Disusun Oleh:
Kelompok III
Fandy Naufal Rahman 23010119130098
Muhammad Ikhsan 23010119130065
Andrian Dwi Cahyo 23010119130108
Farid Bayu Kumolo 23010119120014
Fadilah Atika Rahmah 23010119130286
PENDAHULUAN
Etika, moral, dan akhlak adalah sifat yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia
terutama umat muslim. Sebagai makhluk hidup yang dikarunia akal dan pikiran yang
lebih baik dibandingkan makhluk hidup lainyaa sudah semestinya etika, moral, dan
akhlak lebih dikedepankan demi tercapainya manusia yang berbudi luhur dan berakhlak
mulia. Akhlak menyangkut hal yang berhubungan dengan perbuatan baik, buruk, benar
dan salah dalam tindakan seseorang manusia yang panutannya bersumber dari Al-
Qur’an dan Hadis Rasulullah saw, sedangkan etika yang bersumber dari hasil budaya
dan adat istiadat suatu tempat yang berlaku dalam suatu masyarakat. Sebagai para
pelajar seharusnya sudah memahami bahwa mempelajarai ilmu etika, moral, dan
akhlak memang sangatlah penting bagi para penuntut ilmu. Dengan mempelajari illmu
etika, moral, dan akhlak para penuntut imu akan mengetahui apa yang baik diperbuat
Dari latar belakang di atas maka masalah yang akan dibahas adalah :
TINJAUAN PUSTAKA
Secara substansial etika, moral dan akhlak adalah sama, yaitu ajaran tentang
baik dan buruk perilaku manusia dalam hubungan nya dengan Allah, sesama manusia
dan hubungan dengan alam. Yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah dasar
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang juga berarti adat kebiasaan.
Menurut Frans Magnis etika adalah filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang
ajaran-ajaran dan pandangan moral. Dengan demikian etika adalah ilmu pengetahuan
tentang kesusilaan (Harahap, 2015). Menurut bahasa etika manusia adalah aturan atau
pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia dan merupakan ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk
dikatakan baik maupun buruk. Etika merupakan ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh apa yang
diketahui oleh akal pikiran. Dalam ajaran islam etika bersifat teosentrik yaitu berkisar
sekitar Tuhan dalam etika islam, yaitu perbuatan selalu dihubungkan dengan amal soleh
dan dosa, dengan pahala atau siksa, dengan surga atau neraka.
Dasar konsep etika secara umum diantaranya yaitu tujuan hidup setiap muslim
terhadap kebenaran wahyu Allah dan sunnah yang membawa konsekuensi logis sebagai
standar dan pedoman utama bagi setiap muslim, dan islam mendidik berbuat baik
dengan mencegah segala kemungkaran yang bertentangan dengan ajaran islam yang
Moral berasal dari kata Latin mores yang artinya tata cara dalam kehidupan,
adat istiadat, kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang
berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. Moral merupakan kaidah norma dan
pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial
dan masyarakat. Perilaku moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai
perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak
atau tidak layak, patut maupun tidak patut. Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas
kehidupan sosial secara harmonis, adil, dan seimbang menyangkut sopan santun dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan etika atau sopan santun. Berns (1997)
sehari-hari dan conscience atau aturan personal seseorang untuk berinteraksi dengan
orang lain. Imam Al-Ghazali menyebut moral Islam sebagai tingkah laku seseorang
yang muncul secara otomatis berdasarkan kepatuhan dan kepasrahan pada pesan
(ketentuan) Allah Yang Maha Esa. Menurut pandangan Islam kriteria moral yang benar
adalah (1) Memandang martabat manusia, dan (2) Mendekatkan manusia kepada Allah.
Akhlaq berasal dari bahasa Arab akhlaaq bentuk jama’ dari khuluq yang berarti
tingkah laku, perangai atau tabiat. Sebagai istilah, akhlaq diartikan dengan: Sikap yang
melahirkan perbuatan, baik perbuatan yang baik maupun yang buruk, atau sifat hati
yang tercermin dalam perilaku. Akhlak itu dapat dikatakan ibarat keadaan jiwa dan
bentuknya bersifat batin. Hal ini seperti bentuk kebaikan lahiriah secara mutlak.
Seseorang tidak dapat sempurna dengan hanya indahnya dua mata saja, tidak hanya
dengan hidung yang mancung, pipi yang halus, tetapi haruslah indah semua. Seperti
kebagusan dhahiriah itulah sempurnanya batin agar tercapai kebaikan akhlak. Akhlak
itu bukanlah perbuatan, melainkan gambaran atas jiwa yang tersembunyi. Karena itu
dapat dikatakan bahwa akhlak itu nafsiah (bersifat kejiwaan) dan yang tampak itu
dinamakan perilaku atau tindakan. Dengan demikian akhlak ialah sumber, sedangkan
berkaitan dengan kata al-khalqu (kejadian) dan al-khuluqu (akhlak atau tingkah laku).
Baik al-khalqu dan al-khuluqu berarti baik lahir dan batin. Karena yang dimaksud
dengan al-khalqu adalah bentuk lahir dan al-khuluqu adalah bentuk batin. Hal ini
berkaitan dengan keadaan manusia yang tersusun dari jasad (tubuh) yang terlihat mata
dan dapat diraba serta unsur roh dan jiwa yang hanya dapat dilihat dengan mata hati.
Dari dua unsur tersebut, unsur roh dan jiwa lebih besar nilainya dibanding dengan tubuh
yang terlihat dengan mata kepala. Karena urusan roh disandarkan Allah kepada-Nya
sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Shad ayat 71-72 yang artinya:
“Sesungguhnya Aku menciptakan manusia dari tanah dan ketika dia telah Kubentuk
dengan sempurna dan telah Kutitipkan ke dalamnya ruhKu, hendaklah kamu tunduk
merendahkan diri kepada-Nya”. Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa
sesuatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang timbul akibat perbuatan-perbuatan dengan
perikehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, atau alam
sekitarnya. Etika, moral dan akhlak merupakan salah satu cara untuk menciptakan
keharmonisan dalam hubungan antara sesama manusia (habl minannas) dan hubungan
vertikal dengan khaliq (habl minallah). Namun, dari ketiganya ini memiliki perbedaan
dari segi pengertian, dan tolak ukurnya. Dari ketiganya mengacu kepada ajaran atau
gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik. Ketiganya
juga merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harkat
atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya. Hal yang
membedakan antara etika, moral, dan akhlaq dapat disimpulkan antara lain :
Etika merupakan penilaian suatu hal yang ukurannya adalah akal manusia.
Etika bersifat temporar, sangat bergantung dengan aliran filosofis dari orang
yang menganutnya
Etika sendiri baik dan buruknya ditentukan oleh akal pikiran manusia yang
Moral merupakan penilaian suatu hal yang ukurannya adalah tradisi yang
berlaku.
Moral sebagai aturan baik buruk yang didasarkan kepada tradisi, adat budaya
Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu
perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan
berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di
belakang kata akhlak dalam hal menempati posisi sebagai sifat. Dengan demikian
akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah-
daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam (Habibah 2015).
Namun demikian, perlu dipertegas disini, bahwa akhlak dalam ajaran agama tidak
dapat disamakan dengan etika atau moral, walaupun etika dan moral itu diperlukan
dalam rangka menjabarkan akhlak yang berdasarkan agama (akhlak Islami). Hal yang
demikian disebabkan karena etika terbatas pada sopan santun antara sesama manusia
saja, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Jadi ketika etika digunakan
untuk menjabarkan akhlak Islami, itu tidak berarti akhlak Islami dapat dijabarkan
Ruang lingkup akhlak Islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran Islam itu
sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah (agama/Islam)
mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama
Dari segi sifatnya, akhlak dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, akhlak
yang baik, atau disebut juga akhlak mahmudah (terpuji) atau akhlak al-karimah; dan
keimanan seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-
Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain: cinta kepada Allah, cinta kepada
rasul, taat beribadah, senantiasa mengharap ridha Allah, bersyukur atas segala nikmat
Allah, bersabar atas segala musibah dan cobaan, ikhlas karena Allah, jujur, menepati
janji, khusyu dalam beribadah kepada Allah, mampu mengendalikan diri, silaturrahim,
menghargai orang lain, menghormati orang lain, sopan santun, suka bermusyawarah,
suka menolong kaum yang lemah, rajin belajar dan bekerja, hidup bersih, menyayangi
“Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat
Sifat yang termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan
dengan akhlak mahmudah, antara lain: kufur, syirik, munafik, fasik, murtad, takabbur,
riya, dengki, bohong, menghasut, kikil, bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah,
mengadu domba, sombong, putus asa, mencemari lingkungan, dan merusak alam.
Allah berfirman dalam surat At-tin ayat 4-6, artinya: “Sesungguhnya Kami telah
2.2.2.1 Adat/Kebiasaan
secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu
Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak
keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya.
Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.
manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi
dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku (Rohayati 2011). Contohnya Akhlak orang tua
dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah
dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guru di sekolah.
tasawuf berasal dari kata sufi yang berarti suci. Tasawuf berasal dari golongan sufi yang
manusia dengan Tuhan. Menurut Huda (2014) tasawuf yang tujuan pokoknya adalah
menyucikan hati dalam rangka usaha menuju Allah Sang Maha Suci, yang didalamnya
Dasar dari ajaran tasawuf adalah perilaku Nabi Muhammad SAW sebagai
sederhana, berdiam diri di Gua Hira, dan melakukan pendekatan diri terhadap Allah
SWT lewat doa, sholat, dan zikir. Dasar yang kedua dalam ajaran tasawuf adalah ayat
suci Al-Quran: “Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh
merugi orang yang mengotori jiwanya” (Q.S. Asy-Syams : 9). Ayat ini menjelaskan
sedangkan tasawuf menuju kepada hal tersebut. Hubungan akhlak dengan tasawuf
Tasawuf telah mengajak kepada akhlak utama yang diajarkan dalam Islam. Akhlak
yang mulia itu dijadikan sebagai landasannya, menyucikan jiwanya dengan cara berhias
diri dengan keutamaan akhlaknya berupa tawadhu’ (rendah diri atau rendah hati),
meninggalkan diri dari akhlak yang tercela, memberikan kemudahan dan lemah lembut,
menjauhkan diri dari perkara yang berat, dan menjauhi perdebatan dan amarah
(Badrudin, 2015).
di dalam ruang keluarga sebab keluarga adalah komponen masyarakat terdekat yang
wajib di junjung tinggi. Akhlak terhadap keluarga meliputi ayah, ibu, anak,
kehidupan sehari-hari kita harus bersikap baik kepada keluarga terutama orang tua, baik
itu ayah maupun ibu. Berbuat baik kepada orang tua dapat dilakukan dengan selalu siap
apabila diminta untuk berbuat sesuatu, tidak mengeluh dengan segala keadaan yang
sedang menimpa keluarga,tidak menyakiti perasaan orang tua dengan kata kata kasar
maupun dengan nada membentak, dan selalu mendoakan orang tua agar diberi
Hal baik yang anak lakukan kepada orangtua belum seberapa dengan
perjuangan dan kebaikan yang orang tua berikan kepada anaknya, sehingga berbuat
baik kepada orang tua selain menjadi kewajiban seorang anak kepada orang tuanya
namun juga sebagai balas budi atas segala kemudahan yang orang tua berikan kepada
anaknya. Sesuai dengan firman Allah : “ Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya
sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri
nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan
bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
1. Memuliakan tamu
Hal ini sesuai sabda Rasulullah : “Kalau ia ingin meminjam hendaklah engkau
pinjamkan, kalau ia minta tolong hendaklah engkau tolong, kalau ia sakit hendaklah
engkau rawat, kalau ia ada keperluan hendaklah engkau beri bantuan, kalau ia mendapat
kesenangan hendaklah engkau beri ucapan selamat, kalau ia dapat kesusahan hendaklah
engkau bangun rumah lebih tinggi dari rumahnya dan janganlah engkau susahkan ia
dengan bau masakanmu kecuali engkau hadiahkan kepadanya, dan kalau tidak engkau
beri bawalah masuk kedalam rumahmu dengan sembunyi, dan jangan engkau beri
anakmu bawa keluar buah-buahan itu, kecuali nanti anaknya inginkan buahan itu. (
bahwa orang muslim sangat dianjurkan untuk berbuat baik terhadap tetangga. Orang
yang selalu berbuat baik terhadap tetangganya berarti dia telah menjalankan perintah
jaarahu” (HR. Bukhari). Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir
SIMPULAN
kuat dalam jiwa yang darinya muncul beragam perbuatan dengan mudah dan ringan,
suatu tempat serta moral merupakan penentuan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan,
sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut
maupun tidak patuh. Konsep etika, moral, dan akhlak dalam Islam sangat terkait erat
dengan konsep keimanan. Akhlak Islam memiliki beberapa keistimewaan dan ciri-ciri
6 (12) : 45-61.
Habibah,S. 2015. Akhlak dan etika dalam islam. J. Pesona Dasar 1 (4) : 73-87.
Huda, S. 2014. Tasawuf sebagai akhlak: Kajian tekstual atas kata-kata emas Shaykh
Munawar,A., A.H.M. Tuah, dan Z. Stapa. 2012. Memperkasakan jati diri melayu-
(1) : 23-35.
Munirah. 2017. Akhlak dalam perspektif pendidikan islam. J. Auladuna. 4 (2) : 39-47.
(1) : 93-112.
Pebriana, P. H. 2017. Analisis kemampuan berbahasa dan penanaman moral pada anak
usia dini melalui metode mendongeng. J. Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini. 1 (2):139-147.
(1):1-13.
(1):58-67.