Anda di halaman 1dari 22

EKSISTENSI MUSIK DANGDUT INDONESIA DI RADIO DAHLIA

BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Produksi Media Elektronik

Dosen pengampu : Rini Anisyahrini, S.Sos, M.I.Kom

Tiara Vitaloka 152050087

Aulia Ayu Ningtyas 152050089

Azka Pratama Sabila 152050104

Rizki Yuliandi 152050177

Maharditya Maulana 152050122

Rifqi Abdul Aziz 152050149

Kelas B

Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Eksistensi Musik Dangdut Indonesia
Di Radio Dahlia Bandung”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam memberikan masukan dan kritik yang membangun yang
dapat menjadikan makalah ini lebih lengkap dan lebih layak sebagai informasi.

Secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rini Anisyahrini,
S.Sos., M.I.Kom., selaku dosen pembimbing mata kuliah Produksi Media Elektronik
yang telah berkenan memberikan informasi tentang materi yang akan penulis bahas.

Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis senantiasa mengharapkan masukan dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bandung, Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Petanyaan Penelitian ........................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Radio Siaran........................................................................................................ 3
2.2 Format Radio ...................................................................................................... 3
2.2.1 Pengertian Format Radio ........................................................................ 4
2.2.2 Jenis – Jenis Format Radio ..................................................................... 4
2.2.3 Fungsi Format Radio............................................................................... 4
2.2.4 Proses Format (Radio Formatting) ......................................................... 5
2.2.5 Jenis – Jenis Format Siaran ..................................................................... 5
2.2.6 Jenis dan Gaya Siaran ............................................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Sejarah, Visi Misi dan Profil Radio Dahlia
3.1.1 Sejarah Radio Dahlia .............................................................................. 7
3.1.2 Visi dan Misi Radio Dahlia..................................................................... 8
3.1.3 Profil Radio Dahlia ................................................................................. 8

BAB IV HASIL ANALISIS


4.1 Metode Analisis .................................................................................................. 10
4.2 Analisis Deskriptif .............................................................................................. 10
4.3 Teori dan Model ................................................................................................. 10
4.3.1 Uses And Gratification Theory ............................................................... 10
4.3.2 Uses And Gratification Theory Herbert Blumer dan Elihu Katz ............ 11
4.4 Hasil Analisis ...................................................................................................... 13

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 15
5.2 Saran ................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17


ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan membuat para pencari informasi
memilih media yang dapat diandalkan untuk mendapatkan informasi yang aktual. Bebrapa
media seperti televisi, radio, koran, majalah hingga internet menjadi acuan untuk memperoleh
informasi sekaligus hiburan terkini. Kebutuhan informasi menjadi sangat penting, oleh karena
itu munculah berbagai media penyalur informasi untuk memenuhi permintaan – permintaan
akan informasi tersebut.
Radio merupakan salah satu media sarana penyalur informasi yang masih bertahan
diantara pesatnya perkembangan teknologi informasi. Radio merupakan salah satu media jasa
yang banyak dikonsumsi. Kelebihan yang ada pada media radio memudahkan dalam
penyampaian informasi sehingga informasi dapat diterima dengan cepat dalam berbagai
situasi. Kemampuan daya pancar radio serta harga pesawat radio yang relatif terjangkau,
menjadikan radio sebagai media massa yang umum digunakan oleh masyarakat saat ini.
Semakin banyak pendengar radio, semakin banyak pula pihak yang berkeinginan untuk
beriklan melalui radio.
Radio memiliki keunikan tersendiri di banding media massa lain. Selain bentuk fisiknya
yang dinamis dan mudah untuk dibawa kemana saja, radio juga dapat dinikmati sambil
melakukan berbagai kegiatan. Siaran radio tidak hanya dapat mempengaruhi pendengarnya,
tetapi juga bisa menggugah imajinasi.
Di kota Bandung sendiri saat ini terdapat empat macam keragaman format radio,
dengan segmentasi yang berbeda-beda berdasarkan usia, ekonomi dan sosial sebagai pangsa
pasar utamanya. Format radio yang terdapat di kota Bandung tersebut meliputi format radio
dangdut, radio pop/radio anak muda, radio religius, radio berita dan radio keluarga. Format
penyiaran sebuah radio disesuaikan dengan segmen dan target pasar yang dituju. Dengan
adanya penentuan target pasar dan segmen, tujuan perusahaan akan lebih terfokus.
Radio dengan format dangdut pada umumnya memiliki pendengar dari kalangan
masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah dari berbagai kelompok usia. Salah
satu contoh radio dengan format dangdut di kota Bandung adalah Radio Dahlia. Radio Dahlia
adalah salah satu radio siaran swasta ternama di kota Bandung. Dengan format siaran dangdut,
radio Dahlia terus berusaha meraih dan mempertahankan pendengar sebanyak-banyaknya.

1
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulisi tertarik untuk
melakukan penelitian dan pembahasan mengenai Bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran
Radio Dahlia Bandung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah,Visi Misi, dan Profil Radio Dahlia?
2. Bagaimana kegiatan promosi yang dilakukan Radio Dahlia?
3. Bagaimana proses pemasaran Radio Dahlia?
4. Siapa saja partisipan dalam kegiatan pemasaran produk Radio Dahlia?
5. Apa perbedaan atau keunggulan yang dimiliki Radio Dahlia dibandingkan dengan radio
pesaing lainnya?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah,Visi Misi, dan Profil Radio Dahlia.
2. Mengetahui kegiatan promosi yang dilakukan Radio Dahlia.
3. Mengetahui proses pemasaran Radio Dahlia.
4. Mengetahui partisipan dalam kegiatan pemasaran produk Radio Dahlia.
5. Mengetahui perbedaan atau keunggulan yang dimiliki Radio Dahlia dibandingkan
dengan radio.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radio Siaran


Radio adalah media masa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampirsatu abad
lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop,
rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic gammes dan personal casset players. Radio
telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling
menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya (Domminick. 2000: 242)
Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja seperti di tempat tidur, di mobil, di
dapur, di kantor, di jalanan dan diberbagai tempat lainnya. Radio memiliki kemampuan
menjual bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu.
Jaringan radio siaran dirancang oleh dua atau lebih stasiun radio siaran yang membuat
program secara stimultan. Anggota stasiun radio siaran disebut affiliates (himpunan) yang
dapat menata hubungan secara teknik yang bergabung atau berafiliasi dalam meramu program
mereka. Jaringan adalah sumber program penting, setelah kemunculan radio siaran.
Radio siaran (broadcasting) yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa,
mula-mula diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. Lee De Forest melalui radio
siaran eksperimennya pada tahun 1916telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden
Amerika Serikat antara Wilson dan Hughes kepada masyarakat umum, sehingga dianggap
sebagai pelopor radio siaran, dan dijuluki the father of radio siaran. Sedangkan yang melakukan
eksperimen menyiarkan radio musik adalah Dr. Frank Condrad pada tahun 1919. Mulai pada
tahun 1920 masyarakat Amerika Serikat telah dapat menikmati radio secara teratur dengan
berbagai programnya. (Effendi 1990: 23)

2.2 Format Radio


Format radio atau yang disebut juga programming format, merupakan acuan program
siaran sebuah stasiun radio. Radio format ini pula yang menjadi acuan gaya siaran dan
membentuk “kepribadian udara” (on air personality) para penyiarnya. Pemahaman tentang
Format Radio merupakan bagian dari dasar – dasar siaran radio yang wajib dimiliki broadcaster
radio.

3
2.2.1 Pengertian Format Radio
a) Format radio adalah bentuk keseluruhan isi siaran di sebuah stasiun radio. Contoh :
radio musik, radio berita, sport radio, talk radio dan weather radio.
b) Panduan bagi penyelenggara siaran untuk memproduksi acara
c) Kepribadian sebuah stasiun penyiaran radio yang terwujud dalam isi, materi, jenis,
musik, bentuk penyajian dan gaya penyampaian para penyiarnya.
d) Ditentukan oleh visi dan misi radio, riset atau analisis kebutuhan pendengar, dan studi
banding dengan format radio lain.
e) Biasanya ditentukan langsung pemilik radio (owner) sesuai dengan visi dan misinya
mendirikan radio.

2.2.2 Jenis – Jenis Format Radio


a) News, talk, sports format
b) Country music formats
c) Contemporary hit radio (CHR) music formats
d) Adult contemporary music formats
e) Rock and alternative music formats
f) Urban music formats
g) Jazz and Classical music formats
h) Oldies, Adult Hits and Nostalgia music formats
i) Spanish and Latin music formats
j) World music formats
k) Religiuous programming formats
l) Public, Government, Community radio formats
m) College, student formats
n) Other formats (childerns, ethnic, brokered)

2.2.3 Fungsi Format Radio


a) Targetting: Memenuhi sasaran pendengar secara spesifik.
b) Kompetisi dengan radio kompetitor (“seformat”)
c) Positioning – Pembeda dengan radio lain.
d) Acuan format pemrograman atau penyusunan acara-acara (programming) jam per jam
sebuah radio.

4
e) Membentuk “air personality” penyiar –gaya bertutur, pilihan musik/lagu, juga spot atau
iklan, jingel, dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya.

2.2.4 Proses Format (Radio Formatting)


a) Visi dan misi radio
b) Riset kebutuhan dan prilaku sosiologis serta psikologis pendengar
c) Komparasi dengan radio lain
d) Pengamatan/observasi radio lain
e) Monitoring media pesaing, apakah disusun sama atau berbeda.
f) Berdasarkan trend yang ada di masyarakat
g) Kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki media

2.2.5 Jenis – Jenis Format siaran


a) Michael C Keith (1987):
1. Adult Contemporary (AC) –Segmen pendengar untuk kaum muda dan dewasa,
usia 25-50 tahun, berdaya beli tinggi, musik pop masa kini, softrock, dan balada,
plus informasi (siaran berita).
2. Contemporary Hit Radio (CHR) atau Top 40 Radio –segmen pendengar remaja
atau anak muda belia (ABG), usia12-20 tahun, lagu-lagu terbaru dan lagu-lagu hits
terkini, plus tips praktis sebagai informasi.
3. All News/All Talks –dikenal juga sebagai “radio berita” (news radio) dengan
sasaran pendengar kaum muda dan dewasa, usia 25-50 tahun, dengan materi utama
siaran berita (buletin atau paket berita, majalah udara, live report, dan talkshow).
4. Classic/Oldies –menyiarkan musik klasik dan lagu-lagu lama (nostalgia), untuk
kalangan dewasa dan tua, berusia 35-60 tahun, apresiasi tentang penyanyi dan lirik
lagu biasanya lebih penting dari lagunya itu sendiri.
b) Pringle, Star, McCavit (1997):
1. Format Musik — Adult Contemporary, Album Oriented Rock, Beautiful Music,
Classical, Contemporary Hit Radio, Classic Rock, Country, Jazz, Middle of The
Road, Nostalgia/Oldies, Urban Contemporary.
2. Format Informasi — All News, All Talk, News Talk/Talk News, atau siaran berita
menjadi sajian utama dan dominan.
3. Format Khusus (specialty) – radio khusus etnik, agama (radio dakwah), dan
campuran.

5
2.2.6 Jenis dan Gaya Siaran
a) Secara garis besar Jenis Siaran radio dibagi tiga kategori:
1. Siaran Artistik (seni/hiburan) — program musik/lagu, drama radio, kuis, dongeng,
humor, daninfotainment.
2. Siaran Jurnalistik (infomasi) — program berita (news program), seperti breaking
news, news bulletin atau paket berita (biasanya pagi hari), feature radio, majalah
udara, dokumenter, dantalk show.
3. Variety show, yakni kombinasi dari beragam format acara berisikan tips,
wawancara, kuis, permintaan lagu, info aktual, gosip, dialog interaktif, dan lain-
lain.
b) Secara garis besar Gaya Siaran Radio dibagi dua:
1. PT Style – Personal Touch/Personality -format siaran yang
mengandalkan personality dan wawasan penyiar untuk menghibur, misalnya
dengan humor, parodi, atau komentar-komentar terhadap masalah aktual. Bisa
berisi lagu, wawancara, dan lainnya. Biasanya radio dewasa/keluarga.
2. DJ Style – Disk Jockey –format siaran yang mengandalkan lagu, merangkai lagu,
kurang mementingkan wawasan penyiar karena tugasnya “hanya” mengantarkan
lagu-lagu dan terimarequest pendengar. Biasanya radio anak muda.
(www.romeltea.com).

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah, Visi Misi Dan Profil Radio Dahlia


3.1.1 Sejarah Radio Dahlia
Radio DAHLIA sejak tahun 1970 konsisten dalam menyajikan produk siaran yang
informatif, edukatif dan menghibur. Menciptakan trend positif untuk para pendengarnya di kota
Bandung pecinta musik dangdut,pop sunda, dan pop Indonesia dengan berbagai macam
kegiatan di program siaran On Air juga aktifitas Off Air-nya. Radio DAHLIA selalu melakukan
inovasi di semua aspek management secara periodik agar tetap ”exist” dan selalu terdepan dari
semua radio yang ada di kota Bandung. Hal tersebut kami anggap sangat penting, saat kami
melihat perkembangan dan persaingan bisnis radio yang syarat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Dengan cara Pelatihan SDM, evaluasi metode kerja, pengembangan tekhnologi, meningkatkan
billing iklan, dan peninjauan ulang kompetisi ”market” dari sisi potensi pendengar dan
pemasang iklan, merupakan bagian - bagian yang terpenting selama ini, hal tersebut sudah
banyak dirasakan oleh klien – klien, sehingga percaya terhadap efektifitas dari tujuan utama
bisnis Radio Dahlia itu sendiri yang dikelola secara profesional dengan SDM yang berkwalitas
yang pada akhirnya dapat membuktikan bahwa kehadiran Radio Dahlia dapat dirasakan
sebagai media solusi untuk berpromosi dan pelopor produk – produk hiburan untuk masyarakat
di kota Bandung dan sekitarnya.
Sekitar tahun 1968, yang diawali dari sebuah usaha kecil dari keluarga Ny. Siti Dahlia
yaitu usaha jasa kecantikan dengan nama “Salon Dahlia”, dalam upaya untuk lebih
meningkatkan usaha jasa kecantikan itu, pemilik usaha mencoba untuk berpromosi, akhirnya
terlintaslah dibenak pemilik untuk mendirikan pemancar amatiran yang diberi nama Radio
DAHLIA. Dalam perjalanannya mempromosikan Salon Dahlia, akhirnya sekitar tahun 70-an,
Ny. Siti Dahlia menjadikan Radio DAHLIA sebagai sebuah badan usaha berbentuk “Perseroan
Terbatas” dengan diberi nama PT. Radio DAHLIA Flora, tepat tanggal 18 Agustus 1970 PT.
Radio DAHLIA Flora mendapatkan hak siar di frekwensi ‘Short Wave’ (SW), selanjutnya
beralih ke ‘Middle Wave’ (MW). Seiring dengan perkembangan prospek bisnis keradioan,
maka dirasa perlu untuk mengembangkan Radio DAHLIA serta untuk memberikan kualitas
audio yang lebih bagus bagi pendengarnya, hingga pada pertengahan tahun 1994, tepatnya 6
Nopember 1994, Radio DAHLIA berpindah ke frekuensi FM 101,6 MHz. Dan pada tanggal 3

7
Mei 2004 dengan adanya peraturan baru Radio DAHLIA berpindah frekuensi menjadi FM
101.5 MHz sampai sekarang.

3.1.2 Visi dan Misi Radio Dahlia


a) Visi
Radio ”Terbaik/Terkemuka/Terdepan” di Kota Bandung Yang Mampu Berperan
Dalam Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Pendengar di Kota Bandung Dan
Sekitarnya .
b) Misi
- Radio yang mampu menyajikan produk siaran yang informatif, edukatif dan
menghibur.
- Menjadi ‘trendsetter’ bagi pecinta musik dangdut di Kota Bandung dan sekitarnya.
- Perusahaan yang mampu memberikan keuntungan bagi semua pihak sesuai peran.
- Perusahaan yang keberadaannya mempunyai nilai tambah di masyarakat dan di
lingkungan sekitarnya.
c) Value
Kebutuhan dan keinginan pendengar merupakan aset terbesar yang menjadi
acuan tujuan bisnis kami untuk selalu membuat program-program acara yang tepat
guna.

3.1.3 Profil Radio Dahlia


Nama Badan Hukum : PT. Radio Dahlia Flora
Nama di Udara : Radio Dahlia
Call Sign : PM 3 PHV
Call Listeners : Wargi Dahlia
Frekuensi : FM 101,5 MHz
Status Kepemilikan : Non Jaringan
Tanggal didirikan : 18 Agustus 1970
Nomor Anggota PRSSNI : 009-1/1971
SK. Menteri Kehakiman : Ya. 5/350/13, tanggal 06/09/1977
Positioning Statement : Bandung Goyang Sik Asik
Daya Pemancar : 5 Kw

8
Radius Pancaran : +/- 20 Km
Waktu Siar Per hari : 00.00 s/d 24.00 ( 24 Jam NON STOP )
Alamat Kantor : Jalan Burangrang No. 28 Lantai 1, Bandung
Kode Pos : 40262
Kota : Bandung
Provinsi : Jawa Barat
No. Telepon : (022) 7300530
Nomor Faximile : (022) 7314097
SMS Request : 0855 211 1015
Email : marketing@radiodahliafm.com
Direktur Utama : Christianto Gunawan
Station Manager : Helsa Sukasah

9
BAB IV
HASIL ANALISIS

4.1 Metode Analisis


Pada makalah ini, kami menggunakan metode analisis deskriptif. Teknik analisis data
yang digunakan dalam makalah ini terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan
yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman,
2007: 16-18).

4.2 Analisis Deskriptif


Menurut Nazir (1988), metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Sedangkan menurut Sugiyono (2005)
menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

4.3 Teori
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian yaitu majalah Men’s Health
Indonesia, sedangkan objek penelitiannya merupakan artikel – artikel yang terdapat pada
majala men’s health terbitan bulan Februari 2016. Peneliti menggunakan Uses and
Gratification Theory yang dikemukakan oleh Katz and Blumer. Sedangkan untuk model nya
menggunakan model komunikasi satu arah.
4.3.1 Uses And Gratification Theory
Uses and Gratification atau penggunaan dan pemenuhan (kepuasan) merupakan
pengembangan dari teori atau model jarum hipordemik. Model ini tidak tertarik pada apa yang
dilakukan oleh media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik dengan apa yang dilakukan orang
terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi
kebutuhannya.

10
Uses and Gtaifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah
bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi
kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan mempuyai tujuan. Studi dalam bidang
memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapat kepuasan
(Gratications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang dan dari situlah timbul istilah Uses
Gtarifications. Sebagian besar prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan
dan kepetingan individu. Dengan demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal
kemunculan teori ini.
Uses and gratification theory ini adalah kebalikan dari teori peluru atau jarum
hipodemik. Dalam teori peluru media itu sangat aktif dalam all powerfull berada audience.
Sementara berada dipihak pasif. Sementara dalam teori aktif use and gartification
ditekankan bahwa audience itu aktif untuk memillih mana media yang harus dipilih untuk
memuaskan kebutuhannya.

4.3.2 Uses And Gratification Theory Herbert Blumer dan Elihu Katz
Pada tahun 1974 teori ini dikemukakan lagi oleh Herbert Blumer dan elihu Katz, yang
dikenalkan dalam bukunya yang berjudul The Use of Mass Comunication:Current Prespectives
on gratificaton. Teori use and gratification milk blumer dan Katz ini mengatakan bahwa
penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut.
Dengan kata lain penggunaan media tersebut adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi.
Artinya teori use and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan untuk
memuaskan kebutuhannya.
Sementara itu, Katz, Gurevitch dan haan mengatakan yang dikutip oleh Onong Uchjana
menjelaskan bahwa kebutuhan manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial, afiliasi kelompok,
dan ciri-ciri kepribadian sehingga terciptalah kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media
meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kepribadian secara integratif, kebutuhan sosial
secara integratif dan kebutuhan pelepasan ketegangan. Kebutuhan Khalayak adalah sebagai
berikut :
a. Kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi
mengenai pemahaman dan lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan dengan hasrat
untuk memahami dan menguasai lingkungan dan memuaskan rasa keingintahuan
kita.

11
b. Kebutuhan afektif yaitu berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang
estis menyenangkan emosidional. Kebutuhan ini mengacu pada kegiatan atau segala
sesuatu yang berkaitan dari segi prilaku yang menyenangkan.
c. Kebutuhan pribadi secara integratif yaitu kebutuhan ini berkaitan dengan
kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual yang diperoleh dari hasrat
dan harga diri.
d. Kebutuhan sosial secara integratif yaitu berkaitan dengan peneguhan kontak
bersama keluarga, teman dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat berealisasi
bekaitan.
e. Kebutuhan pelepasan ketegangan yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan upaya
menghindarkan tekanan, tegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
Dalam keaktifan khalayak dalam kehidupannya sehari-hari, terlihat mereka
membutuhkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka yakni melalui penggunaan
media seperti membaca surat kabar yang mereka sukai, menonton acara televis, atau
mendengarkan musik favoritnya, dll. Menurut Katz dan Gurevitch (1974, dalam Fiske,
2007:213-214) beberapa asumsi mendasar dari uses and gratifications adalah sebagai berikut:
Khalayak dianggap aktif. Khalayak bukanlah penerima yang pasif atas apa pun yang media
siarkan. Khalayak memilih dan menggunakan isi program.
a. Dalam proses komunikasi massa, Para anggota khalayak secara bebas menyeleksi
media dan program-programnya yang terbaik yang bisa mereka gunakan untuk
memuaskan kebutuhannya.
b. Media massa harus besaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas.
c. Tujuan media masa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak artinya,
orang yang dianggap mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi
tertentu
d. Pertimbangan nilai tentang signifikansi kultural dari media massa harus dicegah.
Semisal, tidaklah relevan untuk menyatakan program-program infotainment itu
sampah, bila ternyata ditonton oleh sekian juta penonton.
Sebagaimana dikutip McQuail telah menunjukkan pengaruh mood seseorang saat
memilih media yang akan ia gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih
isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan
memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan. Program TV yang sama bisa jadi berbeda saat
harus kepuasan pada kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Kebutuhan yang

12
berbeda diasosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap-tahap kedewasaannya, latar
belakang, dan peranan sosialnya. Sebagai contoh anak-anak secara khusus lebih menyukai
untuk menonton TV untuk mencari informasi dan disaat yang sama lebih mudah dipengaruhi.

4.4 Hasil Analisis


Hasil analisis dari beberapa pertanyaan yang diajukan pada radio Dahlia menghasilkan
beberapa argumen yang berdasar pada Uses And Gratification Theory. Berikut kami paparkan
hasil wawancara :
 Segmentasi Radio Dahlia
Segmentasi berdasarkan ace nelson, pendengar dahlia paling banyak diusia 25-60 tahun
,untuk usia teenager kita di posisikan ke 3 setelah ardan dan 99ners, radio dahlia berusaha
menjadi yang pertama karena dangdut sedang booming pada saat ini dan diterima oleh
pendengar semua kalangan contohnya lagu lagi syantik .
 Penempatan Dangdut Dalam Program
Di dalam program per-acara yang waktunya 2 jam, dangdut disiarkan pada waktu, pagi,
siang, sore, dan malam di setiap harinya. Waktu Prime Time dimulai dari pukul 06.00-09.00
Pagi dan 16.00-20.00 Malam, diluar primetime dangdut tetap disiarkan melihat feedback
dari pendengar radio dahlia diterima baik, dengan request lagu dari pendengar yang
banyak.
 Frekuensi Iklan Yang Di Siarkan
Iklan yang disajikan rata - rata 3 sampai dengan 5 iklan, apabila bulan Ramadhan bisa
sampai dengan 8 slot iklan, Pada bulan ramadhan banyak client yang meminta
memasangkan iklannya di siarkan, naiknya rating radio yang menjadikan banyaknya
permintaan untuk iklan.
 Tipe Iklan
Ad-lips dan Spot Iklan, untuk 1 jam maksimal 5 ad-lips, selain iklan Radio Dahlia mengelola
banyak event agar dapat langsung di publikasi oleh radio, untuk ad lips dahlia membatasi
jumlah iklan yang di publikasikan agar request dari pendengar bisa dibaca dan juga bisa
interaktif dan apabila Ad-lips sudah terlalu banyak, biasanya Ad-Lips akan dipindahkan ke
Program lain yang tidak pada jam Prime Time.
 Program Reguler
Ada 11 Program Reguler yang On-Air, selama 24 jam kecuali program cepot yang disiarkan
dalam bentuk rekaman untuk menjaga kualitas cerita bertipe multivoice yang

13
diperdengarkan. Pada bulan depan direncanakan akan diadakan penambahan 1 program
baru.
 Target Iklan
Untuk target iklan, tidak ada, client dapat melihat cara mengusulkan iklan kepada Dahlia
FM lewat Website Official Dahlia FM atau langsung datang ke Kantor dahlia untuk
mencapai kesepakatan, baik itu iklan on-air maupun off air. Selain diadakannya Event-event
kecil Dahlia juga Selalu mengadakan Event bigbang pertahun yang mengundang artis-artis
hits indonesia itu yang juga banyak menghasilkan feedback yang bagus kepada Dahlia FM.
 OB Van
Untuk OB Van Ada 3 Unit mobil OB, yaitu: Pajero, Bis dan Elf betanggung jawab sebagai
mobile branding Dahlia FM selain itu OB Van digunakan untuk mobile radio yang
ditempatkan dibeberapa titik kota Bandung yang telah ditentukan oleh pihak dari Dahlia
FM.
 Jadwal Branding (Mobile)
Untuk mobil Pajero 6 Kali dalam 1 Tahun, Bis 6 kali dalam 1 Tahun, Elf 6 Kali dalam 1
Tahun. Jadwal minimal branding (mobile) 2 Kali dalam 1 Tahun. Branding dilakukan untuk
menaikkan citra Radio maupun Perusahaan yang mensponsori Dahlia FM.
 Dahlia Academy (Damy)
Program regenerasi penyiar Dahlia FM dengan cara membuka audisi dan menyeleksi para
calon penyiar baru yang mempunyai bakat yang dapat dikembangkan menjadi seorang
penyiar radio yang handal dan mempunyai kelebihan-kelebihan dalam siaran.
Menurut penulis, program yang diselenggarakan dalam radio Dahlia sudah sesuai
dengan segmentasi pasar dan program yang disajikan sudah sesuai dengan segmentasinya. Jika
dikaitkan dengan teori diatas maka Radio Dahlia dapat memnuhi kebutuhan pendengar nya
dengan menyajikan musik dangdut nonstop delama 24 jam, sebagai tanggung jawab nya
kepada pendengar. Dengan segmentasi pada usia dewasa, radio Dahlian berhasil menjadi
pilihan utama bagi para penggemar lagu dangdut di kota Bandung. Dengan demikian radio
Dahlia dapat tetap eksis dengan menjadi pilihan rama pendengarnya.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Radio merupakan sumber informasi yang kompleks mulai dari fungsi tradisional, radio
sebagai penyampai berita dan informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas,
hingga propaganda politik dan ideologi. Bagi pendengarnya radio adalah teman, sarana
komunikasi, sarana imajinasi, dan pemberi informasi.
Di Indonesia, radio sebagai media yang terkait dengan medium kebutuhan lokal. Media
komunikasi massa yang hanya memiliki skala lokalitas suatu daerah tertentu berbeda dengan
televisi dan film yang skalanya nasional. Kehadiran media radio tidak dapat dilepaskan dari
inovasi teknologi yang dilakukan Marconi. Penggunaan media ini mempengaruhi banyak
aspek kehidupan khususnya dalam bidang sosial dan ekonomi. Masyarakat sebagai pengguna
teknologi radio berlanjut terus saat kemunculan teknologi radio yang bersifat penyiaran.
Radio mudah beradaptasi dan sering dengan kehebatanya menyajikan bentuk siaran
“live” (secara langsung), tidak memerlukan pemrosesan film, tidak perlu menunggu proses
pencetakan. Bahkan pada saat ini radio digunakan sebagai media pendidikan yang
menggunakan konsep dan juga fakta. Dari penjelasan diatas dapatditarik kesimpulan :
1. Radio Dahlia dapat dijadikan sumber referensi & informasi yang mendalam serta tepat
sebagai sumber informasi aka musik dangdut baik bagi orang dewasa dan anak – anak
2. Segmentasi Radio Dahlia sesuai dengan program yang disajikan kepada pendengar
yang mengangkat berbagai tema yang sebagian besar menyajikan musik dangdut.
3. Radio Dahlia dapat menjalin hubungan dengan para pendengarnya secara langsung
melalui branding OB Van dengan respon yang amat baik dari para pendengar.
4. Radio Dahlia dapat menjalin relasi dengan baik bersama perusahaan yang terbukti
dipercaya unutk mengadakan event dari perusahaan tersebut dan mempromosikan
produk dari perusahaan tersebut.
5. Radio Dahlia dapat menjadi radio yang melestarikan budaya atau musik asli Indonesia
yaitu dangdut dan dapat bertahan selama 48 tahun untuk berdedikasi mempromosikan
musik dangdut hingga sekarang.

5.2 Saran
Setelah melakukan observasi secara langsung di Radio Dahlia, untuk program
marketing, penulis memberikan saran berdasarkan Strategi Komunikasi Pemasaran Radio

15
Dahlia Bandung. Beberapa saran yang penulis rekomendasikan untuk Radio Dahlia adalah
sebagai berikut :
1. Radio Dahlia bisa melakukan pendekatan secara partisipatoris yang lebih intens dan
menyakinkan masyarakat bahwa mereka memiliki kemampuan, dan kepercayaan
diri dalam melestarikan musik dangdut cengan menggunakan OB Van secara
maksimal dengan frekuensi yang semakin ditambah dalam melakukan branding.
2. Radio Dahlia dapat menggunakan sosial media dengan maksimal untuk menyapa
para pendengar atau berhubungal langsung dengan para pendengar, ini dapat
dilakukan karena setiap pendengar pasti menggunakan gawai dan mempunyai akun
sosial media.
3. Radio Dahlia dapat mengoptimalisasi siaran live streaming dengan membuka
aplikasi khusus untuk streaming Radio Dahlia.
Demikian saran yang penulis berikan untuk Radio Dahlia, semoga saran bisa diterima
oleh Radio Dahlia sehingga ada manfaat bagi Radio Dahlia yang ingin melestarikan dan
mempertahankan musik asli Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah 2007. Komunikasi Massa Suatu.
Pengantar. Bandung:Simbiosa Rekatam Media.

Asep Syamsul M. Romli. 2009. Dasar-Dasar Siaran Radio: Basic Announcing.


Bandung:Nuansa.

Sumber Lain :

http://www.radiodahliafm.com/web/

17
LAMPIRAN

RATE CARD RADIO DAHLIA

PROGRAM HARIAN (WEEKDAY)


PROGRAM HARIAN (WEEKEND)

DOKUMENTASI BERSAMA KRU DAHLIA

Anda mungkin juga menyukai