Anda di halaman 1dari 22

1.

TEORI INDUSTRI KREATIF


1.1

DEFINISI INDUSTRI KREATIF

Industri kreatif adalah sebuah konsep mengenai proses industri yang


mengeksploitasi

ide

atau

kekayaan

intelektual

sebagai

dasar

produksinya. Konsep mengenai eksploitasi kreativitas sebagai komponen


ekonomi telah muncul sejak tahun 1990-an, namun konsep mengenai
industri dan ekonomi kreatif sendiri pertama kali disimpulkan dan
ditelaah secara komprehensif oleh John Howkins pada 2001 dalam
bukunya yang berjudul The Creative Economy: How People Make Money
From Ideas.
Dalam buku tersebut, John Howkins membahas mengenai konsep
ekonomi kreatif, yaitu sebuah ekologi yang dapat memungkinkan sebuah
ide menjadi bisnis, sebuah sistem yang menguangkan ide dan memberi
penghargaan kepada penciptanya, dan menekankan pada penciptaan ide
serta produk baru. Dalam pembentukan ekologi tersebut, industri kreatif
menjadi sebuah pilar penting dalam pembangunannya.
Seiring waktu, konsep mengenai industri kreatif telah mendunia dan
telah dikembangkan oleh berbagai pihak. Menurut UK Government
Department of Culture, Media, & Sport (DCMS) pada 1998:
Creative industries are those industries which have their origin in
individual creativity, skill and talent and which have a potential for
wealth and job creation through the generation and exploitation of
intellectual property and content
Indonesia sendiri telah mulai mengembangkan konsep industri kreatif
sebagai

salah

satu

sector

yang

diharapkan

mampu

menyokong

perekonomian Negara, setidaknya sejak satu dekade terakhir. Menurut


UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, industri kreatif adalah
industri

yang

mentransformasi

dan

memanfaatkan

kreativitas,

keterampilan, dan kekayaan intelektual untuk menghasilkan barang dan


jasa.
Sedangkan, Kementerian Perdagangan Indonesia memiliki pendapat
yang sama dengan UK Governement Department of Culture, Media, &
Sport mengenai definisi industri kreatif, yaitu:

Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan


serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya
cipta individu tersebut

1.2

KARAKTERISTIK INDUSTRI KREATIF

Industri

kreatif

adalah

sebuah

subjek

yang

unik

dengan

karakteristiknya tersendiri. Karaskteristik ini merupakan sifat mendasar


yang membedakan industri kreatif dengan kegiatan industri biasa.
1.1.1 NILAI EKSPRESIF
Nilai ekspresif dapat didefinisikan sebagai sebagai seluruh
dimensi dalam ranah ide yang dapat memperluas makna dan
pengertian dari ide tersebut. Nilai ekspresif adalah karakteristik
dasar yang membedakan industri kreatif dari industri biasa.
Industri kreatif memperoleh revenue atau pendapatannya melalui
komersialisasi ide. Ide tersebut disampaikan ke konsumen melalui
manifestasi nilai ekspresif ini sehingga konsumen mendapat
makna atas produk atau ide tersebut.
Terdapat enam nilai ekspresif dalam industri kreatif, yaitu:
A. Nilai Estetis
Nilai estetis merefleksikan keindahan, harmoni, serta
karakteristik estetis lainnya. Nilai ini menjadi nilai pertama
yang berinteraksi dengan konsumen melalui sensasi visual,
sehingga nilai ini menjadi sangat vital.
B. Nilai Spiritual
Nilai spiritual merupakan nilai yang terdapat pada hampir
seluruh manusia yang dimaknai sebagai sebuah perjalanan
hidup untuk memenuhi hasrat spiritual. Nilai ini mencakup
pemahaman, wawasan, dan kesadaran diri.
C. Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan nilai yang dapat menciptakan
hubungan antara sebuah ide atau produk dengan individu
lainnya. Nilai ini pula yang menjadi representasi karakter

masyarakat dan menciptakan konteks hubungan sebuah ide


dengan lingkungan sosial di sekitarnya.
D. Nilai Historis
Nilai historis adalah sebuah nilai yang memberi gambaran
mengenai kondisi dan situasi suatu ide atau produk berasal.
Nilai historis juga memberikan gambaran perbandingan
serta perkembangan sebuah ide dari waktu ke waktu.
E. Nilai Simbolis
Nilai simbolis merupakan tempat penyimpanan makna.
Sebuah objek akan dimaknai secara berbeda oleh setiap
orang, sehingga nilai ini yang akan menentukan makna dan
fenomena apa yang akan dialami oleh konsumen terhadap
sebuah objek (ide atau produk). Hal tersebut yang nantinya
akan

meniptakan

hubungan

antara

produk

dengan

konsumen.
F. Nilai Keaslian
Nilai keaslian menunjukkan bahwa sebuah ide atau hasil
tangan adalah asli, original, serta unik. Nilai ini yang
memberikan nilai tambah dari sebuah objek dalam ranah
industri kreatif.
1.1.2 KARAKTER EKONOMI INDUSTRI KREATIF
Menurut Richard Caves, seorang profesor dari Universitas
Harvard, industri kreatif memiliki beberapa karakteristik ekonomi
yang menjadikannya khas dari kegiatan industri lainnya. Karakter
tersebut mencakup tujuh poin, yaitu:
A. Nobody Knows Principle
Prinsip ini menunjukkan ketidakpastian

permintaan

terhadap produk industri kreatif karena reaksi konsumen


terhadap sebuah produk tidak diketahui sebelumnya,
bahkan setelah konsumen mengonsumsi produk tersebut.
Hal

ini

berkaitan

dengan

nilai-nilai

pada

subbab

sebelumnya, di mana setiap konsumen memaknai dan


mengalami

fenomena

yang

berbeda

terhadap

setiap

produk.
B. Art For Arts Sake
Karakter ini menunjukkan sebuah keadaan dimana pelaku
industri

kreatif

memrioritaskan

orisinalitas

produk,

keahlian

teknis,

serta

kualitas

dari

sebuah

produk

ketimbang sekedar kuantitas produk untuk memenuhi


target

keuntungan

tertentu.

Pelaku

industri

kreatif

cenderung bersedia untuk memiliki upah yang lebih rendah


daripada harus mengerjakan hal yang membosankan (e.g.
pekerjaan kantor dengan rutinitas yang sama setiap hari).
C. Motley Crew Principle
Produk industri kreatif yang relatif kompleks, seperti film,
memerlukan

input

sumber

daya

manusia

dengan

keterampilan yang beragam. Masing-masing keterampilan


ini harus memiliki tingkat minimum tertentu untuk dapat
menghasilkan produk yang berkualitas.
D. Variasi Tak Terbatas
Setiap produk terdiferensiasi oleh kualitas dan keunikan
tersendiri.

Kombinasi

input

yang

berbeda

akan

menghasilkan produk yang berbeda. Contohnya, banyak


orang

dapat

menciptakan

puisi,

namun

puisi

yang

dihasilkan tidak akan sama masing-masing orang.


E. A List/B List
Keterampilan dan kemampuan setiap pelaku produksi
terdiferensiasi
berdasarkan

secara

vertikal.

kemampuannya,

Seniman

diperingkat

orisinalitasnya,

serta

kecakapannya dalam menciptakan produk. Perbedaan kecil


dalam kemampuan pencipta dapat menghasilkan perbedaan
produk yang besar.
F. Time Flies
Waktu menjadi komponen yang sangat penting dalam
proses produksi produk industri kreatif.
G. Ars Longa
Beberapa produk industri kreatif memiliki aspek durabilitas
yang menuntut pematenan suatu produk, sehingga pencipta
bisa berpenghasilan dari penggunaan produk mereka di
masa depan.
1.3SUBSEKTOR INDUSTRI KREATIF
Industri kreatif memiliki sistem klasifikasi berdasarkan bidang
produksi serta jenis produknya. Menurut Studi Pemetaan Industri Kreatif

oleh Departemen Perdagangan Indonesia pada tahun 2007, terdapat 14


subsektor industri berbasis kreativitas di Indonesia yaitu:
A. Periklanan
Periklanan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan
(komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu),
yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang
dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan,
iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi
publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan
elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan
gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan
reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau
samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.
B. Arsitektur
Arsitektur adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa
desain

bangunan,

perencanaan

biaya

konstruksi,

konservasi

bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh


dari level makro (Town planning, urban design, landscape
architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi,
misalnya: arsitektur taman, desain interior).
C. Pasar Barang Seni
Pasar barang seni adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki
nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar
swalayan,

dan

internet,

misalnya:

alat

musik, percetakan,

kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.


D. Kerajinan
Kerajinan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,
produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga
pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses
penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan
yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan,
kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga,
perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan
kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam
jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

E. Desain
Desain adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain
grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi
identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi
kemasan dan jasa pengepakan.
F. Fesyen
Fesyen adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain
pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya,
produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk
fesyen, serta distribusi produk fesyen.
G. Video, Film, dan Fotografi
Video, film, dan fotografi adalah kegiatan kreatif yang terkait
dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta
distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan
skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.
H. Permainan Interaktif
Permainan interaktif adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video
yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor
permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan sematamata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.
I. Musik
Musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari
rekaman suara.
J. Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
usaha

pengembangan

konten,

produksi

pertunjukan

(misal:

pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama,


musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik),
desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan
tata pencahayaan.
K. Penerbitan dan Percetakan
Penerbitan dan percetakan adalah kegiatan kreatif yang terkait
dengan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal,
koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor
berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan
perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil,

obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket


pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup
penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir,
poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan
lainnya, termasuk rekaman mikro film.
L. Layanan Komputer dan Piranti Lunak
Layanan komputer dan piranti lunak adalah kegiatan kreatif yang
terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa
layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database,
pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis
sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti
lunak

dan

piranti

keras,

serta

desain

portal

termasuk

perawatannya.
M. Televisi dan Radio
Televisi dan radio adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti
games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran,
dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan
station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.
N. Riset dan Pengembangan
Riset dan pengembangan adalah kegiatan kreatif yang terkait
dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan
teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk
perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material
baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan
humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra,
dan seni; serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.
2. INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA
Definisi Industri Kreatif yang saat ini banyak digunakan oleh pihak
yang berkecimpung dalam industri kreatif, adalah definisi berdasarkan
UK DCMS Task force 1998 :
Creatives Industries as those industries which have their origin in
individual creativity, skill & talent, and which have a potential for

wealth and job creation through the generation and exploitation of


intellectual property and content
Studi

pemetaan

Departemen

industri

Perdagangan

kreatif
Republik

yang

telah

Indonesia

dilakukan
tahun

oleh

2007-pun

menggunakan acuan definisi industri kreatif yang sama, sehingga industri


kreatif di Indonesia dapat didefinisikan sebagai berikut:
Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta
bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya
cipta individu tersebut
2.1

KONTRIBUSI INDUSTRI KREATIF TERHADAP PEREKONOMIAN

INDONESIA
Berdasarkan studi pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh
Departemen Perdagangan Republik Indonesia di tahun 2007 diperoleh
informasi kontribusi Industri kreatif terhadap perekonomian Indonesia
yang

dapat

dibedakan

berdasarkan

indikator

utama,

yaitu

berdasarkan: (a) Produk Domestik Bruto; (b) Ketenagakerjaan; (c)


Jumlah Perusahaan; (d) Ekspor serta; (e) dampak terhadap sektor lain.
2.1.1 PROFIL

KONTRIBUSI

PRODUK

DOMESTIK

BRUTO

INDUSTRI KREATIF
Industri kreatif ini telah mampu memberikan sumbangan
kepada PDB nasional secara signifikan yaitu dengan ratarata
kontribusi periode 20022006 sebesar 104,637 triliun rupiah
atau dengan ratarata persentase kontribusi periode 20022006
sebesar 6,28% yaitu di atas kontribusi sektor (1) pengangkutan
dan komunikasi; (2) Bangunan; dan (3) listrik, gas, dan air bersih.
Pada tahun 2006 kontribusi PDB industri kreatif mengalami
penurunan yang disebabkan oleh melesunya bisnis di subsektor
industri kerajinan, desain, fesyen, dan Film, Video & Fotografi
yang merupakan bagian dari industri kreatif. Pada tahun 2006
ini, kontribusi PDB Industri Kreatif berdasarkan harga konstan
2000 adalah sebesar 104,787 triliun rupiah yaitu 5,67% dari

total PDB Nasional. Jika dihitung dengan nilai nominal senilai


189,4 triliun rupiah.

Gambar 1
Nilai PDB 9 Sektor Lapangan Usaha Utama dan Industri Kreatif di Indonesia Tahun 2006
Berdasar Harga Konstan Tahun 2000 (Ribu Rp)

Persentase kontribusi PDB subsektor Industri kreatif (subsektor


industri kreatif) terhadap sektor industri kreatif pada tahun 2006,
didominasi oleh subsektor (1) Fesyen (43,71% 45,8 triliun
rupiah); (2) Kerajinan (25,51% 26,7 triliun rupiah) ; dan (3)
Periklanan (7,93% 8,3 triliun rupiah), dimana rata-rata
kontribusi PDB subsektor industri kreatif terhadap sektor industri
kreatif pada tahun 2006 adalah sebesar 7,14%.

L a y a n a n K o m p u te r
d a n P ira n ti L u n a k
1 .0 4 0 .6 3 7 .8 6 1
0 ,9 9 %

S e n i P e r tu n ju k a n
1 2 4 .4 6 7 .6 4 4
0 ,1 2 %

P e r m a in a n
I n t e r a k t if
3 3 7 .3 9 2 .3 2 1
0 ,3 2 %

M u s ik
3 .8 2 4 .1 7 9 .4 1 1
3 ,6 5 %

P e n e r b it a n
& P e rc e ta k a n
4 .2 8 3 .9 8 9 .7 9 2
4 ,0 9 %

T e le v is i d a n
R a d io
2 .1 3 6 .8 2 7 .0 2 3
2 ,0 4 %
R is e t &
P engem bangan
9 6 9 .4 9 3 .8 2 3
0 ,9 3 %

A r s it e k t u r
4 .1 3 4 .4 4 6 .6 9 5
3 ,9 5 %

P e r ik la n a n
8 .3 0 5 .0 3 4 .3 6 7
7 ,9 3 %

P asa rS en idan
B a r a n g A n tik
6 8 5 .8 7 0 .8 0 5
0 ,6 5 %

F ilm , V id e o , F o t o g r a f i
2 5 0 .4 3 1 .9 8 3
0 ,2 4 %

75

K e r a jin a n
2 6 .7 3 1 .0 6 9 .1 5 0
2 5 ,5 1 %

Fesyen
4 5 .8 0 3 .7 6 9 .8 4 3
4 3 ,7 1 %

D e s a in
6 .1 5 9 .5 9 8 .5 9 6
5 ,8 8 %

Gambar 2

Gambar
3Kontribusi
PDB Subsektor
IndustriTahun
Kreatif2006
Tahun
2006Berdasarkan
Kontribusi
PDB Subsektor
Industri Kreatif
Berdasarkan
Harga Hargakonstan
konstan tahuntahun 2000

2000
Rata rata pertumbuhan industri kreatif
tahun 2002 2006 hanyalah sebesar 0,74% jauh di
bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sudah mencapai 5,24%. Industri kreatif ini
Ratarata pertumbuhan industri kreatif tahun 20022006
mengalami pertumbuhan yang maksimal pada tahun 2004yaitu mencapai 8,17%. Persentase
sebesar
0,74%
jauh pertumbuhan
di bawah pertumbuhan
ekonomi
pertumbuhanhanyalah
ini di atas
rata rata
persentase
ekonomi nasional
yang hanya
mencapai 5,03%.
nasional yang sudah mencapai 5,24%. Industri kreatif ini

Jika ditinjau secara


keseluruhan
sektor industri
kreatif, maka
mengalami
pertumbuhan
yang maksimal
padapertumbuhan
tahun 2004sektor
yaituini berada
di bawah rata rata pertumbuhan ekonomi nasional. Tetapi, jika dianalisis berdasarkan
mencapai 8,17%. Persentase pertumbuhan ini di atas rata-rata
subsektor industrinya, maka terdapat subsektor industri kreatif yang sangat potensial dan
persentasePDB
pertumbuhan
ekonomi PDB
nasional
yang hanya mencapai
memiliki pertumbuhan
di atas pertumbuhan
nasional.
Berdasarkan 5,03%.
rata rata pertumbuhan PDB tahunan periode 2002 2006, maka subsektor
Jika ditinjau secara keseluruhan sektor industri kreatif, maka
industri kreatif yang memiliki rata rata pertumbuhan di atas rata rata pertumbuhan
pertumbuhan
ini(1)
berada
di (1
bawah
rata-rata
pertumbuhan
ekonomi nasional
(5,24%)sektor
adalah:
Musik
8,06%);(2)
Penerbitan
dan Percetakan
(12,59%); (3)ekonomi
Periklanan
(11,35%);
(4) Arsitektur
(10,86%);
(5) Layanan
Komputer dan
nasional.
Tetapi,
jika dianalisis
berdasarkan
subsektor
Piranti Lunak (10,60%);(6) Televisi dan Radio ((8,51%); (7) Permainan Interaktif (8,24%); (8)
industrinya, maka terdapat subsektor industri kreatif yang sangat
Pasar barangseni (7,65%); (9) Seni Pertunjukan (7,65%).
potensial dan memiliki pertumbuhan PDB di atas pertumbuhan
Sedangkan pada tahun 2006, subsektor industri kreatif yang tetap memiliki pertumbuhan
PDBrata
nasional.
PDB di atas rata
pertumbuhan PDB Nasional adalah subsektor: (1) Arsitektur (11,98%);
Berdasarkan
rata-rata
pertumbuhan
PDB tahunan
2002(2) Pasar barang
seni (8,27%);
(3) Permainan
Interaktif
(7,59%);periode
(4) Musik
(6,78%); (5)
Layanan Komputer
Piranti
Lunakindustri
(7,54%). kreatif yang memiliki rata-rata
2006, dan
maka
subsektor

pertumbuhan di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional


(5,24%)

adalah:

(1)

Musik

(18,06%);(2)

Penerbitan

dan

Percetakan (12,59%); (3) Periklanan (11,35%); (4) Arsitektur


(10,86%); (5) Layanan Komputer dan Piranti Lunak (10,60%);(6)

10

Televisi dan Radio ((8,51%); (7) Permainan Interaktif (8,24%);


(8) Pasar barang seni (7,65%); (9) Seni Pertunjukan (7,65%).
Sedangkan pada tahun 2006, subsektor industri kreatif yang
tetap memiliki pertumbuhan PDB di atas rata-rata pertumbuhan
PDB Nasional adalah subsektor: (1) Arsitektur (11,98%); (2) Pasar
barang seni (8,27%); (3) Permainan Interaktif (7,59%); (4) Musik
(6,78%); (5) Layanan Komputer dan Piranti Lunak (7,54%).

Gambar 3
Pertumbuhan PDB Subsektor Industri Kreatif Tahun 2006

2.1.2 PROFIL KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KREATIF


Rata-rata jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri
kreatif periode 20022006 relatif besar, yaitu mencapai 5,4 juta
pekerja atau sebesar 5,79% dari total seluruh tenaga kerja di
Indonesia.

Sedangkan

pada

tahun

2006,

Industri

Kreatif

menyerap sebanyak 4,9 juta pekerja dan merupakan sektor ke5


yang menyerap tenaga kerja terbanyak setelah: Pertanian,
peternakan, Kehutanan dan Perikanan (40,14 juta Pekerja);
Perdagangan, Hotel dan Restoran (15,97 juta pekerja), Jasa
Kemasyarakatan (11,15 juta pekerja); Industri Pengolahan (10,55
juta pekerja).

Gambar 4
Jumlah Tenaga Kerja & Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja 9 Sektor Lapangan Usaha
Utama dan Industri Kreatif di Indonesia Tahun 2006

Subsektor

Industri

Kreatif

yang

berkontribusi

terhadap

penyerapan tenaga kerja di atas rata- rata adalah subsektor


Fesyen dan Kerajinan. Pada tahun 2006, jumlah tenaga yang
dapat diserap adalah: Fesyen mencapai 2,6 juta pekerja dan
Kerajinan mencapai 1,5 juta pekerja.

Gambar 5
Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja Subsektor Industri Kreatif Tahun 2006

Pertumbuhan Penyerapan tenaga Kerja sektor industri kreatif


terus menurun sejak tahun 2005-2006. Pada tahun

2006

pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sektor industri kreatif ini


adalah sebesar 8,116%, hal ini disebabkan oleh penurunan
penyerapan tenaga kerja di subsektor industri Kerajinan (
8,72%); Desain(30,85%); Fesyen (7,21%); dan Film, video dan
Fotografi (6,31%). Pertumbuhan Penyerapan tenaga kerja pada
sektor Industri kreatif terbesar terjadi di tahun 2004 yaitu
sebesar 15,656%. Hal ini disebabkan pertumbuhan penyerapan
tenaga kerja pada subsektor industri Musik 41,86%; televisi &
radio 14,52%; Seni Pertunjukan 12,34%; Fesyen 18,79%, Desain
54,55%; Kerajinan 6,83% dan Film, Video dan Fotografi 5,54%.

Gambar 6
Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Tahun 2006

Walaupun secara sektoral persentase pertumbuhan penyerapan


tenaga kerja sektor industri kreatif ini terus menurun, tetapi jika
ditinjau lebih detail, maka pada tahun 2006, terdapat 5
subsektor
pertumbuhan

industri

kreatif

penyerapan

yang

tenaga

memiliki

kerja

di

atas

persentase
rata-rata

pertumbuhan penyerapan tenaga kerja nasional dan subsektor


industri kreatif, yaitu: (1) Arsitektur (36,83%); (2) Layanan
Komputer dan Piranti Lunak (31,40%); (3) Permainan Interaktif
(30,75%); (4) Riset & Pengembangan (28,89%); dan (5)
Periklanan (26,2%).

Gambar 7
Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Subsektor Industri Kreatif Tahun 2006

Produktivitas tenaga kerja pada sektor industri kreatif cukup


baik. Hal ini terbukti, pada tahun 2006, produktivitas tenaga
kerja sektor industri kreatif ini, sudah berada di peringkat ke-7
yaitu Rp 21,375 juta/pekerja pertahun mengungguli sektor
Pertanian,
juta/pekerja

peternakan,
pertahun);

Kehutanan
Jasa

dan

Perikanan

Kemasyarakatan

(6,5

(15,024

juta/pekerja per tahun); Perdagangan, Hotel dan Restoran


(16,232 juta/pekerja pertahun).

Gambar 8
Produktivitas Tenaga Kerja Sektoral Tahun 2006

Pada tahun 2006, subsektor industri kreatif yang memiliki


produktivitas tenaga kerja di atas rata-rata adalah: (1) Desain
(Rp 126,745 juta/pekerja pertahun); (2) Televisi & Radio (Rp
126,659 juta/pekerja pertahun); (3) Arsitektur (Rp 126,659
juta/pekerja pertahun); (4) Pasar barang seni (Rp 126,659
juta/pekerja pertahun); (5) Permainan Interaktif (Rp 126,659
juta/pekerja pertahun); (6) Film,video, dan Fotografi (Rp
53,163

juta/pekerja

pertahun);

(7)

Fesyen(Rp

43,245

juta/pekerja pertahun); (8) Periklanan (Rp 22,601 juta/pekerja


pertahun).
1 6 0 .0 0 0
1 4 0 .0 0 0

P e rik la n a n
1 3 1 ,3 5 5

P e r m a i n a n I n te r a k ti f
133,779

A r s i te k tu r
1 3 1 ,3 5 5

R is e t &
P engem ban gan
1 3 1 ,3 5 5

L a y a n a n K o m p u te r
d a n P i r a n ti L u n a k
131,35 5

1 2 0 .0 0 0
1 0 0 .0 0 0
8 0 .0 0 0
P e n e r b i ta n &
P e r c e ta k a n
53 ,60 7

6 0 .0 0 0
4 0 .0 0 0
K e ra jin a n
1 6 ,1 7 4

M u s ik
4 0 ,5 8 6

D e s a in
20 ,5 9 3

1 9 ,4 6 6

2 0 .0 0 0
0

P asar S eni dan


B a r a n g A n ti k
1 4 ,6 7 9

F esyen
1 6 ,5 2 3

F ilm , V id e o ,
F o to g r a fi
1 4 ,9 4 9

S e n i P e r tu n j u k a n
1 4 ,6 1 2

R ata r ata
T e le v is i d a n R a d io
1 4 ,6 1 2

P r o d u k tiv itas
T K K elo m p o k IK

Gambar 9

GambarProduktivitas
10Produktivitas
TenagaKerjaSubsektor
Industri
Tahun 2006
Tenaga Kerja
Subsektor Industri Kreatif
Tahun Kreatif
2006
2.1.3 PROFIL PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI KREATIF
yang bergerak di sektor

PROFIL PERUSAHAAN DALAM


TRI KREATIF
JumlahINDUS
perusahaan
di Indonesia

Jumlah perusahaan industri


di Indonesia
bergerak
di sektor
industri kreatif
hingga tahun 20
kreatifyang
hingga
tahun 2006
ini mencapai
2,19 juta
ini mencapai 2,19 juta
perusahaan.
Pada
tahun
2006,
jumlahsektor
perusahaan
perusahaan.
Pada tahun
2006,
jumlah
perusahaan
industri sektor indu
kreatif ini melebihi jumlah
perusahaan
padaperusahaan
sektor: (1)pada
Listrik,
gas,
air bersih (25,4 r
kreatif ini
melebihi jumlah
sektor:
(1)dan
Listrik,
perusahaan); (2) Keuangan,
real estat, dan Jasa Perusahaan (170,010 ribu perusahaan);
gas, dan air bersih (25,4 ribu perusahaan); (2) Keuangan, real
Pertambangan dan Penggalian (359,5 ribu perusahaan); (4) Bangunan (737,2 r
estat, dan Jasa Perusahaan (170,010 ribu perusahaan); (3)
perusahaan); dan (5) Jasa Kemasyarakatan (1,767 juta perusahaan).
Pertambangan dan Penggalian (359,5 ribu perusahaan); (4)
K euangan,R eal
E s ta t d a n J a s a
P e ru s a h a a n
1 7 0 .0 1 0
0 ,4 0 %
P e n g a n g k u ta n d a n

Jasa
K e m a s y a ra k a ta n /
P u b lic S e rv ic e s
1 .7 6 8 .6 2 1
4 ,1 8 %

In d u s tri K re a tif
2 .1 8 8 .8 1 5
5 ,1 7 %

P e r ta n ia n ,
P e te rn a k a n ,
K e h u ta n a n , &
P e rik a n a n
2 0 .1 2 9 .0 0 0
4 7 ,5 8 %

Jumlah perusahaan di Indonesia yang bergerak di sektor industri kreatif hingga tahun 2006
ini mencapai 2,19 juta perusahaan. Pada tahun 2006, jumlah perusahaan sektor industri
kreatif ini melebihi jumlah perusahaan pada sektor: (1) Listrik, gas, dan air bersih (25,4 ribu
perusahaan); (2) Keuangan, real estat, dan Jasa Perusahaan (170,010 ribu perusahaan); (3)
Bangunan
(737,2 ribu
perusahaan);
dan (5) Jasa Kemasyarakatan
Pertambangan dan
Penggalian
(359,5
ribu perusahaan);
(4) Bangunan (737,2 ribu
perusahaan); dan(1,767
(5) Jasa
Kemasyarakatan
(1,767 juta perusahaan).
juta
perusahaan).
K euangan,R eal
E s ta t d a n J a s a
P e ru s a h a a n
1 7 0 .0 1 0
0 ,4 0 %

Jasa
K e m a s y a ra k a ta n /
P u b lic S e rv ic e s
1 .7 6 8 .6 2 1
4 ,1 8 %

P e rta n ia n ,
P e te r n a k a n ,
K e h u ta n a n , &
P e rik a n a n
2 0 .1 2 9 .0 0 0
4 7 ,5 8 %

In d u s tr i K r e a ti f
2 .1 8 8 .8 1 5
5 ,1 7 %

P e n g a n g k u ta n d a n
K o m u n ik a s i
3 .5 8 6 .3 0 0
8 ,4 8 %

P e r d a g a n g a n , H o te l
d a n R e s to ra n
1 0 .4 0 3 .4 3 6
2 4 ,5 9 %
Bangunan
7 3 7 .2 0 0
1 ,7 4 %

L i s tr ik , G a s , d a n A ir
B e rs ih
2 5 .4 0 0
0 ,0 6 %

P e r ta m b a n g a n d a n
P e n g g a lia n
3 5 9 .5 0 0
0 ,8 5 %

In d u s tri P e n g o la h a n
2 .9 3 3 .5 1 7
6 ,9 3 %

Gambar 10

Gambar
Perusahaan
pada9Sektor
Lapangan
UsahaUtamaTahun
2006
Jumlah11Jumlah
Perusahaan
pada 9 Sektor
Lapangan Usaha
Utama
Tahun 2006

Subsektor Industri Subsektor


Kreatif yang
berkontribusi
memiliki
jumlahmemiliki
perusahaan
di atas rata rata
Industri
Kreatif yang
berkontribusi
jumlah
subsektor industri
kreatif ini
adalah
subsektor
Fesyen
dankreatif
Kerajinan.
Pada tahun 2006,
perusahaan
di atas
rata-rata
subsektor
industri
ini adalah
jumlah perusahaan subsektor industri Fesyen mencapai 1,234 juta perusahaan dan
subsektor Fesyen dan Kerajinan. Pada tahun 2006, jumlah
Kerajinan mencapai 722,75ribu perusahaan.
perusahaan subsektor industri Fesyen mencapai 1,234 juta
perusahaan dan Kerajinan mencapai 722,75 ribu perusahaan.
S e n i P e r tu n ju k a n
1 .3 1 4
P e n e r b ita n &
0 ,0 6 %
P e rc e ta k a n
8 ,3 7 9
P e r m a in a n
0%
In te r a k tif
M u s ik
368
2 2 .0 2 8
0 ,0 2 %
1 ,0 1 %
F ilm , V id e o ,
F o to g ra fi
2 .6 2 5
0 ,1 2 %

Layanan
K14
o m p u te r d a n
P ir a n ti L u n a k
1 .1 3 6
0 ,0 5 %

R is e t &
Pengem bang an
1 .0 5 9
0 ,0 5 %

T e le v is i d a n
R a d io
2 2 .5 5 7
1 ,0 3 %

P e r ik la n a n
9 .0 7 0
0 ,4 1 %
A r s ite k tu r
4 .5 1 5
0 ,2 1 %

Pasar Seni dan


B a r a n g A n tik
1 0 .9 7 6
0 ,5 0 %
K e r a jin a n
7 2 2 .7 5 2
3 3 ,0 2 %

Fesyen
1 .2 3 3 .8 7 7
5 6 ,3 7 %

D e s a in
1 4 8 .1 5 8
6 ,7 7 %

Gambar 12Jumlah Perusahaan PadaSubsektor Industri Kreatif Tahun 2006

Pertumbuhan jumlah perusahaan sektor industri kreatif terus menurun sejak tahun 200
2006. Pada tahun 2006 pertumbuhan jumlah perusahaan sektor industri kreatif ini adala

P e r m a in a n
In te r a k tif
368
0 ,0 2 %

M u s ik
2 2 .0 2 8
1 ,0 1 %

1 .1 3 6
0 ,0 5 %

8 ,3 7 9
0%

1 ,0 3 %
P e r ik la n a n
9 .0 7 0
0 ,4 1 %
A r s ite k tu r
4 .5 1 5
0 ,2 1 %

F ilm , V id e o ,
Pasar Seni dan
F o to g ra fi
Gambar 11
B a r a n g A n tik
2 . Jumlah
625
Perusahaan Pada Subsektor Industri Kreatif Tahun 2006 1 0 . 9 7 6
0 ,1 2 %
0 ,5 0 %

Pertumbuhan jumlah perusahaan sektor industri kreatifK eterus


r a jin a n
7 2 2 .7 5 2

menurun sejak tahun 2005- 2006. Pada tahun 2006 pertumbuhan


3 3 ,0 2 %
jumlah perusahaan sektor industri kreatif ini adalah sebesar

Fesyen
1 . 2 3 3 12,40%,
.8 7 7
5 6 ,3 7 %

D e s a in

hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah1 4perusahaan


di
8 .1 5 8

6 ,7 7 %
subsektor industri Kerajinan (11,94%); Desain
(34,52%);

Gambar
12Jumlah
Perusahaan
PadaSubsektor
Kreatif
Tahun 200
6
Fesyen
(10,15%);
Film,
video dan Industri
Fotografi
(9,99%);
dan

Penerbitan
dan sektor
Percetakan
(30,67%).
jumlah
Pertumbuhan jumlah
perusahaan
industri
kreatif Pertumbuhan
terus menurun
sejak tahun 2005
2006. Pada tahun perusahaan
2006 pertumbuhan
jumlah
perusahaan
sektor
industri
kreatif ini adalah
pada sektor
Industri
kreatif terbesar
terjadi
di tahun
sebesar 12,40%, hal
ini disebabkan
penurunan
jumlah
perusahaan
di subsektor industri
2004
yaitu sebesaroleh
20,48%.
Hal ini
disebabkan
pertumbuhan
Kerajinan ( 11,94%); Desain ( 34,52%); Fesyen ( 10,15%); Film, video dan Fotografi (9,99%);
jumlah tenaga kerja hampir diseluruh subsektor industri kecuali
dan Penerbitan dan Percetakan (30,67%). Pertumbuhan jumlah perusahaan pada sektor
subsektor industri Pasar barang seni yang mengalami
Industri kreatif terbesar terjadi di tahun 2004 yaitu sebesar 20,48%. Hal ini disebabkan
pertumbuhan
sebesar
5,06%.
pertumbuhan jumlah
tenaga kerja
hampir
diseluruh subsektor industri kecuali subsektor
industri Pasar barangseni
yang mengalami
pertumbuhan
2.1.4 PROFIL
EKSPOR INDUSTRI
KREATIF sebesar 5,06%.
Dalam hal ekspor, sektor industri kreatif merupakan
PROFIL EKSPOR INDUS
TRI KREATIF
kontributor terbesar ke-4 dengan nilai ekspor tahun 2006 sebesar

Dalam hal ekspor,81,43


sektortriliun
industri
kreatif merupakan kontributor terbesar ke 4 dengan nilai
rupiah setelah ekspor komoditi: (1) Fuel &
ekspor tahun 2006 sebesar 81,43 triliun rupiah setelah ekspor komoditi: (1) Fuel &
Lubricants 245,98 triliun rupiah; (2) Machine & Transportation
Lubricants 245,98 triliun rupiah; (2) Machine & Transportation Equipment 127,36 triliun
Equipment 127,36 triliun rupiah; dan (3) Misc Manufacturing &
rupiah; dan(3) Misc
Manufacturing& Articles103triliun rupiah.
Articles 103 triliun rupiah.
C r e a tiv e I n d u s tr y
8 1 .4 2 8 .4 7 5 .8 3 4
9 ,1 3 %

R a w M a t e r ia l
1 0 5 .0 3 7 .9 0 0 .0 0 0
1 1 ,7 8 %

A n im a l & V e g e t a b le
O il F a t
5 5 .8 4 2 .8 2 0 .0 0 0
6 ,2 6 %

M is c M a n u f a c t u r in g
& A r t ic le s
1 0 2 .9 9 8 .6 0 9 .3 1 3
1 1 ,5 5 %

B e v e ra g e &
To ba cco
3 .2 4 7 .2 0 0 .0 0 0
0 ,3 6 %

C h e m ic a ls
4 6 .3 1 7 .7 0 0 .0 0 0
5 ,1 9 %
F o o d & L iv e
A n im a ls
4 5 .9 2 0 .8 2 0 .0 0 0
5 ,1 5 %

O t h e r C o m m o d it y
4 .8 1 1 .7 3 7 .6 0 8
0 ,5 4 %

F u e l & L u b r ic a n ts
M a c h in e &
2 4 5 .9 8 4 .4 2 0 .0 0 0
T r a n s p o r ta tio n
2 7 ,5 9 %
E q u ip m e n t
1 2 7 .3 6 2 .4 0 0 .0 0 0
1 4 ,2 8 %
Gambar 12
Kontribusi
Ekspor 10
Komoditi
Utama Indonesia
Tahun 2006
Gambar
13Kontribusi
Ekspor
10Komoditi
UtamaIndonesiaTahun
2006
M a n u f a c tu r in g
G oods
7 2 .7 6 5 .1 1 7 .2 4 4
8 ,1 6 %

15

Nilai ekspor sektor industri kreatif ini banyak disumbang oleh


subsektor industri Fesyen dengan rata-rata nilai ekspor 2002-2006
43,921 triliun rupiah (62,81%) dan subsektor industri Kerajinan
dengan rata-rata nilai ekspor 20022006 24,180 triliun rupiah
(35%). Masih banyak subsektor industri kreatif yang tidak tercatat

Nilai ekspor sektor industri kreatif ini banyak disumbang oleh subsektor industri Fesyen
melakukan
disebabkan
karenarupiah
sebagian
besar subsektor
dengan rata rata nilai
ekspor ekspor,
2002 2006
43,921triliun
(62,81%)
dan subsektor industri
bergerak
di 624,180triliun
bidang jasa yangrupiah
kemungkinan
Kerajinan dengan industri
rata ratakreatif
nilai eini
kspor
2002 200
(35%). Masih banyak
subsektor industri besar
kreatifdata
yang
tidak ini
tercatat
ekspor,
disebabkan
karena sebagian
ekspor
belummelakukan
dapat tercatat
dengan
baik oleh
besar subsektor industri
bergerak di bidang jasa yang kemungkinan besar data
lembagakreatif
ekspor ini
Indonesia.
ekspor ini belum dapat tercatat dengan baik oleh lembaga ekspor Indonesia.
S e n i P e r tu n ju k a n
0
0 ,0 0 %
F ilm , V id e o ,
F o to g ra f i
1 3 7 .2 0 3
0 ,0 0 %

P e r m a in a n
In t e r a k tif
7 5 .3 7 9 .5 1 8
0 ,0 9 %

M u s ik
2 3 8 .3 0 0 .1 5 6
0 ,2 9 %

P e n e r b ita n &
P e rc e ta k a n
6 0 ,8 9 8 ,4 7 6
0 .0 7 %
P e r ik la n a n
6 4 .6 2 6 .4 2 4
0 ,0 8 %

P asarS enid an
B a r a n g A n t ik
7 8 .0 3 3 .3 2 8
0 ,1 0 %

L a y a n a n K o m p u te r
d a n P ir a n ti L u n a k
0
0 ,0 0 %

T e le v is i d a n
R a d io
0
0 ,0 0 %

R is e t &
P engem bangan
0
0
,
0
0%
A r s ite k tu r
2 3 6 .4 5 0
0 ,0 0 %
K e r a jin a n
2 6 .4 1 4 .9 1 9 .0 7 7
3 2 ,4 4 %

Fesyen
5 3 .5 2 4 .3 3 6 .0 1 3
6 5 ,7 3 %

D e s a in
9 7 1 .6 0 9 .1 8 9
1 ,1 9 %

Gambar 13

Gambar
14Kontribusi
Ekspor Subsektor
Industri
Kreatif
Kontribusi
Ekspor Subsektor
Industri Kreatif
Tahun
2006 Tahun 2006

Nilai ekspor ini merupakan


nilaiiniekspor
yangnilai
sangat
optimistik
mengingat
Nilai ekspor
merupakan
ekspor
yang sangat
optimistiksebagian besar
dari industri fesyen
kita masih
bersifat
maklon,
belum
benar
benar
kreativitas
mengingat
sebagian
besar
dari industri
fesyen
kita
masihmenyentuh
bersifat
individu Indonesia.
Kontribusi ekspor industri kreatif mencapai 9,13% merupakan
maklon, belum benar-benar menyentuh kreativitas individu
kontribusi yang optimistik, dimana Menteri Perdagangan Republik Indonesia menyatakan
Indonesia. Kontribusi ekspor industri kreatif mencapai 9,13%
bahwa kontribusi ekspor industri kreatif yang realistis hanyalah sebesar 3 4%.
merupakan

kontribusi

yang

optimistik,

dimana

Menteri

Pertumbuhan ekspor tahunan (2002 2006) sektor industri kreatif berada di bawah rata rata
Perdagangan Republik Indonesia menyatakan bahwa kontribusi
pertumbuhan ekspor nasional. Pada tahun 2006 pertumbuhan ekspor industri kreatif
ekspor industri kreatif yang realistis hanyalah sebesar 3-4%.
hanyalah sebesar 4,67%,
jauh lebih rendah dari pertumbuhan ekspor nasional yang
Pertumbuhan ekspor tahunan (2002-2006) sektor industri
mencapai 12,64%. Walaupun demikian tidak semua subsektor industri kreatif memiliki
kreatif berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekspor nasional.
pertumbuhan ekspor di bawah rata rata pertumbuhan ekspor nasional, yaitu: (1) Arsitektur
(100,54%); (2) Film, video, & fotografi (66,96%); (3) Periklanan (37,49%); (4) Permainan
Interaktif (24,06%); (5) Pasar barangseni (22,035); dan Desain (14,19%).

Pada tahun 2006 pertumbuhan ekspor industri kreatif hanyalah


sebesar 4,67%, jauh lebih rendah dari pertumbuhan ekspor
nasional yang mencapai 12,64%. Walaupun demikian tidak semua
subsektor industri kreatif memiliki pertumbuhan ekspor di bawah
rata-rata pertumbuhan ekspor nasional, yaitu: (1) Arsitektur
(100,54%); (2) Film, video, & fotografi (66,96%); (3) Periklanan
(37,49%); (4) Permainan Interaktif (24,06%); (5) Pasar barang
seni (22,035); dan Desain (14,19%).
2.1.5 PROFIL DAMPAK INDUSTRI KREATIF TERHDAP SEKTOR
LAIN
Angka pengganda output terbesar subsektor industri kreatif
berada pada subsektor Film, Video dan Fotografi, sebesar 2,212.
Angka ini berarti, peningkatan investasi (atau peningkatan
permintaan akhir lain, tidak hanya investasi saja) pada subsektor
industri Film, Video, Fotografi sebesar Rp. 1 miliar, akan
meningkatkan output total perekonomian nasional sebesar Rp.
2,212 miliar. Setelah subsektor industri kreatif Film, Video dan
Fotografi, angka pengganda output terbesar diikuti oleh Musik
sebesar 2,155 dan Kerajinan sebesar 2,148.
Berdasarkan keterkaitan kearah hulu (backward linkage),
subsektor industri kreatif Musik memiliki koefisien linkage
terbesar, yaitu 2,15. Peningkatan output subsektor industri musik
akibat investasi atau final demand lain sebesar Rp. 1 miliar, maka
akan terjadi peningkatan output di sektor-sektor industri hulunya
sebesar Rp. 2,15 miliar. Setelah subsektor industri musik, ranking
subsektor industri kreatif berdasarkan keterkaitan ke arah hulu
terbesar diikuti oleh subsektor kerajinan sebesar 2,14 dan
subsektor seni pertunjukan sebesar 2,01.
Berdasarkan keterkaitan kearah hilir

(forward

linkage),

subsektor industri kreatif Penerbitan dan Percetakan memiliki


koefisien linkage terbesar, yaitu 7,52. Peningkatan output
subsektor industri penerbitan dan percetakan akibat investasi
atau final demand lain sebesar Rp. 1 miliar, akan mengakibatkan

peningkatan output di sektor-sektor industri hilirnya sebesar Rp.


7,52 miliar.
Setelah subsektor industri Penerbitan dan Percetakan, ranking
subsektor industri kreatif berdasarkan keterkaitan ke arah hilir
terbesar diikuti oleh subsektor Desain sebesar 6,98 dan subsektor
Periklanan sebesar 5,74.
2.2
KONTRIBUSI PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI KREATIF
Hingga saat ini, beberapa inisiatif yang telah dilakukan oleh
pemerintah untuk menumbuhkembangkan industri kreatif ini antara
lain:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, yaitu
pada Bab VI Pasal 17 yang menyatakan bahwa Desain produk
industri mendapat perlindungan hukum.
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri
dalam Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual.
3. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
20/MPP/Kep/I/2001

tentang

pembentukan

Dewan

Nomor
Desain

Nasional/Pusat Desain Nasional (PDN).


4. Pusat Desain Nasional (PDN) Sejak tahun 2001 s/d 2006, telah
memilih 532 desain produk terbaik Indonesia.
5. Tahun 2006, Departemen Perdagangan Republik

Indonesia

memprakarsai peluncuran program Indonesia Design Power yang


beranggotakan

Departemen

Perdagangan

RI,

Departemen

Perindustrian RI, Kementerian Koperasi dan UKM serta Kamar


Dagang Indonesia (KADIN).
6. Tahun 2007, diselenggarakan Pameran Pekan Budaya Indonesia,
berdasarkan arahan Presiden, dan diprakarsai oleh: Kantor Menteri
Koordinator Kesejahteraan Masyarakat, serta melibatkan lintas
departemen antara lain: Departemen Perindustrian, Perdagangan,
Budaya & Pariwisata, dan Kementrian UKM & Koperasi.
7. Tahun 2007, Departemen Perdagangan RI meluncurkan hasil studi
pemetaan Industri Kreatif Indonesia dan menetapkan 14 subsektor
Industri Kreatif Indonesia berdasarkan studi akademik atas
Klasifikasi Baku Usaha Industri Indonesia (KBLI) yang diolah dari
data Badan Pusat Statistik dan sumber data lainnya (asosiasi,

komunitas kreatif, lembaga pendidikan, lembaga penelitian) yang


rilis di media cetak, terkait dengan industri kreatif.

Anda mungkin juga menyukai