Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 2
1.3 Manfaat ........................................................................................................... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan ................................................................................. 2
BAB II ...................................................................................................................... 3
GAGASAN .............................................................................................................. 3
BAB III..................................................................................................................... 6
KESIMPULAN ....................................................................................................... 6
3.1 Solusi Permasalahan........................................................................................ 6
3.2 Jangka Waktu .................................................................................................. 6
3.3 Dampak ........................................................................................................... 6
3.4 Target .............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 7
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ................................................................. 8
Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping ............................................................... 13
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas ................ 16
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim .............................................................. 18

i
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya teknologi komunikasi menyebabkan faktor jarak tidak lagi
menjadi penghalang bagi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Salah satu
platform komunikasi yang berkembang dengan pesat yaitu media sosial. Media
sosial adalah media daring yang digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh,
proses interaksi antara pengguna satu dengan pengguna lain, serta mendapatkan
sebuah informasi melalui perangkat aplikasi khusus menggunakan jaringan internet
(Sekawan Media, 2020). Kini dengan hadirnya media sosial, cukup dengan
terhubung ke jaringan internet, kita dapat berkomunikasi dengan orang lain,
berdiskusi di dalam forum, serta membagikan informasi serta aktivitas harian kita.
Saat ini jumlah pengguna media sosial di Indonesia sebanyak 202,6 juta
jiwa, jumlah ini meningkat sebanyak 16 persen di bandingkan tahun sebelumnya,
Sementara pengguna internet di Indonesia telah mencapai 73,7% dari total populasi
(Data Reportal, 2021). Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa penggunaan
internet di Indonesia sudah sangat besar, sehingga media sosial memiliki dampak
yang besar di masyarakat. Salah satu fungsi media adalah sebagai pembentuk
struktur makna diyakini memberi pengaruh dalam pembentukan kejiwaan manusia
(Edginton dan Montgomery, 1996). Internet sebagai salah satu media baru
membawa perubahan dalam konsumsi informasi di masyarakat. Hal ini berdampak
pada perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat. Banyak dari mereka yang
culture shock karena tidak dapat memfilternya dengan baik.
Media sosial dewasa ini telah menjadi salah satu hal yang sulit dipisahkan
dari kehidupan hingga memunculkan istilah baru netizen yang berarti warga
internet. Media sosial telah menjadi tempat interaksi, forum diskusi, dan sumber
informasi bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Hal ini tentunya berdampak positif
bagi kemajuan bangsa Indonesia. Akan tetapi, telah banyak dampak negatif yang di
timbulkan dari media sosial. Mengutip survei Digital Civility Index 2021 yang
dilakukan oleh Microsoft survei ini mengukur tingkat keberadaban pengguna
internet dengan survei terhadap 16.000 responden di 32 negara, menunjukan bahwa
netizen Indonesia memiliki masalah keberadaban (civility) dalam bermedia sosial,
di mana Indonesia berada pada peringkat 29 dari 32 negara yang di survei dan
menjadi negara dengan skor terendah di ASEAN (Digital Civility Index, 2021).
Survei ini menunjukkan resiko penyebaran ujaran kebencian dan konten
perpecahan di media sosial telah meningkat dari tahun ke tahun. Resiko ini
didominasi oleh informasi yang menyesatkan termasuk di dalamnya hoaks,
pemalsuan dan penipuan, diikuti oleh konten ujaran kebencian, dan terakhir resiko
diskriminasi. Selain informasi yang menyesatkan, perundungan di media sosial juga
merupakan masalah yang besar di Indonesia, dilihat dari data tersebut 47%
responden pernah terlibat dalam perundungan di media sosial, dan 19% dari
responden pernah menjadi korban dari perundungan di media sosial (Digital
Civility Index 2021).
2

Dapat kita simpulkan dari hasil survei tersebut, bahwa masalah keberadaban
media sosial di Indonesia tampak sangat memprihatinkan. Hal ini menimbulkan
tanda tanya dikarenakan bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah.
Menurut pakar media sosial Ismail Fahmi, ada tiga faktor yang mempengaruhi
tingkat kesopanan digital di Indonesia, yang pertama yakni adanya hoaks dan ujaran
kebencian dimana kurangnya literasi menyebabkan perbedaan pendapat tidak dapat
diterima oleh sebagian besar netizen Indonesia, yang kedua ketika di dunia maya,
orang-orang tidak bertatapan langsung, mereka menjadi lebih berani dengan adanya
anonimitas yang mereka miliki, sehingga mereka tidak merasakan adanya beban
tanggung jawab, baik moral maupun material, akan mendorong seseorang untuk
mengkomunikasikan apa yang terlintas di dalam pikirannya secara spontan, dan
yang ketiga yakni hadirnya buzzer yang memanaskan kondisi politik di Indonesia,
sehingga banyak menggiring opini-opini yang menimbulkan perpecahan (Kompas,
2021).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini yaitu untuk memberikan gambaran
kondisi keberadaban pengguna media sosial di Indonesia yang begitu
memprihatinkan, serta untuk mengetahui dampak dari keberadaan media sosial
terhadap budaya kesantunan, kesopanan, dan tata krama bangsa Indonesia. Selain
itu, karya tulis ini bertujuan juga untuk memberikan solusi alternatif dengan bentuk
gagasan tertulis dalam usaha mengurangi dampak negatif dari media sosial dengan
strategi-strategi yang efektif serta efisien.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dengan adanya penulisan karya tulis ini
diharapkan berbagai pihak dapat menyadari berbagai tantangan yang di timbulkan
akibat berkembangnya teknologi khusunya media sosial. Karya tulis ini berfungsi
untuk memberikan wawasan, serta menyumbangkan pikiran dalam usaha untuk
menghadirkan solui terhadap menurunnya tata krama bangsa Indonesia akibat
adanya anonimitas yang merupakan salah satu fitur utama dari media sosial.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Diharapkan gagasan tertulis ini dapat merefleksikan realita yang terjadi pada
pengguna media sosial di Indonesia sehingga dapat menjadi informasi bagi
masyarakat serta pemerintah dalam memilah informasi yang baik dan benar.
Diharapkan juga gagasan tertulis ini dapat menawarkan solusi yang
konstruktif, efisien, dan efektif dalam mengurangi dampak negatif dari penggunaan
media sosial dan meningkatkan kebijakan dalam bermedia sosial.
3

BAB II
GAGASAN
Seperti yang kita ketahui masyarakat Indonesia adalah salah satu
masyarakat yang sangat aktif di media sosial, baik itu kalangan dewasa, remaja,
hingga anak-anak. Media sosial sudah sangat tidak asing di mata seluruh
masyarakat di belahan dunia. Semua orang dari berbagai kalangan usia selalu
mengakses media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok,
Telegram, SnapChat, serta aplikasi berbagi video YouTube. Saat ini media sosial
yang tengah berkembang dengan sangat pesat yaitu TikTok. Pengguna media sosial
di Indonesia terbilang sangat banyak. Hal ini di buktikan oleh sumber Data Reportal
yang menyebutkan bahwa jumlah pengguna media sosial di Indonesia telah
mencapai 202,6 juta dengan media sosial YouTube sebagai media sosial terfavorit
dengan 94% jumlah pengguna.
Kehadiran media sosial yang tersebar di tengah masyarakat menjadi
sebuah kejadian yang menandai kehidupan baru yang telah berubah menjadi
kehidupan modern. Media sosial ini dapat menggantikan peranan penting di
kehidupan sehari-hari, yang mencakup interaksi antar masyarakat. Semua berubah
ketika kehidupan modern ini muncul. Keberadaannya dapat menggantikan peran
silaturahmi di tengah masyarakat. Hal ini dikarenakan fasilitas dari media sosial
yang dapat menghubungkan orang per orang secara leluasa. Dapat diketahui bahwa
para pengguna media sosial kini lebih memilih menjalin komunikasi dengan
memanfaatkan media sosial, daripada dengan bertatap muka, terlebih di saat
pandemik ini berlangsung.
Seperti yang kita ketahui, banyak masyarakat yang menjadikan media
sosial ini sebagai segala tempat untuk melakukan apapun seperti berkomunikasi,
bahkan menemukan segala informasi dan berita dengan sangat mudah. Namun,
banyak sebagian besar masyarakat yang kurang mencari lebih lanjut mengenai
kebenaran dari informasi dan berita tersebut. Hal ini akan memicu kesalahpahaman
masyarakat, sehingga akan menyebabkan beredarnya informasi yang salah.
Informasi dan berita yang tidak benar adanya, tetapi di buat seoalah-olah benar
disebut dengan berita hoaks.
Perkembangan hoaks di Indonesia menjadi salah satu fenomena yang tidak
luput dari karakteristik masyarakat Indonesia dalam menggunakan media sosial.
Masyarakat Indonesia yang kurang mencari lebih lanjut tentang kebenaran yang
disampaikan.
Pada setiap tahunnya, di Indonesia terjadi peningkatan pada kasus
penindasan dan perundungan yang dilakukan melalui media sosial. Banyak
pengguna yang lebih suka mengeluarkan pendapatnya dengan identitas anonim di
media sosial, hanya untuk melakukan penindasan dan perundungan. Kasus
perundungan yang terjadi di media sosial dilontarkan melalui komentar-komentar
yang tidak sopan, Komentar seperti ini merupakan salah satu contoh perundungan
di media sosial yang dapat berdampak buruk secara psikis kepada korbannya.
Cyberbullying adalah intimidasi yang terjadi di dunia maya terutama pada
media sosial. Bertuk dari cyberbullyng adalah ejekan, ancaman, hinaan, maupun
4

hacking yang dapat mengganggu dan mempermalukan orang lain. Berbeda dengan
bullying langsung, cyberbullying tidak memerlukan kontak fisik, kekuatan fisik,
bahkan identitas yang melakukan perundung dapat tidak diketahui. Di Indonesia,
cyberbullying masih dianggap hal yang sepele. Fenomena cyberbullying yang
banyak bermunculan dan berakibat fatal dari tindakan ini adalah bunuh diri.
Berita hoaks dan cyberbullying dapat dicegah dengan beberapa cara seperti
menjadi pengguna yang bijak dalam menggunakan media sosial dan menjadi
masyarakat yang peduli dengan lingkungan sekitar, serta meningkatkan rasa empati
terhadap sesama. Langkah lain yang dapat dilakukan yakni membuat suatu
organisasi anti-hoaks dan anti-cyberbullying. Banyak cara yang dapat kita terapkan
untuk mencegah penyebaran hoaks dan cyberbullying dan kita sebagai masyarakat
sekaligus mahasiswa yang akan menjadi penerus bangsa haruslah bijak dalam
menggunakan media sosial. Walaupun, tidak bertemu langsung, bermain media
sosial juga harus mempunyai tata krama. Dengan tidak mencela ras, suku dan
budaya, juga tidak mencela penampilan fisik. Hal ini dapat berdampak pada psikis
seseorang yang akan membuat mental seseorang tertekan, bahkan hingga berujung
maut.
Oleh karenanya, diperlukan pemecahan masalah dari media sosial, baik
beredarnya hoaks, ujaran kebencian, maupun perundungan agar semua pengguna
media sosial dapat nyaman berselancar tanpa adanya gangguan. Solusi yang dapat
dilakukan untuk meminimalisir hal tersebut adalah membuat satu media grup, dapat
berupa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bertujuan untuk menyampaikan
informasi dengan benar dan didukung dengan bukti yang kuat, menyangkal berita
hoaks, mencegah terjadinya perundungan, dan mencegah terjadinya ujaran
kebencian. Media grup ini nantinya akan ada dihampir semua media sosial yang
sering digunakan, seperti Instagram, Youtube, Twitter, TikTok, Facebook,
WhatsApp, Telegram, dan platform lainnya. Dengan menggunakan semua platform
tersebut, kita dapat mengedukasi pentingnya mengetahui kebenaran suatu
informasi, pentingnya menyampaikan pendapat di media sosial tanpa menyebarkan
ujaran kebencian. Mengingat fenomena penggunaan akun palsu hanya untuk
menyebarkan ujaran kebencian. Dikarenakan sebagian informasi yang tersebar
adalah informasi yang salah, para pengguna media sosial perlu melakukan
penyaringan berbagai informasi agar tidak terjadinya perilaku menyimpang, seperti
perundungan. Media grup ini akan berbentuk Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM). Media grup ini direncanakan memiliki program-program, yaitu membuat
konten edukasi mengenai bersikap bijak dalam bermedia sosial, membuat seminar
dan pelatihan secara daring, membuat gerakan relawan anti-hoaks dan
anticyberbullying, membuat acara tiap minggu seperti livestreaming dan podcast
terkait berita hoaks, ujaran kebencian, serta perundungan yang sedang hangat
diperbincangkan di media sosial. Kita juga dapat mencetuskan sebuah hashtag
untuk menarik perhatian masyarakat dan dengan membuat media grup ini populer,
maka akan mempermudah dalam hal menyampaikan pesan.
Hal ini tidak dapat terwujud tanpa adanya peran orang lain. Kita
membutuhkan dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi dan
memperoleh izin dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia agar media grup
yang dijalankan oleh LSM ini dapat dipercaya oleh masyarakat luas. Dibutuhkan
5

juga interaksi dengan LSM lainnya agar pesan yang disampaikan dapat tersebar
dengan lebih cepat dan luas. Juga bekerja sama dengan para promotor dan
influencer. Dengan melibatkan banyak influencer, juga akan membuat program ini
lebih terjalankan dengan maksimal. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya
relasi yang didapatkan dari para pengikut mereka di media sosial. Selain itu, kita
dapat bekerja sama dengan produk lokal untuk membuat produk desain kolaborasi
yang menarik berisikan pesan tersirat mengenai tata krama dalam bermedia sosial.
6

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Solusi Permasalahan


Dari hasil survei Microsoft Digital Civility Index, kita dapat menyimpulkan
bahwa kondisi kesopanan dalam menggunakan media sosial pada masyarakat
Indonesia sangatlah memprihatinkan, bahkan menjadi yang terburuk di ASEAN.
Hal ini disebabkan karena adanya anonimitas yang memicu banyaknya pengguna
yang mengeluarkan pendapatnya tanpa rasa tanggung jawab akan dampak yang
akan ditimbulkan dari hoaks yang disebarkan, ujaran kebencian, dan komentar yang
mengandung perundungan.

Kami memiliki gagasan terkait permasalahan kesopanan penggunaan media


sosial di Indonesia, yakni dengan sebuah gerakan dalam wadah Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang akan membentuk satu media grup yang berfokus pada
platform media sosial. Media grup ini direncanakan memiliki program-program,
yaitu membuat konten edukasi mengenai bersikap bijak dalam bermedia sosial,
membuat seminar dan pelatihan secara daring, membuat gerakan relawan antihoaks
dan anti-cyberbullying, membuat acara tiap minggu seperti livestreaming dan
podcast terkait berita hoaks, ujaran kebencian, serta perundungan yang sedang
hangat diperbincangkan di media sosial. Kita juga dapat mencetuskan sebuah
hashtag untuk menarik perhatian masyarakat dan dengan membuat media grup ini
populer, maka akan mempermudah dalam hal menyampaikan pesan.
3.2 Jangka Waktu
Dari gagasan tersebut, kami memperkirakan jangka waktu yang diperlukan
untuk membuat suatu konten sekitar lima sampai tujuh hari dengan program konten
mingguan yang akan bervariasi. Sedangkan, untuk penyebarannya diperkirakan
membutuhkan waktu satu sampai tiga hari. Program keberlanjutannya akan
dilakukan selama setahun dan dilakukan pergantian kepengurusan.
3.3 Dampak
Dari ide ini diharapkan masyarakat semakin bijak memilah informasi agar
tidak terjadinya kesalahpahaman pada saat membaca dan menerima informasi,
sehingga tidak menyebarluaskan berita hoaks. Pada penelitian ini, diharapkan juga
masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam mengeluarkan komentar-komentar yang
tidak baik, dan tidak menjadi pelaku perundungan di media sosial, serta berusaha
mencegahnya terjadinya perundungan.
3.4 Target
Kami menargetkan penyebaran solusi terkait kesopanan dalam bermedia
sosial ini kepada kalangan mahasiswa kampus Universitas Syiah Kuala dan
masyarakat sekitar.
7

DAFTAR PUSTAKA

Adani, M. R. (2020). Pengaruh Penggunaan Media Sosial dan Manfaat untuk Bisnis.
https://www.sekawanmedia.co.id/media-sosial-untuk-bisnis/.

Gani, A. W. 2020. Peran Pemuda dalam Menangkal Hoax dan Hate Speech. ISBN: 978-
6237496-57-1. Universitas Negeri Makassar. Makassar.

Kemp, S. (2021). Digital 2021: Indonesia. https://datareportal.com/reports/digital-2021-


indonesia.

Marwan, M. R. 2017. Analisis Penyebaran Berita Hoax Di Indonesia. Universitas


Gunadarma. Depok.

Montgomery, M. E. (1996). The Media. The British Council

Utami, Y. C. 2017. Cyberbullying di Kalangan Remaja. Universitas Airlangga. Surabaya.


8

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota


9
10
11
12
13

Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping


14
15
16

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas


No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Kurnia Angga S-1 Teknik Teknik Mempersiapkan
/2004107010015 Geofisika Geofisika semua
kebutuhan
penelitian,
mengkoordinir
tim dalam
pelaksanaan
penelitian,
melakukan
akuisisi di
lapangan,
menyusun
anggaran dan
jadwal
kegiatan,
menyusun
laporan
2 Hasnan Hanif S-1 Teknik Teknik 28 Membantu
/2004107010012 Geofisika Geofisika ketua tim dalam
pelaksanaan
penelitian,
melakukan
interpretasi
data, menyusun
laporan
bersama tim
3 Chinta S-1 Pendidikan 28 Membantu
Simah Pendidikan Dokter ketua tim dalam
Bengi Dokter pelaksanaan
/2007101010039 penelitian,
melakukan
interpretasi
data, menyusun
laporan
bersama tim
4 Nurul S-1 Biologi 28 Membantu
Hidayah Biologi ketua tim dalam
Putri pelaksanaan
Nasution penelitian,
/2008104010084 melakukan
interpretasi
data, menyusun
laporan
bersama tim
17

5 Muhammad S-1 Ilmu Ilmu 28 Membantu


Rafli Sugita Kelautan Kelautan ketua tim dalam
/2011101010041 pelaksanaan
penelitian,
melakukan
interpretasi
data, menyusun
laporan bersama
tim
18

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim

Anda mungkin juga menyukai