Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMUNIKASI BERBASIS MEDIA SOSIAL

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK: 5
1. PUJA ALPIYA (40400118052)
2. SRI RAMADHANI (40400121023)
3. HAFSAH AMELIAH PARASSA (40400121035)
4. MUH RIFAD RAMADHANI SUARDI (40400121022)
5. SUNARDIANTO (40400121026)

DOSEN PENGAMPU: Saenal Abidin, S.IP., M.Hum

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan kami kemudahan, sehungga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada baginda tercinta kita, yaitu Nabi Muhammad Saw. yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat kelak nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
kelompok ini, sebagai tugas dari mata kuliah Komunikasi dan Media Baru dengan judulnya
“Komunikasi Berbasis Media Sosial.”

Kami sebagai penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan yang didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya dosen kami yang
telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Samata, 25 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ i
BAB I ......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 2
C. Tujuan............................................................................................................................................ 2
BAB II ........................................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 3
A. Membangun Konten di Media Sosial .......................................................................................... 3
B. Penggunaan Media Sosial ............................................................................................................. 6
1. Pengertian dan Jenis Media Sosial .......................................................................................... 6
2. Manfaat Penggunaan Media Sosial.......................................................................................... 8
3. Unsur Negatif Penggunaan Media Sosial ................................................................................ 8
C. Netizen, Segmented Users, dan (Micro) Influencers ................................................................... 9
a. Netizen dan Segmented Users .................................................................................................. 9
b. (Micro) Influencer ................................................................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 13
B. Saran ............................................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Pesatnya perkembangan TIK menjadikan internet sebagai alat
komunikasi utama yang sangat diminati oleh masyarakat. Hal inilah yang melatar belakangi
perubahan teknologi komunikasi dari konvensional menjadi modern dan serba digital.
Perkembangan penggunaan media internet sebagai sarana komunikasi ini pun menjadi
semakin pesat setelah internet mulai dapat diakses melalui telephone seluler dan bahkan kemudian
muncul istilah telepon cerdas (smartphone). Dengan hadirnya Smartphone, fasilitas yang
disediakan dalam berkomunikasipun pun semakin beraneka macam, mulai dari sms, mms,
chatting, email, browsing serta fasilitas sosial media.
Menurut Nasrullah, media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna
merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan
pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. Dalam media sosial, tiga bentuk yang
merujuk pada makna bersosial adalah pengenalan (cognition), komunikasi (communicate) dan
kerjasama (co-operation).

Tidak dapat disangkal bahwa pada saat ini sosial media telah menjadi cara baru masyarakat
dalam berkomunikasi. Hal ini berdampak pada berbagai sisi kehidupan masyarakat. Kehadiran
media sosial telah membawa dampak yang sangat signifikan dalam cara melakukan komunikasi.
Sejak awal dibangun, media sosial di peruntukkan sebagai wadah bagi para penggunanya
agar dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan bertukar informasi dan ide di komunitas dan
jejaring virtual. Media sosial dalam hal ini meliputi blog, jejaring sosial, forum, dan dunia visual.
Produksi informasi dan berita saat ini bukan lagi eksklusif hanya dilakukan oleh pembawa berita
besar. Saat ini siapa pun bisa menjadi pembuat berita dan memberikan dampak kepada orang
banyak. Begitupun dengan konsumsi informasi yang dapat dengan bebas dinikmati siapa saja
melalui media digital.
Lembaga We Are Social dalam Nasrullah mempublikasikan hasil risetnya bahwa pengguna
internet dan media social di Indonesia cukup tinggi. Ada sekitar 15 persen penetrasi internet atau
38 juta lebih pengguna internet. Dari jumlah total penduduk, ada sekitar 62 juta orang yang
terdaftar serta memiliki akun di media sosial Facebook. Dari riset tersebut juga menunjukkan
bahwa rata-rata pengguna internet di Indonesia menghabiskan waktu hamper 3 jam untuk
terkoneksi dan berselancar di media social melalui perangkat telepon genggam.
Banyaknya jumlah pengguna media sosial di Indonesia tentu saja memunculkan
kesempatan untuk mengoptimalkan kehadiran media sosial sebagai media komunikasi, sehingga
kemudian memunculkan pertanyaan, bagaimana penggunaan media sosial untuk mengefektifkan

1
cara berkomunikasi di dalam masyarakat, baik dalam bidang pemasaran, bidang politik maupun
dalam bidang pembelajaran.

Namun, perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dan menyebarkan informasi melalui


sosial media. Karena pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Informasi daan Transaksi
Elektronik (UU ITE) Nomor 11 Tahun 2008 yang kemudian mengalami perubahan dalam Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016. Dimana dalam UU ITE tersebut terdapat beberapa pasal yang
berhubungan dengan penyalahgunaan penyebaran informasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara Membangun Konten Di Media Sosial?
2. Bagaimana Penggunaan Media Sosial?
3. Apa Itu Netizen, Segmented Users, Dan (Micro) Influencers?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Cara Membangun Konten Di Media Sosial
2. Untuk Mengetahui Penggunaan Media Sosial
3. Untuk Mengetahui Pengertian Netizen, Segmented Users, Dan (Micro)
Influencers

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Membangun Konten di Media Sosial
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi sejalan dengan tergesernya peran media
konvensional. Media baru, sebagai salah satu media yang berkembang mampu memadupadankan
teks, suara, gambar, dan video dengan menggunakan teknologi komputer yang berbeda dari media
tradisional. Menurut Flew, media baru (new media) adalah terminologi yang menjelaskan tentang
teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi dan terhubung ke dalam jaringan. Contoh dari
media baru adalah Internet. Adapun program televisi, film, surat kabar, dan jenis media cetak lain
tidak termasuk ke dalam kategori media baru.

Sejalan dengan berkembangnya teknologi yang ada saat ini, strategi dalam melakukan
pemasaran pun juga mulai berubah ke arah yang lebih modern. Jika dulu hanya menggunakan
media promosi seperti surat kabar, majalah, radio, ataupun televisi, kini pemasaran sudah
dilakukan dengan teknologi Internet, atau yang kemudian dikenal dengan istilah digital marketing.
Sedikitnya terdapat empat manfaat digital marketing dalam memaksimalkan suatu bisnis,
diantaranya adalah menghemat biaya promosi, menjangkau pasar yang lebih luas, sebagai sarana
untuk meningkatkan penjualan, dan menjadi sarana penghubung yang baik dengan konsumen.
Media sosial merupakan sebuah media online, yang para penggunanya dapat dengan mudah
untuk ikut serta masuk ke dalam beberapa aktivitas dan interaksi yang dilakukan di media sosial
tersebut. Aktivitas yang dilakukan pengguna di media sosial tidak menutup kemungkinan untuk
melakukan kegiatan pertukaran informasi. Pemasaran dapat memanfaatkan informasi yang saling
ditukarkan di media sosial untuk menginformasikan mengenai produk atau jasa atau merek
mereka.
Menurut Nasrullah media sosial memiliki karakter khusus, yaitu:
1. Jaringan (Network)

Jaringan adalah infrasturktur yang menghubungkan antara komputer dengan perangkat keras
lainnya. Koneksi ini diperlukan karena komunikasi bisa terjadi jika antar komputer terhubung,
termasuk di dalamnya perpindahan data.

2. Informasi (Informations)

Informasi menjadi entitas penting di media sosial karena pengguna media sosial
mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi
berdasarkan informasi.
3. Arsip (Archive)

Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi
telah tersimpan dan bias diakses kapanpun dan melalui perangkat apapun.

3
4. Interaksi (Interactivity)

Media sosial membentuk jaringan antar pengguna yang tidak sekedar memperluas hubungan
pertemanan atau pengikut (follower) semata, tetapi harus dibangun dengan interaksi antar
pengguna tersebut.
5. Simulasi Sosial (simulation of society)

Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya masyarakat (society) di dunia
virtual. Media sosial memiliki keunikan dan pola yang dalam banyak kasus berbeda dan tidak
dijumpai dalam tatanan masyarakat yang real.

6. Konten oleh pengguna (user-generated content)

Di Media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik
akun. UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan
dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi. Hal ini berbeda dengan media lama (tradisional)
dimana khalayaknya sebatas menjadi objek atau sasaran yang pasif dalam distribusi pesan.
Menurut data yang dihimpun oleh lembaga survei yang berbasis di Amerika Serikat, yaitu
Emarketer, tren akses Facebook di Indonesia sebesar 87,5% dilakukan pada perangkat ponsel,
dengan para penggunanya yang mayoritas berusia 16-35 tahun. Berdasarkan data Emarketer,
setelah Facebook, tren penggunaan media sosial selanjutnya paling banyak adalah Instagram.

Namun beragam jenis media sosial yang ada tentu memiliki sifat, karakteristik, ciri khas,
konten, bahkan tujuan yang berbeda pula. Menggunakan media sosial yang tidak tepat dapat
menyebabkan kegiatan promosi menjadi tidak efektif. Isi (konten) promosi menjadi hal penting
dalam memilih media sosial yang akan digunakan. Kecenderungan kesalahan pelaku bisnis dalam
menggunakan media sosial sebagai media promosi adalah tidak mengoptimalkan jenis media
sosial itu, atau dengan menyamakan isi (konten) promosi yang sama menggunakan media sosial
yang berbeda, padahal setiap media sosial memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
terhadap suatu konten (pesan) komunikasi yang disampaikan, termasuk pesan-pesan promosi.
Sebagai contoh media sosial Instagram, yang memiliki keistimewaan pada kekuatan visual
(gambar), maka konten promosi yang tepat untuk instagram adalah pesan-pesan yang
menggunakan bahasa visual melalui foto atau gambar. Secara harafiah, kata “Instagram” berasal
dari dua kata yaitu “Insta” dan “gram”. Artinya “instan” yaitu berarti cepat atau mudah. Sedangkan
kata “gram” diambil dari “telegram” yang berarti sebagai media pengirim informasi yang sangat
cepat. Dari penggunaan dua kata tersebut, arti dan fungsi sesungguhnya dari Instagram yaitu
sebagai salah satu media untuk memproduksi foto dan mengirimkannya dalam waktu yang sangat
cepat. Saat ini Instagram bertambah fungsinya menjadi wadah para pebisnis untuk memasarkan
produk dan jasanya. Produk online shop yang dikomunikasikan melalui Instagram mulai dari
fashion, hingga kuliner Cara berpromosi melalui Instagram pun sangat unik dan variatif. Kegiatan
promosi dan pesan yang disampaikan tidak akan efektif jika pelaku bisnis menggunakan pesan

4
teks berupa deskripsi dan complex explanation (penjelasan lengkap) pada media Instagram, begitu
pula dengan Facebook dan Twitter. Ketiga media sosial ini memiliki kekuatannya masing-masing
dalam menyampaikan pesan-pesan promosi.
Selain Instagram, adapula contoh lain seperti Facebook. Facebook telah mengembangkan
beragam aplikasi yang dapat dimanfaatkan para pengguna, termasuk digunakan untuk kepentingan
marketing online yang mendukung usaha dan pekerjaan, antara lain: menjual atau membeli barang.
Jejaring sosial seperti Facebook ini membuka peluang untuk melakukan aktivitas marketing
dengan cara dan berbiaya relatif lebih mudah dan murah. Kegiatan marketing dan bisnis melalui
jejaring sosial Facebook dapat dikategorikan sebagai E-Commerce. Penjelasan lebih lanjut,
Facebook marketing merupakan aktivitas marketing yang menggunakan fasilitas Facebook dengan
maksud menjalin relasi dengan pelanggan (customer relationship) demi meningkatkan penjualan
(sales).
Dalam mengunggah konten, ada waktu-waktu tertentu yang tepat sesuai jenis media sosialnya.
Pesan-pesan yang diunggah juga tidak sekadar berbunyi, dijual murah atau ada diskon, melainkan
harus disajikan dengan kata-kata yang menarik. Postingan hendaknya juga tidak seragam, baik
tampilan visual maupun kata-katanya harus bervariasi. Juga mengenai pemilihan waktu yang tepat
untuk mengunggah konten promosi, termasuk penjadwalan untuk hal-hal yang unik tentang
produk/jasa. Faktanya masih banyak orang memiliki akun di sosial media, tetapi tidak tahu materi
apa yang akan diunggah, kapan dan jam berapa mengunggah, apa saja yang harus dipersiapkan
dan harus dilakukan sebelum mengunggah. Beberapa jenis konten promosi yang dapat dibuat dan
diunggah di media sosial, di antaranya:
1. Informasi umum suatu produk. Menampilkan informasi umum atau gambaran sebuah produk
atau jasa menyangkut apa yang ditawarkan, lokasi, cara pembuatan produk, bahan-bahan yang
digunakan dan cara membeli atau menggunakan produk atau jasa.
2. Usp (unique selling point), sebuah unggahan tentang keunikan produk atau jasa, ciri khasnya
yang membedakan dengan produk lain.
3. Fun fact. Fakta-fakta yang menyenangkan tentang produk atau jasa. Fakta ini dapat menarik
minat konsumen untuk mencoba produk/jasa yang di promosikan.
4. Promo-promo. Informasi tentang promo-promo produk atau jasa sangat digemari konsumen.
Karena itu perlu secara rutin diinformasikan pada konsumen.
5. Mini quiz. Jenis unggahan ini dimaksudkan untuk menjalin interaksi dengan konsumen, dapat
memilih bentuk polling/suara atau suatu tema, give away, tebak kata, perlombaan atau sekadar
spam like atau komentar yang kemudian mendapat hadiah.
6. Tips dan trik (konten edukasi). Konten ini berisi informasi yang dapat menambah wawasan
konsumen tentang produk/jasa atau sesuai situasi dan kondisi yang sedang hangat terjadi,
dapat menggunakan promosi dengan platform desain daring gratis seperti Canva, PicsArt,
Logo Maker dan masih banyak lagi platform desain gratis.

5
Menurut Puntoadi penggunaan atau pemanfaatan sosial media untuk membuat konten adalah
sebagai berikut :

a. Keunggulan membangun personal branding melalui social media adalah tidak


mengenal trik atau popularitas semu, karena audienslah yang akan menentukan.
Berbagai social media dapat menjadi media untuk orang berkomunikasi, berdiskusi,
bahkan mendapatkan popularitas di sosial media.
b. Media sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan
konsumen. Media sosial menawarkan bentuk komunikasi yang lebih individual.
Melalui media sosial para pemasar dapat mengetahui kebiasaan konsumen mereka dan
melakukan interaksi secara personal serta membangun keterikatan yang lebih dalam.

B. Penggunaan Media Sosial


1. Pengertian dan Jenis Media Sosial

Awal mula terbentuknya sosial media terjadi pada tahun 1978 dari penemuan sistem papan
buletin, yang dapat memungkinkan sesorang untuk mengunggah, atau mengunduh informasi,
dapat berkomunikasi dengan mengunakan surat elektronik yang koneksi internetnya masih
terhubung dengan saluran telepon dengan modem. Sistem papan buletin ini ditemukan oleh Ward
Christensen dan Randy Suess yang keduanya adalah sesama pecinta dunia komputer.
Perkembangan sosial media pertaman kali dilakukan melalui pengiriman surat elektronik pertama
oleh peneliti ARPA ( Advanced Research Project Agency) pada tahun 1971. 1995 adalah kelahiran
situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan data
website agar halaman website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities ini
menjadi tonggak dari berdirinya website - website lain.
Media sosial, sesuai namanya merupakan media yang memungkinkan penggunanya untuk
saling bersosialisasi dan berinteraksi, berbagi informasi maupun kerjasama. Akses terhadap media
telah menjadi salah satu kebutuhan primer dari setiap orang. Hal tersebut dikarenakan adanya
kebutuhan akan informasi, hiburan, pendidikan, dan akses pengetahuan di belahan bumi lain.
Secara sederhana, istilah media bisa dijelaskan sebagai alat komunikasi, terkadang pengertian
media ini cenderung lebih dekat terhadap sifatnya yang massa karena telihat dari banyaknya
pembahasan tentang komunikasi massa.
Van Dijk dalam Nasrullah menyatakan bahwa media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktifitas maupun
berkolaborasi. Karena itu media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang
menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebuah ikatan sosial. Meike dan Young dalam
Nasrullah mengartikan kata media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam
arti saling berbagi diantara individu (to be share one-to-one) dan media publik untuk berbagi
kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.

6
Media sosial adalah teknologi informasi yang berbasis internet sebagai alat komunikasi
maupun sebagai media promosi dalam bisnis. Adapun macam-macam media sosial yaitu:

a. Microblogging
Jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan memublikasikan
aktivitas atau pendapatnya. kehadiran jenis media sosial ini merujuk pada munculnya Twitter yang
hnaya menyediakan ruang tertentu atau maksimal 140 karakter.

b. Facebook
Facebook adalah sebuah situs jejaring sosial yang dipakai manusia untuk berinteraksi
dengan manusia lain dengan jarakng jauh. Facebook memiliki berbagai macam aplikasi tambahan
seperti game, chating, video chat, halaman komunal, dan lain-lain. oleh sebab itu, facebook
dianggap sebagai media sosial dengan fitur yang dianggap paling familiar dengan berbagai
kalangan baik tua maupun muda.

c. Twitter
Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioprasikan oleh twitter.inc dan
merupakan salah satu layanan jejaring sosial dan microblog dari yang memungkinkan para
penggunanya untuk mrngirim, menerima dan membaca pesan berbasis teks yang jumlah
karakternya mencapai 140 karakter, yang dikenal dengan sebutan kicauan (tweet).

d. Instagram
Instagram merupakan suatu jejaring sosial yang di dalamnya fokus kepada berbagi foto
penggunanya. nama instagram terdiri dari dua kata yaitu “insta” dan “gram”. Insta berasal dari
kata instan, yang dapat diartikan dengan kemudahan dalam mengambil dan melihat foto. Gram
berasal dari kata telegram, yang dapat diartikan dengan mengirim sesuatu (foto) kepada orang lain.

e. Line
Line adalah sebuah aplikasi pengirim pesan instan gratis yang dapat digunakan pada
berbagai platform seperti handphone, tablet, dan komputer, line difungsikan dengan menggunakan
jaringan internet sehingga pengguna line dapat melakukan aktivitas seperti mengirim pesan teks,
mengirim gambar, video, pesan suara dan lain-lain.

f. Youtube
Youtube adalah media audio visual untuk menonton film, acara TV yang terlewat, video,
dan vlog.

g. Whatsapp
Whatsapp adalah sebagai media sosial yang paling mudah digunakan karena dapat langsung
terhubung hanya dengan menggunakan nomor telepon di aplikasi Whatsapp.

7
2. Manfaat Penggunaan Media Sosial
Banyak sekali Manfaat sosial media. Hampir segala sesuatu selalu berhubungan dengan Sosial
media. Belajar, bekerja, rekreasi, bisnis, istirahat, marketing, semua selalu berhubungan dengan
Sosial media. Namun ada satu hal yang akan kita bahas lebih dalam lagi, yaitu pentingnya sosial
media bagi sebuah bisnis online. Sosial media adalah salah satu penentu kesuksesan sebuah
website atau blog.
Media sosial dapat menghubungkan antara informasi dengan pembaca. Media sosial memegang
peranan penting bagi pertumbuhan bisnis. Ada beberapa manfaat dari media sosial yang akan
penulis jelaskan didalam tesis ini, yakni diantaranya :
1. Media sosial sebagai jurnalisme

Dunia jurnalisme tidak bisa dipisahkan dari peranan media sosial. Mulai dari media massa
konvensional seperti surat kabar, majalah, tabloid hingga media massa kontemporer seperti e-
paper, dan jejaring sosial. Jurnalisme membutuhkan media untuk menjadi wadah penyebarluasan
informasi yang terdapat dalam berita. Dalam perkembangannya kini, media massa hadir dengan
ragamnya yang semakin bervariasi. Kehadiran internet semakin menguatkan pendapat bahwa
media (dalam hal ini media on-line) dapat memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan
manusia, termasuk dunia jurnalisme.
2. Media sosial sebagai branding dan marketing

Dengan memanfaatkan media sosial, sebuah produk dapat lebih mudah dikenal oleh
konsumen, hal ini dikarenakan pada saat ini pengguna media sosial semankin banyak dan
penggunanya juga tidak terbatas oleh usia, wilayah, waktu dan lainnya.

3. Media sosial sebagai Public Relation ( Hubungan Masyarakat)


Sekarang ini kehidupan manusia sudah merupakan era sosial media, yang dimana
menggunakan sistem dengan cara pelan tapi pasti dan telah memaksa banyak perusahaan untuk
mengubah cara mereka berkomunikasi.
4. Media Sosial sebagai Tempat informasi dan Silaturahmi
Dengan memanfaatkan media sosial atau jejaring sosial, semua orang bisa melakukan
komunikasi secara online, seperti chatting, pemberitahuan kabar, dan undangan.

3. Unsur Negatif Penggunaan Media Sosial


Adanya media sosial memang sangatlah membantu seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain, baik teman maupun saudara. Namun di dalam kemudahan itu juga terdapat dampak
positif serta negatifnya, berikut akan dijelaskan dampak yang terjadi dalam penggunaan media
sosial.
1. Isolasi Digital pada Diri Seseorang di Era Modern

8
Media sosial juga mengakibatkan dampak-dampak negatif bagi penggunanya, coba
pikirkan lagi kalimat tadi, “Menjauhkan yang dekat” inilah salah satu dampak negatif jejaring
sosial. Ketika seseorang terlalu asyik dengan media sosial di dunia maya dan hingga melupakan
dunia nyatanya.
2. Dapat Mengakibatkan Merosotnya Motivasi dan Prestasi bagi Pelajar
Prestasi belajar siswa menurun akibat terlalu sering membuka situs jejaring sosial di
internet. Hal ini mungkin karena motivasi belajar siswa tersebut juga menjadi berkurang karena
lebih mementingkan jejaring sosialnya daripada prestasi belajarnya sendiri.
3. Menjadikan Seseorang Pemalas
Ini efek negatif yang paling sering ditemukan pada anak atau bahkan bukan hanya anak.
Mereka menjadi malas untuk belajar dan beribadah bahkan sampai malas untuk berinteraksi sosial
di dunia nyata, karena terlalu asik dengan teman barunya di jejaring sosial. Hingga pada akhirnya
meninggalkan kewajibankewajiban yang seharusnya dikerjakan
4. Menjadikan Seseorang Egois
Situs media sosial akan membuat seseorang cenderung lebih mementingkan diri sendiri.
Dirinya menjadi tidak sadar dan peduli dengan lingkungan sekitarnya karena waktu mereka
dihabiskan mengutak-atik jejaring sosial. Hingga pada akhirnya mengakibatkan individu kurang
bahkan tidak berempati dengan lingkungan kehidupan mereka yang sesungguhnya. Kepekaan
mereka terhadap lingkungan sekitarnya menjadi mati terbunuh kesenangannya terhadap teman-
temannya di situs jejaring sosial.
Dalam bersosial media seharusnya tetap memperhatikan unsur etika agar tidak terjadi
kerugian bagi pihak-pihak yang dirugikan dan berujung pada tindakan pelanggaran hukum. Etika
berkomunikasi di internet dikenal dengan istilah Netiket. Netiket merupakan aturan dan tata cara
penggunaan internet sebagai alat komunikasi atau pertukaran informasi antar-sekelompok orang
dalam sistem yang termediasi. Dengan adanya Netiket diharapkan pengguna menerapkan
etikanya tersebut. Beberapa poin yang diatur dalam netiket adalah etika dalam one to one
communication seperti email, one to many communication seperti mailing list dan netnews, serta
ketiga adalah information service yang terdapat ftp, www, dan sebagainya.
C. Netizen, Segmented Users, dan (Micro) Influencers
a. Netizen dan Segmented Users
Kehadiran beragam aplikasi dan media sosial yang menghubungkan langsung ke dunia maya,
menjadikan masyarakat dimanjakan oleh informasi yang bebas dan menyebarluaskan berita tanpa
batas, yang kadang memperoleh berita baik ataupun tidak, dan menyebarkan berita benar ataupun
berita yang tidak valid. Hadirnya teknologi komunikasi dan informasi yang pesat saat ini
mendorong masyarakat dunia untuk turut aktif dalam memperoleh dan mengelola informasi yang
diinginkan.Masyarakat virtual atau Netizen yang terbentuk akibat kemunculan teknologi
komunikasi dan informasi berdampak kepada terbentuknya public sphere dalam membicarakan
suatu opini public yang berkembang.Informasi yang mereka peroleh dan mereka sebarkan

9
menggiring golongan masyarakat untuk memberikan aspirasi yang mereka inginkan. Netizen
adalah istilah atau perumpamaan yang seringnya dipakai untuk “Warganya Internet”. Istilah
NETIZEN dibentuk dari dua kata: INTERNET dan CITIZEN (warga).
Pada umumnya netizen adalah mereka yang mengakses dan menggunakan jaringan internet.
Mereka juga saling berkolaborasi dan bertukar aspirasi di dunia maya. Misalnya melalui sosial
media seperti Facebook, Twitter, Tumblr, Blogger, dan sebagainya. Dengan kata lain netizen
adalah aktivis dunia maya. Melakukan komunikasi dengan netizen lain melalui akses sosial media.
Di sini antarnetizen saling melakukan interaksi. Misalnya melalui Skype, wall to wall, email, chat,
dan sebagainya.Menyuarakan pendapatnya ke publik luas, misalnya berupa opini, kecaman,
promosi, dan sebagainya. Menyuarakan pendapat dapat dilakukan di banyak sosial media,
misalnya melalui Facebook, Twitter, dan sebagainya.
Sejauh ini, netizen sangat berpengaruh dalam ranah dunia maya. Netizen adalah mereka yang
tergabung dalam jaringan yang luas dan berani menyuarakan pendapatnya dengan tegas. Mereka
bisa mengritik dengan pedas, mengecam dengan kejam, dan memberi simpati dengan hebat. Tak
mengerankan bila jagad dunia maya adalah bergantung dengan para netizen ini, namun semua itu
tergantung dari sikap individu masing-masing dalam menyikapi adanya fenomena ini. Bila kita
mampu memanfaatkan sarana tersebut dengan baik dan benar, maka kita tidak akan tersesat dan
terjebak dalam modernisasi bahkan digitalisasi.
Segmentasi pengguna (Segmented Users) adalah tindakan membagi pelanggan menjadi
beberapa kelompok berdasarkan cara mereka menggunakan produk yang dibuat. Berdasarkan
segmentasi pengguna, perusahaan dapat menciptakan produk yang lebih sesuai dengan pelanggan.
Misalnya, jika perusahaan memiliki pelanggan yang menggunakan produk mereka secara berbeda
dari yang diharapkan, mereka dapat membuat produk baru berdasarkan segmen ini dan
menargetkannya ke audiens yang tepat. Ini penting karena membantu perusahaan memahami jenis
produk apa yang terbaik untuk basis pelanggan mereka dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Ini adalah aspek penting dari pemasaran karena meningkatkan loyalitas pelanggan, meningkatkan
penjualan dengan menjangkau demografi target yang berbeda, dan membantu dalam pengambilan
keputusan yang lebih baik. Pengetahuan tentang demografi target membantu mengidentifikasi
kebutuhan mereka, yang pada gilirannya menghasilkan kampanye pemasaran yang efektif yang
disesuaikan dengan kebutuhan grup. Kriteria segmentasi umum mencakup faktor demografis
seperti:
a) Usia
b) Jenis Kelamin/Jenis Kelamin
c) Lokasi
d) Industri Pekerjaan
e) Tempat kerja
f) Penghasilan

10
Perusahaan pun dapat mengelompokkan pengguna berdasarkan sejumlah karakteristik
yang terkait dengan hubungan mereka dengan bisnis perusahaan tersebut seperti:
a) Status keanggotaan
b) Tingkat paket berlangganan
c) Tanggal pembelian terakhir
d) Tanggal pendaftaran
e) Perangkat
Dengan mengelompokkan pengguna, dapat lebih memahami minat mereka, mengikuti
aktivitas mereka, dan memberikan nilai yang sesuai dengan kebutuhan mereka secara lebih akurat.

b. (Micro) Influencer

Influencer atau key opinion leader (KOL) adalah orang-orang yang memiliki followers
atau audiens yang cukup banyak di media sosial, dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap
followers mereka, seperti artis, selebgram, blogger, youtuber, buzzer, dan lain sebagainya. Para
influencer ini dianggap dapat memediasi pesan serta menyebarluaskannya dengan cepat dan
mudah, yang juga berpotensi viral serta dapat mempengaruhi komunitas dan lebih banyak orang ,
sehingga menjadi suatu strategi penyampaian komunikasi baru yang efektif bagi kehumasan dan
perusahaan.

Para influencer tidak hanya berperan dalam kegiatan promosi atas suatu produk dengan
tujuan membangun awareness (kesadaran) khalayak, tetapi juga berperan dalam
mengkampanyekan pesan yang ingin disampaikan perusahaan kepada masyarakat yang lebih luas.
Kehadiran para influencer di media sosial dengan pendapat mereka juga dianggap memiliki
pengaruh yang kuat bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda. Selain itu, influencer media
sosial dilihat memiliki kapasitas sebagai ahli komunikasi sehingga penting bagi PR professional
untuk berinvestasi dalam membangun hubungan dengan para influencer.

Influencer adalah individu dengan pengikut yang signifikan di media sosial yang dibayar
oleh perusahaan atau brand untuk mempromosikan produk mereka kepada pengikut tersebut,
melalui produk dan perjalanan gratis, dan/atau pembayaran tunai per pos atau konten promosi,
dengan tujuan untuk membujuk pengikut agar membeli produk tersebut. Seorang influencer
memiliki kekuatan untuk memengaruhi keputusan pembelian orang lain karena otoritas,
pengetahuan, posisi, atau hubungannya dengan audiens mereka. Mayoritas influencer
dikategorikan sebagai selebritas, pakar industri dan opinion leader, blogger atau pembuat konten,
dan micro-influencer. Saat ini, sebagian besar pemasaran influencer sosial terjadi di media sosial,
terutama dengan micro-influencer dan blogging. Pakar industri dan opinion leader (seperti
jurnalis) juga dapat dianggap sebagai pemberi pengaruh dan memegang posisi penting untuk
merek.

Menurut Ismail, influencer juga dapat dikategorikan dari sisi jumlah pengikutnya, yaitu :

11
 Mega-influencer adalah kategori influencer media sosial dengan peringkat
tertinggi. Mereka biasanya memiliki lebih dari satu juta pengikut. Mega-influencer
seringkali lebih terkenal daripada berpengaruh. Mereka memiliki audiens yang
sangat beragam dengan topik minat yang berbeda.
 Macro-influencer adalah influencer yang setingkat di bawah mega-influencer.
Salah satu cara untuk mengidentifikasi macro-influencer adalah dengan jumlah
pengikut mereka, biasanya berkisar antara 100.000 hingga satu juta pengikut.
Macro-influencer biasanya memperoleh ketenaran melalui internet itu sendiri, baik
melalui vlogging, atau dengan menghasilkan konten yang lucu atau menginspirasi.
 Micro-influencer adalah seseorang yang memiliki antara 1.000 hingga 100.000
pengikut. Micro-influencer berfokus pada niche atau area tertentu dan umumnya
dianggap sebagai pakar industri atau spesialis topik. Micro-influencer memiliki
hubungan yang lebih kuat daripada influencer biasa. Hal ini sering kali didorong
oleh persepsi mereka sebagai pemimpin opini dari suatu topik. Micro-influencer,
bukan selebritas atau influencer biasa, dan seringkali memiliki audiens yang sangat
seragam.
 Nano-influencer adalah jenis influencer yang relatif baru. Mereka cenderung
memiliki jumlah pengikut yang lebih sedikit dibandingkan dengan micro-
influencer, yaitu kurang dari 1.000 pengikut. Nano-influencer adalah seseorang
yang memiliki pengaruh dalam komunitas mereka.

Pemanfaatan micro-influencer dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi strategi


komunikasi yang banyak dilirik oleh perusahaan dan aktivitas public relations di era digital. Micro-
influencer dilihat efektif dan telah berdampak dalam mempengaruhi pengikut mereka di media
sosial. Personalisasi, engagement (keterlibatan) dan hubungan autentik antara micro- influencer
dan pengikutnya menjadi faktor dalam membangun kepercayaan yang membawa pengaruh atas
pesan-pesan yang disampaikan oleh para micro-influencer. Pemanfaatan micro-influencer ini
dapat menjadi strategi yang efektif jika perusahaan mampu mengenali target audiens mereka dan
influencer yang sesuai dengan target komunikasi tersebut.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam mengunggah konten, ada waktu-waktu tertentu yang tepat sesuai jenis media
sosialnya. Pesan-pesan yang diunggah juga tidak sekadar berbunyi, dijual murah atau ada diskon,
melainkan harus disajikan dengan kata-kata yang menarik. Postingan hendaknya juga tidak
seragam, baik tampilan visual maupun kata-katanya harus bervariasi.

Van Dijk dalam Nasrullah menyatakan bahwa media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktifitas maupun
berkolaborasi. Karena itu media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang
menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebuah ikatan sosial. Pada umumnya netizen
adalah mereka yang mengakses dan menggunakan jaringan internet. Mereka juga saling
berkolaborasi dan bertukar aspirasi di dunia maya. Misalnya melalui sosial media seperti
Facebook, Twitter, Tumblr, Blogger, dan sebagainya. Dengan kata lain netizen adalah aktivis
dunia maya. Melakukan komunikasi dengan netizen lain melalui akses sosial media. Di sini
antarnetizen saling melakukan interaksi. Segmentasi pengguna (Segmented Users) adalah tindakan
membagi pelanggan menjadi beberapa kelompok berdasarkan cara mereka menggunakan produk
yang dibuat. Berdasarkan segmentasi pengguna, perusahaan dapat menciptakan produk yang lebih
sesuai dengan pelanggan.

Pemanfaatan micro-influencer dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi strategi


komunikasi yang banyak dilirik oleh perusahaan dan aktivitas public relations di era digital. Micro-
influencer dilihat efektif dan telah berdampak dalam mempengaruhi pengikut mereka di media
sosial. Personalisasi, engagement (keterlibatan) dan hubungan autentik antara micro- influencer
dan pengikutnya menjadi faktor dalam membangun kepercayaan yang membawa pengaruh atas
pesan-pesan yang disampaikan oleh para micro-influencer. Pemanfaatan micro-influencer ini
dapat menjadi strategi yang efektif jika perusahaan mampu mengenali target audiens mereka dan
influencer yang sesuai dengan target komunikasi tersebut.

B. Saran
Pada penyusunan makalah ini kami sangat menyadari masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan yang terdapat di dalamnya baik berupa bahasa maupun cara penyusunannya. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran guna menciptakan penyusunan makalah yang lebih baik
lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ainiyah, N. (2017). Membangun Penguatan Budaya Literasi Media dan Informasi dalam Dunia
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 2(1), 65–77.
https://doi.org/10.35316/jpii.v2i1.63
Fitriyanto, Pane, I. A., Syahril, R., Maulizal, A., & Permatasari, A. C. (2018). Peran Netizen Dalam
Membentuk Opini Publik (Studi Kasus Pada Siswa SMKN 4 Bekasi). Jurnal Abdimas BSI,
1(3), 526–532.
Gamayanto, I., Nilawati, F. E., & Suharnawi, -. (2017). Pengembangan dan Implementasi dari
Wise Netizen (E-Comment) di Indonesia. Techno.Com, 16(1), 80–95.
https://doi.org/10.33633/tc.v16i1.1323
Girsang, C. N. (2020). Pemanfaatan Micro-Influencer pada Media Sosial sebagai Strategi Public
Relations di Era Digital. Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi, 12(2), 206–225.
https://doi.org/10.31937/ultimacomm.v12i2.1299
LESTARI, D. (2019). PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM INTERAKSI SOSIAL
KEGIATAN AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG. UIN Raden Intan Lampung.
Mustika, S., Tiara, A., & Corliana, T. (2021). Pelatihan Membuat Konten Promosi di Media Sosial
bagi UMKM Mitra Masjid. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar
Indonesia, 3(2), 59. https://doi.org/10.36722/jpm.v3i2.644
Oliver, J. (2016). Penggunaan Media Sosial a. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 26-27.
Rochman, A. N. (2021). Perilaku Netizen Dalam Beretika di Sosial Media. PendidikanTeknik
Informatika ,Perilaku Netizen Dalam Beretika Di Sosial Media ArifTeknik Informatika
,Perilaku Netizen Dalam Beretika Di Sosial Media, 45, 1–7. http://repository.untag-
sby.ac.id/9036/%0Ahttp://repository.untag-sby.ac.id/9036/1/1461800033_Arif Nur
Rochman_ETI_D_Tugas ETS Lampiran.pdf
Setiadi, A. (2014). Pemanfaatan media sosial untuk efektifitas komunikasi. Jurnal Ilmiah Matrik,
16(1).
Tresnawati, Y., & Prasetyo, K. (2018). Pemetaan Konten Promosi Digital Bisnis Kuliner kika’s
Catering di Media Sosial. PRofesi Humas : Jurnal Ilmiah Ilmu Hubungan Masyarakat, 3(1),
102. https://doi.org/10.24198/prh.v3i1.15333

14

Anda mungkin juga menyukai