Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KARYA ILMIAH BAHASA INDONESIA

XI IPS 3
PENGARUH APLIKASI TIKTOK PADA ANAK DI BAWAH
UMUR

Kelompok :

1. Astrin Bernita Rahma (4)


2. Dinda Virgi Alentha (9)
3. Muhammad Zulfan Rahman (23)
4. Salsabilla Maudy (31)

SMA NEGERI 1 GENTENG


Jl. K.H. Wahid Hasyim Nomor 20, Phone. (0333)-845134 Kode Pos 68465 Genteng Banyuwangi
Website: sman1genteng.sch.id. Email: sman1genteng@gmail.com
TAHUN 2022/2023

Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN 1
I.I Latar belakang………………………………………………………………………………………………………………………………… 2
I.2 Rumusan Masalah 3
I.3 Tujuan Penelitian 4
I.4 Manfaat Penelitian 4
BAB 2. LANDASAN TEORI 5

2.1 Media Sosial 5


2.2 Aplikasi TikTok 6
2.3 Perilaku Anak di Bawah Umur 4

BAB III. METODE PENELITIAN 1


3.I Jenis Penelitian……………………………………………………………………………………………………………………………… 2
3.2 Data dan Sumber Data 3
3.3 Teknik Pengumpulan Data....………………………………………………………………………………………………………… 2
3.4 Analisa Data 3
3.5 Prosedur Penelitian……………………………………………………………………………………………………………………… 2
DAFTAR PUSTAKA 5

BAB 1
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Zaman sekarang ini merupakan zaman teknologi yang hampir semuanya serba digital.
Kebanyakan orang bisa dengan mudah mengakses internet, mulai dari anak kecil sampai dewasa,
bahkan orang yang telah lanjut usia bisa mengakses internet apabila memiliki kemauan dan
kemampuan. Hal ini merupakan akibat dari pengaruh globalisasi yang membuat penyebaran
informasi semakin cepat sampai ke masyarakat melalui internet. Hadirnya media, internet, dan
teknologi-teknologi baru sangat memudahkan manusia untuk bersosialisasi dalam kehidupan saat
ini. Kemajuan teknologi saat ini telah membawa manusia untuk menciptakan bentuk baru dalam
bersosialisasi dan berinteraksi, salah satunya adalah kemajuan dalam teknologi komunikasi yang
berupa media social (Mahendra, 2017).

Pada dasarnya aplikasi digunakan untuk mempermudah kehidupan sehari-hari kita, baik itu
aplikasi untuk membantu kita berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari
atau aplikasi untuk menjadi alat penghibur bagi orang-orang yang penat melakukan aktivitas
seharian. Contohnya saja seperti aplikasi musik, games, aplikasi bertukar pesan dan telepon,
aplikasi pemutar video dan masih banyak lagi. Namun, akhir-akhir ini sedang marak aplikasi dari
developer asal China bernama TikTok. Aplikasi ini awalnya tidak terlalu populer pada tahun
2016, karena pada saat itu ada aplikasi serupa yang lebih diminati bernama Musical.ly. Akhir
tahun 2017, developer TikTok, ByteDance mengakuisisi Musical.ly dan menggabungkannya
dengan TikTok. Dulunya aplikasi ini tidak terlalu terkenal di Indonesia. Bahkan, pada tahun
2018, pengguna aplikasi ini malah mendapatkan bully-an karena konten-konten di dalamnya
cenderung dianggap berlebihan oleh kebanyakan masyarakat.

Sejak timbulnya pandemi, aplikasi ini menjadi populer dan sekarang malah menjadi pusat
untuk mendapatkan informasi. Jika ada dampak positif, tentu juga ada dampak negatif. Di dalam
aplikasi ini, terdapat berbagai konten yang harus dibedakan berdasarkan umur. Dengan
banyaknya anak di bawah umur yang dapat mengakses konten ini tanpa sepengawasan orang tua,
hal ini cukup berbahaya. Anak-anak tersebut belum bisa membedakan mana yang baik serta
mana yang buruk. Mereka mendapat berbagai informasi baru yang belum tentu dapat dipahami.
Dengan sifat anak di bawah umur yang cenderung labil dan spontan, mereka bisa saja langsung
meniru apa yang menurut mereka menarik tanpa mengetahui terlebih dahulu apakah hal itu
merupakan hal yang benar atau salah.

Mereka biasanya meniru hal-hal yang sedang ramai diperbincangkan, seperti tren, entah itu
tren fashion, games, musik, atau tren lainnya. Mereka membuat konten berdasar pada tren
dengan harapan untuk memperoleh views dan likes. Kedua hal tersebut merupakan kunci
ketenaran dalam dunia maya. Itulah yang mereka incar. Akan sangat bahaya bagi masa depan
anak-anak tersebut apabila orang tua mereka tidak memantau apa saja yang dilakukan anak-anak
tersebut dengan smartphone nya.

Di Kabupaten Banjarbaru, Kalimantan Selatan sedang ramai kasus penangkapan remaja di


bawah umur terkait video TikTok mereka yang berlatar dewasa. Diselidiki lebih lanjut, mereka
ternyata bahkan memiliki hubungan dengan bisnis prostitusi online. Para pelaku penangkapan
terdiri atas lima remaja putri yang berusia sekitar 14 tahun, masih duduk di bangku kelas 2
sekolah menengah. Petugas Satpol PP Banjarbaru berhasil menangkap para remaja tersebut
dengan cara berpura-pura ingin memesan jasa kencan lewat aplikasi MiChat. Umpan berhasil,
para remaja berhasil diamankan di suatu hotel sesuai kesepakatan. Dari kasus ini, kita bisa
menyimpulkan betapa berbahayanya remaja yang sedang mengalami tumbuh kembang jika
sudah menjumpai hal yang belum bisa dicerna secara penuh. Terdapat banyak konten-konten
seperti dalam TikTok. Jika tidak memiliki wawasan umum yang baik, serta pendampingan dari
orang tua yang lebih mengerti, remaja atau anak di bawah umur bisa-bisa hanya akan mencerna
secara mentah-mentah hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak positif penggunaan aplikasi ini pada anak di bawah umur?
2. Bagaimana dampak negatif penggunaan aplikasi ini pada anak di bawah umur secara
terus menerus?
3. Bagaimana cara mencegah dan mengurangi penggunaan aplikasi ini secara berlebihan
pada anak dibawah umur?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Agar dapat mengetahui dampak positif dari penggunaan aplikasi ini pada anak di bawah
umur.
2. Untuk mengetahui dampak negative dari penggunaan aplikasi ini jika digunakan secara
terus menerus.
3. Bertujuan supaya mengetahui cara untuk mencegah dan mengurangi penggunaan
aplikasi ini secara berlebihan pada anak dibawah umur?

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai acuan dan referensi bagi orang tua untuk lebih mengawasi aktivitas anak ketika
menggunakan smartphone.
2. Sebagai bentuk penyadaran akan dampak tiktok pada anak di bawah umur.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Media Sosial


Berbagai macam media untuk berkomunikasi telah tersedia untuk memudahkan
manusia dalam berinteraksi. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi internet
juga semakin canggih. Hal ini membuat internet berkembang menjadi kebutuhan bagi
masyarakat, inilah yang melahirkan media sosial. Media sosial merupakan media online,
yaitu media yang hanya ada dengan menggunakan internet dimana para penggunanya
bisa menuangkan ide, mengekspresikan diri, dan menggunakan sesuai dengan
kebutuhannya. Kehadiran media sosial memberikan kemudahan bagi manusia untuk
berkomunikasidan bersosialisasi. Media Online adalah media di web yang
memungkinkan klien untuk memperkenalkan diri dan bergaul, berpartisipasi, berbagi,
berbicara dengan klien yang berbeda, dan menyusun sekuritas sosial virtual (Hanafi,
2016) Menurut Chris Brogan (2010: 11) mencirikan media berbasis web sebagai berikut:
“Social media is a new set of communication and collaboration tools that enablemany
types of interactions that were previously not available to the common person” (Media
sosial adalah pengaturan lain dari korespondensi dan perangkat usaha terkoordinasi yang
memiliki berbagai jenis koneksi yang sudah tidak dapat diakses oleh individu normal).
Media online tidak hanya digunakan sebagai alat korespondensi dan kerjasama,
tetapi juga sebagai alat artikulasi diri dan self-marking (Andreas et al, 2010). Di samping
kemajuan inovatif, ada banyak media yang dapat digunakan masyarakat untuk digunakan
sebagai metode korespondensi, seperti halnya media online, yang digabungkan untuk
menawarkan pesan kepada banyak klien media berbasis web itu sendiri, khususnya
sebagai berita (data), gambar (foto) , dan antarmuka. video. (Susilowati, .2018)

2.2 Aplikasi TikTok


Munculnya berbagai platform aplikasi penyedia pembuatan video dengan hal-hal
yang menarik, memberikan tanda bahwa era digital semakin merajai pengguna
smartphone,dilihat dati banyaknya konten video yang tersebar di berbagai media sosial
dan Negara, salah satunya Indonesia. Kecepatan internet yang semakin maju juga
membantu pertumbuhan konten video untuk diunggah ke internet. Bagi para
pengguna smartphone, platformatau aplikasi yang menyediakan pembuatan video
yang menarik tersedia dengan berbagai pilihan (Susilowati, 2018). Di Indonesia Tik
Tok merupakan aplikasi berbagi video yang paling populer, karena kemudahan dan
kepraktisan dalam penggunaannya. (Fauzi, 2017:44). Aplikasi TikTok adalah sebuah
jaringan sosial dan platform video musik asal Tiongkok yang diluncurkan pada
September 2016. Aplikasi tersebut memperbolehkan penggunanya untuk membuat
video music dengan durasi singkat. Sepanjang kuartal pertama (Q1) 2018, TikTok
mengukuhkan diri sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh yakni sebanyak
45,8 juta kali. Jumlah tersebut berhasil mengalahkan beberapa aplikasi populer
lainnya seperti, YouTube, Whatsapp, Facebook Messenger, dan Instagram.
Pengguna aplikasi TikTok di Indonesia kebanyakan adalah anak usia sekolah
dan mileneial atau yang kita kenal dengan sebutan Generasi Z (Handy & Wijaya,
2020). Aplikasi berbagi video Tik Tok telah berhasil menggabungkan aplikasi media
sosial, messaging dengan teknologi berbagi video. Banyaknya pengguna yang
membagikan videonya dari berbagai negara di dunia menjadi salah satu tanda Tik Tok
mendapat sambutan baik. Tik Tok pada awalnya didesain untuk mengakomodir para
pengguna internet yang memiliki bakat seperti menyanyi, menari, memasak, dan bakat
menarik lainnya untuk bisa lebih dikenal melalui tayangan video. Dari catatan unduhan di
Google Play saja, Tik Tok mendapat unduhan total lebih dari 100 juta. Meskipun
antusiasme konsumen lokal tinggi, potensi atas penyalahgunaannya tentu juga besar.
Sama seperti layanan media sosial yang lain, Tik Tok menyimpan potensi besar untuk
hal-hal yang bernuansa negatif.
2.3 Perilaku Anak di Bawah Umur
Tumbuh kembang anak selaras dengan berkembangnya juga perilaku mereka.
Semakin tumbuh, akan meningkat pula berbagai hal yang menarik perhatian mereka.
Menurut Reni Akbar Hawadi perkembangan secara luas merujuk kepada keseluruhan
proses perubahan dari potensi yang dimilki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, dan ciri- ciri yang baru. Dalam perkembangan ini mencakup beberapa
konsep usia, yang diawali dari pembuahan dan berakhir pada kematian. Perkembangan
mengandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara berangsur- angsur yang
bersifat tetap dari fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap
kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan dan belajar. Namun, dewasa ini dengan
kondisi masyarakat yang semakin gandrung dengan internet membuat mereka dapat
dengan mudah mengakses internet. Kurangnya penyuluhan tentang perkembangan
perilaku anak sedari dini membuat banyak orangt tua lalai dalam memperhatikan tumbuh
kembang dan perilaku buah hati mereka. Banyak anak yang telah difasilitasi smathphone
sejak ini. Apalagi dengan maraknya media sosial dan konten-konten di dalamnya
membuat anak-anak ini seperti menjadi dewasa sebelum waktunya. Hal ini mempengarui
proses belajar dan tingkah laku nya. Mereka menjadi lebih sulit untuk fokus.
Perkembangan setiap individu tidaklah sama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya:
1. Faktor dari dalam diri individu
Pada tahap perkembangan anak terdapat beberapa faktor dalam diri
mereka diantaranya yaitu:
a. Bakat atau pembawaan dapat diumpamakan sebagai bibit
kesanggupan atau bibit kemungkinan yang terdapat dalam diri anak.
Setiap individu pasti memiliki kecakapan yang berbeda- beda untuk
dikembangkan untuk mencapai prestasi yang luar biasa apabila didukung oleh
pendidikan dan lingkungan yang memadai, sebab bakat merupakan kemungkinan
bukan berarti keharusan.
b. Sifat-sifat keturunan merupakan sifat yang dipusakai oleh orang tua atau nenek
moyang yang dapat berupa fisik dan mental.
c. Dorongan dan intrinsik(naluri) tiap anak dilahirkan dengan dorongan- intrinsik
yang dikandung dalam jiwanya. Diantara dorongan yang terus aktif sehinggga
memepengaruhi hidup kejiwaannya seperti dorongan memepertahankan diri,
seksuil dan sosial.
2. Faktor dari luar diri individu
Adapun faktor luar tersebut ialah sebagai berikut: makanan, kebudayaan, ekonomi
dan kedudukan anak dalam dalam lingkungan keluarga. (Ibid.H. 27-31)

Karena itu, dengan cepatnya arus globalisasi ini anak generasi sekarang memang
memiliki berbagai keuntungan karena lebih aktif. Mereka harus selalu dibimbing dan diarahkan
untuk mengetahui mana hal baik dan mana hal yang buruk. Sebagian besar dari mereka tidak
sadar kalau banyak konten yang mereka saksikan di media social cenderung mencerminkan hal
yang tidak benar.

Selain perkembangan aspek biologis dan kognitif, maka perkembangan sosial


emosional juga harus diperhatikan. Menurut Nedine perkembangan sosial emosional yang sehat,
merupakan kemampuan membina hubungan baik dengan teman sebaya dan orang-orang dewasa,
kemampuan untuk tetap pada tugas, memiliki arah/tujuan, kemampuan untuk mengedintifikasi,
memahami dan mengomunikasikan perasaannya/emosinya.

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang akan digunakan dalam proses pengambilan data kali ini adalah
penelitian kualitatif. Menurut Kirk & Miller (1986 : 9) mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara fundamental
bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahannya. Penelitian kualitatif tidakk menggunakan statistik dan tidak terfokus pada angka
atau nilai. Penelitian kualitatif menggunakan data yang telah dikumpulkan sebagai bahan analisis
yang kemudian akan dienterpretasikan. Dengan topik penelitian kami yang mengitari pada
pemahaman mengenai masalah yang ada di kehidupan sosial masyarakat saat ini yaitu
keterkaitan penggunaan aplikasi TikTok dengan perubahan sifat anak. Penelitian yang
menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan kontruksi teori atau
hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan penelitian yang menggunakan paradigma
kualitatif.

3.2 Data dan Sumber Data

Menurut Lofland (dalam Moleong, 2013: 157) “Sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-
lain”. Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini diperlukan sumber data utama dan data
pelengkap atau data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data primer di dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan
seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer kami peroleh dari data hasil
wawancara dengan narasumber, data profil dari narasumber, serta hasil observasi penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58). Data ini digunakan untuk
mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian
terdahulu, buku, catatan jurnal yang sudah ada dan lain sebagainya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Terkait dengan teknik pengambilan data, kami menentukan dengan cara wawancara,
mengamati atau observasi dan kuisioner terbuka.

1. Wawancara
Wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara
pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang di wawancarai
(interviewee) melalui komunikasi langsung (yusuf, 2014). Wawancara dilakukan kepada
sumber data yang bersedia memberikan informasi kepada interviewer kami di area sekitar
masing-masing. Berikut daftar pertanyaan yang akan ditanyakan :

No Pertanyaan
1 Sudah berapa lama (subjek) menginstall TikTok?

2 Adakah perubahan kebiasaan atau rutinitas sejak (subjek) menginstall


TikTok?
3 Adakah suatu dampak langsung ke diri sendiri atau orang lain sejak (subjek)
menginstall TikTok?
4 Adakah hal atau kebiasaan baru yang (subjek) terapkan dari setelah melihat
suatu konten di TikTok?

2. Observasi
Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti
mengumpulkan data langsung dari lapangan (Semiawan, 2010). Sedangkan menurut
Zainal Arifin dalam buku (Kristanto, 2018). Sebagian dari kami juga menggunakan
teknik observasi kepada subjek yang kami cukup bisa observasi secara teratur di area
masing-masing. Kunci keberhasilan observasi sebagai teknik pengumpulan data sangat
banyak ditentukan pengamat sendiri, sebab pengamat melihat, mendengar, mencium, atau
mendengarkan suatu onjek penelitian dan kemudian ia menyimpulkan dari apa yang ia
amati itu. Pengamat adalah kunci keberhasilan dan ketepatan hasil penelitian (yusuf,
2014). Dari gejala-gejala yang ada, peneliti dapat mengambil kesimpulan umum dari
gejala-gejala tersebut (Hasanah, 2017).
3.4 Teknik Analisis Data

Analisa data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data,


mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan kesatuan uraian dasar. Sedangkan
menurut Bogdan dan Bikler (1982) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2007: 248).

Menurut Miles dan,Huberman (1992 : 90) tahapan analisis data yaitu sebagai
berikut :

1. Pengumpulan Data

Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data penelitian berupa


hasil wawancara, observasi serta dokumentasi di lapangan secara obyektif.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,


memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono,
2008: 247). Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang terjadi
dalam catatan – catatan lapangan tertulis. Reduksi data berlangsung terus menerus
selama proyek kualitatif berlangsung sampai laporan tersusun ( Milles dan
Hubberman,1992:16)

3. Penyajian Data

Alur yang paling penting selanjutnya dari analisis data adalah penyajian
data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Miles dan
Hubberman, 1992:18).

4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Adapun yang dimaksud dengan verifikasi data adalah usaha untuk


mencari, menguji, mengecek kembali atau memahami makna atau arti,
keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur, sebab-akibat, atau preposisi. Sedangkan
Kesimpulan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat
berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori
(Sugiyono, 2008: 253).
Menggali lebih mengenai
3.5 Teknik Penelitian. dampak penggunaan
aplikasi TikTok pada anak di
bawah umur.
Latar
Belakang
Dampak positif dan negatif
dari penggunaan aplikasi
TikTok serta pencegahaan
dari penggunaan secara
berlebihan. Perumusan Menggunakan teknik
Masalah penelitian kualitatif dengan
mencari data primer melalui
wawancara dan observasi dan
data sekunder dengan mencari
literasi yang telah ada.
Mengolah data dengan Metode
mengorganisasikan data, Penelitian
memilih-milihnya
menemukan apa yang penting
dan yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat Tahapan Analisa data yaitu :
diceritakan kepada orang lain.
Analisa Pengumpulan Data
Penelitian Reduksi Data
Penyajian Data
Verifikasi Data

Hasil dan
Kesimpulan

Penutup

Daftar Pustaka

1. Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak, (terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga


2. Widya, R. (2020). Dampak Negatif Kecanduan Gadget Terhadap Perilaku Anak Usia
Dini Dan Penanganannya Di PAUD Ummul Habibah. Jurnal Abdi Ilmu, 13(1), 29-34.
3. Sari, Mutia. (2019). Dampak Gadget terhadap perkembangan sosial anak usia dini (Studi
kasus gadget terhadap perkembangan sosial anak usia dini desa panggoi muara dua kota
lhokseumawe). Jurnal Saree, 1(1), 100-116.
4. Hasmin, dkk. 2010. Sosilogi untuk SMA Kelas X Semester 2. Pendamping BSE. CV.
Haka MJ : Solo.hal.33
5. Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana.hal.52
6. Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Terjemah dari Development Psychology
oleh Dra. Istiwidayanti Dan Drs. Soedjarwo, M.Sc. Jakarta: Erlanngga, Edisi Kelima, H.
162.
7. Aprilia, Feny. 2018. “Dampak Negatif dan Positif dari Fenomena Aplikasi “Tik Tok”
bagi Remaja”,
https://www.kompasiana.com/fenyaprilia3947/5b4ee4306ddcae02aa20ad58/dampak-
negatif-dan-positif-dari-fenomena-tik-tok-saat-ini-bagi-remaja. Diakses pada tanggal 12
Februari 2022.

Anda mungkin juga menyukai