Anda di halaman 1dari 11

1

MODUL PERKULIAHAN 10

Manajemen
Komunikasi
Manajemen Kepemimpinan

Abstrak Sub-CPMK

Manajemen Mampu memahami keterampilan


Kepemimpinan :peran pimpinan komunikasi meliputi; Motivasi dan
dalam mengelola perubahan dan
Kepemimpinan, manajemen konflik,
negosiasi dan resolusi.
inovasi organisasi

Pendahuluan
Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

10
Dewi Sad Tanti, S.Sos., M.Si.
Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi
Ruang Lingkup Perubahan

Perubahan dalam konteks organisasi melingkupi berbagai pertimbangan


diantaranya :
Pertama, adalah perubahan lingkungan bisnis menuntut kemampuan
personel perusahaan untuk menggeser mindset, menyesuaikan struktur sistem
pengendalian manajemen, mengubah berbagai sistem yang digunakan untuk
melaksanakan proses pengendalian manajemen, dan menyesuaikan managerial
skill yang diperlukan untuk menjalankan sistem pengendalian manajemen.
Kedua, terjadi perubahan atas perubahan itu sendiri. Perubahan yang telah
mengalami perubahan tersebut memerlukan kompetensi personal dalam
mengelola perubahan.
Ketiga, karena ketidakmampuan personel dalam mengelola perubahan,
banyak sekali kesempatan yang terbuka bagi perusahaan hilang begitu saja.
Karena mereka tidak mampu berubah menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi.
Tujuannya adalah untuk membangkitkan kesadaran personel perusahaan tentang
perlunya mereka memiliki kompetensi dalam pengelolaan perubahan, agar
mereka mampu membawa organisasi mereka mengarungi lingkungan bisnis yang
dinamis.

Pengertian Perubahan

Kehidupan manusia pada dasarnya menunjukkan terjadinya proses


perubahan. Perubahan dari keadaan yang satu ke keadaan lainnya. Perubahan
dapat terjadi pada individu, kelompok, maupun pada organisasi dimana kita
berada. Tetapi untuk sebagian besar di antara kita, seperti tidak dirasakan
terjadinya perubahan atau seperti tidak terjadi masalah. Kita tetap bekerja seperti
biasa, dan jika terjadi perubahan yang memaksakan adanya penyimpangan dari
apa yang kita harapkan, kita memaksakan diri kembali pada pola lama.

2021 Manajemen Komunikasi


2 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami bahwa perubahan
benar-benar terjadi, dan menjadi masalah. Apabila kita tidak melakukan
perubahan maka kita akan tertinggal. Perubahan berarti bahwa kita harus
mengubah cara lama dalam mengerjakan atau berfikir tentang sesuatu. Apabila
salah dalam melakukannya dapat menjadi mahal dan sulit.
Perubahan sering terjadi dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
Bahkan seringkali juga tidak kita sadari sedang terjadi perubahan. Perubahan
membuat sesuatu menjadi berbeda. Perubahan merupakan pergeseran dari
keadaan sekarang suatu organisasi menuju pada keadaan yang diinginkan
dimasa depan. Perubahan tersebut dapat terjadi pada struktur organisasi, proses
mekanisme kerja, sumber daya manusia, dan budaya kerja. Perubahan tersebut
merupakan perubahan organisasional yang merupakan transformasi secara
terencana atau tidak terencana di dalam struktur organisasi, teknologi, dan/atau
orang.
Wibowo (2006) mengimplementasikan perubahan ada tiga aspek yang
perlu dipertimbangkan yaitu : (1) bagaimana kita mengetahui adanya sesuatu
yang salah pada keadaan sekarang ini; (2) aspek apa dari keadaan sekarang ini
yang tidak dapat tetap sama; dan (3) seberapa serius masalahnya.
Biasanya manajemen sudah tahu apa yang salah dalam organisasinya.
Misalnya, terjadi peningkatan keluhan konsumen atas pelayanan yang buruk.
Teknologi yang dimiliki mungkin bekerja sangat lambat dan ketingggalan zaman,
atau pesaing telah menawarkan produk baru ke pasar dan organisasi belum
mengirimkan versi baru dari produksi.
Ada lima butir syarat yang perlu diperhatikan dalam proses perubahan
yaitu;
1. Perubahan bersifat cepat dan nonlinear, sehingga dapat menimbulkan
suasana berantakan. Tetapi perubahan juga menawarkan potensi besar
untuk terobosan kreatif. Paradoks yang timbul adalah bahwa transformasi
tidak mungkin terjadi tanpa ada kekacauan.
2. Kebanyakan perubahan dalam setiap sistem terjadi sebagai respons
terhadap kekacauan dalam sistem lingkungan internal dan eksternal.
Apabila respons terhadap gangguan dilakukan segera dan bersifat reflektif,
seringkali tidak dapat dikelola, dan masalah lain justru dapat timbul sebagai

2021 Manajemen Komunikasi


3 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
akibatnya. Masalah juga dapat timbul ketika seseorang berusaha
mengelola atau memanage perubahan.
3. Faktor rasional dalam organisasi termasuk strategi dan operasi tidak
terintegrasi dengan baik, adanya perdebatan individual, cara pendekatan,
dan masalah; persahabatan dan perseteruan yang terjadi mempengaruhi
fungsi subsistem, dan faktor politik, seperti kekuasaan dan kewenangan,
perlindungan, dan kompetisi sumber daya.
4. Stakeholder utama dan budaya organisasi menjadi pertimbangan pertama
untuk perubahan organisasional. Perubahan organisasional perlu
memperhitungkan kepentingan dan kemungkinan respons stakeholder,
serta memperhatikan budaya yang sudah ada dalam organisasi.
5. Perubahan tidak dapat dimanage atau dikelola atau dikontrol, tetapi dapat
dipahami dan mungkin memberi petunjuk.

Setiap perubahan organisasi dapat berasal dari faktor eksternal atau internal
organisasi, yaitu :
1. Eksternal
 Kondisi ekonomi nasional dan internasional
 Nilai-nilai produk
 Perubahan kondisi pasar
 Teknologi baru
 Peraturan baru
 Standar dan kualitas baru
2. Internal
 Visi, misi, dan filosofis baru
 Strategi baru
 Redefinisi core bisnis
 Restrukturisasi dan re-engineering organisasi
 Kondisi sumber daya manusia
 Perubahan budaya organisasi

2021 Manajemen Komunikasi


4 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Galvin (1996) menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis perubahan sebagai
berikut :
1. Rutin
Pada umumnya perubahan yang terjadi telah direncanakan dan telah
dibuat menjadi prosedur organisasi. Perubahan ini adalah reguler dan
sistematis yang pada umumnya dilakukan secara periodik, dan dapat
diantisipasi oleh para pegawai. Perubahan jenis ini disebut juga sebagai
perubahan terkontrol.

2. Pengembangan
Perubahan jenis ini bertujuan untuk memberikan nilai lebih dari apa yang
biasanya dilakukan oleh organisasi. Perubahan ini pada umumnya
membuat koreksi terhadap kebijakan dan prosedur yang telah dibuat
sebelumnya. Dalam hal ini pegawai biasa merasa terancam dengan
perubahan ini, akan tetapi biasanya dapat memahami alasan perubahan
saat dijelaskan. Di sini lain bila tidak tercapai akan dapat berubah menjadi
kekacauan.

3. Inovasi
Jenis perubahan ini menuntut pegawai untuk berfikir kembali tentang
bagaimana mereka berperilaku dan mengubah pola kerja jangka panjang.
Perubahan-perubahan jenis ini biasanya didesain untuk menuju kebutuhan
masa depan organisasi dan mengantisipasi potensi masalah. Dengan
kondisi tersebut, pekerja mungkin tidak memahami tujuan manajemen dan
biasanya menolak untuk menerima perubahan itu.

Mengatasi Perubahan

Sikap dalam Menghadapi Perubahan

Setiap perubahan pasti akan menimbulkan sikap dan reaksi tertentu dari setiap
individu, yang akan mempengaruhi proses dari perubahan. Sikap dan reaksi

2021 Manajemen Komunikasi


5 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
seseorang dapat terbagi ke dalam sikap efektif dan tidak efektif. Ciri-ciri dari kedua
sikap tersebut antara lain adalah sbb:
1. Sikap efektif dalam menghadapi perubahan
 Memberi bantuan/dikungan
 Meningkatkan kerjasama
 Menerangkan situasi, kondisi, dan proses perubahan
 Memunculkan masalah penolakan ke permukaan untuk dibahas
 Menanggapi penolakan secara serius
 Melibatkan semua individu dalam perubahan
 Melakukan negosiasi

2. Sikap tidak efektif dalam menghadapi perubahan


 Mempertahankan diri
 Memberikan nasihat yang tidak perlu
 Membujuk dan mempengaruhi orang lain supaya menolak
 Tidak menyetujui dan menolak perubahan secara terbuka

Disamping kedua sikap diatas , setiap individu juga memiliki pilihan sikapnya
masing-masing yang akan turut mewarnai sikap serta perilakunya dalam
menghadapi perubahan yang pada akhirnya berdampak terhadap efektivitas
perubahan. Untuk itu Eales dan White (1994) membagi sikap individu ke dalam
empat kategori yaitu : (1) logika rasional; (2) kontrol negatif; (3) fokus terhadap
manusia; (4) positif dan kreatif.

Eales & White (1994) menyatakan bahwa dari empat jenis sikap individu dalam
menghadapi perubahan ciri-cirinya adalah sbb:
1. Logika Rasional
 Tidak emosional
 Terfokus pada logika
 Tertarik pada fakta dan implementasi
 Terfokus pada analisis peristiwa dan implikasinya
 Cenderung untuk mengevaluasi dan mencari jawaban/alasan

2021 Manajemen Komunikasi


6 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Kontrol Negatif
 Emosional
 Berfikir dan bersikap negatif
 Orientasi pada diri sendiri
 Ingin tetap pada kondisi lama
 Menolak adanya perubahan
 Melawan organisasi dan lingkungan
 Melawan dengan cara yang logis maupun tak logis

3. Fokus terhadap Manusia


 Menjajaki pengalaman perubahan
 Lebih bereaksi emosional daripada intelektual
 Tidak terfokus pada diri sendiri tetapi lebih pada orang lain yang
terpengaruh perubahan
 Kebutuhan emosional terpenuhi dengan cara bertukar pengalaman
dengan orang lain
 Memperoleh dan memberikan dukungan bagi mereka yang
terpengaruh/terkena akibat adanya perubahan

4. Positif dan Kreatif


 Menikmati adanya perubahan
 Berani mengambil resiko
 Ingin berperan pada perubahan dan masa yang akan datang
 Cenderung untuk tidak terlibat secara emosional terhadap
konsekuensi dari perubahan tersebut, baik pada diri sendiri maupun
orang lain
 Lebih terfokus pada dinamika perubahan
 Memiliki banyak ide dan pertanyaan
 Melakukan penjajakan mengenai kemungkinan konsekuensi dari
perubahan

2021 Manajemen Komunikasi


7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Model Kepemimpinan Kontigensi (Fiedler)

Model kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model Kontingensi


karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap
efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan
(leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation)
yang dihadapinya.
Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian
situasi dan ketiga faktor ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin.
Ketiga faktor tersebut adalah :
 hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations),
 struktur tugas (the task structure) dan
 kekuatan posisi (position power).

Hubungan antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh


mana pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan
untuk mengikuti petunjuk pemimpin.
Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam
organisasi didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi tugas-tugas
tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku.
Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau
kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena posisinya diterapkan dalam
organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari tugas-
tugas mereka masing-masing. Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai sejauh
mana pemimpin (misalnya) menggunakan otoritasnya dalam memberikan
hukuman dan penghargaan, promosi dan penurunan pangkat (demotions).

Sebenarnya efektivitas pemimpin ditentukan oleh kesesuaian antara gaya


kepemimpinan (tugas atau hubungan) dengan keharmonisan situasinya. Situasi
terbaik bila relasi pemimpin-anggotanya baik, tugas terstruktur rapi dan pemimpin
mempunyai kekuasaan yang besar. Situasi yang paling tidak baik adalah bila
relasi pemimpin – anggotanya buruk, tugas tidak terstruktur dan kekuasaan

2021 Manajemen Komunikasi


8 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pemimpin lemah. Sudah tentu setiap situasi mempunyai berbagai tingkat
keharmonisan yang meliputi aspek-aspek karakter yang baik maupun yang buruk.

Pemimpin Mempersiapkan Individu untuk Menghadapi Perubahan

Kiat-kiat dan pendekatan dibawah ini dapat digunakan untuk mempersiapkan


individu dalam menghadapi perubahan di organisasi sebagai berikut :

1. Memberi informasi, sosialisasi, dan meyakinkan


Hal ini antara lain dapat dilakukan dengan cara memberika informasi.
Memberikan argumentasi, menyatakan perlunya perubahan, mendorong
seseorang untuk mempelajari proses perubahan tersebut dan merangsang
seseorang untuk mengetahui kenyataan yang ada. Kegiatan ini perlu
dilakukan di awal suatu proses perubahan, karena seperti diketahui
bersama, tingkatan resistensi pertama dari penolakan adalah berhubungan
dengan ketidaktahuan, sehingga dengan adanya pemberian informasi dan
fakta yang dikomunikasikan dan disosialisasikan dengan baik, reaksi
penolakan tersebut dapat diatasi.

2. Memberi inspirasi
Hal ini antara lain dapat dilakukan dengan cara menunjukkan antusiasme
dan kepercayaan terhadap perubahan, memberikan semangat, memberi
tanggungjawab individu untuk berperan serta dalam perubahan, dan
membantu individu untuk mengembangkan potensinya.

3. Mengarahkan
Dalam hal ini diupayakan untuk dapat menjaga hasil kinerja supaya tetap
merupakan tujuan utama dari perubahan perilaku maupun keterampilan

4. Pendekatan individual

2021 Manajemen Komunikasi


9 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Mendengarkan secara cermat apa yang dikatakan oleh individu dan
mempercayainya serta tetap menjaga dan menjalin hubungan dengan
semua orang pada semua tingkatan diorganisasi.

5. Memberikan dukungan
Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara menempatkan individu
pada posisi dimana mereka dapat belajar melalui perbuatan; memberikan
informasi maupun dukungan yang diperlukan untuk dapat menghasilkan
kinerja yang diinginkan, dan memberikan dukungan yang tepat, yang
sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

6. Mempersiapkan dan mengembangkan kompetensi individu


Memberikan berbagai pelatihan dan kursus untuk meningkatkan
kemampuan, keterampilan, dan kompetensi individu. Hal ini perlu dilakukan
untuk mempersiapkan individu serta mencegah munculnya penolakan
individu yang disebabkan karena faktor ketidakmampuan

7. Meningkatkan kreativitas & inovasi


Dengan cara melakukan improvisasi. Hal ini merupakan cara terbaik untuk
menghasilkan kinerja yang efektif dalam menghadapi perubahan

8. Membiarkan individu memilih sikap


Menerima kebutuhan dan hak seseorang untuk menolak perubahan serta
memberikan waktu dan kebebasan bagi seseorang untuk menentukan
sikapnya

9. Negosiasi
Memberikan pemahaman terhadap biaya maupun keuntungan yang akan
terjadi dan memberikan penekanan pada aspek keuntungan serta
melakukan negosiasi pada kelompok dan individu

10. Pendekatan/orientasi lain

2021 Manajemen Komunikasi


10 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Menggunakan pendekatan kinerja tim dan membangun dukungan dalam
kelompok.

11. Memberi contoh dan hasil yang konkret


Membuat penerimaan nyata melalui contoh konkret

12. Mengembangkan desain dan iklim organisasi yang kondusif


Meyakinkan bahwa setiap orang selalu mengetahui kinerjanya masing-
masing yang dihubungkan dengan hasil pada keseluruhan organisasi
sebagai akibat dari perubahan. Dalam hal ini iklim organisasi yang kondusif
akan dapat menunjang percepatan hal tersebut.

13. Melakukan pemaksaan


Menjelaskan pada mereka yang masih menolak/menentang bahwa mereka
harus mengikutinya. Pendekatan ini diharapkan dilakukan bila pendekatan
lainnya sudah tidak berhasil, sehingga merupakan alternatif terakhir.

Daftar Pustaka

Ruben, Brent D. Communications and Human Behavior, Pearson Education,


Boston USA, 2006
Toha MIftah. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Rajagrafindo
Persada, Jakarta 2011
Sutrisno, Edy. Budaya Organisasi, Kencana, Jakarta, 2010
DeVito, Joseph A, Komunikasi Antarmanusia, Professional Books, Jakarta 1997.

2021 Manajemen Komunikasi


11 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai