a) Afeksi
Menurut wilikie, efektif atau afeksi menunjukkan penggunaan emosi dan
perasaan pada saat konsumen akan melakukan keputusan pembelian (1990).
Menurut peter dan Olson (1996), tanggapan-tanggapan efektif beragam dalam
penilaian positif atau negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan dan
dalam intensitas atau tingkat pergerakan badan. Misalnya efeksi yang melibatkan
emosi yang relative gencar seperti cinta atau marah, status perasaan yang tidak
begitu kuat seperti kepuasana atau frustasi, suasana hati yang melarut seperti
relaksasi atau kebosanan, dan evaluasi meyeluruh seperti suka atau tidak suka.
Kognisi
Kognitif atau kognisi adalah penggunaan pemikiran logis yang terjadi pada saat
konsumen akan melakukan pembelian (wilkie,1990, p.222). Kognisi mengacu
pada proses mental dan struktur pengetahuan yang melibatkan dalam tanggapan
seseorang terhadap lingkungannya. Yang termasuk di dalamnya adalah
pengetahuan yang didapat orang dari pengalamannya dan yang tertanam dalam
ingatan mereka. Termasuk juga di dalamnya proses psikologis yang terkait
dengan pemberian perhatian dan pemahaman terhadap aspek-aspek lingkungan,
mengingat kejadian masa lalu, pembentukan evaluasi, dan pembuatan keputusan
pembelian. Aspek-aspek kognisi ini sendiri adalah proses berpikir, di mana
proses kognisi lainnya dilakukan secara tak sadar dan otomatis.
Manusia telah mengembangkan system kongnitif dengan sangat canggih yang
mengungkapkan proses mental yang lebih tinggi untuk pengertian, penilaian,
perencanaan, penetapan, dan berpikir:
1. Pengertian : menginterpretasikan atau menetapkan arti khusus lingkungan
seseorang.
2. Penilaian : menetapkan apakah sesuatu aspek lingkungan atau perilaku pribadi
seseorang adalah baik atau buruk, positif atau negatif, menyenagkan atau tidak
menyenangkan.
3. Perencanaan : menetapkan bagaimana memecahkan suatu permasalahan atau
mencapai suatu tujuan.
4. Penetapan : membandingkan alternative pemecahan suatu masalah dari sudut
pandang sifat yang relevan dan mencari alternative yang terbaik.
5. Berfikir : aktifitas kognitif yang muncul disepanjang proses pengertian,
penilaian, perencanaan, dan penetapan.
Fungsi utama dari system kognitif seseorang adalah untuk menginterpretasikan,
member makna, dan memahami aspek utama pengalaman pribadi konsumen.
Untuk melakukan hal tersebut system kognitif menciptakan arti simbolis dan
subyektif yang mewakili interpretasi pribadi atas rangsangan yang dihadapi.
Fungsi kedua dari sistem kognitif adalah memproses interpretasi atas arti tersebut
dalam melakukan tugas kognitif seperti menjabarkan tujuan dan sasaran,
mengembangkan dan mengevaluasi tindakan alternatif yang akan diambil untuk
mencapai tujuan tersebut, memilih tindakan yang akan diambil, serta
menjalankan perilaku.
Jumlah dan intensitas pemrosesan kognitif berbeda untuk setiap situasi, produk,
maupun konsumen. Konsumen tidak terlalu terlibat dengan aktifitas kognitif yang
terus menerus, karena kenyataannya beberpa perilaku dan keputusan pembelian
hanya melibatkan pemrosesan kognitif yang minimal.
Lingkungan Produk
1. Ciri-ciri Produk
Produk dan ciri-ciri produk adalah perangsangan utama yang mempengaruhi afeksi,
kognisi, dan perilaku konsumen. Ciri-ciri tersebut dievaluasi konsumen dalam hal
kesesuaian dengan tata nilai, kepercayaan, dan pengalaman pada masa lampau mereka.
Pemasaran dan informasi-informasi lainnya juga mempengaruhi apakah pembelian dan
penggunaan suatu produk akan menjanjikan sesuatu yang bermamfaat. Misalnya,
ciri-ciri produk sebuah baju baru antara lain warna, material, panjang lengan, jenis dan
jumlah kancing, dan jenis kancing, dan jenis kerahnya.
2. Kemasan
Kemasan adalah elemen dari lingkungan produk yang untuknya pemasar menanamkan
uang lebih dari 50 milyar dolar pertahun. Asal muasalnya ada empat sasaran
pengemasan yang selalu dipertimbangkan. Pertama, kemasan harus melindungi
produk di sepanjang perjalanannya melalui saluran distribusi hingga mencapai
sasarannya. Kedua, kemasan harus ekonomis dan tidak menambahkan biaya yang tidak
dibutuhkan pada produk. Ketiga, kemasan harus memungkinkan konsumen
menyimpan dan menggunakannya dengan mudah. Keempat, kemasan secara efektif
dapat digunakan untuk mempromosikan produk kepada konsumen.
a. Warna kemasan — Dampak ini sekedar menarik perhatian konsumen dengan cara
menggunakan warna yang menarik perhatian. Akan tetapi, selama ini para ahli
berkeyakinan bahwa warna kemasan menggambarkan suatu makna bagi konsumen
serta dapat digunakan secara strategis. Persepsi konsumen tentang suatu warna produk
dapat berubah sejalan dengan perubahan warna kemasan.
STRATEGI PRODUK
Strategi produk didesain untuk mempengaruhi konsumen baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek, strategi produk baru didesain untuk
mempengaruhi konsumen agar mau mencoba produk; untuk jangka panjang, strategi
produk didesain untuk mengembangkan loyalitas merek dan mendapatkan pangsa
pasar yang besar.
A. Karakteristik Konsumen
Inovator cenderung adalah pengguna berat produk-produk lain dalam kelas produk
yang sama. Inovator dapat memiliki struktur pengetahuan yang berkembang lebih baik
untuk suatu kategori produk tertentu. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengerti
dan mengevaluasi produk-produk baru lebih cepat, dan dengan demikian juga lebih
cepat mengadopinya ketimbang konsumen lainnya.’
B. Karakteristik Produk
2. Kemampuan untuk diuji coba (trialability) — sejauh mana suatu produk dapat
dicoba dalam jumlah yang terbatas, atau dipilih kedalam jumlah-jumlah yang kecil jika
untuk melakukan uji coba ternyata membutuhkan biaya yang tinggi.
3. Kemampuan untuk diteliti (observability) — mengacu pada sejauh mana produk
atau dampak yang dihasilkan produk tersebut dapat dirasakan oleh konsumen lain.
Produk baru sering didiskusikan masyarakat sehingga cenderung diadopsi lebih cepat.
4. Kecepatan (speed) adalah seberapa cepat mamfaat suatu produk dipahami oleh
konsumen. Karena sebagian konsumen masih berorientasi pad keputusan yang dengan
cepat dirasakan ketimbang yang ditunda, produk yang dapat memberikan mamfaat
lebih cepat cenderung berkemungkinan lebih tinggi untuk paling tidak dicoba oleh
konsumen.
6. Mamfaat relative (relative adventge) adalah sejauh mana suatu produk memiliki
keunggulan bersaing yang bertahan atas kelas produk, bentuk produk, dan merek
lainnya.
7. Simbolisme produk (product simbolisme) adalah apakah makna suatu produk atau
merek bagi konsumen dan bagaimanakah pengalaman konsumen ketika membeli dan
menggunakannya