berkualitas. Mayoritas program televisi, karena mengejar
rating tinggi, tak lagi memperhatikan kualitas program yang ditayangkan.
Industri ini kekurangan rumah produksi dan SDM yang bisa merancang
program-program

berkualitas.

Sebagai wakil dari pemerintah untuk menangani industri kreatif, Bekraf


akan menyediakan berbagai fasilitasi yang dibutuhkan oleh sub sektor
televisi dan radio. Fasilitasi tersebut akan meliputi banyak hal, mulai dari
program-program acara yang berkualitas, mendukung pembentukan SDM
yang berkualitas, dan segala hal yang berkaitan dengan kekreativitasan
dalam subsektor ini.

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


17

Kontribusi dan Peran Ekonomi Kreatif


Industri kreatif di indonesia sudah memberikan kontribusi yang baik untuk
membantu perekonomian nasional. Hal tersebut bisa terlihat dari meningkatnya
jumlah industri kreatif di indonesia. Sehingga bisa memberikan kontribusi yang
sangat baik untuk pertumbuhan ekonomi nasional.

Gambar 2 : Presentase Kontribusi Sektor Ekonomi


(Sumber : Agribisnis.co.id)
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sektor ekonomi kreatif sebesar
11 persen menduduki posisi nomor 4 terbesar dari 9 sektor yang ada.
Sektor ekonomi kreatif ini terdiri atas 15 sub-sektor sehingga dapat
diperoleh perolehan kontribusi NTB (Nilai Tambah Bruto) dari masing-masing
sub-sektor. Melalui detail kontribusi per sub-sektor, maka dapat dilakukan analisis
lebih lanjut mengenai kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB di Indonesia
tahun 2010-2013

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


18

Gambar 3: Tabel Nilai Tambah Bruto Sub-Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 20102013
Sumber: Badan Pusat Statistik

Gambar 4 : Grafik Nilai Tambah dan Ekspor Ekonomi Kreatif Tahun 2010-2013
Sumber: Badan Pusat Statistik
Dari gambar 3 dapat diketahui bahwa ekonomi kreatif memiliki kontribusi
yang cukup baik untuk pertumbuhan PDB tahun 2013 di Indonesia menurut
Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia
19

Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF)


Abdur Rohim Boy Berawi mengungkapkan bahwa industri kreatif dalam setahun
terakhir telah menyumbang Rp 642 triliun atau 7,05 persen dari total produk
domestik bruto (PDB) sebesar Rp 9.109 triliun (Tempo, 2016).
Kontribusi ini menempatkan sektor ekonomi kreatif di peringkat tujuh dari
10 sektor ekonomi teratas dengan persentase mencapai 7,05 persen. Sektor
ekonomi kreatif sendiri mengalami peningkatan 10,9 persen yang pada tahun
2012 silam, memberikan kontribusi sebesar Rp579 triliun.
Sub-sektor kuliner menjuarai daftar kontribusi terbesar dengan capaian Rp
208,6 triliun atau setara 33 persen dari seluruh nilai tambah ekonomi kreatif tahun
2013. Lalu urutan berikutnya diduduki oleh sub-sektor pakaian jadi (fashion) yang
memberikan pengaruh NTB sebesar Rp 181,57 triliun atau setara 27 persen.
Kedua sub-sektor ini jauh meninggalkan 13 sub-sektor lainnya sebagaimana
kondisi serupa terjadi sejak tahun 2010.
Seluruh sub-sektor berhasil tumbuh setidaknya 20-50 persen sejak 2010
hingga 2013. Hal itu terdorong oleh kemudahan perdagangan digital melalui akses
internet. Menurut data E-marketer dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia, pengguna internet di Indonesia terus bertumbuh di setiap tahunnya.
Pertumbuhan ekspor, yang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan
ekonomi Indonesia, juga menopang pertumbuhan ekonomi kreatif yang semakin
membaik. Pasalnya, banyak barang hasil buatan Indonesia yang dapat diekspor
dan dijual di pasar global menyumbang pemasukan uang kas negara. Pada akhir
2013 saja, ekonomi kreatif berhasil menyumbang Rp 118,96 triliun atau 5,72
persen dari seluruh total ekspor pada periode tersebut.

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


20

Gambar 5: Tabel Ekspor 10 Komoditi Potensial


Sumber : Departemen Perdagangan RI
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa sektor kerajinan mengalami
peningkatan sebesar 4,05% dibandingkan dengan tahun 2015. Peningkatan ini
membuat kerajinan memberikan kontribusi terhadap ekspor sebesar 0,6% di tahun
2016.

Gambar 6: Grafik Ekspor Kerajinan ke Negara Ekspor

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


21

Sumber : Departemen Perdagangan RI


Dari gambar 6 diatas dapat dilihat terdapat peningkatan ekspor yang
menyebabkan pertambahan pendapatan yang diperoleh oleh komoditi kerajinan,
paling besar adalah ekspor ke Amerika Serikat.

Gambar 7 : Tabel Ekspor 10 Komoditi Utama


Sumber : Departemen Perdagangan RI
Selain itu, data yang diperoleh dari Departemen Perdagangan Republik
Indonesia dapat dilihat bahwa salah satu sektor ekonomi kreatif yaitu fesyen
masuk dalam 10 komoditi ekspor utama dan kerajinan masuk dalam komoditi
potensial ekspor.
Pakaian Jadi (Fashion) merupakan salah satu subsektor di bidang ekonomi
kreatif masih memiliki kontribusi besar dalam ekspor perdagangan di Indonesia.

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


22

Pakaian jadi berkontribusi sebesar 9,69% terhadap total ekspor non migas di tahun
2016.
Menurut Abdur Rohim dalam media elektronik Tempo Rabu 2 maret 2016,
industri kreatif merupakan sektor keempat terbesar dalam penyerapan tenaga
kerja, dengan konstribusi secara nasional sebesar 10,7 persen atau 11,8 juta orang.
Rata-rata konstribusi terbesar berasal dari bisnis mode sebanyak 32,3 persen,
kuliner 31,5 persen, dan kerajinan 25,8 persen.

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


23

Permasalahan industri kreatif


Permasalahan dominan yang dihadapi setiap sub sektor ekonomi kreatif
N
o

Sub Sektor

SD
M

Sumberday
a
Pendukung

Kelembagaa

Pembiayaa

Arsitektur

Desain

Film

Animasi

Video

Fotografi

Kriya

Kuliner

Musik

10

Fashion

Infrastruktu
r

Teknologi

developer
Penerbitan

13

Periklanan

14

Televisi
dan Radio

Seni
15

Pertunjuka

n
16

Seni Rupa

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


24

dan game

12

Pemasara

Aplikasi
11

dan

Teknologi

17

Informasi

Sumber : Dr. Hamdan, 2016. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif


Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Permasalahan dominan yang dihadapi setiap sub sektor ekonomi kreatif
1. SDM
Sumber daya manusia kualitas sebagai pondasi industry kreatif yang
kurang memadai. Sedangkan SDM yang berkiprah di dunia internasional
masih sedikit. Dan belum terjadi brain & talent circulation yang intensif
diantara para pelaku industry kreatif. Karena kelemahan SDM tersebut
maka akan memberikan suatu ancaman industry kreatif didalam negri
yaitu terjadinya talent drain dengan perginya SDM kreatif ke negara lain,
ketimpangan antara penghargaan terhadap creative talent SDM asing dan
anak negri.
2. Sumber daya pendukung (Resource)
Dalam hal produksi, kelompok subsector yang menggunakan sumber daya
alami banyak mengalami kendala kelangkaan bahan baku.
-

Keunikan Bahan Alami Indonesia


Di Indonesia banyak memiliki keragaman keunikan material didalam
produk. Bila diatur dengan baik, keunikan metarial tersebut bisa
mendukung pencitraan negara, karena keunikan tersebut hanya di
Indonesia. Misalnya: rotan, karet, laker dan gambir.

Kelangkaan Bahan Baku


Faktor ini sangat berpengaruh dalam kelompok industry kreatif berbasis
sumber daya alam. Kelangkaan bahan baku dan kenaikan BBM membuat
fluktuasi yang cukup tajam, karena kelangkaan bahan baku dan kenaikan
harga BBM membuat fluktuasi yang cukup tajam, karena kelangkaan
bahan baku menyebabkan harga naik. Akibatnyya jumlah perusahaan yang

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


25

aktif dalam subsector gulung tikar. Contohnya: pengrajin rotan di pulau


Jawa tidak mendapatkan pasokan rotan dari Kalimantan maupun Sulawesi.
-

Kurangnya Motivasi Mengolah Bahan Baku


Pengusaha-pengusaha di Indonesia saat ini masih lebih senang menjual
bahan baku keluar negri, karena bisa mendapatkan uang yang lebih cepat,
walaupun untungnya kecil. Hal ini disebabkan karena kurang kreatif. Bila
diiarkan, maka industry dalam negeri akan kekurangan suplai bahan baku.
Maka dri itu dibutuhkan kerangka berfikir (mind set) tidak hanya dari
pelaku di subsector industry kratif berbasis sumber daya alam, namun juga
pengusaha-pengusaha yag mengolah hasil hutan dan laut Indonesia.

Peluang Menjadi Laboratorium Dunia


Keragaman Indonesia sebenarnya bisa menjadi peluang tersendiri.
Misalnya seperti negara Brazil merupakan penghasil kopi terbesar didunia
telah nerhasil membangun pusat laboratorium untuk DNA Sequencing
kelas dunia untuk beraneka ragam varietas kopi. Aktivitas pengembangan
tersebut digunakan oleh industry hilir, akan ada royalty yang harus
dibayarkan. Seharusnya Indonesia juga banyak peluang menjadi
laboratorium dunia,

Kerusakan Hutan Semakin Parah


Karena kerusakan bumi semakin mengkhawatirkan, pasar dunia mulai
mensyaratkan produk-produk yang berwawasan lingkungan. Persyaratan
untuk memasuki pasar dunia yang semakin ketat. Reputasi Indonesia
sebagai salah satu negara dengan laju deforestasi tertinggi sangat
merugikan subsektor industry kreatif berbasis sumber daya alam, karena
berkaitan dengan pencitraan Indonesia di pasar Internasional.

Maraknya Pemanfaatan bahan baku Spanyol


Terdapat istilah yang sudah sangat popular diantara pelaku industry kreatid
berbasis sumber daya alam seperti kerajinan furniture yaitu Spanyol atau
Separuh Nyolong (setengah mencuri). Asal muasal bahan baku yang
resmi harganya sangat mahal, sedangkan bahan baku curian lebih murah.
Masyarakat cenderung tidak peduli dengan asal muasal bahan baku, yang
penting dapat membeli bahan murah. Apabila persepsi masyarakat tetap

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


26

seperti ini, maka upaya-upaya pencurian akan terus berlangsung sehingga


perusakan hutan akan terus tidak terkendali.
3. Kelembagaan
-

Produksi industri kreatif masih merupakan kebutuhan sekunder.


Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat GDP per kapita yang masih
relative rendah, dan proporsi terbesar pendapatan lebih banyak digunakan
untuk konsumsi kebutuhan pokok. Produk kreatif berbasis budaya
Indonesia tersebut sebenarnya juga merupakan potensi kekuatan yang
utama bagi industri kraetif Indonesia untuk berperan di kancah
internasional.

Perlindungan terhadap hak katas kekayaan intelektual (HKI) masih lemah


Pelaku-pelaku di dalam industry kreatif bersikap sskeptis terhadap
perlindungan HKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) yang terkait TRIPS
(Trade-Related Aspects Intelectual Property). Mereka ingin adanya
perlindungan, namun pelayanan, perlindungan dan advokasi pemerintah
masih perlu ditingkatkan (kantor pengurusan HKI lokasinya jauh dari
pusat bisnis, waktu pengurusan masih relative lama, biaya mahal).

Peran asosiasi industry dan ikatan profesi perlu dikembangkan


Asosiasi industry dan ikatan profesi perlu dikembangkan agar dapat
bersaing dengan standar kompetensi kerja dengan negara lainnya.

4. Pembiayaan
-

Kebutuhan akan pembiayaan, Jumlah dan skema pembiayaan bagi Industri


Kreatif.
Lemahnya dukungan lembaga pembiayaan konvensional dan masih
sulotnya akses bagi enterprenour kreatif untuk mendapatkan sumber dana
alternative seperti modal ventura, atau dana Corporate Social Responbility
(CSR).

5. Infrastruktur dan tehnologi

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


27

Tehnologi yang kurang bisa menjadi penghambat dan akhirnya


mempunyai kelemahan yang bisa dijadikan keunggulan oleh produk
sejenis diluar negri. Dengan adanya persebaran infrastruktur yang merata
diharapkan pasar-pasar baru semakin berkembang. Sebagai contoh : batik
imitasi dari china memakai tehnologi modern yang hasilnya lebih murah
dibandingkan batik yang dibuat dengan tangan.
6. Pemasaran
Permasalahan di pemasaran produk dalam negeri masih lemah dalam
kemapuan menjual produk yang masih lemah khususnya keluar negeri.
Imbasnya produk di Indonesia tidak bisa dikenal cukup baik di negara
dunia. "Maka jadikan industri ini sebagai budaya yang di perjuangkan untuk
maju," jelas Staf Ahli Menteri Luar Negeri bidang Ekonomi Sosial dan Budaya,
Wahid Supriadi, saat menyampaikan sambutan pada acara Pekan Produk Kreatif
Indonesia (PPKI) di Jakarta, Rabu (28/10).
Dia menyebutkan, pada 2014, industri kreatif berkontribusi 7,1 persen pada
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jauh di atas sumbangan Singapura 4,4
persen dan Malaysia 2,4 persen pada PDB negaranya masing-masing.
"Indonesia cukup besar potensinya, tapi kurang kuat dalam marketing," tuturnya.
Wahid berharap PPKI mampu meningkatkan perkembangan industri kreativitas
Indonesia. Apalagi kini Indonesia siap menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA).

Kendala-kendala yang dihadapi tersebut antara lain,


1. Pengembangan industri kreatif belum optimal, terutama disebabkan
kurangnya daya tarik industri,adanya posisi dominan usaha kreatif, model
bisnis industri kreatif yang belummatang, serta risiko usaha yang harus
dihadapi;
2. Pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif belum optimal,
terutama disebabkan infrastrukturinternet belum memadai, infrastruktur
gedung pertunjukan belum memenuhistandar, mahalnya mesin produksi,
mahalnya piranti lunak penghasil produk danjasa kreatif, kurangnya riset
konten, dan kurangnya aktivitas pengarsipan konten;
Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia
28

3. Kurangnya perluasandan penetrasi pasar bagi produk dan jasa kreatif


di dalam dan luar negeri,terutama disebabkan oleh kurangnya apresiasi
terhadap kreativitas lokal,kurangnya konektivitas jalur distribusi nasional,
terkonsentrasinya pasar luarnegeri, tingginya biaya promosi, belum
diterapkannya sistem pembayaran online, dan rendahnya monitoring
terhadap royalti, lisensi, hak cipta;
4. Lemahnya institusi industri kreatif, terutama disebabkan oleh belum
adanya payung hukum yangmengatur tata kelola masing-masing subsektor
industri kreatif; iklim usahabelum cukup kondusif, apresiasi yang rendah
dan pembajakan yang tinggi, dantransaksi elektronik belum diregulasi
dengan baik;
5. Minimnya aksespembiayaan pelaku sektor ekonomi kreatif, terutama
disebabkan belum sesuainyaskema pembiayaan dengan karakteristik
industri kreatif yang umumnya belum bankable,high risk high return, cash
flow yang fluktuatif, serta aset yangbersifatintangible; dan
6. Pengembangan sumberdaya ekonomi kreatif belum optimal, baik
sumber daya alam maupun sumber dayamanusia, antara lain masalah
kelangkaan bahan baku, kurangnya riset bahan baku,kesenjangan antara
pendidikan dan industri, serta standardisasi dan sertifikasiyang belum baik.
Setiap sub-sektor memiliki karakteristik dan keunggulan yang bervariasi,
hal ini berdampak pada perbedaan penentuan sasaran, arah dan peta jalan
pengembangan masing-masing subsektor industri kreatif. Sasaran yang rasional,
arah pengembangan yang feasible, ditentukan berdasarkan kondisi yang
ditemukan saat ini di setiap subsektor. Strategi, yang membentuk setiap peta jalan
pengembangan(roadmap).

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


29

Kesimpulan
Dari kajian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekonomi
kreatif indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar untuk PDB Indonesia.
Subsektor ekonomi kreatif memberikan ruang untuk mengembangkan kualitas
sumber daya manusia. Untuk mengembangkan ekonomi kreatif indonesia
pemerintah membentuk Badan Ekonomi Kreatif Indonesia atau Bekraf. Bekraf
metapkan ada 16 subsektor dari industri kreatif yang menjadi fokus untuk dikelola
dan dikembangkan. Setiap deputi kemudian menerjemahkan visi dan misi di atas
melalui berbagai program unggulan yang bisa diimplementasikan dalam konteks
16 subsektor tersebut. Terbentuknya Bekraf merupakan optimisme pemerintah
bahwa ekonomi kreatif pasti akan menjadi tulang punggung perekonomian
nasional. Inilah awal tonggak baru ekonomi kreatif Indonesia. Kementerian
Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif adalah industri yang
berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan. Ekonomi kreatif muncul
karena berpotensi besar dalam memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan,
menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identitas bangsa,
mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya yang terbarukan,
mnciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu
bangsa, memberikan dampak sosial yang positif.
Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia saat ini belum optimal karena
belum adanya daya tarik masyarakat sehingga diperlukan sosialisasi untuk
menarik masyarakat agar mau mengembangkan potensi yang dimiliki salah
satunya dengan minat wirausaha. Fashion, kuliner dan kerajinan merupakan
subsektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar untuk PDB indonesia.
Permasalahan dominan yang dihadapi setiap sub sektor ekonomi kreatif di
indonesia disebabkan berbagai kendala yaitu: Pengembangan industri kreatif
belum optimal, Pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif belum
optimal, Kurangnya perluasandan penetrasi pasar, Lemahnya institusi industri
kreatif,

Minimnya

akses

pembiayaan

pelaku

sektor

ekonomi

kreatif,

Pengembangan sumberdaya ekonomi kreatif belum optimal, baik sumber daya


alam maupun sumber dayamanusia.
Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia
30

Industri kreatif merupakan potensi yang baik untuk dikembangkan di Indonesia,


karena terbuktidengan menduduki posisi nomor 4 dari 9 sektor dalam total PDB
Indonesia. sedangkan subsektor yang memberikan kontribusi terbanyak yaitu
subsektor kuliner dan fashion. Ekonomi kreatif juga mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Untuk kontribusi ekspor, industri kreatif mampu menyumbang
sebesar 5,72% dari seluruh total ekspor, sedangkan untuk penyerapan tenaga kerja
mampu berkontribusi secara nasional sebesar 10,7.

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


31

Daftar Pustaka
http://agribisnis.co.id/industri-kreatif/ Diakses pada : 26 Oktober 2016, 16.32
WIB
http://www.bareksa.com/id/text/2016/02/23/di-era-digital-seberapa-besar-industrikreatif-dorong-ekonomi-indonesia/12785/news diakses pada 26 Oktober 2016,
17:07 WIB
https://ruky67.wordpress.com/2015/07/31/peluang-dan-tantangan-industrikreatif/ diakses pada 28 Oktober 2016, 10:28 WIB
Howkins, John (2001). The Creative Economy: How People Make Money from
Ideas. London: Penguin.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_kreatif diakses pada 28 Oktober 2016,
15.17 WIB
http://student.cnnindonesia.com/inspirasi/20151214190552-337-98192/kontribusimedia-dalam-pembangunan-ekonomi-kreatif/ diakses pada 1 November 2016,
15.30 WIB
http://www.mri-research-ind.com/berita-220-prospek-periklanan-diindonesia.html Diakses pada 1 November 2016, 15.46 WIB
http://www.kemenperin.go.id/artikel/6653/Fashion-dan-Kerajinan-DominasiIndustri-Kreatif
diakses pada 1 November 2016, 15.55 WIB
https://m.tempo.co/read/news/2016/03/15/090753840/dari-16-subsektor-ekonomikreatif-baru-3-yang-berkembang diakses pada 1 November 2016, 16.00 WIB

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


32

Potensi, Kontribusi Dan Peran Ekonomi Kreatif Dalam Ekonomi Indonesia


33

Anda mungkin juga menyukai