MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam Dosen Pengampu Drs. H. Toto Suryana A, M.Pd.
disusun oleh
Indri Octaviyani 1505025
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Pengaruh Media Sosial dalam
Pandangan Islam sebagai Perkembangan Teknologi”. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam. Makalah ini disusun agar pembaca mengerti dan mengetahui
mengenai perkembangan teknologi, khususnya media sosial dalam pandangan
Islam.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, kita dihadapkan pada beberapa bentuk sikap masyarakat, yang
berasal dari dampak modernitas, yang kini kita dituntut dalam kehidupan untuk
selalu dapat berdampingan dengannya. Dalam paradigma hukum, beberapa
dampak sikap tersebut terdapat berbagai macam tanggapannya baik dari segi
hukum positif maupun hukum agama (yang dalam hal ini adalah hukum agama
Islam). Dalam hukum Islam sendiri telah banyak kita ketahui bahwasanya,
Islam tersebut di dalam berbagai aturannya tidak terlalu menutup diri dari
berbagai perkembangan zaman yakni “modernitas” dan dapat dikatakan pula
Islam pada dasarnya malah menjembatani kita sebagai umatnya untuk bersikap
terbuka dan dianjurkan untuk dapat menyaring dan mengkomparasikan antara
modernitas tersebut dengan apa-apa yang telah diajarkan dalam beberapa nash-
Nya, yang pada akhirnya kita juga dapat menjadi umat yang maju dan lebih
mengembangkan segala hal yang telah diberikan oleh-Nya.
Modernitas yang banyak kita jumpai sekarang salah satunya adalah
banyaknya perkembangan dalam bidang teknologi. Jika kita berbicara
mengenai teknologi, akan terdapat banyak contoh yang berdasarkan padanya
namun, yang lebih mempengaruhi kehidupan (dan terutamanya pemikiran dan
pandangan) masyarakat dan umat Islam pada zaman ini adalah media sosial.
Jika pada beberapa periode sebelumnya, media sosial menggunakan Koran,
radio, televisi, telegram dan peralatan sederhana lainnya, maka zaman sekarang
telah diubah menjadi lebih mudah dengan teknologi. Yang perlu diperhatikan
dalam hal ini adalah, manakala kemudahan-kemudahan tersebut tidak
membatasi segala gerak-gerik, norma-norma dan beberapa aturan yang berlaku
tersebut makin merajalela. Akibat yang paling dikhawatirkan adalah, media
sosial tersebut akan lebih cenderung sebagai alat untuk melancarkan berbagai
pemikiran-pemikiran yang nantinya sangat tidak relevan, dan merusak tatanan
kehidupan yang sesuai dengan hukum, ajaran agama dan norma yang berlaku.
Oleh karena itu dalam makalah ini penulis mengangkat tema “Penggunaan
Media Sosial yang baik berdasarkan Syariat Islam” guna mengetahui batasan-
batasan yang seharusnya ada dalam ber-media sosial tersebut, agar masyarakat
dan umat kita nantinya tidak terjerumus lebih dalam lagi terhadap hal-hal yang
bersifat provokatif, ambigu, rancu, dan semua hal yang berujung pada
kerusakan akhlaq dan pemikiran masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Islam terhadap media sosial?
2. Bagaimana penggunaan media sosial yang baik berdasarkan Syariat
Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap media sosial.
2. Untuk mengetahui penggunaan media sosial yang baik berdasarkan
Syariat Islam.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini terbagi menjadi dua, yakni:
1. Manfaat Teoretis, yaitu untuk memberikan informasi tentang bagaimana
pandangan Islam terhadap media sosial dan penggunaan media sosial yang
baik berdasarkan syariat Islam.
2. Manfaat Praktis, yaitu untuk memenuhi salah satu tugas individu mata
kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam di Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media yang digunakan untuk bersosialisasi antar
penggunanya (Bimo, 2017). Istilah lain untuk media sosial adalah Social
Network, SNS, Communication Network (Bimo, 2017). Media sosial
menggunakan sistem yang terhubung dengan internet. Media sosial merupakan
media interaksi online seperti aplikasi chatting, forum online, dan blog. Contoh
dari media sosial yang banyak digunakan adalah whatsapp, LINE, twitter,
facebok, blogspot, kaskus, email, dll. Di media sosial ini kita dapat mengirim
pesan, gambar, video, menelpon,dll.
Terdapat ciri-ciri media sosial (NN, 2017) diantaranya sebagai berikut.
1. Berbasis pengguna.
User atau pengguna merupakan orang yang ‘menghuni’ atau menggunakan
media sosial dengan konten-konten yang mereka publikasikan.
2. Interaktif.
3. Konsep komunitas.
Media sosial seperti komunitas di masyarakat umumnya dibentuk atas dasar
persamaan, seperti alumni sekolah, hobi tertentu, dll.
4. Menghubungkan orang-orang.
Media sosial mengembangkan hubungan antar manusia.
5. Isi konten tidak terbatas.
Media sosial tidak memiliki lembaga sensor seperti tayangan pada televisi.
Sehingga konten yang dipublikasikan oleh penggunanya sangat bebas.
6. Faktor emosional atas konten.
Media sosial memberi rasa aman dan kemudahan untuk menjangkau kerabat
dalam kondisi apapun.
7. Konten yang dipublikasikan bisa tersebar dengan cepat.
8. Biaya konten murah karena hanya mengandalkan koneksi internet saja.
9. Pengguna media sosial yang menentukan waktu interaksi.
10. Konten memiliki catatan waktu publikasi.
Terdapat keterangan catatan waktu dalam setiap postingan (konten yang
dipublikasikan) oleh pengguna.
11. Tempat aktualisasi diri.
Pengguna bisa mengaktualisasikan diri dan menempatkan dirinya dalam
media sosial sesuai dengan kemampuannya.
B. Perkembangan Media Sosial
Perkembangan teknologi di dunia saat ini sangatlah cepat. Internet
merupakan salah satu perkembangan teknologi pada era modern ini. Media
sosial merupakan dampak dari perkembangan teknologi yang sangat
memengaruhi kehidupan di seluruh lapisan masyarakat dunia (Nur Aksin,
2016). Dewasa ini, media sosial menjadi sesuatu yang akrab dengan keseharian
manusia di seluruh dunia dan tentunya umat Islam. Indonesia merupakan salah
satu negara dengan jumlah pengguna media sosial terbesar di dunia.
Dulu media yang paling banyak diakses oleh manusia diantaranya yaitu
televisi, radio, surat kabar, dll (Bimo, 2017). Peralihan dan perkembangan
teknologi terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman masa kini.
Rasulullah SAW mengabarkan sekitar 15 abad yang lalu dalam hadits riwayat
Imam Ahmad, bahwa diantara tanda-tanda dekatnya kiamat adalah dzuhurul
qalam, artinya yaitu tersebarnya pena atau tulisan. Ulama menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan pena tersebut adalah tersebarnya tulisan-tulisan di media
komunikasi atau sosisal media secara masif (Dian, 2016).
Media sosial merupakan media baru yang hadir untuk menggantikan media
komunikasi yang konvensional karena lebih mudah terhubung ke berbagai
orang di belahan dunia manapun dengan cepat dan mudah (Bimo, 2017). Media
sosial bisa menjadi sarana yang murah dan mudah untuk bergerak dalam bidang
sosial, pendidikan, ekonomi, dll.
Konten pada media sosial dapat diakses secara bebas dan tentunya memiliki
dampak yang baik maupun buruk bagi para penggunanya. Terdapat dua
kemungkinan atau kondisi yang menunjukkan potret masyarakat di dunia
terhadap perkembangan media sosial (Nur Aksin, 2016), yaitu sebagai berikut.
1. Masyarakat mampu mengakses dan berbagi informasi, semakin
berpengetahuan, berdaya, dan memiliki peluang dalam banyak hal berkat
teknologi informasi-komunikasi.
2. Masyarakat yang gagap teknologi hanya mengikuti tren, menjadi sasaran
empuk pasar teknologi, dan terus berkutat dengan cerita dan keluhan
dampak negatif teknologi terhadap kehidupan sehari-hari.
Media sosial saat ini tidak hanya digunakan sebagai sarana komunikasi saja,
tetapi juga digunakan untuk kepentingan politik, pemerintahan, dll. Selain itu,
petisi-petisi online semakin marak dan tujuannya untuk melakukan gerakan-
gerakan atau gagasan-gagasan agar dapat berkontribusi dalam mengatur
perkembangan masyarakat. Kemudian, media sosial pun digunakan untuk
melakukan promosi suatu produk (bisnis) (Bimo, 2017).
PEMBAHASAN
Sama halnya dalam membaca sebuah tulisan harus dapat dicerna baik-
baik, jangan langsung meng-copy paste, apalagi langsung membagikan ke
grup-grup, sebaiknya tabayyun dulu, memastikan kebenaran berita dengan
mencari tahu sumber-sumbernya. Allah mengatakan kalau kita tidak mengecek
dengan baik berita yang dibaca “Kalian akan salah paham gara-gara
kebodohan kalian dan kalian akan menyesal nanti (karena anda salah tuduh,
anda salah dalam membuat opini, anda salah membuat kesimpulan), anda
akan menyesal pada hari kiamat (karena anda akan ditanya oleh Allah)”.
B. Penggunaan Media Sosial yang Baik dan Benar Menurut Syariat Islam
Pada zaman sekarang, hampir seluruh sisi kehidupan kita terkait dengan
internet. Berbagai kebutuhan hidup dipenuhi dengannya, mulai jalinan
komunikasi via chatting, ikatan pertemanan, ataupun grup terjalin dengan
berbagai media dan aplikasi yang menggunakan internet. Demikianlah
ketentuan dari Rabb alam semesta yang telah menentukan segalanya,
mengandung hikmah syar'iyyah dan kauniyyah pada setiap ketentuan-Nya, hal
ini bisa jadi sebagai kenikmatan, sebagaimana dalam firman-Nya,
سخ َر ٱّللَ أَن ت ََروا أَلَم
َ ت فِي ما لَ ُكم
ِ ض فِي َو َما ٱلس َٰ َم َٰ َو َ َٰ اطنَة
ِ ظ ِه َرة نِ َع َمهۥُ َعلَي ُكم َوأَسبَ َغ ٱۡلَر ِ َ َوب٢٠
ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan
menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin”. (QS. Luqman: 20).
Namun bisa juga hal ini merupakan ujian bagi kita, sebagaimana yang Ia
subhanahu wa ta'ala sebutkan dalam firman-Nya,
تُر َجعُونَ َوإِلَينَا فِتنَة َوٱلخَي ِر بِٱلش ِر َونَبلُو ُكم٣٥
cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS. Al Anbiya :
35).
Maka bagaikan sebilah pedang yang sangat tajam, dengannya kita
menebas lawan atau jika kita tidak pandai mengayunkannya maka kita
sendirilah yang akan tertebas. Dalam ranah praktis berteknologi, penyampai
informasi juga dituntut memiliki pengetahuan dan kemampuan etis
sebagaimana dituntunkan dalam Al-Qur’an Ini tercermin dalam berbagai
bentuk ahlakul karimah yang kontekstual dalam menggunakan dan media
sosial, antara lain :
1. Muraqabah
Yaitu senantiasa menyadari dan meyakini bahwa Allah ta'ala selalu
mengawasi segala sesuatu.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
َع ِليما شَيء ِب ُك ِل َكانَ ٱّللَ فَإِن تُخفُوهُ أَو أٔشَي تُبد ُوا ِإن٥٤
“Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
“Sungguh saya sangat benci dengan seseorang yang aku lihat sama sekali
“Diantara tanda Allah ta'ala berpaling dari seorang hamba adalah dengan
suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit
dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik”. (QS. Al Ahzab: 32).
Berbagai kerusakan terjadi antara wanita dan pria karena tidak lagi
memperhatikan batas-batas pergaulan ini khususnya dalam pembicaraan
atau chatting, kata seorang penyair :
وإنما الفؤاد لفي الكالم إن
“Kelak akan ada masa yang penuh dengan kerusakan dan banyaknya
“Barangsiapa yang memberi tauladan dalam Islam ini suatu kebaikan maka
maka baginya dosa, dan juga dosa setiap orang yang mengamalkannya
hingga hari kiamat tanpa mengurangi sedikitpun dosa mereka”. (HR.
Muslim)
10. Ikhlaskan Seluruh Amalan Hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala
Semata
Jagalah keikhlasan untuk mendapatkan kemuliaan negeri akhirat, dan
ingatlah bahwa media sosial yang ada di gadget itu bukanlah ajang untuk
pamer amal ibadah, terkadang status akun pribadi selalu diupdate hanya
untuk menampilkan diri sedang beramal dan beribadah agar disanjung dan
dipuji.
Inilah bentuk riya' yang sangat dikhawatirkan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam akan menimpa umat beliau karena bisa merusak amalan dan
menjadikannya sia-sia di negeri akhirat kelak.
Oleh karena itulah beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ع َم ِن َ َ صا ِلح َع َمل ِمن ِخبء لَهُ يَ ُكونَ أَن ِمن ُكم است
َ طا َ فَليَفعَل
“Barangsiapa yang bisa untuk merahasiakan amalan shalihnya maka
hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu
yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di
akhirat kelak.”
Disebutkan bahwa Ayyub As-Sikhtiyani rahimahullah pernah pura-pura
mengusap wajahnya, lalu ia berkata, “Aku mungkin sedang pilek berat.”
padahal ia tidak pilek, namun ia hanya ingin menyembunyikan
tangisannya.
Begitu juga Abu As-Sa’ib rahimahullah tatkala ingin menangis ketika
mendengar bacaan Al-Qur’an atau hadits, ia pun pura-pura
menyembunyikan tangisannya di hadapan orang lain dengan sambil
tersenyum. (Ta’thirul Anfas).
Lihatlah para Salafush Shalih, mereka justru berusaha agar tidak diketahui
orang lain amal ibadahnya, bukan dengan sengaja ditampakkan kepada
yang lainnya untuk mendapatkan pujian dan sanjungan, falaa haulaa walaa
quwwata illah billah.
Oleh karena itulah, imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata:
َ الخَا ِلق بعظمة لجهله ِإل ِب ِعل ِم ِه الخلق ِإلَى ال
مرائِي نظر َما
“Semua anugrah yang tidak bisa membuat semakin dekat kepada Allah,
PENUTUP
A. Simpulan
Menurut pandangan Islam, penggunaan media sosial dapat membawa
kita kepada arah surga dan arah neraka. Jika kita bijak dalam menggunakan
media sosial maka media sosial tersebut akan membawa kita ke arah yang baik.
Dan sebaliknya, jika kita tidak dapat menggunakan media sosial dengan baik,
maka akan menjerumuskan kita ke arah yang buruk.
Terdapat dampak positif dari penggunaan media sosial, yaitu media
penyambung silaturahim dengan kerabat, saudara, ataupun teman-teman yang
sudah lama tidak bertemu, sebagai media untuk berbisnis, sebagai media untuk
berdakwah atau menyampaikan ajaran Islam dan media sosial sebagai sumber
informasi. Ada pula dampak negatifnya, yaitu waktu terbuang sia-sia karena
kecanduan media sosial, malas atau lalai dalam menjalankan ibadah. media
untuk membicarakan orang lain atau gibah.
Namun diantara dampak-dampak tersebut, terdapat beberapa perilaku
ahlakul karimah dalam menggunakan media sosial, diantaranya : Muraqabah,
Hisab, Istifadah, memastikan sesuatu sebelum menyebar tulisan/posting atau
mengambil tulisan atau sekedar memberi komentar, menjaga batasan-batasan
pergaulan, tidak bermudah-mudahan untuk mengikuti sesuatu dan juga tidak
pula asal sekedar mencari pengikut, jadikan sebagai wasilah (sarana) kepada
kebaikan, jangan sampai terlalaikan, menjadikannya sebagai lahan untuk
mengumpulkan kebaikan sebanyak-banyaknya, dan ikhlaskan seluruh amalan
hanya untuk allah subhanahu wa ta'ala semata.
B. Saran
Dalam makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang terdapat didalamnya baik berupa penggunaan bahasa maupun cara
penyusunannya. Untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah di
kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Aksin, Nur. (2016). Pandangan Islam Terhadap Pemanfaatan Media Sosial. Vol.
2 No. 2 Jurnal Informatika UPGRIS. [Online]. Diakses dari:
http://journal.upgris.co.id (13 Mei 2018).
Arby, Suharyanto. (2018). Media Sosial Menurut Islam dan Dalilnya. [Online].
Diakses dari: http://dalamislam.com (13 Mei 2018).
NN. (2017). 13 Ciri-ciri Media Sosial dan Fungsinya. [Online]. Diakses dari:
http://pakarkomunikasi.com (13 Mei 2018).
Pratiwi, Dian. (2016). Sosmedmu, Surga dan Nerakamu. [Online]. Diakses dari:
muslimah.or.id (13 Mei 2018).
Rasyid, Abdul. (2017). Interaksi Melalui Media Sosial Dalam Pandangan Islam.
[Online]. Diakses dari: http://business-law.binus.ac.id/2017/06/30/interaksi-
melalui-media-sosial-dalam-pandangan-islam/ (13 mei 2018).