Konsumen yang telah bekerja akan menghabiskan waktunya 35-40 jam di tempat kerja.
Ia akan berinteraksi dengan teman-teman sekerjanya baik dalam tim kecil maupun teman kerja
lainnya dari bagian lain. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan teman-teman sebagai
kelompok kerja mempengaruhi perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen dalam
membeli produk dan jasa dan pemilihan merek. Kelompok kerja bisa berbentuk kelompok kerja
formal, jika kelompok kerja tersebut bekerja sebagai satu tim yang dibentuk oleh perusahaan.
Kelompok kerja bisa juga berbentuk informal, jika kelompok kerja tersebut terdiri atas orangorang yang bekerja di perusahaan yang sama. Kelompok kerja informal akan saling bertemu saat
makan siang, kegiatan sosial atau pulang bersama. Kedua kelompok kerja tersebut akan
mempengaruhi konsumen dalam memilih merek dan produk yang akan dibelinya.
4. Kelompok atau Masyarakat Maya (Virtual Groups or Communities)
Berbagai kelompok yang telah dibahas sebelumnya menggambarkan kelompok yang
dibatasi oleh geografik dan waktu, yaitu kelompok yang bertemu dan berkomunikasi lisan pada
tuang dan waktu yang telah ditentukan. Perkembangan teknologi komputer dan internet telah
melahirkan suatu kelompok atau masyarakat baru yang disebut kelompok atau masyarakat maya,
yang tidak dibatasi oleh batas kota, provinsi atau negara bahkan tidak dibatasi oleh waktu.
Melalui internet dan e-mail seorang konsumen yang masih belajar di sekolah dasar
sekarang bisa mencari teman dari kota lain bahkan dari negara lain, ia bisa berhubungan dengan
teman sebayanya dari berbagai belahan dunia tersebut, kapan saja ia mau. Seorang konsumen
bisa membuk internet dan bergabung dengan masyarakat internet, ia memiliki akses yang luas
untuk mencari masyarakat internet yang sesuai dengan kebutuhannya kemudian bergabung
dengan masyarakat tersebut.
4. Pengambil keputusan (decider), seorang anggota keluarga yang memiliki wewenang untuk
memutuskan apakah membeli suatu produk atau suatu merek.ibu biasanya memiliki wewenang
untuk memutuskan mengenai makanan apa yang baik bagi keluarga,dan menu apa yang disajikan
sehari hari.seorang ibu mungkin akan meminta ijin kepada bapak untuk member barang-barang
yang berharga mahal,atau keduanya mengambil keputusan bersama.
5. Pembeli (buyer),seorang anggota keluarga yang membeli suatu produk,atau yang diberi tugas
untuk melakukan pembelian produk.ibu mungkin akan menyuruh anaknya untuk membeli beras
yang sudah habis,atau menyuruh pembantu rumah tangganya untuk berbelanja setiap hari.
6. Pengguna (user), seorang anggota keluarga yang menggunakan atau mengkonsumsi suatu
produk atau jasa.sebuah produk mungkin akan dikonsumi oleh semua anggota keluarga,misalnya
nasi.akan tetapi,beberapa produk mungkin hanya dikonsumsi oleh anggota keluarganya yang
berusia muda saja ,misalnya susu bayi atau diaper.
Keluarga merupakan sebuah konsep dasar, tidaklah muda mendefinisikannya karena susunan
dan struktur keluarga, maupun peran yang dimainkan, tetapi secara tradisional didefinisikan
bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang dikaitkan oleh hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi yang tinggal bersama-sama. Sosialisasi para anggota keluarga dapat dimulai dari
anak-anak termasuk menanamkan pada anak-anak nilai-nilai dasar dan cara berprilaku yang
sesuai dengan budaya.
1. Sosialisasi konsumen anak-anak
Aspek sosialisasi anak-anak yang relevan dengan studi perilaku konsumen sebagai proses yang
memungkinkan anak-anak untuk memperoleh keterampilan, pengetahuandari sikap yang
diperlukan untuk berfungsi sebagai konsumen.
2. Sosialisasi konsumen dewasa
Proses sosialisasi merupakan proses yang terus menerus di sepanjang kehidupan manusia.
Sebagai contoh, ketika suatu pasangan yang baru menikah dan mendirikan rumah tangga yang
terpisah, penyesuain diri mereka terhadap kehidupan dan konsumsi bersama merupakan proses
yang berkesinambungan.
3. Sosialisasi antar generasi
Tampaknya, kesetiaan pada produk yang dipilih terhadap merk lazim sekali dipindahkan dari
satu generasi ke generasi yang lain yang bahkan mungkin terjadi sampai pada generasi
selanjutnya. Misalnya pilihan merek tertentu untuk berbagai produk.
8.8 Dinamika keputusan suami-istri dan peran anak-anak yang makin besar dalam
keputusan keluarga
Para peneliti konsumen sangat tertarik untuk mempelajari bagaimana keluarga
mengambil keputusan,terutama peran yang dimainkan oleh suami dan istri dalam pengambilan
keputusan.suami dan istri merupakan dua figur anggota keluarga yang sangat penting dan
dominan diantara anggota keluarga lain (anak-anaknya) sebuah keluarga yang telah hidup
bersama bertahun-tahun tentu telah membeli beratus-ratus produk dan jasa. Mereka telah
mengambil keputusan berulang kali dalam membeli suatu produk dan jasa. Mereka telah
memiliki pola pengambialan keputusan. Beberapa studi mengidentifikasi model pengambilan
keputusan produk sebuah keluarga, yaitu sebagai berikut :
1. Istri dominan dalam mengambil keputusan. Istri memiliki wewenang untuk memutuskan
produk dan merek apa yang dibeli umtuk dirinya dan untuk anggota keluarganya.
2. Suami dominan dalam mengambil keputusan. Suami memiliki kewenangan untuk
memutuskan produk dan merek apa yang dibeli untuk dirinya atau anggota keluarganya.
3. Keputusan autonomi. Keputusan yang bisa dilakukan oleh istri atau suami, yang bisa
dilakukan tanpa tergantung dari salah satunya. Si istri bisa memutuskan pembelian produk tanpa
harus bertanya kepada suami begitu pula sebaliknya.misalnya, lampu neon mati dan harus
diganti. Istri bisa langsung membeli produk penggantinya tanpa harus meminta persetujuan
suami.
4. Keputusan berasama. Keputusan untuk membeli produk atau jasa dilakukan bersama antara
suami dan istri. Keputusan untuk membeli produk atau jasa yang berharga mahal biasanya
dilakukan bersama. Memilih sekolah anak biasanya dilakukan bersama antara suami dan istri.