PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 2
1.3 Manfaat ........................................................................................................... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan ................................................................................. 2
BAB II ...................................................................................................................... 3
GAGASAN .............................................................................................................. 3
BAB III..................................................................................................................... 6
KESIMPULAN ....................................................................................................... 6
3.1 Solusi Permasalahan........................................................................................ 6
3.2 Jangka Waktu .................................................................................................. 6
3.3 Dampak ........................................................................................................... 6
3.4 Target .............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 7
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ................................................................. 8
Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping ............................................................... 13
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas ................ 16
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim .............................................................. 18
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dapat kita simpulkan dari hasil survei tersebut, bahwa masalah keberadaban
media sosial di Indonesia tampak sangat memprihatinkan. Hal ini menimbulkan
tanda tanya dikarenakan bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah.
Menurut pakar media sosial Ismail Fahmi, ada tiga faktor yang mempengaruhi
tingkat kesopanan digital di Indonesia, yang pertama yakni adanya hoaks dan ujaran
kebencian dimana kurangnya literasi menyebabkan perbedaan pendapat tidak dapat
diterima oleh sebagian besar netizen Indonesia, yang kedua ketika di dunia maya,
orang-orang tidak bertatapan langsung, mereka menjadi lebih berani dengan adanya
anonimitas yang mereka miliki, sehingga mereka tidak merasakan adanya beban
tanggung jawab, baik moral maupun material, akan mendorong seseorang untuk
mengkomunikasikan apa yang terlintas di dalam pikirannya secara spontan, dan
yang ketiga yakni hadirnya buzzer yang memanaskan kondisi politik di Indonesia,
sehingga banyak menggiring opini-opini yang menimbulkan perpecahan (Kompas,
2021).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini yaitu untuk memberikan gambaran
kondisi keberadaban pengguna media sosial di Indonesia yang begitu
memprihatinkan, serta untuk mengetahui dampak dari keberadaan media sosial
terhadap budaya kesantunan, kesopanan, dan tata krama bangsa Indonesia. Selain
itu, karya tulis ini bertujuan juga untuk memberikan solusi alternatif dengan bentuk
gagasan tertulis dalam usaha mengurangi dampak negatif dari media sosial dengan
strategi-strategi yang efektif serta efisien.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dengan adanya penulisan karya tulis ini
diharapkan berbagai pihak dapat menyadari berbagai tantangan yang di timbulkan
akibat berkembangnya teknologi khusunya media sosial. Karya tulis ini berfungsi
untuk memberikan wawasan, serta menyumbangkan pikiran dalam usaha untuk
menghadirkan solui terhadap menurunnya tata krama bangsa Indonesia akibat
adanya anonimitas yang merupakan salah satu fitur utama dari media sosial.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Diharapkan gagasan tertulis ini dapat merefleksikan realita yang terjadi pada
pengguna media sosial di Indonesia sehingga dapat menjadi informasi bagi
masyarakat serta pemerintah dalam memilah informasi yang baik dan benar.
Diharapkan juga gagasan tertulis ini dapat menawarkan solusi yang
konstruktif, efisien, dan efektif dalam mengurangi dampak negatif dari penggunaan
media sosial dan meningkatkan kebijakan dalam bermedia sosial.
3
BAB II
GAGASAN
Seperti yang kita ketahui masyarakat Indonesia adalah salah satu
masyarakat yang sangat aktif di media sosial, baik itu kalangan dewasa, remaja,
hingga anak-anak. Media sosial sudah sangat tidak asing di mata seluruh
masyarakat di belahan dunia. Semua orang dari berbagai kalangan usia selalu
mengakses media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok,
Telegram, SnapChat, serta aplikasi berbagi video YouTube. Saat ini media sosial
yang tengah berkembang dengan sangat pesat yaitu TikTok. Pengguna media sosial
di Indonesia terbilang sangat banyak. Hal ini di buktikan oleh sumber Data Reportal
yang menyebutkan bahwa jumlah pengguna media sosial di Indonesia telah
mencapai 202,6 juta dengan media sosial YouTube sebagai media sosial terfavorit
dengan 94% jumlah pengguna.
Kehadiran media sosial yang tersebar di tengah masyarakat menjadi
sebuah kejadian yang menandai kehidupan baru yang telah berubah menjadi
kehidupan modern. Media sosial ini dapat menggantikan peranan penting di
kehidupan sehari-hari, yang mencakup interaksi antar masyarakat. Semua berubah
ketika kehidupan modern ini muncul. Keberadaannya dapat menggantikan peran
silaturahmi di tengah masyarakat. Hal ini dikarenakan fasilitas dari media sosial
yang dapat menghubungkan orang per orang secara leluasa. Dapat diketahui bahwa
para pengguna media sosial kini lebih memilih menjalin komunikasi dengan
memanfaatkan media sosial, daripada dengan bertatap muka, terlebih di saat
pandemik ini berlangsung.
Seperti yang kita ketahui, banyak masyarakat yang menjadikan media
sosial ini sebagai segala tempat untuk melakukan apapun seperti berkomunikasi,
bahkan menemukan segala informasi dan berita dengan sangat mudah. Namun,
banyak sebagian besar masyarakat yang kurang mencari lebih lanjut mengenai
kebenaran dari informasi dan berita tersebut. Hal ini akan memicu kesalahpahaman
masyarakat, sehingga akan menyebabkan beredarnya informasi yang salah.
Informasi dan berita yang tidak benar adanya, tetapi di buat seoalah-olah benar
disebut dengan berita hoaks.
Perkembangan hoaks di Indonesia menjadi salah satu fenomena yang tidak
luput dari karakteristik masyarakat Indonesia dalam menggunakan media sosial.
Masyarakat Indonesia yang kurang mencari lebih lanjut tentang kebenaran yang
disampaikan.
Pada setiap tahunnya, di Indonesia terjadi peningkatan pada kasus
penindasan dan perundungan yang dilakukan melalui media sosial. Banyak
pengguna yang lebih suka mengeluarkan pendapatnya dengan identitas anonim di
media sosial, hanya untuk melakukan penindasan dan perundungan. Kasus
perundungan yang terjadi di media sosial dilontarkan melalui komentar-komentar
yang tidak sopan, Komentar seperti ini merupakan salah satu contoh perundungan
di media sosial yang dapat berdampak buruk secara psikis kepada korbannya.
Cyberbullying adalah intimidasi yang terjadi di dunia maya terutama pada
media sosial. Bertuk dari cyberbullyng adalah ejekan, ancaman, hinaan, maupun
4
hacking yang dapat mengganggu dan mempermalukan orang lain. Berbeda dengan
bullying langsung, cyberbullying tidak memerlukan kontak fisik, kekuatan fisik,
bahkan identitas yang melakukan perundung dapat tidak diketahui. Di Indonesia,
cyberbullying masih dianggap hal yang sepele. Fenomena cyberbullying yang
banyak bermunculan dan berakibat fatal dari tindakan ini adalah bunuh diri.
Berita hoaks dan cyberbullying dapat dicegah dengan beberapa cara seperti
menjadi pengguna yang bijak dalam menggunakan media sosial dan menjadi
masyarakat yang peduli dengan lingkungan sekitar, serta meningkatkan rasa empati
terhadap sesama. Langkah lain yang dapat dilakukan yakni membuat suatu
organisasi anti-hoaks dan anti-cyberbullying. Banyak cara yang dapat kita terapkan
untuk mencegah penyebaran hoaks dan cyberbullying dan kita sebagai masyarakat
sekaligus mahasiswa yang akan menjadi penerus bangsa haruslah bijak dalam
menggunakan media sosial. Walaupun, tidak bertemu langsung, bermain media
sosial juga harus mempunyai tata krama. Dengan tidak mencela ras, suku dan
budaya, juga tidak mencela penampilan fisik. Hal ini dapat berdampak pada psikis
seseorang yang akan membuat mental seseorang tertekan, bahkan hingga berujung
maut.
Oleh karenanya, diperlukan pemecahan masalah dari media sosial, baik
beredarnya hoaks, ujaran kebencian, maupun perundungan agar semua pengguna
media sosial dapat nyaman berselancar tanpa adanya gangguan. Solusi yang dapat
dilakukan untuk meminimalisir hal tersebut adalah membuat satu media grup, dapat
berupa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bertujuan untuk menyampaikan
informasi dengan benar dan didukung dengan bukti yang kuat, menyangkal berita
hoaks, mencegah terjadinya perundungan, dan mencegah terjadinya ujaran
kebencian. Media grup ini nantinya akan ada dihampir semua media sosial yang
sering digunakan, seperti Instagram, Youtube, Twitter, TikTok, Facebook,
WhatsApp, Telegram, dan platform lainnya. Dengan menggunakan semua platform
tersebut, kita dapat mengedukasi pentingnya mengetahui kebenaran suatu
informasi, pentingnya menyampaikan pendapat di media sosial tanpa menyebarkan
ujaran kebencian. Mengingat fenomena penggunaan akun palsu hanya untuk
menyebarkan ujaran kebencian. Dikarenakan sebagian informasi yang tersebar
adalah informasi yang salah, para pengguna media sosial perlu melakukan
penyaringan berbagai informasi agar tidak terjadinya perilaku menyimpang, seperti
perundungan. Media grup ini akan berbentuk Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM). Media grup ini direncanakan memiliki program-program, yaitu membuat
konten edukasi mengenai bersikap bijak dalam bermedia sosial, membuat seminar
dan pelatihan secara daring, membuat gerakan relawan anti-hoaks dan
anticyberbullying, membuat acara tiap minggu seperti livestreaming dan podcast
terkait berita hoaks, ujaran kebencian, serta perundungan yang sedang hangat
diperbincangkan di media sosial. Kita juga dapat mencetuskan sebuah hashtag
untuk menarik perhatian masyarakat dan dengan membuat media grup ini populer,
maka akan mempermudah dalam hal menyampaikan pesan.
Hal ini tidak dapat terwujud tanpa adanya peran orang lain. Kita
membutuhkan dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi dan
memperoleh izin dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia agar media grup
yang dijalankan oleh LSM ini dapat dipercaya oleh masyarakat luas. Dibutuhkan
5
juga interaksi dengan LSM lainnya agar pesan yang disampaikan dapat tersebar
dengan lebih cepat dan luas. Juga bekerja sama dengan para promotor dan
influencer. Dengan melibatkan banyak influencer, juga akan membuat program ini
lebih terjalankan dengan maksimal. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya
relasi yang didapatkan dari para pengikut mereka di media sosial. Selain itu, kita
dapat bekerja sama dengan produk lokal untuk membuat produk desain kolaborasi
yang menarik berisikan pesan tersirat mengenai tata krama dalam bermedia sosial.
6
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Adani, M. R. (2020). Pengaruh Penggunaan Media Sosial dan Manfaat untuk Bisnis.
https://www.sekawanmedia.co.id/media-sosial-untuk-bisnis/.
Gani, A. W. 2020. Peran Pemuda dalam Menangkal Hoax dan Hate Speech. ISBN: 978-
6237496-57-1. Universitas Negeri Makassar. Makassar.