(Pemanfaatan Isu Selebriti Rina Nose Tehadap Promosi Produk Hijab Rabbani Di
Media Sosial Instagram Dalam Akun @Rabbaniprofesorkerudung)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Periklanan Yang Diampu Oleh
Drs. Taufik Hidayatullah, M.AB
Disusun oleh :
Kelompok 6
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan
nikmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya makalah yang berjudul Strategi
Media Periklanan Dalam Mempublikasikan Perusahaan Dan Produk. Tak lupa ucapan
terima kasih ditujukan kepada dosen pengajar mata kuliah periklanan yaitu Bpk Drs. Taufik
Hidayatullah, M.AB, yang telah membimbing dan membantu penulis dalam penyelesaian
makalah.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada pihak yang telah berkonstribusi dalam penyusunan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari yang
namanya kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Indentifikasi Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklan merupakan media yang dipakai perusahaan dengan tujuan mengingatkan,
membujuk dan memberi informasi (Kotler, 1993). Selain itu iklan sebagai sarana
memperkenalkan produk baru terutama kepada konsumen yang sesuai dengan sasaran.
Dengan kata lain seperti awal mula pemasaran produk baru tersebut.
Periklanan sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bisnis modern
saat ini. Dalam pekembangannya, periklanan menimbulkan bebagai masalah bebeda,
teutama dalam konteks sosio kultural, yaitu iklan-iklan yang setiap hari secara massal dan
intensif dicurahkan diatas masyarakat melalui berbagai media komunikasi yang pada
umumnya tidak mendidik, tetapi sebaliknya justru menyebarluaskan selera rendah.
Periklanan juga kebanyakan memamerkan suasana hedonistis dan materialistis, dan
memunculkan ideologi konsumerisme.
Permasalahan dari iklan juga muncul soal keetisannya yaitu memanipulasi publik
padahal menghormati otonomi manusia merupakan suatu prinsip etis yang mendasar. Iklan
seringkali iklan mendoktrin masyarakat untuk mempercayai apa yang mereka iklankan
sebagai kebenaran mutlak. Padahal isi dari iklan tesebut belum reruji kebenarannya secara
empiris. Pada kenyataannya masyarakat cenderung mempercayai ikilan dan mengangap
informasi dari iklan tersebut sebagai kepasatian. Hal ini yang disebut dengan iklan yang
menyesatkan.
Tak lepas dari masalah di atas persaingan akan produk dana jasa dasawarsa ini
telah memunculkan perang iklan untuk produk-produk sejenis. Banyak dari iklan produk
serupa cenderung untuk menjatuhkan lawan produk melalui iklannya daripada
mengiklankan keunggulan produknya. Perang iklan ytang semakin agresif dan berbala-
balasan,ini menyebabkan keetisan dan aturan main yang baik dilupakan seolah itu adalah
hal kuno dan tak kompeten untyuk di lakukan dewasa ini.
Menurut sejarahnya, kegiatan promosi atau iklan suatu produk barang atau jasa
dilakukan secara langsung (orasi). Lalu ketika ditemukannya aksara untuk baca dan tulis,
manusia melakukan kegiatan ekonominya dengan ditulis pada wadah untuk menulis baik
itu dari batu, kain, tulang atau kertas. Wadah yang terakhir ini melahirkan iklan yang
muncul dalam bentuk poster dan pamflet. Lalu dengan adanya printer yang mempengaruhi
1
perkembangan media cetak, iklan dimuat di halaman-halaman surat kabar, koran, majalah,
tabloid, baliho ataupun papan-papan besar yang biasa terlihat di pinggir jalan kota. Ketika
media penyiaran mulai berkembang lagi, maka iklan dimunculkan dalam bentuk suara
dengan media radio. Televisi merupakan media iklan selanjutnya. Adanya televisi,
konsumen jadi lebih menarik untuk membeli karena produk tersebut langsung di
demokrasikan dan dengan adanya efek dari cahaya, suara, gerakan juga.
Seringkali iklan yang dipublikasikan dan menayangkan baik dalam media cetak
(surat kabar,majalah,tabloid) dan media elektronik (tv,radio) dan merambah ke ranah
digital tidak memperhatikan etika dalam mempublikasikan iklan. Seperti iklan-iklan di
media sosial yang gencar dilakukan oleh pengusaha, salah satunya yang dilakukan Produk
Hijab Rabbani yang menjadi kontroversial setelah mempublikasikan iklan yang memuat
foto Rina Nose dan memberi komentar hingga menjadi pro dan kontra di masyarkat.
Dalam melihat latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk
mengambil judul PEMANFAATAN ISU SELEBRITI RINA NOSE TERHADAP
PROMOSI PRODUK KERUDUNG RABANI DI MESIA SOSIAL. untuk itu kelompok
kami ingin meneliti lebih jauh tentang iklan dan pengaruh serta teorinya melalui studi
kasus yang telah dipilih.
B. Identifikasi Masalah
1. Apa pengertian iklan dan jenis-jenisnya ?
2. Bagaimana pro dan kontra terhadap Studi Kasus iklan produk hijab Rabbani dikaitkan
dengan materi perkuliahan ?
3. Bagaimana Analisis teori megenai iklan produk hijab Rabbani ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui iklan dan jenis-jenisnya.
2. Untuk mengetahui pro dan kontra terhadap studi kasus mengenai iklan produk hijab
Rabbani.
3. Untuk mengetahui analisis teori mengenai iklan produk hijab Rabbani.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Periklanan / Advertising
Iklan atau pariwara merupakan promosi benda seperti barang, jasa, tempat usaha atau
ide yang harus dibayar oleh sponsor. Dalam dunia manajemen pemasaran, iklan
merupakan salah satu dari strategi promosi secara global atau keseluruhan. Wikiedia.
Iklan merupakan bentuk komunikasi non-personal yang menjual pesan-pesan secara
persuasif dari sponsor yang jelas guna untuk mempengaruhi orang agar membeli produk
dengan membayar biaya untuk media yang digunakan. Kriyantono (2008).
Periklanan adalah membawa sebuah produk atau jasa kehadapan para potensial
pelanggannya. Periklanan memfokuskan diri pada satu produk atau jasa, leh sebab itu
perencanaan periklanan untuk satu produk akan berbeda dengan produk lainnya.
Periklanan biasa dilakukan melalui media cetak elektronik dan media cyber.
B. Promosi Penjualan
Promosi adalah bagaimana sebuah produk atau jasa selalu ada dalam benak/pikiran
konsumen dan menstimulasi kebutuhan untuk produk tersebut. Promosi termasuk kegiatan
periklanan dan publisitas terutama pada media. Aktivitas dari advertising, penjualan dan
Public Relations seringkali merupakan bagian atau aspek dari promosi
Promosi penjualan adalah kegiatan komunikasi antara perusahaan dan konsumen
sebagai usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian sesuai keinginan
dan kebutuhannya. Bagian penjualan atau pemasaran dari sebuah perusahaan akan
mengembangkan promosi (promotion) untuk menginformasikan mengenai produk mereka
sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk membelinya.
Promosi sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen agar
membeli. (Philip Kotler, 1997:142).
C. Produk
Kata produk berasal dari Bahasa Inggris “product” yang berarti sesuatu yang
diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya. Produk dapat merujuk pada sebuah barang
atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah
pengelompokan industry untuk barang dan jasa.
3
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian,
dibeli, dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. (Kotler & Amstrong, 2001 : 346)
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu
yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan
kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi
serta daya beli pasar.
D. Media Periklanan
Menurut William Wells, John Burne &Sandra Morarty, media iklan adalah sarana
komunikasi yang menyampaikan dan meenyebarluaskan pesan-pesan dari pengiklan
kepada konsumennya.
Jika ditinjau dari sudut pandang proses kegiatan periklanan, media iklan ini juga
termasuk dalam aktivitas media planning yakni sebuah proses menentukan bagaimana
menggunakan waktu dan ruang untuk meraih tujuan pemasaran. Agar media iklan berjalan
secara efektif, maka media iklan harus mampu mencapai target audience-nya secara tepat.
Ada banyak media iklan yang dapat digunakan untuk mendongkrak promosi
penjualan. Secara garis besar media iklan dapat dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu
iklan media cetak, iklan media elektronik dan iklan media luar ruangan. Dalam
pembahasan kali ini kami akan meengambil media elektonik yaitu media social Instagram
sebagai media iklan perusahaan dan produk.
5
Lippman juga mengatakan bahwa lingkungan masyarakat yang sesungguhnya adalah
terlalu besar, terlalu kompleks, dan terlalu cepat untuk dapat dikenali secara langsung.
Kita tidak dilengkapi dengan kemampuan untuk menghadapi berbagai kerumitan,
keragaman, perubahan dan berbagai kombinasi yang muncul. Dan secara berssama-sama
kita harus bertindak di dalam lingkungan tersebut, kita harus mengkontruksikan
lingkungan melalui model yang lebih sederhana sebelum kita dapat mengelola lingkungan
tersebut
Agenda setting terjadi karena media massa sebagai gatekeeper informasi harus
selektif dalam menyampaikan berita. Media harus melakukan pilihan mengenai apa yang
harus dilaporkan dan bagaimana melaporkannya. Apa yang diketahui public mengenai
suatu keadaan pada waktuu tertentu sebagian besar ditentukan oleh proses penyaringan
dan pemilihan berita yang dilakukan media massa.
Dalam hal ini agenda setting dibagi kedalam dua tingkatan (level). Pertama adalah
upaya membangun isu umum yang dinilai penting dan level kedua adalah menentukan
bagian – bagian atau aspek dari isu umum tersebut yang dinilai penting. Level kedua
penting karena memberitahu kita mengenai bagaimana cara membingkai isu atau
melakukan framing terhadap isu yang akan menjadi agenda media dan agenda public.
Misal dalam kasus yang kami bahas yaitu mengenai pemanfaatan isu selebriti Rinna
Nose terhadap promosi produk hijab Rabbani di media social Instagram. Dalam kasus
tersebut Rabbani memposting sebuah foto Rinna Nose di Instagram dan mencantumkan
keterangan yang mengemukakan bahwa sebagai sesama umat muslim memberikan
dukungan, kepedulian, dan kasih sayang adalah hal penting (level pertama). Tetapi media
juga menyatakan bahwa keberagaman agama, budaya dan pemahaman masyarakat dapat
menuai poliklemik pro dan kontra dari masyarakat. Dalam hal ini media membingkai isu
mengenai bagaimana cara menyampaikan pesan promosi dengan baik, tidak melanggar
kode etik serta dapat menguntungkan institusi untuk citra yang akan dibangun perusahaan
Rabbani tersebut (level dua).
6
BAB III
PEMBAHASAN
8
tulisan “teruntuk, sudariku Nurlina Permata Putri Ada KERUDUNG GRATIS buat anda
dari Rabbani.” Kemudian dalam foto tersebut ditulis dengan huruf kapital
“PERINGATAN PEMERHATI KERUDUNG RABBANI DAPAT MENYEBABKAN
KETAGIHAN BERIBADAH, BERKEADILAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT,
SERTA DAPAT MENJAUHI LARANGAN-NYA JUGA DISENANGI MASYARAKAT
KARENA KETAATAN KEPADA-NYA”.
Foto yang diposting diakun yang digunakan untuk pemasaran jelas sengaja
menggunakan kesempatan mencuri perhatian publik dengan memanfaatkan pilihan
personal Rina Nose untuk berekspresi. Terlebih lagi caption postingan tersebut
menggunakan ayat-ayat agama yang kemudian memojokan pilihan Rina kala membuka
hijab. Akhirnya banyak sekali warganet yang terprovokasi lantas menghakimi Rina
dengan memention langsung akun pribadi Rina. Tindakan ini merupakan tindakan
perundungan yang tersistematis.
Lebih jauh, Rabbani juga berkontribusi terhadap tindak diskriminasi melalui
aktivitasnya sendiri dengan mengembangkan strategi mengiklan produknya yang
mendiskriminasi Rina Nose. Iklan produk yang bertujuan untuk menjual produk hijabnya
melalui formulasi kalimat yang berisikan ujaran yang merundung seseorang karena
keyakinannya.
Berlandaskan beberapa aturan atau kode etik dari periklanan dan kehumasan di
Indonesia, menurut saya postingan akun rabbani sangat melanggar etika dalam dunia
kehumasan dan dunia periklanan. Iklan yang diposting oleh rabbani tersebut telah
9
melanggar tara krama, dimana isi iklan tersebut menginggung salah satu pihak secara
langsung, baik dari segi bahasa, pemeran atau foto orang yang dipampang secara
langsung, dan wahana penyebarluasannya yang kurang tepat, yaitu Instagram dimana
orang hanya dapat melihat iklan tersebut secara visual tanpa adanya penjelasan atau audio
yang menggunakan intonasi secara jelas. Dengan demikian cara penafsiran orang terhadap
bacaan akan lebih banyak berbeda dibanding dengan audio visual. Iklan tersebut juga
cenderung menjatuhkan khalayak yaitu Rina Nose yang mempunyai pilihan untuk
membuka hijab, dengan demikian pihak Rabbani dengan tidak bertanggung jawab
membuat iklan yang tidak melindungi dan menghargai khalayak.
Kami akan menganalisis iklan yang di unggah Rabbani. "Booming" dengan caption
yang digunakan menyudutkan pihak lain. Menurut kami, iklan ini menceritakan tentang
kasus rabbani dimana mereka mencari peluang dari keterpurukan seorang artis yang saat
itu sedang di tengah pemberitaan miring terhadap dirinya mengenai hijab.
Manusia, sejatinya merupakan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia
membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Dalam catatan sejarah, cara interaksi paling
primitif yang dilakukan manusia adalah dengan melakukan komunikasi secara tatap
muka,yang mensyaratkan manusia menggunakan fisiknya secara langsung untuk
berkomunikasi atau berinteraksi
Akan tetapi seiring berkembangnya tekologi yang di ikuti berbagai
penemuan(discovery) komunikasi tatap muka telah mengalami perkembangan yang sangat
signifikan.Dengan kecanggihan teknologi saat ini ia mampu mengubah tatanan
komunikasi interpersonal yang awalnya dari komunikasi interpersonal tatap muka
sekarang menjadi komunikasi interpersonal bermedia.
Komunikasi tatap muka adalah suatu bentuk komunikasi yang mempertemukan secara
tatap muka pihak komunikator dan komunikan. Pesan disampaikan secara langsung dari
komunikator, dan secara langsung dapat menerima umpan balik/feedback dari komunikan.
Keuntungan menggunakan komunikasi interpersonal tatap muka adalah kita dapat melihat
respon balik atau umpan balik komunikan saat melakukan proses interaksi. Jika umpan
balik yang diberikan bersifat positif, maka kita pesan kita dapat diterima dengan baik oleh
komunikasn. Sebaliknya bila respon bersifat negative, maka kita sebagai komunikator
harus memperbaiki cara penyampaian pesan yang dimaksud. Kelemahan dari komunikasi
tatap muka adalah ketidak efektifan waktu. Komunikator dan komunikan harus bertemu
dalam melakukan proses komunikasi dan menghabiskan waktu bersama di sebuah tempat.
10
Dalam iklan ini “Rabbani” mengemas jasa mereka dengan cukup kontroversial yang
menggunakan beberapa kata sindiran kepada pihak Rina Nose seperti di bawah ini :
“Mungkinkah kamu kurang trendi dengan hijab yg beberapa waktu lalu kamu kenakan?
Mungkinkah bahannya membuatmu tak nyaman? Mungkinkah saat dicuci terus luntur?
Mungkinkah harganya kemahalan? Ah masa iya artis kondang macam
@rinanose16 masih mikir harga mahal. . Baiklah.. apapun itu alasanmu, kuyakin hatimu
tengah rindu sesuatu. Sebagai bentuk dukungan dan rasa sayang sesama muslimah,
datanglah ke rabbani. Kamu boleh pilih kerudung rabbani yang kamu suka. Gratis,
pilihlah sesukamu wahai saudariku. Harga kerudung dan busana muslim rabbani
mungkin tak semahal dengan keputusanmu saat ini. Tapi.. kenyamanan dan kualitas
rabbani seperti segarnya air dingin di tengah padang pasir, jika kamu mengenakannya. .
Silahkan pilih dan ambil yg kamu suka.Ini bentuk dan dukungan kamu agar kau kembali
tenang dan menikmati indahnya hijrahmu. Ini bukan mencari sensasi. Tapi sesama
muslimah harus saling peduli, bukan saling mencaci. Salam,
Rabbani. .#KerudungRabbaniGratisUntukRinaNose"
Selayaknya Rabbani yang menggunakan ruang publik untuk memposting iklan, maka
pembaca juga boleh memaknai tulisan sesuai tafsirannya. Kalimat-kalimat itu menurut
kami, banyak bias, multitafsir. Dituangkan dengan teknik bermain yo-yo, ditarik dilepas,
merangkul (tapi) memukul.
Dengan mengambil format nasihat, mengingatkan Rina untuk: ambil komentar yang
adem dan evaluasi diri kalau ada komentar yang menyiksa pikiranmu. Seolah Rabbani
yakin postingan iklan ini mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan siksaan pikiran
Rina.
Rangkulan berikutnya, "Bukan maksud mencampuri urusanmu", sikap ini layak
diacungi jempol, sebagai bentuk kedewasaan seseorang dalam sebuah interaksi. Yaitu
11
tidak ingin mencampuri urusan orang lain, meskipun dia sahabat dekat. Jika yang
bersangkutan tak ingin membuka pintu bagi keterlibatan kita dalam urusannya.
Tetapi mari kita lihat, deretan praduga sebab Rina lepas hijab. Bahwa mereka
menduga, Rina melepas hijab karena merasa kurang trendy, bahan kurang oke dan tak
nyaman saat dikenakan serta luntur saat dicuci. Bisa dikatakan itu sebuah bentuk
intervensi dan sindiran bahwa selama ini Rina hanya mampu membeli atau salah memilih
hijab, sehingga luntur saat dicuci, yang tak nyaman saat dipakai, dan modelnya tak mampu
membuat Rina tampil trendy yang menganggap bahwa kondisi tersebut membuat
kegetiran dalam hidup seseorang, seperti kalimat sebelumnya: "Mungkin anda sedang
punya masalah yang cukup getir."
Penawaran kerudung gratis untuk Rina Nose. "Anda boleh pilih kerudung rabbani
yang anda suka. Gratis, pilihlah sesuanda wahai Saudariku." Bebas memilih. Kalimat
rangkulannya adalah kesediaan untuk membagi kerudung secara cuma-cuma. Dan bagian
memukulnya adalah anggapan bahwa Rina melepas hijab karena tidak memiliki uang
untuk membeli kerudung. Jika memang tulus ingin mengajak kembali berhijab atau
menawarkan secara cuma-cuma,
Disampaikan juga, "Ini bukan mencari sensasi. Tapi sesama muslimah harus saling
peduli, bukan saling mencaci." Jika ini murni sikap peduli dan bukan mencari sensasi
apalagi sebagai sarana promosi, maka seharusnya Rabbani menyampaikan nasihat dan
ajakan kembali itu bukan melalui media sosial. Mengajak berhijab adalah tidakan mulia.
Namun menghalalkan segala cara bukanlah tindakan bijaksana. Saat ini, adab, tata krama
(mungkin) masih diajarkan dan diserukan, namun suri tauladan semakin sulit ditemukan.
Teori yang kami gunakan untuk menganalisis iklan ini adalah teori Agenda Setting.
Teori ini merujuk pada pembentukan kepercayaan kepada masyarakat tentang apa yang
penting didalam masyarakat. Media tak sekedar menjadi sumber informasi bagi publik.
Namun juga memerankan fungsi untuk mampu membangun opini publik secara kontinyu
tentang persoalan tertentu, menggerakkan publik untuk memikirkan satu persoalan secara
serius, serta mempengaruhi keputusan para pengambil kebijakan. Singkatnya, Agenda
Setting memberikan arahan mengenai mind set dan bagaimana kita mempresentasikan
mind set tersebut. Agenda setting adalah upaya media untuk membuat pemberitaannya
tidak semata – mata menjadi saluran isu dan peristiwa.
Terkait dengan kasus selebriti Rinna Nose yaitu atas keputusannya untuk melepas
hijab yang sedang menjadi perbincangan masyarakat ini dimanfaatkan oleh perusahaan
Rabbani, yaitu dengan memberikan iklan yang di unggah di akun instagram
12
@Rabbaniprofesorkerudung mengundang banyak perhatian netizen karena postingan dan
caption trsebut menyudutkan pihak rabbani. Iklan tersebut terkait dengan media massa
dengan mengusung teori agenda setting, dimana media memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi bahkan membentuk pola pikir masyarakat setelah mendapatkan
informasinya. Iklan ini berhasil menarik daya perhatian netizen dan membuat jadi bahan
pembicaraan netizen. Menurut kami iklan tersebut memang merupakan cara yang sangat
ampuh dalam memperkenalkan produk dan perusahaan kepada masyarakat Indonesia,
meskipun dapat menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat. Namun iklan Rabbani
dengan agenda settingnya tersebut sukses menjadi buah bibir masyarakat.
Menurut Everett Rogers dan James Dearing (1988) agenda setting merupakan proses
linear yang terdiri atas tiga tahap sbb:
1. Agenda media (media Agenda) : yaitu penentuan prioritas isu oleh media massa.
Contoh kasus :
Agenda media bermula dengan kasus selebriti Rinna Nose yang memutuskan
membuka hijabnya yang juga dimanfaatkan oleh perusahaan Rabbani sebagai
media promosi produknya di media sosial Instagram. Perusaan Rabbani mem-blow
up peristiwa ini dengan cara memposting foto Rinna Nose dan memberikan
keterangan pada foto tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap Rinna akan
masalah yang sedang ia alami.
2. Agenda Publik (Public Agenda) : media agenda dalam cara tertentu akan
mempengaruhi atau berinteraksi dengan apa yang menjadi pikiran public maka
interaksi tersebut akan menghasilkan agenda public.
Contoh Kasus :
Banyaknya pemberitaan mengenai peristiwa tersebut menimbulkan simpati banyak
masyarakat terhadap kasus yang dialami oleh Rinna Nose. Dan pemberitaan
terhadap peristiwa ini pun menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat
menyangkut postingan tersebut. Secara tidak langsung peristiwa ini pun membuat
perusahaan serta produk hijab Rabbani dikenal oleh masyarakat.
3. Agenda Kebijakan (Policy Agenda) : agenda public akan berinteraksi sedemikian
rupa dengan apa yang dinilai penting oleh pengambilan kebijakan yaitu pemerintah
dan interaksi tersebut akan menghasilkan agenda kebijakan.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Periklanan adalah membawa sebuah produk atau jasa kehadapan para potensial
pelanggannya. Periklanan memfokuskan diri pada satu produk atau jasa, oleh sebab itu
perencanaan periklanan untuk satu produk akan berbeda dengan produk lainnya. Ada
banyak media periklanan yang dapat digunakan untuk mendongkrak promosi penjualan.
Seperti media cetak, media elektronik dan media luar ruangan. Dalam pembahasan diatas,
kami memilih media elektronik seperti media social Instagram sebagai media periklanan
suatu perusahaan dan produk. Kami memilih media social Instagram karena Instagram
merupakan alat promosi yang sangat ampuh.
Seperti kasus yang kami angkat sebagai pembahasan yaitu mengenai Pemanfaatan Isu
Selebriti Rina Nose Terhadap Promosi Produk Hijab Rabbani di Media Social Instagram.
Dalam kasus ini, kontroversi yang sedang dialami Rina Nose rupanya dimanfaatkan oleh
sebuah brand produk hijab lokal, Rabbani untuk dijadikan iklan dan bahan promosi
melalui akun instagramnya @rabbaniprofesorkerudung. Pihak Rabbani mengklaim jika
tujuan dibalik iklan tersebut salah satunya adalah mengajak Rina Nose untuk kembali
menutup aurat sesuai syariah Islam. Namun, menurut kelompok kami iklan yang diposting
oleh Rabbani tersebut telah melanggar tata krama, dimana isi iklan tersebut menyinggung
salah satu pihak secara langsung, baik dari segi bahasa, foto orang yang bersangkutan dan
cara penyebarluasannya yang kurang tepat. Juga iklan tersebut cenderung menjatuhkan
seseorang seperti dikasus ini yaitu Rina Nose yang telah memilih pilihan hidupnya untuk
membuka hijab. Akan tetapi disini pihak Rabbani dengan tidak bertanggung jawab
membuat iklan tersebut dengan tidak melindungi dan menghargai keputusan seseorang
atau khalayak yang bersangkutan.
14
Adapun teori yang kami gunakan untuk menganalisis iklan ini adalah teori Agenda
Setting yang berasumsi bahwa apa yang dianggap penting oleh media maka akan dianggap
penting juga oleh public. Iklan tersebut terkait dengan media massa dengan mengusung
teori agenda setting, dimana media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi bahkan
membentuk pola pikir masyarakat dan menurut kami iklan Rabbani dengan agenda
settingnya tersebut sukses menjadi buah bibir masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto Elvinaro, Metedologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif Dan Kualitatif,
Simbiosa Rektama Media, bandung, 2010
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu pngantar,
Simbiosa Rekatam Media, Bandung, 2007.
Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
2013
Rifa, Asrur. Pengertian Iklan, Ciri-ciri Iklan, Syarat, Jenis-jenis Iklan, dan Manfaat Iklan.
[Online]. Tersedia di : http://www.siswamaster.com/2016/05/pengertian-iklan-syarat-
ciri-jenis-jenis-dan-manfaatnya.html?m=1. [6 Maret 2018]
15