Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah Dosen pengampu

Interpersonal Skill Faradilla Iediany, M.Ps.I


Konsep Diri

DISUSUN OLEH:

Muhammad Iqbal Pratama 180102010005


Muhammad Abu Khoeri 180102010037
Rif’a Noor Awalia 180102010011
Annisa Salsabila 180102010023
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM KELUARGA
2019
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الر حمن الرحىم‬

‫الحمدهللا رب العالمىن الصالة والسالم على اشرف االنبىاء والمرسلىن وعلى اله واصحابه اجمعىن اما بعد‬

Alhamdulillah.

Segala puja dan puji atas kehadirat Allah Swt yang maha kuasa, atas segala
nikmat dan karunianya, kami dapat menulis dan membuat sebuah karya tulis ilmiah
ini.

Sholawat serta salam taklupa kami haturkan kepada nabi junjungan kita, Nabi
Muhammad saw. Yang akan memberi syafaat kepada kita dihari kiamat kita dan akan
memasukkan kita kedalam syurga bersama beliau, amin allahumma amin...

Kami meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam karya tulis kami,
karena kami bukan manusia yang sempurna, dan mencoba untuk memperbaikinya
semampu kekuasaan kami sebagai manusia yang hina, yang benar hanya dari Allah
swt, dan yang salah hanya dari kami manusia yang mempunya kesalahan.

Wassalam
Daftar Isi
BAB I

LATAR BELAKANG

Proses internalisasi dan bertindak dari prespektif sosial yang kita pelajari dari
proses komunikasi. Jadi komunikasi dan identitas diri adalah konsep diri.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat, menanggapi dan mengambil


kesimpulan tentang penyebab perilaku orang lain. Sejalan dengan itu kita juga
menaggapi dan memersepsikan diri kita sendiri. Dengan mengamati diri kita ,
sampailah kita pada gambaran dan penilaian diri kita yang disebut juga konsep diri.

Konsep diri adalah semua pikiran ,keyakinan dan kepercayaan yang


merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan memengaruhi hubungannya
dengan orang lain , melalui konsep diri kita belajar memahami diri sendiri dan orang
lain karena hal ini akan mempengaruhi kemampuan individu dalam membina
hubungan interpersonal.

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku


individu. Individu memandang atau menilai dirinya sendiri akan tampak jelas dari
seluruh perilakunya, dengan kata lain perilaku seseorang akan sesuai dengan cara
memandang dan menilai dirinya sendiri . meski konsep diri tidak langsung ada begitu
individu dilahirkan, tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan individu , konsep diri akan terbentuk karena adanya pengaruh
lingkungannya, Dalam pembentukan konsep diri komunikasi merupakan salah satu
peranan penting . dimana komunikasi merupakan saran memperoleh dan memberi
informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain ,
mempertimbangkan solusi alternatif atas masalah dan mengambil keputusan, dan
tujuan-tujuan sosial serta hiburan. Melalui komunikasi kita dapat memenuhi
kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar
makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati ,rasa hormat, rasa bangga, bahkan iri
hati dan kebencian.
RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian konsep diri?


2. Macam-macam Komponen konsep diri?
3. Faktor-Faktor konsep diri?
4. Apa saja pengaruh konsep diri dalam komunikasi interpersonal?

TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami apa itu konsep diri.


2. Mengetahui macam-macam konsep diri.
3. Mengetahui faktor-faktor konsep diri.
4. Megetahui pengaruh konsep diri dalam komunikasi interpersonal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep diri.

Konsep diri adalah pandangan atas diri sendiri, pengenalan diri sendiri dan
pemahaman diri sendiri melalui cara pandang individu dalam melihat diri sendiri
sebagai pribadi, merasakan yang ada didalam dirinya, dan gambaran serta pandangan
orang lain tentang diri individu itu sendiri.

Menurut Djaali (2000:166) yang mengemukakan bahwa konsep diri adalah


pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan
rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya
tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Disini konsep diri yang dimaksud adalah
pandangan seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada saat ini. Sejalan dengan itu,
Slameto (1995:182) juga mengemukakan konsep diri adalah persepsi keseluruhan yang
dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri. Konsep diri ini merupakan suatu
kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit diubah.

Menurut William D. Brooks dalam Jalaluddin Rahmat (2001:99) bahwa konsep


diri adalah pandangandan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh
bersifat psikologis, sosial dan fisik.

Selanjutnya Jalaluddin Rahmat (2001:99) juga mengungkapkan bahwa dengan


mengamati diri kita, sampailah kita pada gambaran dan penilaian diri kita, inilah yang
disebut dengan konsep diri. Konsep diri bukan hanya sekedar mengamati tapi juga
menilai diri kita sendiri.

Wasty Soemanto (1998:185) menjelaskan bahwa konsep diri adalah pikiran


atau persepsi seseorang tentang dirinya sendiri. Dengan kata lain, konsep diri yaitu
bagaimana orang melihat dirinya sendiri.
Hal ini dipertegas oleh Thantawy. R (2005:61) yang menyatakan bahwa konsep
diri adalah gambaran deskriptif dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri,
bagaimana ia mempersepsikan dirinya sendiri. Konsep diri seseorang itu dibentuk atas
dasar hasil pengalamannya dan hasil interaksinya dengan orang lain. Selanjutnya
Epstein; Brim; Blyth and Traeger, dalam Elida Prayitno (2002:119) yang
menyimpulkan bahwa konsep diri (self concept) sebagai pendapat atau perasaan atau
gambaran seseorang tentang dirinya sendiri baik yang menyangkut fisik (materi dan
bentuk tubuh) maupun psikis (sosial, emosi, moral, dan kognitif) yang dimiliki
seseorang.

B. Komponen Konsep diri


a. citra diri

citra diri/ gambaran diri (body image) Adalah sikap atau cara pandang
seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencangkup
persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk ,fungsi, penampilan dan potensi tubuh
saat ini dan masa lalu yang berkesinambungan di modifikasi dengan pengalaman baru
setiap individu. ( Stuart dan Sundeen,1998)

Beberapa hal tentang citra tubuh antara lain :

 Focus individu terhadap bentuk fisiknya lebih terasa pada usia remaja.

 Bentuk badan,tinggi badan,serta tanda-tanda kelamin sekunder menjadi citra


tubuh.

 Cara individu memandang dirinya berdampak penting terhadap aspek


psikologis individu tersebut.

 Citra tubuh seseorang sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respon orang lain
terhadap dirinya dan sebagian lagi oleh eksplorasi individu terhadap dirinya.
 Gambaran yang realistis tentang menerima dan menyukai bagian tubuh akan
memberi rasa aman serta mencegah kecemasan dan meningkatkan harga diri.

 Individu yang stabil,realistis,dan konsisten terhadap citra tubuhnya terhadap


citra tubuhnya dapat mencapai kesuksesan.

b. Ideal diri

Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan


standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu. Standart dapat berhubungan
dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi,cita-cita,nilai-nilai
yang ingin dicapai.

Faktor yang mempengaruhi Ideal Diri yaitu :

 kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.

 Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diiri.

 Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil.

 Kebutuhan yang realistis.

 Keinginan untuk menghindari kegagalan.

 Perasaan cemas dan rendah diri.

Beberapa hal yang berkaitan dengan ideal diri yaitu :

a) Pembentukan ideal diri pertama kali terjadi pada masa kanak-kanak.

b) Masa remaja terbentuk mulai proses identifikasi terhadap orang tua, guru dan
teman.

Ideal diri dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting dalam memberikan
tuntunan dan harapan.
c) Ideal diri mewujudkan cita—cita dan harapan pribadi berdasarkan norma
keluarga dan sosial.

c. Harga Diri ( Self Esteem )

Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa


jauh perilaku memenuhi ideal diri. Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan
harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal,maka
cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
Aspek utama adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain.

Cara-cara untuk meningkatkan harga diri seseorang.

1. Memberinya kesempatan untuk berhasil.

2. Memberinya gagasan.

3. Mendorongnya untuk beraspirasi.

4. Membantunya membentuk koping.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan harga diri, seperti.

 Perkembangan Individu.

Faktor Presdisposisi dapat dimulai sejak masih bayi. Seperti penolakan


orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengakibatkan
anak gagal mencintai dirinya sendiri dan akan gagal untuk mencintai
orang lain.

 Ideal Diri tidak realistis.

Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya
hak untuk gagal dan berbuat kesalahan.

 Gangguan fisik dan mental.


Gangguan ini dapat membuat individu dan keluarga merasa rendah
diri.

 Sistem keluarga yang tidak berfungsi.

Orang tua yang mempunyai harga diri yang rendah tidak mampu
membangun harga diri anak dengan baik.

 Pengalaman traumatic yang berulang missal ( Karna aniaya fisik, emosi dan
seksual)

Individu merasa tidak mampu mengontrol lingkungan. Respon atau


strategi untuk menghadapi trauma umumnya mengingkari
trauma,mengubah arti trauma, respon yang biasa berkembang adalah
depresi dan denial pada trauma.

C. Faktor Konsep diri

Konsep diri tidak berkembang dengan sendirinya. tetapi berkembang dengan


adanya interaksi dengan orang yang lain, khususnya dengan lingkungan sosial.

Ketika lahir manusia tidak memiliki konsep diri, pengetahuan tentang dirinya
sendiri, harapan terhadap dirinya sendiri, dan penilaian terhadap dirinya sendiri.
Namun, secara perlahan-Iahan seseorang mulai dapat membedakan “aku” dan
“bukan aku".

Kemajuan besar dalam perkembangan konsep diri terjadi ketika seseorang


mulai menggunakan bahasa, yaitu sekitar umur satu tahun. Seseorang akan
memperoleh infomasi yang lebih banyak tentang dirinya dengan memahami
perkataan orang lain. Terlebih lagi. ketika seseorang belajar berpikir dengan
menggunakan kata-kata. Pada saat itulah konsep diri mulai terbentuk..

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu :


a. Orang Terdekat

Prespektif pertama yang memengaruhi kita berasal dari orang


terdekat. Orang terdekat adalah orang-orang yang memberikan makna
tersendiri dan punya arti khusus dalam kehidupan kita. Bagi bayi dan anak-
anak, orang terdekat mencakup anggota keluarga dan pengasuh anak. Dalam
fase kehidupan berikutnya, orang-orang terdekat mencakup teman sebaya,
guru, sahabat, rekan kerja, dan orang lainnya yang punya peranan penting
dalam hidup kita. Perlu diingat bahwa konsep tentang diri berawal dari
bagaimana cara orang lain memandang kita.

1. Penilaian Langsung
Penilaian langsung adalah pola komunikasi dari orang lain yang
menjelaskan siapa kita dengan cara memberikan label langsung terhadap
perilaku kita. Anggota keluarga, teman sebaya, guru, dan orang lain
memberikan penilaian dari apa yang mereka katakan terhadap diri kita dan
apa Yang harus dan tidak boleh kita lakukan. Misalnya, orangtua
menyampaikan apa yang seharusnya boleh dan tidak boleh clilakukan oleh
anak laki-laki dan anak perempuan. Biasanya, orangtua akan berkata
seperti ini untuk anak perempuan, “Anak baik jangan main kasar ya” atau
“Kamu harus membantu Ibu di dapur“ atau “Jangan bermain sampai
membuat bajumu kotor ya". Sementara. orangtua umumnya akan berkata
seperti ini untuk anak laki-laki, “Pergilah bermain di luar rumah“ atau
“'jangan cengeng” atau “Anak laki-laki tidak boleh menangis”. Akhirnya,
anak menerima rujukan dari orangtua dan lingkungan tersebut.
2. Penilaian Reflektif
Penilaian reflektif adalah persepsi kita terhadap pandangan orang lain.
Persepsi ini berpengaruh terhadap bagaimana cara kita memandang diri
sendiri. Konsep ini mirip seperti looking-glass self dari komentar puitis
Cooley, “Each to each a looking glass” (1961). Orang lain adalah cermin
bagi kita. Mereka memantulkan bayangan diri kita dan membentuk
perasaan kita terhadap diri sendiri. Jika orang lain menyampaikan,
sekalipun dengan cara tidak langsung, bahwa kita adalah orang yang
cerdas, sangat mungkin kita akan mencerminkan penghargaan tersebut
dalam setiap tindakan dan pemikiran. Jika anggota keluarga melihat kita
sebagai orang yang tidak disukai, kita mungkin akan melihat diri kita sama
seperti penilaian dari mereka.
3. Skrip Identitas
Skrip identitas adalah aturan dalam kehidupan dan pembentukan
identitas manusia. Seperti naskah dalam drama atau film, skrip identitas
mendefinisikan peran kita dalam kehidupan, bagaimana kita bermain di
dalamnya, dan elemen dasar lainnya dalam alur kehidupan kita. Coba ingat
kembali masa ketika kanak-kanak Anda. Carilah beberapa skrip identitas
yang dijalankan dalam keluarga Anda. Beberapa contoh dari skrip identitas
adalah: “Kita adalah keluarga baik-baik” atau “Keluarga kita selalu
membantu orang yang kesusahan”.
4. Gaya Kelekatan

Orang tua (dan orang lain yang mengasuh anak) berkomunikasi


menggunakan gaya kelekatan dengan anaknya. Gaya kelekatan adalah
pola pengasuhan yang diajarkan pada anak untuk mengenali diri dan
lingkungannya. Dalam hubungan tersebut, orangtua atau pengasuh
berkomunikasi mengenai pandangan mereka terhadap si anak, pandangan
terhadap orang lain, dan pandangan mereka terhadap hubungan sosial.
b. Masyarakat Umum
Perspektif mengenai masyarakat umum adalah refleksi dari pandangan
orang lain secara umum dalam kelompok sosial. Setiap kelompok sosial
memiliki pandangan yang merefleksikan nilai, keyakinan, pengalaman, dan
pemahaman dalam kelompok tersebut. Perspektif dari orang lain diungkapkan
pada kita dalam tiga cara. Pertama) kita mempelajarinya ketika berinteraksi
dengan orang lain. Misalnya, kebanyakan kita meyakinin pandangan umum
mengenai pola pertemanan pada masa anak-anak yang dikaitkan dengan
gender. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak berusia 3,5 hingga 7 tahun
memiliki kecenderungan kuat untuk berinteraksi dengan anak dari jenis
kelamin yang sama. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa anak-anak
beranggapan kalau kelompok teman sebaya akan menerima mereka jika
mereka bermain dengan anak-anak yang berjenis kelamin sama.
D. Pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal
a. Nubuat yang di penuhi sendiri

Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi


interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sependapat mungkin sesuai dengan
konsep dirinya. Misalnya seorang mahasiswa meganggap dirinya sebagai yang rajin,
ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik,
mempelajari kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis
yang baik. ini termasuk konsep diri yang positif karena menimbulkan rasa percaya
diri kepada diri sendiri. Adapun konsep diri negatif, ia cenderung merasa rendah diri,
ia akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi gagasannya kepada orang-orang
yang di hormatinya, tidak mampu berbicara di hadapan umum, atau ragu-ragu
menuliskan pemikirannya dalam media massa.

Kecenderungan bertingkah laku sesuai konsep diri tadi yang di sebut nubuat
yang di penuhi sendiri. Anda berusaha hidup sesuai dengan label yang anda lekatkan
pada diri anda. Suksesnya interpersonal komunikasi dilihat dari konsep diri apakah
positif atau negatif. Sebagai peminat komunikasi , sebaiknya kita mampu
mengidentifikasi tanda-tanda konsep diri yang positif dan negatif. Menurut William
D. Brooks dan Philip Emmert ada empat orang yang memiliki konsep diri negatif
diantaranya:

1. ia peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang di terimanya,
dan mudah marah atau naik pitam. Koreksi seringkali di presepsikan sebagai
usaha untuk menjatuhkan harga dirinya.
2. responsif sekali terhadap pujian, karena dengan pujian ia akan beranggapan
bahwa dapat menunjang harga dirinya. Bersama dengan kesenangannya
terhadap pujian ia akan bersikap hiperkritis tehadap orang lain. Ia selalu
mengeluh, mencela, meremehkan apapun dan siapapun.
3. cenderung merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak di perhatikan.
Karena itulah ia akan bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak
dapat melahirkan hangatnya persahabatan.
4. selalu bersikap pesimis, artinya penolakannya terhadap kompetensi karena ia
akan enggan bersaing dengan orang lain. Ia menganggap dirinya akan tidak
berdaya di hadapan orang lain.

Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri positif di tandai dengan lima hal:

1. ia akan merasa yakin akan kemampuannya mengatasi masalah


2. ia akan merasa setara dengan orang lain
3. ia menerima pujian tanpa rasa malu
4. ia menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan
dan perilaku tidak seluruhnya di setujui masyarakat
5. ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.
Namun dalam kenyataan, memang tidak ada orang yang betul-betul sepenuhnya
berkonsep diri negatif atau positif, tetapi untuk efektivitas komunikasi interpersonal,
sedapat mungkin kita memperoleh sebanyak-banyaknya tanda-tanda konsep diri
positif.

b. Membuka diri

Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang
sama berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.
Dengan membuka diri, konsep diri akan lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri
sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-
pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif,
dan lebih cermat memandang kita dan orang lain.

Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat di jelaskan dengan johari
window, yaitu:

1. Area Terbuka, atau publik. Informasi dalam area ini diketahui oleh kita dan
orang lain. Misalnya informasi mengenai nama anda, tinggi tubuh, alamat
rumah adalah informasi yang dapat di bagikan kepada orang lain
2. Area Buta, Informasi di dalam area ini di ketahui oleh orang lain, namun tidak
di sadari oleh diri kita sendiri. Misalnya, orang melihat kita berbakat di bidang
melukis tetapi kita tidak mengetahuinya.
3. Area tersembunyi, kita mengetahui informasi di dalam area ini, namun kita
memilih tidak mengungkapkannya kepada orang lain. Contoh, anda memilih
untuk tidak menyampaikan aib/kelemahan kepada orang lain.
4. Area Gelap, area ini berisi informasi yang tidak di ketahui, baik oleh anda
maupun orang lain. Area ini berisi informasi atau potensi yang belum
terungkap, bakat belum di manfaatkan, dan reaksi terhadap peristiwa yang
belum pernah kita alami.
c. Percaya diri

Keinginan untuk menutup diri timbul karena konsep diri yang negatif yang
menagakibatkan kurangnya kepercayaan kepada kemampuan sendiri. Orang yang
tidak menyenangi dirinya akan merasa bahwa dirinya tidak mampu mengatasi
persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan sedapat mungkin menghindari situasi
komunikasi. Ia akan takut orang lain akan mengejek dan menyalahkannya.

Ketakutan untuk melakukan komunikasi di kenal sebagai communication


apprehension. Orang yang aprehensif akan menarik diri dari pergaulan, berusaha
sekecil mungkin berkomunikasi, dan hanya akan berbicara apabila terdesak saja.
Akan tetapi tentu tidak semua aprehensif komunikasi di sebabkan kurangnya percaya
diri. Adapun dari berbagai faktor, percaya diri adalah yang paling menentukan.
Dalam komunikasi, kita bisa menggunakan nasihat tokoh psikosibernetik yang
popular, Maxwell Maltz “believe in yourself and you’ll succed”. Intuk meningkatkan
percaya diri, harus menimbulkan konsep diri yang sehat itu perlu.

d. Selektivitas

Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita terutama terhadap


selektivitas. Karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia
membuka diri, bagaimana kita memersepsikan pesan itu, dan apa yang kita ingat.
Dengan singkat konsep diri menyebabkan terpaan selektif, persepsi selektif, dan
ingatan selektif.

Bila anda merasa sebagai muslim yang baik, anda akan banyak menghadiri
pengajian, atau membeli buku-buku agama. Sebaliknya bila anda merasa pemeluk
katholik yang taat, tentu anda akan rajin ke gereja, mendengarkan khotbah
keagamaan, dan membeli buku-buku katholik. Hal tersebut yang di maksud terpaan
selektif. Sedangkan presepsi selektif. Sebagai contoh jika konsep diri anda negatif,
anda cenderung memersepsikan hanya reaksi-reaksi yang negatif pada diri anda atau
anda merasa diri bodoh, anda tidak akan memperlihatkan perhargaan orang terhadap
karya-karya anda. Sebaliknya, justru anda akan memperbesar kritik orang lain
terhadap anda.

Selain itu, konsep diri bukan hanya mempengaruhi presepsi, ia juga akan
mempengaruhi terhadap apa yang kita ingat. Misalnya ada orang yang mengingat
semua dengan cermat pemain sepak bola PSSI bahkan menyebutkan semua peristiwa
penting yang terjadi di dunia sepakbola. ada pula orang yang dapat mengingat puisi-
puisi Shakespeare, Goethe, Pope, Tetapi ia tidak ingat dengan pencipta lagu “Padamu
Negeri”.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai