Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH BAHASA DI MEDIA SOSIAL

BAGI KALANGAN REMAJA

Kelompok 6 Y1C:
1. Farizki Dwi Rahmadya - 202143500291
2. Muhamad Farhan - 202143500263
3. M. Rofika Al Zikri - 202143500212
4. Shandy Arkan - 202143500279
Dosen pengampu: Endang Sulistyaniningsih, M.Pd.

Program Studi Teknik Informatika


Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Indraprasta PGRI
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Makalah Pengaruh Bahasa di
Media Sosial Bagi Kalangan Remaja ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa
kendala. Maksud dan tujuan penyusunan ini adalah untuk melengkapi tugas dalam
mata kuliah Bhs.Indonesia.
Adapun penyusunan Makalah Pengaruh Bahasa di Media Sosial Bagi
Kalangan Remaja ini berdasarkan sumber yang telah kami baca dan pembelajaran
yang telah dilakukan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat,
khususnya bagi diri pribadi kami sendiri dan pembaca pada umumnya. Sehingga
penyusun mengharapkan makalah tentang “Pengaruh Bahasa di Media Sosial” ini
dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................... 3
2.1 Tinjauan Pustaka.......................................................................... 3
2.2 Kerangka Berpikir...................................................................... 11
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan.................................................................................12
3.2 Saran...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar dizaman modern saat ini masyarakat dapat menjalankan
sebuah aktifitas nya melalui jaringan internet. Jaringan Internet merupakan sebuah
jaringan sosial berbasis teknologi yang perkembangannya dapat berkembang
dengan sangat pesat. Ceyhan (2007) menjelaskan bahwa individu dengan cepat
mengirim pesan, menemukan informasi, dan berinteraksi dengan siapa pun
melalui Internet. Penelitian telah menemukan bahwa banyak anak dan remaja
tidak terlindungi dari konten internet yang negatif, dan kebanyakan dari mereka
secara tidak sengaja menerima pesan pop-up atau melalui tautan yang
menyesatkan.

Contohnya dalam bermedia sosial, media sosial saat inipun tidak


diragukan lagi dalam perkembangannya. Berbagai macam media sosial saat ini
antara lain Twitter, Facebook, Whatsapp, Instagram dan masih banyak lagi.
Media sosial mengajak masyarakat dari anak-anak, remaja, hingga orang tua yang
tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi input secara terbuka, memberi
komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Dapat dikatakan bahwa media sosial saat ini memiliki dampak yang sangat
besar bagi kehidupan seseorang. Orang yang kecil bisa menjadi besar melalui
media sosial, begitu juga sebaliknya. Bagi masyarakat, khususnya pada masa
remaja ini yang telah menjadi kecanduan dalam bermedia sosial yang membuat
para penggunanya menjadi lupa akan waktu, tidak peduli terhadap orang dan
lingkungan disekitar, memiliki emosi yang tidak stabil, dan produktivitas-pun jadi
terganggu.

pada kalangan remaja ini penggunaan media sosial dengan cepat dapat
diadaptasi, tidak heran setiap remaja saat ini dapat menggunakan sebuah
perangkat computerized (komputerisasi/digital) untuk menunjang setiap
aktivitasnya. Dengan media sosial, seseorang yang awalnya tidak terkenal bisa
menjadi terkenal, awalnya tidak pandai untuk mengutarakan perasaannya namun
melalui media sosial bisa dengan bebas mengutarakan perasaan dan ekspresinya.
Selain itu, dengan menggunakan media sosial komunikasi bisa berjalan dengan
lancar tanpa melihat jarak (Actorino, 2018).

Kemudian dari pada itu, melalui bahasa dalam bermedia sosial kita juga
dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan
pikiran kita. Dilihat dari fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, maka dalam
bermedia sosial bahasa sangatlah berperan penting bagi para penggunanya.
Firmansyah (2018).

Gaya bahasa juga menjadi salah satu elemen yang membangun nilai
keindahan di media sosial. Gaya bahasa memungkinkan setiap orang menilai
karakter pribadi seseorang dan kemampuan mereka yang menggunakan bahasa
tersebut. Semakin baik gaya bahasa seseorang, semakin baik pula penilaian orang
tersebut terhadapnya, dan sebaliknya. semakin buruk gaya bahasa seseorang,
semakin buruk pula penilaiannya. Keraf (2008:113) mengatakan bahwa gaya
bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut: kejujuran, kesantunan,
dan daya tarik

Disinilah Tantangan dan peran penting bagi orang tua zaman sekarang
adalah memastikan anak-anak remajanya menggunakan media sosial secara
positif. Memang tidaklah mudah untuk mendampingi atau memantau anak dan
remaja saat menggunakan media sosial. Apalagi, saat ini media sosial sudah
banyak diakses melalui ponsel. Kemampuan computerized (komputerisasi/digital)
anak dan remaja play on words (bermain kata) seringkali melampaui para orang
tuanya. Meski demikian, bukan berarti orang tua boleh melepaskan kendali dan
menyerahkan semuanya pada anak.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah:
1. Bagaimana bahasa di kalangan remaja dalam media sosial?
2. Bagaimana penggunaan media sosial?
3. Bagaimana pengaruh media sosial pada kalangan remaja?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan penulisan:
1. Mengetahui bagaimana bahasa di kalangan remaja dalam media sosial
2. Mengetahui bagaimana penggunaan media sosial
3. Mengetahui bagaimana pengaruh media sosial pada kalangan remaja

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Pengertian Media Sosial
Media sosial dimulai pada 24 Mei 1844, dalam bentuk rangkaian titik dan
garis elektronik yang diketik di mesin telegraf. Saat itulah Samuel Morse
mengirim pesan telegram pertamanya ke publik. Jaringan digital, yang dibuat oleh
Departemen Pertahanan AS, memungkinkan para ilmuwan di empat universitas
untuk terhubung satu sama lain dan berbagi perangkat lunak, perangkat keras, dan
data lainnya.
Media sosial adalah jenis media berdasarkan kecanggihan teknologi,
diklasifikasikan ke dalam berbagai bentuk melalui penerapan seperangkat teori
dari bidang studi media dan proses sosial. Secara teori, media berarti
penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Pada dasarnya media sosial merupakan pengembangan dari jaringan
berbasis internet yang memudahkan setiap orang untuk berkomunikasi dan
berbagi dengan publik. Bentuk Jejaring sosial lah yang paling banyak digunakan
oleh kalangan remaja saat ini. Informasi yang biasanya dibagikan pada media
sosial tidak hanya informasi yang bersifat umum seperti berita dan hiburan, tetapi
juga informasi yang bersifat pribadi seperti foto, video, dan identitas diri. Pada
tahap tersebut, Pengguna dapat melakukan komunikasi satu sama lain pada media
sosial melalui fitur yang tersedia, termasuk chatting, mengirimkan pesan pribadi,
berkomentar pada kolom yang tersedia, dan dapat berbagi foto-foto dan video
( Zúñiga, 2012).
Setelah mengetahui pengertian dari apa itu media sosial, Adapun fungsi-
fungsi dari media sosial berdasarkan jenisnya, antara lain:
1. Relationship Networks - Jaringan Hubungan
Media sosial ini lebih dipahami oleh masyarakat sebagai website untuk
berkomunikasi dan bersosialisasi. Fungsi utama dari jenis media sosial ini adalah
untuk memudahkan pengguna dalam berkomunikasi, mencari pekerjaan,
mempromosikan merek, dan menghubungkan pelaku bisnis dengan konsumen.
Contoh: Linkedin, Google+, dst
2. Media Sharing Network - Jaringan Berbagi Media
Jenis media sosial ini ditentukan oleh karakteristik media yang dibagikan
oleh penggunanya. Facebook dan Twitter juga termasuk dalam jenis jaringan
berbagi media karena kemampuan berbagi video dan gambar yang sangat baik.
Contoh: Instagram, Youtube, Facebook, Twitter, dst
3. Online Reviews - Ulasan Online
Fungsi utama media sosial ini adalah untuk membagikan lokasi tempat-
tempat yang disarankan.
Contoh: Open Rice, Zomato
4. Forum Diskusi
Forum ini adalah salah satu jenis media sosial yang ada pada masa awal
internet, dimana para pengguna internet berkumpul untuk bertukar pikiran atau
berdiskusi. Contoh: Kaskus, Stack Overflow, dst
5. Social Publishing Platforms - Platform Penerbitan Sosial
Media sosial ini adalah blog dan microblog yang digunakan untuk berbagi
artikel yang ditulis oleh pengguna. Contoh: Blog, Medium, Tumblr, dst
6. Bookmarking Sites - Menandai Situs
Fungsi dari media sosial ini adalah untuk memungkinkan pengguna
menggunakan situs untuk mengumpulkan konten yang kemudian disimpan di
akun masing-masing. Contoh: Pinterest, Flipboard, dan StumbleUpon.
Pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta, menurut studi
Wearesocial Hootsuite yang dipublikasikan Januari 2019 di
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/02/08/berapa-user-mediasocial-
indonesia atau sebanyak 150 juta. 56% dari total populasi. Angka ini meningkat
20% dari survei sebelumnya. Sementara itu, pengguna media sosial mobile
(gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi.

Bahasa bermedia sosial


Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan bahasa sebagai sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh semua orang atau anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri dalam
bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun, dsb.
Pemakaian bahasa di media sosial lambat laun mengubah cara kita
berbahasa dan berkomunikasi dengan orang lain. Namun, kita juga perlu
memahami bahwa beragam media sosial yang kini menjamur memiliki
keterbatasan karakter untuk pesan teks yang disampaikan atau
memiliki karakteristik tersendiri yang akhirnya berdampak pada bahasa yang
digunakan. Keterbatasan karakter membuat penulisan pesan teks harus disingkat
agar sesuai dengan jumlah karakter pesan teks untuk tiap-tiap media sosial. Hal
inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab ketidaksesuaian terhadap kaidah
tata bahasa yang telah ditentukan.

Media sosial adalah tempat remaja mengekspresikan semua perasaannya.


Remaja berbagi momen melalui media sosial berupa teks, foto dan video.
Perkembangan teknologi juga berdampak pada kompleksitas media sosial saat ini,
yang tidak hanya sebagai media hiburan, tetapi juga merangkap sebagai media
informasi, media kreatif, dan bahkan sekarang pengguna dapat menghasilkan
uang melalui media sosial.
Berikut adalah contoh dari beberapa kategori dan diskusi di media sosial
remaja, berdasarkan bentuk status dan komentar nyata: singkatan, akronim, alay,
dan ekspresi, sebagai berikut:

Klasifikasi berdasarkan makna

A. Sindiran
X: Sesubuh ini listrik dah padam. Terima kasih PLN...
A: Kok berterima kasih pd PLN?
X: gaya bahasa tingkat tinggi Prof...hehehe
A: tak perlu berbahasa tinggi dg Perusahaan yng tidak sadar dg tugas
pelayanan masyarakat itu!
Data ini berisi sindiran. Penulis status (X) menyindir: “Sesubuh ini listrik dah
padam. Terima kasih PLN...”. Tulisan terima kasih PLN.. ditujukan kepada PLN
yang tidak memberikan pelayanan dengan memuaskan karena listrik sering
padam.
B. Promosi
X: BBM naik...? Ngga pusing..... VIAR solusi cerdas usaha anda. Hemat
BBM, Investasi Terjangkau, Bisa Kredit, Sparepart Lengkap. Biaya
Perawatan lebih Murah. Ke Muncul aja.
A: siap mas...sambil ngobrol bisa jadi berita..siap ekspos Muncul Bursa
Motor.. .momentnya pas nih ya mas..harga bbm naik barusan.......Viar
memang jozzzzzz
B: Muncul terima tukar tambah gak?
C: Ciyus?
D: Mas Rhiez@ Pasti «dőnk» ,,, mtr apa Чάπƍ ♏αΰ ditukar mas?
Pada data tersebut penulis status (X) penjualan motor. Status tersebut kemudian
diberi komentar oleh (A, B, C, dan D). Komentar A tersebut berisi persetujuan
terhadap apa yang disampaikan oleh X. Komentar B, C, dan D berupa pertanyaan
yang menghendaki jawaban.
C. Pengumuman
X: Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Relawan BPBD Kab.
Bantul (01-05 Des 2014) dan dibuka langsung oleh Bupati.
A: Pesertanya cpa aja ki, , ,
B: Untuk Dik... siiipppp... kerja kalian memang luar biasa......!??...
lanjutkan!!
Pada data tersebut penulis status (X) menyampaikan pengumuman.
Pengumuman yang disampaikan oleh X ditanggapi oleh A. A berkomentar dalam
bentuk pertanyaan. B berkomentar dengan memberikan apresiasi.

Klasifikasi berdasarkan bentuk

A. Singkatan
Gd singkatan dari good ‘baik’
X: Gunung Kidul pantai n jln nya bagus bingit
n singkatan dari and ‘dan’; jln singkatan dari jalan
X: Gmn rencana minggu terakhir 2014?
A: sebenarx mau k pantai, pagi ini ,,cuma bapakx diva lg ada acara sbentar
jam 8,,,
Fonem x pada kata sebenarx dan bapakx merupakan bentuk singkatan dari nya
B. Akronim
X: Makonyo ndak enak k Sumbar pas liburan atau lebaran...pasti macet.
Btw, pulkam baliak yo?
Akronim pulkam merupakan kependekan dari pulang kampung.
C. Bahasa alay
A: Ciyus?
B: Mas Rhiez@ Pasti «dőnk» ,,, mtr apa Чάπƍ ♏αΰ ditukar mas?
Kata ciyus dari kata serius. Kata-kata Чάπƍ ♏αΰ berarti yang mau.
D. Ekspresi
X: Sabar kuwi luhur wekasane...
Ungkapan tersebut berasal dari bahasa Jawa. Sabar kuwi luhur wekasane. ‘Pada
akhirnya orang yang sabar akan memperoleh kemuliaan’.

Itulah beberapa temuan penggunaan bahasa di media sosial pada internet.


Diusia dewasa ini, bahkan penggunaan bahasa gaul atau bahasa di media sosial
meremehkan pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari banyak remaja yang menggunakan bahasa yang banyak
digunakan di media sosial (disebut gaul), dari bahasa remaja sangat
mengkhawatirkan bahwa bahasa nasional yang digunakan sekarang
mencerminkan betapa mereka menyukainya, dan adapun dampak bahasa media
sosial, tidak hanya pada remaja, tetapi semua orang yang membaca dan
mendengarnya di media sosial.

Bahasa yang sekarang digunakan di media sosial dapat mengancam bahasa


Indonesia itu sendiri dan menghilangkan rasa sopan santun terhadap orang lain.
Adapun dampak negatif dari penggunaan bahasa yang banyak digunakan di media
sosial:

1. Mengganggu kegiatan belajar remaja


2. Bahaya kejahatan
3. Menimbulkan konflik
4. Membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet dan lupa
akan waktu
Namun, tidak setiap bahasa media sosial berpengaruh negatif, adapula pengaruh
positif dari adanya bahasa media sosial, sebagai berikut:
1. Menginspirasi kreativitas anak muda dalam menciptakan bahasa baru.
2. Menciptakan suasana yang lebih sejuk, dalam arti jika Anda selalu
menggunakan bahasa yang sama, Anda akan cepat bosan.
3. Lebih mudah dalam mengekspresikan diri, yang pemalu atau yang selalu
khawatir untuk mengungkapkan pendapatnya di depan umum, akhirnya
dapat mengekspresikan diri dengan bebas.
Maka menurut (Darmastuti, 2011: 218) menambahkan bahwa komunikasi
bahasa dengan media sosial akan membawa pengaruh pada:

1.Kepercayaan, nilai, dan sikap

2.Pandangan dunia

3.Organisasi sosial

4.Tabiat manusia

5.Orientasi kegiatan

6.Persepsi diri dan orang lain (Darmastuti, 2011: 218).

Era digital masa kini


Kata digital berasal dari kata digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari
jemari. Jari jemari orang dewasa berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut
terdiri dari dua radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu digital merupakan
penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau
off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer menggunakan sistem digital
sebagai basis datanya yang dapat disebut juga dengan istilah Bit (Binary Digit)
(Meilani, 2014).
Dengan demikian, era digital dapat disimpulkan sebagai era komputerisasi
di mana seluruh kegiatan manusia dapat disosialisasikan dengan medium
teknologi komputer (multilayar) dengan beragam representasi,bentuk, numerik,
dan model-model narasi yang variatif.
Paperless merupakan salah satu trend era digital dimana penggunaan
kertas menjadi lebih sedikit. Kita tidak harus mencetak foto maupun dokumen
yang dibutuhkan pada kertas, melainkan dalam bentuk digital. Penyimpanan
secara digital lebih aman daripada menyimpan bermacam dokumen dalam bentuk
kertas. Digitalisasi dokumen berbentuk kertas menjadi file elektronik menjadi
lebih mudah dalam berbagi salah satunya ebook.

Dengan ebook kita tidak lagi harus menyimpan bukubuku yang tebal
secara fisik dan membutuhkan tempat yang luas. Dengan file digital, dokumen
juga menjadi lebih jelas dan ringkas dan dapat dibuka kapan saja melalui
komputer dan ponsel.
Pada era tahun 80an sering dijumpai khusunya diusia remaja bermain
diluar rumah berinteraksi dengan kawan sebayanya dengan asyiknya bermain
permainan tradisional yang sarat dengan pesan kejujuran, gotong royong, percaya
diri, dan amanah. Suasana tersebut sangat cocok dengan pertumbuhan mental
diusia remaja yang harus ditananamkan nilai-nilai moral.
Sekarang Model pendidikan berbasis permainan tradisional sudah jarang
diperkenalkan kepada anak-anak dan remaja. Mereka lebih banyak berinteraksi
dengan dunia maya seperti game online, facebook, dan jaringan internet lainnya.
Keseringan dengan gadget-nya anak-anak atau remaja bisa menjadi bersikap anti
sosial dan kurang percaya diri sebab banyak mengurung diri dalam kamar karena
asyik dengan handphone dan game online.
Akibatnya dapat menggerus nilai kepekaan sosial, kepedulian, dan empati
pada sesama. Karakter egoisme dan keras kepala bisa merasuki anak-anak dan
remaja jika terlalu sering berinteraksi dengan game online. Apalagi unsur
kekerasan dan sadisme sering menjadi game favorit di usia remaja, tentunya hal
itu secara tak sadar remaja akan meniru aksi pada game dan mengaplikasikannya
pada dunia nyata saat bergaul dengan teman dan keluarganya.

Perilaku Remaja Masa Kini


Jika diperhatikan, rata-rata remaja dengan smartphone akan terlihat Seperti
orang asing, mereka akan memiliki dunia mereka sendiri dan lebih sedikit peduli dengan
lingkungan sekitar.
Hurlock (1980: 192) Efek mendalam dari masa remaja dapat dimengerti Kondisi
fisik seorang anak juga dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya. Namun, ada bukti
bahwa Perubahan sikap dan perilaku yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh
Perubahan sosial, bukan akibat perubahan kelenjar yang mempengaruhi keseimbangan
tubuh. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980:185), terjadi di Masa remaja menciptakan
keraguan, kekurangan, dan ketidakamanan, dan mengarah pada perilaku yang tidak
baik.
Menurut Hurlock (1980), bahaya psikologis yang dialami remaja selama masa
remaja Yaitu:
1) konsep diri yang buruk
2) prestasi yang rendah
3) kurangnya persiapan Mengatasi perubahan pubertas
4) Penyimpangan dalam pematangan seksual.

2.2 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir merupakan acuan di dalam melaksanakan makalah ini,
kerangka berpikir berisikan jawaban dari rumusan masalah berdasarkan kajian teori.
Sehingga dari teori yang telah dijelaskan di atas maka dapat dibuat kerangka
berpikirnya.
Pada zaman sekarang ini, dimana bahasa bermedia sosial sangat dominan dalam
setiap aspek kehidupan manusia. Media sosial ini pun memiliki dampak positif maupun
negatif. Manusia sebagai pengembang dan pengguna haruslah bersifaf bijaksana dalam
memanfaatkan teknologi ini agar tidak merugikan manusia itu sendiri.

Era Digital

Perilaku Remaja Bahasa Remaja

Media Sosial
PengaruhBAB III bermedia
bahasa
sosial PENUTUP
kalangan remaja

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, bahasa di media sosial memiliki dampak yang
sangat kuat bagi remaja. Ada banyak bahasa yang digunakan di media sosial,
mulai dari bahasa gaul, alai, bilingual atau multi-dwibahasa, tanpa unsur
kebahasaan yang terlihat. Pengaruh bahasa tersebut memiliki efek positif dan
negatif pada remaja. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa yang baik dan benar
harus benar-benar diterapkan sejak usia dini.

3.2 Saran
Demikian makalah ini kami susun. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam penyampian
makalah selanjutnya semakin lebih baik. Semoga makalah ini dapat menambah
keilmuan dan memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

IKIP Siliwangi. (2018) Pengaruh Bahasa di Media Sosial Bagi Kalangan Remaja

Rai Bagus Triadi. (2017) Penggunaan Makian Bahasa Indonesia Pada Media
Sosial (KAJIAN SOSIOLINGUISIK), Jurnal Sasindo.

Maudy Pritha Amanda, (juli 2017) Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja


(ADOLESCENT SUBSTANCE ABUSE)

Fahlepi Roma Doni, (2017) Perilaku Penggunaan Media Sosial Pada Kalangan
Remaja, AMIK BSI Purwokerto

Wilga Secsio Ratsja Putri. R. (Pengaruh Media Sosial Terhadap perilaku remaja)

http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/12/KEPEMIMPINAN

Pusat Kajian Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (Juni, 2017) Seri Buku
Literasi Digital - Kajian Dampak Media Sosial

Isna Rifka, Artikel Kompas.com dengan judul "Sejarah, Evolusi, dan Pengertian
Media Sosial"

Studia Insania (2019), Peran Pola Asuh Orangtua di Era Digital Vol. 7, No. 1

Errika Dwi Setya Watie. (2000) THE MESSENGER, VolumeIII, Nomor 1, Edisi
Juli2011 Komunikasi dan Media Sosial semarang: Universitas Semarang
http://repository.unikastpaulus.ac.id/122/1/
Artikel_Jurnal_Missio_Pola_Asuh_yang_Efektif.pdf
ANANG SUGENG CAHYONO, Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan
Sosial Masyarakat diIndonesia
https://journal.unita.ac.id/index.php/publiciana/article/view/79/73

ZAKKY, (2020 April 18) Fungsi, Struktur, dan Penjelasan dari Bahasa
https://www.zonareferensi.com/pengertian-bahasa/

jmb.lipi. (2009) jmb article view vol.11 no2

Thiara Figlia Chandra. (2020) Kesadaran Bermedia Sosial di Kalangan Remaja


Kampung nelayan belawan sumut, repositori.usu. Kesadaran Bermedia
Sosial di Kalangan Remaja Kampung nelayan belawan sumut

Gita Aprinta E.B, Errika Dwi S.W, (Januari 2017) HUBUNGAN


PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN TINGKAT
KEPEKAANSOSIALDI USIA REMAJA, Semarang: Social Media,
Social Consciousness, Teenagers

Ayobandung.com, (19 februari 2022) Media sosial dan Kepedulian


https://www.ayobandung.com/netizen/pr-79701034/media-sosial-dan-kepedulian-
kita

Wawan Setiawan. (2017) Era Digital dan Tantangannya-Seminar Nasional


Pendidikan 2017

Anda mungkin juga menyukai