Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN INSTAGRAM TERHADAP

KESEHATAN MENTAL

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila yang diampu oleh Dr. Ganjar Muhammad Ganeswara, M.Pd.
dan Asep Dahliyana, S.Pd.,M.Pd.

disusun oleh:

Sofika Dwi Karnila (1900952)


Ayesha Zafar (1906119)
Husnul Devi Roswati (1907979)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas
segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Pengaruh Intensitas Penggunaan Instagram terhadap
Kesehatan Mental. Sholawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.

Tugas ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Dalam proses pembuatan makalah ini, kami harap dapat
membantu pembaca untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai
instagram yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam
isi dan bahasa penulisannya. Sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun,
sangat membantu kami demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 28 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................1
1.2 Identifkasi dan Rumusan Masalah..............................................................1
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA..............................................................................3


2.1 Perkembangan Instagram di Zaman sekarang...........................................3
2.2 Kesehatan Mental.......................................................................................5
2.3 Pengaruh Instagram terhadap Kesehatan Mental........................................7

BAB III KAJIAN PUSTAKA.............................................................................8


3.1 Jenis Penelitian..........................................................................................8
3.2 Sumber Data...............................................................................................8
3.3 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................8
3.4 Analisi Data ...............................................................................................8
3.5 Pelaksanaan Penelitian................................................................................9

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN........................................................10


4.1 Intensitas Penggunaan Instagram...............................................................10
4.2 Aktivitas Pengguna dalam Mengakses Fitur Instagram.............................12
4.3 Dampak Pengguna Instagram dalam Menggunakan Fitur..........................14
4.4 Tanggapan Positif dan Solusi terhadap Dampak Negatif Instagram..........22

BAB V PENUTUP...............................................................................................24
5.1 Kesimpulan.................................................................................................24
5.2 Saran ..........................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................25

ii
3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media sosial merupakan media komunikasi yang memiliki fungsi


efektif, efisien, dan tranparansi serta sangat berperan penting sebagai agen
perubahan dan pembaharuan di dalam kehidupan. Media sosial dijadikan
seperti jembatan dalam proses peralihan masyarakat yang tradisional ke
masyarakat yang modern. Media sosial sendiri digunakan oleh individu
menggunakan internet untuk membagikan foto, video, informasi, dan lainnya
(Taprial dan Kanwar, 2012), salah satu media sosial adalah instagram .

Kejadian pada zaman ini, khusunya Indonesia adalah maraknya media


sosial yang digunakan dan menjadi suatu kewajiban di dalam aktivitas
manusia sehingga menimbulkan rasa candu terhadap diri individu, bahkan
dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang.

Kesehatan mental itu sendiri memiliki arti, yakni keadaan


kesejahteraan yang menyadari potensinya sendiri, mengatasi berbagai stres
yang terjadi dalam kehidupannya, bekerja produktif, dan memberikan
kontribusi kepada lingkungan sekitarnya.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Penyusun dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan menjadi


bahan penelitian selanjutnya:
1. Perkembangan instagram di zaman sekarang
2. Kesehatan mental
3. Pengaruh instagram terhadap kesehatan mental

Maka dapat dirumuskan permasalahannya:


1. Bagaimana perkembangan instagram di zaman sekarang?
2. Apa yang dimaksud dengan kesehatan mental ?

1
3. Bagaimana pengaruh instagram terhadap kesehatan mental ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penulisan ini memiliki tujuan, yakni untuk mengetahui bagaimana
perkembangan instagram di zaman sekarang, mengetahui apa yang di maksud
dengan kesehatan mental, dan mengetahui pengaruh instagram terhadap
kesehatan mental.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi penulis, mengadakan penelitian seperti ini diharapkan bahwa seluruh


hasil penelitian dan tahapan penelitian yang diperoleh dapat memperluas
wawasan mengenai instagram yang berpengaruh terhadap kesehatan mental,
kepada para pembaca sehingga dapat bermanfaat dalam menyikapi
penggunaan media social di dalam kehidupan.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Instagram di Zaman sekarang

Berbagai aplikasi sosial yang tersedia dan sangat terkenal pada kalangan
pengguna telepon pintar (Smartphone) memiliki namanya tersendiri, yakni salah
satunya adalah instagram. Nama Instagram sendiri berasal dari kata insta yang
asalnya “instan” dan gram dari kata “telegram‟. Dapat disimpulkan sebagai
aplikasi untuk mengirimkan informasi dengan cepat, yakni dalam bentuk foto
maupun video yang disebar pada dunia maya.

Gambar 2.1 Tampilan Instagram di Web.

Penyuka dunia fotografi tidak akan menyia-nyiakan aplikasi ini. Dengan


banyaknya fitur dan juga fungsinya, dapat membuat seseorang tertarik untuk
menggunakannya. Foto yang diunggah dapat diambil dari album foto maupun
melalui kamera secara langsung. Instagram memiliki karakteristiknya sendiri,
yakni ada batas foto bentuk persegi, rasio aspek 16:9 dengan dapat memilih
portrait atau landscape. Instagram punya dua pendiri, yakni Kevin Systrom dan

Mike Krieger.

Perkembangan Instagram sangatlah pesat dan dibuktikan dengan


ketenarannya dengan banyaknya pengguna yang mencapai angka 150 juta.
Menjadikan pencapaian dengan angka yang fantastis. Instagram dapat menjadikan

3
sebagai sebuah cara marketing yang memakai produk sebagai sarana
komunikasinya. Kelebihan Instagram adalah menarik perhatian publik yang akan
menjadi sasaran dan sukarelawan tanpa menampilkan iklan. Namun, kelebihan ini
menjadikan siapapun akan mudah mengaksesnya di manapun dan kapanpun
sehingga dapat memunculkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang
menjadikan instagram memiliki kekurangan.

Pada Desember 2010, Instagram memiliki 1 juta pengguna yang terdaftar.


Pada Juni 2011 Instagram telah memiliki 5 juta pengguna dan jumlah tersebut
terus naik melewati angka 10 juta pada bulan September di tahun yang sama. Pada
bulan Juli 2011, Instagram mengumumkan bahwa 100 juta foto telah diunggah ke
platform layanan dan jumlah tersebut terus meningkat hingga mencapai angka 150
juta pada bulan Agustus 2011. Bulan April 2012, diumumkan bahwa lebih dari 30
juta akun telah aktif di Instagram. Dan pada bulsn Juni 2018, menembus angka 1
miliar pengguna, di mana itu merupakan angka yang fantastik dan perkembangan
instagram tidak mengalami kemuduran, bahkan mengalami peningkatan secara
signifikan.

Gambar 2.2 Grafik Pertumbuhan Pengguna Instagram


(Sumber: www.statista.com)

4
Salah satu survei yang dilakukan oleh situs Social On The Rocks, sebuah
web terkemuka untuk gadget & technology yang berbasis di Amerika Serikat,
menemukan bahwa sebanyak 67% pengguna Instagram adalah usia produktif
sekitar umur 18-34 tahun. Terdapat lebih banyak pengguna wanita (55%) daripada
pengguna laki-laki yang jumlahnya sebesar 45%. Hal tersebut kemungkinan
terbesarnya adalah pengaruh dari kecenderungan wanita untuk lebih terbuka
dalam berbagi kehidupan pribadinya di dalam media sosial, dibandingkan dengan
laki-laki yang lebih tertarik pada kebutuhan yang berhubungan dengan karier dan
sekadar mencari hiburan dan informasi semata.

Dalam aplikasi sendiri memiliki beberapa peraturan yang ditetapkan bagi


penggunanya, salah satunya instagram memiliki aturan. Diantaranya, Term of
Use, yakni persyaratan untuk bisa memiliki akun Instagram harus berusia minimal
13 tahun atau lebih. Selain itu, ada pula pembatasan terhadap posting yang berupa
kekerasan, telanjang, sebagian telanjang, atau bernada seksual. Pengguna
mendapatkan hak kepemilikan konten di Instagram. Instagram tidak mengklaim
hak kepemilikan dalam teks, file, gambar, foto, video, suara, karya musik, karya
tulisan, aplikasi, atau bahan lain yang di-posting oleh pengguna. Pada awal
peluncurannya yakni tahun 2012, Instagram telah membuat profil web yang
memungkinkan pengguna untuk memiliki profil diri serta menampilkan foto-foto
Instagram mereka dalam tampilan ala sosial media, tetapi tidak dapat diperbesar
ukuran gambar pada profil diri. Pengguna Instagram dapat menjangkau jauh lebih
banyak pengunjung melalui tampilan baru tersebut. Publik yang tidak memiliki
akun Instagram juga dapat menikmati seluruh foto yang ada di Instagram melalui
website ini tanpa harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu.

2.2 Kesehatan Mental

Pada mental yang sehat tak akan telepas dari kata sehat dan sakit secara
fisik. Berbagai penelitian telah mengungkapkan adanya hubungan antara
kesehatan fisik dan mental individu, dimana pada individu dengan keluhan medis
menunjukkan adanya masalah psikis hingga taraf gangguan mental. Sebaliknya,
individu dengan gangguan mental juga menunjukkan adanya gangguan fungsi

5
fisiknya. Sehat dan sakit termasuk kategori kondisi biopsikososial yang menyatu
dalam kehidupan.

Aspek-aspek kesehatan mental menurut Veit dan Were (1983) mencakup dua
aspek, yaitu :

a. Aspek psychological distress mendeskripsikan individu yang berada dalam


keadaan kesehatan mental yang buruk atau negatif. Keadaan kesehatan mental
yang negatif diukur berdasarkan adanya symptom klinis yang dirasakan individu.
Simptom yang muncul memberikan dampak pada individu maupun sosial
seseorang. Ada tiga symptom, yaitu tingginya tingkat kecemasan baik dalah hal
fisik maupun psikis, depresi yang muncul akibat perasaan sedih yang berlebihan,
dan kehilangan kontrol.

b. Aspek kesejahteraan psikologi (pshcological well-being). Pada aspek ini


menjelaskan keadaan individu yang memiliki mental yang baik atau sejahtera. Hal
ini dilihat dari indikator yang dirasakan oleh individu seperti, kepuasan dalam
hidup atau life statisfaction, emotional ties, dan general positive affect. Individu
yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik akan memiliki kepuasan
tehadap dirinya sendiri, keterikatan emosi dengan orang-orang yang berada
disekitarnya, dan selalu memiliki tujuan atau pencapaian yang realistis.

Menurut Kartono, Seseorang yang bermental sehat adalah yang dapat


menampilkan tingkah laku yang bisa diterima masyarakat, sikap hidupnya sesuai
norma sehingga ada relasi interpersonal & intersosial yang memuaskan (1989).
Individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk
menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan memperhatikan
perasaan orang lain, serta memiliki sikap hidup yang bahagia (Karl Menninger).
Menurut Lowenthal, individu yang sehat mental dapat dapat didefinisikan dalam
dua sisi, secara negative, yakni gangguan mental dan secara positif, yaitu
karakteristik individu sehat mental. Adapun karakteristik individu sehat mental
mengacu pada kondisi atau sifat-sifat positif, seperti: kesejahteraan psikologis
(psychological well-being) yang positif, karakter yang kuat serta sifat-sifat baik/
kebajikan (2006).

6
Terdapat konsepsi yang salah mengenai kesehatan mental. Selama ini
masih banyak mitos dan konsepsi yang diyakini masyarakat Indonesia mengenai
kesehatan Mental yang keliru, yakni gangguan mental adalah herediter/
diturunkan, gangguan mental muncul secara tiba-tiba, gangguan mental
merupakan aib/noda bagi lingkungannya, gangguan mental merupakan peristiwa
tunggal, dan gangguan mental tidak dapat disembuhkan.

Kesehatan mental cukup dipahami dan ditangani oleh satu disiplin ilmu
saja, kesehatan mental dipandang sama dengan “ketenangan batin”, yang
dimaknai sebagai tidak ada konflik, tidak ada masalah, hidup tanpa ambisi,
pasrah.

2.3 Pengaruh Instagram terhadap Kesehatan Mental

Media instagram banyak digunakan pada remaja maupun orang dewasa


yang dapat menyebabkan dan memunculkan berbagai masalah psikologis yang
berkaitan dengan kesehatan mental pada diri pengguna tanpa disadari. Berbagai
fitur yang terdapat pada situs jejaring sosial dapat menjadi salah satu penyebab
kecanduan, terutama meningkatnya waktu penggunaan situs media sosial (Kuss &
Griffiths 2011). Media sosial dapat berdampak positif maupun negatif tergantung
pada seseorang menggunakan instagram ini untuk hal apa.

Dampak positif media sosial bagi anak-anak, yaitu dimanfaatkan untuk


memperluas jaringan pertemanan, anak dan remaja dapat termotivasi untuk belajar
mengembangkan diri, melalui temanteman yang dijumpai ketika anak mengakses
media sosial, situs media sosial membuat anak lebih bersahabat, perhatian dan
empati. Namun, dampak negatifnya penggunaan media sosial yang tinggi, akan
menyebabkan kecanduan bagi penggunanya dan memengaruhi kesehatan
mentalnya (Alciano Gani, 2015).

7
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian bersifat
deskriptif analitis, yaitu dengan cara mengumpulkan data yang
menggambarkan atau memaparkan fakta-fakta maupun data-data serta
analisis dari hasil penelitian yang bertujuan memperoleh gambaran, guna
mendukung argumentasi suatu permasalahan secara sistematis dan
terstruktur.

3.2 Sumber Data


Sumber data penulisan ini menggunakan data primer yang
diperoleh melalui penyebaran angket secara daring ke masyarakat umum
serta data sekunder yang diperoleh melalui kepustakaan yang dilakukan
dengan membaca berbagai buku, jurnal, dan literatur yang tersedia, baik
dalam cetakan maupun elektronik, serta studi terdahulu yang memiliki
kaitan dengan tujuan dan objek penulisan ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik deskriptif
kualitatif dengan melakukan penyebaran angket ke masyarakat luas dan
teknik analisis dokumen. Penulis mengumpulkan data dari berbagai
sumber baik buku maupun jurnal.

3.4 Analisis data


Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan dalam
periode tertentu. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan model
penelitian kualitatif dan analisis interaktif yang meliputi: pengumpulan

8
data, reduksi data (reduction), sajian data (display), dan verifikasi
data/penarikan kesimpulan (conclusion drawing).

Pengumpulan Reduksi Menyajikan Penarikan


Data Data Data Kesimpulan

(Miles & Huberman:1979)

3.5 Pelaksanaan Penelitian


Waktu : 29-30 Maret 2020
Sasaran : Masyarakat pengguna Instagram
Sarana :Formulir Google

9
BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Intensitas Penggunaan Instagram


Instagram menyajikan beragam fitur yang dapat dinikmati para
pengguna. Fitur yang menarik inilah yang membuat pengguna betah
berlama-lama bermain instagram. Tak hanya itu, mudahnya menggunakan
aplikasi instagram ini, membuat masyarakat semakin intens membuka
aplikasi tersebut. Data yang didapat menunjukkan usia terkecil pengguna
instagram ialah 15 tahun dan usia tertinggi mencapai 25 tahun. Dominan
pengguna instagram ialah perempuan (76,6%).

Gambar 4.1 Data jumlah jenis kelamin


Dari data angket yang diberikan, pengguna sangat setuju (48,4%)
membuka instagram setiap hari dan pengguna yang setuju (28,1%). Hal ini
menunujukkan pengguna membuka instagram hampir setiap hari.

10
Gambar 4.2 Saya membuka instagram setiap hari
Namun, ada data pengguna sangat tidak setuju (32,8%) tidak bisa
tidak membuka instagram dalam sehari, dan pengguna tidak setuju
sebanyak 26,6%. Artinya 59,3% orang tidak terlalu kecanduan atau
bergantung pada instagram dan 40,7% pengguna sangat bergantung pada
instagram.

Gambar 4.3 Saya tidak bisa jika tidak membuka instagram dalam
sehari

11
4.2 Aktivitas pengguna dalam mengakses fitur instagram

Gambar 4. 4 Saya mengunggah di feed instagram setiap


minggunya
Dari data yang didapat, 98,4% pengguna tidak mengunggah feed di
instagram setiap minggunya, artinya jarang menunggah feed dalam
seminggu.

Gambar 4.5 Saya mengunggah instastory setiap hari


Dan jumlah pengguna yang menunggah instastory setiap hari
hanya sebanyak 18,7%. Data tersebut menunjukkan sebagian besar
pengguna tidak selalu mengabadikan momen atau berbagi informasi setiap
harinya.

12
Gambar 4.6 Saya suka mengikuti akun selelebgram

Gambar 4.7 Saya suka mengikuti akun info/berita


Pengguna instagram tak hanya pengguna personal atau individu
saja, banyak akun pengguna yang menyajikan informasi atau berita yang
dikendalikan oleh lebih dari satu orang. Dari data yang didapat sebanyak
75% pengguna lebih suka mengikuti akun yang menyajikan informasi atau
berita dan sebanyak 65,6% pengguna juga suka mngikuti akun selebgram
atau akun yang menurutnya menarik. Hal ini menunjukkan pengguna
memanfaatkan instagram untuk membaca berita atau informasi lebih besar
dari pada melihat akun selebgram walaupun perbandingan hanya selisih
9,4%. Tak heran, karena data menunjukkan 67,2% pengguna juga lebih
suka berbagi informasi atau berita di instagram.

13
4.3 Dampak Pengguna Instagram dalam Menggunakan Fitur
4.3.1 Faktor dari aktivitas pengguna
Fitur instagram seperti feed, instastory, ikon like, komentar,
data followers dan followinng dan lain sebagainya yang sangat
beragam memberikan dampak perilaku dan perasaan yang
ditimbulkan.

Gambar 4.8 Saya berharap like dan komentar


Adanya fitur like dan komentar di instagram, sebanyak 34,3%
pengguna sangat berharap pada jumlah like dan komentar disetiap
unggahannya.
Dan 64,1% sangat senang jika mendapat banyak like di
unggahan milik pribadinya. Artinya pengguna senang jika
unggahannya ditanggapi baik oleh yang melihatnya. Lalu sebanyak
29,7% pengguna sering berkomentar di unggahan orang lain.
Fitur selanjutnya yaitu ikon yang menunjukkan jumlah pengikut
di instagram (followers). Sebanyak 31,3% pengguna sering
memperhatikan jumlah pengikut milik pribadi dan orang lain.
Artinya sebagian kecil pengguna membandingkan jumlah pengikut
yang dimilikinya dengan orang lain.
Dalam mengunggah foto atau video di instagram, pasti ada
alasan tersendiri. Dari data yang didapat sebanyak 54,7%
menganggap instagram sebagai sarana mengekspresikan hobi atau
keahlian yang dimiliki. Dan tak hanya itu, sebanyak 57,8%

14
pengguna menganggap instagram sebagai sarana berbagi momen
kebahagiaan yang pernah atau sedang dialami pengguna. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar alasan mengunggah di
instagram sebagai bentuk ekspresi kebahagiaan yang dimilikinya.
Data yang didapat pun menujukkan sebanyak 78,1%
pengguna memilih foto atau video terbaik untuk diunggah di
instagram. Dan sebanyak 57,8% pengguna mengedit foto sebelum
diunggah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengguna ingin tampil
yang terbaik dalam menujukan foto atau video yang diunggah dan
sebagian besar mengeditnya agar foto atau video yang diunggah
terlihat lebih baik.
Selanjutnya dari data yang didapat, sebanyak 48,5%
pengguna ingin mencoba hal yang menarik seperti yang dilakukan
temannya di instagram.
Sebanyak 32,1% pengguna merasa lupa waktu jika sudah
membuka instagram. Hal ini dapat diartikan pengguna sangat
menikmati hal-hal yang disajikan di instagram.
4.3.1 Dampak pengguna instagram terhadap kesehatan mental
Hal yang mempengaruhi gangguan kesehatan mental,
menurut Sururin, M.Ag. yaitu yang mempengaruhi perasaan, rasa
yang dimaksud seperti rasa cemas, takut, iri hati, dengki, sedih tak
beralasan, marah pada hal yang remeh, bimbang, merasa diri rendah
(minder), frustasi, pesimis, putus asa, apatis, dan sebagainya.
Melihat dari hal itu, ada dampak yang diterima pengguna
dalam menggunakan instagram terhadap kondisi perasaannya. Hal
ini dibuktikan dengan adanya data sebagai berikut.

15
Gambar 4.9 Saya merasa iri jika melihat teman saya
memamerkan benda/aktivitas menarik di instagram

Sebanyak 21,9% pengguna merasa iri jika melihat


temannya memamerkan benda/aktivitas menarik di instagram. Hal
ini menyebabkan hilang rasa bersyukur atas apa yang dimilikinya.
Hal ini juga dibuktikan dari angket isian. Ada yang
mengatakan dari salah satu responden bahwa “...ketika membuka
instagram saya sering merasa iri dengan story temen2 di
instagram....”.

Gambar 4. 10 Saya merasa minder jika unggahan saya tidak


sebaik teman saya di instagram

16
Sebanyak 17,2% merasa minder jika unggahannya tidak
sebaik temannya di instagram. Adapun data dari responden yang
mengatakan bahwa “Merasa minder dengan orang lain.”
Karena data sebelumnya menujukkan bahwa sebagian besar
pengguna ingin terlihat baik terhadap sesuatu yang diupload.

Gambar 4.11 Saya kesal jika ada yang berkomentar buruk atas unggahan
saya

Sebanyak 42,2% pengguna kesal jika ada komentar buruk


atas unggahannya. Dibuktikan dengan adanya data dari salah satu
responden yang mengatakan “Kesel banget kalau tiba tiba ada
yang ngebully di instagram yang bikin insecure gtu pokonya jadi
kepikiran ajaa apapun hal yang aku lakuin di instagram selalu di
komentarin yang ngga enak gtuuu sebenernya.” Walau sekecil
apapun komentar yang diberikan dapat memberikan pengaruh
terhadap perasaan orang lain.

17
Gambar 4. 12 Saya merasa iri jika membaca komentar pujian di
unggahan teman saya

Sebanyak 6,2% pengguna merasa iri jika membaca


komentar pujian di unggahan milik temannya.

Gambar 4.13 Saya merasa sedih tak beralasan jika melihat


unggahan di instagram

Sebanyak 10,9% pengguna merasa sedih tak beralasan jika


melihta unggahan di instagram.

18
Gambar 4.14 Saya takut jika unggahan saya jelek di mata orang
lain

Sebanyak 26,5% pengguna takut jika unggahannya jelek


atau buruk di mata orang lain. Hal ini dibuktikan adanya responden
yang mengatakan “Insecure yg bikin mental down”.
Selanjutnya ada dampak terhadap pikiran yakni
terganggunya kesehatan mental dapat dipengaruhi juga oleh
pikiran seseorang yang kurang baik, seperti mudah lupa, tidak
dapat melanjutkan rencana yang telah disusun, dan sebagainya.

Gambar 4.15 Saya selalu membandingkan diri saya dengan orang


lain di instagram
Sebanyak 18,8% pengguna selalu membandingkan dirinya
dengan orang lain di instagram. Ada salah satu responden yang
mengatakan “Gangguan mental karena sering membandingkan

19
harta orang lain dengan milik sendiri.” Karena instagram
dianggap sebagai ajang menampilkan diri yang terbaik atas apa
yang dimiliki masing-masing. Dan ini menyebabkan hilangnya rasa
bersyukur, tidak mencintai diri sendiri.

Lalu ada dampak terhadap kelakuan yaitu perilaku yang


dimaksud seperti nakal, suka berbohong, menganiaya diri sendiri
atau orang lain, dan berbagai perilaku yang menyimpang lainnya.

Gambar 4.16 Saya pernah berbohong dalam mengunggah sesuatu


di instagram

Sebanyak 7,8% pengguna pernah berbohong dalam


mengunggah sesuatu di instagram. Walaupun hanya sebagian, ini
tetap berpengaruh terhadap perilaku pengguna. Berbahaya jika
telah menjadi kebiasaan. Adapula data dari responden yang
mengatakan “Pernah waktu itu teman saya sendiri mengunggah
foto saya di insta story dengan kata kata yg tidak benar tentang
saya,sehingga tersebar luas di instagram.”

20
Gambar 4.17 Saya memblokir akun orang yang meng-unfollow
akun saya
Sebanyak 6,3% pengguna memblokir akun orang yang
berhenti mengikuti akun miliknya. Mungkin karena kesal terhadap
seseorang dan tidak ingin lagi melihat akun tersebut atau merasa
terganggu dengan kehadirannya.
Adapula data dari responden yang mengatakan “Dampak
yang paling buruk dan bikin stress banget adalah ketika akun saya
dihack oleh orang yang berniat jahat. Setelah itu yang menghack
akun saya tuh mendm temen² saya dengan menjelek²an... Alhasil
pertemanan saya jadi hancur, padahal saya tidak ngelakuin apa²,
tapi temen saya tetep percaya bahwa itu saya. Dan saya dicap
bermuka dua oleh teman² sekelas... So sad.”
Sangat prihatin jika kehidupan pribadi orang diusik oleh
yang tidak bertangung jawab. Walaupun memang instagram ini
sangat terbuka sekali dan data yang tersimpan pun kurang dijaga
kerahasiaannya. Sehingga orang bisa saja menyalahgunakan akun
untuk perbuatan buruk.
Akibat dari lamanya penggunan instagram juga
berpengaruh terhadap segi kesehatan fisik. Ada beberapa
responden yang mengatakan “Kepalanya jadi pusing dan mata
sakit.” “Mataku tambah minus.” “Sering pusing kalau terlalu

21
lama buka instagram”. Hal ini ada hubungannya juga karena
pengaruh dari layar ponsel dan durasi penggunaan instagram.

4.4 Tanggapan Positif dan Solusi terhadap Dampak Negatif Instagram


Dibalik dampak negatif pengguna instargram terhadap kesehatan
mental, ada dampak positif yang di yakini sebagian responden.
Dibuktikan adanya angket yang mengatakan “Setelah
menggunakan Instagram, saya menjadi lebih happy.” Lalu adapula yang
mengatakan “karena instagram itu menurut saya hanya sebuah media
meng-ekspresikan diri, untuk jumlah dan komen saya pribadi kurang
peduli.” Mereka senang adanya kehadiran instagram karena tidak peduli
dengan sesuatu yang menurutnya tidak penting untung diperhatikan.
Karena mereka selalu berpikir positif, dibuktikan ada pengakuan dari
responden “Saya selalu berpikir positif dalam setiap unggahan postingan
saya maupun orang lain.”
Adapula salah satu responden yang awalnya merasakan gangguan
kesehatan terhadap mentalnya, dan setelah ia berhenti bermain instagram
sementara waktu, ia menjadi lebih sehat. Berikut penyaataannya “Dulu
sering membuka instagram hingga lupa waktu, ketika membuka instagram
saya sering merasa iri dengan story temen2 di instagram. Kemudian saya
berfikir bahwa hal tersebut tidak baik jika terus berlangsung sehingga
saya putuskan untuk menghapus instagram dari hp. Ya, saya berhasil
melewatinya tidak membuka instagram bahkan hampir 1-2 bulan tidak
membuka instagram, sesekali membuka instagram lewat web dan itupun
tudak membuka story hanya melihat berita2 yang sedang trending saat itu
atau membaca hal2 lain. Saya pernah menginstal instagram lagi untuk
kepentingan2 harus upload ini atau ya kepentingan mendesak lainnya
berkaitan kepanitiaan. Sampai saat ini saya merasa lebih baik tanpa
menggunakan instagram atau melihat story temen2, saya merasa hidup
lebih tenang dan bisa menikmati hidup saya di kehidupan nyata. Menurut
saya bukan tidak bileh membuat story atau melihat story di sosmed. Boleh
saja, tapi jika kamu org yg sama seperti aku yg suka iri liat story2 org

22
sebaiknya menghindari lebih baik nikmati hidup kamu di kehidupan nyata,
akan tetapi kalau kamu bisa mengendalikan diri silahkan saja.
Bergantung sifat org tersebut sih heheh.”

Gambar 4. 18 penyataan responden


Responden tersebut memberikan solusi jika memiliki rasa iri
terhadap unggahan orang lain yaitu dengan mengurangi penggunaan waktu
penggunaana instagram. Hal ini demi kesehatan mental agar tetap sehat.
Oleh karena itu, pengguna instagram harus dapat lebih bijak lagi
terhadap berita atau unggahan yang dilihat. Dan harus tetap berpikir
positif.

23
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh instagram terhadao kesehtan mental,
dapat dismpulkan bahwa terdapat dampak negatifnya yaitu tehadap
kesehatan mental dalm aspek perasaan, yang menyebabkan hilangnya rasa
percaya diri, timbul rasa iri, kesal, dan lain sebagainya. Adapula dampak
terhadap perilakunya, hingga memunculkan sifat kebencian, kebohongan,
hingga mengambil alih akun orang lain tanpa seizin pemiliki akun.
Dibalik itu semua, ada beberapa orang yang merasa dirinya tidak
terkena dampak negatif. Hal ini dikarenakan, mereka tidak terlalu
mempedulikan tanggapan orang, memanfaatkan instagram dengan sebaik-
baiknya, tidak menggangtungkan hidup ada instaram dan selalu berpikir
positif.
Bagi orang-orang yang terkena racun atau dampak negatif
instagram dapat dilakukan dengan cara membatasi waktu instagram, lebih
mengutamakn waktu kebersamaan denga orang di sekitar, mendekatkan
diri kepada tuhan, dan selalu berpikir positif.

5.2 Saran
Saran saya terhadap penelitian ini yaitu diharapkan kepada para
ahli untuk perlu dikembangkan lagi penelitian ini, karena mungkin
gangguan kesehatan mental bukan hanya akibat penggunaan instagram.
Karena tidak mudah dalam mendiagnosis seseorang tyang terkena
gangguan mental. Penelitian yang disajikan di makalha ini hanya melihat
dari gejala secara umum dan mengakaitkan dari sumber pustaka.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ghazali , Miliza. 2016. Buat Duit Dengan Facebook dan Instagram.


Malaysia. Publishing House.

Salbino, Sherief. 2014. Buku Pintar Gadget Android Untuk Pemula.


Jakarta. Kunci Komunikasi.

Hendroyono, Handoko. 2012. Brand Gardener. Tangerang. Literati.

Kartika Sari Dewi. 2012. Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang. UPT
UNDIP Press Semarang.

25

Anda mungkin juga menyukai