Destialova Rully (155120207121011) Nadya Farhana (155120207121018) Syarifah Saarah (155120207121027) Yoyok Subakhtiar (1551202071210 ) Aksentuasi Persepsi Ada banyak proses yang membantu pembentukan kesan. Persepsi seorang individu bahkan dipengaruhi oleh berbagai proses. Berikut adalah proses-proses yang signifikan dalam pembentukan persepsi, yaitu self-fulfilling prophecy, teori kepribadian implisit, aksentuasi persepsi, primacy-recency, konsistensi dan atribusi kontrol. Dalam paper ini kami akan membahas tentang aksentuasi persepsi. Aksentuasi persepsi adalah proses dimana persepsi kita dalam memandang suatu hal, dimana dalam hal tersebut kita menyangkutkan dengan berbagai macam hal. Sebagai contoh ketika kita berfikiran tentang pantai pasti kita akan mempersepsikan bahwa pantai itu panas, berpasir dll. Semua itu merupakan proses dalam membentuk suatu kesan akan hal tertentu untuk diri kita sendiri. Aksentuasi persepsi membuat kita melihat apa yang kita harapkan dan inginkan. Kita menyukai seseorang, maka seseorang itu akan tampak selalu baik di mata kita, bahkan selalu lebih baik daripada orang yang tidak kita suka. Kita memperbesar atau menekankan apa akan memuaskan kebutuhan dan keinginan kita. Mirip seperti fatamorgana. Contoh: Seorang pramuniaga toko sepatu bersikap ramah kepada kita (calon konsumen) dengan melayani kebutuhan kita mengenai model sepatu, ukuran dan warna yang kita mau. Pramuniaga tersebut dengan sabar melayani kita. Aksentuasi persepsi terjadi ketika kita mempersepsikan bahwa si pramuniaga menyukai konsumen seperti kita karena perasaan ingin disukai orang lain. Padahal jika melihat kenyataan, sikap ramah itu sudah seharusnya dimiliki seorang pramuniaga karena itu termasuk strategi pemasaran. Aksentuasi persepsi cenderung membuat kita tidak mengindahkan kenyataan yang ada dan membuat kita merasakan yang ingin dirasakan dan diharapkan. Artinya, kita menolak suatu kenyataan yang ada. Penyimpangan lain yang mungkin terjadi yaitu ketika kita mempersepsikan sikap seseorang sebagai indikasi bahwa dia menyukai kita. Padahal itu hanyalah efek samping dari perasaan ingin disukai orang lain. Wood dalam bukunya membahas tentang persepsi dimana dalam buku tersebut persepsi dijadikan sebagai acuan proses dalam menciptakan suatu makna dan menafsirkan orang, benda, peristiwa, situasi dan fenomena yang lainnya. Dalam perkembangannya persepsi ada 3 proses dalam menciptakan satu makna, yaitu memilih, mengorganisir dan menafsirkan. Sebagai contoh apa yang kita pilih dalam memahami sesuatu berpengaruh pada bagaimana kita menafsirkan sesuatu tersebut. Dalam hal ini persepsi kita menjadikan sebuah proses yang melibatkan memilih mengorganisir dan menafsirkan pengalaman, dari tiga proses tersebut yang berperan adil.