NIM : 031442534
Pertanyaan:
Jawaban:
Faktor-faktor yang menjadi penyeban kegagalan dalam perubahan organisasi antara lain:
Pertanyaan:
Jawaban:
Para teoritis terkadang menggunakan logika berbeda dalam melihat perubahan organisasi dan hasilnya.
Akibat perbedaan tersebut mereka cenderung menjelaskan pemahaman perubahan organisasi dengan
cara berbeda sesuai dengan disiplin, sudut pandang dan pendekatan masing-masing. DiBella (2007)
misalnya mengatakan bahwa berbagai cara dapat digunakan untuk memahami perubahan organisasi, di
antaranya perubahan organisasi bisa dilihat dari (1) skop atau skala perubahan, (2) sebab terjadinya
perubahan, (3) perspektif waktu, dan (4) perspektif peran konsultan.
Perbedaan sudut padang inilah yang ujung-ujungnya menghasilkan pula berbagai macam tipologi
perubahan organisasi. Bartunek & Moch (1987) dan Levy (1986) membedakan perubahan organisasi
dengan mengkontraskan antara first-order change vs second-order change. Sedangkan perubahan
organisasi yang bersifat incremental vs. transformative dikemukakan oleh Nadler (1988) dan Mohrman
(1989). Di sisi lain, Ackerman (1984) dan Burke (1994) mengklasifikasikan perubahan organisasi dengan
menyebut perubahan yang bersifat transformasional, transtitional dan transactional. Selanjutnya,
menurut Weick & Quinn (1999) perubahan organisasi bisa dikontraskan antara perubahan episodic vs.
continuous. Klasifikasi perubahan organisasi seperti tersebut di atas kemudian ditelaah dan diperbaharui
oleh teoritisi lain schingga menghasilkan tipe perubahan yang lebih detail. Gundy (1993) misalnya
mengelompokkan tipologi perubahan ke dalam tiga tipe yaitu (1) smooth incremental change, (2) bumpy
incremental change dan (3) discontinuous change. Sementara itu Falmholz & Randle (1998)
membedakan perubahan transformational menjadi tiga tipe yaitu; (1) Perubahan Transformational
Type , (2) Perubahan Transformational Type 2 dan (3) Perubahan Transformational Type 3. Reger (1994)
menggunakan label mid-range untuk merepresentasikan perubahan yang lebih besar dari incremental
tetapi belum sampai pada tahap perubahan transformasional.
TIPOLOGI PERUAHAN ORGANISASI MENURUT GrUNDY
Menurut Grundy (1993) perubahan organisasi bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu: (1) smooth
incremental change, (2) bumpy incremental change dan (3) discontinuous change. Ketiga jenis
perubahan ini dapat dilihat pada gambar berikut
Karena perubahannya bersifat minor, pada umumnya orang-orang yang terkena dampak perubahan
mampu mengatasi persoalan perubahan. Mereka bias dikatakan masih dalam situasi yang disebut
"range of stability" yaitu mereka yang terhibat dalam perubahan masih merasa nyaman dalam
pengertian mereka mampu mengatasi persoalan psikologis, emosional dan fisik akibat tuntutan
perubahan. Semua ini disebabkan karena tempo perubahan pada smooth incremental change pada
umumnya relatif sama, tidak bergejolak. Organisasi melakukan perubahan hanya pada satu aspek saja
dengan secara jelas menetapk.an tujuan perubahan dan kemudian ditindaklanjuti dengan proses
implementasi sampai tujuan tersebut benar-benar tercapai. Setelah satu perubahan tercapai baru
menargetkan untuk perubahan pada aspek kehidupan organisasi yang lain. Demikian seterusnya
perubahan dilakukan secara bertahap.
Bumpy incremental change. Jenis perubahan kedua menurut Grundy adalah bumpy incremental
change. Seperti halnya smooth incremental change, perubahan jenis ini ditandai oleh lingkungan
eksternal relatif tenang dan dalam batas-batas tertentu kalaulah ada perubahan, tingkat perubahannya
masih bias diprediksi. Artinya lingkungan yang relative tenang sekali-kali disela percepatan gerak
perubahan baik dalam hal frekuensi, durasi maupun besarannya. Oleh karenanya secara periodik
organisasi juga dituntut untuk melakukan perubahan untuk menghindari terjadinya staus quo. Pemicu
perubahan jenis ini selain mencakup perubahan lingkungan di mana perusahaan beroperasi, juga bisa
saja bersumber :dari perubahan internal seperti tuntutan efisiensi dan perbaikan metode kerja.
Contohnya, reorganisasi yang secara periodik dilakukan perusahaan. Satu cara membedakan dua jenis
perubahan inkremental ini adalah dengan memandangnya scbagai perubahan yang lebih, dikaitkan
scbagai sarana perusahaan dalam mencapai tujuannya, dan bukan pada perubahan sebagai tujuan itu
sendiri. Berbeda dengan smooth incremental change, pada jenis perubahan ini orang-orang yang
terkena dampak perubahan dalam batasbatas tertentu biasanya tidak merasa nyaman. Mereka keluar
dari range of stability. Penyebabnya, karena untuk mencapai tujuan perubahan cara-cara lama dalam
bekerja biasanya dipertanyakan dan untuk itu mereka tidak memiliki cukup waktu untuk
mempersiapkannya.
Discontinuous change. Jenis perubahan ketiga menurut Grundy adalah discontinuous change yang
didefinisikan scbagai perubahan yang ditandai oleh pergeseran-pergeseran cepat strategi, struktur atau
budaya, atau ketiganya sekaligus. Contohnya di negara kita adalah privatisasi sektor strategis yang
dulunya dikuasai negara, misalnya privatisasi sektor telekomunikasi. Contoh lainnya adalah apa yang
disebut Strebel (1996) sebagai 'divergent breakpoint', yaitu perubahan yang digerakkan penemuan
peluang bisnis atas baru dan ia memberikan contoh lahirnya PC Apple pertama, munculnya Macintosh
dan, yang termutakhir, teknologi seluler dan Internet. Peluang yang muncul berkat kemajuan dapat
diaksesnya Internet, tidak saja lewat komputer, namun juga melalui perangkat televisi dan telepon
seluler, kemungkinan besar akan mendorong bentuk -bentuk discontinuous change di banyak
perusahaan. Perubahan yang mencakup strategi, struktur dan (dan hampir selalu dibarengi dengan
perubahan budaya dan dominasi relatif kelompol tertentu) ketika PT. Telkom mengadopsi teknologi
seluler pertengahan 1990 adalah contoh discontinuous schange. Namun, bukan berarti discontinuous
change selalu digerakkan inovasi teknologi.
Sumber Referensi: