Disusun Oleh :
POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PROF.DR.HAMKA 2023
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal ini, media sosial digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat
Indonesia, antara lain mahasiswa, peneliti, mahasiswa, dan masyarakat umum. Media
sosial yang merasuk seperti YouTube yang notabene populer di kalangan masyarakat
Indonesia mendominasi sekitar 88%, disusul media sosial Whatsapp 84%, Instagram
90%, dan media sosial Facebook 84%. Itu 79% - dijelaskan di salah satu situsnya
databoks.com. Dapat kita lihat bahwa pengguna media sosial melalui jejaring online
sangat tinggi di Indonesia dan usia penggunanya berkisar antara 16 tahun hingga 64
tahun. Banyak orang menggunakan ponsel media sosialnya dengan minat dan kontak
yang berbeda. Hal ini dapat menimbulkan berbagai konsekuensi sosial, seperti terlalu
banyak berita bohong dan bahkan konten yang kurang mendidik.
Menurut Nasrullah (2018:273) salah satu ciri khalayak media baru adalah pemirsa
berinteraksi dengan media dan khalayak. Secara teknis, media menyisakan banyak ruang
untuk komentar dan kritik publik di akhir cerita. Salah satu media sosial yang paling
populer adalah Instagram, Walbeck dan Johansson (2014) (Sholikha & Sunarti,
2019:177) Instagram menggambarkannya sebagai cara yang menyenangkan dan unik
untuk menghubungkan dunia dengan foto dan berbagi kehidupan dengan teman melalui
foto, dengan potret opsi dan filter yang menyempurnakan dan mengubah foto Anda
menjadi kenangan.
4
yang memanfaatkan teknologi baru yang memanfaatkan internet memungkinkan untuk
memenuhi segala macam kebutuhan masyarakat. Dengan berkembangnya teknologi
internet, masyarakat kini menjadi pengguna internet aktif yang dapat saling terhubung
satu sama lain. Media sosial adalah sesuatu yang dinikmati banyak orang Indonesia.
Dengan bantuan media sosial, masyarakat dapat dengan mudah bertukar informasi,
berkomunikasi, mencari hiburan dan berpartisipasi dalam kegiatan lainnya. Platform
media sosial yang aktif digunakan adalah Instagram. Semakin banyak orang
menggunakan Instagram, Instagram menjadi lebih baik dan lebih baik, tidak hanya
membagikan hasil posting dalam bentuk gambar dan video, tetapi juga memungkinkan
orang untuk mengekspresikan diri secara langsung melalui fitur-fitur yang ditawarkan
Instagram. Cerita, IGTV menggunakan efek yang disediakan platform.
Saat ini, dengan perkembangan pesat Instagram, media sosial tidak hanya
digunakan untuk hiburan, tetapi juga sebagai alat untuk membawa manfaat bagi
penggunanya. Salah satunya bertindak sebagai sumber informasi. Menurut Yusup (2009)
(Liani, 2017:15) Informasi adalah hasil interaksi manusia dengan lingkungan dan orang
lain. Menurut We are Social, pengguna Instagram mencapai 86,6% di Indonesia,
menjadikan Instagram sebagai salah satu media sosial yang paling banyak dikunjungi.
Adanya Instagram memudahkan untuk mencari informasi wisata sebelum menentukan
tujuan wisata. Menurut Wardiyanto (2011) (Adhanisa & Fatchiya, 2017:451) Kata
“tourism” padanan kata bahasa Inggris “travel” yang berarti perjalanan terencana dari
satu tempat ke tempat lain.
1.3 Tujuan
6
1.4 Batasan Masalah
1.4.1 Informasi wisata yang akan diteiti hanya opada instgaram @eksplorjogja
1.4.2 Informasi wisata mayoritas mengacu pada wisata yang terletak di Kabupaten
Gunung Kidul
1.4.3 Followers merupakan sumber informasi sebagai media wawancara.
8
9
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Penelitian Terdahulu
11
Hasil Penelitian Hasil penelitian berdasarkan pengujian di
atas menunjukkan bahwa meskipun
persentase kebutuhan informasi pariwisata di
Pulau Bangka berfluktuasi, sisanya sebesar
14,1% merupakan faktor yang tidak
diperhatikan oleh peneliti dalam penelitian
ini.
Nama Peneliti
(Kurniawati, 2017)
12
B. Paradigma Penelitian
I. Komunikasi Massa
13
(Panuju,2018:121).
Joseph T. Dominick mendefinisikan "komunikasi massa" memperkenalkan
konsep komunikasi massa. Ini pada dasarnya merupakan gambaran dari konsep
crowd dan media massa yang digunakannya. Ia memaparkan definisinya dalam
dua cara Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada
khalayak yang besar. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang
dimediasi oleh pemancar pendengaran dan penglihatan. Komunikasi massa dapat
menjadi lebih sederhana dan lebih logis ketika didefinisikan dalam bentuk-bentuk
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan film. Berdasarkan definisi
tersebut, Bapak Lakhmat mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi
yang diarahkan kepada khalayak luas yang terdistribusi, heterogen, anonim
melalui media cetak atau elektronik, yang mampu menerima pesan yang sama
pada waktu yang sama dan sekaligus. mengklaim didefinisikan sebagai jenis.
(Panuju, 2018:121) Kata kunci yang disorot adalah Terorganisir, memiliki
kelompok sasaran yang besar, heterogen dan tersebar. Saat ini media massa
sedang mengalami perubahan bukti bahwa jumlah penonton semakin berkurang
akibat peralihan ke media internet dan media sosial, serta karakteristik media
massa yang sangat parah. Akibatnya, perusahaan media harus memilih
audiensnya yang semakin terfragmentasi. Definisi 'menyebar' juga telah ditinjau
kembali, karena banyak media, terutama televisi, menunjukkan peningkatan
konsentrasi penonton. Keterlibatan khalayak didasarkan pada karakteristik media
penyiaran itu sendiri. (Panuju, 2018:121-122)
D. Teori Utama
Uses and Gratification merupakan salah satu teori paling populer dalam
penelitian komunikasi massa. Teorinya adalah bahwa perbedaan individu
menyebabkan pemirsa mencari, menggunakan, dan menanggapi konten media
secara berbeda berdasarkan faktor sosial dan psikologis masing-masing pemirsa.
Teori penggunaan dan kepuasan berfokus pada audiens sebagai konsumen media
daripada pesan yang disampaikan. Teori ini mendalilkan bahwa publik
berorientasi pada tujuan, proaktif, dan non-tradisional ketika berinteraksi dengan
14
media. Masyarakat diharapkan mengetahui dan memahami kebutuhannya serta
bertanggung jawab dalam memilih media yang sesuai dengan kebutuhannya
(Humaizi, 2018:11).
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Populasi
Populasi adalah area umum yang terdiri dari subjek atau objek dengan ukuran dan
sifat tertentu, yang dimaksudkan untuk diidentifikasi, dipelajari, dan disimpulkan oleh
para peneliti. Pengertian ini menunjukkan bahwa populasi tidak hanya mementingkan
perangkat, tetapi juga benda dan benda alam lainnya. Selanjutnya, populasi bukan
sekedar jumlah objek atau subjek yang diteliti, tetapi mencakup semua sifat atau
karakteristik dari objek atau subjek tersebut (Sugiyono, 2013:80).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah followers akun
Instagram @explorejogja. Per 17 Mei 2023, jumlah pengikutnya adalah 782.000.
Pemilihan demografi followers @explorejogja didasarkan pada keputusan mereka
mengikuti akun tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka terkait
pariwisata di Yogyakarta.
b. Sampel
17
Metode pengambilan sampel dapat dibagi menjadi dua kelompok: pengambilan
sampel probabilistik dan pengambilan sampel non-probabilistik. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan probabilistic sampling. Menurut Sugiseno (2017), probabilistic
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang sama dengan probabilitas atau
peluang terpilih sebagai sampel untuk setiap item atau anggota populasi. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan simple random sampling. Menurut Sugiseno
(2017), sampel acak sederhana adalah sampel yang diambil secara acak dari populasi
tanpa memperhatikan kelas populasi.
C. Subyek Penelitian
Adapun kriteria subyek penelitian yang akan diteliti, yaitu :
a. Memiliki sosial media, khususnya Instagram
b. Sudah mengikuti atau follow akun sosial media @explorejogja
c. Responden memiliki rentang usia 15 sampai dengan 45 tahun. Dimana dalam rentang
usia ini menjadi golongan usia yang produktif serta aktif dalam penggunaan sosial
media.
D. Pemilihan Media
Pemilihan media oleh Instagram Media. Instagram adalah layanan berbagi foto
dan video dari American Meta Platforms. Aplikasi ini memungkinkan pengguna
mengunggah media yang dapat diedit menggunakan filter dan diatur berdasarkan tagar
dan kode geografis. Unggahan dapat dibagikan secara publik atau dengan pengikut yang
telah disetujui sebelumnya. Pengguna dapat mencari konten pengguna lain berdasarkan
tag dan lokasi, melihat konten yang sedang tren seperti foto, dan mengikuti orang lain
untuk menambahkan konten mereka sendiri ke feed pribadi mereka. Kontak narasumber
pada contoh kriteria yang dijelaskan adalah follower Instagram @explorejogja.
E. Keabsahan Data
Sugiyono (2015: 92) menyatakan bahwa teknik pemeriksaan keabsahan data
adalah derajat kepercayaan atas data penelitian yang diperoleh dan bisa dipertanggung
jawabkan kebenarannya. Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa untuk pemeriksaan
18
keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas (credibility), uji
transferabilitas (transferability), uji dependabilitas (dependability) dan terakhir uji
obyektivitas(confirmability).
1. Uji Kredibilitas
Uji Kredibilitas (credibility) merupakan uji kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitatif (Prastowo, 2012: 266). Moleong (2016: 324) menyatakan
bahwa uji kredibilitas ini memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pertama untuk
melaksanakan pemeriksaan sedemikian rupa tingkat kepercayaan penemuan kita
dapat dicapai, dan fungsi yang kedua untuk mempertunjukkan derajat
kepercayaan hasil-hasil penemuan kita dengan jalan pembuktian terhadap
kenyataan ganda yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini untuk uji kredibilitas
(credibility) peneliti menggunakan triangulasi. Moleong (2016: 330) menjelaskan
bahwa triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan data, atau
sering disebut bahwa triangulasi sebagai pembanding data. Dijelaskan juga oleh
Sugiyono (2015: 372) triangulasi merupakan teknik pemeriksanaan keabsahan
data yang menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang ada, triangulasi ini memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
penelitian, dengan tujuan untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data penelitian yang diperoleh.
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.
Sugiyono (2015:373) mengungkapkan bahwa triangulasi sumber adalah
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Penerapan metode ini dapat dicapai dengan cara membandingkan data hasil
observasi dengan data hasil wawancara, dan dokumentasi. Maksudnya
membandingkan apa yang dilakukan (responden), dengan keterangan wawancara
yang diberikannya dalam wawancara tetap konsisten dan di tunjang dengan data
dokumentasi berupa foto serta data lainnya seperti jurnal ilmiah, penelitian
terdahulu dan teori-teori yang relevan dengan tujuan penelitian ini.
2. Uji Transferabilitas (Transferability)
Sugiyono (2015: 376) menjelaskan bahwa uji transferabilitas (transferability)
19
adalah teknik untuk menguji validitas eksternal didalam penelitian kualitatif. Uji
ini dapat menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian
ke populasi dimana sampel itu diambil. Kemudian Moleong (2016: 324)
menjelaskan bahwa tranferabilitas merupakan persoalan empiris yang bergantung
pada kesamaan konteks pengirim dan penerima. Untuk menerapkan uji
transferabilitas didalam penelitian ini nantinya peneliti akan memberikan uraian
yang rinci, jelas, dan juga secara sistematis terhadap hasil penelitian.
Diuraikannya hasil penelitian secara rinci, jelas dan sistematis bertujuan supaya
penelitian ini dapat mudah dipahami oleh orang lain dan hasil penelitiannya dapat
diterapkan ke dalam populasi dimana sampel pada penelitian ini diambil.
21
DAFTAR PUSTAKA
Nasrullah, M.Si., D. R. (2018). Riset Khalayak Digital: Perspektif Khalayak Media Dan Realitas
https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2018.17.2.9
7(1), 1768–1776.
Riani, N. (2017). Model Perilaku Pencarian Informasi Guna Memenuhi Kebutuhan Informasi
https://doi.org/10.24269/pls.v1i2.693
Rizky, M. M., Rizky, M. M., & Sari, T. N. (2020). The Influence of Instagram Social Media
https://doi.org/10.21070/icecrs2020479
Sari, A. C., Hartina, R., Awalia, R., Irianti, H., & Ainun, N. (2018). Komunikasi dan Media
messenger/article/view/270
Pembelajaran Agama Islam Oleh Mahasiswa Fisip Universitas Riau. Fenomena Penggunan
Media Sosial Instagram Sebagai Komunikasi Pembelajaran Agama Islam Oleh Mahasiswa
Sholikha, E. A., & Sunarti. (2019). Pengaruh Media Sosial Terhadap Minat Berkunjung
18.http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view /2809