Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berubahnya dunia menuntun terjadinya perubahan-perubahan yang harus


dilakukan. Tren yang mudah berkembang seiring dengan kebutuhan manusia
menjadi hal yang sangat penting untuk dipahami dan dipelajari oleh produsen atau
organisasi-organisasi yang tertarik untuk kepentingannya masing-masing mengenai
perilaku konsumen.

Memahami konsumen sangat diperlukan oleh produsen. Hal tersebut dibutuhkan


produsen agar dapat bersaing dengan produsen lainnya. Banyaknya jumlah pesaing
menyebabkan sebuah perusahaan harus selalu berinovasi dengan produknya.
Inovasi pada dasarnya merupakan perubahan ke arah perbaikan, memperbaharui
yang telah ada sebelumnya. Dengan melakukan inovasi, diharapkan keinginan
konsumen dapat terpenuhi sehingga tercipta suatu kepuasan konsumen.

Menimbang dan memahami konsumen dimulai dengan tiga elemen manusia, yakni;
Kognisi, Afeksi dan perilaku manusia. Jika konsumen sudah jauh dari bisnis yang
dijalankan pemasar, menjadi pertanda bisnis yang sedang dijalankan dan
dikembangkan akan berujung pada kegagalan. Setidaknya terdapat 3 (tiga) hal yang
wajib diketahui oleh pemasar atas konsumennya, yaitu :

1) Mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen


2) Mengetahui apa seleranya
3) Bagaimana konsumen mengambil keputusan

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan elemen Perilaku Konsumen?
2. Apakah yang dimaksud dengan Afeksi?
3. Apakah yang dimaksud dengan Kognisi?
4. Bagaimana hubungan antara Afeksi dan kognisi?

1
5. Bagaimana model proses kognitif terhadap pengambilan keputusan
konsumen ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan elemen Perilaku Konsumen
2. Memahami apa yang dimaksud dengan Afeksi
3. Memahami apa yang dimaksud dengan Kognisi
4. Mengetahui hubungan antara Afeksi dan Kognisi
5. Mengetahui model proses kognitif terhadap pengmabilan keputusan
konsumen.

1.4 Metode Penyusunan Makalah

Penyusunan makalah ini menggunakan metode observasi dan kepustakaan,


observasi yang dilakukan seperti studi pustaka dengan membaca buku-buku yang
berkaitan dengan judul makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komponen Roda Analisis Konsumen

Dalam roda analisis konsumen, terdapat empat elemen utama, yaitu :

2.1.1 Afeksi Dan Kognisi

Afeksi merupakan perasaan atau reaksi emosional terhadap objek tertentu.


Biasanya diungkapkan dalam bentuk rasa suka atau rasa tidak suka. Konsumen
yang menyukai suatu produk merupakan hasil dari emosi atau evaluasi afektif dari
suatu produk. Evaluasi ini terbentuk karena terdapat kepercayaan tentang produk
tersebut atau merupakan hasil evaluasi dari penampilan produk pada setiap
atributnya. Perasaan yang merupakan hasil evaluasi dari atribut produk ini dapat
juga mempengaruhi keyakinan konsumen bahkan bisa merubah keyakinannya.

Kognisi, komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan


tentang objek. Aspek kognitif biasa terjadi melalui proses berpikir sadar ataupun

3
dapat terjadi secara tidak sadar. Kepercayaan tentang atribut suatu produk biasanya
dievaluasi secara alami.

Semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek dan semakin positif setiap
kepercayaan, maka keseluruhan komponen kognitif akan terdukung, yang pada
akhirnya akan mendukung keseluruhan dari sikap ini. Keyakinan dan pengetahuan
tentang produk ini berbeda antara satu konsumen dengan konsumen yang lain.

2.1.2 Perilaku
Komponen ini adalah respons dari seseorang terhadap objek atau aktivitas.
Seperti keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk. Sebagian dari
perilaku konsumen seperti memandangi produk di rak, memungut dan meneliti
bungkus, mengarahkan roda kereta dan seterusnya tidak akan menarik perhatian
seorang manajer pemasaran. Beberapa perilaku memiliki pengaruh penting bagi
afeksi dan kognisi konsumen serta pembelian dadakan yang dilakukan, contohnya
jika tidak melalui lorong tempat sereal sarapan dijual, konsumen tidak akan melihat
dan membeli sereal yang dijual. (Peter dan Olson, 1999)

2.1.3 Lingkungan
Seperti apa lingkungan di supermarket itu ? Aspek social lingkungan akan
mempengaruhi munculnya afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen. Seperti tata
letak took, lebarnya lorong, tanda penjualan khusus pada rak produk, pencahayaan
dan apek fisik lain dilingkungan supermarket mungkin juga berpengaruh terhadap
konsumen. Factor lingkungan lain, seperti suhu, latar music yang dimainkan
mungkin berpengaruh penting pada afeksi, kognisi dan perilaku konsumen.

2.1.4 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran adalah bagian dari lingkungan serta terdiri dari berbagai
rangsangan fisik dan sosial. Termasuk di dalam rangsangan tersebut adalah produk
dan jasa, materi promosi atau iklan, tempat pertukaran atau toko eceran, dan
informasi harga atau label harga yang ditempel pada produk. Penerapan strategi
pemasaran melibatkan penempatan rangsangan pemasaran tersebut di lingkungan
konsumen agar dapat mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku mereka.

4
Startegi pemasaran dapat mempengaruhi setiap elemen lainnya (seperti
afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungan) dan sebaliknya, dapat dipengaruhi
oleh setiap faktor tersebut. Contohnya, penempatan papan iklan jasa layanan mobil
di dekat pintu keluar jalan tol mengubah tata ruang (lingkungan) dan dapat
mengubah keinginan konsumen (kognisi) untuk berhenti membeli bensin, dan pada
akhirnya mendorong konsumen berbelanja di toko sekitarnya.

2.2 Pengertian Afeksi


Menurut wilikie, efektif atau afeksi menunjukkan penggunaan emosi dan
perasaan pada saat konsumen akan melakukan keputusan pembelian (1990).
Menurut peter dan Olson (1996), tanggapan-tanggapan efektif beragam dalam
penilaian positif atau negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan dan dalam
intensitas atau tingkat pergerakan badan. Misalnya efeksi yang melibatkan emosi
yang relative gencar seperti cinta atau marah, status perasaan yang tidak begitu kuat
seperti kepuasana atau frustasi, suasana hati yang melarut seperti relaksasi atau
kebosanan, dan evaluasi meyeluruh seperti suka atau tidak suka.

2.2.1 Jenis tanggapan afeksi

Orang dapat mengalami empat jenis tanggapan afektif yaitu emosi, perasaan
tertentu, suasana hati, dan evaluasi. Keempat jenis afektif tersebut memiliki
perbedaan dalam tingkatan keterlibatan gerakan badan atau intensitas yang
meyertai ketika mengalami keempat afeksi tersebut.
Semakin kuat tanggapan afektif semakin dapat tanggapan tersebut
melibatkan tanggapan fisiologis (sesuatu yang ada didalam badan) seperti
meningkatnya tekanan darah atau debaran jantung, dan lain-lain. Perasaan tertentu
melibatkan reaksi fisiologis yang tidak begitu gencar. Suasana hati yang melibatkan
intenstas perasaan yang paling rendah cenderung merupakan suatu status afektif
yang kabur. Dan akhirnya evaluasi terhadap produk atau konsep lainnya seringkali
adalah tanggapan afektif yang lemah yang diikuti oleh tingkat gerakan yang rendah.

5
2.2.2 Sistem afektif

Tanggapan afeksi diciptakan oleh sistem afektif. Walaupun periset terus


mempelajari bagaimana sistem afektif bekerja, mereka umumnya sependapat
adanya lima sifat dasar. Satu sifat yang penting adalah bahwa sistem afeksi pada
umumnya reaktif. Dengan kata lain, system pengaruh tidak membuat rencana,
membuat keputusan, atau bertujuan mencapai suatu sasaran tertentu. System afektif
seseorang biasanya menanggapi dengan segera dan otomatis aspek nyata pada
lingkungan. Misalnya warna, sebagian orang dengan segera mimiliki tanggapan
efektif positif ketika melihat warna kesukaan mereka pada mobil atau baju.
Sifat yang kedua yang terkait dengan system afektif adalah bahwa masyarakat
memiliki control langsung yang kecil atas tanggapan afektif mereka. Misalnya jika
seseorang merasa terganggu oleh perlakuan kasar salesman, maka system afektif
seseorang merasa terganggu oleh perlakuan kasar salesman, maka system afektif
orang tersebut mungkin dengan segera dan otomatis menciptakan perasaan frustasi
atau marah. Akan tetapi seseorang dapat memiliki control tak langsung atas
pengaruh yaitu dengan mengubah perilaku yang dapat memicu afeksi atau pindah
kelingkungan yang lain.
Ciri ketiga dari system afektif adalah bahwa tanggapan afektif secara fisik ada
dalam tubuh manusia. Misalnya ada rasa gugup sehubungan dengan kegembiraan
ketika memutuskan suatu pembelian penting seperti mobil. Reaksi fisik ini dapat
menjadi perasaan yang sangat kuat bagi orang yang mengalaminya. Keempat,
system afektif dapat menanggapi berbagai jenis rangsangan. Misalnya konsumen
dapat memiliki tanggapan evaluasi pada suatu obyek berbentuk atau situasi sosial.
System afektif konsumen dapat menanggapi pemikiran yang diciptakan oleh system
kognitif mereka.
Ciri kelima, tanggapan yang paling berpengaruh adalah belajar. Hanya sedikit
tanggapan afektif dasar seperti kesukaan memakan makanan manis atau reaksi
negatif atas suara yang keras yang merupakan pembawaan sejak lahir. Konsumen
belajar beberapa dari tanggapan afektif melalui proses pengkondisian klasik.
Konsumen juga belajar beberapa tanggapan afektif melalui pengalaman sosialisasi
ketika masih anak-anak. Karena tanggapan afektif itu dipelajari, bentuknya dapat

6
beragam sejalan dengan budaya ataupun grup sosial. Oleh karena itu, system afektif
masyarakat cenderung menanggapi suatu rangsangan yang sama secara berada.

2.3 Pengertian Kognisi


Kognitif atau kognisi adalah penggunaan pemikiran logis yang terjadi pada
saat konsumen akan melakukan pembelian. Kognisi mengacu pada proses mental
dan struktur pengetahuan yang melibatkan dalam tanggapan seseorang terhadap
lingkungannya. Yang termasuk di dalamnya adalah pengetahuan yang didapat
orang dari pengalamannya dan yang tertanam dalam ingatan mereka. Termasuk
juga di dalamnya proses psikologis yang terkait dengan pemberian perhatian dan
pemahaman terhadap aspek-aspek lingkungan, mengingat kejadian masa lalu,
pembentukan evaluasi, dan pembuatan keputusan pembelian. Aspek-aspek kognisi
ini sendiri adalah proses berpikir, di mana proses kognisi lainnya dilakukan secara
tak sadar dan otomatis.

Manusia telah mengembangkan system kongnitif dengan sangat canggih yang


mengungkapkan proses mental yang lebih tinggi untuk pengertian, penilaian,
perencanaan, penetapan, dan berpikir:

1) Pengertian : menginterpretasikan atau menetapkan arti khusus lingkungan


seseorang.
2) Penilaian : menetapkan apakah sesuatu aspek lingkungan atau perilaku
pribadi seseorang adalah baik atau buruk, positif atau negatif, menyenagkan
atau tidak menyenangkan.
3) Perencanaan : menetapkan bagaimana memecahkan suatu permasalahan
atau mencapai suatu tujuan.
4) Penetapan : membandingkan alternative pemecahan suatu masalah dari
sudut pandang sifat yang relevan dan mencari alternative yang terbaik.
5) Berfikir : aktifitas kognitif yang muncul disepanjang proses pengertian,
penilaian, perencanaan, dan penetapan.

7
2.3.1 Fungsi Fungsi Kognisi.
a. Fungsi Utama Kognisi
1) Untuk menafsirkan, menjadikan mauk akal atau mempertimbangkan
Dan memahami aspek signifikan atas pengalaman pribadi
2) Memproses (memikirkan) interpretasi atau arti – Subyektif &
Simbolik untuk menghasilkan tugas kognitif:
 mengidentifikasi tujuan dan pencapaian
 Mengembangkan dan mengevaluasi berbagai pilihan
 Memilih serangkaian tindakan
 Memunculkan perilaku
b. Fungsi kedua
Fungsi kedua dari sistem kognitif adalah memproses interpretasi atas arti
tersebut dalam melakukan tugas kognitif seperti menjabarkan tujuan dan
sasaran, mengembangkan dan mengevaluasi tindakan alternatif yang akan
diambil untuk mencapai tujuan tersebut, memilih tindakan yang akan
diambil, serta menjalankan perilaku. Jumlah dan intensitas pemrosesan
kognitif berbeda untuk setiap situasi, produk, maupun konsumen.
Konsumen tidak terlalu terlibat dengan aktifitas kognitif yang terus
menerus, karena kenyataannya beberpa perilaku dan keputusan pembelian
hanya melibatkan pemrosesan kognitif yang minimal.

Proses kognitif dalam pengambilan keputusan konsumen. Proses paling penting


dari perilaku konsuemen bagi para pemasar adalah memahami bagaimana
konsumen membuat keputusan, dari sudut pandang konsumen sebagai besar aspek
lingkunagan adalah informasi yang potensial. Misalnya dalam satu supermarket
strategi pemasaran seperti lebel harga, kupon diskon, dan masih banyak lagi yang
lain merupakan informasi yang potensial bagi konsumen. Untuk menjelaskan
bagaimana sistem kognitif memproses informasi yaitu menggunakan model
pemrosesan informasi (information processing models). Model tersebut
mengidentifikasikan suatu runtutan proses kognitif. Pada runtutan tersebut setiap
proses memodifikasi suatu runtutan proses kognitif. Pada runtutan tersebut setiap
proses memodifikasi informasi dan meneruskannya ke proses berikurtnya, yang

8
selanjutnya akan ada operasi tambahan yang melanjutkannya. Jika disederhanakan,
pengambilan keputusan konsumen melibatkan tiga proses kognitif yang penting
yaitu:

1) Konsumen harus menerjemahkan informasi yang relevan dilingkungan


sekitar untuk menciptakan arti atau pengetahuan personal.
2) Konsumen harus mengkombinasikan atau menintegrasikan pengetahuan
tersebut sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang mungkin, dan
untuk menetapkan perilaku diantara alternative yang ada.
3) Konsumen harus mengungkap ulang pengetahuan produk dari ingatannya
untuk digunakan dalam proses integrasi dan interpretasi. Beberapa aspek
sistem kognitif mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen.
Pengaktifan misalnya, adalah proses di mana pengetahuan produk diambil
dari ingatan untuk digunakan dalam menterjemahkan dan mengintegrasikan
informasi. Pengaktifan pengetahuan dalam ingatan sering terjadi secara
otomatis dengan hanya sedikit atau bahkan tidak ada upaya sadar yang
dibutuhkan. Sedangkan pengetahuan produk dalam ingatan konsumen dapat
diaktifkan melalui berbagai cara.
Cara yang paling umum adalah dengan eksposur pada obyek atau kejadian
disekitar lingkungan.
Pada akhirnya, pengetahuan produk dalam ingatan dapat diaktifkan karena
pengetahuan tersebut dihubungkan dengan arti lain yang juga diaktifkan.
Sifat penting lain dari sistem kognitif adalah kapasitasnya yang terbatas,
artinya sejalan dengan waktu secara bertahap proses kognitif hanya
mensyaratkan kapasitas dan control sadar yang semakin sedikit.

2.3.2 Jenis Jenis arti yang dihasilkan system kognitif

 Interpretasi kognitif atas stimulus fiik ( objek nyata )


Baju hangat itu terbuat dari bulu domba
Mobil itu menempuh 28 mil per gallon
 Interpretasi kognitif atas stimulus social
Penjual itu sangat membantu

9
Teman saya berpikir bahwa pizza hut yang terbaik.
 Interpretasi kognitif atas respons afektif
Saya suka es krim Dove batangan
Saya merasa bersalah keika tidak menngirimkan kartu ulang tahun kepada
ibu
Saya merasa sedikit bergairah dan tertarik pada took baru.
 Interpretasi kognitif atas arti simbolik
Mobil itu seksi
Gaya pakaian itu cocok untuk wanita dewasa
Memakai jam rolex berarti anda sukses
 Interpreatsi kognitif atas pengindraan
Warna warni pada kotak serealia sarapan
Suara minuman ringan kaleng sat dibuka dan dituangRasa manis pada
biscuit
 Interpretasi kognitif atas perilaku
Saya meminum banyak pepsi diet
Bagaimana cara membayar dengan kartu kredity

2.4 Hubungan antara afeksi dan Kognisi

10
Afeksi dan kognisi merupakan jenis respon psikologis berbeda yang
dilakukan oleh konsumen dalam situasi seperti berbelanja kelontong. Dua jenis
respon mental yang ditunjukkan konsumen terhadap stimulus dan kejadian disekitar
mereka. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau
kejadian, misalnya apakah konsumen menyukasi sebuah produk atau tidak. Afeksi
(affecet) mengacu kepada hal yang mereka rasakan mengenai stimulus dan
kejadian, misalnya apakah mereka menyukai atau tidak suatu produk. Afeksi
(affecet) merujuk pada respon perasaan. Kognisi terdiri dari respons mental
(berpikir). Kognisi mengacu kepada hal yang mereka pikirkan seperti kepercayaan
terhadap suatu produk. Respon efektif dapat berupa baik atau tidak baik, dan
bervariasi terhadap intensitas.

Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya


konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi bersal dari sitem yang disebut
sistem afeksi dan sitem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki

11
keterkaiatan yang sangat kuat dan saling memengaruhi. Manusia dapat merasakan
empat tipe respons afektif :

 Emosi
 Perasaan tertentu
 Mood, dan
 Evaluasi

Beberapa peneliti menyatakan bahwa sistem afektif dan kognisi adalah


independen atau berdiri sendiri, namun ada juga yang menyatakan bahwa afeksi
sangat dipengaruhi oleh sistem kognitif, begitu juga sebaliknya. Afeksi dan kognisi
adalah independen mungkin benar karena melibatkan beberapa bagian berbeda dari
otak manusia, namun antara afeksi dan kognisi ada keterkaitan mungkin juga benar
karena dihubungkan oleh saraf, sehingga setiap sistem dapat saling mempengaruhi.
Di dalam setiap individu, kognitif dan afektif tidak dapat dipisahkan, namun dalam
situasi atau keadaan tertentu dapat dilihat bahwa manakah yang dominan antara
sifat emosional atau rasional dalam diri seseorang.

2.5 Model Pengambilan Keputusan Konsumen

12
Gambar diatas adalah model umum pengambilan keputusan konsumen yang
menggaris bawahi proses kognitif interpretasi, integrase, dan pengetahuan produk
dalam memori.

Konsumen harus menafsirkan atau memahami informasi dilingkungan


sekitarnya. Pada prosesnya, mereka menciptakan pengetahuan, arti, dan
kepercayaan baru mengenali lingkugan dari tempat mereka ( dalam lingkungan itu
). Proses Interpretasi ( Interpretation processes ) membutuhkan pemaparan
informasi dan melibatkan dua proses kognitif yang terkait: perhatian dan
pemahaman. Perhatian mengatur cara konsumen memilih informasi yang akan
ditafsirkan atau dibiarkan. Pemahaman merujuk pad acara konsumen menentukan
arti subjektif informasi, kemudian menciptakan pengetahuan dan kepercayaan
personal.

Istilah pengetahuan, arti, dan kepercayaan yang dapat dipertukarkan untk


merujuk pada pemahaman subjektif konsumen mengenai informasi yang dihasilkan

13
oleh proses interpretasi. Disini menunjukkan bahwa pengetahuan, arti, kepercayaan
dapat disimpan dalam memori diaktifkan kembali dan digunakan pada proses
integrase.

Proses Integrasi mencakup cara konsumen mengkombinasikan berbagai


jenis pengetahuan berbeda ( 1 ) untuk membentuk evaluasi produk secara
keseluruhan, objek lain, dan berbagai perilaku, dan ( 2 ) untuk memilih diantara
perilaku alternative seperti pembial. Contohnya, konsumen mengkombinasikan
pengetahuan dan perasaan dan perasaan afektif mengenai produk atau produk
merek untuk membentuk evaluasi secara keseluruhan atau sikap terhadap merek –
brand attitude – ( saya tidak suka kopi starbucks; Celana denim Wrangler lebih
bagus dari pada Levi’s ).

Dapat disimpulkan bahwa pengambilan konsumen melibatkan dua


proses kognitif interpretasi dan integrase, dan kedua hal itu dipengaruhi oleh
pengetahuan produk, arti, dan kepercaayn dalam memori.

2.5.1 Jenis Jenis Pengetahuan ( yang Disimpan dalam memori )

14
1) Pengetahuan Umum, membahas interpretasi konsumen atas informasi
relevan mengenai lingkungan dan perilaku mereka.
2) Pengetahuan prosedur mengenai cara melakukan sesuatu. Pengetahuan
procedural juga tersimpan dalam memori sebagai jenis hubungan
“jika…..maka…..” antara konsep ( peristiwa ) dan perilaku yang
berkesesuaian.

Baik pengetahuan umum maupun pengetahuan procedural berpengaruh penting


pada perilaku konsumen. Pengetahuan ini mempengaruhi proses interpretasi dan
instegrasinya ketika seseorang membuat banyak keputusan berbelanja.

2.5.2 Struktur Pengetahuan

15
Pengetahuan umum dan procedural disusun untuk membentuk struktur
pengetahuan dalam memori. Sistem kognitif kita menciptakan keterkaitan (
assosiative networks ) yang menyusun dan menghubungkan berbagai jenis
pnegetahuan keterkaitan terhadap barang/ produk tertentu.

Dua jenis sruktur pengetahuan, yaitu skema dan skrip. Keduanya


merupakan jaringan keterkaitan arti, namun skema kebanyakan berisi pengetahuan
episodic dan semantic, sedangkan skrip merupakan susunan jaringan pengetahuan
procedural. Baik skema maupun skrip dapat diaktifkan dalam situasi pengambilan
keputusan, dan keduanya dapat mempengaruhi proses kognitif. Berikut contoh
skrip sederhana mengenai makanan diresto cepat saji :

16
2.5.3 Pembelajaran Kognitif
Terjadi ketika orang menafsirkan informasi dalam lingkungan dan
menciptakan pengetahuan baru atau arti
1) Pengalaman pribadi secara langsung
2) Pengalaman seolah-olah menggunakan produk
3) Menafsirkan informasi terkait produk dari media massa (iklan)

Interpretasi informasi mengenai produk dan jasa dapat menghasilkan 3


jenis/tingkatan pembelajaran kognitif:

1) Penambahan – Konsumen cenderung menambahkan pengetahuan,


arti dan kepercayaan baru pada struktur pengetahuan mereka
2) Pengkajian – Suatu kondisi dimana berbagai bagian struktur
pengetahuan digabungkan menjadi satu dan diberikan arti baru
secara keseluruhan

17
3) Restrukturisasi – Penyusunan kembali (reorganisasi) struktur
pengetahuan baru dari pengetahuan lama – Membutuhkan usaha
kognitif yang luas dan proses berpikir yang panjang

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

 Ada 4 elemen dalam analisis perilaku konsumen yaitu:


1) afeksi (affect) dan kognisi (cognitive)
2) perilaku ( behavior)
3) lingkungan
4) strategi pemasaran

 empat tipe respons afektif :


1) Emosi
2) Perasaan tertentu
3) Mood
4) dan Evaluasi
 Afeksi dan kognisi adah dua system yang saling berhubungan dan masing
masing hasilnya mendatangkan respon dari yang lain. Dapat diyakini juga
pandangan interatif tersebut merupakan paling berguna untuk memahami
perilaku konsumen.
 Model proses kognitif yang terlibat dalam pengambilan keputusan
konsumen. Model tersebut memiliki tiga komponen utama : Pengetahuan ,
proses kognitif, interpretasi dan integrase.
3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan mengenai Pengenalan Afeksi, dan Kognisi yang
dapat kami paparkan. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk
kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun
menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Peter, J. Paul dan Olson. 1999. Consumer Behaviour : Perilaku Konsumen dan
Strategi Pemasaran. Jakarta. Erlangga.

file:///C:/Users/HP/Downloads/4569-12173-1-PB.pdf

http://jurnalpemasaran.petra.ac.id/index.php/mar/article/view/18386/0

20

Anda mungkin juga menyukai