Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Literasi Digital dan Multimedia BK

“Komunikasi Digital dan Social Media Analysis(Lanjutan)”

Dosen Pengampu:
Ifdil, S.HI, S.Pd, M.Pd, Ph.D, Kons.

Disusun Oleh

Kelompok 1:

1. Rani Mulya (19006210)


2. Rizka Fadhilah (19006239)
3. Yurike (19006234)
4. Zakiyatul Hadi (19006235)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Komunikasi Digital dan Social
Media Analysis(Lanjutan)”.Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
Literasi dan Multimedia BK, selain itu juga dibuatnya makalah ini agar dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Serta tidak lupa kami mengucapkan terimaksih kepada bapak
Ifdil, S.HI, S.Pd, M.Pd, Ph.D, Kons. selaku dosen pengampu mata kuliah Literasi dan
Multimedia BK.
Terlepasnya dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukkan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang
baik dan benar. Akhir kata kami meminta semoga makalah pengaruh sikap dan persepsi
dalam komunikasi antar pribadi bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.

Padang,20 April 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Analisis Paltform Media Sosial untuk Pendidikan.............................................2


B. Analisis Paltform Media Sosial untuk Pelayanan Konseling.............................4

BAB III PENUTUP.............................................................................................................6

A. Kesimpulan.............................................................................................................6

KEPUSTAKAAN................................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era digital ini perkembangan teknologi terjadi sebuah evolusi pada teknologi media,
sebut saja new media atau orang juga sering menyebutnya media online atau orang lebih
akrab lagi menyebutnya dengan istilah internet, media ini tentunya sudah tidak asing lagi di
telinga. Media ini juga disebut-sebut sebagai media yang sampai saat ini belum ada yang
menandingi pertumbuhan jumlah penggunanya.
Media sosial adalah medium di internet dengan kegiatan yang memungkinkan
pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerjasama, berbagi,
berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.
Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk menghubungkan
orang-orang dari seluruh belahan dunia. Situs jejaring sosial pertama, yaitu Sixdegress.com
mulai muncul pada tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profile,
menambah teman, dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial
lunarstorm, live journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun
2001, muncul Ryze.com yang berperan memperbesar jaringan bisnis. Tahun 2002, muncul
Friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula disediakan untuk tempat pencarian
jodoh dalam kelanjutannya, Friendster ini lebih diminati anak muda, untuk saling berkenalan
dengan pengguna lain. Tahun 2003 muncul situs interaktif lain menyusul kemunculan
Friendster, Flick, Youtube, Mysace merupakan situs jejaring yang diminati.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Analisis Paltform Media Sosial untuk Pendidikan?
2. Bagaimana Analisis Paltform Media Sosial untuk Pelayanan Konseling?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Analisis Paltform Media Sosial untuk Pendidikan.
2. Untuk mengetahui Analisis Paltform Media Sosial untuk Pelayanan Konseling.

1
BAB II
PEMBAHASAN

“Komunikasi Digital dan Social Media Analysis(Lanjutan)”

A. Analisis Paltform Media Sosial untuk Pendidikan


Pada satuan pendidikan, misalnya, kehadiran media-media sosial selayaknya menjadi
pendorong untuk memaksimalkan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, ikut
berkontribusi dalam menyediakan pilihan konten-konten positif di tengah riuhnya informasi
yang ada. Bagi peserta didik misalnya, media sosial memiliki peluang untuk membantu
mereka belajar dengan lebih menyenangkan. Misalnya, fenomena gamifikasi atau
penggunaan games online, yang sebagian besar masyarakat menganggapnya sebagai momok
menakutkan yang akan membawa dampak negatif bagi anak-anak dan remaja.
Ketergantungan pelajar era digital pada media sosial dan perangkat gadget bukan tanpa
masalah. Smartphone yang kerapkali dianggap sebagai piranti pintar dalam sifatnya portable
(mudah dibawa), menjelma sebagai pihak yang paling dekat dengan generasi masa kini.
Kedekatannya melebihi kedekatan dengan orangtua dan keluarga. Hanya dengan sekali klik,
generasi saat ini dan masyarakat pada umumnya dapat mengjangkau hal-hal yang secara
logika matematis tidak mungkin untuk dijangkau. Revolusi tik membuat dunia seakan berada
di ujung kuku.
Masalah timbul ketika penggunaan media sosial di kalangan pelajar hanya ditujukan
untuk mengekalkan gaya hidup hedonisme semata pun ruang untuk menebar kebencian.
Fenomena “haters”—kaum pembenci, di kalangan pelajar, dimana kritisme dikemas dengan
umpatan, hinaan seolah menjelaskan hal tersebut. Di sinilah, peran guru dalam TIK menjadi
sangat penting—jika tidak bisa dibilang krusial—dalam menjawab tantangan revolusi
teknologi yang ada. Bahkan di era digital saat ini, peran guru sebagai sumber belajar satu-
satunya telah lama bergeser. Pergeseran tersebut dibawa oleh fenomena media sosial yang
marak saat ini. Oleh karena itu, untuk dapat menyimbangkan eksesnya, maka selayaknya
guru mulai memikirkan cara-cara pemanfaaan media-media sosial sebagai ruang belajar siber
bagi peserta didiknya.
Karakteristik Media Sosial dan Platform-Platformnya
Media sosial menurut karakteristiknya dapat dibedakan dalam beberapa jenis antara
lain sebagai berikut (Fenwick, 2008) :

2
1) Social bookmarking, adalah jenis media sosial yang dapat menyimpan, menampilkan,
menandai postingan suatu website. Misalnya, seseorang yang menggunakan jenis media
sosial ini akan menyimpan potongan informasi yang ditawarkan pada website kita bila
mereka merasa tertarik dengan website kita. Contoh media sosial jenis sosial
bookmarking adalah digg.
2) Forums and Discussion, merupakan jenis media sosial yang menyediakan ruang
berdiskusi tentang topik tertentu antar anggota/penggunanya. Contohnya adalah
kaskus.com.
3) Media sharing, yaitu jenis media sosial yang menyediakan anggota/penggunanya saling
membagikan kembali apa yang telah dipostingnya di media sosial tersebut. Contoh
media sosial jenis ini adalah Youtube (yang fokus pada materi audio visual (baca:
video) untuk materi yang dapat dibagikan dari-oleh-untuk penggunanya) serta Flickr
dan Instagram (materi yang dibagikannya adalah foto dan video).
4) Review dan rating, adalah situs media sosial yang menyediakan kesempatan bagi para
penggunanya untuk memberikan penilaian terhadap apa yang dilihat, didengar,
ditonton, dibaca, dan digunakan. Contohnya adalah Tripadvisor.
5) Social Networking, adalah jenis media sosial yang memungkinkan para penggunanya
terhubung dengan pengguna yang lainnya, baik dalam obrolan singkat, momen, dan
ragam aktivitas sosial lainnya. Contohnya adalah Facebook.
6) Weblog, adalah jenis media sosial yang mengandalkan kekuatan postingan tulisan. Ia
memberikan ruang yang cukup luas bagi penggunanya untuk menuliskan hal-hal yang
ingin dibaginya dalama halaman web. Weblog biasanya dapat diakses oleh semua
pengguna internet meskipun ia bukan pengguna situs weblog tersebut. Contohnya
adalah Wordpress, Tumblr, dls.
7) Postcard, adalah multimedia file yang dapat didistribusikan di internet.
8) Micro-blogging, adalah jenis media sosial yang mirip dengan weblog, namun ia lebih
simpel karena hanya memuat tulisan yang lebih sedikit, biasanya dibatasi hanya sekitar
140-200 karakter saja. Informasi yang ingin dibagi atau diposting memang hanya
sedikit sekali. Contohnya adalah Twitter.
9) Wikis, adalah media sosial yang memungkinkan para penggunanya menambahkan
informasi yang telah diposting tentang objek tertentu. Contohnya adalah wikipedia.
10) Games online, termasuk dalam media sosial yang melibatkan interaksi lebih dari satu
orang pengguna. Sifatnya hiburan, namun tidak menutup kemungkinan konten games
online didesain untuk kebutuhan edukasi.

3
Pemahaman akan berbagai platform media-media sosial di atas akan mendorong
guru/tutor pada keputusan memilih platform media sosial yang mana yang cukup relevan
untuk jenis pembelajaran yang akan disasar. Hal ini tentunya terintegrasi pula dengan metode
dan strategi pembelajaran yang digunakan oleh pendidik/guru/tutor. Misalnya, untuk
pembelajaran yang menargetkan keaktifan peserta didik dan mengembangkan kemampuan
berdiskusinya, guru dapat memanfaatkan platform-platform media sosial yang bersifat
forums and discussion di kaskus.com. Atau untuk melihat kemampuan berbahasa dan berfikir
analitis peserta didik, sangat dimungkinkan seorang guru meminta peserta didik
menggunggah karya-karyanya dalam bentuk tulisan pada platform media-media sosial
bersifat blog, demikian seterusnya.
Dengan semakin populernya media sosial di kehidupan kalangan pelajar dan remaja,
maka media-media sosial ini juga berpeluang untuk dapat dimanfaatkan bagi dunia
pendidikan. Penggunaan media sosial dalam dunia pendidikan akan sangat berpengaruh
terhadap jalannya proses belajar mengajar. Baik guru maupun peserta didik akan mampu
mengembangkan kemampuan teknis dan sosial mereka dalam menghadapi era digital saat ini.
B. Analisis Paltform Media Sosial untuk Pelayanan Konseling
Salah satu peran yang dapat konselor lakukan dalam menyikapi dan merespons era
revolusi industri 4.0 adalah memberikan layanan bimbingan dan konseling menggunakan
inovasi baru sesuai dengan era revolusi industri 4.0 di antaranya menggunakan media sosial.
Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 64,8% dari total penduduk, dengan lama
penggunaan 3-4 jam per hari. Mengakses media sosial menjadi alasan kedua dalam
penggunaan internet setelah kebutuhan komunikasi. Hal ini menjadikan instagram berada di
peringkat ke-2 media sosial yang paling sering diakses setelah facebook. Instagram
merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk membagikan informasi berupa teks, gambar,
atau video dengan cepat. Tampilan instagram yang lebih rapi serta fitur yang beragam
menjadi daya tarik tersendiri. Tulisan ini menganalisis bahwa media sosial instagram dapat
dimanfaatkan oleh konselor sebagai media penunjang program layanan bimbingan dan
konseling berbasis teknologi. Melalui fitur-fitur seperti unggah foto atau video, caption,
komentar, hashtags, instagram story, instagram live, direct message, dan highlight dapat
dimanfaatkan oleh konselor untuk menunjang program layanan bimbingan dan konseling.
Era revolusi industri 4.0 mendorong penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-
hari.Di bidang pendidikan teknologi digunakan oleh guru dan siswa untuk mengakses
informasi terkait materi yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Berhubungan dengan

4
bimbingan konseling, menurut (Waris, 2019) ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh
konselor tampil dalam menyikapi dan menyikapi era revolusi industri 4.0, diantaranya:
1) Konselor sebagai salah satu bagian atau komponen pendidikan di era digital harus
bekerja keras dan memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan diri dan
mempelajari ilmu baru dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan siswa saat ini
dan selalu meningkat kompetensi sebagai konselor profesional.
2) Mampu menggunakan dan menguasai teknologi secara kreatif akan memudahkan
pelaksanaan tugas dan dapat mendukung terlaksananya pekerjaan secara efektif dan
efisien. Seperti membuat program bimbingan dan konseling berbasis teknologi, serta
membuat lebih efektif dan program layanan bimbingan dan konseling yang efisien
sesuai kebutuhan.
3) Konselor dalam memberikan pelayanan menggunakan inovasi-inovasi baru yang sesuai
dengan jamannya revolusi industri 4.0, termasuk menggunakan media sosial

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada satuan pendidikan, misalnya, kehadiran media-media sosial selayaknya menjadi
pendorong untuk memaksimalkan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, ikut
berkontribusi dalam menyediakan pilihan konten-konten positif di tengah riuhnya informasi
yang ada. Bagi peserta didik misalnya, media sosial memiliki peluang untuk membantu
mereka belajar dengan lebih menyenangkan. Masalah timbul ketika penggunaan media sosial
di kalangan pelajar hanya ditujukan untuk mengekalkan gaya hidup hedonisme semata pun
ruang untuk menebar kebencian. Oleh karena itu, untuk dapat menyimbangkan eksesnya,
maka selayaknya guru mulai memikirkan cara-cara pemanfaaan media-media sosial sebagai
ruang belajar siber bagi peserta didiknya.
Salah satu peran yang dapat konselor lakukan dalam menyikapi dan merespons era
revolusi industri 4.0 adalah memberikan layanan bimbingan dan konseling menggunakan
inovasi baru sesuai dengan era revolusi industri 4.0 di antaranya menggunakan media sosial.
Melalui fitur-fitur seperti unggah foto atau video, caption, komentar, hashtags, instagram
story, instagram live, direct message, dan highlight dapat dimanfaatkan oleh konselor untuk
menunjang program layanan bimbingan dan konseling.

6
KEPUSTAKAAN

Fenwick, K. W. 2008. Digimarketing: The Essential Guide To New Media And Digital
Marketing. Singapore: John Wileys&Sons Pte., Ltd.

Noviyanti,Nur Irma.2020. Instagram Social Media As Guidance And Counseling Media


Based On Technology. International Journal of Applied Guidance Counseling
p-ISSN: 2722-2357 Vol. 1 No. 1, January 2020, pp. 16-19.

Anda mungkin juga menyukai