Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH INTERNET DAN MEDIA SOSIAL

TERHADAP POLA PERILAKU KOMUNIKASI DI


MASYARAKAT

Oleh:
Harold Ferry Haryono, S.Hum
(2017910031)

MAGISTER ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS DR.SOETOMO SURABAYA
2018
DAFTAR ISI

Bab I: Pendahuluan
Gambaran Umum .................................................................................................................
Identifikasi Masalah .............................................................................................................
Research Question ...............................................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................................................

Bab II: Kerangka Teori


Level Komunikasi ................................................................................................................
Komunikasi Intrapersonal ........................................................................................
Komunikasi Interpersonal ........................................................................................
Komunikasi Kelompok ............................................................................................
Komunikasi Organisasi ............................................................................................
Komunikasi Masa ....................................................................................................
Media Sosial.........................................................................................................................
Klasifikasi Media sosial ...........................................................................................
Penggunaan Media Sosial di Berbagai Level Komunikasi ......................................
Faktor Komunikasi terhadap Perubahan Sikap & Perilaku Manusia...................................

Bab III: Analisa


Pengaruh Penggunaan Media Sosial pada Pola Komunikasi Masyarakat ...........................
Dampak penggunaan media sosial dalam jangka Panjang ..................................................

Bab IV: Penutup


Kesimpulan ..........................................................................................................................
Saran ....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Perkembangan komunikasi mengalami suatu perkembangan yang cukup
signifikan dalam abad ini dengan ditandai salah satunya oleh yang dinamakan
globalisasi sebagai suatu refleksi imbas darirevolusi komunikasi (Naisbitt,
1994).Dengan perkembangan komunikasi yang begitu pesatini, dari yang awalnya
hanya menggunakan asap, simbol ukiran, suara tabuh genderang hingga saat ini yang
telah menggunakan teknologi internet menjadikan keterbukaan serta distribusi
informasi menjadi sangat cepat seolah tanpa ada jarak pemisah bagi masing –masing
individu maupun kelompok. Hal ini menjadikan internet sebagai suatu sumber
keuntungan bagi user dengan berbagai macam tujuan tertentu untuk menyampaikan
apa yang akan dikehendakinya kepada penerima pesan.
Internet (Interconnection-Networking) pada awal penciptaannya digunakan
untuk interaksi sosial melalui jaringan seperti yang dikemukakan oleh J.C.R Licklider
dari MIT dalam sebuah memonya pada agustus 1962 pada sebuah diskusinya dengan
judul Galatic Network Concept dengan harapan terciptanya inter-koneksi jaringan
komputer secara global yang mana banyak orang akan dapat mengaksesnya secara
cepat dan dimanapun. Dari situ tercetuslah proyek DARPA yang dikepalai oleh
Licklider sendiri.1 Kemudian proyek tersebut dikembangkan dalam proyek
ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) dengan misi bagaimana
kombinasi antara hardware dan software komputer dengan basis UNIX yang
terintegrasi mampu melakukan komunikasi dalam jarak yang jauh dan global melalui
saluran telepon.
Dengan terciptanya internet dan seiring pengembangannya hingga abad ini
menyebabkan suatu konvergensi teknologi pada media komunikasi. Konvergensi
tersebut misalnya perubahan penggunaan media dari yang sebelumnya konvensional
menjadi digital. Hal ini menjadi indikasi bahwa proses komunikasi telah mengalami
proses revolusinya sehingga munculah sebutan masyarakat informasi (Information
Society). Edwin Parker dalam (Ruben, Brent. D & Lea P. Stewart: 2013) juga melihat
bahwa kecenderungan ini akan memiliki dampak yang cukup signifikan dalam
beberapa hal salah satunya yang menjadi perhatian penulis adalah peningkatan
jumlah informasi yang tersedia untuk publik.2 Tidak hanya dari sisi kuantitas
informasi saja yang mengalami perkembangan namun juga dari sisi efek psikologi
serta pattern komunikasi yang terjadi akibat revolusi yang terjadi.
Seiring dengan berkembangnya teknologi internet, lahirlah beberapa produk
hasil pengembangan tersebut yang dimana salah satunya disebut dengan media sosial.
Media sosial sendiri sejatinya belumlah memiliki pengertian maupun definisi yang
begitu pasti karena pada umumnya dalam pengertian media sosial hanya menekankan

1
Leiner, Barry M, etc .1997. “Brief History of Internet”. 1997. Diakses dari www.internetsociety.org. [PDF].
Tanggal 14 Mei 2018 pukul 18.46.
2
Ruben, Brent D & Lea P. Stewart. Komunikasi dan Perilaku (ed.5). Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2013
pada proses media sosial itu sendiri padaproses antar masing – masing individu
(penggunanya) dengan bertukar ide, gagasan, pesan dalam bentuk yang virtual atau
jaringan. Namun, beberapa pakar juga memiliki pandangannya sendiri tentang
pengertian media sosial itu sendiri. Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein (2010)
menyebutkan bahwa media sosial merupakan sekelompok aplikasi berbasis internet
yang dibangun atas dasar ideologis web 2.0 yang memungkinkan terjadinya
penciptaan dan pertukaran informasi dari penggunanya.
Dalam praktenya, pada media sosial terdapat beberapa kasus yang dapat
dijadikan perhatian seperti pengaruh media sosial terhadap pola komunikasi
masyarakat. Pola komunikasi yang terjadi pun tidak hanya pada komunikasi dalam
lingkup yang kecil namun juga pada level yang lebih tinggi. Sehingga pola – pola atau
pattern yang berkembang dalam model komunikasi menggunakan media sosial
membawa dampak ke depan bagi masyarakat penggunanya.

1.2. Identifikasi Masalah


Pengguna internet maupun media sosial secara sadar maupun tidak telah
mengalami berbagai pola komunikasi yang berbeda dari sebelumnya. Maka dari itu,
penulis menyajikan berbagai perubahan – perubahan dari dampak penggunaan media
sosial sebagai alat untuk komunikasi terhadap level individu antar individu hingga
pada jumlah individu yang lebih besar. Berikutnya penulis juga menyajikan
kemungkinan dampak apa saja yang bisa timbul dari perubahan pola komunikasi
tersebut.

1.3. Rumusan Masalah


1.3.1. Bagaimana pengaruh media sosial terhadap pola komunikasi masyarakat?
1.3.2. Apa dampak kedepan terhadap penggunaan media sosial bagi masyarkat?

1.4. Tujuan Penelitian


1.4.1. Mengetahui bagaimana media sosial mempengaruhi masyarakat dalam pola
komunikasinya.
1.4.2. Mengetahui dampak kedepan terhadap penggunaan media sosial dalam
komunikasi bagi masyarakat.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain:
1.5.1. Dapat mengidentifikasi bagaimana media sosial memiliki pengaruh dan
dampak terhadap masyarakat dalam mempengaruhi pola komunikasinya dari
berbagai level.
1.5.2. Dengan mengetahui manfaat penelitian ini diharapkan pembaca dapat
mengetahui dampak – dampak serta pengaruh yang dapat dihasilkan oleh
penggunaan media sosial sehingga pembaca mendapatkan kesadaran dan bisa
menentukan sikap sebagai antisipasi dalam menyikapi dampak dan pengaruh
dari penggunaan media sosial.
1.5.3. Sebagai sarana eksploratif untuk menemukan pengetahuan – pengetahuan
serta wawasan baru bagi penulis.
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1. Level Komunikasi


2.1.1. Komunikasi Intrapersonal
Dalam pembahasan komunikasi intrapersonal terdapat berbagai makna di
dalamnya, diantaranya: komunikasi intrapersonal merujuk pada bagaimana perilaku
kognitif seorang individu dan di lain sisi mengarah pada bagaimana proses – proses
komunikasi internal.
Menurut Jalaludin Rakhmat(2001) berpendapat bahwa dalam komunikasi
intrapersonal, manusia dipandang sebagai pelaku yang mengolah informasi dimana
perilaku yang ditimbulkannya merupakan produk dalam strategi pengolahan informasi
rasional yang mengarahkan penyandian, penyimpanan serta pemanggilan kembali
informasi yang ada.3 Dengan demikian komunikasi intrapersonal memiliki keterkaitan
erat dengan perilaku kognitif manusia dalam mengolah informasi termasuk persepsi,
perhatian, bahasa, memori, berpikir, dan kesadaran. Proses kognisi dapat merujuk
pada pengurangan, peng-elaborasian, mentransformasi, dan menyimpan stimuli.

2.1.2. Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal atau yang biasa disebut dengan komunikasi antar
pribadi sering diartikan sebagai proses pengiriman, pendistribusian serta penerimaan
pesan komunikasi yang dilakukan oleh minimal dua individu.4Menurut Mulyana
(2005), komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan terjadinya tatap muka
sehingga memungkinkan para peserta komunikasi dapat menangkap reaksi yang
terjadi antar peserta satu sama lain secara langsung, baik itu secara verbal dan non-
verbal.5

2.1.3. Komunikasi Kelompok


Komunikasi kelompok bisa juga dikatakan sebagai ekspansi dari level
komunikasi interpersonal atau antar pribadi, dimana Michael Burgoon yang
berpendapat bahwa komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang dilakukan
oleh tiga orang atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui misalnya berbagi
informasi, menjaga diri, pemecahan masalah sehingga para peserta dalam komunikasi
tersebut dapat mengidentifikasi dan mengingat karakteristik masing – masing anggota
secara tepat.6Berikutnya Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005)
berpendapat bahwa komunikasi kelompok dapat terjadi apabila terdapat tiga orang
atau lebih yang saling bertatap muka untuk mencapai tujuan bersama dan
mempengaruhi satu sama lain.7

2.1.4. Komunikasi Organisasi


Max Weber mendefinisikan organisasi sebagai kerangka terstruktur yang
berisi wewenang, tanggungjawab serta pembagian kerja untuk menjalankan masing –

3
Rakhmat, Jalaludin. 2001:29. Dikutip dari “7 Teori Komunikasi Intrapersonal Menurut Para Ahli”. Diakses dari
https://pakarkomunikasi.com/teori-komunikasi-intrapersonal. Tanggal 1 Juni 2018 pukul 19.40.
4
Turner, Lynn H dan Richard West. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Edisi 3. Penerjemah:
Maria Natalia Damayanti Maer. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. 2008
5
Deddy Mulyana.Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005
6
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 2005
7
Curtis, Dan B., Floyd, James J., Winsor, Jerry L. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2005
masing fungsi tertentu.Dalam proses tersebut dibutuhkan sebuah proses transaksi
informasi dalam sebuah organisasi untuk mendukung fungsi dalam organisasi
tersebut. Seperti definisi yang diungkapkan oleh Arnold dan Fieldman yang
menyatakan bahwa di dalam komunikasi organisasi terjadi pertukaran informasi di
antara orang – orang dalam sebuah organisasi dengan melalui tahapan secara umum
meliputi: atensi, komprehensi, acceptance as true, dan retensi.
Sehingga mereka yang berada dalam lingkup organisasi akan melakukan
transaksi informasi dan memberikan makna terkait dengan apa yang terjadi.
Komunikasi organisasi ini menurut Frank Jefkins bertujuan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah direncanakan oleh masing – masing organisasi tersebut.8

2.1.5. Komunikasi Masa


Dalam main-pattern komunikasi masa sebuah proses komunikasi yang
ditujukan kepada khalayak tersebar yang heterogen dan anonym melalui perantara
media masa baik elektronik maupun cetak. Dalam artian yang lainnya, Bittner yang
dikutip dalam Ardianto (2004) mendefinisikan komunikasi masa adalah proses
pendistribusian atau penyampaian pesan kepada jumlah khalayak yang besar yang
dikomunikasikan melalui media masa. Sehingga dari definisi tersebut disimpulkan
bahwa komunikasi masa harus didukung dengan perantara media masa untuk
menyebarluaskan pesan informasi kepada khalayak. Kesimpulan ini juga sejalan
dengan apa yang diungkapkan oleh Davis, Dennis k dan Stanley J. Baran (2010)
bahwa apabila sebuah organisasi menggunakan teknologi sebagai sebuah media untuk
kegiatan menyebarluaskan informasi kepada khalayak yang besar, maka hal tersebut
merupakan suatu bentuk dari komunikasi masa.9

2.2. Media Sosial


Media sosial merupakan suatu sarana yang dapat digunakan oleh masyarakat
untuk bersosialisasi satu sama lain menggunakan teknologi secara daring. Bagi
penggunannya, media sosial dapat difungsikan untuk bertukar informasi mulai dari
foto, berrita, promosi, dan sebagainya. Pada awal kepopulerannya, media sosial mulai
men-degradasi kepopuleran media informasi populer seperti televisi, radio dan surat
kabar. Walaupun keberadaan media – media informasi tersebut tidak dapat digantikan
begitu saja namun kian lama porsi mereka akan mengalami penyusutan dan
tergantikan oleh jenis media baru yaitu media sosial.10
Dengan sosial media, masyarakat dapat membuat web-page pribadi untuk
digunakan dalam berinteraksi sosial dengan individu maupun kelompok lainnya.
Beberapa contoh media sosial yang ada seperti Facebook, Instagram,
Twitter,Blogspot, wordpress,dan sebagainya.
Dalam penggunaannya, media tradisional dan media sosial memiliki
perbedaan. Dimana jika media tradisional menggunkan media cetak dan broadcast
dalam penyampaian informasinya, sedangkan media sosial menggunkan teknologi
internet untuk mendistribusikan informasi yang termuat di dalamnya. Hal ini sungguh
menjadikan media sosial menjadi lebih efektif karena tidak perlu melakukan

8
10 Definisi Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli. Diakses dari https://pakarkomunikasi.com/definisi-
komunikasi-organisasi-menurut-para-ahli. Tanggal 18 Juni 2018.
9
Davis, Dennis k dan Stanley J. Baran. Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan dan Masa Depan. Ed.Ke-
5. Penerjemah Afrianto David dan Putri Iva Izzati. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. 2010
10
Sulianta, Feri. 2015. Keajaiban Sosial Media: Fantastis Menumbuhkan Visitor, Circle, Likes, Koneksi,
Retweet, dan Follower. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2015.
pencetakan pada media cetak yang akan menghambat kecepatan distribusi
informasinya.
Seolah tidak dapat dipisahkan karena media sosial dan internet merupakan
suatu komponen yang tidak terlepaskan karena dalam prakteknya keefektifitasannya
sangat membantu kecepatan distribusi informasinya sehingga membuat
kepopulerannya makin bertumbuh terutama di Indonesia seperti yang digambarkan
dalam tabel berikut.

Year Internet Penetration Total Non-Users 1Y User 1Y User Population


Users** (% of Pop) Population (Internetless) Change Change Change

2016* 53,236,719 20.4 % 260,581,100 207,344,381 6.5 % 3,232,544 1.17 %

2015* 50,004,175 19.4 % 257,563,815 207,559,640 14.7 % 6,390,626 1.22 %

2014 43,613,549 17.1 % 254,454,778 210,841,229 16.2 % 6,074,069 1.27 %

2013 37,539,480 14.9 % 251,268,276 213,728,796 4.2 % 1,524,384 1.3 %

2012 36,015,096 14.5 % 248,037,853 212,022,757 19.8 % 5,952,643 1.32 %

2011 30,062,454 12.3 % 244,808,254 214,745,800 13.9 % 3,678,300 1.32 %

2010 26,384,153 10.9 % 241,613,126 215,228,973 59.9 % 9,882,364 1.32 %

2009 16,501,789 6.9 % 238,465,165 221,963,376 -11.4 % -2,132,851 1.32 %

2008 18,634,640 7.9 % 235,360,765 216,726,125 38.6 % 5,193,307 1.32 %

2007 13,441,333 5.8 % 232,296,830 218,855,497 23 % 2,517,333 1.32 %

2006 10,924,000 4.8 % 229,263,980 218,339,980 34 % 2,774,250 1.33 %

2005 8,149,750 3.6 % 226,254,703 218,104,953 40.4 % 2,344,128 1.34 %

2004 5,805,622 2.6 % 223,268,606 217,462,984 10.4 % 546,831 1.34 %

2003 5,258,791 2.4 % 220,307,809 215,049,018 13.4 % 619,840 1.35 %

2002 4,638,951 2.1 % 217,369,087 212,730,136 7.2 % 310,068 1.36 %

2001 4,328,883 2 % 214,448,301 210,119,418 121.1 % 2,370,941 1.37 %

2000 1,957,942 0.9 % 211,540,428 209,582,486 111.2 % 1,030,694 1.39 %11


Tabel 1. Sumber: http://www.internetlivestats.com/internet-users/indonesia/

2.2.1. Klasifikasi Media Sosial


Menurut Kaplan dan Haenlein, klasifikasi media sosial dibagi menjadi
enam, yaitu: Collaborative project, Blog, Content Communities, Social
Networking, Virtual Game Words, Virtual Social Words.12
Dalam Collaborative project / Proyek Kolaborasi memberikan
kesempatan bagi para penggunannya untuk dapat berkolaborasi dengan
mengubah, memodifikasi, mengahpus, menambah maupun mengurangi
seluruh ataupun sebagian konten dalam situs media sosial tersebut. Contoh
dari media sosial ini anatara lain wikipedia.

11
Internet Live Stats. “Indonesia Internet Users”. Diakses darihttp://www.internetlivestats.com/internet-
users/indonesia. Tanggal 17 Mei 2018 Pukul 20:00WIB.
12
Kaplan Andreas M dan Haenlein Michael. "Users of the world, unite! The challenges and opportunities of
social media" (PDF). Jurnal Business Horizons. 53 (1). Indiana: Kelley School of Business – Indiana. Diakses
dari http://michaelhaenlein.eu/Publications/publications.htm. Tanggal 20 Juni 2018. 2010
Blog merupakan singkatan dari Web Log atau dalam terjemahan
bahasa indonesianya “catatan web”. Pada dasarnya, blog merupakan salah satu
tipe website yang biasanya menampilkan tulisan dan informasi secara reversse
chronological.13 Umumnya blog di-autorisasi secara personal tetapi tidak
menutup kemungkinan interaksi dengan yang lain tetap terjadi melalui
penambahan komentar.14 Beberapa contoh dari blog adalah blogspot, twitter,
wordpress.
Content Communities pada dasarnya adalah sarana untuk saling
bertukar isi media itu sendiri (media contents) terhadap sesama penggunanya
dalam jangakauan yang luas. Isi media tersebut bisa berupa text, gambar,
video, slide presentasi. Para penggunanya tidak harus membuat halaman
profile personal karena biasanya mereka hanya perlu menampilkan konten
informasi dasar yang tidak bertentangan dengan kebijakan platform penyedia
content community web.15
Social Networking atau dikenal juga Social Networking Sites, dalam
bahasa Indonesia disebut Jejaring sosial merupakan suatu aplikasi berbasis
web yang digunakan orang maupun kelompok untuk saling terhubung satu
dengan lainnya dalam tujuan membuat hubungan dan jaringan sosial.16 Dalam
jejaringnya, pengguna sosial networking bertukar informasi yang memiliki
keterkaitan atau kesamaan ketertarikan personal, aktifitas, background atau
kehidupan mereka.

2.2.2. Penggunaan Media Sosial di Berbagai Level Komunikasi


Secara sadar maupun tidak, setiap perubahan ataupun evolusi yang
terjadi dalam kehidupan ini pastilah memiliki dampak serta pengaruhnya
masing – masing dan tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada evolusi
komunikasi dengan hadirnya media sosial yang dewasa ini semakin meningkat
penggunanya. Dampak tersebut bisa terjadi secara umum dalam segi perilaku
sosial masyarakat dalam hal pola komunikasinya.
Dalam artikelnya, Dr.Kilan Bala (2014)17menjelaskan beberapa
pengaruh atau dampak yang terjadi dalam penggunanaan media sosial dalam
berdasarkan tingkatan paternberkomunikasi, diantaranya:
 Penggunaan di LevelKomunikasi Intrapersonal
Dalam tingkatan komunikasi intrapersonal, media sosial memiliki
fungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan diri dan menampilkan identitas
diri secara cepat, kapanpun dan dimanapun.Orang orang akan akan mem-
publish apasaja yang dianggap mereka penting dalam kejadian di hidup
mereka. Hal inilah yang memicu terbentuknya semacam citra atau penilaian
karakter yang dilakukan oleh orang lain yang mengarah ke arah narsisme. Hal
ini juga mempengaruhi hasrat sesorang untuk sering melakukan gratifikasi diri

13
OECD. (2007). Participative web and user-created content: Web 2.0, wikis, and social networking. Paris:
Organisation for Economic Co-operation and Development.
14
Kaplan Andreas M dan Haenlein Michael. Loc Cit.
15
Ibid
16
Amichai-Hamburger, Yair dan Tsahi Hayat. "Social Networking” dalam Rössler, P. The International
Encyclopedia of Media Effects. John Wiley & Sons, Inc. Diakses
dari https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/9781118783764.wbieme0170 tanggal 1 Juli 2018. 2017
17
Kiran Bala.“Social Media and Changing Communication Patterns”. Global Media Journal-Indian Edition. June
2014/Vol.5/No.1. Diakses dari www.caluniv.ac.in tanggal 3 Juli. 2014
dengan sering – sering mengecek komentar atau like dari pengguna lain pada
postingan mereka.
Tetapi ironisnya, mereka pada umumnya apa yang dikomunikasikan
oleh mereka melalui sosial medianya sering terjadi ketidaksesuaian antara
realita dan dunia maya yang mereka alami sehingga munculah sebuah istilah
“vanity fair” yang merupakan istilah yang muncul pada abad 16 di masyarakat
inggris.

 Penggunaan di LevelKomunikasi Interpersonal


Dengan seiring perkembangan media sosial memang akan lebih
membantu untuk memudahkan antar individu untuk berkomunikasi satu sama
lain dimanapun dan kapanpun walau dari jarak yang jauh sekalipun. Antar
pengguna sosial menjadi terhubung secara virtual yang membuatnya dapat
melihat status mutakhir para pengguna lain sehingga tidak diperlukan interaksi
maupun komunikasi di dunia nyata karena dirasa akan memerlukan waktu
yang lebih apabila melakukan komunikasi di dunia nyata daripada komunikasi
melalui media sosial.

 Penggunaan di LevelKomunikasi kelompok/organisasi


Pada perkembangan internet dan media sosial, terdapat perbedaan
sebagaimana teknologi internet dan sosial belum seperti saat ini. Pada
sebelumnya, manusia cenderung untuk melakukan interaksi dengan individu
lainnya yang berada dalam satu kelompoknya atau organisasi tertentu secara
reguler dan pesan yang tersampaikan kepada seluruh anggota kelompok/
organisasi tersebut belumlah maksimal karena masih memerlukan waktu yang
lebih banyak agar anggota yang menerima pesan komunikasi yang
disampaikan lebih maksimal. Namun sekarang setelah perkembangan
teknologi internet serta media sosial, jumlah anggota kelompok dalam suatu
organisasi bisa mencapai jumlah yang lebih banyak dalam menerima
informasi yang disampaikan secara lebih efisien dan lebih cepat.

 Penggunaan di LevelKomunikasi Publik


Berdasarkan survey dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) pada tahun 2018 menemukan bahwa hampir setengah dari
pengguna internet di Indonesia didominasi oleh masyarakat dengan rentang
usia 19 s/d 34 tahun sebanyak 49,52%, pengguna dengan rentang usia 35 s/d
54 tahun sebanyak 29,55% menempati posisi kedua, rentang 13 – 18 tahun
sebanyak 16,68% dan sisanya ditempati oleh rentang usia 54 tahun ke atas
dengan persentase 4,24%18.Dari survey tersbut kita bisa menarik kesimpulan
singkat bahwa dominasi kaum muda lebih mendominasi pengguna internet
dewasa ini seperti yang disajikan pada tabel berikut.
Hal ini pun disadari dan menjadi sebuah kesempatan yang oleh
beberapa pengguna internet lainnya terutama dari kaum politisi untuk
menyampaikan ide – ide gagasan yang dapat ditujukan kepada kaum muda
dimana kaum muda memiliki andil penting dalam menentukannasib seorang
politisi.

18
Usia Produktif Mendominasi Pengguna Internet. Diakses dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/23/usia-produktif-mendominasi-pengguna-internet tanggal 5
Juli 2018. 2018
 Penggunaan di LevelKomunikasi Massa
Pada level komunikasi masa mengalami perubahan dalam prosesnya
dibandingkan pada pola komunikasi tradisonal, dewasa media sosial memiliki
dampak yang cukup signifikan terhadap revolusi komunikasi terutama pada
sektor prosesnya yang lebih modern sehingga dapat mempengaruhi pada
berbagai aspek seperti pada format program, isi, perlakuan maupun bahasanya.
Sebagai contoh bahwa media sosial memiliki pengaruh pada perubahan
pola komunikasi dan menjadikan pelaku media massa bertransformasi dengan
memanfaatkan teknologi internet dan media sosial dalam proses bisnisnya.

2.3. Faktor Komunikasi terhadap Perubahan Sikap & Perilaku Manusia


Dalam sebuah proses komunikasi terdapat makna dalam pesan yang
harus tersampaikan pada pelaku komunikasi itu sendiri. Menurut Tubbs and
Sylvia Moss (2008)19 komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan
suatu proses untuk membangun makna antara dua orang ataupun lebih. Dalam
penyampaian makna dan bertukar pesan dalam proses komunikasi
dibutuhkanlah adanya komunikator dan komunikan.
Dalam media sosial yang menurut kamus kata McGraw-Hill
Dictionary adalah merupakan suatu wadah oleh orang – orang untuk
melakukan interaksi dan bertukar informasi satu sama lain yang terhubung
dalam sebuah jaringan dan komunitas secara virtual20. Hal ini tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam media sosial tidak terjadi proses komunikasi sama
sekali antar penggunannya baik dalam level komunikasi yang rendah dan ke
atas.
Dalam proses perubahan perilaku manusia, proses komunikasi juga
memiliki andil di dalam pembentukan pola sikap manusia. Persuasi
merupakan satu unsur yang dimungkinkan dalam perubahan sikap individu
pada proses komunikasi. Persuasi sendiri sering didefinisikan sebagai suatu
proses yang simbolik dimana komunikator melakukan usaha dalam
membentuk perilaku dan sikap melalui olahan pesan dan informasi yang
diterima oleh komunikan (Perloff, 2003)21.

19
Tubbs, Stewart dan Silvia Moss. 2008. Human Communication: Principles and Contexts 11th Edition. New
York: McGraw Hill , International Edition
20
McGraw-Hill Dictionarry
21
Richared M Perloff. “The Dynamic of Persuasion: Communication and Attitudes in the 21th Century”. New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher. Diakses dari
http://journalism.uoregon.edu/~tbivins/stratcomweb/readings/persuasion_def.pdf tanggal 25 juni 2018. 2003
BAB III
ANALISA

3.1. Pengaruh Penggunaan Media Sosial pada Pola Komunikasi Masyarakat


Dalam perkembanganya, pola komunikasi mengalami berbagai diferensiasi
dalam berkomunikasi menggunakan media sosial yang semakin berkembang dewasa
ini. Pada level – level komunikasi tertentu, media sosial memiliki dampaknya masing
– masing.
3.1.1. Komunikasi Intrapersonal
Pada tingkatan komunikasi intrapersonal, dalam hal ini secara
alamiah manusia pengguna media sosial memfungsikannya sebagai sarana
untuk menyampaikan pesan dengan maksud peng-ekspresian dirinya serta
menunjukan identitas yang melekat padanya. Dengan perkembangan media
sosial yang ada kini membuat hal tersebut akan menjadi sangat cepat,
dilakukan kapanpun dan dimanapun apabila memungkinkan. Mereka mem-
publish apasaja yang dirasa memiliki nilai “moment” yang penting bagi hidup
mereka. Dengan demikian, maka akan menjadi mungkin bagi terbentuknya
citra atau penilaian karakter yang dilakukan oleh orang lain sehingga ini bisa
mengarah ke arah narsisme.Selain itu, hal lain yang menjadi imbasnya adalah
seseorang akan sering melakukan gratifikasi diri dengan sering – sering
menngecek respon dari pengguna lain, misalnya komentar atau like dari
pengguna lain pada postingan mereka.22

3.1.2. Komunikasi Interpersonal


Kemudian pada tingkatan komunikasi Interpersonal, pada dasarnya
komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan oleh dua
orang individu sebagai komunikator dan komunikan.Menurut Mulyana (2005),
komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan terjadinya tatap muka
sehingga memungkinkan para peserta komunikasi dapat menangkap reaksi
yang terjadi antar peserta satu sama lain secara langsung, baik itu secara
verbal dan non-verbal.
Tetapi pada prakteknya, komunikasi interpersonal yang dilakukan
melalui perantara media sosial terjadi tanpa harus bertatapmuka secara
langsung. Di lain sisi hal ini sangat menguntungkan karena efisiensi waktu,
tenaga dan jarak karena tidak harus bertemu secara langsung kepada lawan
komunikasi kita. Sedangkan di sisi lain hal ini justru akan menurunkan
kualitas serta kuantitas makna dan pesan dalam proses komunikasinya. Hal
tersebut dapat terjadi karena dalam komunikasi media sosial akan terjadi
reduksi pada komunikasi non-verbal, padahal komunikasi non-verbal
merupakan pelengkap pada proses komunikasi antarpersonal. Namun beberapa
pengembang media sosial kini juga menyadari bahwa sebagai penghantar
komunikasi non-verbal maka beberapa dari mereka juga menyematkan fitur
yang mendukung agar komunikasi non-verbal juga dapat terdistribusi seperti
teknologi video call.

22
Kiran Bala. Op cit
Berikutnya dampak komunikasi interpersonal melalui sosial media
adalah terjadinya dekresi dari isi pesan itu sendiri karena tidak menutup
kemungkinan untuk terjadinya akronimisasi yang berdampak pada kuantitas
dan kualitas komunikasi itu sendiri. Contohnya terjadi pada sosial media
Twitter yang membatasi penggunanya untuk berkomunikasi melalui kolom
teks dengan dibatasi sebanyak 140 karakter tetapi kini pihak Twitter telah
menggandakan limit tersebut menjadi 280 karakter23.
Pihak Twitter sendiri pun telah menyadari bahwa sosial media pun
memiliki kekurangan yaitu pada dekresi kualitas komunikasi karena terdapat
aturan yang membatasi jumlah pesan yang akan dikirim. Melalui riset yang
dilakukan Twitter, Aliza Rozen (Product Manager Twitter) bahwa batasan
yang terdapat pada sosial media Twitter seringkali memaksa penggunanya
harus memodifikasi / mereduksi tulisan bahkan menyingkat ejaan hingga bisa
menghilangkan kata – kata yang memuat makna yang penting dalam
komunikasinya.
Permasalahan kedua, secara global di seluruh dunia dengan berbagai
negara dengan pengguna aktif Twitter yang juga memiliki berbagai ragam
bahasa yang berbeda – beda pada struktur kalimatnya. Misalnya bahasa jepang
akan menggunakan struktur kalimat yang lebih singkat dan penggunaan
karakter tulisan yang lebih sedikit dibanding bahasa lain. Sepertinya ini
tidaklah menjadi masalah yang berarti, namun untuk bahasa negara lain
dengan makna yang sama bisa juga memerlukan jumlah karakter huruf yang
lebih panjang seperti pada gambar kurva berikut.

Keterangan: Penggunaan karakter dalam Tweet dengan kalimat bahasa inggris memiliki nilai 9% yang menyentuh limit 140 karakter,
24
sedangkan bahasa jepang hanya 0,4% yang mencapai limit jumlah karakter yang diizinkan oleh pihak twitter.

23
Aliza Rozen dan Ikuhiro Ihara. “Giving you more characters to express yourself”. Diakses dari
https://blog.twitter.com/official/en_us/topics/product/2017/Giving-you-more-characters-to-express-
yourself.html tanggal 15 Juli 2018.
24
https://blog.twitter.com/content/dam/blog-twitter/official/en_us/products/2017/giving-you-more-characters-to-
express-yourself/more-chars-1.png.img.fullhd.medium.png
Keterangan: Pada isi pesan yang sama namun apabila diterjemahkan ke berbagai macam bahasa akan timbul perbedaan jumlah
25
karakter yang dihasilkan dari hasil terjemahan ke barbagai bahasa tersebut.
Selain Twitter, sosial media yang lain pun juga memiliki berbagai
limitnya sendiri – sendiri untuk membatasi jumlah komunikasi yang dilakukan
penggunanya seperti pada tabel berikut.
Type of Text Maximum
Facebook
Facebook Post 63206 Characters
Facebook Canvas Button Text 30 Characters
Twitter
Tweet 280 Characters
Twitter DM 10000 Characters
Instagram
Instagram Caption 2200 Characters
Instagram Bio 150 Characters
Instagram Hashtags 30 Hashtags
LinkedIn
LinkedIn About Us/Summary 2000 Characters
LinkedIn Employee Testimonial 400 Characters
LinkedIn Publishing Content 120000 Characters
Pinterest
Pinterest Board Descrtiption 500 Characters
Pin Description 500 Characters
YouTube
YouTube Video Description 5000 Characters
Sumber: https://sproutsocial.com/insights/social-media-character-counter/ (diolah)

3.1.3. Komunikasi Kelompok/ Organisasi


Komunikasi kelompok bisa juga didefinisikan sebagai ekspansi dari
level komunikasi interpersonal atau antar pribadi, dimana komunikasi
kelompok merupakan komunikasi yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih

25
https://blog.twitter.com/content/dam/blog-twitter/official/en_us/products/2017/giving-you-more-characters-to-
express-yourself/more-chars-3.png
dengan tujuan yang telah diketahui misalnya berbagi informasi, menjaga diri,
pemecahan masalah sehingga para peserta dalam komunikasi tersebut dapat
mengidentifikasi dan mengingat karakteristik masing – masing anggota secara
tepat.26
Sama seperti komunikasi interpersonal yang dilakukan melalui
perantara teknologi media sosial yang mana memiliki efektivitas sendiri dalam
prosesnya. Dan juga di sisi lain juga memiliki kekurangan yaitu pada kualitas
dan kuantitas isi maupun pesan yang terdistribusi.
Dari sisi efektifitas penggunaan media sosial dalam level komunikasi
kelompok/organisasi pada sebelum dan sesudah berkembangnya sosial media,
manusia cenderung untuk melakukan interaksi dengan individu lainnya yang
berada dalam satu kelompoknya atau organisasi tertentu secara reguler dan
mengakibatkan pesan yang tersampaikan kepada seluruh anggota kelompok/
organisasi tersebut belumlah terdistribusi kepada jumlah maksimal karena
masih memerlukan waktu yang lebih banyak agar anggota yang menerima
pesan komunikasi yang disampaikan lebih maksimal. Namun sekarang setelah
perkembangan teknologi internet serta media sosial, jumlah anggota kelompok
dalam suatu organisasi bisa mencapai jumlah yang lebih banyak dalam
menerima informasi yang disampaikan secara lebih efisien dan lebih cepat.

3.1.4. Komunikasi Publik


Dari survey yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia) pada tahun 2017 menghasilkan kesimpulan bahwa
dominasi kaum muda lebih mendominasi pengguna internet dewasa ini. Hal
ini tergambar dalam infografis beikut ini:

Sumber: Survey APJII 2017

Dengan tingginya persentase jumlah pemuda sebagai pengguna


internet, yaitu pada usia 13 s/d 18 tahun sebanyak 16,68% dan usia 19 s/d 34
tahun sebanyak 49,52%. Dari dominasi pemuda sebagai pengguna internet,
sebanyak 87,13% digunakan untuk mengakses media sosial untuk

26
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
berkomunikasi satu sama lain.Hal tersebut kemudian disadari oleh beberepa
pihak untuk melakukan revolusi dalam menyampaikan informasi, ide, pesan
maupun gagasan dalam komunikasinya terhadap sasaran yang dituju.

Sumber: Survey APJII 2017

Yang dewasa ini terjadi dalam penggunaan media sosial dalam level
komunikasi publik dapat berupa kampanye ataupun ber-iklan. Selain itu
beberapa tokoh juga memanfatkan media sosial sebagai sarana menyampaikan
gagasan maupun pandangan diri dan melakukan persuasi bagi khalayak.
Mereka bisa berasal dari kalangan politikus, artis, pelaku bisnis, motivator dan
sebagainya.
Salah satu contoh kasus adalah ketika pada pemilu perdana Menteri di
India pada tahun 2014 silam yang mana dikutip dari Dr.Kilan Bala (2014)27.
Pemilu tersebut dimenangkan oleh Narendra Modi dari Partai Bharatiya Janata
Party (BPJ). Ia menjadi pemimpin pertama yang terkoneksi secara efektif
dengan pendukung mudanya. Berdasarkan pernyataan Anthony Leong yang
dikutip dari www.tribunnews.com, kemenangan PM Narendra Modi tidak
terlepas dari strategi komunikasi yang gencar melalui akun media sosial
dengan mengedepankan konsep 7C, Clear, Concise, Concrete, Correct,
Coherent, Complete,danCourteous.28
Dengan demikian, seiring berkembangnya media sosial membuat
pengguna dalam melakukan komunikasi di level komunikasi public menjadi
lebih efektif dan efisien.

3.1.5. Komunikasi Massa


Dalam perkembangan komunikasi masa terdapat perbedaan dalam
prosesnya. Dibandingkan pada era yang dahulu, kini media sosial memiliki
dampak yang cukup signifikan pada sektor komunikasi masa modern sehingga

27
Kiran Bala. Op Cit
28
Hendra Gunawan.ed. “Praktisi Digital Ini Jajaki Kerjasama dengan Tim Perdana Menteri India”. Diakses dari
http://www.tribunnews.com/techno/2018/03/14/praktisi-digital-ini-jajaki-kerjasama-dengan-tim-perdana-
menteri-india. Tanggal 30 Juni 2018.
dapat mempengaruhi pada berbagai aspek seperti pada format program, isi ,
perlakuan maupun bahasanya.Dewasa ini diketahui beberapa media
melakukan transformasi seperti surat kabar, radio, televisi yang melakukan
pengawasan isi serta isu yang terjadi melalui situs maupun platform media
sosial.
Dengan demikian pemutakhiran dan akses informasi akan menjadi
lebih cepat distribusinya. Sehingga dimungkinkan media massa tradisional
pun menjalin kerja sama agar dapat menjangkau khalayak yang lebih luas
serta menguatkan pesan komunikasinya.
Sebagai contoh bahwa media sosial memiliki pengaruh pada pola
komunikasi dan menjadikan pelaku media massa bertransformasi dengan
memanfaatkan media sosial dalam proses bisnisnya ialah Radio Suara
Surabaya. Perubahan ini didasari pada data yang dihasilkan oleh Nielsen
Radio Reach yang menyatakan bahwa pendengar radio cenderung turun. Pada
tahun 2008 saja pendengar berada pada 62% hingga pada tahun 2010 menjadi
48%. Selain itu data Time Spent Listening (TSL) menunjukan penurunan dari
tahun 2008 rata – rata pendengar radio menghabiskan waktunya sebanyak 20
jam per minggu menjadi 17 jam saja per minggu untuk mendengarkan radio.29
Fenomena ini tak lepas dari perkembangan media baru berbasis
teknologi internet yang semakin lama semakin mudah untuk diakses dan
semakin berkembang pula penggunanya.Akhirnya pada tahun 2010 untuk
pertama kalinya Radio Suara Surabaya memutuskan untuk mendistribusikan
informasi serta konten – kontennya melalui media sosial yang sedang
berkembang pada saat itu yaitu Facebook dan Twitter. Hal ini menurut penulis
merupakan langkah yang sesuai karena apabila disadari pertumbuhan
pengguna kedua media sosial tersebut mengalami peningkatan angkapengguna
di Indonesia yang signifikan dari tahun 2008 s/d 2010 seperti datapada table
berikut.
Jumlah Jumlah Jumlah
Pertumbuhan Pertumbuhan
Pengguna pengguna Pengguna
Peringkat Negara dlm 12 bln dlm 24 bln
FB FB FB
(%) (%)
Sep 2008 Sep 2009 Sep 2010
1 AS 32,931,680 84,596,240 138,660,280 64% 321.1%
2 Inggris 12,637,540 20,228,480 27,279,920 34.9% 115.9%
3 Indonesia 322,840 8,786,920 26,870,640 205.8% 8223.2%
4 Turki 4,566,660 13,996,380 22,689,280 62.1% 396.9%
5 Perancis 3,381,220 12,032,020 18,875,380 56.9% 458.2%
6 Kanada 9,991,260 12,667,220 17,050,280 34.6% 70.7%
7 Italia 1,035,920 10,903,620 16,589,460 52.1% 1501.4%
8 Filipina 233,020 4,832,040 16,492,880 241.3% 6977.8%
9 Mexico 1,174,920 4,731,700 15,132,080 219.8% 1187.9%
10 India 806,680 3,980,260 13,612,360 242% 1587.5%
Sumber:https://rieztyo.wordpress.com/2010/10/01/statistik-pengguna-fb-sep-2010/30

29
______. "Program Umum PRSNI Periode 2011 – 2015”. Diakses dari
http://www.radioprssni.com/prssninew/internallink/Program%20Umum%20PRS
SNI%202011.pdf. 2011
30
______. 2010. “Statistik Jumlah Pengguna Facebook
September 2010”.https://rieztyo.wordpress.com/2010/10/01/statistik-pengguna-fb-sep-2010 Tanggal 4 Juli 2018
pukul 20.06WIB
Kemudian dari media cetak juga mengalami perubahan komunikasinya
dari yang konvensional menjadi kearah digital. Misalnya Harian Kompas yang
kini juga telah aktif dengan Kompas.com nya. Dengan transformasi yang
dilakukan oleh Harian Kompas, hal ini memungkinkan untuk menyasar
khalayak yang lebih banyak dalam pendistribusian pesan informasi. Selain itu
media massa modern juga memungkinkan terjadinya proses komunikasi lebih
cepat dan juga pemberian feedback yang lebih terbuka.
Secara klasifikasinya, Kompas.com bisa disebut sebagai web-log atau
lebih sering dikenal dengan Blog, ini dikarenakan informasi yang tersaji
didalamnya berpola reverse chronological.31 Selain itu khalayaj juga
memungkinkan melakukan interaksi karena di dalam situs tersbut juga
menyediakan fitur untuk memberikan komentar sebagai feedback terhadap
informasi yang tersaji di dalamnya.

Fitur komentar yang disediakan pada laman Kompas.com memungkinkan khalayak dapat melakukan interaksi dan juga memberikan feedback terhadap
informasi yang tersaji.
Sumber: Kompas.com

Selain itu penggunaan media sosial berbasis internet menjadikan


peredaran informasi menjadi lebih cepat dan instan dari media massa
tradisional. Namun di sisi lain seiring dengan perkembangannya, perilaku
komunikasi di level komunikasi masa menggunakan teknologi media sosial
juga memiliki sisi negatifnya juga dimana sesuai sifat media sosial yang
mudah diakses dan distribusi informasinya yang cepat, peredaran informasi
akan semakin sulit dikontrol peredarannya karena massifnya arus informasi
tersebut.
3.2. Dampak penggunaan media sosial dalam jangka Panjang
Media sosial memiliki dampak serta pengaruhnya masing – masing, pada
makalah ini penulis mendapati beberapa dampak penggunaan media sosial pada
berbagai level komunikasi. Hal tersebut dituangkan pada tabel berikut.

Pengaruh Dari
Level Komunikasi Dampak Ke-depan
Penggunaan Media Sosial

OECD. “Participative web and user-created content: Web 2.0, wikis, and social networking”. Paris:
31

Organisation for Economic Co-operation and Development. 2007


Komunikasi Terjadi ketidaksesuaian Narsisme
Intrapersonal antara realita dan dunia maya
yang mereka alami.
Komunikasi Efisiensi Komunikasi Berkurangnya proses sosial
Interpersonal dalam komunikasi secara tatap
muka
Dekresi Kualitas dan Berkurangnya kualitas dan
Kuantitas Komunikasi kuantitas isi komunikasi
Komunikasi Memudahkan Penerimaan informasi lebih
Kelompok/ menyampaikan informasi ke cepat (+)
Organisasi lebih banyak anggota
kelompok dari pada
menggunakan cara yang
lebih tradisional
Dekresi kualitas dan Kuantitas
informasi (-)
Komunikasi Peningkatan efisiensi dalam Dikhawatirkan munculnya
Publik penyampaian informasi berbagai macam persepsi dari
masyarakat karena komunikasi
menggunakan media sosial
berpotensi terjadi dekresi
kualitas dan kuantitas
informasi.(+)
Komunikasi Pemutakhiran dan akses Masyarakat lebih cepat
Massa informasi menjadi lebih menerima berbagai informasi
cepat dan luas secara cepat tanpa adanya
kontrol dari media
Peredaran informasi sulit Masyarakat membentuk
dikontrol persepsi terhadap media
BAB IV

4.1. Kesimpulan
Perkembangan media sosial yang semakin hari semakin menunjukan
peningkatan penggunanya serta teknologinya memiliki dampak yang positif dan
negative terhadap pola komunikasi masyarakat di berbagai level komunikasi. Baik di
level yang paling rendah yaitu intrapersonal hingga level komunikasi massa.
Dengan hadirnya media sosial yang ada menjadi wadah alternative bagi
masyarakat karena dengan kemudahannya serta kecepatannya dalam pendistribusian
informasi baik itu menerima serta memberikan feedback.Sejatinya, media sosial
tersebut digunakan oleh masyarakat dengan dua alasan utama yaitu untuk terhubung
dengan individu atau masyarakat lainnya. Kemudian fungsi berikutnya untuk
membangun citra pengguna social media itu sendiri.32
Dalam level komunikasi intrapersonal, individu semakin dengan mudahnya
membangun citra mereka karena informasi yang dikomunikasikan juga semakin
efisien dalam penyebarannya kepada komunikan. Dampak lain yang ditimbulkan,
individu tersebut akan mengalami gejala narsisme yang bahkan bisa mengarah kearah
permasalahan ketidaksesuaian antara realita dengan apa yang dipotraitkan di media
sosial mereka. Sehingga apa yang tersampaikan menjadi sebuah hal yang semu.
Sedangkan pada level komunikasi interpersonal, dari sisi efisiensi pola
komunikasi yang terjalin lebih menguntungkan antar komunikator dan komunikan.
Tapi disisi lain ternyata memungkinkan terjadi dekresi terhadap kualitas komunikasi
yang dikarenakan pada komunikasi melalui media sosial juga membatasi komunikasi
non-verbal yang merupakan pelengkap dari komunikasi verbal. Pada kuantitas
komunikasi juga menjadi terbatas dikarenakan limitasi yang diterapkan oleh beberapa
developer media sosial sehingga yang terjadi adalah seringnya akronimisasi pada
penyampaian informasi.
Kemudian pada komunikasi kelompok/ organisasi, penggunaan media sosial
untuk menjadi wadah komunikasi juga memiliki efektifitas seperti pada level
komunikasi interpersonal. Dengan hadirnya media sosial juga membuka peluang
terhadap jumlah anggota kelompok untuk didistribusikan pesan/informasi menjadi
lebih banyak daripada tidak menggunakan media sosial.
Berikutnya penggunaan media sosial dalam level komunikasi public
menjadikan komunikator memiliki jumlah jangkauan komunikan lebih luas dan
dengan cara yang lebih efisien daripada menggunakan cara tradisional. Sehingga
pihak yang memiliki kepentingan memanfaatkan efisiensifitas ini sebagai alat dalam
menyampaikan informasi, ide, maupun gagasan kepada target komunikasi.
Selain itu dalam komunikasi masa, penggunaan media sosial mempengaruhi
format, perlakuan serta kecepatan informasi. Dengan teknologi internet dan
penggunaan media sosial, komunikator media masa akan mudah mencari
pemutakhiran informasi dengan sangat cepat dari pada penggunaan media masa

32
Dar Meshi. “The Emerging Neuroscience of Social Media”. smnlab.msu.edu/wp-
content/uploads/2017/08/Meshi_2015_TICS.pdf. 2015
secara tradisional. Namun saking cepat dan mudahnya informasi yang terdistribusi,
maka kontrol akan lebih susah dikendalikan daripada penggunaan media massa secara
konvensional.
Sehingga dapat disimpulkan dampak jangka Panjang yang terjadi dalam
penggunaan media sosial kedepannya ialah masyarakat apabila mengedepankan
kepraktisan dan efisiensi waktu dan sangat dinamis akan lebih memilih melakukan
media sosial. Sedangkan apabila masyarakat ingin lebih mengedepankan kualitas dan
kuantitas informasi yang disampaikan serta akan memilih melakukan cara – cara
komunikasi langsung secara konvensional. Terutama pada level komunikasi massa,
peserta akan tetap bertahan menggunakan pola konvensional demi menjaga isi
informasi yang didistribusikan hal ini dikarenakan pengaruh yang mempengaruhi
format serta bentuk komunikasi yang didistribusikan.
Terlepas dari baik dan buruknya dampak media sosial terhadap pola
komunikasi yang ada di masyarakat, perkembangan dan revolusi komunikasi yang
ada merupakan suatu bentuk kemajuan peradaban di bidang teknologi. Maka
masyarakat diharapkan bijak dalam menyikapinya.

4.2. Saran
Dalam makalah ini, penulis hanya berfokus pada perubahan pola masyarakat
dalam berkomunikasi menggunakan media sosial dari sisi level komunikasi. Untuk
penulisan berikutnya diharapkan agar peneliti berikutnya dapat meneliti pengaruh
media sosial terhadap factor – factor lainnya, misal pengaruh media sosial terhadap
proses sosial yang terjadi dalam lingkungan tertentu dalam jenis – jenis komunikasi
lainnya.
BIBLIOGRAPHY

Adrianto, Yerri Riyant. (2013). Media Sebagai Ruang Demokrasi: Peran Radio Suara
SurabayaSebagai Ruang Sirkulasi Opini Permasalahan Publik. Media Jurnal Politik
MudaVolume : 2 - No. 3 Terbit : 08-2013.
Bala, Kiran. (2014). Social Media and Changing Communication Patterns. Global Media
Journal-Indian Edition. June 2014/Vol.5/No.1. July 3, 2018. http://www.caluniv.ac.in

Bimo. (2017). 10 Definisi Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli. June 18, 2018.
https://pakarkomunikasi.com/definisi-komunikasi-organisasi-menurut-para-ahli.

Curtis, Dan B., James Floyd J & Jerry L Winsor. (2005). Komunikasi Bisnis dan Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Davis, Dennis.K., & Baran, S.J. (2010). Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan dan
Masa Depan (5th ed.). (Afrianto David & Putri Iva Izzati, Penerjemah). Jakarta:
Penerbit Salemba Humanika.

Gunawan, Hendra.ed. (2018). Praktisi Digital Ini Jajaki Kerjasama dengan Tim Perdana
Menteri India. June 30, 2018.
http://www.tribunnews.com/techno/2018/03/14/praktisi-digital-ini-jajaki-kerjasama-
dengan-tim-perdana-menteri-india

Hamburger, Amichai., Yair., & Hayat, Tsahi. (2017). Social Networking. dalam Rössler,
P. The International Encyclopedia of Media Effects. John Wiley & Sons, Inc. July 1,
2018. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/9781118783764.wbieme0170

Internet Live Stats. (2016). Indonesia Internet Users. May 17, 2018.
http://www.internetlivestats.com/internet-users/indonesia

Kaplan, Andreas M dan Haenlein Michael. (2010). "Users of the world, unite! The challenges
and opportunities of social media" (PDF). Jurnal Business Horizons. 53 (1). Indiana:
Kelley School of Business – Indiana. June 20, 2018.
http://michaelhaenlein.eu/Publications/publications.htm

Leiner, Barry M, etc. (1997). “Brief History of Internet” (pdf). May 14, 2018.
www.internetsociety.org.

Meshi, Dar,. Diana I. Tamir., & Heekeren, H.R. (2015). The Emerging Neuroscience of
Social Media. May 14, 2018. http://smnlab.msu.edu/wp-
content/uploads/2017/08/Meshi_2015_TICS.pdf

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

OECD. (2007). Participative Web and User-Created Content: Web 2.0, Wikis, and Social
Networking. Paris: Organisation for Economic Co-operation and Development.
Perloff, R.M. (2003). “The Dynamic of Persuasion: Communication and Attitudes in the 21th
Century”. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher. June 25, 2018.
http://journalism.uoregon.edu/~tbivins/stratcomweb/readings/persuasion_def.pdf

Rakhmat, 2001:29. Dikutip dari Ambar .2017. “7 Teori Komunikasi Intrapersonal Menurut
Para Ahli”. June 1, 2018. https://pakarkomunikasi.com/teori-komunikasi-
intrapersonal

Rozen, Aliza., & Ihara, Ikuhiro. (2017). “Giving You More Characters To Express Yourself”.
July 15, 2018. https://blog.twitter.com/official/en_us/topics/product/2017/Giving-you-
more-characters-to-express-yourself.html

Ruben, B.D., & Stewart, L.P. (2013) .Komunikasi dan Perilaku (5th ed). Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Sulianta, Feri. (2015). Keajaiban Sosial Media: Fantastis Menumbuhkan Visitor, Circle,
Likes, Koneksi, Retweet, dan Follower. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Tubbs, Stewart., & Moss, Silvia. (2008). Human Communication: Principles and Contexts
(11th Ed). New York: McGraw Hill-International Edition

Turner, L.H.,& West, Richard. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi
(3rd ed). (Maria Natalia Damayanti Maer, Penerjemah). Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika.

Wiryanto. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Katadata. (2018). “Usia Produktif Mendominasi Pengguna Internet”. July 5, 2018.


https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/23/usia-produktif-mendominasi-
pengguna-internet

Radio PRSNI. (2011). "Program Umum PRSNI Periode 2011 – 2015”. July 5, 2018.
http://www.radioprssni.com/prssninew/internallink/Program%20Umum%20PRS
SNI%202011.pdf.

Statistik Jumlah . (2010). “Statistik Jumlah Pengguna Facebook September 2010”. July 4,
2018. https://rieztyo.wordpress.com/2010/10/01/statistik-pengguna-fb-sep-2010

McGraw-Hill Dictionary

Anda mungkin juga menyukai