Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PENGGUNAAN INSTAGRAM TERHADAP PERILAKU REMAJA

KHUSUSNYA MAHASISWA ADMINISTRASI PUBLIK UNIVERSITAS NASIONAL


JAKARTA ANGKATAN 2019
(Studi Fenomenologi terhadap Pengguna Instagram)

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

DISUSUN OLEH:
Sari Meitami
193515516024

DOSEN PENGAMPU:
Dr. A.F. Sigit Rochadi, M.Si.

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini teknologi komunikasi yang paling lumrah adalah pemanfaatan telepon genggam
atau smartphone (ponsel pintar). Tentunya smartphone diisi dengan berbagai macam aplikasi
penunjang di dalamnya. Beragam aplikasi termasuk di dalamnya yaitu media sosial seperti
facebook, twitter, line, whatsapp, dan tak lupa instagram yang memang kala ini viral.
Aplikasi penunjang tersebut membuat masyarakat sekain betah berlama-lama
menggunakannya. Instagram itu sendiri adalah salah satu aplikasi yang paling banyak
digunakan masyarakat. Dalam sehari-harinya masyarakat mampu mengunggah foto dan video
melalui instagram. Salah satu subyek yang menggunakan Instagram mengungkapkan alasan
mengapa menggunakan Intagram, ia pun menjawab, “Saya hanya berusaha untuk menjadi a
man on the right way” (FW.MB:82). Tak heran jika saat ini manusia masuk dalam era
information society. Information society atau masyarakat informasi merupakan istilah untuk
menggambarkan fenomena masyarakat kita dimana mereka membuat kemungkinan terbaik
dalam menggunakan informasi dan teknologi komunikasi baru untuk keuntungan penuh yang
meliputi aspek kehidupannya (Webster, 2006, p. 8-9). Pemanfaaatan maksimal dalam
teknologi komunikasi baru dilakukan oleh salah satu subyek yang menggunakan Instagram
sebagai alat untuk memberikan penghargaan bagi orang yang bermakna bagi subyek. Hal
tersebut di atas juga mengindikasikan adanya sebuah pemaknaan khusu pada sebuah foto
yang diunggah pada Instagram.
Membahas kreativitas-kreativitas yang ada pada diri seseorang tentunya menarik jika
menggali lebih dalam bagaimana diri kreatif yang ada pada suatu pribadi. Bagi seorang
kreator mestinya memiliki yang namanya penggerak utama dalam kegiatan yang dilakukan,
pemaknaan tersendiri dengan hidupnya, tujuan tertentu dan menggunakan alat untuk
mencapai tujuan yang diinginkan yang mana buahnya adalah hasil karya yang dihasilkan.
Seperti apa kira-kira jika kreativitas-kreativitas ini digali pada pengguna Instagram yang
syarat makna atas foto-foto yang diunggah dalam Instagramnya? Tentunya akan menjadi hal
yang menarik.
Seiring dalam perkembangannya, instagram memiliki banyak fungsi yang dapat dinikmati
oleh penggunanya, namun disisi lain instagram juga memiliki sifat merubah perilaku
penggunanya (konsumen) remaja khususnya mahasiswa administrasi publik UNAS Jakarta
angkatan 2019. Di era yang modern ini sangat banyak hal-hal yang mampu merubah perilaku
manusia didunia, termasuk aplikasi-aplikasi yang bermunculan tentu memiliki sifat positif
dan negatif. Aplikasi-aplikasi di era modern ini sangat memiliki peran besar terhadap
tingkahlaku penggunanya bagi remaja khususnya mahasiswa administrasi publik UNAS
Jakarta angkatan 2019.

1.2 Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah di atas, maka ditemukan pokok
permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana karakteristik instagram terhadap perilaku remaja (mahasiswa administrasi
publik UNAS Jakarta angkatan 2019)?
2. Bagaimana pengaruh instagram terhadap perilaku remaja (mahasiswa administrasi publik
UNAS Jakarta angkatan 2019)?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan tentunya menggali lebih dalam tentang:
1) Karakteristik instagram terhadap perilaku remaja khususnya mahasiswa administrasi
publik UNAS Jakarta angkatan 2019.
2) Terpaan sosial media di era modern terhadap perilaku remaja khususnya mahasiswa
administrasi publik UNAS Jakarta angkatan 2019.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis, metodologis, dan
praktis. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut.
1. Secara metodeologis, penelitian ini diharapkan dapat menambah rujukan keilmuan
dalam penelitian selanjutnya mengenai terpaan media sosial di era modern terhadap
perilaku remaja.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan bagi penelitian ilmu komunikasi khususnya mengenai pengaruh media
sosial di era modern.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dan Teori


2.1.1 Pengertian Instagram
Instagram berasal dari kata “instan” atau “insta”, seperti kamera polaroid yang dulu
lebih dikenal dengan “foto instan” (Pengertian instagram, 2012, dalam
http://.id.wikipedia.org./wiki/instagram, diakses pada tanggal 14 Januari 2021). Instagram
juga dapat menampilkan foto-foto secara instan dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata
“gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja telegram adalah untuk mengirimkan
informasi kepada orang lain dengan cepat. Begitu pula dengan Instagram yang dapat
mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang
disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal dari kata
“instan-telegram” (Putri, 2013:14).
Menurut Bambang, Instagram adalah sebuah aplikasi dari Smartphone yang khusus
untuk media sosial yang merupakan salah satu dari media digital yang mempunyai fungsi
hampir sama dengan twitter, namun perbedaannya terletak pada pengambilan foto dalam
bentuk atau tempat untuk berbagi informasi terhadap penggunanya. Instagram juga dapat
memberikan inspirasi bagi penggunanya dan juga dapat meningkatkan kreatifitas, karena
Instagram mempunyai fitur yang dapat membuat foto menjadi lebih indah, lebih artistik dan
menjadi lebih bagus (Atmoko, 2012:10).

2.1.2 Pengertian Remaja


Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia, menghubungkan
masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003). Masa remaja disebut pula sebagai
masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada
periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-
fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995).
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin
adolescare yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif
dan orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan
periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu
mengadakan reproduksi (Ali & Asrori, 2006).
Menurut Rice (dalam Gunarsa, 2004), masa remaja adalah masa peralihan, ketika
individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi individu yang memiliki kematangan. Pada
masa tersebut, ada dua hal penting menyebabkan remaja melakukan pengendalian diri. Dua
hal tersebut adalah, pertama, hal yang bersifat eksternal, yaitu adanya perubahan lingkungan,
dan kedua adalah hal yang bersifat internal, yaitu karakteristik di dalam diri remaja yang
membuat remaja relatif 10 11 lebih bergejolak dibandingkan dengan masa perkembangan
lainnya (storm and stress period).
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita
dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan pengertian remaja menurut
Zakiah Darajat (1990: 23) adalah:” masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.
Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya
maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun
cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.”

2.1.3 Proses Komunikasi


Komunikasi merupakan sebuah transmisi pesan baik itu pesan informatif, persuasive.
Seperti sudah disinggung diatas komunikasi dapat dianggap sebagai transmisi informasi.
Informasi merupakan suatu bentuk dan pola. Jadi, dengan demikian bahwa pengiriman dan
penerimaan bentuk dalam komunikasi.
Proses komunikasi
a) Sumber (source) pesan yang menentukan tujuan komunikasi dan menetapkan sarana
komunikasi. Sumber adalah seseorang, kelompok/organisasi yang memiliki tujuan dan
diupayakan untuk dibagi (share), dengan penerima/audiens. Contoh: sebuah sumber dapat
berupa sebuah organisasi yang ingin mengirimkan pesan kepada ribuan konsumen dengan
bantuan sebuah iklan.
b) Agar dapat mentransmisi arti, maka sebuah sumber harus mengkonstruksi arti tersebut
dalam bentuk tanda yang dapat mewakili ide. Hal itu dikenal dengan proses encoding.
Proses encoding adalah penyandian tujuan diatas menjadi sebuah pesan. Pesan yang
disampaikan dalam komunikasi pemasaran sifatnya persuasive, yaitu bagaimana
membujuk konsumen agar mau melakukan pembelian.
c) Diantara sumber dan tujuan diatas terdapat satu pengait yang menghubungkan yang
dinamakan saluran komunikasi (The communication chanel). Pengiriman (transmission)
Proses transmisi informasi sangat berperan dalam menyebarluaskan baik itu hanya
bersifat menginformasikan, memberikan hiburan, mempengaruhi/merangsang konsumen
untuk menerima atau engadopsi produk/jasa yang ditawarkan dan sebagainya. Sejumlah
faktor lain yang turut berpengaruh pada efektivitas komunikasi (Uslaksana, 2003:40):
1. semakin besar pengaruh sumber komunikasi pada penerima, semakin besar pula
dampak dan perubahan si peneriama sesuai yang dikehendaki sumber pesan.
2. komunikasi berdampak lebih kuat bila pesannya cocok denagn opini, keyankinan dan
disposisi penerima.
3. Konteks sosial, grup atau gruo akan menjadi perantara komunikasi tersebut dapat
diterima atau tidak.
4. Dalam prosesnya, komunikasi memerlukan suatu media, agar komunikator dapat
menyampaikan pesan kepada komunikannya. Agar komunikan dapat efektif perlu
diambil langkah-langkah pengembangan komunikasi agar diterima pesan yang ingin
disampaikan.

2.1.4 Pengertian Komunikasi Massa


Komunikasi, dalam sekian banyak bentuknya, memiliki peran dan fungsi yang cukup
besar dalam kehidupan manusia. Watzalawick dalam Bradac and Bowers (1980) bahkan
mengungkapkan bahwa human being cannot bot communicate. Setiap manusia memiliki
potensi untuk berkomunikasi satu sama lain saat dia terdiam sekalipun. Komunikasi manusia
memiliki beberapa konteks tergantung dari jumlah komunikator, derajat kedekatan fisik,
saluran indrawi yang tersedia hingga kesegeraan umpan balik ( Cassandra dalam Mulyana,
71;2002). Salah satu konteks komunikasi ini antara lain adalah komunikasi massa. Cassandra
(dalam Mulyana, 71;2002) menyebutkan bahwa jika konteks komunikasi massa dibandingkan
dengan konteks komunikasi lainnya maka dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa
merupakan sebuah bentuk komunikasi yang memiliki jumlah komunikator yang paling
banyak, derajat kedekatan fisik yang paling rendah, saluran indrawi yang tersedia sangat
minimal dan umpan balik yang tertunda.
Definisi paling sederhana dari komunikasi massa diungkapkan oleh Bittner (dalam
Rahmat, 2005:186) ”Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang“. Sedangkan Dominick (1996) mengutarakan bahwa
komunikasi massa merupakan sebuah organisasi kompleks yang dengan bantuan dari satu
atau lebih mesin membuat dan menyebarkan pesan publik yang ditujukan pada audiens
berskala besar serta bersifat heterogen adn tersebar. Dari beberapa definisi tetsebut maka
dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan kegiatan seseorang atau suatu
organisasi yang memproduksi serangkaian pesan dengan bantuan mesin disebarkan kepada
khalayak yang bersifat anonim, heterogen dan tersebar.

2.1.5 Media Sosial Sebagai Sarana Komunikasi


Media sosial adalah sarana komunikasi di era modern dengan basis digital
komunikasi, media sosial pada penggunaannya adalah sebagai alat komunikasi atau
penyampaian pesan antar individu.
Instagram merupakan salah satu aplikasi media sosial dengan mengandalkan picture
publishing, dengan penggunaannya instagram mampu memambil, mengedit serta
mempublikasikan suatu momen oleh penggunnanya. Berbagai jenis effect editing juga di
input pada aplikasi ini sehingga mampu menambah daya tarik terhadap estetika editing foto
yang telah di ambil. Instagram pada dasarnya adalah untuk mempublikasikan suatu momen
yang telah diabadikan oleh penggunanya, selain itu instagram juga mampu menjadi media
sosial bagi remaja yang bertujuan untuk menunjukan suatu tempat, momen, kejadian, karya
maupun beriklan kepada rekan (follower). Pada fasilitasnya, instagram juga mampu
mengunggah video berdurasi 15 detik. Dengan aplikasi yang terbilang sederhana, namun
instagram dapat dikatakan sebgai aplikasi yang populer di kalangan remaja modern.

Keunggulan Instagram
a) Memperluas jaringan pertemanan.
b) Mampu menyimpan sebuah momen pada galeri akun pengguna.
c) Mampu menjadi sarana (alat) menunjukan tempat dengan mengambil dan
mengunggah suatu lokasi dengan sebuah foto.
d) Dapat menjadi sarana beriklan bagi advertisment.
e) Mampu menjadi sarana eksistensi diri.
Kelemahan Instagram
a) Rentan terhadap pengkategorian sekumpulan remaja.
b) Saling berunjuk diri bagi remaja.
c) Mampu merubah perilaku remaja.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan
dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengatasi permasalahan
(Sugiyono,2005:3).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain
(Sugiyono, 2005: 11). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
pengaruh instagram sebagai aplikasi media sosial terhadap perilaku remaja.

3.2 Pengumpulan Data


3.2.1 Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini memiliki beberapa kriteria yang sama, yaitu sebagai
berikut.
1. Memiliki akun instagram.
2. Pengguna aktif instagram, dalam sehari biasanya mengunggah minimal 1 foto.
3. Mahasiswa administrasi publik di UNAS.

3.2.2 Populasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kelayakan pengaruh instagram terhadap
perilaku remaja, maka sampel populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa administrasi
publik UNAS Jakarta angkatan 2019.

3.2.3 Sampel
Setelah megetahui jumlah populasi, maka penelitian dapat mengetahui kerangka
sampel yang berupa hasil observasi dan pendataan secara manual, kemudian langkah
selanjutnya adalah menentukan besaran atau ukuran sampel yang diambil dari para remaja
sebagai target populasi. Setelah mengetahui ukuran atau besaran sampel, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan data. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menurut Sulistyo-Basuki (2006:147) meliputi:
1. Observasi nonpartisipan (Pengamatan tidak terkendali)
Pada metode ini peneliti hanya mengamati, mencatat apa yang terjadi. Metode ini
banyak digunakan untuk mengkaji pola perilaku mahasiswa di media sosial.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban
yang diberikan (Sulistyo-Basuki, 2006: 110). Pertanyaan yang akan diberikan pada
kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut fakta dan pendapat responden,
sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup,
diamana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab dengan memilih
dari sejumlah alternative. Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah diselesaikan,
mudah dianalisis, dan mampu memberikan jangkauan jawaban.
3. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden, dalam kalimat dan urutan yang seragam (SulistyoBasuki, 2006: 110).
Wawancara yang dilakukan meliputi media sosial instagram di kalangan mahasiswa
administrasi publik UNAS Jakarta angkatan 2019. Keuntungan metode ini adalah
mampu memperoleh jawaban yang berkualitas.

3.4 Teknik Analisa Data


Teknik analisa data digunakan dalam penelian ini untuk mendapatkan uraian yang benar
dari beberapa para ahli, yakni dengan cara mempelajari dan membaca buku-buku, literature
serta karya ilmiah yang pernah dibuat dan dipublikasikan sebagai bahan referensi yang ada
hubungan dengan penulisan penelitian ini.
Dari semua instrumen yang terdapat pada penelitian yang dipergunakan penulis dalam
penelitian ini, metode angket sebagai metode primer, karena data yang diperoleh dari angket
merupakan data elementer dalam pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan
rumusan statistik untuk mengetahui bagaimana pengaruh instagram terhadap perilaku remaja.
Sedangkan metode pengumpulan data lainnya tetap relevan untuk dilakukan guna
mendapatkan data sekunder yang dibutuhkan dalam kerangka penulisan penelitian ini, agar
hasil penelitian dapat mewujudkan adanya konseptual yang legitimasi menurut konsep
penelitian faktual dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiono. 2012. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Dosen Pendidikan. 2020. Remaja Adalah. https://www.dosenpendidikan.co.id/remaja-


adalah/. Diakses pada 14 Januari 2021.

Sendari, Anugerah Ayu. 2019. Instagram Adalah Platform Berbagi Foto dan Video, Ini
Deretan Fitur Canggihnya. https://www.liputan6.com/tekno/read/3906736/instagram-adalah-
platform-berbagi-foto-dan-video-ini-deretan-fitur-canggihnya. Diakses pada 14 Januari 2021.

Asfihan, Akbar. 2021. Instagram Adalah : Sejarah, Fungsi dan Keistimewaan Instagram.
https://adalah.co.id/instagram/

Dwinanto Denny dkk. 2014. Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Perilaku Remaja
Khususnya Mahasisa Desain Komunikasi Visual Stikom Surabaya Angkatan 2011.
https://pdf-metodologi-penelitian-proposal-peneltian-kuantitatif-pengaruh-media-sosial-
instagram-terhadap-perilaku-remaja-khususnya-mahasiswa-desain-komunikasi-visual-
stikom-surabaya-angkatan-2011_convert_compress%20(1).pdf. Diakses pada 14 Januari
2021.

Karya Tulisku. 2020. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif : Wawancara, Angket, dan
Observasi. https://karyatulisku.com/teknik-pengumpulan-data/. Diakses pada 14 Januari
2021.

Anda mungkin juga menyukai